Ma’rifatullah معرفة الله

29
Ma’rifatullah معرفةFais al-Fatih

Transcript of Ma’rifatullah معرفة الله

Page 1: Ma’rifatullah معرفة الله

Ma’rifatullah معرفة هللاFais al-Fatih

Page 2: Ma’rifatullah معرفة الله

Pentingnya Mengenal Allah

Memahami pentingnya Ma’rifatullah dalam kehidupan manusia.

Memahami bahwa Ma’rifatullah dapat menjadikannya mencapai hasil penambahan iman dan taqwa

Page 3: Ma’rifatullah معرفة الله

Mengetahui kemanakah kesudahan hidup kita

Mengetahui apa misi hidup dan tanggung

jawab kita

Mengetahui kedudukan kita dibandingkan

dengan makhluk lain

Mengenal diri sendiri

Mengenal Allah

Page 4: Ma’rifatullah معرفة الله

وأستغفر لذنبك ألله إل

إله ل فاعلم أن وألل ا

وأل ن ت ولل م لم ب ثوأكم قل و

Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, tuhan) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin,

laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal. (QS. Muhammad [47]: 19)

Ayat ini mengarahkan kepada kita dengan bahasa (ketahuilah olehmu) bahawasanya tidak ada ilah selain Allah dan minta ampunlah untuk dosamu dan untuk mukminin dan mukminat. Apabila

al-Quran menggunakan sighah amar (perintah) maka ia menjadi wajib menyambut perintah tersebut. Dalam konteks ini mengetahui atau mengenali Allah (ma’rifatullah) adalah wajib.

Page 5: Ma’rifatullah معرفة الله

ف ك ذرف في وجوه أل ت ا ا بن

ات وإذأ تتلى علنهم أ

سطون بال ادون ر

تلون ع روأ أل ا قل ذ ات

لنهم أ

فر ك ذ أل ار وعدها ألل م أل ل

ذ

م بشر ئ صنر وأ وبئس أفانب أل

تدعون ذه إن أل

وأ ل ثل فاست

اس ضرب ها أل ا أ خلقوأ ذبابا ول

ل ه دون ألل

وأ ل سلبهم و أجت وإن

لوب ط الب وأل ف ألط ه ض ستقذوه

ل

باب شنئ ألذ

Dan apabila dibacakan di hadapan mereka ayat-ayat Kami yang terang, niscaya kamu melihat tanda-tanda keingkaran pada muka orang-orang yang kafir itu. Hampir-hampir mereka menyerang orang-orang yang

membacakan ayat-ayat Kami di hadapan mereka. Katakanlah: "Apakah akan aku kabarkan kepadamu yang lebih buruk daripada itu, yaitu neraka?" Allah telah mengancamkannya kepada orang-orang yang kafir. Dan

neraka itu adalah seburuk-buruknya tempat kembali.

Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka

bersatu menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang

disembah.

(QS. Al-Haj [22]: 72-73)

Allah telah menjanjikan kepada mereka yang mengingkari ayat-ayat Allah baik itu ayat qauliah atau kauniah dengan api neraka. Oleh karena itu, ma’rifatullah menerusi ayat-ayatNya adalah

suatu kepentingan utama perlu dilaksanakan agar terselamat dari api neraka.

Page 6: Ma’rifatullah معرفة الله

ا قبضت ن رض ج حق قدره وأل ا قدروأ ألل و و

ط اوأ ة وألس قنا

وم أل ه ن بن

ه اشركون ا ى ع

ال سبحانه وت

Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit

digulung dengan tangan kanan-Nya. Maha Suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan. (QS. Az-Zumar [39]: 67)

Mereka tidak mengagungkan Allah dengan ukuran yang sebenarnya sedangkan keseluruhan bumi berada di dalam genggaman-Nya pada Hari Kiamat dan langit-langit dilipatkan dengan

Kanan-Nya. Maha Suci Dia dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka sekutukan.Orang-orang kafir tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang sebenarnya sebab

mereka tidak memahami ma’rifatullah. Ayat ini menarik kita agar tidak salah terhadap hakikat ketuhanan Allah yang sebenarnya. Oleh sebab itu, kita memerlukan cara dalam mengenal Allah

dengan benar dan tepat.

Page 7: Ma’rifatullah معرفة الله

Tema Pembicaraan Ma’rifatullah

Allah Rabbul Alamin...

Page 8: Ma’rifatullah معرفة الله

Penjelasan

Ketika membicarakan ma’rifatullah, artinya kita sedang membicarakan tentang Rabb, Malik, dan Ilah kita. Rabb yang kita pahami dari istilah Al-Qur’an adalah sebagai Pencipta, Pemilik, Pemelihara, dan Penguasa. Sedangkan kata Ilahmengandungi arti yang dicintai, yang ditakuti, dan juga sebagai sumber pengharapan. Hal ini termaktub dalam surat An-Naas (114): 1-3.

Inilah tema yang dibahas dalam ma’rifatullah. Jika kita menguasai dan menghayati keseluruhan tema ini, bermakna kita telah mampu menghayati makna ketuhanan yang sebenarnya.

Page 9: Ma’rifatullah معرفة الله

ت ك رض قل لل وأل اوأ ا في ألس

فقل ل نج

ة ل ح ى ب على نفسه ألر

م إل وم

خسروأ أنفسهم فه ذب فنه أل ر

ة ل قنا

أل

ون م ل

Katakanlah: "Kepunyaan siapakah apa yang ada di langit dan di bumi". Katakanlah: "Kepunyaan Allah". Dia telah menetapkan atas Diri-Nya kasih sayang. Dia sungguh

akan menghimpun kamu pada hari kiamat yang tidak ada keraguan padanya. Orang-orang yang meragukan dirinya mereka itu tidak beriman.

(QS. Al-An’am [6]: 12)

Page 10: Ma’rifatullah معرفة الله

تاخذه سوم ل قن

حي أل

هو أل

ه إل

إل ل ا ف ألل و اوأ ا في ألس ه

نوم ل

ة ول

ذي ي أل

ذأ أل رض

دهم و أ ا بن لم نه بإذ

شفع عده إل

عل حنطون بشيء

فهم ول

ا خل ا شاء وسع ه ب

إل

ا و ئوده حفظه رض ول

وأل اوأ ه ألس لي كرسن

ظنم هو أل أل

Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka

tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan

Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.

(QS. Al-Baqarah [2]: 255)

Page 11: Ma’rifatullah معرفة الله

Didukung oleh Dalil yang Kuat

Page 12: Ma’rifatullah معرفة الله

Penjelasan

Ma’rifatullah yang benar dan tepat itu mestilah bersandarkan pada dalil-dalil dan bukti-bukti kuat yang telah disiapkan oleh Allah untuk manusia dalam berbagai bentuk agar manusia berpikir dan membuat penilaian.

Oleh karena itu banyak fenomena alam yang dibahas oleh Al-Qur‘an dan diakhiri dengan kalimat pertanyaan: tidakkah kamu berpikir, tidakkah kamu mendengar.

Pertanyaan-pertanyaan itu mendudukkan kita pada satu pandangan yang konkrit betapa semua fenomena alam adalah di bawah milik dan aturan Allah swt.

Page 13: Ma’rifatullah معرفة الله

Naqli• Dalil yang disandarkan pada

Qur’an dan Sunnah

Aqli • Dalil yang disandarkan pada akal

Fitri• Dalil yang disandarkan pada

fitrah manusia

Dalil

Page 14: Ma’rifatullah معرفة الله

Dalil Naqli

شهند بن قر قل أي شيء أكبر شهادة قل أللذأ أل ي ه

م وأوحي إل ي وبن نذ ن ل

ركم به أ

لهة أ ع ألل تشهدون أن

م ل بلغ أئ ا هو إ و أشهد قل إن

ه و أخرى قل ل

ي ل أحد وإن

ا تشركون بريء

Katakanlah: "Siapakah yang lebih kuat persaksiannya?" Katakanlah: "Allah". Dia menjadi saksi antara aku dan kamu. Dan Al Quran ini diwahyukan kepadaku supaya

dengan dia aku memberi peringatan kepadamu dan kepada orang-orang yang sampai Al-Quran (kepadanya). Apakah sesungguhnya kamu mengakui bahwa ada

tuhan-tuhan lain di samping Allah?" Katakanlah: "Aku tidak mengakui". Katakanlah: "Sesungguhnya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan sesungguhnya aku berlepas

diri dari apa yang kamu persekutukan (dengan Allah)".

(QS. Al-An’am [6]: 19)

Page 15: Ma’rifatullah معرفة الله

Dalil Aqli

نل و ف أللرض وأختل

وأل اوأ ق ألس

ولي إن في خل

ل ا

هار ل باب أل

ل أل

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.

(QS. Ali Imran [3]: 190)

Page 16: Ma’rifatullah معرفة الله

Dalil Fitri

تهم ظهورهم ذر دم

ي أ ب ك أخذ رب

ست ب وإذ

م ق وأشهدهم على أنفسهم أل

وأ رب ال

ا ع ا ك ة إن قناوم أل وأ

ذأ بلى شهدنا أن تقول ه غافلن

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya

berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari

kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)“.

(QS. Al-A’raf [7]: 172)

Page 17: Ma’rifatullah معرفة الله

Dapat Menghasilkan

Peningkatan Iman & Taqwa

Page 18: Ma’rifatullah معرفة الله

Penjelasan

Apabila kita betul-betul mengenal Allah dan didukung dalil-dalil yang kuat dan kokoh, hubungan kita dengan Allah akan menjadi lebih dekat.

Apabila kita mendekati Allah, Allah pun akan mendekati kita.

Setiap ayat Allah dalam bentuk qauliah (ayat Qur’an) maupun kauniah (ayat Allah di alam semesta) tetap akan menjadi sarana berfikir bagi kita dan penambah keimanan serta ketakwaan.

Page 19: Ma’rifatullah معرفة الله

Kemerdekaan (QS. 6:82)

Ketenangan (QS. 13:28)

Barakah (QS. 7:96)

Kehidupan yang lebih baik (QS. 16:97)

Surganya yang abadi (QS. 10: 25-26)

Menggapai ridha Allah (QS. 98:8)

Page 20: Ma’rifatullah معرفة الله

Cara Menuju Ma’rifatullah

Manusia diciptakan dengan membawa fitrah. Mengenai hal ini, Allah Ta’ala berfirman, “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui” (QS. Ar-Rum: 30).

Kata ‘fitrah’ disebutkan pula di dalam hadits Nabi saw, “Setiap bayi dilahirkan dalam keadaan fitrah. Orangtuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi.” (HR. Muslim)

Sebagian ulama mengatakan bahwa arti fitrah adalah “Islam”. Hal ini dikatakan oleh Abu Hurairah, Ibnu Syihab, dan lain-lain. Pendapat tersebut dianut oleh kebanyakan ahli tafsir. Sebagian yang lain menjelaskan bahwa kata ‘fitrah Allah’ dalam QS. 30: 30 maksudnya adalah ciptaan Allah. Manusia diciptakan Allah mempunyai naluri beragama yaitu agama tauhid. kalau ada manusia tidak beragama tauhid, Maka hal itu tidaklah wajar. Mereka tidak beragama tauhid itu hanyalah lantaran pengaruh lingkungan. (lihat Al-Qur’an wa tafsiruhu hal. 497)

Oleh karena itulah Allah mengutus para nabi dan rasul kepada manusia untuk membimbing mereka menuju fitrahnya, yakni fitrah beragama tauhid. Para nabi dan rasul memperkenalkan Allah Rabbul ‘Alamin kepada mereka sebagai satu-satunya dzat yang berhak disembah dan ditaati.

Page 21: Ma’rifatullah معرفة الله

Jalan Menuju Pengenalan terhadap Allah SWT

Allah SWT tidak menampilkan kewujudan Zat-Nya Yang Maha Hebat di hadapan makhluk-makhluk-Nya secara langsung, sehingga dapat dilihat seperti kita melihat sesama makhluk

Bahkan selagi kita bisa melihat dengan mata kepala kita, maka tentu itu bukanlah tuhan.

Allah juga menganjurkan kepada manusia untuk mengikuti Nabi SAW supaya mentafakkuri makhluk-makhluk ciptaan Allah bukan malah berfikir tentang zat Allah. Makhluk-makhluk yang menjadi tanda kebesaran dan keagungan Allah inilah yang disarankan di dalam banyak ayat al-Quran agar menjadi bahan berfikir tentang kebesaran-Nya.

Page 22: Ma’rifatullah معرفة الله

Ayat Qauliyah

Ayat-ayat qauliah adalah ayat-ayat yang difirmankan oleh Allah SWT di dalam Al-Quran. Ayat-ayat di dalam Al-Qur’an ini merupakan salah satu jalan menuju ma’rifatullah.

“Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun. dan demi bukit Sinai. dan demi kota (Mekah) ini yang aman. sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka).” (QS. At-Tiin: 1-5)

Pada ayat di atas, Allah mengajak kita berfikir tentang kejadian makhluk-Nya termasuk buah-buahan, perbukitan bahkan diri manusia itu sendiri sehingga akhirnya manusia dapat menyimpulkan satu keyakinan bahawa penciptanya adalah Allah SWT.

Page 23: Ma’rifatullah معرفة الله

Ayat Kauniyah

Ayat Kauniah adalah ayat atau tanda yang nyata di sekeliling kita yang diciptakan oleh Allah. Ayat-ayat ini bisa dalam bentuk benda, kejadian, peristiwa dan sebagainya yang ada di dalam alam ini.

Oleh karena alam ini hanya mampu berjalan dengan segala sistem dan keteraturannya yang unik, maka ia menjadi tanda kehebatan dan keagungan Penciptanya.

ف رض وأختل

وأل اوأ ق ألس

إن في خل

ل ا

هار ل نل وأل ولي ألل

باب ل أل

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi

orang-orang yang berakal.” (QS. Ali Imran: 190)

Page 24: Ma’rifatullah معرفة الله

Metode Islam

Metode mengenal Allah Ta’ala yang islami adalah dengan cara menggunakan al-aql (akal) dan al-fithrah (fitrah), as-sam’u (pendengaran) dan al-bashar (penglihatan) untuk memikirkan ayat-ayat al-qauliyah (firman Allah), al-mu’jizah (mukjizat), dan ayat-ayat al-kauniyah (ciptaan Allah), yang meliputi ‘alamul jamadat (benda-benda mati), ‘alamul nabatat (tumbuh-tumbuhan), ‘alamul insani wal hayawanat (manusia dan hewan).

Allah Ta’ala menyebutkan di dalam Al-Qur’an kata-kata penyesalan orang-orang kafir yang tidak mau memikirkan ayat-ayat Allah, dan itu menyebabkan mereka tersesat dari jalan-Nya,

“Dan mereka berkata: ‘Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala’“. (Q.S. Al-Mulk: 10)

Page 25: Ma’rifatullah معرفة الله

Metode Islam (lanjutan)

Allah Ta’ala memerintahkan kepada manusia untuk memikirkan ayat-ayat-Nya yang tersebar di segenap penjuru alam agar mereka mengenal-Nya,“Katakanlah: ‘Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi. tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman””. (Q.S. Yunus: 101)

Allah Ta’ala menyebutkan, banyak diantara jin dan manusia yang akan terjerumus ke dalam nereka disebabkan tidak mau menggunakan hati, mata, dan telinganya untuk memahami, melihat, dan mendengar ayat-ayat Allah, “..dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai.” (Q.S. Al-A’raf: 179)

Memahami kedudukan

dirinya

Menyaksikan bukti ke-Esa-

an Allah

Tunduk kepada Allah

Membenarkan Allah SWT

Page 26: Ma’rifatullah معرفة الله

Metode Islam

Naqli

Akal

Tashdiq (membenarkan) IMAN

Setelah berfikir secara terus menurus, dan juga membaca firman-firman-Nya, ia

kemudian merasakan kebesaran & keagungan Allah. Ia pun membenarkan

adanya Allah SWT.QS. 3: 191

Metode Islam ini akhirnya menghasilkan keimanan sejati

kepada Allah

Page 27: Ma’rifatullah معرفة الله

Metode Selain Islam

Namun, banyak manusia malah menolak ajakan para nabi dan rasul Allah tersebut. Dalam rangka mengenal Tuhan, mereka lebih senang mengikuti hawa nafsunya sendiri. Pengenalan mereka kepada Allah hanya berlandaskan dugaan, sangkaan dan hawa nafsu. Yakni mengandalkan al-hawas (panca indera) dan al-aql (akal) yang sebenarnya sangat terbatas. Walhasil, pengenalan Allah dengan mengandalkan al-falsafah (filsafat) ini tidak akan mencapai hasil yang tepat.

Allah Ta’ala menegaskan, persangkaan yang mengandalkan al-hawas dan al-aql, sama sekali tidak akan dapat mengantarkan kepada kebenaran. Dengan kata lain, ia bukanlah metode yang tepat untuk mencapai kebenaran, mengenal Allah Ta’ala. “Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka kerjakan.”(Q.S. Yunus: 36)

Page 28: Ma’rifatullah معرفة الله

KUFUR

Keragu-raguan

Hawa nafsu

Dugaan

Perhatikanlah bagaimana kejahilan sebagian dari Bani Israel, karena faham materialisme dan mengandalkan hawa nafsu serta dugaan inilah mereka menjadi tidak mau beriman kepada Musa ‘alaihissalam. “Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: ‘Hai Musa, kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan terang’, karena itu kamu disambar halilintar, sedang kamu menyaksikannya.” (Q.S. Al-Baqarah: 55)

Apabila jalan yang dilalui tidak jelas dan tidak tepat, maka hasil yang didapati juga sangat tidak meyakinkan. Mungkin ada hasil yang didapati, tetapi bukan hasil yang sebenarnya. Terjebaklah ia dalam keragu-raguan. “Dan senantiasalah orang-orang kafir itu berada dalam keragu-raguan terhadap Al Quran, hingga datang kepada mereka saat (kematiannya) dengan tiba-tiba atau datang kepada mereka azab hari kiamat.” (QS. Al-Haj: 55)

Page 29: Ma’rifatullah معرفة الله

Sumber

Ma’rifatullah (Bagian 1). url: http://www.dakwatuna.com/2008/03/21/441/marifatullah-bagian-1/#axzz3n4ee8KwD

Ma’rifatullah (Bagian 2). url: http://www.dakwatuna.com/2008/03/22/443/marifatullah-bagian-2/#axzz3n4ee8KwD

Metode Mengenal Allah. url: http://www.al-intima.com/madah/metode-mengenal-allah