Masa Tiga Kerajaan Besar
Transcript of Masa Tiga Kerajaan Besar
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Setelah khalifah Abbasiyah di Baghdad runtuh akibat serangan tentara
Mongol, kekuatan politik Islam mengalami kemunduran secara drastis.
Wilyah kekukasaannya tercabik-cabik dalam beberapa kerajaan kecil yang
satu sama lain bahkan saling memerangai. Beberapa peninggalan budaya dan
peradaban Islam banyak yang hancur akibat serangan bangsa Mongol itu.
Namun, kemalangan tidak berhenti sampai disitu. Timur Lenk, sebagaimana
telah disebut, mengahancurkan pusat-pusat kekuasaan Islam yang lain.
Keadaan politik umat Islam secara keseluruhan baru mengalami
kemajuan kembali setelah muncul dan berkembangnya tiga kerajaan besar:
Usmani di Turki, Mughal di India, dan Syafawi di Persia. Kerajaan Usmani,
disamping yang pertama berdiri, juga yang terbesar dan paling lama bertahan
dibanding dua kerajaan lainnya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana sejarah tentang Kerajaan Usmani?
2. Bagaimana sejarah tentang Kerajaan Mughal?
3. Bagaimana sejarah tentang Kerajaan Syafawi?
C. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Untuk mengetahui bagaimana sejarah tentang Kerajaan Usmani
2. Untuk mengetahui bagaimana sejarah tentang Kerajaan Mughal
3. Untuk mengetahui bagaimana sejarah tentang Kerajaan Syafawi
1
BAB II
PEMBAHASAN
Masa Tiga Kerajaan Besar (1500 – 1800 M)
A. KERAJAAN USMANI
1. Asal-usul Dinasti Usmani
Dinasti Usmani berasal dari suku bangsa pengembara Qoyigh
Oghuz, salah satu anak suku Turk yang mendiami sebelah barat gurun
Gobi, yang dipimpin oleh Sulaiman. Dia mengajak anggota sukunya lain
ke arah barat dan meminta perlindungan kepada Jalaludin, pemimpin
Dinasti Khawarizm di Transoxiana (Maa Waroa al-Nahr). Tatkala Dinasti
Saljuk berperang melawan Romawi Timur (Bizantium), Ertogrol ibn
Sulaiman membantunya sehingga Dinasti Saljuk mengalami kemenangan.1
Atas jasa baik itu, Sultan Alaudin II (Sultan Dinasti Saljuk saat itu)
menghadiahkan sebidang tanah di Asia kecil yang berbatasan dengan
Bizantium. Sejak itu mereka terus membina wilayah barunya dan memilih
kota Syukud sebagai ibukota.
Ertoghrol meninggal dunia tahun 1289 M. Kepemimpinannya
dilanjutkan oleh Usman, putranya. Usman memerintah antara tahun 1290
– 1326 M. Sebagaimana ayahnya, ia banyak berjasa kepada Sultan
Alaudin II dengan keberhasilannya menduduki benteng-benteng
Bizantium yang berdekatan dengan kota Broessa. Pada tahun 1300 M,
bangsa Mongol menyerang kerajaan Saljuk dan sultan alaudin terbunuh.
Kerajaan Saljuk Rum ini kemudian terpecah-pecah dalam beberapa
kerajaan kecil. Usman-pun menyatakan kemerdekannya dan berkuasa
penuh atas daerah yang didudukinya. Sejak itulah kerajaan Usmani
dinyatakan berdiri. Penguasa pertamanya adalah Usman yang sering
1 Siti Maryam dkk, Sejarah Peradaban Islam – Dari Masa Klasik Hingga Modern, Yogyakarta: LESFI, 2003. Cet. II. hal. 127-128
2
disebut Usman I.2 Dinasti Usmani berkuasa kurang lebih selama tujuh
abad. Adapun sultan-sultannya adalah sebagai berikut:3
No. NAMA LAHIR/MENINGGALTAHUN
MEMERINTAH123456789101112131415161718192021222324252627282930313233343536
Usman IOrkhanMurad IBayazid IMuhammad IMurad IIMuhammad IIBayazid IISalim ISulaiman ISalim IIMurad IIIMuhammad IIIAhmad IMustafa IUsman IIMustafa IMurad IVIbrahimMuhammad IVSulaiman IIAhmad IIMustafa IIAhmad IIIMahmud IUsman IIIMustafa IIIAbdul Hamid ISalim IIIMustafa IVMahmud IIAbdul MajidAbdul AzizAbdul Hamid IIMuhammad VMuhammad VI
1258 – 1323/13241288 – 13591326 – Juni 13891360 – 8 Maret 14031379/1389 – 26 Mei 14031403/1404 – 3 Feb 145130 Mar 1432 – 3 Mei 14811447/1448 – 26 Mei 15121466/1467 – 22 Sep 15206 Nop1494 – 5 Sept 156630 Mei 1524 – 13 Des 15744 Juli 1546 – 14 Jan 159526 Mei 1566 – 22 Des 161718 Apr 1590 – 22 Nop 16171592 – 20 Jan 16393 Nov 1604 – 20 Mei 16221592 – 20 Jan 163927 Juli 1612 – 9 Feb 16404 Nov 1615 – 18 Agust 16482 Jan 1642 – 6 Jan 169315 Apr 1642 – 23 Jun 16911 Agust 1642 – 8 Feb 16935 Juni 1664 – 29 Des 170312 Des 1673 – Juni 17372 Agust 1696 – 14 Des 17542 Jan 1699 – 30 Okt 175728 Jan 1717 – 21 Jan 177420 Mar 1725 – 7 Apr 178924 Des 1761 – 29 Juli 18088 Sep 1774 – 16 Nov 180820 Juli 1785 – 1 Juli 183923 Apr 1823 – 24 Juni 18619 Feb 1830 – 4 Juni 187422 Sept 1842 – 10 Feb 19183 Nov 1844 – 2 Juli 19182 Feb 1861 – 15 Mei 1926
1300 – 13261326 – 13591359 – 13891389 – 14031402 – 14211421 – 14511451 – 14811481 – 15121512 – 15201520 – 15661566 – 15741574 – 15951595 – 16031603 – 16171617 – 16181618 – 16221622 – 16231623 – 16401640 – 16481648 – 16871687 – 16911691 – 16951695 – 17031703 – 17301730 – 17541754 – 17571757 – 17731773 – 17891789 – 18071807 – 18081808 – 18391839 – 18611861 – 18761876 – 19091909 – 19181918 – 1823
2. Perluasan Wilayah
2 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam – Dirasah Islamiyah II, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2008. hal. 130
3 Siti Maryam dkk, Opcit, hal. 129
3
Setelah Usman mengumumkan dirinya sebagai Padisyah al-
Usmani (Raja besar keluarga Usman) pada tahun 699 H (1300 M) dia
memulai memperluas wilayah kerajaannya. Untuk mendukung hal itu,
Orkhan membentuk pasukan tangguh/pasukan baru yang dikenal
Inkhisyariyah (Janissary). Pasukan Inkhisyariyah adalah tentara Dinasti
Usmani yang terdiri dari bangsa Georgia dan Armeria yang baru masuk
Islam. Pada masa Orkhan, ia berhasil menaklukkan Broessa (Turki), Izmir
(Asia kecil), san Ankara.4
Ketika Murod I, pengganti Orkhan berkuasa (761 H/1359 M – 789
H/1389 M), selain memantapkan keamanan dalam negeri, ia melakukan
perluasan daerah ke benua Eropa. Ia menaklukkan Andrianopel (kemudian
dijadikan ibukota kerajaan yang baru) Macedona, Sopia, Saloia dan
seluruh wilayah utara Yunani. Merasa cemas terhadap ekspansi tersebut,
Paus mengobarkan semangat perang. Pasukan Eropa yang dipimpin
Sijisman Raja Horgaria disiapkan, namun Sultan Bayazid I (1389 – 1043
M) pengganti Murad I, dapat menghancurkan pasukan sekutu Kristen
Eropa tersebut.5
Pada tahun 1402, Dinasti Usmani di bawah pemerintahan Bayazid
I digempur oleh pasukan Timur Lenk (Penguasa Mongol) yang jumlahnya
tidak kurang dari 800.000.- orang, sementara pasukan Bayazid I 120.000,-
orang. Dalam pertempuran itu Bayazid kalah (kemudian tewas dalam
penjara), berikut sejumlah besar pasukannya. Akibat kekalahan itu wilayah
Usmani hampir seluruhnya jatuh ke tangan Timur Lenk. Kekalahan
tersebut menyebabkan perpecahan diantara putra-putra Bayazid I yaitu
Muhammad I (Muhammad/Elebi, Isa, Sulaiman, dan Musa). Muhammad I
berhasil membangaun kekuatan kembali, sehingga ia dapat mengalahkan
saudara-saudaranya. Usahanya ialah untuk mengembalikan kekuasaan
yang hilang selama pendudukan Timur Lenk. Tahun 1421 Muhammad I
4 Ibid, hal. 130-1315 Badri Yatim, Opcit. hal. 131
4
meninggal dan digantikan oleh Murad II. Ekspansi pada masa Murad II
diteruskan sampai ke wilayah Venesia, Salonika dan Horgaria.
Puncak ekspansi terjadi pada masa Muhammad II yang dikenal
dengan gelar al-Fatih (Sang Penakluk). Kota penting yang ditaklukkan
adalah Constatinopel (1453) ibukota Romawi Timur, yang namanya
diubah menjadi Istanbul (Tahta Islam). Hal ini menyebabkan mudahnya
tentara Usmani menaklukkan wilayah Serbia, Albaria, dan Horgania.
Faktor penyebab kesuksesan Dinasti Usmani dalam perluasan
wilayah Islam6, yaitu:
1. Kemampuan orang-orang Turki dalam strategi perang terkombinasi
dengan cita-cita memperoleh ghonimah (harta rampasan perang).
2. Sifat dan karakter orang Turki yang selalu ingin maju dan tidak pernah
diam serta gaya hidupnya yang sederhana
3. Semangat jihad dan ingin mengembangkan Islam
4. Letak Istanbul yang sangat strategis sebagai ibukota kerajaan
5. Kondisi kerajaan-kerajaan disekitarnya yang kacau
3. Hasil Peradaban
Bidang Militer dan Pemerintahan
1) Kekuatan militer yang kuat dengan terbentuknya pasukan
Inkisyariyah pada masa pemerintahan Orkhan, kelompok militer
Thaujiah yaitu tentara kaum Feodal yang dikirim kepada pemerintah
pusat. Angkatan laut-pun dibentuk karena punya peranan besar dalam
perjalanan ekspansi Turki Usmani.
2) Dalam mengelola wilayah yang luas, sultan-sultan Turki Usmani
senantiasa bertindak tegas. Dalam struktur pemerintahan, sultan
sebagai penguasa tertinggi, dibantu oleh Shadr al-Azm (Perdana
menteri) yang membawahi pasya (Guberbur). Di bawahnya terdapat
beberapa oarang al-Zanaziq/al-Alawiyah (Bupati).
6 Siti Maryam dkk, Opcit, hal. 130-131
5
Bidang Ilmu Pengetahuan dan Budaya
1) Dalam bidang intelektual Islam kita tidak menemukan ilmuwan
terkemuka dari Turki Usmani, karena mereka lebih mementingkan
bidang kemiliteran. Namun demikian mereka banyak berkiprah dalam
pengembangan seni arsitektur Islam berupa bangunan-bangunan
masjid yang indah seperti Masjid al-Muhammadi (Masjid Jami’ Sultan
Muhammad al-Fatih), Masjid Agung Sulaiman dan Masjid Abi Ayyub
al-Anshari. Aya Sophia merupakan masjid yang terkenal karena
keindahan kaligrafinya yang asalnya adalah gereja kristen.7
2) Dalam bidang pendidikan, Sinasti Usmani mengantarkan pada
pengorganisasian sebuah sistem pendidikan madrasah yang tersebar
luas. Madrasah Usmani pertama didirikan di Izmir (1331) dengan
mendatangkan Ulama dari Iran dan Mesir dibeberapa wilayah
teritorial yang baru. Madrasah tingkat terendah mengajarkan nahwu
(tata bahasa Arab) dan Sharaf (Sintaksis), Manthiq (Logika), Teologi,
astronomi, Geometri, dan Retorika. Perguruan tingkatan tertinggi
mengajarkan Hukum dan Teologi.8
4. Kemunduran Turki Usmani
Proses Kemunduran Turki Usmani
Setelah sultan Sulaiman al-Qoruni wafat (1566 M), kerajaan
Usmani mulai memasuki fase kemundurannya. Sulaiman al-Qoruni
digantikan oleh Salim II (1566 – 1573 M) yang pada masanya armada laut
Usmani kalah dari armada laut Kristen yang menyebabkan jatuhnya
Turisia ke tangan musuh. Baru masa sultan Murad III, Turisia dapat
direbut kembali tahun 1575 M walaupun sultan Murad III (1574 - 1595 M)
berkepribadian jelek dan suka menuruti hawa nafsunya, kerajaan Usmani
pada masanya berhasil menyerbu Kaukasus dan menguasai Tiflis di laut
Hitam (1577 M), merampas kembali Tabliz, ibukota Syafawi,
7 Badri Yatim, Opcit. hal. 134-1368 Siti Maryam dkk, Opcit, hal. 137
6
menundukkan Georgia, mencampuri urusan dalam negeri Polandia dan
mengalahkan gubernur Bosnia (1593 M). Namun, jeleknya moral sultan
menyebabkan timbulnya kekacauan dalam negeri.
1) Sultan Muhammad III (1595 – 1603 M): Kekacauan dalam negeri
semakin parah, dan Austria berhasil memukul mundur Turki Usmani.
2) Ahmad I (1603 – 1617 M): Sempat bangkit untuk memperbaiki
keadaan namun kejayaan Usmani dimata bangsa Eropa memudar.
3) Mustafa I (1617 – 1618 M): Situasi semakin memburuk
4) Usman II (1618 - 1622 M): Persia bangkit dan merebut wilayahnya
5) Murad IV (1623 – 1640 M): Mencoba menyusun dan menertibkan
pemerintahan, dan pasukan Jenissari berhasil dikuasai kembali.
6) Ibrahim (1640 – 1648 M): Venetia mengusir Turki Usmani dari
Cyprus dan Creta tahun 1645 M
7) Mulai tahun 1661 sedikit demi sedikit wilayah Turki Usmani mulai
direbut oleh negara-negara Eropa.
8) Pada tahun 1699 M terjadi “Perjanjian Karlowith” yang isinya
memaksa sultan untuk menyerahkan seluruh Hargoria, sebagian besar
Slovenia dan Croasia kepada Hapsburg dan Hemenietz, Padolia,
Ukraina, Morea, dan sebagian Dalmatia kepada orang-orang Venetia.
9) Mustafa III (1757 – 1774 M): Mengalahkan tentara Rusia kemali dan
mengkonsolidasi kekuatannya.
10) Abdul Hamid (1774 – 1789 M): Merupakan orang yang lemah, hingga
terjadi “Perjanjian Kinarja” dengan Catherine II dari Rusia yang berisi:
(1) Kerajaan Usmani harus menyerahkan benteng-benteng di Laut
Hitam kepada Rusia dan memberi izin armada Rusia untuk melintasi
selat yang menghubungkan Laut Hitam dengan Laut Putih, dan (2)
Kerajaan Usmani mengakui kemerdekaan Kirman (Crimea).
Demikianlah proses kemunduran yang terjadi di kerajaan Usmani
selama dua abad lebih setelah ditinggal sultan Slaiman al-Qoruni. Tidak
ada tanda-tanda membaik sampai paroh pertama abad ke-19 M. Oleh
7
karena itu satu persatu negeri-negeri di Eropa yang pernah dikuasai
kerajaan memerdekakan diri.
Ditambah pemberontakan-pemberontakan yang terjadi di kerajaan
Usmani ketika ia mengalami kemunduran menjadi faktor penyebab
hancurnya kerajaan Usmani. Gerakan ini berlanjut sampai abad 19 dan 20
M. Gerakan pembaharuan politik di pusat pemerintahan juga menjadi
faktor penyebab lain. Kerajaan Usmani berakhir dengan berdirinya
Republik Turki tahun 1924 M.9
Penyebab Kerajaan Usmani Mengalami Kemunduran
1) Wilayah kekuasaan yang sangat luas
2) Heterogenitas penduduk
3) Kelemahan para penguasa
4) Budaya pungli
5) Pemberontakan tentara Jenissari
6) Merosotnya ekonomi
7) Terjadinya stagnansi dalam lapangan ilmu dan teknologi.10
B. KERAJAAN SYAFAWI
1. Asal-usul Kerajaan Syafawi
Kerajaan Syafawi berdiri sejak 1503-1722 M.11 Kerajaan Syafawi
berasal dari sebuah gerakan tarekat yang berdiri di Ardabil, sebuah kota di
Azerbaijan. Tarekat ini diberi nama tarekat Syafawiyah, didirikan pada
waktu yang hampir bersamaan dengan kerajaan Usmani. Nama
Syafawiyah diambil dari nama pendirinya, Syafi al-Din12 (1252-1334) dan
nama Syafawi itu terus dipertahankan sampai tarekat ini menjadi gerakan
9 Badri Yatim, Opcit. hal. 163-16610 Ibid, hal. 167-16811 Dedi Supriadi, Sejarah Peradaban Islam, Bandung, CV. Pustaka Setia, 2008. Cet. X.
hal. 25212 Syekh Safiuddin Ardabeli (Ensiklopedi Islam, Jakarta, PT. Ikrar Mandiri Abadi, 2003,
Jilid 4, Cet. 11. hal. 196
8
politik. Bahkan nama itu terus dilestarikan setelah gerakan ini berhasil
mendirikan kerajaan.13
Berikut silsilah raja-raja kerajaan Syafawi:14
Safi al-Din (1252-1334 M)
Sadar al-Din Musa (1334-1339 M)
Khawaja Ali (1339-1427 M)
Ibrahim (1427 - 1447 M)
Juneid (1447 - 1460 M)
Haidar (1460 - 1494 M)
1. Ismail (1501 - 1524 M)
3. Tahmasp I (1524 -1576 M)
4. Muhammad Khudabanda (1577 - 1787 M)
5. Abbas I (1588 - 1628 M)
6. Safi Mirza (1628 – 1642 M)
7. Abbas II (1642 - 1667 M)
8. Sulaiman (1667 - 1694 M)
9. Husein (1694 - 1722 M)
10.Tahmasp II (1722 - 1732 M)
11. Abbas III (1732 - 1736 M)
Kecenderungan memasuki dunia politik, itu mendapat wujud
konkretnya pada masa kepemimpinan Juneid (1447-1460). Dinasti
Syafawi memperluas gerakannya dengan menambahkan kegiatan politik
pada kegiatan keagamaan. Perluasan kegiatan keagamaan ini
menimbulkan konflik antara Juneid dengan penguasa Kara Koyunlu
(Domba Hitam), salah satu suku bangsa Turki yang berkuasa di wilayah
itu. Dalam konflik tersebut, Juneid kalah dan diasingkan ke suatu tempat.
Dari tempat baru ini ia mendapat perlindungan dari penguasa Diyar Baki,
13 Badri Yatim, Opcit. hal. 13814 Ibid. hal. 146
9
Ali (1494 - 1501 M)
2. Ismail II (1576 - 1577 M)
Ak-Koyunlu, juga salah satu suku bangsa Turki. Ia tinggal di istana Uzun
Hasan, yang ketika itu menguasai sebagian besar Persia.15 Pada tahun 1460
M, ia mencoba merebut Sircassia tetapi pasukan pimpinannya dihadang
oleh tentara Sirwan dan ia terbunuh dalam pertempuran tersebut.
Ketika itu anak Juneid, Haidar masih kecil dan dalam pengasuhan
Uzun Hasan. Ketika itu kepemimpinan gerakan Syafawi baru bisa
diserahkan kepadanya secara resmi. Pada tahun 1470 M. Hubungan Haidar
dengan Uzun hasan semakin erat setelah Haidar mengawini salah seorang
putri Uzun Hasan. Dari perkawinan ini lahirlah Ismail yang dikemudian
hari menjadi Kerajaan Syafawi di Persia.16
2. Perluasan Wilayah
Di bawah pimpinan Ismail, pada tahun 1501 M, pasukan Qizilbash
(Baret Merah) menyerang dan mengalahkan Ak-Koyunlu di Sharur, dekat
bnakhchiran. Pasukan ini terus berusaha memasuki dan menakhlukkan
Tabriz, Ibu Kota Ak-Koyunlu dan berhasil merebut serta mendudukinya.
Di kota ini Ismail memproklamasikan dirinya sebagai raja pertama Dinasti
Syafawi. Ia disebut juga Ismail I.
Ismail I berkuasa sekitar 23 tahun (1501-1524). Pada sepuluh tahun
pertama ia berhasil memperluas wilayah kekuasaannya. Ia dapat
menghancurkan sisa-sisa kekuasaan Ak-Koyunlu di Hamadan (1503 M),
menguasai propinsi kaspia si Nazandaran, Gurgan dan Yazd (1505-1507
M) Baghdad dan daerah barat daya Persia (1508 M), Sirwan (1509 M),
dan Khurasan (1510 M). Hanya dalam waktu sepuluh tahun itu wilayah
kekuasaannya sudah meliputi seluruh Persia dan bagian timur Bulan Sabit
Subur (Fortile Crescent).
Peperangan dengan Turki Usmani terjadi pada tahun 1514 di
Chaldiran, dekat Tabriz. Karena keunggulan organisasi militer kerajaan
Usmani, dalam peperangan ini Ismail mengalami kekalahan, malah Turki
15 Ibid. hal. 13916 Ibid. hal. 140
10
Usmani di bawawh pimpinan Sultan Salim dapat menduduki Tabriz.
Kerajaan Syafawi terselamatkan dengan pulangnya Sultan Usmani ke
Turki karena terjadi perpecahan dikalangan militer Turki di negerinya.
Rasa permusuhan dengan kerajaan Usmani terus berlangsung
sepeninggal Ismail. Peperangan antara dua kerajaan besar Islam ini terjadi
beberapa kali pada zaman pemerintahan Tahmasp I (1524 - 1576 M),
Ismail II (1576 - 1577 M) dan Muhammad Khudabanda (1577 - 15873 M).
Pada masa tiga raja tersebut, kerajaan Syafawi dalam keadaan lemah.
Disamping karena sering terjadi peprangan melawan kerajaan Usmani
lebih kuat, juga karena sering terjasi pertentangan antara kelompok-
kelompok di dalam negeri.
Kondisi memprihatinkan ini baru bisa diatasi setelah raja Syafawi
kelima, Abbas I naik tahta (1588 - 1628 M).17 Langkah-langkah yang
ditempuh oleh Abbas I untuk memulihkan politik kerajaan Syafawi
adalah:
a. Mengadakan pembenahan administrasi dengan cara pengaturan dan
pengontrolan dari pusat
b. Pemindahan ibukota ke Isfahan
c. Berudaha menghilangkan dominasi pasukan Qiziblash atas kerajaan
Syafawi dengan cara membentuk pasukan baru yang anggotanya
terdiri atas budak-budak yang berasal dari tawanan perang bangsa
Georgia, Armenia, dan Sircassia yang telah ada sejak Raja Tahm I.
d. Mengadakan perjanjian damai dengan Turki Usmani
e. Berjanji tidak akan menghina tiga khalifah dalam khutbah jum’at.18
3. Hasil Peradaban
a. Bidang Ekonomi
Stabilitas politik kerajaan Syafawi pada masa Abbas I ternyata telah-
17 Ibid. hal. 141-14218 Dedi Supriadi, Opcit. hal. 254-255
11
memacu perkembangan perekonomian Syafawi, lebih-lebih setelah
kepulauan Hurmuz dikuasai dan pelabuhan Gumrun diubah menjadi
Bandara Abbas. Di samping sektor perdagangan, kerajaan Syafawi
juga mengalami kemajuan di sekitar pertanian terutama di daerah
Bulan Sabit Subur.
b. Bidang Ilmu Pengetahuan
Ada beberapa ilmuwan yang selalu hadir di majlis Istora:
1) Baha al-Din al-Syerazi generalis ilmu pengetahuan
2) Sadr al-Din al-Syerazi seoranga filosof
3) Muhammad Baqir ibn Muhammad Damad seorang filsof, ahli
sejarah, teolog, dan seorang yang pernah mengadakan observasi
mengenai kehidupan lebah-lebah.
c. Bidang pembangunan Fisik dan Seni
Pada bidang pembangunan fisik yakni dibangunnya Isfahan sebagai
ibukota kerajaan menjadi kota yang sangat indah dengan taman-taman
wisata yang sangat menarik. Ketika Abbas I wafat, di Isfahan terdapat
162 Masjid, 48 Akademi, 1802 Penginapan, dan 273 Pemandian
umum.
Pada bidang seni, kemajuan nampak begitu terlihat dalam gaya
arsitektur bangunan-bangunannya, seperti terlihat pada Masjid Syah
(1611 M), dan Masjid Syaikh Lutf Allah (1603 M).19
4. Kemunduran Kerajaan Syafawi
Sepeninggal Abbas I, kerajaan Syafawi berturut-turut diperintah oleh
enam raja, yang pada masa raja-raja tersebut kondisi kerajaan Syafawi
tidak menunjukkan grafik naik dan berkembang, tetapi justru
19 Badri Yatim, Opcit. hal. 144-1145
12
memperlihatkan kemunduran yang akhirnya membawa kepada
kehancuran.20
Penyebab kemunduran dan kehancuran kerajaan Syafawi adalah:
a. Konflik berkepanjangan di kerajaan Usmani
b. Dekadensi moral yang melanda sebagian para pemimpin kerajaan
Syafawi
c. Pasukan Ghulam yang dibentuk Abbas I tidak memiliki semangat
perang tinggi seperti Qizilblash
d. Seringnya terjadi konflik intern dalam bentuk perebutan kekuasaan di
kalangan keluarga istana.21
C. KERAJAAN MUGHAL
1. Asal-usul Kerajaan Mughal
Kerajaan Mughal didirikan oleh Zahirudin Babur (1526 - 1530 M).
Secara Geneologis Babur merupakan cucu Timur Lenk (dari pihak ayah)
dan keturunan Jengis Khan (dari pihak ibu). Ekspansinya ke India dimulai
dengan menundukkan penguasa setempat yaitu Ibrahim Lodi dengan
bantuan Alam Khan (paman Lodi) dan gubernurLahore. Tahun 1525 M ia
berhasil menguasai punjab dan meneruskannya ke Delhi tahun 1526 M.
Sejak saat itu babur dapat menguasai India dan mendirikan dinasti Mughal
yang beribukota di Delhi.22 Kerajaan Mughal mulai berkuasa sejak 1526
sampai 1707 M. kerajaan ini memiliki sultan-sultan yang besar dan
terkenal pada abad ke-17 yaitu Akbar (1556 – 1606 M), Jengahir (1605 –
1627 M), dengan permaisurinya Nur Janah, Syah jehan (1628 – 1658 M),
dan Aurengzeb (1659 - 1707 M).23
2. Kekuasaan Mughal
20 Ibid. hal. 15621 Ibid. hal. 158-15922 Siti Maryam dkk, Sejarah Peradaban Islam – Dari Masa Klasik Hingga Modern,
Yogyakarta: LESFI, 2003. Cet. II. hal. 18423 Dedi Supriadi, Sejarah Peradaban Islam, Bandung: CV. Pustaka Setia, 2008. Cet. X.
hal. 261
13
Penguasa Mughal setelah Babur adalah Nashirudin Humayun atau
lebih dikenal dengan Humayun (1530 – 1540 dan 1555 - 1556 M),
putranya sendiri. Sepanjang pemerintahannya kondisi negera tidak stabil,
karena banyak terjdi perlawanan dari musuh-musuhnya. Kekuasaan
Humayun dilanjutkan oleh anaknya, Akbar Khan. Gelarnya Sultan Abdul
Fath Jalaludin Akbar Khan. Sewaktu naik tahta berumur 5 tahun dan
memerintah India selama 50 tahun (1556 - 1605 M). Karena usianya masih
muda, pemerintahan diserahkan kepada Bairam Khan. Masa pemerintahan
Akbar penuh dengan ekspansi, sehingga wilayah dinasti Mughal semakin
luas. Daerah-daerah yang berhasil ditaklukkan adalah Chundar, Ghand,
Khashmir, Chitar, Behar, Gujarat, Orissa, Deccan, Gawilganj, Ahmad
Nagar dan Ashgar.
Sistem pemerintahan Akbar adalah militeristik. Pemerintah pusat
dipegang oleh raja, sedangkan pemerintah daerah dipegang oleh Sipah
Salar atau kepala komandan. Sedangkan subdistik dikepalai Faudjar atau
komandan. Dalam bidang agama Akbar menciptakan Din –i-Ilahi yaitu
menjadikan semua agama yang ada di India menjadi satu, tujuannya
adalah stabilitas politik.
Penguasa Mughal ketiga adalah Jahangir, putra Akbar (1605 –
1628 M). Jahangir adalah penganut Ahlussunnah Wal Jama’ah, sehingga
Din –i-Ilahi yang dibentuk ayahnya menjadi hilang pengaruhnya.
Pemerintahan Jahangir juga diwarnai dengan pemberontakan di Ambar
yang tidak mampu dipadamkan.
Penguasa selanjutnya adalah Shah Jehar, putra Jahangir (1627 –
1658 M). pemerintahannya diwarnai dengan timbulnya pemberontakan
dan perselisihan di kalangan keluarganya sendiri.
Aurangzeb menjadi penguasa Mughal setelah berhasil
memenangkan perang saudara. Masa pemerintahannya berlangsung mulai
tahun 1658 - 1707 M. Dia bergelar Alamgir padshah Ghazi. Di akhir
pemerintahannya dia berhasil menguasai Deccar, Bangla, dan Aud.
14
Aurangzeb adalah penguasa Mughal pertama yang membalik kebijakan
konsiliasi dengan Hindu. Diantara kebijakannya adalah melarang
minuman keras, perjudian, prostitusi, penggunaan narkotika (1659 M).
Tindakan Aurangzeb tersebut menyulut kemurahannya orang-
orang Hindu. Hal inilah yang akhirnya menimbulkan pemberontakan di
masanya. Namun karena Aurangzeb sangat kuat, pemberontakan itupun
dapat dipadamkan. Meskipun pemberontakan-pemberontakan tersebut
dapat dipadamkan, tetapi tidak sepenuhnya tuntas. Hal ini terbukti ketika
Aurangzeb meninggal (1118 H/1707 M) banyak propinsi-propinsi yang
letaknya jauh dari pusat kerajaan memisahkan diri.
Penguasa-penguasa Mughal setelah Aurangzeb tidak berdaya dan
tidak mampu mengembalikan supremasi Mughal. Masa pemerintahan
yang pendek dan banyaknya pemberontakan serta lemahnya kekuatan
menjadi faktor penyebab kemunduran Mughal. Penguasa-penguasa
Mugahal sesudah Aurangzeb antara lain: Bahadur Syah (1707 - 1712 M),
Jhandar Shah (1712 - 1713 M), Azim-us Shah (1713 M), Farukh Syiyar
(1713 – 1719 M), Muhammad Syah (1719 - 1748 M).24
3. Hasil Peradaban
a. Bidang Ekonomi
Kerajaan Mughal dapat mengembangkan program pertanian,
pertambangan, dan perdagangan. Di sektor pertanian, komunikasi
antara pemerintah dan petani diatur dengan baik. Hasil pertanian yang
terpenting adalah biji-bijian, padi, kacang, tebu, sayur-sayuran,
rempah-rempah, tembakau, kapas, nila, dan bahan-bahan celupan.
b. Bidang Seni
1) Karya seni yang menonjol adalah karya sastra gubahan penyair
istana, baik yang berbahasa Persia maupun India.
24 Siti Maryam dkk, Opcit, hal. 186-187
15
2) Karya-karya arsitektur yang indah dan
mengagumkan antara lain:
- Istana Fatpur Sikri di Sikri, Cila dan Masjid-masjid yang indah
pada masa Akbar
- Taj Mahal di Agra, Masjid Raya Delhi dan Istana Indah di
Lahore pada masa Syah Jehan.25
c. Bidang Ilmu Pengetahuan
Pada masa Shah Jehan didirikan sebuah perguruan tinggi di Delhi.
Jumlah ini semakin bertambah ketika pemerintahan dipegang oleh
Aurangzeb. Dibidang ilmu agama berhasil dikodifikasikan hukum
Islam yang dikenal dengan sebutan Fatawa –i-Alamgiri.26
4. Kemunduran Kerajaan Mughal
Penyebab kemunduran kerajaan Mughal:
a. Terjadi strategi dalam pembinaan kekuatan militer sehingga operasi
militer Inggris di wilayah-wilayah pantai tidak dapat segera dipantau
oleh kekuatan maritime Mughal. Begitu juga kekuatan pasukan darat.
Bahkan, mereka kurang terampil dalam mengoperasikan persenjataan
Mughal sendiri.
b. Kemerosotan moral dan hidup mewah di kalangan elit politik yang
mengakibatkan pemborosan dalam penggunaan uang Negara.
c. Pendekatan Aurangzeb yang terlampau “kasar” dalam melaksanakan
ide-ide puritan dan kecenderungan asketisnya, sehingga konflik antar
agama sangat sukar diatasi oleh sultan-sultan sesudahnya.
d. Semua pewaris tahta kerajaan pada paruh terakhir adalah orang-orang
lemah dalam bidang kepemimpinan.27
25 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam – Dirasah Islamiyah II, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2008. hal. 150-151
26 Siti Maryam dkk, Opcit, hal. 18527 Badri Yatim, Opcit, hal. 163
16
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Dinasti Usmani berasal dari suku bangsa pengembara Qoyigh Oghuz,
beribukota di Syukud. Pada tahun 1300 M, Kerajaan Usmani dinyatakan
berdiri. Penguasa pertamanya adalah Usman yang sering disebut Usman I.
Dinasti Usmani berkuasa kurang lebih selama tujuh abad, dengan sekitar 36
sultan selama kekuasaannya. Pasukan Janissary bentukan Orkhan yang
terkenal tangguh merupakan pasukan pertama yang berhasil menaklukkan
beberapa wilayah sehingga daerah kekuasaan Usmani semakin luas.
Peradaban yang dihasilkan meliputi bidang militer, pemerintahan, ilmu
pengetahun dan budaya. Kemunduran Usmani dimulai ketika wafatnya sultan
Sulaiman al-Qoruni tahun 1566 M.
2. Kerajaan Syafawi berdiri sejak 1503-1722 M. Kerajaan Syafawi berasal dari
sebuah gerakan tarekat Syafawiyah, yang didirikan di Ardabil. Nama
Syafawiyah diambil dari nama pendirinya, Syafi al-Din. Nama Syafawi itu
terus dipertahankan sampai tarekat ini menjadi gerakan politik, bahkan hingga
gerakan ini berhasil mendirikan kerajaan. Hasil peradaban kerajaan Syafawi
meliputi bidang ekonomi, ilmu pengetahuan, bagunan fisik dan seni.
Kemunduran Syafawi berturut-turut sepeninggal Abbas I.
3. Kerajaan Mughal didirikan oleh Zahirudin Babur (1526 - 1530 M). dan
Peradaban yang diukir oleh kerajaan Mughal yakni pada bidang ekonomi,
seni, dan ilmu pengetahuan. Kemunduran Kerajaan Mughal disebabkan karena
terjadi strategi dalam pembinaan kekuatan, kemerosotan moral dan hidup
mewah di kalangan elit politik, pendekatan Aurangzeb yang terlampau “kasar”
dalam melaksanakan ide-idenya, semua pewaris tahta kerajaan adalah orang
yang lemah dalam bidang kepemimpinan.
17
Daftar Pustaka
Ensiklopedi Islam, Jilid 4, Cet. 11. 2003, PT. Ichtiar Baru van Hoeve : Jakarta
Maryam dkk, Siti. Sejarah Peradaban Islam - Dari Masa Klasik Hingga Modern.
Cet. II. 2003. LESFI : Yogyakarta.
Supriadi, Dedi. Sejarah Peradaban Islam. Cet. X. 2008. CV. Pustaka Setia :
Bandung.
Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam – Dirasah Islamiyah II. 2008. PT.
Rajagrafindo Persada : Jakarta.
18