Manusia Dan Kebudayaan

42
MANUSIA DAN KEBUDAYAAN A. Manusia Manusia adalah makhluk hidup ciptaan tuhan dengan segala fungsi dan potensinya yang tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan, perkembangan, mati, dan seterusnya, serta terkait dan berinteraksi dengan alam dan lingkungannya dalam sebuah hubungan timbal balik positif maupun negatif. Manusia adalah makhluk yang terbukti berteknologi tinggi. Ini karena manusia memiliki perbandingan massa otak dengan massa tubuh terbesar diantara semua makhluk yang ada di bumi. Walaupun ini bukanlah pengukuran yang mutlak, namun perbandingan massa otak dengan tubuh manusia memang memberikan petunjuk dari segi intelektual relatif. Manusia atau orang dapat diartikan dari sudut pandang yang berbeda-beda, baik itu menurut biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai homo sapiens (bahasa latin untuk manusia) yang merupakan sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Manusia juga sebagai mahkluk individu memiliki pemikiran-pemikiran tentang apa yang menurutnya baik dan sesuai dengan tindakan-tindakan yang akan diambil. Manusia pun berlaku sebagai makhluk sosial yang saling berhubungan dan keterkaitannya dengan lingkungan dan tempat tinggalnya.

Transcript of Manusia Dan Kebudayaan

Page 1: Manusia Dan Kebudayaan

MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

A. Manusia

Manusia adalah makhluk hidup ciptaan tuhan dengan segala fungsi dan

potensinya yang tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran,

pertumbuhan, perkembangan, mati, dan seterusnya, serta terkait dan berinteraksi

dengan alam dan lingkungannya dalam sebuah hubungan timbal balik positif maupun

negatif.

Manusia adalah makhluk yang terbukti berteknologi tinggi. Ini karena manusia

memiliki perbandingan massa otak dengan massa tubuh terbesar diantara semua

makhluk yang ada di bumi. Walaupun ini bukanlah pengukuran yang mutlak, namun

perbandingan massa otak dengan tubuh manusia memang memberikan petunjuk dari

segi intelektual relatif.

Manusia atau orang dapat diartikan dari sudut pandang yang berbeda-beda, baik

itu  menurut biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. secara

biologis, manusia diklasifikasikan sebagai homo sapiens (bahasa latin untuk manusia)

yang merupakan sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak

berkemampuan tinggi.

Manusia juga sebagai mahkluk individu memiliki pemikiran-pemikiran tentang

apa yang menurutnya baik dan sesuai dengan tindakan-tindakan yang akan diambil.

Manusia pun berlaku sebagai makhluk sosial yang saling berhubungan dan

keterkaitannya dengan lingkungan dan tempat tinggalnya.

Manusia di alam dunia ini memegang peranan yang unik. Dan dapat di pandang

dari banyak segi. Dalam ilmu eksakta, manusia dipandang sebagai kumpulan dari

partikel-partikel atom yang membentuk jaringan-jaringan sistem yang dimiliki oleh

manusia (ilmu kimia). Manusia merupakan kumpulan dari berbagai sistem fisik yang

saling terkait satu sama lain dan merupakan kumpulan dari energy (ilmu fisika).

Manusia merupakan mahkluk biologis yang tergolong dalam golongan mahkluk

mamalia (biologi). Dalam ilmu-ilmu sosial manusia merupakan mahkluk yang ingin

memperoleh keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap kegiatan, sering disebut

homo economicus (ilmu ekonomi). Manusia merupakan mahkluk sosial yang tidak

dapat berdiri sendiri(sosiologi).mahkluk yang selalu ingin mempunyai kekuasaan

(politik), mahkluk yang berbudaya, sering disebut homo-humanus (filsafat) dan lain

sebagainya.

Page 2: Manusia Dan Kebudayaan

Ada dua pandangan yang akan kita jadikan acuan untuk menjelaskan tentang

unsure-unsur yang membangun manusia :

1. Manusia terdiri dari empat unsur yang saling terkait, yaitu :

a. Jasad, yaitu     : badan kasar manusia yang Nampak pada luarnya, dapat diraba

dan difoto, dan menempati ruang dan waktu

b. Hayat, yaitu    : mengandung unsur hidup, yang ditandai dengan gerak

c. Ruh, yaitu       : bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara

spiritual dan memahami kebenaran, suatu kemampuan pencipta yang bersifat

konseptual yang jadi pusat lahirnya kebudayaan

d. Nafs, yaitu      : kesadaran tentang diri sendiri

2. Manusia sebagai satu kepribadian mengandung tiga unsur, yaitu :

a. Id, yang merupakan struktur kepribaadian yang paling primitif  dan paling tidak

nampak. Id merupakan libido murni, atau energy psikis yang menunjukan cirri

alami yang irrasional dan terkait dengan sex, yang secara instingtual

menentukan proses-proses ketidaksadaran (unconcius). Id tidak berhubungan

dengan lingkungan luar diri, tetapi terkait dengan struktur lain kepribadian yang

pada gilirannya menjadi mediator antara insting Id dengan dunia luar.

b. Ego, merupakan bagian atau struktur kepribadian yang pertama kali di bedakan

dari Id, sering kali disebut sebagai kepribadian “eksekutif” karena perannya

dalam menghubungkan energy Id kedalam saluran sosial yng dapat dimengerti

oleh oaring lain. Perkembangan ego terjadi antara usia satu dan dua tahun, pada

saat anak secara nyata berhubungan dengan lingkungannya. Ego diatur oleh

prinsip realitas, ego sadar akan tuntunan lingkungan luar, dan mengatur tingkah

lau sehingga dorongan instingtual Id dapat dipuaskan dengan cara yang dapat

diterima.

c. Superego, meruoakan struktur kepribadian yang paling akhir, muncul kira-kira

pada usia 5 tahun. Dibandingan dengan Id dan Ego, yang berkembang secara

internal dalam diri individu, superego terbentuk dari lingkungan eksternal. Jadi

superego merupakan kesatuan standar-standar moral yang diterima oleh ego

dari sejumlah agen yang mempunyai otoritas di dalam lingkungan luar diri.

Page 3: Manusia Dan Kebudayaan

B. Hakekat Manusia

1. Mahkluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang

utuh.

Tumbuh adalah materi yang dapat dilihat, diraba, dirasa, wujudnya konkrit

tetapi tidak abadi. Jika manusia itu meninggal, tubunhnya hancur dan lenyap. Jiwa

terdapat di dalam tubuh, tidak dapat dilihat,tidak dapat diraba, sifatnya abstrak

tetapi abadi, jika manusia meninggal jiwanya lepas dari tubuh dan kembali

keasalnya yaitu Tuhan, dan jiwa tidak mengalami kehancuran. Jiwa adalah roh

yang ada di dalam tubuh manusia sebagai peenggerak dan sumber kehidupan.

2. Mahkluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, jika dibandingkan dengan mahkluk

lainnya.

Kesempurnaan terletak pada abad dankebudayaannya, karena manusia

dilengkapi oleh penciptannya dengan akal, perasaan, dan kehendak yang terdapat

dalam jiwa manusia. Dengan akal (ratio) manusia mampu menciptakan ilmu

pengetahuan dan teknologi. Adanya nilai baik dan buruk, mengharuskan manusia

dan mempertimbangkan, menilai dan berkehendakmenciptakan kebenaran,

keindahan, kebaikan atau sebaliknya. Selanjutnya dengan adanya perasaan,

manusia mampu menciptakan kesenian. Perasaan rohani adalah perasaan luhur

yang hanya terdapat pada manusia misalnya :

a. Perasaan intelektual, yaitu perasaan yang berkenan dengan pengetahuan.

b. Perasaan estetis, yaitu perasaan yang berkenan dengan keindahan

c. Perasaan etis, yaitu perasaan yang berkenan dengan kebaikan

d. Perasaan diri, yaitu perasaan yang berkeknan dengan harga diri karena ada

kelebihan dari yang lain

e. Perasaan sosial, yaitu perasaan yang berkenan dengan kelompok atau korp atau

hidup bermasyarakat, ikut merasakan kehidupan orang lain

f. Perasaan religius, yaitu perasaan yang berkenan dengan agama atau

kepercayaan

3. Mahkluk biokultural, yaitu mahkluk hayati dan budayawi

Manusia adalah produk dari saling tindak atu interaksi faktor-faktor hayati

dan budayawi. Swebagai mahkluk hayati, manusia dapat dipelajari dari segi-segi

anatomi, fisiologi atau faal, biokimia, psikobiologi, patalogi, genetika,

biodemografi, evolusi biologisnya, dan kemasyarakatannya, kekerabatan, psikologi

sosial, kesenian, ekonomi, perkakas,bahasa, dan sebagainya.

Page 4: Manusia Dan Kebudayaan

Manusia sebagai makhluk yang berbudaya tidak lain adalah makhluk yang

senantiasa mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan, karena

yang membahagiakan hidup manusia itu hakikatnya sesuatu yang baik, benar dan

adil, maka hanya manusia yang selalu berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran

dan keadilan sajalah yang berhak menyandang gelar manusia berbudaya .

Manusia memiliki tingkatan yang lebih tinggi dari makhluk lainnya,

manusia juga memiliki akal yang dapat memperhitungkan tindakannya melalui

proses belajar yang terus-menerus. Oleh karena itu manusia harus bersosialisasi

dengan lingkungan, yang merupakan pendidikan awal dalam suatu interaksi

sosial. Hal ini menjadikan manusia harus memiliki ilmu pengetahuan yang

berlandaskan ketuhanan. Karena dengan ilmu tersebut manusia dapat membedakan

antara yang hak dengan yang bukan hak, antara kewajiban dan yang bukan

kewajiban. Sehingga norma-norma dalam lingkungan berjalan dengan harmonis

dan seimbang. Agar hasil dari pendidikan, yakni kebudayaan dapat

diimplementasikan dimasyaakat.

Pendidikan sebagai hasil kebudayaan haruslah dipandang sebagai motivator

terwujudnya budaya yang tinggi. Selain itu pendidikan haruslah memberikan

kontribusi terhadap kebudayaan, agar kebudayaan yang dihasilkan memberi nilai

manfaat bagi manusia itu sendiri khususnya maupun bagi bangsa pada umumnya.

Dengan demikian dapat kita katakan bahwa kualitas manusia pada suatu

negara akan menentukan kualitas kebudayaan dari suatu negara tersebut, begitu

pula pendidikan yang tinggi akan menghasilkan kebudayaan yang tinggi. Karena

kebudayaan adalah hasil dari pendidikan suatu bangsa.

C. Kepribadian Bangsa Timur

Kepribadian Bangsa Timur merupakan suatu karakter yang mencerminkan

masyarakat yang menganut budaya dari Timur (Asia & Timur-Tengah), yang

menunjukkan ke-khasan dan pola pikir dan kebiasaan yang terdapat di daerah Timur.

Kepribadian bangsa timur pada umumnya merupakan kepribadian yang mempunyai

sifat tepo seliro atau memiliki sifat toleransi yang tinggi. Dalam berdemokrasi bangsa

timur umumnya aktif dalam mengutarakan aspirasi rakyat. Seperti di negara Korea,

dalam berdemokrasi mereka duduk sambil memegang poster protes dan di negara

Thailand, mereka berdemokrasi dengan tertib dan damai. Kepribadian bangsa timur

juga identik dengan tutur kata yang lemah lembut dan sopan dalam bergaul maupun

Page 5: Manusia Dan Kebudayaan

dalam berpakaian. Terdapat ciri khas dalam berbagai negara yang mencerminkan

negara tersebut memiliki suatu kepribadian yang unik. Misalnya masyarakat Indonesia

khususnya daerah Jawa. Sebagian besar mereka bertutur kata dengan lembut dan

sopan. Dan terdapat beberapa aturan atau larangan yang tidak boleh dilakukan menurut

versi orang dulu yang sebenarnya menurut orang Jawa itu suatu nasihat yang

membangun. Misalnya tidak boleh duduk di depan pintu. Hal tersebut merupakan ciri

khas kepribadian yang unik. Bangsa timur juga memiliki kebudayaan yang masih

kental dari negara atau daerah masing-masing. Masih ada adat-adat atau upacara

tertentu yang masih dilaksanakan oleh bangsa timur. Misalnya bangsa Indonesia masih

banyak yang melaksanakan upacara-upacara adat dan tarian khas dari masing-masing

daerah. Contohnya daerah Bali yang masih melaksanakan tarian khas daerahnya yaitu

tarian pendet, kecak, tarian barong.

D. Pengertian Kebudayaan

Kata Kebudayaan berasal darikata kultur yang dalam kata Latin adalah cultura

(kata kerjanya, colo,colore) dan artinya memelihara atau mengerjakan, mengolah.

Pengertianini berkembang menjelang abad 18 melalui karangan Herder tentangsejarah

semesta, Ideen zur Geschichte der Menscheit, dan terutamakarangan Klem berjudul

Allgemeine Culturgesschichte der Menscheit.Dalam analisa kedua tokoh ini perkataan

kultur atau kebudayaan dalamarti yang modern mendapat arti tingkat kemajuan, yaitu

tingkat pengerjaanatau pengolahan yang dicapai manusia pada suatu ketika dalam

perjalanansejarah.Lebih jauh Alisjahbana menyebutkan bahwa terdapat 7 (tujuh)

penggolongan defenisi kebudayaan, yakni pertama menekankankenyataan, bahwa

kebudayaan itu adalah suatu keseluruhan yangkompleks, yang terjadi dari unsur-unsur

yang berbeda seperti pengetahuan,kepercayaan, seni, hukum, moral, adat istiadat, dan

segala kecakapan yanglain yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.

Kedua,menekankan sejarah kebudayaan, yang memandang kebudayaan sebagaiwarisan

sosial atau tradisi. Ketiga, menekankan segi kebudayaan yangnormatif, yakni

kebudayaan sebagai cara, aturan dan jalan hidup manusia. Disini juga ditekankan cita-

cita, nilai-nilai dan kelakukan. Keempat, pendekatan secara Psikologi, kebudayaan

sebagai penyesuaian manusiakepada sekitarnya. Dalam hal ini, Summer dan Keller

yang menekankanpenyesuaian manusia pada keadaan dan syarat-syarat hidupnya.

Sedangkan Kroeber dan Kluckhohn menekankan usaha belajar danpembiasaan

serta defenisi yang bersifat psikologi murni yang dirumuskandalam istilah psiko-

Page 6: Manusia Dan Kebudayaan

analisis dan psikologi sosial. Kelima, menekankan halhal yang bersifat struktur yang

membicarakan pola-pola dan organisasi kebudayaan. Keenam, kebudayaan dipahami

sebagai hasil perbuatan ataukecerdasan manusia. Grover merumuskan kebudayaan

sebagai hasilpergaulan atau perkumpulan manusia. Dalam hal ini juga ditekankan

pikiran-pikiran dan lambang-lambang. Ketujuh merupakan defenisi-defenisi yang tidak

lengkap dan tidak bersistem. Alisjahbana maupun Koentjaraningrat mengakui bahwa

banyak sekali defenisi-defenisi kebudayaan yang mengacu pada suatu disiplinilmu

tertentu, bukan saja antropologi, tetapi juga sosiologi, filsafat, sejarahmaupun

kesusasteraan. Berdasarkan ilmu Antroplogi, Koentjaraningrat mendefenisikan

kebudayaan sebagai keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia

dalam rangka kehidupan masyarakat yangdijadikan milik diri manusia dengan belajar.

Kebudayaan culture, dalam kata Sanskerta adalah buddhayah, dalambentuk

jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal. Dengan demikian, kebudayaan dapat

diartikan hal-hal yang bersangkutan dengan akal, ataudaya dari budi. Zoetmulder juga

melihat kodrat manusia dengan akalbudinya merupakan titik tolak kebudayaan.

Selanjutnya, Soerjanto Poespowardojo dalam memaknai kebudayaan menegaskan

bahwa: Kebudayaan adalah identitas suatu bangsa. Dengan demikian, jelaslah bahwa

kebudayaan bukan sekedar pakaian, melainkan hidup yang memolakan setiap sikap dan

perbuatan berdasarkan nilai yang dihayati. Kebudayaan di satu pihak adalah ciptaan

pribadi-pribadi manusia, namun juga merupakan ciptaan seluruh masyarakat, karena

seseorang tidak mungkin menciptakan karyabudayanya tanpa pengaruh dan

pembentukan dari masyarakat, dimana dia dibesarkan. Maka, kebudayaan adalah

keseluruhan warisan yang dilanjutkan dari generasi yang satu ke generasi seterusnya.

Stephen K. Sanderson tidak melihat kebudayaan sebagai pewarisan secara

biologis, tetapi ”kebudayaan sebagai keseluruhan karakteristik paraanggota sebuah

masyarakat, termasuk peralatan, pengetahuan, dan cara berpikir dan cara bertindak

yang telah terpolakan, yang dipelajari dandisebarkan serta bukan merupakan hasil dari

pewarisan biologis. Sanderson membagi empat karakteristik utama kebudayaan,

pertama, kebudayaan mendasarkan diri pada simbol. Simbol sangat esensial bagi

kebudayaan, karena ia merupakan mekanisme yang diperlukan untukmenyimpan dan

mentransmisikan sejumlah besar informasi yangmembentuk kebudayaan. Kedua,

kebudayaan itu dipelajari dan tidaktergantung kepada pewarisan biologis dalam

transmisinya. Ketiga,kebudayaan adalah sistem yang dipikul bersama oleh anggota

Page 7: Manusia Dan Kebudayaan

suatu masyarakat, yakni, ia merupakan representasi dari para anggotamasyarakat yang

dipandang secara kolektif daripada individual.

E. Unsur-unsur Kebudayaan

Unsur Kebudayaan adalah istilah lain dari komponen-komponen pokok yang

menjadi pembentuk suatu kebudayaan. Apakah kebudayaan itu? Untuk mengetahui dan

mengenal apakah itu Kebudayaan silah baca artikel tentang pengertian dan definisi

Budaya dan Kebudayaan di sini . Kebudayaan secara garis besar dapat di definisikan

sebagai hasil cipta, rasa dan karsa manusia yang dilakukan secara sadar dalam

kehidupan masyarakat.

1. Cipta adalah kemampuan akal pikiran yang menghasilkan ilmupengetahuan

2. Rasa adalah kemampuan indra yang mendorong manusia unuk mengembangkan

rasa keindahan yang melahirkan karya-karya seni yang agung

3. Karsa adalah kehendak manusia terhadap adanya kesempurnaan hidup, kemuliaan

dan kebahagiaan

Berdasarkan pengertian dan definisi diatas tentang kebudayaan, maka dapat

diketahui bahwa secara umum kebudayaan memiliki 7 unsur penting yang menjadi

komponen pokok pembentuk kebudayaan, yaitu

7 unsur kebudayaan :

1. Unsur peralatan dan erlengkapan hidup, seperti: rumah, pakaian, kendaraan, dll

2. Unsur mata pencaharian / perekonomian, seperti pegawai, petani, buruh, dll

3. Unsur sistem kemasyarakatan, yang meliputi: hukum, kekerabatan, perkawinan, dll

4. Unsur bahasa baik lisan maupun tulisan yang berfungsi sebagai alat komunikasi

5. Unsur Kesenian, seperti seni tari, seni musik , seni rupa, dll

6. Unsur ilmu pengetahuan dan teknologi

7. Unsur agama dan kepercayaan

F. Wujud Kebudayaan

Menurut J.J. Hoenigman (dalam Koentjaraningrat, 1986), wujud kebudayaan

dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak. 

1. Gagasan (Wujud ideal) Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang

berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai , norma-norma, peraturan, dan

sebagainya yang sifatnya abstrak ; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud

kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga

Page 8: Manusia Dan Kebudayaan

masyarakat . Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam

bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan

buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut. 

2. Aktivitas (tindakan) Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan

berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan

sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling

berinteraksi , mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut

pola-pola tertentu yang ber- dasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret , terjadi

dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan. 

3. Artefak (karya) Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari

aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-

benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya

paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan. 

Pada kenyataannya, kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang

satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud

kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya

(artefak) manusia. Berdasarkan wujudnya tersebut, kebudayaan dapat digolongkan atas

dua komponen utama, yaitu kebudayaan material dan kebudayaan non- material.

Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret.

Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari

suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya.

Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang,

stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci. Kebudayaan

nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi,

misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional. 

G. Orientasi Nilai Budaya

Marilah kita menyadari, kebudayaan bukanlah kreasionisme. Kebudayaan

melakukan banyak penyimpangan dari desain besar yang ingin mengendalikannya.

Sudah saatnya menganggap selesai perdebatan tentang orientasi utama dan bentuk

terakhir kebudayaan Indonesia. Setiap orang secara potensial adalah pencipta

kebudayaan. (Nirwan Dewanto, Senjakala Kebudayaan, Yayasan Bentang Budaya

1996)

Page 9: Manusia Dan Kebudayaan

Dari pernyataan tersebut di atas, sesungguhnya kita sedang digugah untuk

menyadari bahwa desain besar kebudayaan kita sedang dalam kondisi kritis. Sebagai

contoh, kebudayaan tradisional yang agung (High Culture) telah terkalahkan oleh

budaya modern (Dinamice Culture) yang didukung oleh sains dan teknologi.

Kebudayaan yang mendunia (baca globalisasi) sekarang pun terbukti mengalami krisis

karena telah gagal mensejahterakan masyarakat secara umum. Kebudayaan modern,

meskipun telah banyak kemajuan di bidang sains dan teknologi, namun secara ekonomi

hanya menguntungkan pihak tertentu saja, dalam hal ini kapitalislah yang diuntungkan

sebagai produsen dan pemilik sumber kebudayaan modern yang cenderung

mempengaruhi dan mengusai kebudayaan dunia. 

Maka menjadi wajar kebudayaan modern melahirkan kebudayaan destrukrif

misalnya berupa demonstrasi, bahkan anarkis menjadi bagian kebudayaan orang-orang

yang merasa dirugikan (contoh : demo buruh dan karyawan menuntut perbaikan upah

untuk memenuhi kebutuhan kesejahteraannya). Kesejahteraan buruh sangat ditentukan

oleh kepemilikan kapital (kebudayaan materialisme). Maka peran pemerintah sebagai

penentu kebudayaan yang seharusnya mensejahterakan rakyat menjadi bergeser

sebagai penjaga keamanan, ujung-ujungnya demi capital juga pemerintah melakukan

represi dan penindasan kepada rakyat yang tidak menguntungkan kebijakannya.

Pemerintah menjadi agen bagi pemilik modal raksasa (baca: ekonomi sebagai

panglima), misalnya dalam kasus Freeport dan masyarakat Timika yang terbelakang

pendidikannya.

1. Pendidikan Pasar

Paradigma kebudayaan modern telah menjadikan dunia spiritual termasuk

seni dan agama cukup sebagai komoditi yang perlu diperhitungkan dengan nilai

harga jualnya. Pendidikan mahal menjadi keniscayaan karena kebutuhan sarana dan

prasarana menjadi penting, termasuk pula teknologi pendidikan menjadi ukuran

kualitas lembaga pendidikan yang mendunia. Keberhasilan transformasi ilmu guru

kepada murid juga diukur dari penguasaan peralatan mengajar yang digunakan

gurunya.

”Globalisaasi”, Dulu notebook bermakna buku sekarang bermakna laptop,

artinya teknologi telah mampu merubah makna kata dari pemahaman

konsumennya. Pemahaman konsumen ternyata mudah dibentuk oleh produsen atau

bahasa lokal telah dikalahkan oleh bahasa global. Dalam konteks kebudayaan,

bahasa Indonesia telah tercerabut dari akarnya dan selanjutnya image kepada guru

Page 10: Manusia Dan Kebudayaan

yang tidak menguasai teknologi dianggap ketinggalan, atau mungkin diragukan

kemampuan mengajarnya. Maka sekolah atau lembaga pendidikan harus

mengeluarkan biaya ekstra untuk melatih guru-guru menggunakan teknologi

modern.yang belum tentu bisa, karena tidak memiliki perangkat sendiri yang mahal

harganya. Apalagi guru-guru “tradisi” seperti Umar Bakri (simak lagu ciptaan Iwan

Fals). Mungkin lebih tepat guru-guru melagukan Song theme “Hous For Sale” By

Bule.

2. Kebudayaan Alternatif

Namun untuk kembali ke tradisi sudah tidak mungkin lagi, kecuali mencari

pijakan kebudayaan pendidikan baru yang dinamis namun tidak bergantung pada

biaya tinggi. Pembelian produk teknologi yang berkembang cepat dan menuntut

konsumen untuk terus mengikuti, tentu saja berat kecuali Indonesia menjadi negara

produsen teknologi tinggi. Untuk ini kita tidak bisa percaya pada ramalan para ahli

globalisasi. Di dalam zaman kita ini, kenyataan bukanlah hal yang mudah

ditangkap. Kenyataan adalah fragmentasi dari kebudayaan yang telah terbelah-

belah oleh kekuatan ekonomi (mass culture). Dalam hal ini, selera pasar menjadi

penting untuk diperhitungkan lagi. Kesejahteraan guru haruslah dilihat sebanding

dan sejajar dengan pendapatan selebrities.Tujuan kebudayaan tak lain untuk

kemajuan dan kesejahteraan hidup manusia di mana saja dan sebagai apa saja.

(Surat kepercayaan gelanggang 1960: Kami adalah pewaris sah kebudayaan

dunia). 

3. Sejuta Milyar Satuan

Kawan, peran apa yang kau berikan untuk mengisi kemerdeekaan ini?

Pernyataan puitis tersebut di atas, mempertegas bahwa posisi kebudayaan

sesungguhnya berada pada diri kita masing-masing sebagai pelaku (seleksi

terhadap pengaruh asing dalam lingkup “kebudayaan”). Kebudayaan saling-silang

(baca kebudayaan tarik-ulur) lalu melahirkan kebudayaan post-modern yang

muncul dan kemudian dianggap gagal karena merancukan keyakinan beragama

bagi masyarakat (umat) penganutnya. Oleh karena itu, sebagai jawaban kita pasti

bersepakat dengan Islam, misalnya ayat 136 surat Al Baqarah yang jelas

menyatakan: 

Katakanlah :”Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan

kepada kami Ismail, Ishak, Yakub dan anak cucunya (kami beriman) kepada apa

yang diberikan kepada Musa dan Isa dan kepada apa yang diberikan kepada para

Page 11: Manusia Dan Kebudayaan

nabi dari tuhanNya. Kami tiada membeda-bedakan satu dari lainnya dari antara

mereka dan kami menyerahkan diri kepada Allah”.

H. Perubahan Kebudayaan

Perubahan dirasakan oleh hampir semua manusia dalam masyarakat. Perubahan

dalam masyarakat tersebut wajar, mengingat manusia memiliki kebutuhan yang tidak

terbatas. Kalian akan dapat melihat perubahan itu setelah membandingkan keadaan

pada beberapa waktu lalu dengan keadaan sekarang. Perubahan itu dapat terjadi di

berbagai aspek kehidupan, seperti peralatan dan perlengkapan hidup, mata pencaharian,

sistem kemasyarakatan, bahasa, kesenian, sistem pengetahuan, serta religi/keyakinan.

Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan budaya. Perubahan dalam

kebudayaan mencakup semua bagian, yang meliputi kesenian, ilmu pengetahuan,

teknologi, filsafat dan lainnya. Akan tetapi perubahan tersebut tidak mempengaruhi

organisasi sosial masyarakatnya. Ruang lingkup perubahan kebudayaan lebih luas

dibandingkan perubahan sosial. Namun demikian dalam prakteknya di lapangan kedua

jenis perubahan perubahan tersebut sangat sulit untuk dipisahkan (Soekanto, 1990).

Perubahan kebudayaan bertitik tolak dan timbul dari organisasi sosial. Pendapat

tersebut dikembalikan pada pengertian masyarakat dan kebudayaan. Masyarakat adalah

sistem hubungan dalam arti hubungan antar organisasi dan bukan hubungan antar sel.

Kebudayaan mencakup segenap cara berfikir dan bertingkah laku, yang timbul karena

interaksi yang bersifat komunikatif seperti menyampaikan buah pikiran secara simbolik

dan bukan warisan karena keturunan (Davis, 1960). Apabila diambil definisi

kebudayaan menurut Taylor dalam Soekanto (1990), kebudayaan merupakan kompleks

yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum adat istiadat dan

setiap kemampuan serta kebiasaan manusia sebagai warga masyarakat, maka

perubahan kebudayaan dalah segala perubahan yang mencakup unsur-unsur tersebut.

Soemardjan (1982), mengemukakan bahwa perubahan sosial dan perubahan

kebudayaan mempunyai aspek yang sama yaitu keduanya bersangkut paut dengan

suatu cara penerimaan cara-cara baru atau suatu perbaikan dalam cara suatu

masyarakat memenuhi kebutuhannya.

Kebudayaan lokal Indonesia yang sangat beranekaragam menjadi suatu

kebanggaan sekaligus tantangan untuk mempertahankan serta mewarisi kepada

generasi selanjutnya. Budaya lokal Indonesia sangat membanggakan karena memiliki

keanekaragaman yang sangat bervariasi serta memiliki keunikan tersendiri. Seiring

Page 12: Manusia Dan Kebudayaan

berkembangnya zaman, menimbulkan perubahan pola hidup masyakat yang lebih

modern. Akibatnya, masyarakat lebih memilih kebudayaan baru yang mungkin dinilai

lebih praktis dibandingkan dengan budaya lokal.

Banyak faktor yang menyebabkan budaya lokal dilupakan dimasa sekarang ini,

misalnya masuknya budaya asing. Masuknya budaya asing ke suatu negara sebenarnya

merupakan hal yang wajar, asalkan budaya tersebut sesuai dengan kepribadian bangsa.

Namun pada kenyataannya budaya asing mulai mendominasi sehingga budaya lokal

mulai dilupakan.

Faktor lain yang menjadi masalah adalah kurangnya kesadaran masyarakat akan

pentingnya peranan budaya lokal. Budaya lokal adalah identitas bangsa. Sebagai

identitas bangsa, budaya lokal harus terus dijaga keaslian maupun kepemilikannya agar

tidak dapat diakui oleh negara lain. Walaupun demikian, tidak menutup kemungkinan

budaya asing masuk asalkan sesuai dengan kepribadian negara karena suatu negara

juga membutuhkan input-input dari negara lain yang akan berpengaruh terhadap

perkembangan di negranya.

Dimasa sekarang ini banyak sekali budaya-budaya kita yang mulai menghilang

sedikit demi sedikit.Hal ini sangatlah berkaitan erat dngan masuknya budaya-budaya

ke dalam budaya kita.Sebagai contoh budaya dalam tata cara berpakaian.Dulunya

dalam budaya kita sangatlah mementingkan tata cara berpakaian yang sopan dan

tertutup.Akan tetapi akaibat masuknya budaya luar mengakibatkan budaya tersebut

berubah.Sekarang berpakaian yang menbuka aurat serasa sudah menjadi kebiasaan

yang sudah melekat erat didalam masyarakat kita.Sebagai contoh lain jenis-jenis

makanan yang kita konsumsi juga mulai terpengaruh budaya luar.Masyarakat sekarang

lebih memilih makanan-makanan yang berasal dari luar seperti KFC,steak,burger,dan

lain-lain.Masyarakat menganggap makanan-makanan tersebut higinis,modern,dan

praktis.Tanpa kita sadari makanan-makanan tersebut juga telah menjadi menu

keseharian dalam kehidupan kita.Hal ini mengakibatkan makin langkanya berbagai

jenis makanan tradisional.Bila hai ini terus terjadi maka tak dapat dihindarkan bahwa

anak cucu kita kelak tidak tahu akan jenis-jenis makanan tradisional yang berasal dari

daerah asal mereka.

Tugas utama yang harus dibenahi adalah bagaimana mempertahankan,

melestarikan, menjaga, serta mewarisi budaya lokal dengan sebaik-baiknya agar dapat

memperkokoh budaya bangsa yang akan megharumkan nama Indonesia. Dan juga

Page 13: Manusia Dan Kebudayaan

supaya budaya asli negara kita tidak diklaim oleg negara lain. Berikut beberapa hal

yang dapat kita simak dalam rangka melestarikan budaya.

1. Kekuatan

a. Keanekaragaman budaya lokal yang ada di Indonesia

Indonesia memiliki keanekaragaman budaya lokal yang dapatdijadikan

sebagai ke aset yang tidak dapat disamakan dengan budaya lokal negara lain.

Budaya lokal yang dimiliki Indonesia berbeda-beda pada setiap daerah. Tiap

daerah memiliki ciri khas budayanya, seperti rumah adat, pakaian adat, tarian,

alat musik, ataupun adat istiadat yang dianut. Semua itu dapat dijadikan

kekuatan untuk dapat memperkokoh ketahanan budaya bangsa dimata

Internasional.

b. Kekhasan budaya Indonesia

Kekhasan budaya lokal yang dimiliki setiap daerah di Indonesia memliki

kekuatan tersediri. Misalnya rumah adat, pakaian adat, tarian, alat musik,

ataupun adat istiadat yang dianut. Kekhasan budaya lokal ini sering kali

menarik pandangan negara lain. Terbukti banyaknya turis asing yang mencoba

mempelajari budaya Indonesia seperti belajar tarian khas suat daerah atau

mencari barang-barang kerajinan untuk dijadikan buah tangan. Ini

membuktikan bahwa budaya bangsa Indonesia memiliki cirri khas yang unik.

c. Kebudayaan Lokal menjadi sumber ketahanan budaya bangsa

Kesatuan budaya lokal yang dimiliki Indonesia merupakan budaya bangsa

yang mewakili identitas negara Indonesia. Untuk itu, budaya lokal harus tetap

dijaga serta diwarisi dengan baik agar budaya bangsa tetap kokoh.

2. Kelemahan

a. Kurangnya kesadaran masyarakat

Kesadaran masyarakat untuk menjaga budaya lokal sekarang ini masih

terbilang minim. Masyarakat lebih memilih budaya asing yang lebih praktis dan

sesuai dengan perkembangan zaman. Hal ini bukan berarti budaya lokal tidak

sesuai dengan perkembangan zaman, tetapi banyak budaya asing yang tidak

sesuai dengan kepribadian bangsa. Budaya lokal juga dapat di sesuaikan dengan

perkembangan zaman, asalkan masih tidak meningalkan cirri khas dari budaya

tersebut.

Page 14: Manusia Dan Kebudayaan

b. Minimnya komunikasi budaya

Kemampuan untuk berkomunikasi sangat penting agar tidak terjadi salah

pahaman tentang budaya yang dianut. Minimnya komunikasi budaya ini sering

menimbulkan perselisihan antarsuku yang akan berdampak turunnya ketahanan

budaya bangsa.

c. Kurangnya pembelajaran budaya

Pembelajaran tentang budaya, harus ditanamkan sejak dini. Namun

sekarang ini banyak yang sudah tidak menganggap penting mempelajari budaya

lokal. Padahal melalui pembelajaran budaya, kita dapat mengetahui pentingnya

budaya lokal dalam membangun budaya bangsa serta bagaiman cara

mengadaptasi budaya lokal di tengan perkembangan zaman.

3. Peluang

a. Indonesia dipandang dunia Internasional karena kekuatan budayanya

Apabila budaya lokal dapat di jaga dengan baik, Indonesia akan di pandang

sebagai negara yang dapat mempertahankan identitasnya di mata

Internasioanal.

b. Kuatnya budaya bangsa, memperkokoh rasa persatuan

Usaha masyarakat dalam mempertahankan budaya lokal agar dapat

memperkokoh budaya bangsa, juga dapat memperkokoh persatuan. Karena

adanya saling menghormati antara budaya lokal sehingga dapat bersatu menjadi

budaya bangsa yang kokoh.

c. Kemajuan pariwisata

Budaya lokal Indonesia sering kali menarik perhatian para turis

mancanegara. Ini dapat dijadikan objek wisata yang akan menghasilkan devisa

bagi negara. Akan tetapi hal ini juga harus diwaspadai karena banyaknya aksi

pembajakan budaya yang mungkin terjadi.

d. Multikuturalisme

Dalam artikelnya, Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Lancang

Kuning, Riau, Dr Junaidi SS MHum, mengatakan bahwa multikulturalisme

meberikan peluang bagi kebangkitan etnik dan kudaya lokal Indonesia. Dua

pilar yang mendukung pemahaman ini adalah pendidikan budaya dan

komunikasi antar budaya.

Page 15: Manusia Dan Kebudayaan

4. Tantangan

a. Perubahan lingkungan alam dan fisik

Perubahan lingkungan alam dan fisik menjadi tantangan tersendiri bagi

suatu negara untuk mempertahankan budaya lokalnya. Karena seiring

perubahan lingkungan alam dan fisik, pola piker serta pola hidup masyakrkat

juga ikt berubah

b. Kemajuan Teknologi

Meskipun dipandang banyak memberikan banyak manfaat, kemajuan

teknologi ternyata menjadi salah satu factor yang menyebabkan

ditinggalkannya budaya lokal. Misalnya, sistem sasi (sistem asli masyarakat

dalam mengelola sumber daya kelautan/daratan) dikawasan Maluku dan Irian

Jaya. Sistem sasi mengatur tata cara sertamusim penangkapan iakn di wilayah

adatnya, namun hal ini mulai tidak di lupakan oleh masyarakatnya.

c. Masuknya Budaya Asing

Masuknya budaya asing menjadi tantangan tersendiri agar budaya lokal

tetap terjaga. Dalam hal ini, peran budaya lokal diperlukan sebagai

penyeimbang di tengah perkembangan zaman.

Perubahan budaya dan arus globalisasi mengakibatkan beberapa budaya

tersingkirkan. Perubahan budaya yang terjadi di dalam masyarakat tradisional, yakni

perubahan dari masyarakat tertutup menjadi masyarakat yang lebih terbuka, dari nilai-

nilai yang bersifat homogen menuju pluralisme nilai dan norma social merupakan salh

satu dampak dari adanya globalisasi. Ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengubah

dunia secara mendasar. Komunikasi dan sarana transportasi internasional telah

menghilangkan batas-batas budaya setiap bangsa. Kebudayaan setiap bangsa

cenderung mengarah kepada globalisasi dan menjadi peradaban dunia sehingga

melibatkan manusia secara menyeluruh. Misalnya saja khusus dalam bidang hiburan

massa atau hiburan yang bersifat masal, makna globalisasi itu sudah sedemikian terasa.

Sekarang ini setiap hari kita bisa menyimak tayangan film di tv yang bermuara dari

negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, Korea, dll melalui stasiun televisi

di tanah air. Belum lagi siaran TV internasional yang bisa ditangkap melalui parabola

yang kini makin banyak dimiliki masyarakat Indonesia. Sementara itu, kesenian-

kesenian populer lain yang tersaji melalui kaset, vcd, dan dvd yang berasal dari manca

negara pun makin marak kehadirannya di tengah-tengah kita.

Page 16: Manusia Dan Kebudayaan

Fakta yang demikian memberikan bukti tentang betapa negara-negara penguasa

teknologi mutakhir telah berhasil memegang kendali dalam globalisasi budaya

khususnya di negara ke tiga. Peristiwa transkultural seperti itu mau tidak mau akan

berpengaruh terhadap keberadaan kesenian kita. Padahal kesenian tradisional kita

merupakan bagian dari khasanah kebudayaan nasional yang perlu dijaga

kelestariannya.

Di saat yang lain dengan teknologi informasi yang semakin canggih seperti saat

ini, kita disuguhi oleh banyak alternatif tawaran hiburan dan informasi yang lebih

beragam, yang mungkin lebih menarik jika dibandingkan dengan kesenian tradisional

kita. Dengan parabola masyarakat bisa menyaksikan berbagai tayangan hiburan yang

bersifat mendunia yang berasal dari berbagai belahan bumi. Kondisi yang demikian

mau tidak mau membuat semakin tersisihnya kesenian tradisional Indonesia dari

kehidupan masyarakat Indonesia yang sarat akan pemaknaan dalam masyarakat

Indonesia. Misalnya saja bentuk-bentuk ekspresi kesenian etnis Indonesia, baik yang

rakyat maupun istana, selalu berkaitan erat dengan perilaku ritual masyarakat

pertanian.

Dengan datangnya perubahan sosial yang hadir sebagai akibat proses

industrialisasi dan sistem ekonomi pasar, dan globalisasi informasi, maka kesenian kita

pun mulai bergeser ke arah kesenian yang berdimensi komersial. Kesenian-kesenian

yang bersifat ritual mulai tersingkir dan kehilangan fungsinya. Sekalipun demikian,

bukan berarti semua kesenian tradisional kita lenyap begitu saja. Ada berbagai

kesenian yang masih menunjukkan eksistensinya, bahkan secara kreatif terus

berkembang tanpa harus tertindas proses modernisasi. Pesatnya laju teknologi

informasi atau teknologi komunikasi telah menjadi sarana difusi budaya yang ampuh,

sekaligus juga alternatif pilihan hiburan yang lebih beragam bagi masyarakat luas.

Akibatnya masyarakat tidak tertarik lagi menikmati berbagai seni pertunjukan

tradisional yang sebelumnya akrab dengan kehidupan mereka. Misalnya saja kesenian

tradisional wayang orang Bharata, yang terdapat di Gedung Wayang Orang Bharata

Jakarta kini tampak sepi seolah-olah tak ada pengunjungnya. Hal ini sangat

disayangkan mengingat wayang merupakan salah satu bentuk kesenian tradisional

Indonesia yang sarat dan kaya akan pesan-pesan moral, dan merupakan salah satu agen

penanaman nilai-nilai moral yang baik, menurut saya. Contoh lainnya adalah kesenian

Ludruk yang sampai pada tahun 1980-an masih berjaya di Jawa Timur sekarang ini

tengah mengalami “mati suri”.

Page 17: Manusia Dan Kebudayaan

Wayang orang dan ludruk merupakan contoh kecil dari mulai terdepaknya

kesenian tradisional akibat globalisasi. Bisa jadi fenomena demikian tidak hanya

dialami oleh kesenian Jawa tradisional, melainkan juga dalam berbagai ekspresi

kesenian tradisional di berbagai tempat di Indonesia. Sekalipun demikian bukan berarti

semua kesenian tradisional mati begitu saja dengan merebaknya globalisasi.

Di sisi lain, ada beberapa seni pertunjukan yang tetap eksis tetapi telah

mengalami perubahan fungsi. Ada pula kesenian yang mampu beradaptasi dan

mentransformasikan diri dengan teknologi komunikasi yang telah menyatu dengan

kehidupan masyarakat, misalnya saja kesenian tradisional “Ketoprak” yang

dipopulerkan ke layar kaca oleh kelompok Srimulat. Kenyataan di atas menunjukkan

kesenian ketoprak sesungguhnya memiliki penggemar tersendiri, terutama ketoprak

yang disajikan dalam bentuk siaran televisi, bukan ketoprak panggung. Dari segi

bentuk pementasan atau penyajian, ketoprak termasuk kesenian tradisional yang telah

terbukti mampu beradaptasi dengan perubahan zaman.

Selain ketoprak masih ada kesenian lain yang tetap bertahan dan mampu

beradaptasi dengan teknologi mutakhir yaitu wayang kulit. Beberapa dalang wayang

kulit terkenal seperti Ki Manteb Sudarsono dan Ki Anom Suroto tetap diminati

masyarakat, baik itu kaset rekaman pementasannya, maupun pertunjukan secara

langsung. Keberanian stasiun televisi Indosiar yang sejak beberapa tahun lalu

menayangkan wayang kulit setiap malam minggu cukup sebagai bukti akan besarnya

minat masyarakat terhadap salah satu khasanah kebudayaan nasional kita. Bahkan

Museum Nasional pun tetap mempertahankan eksistensi dari kesenian tradisonal

seperti wayang kulit dengan mengadakan pagelaran wayang kulit tiap beberapa bulan

sekali dan pagelaran musik gamelan tiap satu minggu atau satu bulan sekali yang

diadakan di aula Kertarajasa, Museum Nasional.

I. Kaitan Manusia dan Kebudayaan

Manusia dan kebudayaan merupakan dua hal yang sangat erat terkait satu sama

lain. Manusia di alam dunia ini mememgang peran yang unik, dan dapat di pandang

dari berbagai segi. Dalam ilmu sosial manusia merupakan makhluk yang ingin

memperoleh keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap kegiatan sering

disebuthomo economicus (ilmu ekonomi). Manusia merupakan makhluk sosial yang

tidak dapat berdiri sendiri (sosialofi), makhluk yang selalu ingin memiliki kekuasaan

(politik), makhluk yang berbudaya dan lain sebagainya.

Page 18: Manusia Dan Kebudayaan

Contoh hubungan manusia dengan kebudayaan

1. Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah : manusia

sebagai perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan

manusia, tetapi apakah sederhana itu hubungan keduannya? Dalam sosiologi

manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun

keduannya berbeda tetapi keduannya merupakan satu kesatuan. Manusia

menciptakan kebudayaan, dan setelah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan

mengatur hidup manusia agar sesuai dengannya. Tampak bahwa keduannya

akhirnnya merupakan satu kesatuan. Contoh sederhana yang dapat kita lihat adalah

hubungan anatara manusia dengan peraturan – peraturan kemasyarakatnya. Pada

saat awalnya peraturan itu dibuat oleh manusia, setelah peraturan itu jadi maka

yang membuatnya harus patuh kepada peraturan yang dibuatnya sendiri itu.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dari

kebudayaan, karena kebudayaan itu merupkan perwujudan dari manusia itu sendiri.

Apa yang tercakup  dalam satu kebudayaan tidak akan jauh menyimpang dari

kemauaan manusia yang membuatnya. Apabila anusia melupakan bahwa

masyarakat adalah ciptaaan manusia, dia akan menjadi terasing atau telinasi.

2. Manusia dan kebudayaan atau manusia dan masyarakat oleh karna itu memiliki

hubungan keterkaitan yang erat satu sama lain. Pada kondisi sekarang ini kita tidak

bisa lagi membedakan mana yang lebih awal muncul manusi atau

kebudayaan.  Analisa terhadap keberadaan keduannya harus menyertakan

pembatasan masalah dan waktu agar analisis dapat dilakukan dengan lebih cermat.

Page 19: Manusia Dan Kebudayaan

DAFTAR PUSTAKA

(sumber : Buku MKDU Ilmu Budaya Dasar Oleh : Widyo Nugroho, Achmad Muchji

penerbit gunadarma)

Page 20: Manusia Dan Kebudayaan

DINAMIKA MASYARAKAT INDONESIA

Kehidupan masyarakat indonesia sejak kemunculannya di kepulauan nusnatara ini

sepanjang waktu selalu mengalami dinamika, dimulai dari kelompok - kelompok kecil 

hingga membentuk bangsa yang begitu besar. Pada awalnya kehidupan masyarakat

membentuk suatu komunitas kecil yang ada disuatu pelosok, kemudian membentuk suku

bangsa. Setelah itu, masyarakat yang membentuk suatu komunitas tersebut terus

mengalami perkembangan budaya yang diciptakannya.

Perkembangan budaya ini tidak tumbuh dan berkembang di masyarakat itu sendiri

tetapi diikuti oleh pengaruh pengaruh budaya yang datang dari luar, pengaruh pengaruh

tersebut diantaranya pengaruh agama budaya bahasa dari luar, seperti dari India, Arab

Islam, dan Eropa. Pengaruh budaya dari luar turut memperkaya budaya masyarakat.

Bangsa Indonesia yang merupakan masyarakat majemuk dalam perkembangannya

menimbulkan berbagai suku bangsa dengan kebudayaan yang berbeda, sehingga perbedaan

suku bangsa diikuti dengan agama yang berbeda beda pula karena dipengaruhi oleh budaya

dan keyakinan yang berbeda yang berasal dari luar.

Kemajemukan yang terdapat dalam kehidupan masyarakat Indonesia ternyata telah

tertanam rasa dan ikatan Primordial yang dilandasi oleh perasaan kekerabatan, kesukuan,

asal daerah, bahasa, pendidikan bahkan agama. Masyarakat majemuk dalam integrasi

nasional bagi republik Indonesia, nampaknya tetap bartahan sepanjang tidak dipengaruhi

dan merugikan pihak lain.

Kehidupan masyarakat yang sangat majemuk nampaknya menyimpan sebuah

potensi konflik horizontal. Karena itu, pemrintah, masyarakat, kelompok - kelompok

sosial, maupaun individu harus tetap wasapada terhadap terjadinya konflik yang mungkin

akan terjadi, sehingga diperlukan kesadaran yang tinggi dalam memahami rasa kebangsaan

yang utuh. Karena kemajemukan yang terjadi tidak dapat dihindari. Maka, diperlukan

adanya konsensus yang senantiasa dihormati sebagai pengendali konflik. Timbulnya

konflik yang pernah terjadi di berbagai daerah sebagai akibat rapuhnya konsensus nasional

dan pudarnya kesadaran sebagai masyarakat yang majemuk. Karena kesadaran itu penting

dan menjadi kewajiban bersama yang harus dilakukan setiap warga negara sebagai mana

semboyan Bhineka Tunggal Ika.

Page 21: Manusia Dan Kebudayaan

A. Kepentingan Individu untuk Dibutuhkan Orang Lain

Dalam menjalani kehidupan, manusia membutuhkan berbagai jenis dan macam

barang-barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhannya. Manusia sejak lahir hingga

meninggal dunia tidak terlepas dari kebutuhan akan segala sesuatunya. Untuk

mendapatkan barang yang dibutuhkan diperlukan pengorbanan untuk

mendapatkannya. 

Di bawah ini akan diberikan jenis, macam aneka ragam definisi atau pengertian

dari tiap-tiap kebutuhan manusia selama hidupnya di dunia : 

1. Kebutuhan Manusia Berdasarkan Tingkat Kepentingan / Prioritas 

a. Kebutuhan Primer

Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang benar-benar amat sangat

dibutuhkan orang dan sifatnya wajib untuk dipenuhi. Contohnya adalah seperti

sembilan bahan makanan pokok / sembako, rumah tempat tinggal, pakaian, dan

lain sebagainya.

b. Kebutuhan Sekunder

Kebutuhan sekunder adalah merupakan jenis kebutuhan yang diperlukan

setelah semua kebutuhan pokok primer telah semuanya terpenuhi dengan baik.

Kebutuhan sekunder sifatnya menunjang kebutuhan primer. Misalnya seperti

makanan yang bergizi, pendidikan yang baik, pakaian yang baik, perumahan

yang baik, dan sebagainya yang belum masuk dalam kategori mewah.

c. Kebutuhan Tersier / Mewah / Lux

Kebutuhan tersier adalah kebutuhan manusia yang sifatnya mewah, tidak

sederhana dan berlebihan yang timbul setelah terpenuhinya kebutuhan primer

dan kebutuhan skunder. Contohnya adalah mobil, antena parabola, pda phone,

komputer laptop notebook, tv 50 inchi, jalan-jalan ke hawaii, apartemen, dan

lain sebagainya.

2. Kebutuhan Manusia Berdasarkan Sifat 

a. Kebutuhan Jasmani / Kebutuhan Fisik

Kebutuhan jasmani adalah kebutuhan yang berhubungan dengan badan

lahiriah atau tubuh seseorang. Contohnya seperti makanan, minuman, pakaian,

sandal, pisau cukur, tidur, buang air kecil dan besar, seks, dan lain sebagainya.

b. Kebutuhan Rohani / Kebutuhan Mental

Kebutuhan rohani adalah kebutuhan yang dibutuhkan seseorang untuk

mendapatkan sesuatu bagi jiwanya secara kejiwaan. Contohnya seperti

Page 22: Manusia Dan Kebudayaan

mendengarkan musik, siraman rohani, beribadah kepada Tuhan YME,

bersosialisasi, pendidikan, rekreasi, hiburan, dan lain-lain.

3. Kebutuhan Manusia Berdasarkan Waktu

a. Kebutuhan Sekarang

Kebutuhan sekarang adalah kebutuhan yang benar-benar diperlukan pada

saat ini secara mendesak. Contoh adalah kebelet pipis, makan karena sangat

lapar, pengobatan akibat kecelakaan, dan lain sebagainya.

b. Kebutuhan Masa Depan

Kebutuhan masa depan adalah kebutuhan yang dapat ditunda serta dipenuhi

di lain waktu di masa yang akan datang. Contoh yaitu pergi haji, pendidikan

tinggi, pahala untuk bekal akherat, membeli mobil toyota yaris terbaru, dan lain

sebagainya.

4. Kebutuhan Manusia Berdasarkan Subjek / Subyek Penggunanya

a. Kebutuhan Individual / Individu / Pribadi

Kebutuhan individu adalah jenis kebutuhan yang dibutuhkan oleh orang

perseorangan secara pribadi. Contohnya adalah sikat gigi, menuntut ilmu, sholat

lima waktu, makan, dan banyak lagi contoh lainnya.

b. Kebutuhan Sosial / Kolektif

Kebutuhan sosial adalah kebutuhan akan berbagai barang dan jasa yang

digunakan untuk memuaskan kebutuhan sosial suatu kelompok masyarakat.

Contohnya adalah jalan umum, penerangan tempat umum, berserikat

mengeluarkan pendapat, berbisnis, berorganisasi, dan lain-lain.

B. Kepentingan Individu untuk Memperoleh Kedudukan pada Keluarga

12 Sosialisasi menurut sudut pandang masyarakat adalah proses penyelarasan

individu-individu baru anggota masyarakat ke dalam pandangan hidup yang

terorganisasi dan mengajarkan mereka tradisi-tradisi budaya masyarakatnya. Dengan

kata lain sosialisasi adalah tindakan mengubah kondisi manusia dari human-animal

menjadi human-being untuk menjadi mahluk sosial dan anggota masyarakat sesuai

dengan kebudayaannya. Sedang arti individual, sosialisasi merupakan suatu proses

mengembangkan diri. Melalui interaksi dengan orang lain, seseorang memperoleh

identitas, mengembangkan nilai-nilai dan aspirasi-aspirasi. Artinya sosialisasi

diperlukan sebagai sarana untuk menumbuhkan kesadaran diri. Bagi individu

sosialisasi memiliki fungsi sebagai pengalihan sosial dan penciptaan kepribadian.

Page 23: Manusia Dan Kebudayaan

Sosialisasi memiliki fungsi untk mengembangkan komitmen-komitmen dan

kapsitas-kapasitas yang menjadi prasyarat utama bagi penampilan peranan mereka di

masa depan. Komitmen yang perlu dikembangkan ialah mengimplementasikan nilai-

nilai yang ada dalam masyarakat untuk menampilkan suatu peranan tertentu yang

khusus dan spesifik dalam struktur masyarakat. Sementara kapasistas yang perlu

dikembangkan dalam kemampuan atau keterampilan untuk menunjukkan kewajiban-

kewajiban yang melekat dalam peran-peran yang dimiliki oleh individu yang

bersangkutan dan kemampuan untuk hidup dengan orang lain yang memiliki harapan-

harapan untuk saling menyesuaikan perilaku antara pribadi sesuai dengan peran-peran

yang dimiliki.

Pentingnya sosialisasi dalam kehidupan masyarakat didasarkan atas kualitas-

kualitas bawaan (Inbon Qualities) yang dimiliki oleh manusia itu sendiri semisal

ketiadaan insting-insting padanya, ketergantungan periode masa kanak-kanak yang

cukup panjang, kecakapan untuk belajar, kemampuan atau kapasitas untuk berbahasa

dan kebutuhan untuk melakukan hubungan sosial. Di dalam diri manusia bukanlah

insting melainkan kecenderungan-kecenderungan biologis (biological drives).

Kecenderungan-kecenderungan ini kalau tidak dibimbing melalui belajar cenderung

hanya mengahasilkan kegelisahan dan pencarian tingkah laku. Disisi lain,

ketergantungan manusia pada masa kanak-kanak terutama kepada orangtuanya, adalah

satu kenyataan yang menunjukkan dirinya membutuhkan bantuan orang lain untuk bisa

berkembang menuju kehidupan yang mandiri. Sebenarnya dengan faktor

kebergantungan maka akan memberi peluang bagi manusia untuk bersosialisasi, karena

sesungguhnya manusia juga memiliki kemampuan untuk belajar lebih banyak dan lebih

lama dibanding mahluk lainnya. sedang kemampuan berbahasa sebagai faktor untuk

melakukan sosialisasi, akan memberi kemudahan manusia dari keterbatasan fisik dalam

melakukan interaksi dengan sesamanya. Faktor lain yang menentukan proses sosialisasi

yang perlu disadari, bahwa manusia merupakan mahluk sosial yang membutuhkan

hubungan sosial dengan manusia lain dalam lingkungan kelompoknya. Disamping

manusia memiliki kemampuan bawaan untuk hidup di tengah-tengah masyarakat harus

mematuhi norma-norma tetentu, karena dalam kapsitasnya sebagai mahluk sosial ia

memiliki potensi bawaan untuk hidup bermasyarakat yang perlu dikembangkan agar

lebih berarti dengan cara pengkondisian sedemikian rupa melalui tingkat kematangan

dan belajar dari agent of sosialization, seperti orangtua (keluarga) atau teman sebaya.

Page 24: Manusia Dan Kebudayaan

C. Studi Kasus

Mendengar kata tawuran, sepertinya masyarakat Indonesia sudah tidak asing

lagi mendengarnya. Hampir setiap minggu, media massa menyodorkan kepada kita

tentang masalah sosial tersebut. Tawuran sepertinya sudah menjadi bagian dari budaya

bangsa Indonesia. Segala sesuatu yang tidak bisa dilakukan dengan cara damai,

jawabannya pasti dengan tawuran. Bukan hanya tawuran antar pelajar atau warga saja

yang menghiasi kolom-kolom media cetak atau elektronik, tetapi aparat pemerintah

pun sepertinya tidak ingin ketinggalan pula. Kasus penggusuran tanah di Sulawesi

Selatan beberapa waktu yang lalu, yang menyebabkan tawuran antara Satpol Pamong

Praja dengan masyarakat adalah bukti dari kearogansian pemerintah dalam mengatasi

masalah-masalah sosial yang terjadi.

Peristiwa tawuran baru-baru ini terjadi di Lombok Tengah, Nusa Tenggara

Barat. Kehangatan setelah melaksanakan hari raya Idul Fitri, seolah hanya dianggap

angin lalu. Yang mencengangkan, bahwa sepanjang tahun ini telah terjadi sebelas kali

tawuran yang melibatkan masyarakat antar desa yang berbeda di Lombok Tengah

(TPI/28 Oktober 2006). Menurut penuturan salah satu tokoh masyarakat yang

diwawancarai oleh Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) beberapa waktu setelah

kejadian, persoalan tawuran tersebut banyak di picu oleh hal-hal yang sepele, misalnya

kalah main kartu, saling menggoda wanita, dll. Perubahan sosial yang diakibatkan

karena sering terjadinya tawuran, mengakibatkan norma-norma menjadi terabaikan.

Selain itu, menyebabkan terjadinya perubahan pada aspek hubungan sosial (social

relationship) atau R.M. Maclver dan Charles H. Page menyebutnya perubahan terhadap

keseimbangan (equilibrium) hubungan sosial (lihat buku : Society, an introductory

analysis).

Sedangkan Dahrendorf (1986:197-198) berpendapat bahwa anggapan dasar

untuk memahami proses perubahan sosial lewat pendekatan konflik (conflict approach)

adalah : 1. Setiap masyarakat -dalam setiap hal- tunduk kepada proses perubahan;

perubahan sosial terdapat di mana-mana; 2. Setiap masyarakat -dalam setiap hal–

memperlihatkan pertikaian dan pertentangan; pertentangan sosial terdapat di mana-

mana; 3. Setiap unsur dalam masyarakat memberikan kontribusi terhadap perpecahan

dan perubahannya; 4. Setiap masyarakat didasarkan atas penggunaan kekuasaan oleh

sejumlah anggotanya terhadap anggotanya yang lain.

Page 25: Manusia Dan Kebudayaan

Dalam bukunya yang berjudul “Dinamika Masyarakat Indonesia”, Prof. Dr.

Awan Mutakin, dkk berpendapat bahwa sistem sosial yang stabil (equilibrium) dan

berkesinambungan (kontinuitas) senantiasa terpelihara apabila terdapat adanya

pengawasan melalui dua macam mekanisme sosial dalam bentuk sosialisasi dan

pengawasan sosial (kontrol sosial).

D. Opini

Setiap kelompok harus menyadari terlebih dahulu bahwa diantara mereka

terjadi situasi konflik yang melanggar norma-norma yang berlaku. Kemudian, tahap

selanjutnya adalah bagaimana kita bisa melakukan pengarahan, pembinaan, atau

bimbingan terhadap masyarakat.  

Page 26: Manusia Dan Kebudayaan

DAFTAR PUSTAKA

http://organisasi.org/kebutuhan_hidup_ekonomi_manusia_kebutuhan_primer_sekunder_tersier_jasmani_rohani_sekarang_masa_depan_pribadi_dan_sosial

http://astaqauliyah.com/2006/12/konsep-keluarga-dinamika-dan-fungsinya/

Dinamika Masyarakat Indonesia

Penulis : Prof. Dr. Awan Mutakin, Dr. Dasim Budimansyah,M.S.I., 

Drs. Gurniawan Kamil Pasya, M.S.I.

Penerbit : Genesindo, Bandung, 2004.

Halaman : 303