MARASMUS herry.doc

24
marasmus Case Ini Dibuat Untuk Melengkapi Persyaratan Kepanitraan Klinik Senior Di SMF Ilmu Kesehatan Anak RSUD Waled Kab. Cirebon Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati - Bandar Lampung Oleh, HERRY NURHENDRIYANA 01310193 Pembimbing,

Transcript of MARASMUS herry.doc

Page 1: MARASMUS herry.doc

marasmus

Case Ini Dibuat Untuk Melengkapi Persyaratan Kepanitraan Klinik SeniorDi SMF Ilmu Kesehatan Anak RSUD Waled Kab. Cirebon

Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati - Bandar Lampung

Oleh,

HERRY NURHENDRIYANA

01310193

Pembimbing,

Dr. A YOGI S, Sp.A

SMF Ilmu Kesehatan AnakFakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Page 2: MARASMUS herry.doc

Marasmus

RSUD WALED KAB. CIREBONJUNI 2011

MARASMUS

PENDAHULUAN

Penyakit kurang energi protein (KEP) merupakan salah satu penyakit gangguan

gizi yang penting di Indonesia maupun banyak negara yang sedang berkembang di Asia,

Afrika, Amerika Tengah dan Amerika Selatan.

Prevalensi yang tinggi terdapat pada anak-anak di bawah umur 5 tahun (Balita).

Karena pada saat itu gizi atau makanan tersebut disediakan untuk pertumbuhan dan

perkembangan serta energi yang lebih aktif pada anak tersebut.

Pada penyakit KEP ditemukan berbagai macam keadaan patologis disebabkan oleh

kekurangan energi maupun protein dalam proporsi yang bermacam-macam akibat

kekurangan tersebut timbul keadaan KEP pada derajat yang ringan sampai berat.

Pada keadaan yang berat secara klinis terdapat 3 tipe: Kwashiorkor, Marasmus,

Marasmus Kwashiorkor. Pada semua derajat maupun tipe KEP ini terdapat gangguan

pertumbuhan, disamping gejala-gejala klinis maupun biokimiawi yang khas bagi tipe

penyakitnya. 1

DEFINISI

Marasmus adalah salah satu bentuk KEP berat yang timbul karena defisiensi

karbohidrat dengan presentasi berat badan kurang dari 60% tanpa edema.

ETIOLOGI

Marasmus dapat terjadi pada semua umur, akan tetapi sering dijumpai pada bayi

yang tidak mendapat cukup ASI dan tidak diberi makanan penggantinya atau sering

diserang diare.

KKS SMF ILMU KES. ANAK Herry nurhendriyana 1

Page 3: MARASMUS herry.doc

Marasmus

Marasmus dapat terjadi akibat berbagai penyakit seperti infeksi, kelainan bawaan

saluran pencernaan, kelainan jantung bawaan, malabsorpsi, gangguan metabolik, penyakit

ginjal menahun dan gangguan saraf pusat. 1,2

Dapat juga disebabkan oleh karena pemasukan kalori atau protein atau keduanya

yang tidak mencukupi akibat kekurangan dalam susunan makanan, dan kebiasaan makan

makanan yang tidak layak. 2

FAKTOR-FAKTOR YANG MEYEBABKAN TERJADINYA MARASMUS

1. Faktor diet. Diet kurang energi akan mengakibatkan penderita marasmus.

2. Peranan faktor sosial. Pantangan untuk menggunakan bahan makanan tertentu

yang sudah turun-temurun.

3. Peranan kepadatan penduduk. Mc Laren (1982) memperkirakan bahwa

marasmus terdapat dalam jumlah yang banyak akibat suatu daerah terlalu padat

penduduknya dengan higiene yang buruk.

4. Faktor infeksi. Terdapat interaksi sinergistis antara infeksi dan malnutrisi.

Infeksi berat dapat memperjelek keadaan gizi melalui gangguan masukan dan

meningginya kehilangan zat-zat gizi esensial tubuh.

5. Faktor kemiskinan. Dengan penghasilan yang rendah, ketidakmampuan

membeli bahan makanan ditambah timbulnya banyak penyakit infeksi karena

kepadatan tempat tinggal dapat mempercepat timbulnya KEP. 2

PATOFISIOLOGI

Untuk kelangsungan hidup jaringan diperlukan sejumlah energi yang dalam

keadaan normal dapat dipenuhi dari makanan yang diberikan. Kebutuhan ini tidak

terpenuhi pada intake yang kurang, karena itu untuk pemenuhannya digunakan cadangan

protein sebagai sumber energi.

Penghancuran jaringan pada defisiensi kalori tidak saja membantu memenuhi

energi tetapi juga memungkinkan sintesis glukosa dan metabolit esensial lainnya seperti

KKS SMF ILMU KES. ANAK Herry nurhendriyana 2

Page 4: MARASMUS herry.doc

Marasmus

berbagai asam amino. Karena itu pada marasmus kadang-kadang masih ditemukan kadar

asam amino yang normal, sehingga hati masih dapat membentuk albumin. 3

GAMBARAN KLINIS

Gejala klinis marasmus terdiri dari: 1,2,3,4,5

1. Pertumbuhan dan perkembangan fisik terganggu (berat badan < 60%).

2. Tampak sangat kurus (gambaran seperti kulit pembalut tulang).

3. Muka seperti orang tua (old man face).

4. Pucat, cengeng, apatis.

5. Rambut kusam, kadang-kadang pirang, kering, tipis dan mudah dicabut.

6. Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada, sehingga kulit

kehilangan turgornya.

7. Jaringan otot hipotrofi dan hipotoni.

8. Perut membuncit atau cekung dengan gambaran usus yang jelas.

9. Ujung tangan dan kaki terasa dingin dan tampak sianosis.

10. Sering disertai penyakit infeksi, diare kronis atau konstipasi.

LABORATORIUM

Perubahan biokimia yang ditemukan pada marasmus adalah: 1,4,5

1. Anemia ringan sampai berat.

2. Kadar albumin dan globulin serum rendah.

3. Kadar kolesterol serum yang rendah.

4. Kadar gula darah yang rendah.

DIAGNOSIS

Marasmus ditegakkan berdasarkan gambaran klinis, pemeriksaan fisik, dan

didukung oleh pemeriksaan laboratorium. 1

PENATALAKSANAAN

KKS SMF ILMU KES. ANAK Herry nurhendriyana 3

Page 5: MARASMUS herry.doc

Marasmus

Pasien marasmus berat dirawat inap dengan pengobatan rutin sebagai berikut: 1,2,3,4

1. Atasi/cegah hipoglikemia

Periksa kadar gula darah bila ada hipotermia (suhu aksila < 35C, atau suhu rektal

35,5C). Bila kadar gula darah di bawah 50 mg/dl, maka berikan:

50 ml bolus glukosa 10% atau larutan sukrosa (1 sendok teh gula dalam 5 sendok

makan air) secara oral atau sonde/pipa nasogastrik.

Selanjutnya berikan larutan tersebut setiap 30 menit selama 2 jam (setiap kali

berikan ¼ bagian dari jatah untuk 2 jam).

Secepatnya berikan makan setiap 2 jam, siang dan malam.

2. Atasi/cegah hipotermia

Bila suhu rektal < 35,5C, hangatkan anak dengan pakaian atau selimut, atau

letakkan dekat lampu atau pemanas.

Suhu diperiksa sampai mencapai > 36,5C.

3. Atasi/cegah dehidrasi

Jika anak masih menyusui, teruskan ASI dan berikan setiap setengah jam sekali.

Jika anak masih dapat minum, lakukan tindakan rehidrasi oral dengan memberikan

minum anak 5 ml/kgBB setiap 30 menit cairan rehidrasi oral khusus untuk KEP.

Jika tidak ada cairan khusus untuk anak dengan KEP berat dapat menggunakan

oralit. Jika anak tidak dapat minum maka dilakukan rehidrasi intravena dengan

cairan Ringer Laktat/Glukosa 5% dan NaCl 0,9%.

4. Koreksi gangguan keseimbangan elektrolit

Pada semua KEP berat terjadi gangguan keseimbangan elektrolit diantaranya:

Kelebihan natrium tubuh, walaupun kadar natrium plasma rendah.

Defisiensi kalium dan magnesium. Ketidakseimbangan ini diterapi dengan

memberikan:

K 2 – 4 meq/kgBB/hari (150 – 300 mg KCL/kgBB/hari).

Mg 0,3 – 0,6 meq/kgBB/hari (7,5 – 15 MgCl2/kgBB/hari).

5. Obati/cegah infeksi

Pada KEP berat, tanda yang umumnya menunjukan adanya infeksi seperti demam,

seringkali tidak nampak, oleh karena itu pada semua KEP berat secara rutin diberikan:

KKS SMF ILMU KES. ANAK Herry nurhendriyana 4

Page 6: MARASMUS herry.doc

Marasmus

Antibiotika spektrum luas, bila tanpa komplikasi: kontrimoksazol 5 ml

suspensi pediatri secara oral, 2 kali sehari selama 5 hari (2,5 ml bila BB < 4 kg).

Bila anak sakit berat (apatis, letargi) atau ada komplikasi (hipoglikemia,

hipotermia, infeksi kulit, infeksi saluran napas atau saluran kencing) beri ampisilin

50 mg/kgBB IM atau IV setiap 6 jam selama 2 hari, kemudian secara oral

amoksisilin 15 mg/kgBB setiap 8 jam, selama 5 hari.

Bila amoksisilin tidak ada, maka teruskan ampisilin 50 mg/kgBB setiap 6

jam secara oral, atau gentamisin 7,5 mg/kgBB/IM atau IV sekali sehari selama 7

hari.

Bila dalam 48 jam tidak ada kemajuan klinis, tambahkan kloramfenikol 25

mg/kgBB/IM atau IV setiap 6 jam selama 5 hari.

Bila terdeteksi kuman spesifik, beri pengobatan spesifik. Bila anoreksia

menetap selama 5 hari pengobatan antibiotik, lengkapi pemberian hingga 10 hari.

Vaksinasi campak bila umur anak > 6 bulan dan belum pernah diimunisasi.

6. Koreksi defisiensi nutrien mikro

Berikan setiap hari:

Tambahan multivitamin.

Asam folat 1 mg/hari (5 mg hari pertama).

Seng (Zn) 2 mg/kgBB/hari.

Bila berat badan mulai naik: Fe 3 mg/kgBB/hari atau sulfas ferosus 10

mg/kgBB/hari.

Vitamin A oral pada hari 1, 2 dan 14. Untuk umur > 1 tahun 200.000 SI, umur 6 –

12 bulan 100.000 SI, dan umur 0 – 5 bulan 50.000 SI.

7. Mulai pemberian makanan

Pemberian diet dibagi dalam 3 fase, yaitu: fase stabilisasi, fase transisi, dan fase

rehabilitasi.

Fase Stabilisasi (2 – 7 hari)

Fase dimulainya pemberian makanan segera setelah anak dirawat sehingga energi

dan protein cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme basal tubuh.

Prinsif pemberian nutrisi pada fase inisial/stabilisasi adalah sebagai berikut:

KKS SMF ILMU KES. ANAK Herry nurhendriyana 5

Page 7: MARASMUS herry.doc

Marasmus

Porsi kecil, sering, rendah serat dan rendah laktosa.

Oral atau nasogastrik.

Kalori 100 kkal/kgBB/hari

Protein 1 – 1,5 gr/kgBB/hari.

Cairan 130 ml/kgBB/hari.

Fase Transisi (Minggu ke-2)

Fase pemberian makanan secara perlahan-lahan untuk menghindari resiko gagal

jantung dan intoleransi saluran cerna bila anak mengkonsumsi makanan dalam

jumlah banyak secara mendadak.

Kalori 150 kkal/kgBB/hari

Protein 2 – 3 gr/kgBB/hari

Cairan 150 ml/kgBB/hari.

Fase Rehabilitasi (Minggu ke-3 – 7)

Pada masa pemulihan, dibutuhkan berbagai pendekatan secara gencar agar tercapai

asupan makanan yang tinggi dan pertambahan BB > 10 gr/kgBB/hari. Awal fase

rehabilitasi ditandai dengan timbulnya selera makan, biasanya 1 – 2 minggu setelah

dirawat.

Setelah masa transisi dilampaui, anak diberi:

Makanan/formula dengan jumlah tidak terbatas dan sering.

Energi 150 – 220 kkal/kgBB/hari.

Protein 4 – 6 gr/kgBB/hari

Bila anak masih mendapat ASI, teruskan tetapi beri formula lebih dulu

karena energi dan protein ASI tidak akan mencukupi untuk tumbuh kejar.

8. Fasilitasi tumbuh kejar

Untuk mengejar pertumbuhan yang tertinggal, anak diberi asupan makanan seperti

pada fase-fase tersebut di atas. Untuk itu harus tersedia jumlah asupan makanan yang

memadai seperti pada tahapan fase-fase di atas.

9. Sediakan stimulasi sensorik dan dukungan emosi/mental.

10. Siapkan follow up setelah sembuh

KKS SMF ILMU KES. ANAK Herry nurhendriyana 6

Page 8: MARASMUS herry.doc

Marasmus

Bila berat badan sudah mencapai 80% BB/U dapat dikatakan anak sembuh. Pola

pemberian makan yang baik dan stimulasi harus tetap dilanjutkan di rumah setelah

penderita dipulangkan. Kepada orang tua disarankan:

Membawa anaknya kembali untuk kontrol secara teratur.

Pemberian suntikan/imunisasi ulang (booster).

Pemberian vitamin A setiap 6 bulan.

Selain itu atasi penyakit penyerta, yaitu:

Defisiensi vitamin A.

Dermatosis.

Penyakit karena parasit/cacing.

Diare berlanjut.

Tuberkulosis, obati sesuai dengan pedoman tuberkulosis.

PROGNOSIS

Dengan pengobatan adekuat, umumnya penderita dapat ditolong walaupun

diperlukan waktu sekitar 2 – 3 bulan untuk tercapainya berat badan yang diinginkan. Pada

tahap penyembuhan yang sempurna, biasanya pertumbuhan fisik hanya terpaut sedikit

dibandingkan dengan anak yang sebayanya. Namun kadang-kadang perkembangan

intelektualnya akan mengalami kelambatan yang menetap, khususnya kelainan mental dan

defisiensi persepsi. Retardasi perkembangan akan lebih nyata lagi bila penyakit ini diderita

sebelum anak berumur 2 tahun, ketika masih terjadi proliferasi, mielinisasi dan migrasi sel

otak. 1,4

DAFTAR PUSTAKA

KKS SMF ILMU KES. ANAK Herry nurhendriyana 7

Page 9: MARASMUS herry.doc

Marasmus

1. Pudjiadi S. Ilmu Gizi Klinis pada Anak. Edisi ke-14. FKUI. Jakarta. 2001;

104-36.

2. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan

Anak. Jilid I. FKUI. Jakarta. 1985; 360-66.

3. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Tatalaksana Kurang Energi-Protein

pada Anak di Puskesmas dan di Rumah Tangga. Jakarta. 2000; 3-16.

4. Masnjoer A, dkk. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III. Jilid II. FKUI.

Jakarta. 2000; 514-18.

5. Behrman RE, Voughan VC. Ilmu Kesehatan Anak-Nelson. Edisi ke-12.

Bagian I. EGC. Jakarta. 1993; 298-301.

KKS SMF ILMU KES. ANAK Herry nurhendriyana 8

Page 10: MARASMUS herry.doc

Marasmus

STATUS RSUD

WALED ANAK

\

IDENTITAS

Nama : Risma

Umur : 2 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

BB Masuk : 5 kg

Alamat : Losari

Tgl. Masuk RS : 14 Juni 2011

Bapak Ibu

Nama : Jamhudi Caski

Umur : 32 tahun 21 tahun

Pendidikan : SMA SMP

Pekerjaan : Buruh Ibu rumah tangga

Penyakit : - -

Perkawinan : I I

Alamat : Losari

ANAMNESA PENYAKIT

Keluhan Utama : Mencret lebih dari 2 minggu disertai Demam dan Batuk

RPS : - Mencret dialami os sejak 2 minggu sebelum masuk RS,

volume ¼ gelas/kali mencret, air > ampas, frekwensi 4-5

kali sehari, darah (-), lendir (-).

- Muntah (+) jika sehabis dikasih makan

KKS SMF ILMU KES. ANAK Herry nurhendriyana 9

Page 11: MARASMUS herry.doc

Marasmus

- Sejak usia 8 bulan berat badan os tidak pernah naik. Badan

makin lama bertambah kurus, pergerakan tubuhnya lemah

dan os menjadi cengeng.

- Sudah 2 minggu ini pasien Batuk terus menerus, dahak (-)

darah (-), kontak dengan penderita batuk yang sudah lama

disangkal ibu pasien

- BAK (+) normal.

RPD : sejak 1 tahun ini mencret hilang timbul, bila diberi obat-

obatan untuk mencret, mencretnya sembuh tapi 2 minggu

kemudian mencret lagi. Sejak 8 bulan ini mengalami batuk

yang hilang timbul,bila diberi obat hilang tapi kemudian

batuk lagi 1 bulan kemudian

RPO : obat paket 6 bln tetapi tidak tuntas, hanya 2 bulan meminum

obatnya

I. RIWAYAT KELAHIRAN OS

Cara Lahir : Spontan

Tgl. Lahir : 10 juni 2009

Tempat Lahir : Di rumah

Ditolong Oleh : Bidan

BB Lahir : 3000 gr

II. RIWAYAT IMUNISASI

1. BCG : 1 kali

2. Polio : 2 kali

3. DPT : 1 kali

4. Campak : -

5. Hepatitis B : -

KKS SMF ILMU KES. ANAK Herry nurhendriyana 10

Page 12: MARASMUS herry.doc

Marasmus

III. TUMBUH KEMBANG ANAK

0 – 3 bulan : - Belajar mengangkat kepala

- Mengikuti objek dengan mata

- Melihat muka orang dan tersenyum

- Bereaksi terhadap suara atau bunyi

3 – 6 bulan : - Dapat duduk dengan dibantu

- Berusaha meraih benda

- Menaruh benda di mulut

6 – 9 bulan : - Dapat tengkurap dan berbalik sendiri

- Merangkak

9 – 12 bulan : - Duduk dengan dibantu

- Memegang mainan

- Dapat tertawa

- Menirukan suara, belajar mengatakan satu atau dua kata

12 bl – sekarang : - Belum bisa berjalan

- Berdiri dengan dipegang

IV. ANAMNESA MAKANAN

0 – 4 bulan : ASI semaunya

4 – 9 bulan : ASI semaunya + bubur 3 kali sehari

12 bl – sekarang : ASI semaunya + Nasi lembek 3 kali sehari.

V. PEMERIKSAAN FISIK

1. Status present

KU / KP / KG : Jelek/berat/buruk Anemis : (+)

Sensorium : Kompos mentis lemah Ikterus : (-)

Frekuensi Nadi : 128 x/menit Dispnoe : (-)

KKS SMF ILMU KES. ANAK Herry nurhendriyana 11

Page 13: MARASMUS herry.doc

Marasmus

Frekuensi Nafas : 36 x/menit Edema : (-)

Temperatur : 37,2 0C

BB Masuk : 4,3 kg

2. Status Lokalisata

Kulit : warna sawo matang, kering, bersisik.

Kepala

Rambut : Warna merah, jarang, kusam dan mudah dicabut.

UUB : Terbuka cekung

Wajah : Old man face

Mata : Pandangan sayu, kelopak mata cekung, air mata (-), RC (+)

ki = ka, pupil isokor ø 3 mm ki = ka, konjungtiva palb. inf.

anemis (-).

Hidung : Pernafasan cuping hidung (-), secret (-)

Telinga : Tidak ada kelainan

Mulut : Mukosa bibir dan mulut kering.

Tonsil/Far : Tenang

Leher : Pembesaran KGB (-), Kaku kuduk (-)

Toraks

Inspeksi : Simetris fusiformis, ketinggalan bernapas (-), retraksi (-),

frekwensi napas 36 x/menit reguler.

Palpasi : Stem Fremitus ki=ka, kesan normal

Perkusi : Sonor seluruh lapangan paru kiri dan kanan

Auskultasi : SP : vesikuler, desah (-) , ronkhi (+) kanan dan kiri

Jantung

Inspeksi : Iktus tidak terlihat

Palpasi : Iktus tidak kuat angkat

Perkusi : Batas atas : ICR III

Batas kiri : ICR IV 1 jari med LMCS

Batas kanan : Linea parasternalis dektra

KKS SMF ILMU KES. ANAK Herry nurhendriyana 12

Page 14: MARASMUS herry.doc

Marasmus

Auskultasi : Frek. jantung 128x/menit, reguler, desah (-), M1>M2,

P1>P2, A2>A1

Abdomen

Inspeksi : Simetris

Palpasi : Soepel, uji cubit kulit kembali lambat, lemak bawah kulit

kurang.

Hati teraba 4 cm bac kanan, permukaan rata, konsistensi kenyal,

pinggir tumpul, nyeri tekan (-)

Lien tidak teraba.

Perkusi : Tympani

Auskultasi : Peristaltik usus (+) meningkat

Genitalia : Perempuan, tidak ada kelainan

Ekstremitas: Edema (-), sianosis (-), otot hipotoni dan hipotrofi

VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium:

Darah

HB :7,6 gr%

HT : 38

Leukosit: 5500

Trombosit: 51000

Eritrosit: 4,6

Diffcount: 0/0/0/35/49/16

Urine :Tidak dilakukan pemeriksaan (keluarga menolak)

Feses : Tidak dilakukan pemeriksaan (keluarga menolak)

Radiologi:

Rontgen : Tampak perselubungan inhomogen di hilus paru kanan dan kiri

KKS SMF ILMU KES. ANAK Herry nurhendriyana 13

Page 15: MARASMUS herry.doc

Marasmus

VII. RESUME

- Anamnesa :  seorang anak perempuan 2 tahun, mencret (+), batuk (+), demam (+)

- Pemeriksaan fisik      :

KU : lemah,kesadaran compos mentis.

-          Nadi : 126x/mnt

-          Respirasi : 36x/mnt tipe : Thorako abdominal, ekspirasi diperpanjang

-          Suhu : 37,2o C

- Status gizi : buruk

Permasalah yang ada                                                        

Mencret

Demam                                                 

Batuk

Rhonki

VIII.DIAGNOSA BANDING

Marasmus + TB Paru Relaps

Marasmus Kwashiorkor + TB Paru Relaps

Marasmus + BP

Marasmus Kwashiorkor + BP

IX. DIAGNOSA KERJA

Marasmus + Suspect TB Paru Relaps

KKS SMF ILMU KES. ANAK Herry nurhendriyana 14

Page 16: MARASMUS herry.doc

Marasmus

X. KONSULTASI

1. dr. Spesialis Anak

XI. PENATALAKSANAAN

Bed rest

IVFD Riner Laktat 45 gtt/menit mikro (8 jam). Selanjutnya maintenance 20

gtt/menit mikro

Inj. Vitamin A 200.000 IU/hari selama 2 hari

Inj. Standacillin (ampicillin) 125 mg/6 jam intravena skin test dulu

Oralit 50 cc/kali mencret

Cegah hipotermi (dengan bungkus hangat)

Diet bubur ayam saring 530 kkal dengan 15 gr protein

XII. USUL

Foto thorax

PPD Test

LED

Test Fungsi Hati (bila bagus berikan obat paket TB Paru)

KKS SMF ILMU KES. ANAK Herry nurhendriyana 15

Page 17: MARASMUS herry.doc

Marasmus

KATA PENGANTAR

Assalammualaikum Wr. Wb.

Dengan rasa syukur dan hati lega, penulis telah selesai menyusun case ini guna

memenuhi persyaratan Kepanitraan Klinik Senior di Bagian Ilmu Kesehatan Anak Rumah

Sakit Umum Daerah Waled Kab. Cirebon dengan judul “Marasmus”.

Pada kesempatan ini tak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Dr.

A YOGI S, Sp.A atas bimbingan dan arahannya selama mengikuti Kepanitraan Klinik

Senior di Bagian Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Umum Daerah Waled Kab. Cirebon

serta dalam penyusunan Kasus ini.

Bahwasanya hasil usaha penyusunan kasus ini masih banyak kekurangannya,

tidaklah mengherankan karena keterbatasan pengetahuan yang ada pada penulis. Kritik dan

saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan guna perbaikan penyusunan

kasus lain dikemudian kesempatan.

Harapan penulis semoga kasus ini dapat bermanfaat dalam menambah pengetahuan

serta dapat menjadi arahan dalam mengimplementasikan penatalaksanaan Marasmus di

masyarakat.

Cirebon Juni 2011

Penulis

KKS SMF ILMU KES. ANAK Herry nurhendriyana 16

Page 18: MARASMUS herry.doc

Marasmus

KKS SMF ILMU KES. ANAK Herry nurhendriyana 17