m.arifin Skripsi Full

216
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Corporate Social Responsibility (CSR), merupakan wacana yang sedang mengemuka di dunia bisnis atau perusahaan. Wacana ini digunakan oleh perusahaan dalam rangka mengambil peran menghadapi perekonomian pasar bebas. Perkembangan pasar bebas yang telah membentuk ikatan- ikatan ekonomi dunia dengan terbentuknya AFTA, APEC dan sebagainya, telah mendorong perusahaan dari berbagai penjuru dunia untuk secara bersama melaksanakan aktivitasnya dalam rangka mensejahterakan masyarakat di sekitarnya. Perkembangan bisnis dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan salah satu nilai yang membawa perubahan mendasar yaitu konsep corporate social responsibility (CSR), atau tanggung jawab sosial. Tanggung jawab yang dimaksud adalah perusahaan meluaskan perannya lebih dari sekedar menggunakan sumber-sumber dayanya dan terlibat dalam

Transcript of m.arifin Skripsi Full

Page 1: m.arifin Skripsi Full

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Corporate Social Responsibility (CSR), merupakan wacana yang sedang

mengemuka di dunia bisnis atau perusahaan. Wacana ini digunakan oleh

perusahaan dalam rangka mengambil peran menghadapi perekonomian pasar

bebas. Perkembangan pasar bebas yang telah membentuk ikatan-ikatan ekonomi

dunia dengan terbentuknya AFTA, APEC dan sebagainya, telah mendorong

perusahaan dari berbagai penjuru dunia untuk secara bersama melaksanakan

aktivitasnya dalam rangka mensejahterakan masyarakat di sekitarnya.

Perkembangan bisnis dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan salah

satu nilai yang membawa perubahan mendasar yaitu konsep corporate social

responsibility (CSR), atau tanggung jawab sosial. Tanggung jawab yang dimaksud

adalah perusahaan meluaskan perannya lebih dari sekedar menggunakan sumber-

sumber dayanya dan terlibat dalam aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan

keuntungan sesuai dengan aturan main. Lebih luas dan mendasar, perusahaan

harus berperilaku mengarah pada etika serta berkontribusi terhadap kehidupan

yang layak bagi masyarakat, sehingga diharapkan perusahaan dapat

meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif dari

kehadiran CSR.

1

Page 2: m.arifin Skripsi Full

2

Dalam rangka meningkatkan citra perusahaan banyak hal harus dilakukan

oleh perusahaan, terutama dalam bidang sosial kepada masyarakat, jadi tidak

hanya mengambil hasil tapi juga harus ada semacam pemberdayaan yang

dilakukan oleh sebuah perusahaan itu guna mencapai tujuan bersama. Salah satu

yang harus dilakukan oleh perusahaan adalah CSR (Corporate Social

Responsibility) atau tanggung jawab sosial yang merupakan sebuah etika yang

harus dipenuhi dan harus dilakukan oleh sebuah perusahaan.

Seiring dengan perkembangan jaman, juga mendorong masyarakat untuk

menjadi semakin kritis dan menyadari hak-hak asasinya, serta berani

mengekspresikan tuntutannya terhadap perkembangan dunia bisnis Indonesia. Hal

ini menuntut para pelaku bisnis untuk menjalankan usahanya dengan semakin

bertanggung jawab. Pelaku bisnis tidak hanya dituntut untuk memperoleh

keuntungan dari lapangan usahanya, melainkan mereka juga diminta untuk

memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan sosialnya.

Perubahan pada tingkat kesadaran masyarakat memunculkan kesadaran

baru tentang pentingnya melaksanakan Corporate Social Responsibility (CSR).

Pemahaman itu memberikan pedoman bahwa korporasi bukan lagi sebagai entitas

yang hanya mementingkan dirinya sendiri saja sehingga ter-alienasi atau

mengasingkan diri dari lingkungan masyarakat di tempat mereka bekerja,

melainkan suatu entitas usaha yang wajib melakukan adaptasi kultural dengan

lingkungan sosialnya.

Secara umum kegiatan bisnis dapat dikategorikan menjadi beberapa jenis.

Untuk kegiatan bisnis dalam tingkatan yang cukup besar, artinya kegiatan

Page 3: m.arifin Skripsi Full

3

ekonomi yang dilakukan baik produksi barang atau jasa dilakukan dalam jumlah

besar dan perolehan keuntungan pun diperoleh dalam jumlah yang besar. Kegiatan

bisnis semacam itu biasanya dilakukan oleh perusahaan. Perusahaan dapat

diartikan sebagai suatu tempat untuk melakukan kegiatan proses produksi barang

atau jasa. Perusahaan merupakan kesatuan teknis yang bertujuan menghasilkan

barang atau jasa, perusahaan juga disebut tempat berlangsungnya proses produksi

yang menggabungkan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa.

Dalam perkembangan dunia bisnis, ternyata tidak hanya berbicara

mengenai keuntungan dan kegiatan produksi saja. Namun belakangan muncul

pandangan bahwa lingkungan sosial merupakan bagian penting dalam

perkembangan kegiatan bisnis bagi perusahaan. Munculnya kesadaran bahwa

kegiatan produksi suatu perusahaan secara tidak langsung telah menimbulkan

dampak negatif bagi lingkungan sosial maupun lingkungan fisik di sekitar tempat

kegiatan produksi perusahaan, membuat beberapa perusahaan merasa penting

untuk melakukan kegiatan yang bersifat sosial. Kegiatan atau aktivitas yang

bersifat sosial ini akhirnya dijadikan sebagai kegiatan yang dapat dikatakan wajib

bagi perusahaan-perusahaan yang banyak memberikan dampak negatif bagi

lingkungannya. Kegiatan yang bersifat sosial seperti tersebut saat ini sering

disebut dengan Corporate Social Responsibility atau disingkat dengan CSR.

Istilah CSR mulai digunakan sejak tahun 1970an dan semakin populer terutama

setelah kehadiran buku Cannibals With Forks: The Triple Bottom Line in 21st

Century Business (1998), karya John Elkington. Perkembangan konsep CSR

sendiri berkembang sejak ditambahkannya komponen penting yaitu sustainability.

Page 4: m.arifin Skripsi Full

4

Di Indonesia, istilah CSR semakin populer digunakan sejak tahun 1990-

an. Beberapa perusahaan sebenarnya telah lama melakukan CSA (Corporate

Social Activity) atau “aktivitas sosial perusahaan”. Kegiatan tersebut tidak secara

jelas dilabelkan sebagai CSR, namun dari aktivitas, peran serta dan kepedulian

yang ditunjukkan oleh perusahaan secara faktual dapat dikatakan sebagai bentuk

pelaksanaan program CSR. Sejak tahun 2003, Departemen Sosial tercatat sebagai

lembaga pemerintah yang aktif dalam mengembangkan konsep CSR dan

melakukan advokasi kepada berbagai perusahaan nasional. Di Indonesia telah

ditetapkan kewajiban bagi perusahaan untuk melakukan program CSR, kewajiban

tersebut dituangkan dalam UU PT No.40 Tahun 2007 bahwa PT yang

menjalankan usaha di bidang dan/atau bersangkutan dengan sumber daya alam

wajib menjalankan tanggung jawab sosial dan lingkungan (Pasal 74 ayat 1).

Corporate Social Responsibility (CSR) ditujukan untuk menciptakan

keselarasan antara kepentingan manajemen perusahaan dengan kepentingan

stakeholders dan dimaksudkan untuk mendorong agar perusahaan lebih etis dalam

menjalankan aktivitasnya, sehingga pada akhirnya perusahaan akan dapat

memperoleh manfaat ekonomi yang berkelanjutan.

Masih banyak kalangan yang memandang program tanggungjawab sosial

sebagai program yang tidak menguntungkan, maka tak urung program tanggung

jawab sosial akan menjadi beban dan tuntutan semata, seharusnya program

Page 5: m.arifin Skripsi Full

5

tanggungjawab sosial (Corporate Social Responsibility) merupakan komitmen

yang dilakukan pemerintah dan perusahaan untuk peduli dan berupaya aktif

memberi solusi konkrit atas kompleksnya permasalahan sosial ditengah

masyarakat kita.

Kepedulian kepada masyarakat sekitar komunitas dapat diartikan sebagai

peningkatan partisipasi dan posisi organisasi di dalam sebuah komunitas melalui

berbagai upaya kemaslahatan bersama bagi organisasi dan masyarakat. CSR

bukan hanya sekedar kegiatan amal, di mana mengharuskan suatu perusahaan

dalam pengambilan keputusannya agar dengan sungguh-sungguh

memperhitungkan akibat terhadap seluruh kepentingan stakeholder perusahaan,

termasuk lingkungan hidup. Hal ini mengharuskan perusahaan untuk

meningkatkan kepentingan ekternal. Perusahaan yang dominan dimasyarakat

manapun harus mengambil tanggungjawab untuk kepentingan bersama. Setiap

keputusan yang dibuat, setiap tindakan yang diambil haruslah dilihat dalam

kerangka tanggungjawab tersebut. Fokus program tanggungjawab adalah

bagaimana meningkatkan kualitas hidup masyarakat hingga akhirnya muncul

kemapanan masyarakat untuk mengatasi permasalahan sosial.

Dalam prakteknya penulis mencoba mengaitkan antara teori dengan

kenyataan dilapangan, dalam hal ini penulis mencari apa saja sebenarnya

aktivitas kegiatan sosial yang telah dilakukan oleh perusahaan PT.Laras Internusa

Page 6: m.arifin Skripsi Full

6

di Kinali Pasaman Barat. Menurut salah seorang Humas dari perusahaan tersebut

dalam hal ini Bpk. Ali Nasir mejelaskan bahwa pihak perusahaan telah tanggap

terutama dalam mengatasi masalah sosial yang terjadi di masyarakat dan itu

sifatnya bantuan langsung, diantaranya sebagai berikut ;

1. Bantuan langsung pembangunan dan perawatan jalan desa , dalam hal

ini menyangkut beberapa desa yang ada di sekitar perusahaan seperti;

desa koja, sidodadi serta padang canduah,

2. Berpartisipasi dalam kegiatan kepemudaan, seperti diadakanya

kegiatan turnemen bola kaki maupun bola volly oleh organisasi

kepemudaan yang ada di lingkungan perusahaan

3. Berperan dalam upaya penghijauan lingkungan, dalam hal ini

perusahaan juga ikut berpartisipasi dalam penanaman 1000 pohon di

sasak dan talu

Perusahaan tersebut dahulu bernama PT.TSG yang beroperasi sekitar

tahun 1991 saat itu masih zaman pemerintahan orde baru di bawah kekuasaan

rezim Soeharto, seiring berjalanya waktu terjadilah krisis ekonomi yang melanda

Negara Indonesia sekitar tahun 1998, saat itu juga PT.TSG mengalami failed atau

bangkrut dikarenakan sudah tidak sanggup mengatasi dampak dari krisis ekonomi

yang menerpa sendi-sendi perekonomian indonesia saat itu. Dan pada saat itu juga

perusahaan tersebut diambil alih oleh Pemerintah dan hingga akhirnya pada tahun

2006 dilakukan pelelangan di Badan Lelang Bukittinggi, dalam hal ini Pemerintah

mencari investor yang mau membeli asset dari PT.TSG tersebut, dan akhirnya

hasil dari pelelangan tersebut di menangkan oleh PT. Laras Internusa atau PT.LIN

Page 7: m.arifin Skripsi Full

7

pada bulan Agustus tahun 2006 hingga sekarang secara resmi PT.LIN lah yang

menguasai asset.

Beberapa perubahan telah dilakukan oleh pihak perusahaan PT. Laras

Internusa terutama dalam hal kepemimpinan atau manajerial ini dikarenakan

dengan adanya komitmen dari perusahaan untuk meningkatkan kualitas baik dari

segi sumberdaya manusia terutama dalam upaya perusahaan meninggkatkan

kinerjanya sehingga tujuan dari perusahaan dapat tercapai. Salah satunya dengan

semangat baru dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di lingkungan

perusahaan, adanya perusahaan tersebut telah menciptakaan lapangan kerja baru

bagi masyarakat sekitar sehingga dapat mengurangi angka pengangguran dan

angka kemiskinan. Selain itu income atau pendapatan masyarakat juga akan

meninggkat seiring dengan perkembangan perusahaan tersebut, meningkatkan

PAD (pendapatan asli daerah), juga meningkatkan retribusi terhadap daerah,

terutama daerah Pasaman Barat.

Penelitian ini akan membahas bagaimana aktivitas sosial pada perusahaan

PT.Laras Internusa di Kinali Pasaman Barat. Perusahaan ini memiliki area

disekitar kawasan padat penduduk yang harus memperhatikan kondisi

lingkungannya terkait dampak yang ditimbulkan dari aktivitas – aktivitas

Page 8: m.arifin Skripsi Full

8

perusahaan, baik internal perusahaan maupun eksternal perusahaan, Perusahaan

tersebut beroperasi dalam bidang perkebunan kelapa sawit yang sudah lama

beroperasi sehingga hal tersebut sangat menarik untuk dijadikan sebuah bahan

kajian dalam rangka pembuatan skripsi. Berdasarkan uraian diatas, penulis merasa

tertarik untuk mengadakan penelitian tentang : Pengaruh Corporate Social

Responsibility (CSR) terhadap Citra Perusahaan pada PT.Laras Internusa

di Kinali Pasaman Barat

1.1 Identifikasi Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka

dapat diidentifikasi beberapa masalah yang akan diteliti oleh peneliti diantaranya

sebagai berikut:

1. Apakah kegiatan corporate social responsibility (csr) secara efektif dan

efisien berpengaruh pada pembentukan citra perusahaan?

2. Apakah pembentukan citra perusahaan itu dipengaruhi oleh kegiatan CSR

(corporate social responsibility) yang dilakukan oleh perusahaan?

1.3 Pembatasan Masalah

Kegiatan CSR harus mempunyai fokus, artinya perusahaan harus memilih

satu atau beberapa tema yang menjadi fokus kegiatan CSR-nya, misalnya tema

pendidikan, lingkungan hidup, kesehatan, atau kesenjangan sosial. Tidak memiliki

Page 9: m.arifin Skripsi Full

9

tema yang menjadi fokus akan mengaburkan tujuan kegiatan itu dan bisa

menghambat dampak yang diharapkan. Kegiatan CSR harus dilakukan secara

konsisten. Apabila perusahaan melakukan kegiatan CSR-nya secara konsisten

dalam jangka panjang, kemungkinan besar akan mendapat kepercayaan

dari stakeholder dan akan menarik mereka untuk ikut berpartisipasi. Kegiatan

CSR dihubungkan dengan citra yang dimiliki perusahaan, bertujuan untuk

membetuk identitas citra yang baik lewat kegiatan CSR. Sehingga dalam skripsi

ini penulis membatasi masalah pada “bagaimana pengaruh corporate social

responsibility(csr) dan Citra itu berpengaruh pada perusahaan yang akan diteliti”.

1.4 Perumusan Masalah

Untuk dapat menggambarkan dengan jelas permasalahan yang diteliti dan

dengan berdasarkan latar belakang masalah dalam penulisan judul skripsi, maka

dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimana pengaruh corporate social

responsibility (CSR) terhadap Citra Perusahaan pada PT.LIN di Kinali Pasaman Barat?”

1.5 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan dan diidentifikasi, maka

diperoleh tujuan penelitian yaitu :

Page 10: m.arifin Skripsi Full

10

1. Mengetahui bagaimana pengaruh corporate social responsibility (CSR)

berpengaruh pada pembentukan citra perusahaan.

2. Mengetahui aktivitas sosial yang telah dilakukan PT.Laras Internusa terkait

dengan pelaksanaan tanggungjawab sosial perusahaan (Coorporate Social

Responsibility).

3. Mengetahui bagaimana keterlibatan masyarakat dapat memperkuat pengaruh

corporate social responsibility (csr) pada pembentukan citra perusahaan.

4. Sebagai tugas penelitian yang harus dilakukan oleh seorang mahasiswa guna

memperoleh gelar SE di perguruan tinggi STIE-YAPPAS Simpang Ampek.

1.6 Manfaat Penelitian

1. Bagi perusahaan

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran masukan

kepada perusahaan dalam melakukan kegiatan corporate social responsibility

(csr) dengan konsep efektif dan efisien dalam memelihara loyalitas

masyarakat melalui citra perusahaan.

Dengan adanya penelitian ini, perusahaan dapat lebih mengetahui program

corporate social responsibility (CSR) yang sangat baik dalam pencapaian

tujuan perusahaan.

2. Akademisi

Hasil penelitian diharapkan dapat memperkaya pengetahuan yang bermanfaat

bagi mahasiswa dalam mengetahui pengaruh kegiatan corporate social

Page 11: m.arifin Skripsi Full

11

responsibility (csr) dalam membangun citra perusahaan. Selain itu diharapkan

penelitian ini dapat memberikan gambaran sekaligus referensi mengenai

kondisi yang diperoleh peneliti sehingga dapat menunjang penelitian

selanjutnya.

Hasil penelitian ini bisa digunakan untuk menambah literatur perpustakaan

STIE-YAPPAS Simpang Ampek.

3. Bagi penulis

Dengan adanya penelitian ini penulis berharap agar penelitian ini bermanfaat

dalam memperkaya pengetahuan sesuai jurusan khusus nya bagi penulis

sendiri dan bagi pembaca pada umumnya.

Untuk memperluas wawasan peneliti dalam bidang corporate social

responsibility (csr), serta untuk memberikan informasi bagi penulis mengenai

aktivitas – aktivitas yang merupakan perwujudan tanggung jawab sosial

perusahaan Corporate Social Responsibility (CSR).

4. Manfaat bagi pembaca

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan ilmu

pengetahuan khususnya dalam hal citra perusahaan dan program Corporate

Social Responsibility (CSR).

Sebagai bahan informasi bagi fihak yang berkepentingan atau bagi peneliti

lainya untuk mengkaji masalah yang sama dimasa yang akan datang.

Sebagai bahan pembelajaran dalam hal kegiatan corporate social

responsibility (CSR) serta memberikan tambahan informasi serta acuan atau

Page 12: m.arifin Skripsi Full

12

bahan referensi khususnya yang akan mengadakan penelitian tentang

Corporate Social Responsibility (CSR).

BAB II

KAJIAN TEORITIS

Page 13: m.arifin Skripsi Full

13

2.1 Citra Perusahaan

2.1.1 Konsep Citra Perusahaan

Menurut Katz dalam Soemirat dan Adrianto (2004) mengatakan bahwa

citra adalah cara bagaimana pihak lain memandang sebuah perusahaan, seseorang,

suatu komite, atau suatu aktivitas. Setiap perusahaan mempunyai citra sebanyak

jumlah orang yang memandangnya. Berbagai citra perusahaan datang dari

pelanggan perusahaan, pelanggan potensial, banker, staf perusahaan, pesaing,

distributor, pemasok, asosiasi dagang, dan gerakan pelanggan di sector

perdagangan yang mempunyai pandangan terhadap perusahaan.

Menurut Kotler (2000;208) bahwa Citra adalah seperangkat keyakinan, ide

dan kesan yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu objek. Sikap dan tindakan

orang terhadap objek sangat ditentukan oleh citra objek tersebut. Dari pendapat

tersebut menunjukkan bahwa, sikap dan perilaku pelanggan terhadap perusahaan

dapat dipengaruhi oleh citra perusahaan tersebut dimata pelanggan. Semakin baik

citra perusahaan, maka pelanggan akan bersikap dan berperilaku positif terhadap

perusahaan.

13

Menurut Ardianto (2004), mengemukakan bahwa citra berakar dari nilai-

nilai kepercayaan yang diberikan, konkritnya diberikan secara individual dan

merupakan pandangan atau persepsi serta terjadinya proses akumulasi dari amanat

Page 14: m.arifin Skripsi Full

14

kepercayaan yang diberikan oleh individu-individu, akan mengalami suatu proses

cepat atau lambat untuk membentuk suatu opini publik yang luas dan abstrak,

yaitu yang sering dinamakan citra.

Menurut Kotler ( 2005 : 338 ) yang di alih bahasakan oleh Hendra Teguh,

dan Ronny adalah : “ Citra adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau

produknya yang di pengaruhi oleh banyak faktor diluar kontror perusahaan “.

Menurut Norman (dalam Kandampully and Dwi, 2000;347) Citra adalah

hal yang dipertimbangkan untuk mempengaruhi pikiran pelanggan melalui

dampak kombinasi dari iklan, publik relation, citra fisik, dari mulut ke mulut, dan

pengalaman nyata dengan barang dan jasa. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa

citra yang merupakan dampak dari bauran promosi, word of mouth, dan

pengalaman pelanggan dengan suatu produk, dapat mempengaruhi persepsi dan

pikiran pelanggan terhadap apa yang ditawarkan oleh produk tersebut.

Menurut Kotler (2003), mengemukakan Citra adalah persepsi masyarakat

terhadap perusahaan atau produk. Citra yang efektif melakukan tiga hal yaitu :

a) Menyampaikan satu pesan tunggal yang memantapkan karakter

produk dan usulan nilai.

b) Menyampaikan pesan ini dengan cara yang berbeda sehingga

dikelirukan dengan pesan serupa dari para pesaing.

c) Mengirimkan kekuatan emosional sehingga membangkitkan hati

maupun pikiran pembeli.

Page 15: m.arifin Skripsi Full

15

Menurut Aaker ( 2000 : 60 ) yang di alih bahasakan oleh Aris Ananda

adalah : “ Citra adalah keseluruhan pesan yang di pikirkan dan yang di ketahui

oleh seseorang atau sekelompok orang mengenai suatu hal “.

Konsep Citra juga dikemukakan oleh Nguyen and Gaston (2002;243) yang

mendefinisikan Citra adalah saluran kesan yang terbuat dari pikiran masyarakat

mengenai organisasi. Hal ini berhubungan dengan nama, arsitektur, jenis

produk/jasa, ediologi, dan kesan dari kualitas komunikasi oleh tiap pekerja

oraganisasi yang berinteraksi dengan klien. Menurut pendapat- pendapat tersebut,

citra perusahaan di cerminkan oleh nama atau identitas perusahaan, lingkungan

fisiknya, jenis layanannya, ideologi perusahaan serta kemampuan komunikasi

perusahaan dalam membangun kesan tersebut di benak pelanggan. Semakin baik

kesan pelanggan terhadap beberapa aspek tersebut dan didukung oleh kemampuan

komunikasi perusahaan maka kesan atau citra perusahaan juga akan semakin baik.

Citra menurut Angel (1995 ; 6) : “Imagery is a process by with sensory

information and experiences are represent in working memory”. Artinya

“Pencitraan merupakan suatu proses dimana informasi yang ditangkap oleh panca

indera dan pengalaman diproses dalam ingatan”.

Menurut Alma (2005), image is the empression felling, the conception

which the public has of a company, a conditionally created impression of an

object, person or organization, artinya citra merupakan kesan, impresi, perasaan

Page 16: m.arifin Skripsi Full

16

atau konsepsi yang ada pada publik mengenai perusahaan, mengenai objek, orang

atau lembaga.

Menurut Sutisna ( 2001 : 83 ) adalah : “ Citra adalah total persepsi

terhadap suatu obyek, yang di bentuk dengan memproses informasi dari berbagai

sumber setiap waktu “.

Flavian et.al (2004; 367) juga mendefenisikan Citra sebagai hasil interaksi

semua pengalaman, kesan, kepercayaan-kepercayaan, perasaan dan pengetahuan

seseorang tentang suatu perusahaan. Pendapat ini juga mendukung beberapa

pendapat diatas yang mengungkapkan bahwa citra merupakan hasil dari interaksi

perusahaan dengan pelanggan baik melalui pengalaman maupun informasi, yang

membangun kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan.

Menurut Petty dan Cacioppo, 1986 dalam Cornelissen (2000;120)

berbagai tingkat pemahaman dalam konsep citra perusahaan didasarkan atas

hubungan antara tingkat keterlibatan individu dengan objek dan tingkat dari

pengembangan citra terhadap suatu objek. Keterlibatan tersebut dilihat sebagai

sebuah konsekuensi dari kapasitas proses informasi bagi setiap individu sehingga

memotivasinya terhadap objek tersebut. Sebuah tingkat keterlibatan yang tinggi

memiliki hubungan dengan sebuah tingkat dari pengembangan.

Berdasarkan beberapa pendapat para pakar diatas mengenai citra

perusahaan, maka citra dapat diinterprestasikan sebagai persepsi tentang tentang

fenomena, kesan yang diciptakan oleh perusahaan pada pikiran manusia melalui

informasi dari perusahaan dan pengalaman seseorang dengan perusahaan tersebut.

Page 17: m.arifin Skripsi Full

17

Menciptakan dan menjaga citra merupakan hal yang mutlak dilakukan

oleh perusahaan, sebab apabila citra perusahaan menjadi rusak, persepsi

pelanggan terhadap perusahaan akan buruk. Perusahaan yang telah rusak citranya

akan sulit diperbaiki, hal ini dikarenakan hilangnya kepercayaan masyarakat.

Berdasarkan hal itu, menjaga citra perusahaan berarti menjaga konsistensi

pelayanan dan kualitas yang dihasilkan.

Citra akan tetap bertahan selama organisasi dapat melakukan perubahan-

perubahan yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pasar. Ketahanan citra ini

disebabkan dalam kenyataanya sekali seseorang memiliki citra tertentu terhadap

suatu objek, orang-orang akan menerima, apa yang sesuai dengan citra yang

dimiliki objek tersebut. Ketidaktahanan suatu citra disebabkan adanya informasi

yang diberikan tidak jelas sehingga meningkatkan keragu-raguan dalam pikiran

mereka, terlebih lagi ketika orang-orang tidak mengikuti perkembangan

perubahan suatu objek.

Citra dapat menjadi penyangga (buffer) terhadap terjadinya pelayanan

yang buruk. Sebaliknya apabila terjadi kualitas yang buruk citra akan menjadi

dalih dari ketidakpuasan masyarakat dan memperkuat persepsi negatif terhadap

layanan dalam kegiatan operasional layanan. Intinya pada suatu perusahaan, citra

atau image merupakan hal yang sangat penting yang dapat mempengaruhi positif

atau negatif aktivitas pemasaran, dimana citra berperan dalam mempengaruhi

perilaku dan keputusan pelanggan.

2.1.2 Jenis-Jenis Citra

Menurut Frank Jefkins (1996;17-20) ada beberapa jenis citra, yaitu :

Page 18: m.arifin Skripsi Full

18

1. Citra Bayangan (Mirror Image), citra yang dianut oleh orang mengenai

pandangan luar terhadap organisasniya. Citra ini sering kali tidak tepat,

bahkan hanya sekedar ilusi, sebagai akibat dari tidak memadainya

informasi, pengetahuan ataupun pemahaman yang dimiliki oleh kalangan

dalam organisasi itu mengenai pendapat atau pandangan pihak-pihak luar.

2. Citra yang Berlaku (Current Image), suatu citra atau pandangan yang dianut

oleh pihak luar mengenai suatu organisasi. Namun sama halnya dengan citra

bayangan, citra yang berlaku tidak selamanya, bahkan jarang sesuai dngan

kenyataan karena semata-mata terbentuk dari pengalaman atau pengetahuan

orang luar yang biasanya serba terbatas. Biasanya citra ini cenderung

negatif. Citra ini juga ditentukan oleh banyak sedikitnya informasi yang

dimiliki oleh mereka yang mempercayainya.

3. Citra yang Diharapkan (Wish Image), suatu citra yang diinginkan oleh pihak

manajemen. Citra ini juga tidak sama dengan citra yang sebenarnya.

Biasanya citra yang diharapkan itu lebih baik atau lebih menyenangkan

daripada citra yang ada. Walaupun keadaan tertentu, citra yang terlalu baik

juga bisa merepotkan. Namun secara umum, yang disebut sebagai citra

harapan itu biasanya dirumuskan yang berkonotasi

lebih baik. Citra yang diharapkan itu biasanya dirumuskan dan diterapkan

untuk sesuatu yang relatif baru, ketika khalayak belum memiliki informasi

yang memadai mengenainya.

Page 19: m.arifin Skripsi Full

19

4. Citra Perusahaan (Corporate Image), citra suatu organisasi secara

keseluruhan, jadi bukan sekedar citra atas produk dan pelayanan. Citra ini

terbentuk dari banyak hal, seperti sejarah/riwayat hidup perusahaan.

Keberhasilan dan stabilitas dibidang keuangan, kualitas produk,

keberhasilan ekspor, hubungan industri yang baik, reputasi sebagai pencipta

lapangan kerja, kesediaan turut memikul tanggung jawab sosial dan

komitmen mengadakan riset.

5. Citra Majemuk (Multiple Image), banyaknya jumlah pegawai (individu),

cabang atau perwakilan dari sebuah perusahaan dapat memunculkan suatu

citra yang belum tentu sama dengan citra organisasi secara keseluruhan.

Jumlah citra yang dimiliki suatu perusahaan boleh dikatakan sama

banyaknya dengan jumlah pegawai yang tidak diinginkan. Variasi citra

harus ditekan seminimal mungkin dan citra perusahaan secara keseluruhan

harus ditegakkan.

2.1.3 Pembentukan Citra

Menurut Kotler (2003), citra perusahaan mengambarkan citra terbentuk

oleh :

1. Kesan (Impressions)

2. Kepercayaan (beliefs), diimplementasikan dari kredibilitas dan

kepedulian perusahaan terhadap pelanggan yang ditujukan melalui

penampilan (performance) pada pengalaman melakukan hubungan

dengan pelanggan.

3. Sikap (attitude) yang ada didalam benak konsumen terhadap perusahaan.

Page 20: m.arifin Skripsi Full

20

Ada tiga komponen yang membentuk sikap yaitu :

a. Komponen Kognitif, sikap yang menggambarkan pengetahuan dan

persepsi terhadap suatu objek sikap

b. Komponen afektif, sikap yang menggambarkan perasaan dan emosi

seseorang terhadap suatu objek

c. Komponen konatif, sikap yang menggambarkan kecenderungan diri

seseorang untuk melakukan tindakan yang terkait dengan objek sikap.

Pembentukan Citra menurut Hawkins, Best, Coney (1996 ; 303) adalah

sebagai berikut :

1. Tahap Penangkapan Informasi (Exposure)

Terjadi disaat suatu rangsangan-rangsangan mencapai daerah syaraf

penerima indera seseorang (Sensory Receptor). Misalnya ketika seseorang

mengetahui adanya kegiatan personal selling yang dilakukan.

2. Tahap Perhatian (Attention)

Untuk dapat menjadi perhatian seseorang, setelah rangsangan mencapai

daerah syaraf penerima maka selanjutnya rangsangan tersebut harus dapat

menggertakkan saraf indera dan menimbulkan respon atau sensasi-sensasi

pada otak (sensation). Misalnya ketika seseorang tertarik untuk

mengetahui lebih jauh mengenai kegiatan personal selling tersebut.

3. Tahap Pemahaman (Comprehensive)

Page 21: m.arifin Skripsi Full

21

Setelah mencapai daerah saraf indera penerima seseorang dan

menggertakkan saraf-saraf dari indera tersebut, kemudian rangsangan

tersebut menimbulkan respon langsung atau sensasi-sensasi pada otak

yang kemudian dilakukan pemahaman terhadap sensasi-sensasi tersebut.

Pada tahap pemahaman inilah persepsi terbentuk. Misalnya dari

pengetahuan mengenai kegiatan personal selling yang dilakukan suatu

perusahaan. Khalayak sasaran kemudian mulai memperhatikan dan

mencoba untuk mengerti dan memberikan penilaian terhadap personal

selling tersebut. Selanjutnya hal tersebut mengarah pada pembentukan

persepsi terhadap personal selling yang dilakukan perusahaan yang

bersangkutan.

Menurut Soemirat dan Adrianto (2004) menjelaskan efek kognitif dari

komunikasi sangat mempengaruhi proses pembentukan citra seseorang. Citra

terbentuk berdasarkan pengetahuan dan informasi –informasi yang diterima

seseorang. Komunikasi tidak secara langsung menimbulkan menimbulkan

perilaku tertentu, tetapi cenderung mempengaruhi cara kita mengorganisasikan

citra kita tentang lingkungan. Public Relations digambarkan sebagai input-output,

proses intern dalam model ini adalah pembentukan citra, sedangkan input adalah

stimulus yang diberikan dan output adalah tanggapan atau perilaku tertentu.

Efektivitas public relathions di dalam pembentukan citra (nyata, cermin dan aneka

ragam) organisasi, erat kaitanya dengan kemampuan (tingkat dasar dan lanjut)

pemimpin dalam menyelesaikan tugas organisasinya, baik secara individual

maupun tim yang dipengaruhi oleh praktek berorganisasi (job design, reward

Page 22: m.arifin Skripsi Full

22

system, komunikasi dan pengambilan keputusan) dan manajemen waktu atau

perubahan dalam mengelola sumberdaya (materi, modal, dan SDM) untuk

mencapai tujuan yang efektif dan efisien, yaitu mencakup penyampaian perintah,

informasi, berita dan laporan, serta menjalin hubungan dengan orang. Hal ini

tentunya erat dengan penguasaan identitas diri yang mencakup aspek fisik.

Personil, kultur, hubungan organisasi dengan pihak pengguna, respons dan

mentalitas pengguna (Hubeis,2001). Praktisi humas senantiasa dihadapkan pada

tantangan dan harus menagani berbagai macam fakta yang sebenarnya, terlepas

dari apakah fakta itu hitam, putih atau abu-abu. Perkembangan komunikasi tidak

memungkinkan lagi bagi suatu organisasi untuk menutup-nutupi suatu fakta. Citra

humas yang ideal adalah kesan yang benar, yakni sepenuhnya berdasarkan

pengalaman, pengetahuan, serta pemahaman atas kenyataan yang sesungguhnya.

Itu berarti citra tidak seharusnya dipoles agar lebih indah dari warna aslinya,

karena hal itu justru dapat mengacaukanya ( Anggoro,2002).

2.1.4 Manfaat Citra

Page 23: m.arifin Skripsi Full

23

Manfaat citra perusahaan menurut Paul R. Smith (1995 ; 334) :

1. Menciptakan keunggulan kompetitif (Create Compotitive Advantage)

2. Meningkatkan nilai perusahaan (Improve Companys Equities)

3. Meningkatkan penjualan (Improve Sales)

4. Mendukung pengembangan produk baru (Suport New Product

Development)

5. Memperkuat hubungan keuangan (Strength Then Finansial Reletion)

6. Mempererat hubungan antar pegawai (Harmonizes Employee reletion)

7. Mempermudah rekruitmen pegawai (Best Bosst Recruitment)

8. Membantu penanggulangan krisis (Survive Is Managing Crisis)

Citra positif perusahaan haruslah disampaikan sacara akurat dan

berkesinambungan kepada para pegawai perusahaan dan diperkuat dalam

setiap komunikasi dengan mereka. Hal itu akan membuat mereka merasa

nyaman tentang mereka bekerja dan bergembira dimana teman-teman.

Tetangga dan keluarga mereka mengetahui kepentingan, kekuatan dan nilai

perusahaan. Hal ini penting karena sebagian pegawai perusahaan merupakan

jembatan antara perusahaan dengan konsumen.

Citra perusahaan yang positif juga dapat mempermudah dalam rekruitmen

pegawai. Para pencari kerja akan lebih tertarik pada perusahaan yang

mempunyai masa depan yang cerah, sehingga para pencari kerja yang terbaik

dibidangnya

Page 24: m.arifin Skripsi Full

24

akan melamar pada perusahaan dan perusahaan mempunyai kesempatan yang

besar dalam proses rekruitmen untuk merekrut mereka yang terbaik dibidangnya.

Perusahaan yang memiliki citra positif akan lebih mudah dalam

mengembangkan produk baru. Karena masyarakat telah percaya dengan citra

perusahaan selama ini sehingga mereka percaya pula bahwa produk baru yang

dikeluarkan perusahaan tersebut akan mempunyai keunggulan sehingga mereka

akan tertarik untuk mencobanya. Tetapi perusahaan perlu berhati-hati karena

apabila produk baru tersebut tidak sesuai dengan harapan konsumen, maka hal itu

dapat menghancurkan citra perusahaan yang telah dibangun dalam waktu yang

lama. Selain itu ada beberapa manfaat Citra sebagai berikut ;

1. Daya saing jangka menengah dan panjang, citra tidak mudah dijiplak

oleh perusahaan lain. Citra baik dapat menjadi tembok pembatas bagi

perusahaan saingan yang ingin memasuki segmen pasar yang dilayani

perusahaan. Citra dapat menempatkan mereka pada posisi pimpinan

pasar (market leader) dalam jangka lama. Apabila dikelola secara efektif,

citra dapat melindungi perusahaan dari serangan perusahaan saingan

baru. Citra baik dapat melindungi perusahaan, saingan lama yang

memasarkan barang atau jasa baru.

2. Proteksi selama masa kritis, walau dikelola manajemen yang handal

sekalipun, tidak selamanya operasi bisnis perusahaan berjalan mulus.

Bagi setiap perusahaan ada masa terang adapula masa gelap atau remang-

remang. Karena berbagai macam sebab adakalanya perusahaan

menghadapi masa kritis. Bagi perusahaan yang citra baik disebagian

Page 25: m.arifin Skripsi Full

25

masyarakat akan dapat memahami atau memaafkan kesalahan yang

dibuat perusahaan. Masyarakat cenderung berfikir seperti halnya manusia

biasa, perusahaan juga dapat sesekali berbuat kesalahan. Mereka berfikir

krisis yang dialami perusahaan tidak disebabkan karena salah urus

melainkan karena nasib buruk semata.

3. Daya tarik eksekutif handal, eksekutif handal menjadi harta yang sangat

berharga bagi perusahaan, mereka adalah roda yang memutar operasi

bisnis sehingga berbagai tujuan perusahaan baik jangka panjang atau

jangka pendek dan menengah dapat tercapai. Sayangnya bagi perusahaan

dengan citra buruk merekrut dan mempertahankan eksekutif handal tidak

mudah.

4. Meningkatkan efektifitas strategi pemasaran, citra baik akan menunjang

efektifitas strategi pemasaran produk. Meskipun perusahaan lama lebih

tinggi, namun mereka akan menginginkan produk dari perusahaan lama

karena mereka lebih suka memilih hasil produk yang keluar dari

perusahaan yang lama tersebut.

5. Penghematan biaya operasional, perusahaan baik akan membutuhkan

lebih sedikit merekrut eksekutif handal untuk mempromosikan produk

mereka karena mereka telah kenal dengan produk yang dikeluarkan.

Page 26: m.arifin Skripsi Full

26

2.1.5 Faktor yang mempengaruhi Citra

Menurut Tjiptono (2004) mengemukakan bahwa keberhasilan perusahaan

membangun citra dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yaitu sebagai

berikut :

1. Citra yang ditonjolkan merupakan sarana atau bukti fisik perusahaan.

Factor lain yang wajib disadari para perusahaan adalah citra perusahaan

atau produk yang mereka bangun adalah sarana atau sifat fisik untuk

mencapai tujuan usaha dan bukan tujuan usaha itu sendiri.

2. Citra yang ditonjolkan mudah dimengerti pelanggan. Hal ini merupakan

salah satu cara mencapai tujuan utama program hubungan masyarakat

dalam hal keinginan membangun citra perusahaan.

3. Citra yang ditonjolkan sesuai dengan kemampuan perusahaan atau

jaminan. Pimpinan perusahaan yang bijak selalu mengusahakan agar

karyawan mempunyai pengetahuan cukup tentang perusahaan, karena

perusahaan punya peran penting dalam membangun citra dimasyarakat.

Jabatan atau tugas mereka menjadi karyawan bertindak sebagai duta besar

perusahaan dimasyarakat.

4. Citra yang dibangun berdasarkan perhatian terhadap keinginan pelanggan.

Dimata anggota masyarakat karyawan dipandang pembawa bendera

perusahan. Sikap dan perhatian mereka terhadap nasabah akan

mepengaruhi persepsi pelanggan, mitra usaha maupun pejabat terhadap

perusahaannya.

Page 27: m.arifin Skripsi Full

27

5. Citra yang ditonjolkan berdasarkan manfaat perusahaan yang cukup

realistis. Bagi masyarakat sikap kerja karyawan yang andal terhadap

perusahaanya membawa dampak yang menguntungkan dan akan

dipercayai pelanggan. Sikap positif ini dinilai masyarakat sebagai

pancaran keberhasilan manajemen, kebijakan usaha dan produk yang

dihasilkan perusahaan.

2.1.6 Komponen-Komponen Citra

Ada empat komponen untuk meningkatkan citra positif di masyarakat yaitu :

1. Personality, keseluruhan karakteristik perusahaan yang dipahami oleh

lingkungan di luar perusahaan.

2. Reputation, keyakinan seseorang terhadap perusahaan berdasarkan

pengalaman pribadi atau orang lain atas produk atau jasa perusahaan.

3. Values/etnics, nilai-nilai dan filosofi yang dianur perusahaan diperlihatkan

dengan keramahan pelayanan, gaya kerja dan komunikasi baik internal

perusahaan maupun interaksi dari pihak luar.

4. Corporate Identity, identitas dalam nama, simbol, logo, warna dan ritual

untuk memunculkan perusahaan, merek dan kepentingan perusahaan.

Page 28: m.arifin Skripsi Full

28

2.1.7 Ciri-ciri Citra

Ada beberapa ciri-ciri citra (Kotler, 1997), yaitu :

1. Simbol yaitu citra yang kuat terdiri dari suatu atau lebih dari sumber yang

menggerakkan perusahaan atau penggunaan merek.

2. Media yaitu simbol terpilih harus dikerjakan dalam iklan yang

menyampaikan kepribadian perusahaan.

3. Suasana yaitu tempat fisik organisasi menghasilkan produk dan jasanya

menjadi pembentuk lain dari citra yang kuat.

4. Peristiwa yaitu perusahaan dapat membangun identitas melalui jenis acara

yang didukungnya.

Selain itu, menurut Kotler (2003) mengemukakan bahwa citra yang

positif berhubungan erat dengan produk yang dihasilkan perusahaan, yaitu :

1. Citra membawa pesan tunggal yang dapat menghasilkan karakter produk.

2. Citra membawa pesan-pesan dengan cara berbeda, jadi tidak akan

dibingungkan oleh hal serupa yang ditawarkan pesaing.

3. Citra dapat menghantarkan kekuatan energi emosional serta bisa

menggerakan hati sejalan dengan pikiran pembeli.

Page 29: m.arifin Skripsi Full

29

2.2 Corporate Social Responsibility (CSR)

2.2.1 Konsep Corporate Social Responsibility (CSR) atau

Tanggungjawab Sosial Perusahaan

Konsep Corporate Social Responsibility (CSR) mulai diperkenalkan oleh

Bowen pada tahun 1953 dalam sebuah karya seminarnya mengenai tanggung jawab

sosial pengusaha. Menurut Bowen, tanggung jawab sosial diartikan sebagai : ”… it

refers to the obligations of businessmen to pursue those policies, to make those

decisions, or to follow those lines of action which are desirable in terms of the

objectives and values of our society” (Bowen dalam Caroll, 1999 : 270). Artinya

“tanggung jawab itu mengacu pada kewajiban para pelaku bisnis untuk mengejar

kebijakan itu, untuk membuat keputusan itu, atau untuk mengikuti bentuk yang

tindakan itu adalah diinginkan dalam kaitan dengan sasaran hasil dan nilai-nilai

dari masyarakat kita”.

Menurut Wibisono (2007:6) definisi CSR adalah; "tanggung jawab

perusahaan kepada para pemangku kepentingan untuk berlaku etis,

meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif yang

mencangkup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan dalam mencapai tujuan

pembangunan yang berkelanjutan."

Menurut Untung (2008:1) mendefinisikan tanggung jawab sosialsebagai

Page 30: m.arifin Skripsi Full

30

berikut: Corporate social responsibility adalah komitmen perusahaan atau dunia

usaha bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang

berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan

menitikberatkan pada keseimbangan aspek ekonomis, sosial, dan lingkungan.

Menurut McWilliams and Siegel (2001), mendefinisikan corporate social

responsibility (CSR) sebagai berikut:

CSR as situations where the firm goes beyond compliance and engages in

‘actions that appear to further some social good, beyond the interests of the firm

and that which is required by law’. Artinya “CSR adalah situasi di mana

perusahaan andil dalam pemenuhan dan terlibat dalam tindakan yang nampak bagi

beberapa masyarakat sosial baik di luar minat perusahaan dan yang diperlukan di

depan hukum”.

Menurut Undang-Undang Nomor 40 pasal 1 butir 3 tahun 2007 tentang

Perseroan Terbatas, tanggung jawab sosial adalah sebagai berikut: Tanggung

jawab sosial dan lingkungan adalah komitmen perseroan untuk berperan serta

dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas

kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri,

maupun komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya.

Menurut Garriga dan Mele (2004) melakukan pemetaan teori-teori dan

konsep-konsep mengenai CSR. Dalam kesimpulannya Garriga dan Mele (2004)

menjelaskan bahwa CSR mempunyai fokus pada empat aspek utama yakni ;

1. Mencapai tujuan untuk mendapatkan keuntungan yang berkelanjutan

2. Mnggunakan kekuatan bisnis secara bertanggung jawab

Page 31: m.arifin Skripsi Full

31

3. Mengintegrasikan kebutuhan-kebutuhan sosial dan

4. Berkontribusi ke dalam masyarakat dengan melakukan hal-hal yang

beretika.

Dengan demikian, menurut Garriga dan Mele (2004) teori-teori CSR

secara praktis dapat digolongkan ke dalam empat kelompok teori yang berdimensi

profit, politis, sosial dan nilai-nilai etis.

Intinya adalah bahwa CSR adalah operasi bisnis yang berkomitmen tidak

hanya untuk meningkatkan keuntungan perusahaan secara finansial, melainkan

pula untuk pembangunan sosial-ekonomi kawasan secara holistik, melembaga,

dan berkelanjutan.

Ada beberapa istilah senada yang acapkali digunakan untuk kegiatan CSR

yaitu corporate giving, corporate philanthropy, corporate community relations,

dan community development. Sesungguhnya masing-masing kegiatan tersebut di

atas adalah pendekatan CSR dengan motif masing-masing, yaitu: charity (giving),

kemanusiaan (philanthropy), tebar pesona/image (community relations), dan

pemberdayaan masyarakat (community development).

Menurut Kotler dan Lee (2005:3) menyatakan “corporate social

responsibility is a commitment to improve community well-being through

discretionary business practices and contributions of corporate resources”.

Maksudnya adalah “tanggung jawab sosial perusahaan adalah suatu komitmen

untuk meningkatkan kesejahteraan serta kesehatan masyarakat melalui praktek

bisnis yang menentukan dan berkontribusi pada sumber daya perusahaan”.

Page 32: m.arifin Skripsi Full

32

Menurut Nurdizal M. Rachman, (2004), CSR (Corporate Social

Responsibility) salah satunya adalah niat baik dan komitmen dari perusahaan

untu memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas hidup.

masyarakat, keberlanjutan pengembangan masyarakat, ekonomi lokal

sehingga memberikian kontribusi juga terhadap keberlanjutan

perusahaan. Kegiatan tersebut dilakukan bekerjasama antar perusahaan

dengan karyawan, keluarga mereka, komunitas lokal (masyarakat), dan

lingkungan secara luas.

CSR adalah upaya perusahaan untuk memberikan dampak (ekonomi,

lingkun dan sosial) positif bagi masyarakat yang pada intinya terjadi

pembangunan berkelanjutan dan merupakan tantangan. (Achmad Daniri,

2002).

Selanjutnya World Business Council for Suistanable Development

menggambarkan bahwa: “corporate social responsibility as ‘business’

commitment to contribute to suistanable economic development, working with

employees, their families, the local community, and society at large to improve

their quality of life”. (Kotler dan Lee 2005). Artinya “tanggung jawab sosial

perusahaan adalah adanya kesanggupan bisnis untuk berperan dalam

pembangunan ekonomi suistanable, bekerjasama dengan karyawan, keluarga-

keluarga mereka, masyarakat lokal, dan masyarakat sebebasnya untuk

meningkatkan mutu hidup mereka”.

CSR adalah sebuah program yang mengimplementasikan tanggung

Page 33: m.arifin Skripsi Full

33

jawab sebuah perusahaan kepada masyarakat luas. (YusufYudi

Prayudi,2006)

Sedangkan Petkoski dan Twose (2003) mendefenisikan CSR sebagai

komitmen bisnis untuk berperan dalam mendukung pembangunan ekonomi,

bekerjasama dengan karyawan dan keluarganya, masyarakat lokal dan masyarakat

luas, untuk meningkatkan mutu hidup mereka dengan berbagai cara yang

menguntungkan bagi bisnis dan pembangunan.

Secara konseptual, Tangungjawab Sosial Perusahaan adalah pendekatan

dimana perusahaan mengintegarasikan kepedulian sosial dalam operasi bisnis dan

interaksi mereka dengan para pemangku kepentingan ( stakeholders ) berdasarkan

prinsip kesukarelaan dan kemitraan. ( Nuryana, 2005 ). Meskipun sesungguhnya

memiliki pendekatan yang relative berbeda, beberapa nama lain yang memiliki

kemiripan atau bahkan identik dengan Tanggungjawab Sosial Perusahaan antara

lain, Investasi Sosial Perusahaan (corporate social Investment/investing),

pemberian perusahaan (Corporate Giving), kedermawanan Perusahaan

(Corporate Philantropy ).

Ketika sebuah perusahaan menjalankan bisnis, program CSR

dihubungkan dengan charity, sumbangan atau kedermawanan (Philanthropy

corporate) maka CSR adalah istilah luas yang sering digunakan untuk

mendefmisikan sebuah kegi perusahaan diluar pusat bisnis, dan hubungan

dengan lingkungan sekitar serta ting laku sosial ( Rahendrawan, 2006 ).

CSR (corpotate social responsibility), menurut World Bussiness Council

on Sustainable Developtment adalah komitmen dari bisnis atau perusahaan untuk

Page 34: m.arifin Skripsi Full

34

berperilaku etis dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi yang

berkelanjutan, seraya meningkatkan kualitas hidup hidup karyawan dan

keluarganya, komunitas lokal dan masyarakat luas. Defenisi lain, CSR adalah

tanggung jawab perusahaan untuk menyesuaikan diri terhadap kebutuhan dan

harapan stakeholders sehubungan dengan isu-isu etika, social dan lingkungan,

disamping ekonomi (warta pertamina,2004).

Didalam Green Paper Komisi Masyarakat Eropa 2001 dinyatakan bahwa

kebanyakan defenisi tanggung jawab social korporat menunjukkan sebuah konsep

tentang pengintegrasian kepedulian terhadap masalah social dan lingkungan hidup

kedalam operasi bisnis perusahaan dan interaksi sukarela antara perusahaan dan

para stakeholder-nya, ini setidaknya ada dua hal yang terkait dengan dengan

tanggung jawab social korporat itu yakni pertimbangan social dan lingkungan

hidup serta interaksi sukarela (Irianta, 2004).

CSR akan sangat bermanfaat bila dijalankan dengan memperhatikan

masa depan karena CSR tidak memberikan hasil secara keuangan dalam

jangka pendek. Oleh karena itu jika perusahaan melakukan kegiatan CSR

diharapkan perusahaan terjamin dengan baik. Program-program CSR lebih

tepat apabila digolongkan sebagai investasi dan harus menjadi strategi bisnis

dari suatu perusahaan.

Secara teoritis, berbicara mengenai tanggung jawab yang harus

dilaksanakan oleh perusahaan, maka setidaknya akan menyinggung 2 makna,

yakni tanggung jawab dalam makna responsibility atau tanggung jawab moral

Page 35: m.arifin Skripsi Full

35

atau etis, dan tanggung jawab dalam makna liability atau tanggung jawab yuridis

atau hukum.

1. Konsep Tanggung Jawab dalam Makna Responsibility

Burhanuddin Salam, dalam bukunya “Etika Sosial”, memberikan pengertian

bahwa: “responsibility is having the character of a free moral agent; capable of

determining one’s acts; capable deterred by consideration of sanction or

consequences”. Artinya tanggung jawab itu memiliki karakter agen yang bebas

moral; mampu menentukan tindakan seseorang; mampu ditentukan oleh

sanki/hukuman atau konsekuensi. Setidaknya dari pengertian tersebut, dapat kita

ambil 2 kesimpulan :

a) harus ada kesanggupan untuk menetapkan suatu perbuatan

b) harus ada kesanggupan untuk memikul resiko atas suatu perbuatan.

Kemudian, kata tanggung jawab sendiri memiliki 3 unsur :

1. Kesadaran (awareness). Berarti tahu, mengetahui, mengenal. Dengan

kata lain, seseorang (perusahaan) baru dapat dimintai

pertanggungjawaban, bila yang bersangkutan sadar tentang apa yang

dilakukannya.

Page 36: m.arifin Skripsi Full

36

2. Kecintaan atau kesukaan (affiction). Berarti suka, menimbulkan rasa

kepatuhan, kerelaan dan kesediaan berkorban. Rasa cinta timbul atas dasar

kesadaran, apabila tidak ada kesadaran berarti rasa kecintaan tersebut tidak

akan muncul. Jadi cinta timbul atas dasar kesadaran, atas kesadaran inilah

lahirnya rasa tanggung jawab.

3. Keberanian (bravery). Berarti suatu rasa yang didorong oleh rasa

keikhlasan, tidak ragu-ragu dan tidak takut dengan segala rintangan. Jadi

pada prinsipnya tanggung jawab dalam arti responsibility lebih

menekankan pada suatu perbuatan yang harus atau wajib dilakukan secara

sadar dan siap untuk menanggung segala resiko dan atau konsekuensi

apapun dari perbuatan yang didasarkan atas moral tersebut. Dengan kata

lain responsibility merupakan tanggung jawab dalam arti sempit yaitu

tanggung yang hanya disertai sanksi moral. Sehingga tidak salah apabila

pemahaman sebagian pelaku dan atau perusahaan terhadap CSR hanya

sebatas tanggung jawab moral yang mereka wujudkan dalam bentuk

philanthropy maupun charity.

2. Konsep Tanggung Jawab dalam Makna Liability

Berbicara tanggung jawab dalam makna liability, berarti berbicara

tanggung jawab dalam ranah hukum, dan biasanya diwujudkan dalam bentuk

tanggung jawab keperdataan. Dalam hukum keperdataan, prinsip-prinsip

tanggung jawab dapat dibedakan sebagai berikut :

Page 37: m.arifin Skripsi Full

37

1. Prinsip tanggung jawab berdasarkan adanya unsure kesalahan (liability

based on fault)

2. Prinsip tanggung jawab berdasarkan praduga (presumption of liability)

3. Prinsip tanggung jawab mutlak (absolute liability or strict liability)

Selain ketiga hal tersebut, masih ada lagi khusus dalam gugatan

keperdataan yang berkaitan dengan hukum lingkungan ada beberapa teori

tanggung jawab lainnya yang dapat dijadikan acuan, yakni :

1. Market share liability;

2. Risk contribution;

3. Concert of action;

4. Alternative liability;

5. Enterprise liability.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan perbedaan antara tanggung

jawab dalam makna responsibility dengan tanggung jawab dalam makna liability

pada hakekatnya hanya terletak pada sumber pengaturannya. Jika tanggung jawab

itu belum ada pengaturannya secara eksplisit dalam suatu norma hukum, maka

termasuk dalam makna responsibility, dan sebaliknya, jika tanggung jawab itu

telah diatur di dalam norma hukum, maka termasuk dalam makna liability

Munculnya Konsep Tanggung Jawab Sosial didorong oleh terjadinya

Kecenderungan pada masyarakat industri yang dapat disingkat dengan fenomena

DEAF (yang dalam bahasa inggris berarti Tuli), sebuah akronim dari

Dehumanisasi, Equalisasi, Aquariumisasi, dan Feminisasi ( Suharto, 2005)

Page 38: m.arifin Skripsi Full

38

1. Dehumanisas industry

Efisien dan mekanisasi yang semakin menguat di dunia industri telah

menciptakan persoalan-persoalan kemanusiaan baik bagi kalangan buruh

di perusahaan tersebut, maupun bagi masyarakat di sekitar perusahaan.

“Merger mania” dan perampingan perusahaan telah menimbulkan

gelombang Pemutusan Hubungan Kerja dan pengangguran, ekspansi dan

eksploitasi dunia industri telah melahirkan polusi dan kerusakan

lingkungan yang hebat.

2. Equalisasi hak-hak publik

Masyarakat kini semakin sadar akan haknya untuk meminta

pertanggungjawaban perusahaaan atas berbagai masalah sosial yang sering

kali ditimbulkan oleh beroperasinya perusahaan. Kesadaran ini semakin

menuntut akuntabilitas (accountability) perusahaan bukan saja dalam

proses produksi, melainkan pula dalam kaitannya dengan kepedulian

perusahaan terhadap berbagai dampak sosial yang ditimbulkannya.

3. Aquariumisasi dunia industri

Dunia kerja ini semakin transparan dan terbuka laksana sebuah akuarium.

Perusahaan yang hanya memburu ekonomi dan cenderung mengabaikan

hukum, prinsip, etis,dan, filantropis tidak akan mendapat dukungan publik.

Bahkan dalam banyak kasus, masyarakat menuntut agar perusahaan

seperti ini di tutup.

4. Feminisasi dunia kerja

Page 39: m.arifin Skripsi Full

39

Semakin banyaknya wanita yang bekerja semakin menuntut dunia

perusahaan, bukan saja terhadap lingkungan internal organisasi, seperti

pemberian cuti hamil dan melahirkan, kesehatan dan keselamatan kerja,

melainkan pula terhadap timbulnya biaya-biaya sosial, seperti

penelantaran anak, kenakalan remaja akibat berkurangnya kehadiran ibu-

ibu dirumah dan tentunya dilingkungan masyarakat. Pelayanan sosial

seperti perawatan anak (child care), pendirian fasilitas pendidikan dan

kesehatan bagi anak-anak, atau pusat-pusat kegiatan olah raga dan rekreasi

bagi remaja bisa merupakan sebuah “kompensasi” sosial terhadap isu ini.

Menurut ISO 26000, CSR adalah: ”Tanggung jawab sebuah organisasi terhadap dampak-dampak dari keputusan-keputusan dan kegiatan-kegiatannya pada masyarakat dan lingkungan yang diwujudkan dalam bentuk perilaku transparan dan etis yang sejalan dengan pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat; mempertimbangkan harapan para pemangku kepentingan, sejalan dengan hukum yang ditetapkan dan norma-norma perilaku internasional; serta terintegrasi dengan organisasi secara menyeluruh (draft 3, 2007)”.

Berdasarkan pedoman ini, CSR tidaklah sesederhana sebagaimana

dipahami dan dipraktekkan oleh kebanyakan perusahaan. CSR mencakup tujuh

komponen utama, yaitu: the environment, social development, human rights,

organizational governance, labor practices, fair operating practices, dan

consumer issues.

Dari defenisi di atas, dapat di katakan bahwa Tanggung Jawab Sosial

(CSR) adalah sebuah pendekatan dimana perusahaan mengiteraksikan kepedulian

sosial dalam operasi bisnis mereka dan dalam interaksi mereka dengan pemangku

kepentingan (Stakeholders) berdasarkan prinsip kesukarelaan dan kemitraan.Bila

Page 40: m.arifin Skripsi Full

40

kita telah lebih dalam, Tanggung Jawab Sosial dapat di katakan sebagai tabungan

masa depan bagi perusahaan untuk mendapatkan keuntungan. Keuntungan yang di

peroleh bukan sekedar bentuk finansial melainkan rasa kepercayaan dari

masyarakat sekitar dan stakeholders lainnya terhadap perusahaan. Kepercayaan

inilah yang sebenarnya menjadi modal dasar agar perusahaan dapat terus

melakukan aktivitasnya. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau Corporate

Social Responsibility adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (namun

bukan hanya) perusahaan adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap

konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala

aspek operasional perusahaan. Tanggung Jawab Sosial berhubungan erat dengan

"pembangunan berkelanjutan", di mana ada argumentasi bahwa suatu perusahaan

dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata

berdasarkan faktor keuangan, misalnya keuntungan atau deviden melainkan juga

harus berdasarkan konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk

jangka panjang. Perusahaan yang mengedepankan konsep ini akan lebih

menekankan pembangunan sosial dan pembangunan kapasitas masyarakat

sehingga akan menggali potensi masyarakat lokal yang menjadi modal sosial

perusahaan untuk maju dan berkembang. Selain dapat menciptakan peluang-

peluang sosial-ekonomi masyarakat, menyerap tenaga kerja dengan kualifikasi

yang diinginkan, cara ini juga dapat membangun citra sebagai perusahaan yang

Page 41: m.arifin Skripsi Full

41

ramah dan peduli lingkungan. Selain itu, akan tumbuh rasa percaya dari

masyarakat. Rasa memiliki perlahan-lahan muncul dari masyarakat sehingga

masyarakat merasakan bahwa kehadiran perusahaan di daerah mereka akan

berguna dan bermanfaat.

2.2.2 Prinsip-Prinsip CSR

Dalam Melaksanakan CSR penting sebelumnya kita mengetahui

berbagai prinsip-prinsip CSR sebagai acuan dalam pelaksanaan CSR itu sendiri.

Menurut Wibisono et al. (2007:39-41) prinsip-prinsip CSR adalah sebagai

berikut:

1. Prioritas corporate. Mengakui tanggung jawab sosial sebagai prioritas

tertinggi korporat dan penentu utama pembangunan berkelanjutan.

Sehingga korporat bisa membuat kebijakan, program dan praktek dalam

menjalankan bisnisnya dengan cara yang bertanggung jawab secara sosial.

2. Manajemen terpadu. Mengintegrasikan kebijakan, program dan praktek ke

dalam setiap kegiatan bisnis sebagai suatu unsur manajemen dalam semua

fungsi manajemen.

3. Proses perbaikan. Secara bersinambungan memperbaiki kebijakan, program

dan kinerja sosial korporat, berdasarkan temuan riset mutakhir dan

memahami kebutuhan sosial serta menerapkan kriteria sosial tersebut

secara internasional.

4. Pendidikan karyawan. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan

serta memotivasi karyawan.

Page 42: m.arifin Skripsi Full

42

5. Pengkajian. Melakukan kajian dampak social sebelum memulai kegiatan

atau proyek baru dan sebelum menutup satu fasilitas atau meninggalkan

lokasi pabrik.

6. Produk dan Jasa. Mengembangkan produk dan jasa yang tak berdampak

negatif secara sosial.

7. Informasi Publik. Memberi informasi dan hila diperlukan

mendidik pelanggan, distributor dan public tentang penggunaan yang

aman, transportasi, penyimpanan dan pembuangan produk, dan

sebagainya.

8. Fasilitas dan operasi. Mengembangkan, merancang dan mengoperasikan

fasilitas serta menjalankan kegiatan yang mempertimbangkan temuan

kajian dampak sosial.

9. Penelitian. Melakukan penelitian dampak sosial bahan baku, produk,

proses, emisi dan limbah yang terkait dengan kegiatan usaha dan

penelitian yang menjadi sarana untuk mengurangi dampak negatif.

10. Prinsip pencegahan. Memodifikasi manufaktur, pemasaran atau

penggunaan produk atau jasa, sejalan dengan penelitian mutakhir,

untuk mencegah dampak social yang bersifat negatif.

11. Kontraktor dan pemasok. Mendorong penggunaan prinsip prinsip

tanggung jawab sosial korporat yang dijalankan kalangan

kontraktor dan pemasok, disamping itu diperlukan perbaikan dalam

praktik bisnis yang dilakukan kontraktor dan pemasok.

Page 43: m.arifin Skripsi Full

43

12. Siaga menghadapi darurat. Menyusun dan merumuskan rencana

menghadapi keadaan darurat, dan bila terjadi keadaan berbahaya bekerja

sama dengan layanan gawat darurat, instansi berwenang dan komunitas

lokal, sekaligus mengenali potensi bahaya yang muncul.

13. Transfer best practice. Berkontribusi pada pengembangan dan transfer

praktik bisnis yang bertanggung jawab secara sosial pada semua

industri dan sektor publik.

14. Memberi sumbangan. Sumbangan untuk usaha bersama, pengembangan

kebijakan publik dan bisnis, lembaga pemerintah dan Iintas departemen

pemerintah serta lembaga pendidikan yang akan meningkatkan

kesadaran tentang tanggung jawab sosial.

15. Keterbukaan. Menumbuhkan dan mengembangkan keterbukaan dan

dialog dengan pekerja dan publik, mengantisipasi dan member respons

terhadap potencial hazard, dan dampak operasi, produk, Iimbah atau

jasa.

16. Pencapaian dan pelaporan. Mengevaluasi kinerja sosial, melaksanakan

audit secara berkala dan mengkaji pencapaian berdasarkan kriteria

corporat dan peraturan perundang undangan dan menyampaikan

informasi tersebut pada dewan direksi, pemegang saham, pekerja dan

publik.

2.2.3 Jenis-jenis Aktifitas Corporate Social Responsibility (CSR)

Page 44: m.arifin Skripsi Full

44

Ada berbagai pendapat mengenai aktivitas-aktivitas yang dapat

dikategorikan sebagai aktivitas sosial perusahaan yang menunjukkan bentuk

keterlibatan sosial perusahaan terhadap masyarakat. Kotler dan Lee (2005: 23)

merumuskan aktivitas yang berkaitan dengan tanggung jawab sosial dalam 6

kelompok kegiatan : promotion, marketing, corporate social marketing, corporate

philantropy, community volunteering, dan social responsibility business practices.

1. Promotion adalah aktivitas sosial yang dilakukan melalui persuasive

communications dalam rangka meningkatkan perhatian dan

kepedulian terhadap hal-hal yang berkaitan dengan isu sosial yang

sedang berkembang.

2. Marketing, dilakukan melalui commitment perusahaan untuk

menyumbangkan sebesar persentase tertentu hasil penjualannya untuk

kegiatan social.

3. Corporate Sosial Marketing, dilakukan dengan cara mendukung atau

pengembangan dan atau penerapan suatu behavior change dalam

rangka meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan masyarakat.

4. Corporate Philantropy, merujuk pada kegiatan atau bantuan yang

diberikan langsung kepada masyarakat

5. Community Volunteering merupakan bentuk aktivitas social yang

diberikan perusahaan dalam rangka memberikan dukungan bagi

kesejahteraan masyarakat dan lingkungan. Dukungan tersebut dapat

diberikan berupa keahlian, talenta, ide, dan atau fasilitas laboratorium.

Page 45: m.arifin Skripsi Full

45

6. Social Responsibility Business Practices. Social Responsibility

Business Practices merupakan kegiatan penyesuaian dan pelaksanaan

praktik-praktik operasional usaha dan investasi yang mendukung

peningkatan kesejahteraan hidup masyarakat dan melindungi atau

menjaga lingkungan, misalnya membangun fasilitas pengolahan

limbah, memilih memilih supplier dan atau kemasan yang ramah

lingkungan, dan lain-lain.

Berbeda dengan Kotler dan Lee, Menurut the committee on Accounting for

Corporate Social Performance of Nation Association of Accountants (Yuniarti,

2002) bentuk kegiatan sosial perusahaan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Keterlibatan komunitas (Community Involvement), mencakup aktivitas

berbentuk donasi atau bantuan untuk kegiatan rohani, olahraga,

bantuan bagi pengusaha kecil, pelayanan kesehatan masyarakat,

bantuan penelitian dan sebagainya.

2. Sumberdaya manusia (Human Resources), meliputi program

pendidikan dan pelatihan karyawan, fasilitas keselamatan kerja,

kesehatan, kerohanian, serta tunjangan karyawan.

3. Lingkungan Hidup dan Sumberdaya Fisik (Environmental and

Physical Resources) terdiri dari antara lain keterlibatan perusahaan

dalam pengolahan limbah, program penghijauan, pengendalian polusi,

dan pelestarian lingkungan hidup.

Page 46: m.arifin Skripsi Full

46

4. Kontribusi produk atau jasa (Product or services contribution),

mencakup keamanan dan kualitas produk, kepuasan konsumen, dan

sebagainya.

2.2.4 Manfaat Corporate Social Responsibility (CSR)

Menurut Wibisono et a1.(2007:84-87) menyatakan bahwa penerapan

CSR dapat memberikan dampak positif bagi perusahaan yang beberapa di

antaranya adalah sebagai berikut :

1. Mempertahankan dan mendongkrak reputasi dan brand image

perusahaan. Masyarakat sekarang ini lebih memperhatikan kontribusi

yang diberikan oleh perusahaan. Jika perusahaan memberikan

kontribusi yang negatif, hal tersebut akan banyak menuai protes dari

masyarakat dan. mereka juga akan cenderung membenci produk yang

dihasilkan oleh perusahaan. Tapi, jika perusahaan memberikan

kontribusi yang positif, secara otomatis reputasi perusahaan di mata

masyarakat akan semakin baik dan hal tersebut akan berdampak

terhadap naiknya volume penjualan dan bertambahnya loyalitas

konsumen.

2. Perusahaan layak mendapatkan social license to operate. Masyarakat

sekitar perusahaan merupakan komunitas utama perusahaan. Ketika

mereka mendapatkan benefit dari keberadaan perusahaan, maka pasti

dengan sendirinya mereka akan ikut merasa memiliki perusahaan.

Sebagai imbalan dari masyarakat tentu saja adalah keleluasaan bagi

perusahaan untuk menjalankan roda bisnisnya di wilayah tersebut.

Page 47: m.arifin Skripsi Full

47

3. Mengurangi resiko bisnis perusahaan. Dalam mengelola bisnisnya

perusahaan dihadapkan pada satu kewajiban untuk memenuhi ekspektasi

stakeholders. Jika perusahaan gagal memenuhi ekspektasi tersebut,

akan ada banyak resiko yang harus dihadapi perusahaan.

4. Melebarkan akses sumber daya. Track record yang baik dalam

mengelola CSR merupakan keunggulan bersaing bagi perusahaan

yang dapat membantu untuk memuluskan jalan menuju sumber daya

yang diperlukan perusahaan.

5. Membentangkan akses menuju market. Investasi yang ditanamkan

untuk program CSR dapat menjadi tiket perusahaan menuju peluang

pasar yang terbuka Iebar. Sudah terdapat banyak bukti akan resistensi

konsumen terhadap produk-produk yang tidak taat pada aturan dan tidak

tanggap terhadap isusosial dan lingkungan.

6. Mengurangi biaya. Contoh sederhana dari efek positif CSR terhadap

reduksi biaya perusahaan adalah upaya perusahaan untuk mereduksi

limbah melalui proses recycle daur ulang ke dalam proses produksi. Hal

ini dapat mereduksi biaya dan juga dapat mereduksi buangan ke luar

sehingga menjadi lebih aman.

7. Memperbaiki hubungan dengan stakeholders. Implementasi program CSR

tentunya akan menambah frekuensi komunikasi dengan stakeholders.

8. Memperbaiki hubungan dengan regulator. Perusahaan yang menerapkan

program CSR pada dasarnya merupakan upaya untuk meringankan

beban pemerintah sebagai regulator, karena pemerintahlah yang menjadi

Page 48: m.arifin Skripsi Full

48

penanggung jawab utama untuk · mensejahterakan masyarakat dan

melestarikan lingkungan. Tanpa bantuan dari perusahaan, umurnnya

akan terlalu berat bagi pemerintah untuk menanggung beban tersebut.

9. Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan. Kegiatan dan

reputasi perusahaan yang baik merupakan pendorong semangat kerja

karyawan.

10. Peluang mendapatkan penghargaan. Banyak reward ditawarkan

bagi penggiat CSR, sehingga kesempatan untuk mendapatkan

penghargaan yang cukup tinggi.

Menurut Kotler dan Lee (2005) menyatakan bahwa partisipasi perusahaan

dalam berbagai bentuk tanggung jawab sosial dapat memberikan banyak manfaat

bagi perusahaan, antara lain :

1. Meningkatkan penjualan dan market share,

2. Memperkuat brand positioning,

3. Meningkatkan image dan pengaruh perusahaan,

4. Meningkatkan kemampuan untuk menarik hati, memotivasi, dan

mempertahankan (retain) karyawan

5. Menurunkan biaya operasional

6. Meningkatkan hasrat bagi investor untuk berinvestasi.

Menurut Satyo (Media Akuntansi, Edisi 47/Tahun XII/Juli 2005)

menyatakan penyajian laporan berkaitan aktivitas sosial dan lingkungan

memberikan banyak manfaat bagi perusahaan antara lain meningkatkan citra

perusahaan, disukai konsumen, dan diminati investor. Tanggung jawab sosial

Page 49: m.arifin Skripsi Full

49

perusahaan tersebut memberikan keuntungan bersama bagi semua pihak, baik

perusahaan sendiri, karyawan, masyarakat, pemerintah maupun lingkungan.

Menurut Rogovsky (2000) dalam Wibisono (2007:131), ada berbagai

manfaat yang dapat diperoleh apabila program CSR diterapkan oleh perusahaan,

diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Manfaat bagi individu karyawan, yaitu :

1) Belajar metode alternatif dari berbisnis

2) Menghadapi tantangan pengembangan dan bisa berprestasi dalam

lingkungan baru

3) Mengembangkan keterampilan yang ada dan keterampilan baru

4) Memperbaiki pengetahuan perusahaan atas komunitas lokal dan

memberi kontribusi bagi komunitas local

5) Mendapatkan persepsi baru atas bisnis

b. Manfaat bagi penerima program, yaitu : mendapatkan keahlian dan

keterampilan profesional yang tidak dimiliki organisasi atau tidak memiliki dana

untuk mengadakannya

1) Mendapatkan keterampilan manajemen yang membawa pendekatan

yang segar dan kreatif dalam memecahkan masalah

2) Memperoleh pengalaman dari organisasi seperti menjalankan tugas.

c. Manfaat bagi perusahaan, yaitu :

1) Memperkaya kapabilitas karyawan yang telah menyelesaikan tugas

bekerja sama dengan komunitas

2) Peluang untuk menanamkan bantuan praktis pada komunitas

Page 50: m.arifin Skripsi Full

50

3) Meningkatkan pengetahuan tentang komunitas local

4) Meningkatkan citra dan profil perusahaan di masa masyarakat karena

para karyawan menjadi duta besar bagi masyarakat.

2.2.5 Dasar Hukum CSR

1. ISO 2006: Guidance Standard on Social Responsibility. Di dalam ISO

2006, CSR mencakup 7 (tujuh) isu pokok, yaitu:

1. Pengembangan masyarakat;

2. Konsumen;

3. Praktek kegiatan institusi yang sehat;

4. Lingkungan;

5. Ketenagakerjaan;

6. Hak Asasi Manusia;

7. Organizational Governance (Organisasi Kepemerintahan).

Berdasarkan konsep ISO 26000, maka untuk penerapan CSR hendaknya

terintegrasi di seluruh aktivitas perusahaan yang mencakup 7 (tujuh) isu pokok di

atas. Prinsip-prinsip dasar CSR yang menjadi dasar pelaksanaan yang menjiwai

atau menjadi informasi dalam pembuatan keputusan dan kegiatan CSR menurut

Iso 26000 meliputi:

1. Kepatuhan kepada hukum;

2. Menghormati instrumen/badan-badan internasional;

3. Menghormati stakeholders dan kepentingannya;

4. Akuntabilitas;

Page 51: m.arifin Skripsi Full

51

5. Transparansi;

6. Perilaku yang beretika;

7. Melakukan tindakan pencegahan;

8. Menghormati dasar-dasar hak asasi manusia.

Pada bulan September tahun 2004, International Organization for

Standardization atau ISO), sebagai induk organisasis standardisasi internasional

berhasil menghasilkan panduan dan standardisasi untuk tanggung jawab sosial,

yang diberi nama ISO 26000: Guidance Standard on Social Responsibility. ISO

26000 menjadi standar pedoman untuk penerapan CSR. ISO 26000 mengartikan

CSR sebagai tanggung jawab suatu organisasi yang atas dampak dari keputusan

dan aktivitanya terhadap masyarakat dan lingkungan, melalui perilaku yang

transparan dan etis, yang:

1. Konsisten dengan pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan

masyarakat;

2. Memperhatikan kepentingan dari para stakeholder

3. Sesuai hukum yang berlaku dan konsisten dengan norma-norma

internasional

4. Terintegrasi di seluruh aktivitas organisasi, dalam pengertian ini meliputi

baik kegiatan, produk maupun jasa.

2. Undang-Undang Dasar 1945

Dengan adanya perubahan teknologi, khususnya dengan adanya perobahan

perobahan Otonomi Daerah di Indonesia membawa perubahan yang besar dalam

Page 52: m.arifin Skripsi Full

52

pertumbuhan perusahaan yang beroperasi Nasional maupun Internasional, dan

perusahaan tersebut menyadari bahwa dalam beroperasi harus memperhatikan

kelestarian lingkungan hidup. Dimana hal – hal yang berhubungan dengan

Lingkungan hidup telah didalam Undang-Undang Dasar 1945, pada pasal 28H

ayat 1, yang berbunyi sebagai berikut:

“Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan

medapatkan lingkungan hidup baik dan sehat serta berhak memperoleh

pelayanan kesehatan.”

3. Undang-Undang No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia;

Hak yang sama juga diatur di dalam Pasal 9 Undang-Undang No. 39 tahun

1999 tentang Hak Asasi Manusia, sebagai berikut:

  Ayat (2)

“Setiap orang berhak hidup tenteram, aman, damai, bahagia, sejahtera

lahir dan batin.”

Ayat (3)

“Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat.”

4. Undang-Undang No. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan

Hidup;

Dari kedua aturan hukum tersebut dapat dilihat dengan jelas, bahwa

masyarakat memiliki hak akan kehidupan sosial yang baik dan atas lingkungan

Page 53: m.arifin Skripsi Full

53

hidup yang sehat. Selanjutnya, kewajiban untuk melakukan pelestarian

lingkungan hidup juga diatur di dalam Pasal 5 Undang-Undang No. 23 tahun 1997

tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, sebagai berikut:

 “Setiap orang mempunyai hak untuk berperan dalam rangka pengelolaan

lingkungan hidup sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.”

Dari hal tersebut diatas, menuntut para pelaku bisnis untuk menjalankan

usahanya dengan semakin bertanggung jawab. Pelaku bisnis tidak hanya dituntut

untuk memperoleh keuntungan dari lapangan usahanya, melainkan mereka juga

diminta untuk melaksanakan Corporate Social Responsibility (CSR).

5. UU RI No. 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara;

Menurut Edi Suharto (2008), peraturan tentang CSR yang relatif lebih

terperinci adalah UU No.19 Tahun 2003 tentang BUMN. UU ini kemudian

dijabarkan lebih jauh oleh Peraturan Menteri Negara BUMN

No.:Per-05/MBU/2007 yang mengatur mulai dari besaran dana hingga tatacara

pelaksanaan CSR. Seperti diketahui, CSR milik BUMN adalah Program

Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Dalam UU BUMN dinyatakan bahwa

selain mencari keuntungan, peran BUMN adalah juga memberikan bimbingan

bantuan secara aktif kepada pengusaha golongan lemah, koperasi dan

masyarakat. Selanjutnya, Permeneg BUMN menjelaskan bahwa sumber dana

PKBL berasal dari penyisihan laba bersih perusahaan sebesar maksimal 2 persen

yang dapat digunakan untuk Program Kemitraan ataupun Bina Lingkungan.

Page 54: m.arifin Skripsi Full

54

6. Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas;

Di Indonesia sendiri, munculnya Undang-Undang No. 40 tahun 2007

tentang Perseroan Terbatas (UU PT) menandai babak baru pengaturan CSR.

Selain itu, pengaturan tentang CSR juga tercantum di dalam Undang-Undang No.

25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal (UU PM). Walaupun sebenarnya

pembahasan mengenai CSR sudah dimulai jauh sebelum kedua undang-undang

tersebut disahkan. Salah satu pendorong perkembangan CSR yang terjadi di

Indonesia adalah pergeseran paradigma dunia usaha yang tidak hanya semata-

mata untuk mencari keuntungan saja, melainkan juga bersikap etis dan berperan

dalam penciptaan investasi sosial.

Adapun pengaturan CSR di dalam UU PT adalah sebagai berikut:

 Pasal 74:

1. Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau

berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan

Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan.

2. Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan

dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya

dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.

Page 55: m.arifin Skripsi Full

55

3. Perseroan yang tidak melakukan kewajiban sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-

undangan.

Sedangkan pengaturan di dalam UU PM, yaitu di dalam Pasal 15 huruf b

adalah sebagai berikut:

“Setiap penanam modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab

sosial perusahaan.”

Kemudian di dalam Pasal 16 huruf d UU PM disebutkan sebagai berikut:

 “Setiap penanam modal bertanggung jawab menjaga kelestarian lingkungan

hidup.”

Namun demikian, pengaturan CSR di dalam peraturan perundangan-

undangan Indonesia tersebut masih menciptakan kontroversi dan kritikan.

Kalangan pebisnis CSR dipandang sebagai suatu kegiatan sukarela, sehingga tidak

diperlukan pengaturan di dalam peraturan perundang-undangan.

7. Undang-Undang No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal;

Sesuai dengan UU No.25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Pasal 15

(b) menyatakan bahwa "Setiap penanam modal berkewajiban melaksanakan

tanggung jawab sosial perusahaan." Meskipun UU ini telah mengatur sanksi-

sanksi secara terperinci terhadap badan usaha atau usaha perseorangan yang

Page 56: m.arifin Skripsi Full

56

mengabaikan CSR (Pasal 34), UU ini baru mampu menjangkau investor asing dan

belum mengatur secara tegas perihal CSR bagi perusahaan nasional.

2.2.6 Faktor- faktor yang mempengaruhi CSR

Menurut Yusuf Wibisono (2007:7), pada umumnya implementasi

Corporaten Social Responsibility (CSR) dipengaruhi beberapa faktor, antara lain :

a. Komitmen pimpinan perusahaan

Perusahaan yang pimpinannya tidak tanggap dengan masalah sosial tidak

akan memperdulikan aktivitas sosial. Perusahaan secara keseluruhan sebaiknya

meyakini bahwa Tanggung Jawab Sosial (CSR) merupakan investasi demi

pertumbuhan dan keberlanjutan usaha. Dengan kata lain, Tanggung Jawab Sosial

(CSR) bukan lagi dilihat dari sentra biaya (cost center) melainkan sentra laba

(profit center) di masa mendatang. Dengan demikian, Tanggung Jawab Sosial

bukan lagi sekedar aktivitas sampingan atau suatu hal yang dapat dikorbankan

demi mencapai efisiensi. Namun, Tanggung Jawab Sosial (CSR) telah menjadi

bagian penting dalam perusahaan, dimana CSR jika disikapi secara strategis dapat

digunakan untuk memperbaiki konteks kompetitif perusahaan yang berupa

kualitas lingkungan bisnis tempat perusahaan beroperasi.

b. Ukuran dan kematangan perusahaan

Perusahaan besar dan mapan memiliki peran yang lebih besar untuk

memberikan kontribusi daripada perusahaan kecil dan belum mapan. Tanggung

Jawab Sosial (CSR) adalah wujud kesadaran perusahaan yang merupakan bagian

Page 57: m.arifin Skripsi Full

57

dari masyarakat, dimana sebaiknya antara perusahaan dan masyarakat memiliki

hubungan yang bersifat simbiosis mutualisme sehingga tercipta harmonisasi

hubungan bahkan meningkatkan citra dan performa perusahaan.

c. Regulasi dan sistem perpajakan yang diatur oleh pemerintah

Regulasi dan penataan sistem pajak yang kacau akan memperkecil

ketertarikan perusahaan untuk memberikan donasi dan sumbangan sosial kepada

masyarakat. Peran aktif pemerintah sangat diperlukan sehingga perusahaan dapat

menjadi penolong dalam mengatasi masalah sosial yang ada di negara ini. Bisa

dipastikan pemerintah tidak akan sanggup mengatasi berbagai permasalahan

sosial secara sepihak. Untuk itu, sekecil apapun kedermawanan yang diberikan

oleh perusahaan akan sangat besar artinya bagi pemerintah maupun masyarakat.

Jika sistem regulasi kondusif dan insentif pajak semakin besar diberikan akan

lebih berpotensi dalam memberikan semangat pada perusahaan untuk

berkontribusi pada masyarakat.

2.2.7 Perkembangan dan Motif Tanggungjawab Sosial (CSR)

Sebagaimana dinyatakan Porter dan Kramer (2002) diatas, Pendapat yang

menyatakan bahwa tujuan ekonomi dan sosial adalah terpisah dan bertentangan

adalah pandangan yang keliru. Perusahaan tidak berfungsi secara terpisah dari

masyarakat sekitarnya. Oleh karena itu Piramida Tanggungjawab Sosial

Perusahaan yang dikemukakan oleh Archie B. Carrol harus dipahami sebagai satu

kesatuan. Karenanya secara konseptual, Tanggungjawab Sosial Perusahaan

merupakan Keedulian perusahaan yang didasari 3 prinsip dasar yang dikenal

dengan istilah Triple Bottom Lines yaiu, 3P :

Page 58: m.arifin Skripsi Full

58

1. Profit, perusahaan tetap harus berorientasi untuk mencari keuntungan

ekonomi yang memungkinkan untuk terus beroperasi dan berkembang.

2. People, Perusahaan harus memiliki kepedulian terhadap kesejahteraan

manusia. Beberapa perusahaan mengembangkan program CSR seperti

pemberian beasiswa bagi pelajar sekitar perusahaan, pendirian sarana

pendidikan dan kesehatan, penguatan kapasitas ekonomi lokal, dan

bahkan ada perusahaan yang merancang berbagai skema perlindungan

sosial bagi warga setempat

3. Plannet, Perusahaan peduli terhadap lingkunga hidup dan berkelanjutan

keragaman hayati. Beberapa program Tanggungjawab Sosial Perusahaan

yan berpijak pada prinsip ini biasanay berupa penghijaunan lingkungan

hidup, penyediaan sarana air bersih, perbaikan permukiman,

pengembangan pariwisata (ekoturisme ) dll.

Secara Tradisional, para teoritisi maupun pelaku bisnis memiliki

interprestasi yang keliru mengenai keuntungan ekonomi perusahaan. Pada

umumnya mereka berpendapat mencari laba adalah hal yang harus diutamakan

dalam perusahaan. Diluar mencari laba hanya akan menggangu efisiensi dan

efektifitas perusahaan. Karena seperti yang dinyatakan Milton Friedman,

Tanggungjawab Sosial Perusahaan tiada lain dan harus merupakan usaha mencari

laba itu sendiri ( Saidi dan Abidan (2004:60)

Pembangunan Berkelanjutan (Sustainability development) dapat juga

berarti menjaga pertumbuhan jumlah penduduk yang tetap sepadan dengan

kapasitas produksi sesuai dengan daya dukung lingkungan. Dengan demikian

Page 59: m.arifin Skripsi Full

59

pembangunan berkelanjutan merupakan integrasi dari cita ideal untuk memenuhi

kebutuhan generasi kini secara merata (intra-generational equity), hal ini

menentukan tujuan pembangunan, dan memenuhi kebutuhan generasi kini dan

generasi mendatang secara adil (inter-generational equity) menentukan tujuan

kesinambungan.

Pembangunan berkelanjutan sebagai sarana untuk menjaga keseimbangan

antara jumlah penduduk dan kemampuan produksi sesuai daya dukung

lingkungan mengindikasikan adanya keterbatasan sumber daya yang tersedia

untuk memenuhi kebutuhan dan persyaratan keseimbangan dalam pelaksanaan

pembangunan untuk mencapai kondisi kesinambungan yang akan berubah sesuai

situasi dan kondisi serta waktu. Pada intinya pembangunan berkelanjutan

memiliki dua unsur pokok yaitu kebutuhan yang wajib dipenuhi terutama bagi

kaum miskin, dan kedua adanya keterbatasan sumber daya dan teknologi serta

kemampuan organisasi sosial dalam memanfaatkan lingkungan untuk memenuhi

kebutuhan masa kini dan masa mendatang. Untuk itu Komisi Brandtland

memberikan usulan penting dalam pembangunan berkelanjutan yaitu adanya

keterpaduan konsep politik untuk melakukan perubahan yang mencakup berbagai

masalah baik sosial, ekonomi maupun lingkungan. Pembangunan berkelanjutan

perlu dilakukan karena dorongan berbagai hal, salah satunya adalah kerusakan

lingkungan yang disebabkan oleh pelaksanaan pembangunan. Pengalaman negara

maju dan negara berkembang menunjukkan bahwa pembangunan selain

mendorong kemajuan juga menyebabkan kemunduran karena dapat

mengakibatkan kondisi lingkungan rusak sehingga tidak lagi dapat mendukung

Page 60: m.arifin Skripsi Full

60

pembangunan. Pelaksanaan pembangunan akan berhasil baik apabila didukung

oleh lingkungan (sumber daya alam) secara memadai.

Dalam prinsip responsibility, penekanan yang signifikan diberikan pada

kepentingan stakeholders perusahaan. Perusahaan diharuskan memperhatikan

kepentingan stakeholders perusahaan, menciptakan nilai tambah (value added)

dari produk dan jasa bagi stakeholders perusahaan, dan memelihara

kesinambungan nilai tambah yang diciptakanya. Sedangkan stakeholders

perusahaan dapat didefinisikan sebagai pihak-pihak yang berkepentingan terhadap

eksistensi perusahaan. Termasuk didalamnya adalah karyawan, konsumen,

pemasok, masyarakat, lingkungan sekitar, dan pemerintah sebagai regulator. CSR

sebagai sebuah gagasan, perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab

yang berpijak pada single bottom line, yaitu nilai perusahaan (corporate value)

yang direfleksikan dalam kondisi keuanganya (financial) saja. tapi tanggung

jawab perusahaan harus berpijak pada tripple bottom lines. Bottom lines artinya

bukan hanya finansial saja tetapi juga sosial dan lingkungan. Karena kondisi

keuangan saja tidak cukup menjamin nilai perusahaan tumbuh secara

berkelanjutan (sustainable). Keberlanjutan perusahaan hanya akan terjamin

apabila, perusahaan memperhatikan dimensi sosial dan lingkungan hidup. Sudah

menjadi fakta bagaimana resistensi masyarakat sekitar, di berbagai tempat dan

waktu muncul kepermukaan terhadap perusahaan yang dianggap tidak

memperhatikan aspek-aspek sosial, ekonomi dan lingkungan hidupnya

(Idris,2005).

Page 61: m.arifin Skripsi Full

61

Di dalam prakteknya, penerapan CSR disesuaikan dengan kemampuan

masing-masing perusahaan dan kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, kegiatan

CSR sangat beragam. Hal ini bergantung pada proses interaksi sosial, bersifat

sukarela didasarkan pada dorongan moral dan etika, dan biasanya melebihi dari

hanya sekedar kewajiban memenuhi peraturan perundang-undangan.

Sebagai upaya untuk meningkatkan pelaksanaan CSR di Indonesia,

terdapat beberapa lembaga yang sangat memberikan perhatian terhadap

pelaksanaan CSR, yaitu: Indonesia Business Link (IBL), Corporate Forum for

Community Development (CFCD), dan Business Watch Indonesia (BWI).

Dalam rangka menciptakan kemajuan pelaksanaan konsep CSR, harus

didukung oleh peranan pemerintah, baik sebagai partisipan, convenor, atau

fasilisator, dan sebagainya. Masyarakat juga dapat turut serta mendukung konsep

CSR, yaitu dengan cara memberikan informasi, saran, dan masukan atau pendapat

untuk menentukan program yang akan dilakukan.

Penerapan Tanggungjawab Sosial Perusahaan di Indonesia semakin

meningkat, baik dalam kuantitas maupun kualitas. Selain keragaman kegiatan dan

pengelolaannya semakin bervariasi, dilihat dari kontribusi finansial, jumlahnaya

semakin besar. Penelitian PIRAC pada tahun 2001 menunjukkan bahwa Dana

Tanggungjawab Sosial Perusahaan di Indonesia mencapai lebih dari 115 miliar

rupiah atau sekitar 11,5 juta dolar AS dari 180 Perusahaan yang dibelanjakan

untuk 279 kegiatan sosial yang terekam oleh media masa. Meskipun dana ini

masih sangat kecil jika dibandingkan dengan dana Tanggungjawab Sosial

Perusahaan di Amerika Serikat, dilihat dari angka kumulaitif tersebut,

Page 62: m.arifin Skripsi Full

62

perkembangan Tanggungjawab Sosial Perusahaan di Indonesia cukup

menggembirakan. Angka rata-rata perusahaan yang menyumbangkan dana bagi

kegiatan Tanggungjawab Sosial Perusahaan adalah sekitar 640 juta rupiah atau

sekitar 413 juta per kegiatan. Sebagai perbandingan, di AS porsi sumbangan dana

Tanggungjawab Sosial Perusahaan pada atahun 1998 mencapai 21,51 miliar dollar

dan tahun 2000 mencapai 203 miliar dollar atau sekitar 2.030 triliun rupiah ( Saidi

dan Abidin, 2004:64).

Perusahaan-perusahaan yang memiliki reputasi bagus, umumnya

menikmati enam hal. Pertama, hubungan yang baik dengan para pemuka

masyarakat. Kedua, hubungan yang positif dengan pemerintah setempat. Ketiga,

resiko krisis yang lebih kecil. Keempat, rasa kebanggaan dalam organisasi dan di

antara khalayak sasaran. Kelima, saling pengertian antara khalayak sasaran, baik

internal maupun eksternal. Dan terakhir, meningkatkan kesetiaan para staf

perusahaan ( Anggoro,2002).

Fajar (2005) mengatakan perilaku para pengusahapun beragam, dari

kelompok yang sama sekali tidak melaksanakan sampai kelompok yang

menjadikan CSR sebagai nilai inti (core value) dalam menjalankan usaha. Dalam

pengamatanya, terkait dengan praktik CSR, pengusaha dikelompokkan menjadi

empat : kelompok hitam, merah, biru, dan hijau.

1. Kelompok hitam adalah mereka yang tidak melakukan praktik CSR

sama sekali. Mereka adalah pengusaha yang menjalankan bisnisnya

semata-mata untuk kepentingan sendiri. Kelompok ini sama sekali

tidak peduli pada aspek lingkungan dan sosial sekelilingnya dalam

Page 63: m.arifin Skripsi Full

63

menjalankan usaha, bahkan tidak memperhatikan kesejahteraan

karyawanya.

2. Kelompok merah adalah mereka yang mullai melaksanakan praktik

CSR, tetapi memandangnya hanya sebagai komponen biaya yang akan

mengurangi keuntunganya. Aspek lingkungan dan sosial mulai

dipertimbangkan , tetapi dengan keterpaksaan yang biasanya dilakukan

setelah mendapat tekanan dari pihak lain, seperti masyarakat atau

lembaga swadaya masyarakat. Kesejahteraan karyawan baru

diperhatikan setelah karyawan ribut atau mengancam akan mogok

kerja. Kelompok ini umumnya berasal dari kelompok satu (kelompok

hitam) yang mendapat tekanan dari stakeholders-nya, yang kemudian

dengan terpaksa memperhatikan isu lingkungan dan sosial, termasuk

kesejahteraan karyawan. CSR jenis ini kurang berimbas pada

pembentukan pembentukan citra positif perusahaan karena publik

melihat kelompok ini memerlukan tekanan (gertakan) sebelum

melakukan praktik CSR. Praktik jenis ini tak akan mampu

berkontribusi bagi pembangunan berkelanjutan.

3. Kelompok biru adalah mereka yang menganggap praktik CSR akan

memberi dampak positif (return) terhadap usahanya dan menilai CSR

sebagai investasi, bukan biaya. Karenanya , kelompok ini secara

sukarela dan sungguh-sungguh melaksanakan praktik CSR dan yakin

bahwa investasi sosial ini akan berbuah pada lancarnya operasional

usaha. Mereka mendapat citra positif karena masyarakat menilainya

Page 64: m.arifin Skripsi Full

64

sungguh-sungguh membantu. Selayaknya investasi, kelompok ini

menganggap praktik CSR adalah investasi sosial jangka panjang.

Mereka juga berpandangan, dengan melaksanakan praktik CSR yang

berkelanjutan, mereka akan mendapat ijin operasional dari masyarakat.

Kita dapat berharap kelompok ini akan mampu memberi kontribusi

bagi pembangunan berkelanjutan.

4. Kelompok hijau, merupakan kelompok yang sepenuh hati

melaksanakan praktik CSR. Mereka telah menempatkanya sebagai

nilai inti dan menganggap sebagai suatu keharusan, bahkan kebutuhan,

dan menjadikanya sebagai modal sosial (ekuitas). Karenanya, mereka

meyakini, tanpa melaksanakan CSR, mereka tidak memiliki modal

yang harus dimiliki dalam menjalankan usaha mereka. Mereka sangat

memperhatikan aspek lingkungan, aspek sosial dan kesejahteraan

karyawanya serta melaksanakan prinsip transparansi dan akuntabilitas.

Kelompok ini juga memasukkan CSR sebagai bagian yang terintegrasi

ke dalam model bisnis atas dasar kepercayaan bahwa suatu usaha harus

mempertimbangkan aspek lingkungan dan sosial. Mereka percaya, ada

nilai tukar (trade-off) atas triple bottom line (aspek ekonomi,

lingkungan, dan sosial). Buahnya, kelompok ini tidak saja mendapat

citra positif, tetapi juga kepercayaan, dari masyarakat yang selalu siap

membela keberlanjutan usaha kelompok ini. Tak mengherankan,

kelompok hijau diyakini akan mampu berkontribusi besar terhadap

pembngunan berkelanjutan.

Page 65: m.arifin Skripsi Full

65

Mempertahankan atau meningkatkan kesejahteraan konsumen dan

masyarakat secara lebih luas. Konsep societal marketing menuntut pasar untuk

dapat menyeimbangkan tiga pertimbangan dalam mengambil keputusan mengenai

kebijakan pemasaran, yaitu keuntungan perusahaan, kepuasan konsumen, dan

kepentingan masyarakat. Konsep segmentasi pasar, riset konsumen,

pengembangan konsep, komunikasi, fasilitasi, insentif dan teori pertukaran

digunakan untuk memaksimalkan respon yang bersifat komersial (Kotler dan Lee,

2005).

Aryani (2006) mencatat bahwa konsep dan praktik CSR sudah

menunjukkan gejala baru sebagai keharusan yang realistis diterapkan. Para

pemilik modal tidak lagi menganggap sebagai pemborosan , masyarakat pun

menilai sebagai suatu yang perlu. Hal ini terkait dengan meningkatnya kesadaran

sosial kemanusiaan dan lingkungan. Diluar itu, dominasi dan hegemoni

perusahaan besar sangat penting perananya di masyarakat.

Pakar pemasaran Craig Smith (dalam Aryani, 2006) yang merintis

pendekatan baru CSR yang dia sebut The Corporat Philanthropy berpendapat

bahwa kegiatan CSR harus disikapi secara strategis dengan melakukan alighment

(penyelarasan) inisiatif CSR yang relevan dengan produk inti (core product) dan

pasar inti (core market), membangun identitas merek (brand identity), bahkan

lebih tegas lagi untuk menggaet pangsa pasar, melakukan penetrasi pasar, atau

menghancurkan pesaing. Kegiatan CSR yang diarahkan memperbaiki konteks

korporat yang memungkinkan alighment antara manfaat sosial dan bisnis dari

kegiatan CSR yang muaranya untuk meraih keuntungan materi dan keuntungan

Page 66: m.arifin Skripsi Full

66

sosial dalam jangka panjang. CSR tidak haram dipraktikkan, bahkan dengan target

mencari untung. Yang terpenting adalah kemampuan menerapkan strategi. Jangan

sampai karena CSR biaya operasionalnya justru menggerogoti keuangan. Jangan

pula karena praktik CSR masyarakat justru antipati.

Menurut Saidi dan Abidin (2004:69) membuat matriks yang

menggambarkan tiga tahap atau paradigma yang berbeda, diantaranya :

1. Corporate Charity, yakni dorongan amal berdasarakan motivasi

keagamaan.

2. Corporate Philanthropy, yakni dorongan kemanusiaan yang biasanya

bersumber dari norma dan etika universal untuk menolong sesama dan

memperjuangkan kemerataan sosial.

3. Corporate Citizenship, yakni motivasi kewargaan demi mewujudkan

keadilan social berdasarkan prinsip keterlibatan social.

Jika dipetakan, tampaklah bahwa spectrum paradigma ini terentang dari

“sekedar menjalankan kewajiban” hingga “ demi kepentingan bersama “

atau dari “ membantu dan beramal kepada sesama” menjadi

“memberdayakan manusia”. Meskipun tidak selalu berlaku otomatis, pada

umumnya perusahaan melakukan Tanggungjawab Sosial Perusahaan

didorong oleh motivasi Karitatif kemudian kemanusiaan dan akhirnya

kewargaan.

Page 67: m.arifin Skripsi Full

67

Gambar 2.1

Tahapan Paradigma

MotivasiTahapan/Paradigma

Karitatif Filantropis Kewargaan

Semangat/Prinsip Agama,

Tradisi, Adat

Norma, etika, dan

hukum universal:

redistribusi

kekayaan

Pencerahan diri dan

rekonsiliasi dengan

ketertiban sosial

Misi Mengatasi

masalah

sesaat/saat itu

Menolong sesama Mencari dan

mengatai akar

masalah ;

memberikan

kotribusi kepada

masyarakat

Pengelolaan Jangka Pendek

dan Parsial

Terencana,terorgani

sasi, dan terprogram

Terinternalisasi

dalam kebijakan

perusahaan

Pengorganisasian Kepanitiaan Yayasan/ dana abadi Professional :

keterlibatan tenaga-

tenaga ahli

Page 68: m.arifin Skripsi Full

68

didalamnya

Penerima

Manfaat

Orang Miskin Masyarakat Luas Masyarakat luas dan

perusahaan

Kontibusi Hibah sosial Hibah pembangunan Hibah sosial maupun

pembangunan dan

keterlibatan sosial

Inspirasi Kewajiban Kemanusiaan Kepntingan bersama

Sumber : Dikembangkan dari Saidi dan Abidin (2004:69)

2.2.8 Model Tanggungjawab Sosial Perusahaan (CSR)

Model dalam pelaksanaan CSR sangat beragam, oleh karenanya dalam

pelaksanaan CSR setiap perusahaan akan berbeda dengan perusahaan lainnya.

Menurut Saidi dan Abidin (2004:64-65) sedikitnya ada 4 model atau pola

CSR yang umumnya diterapkan oleh perusahaan di Indonesia, yaitu :

1. Keterlibatan langsung. Perusahaan menjalankan program CSR secara

langsung dengan menyelenggarakan sendiri kegiatan sosial atau

menyerahkan sumbangan ke masyarakat tanpa perantara. Untuk

menjalankan tugas ini, sebuah perusahaan biasanya menugaskan salah

satu pejabat seniornya, seperti corporate secretary atau public affair

manager atau menjadi bagian dari tugas pejabat public relation.

2. Melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan. Perusahaan mendirikan

yayasan sendiri di bawah perusahaan atau groupnya. Model ini

merupakan adopsi dari model yang lazim diterapkan di perusahaan-

perusahaan Negara maju. Biasanya, perusahaan menyediakan dana

Page 69: m.arifin Skripsi Full

69

awal, dana rutin atau dana abadi yang dapat digunakan secara teratur

bagi kegiatan yayasan. Beberapa yayasan yang didirikan perusahaan

diantaranya adalah Yayasan Coca Cola Company, Yayasan Rio Tinto

(perusahaan pertambangan), Yayasan Dharma Bhakti Astra, Yayasan

Sahabat Aqua, GE Fund.

3. Bermitra dengan pihak lain. Perusahaan menyelenggarakan CSR melalui

kerjasama dengan lembaga sosial atau organisasi non-pemerintah,

intansi pemerintah, universitas atau media massa, baik dalam

mengelola dana maupun melaksanakan kegiatan sosialnya. Beberapa

lembaga sosial atao non-pemerintah yang bekerjasama dengan perusahaan

dalam menjalankan CSR antara lain adalah Palang Merah Indonesia

(PMI), Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia (YKAI), Dompet Dhuafa

;Instansi pemerintah antara lain adalah Lembaga Ilmu Pengetahuan

Indonesia (LIPI), Depdiknas, Depkes, Depsos ; Universitas antara lain

adalah UI, ITB, IPB ; media massa antara lain adalah DKK Kompas, Kita

Peduli Indosiar.

4. Mendukung atau bergabung dalam suatu konsorsium. Perusahaan turut

mendirikan, menjadi anggota atau mendukung suatu lembaga sosial yang

didirikan untuk tujuan sosial tertentu. Dibandingkan dengan model

lainnya, pola ini lebih berorientasipada pemberian hibab perusahaan

yang bersifat "hibah pembangunan". Pihak konsorsium atau

lembaga semacam itu yang dipercayai oleh perusahaan-

perusahaan yang mendukungnya secara pro-aktif mencari mitra

Page 70: m.arifin Skripsi Full

70

kerjasama dari kalangan lembaga operasional dan kemudian

mengembangkan program yang disepakati bersama.

Dalam model empat sisi CSR perusahaan memiliki tanggung jawab

ekonomis, yaitu berbisnis dan mendapatkan profit. Selain itu, ada tanggung jawab

legal, semisal keharusan membayar pajak, memenuhi persyaratan Amdal, dan

lain-lain. Diluar itu ada tanggung jawab ethical atau etis. Misalnya perusahaan

berlaku fair, tidak membeda-bedakan ras, gender, tidak korupsi, dan hal-hal

semacam itu. Sementara yang keempat, tanggung jawab discretionary. Tanggung

jawab yang seharusnya tidak harus dilakukan, tapi perusahaan melakukan juga

atas kemauan sendiri (Warta Pertamina,2004).

2.2.9 Komponen- komponen Tanggung Jawab Sosial (CSR)

Menurut Wibisono (2007;134), terdiri beberapa komponen utama

Tanggung Jawab Sosial, yaitu :

a. Perlindungan lingkungan.

Organisasi lingkungan memiliki peranan sebagai wadah control sosial

yang fokus terhadap pembangunan berkekelanjutan yang memperhatikan aspek-

aspek lingkungan hidup. Program perlindungan lingkungan ini berfungsi agar

perusahaan dapat menjalankan kegitan usahanya dengan berwawasan lingkungan.

Contohnya Manejemen daur ulang.

b. Perlindungan dan jaminan karyawan.

Page 71: m.arifin Skripsi Full

71

Karyawan merupakan faktor penting bagi perusahaan. Apabila perusahaan

bersinergi dengan serikat pekerja,maka hampir dapat dipastikan bahwa kinerja

karyawan akan positif. Contohnya Pelatihan/kemajuan karir.

c. Interaksi dan keterlibatan perusahaan dengan masyarakat.

Masyarakat, baik secara individu maupun kelompok, dapat mempengaruhi

arah dan kebijakan sebuah perusahaan. Peran masyarakat menjadi penting karena

masyarakat merupakan salah satu bagian dari komponen stakeholder perusahaan.

Contohnya : mempekerjakan tenaga lokal.

d. Kepemimpinan dan pemegang saham

Pemegang saham merupakan pihak yang sangat berkuasa dalam

perusahaan.Para direksi maupun manajer yang diangkat dalam RUPS harus

mengetahui keinginan dari pemegang saham dan memberikan informasi secara

transparan mengenai keadaan perusahaan. Contohnya semua informasi tentang

semua program atau keinginan yang dijalankan perusahaan dapat melibatkan

pemegang saham dalam hal-hal yang bersifat non financial.

e. Penanganan pelanggan/produk

Menciptakan hubungan baik dengan pelanggan akan memberikan

keuntungan yang besar bagi perusahaan. Jika pelanggan mendapatkan kepuasan

dari perusahaan, bisnis akan terus bergulir dengan adanya repeat order dari

pelanggan. Contohnya: keterlibatan pelanggan dalam pengembangan produk.

f. Pemasok (supplier)

Page 72: m.arifin Skripsi Full

72

Pemasok merupakan pihak yang menguasai jaringan distribusi. Hubungan

yang baik dengan pemasok menguntungkan perusahaan karena pemasok telah

mengetahui keinginan perusahaan dan akan memenuhinya sesuai dengan

keinginan pelanggan. Contohnya: komunikasi dengan pemasok.

g. Komunikasi dan laporan

Komunikasi dan pelaporan diperlukan dalam rangka membangun sistem

informasi, baik bagi stakeholder maupun shareholder. Sistem informasi ini

diperlukan baik dalam proses pengambilan keputusan maupun keperluan

keterbukaan informasi material dan relevan mengenai perusahaan. Contohnya:

memasukkan data kontribusi sosial ke dalam laporan tahunan.

2.2.10 Tahapan Penerapan Tanggung Jawab Sosial (CSR)

Dalam melaksanakan CSR, perlu dibuat suatu perencanaan matang yang

menyeluruh dan dapat dijalankan secara matematis. Menurut Umar (2003:349),

Program jangka panjang suatu perusahaan diturunkan dari perencanaan jangka

menengah dan jangka pendek. Program CSR merupakan perencanaan jangka

panjang perusahaan dengan tujuan agar perusahaan dapat sustainable di dunia

usaha. Untuk mendukung perencanaan jangka panjang perusahaan perlu dibuat

program-program yang mendukung pencapaian dari tujuan tersebut.

Melaksanakan program CSR membutuhkan langkah-langkah pembentukan dan

persiapan hingga akhirnya dapat dilaksanakan.

Menurut Rahendrawan (2006), ada beberapa langkah persiapan dan

penerapan CSR, yaitu :

a. Perencanaan CSR, yang terdiri dari :

Page 73: m.arifin Skripsi Full

73

1) Mempersiapkan target dan tujuan dari pelaksanaan CSR untuk

perusahaan.

2) Mempersiapkan alat ukur kinerja dan alat ukur status dari CSR

3) Mengidentifikasi inovasi dan/atau intervensi terhadap sistem

yang sedang diterapkan.

4) Mengidentifikasi masalah CSR yang relevan dengan kegiatan

operasional perusahaan.

5) Mengidentifikasi tingkat kesiapan pelaksanaan CSR, baik dengan

unit organisasi dan/atau dari kematangan CSR itu sendiri.

6) Menentukan daerah operasi perusahaan yang akan diterapkan

CSR di dalamnya.

7) Mengidentifikasi stakeholders perusahaan, dan melibatkan pihakpihak

yang relevan dalam merancang CSR.

8) Mempersiapkan program-program dari CSR.

b. Persiapan aktivitas CSR, yang terdiri dari:

1) Proses pengambilan keputusan dan pengesahan program-program CSR

2) Memanajemen perubahan dan inovasi-inovasi yang dibutuhkan

3) Organisasi program-program CSR, baik internal maupun eksternal

4) Sumber daya internal dari perusahaan (sumber daya manusia, modal)

c. Pengimplementasian CSR, yang terdiri dari:

1) Menghubungkan program-program CSR dengan para stakeholders,

yang keterlibatannya akan ditentukan berdasarkan kondisi, prioritas, dan

anggaran perusahaan.

Page 74: m.arifin Skripsi Full

74

2) Mengimplementasikan program.

3) Person(s) in charge, orang yang memimpin pelaksanaan program CSR.

d. Evaluasi, yang terdiri dari :

1) Metode pengawasan dan perangkatnya

2) Metode evaluasi dan perangkatnya

3) Mekanisme pengembangan terus menerus

4) Person(s) in charge, orang yang ditugaskan untuk memimpin jalannya

evaluasi

e. Pelaporan, yang terdiri dari:

1) Mekanisme dan sistem pelaporan internal dan eksternal

2) Komunikasi internal dan sistem koordinasi

3) Sistem komunikasi eksternal

4) Laporan verifikasi

2.2.11 Ukuran Keberhasilan Program CSR

Menurut Wibisono (2007:145), untuk melihat sejauh mana efektivitas

program CSR, diperlukan parameter atau indikator untuk mengukurnya.

Setidaknya, ada dua indikator keberhasilan yang dapat digunakan, yaitu:

a. Indikator Internal

1) Ukuran Primer

a) Minimize, yaitu meminimalkan perselisihan, konflik, atau potensi

konflik antara perusahaan dengan masyarakat dengan harapan terwujudnya

hubungan yang harmonis dan kondusif.

Page 75: m.arifin Skripsi Full

75

b) Asset, yaitu aset perusahaan yang terdiri dari pemilik, pemimpin

perusahaan, karyawan, pabrik, dan fasilitas pendukungnya terjaga dan terpelihara

dengan aman.

c) Operational, yaitu seluruh kegiatan perusahaan berjalan aman dan

lancar.

2) Ukuran Sekunder

a) Tingkat penyaluran dan kolektibilitas (umumnya untuk PKBL BUMN).

b) Tingkat complience pada aturan yang berlaku.

b. Indikator Eksternal

1) Indikator Ekonomi

a) Tingkat pertambahan kualitas sarana dan prasarana umum.

b) Tingkat peningkatan kemandirian masyarakat secara ekonomis.

c) Tingkat peningkatan kualitas hidup bagi masyarakat secara

berkelanjutan.

2) Indikator Sosial

a) Frekuensi terjadinya gejolak atau konflik sosial

b) Tingkat kualitas hubungan sosial antara perusahaan dengan masyarakat.

c) Tingkat kepuasan masyarakat.

2.2.12 Jenis-jenis perusahaan berdasarkan karakteristik tanggung jawab

Perusahaan.

Page 76: m.arifin Skripsi Full

76

Klasifikasi konseptual Tanggung Jawab Sosial (CSR) dikemukakan oleh

Carol (1991) dalam Chatrine (2008), memberikan karakteristik tanggung jawab

perusahaan yang didasarkan pada empat tipe perusahaan sebagai berikut :

a. Tipe perusahaan reaktif (reactive), dengan karakteristik sebagai berikut :

1) Tidak adanya dukungan dari manajemen

2) Manajemen merasa entitas sosial itu tidak penting

3) Tidak adanya laporan tentang lingkungan sosial perusahaan

4) Tidak adanya dukunga pelatihan tentang entitas sosial kepada karyawan

b. Tipe perusahaan defensif (defensive), dengan karakteristik sebagai

berikut :

1) Isu lingkungan hanya diperhatikan jika dipandang perlu

2) Sikap perusahaan tergantung pada kebijakan pemerintah tentang

dampak lingkungan yang harus dilaporkan.

3) Sebagian kecil karyawan mendapat dukungan untuk mengikuti

pelatihan tentang lingkungan sosial perusahaan.

c. Tipe perusahaan akomodatif (accomodative), dengan karakteristik

sebagai berikut:

1) Terdapatnya beberapa kebijakan top management tentang lingkungan

sosial

2) Tegiatan akuntansi sosial dilaporkan, baik secara internal maupun

eksternal

Page 77: m.arifin Skripsi Full

77

3) Terdapat beberapa karyawan yang mendapat dukungan untuk mengikuti

pelatihan tentang lingkungan sosial perusahaan

d. Tipe perusahaan proaktif (proactive), dengan karakteristik sebagai

berikut :

1) Top management mendukung sepenuhnya mengenai isu-isu lingkungan

sosial perusahaan

2) Kegiatan akuntansi sosial dilaporkan, baik secara internal maupun

eksternal

3) Karyawan memperoleh pelatihan secara berkesinambungan tentang

akuntansi dan lingkungan sosial perusahaan.

2.2.13 Hambatan atau tantangan penerapan program Tanggung

Jawab Sosial

Menurut Rudito (2007:240), terdapat faktor penghambat atau tantangan

dalam menjalankan program Tanggung Jawab Sosial, diantaranya adalah sebagai

berikut :

a. Kualitas sumber daya yang rendah. Dalam konteks ini, sumber daya yang

tersedia kurang dapat memenuhi kebutuhan dari perusahaan. Di samping itu, pola

hidup komunitas lokal sangat berbeda dengan pola hidup dari industri itu sendiri.

b. Jumlah staf yang kurang memadai. Ini merupakan dampak dari sumber

daya lokal yang kurang memadai sedangkan perusahaan dituntut untuk

mempekerjakan penduduk lokal sebagai konsekuensi dari keberadaan perusahaan

di wilayah tersebut.

Page 78: m.arifin Skripsi Full

78

c. Kurangnya dukungan pemerintah, khususnya pemerintah daerah. Hal ini

terkait dengan sistem dan keadaan politik di daerah tersebut.

d. Perbedaan persepsi di pihak internal dan atau pihak eksternal perusahaan.

Pihak internal tentu saja ingin memaksimalkan keuntungan. Dengan adanya

Program CSR, tentu saja akan menambah biaya bagi perusahaan. Namun,

program CSR harus tetap dijalankan karena menyangkut kepentingan pihak

eksternal, seperti masyarakat sekitar.

2.3 Kajian Penelitian yang Relevan

Untuk memberi gambaran dan kerangka berfikir dalam penelitian ini,

maka perlu kiranya untuk membahas mengenai hasil-hasil penelitian terdahulu.

Hasil penelitian terdahulu dimaksudkan untuk mendapatkan bahan acuan

mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan dalam melakukan

pembentukan citra perusahaan.

a. Mega Usvita

Penelitian yang dilakukan oleh Mega Usvita (2012). Hasil pengujian

secara sistematik dapat diketahui bahwa semua tiga variabel

independen yaitu Kepuasan nasabah, keunggulan produk dan citra

perusahaan mempunyai pengaruh terhadap loyalitas nasabah baik

secara parsial maupun bersama- sama.

b. Joko Sugihartono

Page 79: m.arifin Skripsi Full

79

Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sugihartono (2008). Hasil

pengujian secara sistematik dapat diketahui bahwa semua tiga variable

independen yang diteliti yaitu Citra, kualitas layanan, kepuasan

pelanggan mempunyai pengaruh terhadap loyalitas konsumen baik

secara parsial maupun secara bersama-sama.

c. Sayekti dan Wondabio

Penelitian yang dilakukan oleh Sayekti dan Wondabio (2007). Hasil

penelitian menunjukkan bahwa investor menilai informasi CSR yang

diungkapkan oleh perusahaan dalam laporan tahunan mereka untuk

keputusan investasi mereka.

d. Rakhiemah dan Agustia

Penelitian yang dilakukan oleh Rakhiemah dan Agustia (2009). Hasil

penelitian menunjukkan bahwa ada dampak langsung yang signifikan

secara statistik kinerja lingkungan terhadap kinerja keuangan melalui

pengungkapan tanggung jawab sosial perisahaan.

e. Branco dan Rodrigues

Penelitian yang dilakukan oleh Branco dan Rodrigues (2008). Hasil

penelitian menunjukkan bahwa kerangka teoritis menggabungkan teori

legitimasi dan perspektif berbasis sumber daya menyediakan dasar

yang jelas untuk tanggung jawab sosial oleh perusahaan yang terdaftar

di portugis.

f. Reverte

Page 80: m.arifin Skripsi Full

80

Penelitian yang dilakukan oleh Reverte (2008). Hasil penelitian

menunjukkan bahwa perusahaan dengan peringkat yang lebih tinggi

CSR nya menyajikan ukuran yang lebih besar secara statistik

signifikan dan paparan mediayang tinggi dan lebih peka terhadap

lingkungan dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan dengan

penilaian CSR lebih rendah. Namun, baik profitabilitas maupun

memanfaatkan tampaknya menjelaskan perbedaan dalam praktek

pengungkapan CSR antara perusahaan yang terdaftar di spanyol.

2.4 Kerangka Fikir

Kesadaran akan dampak positif maupun negatif keberadaan perusahaan

mengakibatkan tekanan dan tuntutan yang dialamatkan pada perusahaan agar

perusahaan memperluas tanggung jawab sosialnya. Corporate Social

Responsibility (CSR) dalam penelitian ini dapat memberikan manfaat pada

perusahaan, masyarakat dan lingkungan. Dengan mengetahui manfaat dari

Corporate Social Responsibility, sehingga penelitian ini diarahkan untuk

mengetahui pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Citra Perusahaan.

Dari uraian tersebut, maka kerangka fikir dalam penelitian ini adalah seperti pada

gambar 2.2 berikut ini :

Gambar 2.2

Kerangka Fikir

Page 81: m.arifin Skripsi Full

81

Keterangan :

X= CSR (Corporate Social Responsibility)

Y= CITRA PERUSAHAAN

Jadi dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa variabel bebasnya

(independent/x) adalah CSR dan variabel terikatnya (dependent/y) adalah Citra

Perusahaan.

2.5 Hipotesis

Definisi hipotesis menurut Husein Umar (2002: 62) adalah “Pernyataan

sementara yang perlu dibuktikan benar atau tidak” setiap riset terhadap suatu

objek harus dibawah tuntunan suatu hipotesis yang berfungsi sebagai pegangan

sementara yang harus dibuktikan kebenaranya.

Masyarakat dalam mengevaluasi progam adalah dengan membuat

kesimpulan tentang motivasi yang mendasari perusahaan untuk melibatkan diri

dalam program sosial. Berdasarkan uraian diatas maka penulis mengemukakan

sebuah hipotesis bahwa diduga Corporate Social Responsibility (CSR)

berpengaruh terhadap citra perusahaan pada PT.Laras Internusa di Kinali Pasaman

Barat.

CSR

(X)

Citra Perusahaan

(Y)

Page 82: m.arifin Skripsi Full

82

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu

ilmu dan seni yang berkaitan dengan tata cara (metode) pengumpulan data,

analisis data, dan interpretasi hasil analisis untuk mendapatkan informasi guna

penarikan kesimpulan dan pegambilan keputusan. Metode kuantitatif merupakan

pendekatan yang menyangkut pendugaan parameter, pengujian hipotesis,

pembentukan selang kepercayaan, dan hubungan antara dua sifat (peubah) atau

lebih bagi parameter-parameter yang mempunyai sebaran (distribusi normal)

tertentu yang diketahui, metode kuantitatif berlandaskan pada anggapan-

Page 83: m.arifin Skripsi Full

83

anggapan tertentu yang telah disusun terlebih dahulu, karena data yang akan

diambil dalam bentuk angka yang akan diproses secara statistik. Serta kemudian

dilihat dengan teori-teori umum, lalu dengan observasi dan kuisioner untuk

menguji validitas keberlakuan teori tersebut dan dapat ditarik kesimpulan.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini akan dilakukan pada sebuah perusahaan PT.Laras

Internusa dimana dalam lokasi yang akan ditentukan ini akan mendapat hasil data

yang diharapkan.

Sedangkan waktu penelitian yang akan direncanakan dari bulan Mei

sampai Juli tahun 2012. Dimana dalam lamanya waktu penelitian ini diharapkan

akan memperoleh data yang akurat.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari tata objek/subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2004).

Populasi adalah keseluruhan kelompok orang dan peristiwa yang ingin

diinvestigasi oleh peneliti (Sekaran, 2003).

82

Page 84: m.arifin Skripsi Full

84

Populasi adalah objek utama penelitian yang telah direncanakan. Populasi

biasanya terkait dengan manusia dan prilakunya, serta objek lain yang ada di alam

ini. Mengingat jumlah populasi yang ada kalanya sangat besar, maka

pengambilan data penelitian dapat dilakukan pada sampel. Populasi yang

digunakan dalam penelitian ini adalah masyarakat disekitar PT.Laras Internusa di

Kinali Pasaman Barat .

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2004). Sampel adalah sejumlah anggota yang dipilih

dari populasi. Peneliti mempelajari sampel dengan maksud agar mampu menarik

kesimpulan yang dapat digeneralisasikan terhadap populasi penelitian (Sekaran,

2003). Jadi sampel mewakili populasi. Oleh karena itu, peneliti menentukan

besarnya sampel dengan teknik yang sesuai dengan kaidah teknik sampling.

Untuk jumlah yang belum diketahui jumlah identitas anggota maka L.R

Gay dalam Sumanto (1995;47) memberikan suatu ketentuan yaitu untuk

Page 85: m.arifin Skripsi Full

85

penelitian jumlah sampel minmal 30 subyek. Dengan adanya pendapat tersebut

maka peneliti mengambil sampel sebanyak 70 orang.

Dalam anggota populasi yang jumlah identitasnya tidak diketahui, maka

sampel dilakukan dengan menggunakan metode Non Probability Sampling,

sedangkan untuk teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Convinien

Sampling yaitu teknik sampling dimana peneliti memiliki kebebasan untuk

memilih siapa saja yang peneliti temui. Dalam hal ini peneliti mengambil sampel

dari masyarakat yang tidak bekerja di PT. Laras Internusa.

3.4 Jenis dan Sumber Data

3.4.1 jenis Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis data berdasarkan

sumbernya, dimana data penelitian meliputi data primer dan data

sekunder.

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung,

untuk mendapatkan data primer tersebut peneliti

mengumpulkanya langsung dari sumber asli atau responden.

Dengan cara menyebarkan kuesioner, sedangkan untuk

pelengkap pengumpulan data dari data primer maka dilakukan

dengan observasi.

b. Data Skunder

Data skunder merupakan data yang diperoleh secara tidak

langsung melalui media perantara. Pada bagian ini peneliti

memperoleh data skunder dari teori-teori yang berkaitan

Page 86: m.arifin Skripsi Full

86

dengan Corporate Social Responsibility (CSR) dan Citra

Perusahaan.

3.4.2 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

masyararakat disekitar perusahaan tersebut.

3.5 Defenisi Operasional

Penelitian ini mencakup 2 (dua) variabel yaitu variabel bebas atau

independen yakni CSR (X) dan satu variabel terikat atau dependen yakni citra

perusahaan (Y). Masing-masing operasionalisasi variabel dapat dilihat sebagai

berikut :

3.5.1 CSR (X)

Corporate Social Responsibility (CSR) dalam penerapan disesuaikan

dengan kemampuan masing-masing perusahaan dan kebutuhan masyarakat. Hal

ini bergantung pada proses interaksi sosial dan biasanya melebihi dari hanya

sekedar kewajiban memenuhi peraturan perundang-undangan. Untuk mengukur

CSR maka digunakan indicator sebagai berikut :

a. Komitmen pimpinan perusahaan

b. Ukuran dan kematangan perusahaan

Page 87: m.arifin Skripsi Full

87

c. Regulasi dan sistem perpajakan yang diatur pemerintah

3.5.2 Citra (Y)

Citra merupakan kesan yang dibuat oleh perusahaan secara keseluruhan

dan muncul dalam pikiran karyawan nya atau masyarakat sekitar. Indikator citra

dalam penelitian ini :

a. Simbol

b. Media

c. Suasana

d. Peristiwa

Tabel 3.1

Rekapitulasi Operasional Variabel

No Variabel Indikator Sumber Skala

Pengukuran

1 Corporate

Social

Responsibility

(CSR)

- Komitmen

pimpinan

perusahaan

- Ukuran dan

kematangan

perusahaan

Wibisono, yusuf

(2007;7). Membedah

konsep dan aplikasi

CSR. Fasco

publishing, gresik

Skala Likert

- Sangat

setuju

- Setuju

- Netral

- Tidak

Page 88: m.arifin Skripsi Full

88

- Regulasi dan

sistem

perpajakan

yang diatur

pemerintah

setuju

- Sangat

tidak

setuju

2 Citra

Perusahaan

- Simbol

- Media

- Suasana

- Peristiwa

Kotler, Philip, 1997.

Dasar-dasar

Pemasaran. Edisi

ketujuh. Jakarta :

Prenhalindo

Skala Likert

- Sangat

setuju

- Setuju

- Netral

- Tidak

setuju

- Sangat

tidak

setuju

3.6 Pengembangan Instrumen

Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan berupa kuisioner, dimana

responden diminta memberikan jawaban dengan cara memilih salah satu jawaban

yang telah disediakan. Jawaban responden bersifat kualitatif, tetapi

dikuantitatifkan dan diukur dengan menggunakan skala Likert, dimana responden

menyatakan tingkat setuju atau tidak setuju mengenai berbagai pertanyaan

mengenai perilaku, objek, orang atau kejadian, menurut Kuncoro (2003). Dari

Page 89: m.arifin Skripsi Full

89

setiap jawaban diberi skor nomerik yang positif antara 1 (satu) sampai dengan 5

(lima) untuk mencerminkan derajat kesesuaian responden.

Penetapan bobot/ skor bagi pilihan alternatif adalah sebagai berikut :

a. Alternatif jawaban pertama (sangat setuju) diberi nilai 5

b. Alternatif jawaban kedua (setuju) diberi nilai 4

c. Alternatif jawaban ketiga (netral) diberi nilai 3

d. Alternatif jawaban keempat (tidak setuju) diberi nilai 2

e. Alternatif jawaban kelima (sangat tidak setuju) diberi nilai 1

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendukung keberhasilan penelitian ini, peneliti mengumpulkan data

yang terdiri dari dua unsur data, yaitu data primer dan sekunder. Pengumpulan

data primer dilakukan melalui penyebaran kuesioner yang diberikan secara

langsung kepada sejumlah responden. Sedangkan data sekunder mengacu pada

data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara atau data yang

dikumpulkan dari sumber yang telah ada. Pada penelitian ini, data sekunder

Page 90: m.arifin Skripsi Full

90

diperoleh dari sejumlah sumber, yaitu buku teks, majalah, internet dan jurnal yang

dinilai relevan untuk digunakan dalam penelitian.

Data yang diperlukan dikumpulkan melalui kuisioner kepada responden

untuk data primer, sedangkan observasi sebagai metode pelengkap untuk

pengumpulan data. Adapun metode yang digunakan secara rinci sebagai berikut :

a. Kuisioner : Dilakukan dengan menyebarkan daftar pertanyaan kepada

masyarakat di sekitar PT.Laras Internusa yang terpilih sebagai sampel

penelitian (responden). Metode ini digunakan untuk menggali data

primer.

b. Observasi : Pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan

langsung pada objek yang diteliti.

Untuk pengumpulan data primer, dibuat indikator masing-masing

variabel dalam bentuk kuisioner yang dirancang berdasarkan Skala Likert

yang bersifat ordinal (Singarimbun, 1999). Sebelumnya data yang didapat

dianalisa lebih lanjut, terlebih dahulu dilakukan uji Validitas dan uji

Reliabilitas.

3.8 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

3.8.1 Uji Validitas

Uji validitas dilaksanakan untuk melihat sejauh mana instrumen yang

digunakan dapat betul-betul mengukur apa yang hendak diukur. Uji validitas

bertujuan untuk memastikan apakah masing-masing pertanyaan layak masuk

dalam variabel yang ditentukan. Pengujian validitas dilakukan dengan

menggunakan nilai corrected item-total correlation. Suatu butir pertanyaan

Page 91: m.arifin Skripsi Full

91

dikatakan valid apabila memiliki nilai corrected item-total correlation lebih besar

dari 0,30 dan sebaliknya (Maholtra, 1993). Uji validitas digunakan untuk

mengukur derjat kedekatan kepada kebenaran dan bukan masalah sama sekali

benar atau sama sekali salah. Perhitungan ini akan dilakukan dengan bantuan

aplikasi komputer untuk mengolah data yaitu: SPSS (Statistical Package for

Social Science) Versi 15,0.

3.8.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat pengukur

dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Reliabilitas menunjukkan sejauh mana

hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan dua kali atau lebih terhadap gejala

yang sama, dengan alat ukur yang sama. Pengukuran reliabilitas dalam penelitian

ini menggunakan metode Cronbach’s Alpha. Menurut Sekaran (2006), suatu

instrumen dikatakan reliabel apabila cronbach’s alpha lebih dari 0,70.

Perhitungan ini akan dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS

(Statistical Package for Social Science) Versi 15,0. Suatu alat ukur dikatakan

reliabel apabila mempunyai hasil yang konsisten bila digunakan berkali-kali pada

waktu yang berbeda.

3.9 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini dilakukan dengan tiga tahap Uji, yaitu , analisis faktor

dan analisis regresi linear sederhana.

3.9.1 Uji Asumsi Klasik

Page 92: m.arifin Skripsi Full

92

Pengujian asumsi klasik ini bertujuan untuk mengetahui dan menguji

kelayakan atas model regresi yang digunakan dalam penelitian ini. Pengujian ini

juga dimaksudkan untuk memastikan bahwa di dalam model regresi yang

digunakan tidak terdapat multikolonieritas dan heteroskedastisitas serta untuk

memastikan bahwa data yang dihasilkan berdistribusi normal (Ghozali,2006).

Setelah analisis faktor, analisis selanjutnya adalah analisis liniear sederhana.

Namun sebelum analisis liniear sederhana, dilakukan uji persyaratan analisis,

yaitu :

3.9.1.1 Uji Normalitas

Untuk memeriksa apakah data yang berasal dari populasi terdistribusi

normal atau tidak. Menurut Singgih (2000), uji normalitas berpedoman pada uji

kolmogorov smirnov yaitu :

1. Jika nilai signifikansi < 0,05 (taraf kepercayaan 95 %) distribusi adalah

tidak normal.

2. Jika nilai signifikansi > 0,05 (taraf kepercayaan 95 %) distribusi adalah

normal.

3.9.1.2 Uji Linearitas

Uji ini digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yang digunakan

sudah benar atau tidak. Apakah fungsi yang digunakan dalam suatu Studi Empiris

sebaiknya berbentuk linear, kuadrat atau publik. Dengan uji lineritas akan

Page 93: m.arifin Skripsi Full

93

diperoleh informasi apakah model empiris sebaiknya linear kuadrat atau publik,

(Ghozali, 2007).

Untuk menentukan apakah terjadi tidaknya hubungan yang linear antara

independen variabel dengan dependen variabel dapat dilihat dengan

membandingkan nilai signifikansi dari Deviation from Linearity, dengan tingkat

signifikansi yang digunakan dimana apabila nilai signifikansi lebih besar dari

tingkat signifikan maka terjadi hubungan yang linear dari variabel independent

terhadap variabel dependent.

3.9.1.3 Uji Heterokedastisitas

Untuk menguji apakah variasi kelompok populasi homogen atau tidak.

Jika variasi kelompok populasi satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka

disebut homoskedastisitas dan jika bebeda disebut heteroskedastisitas. Model

regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas.

Salah satu cara untuk mendeteksi terjadi tidaknya heterokedastisitas adalah

dengan melihat Grafik Plot Regresi antara nilai Prediksi Variabel Terikat/

Dependent (ZPRED) dengan residualnya (SRESID), yaitu dengan melihat ada

tidaknya pola tertentu pada grafik scatter plot antara SRESID dan ZPRED,

dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual.

Dasar Analisis :

Page 94: m.arifin Skripsi Full

94

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu

yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit),

mengindikasikan telah terjadinya heterokedastisitas.

b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan

dibawah angka 0 (Nol) pada sumbu Y, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas.

3.10 Pengujian Hipotesis

3.10.1 Uji t

Untuk menguji hipotesis secara parsial, yaitu untuk melihat pengaruh dari

masing-masing variabel bebas dan terikat. Digunakan rumus sebagai berikut :

Page 95: m.arifin Skripsi Full

95

¿= biSbi

Dimana : to = Koefesien nilai tes

bi = Koefesien regresi

Sbi = Kesalahan standar atas koefisien regresi

Perhitungan ini akan dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS

(Statistical Package for Social Science) Versi 15,0. Menurut Singgih (2000),

dasar pengambilan keputusan untuk pengujian hipotesis adalah :

a. Jika signifikansi atau nilai probabilitas (p) < α (0,05) maka

terdapat pengaruh yang berarti dari variabel bebas terhadap

variabel terikat.

b. Jika signifikansi atau nilai probabilitas (p) > α (0,05) maka

terdapat pengaruh yang berarti dari variabel bebas terhadap

variabel terikat.

3.10.2 Analisis Regresi Linear Sederhana

Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal

satu variabel independen dengan satu variabel dependen. Persamaan umum

regresi linear sederhana yaitu :

Page 96: m.arifin Skripsi Full

96

γ=a+bX

Dimana :

γ = Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan.

a = Harga Y bila X = 0 (harga konstan).

b = Angka arah atau koefesiensi regresi, yang menunjukkan angka

peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan

pada variabel independen. Bila b. (+) maka naik, dan bila (-) maka

terjadi penurunan.

X = Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai

tertentu.

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

Page 97: m.arifin Skripsi Full

97

4.1.1 Sejarah Berdirinya PT.Laras Internusa

PT.Laras Internusa (PT.LIN) merupakan salah satu perusahaan yang

bergerak dibidang perkebunan kelapa sawit yang ada di daerah Kinali kabupaten

pasaman barat. Dahulu perusahaan tersebut adalah PT. TSG yang berdiri sekitar

tahun 1991, saat itu Indonesia masih dipimpin di bawah kekuasaan rezim Orde

Baru pada masa rezim Soeharto yang terkenal dengan sebutan Bapak

pembangunan itu, namun PT. TSG mengalami Failed pada tahun 1998 akibat

imbas dari krisis moneter yang dialami indonesia pada waktu itu mengakibatkan

perusahaan tersebut (PT. TSG) tidak bisa menjalankan operasional bisnisnya,

kemudian perusahaan disita oleh negara ( masuk dalam asset negara), seiring

berjalanya waktu maka negara mengambil inisiatif untuk mencari investor maka

dilakukan pelelangan di Badan Lelang Bukittinggi pada tahun 2006. Hasil dari

pelelangan PT.TSG yang mengalami failed tersebut akhirnya dimenangkan oleh

PT. Laras Internusa (PT.LIN) maka secara resmi sejak bulan Agustus hingga

sekarang PT.Laras internusa (PT.LIN) yang menguasai asset. Awal berdiri

perusahaan perkebunan kelapa sawit PT.Laras Internusa dimulai pada bulan

Agustus tahun 2006, sejak itulah terjadi perombakan manajemen yang dilakukan

oleh perusahaan tersebut, ini dilakukan agar tujuan dari perusahaan dapat tercapai

terutama dalam hal meningkatkan kesejahteraan

masyarakat di lingkungan perusahaan. Perusahaan tersebut berkomitmen

untuk menumbuh kembangkan sumber daya manusia baik internal maupun

eksternal perusahaan.

96

Page 98: m.arifin Skripsi Full

98

4.1.2 Identitas PT. Laras Internusa

Logo Perusahaan :

Nama Perusahaan : PT. Laras Internusa

4.1.3 Visi dan Misi Perusahaan

4.1.3.1 Visi perusahaan

“Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat di Sekitar Perusahaan”

4.1.3.2 Misi Perusahaan

1. Menumbuhkembangkan Sumber Daya Manusia yang ada baik

internal perusahaan maupun eksternal perusahaan

2. Menambah Income atau pendapatan masyarakat sekitar

perusahaan

3. Meningkatkan PAD (pendapatan asli daerah) serta retribusi

terhadap daerah

4. Mengurangi angka pengangguran

5. Mengembangkan potensi daerah dibidang perkebunan

Dari Visi “Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat di Sekitar

Perusahaan” diatas dapat disimpulkan bahwa perusahaan tersebut peduli terhadap

kesejahteraan masyarakat sekitar perusahaan dengan membuka lapangan kerja

Page 99: m.arifin Skripsi Full

99

baru, dari visi tersebut jelas bahwa tujuan jangka penjang perusahaan PT.Laras

Internusa adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Sedangkan dari beberapa misi perusahaan tersebut dapat di tarik

kesimpulan bahwa tujuan adanya perusahaan tersebut berperan dalam menumbuh

kembangkan sumber daya manusia yang ada baik di dalam perusahaan maupun

diluar perusahaan, perusahaan berperan dalam hal tersebut ,intinya perusahaan

tidak hanya mengambil untung semata, namun juga ikut mengembangkan sumber

daya manusia yang ada. Kesuksesan dari sebuah perusahaan ditentukan dari

sejauh mana kualitas sumber daya manusia yang ada di dalam perusahaan itu

sendiri. Selain itu dengan adanya perusahaan tersebut juga berperan dalam

menambah income atau pendapatan masyarakat sekitar perusahaan, sudah berapa

banyak tenaga kerja yang dapat diserap oleh perusahaan tersebut dalam

mengurangi angka pengangguran tentunya hal ini juga mendukung peran

pemerintah yang sedang menggalakkan atau mengurangi angka pengangguran di

Indonesia.

Disamping itu, perusahaan juga berperan dalam meningkatkan PAD

(pendapatan asli daerah), kemakmuran maupun kesejahteraan suatu daerah dapat

Page 100: m.arifin Skripsi Full

100

dilihat dari seberapa besar PAD yang dihasilkan oleh suatu daerah itu sendiri,

selain dari meninggkatkan pendapatan asli daerah, dengan adanya suatu perusahan

yang beroperasi di daerah juga berperan dalam meningkatkan retribusi atau pajak

yang dihasilkan oleh daerah itu melalui pajak yang dilakukan oleh perusahaan.

Selain dari beberapa misi perusahaan diatas, perusahaan tersebut juga berperan

dalam mengembangkan potensi daerah dibidang perkebunan kelapa sawit,

terutama di daerah Nagari Kinali kabupaten Pasaman Barat yang mana daerah

tersebut banyak berdiri baik perkebunan maupun pabrik pengolahan kelapa sawit.

Ini membuktikan bahwa peran dari sektor perkebunan kelapa sawit telah

mendongkrak perekonomian masyarakat di daerah tersebut.

4.1.4 Struktur Organisasi PT.Laras Internusa A

Page 101: m.arifin Skripsi Full

101

Page 102: m.arifin Skripsi Full

102

4.1.5 Struktur Organisasi PT.Laras Internusa B

Page 103: m.arifin Skripsi Full

103

4.2 Deskripsi Data

Perhitungan dan tingkat pengembalian dari hasil penyebaran kuesioner

terhadap responden dapat dilihat dari tabel 4.1. di bawah ini:

Tabel 4.1

Sampel dan Tingkat Pengembalian Kuesioner

Uraian Jumlah (Eksemplar)

Persentase (%)

Kuesioner yang dikirim 70 100.00Kuesioner yang kembali 70 100,00Kuesioner yang tidak lengkap pengisianya

- -

Kuesioner yang dapat digunakan

70 70

Sumber : Hasil Survey

Dari tabel diatas tergambar bahwa jumlah kuesioner yang diedarkan ke

responden sebanyak 70 kuesioner. Dari 70 kuesioner yang di sebarkan, tidak ada

kuesioner yang tidak lengkap pengisianya.

4.3 Karakteristik Responden

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 70 responden,

yang dilakukan dengan metode Convinien Sampling yaitu teknik sampling

dimana peneliti memiliki kebebasan untuk memilih siapa saja yang peneliti temui

berdasarkan pertimbangan tertentu. Adapun karakteristik responden sebagai

berikut :

Page 104: m.arifin Skripsi Full

104

a. Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.2Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid PercentCumulative

PercentValid Laki-laki 63 90,0 90,0 90,0

Perempuan 7 10,0 10,0 100,0Total 70 100,0 100,0

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer 2012 (lampiran 3)

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa responden dengan jenis

kelamin Laki-laki memiliki persentase terbesar, yaitu 63 orang atau 90,0%

dan sisanya adalah responden dengan jenis kelamin Perempuan yaitu

sebanyak 7 orang atau 10.0%.

b. Berdasarkan Umur

Tabel 4.3Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Frequency PercentValid

PercentCumulative

PercentValid 19-21 tahun 16 22,9 22,9 22,9 22-24 tahun 22 31,4 31,4 54,3 25 tahun keatas 32 45,7 45,7 100,0 Total 70 100,0 100,0

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer 2012 (lampiran 3)

Berdasarkan tabel diatas, responden dengan umur 25 tahun keatas

memiliki persentase terbesar, yaitu 32 atau 45,7% kemudian diikuti

dengan responden dengan umur 22 s/d 24 tahun memiliki persentase

berjumlah 22 atau 31,4% kemudian responden dengan umur 19 s/d 21

tahun memiliki persentase 16 atau 22,9%.

Page 105: m.arifin Skripsi Full

105

c. Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Tabel 4.4Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Frequency Percent Valid PercentCumulative

PercentValid SD- SLTP 16 22,9 22,9 22,9 SMA/SLTA 38 54,3 54,3 77,1 SARJANA 15 21,4 21,4 98,6 5 1 1,4 1,4 100,0 Total 70 100,0 100,0

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer 2012 (lampiran 3)

Berdasarkan tabel diatas, responden dengan Pendidikan terakhir

SMA atau SLTA memiliki persentase terbesar, yaitu 38 orang ataau 54,3%

kemudian responden dengan pendidikan terakhir SD s/d SLTP memiliki

persentase 16 orang atau 22,9%, selanjutnya responden dengan pendidikan

terakhir SARJANA memiliki persentase 15 orang atau 21,4%, kemudian

responden dengan pendidikan terakhir lain-lain memiliki persentase

terkecil, yaitu 1 orang atau 1,4%.

4.4 Pengujian Validitas dan Reliabilitas

4.4.1 Uji Validitas

Uji validitas bertujuan untuk memastikan apakah masing-masing item

pernyataan layak masuk dalam variabel yang ditentukan. Pengujian validitas

dilakukan dengan menggunakan nilai corrected item-total correlation.

Sebuah item pertanyaan dapat dikatakan valid bila memiliki nilai corrected

item-total correlation diatas 0,30. Sebaliknya suatu item pernyataan

dikatakan tidak valid bila memiliki nilai corrected item-total correlation

Page 106: m.arifin Skripsi Full

106

kurang dari 0,30. Item pernyataan yang tidak valid akan dilakukan atau tidak

digunakan dalam suatu variabel.

4.4.1.1 Citra

Citra merupakan variabel terikat yang diukur dengan menggunakan

13 butir pernyataan. Hasil uji validitas atas 13 butir pernyataan tersebut

disajikan pada tabel 4.5

Tabel 4.5

Hasil Uji Validitas Variabel Citra Perusahaan

No Item pernyataan Corrected item-total correlation

Keterangan

1 Simbol atau lambang perusahaan tersebut sudah tidak asing lagi di benak saya

0,634 Valid

2 Nama serta simbol/logo yang dipakai oleh perusahaan tersebut sesuai dengan visi dan misi perusahaan

0,542 Valid

3 Simbol dari perusahaan tersebut bermakna penghidupan baru dalam kontek peningkatan kesejahteraan masyarakat di lingkungan perusahaan

0,690 Valid

4 Simbol pada nama perusahaan tersebut berpengaruh terhadap pembentukan citra/image perusahaan

0,625 Valid

5 Perusahaan tersebut berpartisipasi dalam beberapa kegiatan yang turut menciptakan kepribadiaan perusahaan

0,564 Valid

6 Media berperan dalam pembentukan Citra/image dari perusahaan tersebut

0,675 Valid

7 Perusahaan tersebut meningkatkan Citra perusahaan melalui program bantuan langsung kepada masyarakat

0,682 Valid

8 Suasana di perusahaan tersebut cukup baik dan nyaman sehingga meningkatkan kinerja karyawanya

0,684 Valid

9 Kebersihan serta keindahan di area perusahaan tersebut cukup terjaga sehingga

0,475 Valid

Page 107: m.arifin Skripsi Full

107

tidak membosankan

10 Gejolak internal dalam perusahaan tidak ada sehingga suasana tetap kondusif (nyaman)

0,661 Valid

11 Beberapa peristiwa seperti : Gempa dan Tsunami turut membangun identitas perusahaan melalui jenis bantuan langsung yang diberikan

0,569 Valid

12 Perusahaan ikut andil dalam penanaman 1000 pohon di sasak dan talu dalam rangka ikut serta mencegah global warming (pemanasan global)

0,714 Valid

13 Perusahaan mendukung dan berpartisipasi dalam memberi donasi dari beberapa acara yang ada di lingkungan perusahaan

0,715 Valid

Sumber : Pengolahan Data Primer dengan SPSS v.15 (lampiran 4)

Dari tabel 4.5 diatas dapat dilihat bahwa nilai corrected item-total

correlation semua butir pertanyaan berkisar antara 0,475 – 0,715 atau

dengan kata lain bahwa 13 butir pernyataan yang di gunakan dalam

pengukuran Citra perusahaan adalah valid karena memiliki nilai corrected

item-total correlation lebih besar dari pada nilai kritisnya, yaitu 0,30.

4.4.1.2 CSR

CSR merupakan variabel bebas yang diukur dengan menggunakan

24 butir pernyataan. Hasil uji validitas dari 24 butir pernyataan tersebut

disajikan pada tabel 4.6 berikut :

Page 108: m.arifin Skripsi Full

108

Tabel 4.6

Hasil Uji Validitas Variabel CSR

No Item pernyataan Corrected item-total

correlation

Keterangan

1 Komitmen Pimpinan perusahaan tersebut tanggap terhadap masalah sosial masyarakat di sekitar perusahaan

0,679 Valid

2 Komitmen dari perusahaan tersebut terutama dalam menjaga kestabilan lingkungan hidup

0,650 Valid

3 Pimpinan perusahaan tersebut selalu mengutamakan kesejahteraan karyawan serta masyarakat sekitar

0,574 Valid

4 Komitmen dari Pimpinan perusahaan tersebut salah satunya dengan mengadakan program CSR atau program sosial kemasyarakatan

0,551 Valid

5 Pimpinan perusahaan tersebut selalu disiplin dalam management waktu serta menerapkan kedisiplinan tsb terhadap perusahaan yang di pimpinya

0,378 Valid

6 Komitmen dari perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sudah tepat sasaran

0,496 Valid

7 Pimpinan perusahaan berkomitmen dalam meningkatkan gaji para karyawan serta buruh yang bekerja di perusahaan tersebut

0,532 Valid

8 Ada reward (bonus) and punishment (hukuman/phk) yang dilakukan perusahaan tersebut dalam meningkatkan kinerja para karyawanya

0,411 Valid

9 Komitmen dari pimpinan perusahaan juga salah satunya tanggap terhadap masalah kesehatan para karyawan serta para buruh yang bekerja pada perusahaan tersebut

0,575 Valid

10 Dari segi manajemen perusahaan tersebut cukup baik terutama dalam hal administrasi dan keamanan

0,632 Valid

11 Ukuran perusahaan tersebut cukup untuk menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat

0,615 Valid

12 Dilihat dari awal berdiri sampai sampai sekarang perusahaan tersebut cukup tangguh terhadap persaingan global yang semakin ketat

0,444 Valid

13 Dari segi ukuran perusahaan tersebut sudah mapan dalam menjalankan kegiatan bisnis dalam hal perkebunan kelapa sawit

0,497 Valid

Page 109: m.arifin Skripsi Full

109

14 Perusahaan tersebut mampu mengatasi resistensi (penolakan) baik dari karyawan maupun dari masyarakat sekitar

0,361 Valid

15 Dilihat dari kematangan perusahaan tersebut mampu menciptakan iklim usaha yang kondusif

0,500 Valid

16 Ukuran perusahaan tersebut sudah cukup besar terutama dalam hal operasionalnya

0,506 Valid

17 Image Perusahaan terlihat baik apabila ikut andil dalam kegiatan yang dilakukan masyarakat seperti : perbaikan jalan dan jembatan

0,402 Valid

18 Perusahaan tersebut sangat responsif terhadap informasi serta kritik dan saran yang diberikan masyarakat kepada pihak perusahaan

0,409 Valid

19 Kesan atau image yang ditimbulkan perusahaan tersebut selalu baik dimata masyarakat sekitar perusahaan

0,603 Valid

20 Sistem Regulasi (penerbitan aturan) dari pemerintah membuat perusahaan tersebut tertarik memberikan donasi dan sumbangan sosial kepada masyarakat

0,606 Valid

21 Perusahaan tersebut taat terhadap peraturan undang-undang terutama dalam membayar pajak

0,442 Valid

22 Pemerintah ikut andil dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi perusahaan tersebut

0,428 Valid

23 Sistem regulasi dan perpajakan tidak mempengaruhi kegiatan operasional perusahaan

0,619 Valid

24 Perusahaan mengikuti aturan yang di berikan pemerintah terutama dalam masalah sosial kemasyarakatan

0,554 Valid

Sumber : Pengolahan Data Primer dengan SPSS v.15 (lampiran 4)

Dari tabel 4.6 diatas dapat dilihat bahwa nilai corrected item-total

correlation semua butir pertanyaan berkisar antara 0,361 – 0,679 atau

dengan kata lain bahwa 24 butir pernyataan yang di gunakan dalam

pengukuran Corporate Social Responsibility (CSR) adalah valid karena

memiliki nilai corrected item-total correlation lebih besar dari pada nilai

kritisnya, yaitu 0,30.

Page 110: m.arifin Skripsi Full

110

4.4.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran

tetap konsisten, jika dilakukan pengukuran kedua kali atau lebih. Reliabel

adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat pengukuran dapat

dipercaya dan handal. Dalam penelitian ini, pengujian reliabilitas dilakukan

dengan menggunakan metode Cronbach’s Alpha.

Menurut sekaran (2006), suatu instrument dikatakan reliabel apabila

memiliki nilai Cronbach’s Alpha lebih dari 0,70. Hasil uji reliabilitas dalam

penelitian ini disajikan pada tabel 4.7 berikut :

Tabel 4.7

Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan

Citra (Y) 0,912 Reliabel

CSR (X) 0,910 Reliabel

Sumber : Pengolahan Data Primer dengan SPSS v.15 (lampiran 4)

Dari tabel 4.7 diatas, telihat hasil pengujian reliabilitas data untuk

semua variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Dimana semua

variabel memiliki nilai Cronbach’s Alpha datas 0,70, variabel Citra (Y)

memiliki nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,912 dan variabel CSR (X)

memiliki nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,910. Ini menunjukkan bahwa

instrumen yang digunakan untuk semua variabel tersebut adalah handal

dan reliabel.

Page 111: m.arifin Skripsi Full

111

4.5 Teknik Analisa Data

4.5.1 Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan uji regresi linear sederhana, maka terlebih

dahulu dilakukan uji asumsi klasik dimana uji asumsi klasik ini merupakan

persyaratan yang harus terpenuhi dalam uji regresi linear sederhana. Dalam

penelitian ini uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji normalitas, uji

linearitas dan uji heterokedastisitas.

4.5.1.1 Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan persyaratan penting yang harus

terpenuhi dalam analisis jalur. Bila data yang dianalisis tidak terdistribusi

normal, maka analisis regresi tidak dapat terpenuhi. Menurut Singgih (2000),

uji normalitas berpedoman pada uji kolmogorov yaitu :

a. Jika nilai signifikansi < 0,05 (taraf kepercayaan 95%) maka distribusi

adalah tidak normal.

b. Jika nilai signifikansi > 0,05 (taraf kepercayaan 95%) maka distribusi

adalah normal.

Hasil perhitungan uji normalitas dapat di lihat pada tabel 4.8 di bawah ini :

Page 112: m.arifin Skripsi Full

112

Tabel 4.8

Hasil Uji Normalitas

No Variabel Sig Alpha Keterangan

1 Citra (Y) 0,526 0,05 Normal

2 CSR (X) 0,296 0,05 Normal

Sumber : Pengolahan Data Primer dengan SPSS v.15 (lampiran 4)

Dari tabel diatas diketahui bahwa signifikansi untuk variabel CSR

(X) sebesar 0,296 dan untuk Citra (Y) sebesar 0,526. Ini berarti bahwa

nilai signifikansi (sig) dari variabel CSR (X) dan Citra (Y) lebih besar

nilainya dari tingkat signifikansi yang digunakan pada penelitian ini (α =

0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua variabel tersebut

berdistribusi normal.

4.5.1.2 Uji Linearitas

Uji linearitas digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model

yang digunakan sudah benar atau tidak. Untuk menentukan apakah fungsi

persamaan regresi yang digunakan berbentuk linear, maka dapat dilihat

dari P-Plot. Apakah titik-titik terdistribusi mengikuti garis linear, maka

model regresi dapat dinyatakan linear. Dalam penelitian ini, untuk uji

linearitas digunakan Grafik P-Plot. Berdasarkan grafik tersebut yang

diperlihatkan dibawah ini, terlihat bahwa titik-titik bergerak menuju searah

dengan garis linear, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi

penelitian ini adalah liniear.

Page 113: m.arifin Skripsi Full

113

Observed Cum Prob

1.00.80.60.40.20.0Expecte

d C

um

Prob

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: CITRA

4.5.1.3 Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas berguna untuk menguji apakah variasi kelompok

populasi homogeny atau tidak. Jika variasi kelompok populasi satu pengamatan

ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda

disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah homokedastisitas atau

tidak terjadi heterokedastisitas.

Untuk menguji ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilihat dari grafik

Plot (Scatterplot). Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk

pola tertentu yang teratur (bergekombang, melebar kemudian menyamping),

maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas. Jika tidak ada pola yang

jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 (nol) pada sumbu Y,

maka tidak terjadi heterokedastisitas.

Page 114: m.arifin Skripsi Full

114

Regression Studentized Residual20-2-4

Regre

ssio

n S

tandard

ized P

redic

ted

Valu

e

3

2

1

0

-1

-2

-3

Scatterplot

Dependent Variable: CITRA

Dari grafik Scatterplot diatas, tidak ditemukan terbentuknya pola-pola

tertentu dari penyebaran titik-titik pada grafik. Oleh karena itu dapat

disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini adalah homokedastisitas

atau tidak terjadi hetero kedastisitas.

4.5.2 Uji Analisis Regresi Linear Sederhana

Analisis regresi linear sederhana merupakan salah satu metode uji regresi

yang dapat dipakai sebagai alat inferensi statistik untuk menentukan pengaruh

sebuah variabel bebas (independen) terhadap variabel terikat (dependen). Analisis

regresi linear sederhana dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa

besar pengaruh variabel CSR terhadap Citra perusahaan. Hasil analisis regresi

linear sederhana dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini :

Page 115: m.arifin Skripsi Full

115

Tabel 4.9

Ringkasan Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana

Variabel independen Koefisien t Hitung Sig KeteranganKonstanta 0,197 0,462 0,646 Signifikan CSR (X) 0,957 8,425 0,000 Signifikan Koefesien Korelasi (R)Koefesien Determinasi (R¿¿2)¿ Nilai FSignifikan F

: 0,715 : 0,511 : 70.975 : 0,000

Sumber : Pengolahan Data Primer dengan SPSS v.15 (lampiran 6)

Tabel diatas memperlihatkan nilai konstanta (α) adalah 0,197, sedangkan

nilai koefeisien CSR 0,957. Dengan demikian maka persamaan regresi linear

sederhana adalah :

Y = a + bX

Y = 0,197 + 0,957X

Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa besar

sumbangan variasi variabel CSR mempengaruhi variabel Citra perusahaan pada

PT. Laras Internusa. Berdasarkan hasil analisis data dengan regresi linear

sederhana diketahui bahwa nilai R-Square atau koefisien deteminan adalah

sebesar 0,511. Hal ini menunjukkan bahwa besarnya pengaruh CSR terhadap

Citra Perusahaan PT. Laras Internusa adalah sebesar 51,1%. Sedangkan sisanya

sebanyak 48,9% lagi dipengaruhi oleh variabel bebas lainnya yang tidak

diikutsertakan dalam penelitian ini.

Page 116: m.arifin Skripsi Full

116

4.6 Pengujian Hipotesis

Secara umum, hipotesis merupakan dugaan tentang hubungan yang logis

antara dua variabel atau lebih yang dinyatakan dalam bentuk pernyataan yang

perlu diuji kebenaranya. Dalam penelitian ini dikembangkan 2 (dua) hipotesis

yang perlu dilakukan pengujian yaitu :

Hipotesis (H0) : Ada pengaruh secara signifikan antara CSR dengan Citra

Perusahaan.

Hipotesis (Ha) : Tidak ada pengaruh secara signifikan CSR dengan Citra

Perusahaan.

4.6.1 Uji t

Untuk mengetahui pengaruh secara individu atau secara parsial dari

variabel bebas terhhadap variabel terikat, dapat dilihat dari nilai t dan tingkat

signifikansi yang ada.

Dari tabel 4.11, terlihat bahwa nilai t variabel CSR sebesar 8,425 dengan

nilai signifikansi 0,000. Ini berarti bahwa nilai signifikan t lebih kecil dari alpha

5% (0.000 < 0,05). Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel CSR

berpengaruh signifikan terhadap Citra perusahaan PT. Laras Internusa. Dengan

demikin Hipotesis H0 diterima dan Hipotesis Ha di tolak.

Page 117: m.arifin Skripsi Full

117

4.7 Pembahasan

4.7.1 Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Citra Perusahaan

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diatas diketahui bahwa CSR

berpengaruh signifikan terhadap citra perusahaan PT. Laras Internusa. Artinya

apabila CSR yang dirasakan masyarakat meningkat maka akan semakin

meningkat juga Citra perusahaan PT. Laras Internusa. Hal ini berarti CSR

merupakan faktor penting yang menjadi pertimbangan masyarakat dalam menilai

Citra perusahaan PT. Laras Internusa.

Terjadinya pengaruh yang signifikan dari CSR terhadap Citra perusahaan

PT. Laras Internusa disebabkan CSR yang diberikan kepada masyarakat cukup

layak dan memiliki kesan yang baik yang dirasakan oleh masyarakat.

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa CSR merupakan

faktor yang mempengaruhi citra perusahaan PT. Laras Internusa. Hal ini

disebabkan karena masyarakat merasa puas dengan keberadaan perusahaan,

bantuan langsung yang diberikan kepada masyarakat, serta ketanggapan

perusahaan terhadap tanggung jawab sosialnya kepada masyarakat. Dengan

demikian penulis menduga bahwa masyarakat akan merasa puas kalau apa yang

mereka inginkan dapat terpenuhi oleh keberadaan perusahaan tersebut.

Page 118: m.arifin Skripsi Full

118

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan beberapa analisis yang telah di lakukan tentang teori Citra

Perusahaan serta Corporate Social Responsibility (CSR) dan setelah dilakukan

analisis pada pembahasan, maka peneliti menyimpulkan hal-hal sebagai berikut :

1. Variabel CSR atau Corporate Social Responsibility berpengaruh

signifikan terhadap pembentukan Citra perusahaan.

2. Citra (image) dari suatu perusahaan tergantung pada sejauh mana

perusahaan mampu memperhatikan serta menjalankan program-program

termasuk program tanggung jawab sosial perusahaan atau lebih dikenal

dengan Corporate Social responsibility (CSR), semakin perusahaan peduli

terhadap aspek sosial tersebut maka akan semakin baik juga citra (image)

perusahaan baik dimata masyarakat sekitar ataupun di mata para

stakeholders perusahaan maupun pemerintah, dan sebaliknya apabila

perusahaan tersebut kurang memperhatikan tanggung jawab sosialnya

maka akan terjadi resistensi baik dari masyarakat maupun dari internal

perusahaan itu sendiri.

117

Page 119: m.arifin Skripsi Full

119

3. Dalam penelitian ini pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan

nilai corrected item-total correlation. Dimana suatu butir pertanyaan

dikatakan valid apabila memiliki nilai corrected item-total correlation

lebih besar dari 0,30 atau sebaliknya, dan di dalam penelitian ini variabel

CSR memiliki nilai corrected item-total correlation terendah 0,361 dan

tertinggi 0,679. Selanjutnya untuk variabel Citra memiliki nilai corrected

item-total correlation terendah 0,475 dan tertinggi 0,715.

4. Pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan metode

Cronbach’s Alpha, dimana suatu instumen dikatakan reliabel apabila nilai

Cronbach’s Alpha lebih dari 0,70. Dan dalam penelitian ini variabel CSR

memiliki nilai Cronbach’s Alpha 0,910 serta untuk variabel Citra memiliki

nilai Cronbach’s Alpha 0,912.

5. Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Citra Perusahaan PT.

Laras Internusa adalah sebesar 51,1% dan sisanya sebanyak 48,9% lagi

dipengaruhi oleh variabel bebas lainnya.

Page 120: m.arifin Skripsi Full

120

5.2 Saran

Berdasarkan hasil analisis pembahasan serta beberapa kesimpulan diatas,

Penelitian ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan yang dapat dijadikan bahan

pertimbangan bagi peneliti berikutnya agar mendapatkan hasil penelitian yang

lebih baik lagi. Adapun saran-saran yang dapat diberikan melalui hasil penelitian

ini agar mendapatkan hasil yang lebih baik, yaitu:

1. Penelitian ini hanya menggunakan satu variabel bebas yaitu Corporate

Social Responsibility (CSR) dalam pengaruhnya tehadap Citra Perusahaan.

Untuk penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan lebih dari satu

variabel bebas.

2. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik lagi dari penelitian ini,

sebaiknya penelitian selanjutnya memperhatikan baik-baik waktu dan

tempat penelitianya. Ini diharapkan agar peneliti selanjutnya memperoleh

keterangan serta data yang sesuai dengan tujuan peneliti.

Page 121: m.arifin Skripsi Full

121

DAFTAR PUSTAKA

Ardianto, Eka (2004), “Mengelola Aktiva Merek : Sebuah Pendekatan Strategis”.

forum Manajemen Prasetiyo Mulya.

Alma, Buchari, 2005, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Bandung :

Alfabeta.

Anggoro, Linggar.2002. Teori dan Profesi Kehumasan serta Aplikasinya di

Indonesia. Cetakan Ketiga. Bumi Aksara, Jakarta.

Arikunto. (2002). Metode Statistika. Jakarta : Rineka Cipta.

Ardianto, Elvinaro dan Sumirat,Soleh.2004.Dasar-dasar Public Relathions,cetakan

ketiga. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Aryani,Situ Nur.2006. Penerapan CSR yang lebih Strategis.Dokumen

http://www.bisnis.com/, Sabtu,01 April 2006.

Branco dan Rodrigues. (2008). Factors Influencing Social Responsibility

Disclosure by Portuguese Companies.http://titaviolet.wordpress.com

Carroll, Archie B., “CSR: Evolution of a Definitional Construct”, Business

Society, 1999.

Fajar, Rusdi.2005. Spektrum Pelaku CSR. Dokumen http://www.swa.co.id/,

Senin,30 Mei 2005.

Idris, Abdul Rasyid.2005.Corporate Social Responsibility (CSR) Sebuah gagasan

dan implementasi. Dokumen http://www.fajar.co,id/, 22 November 2005.

Ghozali, Imam, 2007, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS,

Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Page 122: m.arifin Skripsi Full

122

Husein Umar, 2002, Pemasaran dan Perilaku Konsumen, Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Utama.

Husein Umar. 2005. Metode Penelitian, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Kuncoro, Mudrajat Ph,D. 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi.

Erlangga. Jakarta.

Irianta, Yosal. 2004. Community Relations.Konsep dan Aplikasinya.Simbiosa

Rekatama Media, Bandung.

Kotler, Philip and Nancy Lee. 2005. Corporate Social Responsibility. New Jers:

John Wiley and Sons, Inc..

Kotler, Phillip (2005), Corporate Social Responsibility, Hokoben, New Jersey,

John Willey & Sons, Inc

Kotler, Philip, 1997, Manajeman Pemasaran, Edisi Bahasa Indonesia, Penerbit

Prenhallindo, Jakarta

Maholtra, N.K. (1993). Marketing Research. 4th ed. Prentice Hall. New Jersey.

McWilliams, A. dan D. Siegel. 2001. Corporate Social Responsibility: A Theory

of the Firm Perspective. Academy of Management Review, 26(1): 117–

127.

News of PERHUMAS.2004.CSR dan Citra Corporate. Dokumen

http://www.perhumas.or.id/, 15-16 juni 2004.

Rakhiemah dan Agustia. (2009). “Pengaruh Kinerja Lingkungaan terhadap

Corporate Social Responsibility (CSR) Disclosure dan Kinerja Finansial

Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ.

http://titaviolet.wordpress.com

Reverte. (2008). Determinants of Corporate Social Responsibility Disclosure

Ratings by Spanish Listed Firms. http://titaviolet.wordpress.com

Page 123: m.arifin Skripsi Full

123

Sayekti dan Wondabio. (2007). “Pengaruh CSR Disclosure terhadap Earning

Response Coefficient”.http://titaviolet.wordpress.com

Sekaran, U. (2006). Research Methods For Business. Buku 1 dan 2. Penerbit:

Salemba Empat. Jakarta.

Singgih. (2000). Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta : PT. Elex

Media Komputindo.

Singarimbun, Masri. (1999). Metode Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Sugihartono, Joko. (2008). Jurnal Universitas Dipenegoro, Vol 14. “Analisis

Pengaruh Citra, Kualitas Layanan, dan Kepuasan terhadap Loyalitas

pelanggan (Studi kasus pada PT. Pupuk Kalimantan Timur, Sales

Representative Kabupaten Grobokan. Universitas Diponegoro Semarang.

Sugiyono, (2004). Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Ketujuh. Bandung :

Alfabeta.

Small Particle’s Crew.2010.Memperbaiki Citra Perusahaan yang Hancur.Sumber ;

http://manajemenmaskurisutomo.blogspot.com/2010/07/citraperusahaan.

html. rabu, 15 desember 2010.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan

Terbatas. Retrieved February 28, 2008, from

http://bapepam.go.id/reksadana/files/regulasi/UU

%2040%202007%20Perseroan%20Terbatas.pdf

Usvita, Mega.2012. “Pengaruh kepuasan nasabah, keunggulan produk dan citra

perusahaan terhadap loyalitas nasabah tabungan simpedes (Studi kasus

PT.BRI cabang Padang)”. Thesis. PPs- UBH

Wibisono, Yusuf. 2007. Membedah Konsep dan aplikasi CSR. Gresik : Fascho

Publising.

Lampiran 1

Page 124: m.arifin Skripsi Full

124

KUESIONER

Kepada Yth,

Bapak/Ibu,Sdr /i Di

Tempat

Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Dengan hormat,

Dalam rangka penelitian tugas akhir skripsi dengan judul : “Pengaruh

Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap Citra Perusahaan pada PT.Laras

Internusa di Kinali Pasaman Barat”.

Penelitian ini dimaksudkan untuk penyelesaian tugas akhir berupa Skripsi

pada program Studi Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi STIE-YAPPAS

Simpang Ampek

Demi kelancaran serta keberhasilan dalam penelitian agar dapat berjalan

dengan baik sesuai dengan tujuan dari peneliti, maka kami mengharapkan

kesediaan saudara/i untuk dapat berpartisipasi dalam pengisian kuesioner tersebut.

Atas perhatian serta kesediaan Saudara/i dalam pengisian kuisioner tersebut,

kami mengucapkan banyak terimakasih.

Pasaman Barat, juli 2012

M.Arifin

Peneliti

Page 125: m.arifin Skripsi Full

125

Identitas Reponden

Petunjuk pengisian:

Berkan tanda ceklist (√) menurut identitas saudara/i.

1. Jenis kelamin ;

( ) 1. Laki-Laki ( ) 2. Perempuan

2. Umur ;

( ) 1. 16 – 18 Tahun ( ) 2. 19 – 21 Tahun

( ) 3. 22 – 24 Tahun ( ) 4. 25 Tahun keatas

3. Pendidikan terakhir :

( ) 1. SD – SLTP ( ) 3. SARJANA

( ) 2. SMA/ SLTA ( ) 4. Lain-Lain

Page 126: m.arifin Skripsi Full

126

Petunjuk : Pada pertanyaan Komitmen Pimpinan perusahaan. Maka berikan tanda ( √ ) Ceklist pada kolom (SS, S, N, TS, STS)

Keterangan:

Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju5 4 3 2 1

a. Komitmen Pimpinan PerusahaanJawaban:

5 4 3 2 11. Komitmen Pimpinan perusahaan tersebut tanggap

terhadap masalah sosial masyarakat di sekitar perusahaan

2. Komitmen dari perusahaan tersebut terutama dalam menjaga kestabilan lingkungan hidup

3. Pimpinan perusahaan tersebut selalu mengutamakan kesejahteraan karyawan serta masyarakat sekitar

4. Komitmen dari Pimpinan perusahaan tersebut salah satunya dengan mengadakan program CSR atau program sosial kemasyarakatan

5. Pimpinan perusahaan tersebut selalu disiplin dalam management waktu serta menerapkan kedisiplinan tsb terhadap perusahaan yang di pimpinnya

6. Komitmen dari perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sudah tepat sasaran

7. Pimpinan perusahaan berkomitmen dalam meningkatkan gaji para karyawan serta buruh yang bekerja di perusahaan tersebut

8. Ada reward (bonus) and punishment (hukuman/phk) yang dilakukan perusahaan tersebut dalam meningkatkan kinerja para karyawanya

9.Komitmen dari pimpinan perusahaan juga salah satunya tanggap terhadap masalah kesehatan para karyawan serta para buruh yang bekerja pada perusahaan tersebut

10.Dari segi manajemen perusahaan tersebut cukup baik terutama dalam hal administrasi dan keamanan

Petunjuk : Pada pertanyaan Ukuran dan kematangan Perusahaan,

Page 127: m.arifin Skripsi Full

127

Regulasi dan Sistem perpajakan yang diatur pemerintah. Maka berikan tanda ( √ ) Ceklist pada kolom (SS, S, N, TS, STS)

Keterangan:

b. Ukuran dan kematangan perusahaanJawaban

5 4 3 2 11. Ukuran perusahaan tersebut cukup untuk menyediakan

lapangan pekerjaan bagi masyarakat2. Dilihat dari awal berdiri sampai sampai sekarang

perusahaan tersebut cukup tangguh terhadap persaingan global yang semakin ketat

3. Dari segi ukuran perusahaan tersebut sudah mapan dalam menjalankan kegiatan bisnis dalam hal perkebunan kelapa sawit

4. Perusahaan tersebut mampu mengatasi resistensi (penolakan) baik dari karyawan maupun dari masyarakat sekitar

5. Dilihat dari kematangan perusahaan tersebut mampu menciptakan iklim usaha yang kondusif

6. Ukuran perusahaan tersebut sudah cukup besar terutama dalam hal operasionalnya

7. Image Perusahaan terlihat baik apabila ikut andil dalam kegiatan yang dilakukan masyarakat seperti : perbaikan jalan dan jembatan

8. Perusahaan tersebut sangat responsif terhadap informasi serta kritik dan saran yang diberikan masyarakat kepada pihak perusahaan

9. Kesan atau image yang ditimbulkan perusahaan tersebut selalu baik dimata masyarakat sekitar perusahaan

c. Regulasi dan sistem perpajakan yang diatur pemerintah

Jawaban5 4 3 2 1

1. Sistem Regulasi (penerbitan aturan) dari pemerintah membuat perusahaan tersebut tertarik memberikan donasi dan sumbangan sosial kepada masyarakat

2. Perusahaan tersebut taat terhadap peraturan undang-undang terutama dalam membayar pajak

3. Pemerintah ikut andil dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi perusahaan tersebut

4. Sistem regulasi dan perpajakan tidak mempengaruhi kegiatan operasional perusahaan

5. Perusahaan mengikuti aturan yang di berikan pemerintah terutama dalam masalah sosial kemasyarakatan

Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju5 4 3 2 1

Page 128: m.arifin Skripsi Full

128

Petunjuk : Pada pernyataan Simbol, Media, Suasana dan peristiwa. Maka berikan tanda ( √ ) Ceklist pada kolom (SS, S,N, TS, STS)

Keterangan:

Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju5 4 3 2 1

a. Simbol

Pilihan Jawaban:5 4 3 2 1

1. Simbol atau lambang perusahaan tersebut sudah tidak asing lagi di benak saya

2. Nama serta simbol/logo yang dipakai oleh perusahaan tersebut sesuai dengan visi dan misi perusahaan

3. Simbol dari perusahaan tersebut bermakna penghidupan baru dalam kontek peningkatan kesejahteraan masyarakat di lingkungan perusahaan

4. Simbol pada nama perusahaan tersebut berpengaruh terhadap pembentukan citra/image perusahaan

b. Media Pilihan Jawaban:

5 4 3 2 11. Perusahaan tersebut berpartisipasi dalam

beberapa kegiatan yang turut menciptakan kepribadiaan perusahaan

2 Media berperan dalam pembentukan Citra/image dari perusahaan tersebut

3. Perusahaan tersebut meningkatkan Citra perusahaan melalui program bantuan langsung kepada masyarakat

Page 129: m.arifin Skripsi Full

129

c. Suasana Pilihan Jawaban:5 4 3 2 1

1. Suasana di perusahaan tersebut cukup baik dan nyaman sehingga meningkatkan kinerja karyawanya

2. Kebersihan serta keindahan di area perusahaan tersebut cukup terjaga sehingga tidak membosankan

3. Gejolak internal dalam perusahaan tidak ada sehingga suasana tetap kondusif (nyaman)

d. Peristiwa Pilihan Jawaban:5 4 3 2 1

1. Beberapa peristiwa seperti : Gempa dan Tsunami turut membangun identitas perusahaan melalui jenis bantuan langsung yang diberikan

2. Perusahaan ikut andil dalam penanaman 1000 pohon di sasak dan talu dalam rangka ikut serta mencegah global warming (pemanasan global)

3. Perusahaan mendukung dan berpartisipasi dalam memberi donasi dari beberapa acara yang ada di lingkungan perusahaan

Page 130: m.arifin Skripsi Full

130

Lampiran 2

Tabulasi Data

NO UMUR CSR1 CSR2 CSR3 CSR4

1 1 4 1 4 3 4 2

2 1 3 2 4 3 3 4

3 1 3 2 5 4 4 5

4 1 4 2 1 3 1 2

5 1 3 1 4 4 4 5

6 1 3 1 3 3 4 4

7 1 2 1 4 3 3 3

8 1 2 2 4 4 3 3

9 1 4 2 5 5 5 5

JENIS KELAMIN

PENDIDIKAN

TERAKHIR

Page 131: m.arifin Skripsi Full

131

Page 132: m.arifin Skripsi Full

132

Page 133: m.arifin Skripsi Full

133

Page 134: m.arifin Skripsi Full

134

Lampiran 3

Profil Responden

JENIS KELAMIN

Frequency Percent Valid PercentCumulative

PercentValid Laki-laki 63 90,0 90,0 90,0 Perempuan 7 10,0 10,0 100,0 Total 70 100,0 100,0

UMUR

Frequency Percent Valid PercentCumulative

PercentValid 19-21 tahun 16 22,9 22,9 22,9 22-24 tahun 22 31,4 31,4 54,3 25 tahun keatas 32 45,7 45,7 100,0 Total 70 100,0 100,0

PENDIDIKAN TERAKHIR

Frequency PercentValid

PercentCumulative

PercentValid SD- SLTP 16 22,9 22,9 22,9 SMA/SLTA 38 54,3 54,3 77,1 SARJANA 15 21,4 21,4 98,6 5 1 1,4 1,4 100,0 Total 70 100,0 100,0

Page 135: m.arifin Skripsi Full

135

Lampiran 4

Uji Validitas dan Reliabilitas

a. CSR

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,910 24

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

DeletedCSR1 85,73 119,708 ,679 ,903CSR2 85,97 120,956 ,650 ,904CSR3 86,10 120,671 ,574 ,905CSR4 86,19 121,313 ,551 ,906CSR5 85,80 126,336 ,378 ,909CSR6 86,31 121,987 ,496 ,907CSR7 86,06 121,562 ,532 ,906CSR8 85,80 124,162 ,411 ,909CSR9 85,86 123,255 ,575 ,905CSR10 85,94 120,605 ,632 ,904CSR11 85,56 121,149 ,615 ,904CSR12 85,90 125,859 ,444 ,908CSR13 85,93 123,980 ,497 ,907CSR14 86,19 125,719 ,361 ,910CSR15 85,90 125,251 ,500 ,907CSR16 85,76 124,476 ,506 ,907CSR17 85,71 125,627 ,402 ,909CSR18 85,97 124,666 ,409 ,909CSR19 86,21 119,678 ,603 ,904CSR20 85,73 121,041 ,606 ,904CSR21 85,86 125,631 ,442 ,908CSR22 85,94 125,330 ,428 ,908CSR23 85,83 122,724 ,619 ,905CSR24 85,87 121,215 ,554 ,906

b. Citra

Page 136: m.arifin Skripsi Full

136

Reliability Statistics

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

DeletedCITRA1 44,93 60,995 ,634 ,905CITRA2 45,26 62,658 ,542 ,909CITRA3 45,21 60,461 ,690 ,903CITRA4 45,33 60,195 ,625 ,906CITRA5 45,29 61,772 ,564 ,908CITRA6 45,44 59,323 ,675 ,903CITRA7 45,31 58,451 ,682 ,903CITRA8 45,11 58,016 ,684 ,903CITRA9 45,09 63,355 ,475 ,911CITRA10 45,26 60,281 ,661 ,904CITRA11 45,20 61,496 ,569 ,908CITRA12 45,49 57,906 ,714 ,902CITRA13 45,43 58,104 ,715 ,902

Cronbach's Alpha N of Items

,912 13

Page 137: m.arifin Skripsi Full

137

Lampiran 5

Distribusi Frekuensi Jawaban Responden

CSR1

Frequency Percent Valid PercentCumulative

PercentValid 1 1 1,4 1,4 1,4

2 2 2,9 2,9 4,33 17 24,3 24,3 28,64 31 44,3 44,3 72,95 19 27,1 27,1 100,0Total 70 100,0 100,0

CSR2

Frequency Percent Valid PercentCumulative

PercentValid 2 5 7,1 7,1 7,1

3 23 32,9 32,9 40,04 31 44,3 44,3 84,35 11 15,7 15,7 100,0Total 70 100,0 100,0

CSR3

Frequency Percent Valid PercentCumulative

PercentValid 1 1 1,4 1,4 1,4

2 8 11,4 11,4 12,93 23 32,9 32,9 45,74 27 38,6 38,6 84,35 11 15,7 15,7 100,0Total 70 100,0 100,0

CSR4

Frequency Percent Valid PercentCumulative

PercentValid 1 1 1,4 1,4 1,4

2 7 10,0 10,0 11,43 31 44,3 44,3 55,74 20 28,6 28,6 84,35 11 15,7 15,7 100,0Total 70 100,0 100,0

CSR5

Page 138: m.arifin Skripsi Full

138

Frequency Percent Valid PercentCumulative

PercentValid 2 4 5,7 5,7 5,7

3 14 20,0 20,0 25,74 40 57,1 57,1 82,95 12 17,1 17,1 100,0Total 70 100,0 100,0

CSR6

Frequency Percent Valid PercentCumulative

PercentValid 1 3 4,3 4,3 4,3

2 8 11,4 11,4 15,73 28 40,0 40,0 55,74 24 34,3 34,3 90,05 7 10,0 10,0 100,0Total 70 100,0 100,0

CSR7

Frequency Percent Valid PercentCumulative

PercentValid 1 2 2,9 2,9 2,9

2 5 7,1 7,1 10,03 23 32,9 32,9 42,94 29 41,4 41,4 84,35 11 15,7 15,7 100,0Total 70 100,0 100,0

CSR8

Frequency Percent Valid PercentCumulative

PercentValid 1 2 2,9 2,9 2,9

2 3 4,3 4,3 7,13 14 20,0 20,0 27,14 35 50,0 50,0 77,15 16 22,9 22,9 100,0Total 70 100,0 100,0

CSR9

Page 139: m.arifin Skripsi Full

139

Frequency Percent Valid PercentCumulative

PercentValid 2 1 1,4 1,4 1,4

3 25 35,7 35,7 37,14 31 44,3 44,3 81,45 13 18,6 18,6 100,0Total 70 100,0 100,0

CSR10

Frequency Percent Valid PercentCumulative

PercentValid 1 1 1,4 1,4 1,4

2 5 7,1 7,1 8,63 18 25,7 25,7 34,34 35 50,0 50,0 84,35 11 15,7 15,7 100,0Total 70 100,0 100,0

CSR11

Frequency Percent Valid PercentCumulative

PercentValid 2 4 5,7 5,7 5,7

3 10 14,3 14,3 20,04 31 44,3 44,3 64,35 25 35,7 35,7 100,0Total 70 100,0 100,0

CSR12

Frequency Percent Valid PercentCumulative

PercentValid 2 2 2,9 2,9 2,9

3 22 31,4 31,4 34,34 37 52,9 52,9 87,15 9 12,9 12,9 100,0Total 70 100,0 100,0

CSR13

Page 140: m.arifin Skripsi Full

140

Frequency Percent Valid PercentCumulative

PercentValid 2 3 4,3 4,3 4,3

3 25 35,7 35,7 40,04 30 42,9 42,9 82,95 12 17,1 17,1 100,0Total 70 100,0 100,0

CSR14

Frequency Percent Valid PercentCumulative

PercentValid 1 1 1,4 1,4 1,4

2 6 8,6 8,6 10,03 30 42,9 42,9 52,94 25 35,7 35,7 88,65 8 11,4 11,4 100,0Total 70 100,0 100,0

CSR15

Frequency Percent Valid PercentCumulative

PercentValid 1 1 1,4 1,4 1,4

3 21 30,0 30,0 31,44 41 58,6 58,6 90,05 7 10,0 10,0 100,0Total 70 100,0 100,0

CSR16

Frequency Percent Valid PercentCumulative

PercentValid 2 1 1,4 1,4 1,4

3 20 28,6 28,6 30,04 34 48,6 48,6 78,65 15 21,4 21,4 100,0Total 70 100,0 100,0

CSR17

Page 141: m.arifin Skripsi Full

141

Frequency Percent Valid PercentCumulative

PercentValid 2 3 4,3 4,3 4,3

3 15 21,4 21,4 25,74 35 50,0 50,0 75,75 17 24,3 24,3 100,0Total 70 100,0 100,0

CSR18

Frequency Percent Valid PercentCumulative

PercentValid 1 1 1,4 1,4 1,4

2 1 1,4 1,4 2,93 32 45,7 45,7 48,64 21 30,0 30,0 78,65 15 21,4 21,4 100,0Total 70 100,0 100,0

CSR19

Frequency Percent Valid PercentCumulative

PercentValid 1 2 2,9 2,9 2,9

2 9 12,9 12,9 15,73 24 34,3 34,3 50,04 26 37,1 37,1 87,15 9 12,9 12,9 100,0Total 70 100,0 100,0

CSR20

Frequency Percent Valid PercentCumulative

PercentValid 2 3 4,3 4,3 4,3

3 20 28,6 28,6 32,94 26 37,1 37,1 70,05 21 30,0 30,0 100,0Total 70 100,0 100,0

CSR21

Page 142: m.arifin Skripsi Full

142

Frequency Percent Valid PercentCumulative

PercentValid 2 1 1,4 1,4 1,4

3 24 34,3 34,3 35,74 33 47,1 47,1 82,95 12 17,1 17,1 100,0Total 70 100,0 100,0

CSR22

Frequency Percent Valid PercentCumulative

PercentValid 2 3 4,3 4,3 4,3

3 25 35,7 35,7 40,04 31 44,3 44,3 84,35 11 15,7 15,7 100,0Total 70 100,0 100,0

CSR23

Frequency Percent Valid PercentCumulative

PercentValid 2 3 4,3 4,3 4,3

3 17 24,3 24,3 28,64 39 55,7 55,7 84,35 11 15,7 15,7 100,0Total 70 100,0 100,0

CSR24

Frequency Percent Valid PercentCumulative

PercentValid 2 5 7,1 7,1 7,1

3 24 34,3 34,3 41,44 22 31,4 31,4 72,95 19 27,1 27,1 100,0Total 70 100,0 100,0

CITRA1

Page 143: m.arifin Skripsi Full

143

Frequency Percent Valid PercentCumulative

PercentValid 2 3 4,3 4,3 4,3

3 13 18,6 18,6 22,94 28 40,0 40,0 62,95 26 37,1 37,1 100,0Total 70 100,0 100,0

CITRA2

Frequency Percent Valid PercentCumulative

PercentValid 2 4 5,7 5,7 5,7

3 20 28,6 28,6 34,34 34 48,6 48,6 82,95 12 17,1 17,1 100,0Total 70 100,0 100,0

CITRA3

Frequency Percent Valid PercentCumulative

PercentValid 1 1 1,4 1,4 1,4

2 4 5,7 5,7 7,13 14 20,0 20,0 27,14 39 55,7 55,7 82,95 12 17,1 17,1 100,0Total 70 100,0 100,0

CITRA4

Frequency Percent Valid PercentCumulative

PercentValid 1 1 1,4 1,4 1,4

2 5 7,1 7,1 8,63 23 32,9 32,9 41,44 26 37,1 37,1 78,65 15 21,4 21,4 100,0Total 70 100,0 100,0

CITRA5

Page 144: m.arifin Skripsi Full

144

Frequency Percent Valid PercentCumulative

PercentValid 2 3 4,3 4,3 4,3

3 28 40,0 40,0 44,34 23 32,9 32,9 77,15 16 22,9 22,9 100,0Total 70 100,0 100,0

CITRA6

Frequency Percent Valid PercentCumulative

PercentValid 1 1 1,4 1,4 1,4

2 8 11,4 11,4 12,93 22 31,4 31,4 44,34 27 38,6 38,6 82,95 12 17,1 17,1 100,0Total 70 100,0 100,0

CITRA7

Frequency Percent Valid PercentCumulative

PercentValid 1 3 4,3 4,3 4,3

2 5 7,1 7,1 11,43 16 22,9 22,9 34,34 31 44,3 44,3 78,65 15 21,4 21,4 100,0Total 70 100,0 100,0

CITRA8

Frequency Percent Valid PercentCumulative

PercentValid 1 3 4,3 4,3 4,3

2 3 4,3 4,3 8,63 15 21,4 21,4 30,04 25 35,7 35,7 65,75 24 34,3 34,3 100,0Total 70 100,0 100,0

CITRA9

Page 145: m.arifin Skripsi Full

145

Frequency Percent Valid PercentCumulative

PercentValid 2 4 5,7 5,7 5,7

3 13 18,6 18,6 24,34 36 51,4 51,4 75,75 17 24,3 24,3 100,0Total 70 100,0 100,0

CITRA10

Frequency Percent Valid PercentCumulative

PercentValid 1 1 1,4 1,4 1,4

2 3 4,3 4,3 5,73 22 31,4 31,4 37,14 29 41,4 41,4 78,65 15 21,4 21,4 100,0Total 70 100,0 100,0

CITRA11

Frequency Percent Valid PercentCumulative

PercentValid 1 2 2,9 2,9 2,9

2 1 1,4 1,4 4,33 19 27,1 27,1 31,44 33 47,1 47,1 78,65 15 21,4 21,4 100,0Total 70 100,0 100,0

CITRA12

Frequency Percent Valid PercentCumulative

PercentValid 1 3 4,3 4,3 4,3

2 6 8,6 8,6 12,93 24 34,3 34,3 47,14 24 34,3 34,3 81,45 13 18,6 18,6 100,0Total 70 100,0 100,0

CITRA13

Page 146: m.arifin Skripsi Full

146

Frequency Percent Valid PercentCumulative

PercentValid 1 2 2,9 2,9 2,9

2 7 10,0 10,0 12,93 22 31,4 31,4 44,34 25 35,7 35,7 80,05 14 20,0 20,0 100,0Total 70 100,0 100,0

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

CSR CITRAN 70 70

Normal Parameters(a,b)Mean 3,7357 3,7714Std. Deviation ,48133 ,64438

Most Extreme Differences

Absolute ,117 ,097Positive ,117 ,092Negative -,096 -,097

Kolmogorov-Smirnov Z ,977 ,814Asymp. Sig. (2-tailed) ,296 ,521

a Test distribution is Normal.b Calculated from data.

Lampiran 6

Page 147: m.arifin Skripsi Full

147

Uji Analisis Regresi Linear Sederhana

Model Summary(b)

Model R R SquareAdjusted R

SquareStd. Error of the Estimate

1 ,715(a) ,511 ,504 ,45404

a Predictors: (Constant), CSRb Dependent Variable: CITRA

ANOVA(b)

Model Sum of

Squares df Mean Square F Sig.1 Regression 14,632 1 14,632 70,975 ,000(a)

Residual 14,019 68 ,206Total 28,651 69

a Predictors: (Constant), CSRb Dependent Variable: CITRA

Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta B Std. Error1 (Constant) ,197 ,428 ,462 ,646

CSR ,957 ,114 ,715 8,425 ,000

a Dependent Variable: CITRA

Page 148: m.arifin Skripsi Full

148

Observed Cum Prob

1.00.80.60.40.20.0

Expecte

d C

um

Pro

b

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: CITRA

Regression Studentized Residual20-2-4

Reg

ress

ion

Sta

ndar

dize

d Pre

dict

ed

Val

ue

3

2

1

0

-1

-2

-3

Scatterplot

Dependent Variable: CITRA