MARASMUS herry.doc
Transcript of MARASMUS herry.doc
marasmus
Case Ini Dibuat Untuk Melengkapi Persyaratan Kepanitraan Klinik SeniorDi SMF Ilmu Kesehatan Anak RSUD Waled Kab. Cirebon
Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati - Bandar Lampung
Oleh,
HERRY NURHENDRIYANA
01310193
Pembimbing,
Dr. A YOGI S, Sp.A
SMF Ilmu Kesehatan AnakFakultas Kedokteran Universitas Malahayati
Marasmus
RSUD WALED KAB. CIREBONJUNI 2011
MARASMUS
PENDAHULUAN
Penyakit kurang energi protein (KEP) merupakan salah satu penyakit gangguan
gizi yang penting di Indonesia maupun banyak negara yang sedang berkembang di Asia,
Afrika, Amerika Tengah dan Amerika Selatan.
Prevalensi yang tinggi terdapat pada anak-anak di bawah umur 5 tahun (Balita).
Karena pada saat itu gizi atau makanan tersebut disediakan untuk pertumbuhan dan
perkembangan serta energi yang lebih aktif pada anak tersebut.
Pada penyakit KEP ditemukan berbagai macam keadaan patologis disebabkan oleh
kekurangan energi maupun protein dalam proporsi yang bermacam-macam akibat
kekurangan tersebut timbul keadaan KEP pada derajat yang ringan sampai berat.
Pada keadaan yang berat secara klinis terdapat 3 tipe: Kwashiorkor, Marasmus,
Marasmus Kwashiorkor. Pada semua derajat maupun tipe KEP ini terdapat gangguan
pertumbuhan, disamping gejala-gejala klinis maupun biokimiawi yang khas bagi tipe
penyakitnya. 1
DEFINISI
Marasmus adalah salah satu bentuk KEP berat yang timbul karena defisiensi
karbohidrat dengan presentasi berat badan kurang dari 60% tanpa edema.
ETIOLOGI
Marasmus dapat terjadi pada semua umur, akan tetapi sering dijumpai pada bayi
yang tidak mendapat cukup ASI dan tidak diberi makanan penggantinya atau sering
diserang diare.
KKS SMF ILMU KES. ANAK Herry nurhendriyana 1
Marasmus
Marasmus dapat terjadi akibat berbagai penyakit seperti infeksi, kelainan bawaan
saluran pencernaan, kelainan jantung bawaan, malabsorpsi, gangguan metabolik, penyakit
ginjal menahun dan gangguan saraf pusat. 1,2
Dapat juga disebabkan oleh karena pemasukan kalori atau protein atau keduanya
yang tidak mencukupi akibat kekurangan dalam susunan makanan, dan kebiasaan makan
makanan yang tidak layak. 2
FAKTOR-FAKTOR YANG MEYEBABKAN TERJADINYA MARASMUS
1. Faktor diet. Diet kurang energi akan mengakibatkan penderita marasmus.
2. Peranan faktor sosial. Pantangan untuk menggunakan bahan makanan tertentu
yang sudah turun-temurun.
3. Peranan kepadatan penduduk. Mc Laren (1982) memperkirakan bahwa
marasmus terdapat dalam jumlah yang banyak akibat suatu daerah terlalu padat
penduduknya dengan higiene yang buruk.
4. Faktor infeksi. Terdapat interaksi sinergistis antara infeksi dan malnutrisi.
Infeksi berat dapat memperjelek keadaan gizi melalui gangguan masukan dan
meningginya kehilangan zat-zat gizi esensial tubuh.
5. Faktor kemiskinan. Dengan penghasilan yang rendah, ketidakmampuan
membeli bahan makanan ditambah timbulnya banyak penyakit infeksi karena
kepadatan tempat tinggal dapat mempercepat timbulnya KEP. 2
PATOFISIOLOGI
Untuk kelangsungan hidup jaringan diperlukan sejumlah energi yang dalam
keadaan normal dapat dipenuhi dari makanan yang diberikan. Kebutuhan ini tidak
terpenuhi pada intake yang kurang, karena itu untuk pemenuhannya digunakan cadangan
protein sebagai sumber energi.
Penghancuran jaringan pada defisiensi kalori tidak saja membantu memenuhi
energi tetapi juga memungkinkan sintesis glukosa dan metabolit esensial lainnya seperti
KKS SMF ILMU KES. ANAK Herry nurhendriyana 2
Marasmus
berbagai asam amino. Karena itu pada marasmus kadang-kadang masih ditemukan kadar
asam amino yang normal, sehingga hati masih dapat membentuk albumin. 3
GAMBARAN KLINIS
Gejala klinis marasmus terdiri dari: 1,2,3,4,5
1. Pertumbuhan dan perkembangan fisik terganggu (berat badan < 60%).
2. Tampak sangat kurus (gambaran seperti kulit pembalut tulang).
3. Muka seperti orang tua (old man face).
4. Pucat, cengeng, apatis.
5. Rambut kusam, kadang-kadang pirang, kering, tipis dan mudah dicabut.
6. Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada, sehingga kulit
kehilangan turgornya.
7. Jaringan otot hipotrofi dan hipotoni.
8. Perut membuncit atau cekung dengan gambaran usus yang jelas.
9. Ujung tangan dan kaki terasa dingin dan tampak sianosis.
10. Sering disertai penyakit infeksi, diare kronis atau konstipasi.
LABORATORIUM
Perubahan biokimia yang ditemukan pada marasmus adalah: 1,4,5
1. Anemia ringan sampai berat.
2. Kadar albumin dan globulin serum rendah.
3. Kadar kolesterol serum yang rendah.
4. Kadar gula darah yang rendah.
DIAGNOSIS
Marasmus ditegakkan berdasarkan gambaran klinis, pemeriksaan fisik, dan
didukung oleh pemeriksaan laboratorium. 1
PENATALAKSANAAN
KKS SMF ILMU KES. ANAK Herry nurhendriyana 3
Marasmus
Pasien marasmus berat dirawat inap dengan pengobatan rutin sebagai berikut: 1,2,3,4
1. Atasi/cegah hipoglikemia
Periksa kadar gula darah bila ada hipotermia (suhu aksila < 35C, atau suhu rektal
35,5C). Bila kadar gula darah di bawah 50 mg/dl, maka berikan:
50 ml bolus glukosa 10% atau larutan sukrosa (1 sendok teh gula dalam 5 sendok
makan air) secara oral atau sonde/pipa nasogastrik.
Selanjutnya berikan larutan tersebut setiap 30 menit selama 2 jam (setiap kali
berikan ¼ bagian dari jatah untuk 2 jam).
Secepatnya berikan makan setiap 2 jam, siang dan malam.
2. Atasi/cegah hipotermia
Bila suhu rektal < 35,5C, hangatkan anak dengan pakaian atau selimut, atau
letakkan dekat lampu atau pemanas.
Suhu diperiksa sampai mencapai > 36,5C.
3. Atasi/cegah dehidrasi
Jika anak masih menyusui, teruskan ASI dan berikan setiap setengah jam sekali.
Jika anak masih dapat minum, lakukan tindakan rehidrasi oral dengan memberikan
minum anak 5 ml/kgBB setiap 30 menit cairan rehidrasi oral khusus untuk KEP.
Jika tidak ada cairan khusus untuk anak dengan KEP berat dapat menggunakan
oralit. Jika anak tidak dapat minum maka dilakukan rehidrasi intravena dengan
cairan Ringer Laktat/Glukosa 5% dan NaCl 0,9%.
4. Koreksi gangguan keseimbangan elektrolit
Pada semua KEP berat terjadi gangguan keseimbangan elektrolit diantaranya:
Kelebihan natrium tubuh, walaupun kadar natrium plasma rendah.
Defisiensi kalium dan magnesium. Ketidakseimbangan ini diterapi dengan
memberikan:
K 2 – 4 meq/kgBB/hari (150 – 300 mg KCL/kgBB/hari).
Mg 0,3 – 0,6 meq/kgBB/hari (7,5 – 15 MgCl2/kgBB/hari).
5. Obati/cegah infeksi
Pada KEP berat, tanda yang umumnya menunjukan adanya infeksi seperti demam,
seringkali tidak nampak, oleh karena itu pada semua KEP berat secara rutin diberikan:
KKS SMF ILMU KES. ANAK Herry nurhendriyana 4
Marasmus
Antibiotika spektrum luas, bila tanpa komplikasi: kontrimoksazol 5 ml
suspensi pediatri secara oral, 2 kali sehari selama 5 hari (2,5 ml bila BB < 4 kg).
Bila anak sakit berat (apatis, letargi) atau ada komplikasi (hipoglikemia,
hipotermia, infeksi kulit, infeksi saluran napas atau saluran kencing) beri ampisilin
50 mg/kgBB IM atau IV setiap 6 jam selama 2 hari, kemudian secara oral
amoksisilin 15 mg/kgBB setiap 8 jam, selama 5 hari.
Bila amoksisilin tidak ada, maka teruskan ampisilin 50 mg/kgBB setiap 6
jam secara oral, atau gentamisin 7,5 mg/kgBB/IM atau IV sekali sehari selama 7
hari.
Bila dalam 48 jam tidak ada kemajuan klinis, tambahkan kloramfenikol 25
mg/kgBB/IM atau IV setiap 6 jam selama 5 hari.
Bila terdeteksi kuman spesifik, beri pengobatan spesifik. Bila anoreksia
menetap selama 5 hari pengobatan antibiotik, lengkapi pemberian hingga 10 hari.
Vaksinasi campak bila umur anak > 6 bulan dan belum pernah diimunisasi.
6. Koreksi defisiensi nutrien mikro
Berikan setiap hari:
Tambahan multivitamin.
Asam folat 1 mg/hari (5 mg hari pertama).
Seng (Zn) 2 mg/kgBB/hari.
Bila berat badan mulai naik: Fe 3 mg/kgBB/hari atau sulfas ferosus 10
mg/kgBB/hari.
Vitamin A oral pada hari 1, 2 dan 14. Untuk umur > 1 tahun 200.000 SI, umur 6 –
12 bulan 100.000 SI, dan umur 0 – 5 bulan 50.000 SI.
7. Mulai pemberian makanan
Pemberian diet dibagi dalam 3 fase, yaitu: fase stabilisasi, fase transisi, dan fase
rehabilitasi.
Fase Stabilisasi (2 – 7 hari)
Fase dimulainya pemberian makanan segera setelah anak dirawat sehingga energi
dan protein cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme basal tubuh.
Prinsif pemberian nutrisi pada fase inisial/stabilisasi adalah sebagai berikut:
KKS SMF ILMU KES. ANAK Herry nurhendriyana 5
Marasmus
Porsi kecil, sering, rendah serat dan rendah laktosa.
Oral atau nasogastrik.
Kalori 100 kkal/kgBB/hari
Protein 1 – 1,5 gr/kgBB/hari.
Cairan 130 ml/kgBB/hari.
Fase Transisi (Minggu ke-2)
Fase pemberian makanan secara perlahan-lahan untuk menghindari resiko gagal
jantung dan intoleransi saluran cerna bila anak mengkonsumsi makanan dalam
jumlah banyak secara mendadak.
Kalori 150 kkal/kgBB/hari
Protein 2 – 3 gr/kgBB/hari
Cairan 150 ml/kgBB/hari.
Fase Rehabilitasi (Minggu ke-3 – 7)
Pada masa pemulihan, dibutuhkan berbagai pendekatan secara gencar agar tercapai
asupan makanan yang tinggi dan pertambahan BB > 10 gr/kgBB/hari. Awal fase
rehabilitasi ditandai dengan timbulnya selera makan, biasanya 1 – 2 minggu setelah
dirawat.
Setelah masa transisi dilampaui, anak diberi:
Makanan/formula dengan jumlah tidak terbatas dan sering.
Energi 150 – 220 kkal/kgBB/hari.
Protein 4 – 6 gr/kgBB/hari
Bila anak masih mendapat ASI, teruskan tetapi beri formula lebih dulu
karena energi dan protein ASI tidak akan mencukupi untuk tumbuh kejar.
8. Fasilitasi tumbuh kejar
Untuk mengejar pertumbuhan yang tertinggal, anak diberi asupan makanan seperti
pada fase-fase tersebut di atas. Untuk itu harus tersedia jumlah asupan makanan yang
memadai seperti pada tahapan fase-fase di atas.
9. Sediakan stimulasi sensorik dan dukungan emosi/mental.
10. Siapkan follow up setelah sembuh
KKS SMF ILMU KES. ANAK Herry nurhendriyana 6
Marasmus
Bila berat badan sudah mencapai 80% BB/U dapat dikatakan anak sembuh. Pola
pemberian makan yang baik dan stimulasi harus tetap dilanjutkan di rumah setelah
penderita dipulangkan. Kepada orang tua disarankan:
Membawa anaknya kembali untuk kontrol secara teratur.
Pemberian suntikan/imunisasi ulang (booster).
Pemberian vitamin A setiap 6 bulan.
Selain itu atasi penyakit penyerta, yaitu:
Defisiensi vitamin A.
Dermatosis.
Penyakit karena parasit/cacing.
Diare berlanjut.
Tuberkulosis, obati sesuai dengan pedoman tuberkulosis.
PROGNOSIS
Dengan pengobatan adekuat, umumnya penderita dapat ditolong walaupun
diperlukan waktu sekitar 2 – 3 bulan untuk tercapainya berat badan yang diinginkan. Pada
tahap penyembuhan yang sempurna, biasanya pertumbuhan fisik hanya terpaut sedikit
dibandingkan dengan anak yang sebayanya. Namun kadang-kadang perkembangan
intelektualnya akan mengalami kelambatan yang menetap, khususnya kelainan mental dan
defisiensi persepsi. Retardasi perkembangan akan lebih nyata lagi bila penyakit ini diderita
sebelum anak berumur 2 tahun, ketika masih terjadi proliferasi, mielinisasi dan migrasi sel
otak. 1,4
DAFTAR PUSTAKA
KKS SMF ILMU KES. ANAK Herry nurhendriyana 7
Marasmus
1. Pudjiadi S. Ilmu Gizi Klinis pada Anak. Edisi ke-14. FKUI. Jakarta. 2001;
104-36.
2. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan
Anak. Jilid I. FKUI. Jakarta. 1985; 360-66.
3. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Tatalaksana Kurang Energi-Protein
pada Anak di Puskesmas dan di Rumah Tangga. Jakarta. 2000; 3-16.
4. Masnjoer A, dkk. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III. Jilid II. FKUI.
Jakarta. 2000; 514-18.
5. Behrman RE, Voughan VC. Ilmu Kesehatan Anak-Nelson. Edisi ke-12.
Bagian I. EGC. Jakarta. 1993; 298-301.
KKS SMF ILMU KES. ANAK Herry nurhendriyana 8
Marasmus
STATUS RSUD
WALED ANAK
\
IDENTITAS
Nama : Risma
Umur : 2 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
BB Masuk : 5 kg
Alamat : Losari
Tgl. Masuk RS : 14 Juni 2011
Bapak Ibu
Nama : Jamhudi Caski
Umur : 32 tahun 21 tahun
Pendidikan : SMA SMP
Pekerjaan : Buruh Ibu rumah tangga
Penyakit : - -
Perkawinan : I I
Alamat : Losari
ANAMNESA PENYAKIT
Keluhan Utama : Mencret lebih dari 2 minggu disertai Demam dan Batuk
RPS : - Mencret dialami os sejak 2 minggu sebelum masuk RS,
volume ¼ gelas/kali mencret, air > ampas, frekwensi 4-5
kali sehari, darah (-), lendir (-).
- Muntah (+) jika sehabis dikasih makan
KKS SMF ILMU KES. ANAK Herry nurhendriyana 9
Marasmus
- Sejak usia 8 bulan berat badan os tidak pernah naik. Badan
makin lama bertambah kurus, pergerakan tubuhnya lemah
dan os menjadi cengeng.
- Sudah 2 minggu ini pasien Batuk terus menerus, dahak (-)
darah (-), kontak dengan penderita batuk yang sudah lama
disangkal ibu pasien
- BAK (+) normal.
RPD : sejak 1 tahun ini mencret hilang timbul, bila diberi obat-
obatan untuk mencret, mencretnya sembuh tapi 2 minggu
kemudian mencret lagi. Sejak 8 bulan ini mengalami batuk
yang hilang timbul,bila diberi obat hilang tapi kemudian
batuk lagi 1 bulan kemudian
RPO : obat paket 6 bln tetapi tidak tuntas, hanya 2 bulan meminum
obatnya
I. RIWAYAT KELAHIRAN OS
Cara Lahir : Spontan
Tgl. Lahir : 10 juni 2009
Tempat Lahir : Di rumah
Ditolong Oleh : Bidan
BB Lahir : 3000 gr
II. RIWAYAT IMUNISASI
1. BCG : 1 kali
2. Polio : 2 kali
3. DPT : 1 kali
4. Campak : -
5. Hepatitis B : -
KKS SMF ILMU KES. ANAK Herry nurhendriyana 10
Marasmus
III. TUMBUH KEMBANG ANAK
0 – 3 bulan : - Belajar mengangkat kepala
- Mengikuti objek dengan mata
- Melihat muka orang dan tersenyum
- Bereaksi terhadap suara atau bunyi
3 – 6 bulan : - Dapat duduk dengan dibantu
- Berusaha meraih benda
- Menaruh benda di mulut
6 – 9 bulan : - Dapat tengkurap dan berbalik sendiri
- Merangkak
9 – 12 bulan : - Duduk dengan dibantu
- Memegang mainan
- Dapat tertawa
- Menirukan suara, belajar mengatakan satu atau dua kata
12 bl – sekarang : - Belum bisa berjalan
- Berdiri dengan dipegang
IV. ANAMNESA MAKANAN
0 – 4 bulan : ASI semaunya
4 – 9 bulan : ASI semaunya + bubur 3 kali sehari
12 bl – sekarang : ASI semaunya + Nasi lembek 3 kali sehari.
V. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status present
KU / KP / KG : Jelek/berat/buruk Anemis : (+)
Sensorium : Kompos mentis lemah Ikterus : (-)
Frekuensi Nadi : 128 x/menit Dispnoe : (-)
KKS SMF ILMU KES. ANAK Herry nurhendriyana 11
Marasmus
Frekuensi Nafas : 36 x/menit Edema : (-)
Temperatur : 37,2 0C
BB Masuk : 4,3 kg
2. Status Lokalisata
Kulit : warna sawo matang, kering, bersisik.
Kepala
Rambut : Warna merah, jarang, kusam dan mudah dicabut.
UUB : Terbuka cekung
Wajah : Old man face
Mata : Pandangan sayu, kelopak mata cekung, air mata (-), RC (+)
ki = ka, pupil isokor ø 3 mm ki = ka, konjungtiva palb. inf.
anemis (-).
Hidung : Pernafasan cuping hidung (-), secret (-)
Telinga : Tidak ada kelainan
Mulut : Mukosa bibir dan mulut kering.
Tonsil/Far : Tenang
Leher : Pembesaran KGB (-), Kaku kuduk (-)
Toraks
Inspeksi : Simetris fusiformis, ketinggalan bernapas (-), retraksi (-),
frekwensi napas 36 x/menit reguler.
Palpasi : Stem Fremitus ki=ka, kesan normal
Perkusi : Sonor seluruh lapangan paru kiri dan kanan
Auskultasi : SP : vesikuler, desah (-) , ronkhi (+) kanan dan kiri
Jantung
Inspeksi : Iktus tidak terlihat
Palpasi : Iktus tidak kuat angkat
Perkusi : Batas atas : ICR III
Batas kiri : ICR IV 1 jari med LMCS
Batas kanan : Linea parasternalis dektra
KKS SMF ILMU KES. ANAK Herry nurhendriyana 12
Marasmus
Auskultasi : Frek. jantung 128x/menit, reguler, desah (-), M1>M2,
P1>P2, A2>A1
Abdomen
Inspeksi : Simetris
Palpasi : Soepel, uji cubit kulit kembali lambat, lemak bawah kulit
kurang.
Hati teraba 4 cm bac kanan, permukaan rata, konsistensi kenyal,
pinggir tumpul, nyeri tekan (-)
Lien tidak teraba.
Perkusi : Tympani
Auskultasi : Peristaltik usus (+) meningkat
Genitalia : Perempuan, tidak ada kelainan
Ekstremitas: Edema (-), sianosis (-), otot hipotoni dan hipotrofi
VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium:
Darah
HB :7,6 gr%
HT : 38
Leukosit: 5500
Trombosit: 51000
Eritrosit: 4,6
Diffcount: 0/0/0/35/49/16
Urine :Tidak dilakukan pemeriksaan (keluarga menolak)
Feses : Tidak dilakukan pemeriksaan (keluarga menolak)
Radiologi:
Rontgen : Tampak perselubungan inhomogen di hilus paru kanan dan kiri
KKS SMF ILMU KES. ANAK Herry nurhendriyana 13
Marasmus
VII. RESUME
- Anamnesa : seorang anak perempuan 2 tahun, mencret (+), batuk (+), demam (+)
- Pemeriksaan fisik :
KU : lemah,kesadaran compos mentis.
- Nadi : 126x/mnt
- Respirasi : 36x/mnt tipe : Thorako abdominal, ekspirasi diperpanjang
- Suhu : 37,2o C
- Status gizi : buruk
Permasalah yang ada
Mencret
Demam
Batuk
Rhonki
VIII.DIAGNOSA BANDING
Marasmus + TB Paru Relaps
Marasmus Kwashiorkor + TB Paru Relaps
Marasmus + BP
Marasmus Kwashiorkor + BP
IX. DIAGNOSA KERJA
Marasmus + Suspect TB Paru Relaps
KKS SMF ILMU KES. ANAK Herry nurhendriyana 14
Marasmus
X. KONSULTASI
1. dr. Spesialis Anak
XI. PENATALAKSANAAN
Bed rest
IVFD Riner Laktat 45 gtt/menit mikro (8 jam). Selanjutnya maintenance 20
gtt/menit mikro
Inj. Vitamin A 200.000 IU/hari selama 2 hari
Inj. Standacillin (ampicillin) 125 mg/6 jam intravena skin test dulu
Oralit 50 cc/kali mencret
Cegah hipotermi (dengan bungkus hangat)
Diet bubur ayam saring 530 kkal dengan 15 gr protein
XII. USUL
Foto thorax
PPD Test
LED
Test Fungsi Hati (bila bagus berikan obat paket TB Paru)
KKS SMF ILMU KES. ANAK Herry nurhendriyana 15
Marasmus
KATA PENGANTAR
Assalammualaikum Wr. Wb.
Dengan rasa syukur dan hati lega, penulis telah selesai menyusun case ini guna
memenuhi persyaratan Kepanitraan Klinik Senior di Bagian Ilmu Kesehatan Anak Rumah
Sakit Umum Daerah Waled Kab. Cirebon dengan judul “Marasmus”.
Pada kesempatan ini tak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Dr.
A YOGI S, Sp.A atas bimbingan dan arahannya selama mengikuti Kepanitraan Klinik
Senior di Bagian Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Umum Daerah Waled Kab. Cirebon
serta dalam penyusunan Kasus ini.
Bahwasanya hasil usaha penyusunan kasus ini masih banyak kekurangannya,
tidaklah mengherankan karena keterbatasan pengetahuan yang ada pada penulis. Kritik dan
saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan guna perbaikan penyusunan
kasus lain dikemudian kesempatan.
Harapan penulis semoga kasus ini dapat bermanfaat dalam menambah pengetahuan
serta dapat menjadi arahan dalam mengimplementasikan penatalaksanaan Marasmus di
masyarakat.
Cirebon Juni 2011
Penulis
KKS SMF ILMU KES. ANAK Herry nurhendriyana 16
Marasmus
KKS SMF ILMU KES. ANAK Herry nurhendriyana 17