MATERI DAKWAH DAN PANDANGAN DA’Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8852/1/BAHRONI,...

38
1 Executive Summary PENELITIAN DASAR PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI MATERI DAKWAH DAN PANDANGAN DA’I TENTANG WAWASAN KEBANGSAAN DI SEJUMLAH DESA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2018 Oleh: Drs. Bahroni, M.Pd. NIP. 196408181994031004 LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (LP2M) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2018

Transcript of MATERI DAKWAH DAN PANDANGAN DA’Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8852/1/BAHRONI,...

Page 1: MATERI DAKWAH DAN PANDANGAN DA’Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8852/1/BAHRONI, EXECUTIVE... · keislaman. Para da’i harus mempunyai pemahaman yang mendalam tentang ilmu

1

Executive Summary

PENELITIAN DASAR PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI

MATERI DAKWAH DAN PANDANGAN DA’I

TENTANG WAWASAN KEBANGSAAN

DI SEJUMLAH DESA DI PROVINSI JAWA TENGAH

TAHUN 2018

Oleh:

Drs. Bahroni, M.Pd.

NIP. 196408181994031004

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN

KEPADA MASYARAKAT (LP2M)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2018

Page 2: MATERI DAKWAH DAN PANDANGAN DA’Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8852/1/BAHRONI, EXECUTIVE... · keislaman. Para da’i harus mempunyai pemahaman yang mendalam tentang ilmu

2

MATERI DAKWAH DAN PANDANGAN DA’I

TENTANG WAWASAN KEBANGSAAN

DI SEJUMLAH DESA DI PROVINSI JAWA TENGAH

TAHUN 2018

ABSTRAK

Bahroni. 2018. Materi Dakwah dan Pandangan Da’i Tentang WawasanKebangsaan di Sejumlah Desa di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018.

Kata kunci: materi dakwah dan wawasan kebangsaan

Agar dakwah dapat mencapai sasaran-sasaran strategis jangka panjang,diperluakan suatu sistem manajemen komunikasi yang baik dalam penataanperkataan maupun perbuatan yang relevan dan terkait dengan nilai-nilaikeislaman. Para da’i harus mempunyai pemahaman yang mendalam tentang ilmudakwah dan memenuhi beberapa syarat, di antaranya mencari materi yang cocok.Hal lain yang penting untuk dimiliki oleh pada da’i adalah tentang wawasankebangsaan, yakni pengetahuan-pengetahuan yang terkait dengan Pancasila, UUD1945, NKRI, toleransi, keberagaman suku, ras, budaya, adat-istiadat, dan agamayang ada di Indonesia.

Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mendeskripsikan dan menjelaskanmateri dakwah apa saja yang disampaikan para da’i di sejumlah desa di ProvinsiJawa Tengah, dan (2) mendeskripsikan dan menjelaskan wawasan kebangsaanpara da’i di sejumlah desa di Provinsi Jawa Tengah. Langkah-langkah analisisdata dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) pengurutan data sesuaidengan masalah yang akan dijawab; (2) pembentukan satuan-satuan data dalamstiap urutannya sesuai dengan kemungkinan hubungan cici kategorinya; (3)interpretasi nilai data sesuai dengan masalah yan akan dijawab; (4) evaluasitingkat kelayaan dan kelengkapan data dikaitkan dengan rentang masalahnya.Evaluasi ini juga menyangkut penafsiran validitas data bila dihubungkan denganisi penjelasan yang diberikan. Berdasarkan hasil evaluasi ini dapat ditentukanperlu tidaknya mencari data baru. Berdasarkan hasil analisis, selanjutnyadilakukan pendeskripsian, yakni penjelasan secara sistematis tentang faktatertentu yang dihasilkan berdasarkan konsep dan cara kerja yang telah ditetapkan.

Kesimpulan penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, materidakwah yang disampaikan oleh para da’i meliputi (1) aspek aqidah, (2) aspekibadah, dan (3) aspek akhlaq. Pada aspek aqidah, pada umumnya para daimenegaskan agar ummat tidak mencampuradukkan antarkeyakinan muslimdengan nonmuslim, harus ada batas yang tegas. Dalam aspek ibadah, para daimenyampaikan ihwal sholat, puasa, zakat/infaq/shodaqoh, haji, dzikir, danmembaca al-Quran. Kedua, semua da’i memiliki wawasan kebangsaan yangcukup baik, bahkan ada yang sangat kritis dalam menanggapi realitas kebangsaankita dewasa ini, misalnya dengan pernyataan bahwa NKRI itu bentuk. Bentuk itusebenarnya bukan substansi. Substansinya negara itu bukan dari bentuknya.

Page 3: MATERI DAKWAH DAN PANDANGAN DA’Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8852/1/BAHRONI, EXECUTIVE... · keislaman. Para da’i harus mempunyai pemahaman yang mendalam tentang ilmu

3

Tetapi satu dalam wilayah, dalam kedaulatannya. Maka yang seharusnya menjadiperhatian kita adalah menjaga kedaulatannya bukan bentuknya.

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Aktivitas dakwah adalah perintah Allah sebagaimana termuat dalam

Al-Qur’an. Al-Qur’an bermula sebagai kitab dakwah dan berpuncak sebagai

kitab penetapan syari’at. Allah Swt menghendaki agar syari’at-Nya menjadi

jalan yang penuh dengan petunjuk bagi manusia, dan menjadi jalan yang akan

menyelamatkannya (Fadhlullah, 1997:11). Islam secara universal

mengajarkan kebaikan. Kebaikan yang menuntun manusia dalam kehidupan

agar memperoleh kebahagiaan, baik di dunia maupun akhirat. Oleh karena

itulah, secara populer kata dakwah selalu dikaitkan dengan pengertian ajakan

kepada perubahan dan perubahan itu bernuansa keagamaan (Yusuf, 2016:1).

Islam diturunkan ke dunia ini untuk menyebarluaskan dakwah dan

untuk membangun suatu negeri (daulah). Islam tampil di dunia untuk

menyebarluaskan dakwah dan panggilan Allah di bumi dan membawa kabar

gembira bagi penduduknya, sekaligus untuk membangun suatu masyarakat

yang menjamin kehidupan manusia yang teratur dan terarah (Fadhlullah,

1997: 12-13). Islam adalah agama dakwah, yakni agama yang selalu

mendorong pemeluknya untuk senantiasa aktif melakukan kegiatan dakwah.

Bahkan, maju mundurnya umat Islam sangat bergantung dan berkaitan erat

dengan kegiatan dakwah yang dilakukannya. Implikasi dari pernyataan Islam

sebagai agama dakwah menuntutut ummatnya agar selalu menyampaikan

dakwah, karena kegiatan ini merupakan aktivitas yang tidak pernah usai

selama kehidupan masih berlangsung dan akan terus melekat dalam situasi

dan kondisi apapun.

Dalam Al Qur’an surah Ali ‘Imran ayat 110 Allah Swt. berfirman:

ولو آمن أھل الكتاب

لكان خیرا لھم منھم المؤمنون وأكثرھم الفاسقون

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruhkepada yang ma`ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada

Page 4: MATERI DAKWAH DAN PANDANGAN DA’Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8852/1/BAHRONI, EXECUTIVE... · keislaman. Para da’i harus mempunyai pemahaman yang mendalam tentang ilmu

4

Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; diantara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”

Perintah untuk berdakwah juga terdapat dalam Al Qur’an surah an-

Nahl ayat 125, Allah berfirman :

أحسن إن ربك ھو أعلم بمن ضل ادع إلى سبیل ربك بالحكمة والموعظة الحسنة وجادلھم بالتي ھي

عن سبیلھ وھو أعلم بالمھتدین

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaranyang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. SesungguhnyaTuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat darijalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapatpetunjuk.”

Dalam ayat tersebut mengandung perintah untuk berdakwah dan cara

(metode) berdakwah yang harus dilakukan RasulullahSaw. beserta para

penganutnya. Sabili Rabbika dalam ayat-ayat itu bermakna sabilillah, “jalan

Allah”. Sabilillah sama dengan dakwah islamiah (seruan Islam), dan identik

dengan semua ajaran yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Sunnah

Rasulullah Saw.

Kedudukan hukum dakwah adalah fardhu ‘ain, yaitu kewajiban

setiap individu muslim. Allah memerintahkan agar setiap muslim berusaha

mengubah kemungkaran yang diketahuinya. Oleh karena itu, kepada kaum

muslim diperintahkan agar ada sekelompok muslim yang menekuni ajaran

Islam secara khusus untuk disampaikan dan diajarkan kepada orang lain (Q.S.

Ali ‘Imran: 104 dan At-Taubah: 122).

Hal tersebut diperkuat oleh hadits Rasulullah Saw sebagai berikut.

الله صلى الله علیھ وسلم یقول : من رأى عن أبي سعید الخدري رضي الله عنھ قال : سمعت رسول

ك أضعف الإیمان منكم منكرا فلیغیره بیده، فإن لم یستطع فبلسانھ، فإن لم یستطع فبقلبھ وذل

Dari Abu Sa’id Al Khudri ra. berkata, saya mendengar Rasulullahshallallahu`alaihi wa sallam bersabda: Siapa yang melihat kemunkaranmaka rubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu maka rubahlah denganlisannya, jika tidak mampu maka (tolaklah) dengan hatinya dan hal tersebutadalah selemah-lemahnya iman (H.R. Muslim).

Page 5: MATERI DAKWAH DAN PANDANGAN DA’Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8852/1/BAHRONI, EXECUTIVE... · keislaman. Para da’i harus mempunyai pemahaman yang mendalam tentang ilmu

5

Agar dakwah dapat mencapai sasaran-sasaran strategis jangka

panjang, diperluakan suatu sistem manajemen komunikasi yang baik dalam

penataan perkataan maupun perbuatan yang relevan dan terkait dengan nilai-

nilai keislaman. Para da’i harus mempunyai pemahaman yang mendalam

tentang ilmu dakwah dan memenuhi beberapa syarat, di antaranya mencari

materi yang cocok, mengetahui psikologis objek dakwah secara tepat,

memilih metode yang representatif, menggunakan bahasa yang bijaksana dan

sebagainya.

Hal lain yang penting untuk dimiliki oleh pada da’i adalah tentang

wawasan kebangsaan, yakni pengetahuan-pengetahuan yang terkait dengan

Pancasila, UUD 1945, NKRI, toleransi, keberagaman suku, ras, budaya, adat-

istiadat, dan agama yang ada di Indonesia (Bhinneka Tunggal Ika). Dengan

wawasan kebangsaan ini, diharapkan pesan-pesan atau materi dakwah yang

disampaikan oleh para da’i memiliki kontribusi terhadap pembangunan

nasional, sekaligus untuk menjawab adanya issue tentang maraknya da’i

yang anti-NKRI, intoleran, radikal, dan sebagainya.

Di antara cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan dan

menyebarluaskan konsep tertentu adalah melalui kegiatan penelitian. Oleh

karena itu, dalam rangka mengembangkan, menyebarluaskan, memahami,

dan menghayati secara mendalam kekhasan aktivitas dakwah di desa-desa,

maka penelitian tentang “Materi Dakwah dan Pandangan Da’i tentang

Wawasan Kebangsaan di Sejumlah Desa di Provinsi Jawa Tengah” adalah

penting untuk dilakukan.

2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) materi dakwah apa

saja yang disampaikan para da’i di sejumlah desa di Provinsi Jawa Tengah?,

dan (2) bagaimana wawasan kebangsaan para da’i di sejumlah desa di

Provinsi Jawa Tengah?

3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mendeskripsikan dan

menjelaskan materi dakwah apa saja yang disampaikan para da’i di sejumlah

Page 6: MATERI DAKWAH DAN PANDANGAN DA’Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8852/1/BAHRONI, EXECUTIVE... · keislaman. Para da’i harus mempunyai pemahaman yang mendalam tentang ilmu

6

desa di Provinsi Jawa Tengah, dan (2) mendeskripsikan dan menjelaskan

wawasan kebangsaan para da’i di sejumlah desa di Provinsi Jawa Tengah.

4. Manfaat Penelitian

Secara teoretis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat

bagi pengembangan khazanah ilmu, khususnya ilmu dakwah. Adapun secara

praktis, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pihak-pihak sebagai

berikut. Pertama, bagi para da’i, dapat mencerahkan pikiran dan intuisi

dalam memahami, memilih, dan menerapkan model dakwah yang lebih tepat

sehingga ajakan dakwahnya dapat menyentuh nurani audiensnya yang pada

akhirnya mereka mau menerima ajakannya itu dengan penuh kesadaran dan

keikhlasan; dan kedua, bagi ummat/pembaca pada umumnya, dapat

membantu memahami makna dalam pesan-pesan dakwah secara lebih utuh

dan mendalam.

5. Metode Penelitian

a. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif-deskriptif,

yakni bertujuan untuk mengungkapkan berbagai informasi kualitatif

dengan pendeskripsian yang teliti dan penuh nuansa untuk

menggambarkan secara cermat sifat-sifat suatu hal, keadaan, fenomena,

dan tidak terbatas pada pengumpulan data, tetapi meliputi analisis dan

interpretasi data tersebut (Sutopo, 2002:111). Penelitian ini berusaha

mendeskripsikan dan menjelaskan secara kualitatif jawaban dari semua

pertanyaan yang ada dalam rumusan masalah.

b. Data, Sumber Data, dan Teknik Pengumpulan Data Penelitian

Data penelitian kebahasaan adalah fenomena lingual khusus yang

berkaitan langsung dengan masalah penelitian (Sudaryanto, 2002:5-6).

Data penelitian ini berupa satuan-satuan lingual yang membentuk kohesi

gramatikal dan leksikal ditambah dengan faktor-faktor situasi dan latar

belakang sosiokultural yang terdapat di luar teks.

Sumber data dalam penelitian berupa rekaman ceramah sejumlah

da’i di desa-desa di Provinsi Jawa Tengah. Disamping itu, data juga akan

Page 7: MATERI DAKWAH DAN PANDANGAN DA’Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8852/1/BAHRONI, EXECUTIVE... · keislaman. Para da’i harus mempunyai pemahaman yang mendalam tentang ilmu

7

digali dari sejumlah da’i dan responden lain yang diwawancaraimengenai

hal-hal yang terkait dengan rumusan masalah. Data dalam penelitian ini

akan dikumpulkan dengan menggunakan teknik rekam, simak, dan catat.

Di samping itu, juga akan digunakan teknik pustaka, yakni teknik

pengamatan dan dokumentasi.

c. Validitas Data

Agar data yang diperoleh dapat dipertanggung jawabkan secara

ilmiah dan dapat menjadi landasan dalam penarikan kesimpulan, maka

sebelum informasi dijadikan data penelitian perlu dicermati validitas dan

reliabiltasnya. Untuk menjamin keabsahan dan kredibilitas data

penelitian, digunakan teknik trianggulasi,yang lazim dipakai dalam

penelitian kualitatif.

d. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Dalam penelitian ini, proses analisis data dilakukan dengan model

interatif seperti yang dikemukakan oleh Miles & Hubermen (1984:23).

Analisis data model interaktif menggunakan langkah-langkah: (1) reduksi

data, (2) sajian data, (3) penarikan simpulan dan verifikasi data. Ketiga

langkah tersebut dilakukan ketika pengumpulan data berlangsung,

baikdalam teks trilogi novel N5M maupun di lapangan, dan aktivitasnya

dilakukan dalam bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data

sebagai proses siklus dan terus-menerus hingga dicapai

kesimpulan.Adapun proses analisis dengan model interaktif tersebut

dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. Skema Analisis Model Interaktif

Pengumpulandata

Reduksi data

Display data

PenarikanSimpulan

Page 8: MATERI DAKWAH DAN PANDANGAN DA’Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8852/1/BAHRONI, EXECUTIVE... · keislaman. Para da’i harus mempunyai pemahaman yang mendalam tentang ilmu

8

B. LANDASAN TEORI

1. Kajian Penelitian Terdahulu

Untuk melihat posisi dan perbedaan penelitian ini terhadap penelitian-

penelitian lain yang sejenis, berikut ini dipaparkan sejumlah penelitian

terdahulu yang terkait tema penelitian ini, sebagai berikut.

Pertama, tesis Saudara Baiti Renel (Program Pascasarjana UIN Alauddin

Makassar) yang berjudul Materi Dakwah dan Kebutuhan Mad’u (Studi Kasus

pada Majelis Taklim Nurul Qulub di Kecamatan Baguala Kota Ambon).

Tesis ini membahas tentang materi dakwah dan kebutuhan mad’u (studi kasus

pada Majelis taklim Nurul Qulub di Kecamatan Baguala Kota Ambon)

dengan rumusan masalah: (1) materi dakwah apa saja yang disajikan kepada

majelis taklim Nurul Qulub di Kecamatan Baguala Kota Ambon?, (2)

bagaimana respon mad’u terhadap materi dakwah yang disampaikan pada

majelis taklim Nurul Qulub di Kecamatan Baguala Kota Ambon?, (3)

bagaimana kecenderungan mad’u dalam mengamalkan materi dakwah pada

majelis taklim Nurul Qulub di Kecamatan Baguala Kota Ambon?, dan (4)

bagaimana faktor-faktor pendukung dan penghambat kegiatan dakwah

majelis taklim Nurul Qulub di Kecamatan Baguala Kota Ambon? Lokasi

Penelitian adalah di majelis taklim Nurul Qulub di Kecamatan Baguala Kota

Ambon dengan jenis Penelitian kualitatif. Pendekatan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah pendekatan dakwah dan sosiologis. Metode

pengumpulan datanya adalah melalui; (1) observasi, (2) wawancara, dan (3)

dokumentasi terarah yang mendalam. Analisis data dilakukan selama

berlangsungnya penelitian dengan melakukan analisis interatif atau memadu

data secara menyeluruh (komprehensif).

Hasil penelitian menunjukan bahwa penyajian materi dengan isi pesan

dakwah yang berbeda-beda, memunculkan respon mad’u terhadap yang

cukup signifikan. Secara universal untuk materi-materi yang disajikan,

dengan keaktifan dan keseriusan mad’u setiap waktu penyajian materi

tersebut dilakukan. Sisi lain yang muncul karena respon mad’u terhadap

materi-materi dakwah tersebut, terdapat penonjolan perubahan nuansa islami

Page 9: MATERI DAKWAH DAN PANDANGAN DA’Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8852/1/BAHRONI, EXECUTIVE... · keislaman. Para da’i harus mempunyai pemahaman yang mendalam tentang ilmu

9

berupa kehidupan sosial keagamaan yang berlangsung dengan baik.

Penonjolan itu ditandai dengan adanya budaya silaturrahmi, keaktifan

menunaikan ibadah, dan mewaspadai hal-hal yang bertentangan dengan

ajaran agama. Menjadi sebuah kebutuhan terkini, sehingga dalam penyajian

materi dakwah, mad’u lebih cenderung pada materi dakwah tentang akhlak.

Kecenderungan ini menjadi suatu hal yang sangat tepat sebagai suatu modal

dalam mengupayakan perbaikan akhlak masyarakat, khusunya generasi muda

Islam, dimulai dari internal keluarga antara orang tua dan anak, lingkungan

hidup bertetangga, hingga kondisi akhlak masyarakat Islam pada umumnya,

baik di Desa Waiheru maupun se-antero wilayah Kecamatan Baguala Kota

Ambon. Dalam perjalanannya, para da’i telah melakukan program kegiatan

secara terorganisir dan sistematis, kegiatan berbasis agama dan sosial

kemasyarakatan. (http://repositori.uin-

alauddin.ac.id/5810/1/Baiti%20Renel.pdf, diakses pada 29 Oktober 2018).

Hasil penelitian tersebut, bermanfaat untuk mempertajam analisis dalam

penelitian yang penulis laksanakan, terutama yang terkait dengan materi

dakwah.

Kedua, Jurnal AT-TABSYIR, Jurnal Komunikasi Penyiaran Islam STAIN

Kudus Volume 1, Nomor 1, Januari – Juni 2013 Karya Farida yang berjudul

Strategi Pengembangan Materi Dakwah Tokoh Agama di Desa Loram Wetan

(Tinjauan Psikologis Mad’u). Beberapa kejadian di komunitas Islam dengan

berbagai alasan berbeda, antara lain: bom bunuh diri, korupsi,

perselingkuhan, pertikaian dan permusuhan, pencurian dan perampokan,

perjudian, berpakaian yang tidak menutup aurat, tidak melaksanakan salat

(rukun Islam) dan lain-lain. Maka diperlukan strategi pengembangan materi

dakwah (berkaitan dengan materi dakwah: keimanan, hukum Islam,

mu’amalah dan akhlak) dalam melakukan dakwah Islam dengan

mempertimbangkan kondisi dan jenis permasalahan yang dihadapi oleh

masyarakat sebagai mad’u. Karena kondisi psikologis mad’u yang beragam

maka diperlukan cara-cara yang bervariasi dalam menyampaikan materi

dakwah, dan seorang tokoh agama dituntut untuk mengembangkan materi

Page 10: MATERI DAKWAH DAN PANDANGAN DA’Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8852/1/BAHRONI, EXECUTIVE... · keislaman. Para da’i harus mempunyai pemahaman yang mendalam tentang ilmu

10

dakwah sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan yang dialami oleh mad’u.

Masyarakat desa Loram Wetan mayoritas beragama Islam dan banyak

kegiatan keagamaan baik yang vertikal maupun horizontal. Dengan

memahami kondisi masyarakat desa Loram Wetan sebagai obyek dakwah

atau mad’u (baik cara berpikir, kemampuan memahami, sikap dan prilaku)

diharapkan tujuan dari penyampaian materi dakwah dapat terwujud, yaitu

pemahaman dan pelaksanaan ajaran agama Islam berdasar Al Qur’an dan

Hadits. Dan untuk menumbuhkan semangat mad’u tentang Islam maka sangat

penting adanya strategi pengembangan materi dakwah tokoh agama di desa

Loram Wetan. Penelitian ini bertujuan menemukan berbagai strategi

pengembangan materi dakwah para tokoh agama yang senantiasa

mempertimbangkan kondisi masyarakat desa Loram Wetan. Berdasarkan

hasil penelitian diperoleh data bahwa masyarakat sudah paham agama namun

beragam perilaku beragamanya (karena ada yang awam/nasional 46 Farida

Volume 1, Nomor 1, Januari – Juni 2013 dan yang priyayi). Materi dakwah

disampaikan sesuai dengan contoh nyata yang ada di masyarakat. Sedangkan

strategi yang sering digunakan adalah mauidhoh hasanah, sehingga para

tokoh agama mengupayakan agar ceramah tidak membosankan maka

memberi kesempatan untuk bertanya. Dan kemajuan keberagamaan

masyarakat Loram Wetan merupakan peran serta dari semua pihak, tokoh

agama dengan kemampuan meluruskan akidah dan Kades dengan

memberikan dukungan kesempatan. Karena satu tujuan dari semua warga

adalah terwujudnya desa Loram Wetan yang aman, damai dan sejahtera. Kata

kunci: strategi pengembangan materi dakwah, tokoh agama, psikologis mad’u

(file:///C:/Users/DAKWAH%20-%20B/Downloads/450-1780-1-PB.pdf,

diakses pada 29 Oktober 2018). Bahasan dalam jurnal tersebut bermanfaat

untuk mempertajam analisis yang terkait dengan materi dakwah dan wawasan

kebangsaan para da’i.

2. Kajian Pustaka

a. Pengertian Dakwah

Page 11: MATERI DAKWAH DAN PANDANGAN DA’Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8852/1/BAHRONI, EXECUTIVE... · keislaman. Para da’i harus mempunyai pemahaman yang mendalam tentang ilmu

11

Secara etimologis, dakwah berasal dari bahasa Arab yang berarti

panggilan, seruan, atau ajakan kepada sesuatu (Suminto, 1984:53). Adapun

secara terminologis, dakwah adalah mengajak, membimbing, dan memimpin

orang yang belum mengerti atau sesat jalannya dari agama yang benar untuk

dialihkan ke jalan ketaatan kepada Allah, menyuruh orang berbuat baik dan

melarang berbuat buruk agar mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat

(Syaikh Abdullah Ba’alawi dalam Saputra, 2002:2).

Senada dengan itu, Faridl (1982:134) menyatakan bahwa dakwah

merupakan seruan kepada manusia untuk melaksanakan segala perintah Allah

dan menjauhi segala yang dilarang-Nya. Dakwah dalam pengertian tersebut,

adalah searti atau berdekatan arti atau mencakup pengertian: (1) tabligh yakni

menyampaikan ajaran Allah, (2) jihadyakni berjuang menegakkan agama

Allah, (3) ishlah yakni menyelesaikan persoalan sesuai dengan ajaran Allah,

(4) khutbah yakni berpidato tentang ajaran Allah, (5) taushiyyah yakni

berwasiat atau memberi nasihat, dan (6) amarma’ruf nahi munkar yakni

memerintahkan kepada kebaikan dan melarang dari keburukan.

Ditinjau dari segi bahasa, “da’wah” berarti ; panggilan, seruan, atau

ajakan. Bentuk perkataan tersebut dalam bahasa Arab disebut mashdar.

Sedangkan bentuk kata kerja (fi’il)nya adalah berarti; memanggil, menyeru,

atau mengajak (da’a-yad’u-da’watan). Orang yang berdakwah biasa disebut

dengan da’i dan orang yang menerima dakwa atau orang yangdidakwahi

disebut dengan mad’u (Saputra, 2011:1).

Ditinjau dari pengertian istilah, dakwah diartikan sebagai berikut.

Pertama, Prof. Toha Yahya Oemar mengatakan bahwa dakwah Islam adalah

sebagai upaya mengajak umat dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar

sesuai dengan perintah Tuhan untuk kemaslahatan di dunia dan akhirat.

Kedua, Syaikh Ali Makhfudz mengatakan bahwa dakwah Islam yaitu

mendorong manusia agar berbuat kebaikan dan mengikuti petunjuk

(hidayah), menyeru mereka berbuat kebaikan dan mencegah dari

kemungkaran, agar mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Ketiga, Hamzah Ya’qub mengatakan bahwa dakwah adalah mengajak umat

Page 12: MATERI DAKWAH DAN PANDANGAN DA’Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8852/1/BAHRONI, EXECUTIVE... · keislaman. Para da’i harus mempunyai pemahaman yang mendalam tentang ilmu

12

manusia dengan hikmah (kebijaksanaan) untuk mengikuti petunjuk Allah dan

Rasul-Nya. Keempat, menurut Prof. Dr. Hamka, dakwah adalah seruan

panggilan untuk penganut suatu pendirian yang ada dasarnya berkonotasi

positif dengan substansi terletak pada aktivitas yang memerintahkan amar

ma’ruf nahi munkar. Kelima, Syaikh Abdullah Ba’alawi mengatakan bahwa

dakwah adalah mengajak, membimbing, dan memimpin orang yang belum

mengerti atau sesat jalannya dari agama yang benar untuk dialihkan ke jalan

ketaatan kepada Allah, menyuruh mereka berbuat baik dan melarang mereka

berbuat buruk agar mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Keenam, menurut Muhammad Natsir, dakwah mengandung arti kewajiban

yang menjadi tanggung jawab seorang muslim dalam amal ma’ruf nahi

munkar. Ketujuh, Syaikh Muhammad Abduh mengatakan bahwa dakwah

adalah menyeru kepada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran adalah

fardhu yang diwajibkan kepada setiap muslim.

Dari definisi-definisi tersebut, dapat diambil kesimpulan-kesimpulan

sebagai berikut. Pertama, dakwah menjadikan perilaku muslim dalam

menjalankan Islam sebagai agama rahmatan lil alamin yang harus

didakwahkan kepada seluruh manusia, yang prosesnya melibatkan unsur: da’i

(subjek), maaddah (materi), thoriqoh (metode), washilah (media), dan mad’u

(objek) dalam mencapai maqashid (tujuan) dakwah yang melekat dengan

tujuan Islam yaitu mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Kedua,

dakwah juga dapat dipahami dengan proses internalisasi, transformasi,

transmisi, dan difusi ajaran Islam dalam kehidupan masyarakat. Ketiga,

dakwah mengandung arti panggilan dari Allah SWT dan Rasulullah SAW

untuk umat manusia agar percaya kepada ajaran Islam dan mewujudkan

ajaran yang dipercayainya itu dalam segala kehidupannya.

b. Tujuan Dakwah

Tujuan dakwah (Maqashid al Dakwah); adalah tujuan yang hendak

dicapai oleh kegiatan dakwah.Adapun tujuan dakwah itu dibagi dua, yaitu

tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang.Singkatnya, tujuan dakwah

Page 13: MATERI DAKWAH DAN PANDANGAN DA’Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8852/1/BAHRONI, EXECUTIVE... · keislaman. Para da’i harus mempunyai pemahaman yang mendalam tentang ilmu

13

adalah mencapai masyarakat yang adil dan makmur serta mendapat ridha

Allah (Bachtiar, 1997:37).

Tujuan dakwah adalah untuk menyeru manusia menuju jalan Allah

(Islam) dengan melakukan perubahan-perubahan ke arah positif yang diridhai

Allah; dari budaya jahiliyah menuju budaya islamiyah, dari kesesatan menutu

jalan yang lurus (sirath al-mustaqim) dengan tujuan utamanya yaitu untuk

mencapai keselamatan dunia dan akhirat. Dalam hal ini, tujuan yang

dimaksud yaitu berkaitan dengan upaya untuk mempengaruhi seluruh lingkup

kehidupan manusia yang meliputi cara berpikir, bersikap, dan berperiaku

dalam kehidupan individual sehari-harinya dan juga dalam kehidupan

sosiokulturalnya dalam rangka mewujudkan nilai-nilai dan ajaran Islam

kedalam seluruh lini kehidupan mereka.

Tujuan sebagaimana di atas sejatinya merupakan suatu usaha membina

masyarakat agar terjadi perubahan dalam diri mereka, berkelakuan baik, dapat

bersifat adil, baik dalam masalah pribadi maupun keluarga serta masyarakat,

sehingga terjadi perubahan dari paradigma way of thinking yang diajarkan

oleh Islam menuju perubahan way of life atau cara mereka dalam

menjalankan hidupnya. Perubahan tersebutlah yang merupakan esensi yang

diharapkan dari tujuan dakwah islamiyah.

Berkenaan dengan tujuan dakwah, tentunya tidak bisa terlepas dari

Rasulullah yang merupakan Rasul pembawa misi dakwah dari Allah, Tuhan

semesta alam. Beliau membawa amanah suci yang bertugas untuk merubah

akhlak manusia. Adapun perubahan akhlak yang dimaksudkan adalah Al-

Qur’an itu sendiri, karena Al-Qur’an lah yang merupakan pedoman hidup

manusia. Jika manusia mau berpegang teguh pada intisari ajaran Al-Qur’an,

maka mereka tidak akan tersesat untuk selama-lamanya. Sebagaimana

disebutkan dalam hadis:

Secara umum, tujuan dakwah sebagaimana disebutkan dalam Al-

Qur’an adalah sebagai berikut: (1) untuk menegakkan agama Allah dan untuk

mempersatukan umat, (2) untuk mengajak manusia agar menyembah Allah

dan tidak menyekutukan-Nya, (3) untuk mengembalikan manusia pada

Page 14: MATERI DAKWAH DAN PANDANGAN DA’Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8852/1/BAHRONI, EXECUTIVE... · keislaman. Para da’i harus mempunyai pemahaman yang mendalam tentang ilmu

14

fitrahnya, dakwah senantiasa mengajak dan menuntun manusia menuju ke

jalan yang lurus, dan (4) untuk menghidupkan hati yang keras dan telah mati,

agar mereka menerima ajaran Islam dan mentaatinya.

Sedangkan jika dilihat dari aspek fungsinya, maka dakwah Islamiyah

menurut Awaludin Pimay kurang lebih memiliki dua tujuan yaitu umum dan

khusus. Tujuan umum dakwah yaitu untuk menyelamatkan manusia dari

lembah kegelapan dan membawanya ke tempat yang terang benderang

(Islam), menyelamatkan mereka dari jalan yang sesat menuju jalan yang lurus

(tauhid), kesemuanya itu dalam rangka mencapai kebahagiaan dunia dan

akhirat. Sedangkan tujuan khusus dakwah sesuai dengan kondisi zaman

sekarang ini yaitu: (1) merealisasikan ajaran Islam secara kaffah (holistik)

sehingga dapat terwujud masyarakat yang menjunjung tinggi nilai kehidupan

beragama yang islami, (2) mengontrol keberlangsungan agama agar tidak

terjadi penyimpangan dalam menjalankan agama, dan (3) mewujudkan

masyarakat muslim yang dapat dibanggakandalam tatanan hidup berbangsa

dan bernegara, hidup rukun dan saling menghormati sehingga dapat tercipta

masyarakat yang baldatun toyyibatun warobbun ghafur.

(https://syariatkita.blogspot.co.id/2014/12/tujuan-dakwah-islamiyah-

sahabat.html diakses pada 8 April 2018).

c. Materi Dakwah

Menurut Bachtiar (1997:33-34), materi dakwah tidak lain adalah al-

Islam yang bersumber dari al-Quran dan Hadits sebagai sumber utama yang

meliputi aqidah, syari’ah, dan akhlak dengan berbagai macam ilmu yang

diperoleh darinya. Terkait dengan aqidah, Faridl (1980:55) menyatakan

bahwa iman itu tidak dapat dilihat oleh indera, tetapi dapat diketahui dari

indikator-indikatornya, yaitu amal, ilmu, dakwah, dan kesabaran. Iman dapat

menebal dan dapat pula menipis, sangat tergantung pada pembinaannya, dan

pembinaan iman adalah amal, ilmu, dakwah, dan kesabaran. Bahasan tentang

aqidah adalah mencakup rukun iman yang ada enam dan menekankan bahwa:

(1) Islam sebagai satu-satunya agama yang benar di sisi Allah, (2) Islam

adalah agama yang universal, dan (3) Islam yang dibawa Nabi Muhammad

Page 15: MATERI DAKWAH DAN PANDANGAN DA’Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8852/1/BAHRONI, EXECUTIVE... · keislaman. Para da’i harus mempunyai pemahaman yang mendalam tentang ilmu

15

saw adalah agama terakhir dan sebagai korektor dan penyempurna terhadap

agama-agama yang ada. Sementara itu, terkait dengan ihwal ibadah, Faridl

(1980:87) menyatakan bahwa: (1) ibadah merupakan tugas setiap manusia

dan jin untuk menghambakan diri kepada Allah, (2) sebagai tugas hidup,

ibadah mencakup semua aspek kehidupan (ucapan, perbuatan, dan lain-lain)

yang diizinkan oleh Allah dan dilaksanakan dengan ikklas untuk memperoleh

ridha Allah, dan (3) ibadah dalam pengertian khusus (terminologi fiqh)

berarti perbuatan atau ritual dalam melaksanakan hubungan langsung dengan

Allah, termasuk dalam pengertian ini ialah mencakup lima rukun Islam.

Adapun akhlak adalah tuntunan Islam yang mengatur hubungan horisontal

manusia dengan semua makhluk Allah, terutama manusia.

Materi yang disampaikan oleh seorang da’i harus cocok dengan bidang

keahliannya. Materi juga harus cocok dengan metoda dan media serta objek

dakwahnya. Mungkin juga sesuatu materi perlu disampaikan dengan berbagai

jenis metoda, berbagai macam media kepada objek tertentu. Misalnya materi

yang berhubungan dengan keimanan disampaikan dengan metode ceramah,

metode diskusi, tanya jawab. Masalah juga mungkin terdapat pada materi

untuk diteliti, misalnya apakah materi yang disampaikan oleh da’i itu cocok

atau tidak dengan metoda, media, dan objek dakwah. Apakah seorang da’i

cocok atau tidak menyampaikan materi tertentu; mungkin ia cocok dengan

materi lain. Apakah kelemahan dan keunggulan materi yang disampaikan

seorang da’i.

d. Wawasan Kebangsaan

Istilah Wawasan Kebangsaan terdiri dari dua suku kata yaitu

“Wawasan” dan “Kebangsaan”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

(2002) dinyatakan bahwa secara etimologis istilah “wawasan” berarti: (1)

hasil mewawas, tinjauan, pandangan dan dapat juga berarti (2) konsepsi cara

pandang. Wawasan Kebangsaan sangat identik dengan Wawasan Nusantara

yaitu cara pandang bangsa Indonesia dalam mencapai tujuan nasional yang

mencakup perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai kesatuan politik, sosial

budaya, ekonomi dan pertahanan keamanan (Suhady dan Sinaga, 2006).

Page 16: MATERI DAKWAH DAN PANDANGAN DA’Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8852/1/BAHRONI, EXECUTIVE... · keislaman. Para da’i harus mempunyai pemahaman yang mendalam tentang ilmu

16

“Kebangsaan” berasal dari kata “bangsa” yang menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia (2002) berarti kelompok masyarakat yang bersamaan asal

keturunan, adat, bahasa, dan sejarahnya, serta berpemerintahan sendiri.

Sedangkan “kebangsaan” mengandung arti (1) ciri-ciri yang menandai

golongan bangsa, (2) perihal bangsa; mengenai (yang bertalian dengan)

bangsa, (3) kesadaran diri sebagai warga dari suatu negara.

Dengan demikian wawasan kebangsaan dapat diartikan sebagai

konsepsi cara pandang yang dilandasi akan kesadaran diri sebagai warga dari

suatu negara akan diri dan lingkungannya di dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara. Prof. Muladi, Gubernur Lemhannas RI, meyampaikan bahwa

wawasan kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri

dan lingkungannya, mengutamakan kesatuan dan persatuan wilayah dalam

penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Kesatuan atau integrasi nasional bersifat kultural dan tidak hanya bernuansa

struktural mengandung satu kesatuan ideologi, kesatuan politik, kesatuan

sosial budaya, kesatuan ekonomi, dan kesatuan pertahanan dan keamanan.

Dengan demikian dalam kerangka NKRI, wawasan kebangsaan adalah

cara kita sebagai bangsa Indonesia di dalam memandang diri dan

lingkungannya dalam mencapai tujuan nasional yang mencakup perwujudan

Kepulauan Nusantara sebagai kesatuan politik, sosial budaya, ekonomi dan

pertahanan keamanan, dengan berpedoman pada falsafah Pancasila dan UUD

1945 atau dengan kata lain bagaimana kita memahami Wawasan Nusantara

sebagai satu kesatuan politik, ekonomi, sosial-budaya, dan pertahanan

keamanan (Poleksosbud dan Hankam) http://blogspot.com/2015/03/wawasan-

kebangsaan -pengertian-makna.html, diakses pada 31 Oktober 2018).

C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA

1. Materi Dakwah

a. Aspek Aqidah

Dalam penelitian ini ditemukan materi dakwah aspek aqidah

sebagaimana yang disampaikan oleh penceramah yang bernama Samani

(SMP), RT 03 / Rw 05 Dusun Kenteng Desa Pulutan, Kecamatan Sidorejo

Page 17: MATERI DAKWAH DAN PANDANGAN DA’Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8852/1/BAHRONI, EXECUTIVE... · keislaman. Para da’i harus mempunyai pemahaman yang mendalam tentang ilmu

17

Kota Salatiga menjelaskan bahwa Rukun Iman itu ada enam, yakni beiman

kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari

Qiyamat, serta qadha dan qadar-Nya. Terkait dengan al-Quran, penceramah

menjelaskan bahwa al-Quran itu diturunkan untuk menyempurnakan kitab-

kitab suci terdahulu.

Masih terkait dengan al-Quran, Ustadz H. Muhammad Haris S.S, M.Si,

(Madrasah Ibtidaiyah Pacitan, SMP Negeri 1 Pacitan, SMA Negeri 1 Pacitan,

S1 Fakultas Sastra Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, S2 Magister Ilmu

Politik Universitas Diponegoro, Semarang), Wakil Walikota Salatiga

menjelaskan bahwa secara garis besar al-Quran itu berisi tiga hal, yakni

aqidah, ibadah, dan akhlaq. Terkait dengan aqidah, beliau mengatakan:

Perkawis keimanan, masalah akidah, masalah tauhid, usuluddin,istilah-istilah yang biasa kita kenal nggih, tauhid kenal nggih Paknggih? Aqidah kenal nggih? Usuluddin sok krungu nggih? Onojurusan, fakultas Usuluddin ugi bab keyakinan. Nah jamaah yang sayahormati, kandungan yang pertama al-Qur’an berisi ajaran tentangkeimanan, masalah aqidah, masalah tauhid, masalah keyakinan. BapakIbu, perkawis keimanan meniko cirinipun kalo dari sisi waktuturunnya umumnya di kota Mekah. Pundi pak? Kota Mekah. Masalahtauhid itu Allah sampaikan ketika kanjeng Nabi mengawali fasedakwah menyebarkan agama Islam wonten kota mekah. Ciri ayatnyapendek-pendek bapak ibu. Pendek-pendek singkat tur tegas.

Lebih lanjut penceramah menjelaskan ihwal aqidah kaitannya dengan

toleransi beragama antara muslim dengan nonmuslim. Dengan merujuk pada

Q.S. al-Kafirun, penceramah menegaskan bahwa dalam urusan aqidah tidak

boleh dicampuradukkan antara keimanan dalam Islam dengan keimanannya

nonmuslim. Yang diperbolehkan menjalin kerjasama adalah dalam hal-hal

yang bersifat muamalah, seperti kerjabakti membangun jalan, saluran air, dan

sebagainya.

Senada dengan Ustadz Muhammad Haris, Ustadz Dicky Agus Prastyo

(MI, MTS, MA, IAIN Surakarta) yang beralamat di Ngangkruk, Tambak,

Mojosongo Boyolali, dalam ceramahnya menegaskan bahwa toleransi

beragama adalah hal yang patut kita ketahui batasan-batasannya, tentunya

agar kita tidak terjebak dalam hal-hal yang menganggu aqidah kita. Pada

Page 18: MATERI DAKWAH DAN PANDANGAN DA’Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8852/1/BAHRONI, EXECUTIVE... · keislaman. Para da’i harus mempunyai pemahaman yang mendalam tentang ilmu

18

dasarnya sikap toleransi adalah hal yang boleh dan sangat dianjurkan tetapi

toleransi yang dimaksud mencakup hal-hal muamalah, dan bukan dalam

masalah aqidah. Nabi Muhammad saw. pernah mendapatkan tawaran dari

para pemuka kaum Quraisy untuk menghentikan dakwah beliau.

Mereka menawarkan kedudukan yang tinggi, harta yang banyak dan

wanita yang cantik, tetapi apakah jawab Nabi Muhammad?: “Wahai Paman,

seandainya matahari berada di tangan kananku dan bulan ada di tangan

kiriku, agar aku menghentikan dakwahku, niscaya aku tidak akan

menghentikan dakwahku”. Mulai bingunglah para pemuka kaum Quraisy.

Cara apalagi yang bisa dilakukan untuk menghentikan dakwah nabi tersebut.

Dan akhirnya mereka mendapatkan cara, yakni dengan cara bujuk rayu atau

sikap toleransi.

Ketika Nabi Muhammad SAW thowaf di Ka’bah datanglah Al-

Aswad bin al-Mutholib, Al-Walid bin Mughiro, dan Ummayah bin Khallaf.

Mereka bertiga datang untuk memberikan tawaran kepada Nabi agar mau

menyembah agama nenek moyang selama setahun, dan mereka akan

menyembah Allah SWT dalam satu tahun pula. Mereka mengatakan, “Bila

agamaku lebih baik daripada agamamu, maka ikutlah denganku, dan bila

agamamu lebih baik daripada agamaku, maka aku akan ikut denganmu.”

Hal ini dalam pandangan kita mungkin adalah hal yang paling pas

untuk menghindari pertikaian atau kerusuhan dan pertumpahan darah. Akan

tetapi ternyata hal tersebut sangat dilarang oleh Allah SWT. Saat itu juga

Allah menurunkan QS Al-Kaafirun ayat 1-6. Mengakhiri ceramahnya, Ustadz

Dicky menyatakan:

“Jadi, toleransi beragama dalam hal aqidah sangat dilarang.Maka dari itu, marilah kita selalu waspada agar hal-hal yang kitakerjakan tidak membahayakan keimanan kita. Jangan sampai niat kitaingin membantu orang dan melakukan hal yang menyenangkan oranglain, tetapi aqidah kita sendiri malah terbahayakan.”

b. Aspek Ibadah

Menurut bahasa, ibadah adalah merendahkan diri, ketundukan dan

kepatuhan akan aturan-aturan agama. Adapun menurut istilah syar'i, ibadah

Page 19: MATERI DAKWAH DAN PANDANGAN DA’Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8852/1/BAHRONI, EXECUTIVE... · keislaman. Para da’i harus mempunyai pemahaman yang mendalam tentang ilmu

19

adalah suatu istilah yang mencakup segala sesuatu yang dicintai Allah dan

diridhai-Nya', baik berupa perkataan maupun perbuatan, yang tersembunyi

(batin) maupun yang tampak (lahir). Maka salat, zakat, puasa, haji,

berbicara jujur, menunaikan amanah, berbakti kepada kedua orang tua,

menyambung tali kekerabatan, menepati janji, memerintahkan yang ma’ruf,

melarang dari yang munkar, berjihad melawan orang-orang kafir dan

munafiq, berbuat baik kepada tetangga, anak yatim, orang miskin, ibnu sabil

(orang yang kehabisan bekal di perjalanan), berbuat baik kepada orang atau

hewan yang dijadikan sebagai pekerja, memanjatkan do’a, berdzikir,

membaca Al Qur’an dan lain sebagainya adalah termasuk bagian dari

ibadah. Begitu pula rasa cinta kepada Allah dan Rasul-Nya, takut kepada

Allah, inabah (kembali taat) kepada-Nya, memurnikan agama (amal

ketaatan) hanya untuk-Nya, bersabar terhadap keputusan (takdir)-Nya,

bersyukur atas nikmat-nikmat-Nya, merasa ridha terhadap qadha/takdir-

Nya, tawakal kepada-Nya, mengharapkan rahmat (kasih sayang)-Nya,

merasa takut dari siksa-Nya dan lain sebagainya.

(https://id.wikipedia.org/wiki/Ibadat).

Terkait dengan aspek ibadah ini, Ustd. H. Muhammad Haris S.S,

M.Si. membahas tentang salat, zakat, puasa, dan haji. Dalam ceramahnya

lebih lanjut beliau menyatakan bahwa tatacara ibadah harus sesuai

ketentuan dalam al Quran dan Sunnah.

Selanjutnya, Ustadz Erik (SDN Cokro, SMP Grabag, MA Magelang)

yang berdomisili di Dusun Gimblah RT.20/RW.09, Ngloji, Krincing,

Secang, Kabupaten Magelang lebih menitikberatkan pada pembahasan

masalah ibadah salat. Beliau menyatakan bahwa ada beberapa keistimewaan

tersendiri dalam ibadah salat lima waktu itu. Oleh karena itu, beliau

menasihati mad’u dengan mengatakan:

“… kita harus menggunakan hati yang lapang, penuhkesyukuran, penuh keikhlasan. Dan keistiqomahan sehingga kita dapatterhindar dari perbuatan keji dan mungkar …”.

Page 20: MATERI DAKWAH DAN PANDANGAN DA’Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8852/1/BAHRONI, EXECUTIVE... · keislaman. Para da’i harus mempunyai pemahaman yang mendalam tentang ilmu

20

Pentingnya ibadah salat ini juga ditekankan oleh Ustadz Ihsan Sunarto

(Ponpes Assalafiyah Kenteng) yang beralamat di Dusun Krajan

RT.01/RW.01, Desa Duren, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang.

Beliau menyatakan bahwa bulan puasa merupakan bulan peningkatan amal

kebaikan, yang sebelumnya malas salat dengan hadirnya bulan puasa

menjadi lebih giat dalam menjalankan salat, terutama salat subuh.

Selanjutnya, Ustadz Mansur yang berasal dari Desa Deras

RT.02/RW.02, Kecamatan Kedungjati, Kabupaten Grobogan berpesan agar

mad’u membiasakan diri dengan amalan-amalan yang baik di bulan

Ramadhan, antara lain berinfaq, salat sunnah, puasa, dan bangun malam

(salat tahajjud).

Selanjutnya, Ustadz Safrodin S.Pd.I (SDN, M.Ts., SMA, UIN) yang

berdomisili di Kawengen RT.02/RW.04, Ungaran Timur, Kabupaten

Semarang menekankan tentang pentingnya ibadah dzikir kepada Allah.

Menurut beliau, ayat al-Quran yang pertama kali diwahyukan oleh Allah

kepada Rasulullah saw adalah perintah untuk berdzikir kepada Allah. Dalam

hal ini beliau mengatakan:

“Iqro’ bismirobbikallazii kholaq’’ bacalah dengan menyebutnama Tuhanmu yang menciptakan. Jadi saya dan kita semua setiaphari diperintah untuk menyebut nama Allah, dengan menggunakandzikir.Senada dengan Ustadz Safrodin, Ustadz Ali Makmun (SMA

Kaliwung Pranggen) yang berasal di Dusun Kauman RT.02/RW.06

Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, juga membahas pentingnya

melunakkan hati dengan memperbanyak ibadah dzikir.

Sementara itu, Ustadz Nasta’in Billah (SD, MTs, SMA, Pondok

Pesantren) yang tinggal Ngrotosari, Kesongo RT.07/RW.06, Kecamatan

Tuntang, Kabupaten Semarang menekankan pentingnya ibadah di bulan

Ramadhan dengan memperbanyak tadarus atau tilawah al Quran daripada

membuang waktu sia-sia dalam menunggu saat berbuka puasa, apalagi

kalau sampai melakukan maksiat, dapat menghilangkan pahalanya ibadah

puasa.

Page 21: MATERI DAKWAH DAN PANDANGAN DA’Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8852/1/BAHRONI, EXECUTIVE... · keislaman. Para da’i harus mempunyai pemahaman yang mendalam tentang ilmu

21

Adapun Ustadz Drs.H Zaenuri M.Pd. (Pasca Sarjana di UKSW) yang

beralamat di Jalan Pattimura Nomor 102 RT.07/RW.08 Salatiga memfokuskan

ceramahnya pada persoalan zakat. Beliau menjelaskan bahwa hukum

menunaikan zakat ialah fardu ’ain bagi setiap orang yang memenuhi syarat

wajibnya. Adapun hikmah menunaikan zakat, beliau uraikan secara sistematis

sebagai berikut:

(1) Zakat Mendidik Pribadi Muslim

Zakat mengajarkan pada setiap kaum muslimin bahwa perbedaan

dalam hal rizki merupakan taqdir Allah. Yang Maha Bijaksana. Ia

mengetahui bahwa hal itu ditetapkan oleh Allah yang Maha Mengetahui

agar manusia menjalani kehidupan ini dengan saling tolong menolong dan

saling memberikan jasa. "Allah meluaskan rizki dan menyempitkannya

bagi siapa yang Dia kehendaki" (QS. Ar Ra'd : 26).

Mukmin yang tulus ikhlas meyakini bahwa apa yang diperolehnya

merupakan karunia dari Allah, bukan karena kemampuan dan ilmunya

sendiri, seperti yang pernah dikatakan oleh Qarun, "Sesungguhnya aku

diberi karena ilmu yang kumiliki". Mukmin yang tulus ikhlas dengan rizki

yang telah dibagikan oleh Allah untuk dirinya. Sebab Allah Maha

Mengetahui dan Maha Teliti dengan hamba-hambanya: "Dan jika Allah

melapangkan rizki kepada hamba-hamba-Nya tentulah maka akan

melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang

dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui

(keadaan) hamba-haamba-Nya lagi Maha Melihat" (QS. Asy Syura : 27).

Zakat mendidik pelakunya untuk percaya kepada Allah secara

mutlak dan lebih percaya dengan apa yang berada di sisi Allah dari pada

apa yang ada dalam genggamannya. Sebab secara lahir zakat berarti

mengambil atau mengurangi harta, akan tetapi orang yang mengeluarkan

zakat menyakini yang sebaliknya. Berbeda dengan riba yang nampaknya

menambah harta tetapi pada hakikatnya merusak dan menghanguskan

harta. Sebagaimana yang difirmankan oleh Allah SWT: "Dan sesuatu riba

(tambahan) yang kamu berikan agar dia menambah pada harta manusia,

Page 22: MATERI DAKWAH DAN PANDANGAN DA’Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8852/1/BAHRONI, EXECUTIVE... · keislaman. Para da’i harus mempunyai pemahaman yang mendalam tentang ilmu

22

maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu

berikan berupa zakat kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah,

maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakaan

(pahalanya)" (QS. Ar Ruum : 39).

Di samping itu orang yang melakukan riba dan tidak mau

meninggalkannya, diancam dengan peperangan dari Allah dan Rasul-Nya.

Zakat mendorong kaum muslimin untuk mengembangakan harta mereka

hingga bermanfaat bagi sesama. Ini dapat menambah kekuatan Islam dan

kaum muslimin serta dapat mendorong mereka untuk memakmurkan

bumi, memberdayakan nikmat-nikmat Allah, dan tidak mengizinkan orang

lain menguasai perekonomian mereka. Orang-orang yang beriman

menjadikan harta sebagai tolok ukur; mereka menghormati manusia

seukuran dengan harta yang dimiliki, walaupun mereka sesat dan merusak.

Sementara orang-orang mukmin memiliki tolok ukur tersendiri, yaitu,

tolok ukur rabbani (keimanan kepada Allah). "Sesungguhnya orang yang

paling mulia di antara kalian di sisi Allah adalah orang yang paling taqwa

di antara kalian" (QS. Al Hujurat : 13).

Mereka menundukkan harta sesuai dengan proporsinya, yaitu

sebagai kekayaan yang sementara, bukan sebagai pilar kepribadian

seseorang. Orang-orang yang tidak beriman sangat bergembira ketika

harta kekayaan dunia datang kepadanya, padahal mungkin saja kedatangan

harta itu membuat mereka binasa dan durhaka. Mereka sangat bersedih

ketika harta meninggalkannyaa, bahkan terkadang dapat mengantar

mereka untuk melakukan bunuh diri.

Adapun orang-orang yang beriman, kondisinya tidak jauh berbeda

antara mendapat atau ditinggalkan harta; tidak terlalu bergembira saat

kedatangan harta dan tidak berkeluh kesah atau berputus asa bila tidak

mendapatkan harta. Mereka yakin bahwa semua itu taqdir dari Allah, dan

seluruh taqdir Allah adalah baik untuknya. Kegembiraan orang yang

beriman muncul ketika mendapat karunia, rahmat, taufiq dan hidayah dari

Allah SWT: "Katakanlah, "Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya,

Page 23: MATERI DAKWAH DAN PANDANGAN DA’Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8852/1/BAHRONI, EXECUTIVE... · keislaman. Para da’i harus mempunyai pemahaman yang mendalam tentang ilmu

23

hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya

itu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan" (Q.S. Yunus : 58).

Harta bisa menjadi sarana untuk memperoleh kebaikan dan pahala

yang besar, bila dikumpulkan dengan cara halal, diinfaqkan fii sabilillah

dan hak-hak Allah padanya ditunaikan. Sebaliknya ia juga bisa menjadi

sarana kejahatan dan mengundang murka Allah serta azab-Nya di akhirat,

bila dicari dengan cara yang tidak halal dan hak-hak Allah padanya tidak

ditunaikan. Orang yang sangat mencintai harta, mengumpulkannya dan

menyimpannya adalah orang yang salah jalan. Sebab penjagaan harta yang

sesungguhnya adalah dengan membelanjakannya di jalan Allah dan

mengembangkannya di jalan yang sama. Allah SWT berfirman:

"Perumpamaan (nafkah dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan

hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang

menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat

gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha

Luas (karunian-Nya) lagi Maha Mengetahui" (QS. Al Baqarah : 261).

(2) Zakat Menjaga Keseimbangan Hidup

Manusia memiliki dua karakter. Karakter pertama, kecenderungan

manusia untuk mengerjakan hal-hal yang negatif. Ia melakukan kejahatan

dan kemungkaran, serta memiliki kecenderungan melawan perintah Allah

SWT. Kecenderungan kedua, manusia cenderung melaksanakan hal-hal

yang positif; melaksanakan perintah Allah SWT dan Rasul-Nya. Orang

yang bisa membersihkan diri, tentu dia akan berbahagia, itulah orang yang

bertaqwa. Kemudian orang yang tidak bisa membersihkan diri, itulah

orang yang melakukan kejahatan dan mereka akan mendapat celaka.

Zakat yang merupakan salah satu fungsi utamanya adalah untuk

membersihkan diri. Di antaranya, setiap yang hidup di dunia, mulai dari

lahir sampai tua dan akhir hayatnya, berkewajiban untuk mengeluarkan

zakat misalnya zakat fitrah. Tujuannya ada dua. Yang pertama,

membersihkan jiwa orang yang berpuasa. Yang kedua, memberikan

kepada orang miskin. Maka berdasarkan hadits ini, zakat fitrah tidak boleh

Page 24: MATERI DAKWAH DAN PANDANGAN DA’Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8852/1/BAHRONI, EXECUTIVE... · keislaman. Para da’i harus mempunyai pemahaman yang mendalam tentang ilmu

24

digunakan kecuali untuk orang miskin. Ia tidak boleh digunakan untuk,

misalnya, bangunan fisik dan lain-lain. Selain zakat fitrah, juga diwajibkan

oleh Allah SWT kepada setiap orang yang beriman untuk mengeluarkan

zakat maal (zakat harta). Dalam kesempatan tulisan tidak akan dijelaskan

secara rinci bentuk-bentuk kewajiban pengeluaran zakat maal, namun

tujuan Allah SWT mewajibkan kepada manusia untuk mengeluarkan

zakat, dalam rangka pembersihan rizki yang kita dapatkan, yang mungkin

di sana-sini ada yang di luar kontrol kita dalam cara mendapatkannya.

c. Aspek Akhlaq

Kata akhlak diartikan sebagai suatu tingkah laku, tetapi tingkah

laku tersebut harus dilakukan secara berulang-ulang tidak cukup hanya

sekali melakukan perbuatan baik, atau hanya sewaktu-waktu

saja. Seseorang dapat dikatakan berakhlak jika timbul dengan sendirinya

didorong oleh motivasi dari dalam diri dan dilakukan tanpa banyak

pertimbangan pemikiran apalagi pertimbangan yang sering diulang-ulang,

sehingga terkesan sebagai keterpaksaan untuk berbuat. Apabila perbuatan

tersebut dilakukan dengan terpaksa bukanlah pencerminan dari akhlak

(https://id.wikipedia.org/wiki/Akhlak).

Ceramah K.H. Shodiq Sumardi (SD, SMP, MA) yang beralamat di

Desa Kauman RT.03/RW.05, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang

yang berisi bahasan tentang akhlaq, terutama untuk para remaja, beliau

berpesan bahwa para remaja harus menjadi generasi penerus yang terbaik,

harus menjadi pribadi yang benar-benar baik, bukan hanya sekedar baik,

bukan hanya lumayan baik, bukan hanya agak baik, apalagi berpura-pura

baik, atau malah sok baik, tapi harus selalu lebih baik agar menjadi pribadi

yang terbaik. Pribadi yang terbaik itu ketiadaanya selalu dicari,

kehadirannya selalu dinanti, kepergiannya selalu dirindui, kematiannya

ditangisi, dan kebaikannya diteladani.

Sealanjutnya, Ustadz H. Muhammad Haris S.S, M.Si. dalam

membahas masalah akhlaq menyatakan sebagai berikut:

Page 25: MATERI DAKWAH DAN PANDANGAN DA’Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8852/1/BAHRONI, EXECUTIVE... · keislaman. Para da’i harus mempunyai pemahaman yang mendalam tentang ilmu

25

“ …perkawis akhlak, perkawis muamalah, hubungan antarkita dengan sesama kita. Di rumah tangga atara istri dan suami,antara orang tua dengan anak, antara kita dengan tetangga, antarakita sasama muslim. Antara kita dengan orang lain. Masalah akhlakmuamalah, tidak bisa kita anggap remeh, ….”

Selanjutnya, Ustadz Muhammad Abdul Latif, S.Pd. (MI Al Islam

Banding, MTs. Tsanawiyah Sudirman Truko Kecamatan Bringin,

Semarang, SMAN 1 Bringin, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta), yang

beralamat di Tegalrejo RT.16/RW.16 Bangutapan dalam ceramahnya beliau

menyatakan bahwa cara untuk menjadi sukses itu meliputi 4 B, yaitu:

berusaha, berdoa, bertawakkal, dan bersyukur.

(1) Berusaha

Berusaha adalah langkah pertama yang harus dijadikan pijakan

seorang muslim dalam meraih impian dan harapan, tanpa adanya usaha,

jangan harap orang akan bisa mewujudkan keinginanya. Untuk melandasi

uraiannya, beliau menyitir firman Allah SWT dalam Q.S. Ar Ra’d ayat

11 yang artinya, “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan

suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri

mereka sendiri”. Dengan kata lain, Allah SWT tidak akan mengubah

keadaan ummat Islam selama ummat Islam tidak mau berusaha untuk

mengubah sebab-sebab kemunduran ummat Islam. Hal ini sesuai dengan

semboyan yang berbunyi man jadda wa jadda, barang siapa yang

berusaha sungguh-sungguh niscaya dia akan sukses. Kalaupun terjadi

“kesuksesan“ tanpa dilalui dengan proses usaha, maka hal itu termasuk

dalam kategori anugrah khusus dari Allah, bagaimanapun jika Allah

SWT berkehendak maka tidak ada sesuatu pun yang bisa menghalangi.

(2) Berdoa

Jika kita hanya berusaha, maka kita tidak akan berhasil. Oleh

karena usaha tidak akan lengkap tanpa disertai dengan doa. Allah SWT

berfirman dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 186 yang artinya, “Dan apabila

hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka jawablah

bahwasanya Aku dekat. Aku mengabulkan doa orang-orang yang

Page 26: MATERI DAKWAH DAN PANDANGAN DA’Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8852/1/BAHRONI, EXECUTIVE... · keislaman. Para da’i harus mempunyai pemahaman yang mendalam tentang ilmu

26

memohon kepada-Ku, maka bermohonlah kepada-Ku dan berimanlah

kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran “

Banyak orang yang sukses tetapi malas berdoa, bahkan ada yang

bilang berdoa itu percuma. Sikap seseoarang yang semacam itu

sesungguhnya merupakan dosa besar. Ikhtiar itu memang perlu, namun

ikhtiar dengan bantuan doa akan membuat hasil yang lebih maksimal.

Selain berdoa di waktu-waktu tertentu, kita harus memanjatkan doa kita

setiap saat. Waktu waktu mustajab biasanya pada setelah selesai adzan,

selesai sholat wajib, menjelang berbuka puasa dan waktu mustajab yang

lain. Jangan hanya berdoa pada saat kesulitan saja, namun berdoalah

setiap saat. Mintalah pada Allah untuk dimudahkan, dilancarkan untuk

mendapatkan hal yang baik.

(3) Bertawakkal

Bertawakkal adalah berserah diri sepenuhnya kepada Allah SWT

dalam menghadapi atau menunggu hasil suatu pekerjaan, atau menanti

akibat dari suatu keadaan. Dari Umar bin Khatab ra, Nabi Muhammad

SAW bersabda, “Jika kalian bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-

benarnya, maka Dia akan memberi rezeki sebagaimana Dia memberi

rezeki kepada burung yang pergi pagi hari dalam keadaan lapar dan sore

hari kembali dalam keadaan kenyang“ (H.R. At-Tirmidzi).

Apa maksud dari hadits tersebut? Maksudnya yaitu bahwa

setelah kita ikhtiar dan berdoa, maka cara selanjutnya adalah bertawakkal

kepada Allah SWT. Sebab, saat kita bertawakkal kepada Allah, langkah-

langkah kita akan dimudahkan oleh Allah.

(4) Bersyukur

Bersyukur akan memberikan perasaan bahwa kita adalah hamba

Allah yang beruntung sehingga menjadi lebih bersemangat dalam

menjalani langkah-langkah menuju kesuksesan. Allah berfirman dalam

Q.S. Ibrahim ayat 7 yang artinya, “Jika kamu bersyukur maka Aku

tambah nikmatmu dan jika kamu kufur maka sesungguhnya siksa-Ku

amat pedih.“ Jadikan syukur sebagai bagian dari keseharian dan

Page 27: MATERI DAKWAH DAN PANDANGAN DA’Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8852/1/BAHRONI, EXECUTIVE... · keislaman. Para da’i harus mempunyai pemahaman yang mendalam tentang ilmu

27

kebiasaan kita. Tidak melulu hanya bersyukur saat mendapat nikmat,

namun juga harus bersyukur dengan segala cobaan yang diberikan.

2. Wawasan Kebangsaan

Wawasan kebangsaan sebagai konsepsi politik dan kenegaraan yang

merupakan manifestasi pemikiran politik bangsa Indonesia. Sebagai satu

kesatuan negara kepulauan, secara konseptual, geopolitik Indonesia

dituangkan dalam salah satu doktrin nasional yang disebut Wawasan

Nusantara dan politik luar negeri bebas aktif. Sedangkan geostrategi

Indonesia diwujudkan melalui konsep Ketahanan Nasional yang bertumbuh

pada perwujudan kesatuan ideologi, ekonomi, politik, sosial budaya dan

pertahanan keamanan. Berikut ini dipaparkan wawasan kebangsaan,

khususnya yang berkaitan dengan (1) strategi menjaga keutuhan Negara

Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), (2) pengamalan Pancasila, dan (3)

kiat-kiat lain yang dapat memperkuat wawasan kebangsaan.

a. Strategi Menjaga Keutuhan NKRI

Ustadz Daman Huri yang berpendidikan SMA, berdomisili di

Sinongko, Plosogaden, Candiroto, Temanggung, menyatakan bahwa menjaga

NKRI merupakan sebuah kewajiban bagi warga negara Indonesia yang

menunjukan bahwa dirinya adalah berbangsa dan bernegara. Menjaga NKRI

perlu diawali dengan pribadi seseorang yang dia harus menjalankan aturan-

aturan dan adat istiadat yang berlaku di daerah itu sendiri tanpa harus mencari

celah atau kesalahan orang lain, yang dicari adalah kebersamaan bukanlah

perbedaan.

Berikutnya Ustadz H. Muhammad Haris S.S, M.Si menyakatan

bahwa untuk menjaga keutuhan NKRI melalui peningkatan kerukunan.

Beragam latar belakang yang dimiliki bangsa Indonesia yang disatukan dalam

Bhineka Tunggal Ika harus terus dijaga sampai kapan pun. Keutuhan NKRI

yang telah dirintis oleh para pendiri bangsa harus terus terpatri di generasi

muda Indonesia. Pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan, jangan sampai

generasi yang ada saat ini lupa akan nilai-nilai sejarah dan mengabaikan nilai-

Page 28: MATERI DAKWAH DAN PANDANGAN DA’Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8852/1/BAHRONI, EXECUTIVE... · keislaman. Para da’i harus mempunyai pemahaman yang mendalam tentang ilmu

28

nilai perjuangan para pahlawan bangsa yang telah mengorbankan jiwa raga

dan harta bendanya, demi berdirinya Indonesia merdeka.

Adapun Dr. K.H. Agus Suaidi Lc. M.A. yang beralamat di Kelurahan

Tingkir Lor, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga berbendapat bahwa NKRI itu

bentuk. Bentuk itu sebenarnya bukan substansi. Substansinya negara itu

bukan dari bentuknya melainkan dalam kedaulatannya. Maka yang

seharusnya menjadi perhatian kita adalah menjaga kedaulatannya bukan

bentuknya. Hanya saja bentuk harus tetap kita jaga, kita pertahankan karena

itu sudah disepakati, oleh para pendiri bangsa kita dulu. Nah, karena sudah

disepakati, yaa ayyuhalladziina amanuu aufu bil’uquud. Hai orang-orang

yang beriman, tepatilah janji-janji yang sudah diambil itu termasuk bentuk

negara kita, kesatuan Republik Indonesia. Lebih lanjut beliau menyatakan:

Tetapi, sing luwih penting untuk kita pertahankan adalahkedaulatannya. Kedaulatan politik, ekonomi, budaya, sosial,pendidikan. Karena menjaga NKRI tanpa menjaga kebudayaan kuwipodo wae njaga wadah ning isine entek. Dadi iki wadah, iki NKRI lhajebule wedang jaheku diombe wong, wadahe tetep. Lha samarku kalokita selalu katakan NKRI harga mati, tapi tidak beri perhatian padakedaulatan, itu samare ngko tetep NKRI sampe 100 tahun 200 tahunmungkin, ning sopo sing berkuasa di Indonesia, sopo sing berdaulat,itu yang lebih penting kudune.

Lebih lanjut Ustadz Agus Su’aidi menegaskan bahwa bangsa

Indonesia hendaknya harus mewasdai jangan sampai pemerintah kita

menjadi pemerintah boneka dari negara asing sehingga rakyat tidak

berdaulat di negaranya sendiri. Lebih dari itu, perlu dijaga jangan

sampai rakyat justru saling bertikai sehingga mengancam keutuhan

NKRI. Dalam hal ini beliau mengatakan:

Saya nggak mengatakan NKRI nggak penting, NKRI itukesepakatan, kesepakatan harus diakui, dipertahankan. Tapisubstansine negara itu dalam kedaulatannya. Wilayahe wis ono,rakyate wis ono, sumber dayane alhamdulillah karena pariwisatabanyak Indonesia ini. Cuma jangan sampai itu dikuasai oranglain. Itulah yang sebenarnya kedaulatan. Kita harus tetapmenjadi tuan di negeri sendiri. Sumber daya alam harus kitakelola sendiri, pemerintah harus kita bangun sendiri. Jangan

Page 29: MATERI DAKWAH DAN PANDANGAN DA’Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8852/1/BAHRONI, EXECUTIVE... · keislaman. Para da’i harus mempunyai pemahaman yang mendalam tentang ilmu

29

sampai pemerintah kita ini pemerintah boneka, boneka itudigerakkan wong liyo, ….

Ustadz Asnawi (Clepan, Surojoyo, Candimulyo, Magelang) yang

menempuh pendidikan di Ponpes Al Haqiqi, Sidosermo, Surabaya,

JawaTimur menyatakan bahwa pada masa penjajahan, para pahlawan

membela dan menjaga keutuhan Indonesia dengan berjuang. Cara

berjuangnya bermacam-macam. Ada yang maju berlaga di medan

pertempuran. Ada pula yang berjuang lewat pergerakan. Mereka berjuang

dengan pikiran, tulisan-tulisan, dan ilmu pengetahuan. Pada masa

perjuangan kemerdekaan, dua cara memperjuangkan kemerdekaan

Indonesia ini sama-sama tinggi nilainya. Saat ini Indonesia tidak lagi dijajah

oleh bangsa asing. Oleh karena itu, kita tidak perlu lagi berperang melawan

para penjajah. Meski demikian, tugas kita tidak lebih ringan. Sebab,

menjaga kemerdekaan justru lebih berat daripada merebutnya.

Bukan penjajah yang mengancam keutuhan negara Indonesia kita.

Namun, diri kita sendirilah, putra-putri Indonesia. Mungkinkah itu?

Jawabannya ya sangat mungkin sekali, jika kita tidak berlaku sebagaimana

mestinya sebagai bangsa Indonesia. Jika kita salah mengurus negara ini,

tidak mustahil kitalah sendiri yang akan menghancurkan keutuhan negara

Indonesia tercinta ini.

Oleh karena itu kita perlu menjaga keutuhan NKRI, berikut ada

beberapa cara tentang bagaimana cara menjaga keutuhan negara Indonesia:

(1) Menjaga Wilayah dan Kekayaan Tanah Air Indonesia

Dulu para pahlawan berperang dan berunding dengan penjajah.

Mereka berunding untuk menentukan batas-batas wilayah Indonesia.

Wilayah itu tentu tidak hanya berupa wilayah semata, namun meliputi

semua kekayaan yang ada di dalamnya. Misalnya penduduk, tumbuh-

tumbuhan, hewan serta kekayaan mineral seperti minyak bumi, emas, batu

bara dan lain-lain. Wilayah dan segenap kekayaan itu haruslah kita

pertahankan dan kita jaga. Sebab di situlah letak kedaulatan negara kita.

Kita tidak boleh membiarkannya diambil dan dirampas bangsa asing.

Page 30: MATERI DAKWAH DAN PANDANGAN DA’Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8852/1/BAHRONI, EXECUTIVE... · keislaman. Para da’i harus mempunyai pemahaman yang mendalam tentang ilmu

30

(2) Saling Menghormati Perbedaan

Negara Indonesia berdiri atas berbagai macam perbedaan, mulai

dari agama, suku, adat istiadat, bahasa daerah dan warna kulit. Semua

perbedaan itulah yang saling menjalin membangun Indonesia seutuhnya.

Agar kebutuhan Indonesia tetap terjaga, kita harus mengganggap perbedaan

itu sebagai anugerah. Kita harus mensyukuri perbedaan yang ada. Cara

menjaga perbedaan-perbedaan itu dengan saling menghormati. Contohnya

kita harus saling menghormati teman kita yang berbeda agama, suku, bahasa

dan warna kulit. Dengan demikian, kita turut menjaga keutuhan Indonesia.

(3) Mempertahankan Kesamaan dan Kebersamaan

Bangsa Indonesia memiliki banyak perbedaan. Akan tetapi, bangsa

Indonesia juga memiliki banyak persamaan. Dalam naskah Sumpah

Pemuda, kita telah mengikrarkan bahwa kita adalah satu bangsa, bangsa

Indoneisa. Kita mengakui bahwa kita satu tumpah darah, tumpah darah

Indonesia. Kita juga mengakui bahwa kita menjunjung tinggi bahasa

persatuan, yaitu bahasa Indonesia. Itulah tiga persamaan pokok yang

dimiliki bangsa Indonesia. Selain itu, kita juga memiliki Pancasila, UUD

1945, dan Sang Saka Merah Putih. Semua itu adalah lambang pemersatu

bangsa, agar keutuhan Indonesia terjaga.

(4) Menaati Peraturan

Salah satu cara menjaga keutuhan Indonesia adalah dengan

menaati peraturan. Mengapa demikian? Peraturan dibuat untuk mengatur

kehidupan berbangsa dan bernegara. Tujuannya agar Indonesia menjadi

lebih baik. Melalui peraturan Indonesia akan selamat dari kekacauan. Taat

terhadap undang-undang dan peraturan berlaku bagi seluruh rakyat

Indonesia. Peraturan berlaku baik untuk presiden maupun rakyat biasa, baik

muda maupun tua, baik yang kaya maupun yang miskin.

Ustadz Muhammad Wahid Hidayat (Jenekan, Sugihmas, Grabag,

Magelang) yang menempuh pendidikan di Pondok Pesantren Darul Falah

Temanggung menyatakan bahwa dinamika Indonesia saat ini berpotensi

Page 31: MATERI DAKWAH DAN PANDANGAN DA’Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8852/1/BAHRONI, EXECUTIVE... · keislaman. Para da’i harus mempunyai pemahaman yang mendalam tentang ilmu

31

menimbulkan perpecahan terhadap persatuan NKRI. Mengingat masih

terdapat berbagai kubu, yakni kubu ekstrim kanan dan kubu ekstrim kiri

(Komunisme dan Liberalisme). Islam adalah agama yang menganjurkan,

bahkan mewajibkan untuk menjaga persatuan. Peran Islam dalam menjaga

keutuhan NKRI sangat diperlukan. Apabila terdapat pandangan yang

menyatakan bahwa ulama tidak Pancasilais dan tidak nasionalis adalah

terlalu berlebihan dan mengada-ada. Menurut beliau, berbagai alasan ummat

Islam menjadi benteng NKRI, antara lain:

(1) Pancasila merupakan ideologi yang tidak berseberangan dengan Islam,

justru Pancasila yang menjadi bagian dari Islam. Sehingga dapat

dipastikan ummat Islam Indonesia selalu senantiasa menjadi benteng

NKRI.

(2) Ummat Islam dapat menjadi benteng politik di Indonesia. Ummat Islam

akan selalu menjaga untuk mewujudkan keadilan yang berdaulat di

Indonesia. Selain itu, ummat Islam akan mewujudkan kesejahteraan dan

kesamaan hukum secara duniawi dan akhirat.

(3) Ummat Islam sebagai penjaga keamanan NKRI. Pelaksanaan keamanan

dapat diwujudkan secara internal dan eksternal. Dalam pelaksanaan

secara eksternal, ummat Islam memiliki anjuran yang tidak bisa ditawar-

tawar yakni melakukan jihad fisabilllah. Jihad yang terbaik adalah

keberanian seseorang untuk mengatakan yang sebenarnya kepada

pemimpin supaya tidak berbuat zalim kepada ummatnya.

b. Pengamalan Pancasila

Terkait dengan pengamalan Pancasila, Ustadz Daman Huri

menyatakan bahwa Pancasila disusun oleh anak bangsa Indonesia yang

sangat hebat sehingga dapat menciptakan Pancasila seperti saat ini dengan

urutannya. Sila kesatu mewujudkan bahwa bangsa Indonesia ini memiliki

beberapa agama yang agama tersebut sudah disahkan oleh pemerintah dan

tercantum dalam undang-undang. Jadi setiap warga negara wajib memeluk

satu keyakinan/agama. Namun dengan adanya hal itu jangan sampai malah

menjadi pemisah/pemecah-belah negara Indonesia.

Page 32: MATERI DAKWAH DAN PANDANGAN DA’Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8852/1/BAHRONI, EXECUTIVE... · keislaman. Para da’i harus mempunyai pemahaman yang mendalam tentang ilmu

32

Berikutnya, Ustadz H. Muhammad Haris S.S, M.Si. berpendapat

bahwa pada hakikatnya Pancasila merupakan nilai-nilai luhur yang hadir

dan berkembang dalam kehidupan bangsa Indonesia yang beragam, namun

seiring waktu berjalan nilai-nilai luhur tersebut mulai luntur. Praktis

mereka hanya mengenal, jadi bukan hanya faham, hapal pun hari ini

banyak sekali yang sudah tidak hafal. Jangankan mengamalkan memahami

saja tidak, jangankan memahami hapal pun tidak, bagaimana mau

mengamalkan, memahami saja tidak. Fenomena inilah yang saya kira hari

ini terjadi di masyarakat dan akibatnya tentu. Karena pancasila ini sebagai

dasar Negara menajdi tidak kokoh, maka bangunan bangunan berikutnya

menjadi goyah. Dan bangunan-bangunan ini berupa apa saja. Sila yang

pertama ketuhanan yang maha esa, maka seluruh kehidupan ini harus

bergerak berdasarkan pada nilai-nilai agama. Maka dari itu menjalankan

Pancasila sebagian sudah menjalankan nilai-nilai agama.

Dr. K.H. Agus Suaidi Lc. M.A. menyatakan bahwa Pancasila itu

merupakan titik temu semua bangsa Indonesia. Lebih lanjut beliau

mengatakan:

Agamane apa pun, sukune apa pun, ras apa pun, semuanya harusmenerima Pancasila. Nopo wong Islam kok menerima Pancasila?Karena tidak bertentangan dengan agama Islam. NU dalam muktamardi tahun 1983, muktamar di Situbondo, dengan keputusannyamenerima Pancasila sebagai dasar negara. Ning ono catetane, kui sengkudu di nganu, Pancasila bukan negara dan tidak bisa menggantikanagama. Pancasila adalah bentuk pengamalan negara kita. Itu berartiPancasila karo agama duwur ndi? Agama, maka Pancasila tidak bisamenggantikan agama. Mula, Pancasila iku pengamalane saka agamaIslam. Sehingga tidak ada masalah, ning yo kui ojo sampe Pancasilaiku dadi agomo. Sampe ono wong tau, salah satu pembesar-pembesardi NU juga malah pernah mengatakan ‘ayat ayat konstitusi lebih tinggidari ayat al-Qur’an kuwi banget keliru. Pancasila tetap di bawah al-Qur’an, undang-undang di bawah al-Qur’an tapi kita yakin tidak adapertentangan. Maka Pancasila harus dijaga sebagai pemersatu.

Adapun Ustadz Muhammad Abdul Latif, S.Pd. menyatakan bahwa

untuk pengamalan Pancasila pada sila pertama adalah kita ber-Tuhan

kepada Tuhan yang Maha Esa. Sila kedua yaitu hendaknya kita menjadi

Page 33: MATERI DAKWAH DAN PANDANGAN DA’Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8852/1/BAHRONI, EXECUTIVE... · keislaman. Para da’i harus mempunyai pemahaman yang mendalam tentang ilmu

33

manusia yang adil dan juga memiliki adab yang tinggi. Untuk pengamalan

sila ke tiga yaitu hendaknya kita sesama umat sebangsa untuk saling

bersatu menjaga keutuhan NKRI. Pengamalan sila keempat yaitu jika kita

ingin mengambil suatu keputusan maka hendaknya dilakukan dengan

bermusyawarah. Dan untuk pengamalan sila terakhir yaitu hendaknya kita

menjadi manusia yang adil dalam menyejahterakan seluruh rakyat

Indonesia.

Ustadz Sirojudin S.Hi, M.H (SD N Blotongan 3, MTs N Salatiga,

MAN 1 Salatiga, S1 Syariah IAIN Salatiga, dan S2 Fakultas Hukum

Universitas Islam Sultan Agung) yang berdomisili di Blotongan, RT 02 /

RW 06, Sidareja, Salatiga menyatakan bahwa Pancasila itu ideologi

menurut pemahaman pendiri negara, pemahaman pendahulu kita,

pemahaman guru-guru kita, dan kalau kita baca hari ini sesungguhnya itu

ideologi paripurna. Kemudian kalau kita kaitkan dengan pemahaman

aqidah kita sesungguhnya sudah memenuhi kriteria hak–hak Allah. Kalau

kita baca sila pertama “Ketuhanan yang Maha Esa” itu kan hubungan

vertical dengan Allah. Sementara kemanusiaan sampai dengan keadilan

sosial bagi seluruh rakyat Indonesia itu hubungan horizontal dengan

sesama manusia, sehingga tidak ada masalah. Dengan demikian, Pancasila

itu merupakan ideologi negara yang sudah sangat tepat.

Ustadz Drs.H. Zaenuri M.Pd. menyatakan bahwa jika dimaknai

dari rukun Islam, sila-sila dalam Pancasila mempunyai filsafat dan makna

yang sama. Ditandai dalam sila pertama “Ketuhanan yang Maha Esa”, kita

dibebaskan untuk memeluk agama yang diakui oleh negara, Di dalam

Islam diwajibkan untuk selalu mengesakan Allah.

Dalam sila ke dua “Kemanusiaan yang adil dan beradab” rakyat

Indonesia harus saling menghargai dan menghormati hak-hak yang

melekat pada pribadi manusia, di dalam Al-Quran menyebutkan juga

untuk selalu menghargai dan menghormati sesama.

Page 34: MATERI DAKWAH DAN PANDANGAN DA’Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8852/1/BAHRONI, EXECUTIVE... · keislaman. Para da’i harus mempunyai pemahaman yang mendalam tentang ilmu

34

Sila ke tiga “Persatuan Indonesia” bermakna bahwa bangsa

Indonesia adalah bangsa yang satu dan dalam Al-Quran juga disebutkan

selalu mengajarkan kepada umatnya untuk saling menjaga persatuan.

Sila keempat berbunyi “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat

kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan” bermakna bahwa

dalam mengambil keputusan bersama harus dilakukan secara

musyawarah yang didasari oleh hikmat kebijaksanaan. Dan dalam Al-

Qur’an menyebutkan selalu mengajarkan kepada umatnya untuk selalu

bersikap bijaksana dalam mengatasi permasalahan kehidupan dan selalu

menekankan musyawarah untuk menyelesaikannya dalam suasana yang

demokratis.

Sila kelima berbunyi “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat

Indonesia” bermakna bahwa negara Indonesia sebagai suatu organisasi

tertinggi memiliki kewajiban untuk mensejahterakan seluruh rakyat

Indonesia. Dan di dalam Al-Qur’an memerintahkan untuk selalu bersikap

adil dalam segala hal, adil terhadap diri sendiri, orang lain dan alam.

Ustadz Asnawi menyatakan bahwa Pancasila tidak akan memiliki

makna tanpa pengamalan. Pancasila bukan sekedar simbol persatuan dan

kebanggaan bangsa. Akan tetapi Pancasila adalah acuan kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Oleh karena itu, kita wajib

mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Tingkah

laku sehari-hari kita harus mencerminkan nilai-nilai luhur Pancasila.

Untuk mengamalkan Pancasila kita tidak harus menjadi aparat negara.

Kita juga tidak harus menjadi tentara dan mengangkat senjata. Kita dapat

mengamalkan nilai-nilai Pancasila di lingkungan keluarga, sekolah, dan

masyarakat. Kita dapat memulai dari hal-hal kecil dalam keluarga.

Misalnya melakukan musyawarah keluarga. Setiap keluarga pasti

mempunyai masalah. Nah, masalah dalam keluarga akan terselesaikan

dengan baik melalui musyawarah. Kita dapat belajar menyatukan

pendapat dan menghargai perbedaan dalam keluarga. Biasakanlah

melakukannya dalam keluarga.

Page 35: MATERI DAKWAH DAN PANDANGAN DA’Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8852/1/BAHRONI, EXECUTIVE... · keislaman. Para da’i harus mempunyai pemahaman yang mendalam tentang ilmu

35

Dalam lingkungan sekolah pun kita harus membiasakan

bermusyawarah. Hal ini penting karena teman-teman kita berbeda-beda.

Pelbagai perbedaan akan lebih mudah disatukan dengan bermusyawarah.

Permasalahan yang berat pun akan terasa ringan. Keputusan yang

diambil pun menjadi keputusan bersama. Hal itu akan mempererat

semangat kebersamaan di sekolah. Tanpa musyawarah, perbedaan

bukannya saling melengkapi. Tetapi, justru akan saling bertentangan.

Oleh karena itu, kita harus terbiasa bermusyawarah di sekolah.

Kerukunan hidup di lingkungan sekolah akan terjaga. Dengan demikian,

kita tidak akan kesulitan menghadapi dalam lingkungan yang lebih luas.

Berawal dari keluarga kemudian meningkat dalam sekolah, masyarakat,

bangsa, dan negara. Cara mengamalkan Pancasila dapat dilakukan

dengan konsep sebagai berikut:

(1) Pengamalan Pancasila dalam Rangka Menghargai Perbedaan

Pancasila dirumuskan dalam semangat kebersamaan. Salah satunya

terwujud dalam sikap menghargai perbedaan. Perbedaan pendapat tidak

menjadi hambatan untuk menghasilkan sesuatu yang lebih baik. Hal itu

merupakan sikap yang harus ditiru. Pada waktu itu bangsa Indonesia

belum memiliki dasar negara. Tetapi, sikap para tokoh telah

mencerminkan semangat kebersamaan dan jiwa ksatria. Mereka bersedia

menerima perbedaaan apa pun ketika proses perumusan dasar negara

berlangsung. Nah, sekarang kita telah memiliki Pancasila sebagai dasar

negara yang kuat. Kekuatan Pancasila telah terbukti selama berdirinya

negara Indonesia. Pancasila mampu menyatukan seluruh bangsa

Indonesia. Pancasila juga mampu bertahan menghadapi rongrongan

pemberontak.

(2) Pengamalan Pancasila dalam Wujud Sikap Toleransi

Mengamalkan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa

(falsafah hidup bangsa) berarti melaksanakan Pancasila dalam kehidupan

sehari-hari, menggunakan Pancasila sebagai petunjuk hidup sehari-hari,

Page 36: MATERI DAKWAH DAN PANDANGAN DA’Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8852/1/BAHRONI, EXECUTIVE... · keislaman. Para da’i harus mempunyai pemahaman yang mendalam tentang ilmu

36

agar hidup kita dapat mencapai kesejahteraan dan kebahagian lahir dan

batin.

c. Kiat-Kiat Lain yang Dapat Memperkuat Wawasan Kebangsaan.

Ustadz Ngaidin S.Ag, M.Pd. Banjaran RT 01/RW 12, Mangunsari,

Salatiga yang menempuh pendidikannya di MI Al-Uswah Ungaran, MTs Al-

Uswah, PGAN Salatiga, dan IAIN Salatiga menyatakan bahwa untuk

memperkuat wawasan kebangsaan, kita perlu meneladani sikap dan perilaku

para pahlawan bangsa.

Adapun Ustadz Muhammad Abdul Latif, S.Pd. menyatakan bahwa

wawasan kebangsaan Indonesia di zaman sekarang banyaknya perebutan

kekuasaan dan banyak ulama yang seharusnya menjadi panutan dan dapat

memberi masukan untuk para pejabat tetapi justru diasingkan atau dibuat

jelek di mata publik. Padahal sejatinya ulama itu sebagai contoh untuk kita,

untuk masukan diri kita, apa yang menjadi kekurangan kita. Jadi, ketika kita

menjadi pejabat itu tidak semena-mena semaunya dan kita harus menerima

masukan dari beberapa organisasi .

D. KESIMPULAN

Kesimpulan penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, materi

dakwah yang disampaikan oleh para da’i meliputi (1) aspek aqidah, (2) aspek

ibadah, dan (3) aspek akhlaq. Pada aspek aqidah, pada umumnya para dai

menegaskan agar ummat tidak mencampuradukkan antarkeyakinan muslim

dengan nonmuslim, harus ada batas yang tegas. Sebagian da’i ada yang

membahas masalah aqidah dengan mengaitkanya dengan masalah kontekstual,

misalnya masalah kebersihan lingkungan. Dalam aspek ibadah, para dai

menyampaikan ihwal sholat, puasa, zakat/infaq/shodaqoh, haji, dzikir, dan

membaca al-Quran.

Kedua, semua da’i memiliki wawasan kebangsaan yang sangat baik.

Terkait dengan upaya untuk menjaga keutuhan NKRI, mayoritas da’i

berpendapat bahwa jika semua sila dalam Pancasila itu betul-betul

diimplementasikan dalam praktik kehidupan sehari-hari oleh pemerintah dan

seluruh rakyat, tidak hanya dibaca dalam berbagai upacara, niscaya NKRI akan

Page 37: MATERI DAKWAH DAN PANDANGAN DA’Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8852/1/BAHRONI, EXECUTIVE... · keislaman. Para da’i harus mempunyai pemahaman yang mendalam tentang ilmu

37

tetap terjaga keutuhannya. Ada juga da’i yang sangat kritis dalam menanggapi

realitas kebangsaan kita dewasa ini, misalnya dengan pernyataan bahwa NKRI

itu bentuk. Bentuk itu sebenarnya bukan substansi. Substansinya negara itu

bukan dari bentuknya. Tetapi satu dalam wilayah, dalam kedaulatannya. Maka

yang seharusnya menjadi perhatian kita adalah menjaga kedaulatannya bukan

bentuknya. Hanya saja bentuk harus tetap kita jaga, kita pertahankan karena itu

sudah disepakati, oleh para pendiri bangsa kita dulu. Selanjutnya, terkait

dengan Pancasila, semua da’i menyatakan bahwa Pancasila sama sekali tidak

bertentangan dengan ajaran Islam. Sila pertama merupakan konsep hubungan

vertikal kepada Allah (hablumminallah) dan sila kedua hingga kelima

merupakan konsep hubungan muamalah kepada sesama manusia

(hablumminannas). Oleh karena itu, pengamalan sila kedua hingga kelima

harus selalu dijiwai oleh sila pertama agar semua pembenganunan di negeri ini

senantiasa diberkahi dan diridhoi Allah. Selain itu, untuk panduan

mengamalkan Pancasila, sebagian da’i berpendapat bahwa rumusan yang

termuat dalam buku Pedoman, Penghayatan, dan Pengamalan Pancasila (P4)

yang diberlakukan pada masa Orde Baru adalah sudah sangat baik dan layak

untuk diberlakukan kembali pada saat ini. Adapun terkait dengan maraknya

pemberitaan akhir-akhir ini bahwa banyak da’i yang berideologi radikal dan

intoleran, hal itu tidak ditemukan dalam penelitian ini.

Page 38: MATERI DAKWAH DAN PANDANGAN DA’Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8852/1/BAHRONI, EXECUTIVE... · keislaman. Para da’i harus mempunyai pemahaman yang mendalam tentang ilmu

38

DAFTAR PUSTAKA

Bachtiar, Wardi. 1997. Metodologi Penelitian Dakwah. Jakarta: Logos WacanaIlmu.

Departemen Agama RI. 2000. Al Qur’an dan Terjemahnya. Semarang:Asy-Syifa’.

Fadhlullah, Muhammad Husain. 1997. Metodologi Dakwah dalam Al-Qur’anPegangan Bagi Para Aktivis. Jakarta: Lentera.

Faridl, Miftah. 1982. Pokok-pokok Ajaran Islam. Bandung: Perpuskaan SalmanITB.

Miles, Mattew B dan A. Michael Huberman. 1984. Analisis Data Kualitatif.Jakarta: UI Press.

Omar, Toha Jahja. 1992. Ilmu Dakwah. Jakarta: Widjaya.

Saputra, Wahidin. 2002. Pengantar Ilmu Dakwah. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Saputra, Wahidin. 2002. Pengantar Ilmu Dakwah. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Suminto, Aqib. 1984. Problematika Dakwah. Jakarta: Pustaka Panjimas.

Suminto, Aqib. 1984. Problematika Dakwah. Jakarta: Pustaka Panjimas.

Sutopo, H.B. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif Dasar Teori danTerapannya dalam Penelitian. Surakarta: Sebelas Maret UniversityPress.

Yusuf, M. Yunan. 2016. Dakwah Rasulullah Sejarah dan Problematika. Jakarta:Kencana.

file:///C:/Users/DAKWAH%20-%20B/Downloads/450-1780-1-PB.pdf,

http://repositori.uin-alauddin.ac.id/5810/1/Baiti%20Renel.pdf

https://id.wikipedia.org/wiki/Akhlak.

https://id.wikipedia.org/wiki/Akidah_Islam

https://id.wikipedia.org/wiki/Ibadat.

https://syariatkita.blogspot.co.id/2014/12/tujuan-dakwah-islamiyah-sahabat.html

http://blogspot.com/2015/03/wawasan-kebangsaan-pengertian-makna.html