Manual Mahasiswa Sistem Muskuloskeletal 2012

download Manual Mahasiswa Sistem Muskuloskeletal 2012

of 27

Transcript of Manual Mahasiswa Sistem Muskuloskeletal 2012

1 SISTEM MUSKULOSKELETAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

PELATIHAN KETERAMPILAN KLINIK

TEKNIK ANAMNESAPANDUAN PESERTA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2012

2 SISTEM MUSKULOSKELETAL TEKNIK ANAMNESA

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU) Mahasiswa mampu melakukan anamnesa penyakit sistem muskuloskeletal dengan benar

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK) Setelah melakukan latihan keterampilan ini, mahasiswa : 1. Dapat membina komunikasi terhadap pasien dengan baik 2. Dapat menanyakan identitas pasien dengan benar 3. Dapat menanyakan dan menggali keluhan utama pasien dengan benar 4. Dapat menanyakan penyakit/keluhan lain yang ada hubungannya dengan penyakit sekarang dengan benar 5. Dapat menanyakan riwayat penyakit pasien sebelumnya dengan benar 6. Dapat menanyakan penyakit keluarga dengan benar

PENUNTUN PEMBELAJARAN TEKNIK ANAMNESABeri nilai untuk setiap langkah klinik dengan menggunakan kriteria sebagai berikut: 1. Perlu perbaikan: langkah-langkah tidak dilakukan dengan benar dan atau tidak sesuai urutannya, atau ada langkah yang tidak dilakukan. 2. Mampu: Langkah-langkah dilakukan dengan benar dan sesuai dengan urutannya, tetapi tidak efisisen 3. Mahir: Langkah-langkah dilakukan dengan benar, sesuai dengan urutan daan efisien. TS (Tidak Sesuai): Langkah tidak perlu dilakukan karena tidak sesuai dengan keadaan.PENUNTUN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TEKNIK ANAMNESA LANGKAH / KEGIATAN Mengucapkan salam, lalu pemeriksa berdiri dan melakukan jabat tangan Mempersilahkan pasien duduk berseberangan/ berhadapan Memberikan respon yang baik dalam rangka membina sambung rasa. Menjaga suasana santai dan rileks, berbicara dengan lafal yang jelas dengan menggunakan bahasa yang dapat dipahami dan menyebutkan nama pasien Menanyakan identitas pasien: nama, umur, alamat & pekerjaan Menanyakan keluhan utama (nyeri sendi/ ekstremitas)

NO. 1. 2. 3. 4.

KASUS

5. 6.

3dan menggali riwayat penyakit tersebut. Tanyakan: Onset dan durasi nyeri: sudah berapa lama, pada saat kapan nyeri tersebut timbul (malam/ pagi/ siang/ sore, nyeri dirasakan pada saat istirahat/ bekerja) Sifat nyeri : terus menerus atau intermitten, menjalar atau tidak Tanyakan gejala lain yang berhubungan : - Rasa kram/ kesemutan pada jari-jari. - Rasa tebal/ hilangnya sensibilitas (rasa) pada kulit lengan/ telapak tangan/ jarijari - Kelemahan/ kelumpuhan pada beberapa otot extremitas. Menggali penyakit dahulu yang serupa dan yang berkaitan, untuk menilai apakah penyakit sekarang ada hubungannya dengan yang lalu. Menggali penyakit-penyakit/ keluhan lain yang ada hubungannya dengan penyakit sekarang : penyakit endokrin (miksedema, diabetes mellitus, kehamilan), penyakit metabolik, trauma, neoplasma, osteoartritis dll Menggali penyakit keluarga dan lingkungan dengan menanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita/ pernah menderita penyakit/ gangguan yang sama. . Mengisi medical record sesuai dengan informasi yang didapatkan.

7

8

9

10

4

BUKU PANDUAN KERJA

PEMERIKSAAN FISIK PADA SISTEM MUSKULOSKELETAL

DIBERIKAN PADA MAHASISWA FAK. KEDOKTERAN UNHAS DISUSUN OLEH DR. MUH. SAKTI, Sp.OT

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN 20112

5

KETERAMPILAN KLINIK PEMERIKSAAN FISIK PADA SISTEM MUSKULOSKELETALTUJUAN PEMBELAJARAN : Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan fisik pada sIstem musculoskeletal secara tepat SASARAN PEMBELAJARAN : Setelah mendapat pelatihan keterampilan ini, mahasiswa diharapkan : 1. Mampu melakukan pemeriksaan cara berjalan yang normal dan tidak normal 2. Mampu melakukan pemeriksaan fisik yang baik pada shoulder joint 3. Mampu melakukan pemeriksaan fisik yang baik elbow joint 4. Mampu melakukan pemeriksaan fisik yang baik pada hip joint 5. Mampu melakukan pemeriksaan fisik yang baik pada knee joint

MEDIA DAN ALAT PEMBELAJARAN : 1. Buku panduan peserta skill lab sistem emergency dan traumatology 2. Boneka manikin dewasa 3. Mitella 4. Elastic bandage

INDIKASI : 1. Pada penderita yang mengalami gangguan cara berjalan 2. Pada penderita yang mengalami gangguan shoulder joint 3. Pada penderita yang mengalami gangguan elbow joint 4. Pada penderita yang mengalami gangguan hip joint 5. Pada penderita yang mengalami gangguan knee joint

DESKRIPSI KEGIATAN :KEGIATAN

1. Pengantar

WAKTU 5 menit

DESKRIPSI

2. Demonstrasi singkat 15 menit tentang pemeriksaan fisik gait

1. Perkenalan, mengatur posisi duduk mahasiswa 2. Penjelasan singkat tentang prosedur kerja, peran masing-masing mahasiswa dan alokasi waktu 1. Instruktur mendemostrasikan tentang defenisi Gait 2. Instruktur menjelaskan tentang Gait yang

6 normal 3. Instruktur menjelaskan tentang pemeriksaan fisik pada gait yang tidak normal 4. Diskusi singkat bila ada yang kurang dimengerti 1. Instruktur menjelaskan tentang pemeriksaan fisik pada shoulder joint secara singkat 2. Mahasiswa mempraktekkan pemeriksaan fisik pada shoulder joint 3. Instruktur memperhatikan dan memberikan bimbingan pada mahasiswa 1. Instruktur menjelaskan tentang pemeriksaan fisik pada elbow joint secara singkat 2. Mahasiswa mempraktekkan pemeriksaan fisik pada elbow joint 3. Instruktur memperhatikan dan memberikan bimbingan pada mahasiswa 1. Instruktur menjelaskan tentang pemeriksaan fisik pada hip joint secara singkat 2. Mahasiswa mempraktekkan pemeriksaan fisik pada hip joint 3. Instruktur memperhatikan dan memberikan bimbingan pada mahasiswa 4. Instruktur menjelaskan tentang pemeriksaan fisik pada knee joint secara singkat 5. Mahasiswa mempraktekkan pemeriksaan fisik pada knee joint 6. Instruktur memperhatikan dan memberikan bimbingan pada mahasiswa

3. Praktek pemeriksaan 20 menit fisik pada shoulder joint

4. Praktek pemeriksaan 20 menit fisik pada elbow joint

5. Praktek pemeriksaan 20 menit fisik pada hip joint

6. Praktek pemeriksaan 20 menit fisik pada knee joint

Total waktu

80 menit

PEMERIKSAAN GAITUMUM -Minta pasien untuk berjalan -Amati cara berjalan pasien dari samping,depan,dan belakang - Nilai panjang langkah pasien dan cara berdiri menggunakan masing masing kaki -Siklus Gait (Interaksi yang kompleks dar berbagi NORMAL -Fase: a. Stance (62 %):kaki bersentuhan dengan tanah b. Swing (38 %) : kaki di udara ke depan ABNORMAL a. Antalgic gait : berjalan pincang,pasien bergerak lebih cepat pada sisi yang sakit, dengan berkurangnya fase stance b. Trendelenburg Gait : condong ke arah lateral pada sisi dimana tubuh bertumpu kelemahan otot gluteus medius c. Spastic Gait : kelainan cara berjalan dimana tungkai bawah bergerak dengan kaku,

7otot dan sendi pada kedua ekstremitas bawah untuk menghasilkan gerakan mendorong pada tubuh jari jari kaki saat berjalan diseret d. Wadling Gait : kelainan cara berjalan dimana langkah tubuh dengan gerakan selang seling yang berlebihan disertai peninggian hip joint, berjalan seperti bebek.

PEMERIKSAAN FISIK PADA SENDI PANGGULA Memperkenalkan diri Meminta izin untuk memeriksa Buka pakaian pasien Menjelaskan pada pasien,kalau pasien akan diperiksa dengan baik tanpa membuat pasien kesakitanDepan : Apakah pasien berdiri dengan lurus? Apakah ada pevic tilting? Apakah ada tanda dari atropi otot paha? Apakah ada tanda flexion contracture dari hip atau knee ? Apakah pasien menggunakan alat bantu jalan atau tidak? Belakang : Apakah lumbar spine dari pasien lurus atau scoliotic? Periksa adakah atropi,bekas luka atau sinus dari otot gluteal? Samping : Jika didapatkan adanya flexion contracture yang fixed dari hip joint,biasanya disertai peningkatan lumbar lordosis Apakah terdapat bekas luka dari operasi sebelumnya atau penyakit sebelumnya? Akan sangat berguna bila kita bertanya dimana tepatnya pasien merasakan sakit? Perubahan warna,luka Trauma deformitas fraktur,dislokasi

B TANDA 1 INSPEKSI Inspeksi pasien dari depan,belakang, dan dari samping

Amati area hip

Kulit

8Posisi Laserasi,bruising,ecchymosis,edema, Nodules,Scar/sinuses Shortening,External rotation femoral neck fracture,intertrochanter fracture Adducted,Internal rotation Hip Posterior dislocation Abducted,External Rotation Anterior Dislocaion Flexed Hip flexion contracture

2

PALPATION (FEEL) -Selalu amati wajah pasien -dimana letak nyerinya ? -Selalu bandingkan satu sisi dengan sisi lainnya -Saraf Sciatic (flexi hip) p : herniasi diskus,piriformis spasm -Muscle group setiap grup dari otot tersebut harus simetris bilateral a. flexor group (anterior quadrant): iliopsoas muscle: primary flexor hip,abnormal contracture flexion deformity of the hip - Sartorius muscle - Rectus femoris b. Adductor group (medial quadrant) : - Gracilis,pectineous,adductor longus,adductor brevis,adductor magnus muscles c. Abductor group (lateral quadrant) : - Gluteus medius d. Extensor Group (posterior quadrant) : - Gluteus maximus and Hamstring muscles

Sof t tissue

-

-

Kontur Tulang

-Aspek Anterior :SIAS,Iliac crest,greater trochanter,pubic tubercle -Aspek Posterior : PSIS,greater trochanter,ischial tuberosity,sacral prominence,sacroiliac joint (Greater trochanter nyeri / bursa yang teraba : infeksi/bursitis,gluteus medius tendinitis)

3

RANGE OF MOTION Flexion (120-135) Extension (20-30) Abduction (40-50) Adduction (20-30) Internal rotation (30) External rotation (50) PEMERIKSAAN KHUSUS (SPECIAL TEST)

Supine (lutut ke dada) Prone : tungkai bawah diangkat dari meja Supine (tungkai bawah ke lateral) Supine (tungkai bawah ke medial) Seated (kaki ke medial) Prone (flexi lutut tungkai bawah ke dalam) Seated (kaki ke lateral) Prone (flex lutut tungkai bawah ke luar)

4

9Thomas Sign Supine,salah satu lutut kearah dada jika paha yang satunya terangkat (positif) True leg length :SIAS ke medial malleolus Apparent leg length : umbilicus ke medial maleollus > 1 cm (positif)

Leg length Discrepancy

Tredelenburg test

Pasien berdiri,angkat satu lutut,jika pelvis dari yang terangkat naik normal, jika kontralateral dari naiknya pelvis positif Inadekuat nya kekuatan gerakan dari hip abductors Hips at 90,abduct hips clunk mengindikasikan hip terdislokasi dan sekarang telah tereduksi Hips at 90,posterior force clunk mengindikasikan hip telah terdislokasi,dan harus direduksi dengan ortolani Supine,flex hip dan lutut discrepancies pada tinggi lutut ,dislokasi hip dan shortening dari femur

Ortolani (pediatric)

Barlow (pediatric)

Galeazzi (pediatric)

PEMERIKSAAN FISIK BAHU1. Perkenalkan diri terlebih dahulu 2. Jelaskan dan meminta izin kepada pasien bahwa akan diperiksa bahunya. 3. pasien harus dapat dilihat kedua bahunya. Pemeriksa harus membuka bajunya agar dapat melihat kedua bahunya dan meminta izin terlebih dahulu. Arti Klinis Inspeksi a. Bandingkan bahu kanan Dislokasi bahu, atrofi otot, robekan sendi akromioklavikula. dan kiri. b. Kulit : perubahan warna, laserasi, ekimosis. Fraktur, cedera c. Deformitas dan bengkak akromioklavikula. d. Pengecilan pada ototkompresi pada saraf

1.

sendi

102. Palpasi

a. Nyeri menyeluruh b. Nyeri lokal c. Palpasi pada lateral klavikula untuk mengetahui sendi akromioklavikula. d. Palpasi acromion untuk menegetahui tendon supraspinatus. e. Raba tonjolan pada lateral kaput humerus untuk meraba tuberositas mayor.3. Range of Motion

Infeksi atau supraspinatus.

pengapuran

tendon

Robekan pada Shoulder cuffdanfrozen shoulder Nyeri merupakan adanya indikasi ketidakstabilan dari distal sendi acromioclavicular yang terpisah Nyeri merupakan indikasi adanya bursitis dan atau adanya robekan tendon supraspinatus Nyeri merupakan indikasi adanya tendinitis pada rotator cuff atau adanya robekan pada rotator cuff

Fleksi : 0 160/180 Ekstensi : 0 - 60 Abduksi: 0 160/180 Adduksi : 0 - 45 Rotasi internal : 0 -90 Rotasi eksternal :0 30/45

4.

Tes Khusus

Tanda Impingement : fleksi> 90 Tes Apprehension : abduksi kemudian rotasi eksternal Tes Jerk: posisi supinasi, flexi 90, dorong ke belakang.

Nyeri menandakan syndrome impingement. Nyeri menandakan ketidakstabilan anterior Nyeri menandakan ketidakstabilan posterior

PEMERIKSAAN FISIK SENDI SIKU

113. Range of Motion

Fleksi dan ekstensi : ekstensi 0 ,fleksi 140-150 Pronasi dan supinasi: supinasi 80- 85,pronasi 1. Perkenalkan diri terlebih 75-80 dahulu 2. Jelaskan dan meminta izin kepada pasien bahwa akan diperiksa sikunya.

4.

Tes khusus

1

3. Tennis harus dapat dilihat pasien elbow :membuat kepalan, pronasi, kedua sikunya. Pemeriksa kemudian ekstensi sendi harus membuka bajunya pergelanganmelihat kedua agar dapat tangan dan jari melawan tahanan. izin bahunya dan meminta Golfers dahulu. :supinasi terlebih elbow lengan atas, ekstensi sendi Inspeksi a. siku dan siku kiri dan Bandingkan pergelangan tangan kanan b. Kulit :perubahan warna, laserasi, ekimosis c. Bengkak dan deformitas d. Carrying angel : 5-15 e. Atrofi otot

Nyeri pada menandakan epikondilitis

epikondilus adanya

lateralis lateral

Nyeri pada menandakan Arti klinis epikondilitis

epikondilus adanya

medialis medial

Dislokasi, fraktur , bursitis

Cubitus varus and cubitus valgus Penjepitan pada saraf( cubital tunnel syndrome )

2.

Palpasi

Palpasi epikondilus dan Subluksasi siku olecranon yang membentuk segitiga sama sisi Nyeri : epikondilitis medial( golfer Palpasi epikondilus medialis dan garis Nyeri: epikondilitis lateral ( tenis elbow), fraktur. suprakondiler Palpasi epikondilus lateralis dan garis suprakondilerelbow), fraktur

12

13

PEMERIKSAAN FISIK PADA SENDI LUTUTA Perkenalkan diri anda Memohon izin untuk memeriksa Membuka pakaian pasien Jelaskan pasien bahwa Anda akan memindahkan mereka tentang tetapi akan melakukan yang terbaik Anda untuk tidak menyakiti mereka Bakers cystBakers cyst genu recurvatumgenu recurvatum Valgus deformityValgus deformitas Varus deformity Varus deformitas Gait Massa Scars Lesi Tanda-tanda trauma /operasi sebelumnya pembengkakan eritema (kemerahan) atrofi otot Dislokasipatella

B TANDA 1 LIHAT (INSPEKSI)

Inspeksi pasien dari depan dan belakang ketika posisi berdiri, berjalan dan tidur terlentang

2

PALPASI (FEEL)

Pemeriksaan lutut yang sedang inflamasi adalah mengamati gejala dan tanda radang seperti tumor (pembengkakan), rubor (kemerahan), kalor (panas), dolor (sakit).

Perubahan suhu joint line tenderness Effusions , test for Efusi , menguji o Patellar tap o Ballottement

Pemeriksaan Ligamen

Anterior drawer sign Posterior drawer sign Lachman test (ACL) Lachman uji (ACL) Medial collateral ligament ligamen medial Lateral collateral ligamen

14 ligamen lateral

Lachman Test

Grade Manual ManeuverNormal laxity is 0 Grade 1: Less than 0.5 cm of translation Grade 2: 0.5-1.0 cm of translation Grade 3: 1.0-1.5 cm of translation

Pemeriksaan meniskus tes

Nyeri tekan pada meniscus sekitar sendi lutut pada posisi fleksi lutut 90 derajat McMurray test Apley grind test

15 SISTEM MUSKULOSKELETAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

PELATIHAN KETERAMPILAN KLINIK

TEKNIK PEMERIKSAAN SINDROMA JEBAKAN PANDUAN PESERTA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2012

16 SISTEM MUSKULOSKELETAL TEKNIK PEMERIKSAAN SINDROMA JEBAKAN TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU) Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan sindroma jebakan dengan benar

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK) Setelah melakukan latihan keterampilan ini, mahasiswa : 1. Dapat melakukan Tinels test pada sindroma jebakan n.medianus dengan benar 2. Dapat melakukan Phalents test pada sindroma jebakan n.medianus dengan benar 3. Dapat melakukan pemeriksaan sensibilitas sindroma jebakan n.medianus dengan benar 4. Dapat melakukan Tinels test pada sindroma jebakan n.ulnaris dengan benar 5. Dapat melakukan Tinels test pada jebakan n.ulnaris di daerah Guyans canal benar 6. Dapat melakukan pemeriksaan sensibiltas sindroma jebakan n.ulnaris dengan benar 7. Dapat melakukan Tinels test pada jebakan n.radialis 8. Dapat melakukan pemeriksaan sensibilitas pada jebakan n.radialis dengan benar. 9. Dapat melakukan Laseques test dan interpretasinya dengan benar. 10. Dapat melakukan Pattricks tes dan interpretasinya dengan benar.

17

PENUNTUN PEMBELAJARAN TEKNIK PEMERIKSAAN SINDROMA JEBAKAN

Beri nilai untuk setiap langkah klinik dengan menggunakan kriteria sebagai berikut: 1. Perlu perbaikan: langkah-langkah tidak dilakukan dengan benar dan atau tidak sesuai urutannya, atau ada langkah yang tidak dilakukan. 2. Mampu: Langkah-langkah dilakukan dengan benar dan sesuai dengan urutannya, tetapi tidak efisisen 3. Mahir: Langkah-langkah dilakukan dengan benar, sesuai dengan urutan daan efisien. TS Tidak Sesuai: Langkah tidak perlu dilakukan karena tidak sesuai dengan keadaan.PENUNTUN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN PEMERIKSAAN SINDROMA JEBAKAN NO. 1. Tinels test Melakukan penekanan pada pertengahan ligamentum carpi transversum (volare). Interpretasi :Tinels test positif jika timbul nyeri yang menjalar dari tempat penekanan hingga ke daerah sesuai inervasi nervus medianus (jari I, jari II, Jari III dan setengah jari IV) 2 Phalents test Melakukan hiperflexi pada pergelangan tangan dengan mempertemukan kedua punggung tangan (dorsum manus). Interpretasi: Jika timbul nyeri yang menjalar sesuai inervasi n.medianus berarti phalents test positif yaitu terdapat penekanan n.medianus pada canalis carpi (carpal tunnel) 3 Gangguan sensibilitas Subjek diminta untuk menutup mata kemudian melakukan pemeriksaan sensibilitas pada jari I, II, III dan jari IV pada bagian volar manus dengan menggunakan jarum. Interpretasi: terdapat gangguan sensibilitas jika subjek merasa kurang rasa atau tidak sama sekali (hipestesi/anestesi) Pemeriksaan Sindroma Jebakan N.Ulnaris LANGKAH / KEGIATAN KASUS Pemeriksaan Sindroma Jebakan N.Medianus

181. Tinels test Melakukan penekanan pada sulcus n.ulnaris yaitu dibagian posterior epicondylus medialis humeri (sulcus n.ulnaris). Interpretasi: jika terjadi jebakan n.ulnaris pada daerah tersebut maka akan timbul nyeri yang dirasakan berpangkal pada tempat penekanan dan menjalar sepanjang perjalanan n.ulnaris yaitu sebelah medial lengan bawah hingga ke setengah jari IV dan V (Tinels test positif) 2 Tinels test dapat juga dilakukan tepi dengan os melakukan penekanan pada lateral

pisiformis (Guyans canal). Interpretasi: jika terjadi jebakan n.ulnaris pada daerah Guyans canal maka subjek akan merasakan nyeri yang menjalar dari tempat penekanan hingga ke jari V dan setengah jari IV (Tinels test positif) 3. Gangguan sensibilitas Subjek diminta untuk menutup mata lalu melakukan pemeriksaan sensibilitas pada tepi ulnar telapak tangan (hypothenar), setengah jari IV dan V dengan menggunakan jarum. Pemeriksaan Sindroma Jebakan N.radialis 1. Tinels test Melakukan penekanan pada bagian proximal dan sedikit ke posterior dari processus styloideus os radii. Interpretasi: jika terjadi jebakan n.radialis pada daerah tersebut maka subjek akan merasakan nyeri yang menjalar dari tempat penekanan hingga ke dorsum manus sesuai inervasi n.radialis (Tinels test positif) 2. Gangguan sensibilitas Sambil subjek menutup mata, lakukan pemeriksaan sensibilitas pada kulit lengan bawah bagian posterior dan kulit bagian lateral dari dorsum manus Tes-tes Khusus 1 Laseques test (Straight Leg Raise) Subjek berbaring pada meja pemeriksaan dengan kedua tungkai diluruskan mengangkat tungkai (diekstensikan).Kemudian

19subjek sambil mempertahankan lutut tetap lurus. Pada orang nomal, subjek tidak merasakan nyeri dan tahanan hingga sudut 70. Interpretasi : jika subjek merasakan nyeri menjalar dari bokong hingga ke tungkai sesuai dengan inervasi n.ischiadicus sebelum mencapai 70 dikatakan laseques test positif yang biasanya didapatkan pada penderita herniasi discus L5, S1 atau S2. 2 Pattricks test Subjek berbaring terlentang pada meja pemeriksaan. Kemudian lutut pada tungkai yang akan dites difleksikan 90. Kaki diletakkan di atas lutut sebelahnya. Tekan ke bawah lutut yang dites sehingga terjadi abduksi sambil menekan panggul agar tetap pada meja pemeriksaan. Interpretasi: jika subjek merasakan sakit pada daerah dengan punggung dikatakan Patricks test positif yang biasanya didapatkan pada penderita gangguan pada articulatio sacroiliaca.

20

Laseques test

Patricks test

21

DAFTAR TILIK TEKNIK PEMERIKSAAN SINDROMA JEBAKAN Petunjuk : Berilah tanda ( ) pada kotak yang sesuai. Nilai 0 bila tidak dilakukan, 1 bila dilakukan tapi belum memuaskan dan 2 bila memuaskan

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Aspek yang dinilai 0 Melakukan n.medianus Melakukan n.medianus Melakukan pemeriksaan sensibilitas pada jebakan n.medianus Melakukan Tinels test pada jebakan n.ulnaris. Melakukan Tinels test pada Guyans canal Melakukan pemeriksaan sensibilitas pada jebakan n.ulnaris Melakukan Tinels test pada jebakan n.radialis Melakukan pemeriksaan sensibilitas pada jebakan n.radialis Melakukan pemeriksaan Laseques test Melakukan pemeriksaan Pattricks test Phalents tes pada jebakan Tinel test pada jebakan

Nilai 1 2

Komentar / Ringkasan : Rekomendasi :

Tandatangan Koordinator/Instruktur .. Tanggal : . LAMPIRAN

22

23

Distribusi innervasi cutaneus pada manus

24

SISTEM MUSKULOSKELETAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

PELATIHAN KETERAMPILAN KLINIK

TEKNIK PENILAIAN FOTO RADIOLOGI TULANG & SENDIPANDUAN PESERTA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2012

25 SISTEM MUSKULOSKELETAL TEKNIK PENILAIAN FOTO RADIOLOGI TULANG & SENDI

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU) Mahasiswa mampu melakukan penilaian foto radiologi tulang dan sendi dengan benar

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK) Setelah melakukan latihan keterampilan ini, mahasiswa : 1. Dapat melakukan persiapan foto radiologi yang akan dinilai dengan benar 2. Dapat memasang foto radiologi pada light box dengan benar 3. Dapat menentukan jenis dan posisi foto dengan benar 4. Dapat melakukan penilaian alignment dengan benar 5. Dapat melakukan penilaian tulang dengan benar 6. Dapat melakukan penilaian terhadap cartilago dengan benar 7. Dapat melakukan penilaian terhadap jaringan lunak (soft tissue) dengan benar 8. Dapat membuat kesimpulan dari gambaran radiologi tersebut

26

PENUNTUN PEMBELAJARAN TEKNIK PENILAIAN FOTO RADIOLOGI TULANG & SENDI

Beri nilai untuk setiap langkah klinik dengan menggunakan kriteria sebagai berikut: 4. Perlu perbaikan: langkah-langkah tidak dilakukan dengan benar dan atau tidak sesuai urutannya, atau ada langkah yang tidak dilakukan. 5. Mampu: Langkah-langkah dilakukan dengan benar dan sesuai dengan urutannya, tetapi tidak efisisen 6. Mahir: Langkah-langkah dilakukan dengan benar, sesuai dengan urutan daan efisien. TS (Tidak Sesuai): Langkah tidak perlu dilakukan karena tidak sesuai dengan keadaan.PENUNTUN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN PENILAIAN FOTO RADIOLOGI TULANG & SENDI NO. LANGKAH / KEGIATAN KASUS 1. Periksalah terlebih dahulu identitas pasien yaitu nama dan umurnya 2. Kemudian periksalah ada tidaknya marker pada foto radiologi yang akan dinilai. 3. Pasang foto tersebut pada light box seolah-olah penderita didepan pemeriksa 4. Setelah itu tentukan jenis dan posisi foto. 6. Lakukan penilaian pada alignment yaitu perhatikan kedudukan antara tulang-tulang (apakah ada pergeseran atau lengkungan) 7. Lakukan penilaian pada tulang yaitu memperhatikan tepi tulang, cortex dan medullanya. 8. Lakukan penilaian pada cartilago yaitu dengan memperhatikan celah sendi (apakah ada penyempitan , simetris atau tidak). 9. Lakukan penilaian pada jaringan lunak (soft tissue) yaitu memperhatikan bayangan jaringan lunak (apakah ada pembengkakan/ kalsifikasi dll) 10. Kemudian buatlah kesimpulan dari gambaran radiologi tersebut

27

DAFTAR TILIK TEKNIK PENILAIAN FOTO RADIOLOGI TULANG & SENDI Petunjuk : Berilah tanda ( ) pada kotak yang sesuai. Nilai 0 bila tidak dilakukan, 1 bila dilakukan tapi belum memuaskan dan 2 bila memuaskan

No 1 2 3 4 5 6 7

Aspek yang dinilai 0 Memeriksa identitas pasien yaitu nama dan umur Memeriksa ada tidaknya marker Memasang foto pada light box Menentukan jenis dan posisi foto Menilai alignment (kedudukan tulang-tulang apakah ada pergeseran/lengkungan) Menilai tulang (memperhatikan tepi tulang,cortex dan medullanya) Menilai cartlago (memperhatikan celah sendi, apakah ada penyempitan atau tidak, simetris atau tidak) Menilai jaringan lunak (apakah ada pembengkakan/ kalsifikasi) Membuat kesimpulan dari gambaran radiologi

Nilai 1

2

8 9

Komentar / Ringkasan :

Rekomendasi :

Tandatangan Koordinator/Instruktur .. Tanggal : .