Masyarakat Ekonomi ASEAN ( MEA)
-
Upload
novie2804 -
Category
Presentations & Public Speaking
-
view
244 -
download
0
Transcript of Masyarakat Ekonomi ASEAN ( MEA)
Kinerja Perusahaan dan Perekonomian Indonesia di Era Masyarakat Ekonomi
Asean
Oleh : Novita Sari
LATAR BELAKANG
Sekarang Masyarakat Ekonomi Asean Telah Efektif
Dilaksanakan. Dan Tahukah Kita Apa Itu
MEA?31 Desember
2015
2003
1997
4 PILAR TERBENTUKNYA MEA
Negara-negara dikawasan ASEAN akan dijadikan sebuah kesatuan pasar
dan basis produksi
Dibentuknya kawasan ekonomi dengan tingkat
kompetisi yang tinggi
Dijadikannya sebagai kawasan yang memiliki ekonomi yang merata
dengan prioritas usaha kecil menengah (UKM)
Akan terjadi integrasi secara penuh terhadap perekonomian global
Ciri-Ciri Utama MEA
Kawasan ekonomi yang sangat kompetitif.
Memiliki wilayah pembangunan ekonomi yang
merata.
Daerah-daerah akan terintegrasi secara
penuh dalam ekonomi global
.
Basis dan pasar produksi tunggal
12 Sektor Prioritas ( Free flow of skilled labor / arus bebas tenaga kerja terampil )
1. Health care (Kesehatan)2. Tourism (Pariwisata)3. Logistic Sevices (Jasa Logistik)4. E-ASEAN 5. Air travel transport (Jasa Angkutan Udara)6. Agrobassed Products (Produk Berbasis Argo)7. Electronics (Barang-Barang Elektronik)8. Fisheries (Perikanan)9. Rubber Bassed Product (Produk Berbasis Karet)10. Textiles and Apparels (Tekstil dan Pakaian)11. Automotive (Otomotif)12. Wood Bassed Product (Produk berbasis Kayu)
1. Pengembangan pada sumber daya manusia dan adanya peningkatan kapasitas2. Pengakuan terkait kualifikasi profesional3. Konsultasi yang lebih dekat terhadap kebijakan makro keuangan dan ekonomi.4. Memiliki langkah-langkah dalam pembiayaan perdagangan.5. Meningkatkan infrastruktur.6. Melakukan pengembangan pada transaksi elektronik lewat e-ASEAN.7. Memperpadukan segala industri yang ada diseluruh wilayah untuk dapat mempromosikan sumber daerah.8. Meningkatkan peran dari sektor swasta untuk dapat membangun MEA atau Masyarakat Ekonomi ASEAN.
BENTUK KERJASAMA DI DALAM MEA
Langkah Strategis dalam Menghadapi Era MEA
LANGKAHSTRATEGIS
Penyesuaian, persiapan dan perbaikan regulasi baik secara kolektif maupun individual (reformasi regulasi)
Perbaikan infrastruktur fisik melalui pembangunan atau perbaikan
infrastruktur seperti transportasi, telekomunikasi, jalan tol, pelabuhan,
revitalisasi dan restrukturisasi industri & Peningkatan kualitas SDM
Penguatan posisi usaha skala menengah, kecil dan usaha pada umumnya. Penguatan kemitraan antara publik dan sektor swasta. Pengembangan sektor-sektor prioritas yang berdampak luas dan komoditi unggulan
Menciptakan iklim usaha yang kondusif dan mengurangi ekonomi biaya tinggi (program reformasi komprehensif di berbagai bidang seperti perpajakan, kepabeanan, dan birokrasi)
Reformasi kelembagaan dan kepemerintahan
Peningkatan partisipasi institusi pemerintah maupun swasta.
Penyediaan kelembagaan dan permodalan yang mudah diakses oleh pelaku usaha dari berbagai
skala
Menguasai bahasa asing baik bahasa inggris maupun bahasa asing lainnya.
Meningkatkan keterampilan melalui pelatihan dan sertifikasi bertaraf ASEAN dan internasional.
Memperluas networking/jejaring, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di ASEAN.
Memahami MRA dan ASEAN MNP Agreement beserta komitmennya dari semua negara anggota ASEAN.
Memahami peraturan domestik di negara ASEAN Menyelaraskan peraturan domestik Indonesia agar sejalan
dengan komitmen Indonesia di ASEAN Economic Community
Persiapan yang Diperlukan
INTERNAL Daya saing & produktivitas nasional Iklim usaha (pembiayaan murah, birokrasi efisien, insentif menarik dsb) Sumber Daya Manusia (spesialisasi, kompetensi, etos, kultur, produktivitas) Infrastruktur & sistem logistik-distribusi nasional Dukungan Research & Development, inovasi ASEAN sebagai pasar ekspor, tujuan investasi & basis usaha pebisnis nasional Meningkatkan posisi Indonesia dalam rantai nilai/suplai di kawasan dan global
EKSTERNAL Pemenuhan komitmen terhadap Roadmap menuju MEA 2015 secara individu dan
kolektif di ASEAN Penyelarasan kebijakan nasional dengan integrasi kawasan Political will dari seluruh anggota ASEAN & Sistem hukum dan perundang-undangan yang berbeda di setiap negara ASEAN
TANTANGAN MENUJU MEA 2015
MEA ADALAH KESEMPATAN
Dalam bidang sumber daya manusia dan tenaga kerja
terampil, MEA adalah kesempatan untuk ekspansi jika
seandainya pemerintah bisa menganggarkan anggaran
dan berkolaborasi dengan masyarakat mengembangkan
program-program keterampilan yang produktif bagi
masyarakat terlebih Indonesia akan menghadapi bonus
demografi nanti pada tahun 2020.
YANG PERLU DILAKUKAN…
Penguatan Daya Saing EkonomiProgram ACIPenguatan Sektor UMKM Perbaikan InfrastrukturPeningkatan Kwalitas SDMReformasi Kelembagaan dan
Pemerintahan
UPAYA PEMERINTAH
KEBIJAKAN
KELEMBAGAAN
ANGGARAN
SDM INDONESIAHarus memiliki
1. Pelatihan kerja difokuskan pada pembangunan dan pengembangan pilar kompetensi kerja.
2. Alur pendidikan fokusnya membangun pondasi yang kokoh untuk pengembangan kualitas tenaga kerja berikutnya.
3. Jalur pelatihan kerja berfokus pada pembangunan dan pengembangan pilar-pilar kompetensi kerja. Hal ini nantinya akan dimantapkan di tempat kerja melalui pengembangan karir dan profesionalisme tenaga kerja.
4. Keterpaduan dan keterkaitan antara pendidikan, pelatihan kerja dan pengembangan karier di tempat kerja merupakan suatu keharusan dalam peningkatan kualitas dan daya saing SDM Indonesia.
Hambatan dalam era MEA… 1. Pertama, mutu pendidikan tenaga kerja masih rendah, di mana jumlah pekerja
berpendidikan SMP atau dibawahnya tercatat sebanyak 76,4 juta orang atau sekitar 64 persen dari total 118 juta pekerja di Indonesia.
2. Kedua, ketersediaan dan kualitas infrastuktur masih kurang sehingga mempengaruhi kelancaran arus barang dan jasa. Menurut Global Competitiveness Index (GCI) 2014, kualitas infrastruktur kita masih tertinggal dibandingkan negara Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam dan Thailand.
3. Ketiga, sektor industri yang rapuh karena ketergantungan impor bahan baku dan setengah jadi.
4. Keempat, keterbatasan pasokan energi.
5. Kelima, lemahnya Indonesia menghadapi serbuan impor, dan sekarang produk impor Tiongkok sudah membanjiri Indonesia.
Apabila hambatan-hambatan tadi tidak diatasi maka dikhawatirkan MEA justru akan menjadi ancaman bagi Indonesia.
Manfaat MEA bagi Perekonomian Indonesiaa. Informasi akan semakin mudah dan cepat diperoleh.b. Akan tercipta dan meningkatnya lapangan pekerjaan.Adanya MEA dapat membuka peluang pekerjaan khususnya di bidang pertanian. MEA akan membuat para pengangguran dapat berfikir mengenai peluang pekerjaan seperti membuka usaha dagang atau dikenal dengan sebutan berwirausaha.c. Melalui impor-ekspor yang terjadi pada saat dilaksanakan MEA, kebutuhan negeri akan terpenuhi serta dapat menambah pendapatan negara.d. Dapat mendorong peningkatan ekonomi masyarakat, negara, serta bisa menstabilkan ekonomi negara. Seseorang yang ingin berwirausaha akan terdorong dengan informasi adanya pasar bebas. Di mana mereka tidak hanya berfikir bahwa pemasaran produk mereka hanya di Indonesia saja. Tetapi bahkan bisa sampai ke luar negeri. Sehingga mereka menjadi bersemangat dalam berwirausaha dengan adanya informasi bahwa MEA dapat meningkatkan kesejahteraan.e. Kegiatan produksi negeri akan semakin meningkat baik secara kualitas maupun kuantitas. Dengan semangat berwirausaha, jika ingin ekonomi semakin membaik, para wirausahawan pasti akan berfikir bagaimana mereka bisa meningkatkan persaingannya. Salah satunya dengan peningkatan kualitas.
Sekian dan terimakasih . . .
kesimpulan• MEA memiliki tujuan menjadikan ASEAN sebagai pasar
tunggal dan basis produksi, dengan daya saing ekonomi yang tinggi, pengembangan ekonomi yang merata dan berimbang, serta terintegrasi secara penuh terhadap perekonomian global.
• Atas dasar itu, berlangsungnya MEA akan semakin mendorong perekonomian di kawasan ASEAN. MEA juga di harapkan mampu untuk meningkatkan stabilitas perekonomian dikawasan ASEAN, serta diharapkan mampu mengatasi masalah-masalah dibidang ekonomi antar negara ASEAN.
NegaraPDB (PPP)jutadolar inter.
PDB (PPP)per kapitadolar inter.
Indonesia 820.543 3.661 (6)
Thailand 514.236 7.851 (4)
Filipina 391.849 4.652 (5)
Malaysia 271.167 10.449 (3)
Vietnam 222.345 2.685 (7)
Singapura 111.507 25.384 (1)
Myanmar 81.283 1.466 (10)
Kamboja 25.648 1.775 (9)
Laos 11.832 1.972 (8)
Brunei 5.658 15.171 (2)
ASEAN PADA PERCATURAN FTA GLOBAL
KONSEP DASAR
• ASEAN Charter adalah landasan legal dan institusional ASEAN yang ditandatangani pada 13 th ASEAN Summit Singapore, November 2007; dimana pada akhir tahun 2008 semua negara telah meratifikasi the ASEAN Chapter.
• ASEAN Free Trade Area (AFTA) merupakan perdagangan bebas yang mencakup semua kawasan ASEAN dimana pada tahun 2015 akan menjadi ASEAN Economic Community (AEC).
• Didirikannya AEC pada 2015 bertujuan untuk menjadikan kawasan ASEAN menjadi kawasan dimana barang, jasa, investasi, pekerja terlatih dan modal dapat bergerak bebas.
• ASEAN Vision 2020, visi untuk menjadikan ASEAN sebuah kawasan yang stabil, sejahtera, berdaya saing tinggi dengan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan , mengurangi kemiskinan dan kesenjangan sosial-ekonomi.
• 4 pilar AEC, antara lain:
1. Pasar tunggal dan basis produksi;
2. Kawasan ekonomi yang berdaya saing tinggi;
3. Kawasan yang mampu membangun secara berkelanjutan;
4. Kawasan yang terintegrasi penuh dengan perekonomian global.
MITRA DIALOG ASEAN
ASEAN-China (AC-FTA)
ASEAN – Korea (AK-FTA)
ASEAN – Jepang Comprehensive Economic
Partnership (AJCEP)
ASEAN-Australia New Zealand (AANZ)
ASEAN-India FTA (AIFTA)
C. PERDAGANGAN BEBAS ASEAN
• Perjanjian perdagangan bebas intra ASEAN dalam skema Common Effective Preferential Tariff-ASEAN Free Trade Trade Agreement (CEPT-AFTA) dimulai sejak tahun 1992, yang kemudian dalam rangka pembentukan ASEAN Economic Community 2015 dijadikan ASEAN Trade in Goods Agreement (ATIGA).
FASILITAS PENANAMAN MODALPasal 18
• (3) Penanaman modal yang mendapat fasilitas sebagaimana• dimaksud pada ayat (2) adalah yang sekurang-kurangnya• memenuhi salah satu kriteria berikut ini:• a. menyerap banyak tenaga kerja;• b. termasuk skala prioritas tinggi;• c. termasuk pembangunan infrastruktur;• d. melakukan alih teknologi;• e. melakukan industri pionir;• f. berada di daerah terpencil, daerah tertinggal, daerah• perbatasan, atau daerah lain yang dianggap perlu;• g. menjaga kelestarian lingkungan hidup;• h. melaksanakan kegiatan penelitian, pengembangan,• dan inovasi;• i. bermitra dengan usaha mikro, kecil, menengah atau• koperasi; atau• j. industri yang menggunakan barang modal atau mesin• atau peralatan yang diproduksi di dalam negeri.
Pasal 21
Selain fasilitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18, Pemerintah memberikan kemudahan pelayanan dan/atau perizinan kepada perusahaan penanaman modal untuk
• memperoleh:• a. hak atas tanah;• b. fasilitas pelayanan keimigrasian; dan• c. fasilitas perizinan impor.
Pasal 22
• Pasal 22(1) Kemudahan pelayanan dan/atau perizinan hak atas tanah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 21 dapat diberikan dan diperpanjang di muka sekaligus dan dapat diperbarui kembali atas permohonan penanam modal, berupa:
a. Hak Guna Usaha dapat diberikan dengan jumlah 95 (sembilan puluh lima) tahun dengan cara dapat diberikan dan diperpanjang di muka sekaligus selama 60 (enam puluh) tahun dan dapat diperbarui selama 35 (tiga puluh lima) tahun;
b. Hak Guna Bangunan dapat diberikan dengan jumlah 80 (delapan puluh) tahun dengan cara dapat diberikan dan diperpanjang di muka sekaligus selama 50 (lima puluh) tahun dan dapat diperbarui selama 30 (tiga puluh) tahun; dan
c. Hak Pakai dapat diberikan dengan jumlah 70 (tujuh puluh) tahun dengan cara dapat diberikan dan diperpanjang di muka sekaligus selama 45 (empat puluh lima) tahun dan dapat diperbarui selama 25 (dua puluh lima) tahun.
• bahwa dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean maka perlu dilakukan untuk peningkatan kinerja karyawan melalui pelatihan. Pelatihan yang tepat yaitu On The Job training karena berkaitan langsung dengan pekerjaan sehingga keterampilan dapat dengan cepat dan tempo tinggi. Metode On The Job training juga membutuhkan sedikit investasi waktu atau uang. Perusahaan dalam melakukan pelatihan tersebut dapat menjadi efisien dan efektif menghasilkan produk barang/jasa dengan harga bersaing dengan produk lain yang berasal dari perusahaan negara-negara asean. Pasar akan semakin luas, keinginan konsumen makin banyak hampir 600 juta keinginan, produksi barang dan jasa semakin banyak, barang atau jasa semakin banyak pilihan barang subsitusi, harga semakin bersaing itulah Persaingan Bisnis Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
• Perusahaan-perusahaan kita harus siap bersaing dengan perusahaan-perusahaan asing yang dari Negara Asean. Perusahaan kita harus mempertahankan pasar domestiknya dari para pesaing asing dan memperluas ruang lingkupnya agar dapat mencakup pasar global. Untuk meningkatkan daya saing tersebut maka perlu dilakukan bagaimana untuk meningkatkan kualitas karyawan, salah satunya adalah dengan mengadakan pelatihan untuk karyawan.
• Tujuan dibentuknya MEA untuk meningkatkan stabilitas perekonomian dikawasan ASEAN, serta diharapkan mampu mengatasi masalah-masalah dibidang ekonomi antar negara ASEAN. Selama hampir dua dekade , ASEAN terdiri dari hanya lima negara - Indonesia , Malaysia , Filipina , Singapura , dan Thailand - yang pendiriannya pada tahun 1967. Negara-negara Asia Tenggara lainnya yang tergabung dalam waktu yang berbeda yaitu Brunei Darussalam (1984), Vietnam (1995 ) , Laos dan Myanmar (1997 ) , dan Kamboja (1999 ).
• Dengan adanya MEA diharapkan perekonomian Indonesia menjadi lebih baik. Salah satunya pemasaran barang dan jasa dari Indonesia dapat memperluas jangkauan ke negara ASEAN lainnya. Pangsa pasar yang ada di Indonesia adalah 250 juta orang. Pada MEA, pangsa pasar ASEAN sejumlah 625 juta orang bisa disasar oleh Indonesia. Jadi, Indonesia memiliki kesempatan lebih luas untuk memasuki pasar yang lebih luas. Ekspor dan impor juga dapat dilakukan dengan biaya yang lebih murah. Tenaga kerja dari negara-negara lain di ASEAN bisa bebas bekerja di Indonesia. Sebaliknya, tenaga kerja Indonesia (TKI) juga bisa bebas bekerja di negara-negara lain di ASEAN.
• Dampak Positif lainnya yaitu investor Indonesia dapat memperluas ruang investasinya tanpa ada batasan ruang antar negara anggota ASEAN. Begitu pula kita dapat menarik investasi dari para pemodal-pemodal ASEAN. Para pengusaha akan semakin kreatif karena persaingan yang ketat dan para professional akan semakin meningkatakan tingkat skill, kompetansi dan profesionalitas yang dimilikinya.
• Menteri Perdagangan, Rachmat Gobel punya langkah-langkah yang akan dilakukan untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2019. Salah satunya adalah mencanangkan Nawa Cita Kementerian Perdagangan, dengan menetapkan target ekspor sebesar tiga kali lipat selama lima tahun ke depan. Cara tersebut bisa dilakukan dengan membangun 5.000 pasar, pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) serta peningkatan penggunaan produk dalam negeri.
• Pemerintah juga mendekati industri yang berpotensi menyumbang peningkatan ekspor, misalnya industri otomotif. Diketahui, industri otomotif berencana mengekspor 50 ribu sepeda motor ke Filipina. Kementerian Perdagangan juga mendorong sektor mebel untuk semakin menggenjot ekspornya. Selain itu, sektor perikanan juga memberikan optimisme terhadap peningkatan ekspor Indonesia.