MATEMATIKA ANAK DOWN SYNDROME KELAS II SURAKARTA
Transcript of MATEMATIKA ANAK DOWN SYNDROME KELAS II SURAKARTA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
JURNAL PENDIDIKAN LUAR BIASA
PENGARUH CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING
TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
BAGI ANAK DOWN SYNDROME KELAS II
DI SD ALFIRDAUS SURAKARTA
TAHUN 2015/2016
Nama : Intan Febrika Ramaswami
Nim : K5112034
Email : [email protected]
No HP : 081329800889
Pembimbing : 1. Dr. Munawir Yusuf, M.Psi
2. Mohammad Anwar, M.Pd
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Mei 2016
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
PENGARUH CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA BAGI ANAK
DOWN SYNDROME KELAS II DI SD ALFIRDAUS SURAKARTA TAHUN
2015/2016
Intan Febrika Ramaswami, Munawir Yusuf, Mohammad Anwar
Pendidikan Luar Biasa, FKIP Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 57126, Indonesia
ABSTRACT
This study aims to investigate the effect of contextual teaching and learning
to improve mathematics learning achievement for down syndrome student at the
second grade of SD Alfirdaus Surakarta. The subject in this study is a student with
Down syndrome at the second grade of SD Alfirdaus Surakarta.
This study used an experimental method with a Single Subject Research
designed with type A-B-A. Data collection was conducted by using objective test,
whice were in form of short-written test and oral test. The data were analyzed by
using descriptive statistics and visual analysis in the form of graphs.
The results of the study are as follows: Phase 1 with the mean baseline level
of 47.50. Intervention phase with the mean level of 70.62. Phase 2 with the mean
baseline level of 86.25. The mean level showed the improvement of learning
achievement in every phase. The graphs in each session showed a stable tendency.
The results proved that the effect of contextual teaching and learning to improve
mathematics learning achievement for down syndrome student at the tenth grade
of SD Alfirdaus Surakarta.
Keywords: contextual teaching and learning, mathematics learning achievement,
down syndrome
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh contextual
teaching and learning terhadap peningkatan prestasi belajar matematika bagi anak
down syndrome kelas II di SD Alfirdaus Surakarta. Subjek dalam penelitian ini
adalah satu siswa down syndrome kelas II di SD Alfirdaus Surakarta.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen subjek tunggal dengan tipe
desain A-B-A. Pengumpulan data dilaksanakan dengan menggunakan tes bentuk
objektif yaitu tes tertulis jawaban singkat dan tes lisan. Analisis data dilakukan
dengan menggunakan statistik deskriptif serta menggunakan analisis visual berupa
grafik.
Hasil penelitian adalah sebagai berikut. Fase baseline 1 dengan mean level
47,50. Fase intervensi dengan mean level 70,62. Fase baseline 2 dengan mean
level 86,25. Mean level tersebut menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar
di tiap fasenya. Grafik dalam tiap sesi menunjukkan kecenderungan yang stabil.
Hasil tersebut membuktikan bahwa ada pengaruh contextual teaching and
learning terhadap peningkatan prestasi belajar matematika bagi anak down
syndrome kelas 2 di SD Alfirdaus Surakarta.
Kata kunci: contextual teaching and learning, prestasi belajar matematika, down
syndrome
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
A. PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan proses
belajar, secara formal pendidikan
didapatkan melalui sekolah
sedangkan pendidikan secara
nonformal diperoleh dari keluarga,
bimbingan dari orangtua maupun
sosialisasi dalam bermasyarakat.
Undang-Undang Republik Indonesia
Pasal 31 ayat (1) yang menyatakan
bahwa “Tiap-tiap warga negara
berhak mendapat pengajaran”.
Dilanjutkan pada Pasal 31 ayat (2)
yang menjelaskan bahwa setiap anak
memiliki hak untuk mendapatkan
pengajaran tanpa terkecuali bagi
anak berkebutuhan khusus, sesuai
dengan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional
Bab IV Pasal 5 Ayat 2 yang
menyatakan bahwa, “Warga negara
yang memiliki kelainan fisik,
emosional, mental, intelektual, dan/
atau sosial berhak memperoleh
pendidikan khusus”. Anak
berkebutuhan khusus dengan
berbagai kelainan mempunyai hak
dalam memperoleh pendidikan yang
layak dan sesuai dengan kebutuhan
anak. Pendidikan tersebut diberikan
khusus untuk anak luar biasa.
Salah satu anak berkebutuhan
khusus yaitu anak down syndrome..
Pada umumnya anak down syndrome
mengalami hambatan dalam hal
kognitif, interaksi sosial dan perilaku
adaptif.
Anak-anak down syndrome
mempelajari berbagai hal lebih
lambat dari pada anak-anak normal
yang sebaya dengannya. Anak down
syndrome memiliki keterlambatan
dalam bergerak, tersenyum,
menunjukan minat dalam berbagai
hal, menggunakan tangan, duduk,
berjalan, berbicara dan lain-lain
semua memiliki keterlambatan.
Dalam menggunakan anggota tubuh
dan pikirannya anak down syndrome
masih lambat dan perlu arahan dari
orang lain. Salim (2007:220)
Anak down syndrome memiliki
keterbatasan dalam hal berpikir, daya
ingatnya yang rendah, sukar berpikir
abstrak, dan daya fantasinya rendah,
sehingga mereka sering mengalami
kesulitan belajar.
Anak dengan kondisi down
syndrome mengalami
keterbelakangan secara fisik dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
mental, karena down syndrome
merupakan salah satu dari penyebab
retardasi mental. Keterbelakangan
mental ini diakibatkan oleh adanya
gangguan pada system syaraf pusat.
salah satu cara membedakan apakah
bayi itu termasuk dalam katagori
normal atau down syndrome adalah
ketika beranjak besar perlu
pemeriksaan Intelegensi (IQ). IQ
adalah gambaran kemampuan yang
dimiliki seseorang. Qaharani (2010).
Anak down syndrome dengan
IQ di bawah rata-rata sering
mengalami kesulitan dalam belajar
yang menyebabkan prestasi belajar
anak down syndrome di bawah rata-
rata prestasi belajar anak normal.
Azwar (2012:9)
mengemukakan bahwa prestasi
belajar merupakan bentuk
penampilan maksimal seseorang
dalam menguasai bahan atau materi
yang telah diajarkan. Hasil
pembelajaran ini dapat dinyatakan
dalam bentuk skor atau nilai setelah
mengikuti tes yang diadakan setelah
dilakukan proses pembelajaran di
dalam kelas, sehingga dapat
menginformasikan tentang materi
pembelajaran yang sudah dikuasai
siswa.
Sujilah (2009) melakukan
penelitian untuk meningkatkan
prestasi belajar matematika melalui
metode bermain pada siswa kelas 1
MI Sultan Agung. Pada saat
pembelajaran matematika dengan
metode bermain siswa lebih
berminat. Hal tersebut disebabkan
karena adanya pujian dan motivasi
dari guru, guru menggunakan
bermacam-macam permainan
sehingga tercipta suasana
pembelajaran yang aktif dan
menyenangkan.
Penelitian yang dilakukan
Sujilah dilakukan untuk
meningkatkan prestasi belajar pada
anak kelas 1 MI Sultan Agung.
Banyak penelitian meningkatkan
prestasi belajar matematika siswa,
namun masih sedikit penelitian untuk
peningkatan prestasi belajar
matematika untuk anak down
syndrome.
Salah satu cara membuat
pelajaran matematika yang
menyenangkan dan menarik untuk
anak down syndrome yaitu melalui
pembelajaran kontekstual.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Pembelajaran yang mengaitkan
antara materi dan mendorong siswa
membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya
dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sehari-hari.
Sejalan dengan Blanchard, Berns dan
Erickson dalam Komalasari (2013:6)
mengemukakan bahwa pembelajaran
konstekstual merupakan konsep
belajar dan mengajar yang
membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan
situasi dunia nyata siswa dan
mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya
dalam kehidupan mereka sebagai
anggota keluarga, warga Negara dan
pekerja. Diperkuat dalam
(Depdiknas, 2003:5) Pembelajaran
kontekstual merupakan konsep
pembelajaran yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang
diajarkanya dengan situasi dunia
nyata siswa yang mendorong siswa
membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya
dengan penerapanya dalam
kehidupan mereka sebagai anggota
keluarga dan masyarakat.
Asminarti (2013)
menggunakan pendekatan
kontekstual untuk meneliti adakah
peningkatkan kemampuan makan
dengan sendok pada anak tunagrahita
sedang, dengan metode mengajar
dalam pembelajaran akan
memberikan kejelasan gambaran
yang sebenarnya pada anak dalam
mengenalkan suatu konsep yaitu
makan dengan sendok. Dengan hasil
pendekatan kontekstual dapat
meningkatkan kemampuan makan
dengan sendok pada anak tunagrahita
sedang kelas D.I di SLB Negeri
Tanjungpinang. Hasil penelitian
tersebut dapat dilihat dari kemajuan
anak pada siklus I adanya
peningkatan kemampuan walaupun
masih ada anak yang belum bisa,
namun pada siklus II anak sudah
menunjukan kemampuan makan
menggunakan sendok dengan benar.
Pendekatan kontekstual
merupakan salah satu pendekatan
mengajar untuk mengembangkan
kemampuan anak dalam mengenal
berbagai kemampuan. Untuk
mengajukan suatu kemampuan pada
anak diperoleh kesempatan untuk
melakukan aktifitas secara berulang-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
ulang. Pembelajaran kontekstual
selain dapat membantu
meningkatkan perkembangan
binadiri anak berkebutuhan khusus
juga dapat meningkatkan prestasi
belajar anak berkebutuhan khusus.
Temuan tersebut sejalan dengan
Pamungkas (2013) yang menyatakan
bahwa pembelajran kontekstual
dapat meningkatkan kemampuan
membaca permulaan anak
berkesulitan belajar dengan
diberikannya pembelajaran inklusi
model kluster.
Ada beberapa penelitian yang
dilakukan dengan menggunakan
pembelajaran kontekstual (contextual
teaching and learning) namun
banyak penelitian yang hanya
mempergunakannya untuk meneliti
peningkatan prestasi belajar anak
berkesulitan belajar dan untuk anak
berkelainan mental. Pembelajaran
kontekstual digunakan untuk
melatihkan pelajaran binadiri,
pembelajaran kontekstual masih
jarang digunakan untuk
pembelajaran matematika bagi anak
down syndrome dengan
latarbelakang kognitif dan daya ingat
yang rendah.
Pembelajaran kontekstual
baik digunakan untuk anak down
syndrome karena belajar tidak hanya
sekedar menghafal. Siswa dapat
mengkontruksi pengetahuan di benak
fikiran mereka.karena pengetahuan
berkaitan dengan fakta di kehidupan
anak. Dengan pembelajaran
kontekstual guru dapat
memanfaatkan benda konkrit sebagai
media pembelajaran yang
mempermudah anak down syndrome
dalam menerima pelajaran dari guru.
Proses pembelajaran tersebut
diharapkan dapat meningkatkan
prestasi belajar matematika pada
anak down syndrome.
Tujuan penelitian adalah untuk
menetahui pengaruh pembelajaran
konstektual terhadap prestasi belajar
matematika pada anak down
syndrome kelas II di SD Alfirdaus
Surakarta tahun 2015/2016.
B. METODE
Penelitian ini dilaksnakan di
SD Alfirdaus Surakarta tahun
pelajaran 2015/2016. Penelitian ini
termasuk dalam penelitian kuantitatif
dengan metode ekperimen subjek
tunggal dengan desain A-B-A.
metode ekperimen subjek tunggal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
merupakan eksperimen yang
dilakukan terhadap subjek tunggal.
Dalam pelaksanaan eksperimen
subjek tunggal, variasi bentuk
eksperimen murni, kuasi atau lemah
berlaku. (Sukmadinata, 2012:59).
Subjek penelitian adalah suatu
yang dijadikan bahan atau sasaran
dalam suatu penelitian. Sunanto
(2005:2) menyatakan “Single Subject
Research digunakan untuk subjek
tunggal. Dalam pelaksanaannya
dapat dilakukan pada seseorang
subjek atau sekelompok subjek”.
Penelitian dilakukan pada seorang
anak down syndrome kelas 2 SD
Alfirdaus Surakarta yang masih
mengalami kesulitan dalam
mengenal lambang bilangan 1-10.
Variabel bebas pada penelitian
ini adalah contextual teaching and
learning. Sedangkan variabel terikat
pada penelitian ini adalah prestasi
belajar matematika anak down
syndrome. Tehnik pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dengan metode tes.
Bentuk tes yang digunakan
dalam penelitian ini adalah tes
tertulis bentuk semi objektif yaitu tes
bentuk jawaban singkat dan tes lisan.
Siswa diminta untuk menjawab
dengan singkat pertanyaan pada
setiap gambar yang diberikan, siswa
diminta untuk menuliskan angka
bilangan pada setiap gambar yang
diberikan oleh peneliti dan siswa
diminta menyebutkan angka bilangan
yang ditunjuk. Dari tes tersebut
peneliti dapat mengetahui seberapa
kemampuan siswa dalam memahami
materi lambang bilangan 1-10.
Penelitian ini menggunakan
validasi isi. Para ahli yang terlibat
dalam penyusunan instrumen adalah
ahli konstruk, ahli mata pelajaran
matematika, dan ahli bahasa.
Tehnik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini
adalah statistik deskriptif. Menurut
Sugiyono (2011:207) statistik
deskriptif adalah statistik yang
digunakan untuk menganalisis data
dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah
terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan
yang berlaku untuk umum atau
generalisasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
C. HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Hasil analis pengaruh
contextual teaching and learning
terhadap peningkatan prestasi belajar
matematika anak down syndrome
kelas II di SD Alfirdaus Surakarta
tahun ajaran 2015/2016 dapat dilihat
pada gambar 1.
Gambar 1. Estimasi kecenderungan
arah
Estimasi kecenderungan arah
tersebut menunjukan peningkatan
nilai tes prestasi belajar matematika
anak down syndrome. Data yang
dihasilkan stabil dan cenderung naik.
Untuk mengetahui
kecenderungan stabilitas maka
dilakukan perhitungan dengan hasil
baseline 1 yaitu rentang stabilitas =
7,50. Mean level = 47,50. Batas atas
= 51,25. Batas bawah = 43,75.
Kecenderungan stabilitas = 100%.
Hasil intervensi menunjukan
Rentang stabilitas = 12,00. Mean
level = 70,62. Batas atas = 76,62.
Batas bawah = 64,62.
Kecenderungan stabilitas = 100%.
Hasil baseline 2 menunjukan
Rentang stabilitas = 13,50. Mean
level = 86,25. Batas atas = 93,00.
Batas bawah =79,50. Kecenderungan
stabilitas = 100%.
Perhitungan tersebut
menunjukan bahwa baseline 1,
intervensi, baseline 2 memperoleh
tingkat stabilitas sebesar 100% yang
artinya kecenderungan stabilitasnya
stabil. Hasil analisis visual dapat di
lihat pada tabel 1
Tabel 1. Hasil Analisis Visual Dalam
Kondisi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Tabel 2. Hasil Analisis Visual Antar
Kondisi
Perkembangan prestasi belajar
matematika materi bilangan NKN
yang dideskripsikan melalui nilai
mean level untuk setiap fase pada
penelitian yang dilakukan. Adapun
penggambaran grafik tersebut
sebagai berikut:
Gambar 2. Mean Level Hasil tes
Prestasi Matematika Materi Bilangan
Gambar tersebut
menggambarkan bahwa ada
peningkatan mean level pada setiap
fase. Pada baseline 1 mean levelnya
adalah 47,50 pada fase intervensi
mean levelnya adalah 70,62 dan pada
baseline 2 mean levelnya adalah
86,25. mean level tiap fase
cenderung meningkat.
Deskripsi tersebut dapat dapat
diketahui bahwa terdapat
peningkatan prestasi belajar
matematika materi bilangan pada
subjek penelitian. Hal tersebut telah
dipaparkan dari gambar
perbandingan mean level di setiap
fasenya yang menunjukan
peningkatan nilai sebelum
diberikannya intervensi, saat
diberikannya intervensi dan setelah
diberikannya intervensi.
Data baseline 1 menghasilkan
mean level 47,50. Skor tersebut
menunjukan bahwa subjek sudah
dapat menghitung bilangan 1-3
dengan benar, namun masih
mempunyai kesulitan dalam
mengitung bilangan 1-10. Data
intervensi menunjukan mean level
sebesar 70,62. Skor tersebut
menunjukan bahwa subjek yang
awalnya hanya mampu menghitung
bilangan 1-3, di fase ini mengalami
peningkatan yaitu anak dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
menghitung banyak benda sampai
dengan 8, mengurutkan angka
sampai dengan 8, menyebutkan
angka sampai dengan 8.data baseline
2 menunjukan mean level sebesar
86,25. Skor ini menunjukan bahwa
subjek dapat menghitung,
mengurutkan dan menyebutkan
angka bilangan dengan sedikit
kesalahan.
Berdasarkan uraian tersebut
maka contextual teaching and
learning dapat digunakan dalam
pembelajaran dan berpengaruh
terhadap peningkatan prestasi belajar
matematika anak down syndrome.
Sesuai dengan penelitian yang
relevan yaitu: Bayu Pamungkas
(2013) dalam skripsi dengan judul
“Pengaruh Pembelajaran Kontekstual
Terhadap Kemampuan Membaca
Permulaan Anak Berkesulitan
Belajar Melalui Inklusi Model
Kluster”. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode
eksperimen dengan rancangan
eksperimen one grup pre test-post
test design, yang mana sekelompok
subjek dikenai perlakuan untuk
jangka waktu tertentu, dan pengaruh
perlakuan diukur dari perbedaan
antar pengukuran awal (pre test) dan
pengukuran akhir (post test).
Populasinya adalah anak berkesulitan
belajar siswa kelas I SD Alfirdaus
Surakarta tahun pelajaran 2012/2013.
Sampel dalam penelitian ini adalah 3
anak kelas I yang berkesulitan
belajar membaca yang di pull out
dengan inklusi model kluster. Tehnik
pengumpulan data menggunakan tes
dan dokumentasi, tes yang digunakan
adalah tes praktek untuk mengukur
kemampuan membaca permulaan.
Penelitian ini menggunakan metode
analisis statistic non-parametik, yaitu
Wilcoxon Signed Rank Test dengan
bantuan SPSS versi 16. Hasil
penelitian menunjukan bahwa ada
pengaruh yang signifikan
pembelajaran kontekstual terhadap
kemampuan membaca permulaan
anak berkesulitan belajar melalui
inklusi model kluster di SD Alfirdaus
Surakarta tahun ajaran 2012/2013.
Penelitian yang dilakukan oleh
peneliti menunjukan bahwa anak
down syndrome mempunyai potensi
yang masih dapat dioptimalkan,
sehingga potensi tersebut dapat
digali dan dilatihkan. Hasil penelitian
yang menunjukan bahwa prestasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
belajar anak down syndrome
meningkat setelah diberikannya
intervensi dengan menggunakan
contextual teaching and learning
menunjukan bahwa penelitian
tersebut berhasil dilakukan.
Hal tersebut diperkuat
penelitian yang dilakukan Asminarti
dengan judul “Meningkatkan
Kemampuan Makan dengan Sendok
Melalui Pendekatan Kontekstual bagi
Anak Tunagrahita Sedang”. Pada
penelitian ini menggunakan
penelitian tindakan kelas pada siswa
kelas I SLBN Tanjungpinang,
penelitian ini termotivasi pada
masalah empat anak tunagrahita SLB
Tanjungpinang yang mempunyai
kesulitan makan dengan
menggunakan sendok. Penelitian ini
bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan anak untuk makan
dengan menggunakan sendok
melalui pendekatan kontekstual dan
metode demonstrasi. Hasil penelitian
yang dilakukan pada siklus I telah
terlihat peningkatan pada anak-anak
yang bisa makan dengan
menggunakan sendok, tetapi masih
membutuhkan bimbingan. Siklus ke
II terlihat anak terampil makan
dengan menggunakan sendok. Dapat
disimpulkan bahwa pendekatan
kontekstual dapat meningkatkan
kemampuan anak tunagrahita dalam
makan dengan menggunakan sendok.
Deskripsi tersebut dapat
disimpulkan bahwa contextual
teaching and learning berpengaruh
dalam peningkatan prestasi belajar
matematika materi bilangan bagi
anak down syndrome kelas 2 di SD
Alfirdaus Surakarta. Hal tersebut
dibuktikan adanya peningkatan skor
di tiap fase penelitian.
Berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan peneliti, kelebihan
dan kelemahan yang terdapat pada
contextual teaching and learning
yaitu kelebihan dari contextual
teaching and learning antara lain
pembelajaran yang dilakukan lebih
bermakna karena siswa melakukan
sendiri kegiatan yang berhubungan
dengan materi pelajaran yang sedang
dipelajarinya, sehingga siswa dapat
memahami secara nyata materi
pelajaran tersebut, dalam contextual
teaching and learning siswa diminta
untuk menemukan dan memecahkan
masalah yang dihadapi dalam materi
pelajaran tersebutdengan begitu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
siswa lebih produktif dan mampu
menumbuhkan penguatan konsep
pada dirinya sendiri, siswa dapat
belajar untuk mengemukakan
pendapatnya tentang materi yang
dipelajari secara riil, menunmbuhkan
rasa ingin tahu, kemampuan dalam
bekerja sama dan pemecahan
masalah, siswa mampu
menyimpulkan pelajaran yang
berlangsung karena siswa terlibat
dalam pembelajaran tersebut.
Kelemahan contextual teaching
and learning yaitu memerlukan
waktu yang lebih lama dari pada
pembelajaran yang berlangsung di
kelas, memerlukan benda nyata
dalam menyampaikan materi
pelajaran, memerlukan tempat dan
media yang tepat sesuai dengan
materi yang sedang di pelajari.
D. SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian
dapat disimpulkan bahwa contextual
teaching and learning berpengaruh
dalam meningkatkan prestasi belajar
matematika anak down syndrome
kelas II di SD Alfirdaus Surakarta
tahun ajaran 2015/2016.
Dengan adanya pembelajaran
yang melibatkan siswa langsung
dalam kehidupan sehari-hari
mempermudah siswa dalam
menerima pelajaran yang diberikan
guru. Karena contextual teaching
and learning adalah pembelajaran
yang menyenangkan. Siswa lebih
mudah memahami pembelajran yang
diberikan guru secara praktek
langsung dari pada pemberian
pembelajaran hanya dengan teori
saja.
E. DAFTAR PUSTAKA
Asminarti. Mei 2013.
“Meningkatkan Kemampuan
Makan dengan Sendok Melalui
Pendekatan Kontekstual Bagi
Anak Tunagrahita Sedang”. E-
JUPEKhu. Volume 1 No 2,
http://ejournal.unp.ac.id/index.
php/jupekhu.
Azwar, Saifuddin. (2014). Metode
Penelitian. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Sukmadinata, N. S. (2012). Metode
Penelitian Pendidikan.
Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Komalasari, K. (2013).
Pembelajaran Kontekstual
Konsep dan Aplikasi.
Bandung:Refika Aditama.
Pamungkas, Bayu. 2013. “Pengaruh
Pembelajaran Kontekstual
Terhadap Kemampuan
Membaca Permulaan Anak
Berkesulitan Belajar Melalui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Inklusi Model Kluster”.
Skripsi. Surakarta: Universitas
Sebelas Maret.
Qaharani, Afriyan. (2010). “Melatih
Motorik Anak Down Syndrome
Dengan Metode Persiapan
Menulis di TK Permata Bunda
Surakarta”. Surakarta:
Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Salim, Abdul. (2007). Pediatri dalam
Pendidikan Luar Biasa.
Surakarta: depdiknas.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
Sujilah. (2009). “Upaya
Meningkatkan Minat dan
Prestasi Belajar Matematika
Melalui Metode Bermain pada
Siswa Kelas I B MI Sultan
Agung”. Skripsi. Yogyakarta:
UIN Sunan Kalijaga.
Sunanto, J., Takeuchi, K., dan
Nakata, H. (2005). Pengantar
Penelitian dengan Subjek
Tunggal. CRICED University
of Tsukuba.