Masa Depan Dayah ~ SCAD Independent

download Masa Depan Dayah ~ SCAD Independent

of 3

description

dayah

Transcript of Masa Depan Dayah ~ SCAD Independent

  • SCAD IndependentSCAD IndependentSCAD IndependentSCAD IndependentSCAD IndependentSCAD IndependentSCAD IndependentSCAD IndependentStudy Center for Acehnese Democracy of IndependentStudy Center for Acehnese Democracy of Independent

    Masa Depan DayahMonday, May 13, 2013 Paper and Opinion

    Oleh: Tabrani ZA Al-Asyhi ---

    DAYAH adalah satu-satunya lembaga pendidikan yang sudah sangat mengakar sejakIslam bertapak di Aceh pada abad pertama Hijriah. Dayah menjadi pusat daripembahasan mengenai pendidikan Islam dalam konteks masyarakat Aceh baik di masalalu maupun masa sekarang. Dimulai dari pendirian Dayah Cot Kala Langsa, kemudianlembaga dayah menyebar ke berbagai penjuru daerah bahkan sampai ke Nusantara,Malaysia dan Thailand (Saifullah; Serambi Indondesia, 8/2/2013).

    Penulis meyakini bahwa pemimpin-pemimpin Aceh masa lalu termasuk Sultan Iskandar Muda adalah sosok yangjuga mengenyam pendidikan dayah sebelum menjadi penguasa, walaupun tidak ada catatan yang lebih rincimengenai hal ini yang bisa ditemui dalam literatur-literatur sejarah Aceh yang ada. Dayah masa lalu suksesmengintegrasikan pendidikan umum dan pendidikan agama dengan baik. Karena itu, dayah tidak hanyamenghasilkan ulama saja, tapi juga politikus maupun negarawan yang berpengaruh.

    Secara historis, dayah merupakan lembaga pendidikan yang multifungsi. Ia menjadi benteng pertahanansekaligus pusat penyiaran (dakwah) Islam. Selain dayah salafiah (dayah tradisional), dalam perkembangannyadayah mencatat kemajuan dengan munculnya dayah-dayah baru dan dilaksanakannya sistem pendidikanmadrasah yang mengajarkan pelajaran umum, seperti sejarah, matematika, dan ilmu bumi, yang sekarang disebutdengan dayah modern atau dayah terpadu.

    Eksistensi dayahEksistensi dayah menjadi istimewa karena ia menjadi pendidikan alternatif (penyeimbang) dari pendidikan yangdikembangkan oleh kaum kolonial (Barat) yang hanya bisa dinikmati oleh segelintir orang. Dayah menjadi tempatberlabuh umat Islam yang tersingkir secara budaya (pendidikan) akibat perlakuan diskriminatif penjajah.

    Kini perkembangan dayah dengan sistem pendidikannya mampu mensejajarkan diri dengan pendidikan lain padaumumnya. Kenyataan ini menjadi aset yang luar biasa baik bagi perkembangan pendidikan dayah maupunpendidikan Aceh bahkan nasional pada masa sekarang dan masa yang akan datang. Dari sana diharapkantumbuh kaum intelektual yang berwawasan luas dengan landasan spiritual yang kuat.

    Eksistensi dayah tidak bisa dilepaskan dari peran negara. Ranah kultural yang digeluti dayah selama ini menjadilandasan yang sangat berarti bagi eksistensi negara khususnya daerah Aceh. Perjuangan dayah baik secara fisikmaupun secara kultural tidak bisa dihapus dari catatan sejarah Aceh. Dan kini generasi santri tersebut mulaimemasuki jabatan-jabatan publik (pemerintah), baik eksekutif maupun legislatif yang dulunya hanya sebatasmimpi.

    Landasan kultural yang ditanamkan kuat di dayah diharapkan menjadi guidence dalam implementasi berbagaitugas baik pada ranah sosial, ekonomi, hukum, maupun politik. Baik di lembaga pemerintahan maupun swastayang konsisten, transparan, dan akuntabel. Ini penting karena dayah merupakan kawah candratimuka bagimunculnya agent of social change. Dan daerah khususnya Aceh sangat berkepentingan atas tumbuhnya generasiyang mumpuni dan berkualitas. Oleh sebab itu, kepedulian dan perhatian pemerintah bagi perkembangan dayahsangat diperlukan.

    Kalau selama ini dayah telah menyumbangkan seluruh dayanya untuk kepentingan masyarakat, maka harus adasimbiosis mutualisme antara keduanya. Sudah waktunya pemerintah memberikan perhatian serius ataskelangsungan dayah. Kalau selama ini dayah bisa eksis dengan swadaya, maka eksistensi tersebut akan lebihmaksimal apabila didukung oleh pemerintah dengan serius. Badan Dayah yang kini ada Aceh, bukan hanyasekadar menambah SKPA di jajaran Pemerintah Aceh, melainkan harus benar-benar menjalankan tugas danfungsinya dalam memajukan dayah-dayah yang ada di daerah ini.

    Oleh sebab itu, diperlukan revitalisasi relasi antara dayah dan pemerintah yang selama ini berjalan apa adanya.Tapi di sini perlu digaris bawahi bahwa revitalisasi relasi antara pemerintah dan dayah adalah relasi yangsebenarnya, bukan relasi yang hanya kepentingan waktu pilkada dan pemilu sudah di ambang pintu, yangberlomba-lomba mendatangi dayah, mendekati pimpinan dayah agar mulus perjalanannya menuju apa yangdiinginkan, dan bahkan supaya mulus untuk duduk di periode selanjutnya. Atau sebaliknya dari unsur pimpinan

    Populer Kolom Arsip

    Kampanye dan Komunikasi Politik

    Antara Islam dan Demokrasi

    Rapuhnya Pondasi Demokrasi Aceh

    Masa Depan Parlok

    Aceh 'Kagura'

    Berlangganan

    Sumber Informasi Terpercaya

    Anas kumpulkan data dana kampanye SBY2009 - 4/17/2014

    KPK periksa Bupati Kutai Timur - 4/17/2014

    Lengkapi berkas, KPK periksa Anas - 4/17/2014

    Polri periksa pemilik biro jasa dan statDirlantas - 4/17/2014

    Rendah, kualitas soal dengan pertanyaanJokowi - 4/17/2014

    HOME ABOUT US PROGRAMS AGENDA PUBLICATION JURNAL ILMIAH PEURADEUN GARDU DEMOCRACY CONTACT US

    Masa Depan Dayah ~ SCAD Independent http://www.scadindependent.org/2013/05/masa-depan-dayah.html

    1 of 3 17-Apr-14 6:48 AM

  • Newer Post Older Post

    dayah sendiri atau dari kalangan dayah yang membawa nama dayah untuk menuju kepentingan kelompok danpribadi demi ambisi meraih kekuasaan.

    Selama ini sistem pendidikan kita belum sepenuhnya ditangani secara maksimal. Beberapa departemenmelaksanakan pendidikannya sendiri (kedinasan) sesuai dengan arah dan orientasi departemen masing-masing.Sejatinya pendidikan di sebuah negara maupun daerah berada dalam sebuah sistem terpadu sehinggamenghasilkan output yang maksimal bagi kepentingan bersama (nasional), bukan hanya kepentingan sektoral.Inilah satu problem yang dihadapi sistem pendidikan kita saat ini.

    Terpencarnya penyelenggaraan pendidikan menyebabkan banyak masalah. Salah satunya adalah alokasianggaran yang tidak maksimal. Selama ini pemerintah memandang pendidikan sebagai bagian dari DinasPendidikan. Oleh sebab itu, seluruh anggaran pendidikan dialokasikan untuk dinas pendidikan. Konsekuensinyapendidikan di bawah departemen atau dinas lain mendapatkan alokasi dana seadanya.

    Kenyataan tersebut tentu merupakan konsekuensi dari paradigma struktural yang melihat pendidikan hanyamerupakan tanggung jawab dinas pendidikan. Kita bisa menyaksikan kesenjangan dana yang diterima Kemenagdan Badan Dayah atau antara perguruan tinggi Islam seperti IAIN/UIN yang di bawah kendali Kemenag denganperguruan tinggi umum yang langsung ditangani Kemendiknas, perbedaannya sangat jauh.

    Begitu pun dayah, yang selama ini eksistensinya lebih bersifat swadaya akan lebih maksimal apabila dikeloladengan pendanaan dan pembinaan yang lebih memadai. Apalagi saat ini dayah mulai menyesuaikan diri denganpendidikan umum dan standar pendidikan nasional, termasuk mendirikan sekolah umum. Maka, sudahsepantasnyalah pendidikan dayah disetarakan dengan pendidikan lainnya.

    Dayah Masa DepanEksistensi dayah di tengah pergulatan modernitas saat ini tetap signifikan. Dayah yang secara historis mampumemerankan dirinya sebagai benteng pertahanan dari penjajahan, kini seharusnya dapat memerankan dirisebagai benteng pertahanan dari imperialisme budaya yang begitu kuat menghegemoni kehidupan masyarakat,khususnya di perkotaan.

    Dayah tetap menjadi pelabuhan bagi generasi muda agar tidak terseret dalam arus modernisme yangmenjebaknya dalam kehampaan spiritual. Keberadaan dayah sampai saat ini membuktikan keberhasilannyamenjawab tantangan zaman. Namun akselerasi modernitas yang begitu cepat menuntut dayah untuk tanggapsecara cepat pula, sehingga eksistensinya tetap relevan dan signifikan.

    Masa depan dayah ditentukan oleh sejauh mana dayah menformulasikan dirinya menjadi dayah yang mampumenjawab tuntutan masa depan tanpa kehilangan jati dirinya. Langkah ke arah tersebut, tampaknya, telahdilakukan dayah melalui sikap akomodatifnya terhadap perkembangan teknologi modern dengan tetap menjadikankajian agama sebagai rujukan segalanya. Kemampuan adaptatif dayah atas perkembangan zaman justrumemperkuat eksistensinya sekaligus menunjukkan keunggulannya.

    Keunggulan tersebut terletak pada kemampuan dayah menggabungkan kecerdasan intelektual, emosional danspiritual seperti yang telah diperankan oleh dayah MUDI Mesra Samalanga, Dayah Manyang PUSKIYAI di AcehBarat Daya, Dayah Darussalam Labuhan Haji dan dayah-dayah lainnya. Dari dayahlah sejatinya lahir manusiaparipurna yang membawa masyarakat (negara) ini mampu menapaki modernitas tanpa kehilangan akarspiritualitasnya. Semoga!

    * Tabrani ZA Al-Asyhi, Peneliti pada Study Center for Acehnese Democracy of Independent (SCADIndependent), dan Alumni Dayah Darussalam Labuhan Haji, Aceh. Email: [email protected]

    Tulisan ini telah di muat di Harian Serambi Indonesia pada tanggal 7 Mei 2013Masa Depan Dayah - Serambi Indonesia

    Home

    Content Use Policy Article & Jurnal Ilmiah Peuradeun by SCADIndependent is licensed under a Creative CommonsAttribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0International License.Based on a work at PDII-LIPI.Permissions beyond the scope of this license maybe available at Open Academic Journal Index.Copyright 2013 SCAD Independent

    Copyright 2014 SCAD Independent

    Design by Design by Syaikhuna Al-AsyhiSyaikhuna Al-Asyhi | Theme by | Theme by SCAD IndependentSCAD Independent

    Recommend this on Google

    Masa Depan Dayah ~ SCAD Independent http://www.scadindependent.org/2013/05/masa-depan-dayah.html

    2 of 3 17-Apr-14 6:48 AM

  • Masa Depan Dayah ~ SCAD Independent http://www.scadindependent.org/2013/05/masa-depan-dayah.html

    3 of 3 17-Apr-14 6:48 AM