MATERI ACC.docx

15
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang 2. Rumusan masalah 3. Tujuan penulisan 4. Manfaat penulisan

description

MATERI ACC

Transcript of MATERI ACC.docx

BAB IPENDAHULUAN

1. Latar belakang

2. Rumusan masalah

3. Tujuan penulisan

4. Manfaat penulisan

BAB IIPEMBAHASANA. DEFINISIKepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok . Kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhi dan menggerakkan orang orang sedemikian rupa untuk memperoleh kepatuhan, kepercayaan, respek, dan kerjasama secara royal untuk menyelesaikan tugas (Field Manual 22-100)Adapun defenisi dari kepemimpinan menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut. George R. Terry (yang dikutip dari Sutarto, 1998 : 17)Kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang atau pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai tujuan yang diinginkan G.L.Feman & E.K.aylor (1950)Kepemimpinan adalah kemampuan untuk menciptakan kegiatan kelompok mencapai tujuan organisasi dengan efektifitas maksimum dan kerjasama dari tiap-tiap individu. C.M. Bundel Is Leadership losing its importance ?Kepemimpinan seorang seni mendorong/mempengaruhi orang-orang lain untuk mengerjakan apa yang dikehendaki seseorang pemimpin untuk dikerjakannya. R. C. Davis The Fundamentals of Top ManagementKepemimpinan sebagai kekuatan dinamika yang pokok yang mendorong memotivasi, dan mengkoordinasikan organisasi dalam pencapaian tujuan-tujuannya.

B. TEORI KEPEMIMPINAN Memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk mengkaji sejauh mana kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat dilaksanakan secara efektif serta menunjang kepada produktifitas organisasi secara keseluruhan. Dalam makalah ini akan dibahas tentang teori kepemimpinan. Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar nantinya mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah organisasi. Beberapa teori tentang kepemimpinan antara lain :1. Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory )Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan perhatian pemimpin itu sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan Romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan yang kemudian teori ini dikenal dengan The Greatma Theory. Dalam perkembanganya, teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir psikologi yang berpandangan bahwa sifat sifat kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat sifat itu antara lain : sifat fisik, mental, dan kepribadian.Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan organisasi, antara lain : KecerdasanBerdasarkan hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai kecerdasan yang tinggi di atas kecerdasan rata rata dari pengikutnya akan mempunyai kesempatan berhasil yang lebih tinggi pula. Karena pemimpin pada umumnya memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengikutnya. Kedewasaan dan Keluasan Hubungan SosialUmumnya di dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan internal maupun eksternal, seorang pemimpin yang berhasil mempunyai emosi yang matang dan stabil. Hal ini membuat pemimpin tidak mudah panik dan goyah dalam mempertahankan pendirian yang diyakini kebenarannya. Motivasi Diri dan Dorongan BerprestasiSeorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri yang tinggi serta dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang kuat ini kemudian tercermin pada kinerja yang optimal, efektif dan efisien. Sikap Hubungan KemanusiaanAdanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sehingga para pengikutnya mampu berpihak kepadanya.2. Teori Kepemimpinan Perilaku dan SituasiBerdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini memiliki kecenderungan kearah 2 hal.a) Pertama yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang pemimpin yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala yang ada dalam hal ini seperti : membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan bersedia berkonsultasi dengan bawahan.b) Kedua disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin yang memberikan batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat , bawahan mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil yang akan dicapai.Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan terhadap hasil yang tinggi pula.3. Teori Kewibawaan PemimpinKewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan, sebab dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku orang lain baik secara perorangan maupun kelompok sehingga orang tersebut bersedia untuk melakukan apa yang dikehendaki oleh pemimpin.4. Teori Kepemimpinan SituasiSeorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan.5. Teori KelompokAgar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran yang positif antara pemimpin dengan pengikutnya.Dari adanya berbagai teori kepemimpinan di atas, dapat diketahui bahwa teori kepemimpinan tertentu akan sangat mempengaruhi gaya kepemimpinan (Leadership Style), yakni pemimpin yang menjalankan fungsi kepemimpinannya dengan segenap filsafat, keterampilan dan sikapnya.

B. Tipe Kepemimpinan

1. Tipe kepemimpinan OtokratisKepemimpinan seperti ini menggunakan metode pendekatan kekuasaan dalam mencapai keputusan dan pengembangan strukturnya. Kekuasaan sangat dominan digunakan. Memusatkan kekuasaan dan pengambilan keputusan bagi dirinya sendiri, dan menata situasi kerja yang rumit bagi bawahan sehingga mau melakukan apa saja yang diperintahkan. Kepemimpinan ini pada umumnya negatif, yang berdasarkan atas ancaman dan hukuman. Meskipun demikian, ada juga beberapa manfaatnya antaranya memungkinkan pengambilan keputusan dengan cepat serta memungkinkan pendayagunaan bawahan yang kurang kompeten.Dilihat dari persepsinya seorang pemimpin yang otokratik adalah seseorang yang sangat egois. Seorang pemimpin yang otoriter akan menujukan sikap yang menonjolkan keakuannya, antara lain dalam bentuk :a. Kecenderungan memperlakukan para bawahannya sama dengan alat-alat lain dalam organisasi, seperti mesin, dan dengan demikian kurang menghargai harkat dan martabat mereka.b. Pengutamaan orientasi terhadap pelaksanaan dan penyelesaian tugas tanpa mengkaitkan pelaksanaan tugas itu dengan kepentingan dan kebutuhan para bawahannya.c. Pengabaian peranan para bawahan dalam proses pengambilan keputusan.

Gaya kepemimpinan yang dipergunakan pemimpin yang otokratik antara lain:a. Menuntut ketaatan penuh dari para bawahannya.b. Dalam menegakkan disiplin menunjukkan keakuannya.c. Bernada keras dalam pemberian perintah atau instruksi.d. Menggunakan pendekatan premitif dalam hal terjadinya penyimpangan oleh bawahan.

2. Tipe kepemimpinan militeristis Perlu diparhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dengan seorang pemimpin tipe militeristis tidak sama dengan pemimpin-pemimpin dalam organisasi militer. Artinya tidak semua pemimpin dalam militer adalah bertipe militeristis. Seorang pemimpin yang bertipe militeristis mempunyai sifat-sifat sebagai berikut : a. Dalam menggerakkan bawahan untuk yang telah ditetapkan, perintah mencapai tujuan digunakan sebagai alat utama. b. Dalam menggerakkan bawahan sangat suka menggunakan pangkat dan jabatannya. c. Senang kepada formalitas yang berlebihan d. Menuntut disiplin yang tinggi dan kepatuhan mutlak dari bawahan e. Tidak mau menerima kritik dari bawahan f. Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.

Dari sifat-sifat yang dimiliki oleh tipe pemimpin militeristis jelaslah bahwa tipe pemimpin seperti ini bukan merupakan pemimpin yang ideal.

3. Tipe kepemimpinan fathernalistis / maternalistikTipe kepemimpinan fathernalistis, mempunyai ciri tertentu yaitu bersifat fathernal atau kebapakan. Kepemimpin seperti ini menggunakan pengaruh yang sifat kebapakan dalam menggerakkan bawahan mencapai tujuan. Kadang-kadang pendekatan yang dilakukan sifat terlalu sentimentil. Sifat-sifat umum dari tipe pemimpin paternalistis dapat dikemukakan sebagai berikut: a. Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa. b. Bersikap terlalu melindungi bawahan c. Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan. Karena itu jarang dan pelimpahan wewenang. d. Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya tuk mengembangkan inisyatif daya kreasi. e. Sering menganggap dirinya maha tau. Harus diakui bahwa dalam keadaan tertentu pemimpin seperti ini sangat diperlukan. Akan tetapi ditinjau dari segi sifar-sifar negatifnya pemimpin faternalistis kurang menunjukkan elemen kontinuitas terhadap organisasi yang dipimpinnya. Sedangkan tipe kepemimpinan maternalistik tidak jauh beda dengan tipe kepemimpinan paternalistik, yang membedakan adalah dalam kepemimpinan maternalistik terdapat sikap over-protective atau terlalu melindungi yang sangat menonjol disertai kasih sayang yang berlebih lebihan.4. Tipe Kepemimpinan Karismatis Tipe pemimpin seperti ini mampunyai daya tarik yang amat besar, dan karenanya mempunyai pengikut yang sangat besar. Kebanyakan para pengikut menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin seperti ini, pengetahuan tentang faktor penyebab Karena kurangnya seorang pemimpin yang karismatis, maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supernatural powers), perlu dikemukakan bahwa kekayaan, umur, kesehatan profil pendidikan dan sebagainya. Tidak dapat digunakan sebagai kriteria tipe pemimpin karismatis.

5. Tipe Kepemimpinan Demokratis Dari semua tipe kepemimpinan yang ada, tipe kepemimpinan demokratis dianggap adalah tipe kepemimpinan yang terbaik. Hal ini disebabkan karena tipe kepemimpinan ini selalu mendahulukan kepentingan kelompok dibandingkan dengan kepentingan individu. Beberapa ciri dari tipe kepemimpinan demokratis adalah sebagai berikut: a. Dalam proses menggerakkan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu adalah mahluk yang termulia di dunia. b. Selalu berusaha menselaraskan kepentingan dan tujuan pribadi dengan kepentingan organisasi. c. Senang menerima saran, pendapat dan bahkan dari kritik bawahannya. d. Mentolerir bawahan yang membuat kesalahan dan berikan pendidikan kepada bawahan agar jangan berbuat kesalahan dengan tidak mengurangi daya kreativitas, inisyatif dan prakarsa dari bawahan. e. Lebih menitik beratkan kerjasama dalam mencapai tujuan. f. Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya. g. Berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.h. Dan sebagainya. Dari sifat-sifat yang harus dimiliki oleh pemimpin tipe demokratis, jelaslah bahwa tidak mudah untuk menjadi pemimpin demokratis. Namun, karena pemimpin yang demikian adalah yang paling ideal, alangkah baiknya jika semua pemimpin berusaha menjadi seorang pemimpin yang demokratis.

6 . Tipe Kepemimpinan PopulistisKepemimpinan populis berpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat yang tradisonal, tidak mempercayai dukungan kekuatan serta bantuan hutang luar negeri. Kepemimpinan jenis ini mengutamakan penghidupan kembali sikap nasionalisme.

7. Tipe Kepemimpinan Administratif/EksekutifKepemimpinan tipe administratif ialah kepemimpinan yang mampu menyelenggarakan tugas-tugas administrasi secara efektif. Pemimpinnya biasanya terdiri dari teknokrat-teknokrat dan administratur-administratur yang mampu menggerakkan dinamika modernisasi dan pembangunan. Oleh karena itu dapat tercipta sistem administrasi dan birokrasi yang efisien dalam pemerintahan. Pada tipe kepemimpinan ini diharapkan adanya perkembangan teknis yaitu teknologi, indutri, manajemen modern dan perkembangan sosial ditengah masyarakat.

8. Tipe Laissez FairePemimpin ini berpandangan bahwa umumnya organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari orang-orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran-sasaran apa yang ingin dicapai, tugas apa yang harus ditunaikan oleh masing-masing anggota dan pemimpin tidak terlalu sering intervensi.

BAB IIISTUDI KASUSA. Deskripsi KasusPermasalahan dlm perguruan tinggiWakil Rektor UnHas nyabu bersama mahasiswi

B. Dampak yang terjadi dari permasalahan :Wakil Rektor diberhentikan secara tidak hormat dari Universitas yang menaungi nya kemudian pandangan / pola pemikiran masyarakat terhadap Universitas Hasanuddin menjadi negatif karena adanya kejadian yang membuat nama baik Universitas tercoreng, untuk mahasiswi yang terlibat diberhentikan dari kampus nya sendiri dan terpaksa tidak dapat meneruskan kuliahnya di Universitas Hasanuddin, mahasiswa/i lain yang kuliah disana menjadi geger dan bisa menyulut pertikaian di dalam universitas mereka sendiri karena ulah dari wakil rektor yang mereka anggap panutan, yang mampun memberikan contoh baik untuk mahasisiwa/i nya dan dihormati malah terjerumus dalam hal yang salah bahkan bersama dengan mahasiswinya sendiri. C. Penanganan yang dilakukan :Dengan diberhentikannya wakil rektor yang bermasalah tersebut diharapkan agar Universitas dapat memperbaiki citra dan memberi pembelajaran untuk para petinggi Universitas dan staf lainnya untuk berbuat hal yang tidak menyalahi aturan dan yang dapat menjerumuskan mereka ke hal buruk serta terus memberi contoh yang baik untuk mahasiswa/i nya. Kemudian untuk memperbaiki pandangan / citra Universitas Hasanuddin dengan meningkatkan kualitas kerja pengajar, akademisi, mahasiswa/i nya. Meningkatkan pengawasan dan pemeriksaan terhadap mahasiswa/i.D. Masukan untuk perbaikan perguruan tinggiSeharusnya dalam memilih pemimpin kita harus lebih selektif, pemimpin itu yang berkualitas, bermutu, memiliki visi dan misi yang membangun untuk Universitas nya, setelah menjadi pemimpin dapat berkoordinasi dengan para pemimpin yang lain, terbuka dan akrab dengan mahasiswa/i dalam hal yang baik. Melakukan perbaikan dalam segala aspek untuk meningkatkan mutu perguruan tinggi salah satunya aspek mutu mahasiswa yang dapat menjalani pendidikan di Universitas tersebut. Sekaligus meningkatkan keketatan mahasiswa dalam seleksi masuk, kepatuhan mahasiswa terhadap etika, sikap proaktif mahasiswa dalam proses belajar mengajar, prestasi akademi mahasiswa yang ditujukan dan yang terutama menjadikan mahasiswa yang berkompetensi yang handal untuk menjadi calon pemimpin di masa depan. Dengan hal tersebut sangat diharapkan agar tercapainya mutu perguruan tinggi yang profesional, maju dalam segala bidang, terhindar dari masalah-masalah yang dapat menyudutkan dan menjatuhkan karena apabila masalah timbul semua aspek yang ada dalam perguruan tinggi tersebut dapat melawan dengan kekuatan kepemimpinan yang mereka miliki.

BAB IVPENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran