Manual Ddt Reguler 2010
-
Upload
bahtiar0401 -
Category
Documents
-
view
204 -
download
14
description
Transcript of Manual Ddt Reguler 2010
BUKU PANDUAN KERJA
KETERAMPILAN DASAR DIAGNOSTIK & TERAPI
Diberikan pada Mahasiswa Semester I Fak. Kedokteran Unhas
UNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR
2010
KATA PENGANTAR
Buku Manual CSL ini dibuat untuk memudahkan mahasiswa Program Studi
Kedokteran dalam cara berpikir ilmiah, sistematis, dan juga dalam keterampilan medis.
Di dalamnya terdapat manual CSL meliputi anamnesis dan pemeriksaan fisik,
menyiapkan obat suntikan dari ampul dan vial, teknik menyuntik, mengganti pembalut
kering, radiodiagnostik, dan teknik cuci tangan rutin
Terima kasih kepada FK UNHAS khususnya Tim Sistem Dasar Diagnostik dan
Terapi yang memberi ijin untuk menggunakan buku ini, semoga bermanfaat untuk kita
semua. Amin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ………………..………………………………………………..
Daftar isi ………………………………………………………………………….
Tata tertib ……………………………………………………………………......
Kelompok CSL …………………………………………………………………..
Jadwal CSL ……………………………………………………………………...
Manual CSL
Keterampilan Anamnesis dan Pemeriksaan Tanda
Vital…………
Keterampilan Melakukan Pemeriksaan Fisik
………………………
Keterampilan Menyiapkan Obat suntikan dari ampul dan
vial ....................................................................................
.....
Lampiran referensi keterampilan menyiapkan obat
suntikan dari ampul dan
vial ................................................................
Keterampilan Menyuntik
Intrakutan ......................................
Keterampilan Menyuntik
Subkutan ......................................
Keterampilan Menyuntik
Intramuskuler .................................
Lampiran referensi keterampilan
menyuntik .........................
Keterampilan Menyuntik
Intravena .......................................
Keterampilan Mengganti Pembalut Kering dan
Basah ........
Radiologi ...........................................................................
....
TATA TERTIB UMUM
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter FK UNHAS harus
mematuhi tata tertib seperti di bawah ini :
1. Berpakaian, berpenampilan dan bertingkah laku yang baik dan sopan layaknya
seorang dokter. Tidak diperkenankan memakai pakaian ketat, berbahan jeans,
baju kaos (dengan/tanpa kerah), dan sandal.
2. Mahasiswa laki-laki wajib berambut pendek dan rapih.
3. Mahasiswi diwajibkan memakai jilbab dan busana muslimah di setiap kegiatan
berlangsung.
4. Tidak diperkenankan merokok di lingkungan FK UNHAS.
5. Menjaga ketertiban dan kebersihan di lingkungan FK UNHAS.
6. Melaksanakan registrasi administrasi dan akademik semester yang akan
berjalan.
7. Memakai papan nama resmi yang dikeluarkan dari FK UNHAS di setiap kegiatan
akademik kecuali perkuliahan. Jika papan nama rusak atau dalam proses
pembuatan, maka mahasiswa wajib membawa surat keterangan dari bagian
pendidikan.
8. Mahasiswa yang tidak hadir di kegiatan akademik karena sakit wajib
memberitahu bagian pendidikan saat itu dan selanjutnya membawa lampiran
keterangan bukti diagnosis dari dokter (diterima paling lambat 3 hari setelah
tanggal sakit).
TATA-TERTIB KEGIATAN ALIH KETERAMPILAN KLINIK / CLINICAL SKILL LABORATORY (CSL)
Sebelum pelatihan
1. Membaca Penuntun Belajar (manual) Keterampilan Klinik Sistem yang
bersangkutan dan bahan bacaan rujukan tentang keterampilan yang akan
dilakukan.
Pada saat pelatihan
1. Datang 10 menit sebelum CSL dimulai.
2. Wajib mengikuti seluruh kegiatan CSL sesuai dengan jadwal rotasi yang
telah ditentukan.
3. Tidak diperkenankan memanjangkan kuku lebih dari 1 mm.
4. Mengenakan jas laboratorium yang bersih dan dikancing rapih pada
setiap kegiatan CSL.
5. Buanglah sampah kering yang tidak terkontaminasi (kertas, batang korek
api, dan sebagainya) pada tempat sampah non medis. Sampah yang telah
tercemar (sampah medis), misalnya kapas lidi yang telah dipakai, harus
dimasukkan ke tempat sampah medis yang mengandung bahan desinfektan
untuk didekontaminasi, dan sampah tajam dimasukan pada tempat sampah
tajam.
6. Berpartisipasi aktif pada semua kegiatan latihan.
7. Memperlakukan model seperti memperlakukan manusia atau bagian
tubuh manusia.
8. Bekerja dengan hati-hati.
9. Tidak diperkenankan menghilangkan, mengambil atau meminjam tanpa
ijin setiap alat dan bahan yang ada pada ruang CSL.
10. Setiap selesai kegiatan CSL mahasiswa harus merapihkan kembali alat
dan bahan yang telah digunakan.
11. Pengulangan CSL dapat dilaksanakan dengan ketentuan sebagai
berikut :
a. Membuat surat permohonan pengulangan CSL ke bagian pendidikan
tembusan ke bagian CSL dengan melampirkan materi yang akan diulang
dan jumlah peserta yang akan ikut paling lambat 3 hari sebelum hari
pelaksanaan.
b. Pengulangan CSL dilaksanakan pada saat tidak ada jadwal perkuliahan
dengan atau tanpa pendamping dari instruktur.
c. Pengulangan CSL dilaksanakan sampai maksimal pukul 21.00 WIB.
Tata tertib ujian alih keterampilan klinik / clinical skill laboratory (CSL)
1. Mengikuti kegiatan CSL dengan minimal kehadiran adalah 75%.
2. Mengikuti brifing pelaksanaan ujian CSL bersama koordinator CSL dan atau
sekretaris sistem.
3. Tidak diperkenankan memanjangkan kuku lebih dari 1 mm.
4. Mengenakan jas laboratorium yang bersih selama proses ujian berlangsung.
5. Buanglah sampah kering yang tidak terkontaminasi (kertas, batang korek api,
dan sebagainya) pada tempat sampah non medis. Sampah yang telah tercemar
(sampah medis), misalnya kapas lidi yang telah dipakai, harus dimasukkan ke
tempat sampah medis yang mengandung bahan desinfektan untuk
didekontaminasi
6. Memperlakukan model seperti memperlakukan manusia atau bagian tubuh
manusia
7. Bekerja dengan hati-hati.
8. Mengikuti ujian CSL sesuai daftar urut, penguji dan waktu yang telah ditentukan.
Tata tertib ujian remedial alih keterampilan klinik / clinical skill laboratory (CSL)
1. Ujian remedial CSL dilaksanakan pada akhir semester atau sistem.
2. Peserta ujian remedial CSL adalah Mahasiswa yang tidak lulus ujian CSL
( Nilai < 80% ).
3. Bagi mahasiswa yang tidak ujian CSL karena sakit, maka mahasiswa tersebut
berhak mengikuti ujian remedial CSL dengan syarat wajib memberitahu bagian
pendidikan saat itu dan selanjutnya membawa lampiran keterangan bukti
diagnosis dari dokter (diterima paling lambat 3 hari setelah tanggal sakit).
4. Bila mahasiswa yang remedial tidak hadir pada pelaksanaan ujian remedial CSL,
maka tidak akan diadakan ujian remedial susulan.
SANKSI-SANKSI
SANKSI PELANGGARAN TATA TERTIB UMUM
1. Bagi mahasiswa yang tidak mematuhi tata tertib umum tidak dapat mengikuti
setiap kegiatan akademik.
2. Bagi mahasiswa yang terlambat melakukan registrasi tidak berhak memperoleh
pelayanan akademik.
3. Bagi mahasiswa yang tidak mengajukan/merencanakan program studinya
(mengisi KRS) pada waktu yang telah ditentukan sesuai kalender akademik tidak
boleh mengikuti segala aktifitas perkuliahan.
4. Bagi mahasiswa yang terlambat hadir, tidak dapat mengikuti setiap kegiatan.
SANKSI PELANGGARAN TATA TERTIB CSL & PRAKTIKUM
1. Bagi mahasiswa yang tidak mengikuti kegiatan CSL pada materi tertentu, maka
mahasiswa tersebut tidak diperkenankan mengikuti kegiatan CSL pada jadwal
berikutnya untuk materi tertentu tersebut.
2. Bagi mahasiswa yang mengikuti kegiatan CSL dan praktikum tidak sesuai
dengan jadwal rotasinya dianggap tidak hadir.
3. Bagi mahasiswa yang persentasi kehadiran CSLnya < 75 % dari seluruh jumlah
tatap muka CSL, maka mahasiswa tidak dapat mengikuti ujian CSL.
4. Kerusakan alat dan bahan yang ada pada ruang CSL dan praktikum yang terjadi
karena ulah mahasiswa, resikonya ditanggung oleh mahasiswa yang
bersangkutan.
5. Bagi mahasiswa yang menghilangkan, mengambil atau meminjam tanpa ijin
setiap alat dan bahan yang ada pada ruang CSL dan praktikum akan
mendapatkan sanksi tegas sesuai dengan peraturan yang berlaku.
6. Bagi mahasiswa yang persentase kehadiran praktikumnya < 75 % dari
seluruh jumlah tatap muka praktikum tidak dapat mengikuti ujian praktikum.
BUKU PANDUAN KERJA
KETERAMPILAN ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN
TANDA VITAL
Diberikan pada Mahasiswa Semester I Fak. Kedokteran UNHAS
Tim Penyusun
Prof. Dr. dr. Syakib Bakri, SpPD-KGHdr. Rini Rachmawarni Bachtiar
DASAR DIAGNOSTIK DAN TERAPIMAKASSAR
2010
KETERAMPILAN ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN TANDA VITAL
Pengertian
Sebelum kita melakukan pemeriksaan fisik, maka terlebih dahulu kita harus
melakukan komunikasi antara dokter (pemeriksa) dengan pasien yang biasa kita kenal
sebagai anamnesis. Kegiatan ini penting sebagai awal dari pemeriksaan fisik dan dapat
membantu pemeriksa dalam mengarahkan diagnosis penyakit pada pasien. Anamnesis
harus dilakukan secara sistematis, oleh karena riwayat penyakit dari seorang penderita
kadang-kadang lebih menentukan daripada pemeriksaan fisik, tetapi kadang-kadang
keduanya saling membantu.
Segera setelah anamnesis selesai, pemeriksaan fisik biasanya diawali dengan
obyektif tentang hal-hal yang terukur yaitu tekanan darah, denyut nadi, pernapasan, suhu
dan tingkat kesadaran.hal ini yang biasa disebut sebagai tanda –tanda vital (vital sign).
Tujuan
1. Melakukan anamnesis secara sistematis.- Membina hubungan dokter dan pasien.- Mendapatkan informasi menyeluruh dari pasien yang bersangkutan.- Menyimpulkan dugaan organ/sistem apa yang terganggu.- Membuat rumusan masalah klinik pasien.
2. Mampu memeriksa tanda-tanda vital meliputi tekanan darah, suhu, nadi dan pernafasan dengan menggunakan alat-alat yang sesuai secara benar.- .Memeriksa tekanan darah dengan tensimeter dengan cara yang berurutan dan
benar sejak persiapan sampai selesai.- Memeriksa suhu badan dengan termometer dengan cara yang tepat dan benar.- Memeriksa pernafasan dengan cara yang benar.- Memeriksa frekuensi nadi dengan benar.
Media dan alat Bantu Pembelajaran
1. Daftar panduan belajar untuk anamnesis dan pemeriksaan tanda vital.2. Stetoskop, termometer, tensimeter, manikin.3. Status penderita, pulpen, pensil
Metode Pembelajaran :
1. Demonstrasi sesuai dengan daftar panduan belajar.2. Ceramah.3. Diskusi4. Partisipasi aktif dalam skill lab (simulasi)5. Evaluasi melalui check list/daftar tilik dengan sistim skor
DESKRIPSI KEGIATAN
I. ANAMNESIS
Kegiatan Waktu Deskripsi
1. Pengantar 5 menit Pengantar
2.Bermain peran tanya jawab 30 menit 1. Mengatur posisi duduk mahasiswa
2. Dua orang instruktur memberikan
contoh bagaimana cara melakukan
anamnesis secara sistematis. Satu
orang sebagai dokter dan satu
sebagai pasien. Mahasiswa
menyimak dan mengamati.
3. Memberikan kesempatan kepada
mahasiswa untuk bertanya dan
instruktur memberikan penjelasan
tentang aspek-aspek yang penting.
4. Mahasiswa dapat memperhatikan
dan menanyakan hal-hal yang belum
dimengerti dan instruktur
menanggapinya.
3. Praktek bermain peran
dengan umpan balik
100 menit 1. Mahasiswa dibagi menjadi pasangan-
pasangan
2. Setiap pasangan berpraktek, satu
orang sebagai dokter (pemeriksa)
dan satu orang sebagai pasien
3. Instruktur memberikan tema khusus
atau keluhan utama kepada pasien
dan selanjutnya akan ditanyakan oleh
si pemeriksa.
4. Instruktur berkeliling diantara
mahasiswa dan melakukan supervisi
menggunakan check list
5. Setiap mahasiswa paling sedikit
berlatih satu kali.
4. Curah pendapat / diskusi 15 menit 1. Curah pendapat/diskusi: apa yang
dirasa mudah , apa yang sulit.
Menanyakan bagaimana perasaan
mahasiswa yang berperan sebagai
pasien. Apa yang dapat dilakukan
oleh dokter agar pasien merasa lebih
nyaman
2. Instruktur menyimpulkan dengan
menjawab pertanyaan terakhir dan
memperjelas hal-hal yang masih
belum dimengerti.
Total waktu 150 menit
II. PEMERIKSAAN TANDA VITAL
Kegiatan Waktu Deskripsi
1. Pengantar 5 menit Pengantar
2. Bermain peran tanya
jawab
30 menit 1. Mengatur posisi duduk mahasiswa
2. Dua orang instruktur memberikan
contoh bagaimana cara melakukan
pemeriksaan tanda vital dalam hal
ini pemeriksaan tekanan darah,
nadi, pernapasan dan suhu. Satu
orang sebagai dokter dan satu
sebagai pasien. Mahasiswa
menyimak dan mengamati.
3. Memberikan kesempatan kepada
mahasiswa untuk bertanya dan
instruktur memberikan penjelasan
tentang aspek-aspek yang penting.
4. Mahasiswa dapat menanyakan hal-
hal yang belum dimengerti dan
instruktur menanggapinya.
3. Praktek bermain peran
dengan umpan balik
100 menit 1. Mahasiswa dibagi berpasangan-
pasangan
2. Setiap pasangan berpraktek, satu
orang sebagai dokter (pemeriksa)
dan satu orang sebagai pasien
3. Instruktur berkeliling diantara
mahasiswa dan melakukan
supervisi menggunakan check list
4. Setiap mahasiswa paling sedikit
berlatih satu kali.
4. Curah pendapat / diskusi 15 menit 1. Curah pendapat/diskusi: apa yang
dirasa mudah , apa yang sulit.
Menanyakan bagaimana perasaan
mahasiswa yang berperan sebagai
pasien. Apa yang dapat dilakukan
oleh dokter agar pasien merasa
lebih nyaman
2. Instruktur menyimpulkan dengan
menjawab pertanyaan terakhir dan
memperjelas hal-hal yang masih
belum dimengerti.
Total waktu 150 menit
PENUNTUN BELAJAR PEMERIKSAAN ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN
TANDA VITAL
A. ANAMNESIS
NO LANGKAH KLINIK KASUS
1. Mengucapkan salam, lalu pemeriksa berdiri dan melakukan jabat
tangan
2. Mempersilahkan duduk berseberangan/berhadapan
3. Berikan respon yang baik dalam rangka membina sambung rasa
4. Menjaga suasana santai dan rileks
5. Berbicara dengan lafal yang jelas dengan menggunakan bahasa
yang dipahami
6. Menanyakan identitas: nama , umur, alamat dan pekerjaan.
7. Menyebutkan nama pasien pada saat mengajukan pertanyaan
8. Menanyakan keluhan utama dan berusaha memastikannya
9. Menggali riwayat penyakit sekarang dengan keterangan yang
teratur, sedapat mungkin secara kronologis berkenaan dengan
perkembangan penyakit yang diderita, mulai dari timbulnya gejala
permulaan sampai sekarang.
10. Melakukan anamnesis sistem yang berkaitan
11. Menggali penyakit dahulu yang serupa dan yang berkaitan, untuk
menilai apakah penyakit sekarang ada hubungannya dengan
penyakit terdahulu
12. Menggali penyakit keluarga dan lingkungan dengan cara
menanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita /pernah
menderita penyakit / gangguan yang sama
13 Melakukan cek silang
B. PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH, NADI, PERNAPASAN DAN SUHU
NO LANGKAH KLINIKKASUS
A. PENGUKURAN TEKANAN DARAH
1. Siapkan tensimeter dan stetoskop2. Pemeriksa meminta izin kepada pasien/ keluarga untuk diperiksa3. Pemeriksa disebelah kanan pasien.4. Memberikan penjelasan sehubungan dengan pemeriksaan yang
akan dilakukan5. Penderita dapat dalam keadaan duduk atau berbaring6. Lengan dalam keadaan bebas dan relaks, bebaskan dari tekanan
oleh karena pakaian7. Pasang manset sedemikian rupa sehingga melingkari lengan atas
secara rapi dan tidak terlalu ketat, kira-kira 2,5 – 5 cm di atas siku.
8. Carilah arteri brachialis, biasanya terletak di sebelah medial tendo biseps.
9. Dengan tiga jari meraba a. brachialis, pompa manset dengan cepat sampai kira-kira 30 mmhg di atas tekanan ketika pulsasi a. brachialis menghilang.
10. Turunkan tekanan manset perlahan-lahan sampai denyutan a. brachialis teraba kembali. Inilah tekanan sistolik palpatoir.
11. Sekarang ambillah stetoskop, pasangkan corong bel stetoskop pada a. Brachialis
12 Pompa manset kembali, sampai kurang lebih 30 mmHg di atas tekanan sistolik palpatoir
13 Secara perlahan turunkan tekanan manset dengan kecepatan kira-kira 2-3 mmHg perdetik. Perhatikan saat dimana denyutan A. brachialis terdengar. Inilah tekanan sistolik. Lanjutkanlah penurunan tekanan manset sampai suara denyutan melemah dan kemudian menghilang. Tekanan pada saat itu adalah tekanan diastolic
14. Apabila menggunakan tensimeter air raksa, usahakan agar posisi manometer selalu vertikal, dan pada waktu membaca hasilnya, mata harus berada segaris horisontal dengan level air raksa.
15. Dapat melaporkan tekanan darah sistolis dan diastolis16. Melepas manset dan mengembalikannya dan disimpan selalu
dalam keadaan tertutupB. PEMERIKSAAN NADI
1. Penderita dapat dalam posisi duduk ataupun berbaring. 2. Lengan dalam posisi bebas (relaks), perhiasan dan jam tangan di
lepas3. Periksalah denyut nadi pergelangan tangan (a. radialis) dengan
menggunakan jari telunjuk dan jari tengah tangan anda pada sisi fleksor bagian lateral dari tangan penderita.
4. Hitunglah berapa denyutan dalam satu menit dengan cara menghitung denyutan dalam 30 detik, kemudian hasilnya dikalikan dengan dua
5. Perhatikan pula irama dan kualitas denyutannya. 6. Catatlah hasil pemeriksaan tersebut.
C. PEMERIKSAAN PERNAFASAN1. Penderita diminta melepaskan baju2. Secara inspeksi, perhatikan secara menyeluruh gerakan
pernafasan penderita, kadang diperlukan cara palpasi, untuk sekalian mendapatkan perbandingan antara kanan dan kiri
3. Pada inspirasi, perhatikanlah: gerakan ke samping iga, pelebaran sudut epigastrium dan penambahan besarnya ukuran anteroposterior dada.
4. Pada ekspirasi, perhatikanlah: masuknya kembali iga, penyempitan sudut epigastrium dan penurunan besarnya ukuran anteroposterior dada.
5. Perhatikan pula adanya penggunaan otot bantu pernafasan6. Menghitung gerakan pernafasan minimal selama satu menit7. Catatlah irama, frekuensi dan adanya kelainan gerakan
D. PEMERIKSAAN SUHU1. Pastikan permukaan air raksa menunjuk di bawah 35,5˚C. 2. Tempatkan ujung termometer yang berisi air raksa pada apex
fossa axillaris kiri dengan sendi bahu adduksi maksimal.3. Tunggu 3 – 5 menit, kemudian dilakukan pembacaan.4. Catat dan laporkan hasil pembacaan tersebut
BUKU PANDUAN KERJA
KETERAMPILAN PEMERIKSAAN FISIK DIAGNOSTIK UMUM
Diberikan pada Mahasiswa Semester I Fak. Kedokteran UNHAS
Tim Penyusun
Prof. Dr. dr. Syakib Bakri, SpPD-KGHdr. Rini Rachmawarni Bachtiar
DASAR DIAGNOSTIK DAN TERAPIMAKASSAR
2010
KETERAMPILAN PEMERIKSAAN FISIK DIAGNOSTIK UMUM
Pengertian
Pemeriksan fisik adalah pemeriksaan tubuh untuk menentukan adanya kelainan-
kelainan dari suatu sistim atau suatu organ tubuh dengan cara melihat (inspeksi), meraba
(palpasi), mengetuk (perkusi) dan mendengarkan (auskultasi).
Umumnya pemeriksaan ini dilakukan secara berurutan mulai dari inspeksi,
palpasi, perkusi dan auskultasi. Khusus untuk pemeriksaan abdomen, sebaiknya
auskultasi dilakukan sebelum palpasi.
Tujuan
Mampu melakukan pemeriksaan fisik dasar meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.- Mempersiapkan pasien dalam rangka pemeriksaan fisik.- Melakukan pengamatan, serta melihat langsung badan/anggota badan pasien.- Melakukan perabaan, baik dengan jari, ujung jari atau tangan ataupun dengan kedua
telapak tangan untuk mengetahui tanda-tanda vital.- Melakukan perkusi dengan cara yang benar sehingga didapat suara ketukan yang
jelas.- Melakukan auskultasi dengan alat stetoskop dengan proses yang benar.
Media dan alat Bantu Pembelajaran
1. Daftar panduan belajar untuk pemeriksaan fisik dasar.2. Stetoskopdan manikin.3. Status penderita, pinsil, pulpen
Metode Pembelajaran :
- Demonstrasi sesuai dengan daftar panduan belajar.- Ceramah.- Diskusi- Partisipasi aktif dalam skill lab (simulasi)- Evaluasi melalui check list/daftar tilik dengan sistim skor
DESKRIPSI KEGIATAN
PEMERIKSAAN FISIK DASAR
Kegiatan Waktu Deskripsi
1. Pengantar 5 menit Pengantar
2. Bermain peran tanya jawab 30 menit 1. Mengatur posisi duduk mahasiswa
2. Dua orang instruktur memberikan
contoh bagaimana cara melakukan
pemeriksaan fisik dasar dalam hal ini
inspeksi, palpasi, perkusi dan
auskultasi. Satu orang sebagai dokter
dan satu sebagai pasien. Mahasiswa
menyimak dan mengamati.
3. Memberikan kesempatan kepada
mahasiswa untuk bertanya dan
instruktur memberikan penjelasan
tentang aspek-aspek yang penting.
4. Mahasiswa dapat memperhatikan
dan menanyakan hal-hal yang belum
dimengerti dan instruktur
menanggapinya.
3. Praktek bermain peran
dengan umpan balik
100 menit 1. Mahasiswa dibagi berpasangan -
pasangan
2. Setiap pasangan berpraktek, satu
orang sebagai dokter (pemeriksa)
dan satu orang sebagai pasien
3. Instruktur berkeliling diantara
mahasiswa dan melakukan supervisi
menggunakan check list
4. Setiap mahasiswa paling sedikit
berlatih satu kali.
4. Curah pendapat / diskusi 15 menit 1. Curah pendapat/diskusi: apa yang
dirasa mudah , apa yang sulit.
Menanyakan bagaimana perasaan
mahasiswa yang berperan sebagai
pasien. Apa yang dapat dilakukan
oleh dokter agar pasien merasa lebih
nyaman
2. Iinstruktur menyimpulkan dengan
menjawab pertanyaan terakhir dan
memperjelas hal-hal yang masih
belum dimengerti.
Total waktu 150 menit
PEMERIKSAAN FISIK DASAR ( INSPEKSI, PALPASI, PERKUSI DAN
AUSKULTASI)
NO LANGKAH KLINIK KASUS
A. INSPEKSI: Perhatikan dan catatlah1. Bentuk tubuh penderita: apakah kurus, atletis atau gemuk.2. Perbandingan ukuran kepala dan panjang anggota badan3. Cara berjalan dan gerakannya4. Adanya deformitas atau kelainan bentuk5. Keadaan kulit,rambut, mukosa mata dan kuku6. Ekspresi wajah, apakah cemas, tertekan, malu, kesakitan, dll7. Ciri-ciri lain yang didapatkan.
B. PALPASI1. Pemeriksa berada disebelah kanan penderita.2. Daerah yang akan diperiksa harus bebas dari pakaian3. Yakinkan bahwa tangan anda tidak dingin4. Cara meraba dapat memakai:
- Jari telunjuk dan ibu jari: untuk menentukan besarnya benda- Jari 2,3 dan 4 bersama dapat digunakan untuk menentukan konsistensi atau kualitas benda- Seluruh telapak tangan dapat merasakan adanya getaran
5. Sedikit tekanan dengan ujung jari atau telapak jari dapat menemukan adanya rasa sakit yang dapat dilihat dari perubahan mimik muka atau mendengarkan keluhan pasien.
C. PERKUSI1. Jari tengah dari tangan kiri dalam posisi hiperekstensi diletakkan
pada permukaan yang akan diperkusi . 2. Tekankan persendian interfalang pada permukaan yang akan
diperkusi, dan hindarkan kontak antara permukaan yang diperkusi dengan bagian lain dari tangan kiri .
3. Tempatkan tangan kanan ke dekat daerah yang akan diperkusi dalam posisi menekuk ke atas
4. Jari tengah dalam sikap fleksi, relaks dan siap untuk mengetuk.5. Dengan gerakan yang cepat, tapi relaks dari pergelangan tangan
kanan, ketuklah jari tengah tangan kiri yang menempel pada bidang yang diperiksa dengan jari tengah tangan kanan.
6. Gunakan ujung jari yang sedapat mungkin tegak lurus 7. Buatlah ketukan seringan mungkin yang dapat menghasilkan
suara yang jelas.D. AUSKULTASI
1. Gunakan stetoskop dengan pipa pendek (25-30 cm). 2. Pasangkan kedua ear pieces ke dalam telinga, sehingga betul-
betul masuk, tetapi tidak menekan3. Gunakan bagian bel dari stetoskop untuk memeriksa toraks dan
bagian diafragma untuk memeriksa abdomen
BUKU PANDUAN KERJA
KETERAMPILAN MENYIAPKAN OBAT SUNTIKAN DARI AMPUL DAN VIAL
]
Diberikan pada Mahasiswa Semester I
Tim Penyusundr. Rini Rachmawarni Bachtiar
SISTEM DASAR DIAGNOSTIK DAN TERAPI
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
2010
KETERAMPILAN MENYIAPKAN OBAT SUNTIKAN DARI AMPUL DAN VIAL
PENGERTIAN
Ampul adalah wadah gelas bening dengan bagian leher menyempit. Wadah ini
berisi obat dosis tunggal dalam bentuk cair. Untuk mengunakan obat daari wadah ampul
ini, harus mematahkan leher ampul.
Vial adalah wadah dosis tunggal atau multi dosis dengan penutup karet di atasnya.
Cap logam melindungi penutup steril sampai vial siap digunakan. Vial berisi medikasi
dalam bentuk cair dan atau kering. Vial merupakan sistem tertutup dan harus
menyuntikkan udara ke dalam vial untuk memudahkan mengambil cairan di dalamnya.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah melakukan latihan keterampilan ini, mahasiswa diharapkan sudah dapat
menyiapkan obat suntikan dari ampul dan vial.
TARGET PEMBELAJARAN
Setelah melakukan latihan keterampilan ini, mahasiswa diharapkan sudah dapat:
- Menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan untuk persiapan obat suntikan dari ampul dan
vial.
- Melakukan prosedur persiapan obat suntikan dari ampul,
- Melakukan prosedur persiapan obat suntikan dari vial.
MEDIA DAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN
1. Daftar panduan belajar untuk mempersiapkan obat suntikan dari ampul dan vial
2. Bak steril yang dialasi kasa
3. Spoit 1 cc , 5cc dan 10 cc, sertajarum steril berdiameter 21-25.
4. Selembar kain kasa & kikir ampul.
5. Kapas alkohol
6. Tempat sampah tajam dan tempat sampah non-medis.
METODE PEMBELAJARAN
1. Demonstrasi sesuai dengan daftar panduan belajar.
2. Ceramah.
3. Diskusi
4. Partisipasi aktif dalam skill lab (simulasi)
5. Evaluasi melalui check list/daftar tilik dengan sistim skor
DESKRIPSI KEGIATAN
Kegiatan Waktu Deskripsi
1. Pengantar 5 menit Pengantar
2. Bermain peran tanya jawab
30 menit 1. Mengatur posisi duduk mahasiswa2. Instruktur memberikan contoh bagaimana cara
mempersiapkan obat suntikan dari ampul dan vial
3. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya dan instruktur memberikan penjelasan tentang aspek-aspek yang penting.
4. Mahasiswa dapat memperhatikan dan menanyakan hal-hal yang belum dimengerti dan instruktur menanggapinya.
3. Praktek bermain peran dengan umpan balik
50 menit 1. Mahasiswa dibagi menjadi pasangan-pasangan 2. Setiap pasangan berpraktek, satu orang
mempersiapkan obat suntikan dan satu orang sebagai pengamat/asisten
3. Mahasiswa bergantian melakukan persiapan obat suntikan dari ampul dan vial
4. Instruktur berkeliling diantara mahasiswa dan melakukan supervisi menggunakan check list
5. Setiap mahasiswa paling sedikit berlatih satu kali.
4. Curah pendapat/ diskusi
15 menit Curah pendapat/diskusi: apa yang dirasa mudah, apa yang sulit dan kendala-kendala yang dialami.
Total waktu 100 menit
PENUNTUN BELAJAR KETRAMPILAN MENYIAPKAN OBAT SUNTIKAN DARI AMPUL
DAN VIAL(digunakan oleh Mahasiswa)
NO LANGKAH KLINIK KASUS
MELAKUKAN PERSIAPAN 1 2 31. Lakukanlah persiapkan alat-alat yang akan digunakan2. Lakukanlah cuci tangan
MENYIAPKAN OBAT SUNTIK DARI AMPUL 1 2 33. Campurlah cairan obat dalam ampul dengan cara menyentil
bagian atas ampul dengan perlahan dan cepat dengan ujung salah satu jari.
4. Letakkanlah bantalan kasa kecil atau kapas alkohol mengelilingi leher ampul.
5. Patahkankanlah leher ampul ke arah menjauhi tangan. Jika leher ampul tidak patah, gunakan metal file untuk mengikir salah satu sisi leher.
6. Peganglah ampul, dengan posisi menjorok atau tegak.7. Masukkanlah jarum spoeit ke dalam lubang ampul, ujung jarum
jangan menyentuh pinggiran ampul.8. Isaplah cairan obat pelan-pelan ke dalam spoeit dengan menarik
pengisap ke belakang.9. Pertahankanlah ujung jarum di bawah permukaan cairan, yang
memungkinkan semua cairan masuk ke dalam spoeit.Catatan : Jika terisap gelembung udara, janganlah mendorong udara ke dalam ampul.Untuk mengeluarkan gelembung udara : Pegang spoeit dengan jarum mengarah ke atas, sentil bagian barrel, tarik bagian pengisap sedikit, dorong ke atas untuk mengeluarkan udara.
MENYIAPKAN OBAT SUNTIK DARI VIAL 1 2 31. Lepaskanlah penutup logam untuk memajang penutup karetnya.2. Usaplah permukaan penutup karet dengan alkohol 70%3. Lepaskanlah penutup jarum, lalu tariklah pengisap pelan-pelan ke
belakang untuk mengumpulkan sejumlah udara yang sama dengan volume medikasi yang akan diaspirasikan.
4. Tusukkanlah ujung jarum, dengan bevel jarum mengarah ke atas, menembus bagian tengah penutup karet. Keluarkanlah udara ke dalam vial (jangan biarkan pengisap kembali ke atas)
5. Baliklah vial sambil tetap memegang vial dengan kuat pada spoeit dan pengaisap (pegang vial antara ibu jari dan jari tengah pada tangan yang dominan, meraih bagian ujung barrel dengan pengisap dengan ibu jari dan jari telunjuk dari tangan yang dominan)
6. Pertahankanlah bagian ujung jarum di bawah ketinggian cairan, agar tekanan udara bisa secara bertahap mengisi spoeit dengan cairan obat, tarik kembali pengisap jika perlu.
7. Sentillah bagian barrel dengan hati-hati untuk melepaskan semua gelembung udara yang terdapat di atas spoeit ke dalam vial.
8. Setelah dosis terpenuhi/sesuai, tariklah jarum dari dalam vial dengan menarik ke belakang barrel spoeit.
Beri nilai untuk setiap langkah klinik dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:1. Perlu perbaikan: langkah-langkah tidak dilakukan dengan benar dan atau tidak
sesuai urutannya, atau ada langkah yang tidak dilakukan.2. Mampu: Langkah-langkah dilakukan dengan benar dan sesuai dengan
urutannya, tetapi tidak efisisen3. Mahir: Langkah-langkah dilakukan dengan benar, sesuai dengan urutan daan
efisien.TS Tidak Sesuai: Langkah tidak perlu dilakukan karena tidak sesuai dengan keadaan.
9. Keluarkanlah kelebihan gelembung udara.10. Tutuplah jarum dengan penutupnya.
SETELAH PENGISIAN SELESAI 1 2 31. Letakkanlah spoeit yang sudah diisi pada satu bak yang dialasi
kain kasa.2. Lakukanlah cuci tangan rutin.
BUKU PANDUAN KERJA
KETERAMPILAN MENYUNTIK INTRAKUTAN
Diberikan pada Mahasiswa Semester I
Tim Penyusun
Prof. Dr. dr. Syakib Bakri, SpPD-KGHdr. Rini Rachmawarni Bachtiar
SISTEM DASAR DIAGNOSTIK DAN TERAPI
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
2010
KETERAMPILAN MENYUNTIK INTRAKUTAN
PENGERTIAN
Menyuntik obat adalah prosedur invasif yang mencakup memasukkan obat melalui jarum steril yang dimasukkan ke dalam jaringan tubuh. Karakteristik jaringan mempengaruhi kecepatan penyerapan obat dan awitan kerja obat,oleh karenanya sebelum menyuntik obat harus diketahui volume obat yang akan diberikan, karakteristik obat dan letak/anatomi tempat yang akan disuntik.
Suntikan intra kutan adalah menyuntik obat ke dalam jaringan kulit. Tujuan suntikan intra kutan:
1. Mendapatkan reaksi setempat2. Mendapatkan atau menambah kekebalan, misalnya suntikan BCG
TUJUAN
- Menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan untuk melaksanakan suntikan intra kutan.
- Menentukan lokasi-lokasi penyuntikan intra kutan.
- Melakukan prosedur menyuntik intra kutan secara benar.
Media dan alat bantu pembelajaran
1. Daftar panduan belajar untuk penyuntikan intra kutan.
2. Wadah untuk cuci tangan dan sabun/desinfektan
3. Bak steril yang dialasi kasa
4. Spoit 1 cc dan jarum no. 18 atau no. 20 berisi cairan suntikan.
5. Kapas alkohol
6. Wadah pembuangan
Metode pembelajaran
1. Demonstrasi sesuai dengan daftar panduan belajar.
2. Ceramah.
3. Diskusi
4. Partisipasi aktif dalam skill lab (simulasi)
5. Evaluasi melalui check list/daftar tilik dengan sistim skor
DESKRIPSI KEGIATAN
Kegiatan Waktu Deskripsi
1. Pengantar 5 menit Pengantar
2. Bermain peran tanya
jawab
30 menit 1. Mengatur posisi duduk mahasiswa
2. Instruktur memberikan contoh bagaimana
cara melakukan suntikan intra kutan pada
manikin. Mahasiswa menyimak dan
mengamati.
3. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa
untuk bertanya dan instruktur memberikan
penjelasan tentang aspek-aspek yang
penting.
4. Mahasiswa dapat memperhatikan dan
menanyakan hal-hal yang belum dimengerti
dan instruktur menanggapinya.
3. Praktek bermain peran
dengan umpan balik
50 menit 1. Mahasiswa dibagi menjadi pasangan-
pasangan
2. Setiap pasangan berpraktek, satu orang
sebagai penyuntik dan satu orang sebagai
pengamat/asisten penyuntik.
3. Mahasiswa bergantian melakukan suntikan
intra kutan pada manikin.
4. Instruktur berkeliling diantara mahasiswa
dan melakukan supervisi menggunakan
check list
5. Setiap mahasiswa paling sedikit berlatih satu
kali.
4. Curah pendapat/diskusi 15 menit 1. Curah pendapat/diskusi: apa yang dirasa
mudah, apa yang sulit dan kendala-kendala
yang dialami.
Total waktu 100 menit
PENUNTUN BELAJAR KETRAMPILAN MENYUNTIK INTRA KUTAN
NO LANGKAH KLINIK KASUS
1. Mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan
2. Memberitahu dan menjelaskan pada pasien mengenai tindakan
yang akan dilakukan.
3. Mengatur posisi pasien.
4. Mencuci tangan
5. Menentukan tempat penyuntikkan :
- Lengan bawah : Bagian depan lengan bawah sepertiga dari
lekukan siku (2/3 dari pegelangan tangan). Tentukan pada kulit
yang sehat dan bukan pada pembuluh darah. Tempat ini untuk skin
tes dan Mantoux test.
- Lengan atas : tiga jari di bawah sendi bahu, di tengah daerah
muskulus deltoideus. Tempat ini untuk suntikan BCG.
6. Membebaskan daerah yang akan disuntikkan dari pakaian.
7. Menghapushamakan kulit pasien dengan kapas alkohol,
membuang kapas ke dalam wadah pembuangan. Tunggu sampai
kulit kering dari alkohol.
8. Menegangkan kulit pasien dengan tangan kiri.
9. Menusukkan jarum dengan lubang jarum mengarah ke atas.
10. Jarum dan permukaan kulit membentuk sudut 15o – 20o
11. Memasukkan/menyemprotkan cairan dari spoit sampai terjadi
gelembung pada kulit.
12. Menarik jarum dengan cepat, tidak dihapushamakan dengan kapas
alkohol dan tidak boleh dilakukan pengurutan (massage).
13. Merapikan pasien
14. Membawa alat-alat ke meja suntikan untuk dibereskan.
15. Mencuci tangan
BUKU PANDUAN KERJA
KETERAMPILAN MENYUNTIK SUBKUTAN
Diberikan pada Mahasiswa Semester Satu
Tim Penyusun
Prof. Dr. dr. Syakib Bakri, SpPD-KGHdr. Rini Rachmawarni Bachtiar
SISTEM DASAR DIAGNOSTIK DAN TERAPI
Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin 2010
KETERAMPILAN MENYUNTIK SUBKUTAN
PENGERTIANMenyuntik obat adalah prosedur invasif yang mencakup memasukkan obat
melalui jarum steril yang dimasukkan ke dalam jaringan tubuh. Karakteristik jaringan mempengaruhi kecepatan penyerapan obat dan awitan kerja obat,oleh karenanya sebelum menyuntik obat harus diketahui volume obat yang akan diberikan, karakteristik obat dan letak/anatomi tempat yang akan disuntik.
Untuk suntikan subkutan, medikasi dimasukkan ke dalam jaringan ikat jarang di bawah dermis. Jaringan subkutan tidak mempunyai banyak pembuluh darah maka absorpsi obat agak sedikit lambat dibandingkan suntikkan intramuskuler. Jaringan subkutan mengandung reseptor nyeri, jadi hanya obat dalam dosis kecil yang larut dalam air, yang tidak mengiritasi yang dapat diberikan melalui cara ini.
IndikasiTujuan suntikan subkutan: Memasukkan cairan medikasi ke jaringan di bawah kulit. Jenis obat yang sesuai adalah dosis kecil, larut dalam air dan tidak mengiritasi.
Tujuan pembelajaranTujuan instruksional umum
Setelah melakukan latihan menyuntik subkutan diharapkan mahasiswa: - Mampu menyuntik subkutan sesuai dengan prosedur yang benar.
Tujuan instruksional khususSetelah melakukan latihan menyuntik subkutan diharapkan mahasiswa mampu:
- Menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan untuk melaksanakan suntikan subkutan.- Menentukan lokasi-lokasi penyuntikan subkutan.- Melakukan prosedur menyuntik subkutan secara benar.
Media dan alat bantu pembelajaran1. Daftar panduan belajar untuk penyuntikan subkutan.2. Wadah untuk cuci tangan dan sabun/desinfektan3. Bak steril yang dialasi kasa4. Spoit 1 cc dan jarum no. 18 atau no. 20 berisi cairan suntikan.5. Kapas alkohol/antiseptik6. Wadah pembuangan
Metode pembelajaran1. Demonstrasi sesuai dengan daftar panduan belajar.2. Ceramah.3. Diskusi4. Partisipasi aktif dalam skill lab (simulasi)5. Evaluasi melalui check list/daftar tilik dengan sistim skor
DESKRIPSI KEGIATAN
Kegiatan Waktu Deskripsi
1. Pengantar 5 menit Pengantar
2. Bermain peran tanya
jawab
30 menit 1. Mengatur posisi duduk mahasiswa
2. Instruktur memberikan contoh bagaimana
cara melakukan suntikan subkutan pada
manikin. Mahasiswa menyimak dan
mengamati.
3. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa
untuk bertanya dan instruktur memberikan
penjelasan tentang aspek-aspek yang
penting.
4. Mahasiswa dapat memperhatikan dan
menanyakan hal-hal yang belum dimengerti
dan instruktur menanggapinya.
3. Praktek bermain peran
dengan umpan balik
50 menit 1. Mahasiswa dibagi menjadi pasangan-
pasangan
2. Setiap pasangan berpraktek, satu orang
sebagai penyuntik dan satu orang sebagai
pengamat/asisten penyuntik.
3. Mahasiswa bergantian melakukan suntikan
subkutan pada manikin.
4. Instruktur berkeliling diantara mahasiswa
dan melakukan supervisi menggunakan
check list
5. Setiap mahasiswa paling sedikit berlatih satu
kali.
4. Curah pendapat/diskusi 15 menit 1. Curah pendapat/diskusi: apa yang dirasa
mudah, apa yang sulit dan kendala-kendala
yang dialami.
Total waktu 100 menit
PENUNTUN BELAJAR KETRAMPILAN MENYUNTIK SUBKUTAN
NO LANGKAH KLINIK KASUS
1. Mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan
2. Mengkaji allergi dari skin test
3. Memberitahu dan menjelaskan pada pasien mengenai tindakan
yang akan dilakukan.
4. Mengatur posisi pasien.
5. Mencuci tangan
6. Menentukan tempat penyuntikkan :
- Lengan : pasien duduk atau berdiri
- Abdomen : pasien duduk atau berbaring
- Tungkai : pasien duduk di tempat tidur atau kursi.
6. Membebaskan daerah yang akan disuntikkan dari pakaian.
7. Menghapushamakan kulit pasien dengan kapas alkohol,
membuang kapas ke dalam wadah pembuangan. Tunggu sampai
kulit kering dari alkohol.
8. Untuk pasien dengan ukuran sedang, meregangkan kedua sisi kulit
tempat suntikkan dengan kuat. ATAU mencubit kulit yang akan
menjadi tempat suntikkan
Untuk pasien obesitas: mencubit kulit tempat suntikkan dan
menyuntikkan di bawah lipatan kulit.
9. Menusukkan jarum dengan lubang jarum mengarah ke atas.
10. Menyuntikkan jarum pada sudut 450
11. Menyuntikkan cairan medikasi
12. Menarik jarum dengan cepat, meletakkan swab antiseptik tepat di
bawah suntikkan
13. Merapikan pasien
14. Membawa alat-alat ke meja suntikan untuk dibereskan.
15. Mencuci tangan
BUKU PANDUAN KERJA
KETERAMPILAN MENYUNTIK INTRAMUSKULER
Diberikan pada Mahasiswa Semester Satu
Tim Penyusun
Prof. Dr. dr. Syakib Bakri, SpPD-KGHdr. Rini Rachmawarni Bachtiar
SISTEM DASAR DIAGNOSTIK DAN TERAPI
Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin 2010
KETERAMPILAN MENYUNTIK INTRAMUSKULER
PENGERTIAN
Menyuntik obat adalah prosedur invasif yang mencakup memasukkan obat melalui jarum steril yang dimasukkan ke dalam jaringan tubuh. Karakteristik jaringan mempengaruhi kecepatan penyerapan obat dan awitan kerja obat,oleh karenanya sebelum menyuntik obat harus diketahui volume obat yang akan diberikan, karakteristik obat dan letak/anatomi tempat yang akan disuntik.
Suntikan intra muskuler memberikan absorpsi obat lebih cepat karena vaskularitas otot. Bahaya kerusakan jaringan menjadi lebih sedikit jika obat diberikan jauh ke dalam otot
TUJUAN
- Menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan untuk melaksanakan suntikan intra
muskuler.
- Menentukan lokasi-lokasi penyuntikan intra muskuler.
- Melakukan prosedur menyuntik intra muskuler secara benar.
Media dan alat bantu pembelajaran
1. Daftar panduan belajar untuk penyuntikan intra muskuler.
2. Wadah untuk cuci tangan dan sabun/desinfektan
3. Bak steril yang dialasi kasa
4. Spoit 1 cc - 10 cc dan jarum no. 1 – 2, berisi cairan suntikkan
5. Kapas alkohol
6. Wadah pembuangan
Metode pembelajaran
1. Demonstrasi sesuai dengan daftar panduan belajar.
2. Ceramah.
3. Diskusi
4. Partisipasi aktif dalam skill lab (simulasi)
5. Evaluasi melalui check list/daftar tilik dengan sistim skor
DESKRIPSI KEGIATAN
Kegiatan Waktu Deskripsi
1. Pengantar 5 menit Pengantar
2. Bermain peran tanya
jawab
30 menit 1. Mengatur posisi duduk mahasiswa
2. Instruktur memberikan contoh bagaimana
cara melakukan suntikan intra muskuler
pada manikin. Mahasiswa menyimak dan
mengamati.
3. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa
untuk bertanya dan instruktur memberikan
penjelasan tentang aspek-aspek yang
penting.
4. Mahasiswa dapat memperhatikan dan
menanyakan hal-hal yang belum dimengerti
dan instruktur menanggapinya.
3. Praktek bermain peran
dengan umpan balik
50 menit 1. Mahasiswa dibagi menjadi pasangan-
pasangan
2. Setiap pasangan berpraktek, satu orang
sebagai penyuntik dan satu orang sebagai
pengamat/asisten penyuntik.
3. Mahasiswa bergantian melakukan suntikan
intra muskuler pada manikin.
4. Instruktur berkeliling diantara mahasiswa
dan melakukan supervisi menggunakan
check list
5. Setiap mahasiswa paling sedikit berlatih satu
kali.
4. Curah pendapat/diskusi 15 menit 1. Curah pendapat/diskusi: apa yang dirasa
mudah, apa yang sulit dan kendala-kendala
yang dialami.
Total waktu 100 menit
PENUNTUN BELAJAR KETRAMPILAN MENYUNTIK INTRA MUSKULER
NO LANGKAH KLINIK KASUS
1. Mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan
2. Mengkaji allergi dari skin test
3. Memberitahu dan menjelaskan pada pasien mengenai tindakan yang akan dilakukan.
4. Mengatur posisi pasien.
5. Mencuci tangan
6. Menentukan tempat penyuntikkan :- Muskulus Gluteus Maximus (otot bokong) kanan dan
kiri. Tempat : 1/3 bagian dari Spina Iliaca Anterior Superior ke os Coxygeus.
- Muskulus Quadriceps Femoris (otot paha bagian luar)- Muskulus Deltoideus (otot pangkal lengan)
7. Membebaskan daerah yang akan disuntikkan dari pakaian.
8. Menghapushamakan kulit pasien dengan kapas alkohol, membuang kapas ke dalam wadah pembuangan. Tunggu sampai kulit kering dari alkohol.
9. Menegangkan kulit pasien dengan tangan kiri pada daerah bokong, atau mengangkat otot pada muskulus quadricep femoris/ muskulus deltoideus.
10. Menusukkan jarum ke dalam bokong tegak lurus dengan permukaan kulit sedalam ¼ panjang jarum.
11. Menarik pengisap sedikit untuk memeriksa apakah ada darah atau tidak, bila tidak ada darah, semprotkan cairan obat perlahan-lahan sampai cairan obat masuk seluruhnya
12. Menekan daerah penusukan jarum dengan kapas alkohol, jarum ditarik keluar dengan cepat.
13. Tempat penyuntikan dimassage
14. Merapikan pasien
15. Membawa alat-alat ke meja suntikan untuk dibereskan.
16. Mencuci tangan
BUKU PANDUAN KERJA
KETERAMPILAN MENYUNTIK INTRAVENOUS
Diberikan pada Mahasiswa Semester Satu
Tim Penyusun
dr. Rini Rachmawarni Bachtiar
Editordr. Baedah Madjid, Sp.MK
SISTEM DASAR DIAGNOSTIK DAN TERAPI
Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin 2010
KETERAMPILAN MENYUNTIK INTRA-VENA
PENGERTIAN
Teknik Penusukan vena secara transkutan dengan jarum tajam yang kaku ( wing needle,
abbocath, jarum yang dilekat pada spoeit atau vakutainer) disebut punksi vena. Tujuan
umum punksi vena salah satunya untuk pemberian cairan obat intra-vena.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah selesai melakukan latihan keterampilan ini mahasiswa diharapkan sudah dapat
melakukan penyuntikan intra-vena.
TARGET PEMBELAJARAN
Setelah selesai melakukan latihan keterampilan ini mahasiswa diharapkan sudah dapat:
- menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan untuk melaksanakan penyuntikan
intravena
- menentukan lokasi-lokasi vena untuk penyuntikan
- menyuntik intra-vena dengan prosedur yang benar dan efisien.
MEDIA DAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN
1. Daftar panduan belajar untuk penyuntikan intravena
2. tempat cuci tangan dengan air mengalir, sabun dan antiseptik untuk cuci
tangan.
3. Spoeit 1 cc, dan jarum suntik No. 8 dengan obat di dalamnya.
4. Kapas
5. Alcohol 70%
6. Larutan Betadine
7. Sarung tangan
8. Plester dan gunting
9. Karet pembendung/turniket
10. Larutan khlorin 0,5%
11. Tempat sampah medis dan sampah tajam
METODE PEMBELAJARAN
1. Demonstrasi sesuai dengan daftar panduan belajar.
2. Ceramah.
3. Diskusi
4. Partisipasi aktif dalam skill lab (simulasi)
5. Evaluasi melalui check list/daftar tilik dengan sistim skor
DESKRIPSI KEGIATAN
Kegiatan Waktu Deskripsi
1. Pengantar 5 menit Pengantar2. Bermain peran
tanya jawab30 menit 1. Mengatur posisi duduk mahasiswa
2. Instruktur memberikan contoh bagaimana cara melakukan suntikan intravena pada manikin. Mahasiswa menyimak dan mengamati.
3. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya dan instruktur memberikan penjelasan tentang aspek-aspek yang penting.
4. Mahasiswa dapat memperhatikan dan menanyakan hal-hal yang belum dimengerti dan instruktur menanggapinya.
3. Praktek bermain peran dengan umpan balik
50 menit 1. Mahasiswa dibagi menjadi pasangan-pasangan
2. Setiap pasangan berpraktek, satu orang sebagai penyuntik dan satu orang sebagai pengamat/asisten penyuntik.
3. Mahasiswa bergantian melakukan suntikan intra vena pada manikin.
4. Instruktur berkeliling diantara mahasiswa dan melakukan supervisi menggunakan check list
5. Setiap mahasiswa paling sedikit berlatih satu kali.
4. Curah pendapat/ diskusi
15 menit 1. Curah pendapat/diskusi: apa yang dirasa mudah, apa yang sulit dan kendala-kendala yang dialami.
Total waktu 100 menit
PENUNTUN BELAJAR KETRAMPILAN MENYUNTIK INTRA-VENA
(digunakan oleh Mahasiswa)
NO LANGKAH KLINIKKASUS
1 2 3
1. Lakukanlah persiapan alat-alat yang akan digunakan.
2. Mengkaji allergi dari skin test
3. Jelaskanlah pada klain mengenai tindakan yang akan dilakukan, cara, manfaat dan faktor keamanan dari tindakan tersebut.
4. Aturlah posisi pasien, lepaskan pakaian pada daerah yang akan disuntik.
5. Lakukanlah cuci tangan rutin
6. Pasanglah pengalas pada di bawah siku dimana akan di adakan penyuntikan intravena
7. Pasanglah bendungan pada lengan di bagioan atas dari lipatan siku dimana akan diadakan penyuntikan.
8. Kenakan/pasanglah sarung tangan.
9. Lakukan disinfeksi area kulit yang akan ditusuk dengan kapas alkohol, melingkar dari tempat tusukan ke luar dengan diameter kira-kira 5 cm.
10. Buanglah kapas tersebut ke dalam tempat sampah medis.
11. Ulangi disinfeksi dengan cara yang sama tapi dengan larutan bethadine.
12. Buanglah kapas tersebut ke dalam tempat sampah medis.
13. Rabalah dengan salah satu jari tangan untuk menentukan letak v. Cubiti
14. Ambillah spoeit yang telah diisi dengan obat yang akan disuntikkan dan cek ada tidaknya udara dalam spoeit.
15. Bukalah penutup jarum spoeit dan dengan lubang jarum menghadap ke atas tusukkanlah jarum ke arah atas dan dengan letak spoeit mendatar pada lengan bawah.
16. Lepaskanlah turniket
17. Tariklah pengisap sedikit ke belakang untuk melihat apakah jarum sudah tepat masuk ke dalam vena.
18. Suntikkanlah isi spoeit ke dalam vena dengan mendorong pengisap pelan-pelan ke depan tanpa mengubah posisi jarum.
Beri nilai untuk setiap langkah klinik dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:1. Perlu perbaikan: langkah-langkah tidak dilakukan dengan benar dan atau
tidak sesuai urutannya, atau ada langkah yang tidak dilakukan.
2. Mampu: Langkah-langkah dilakukan dengan benar dan sesuai dengan urutannya, tetapi tidak efisisen
3. Mahir: Langkah-langkah dilakukan dengan benar, sesuai dengan urutan daan efisien.
TS Tidak Sesuai: Langkah tidak perlu dilakukan karena tidak sesuai dengan keadaan.
19. Setelah semua obat sudah masuk ke vena, letakkanlah kaps steril di atas jarum.
20. Tariklah spoeit ke arah belakang sampai jarum ke luar dari vena, sambil menekankan kapas pada lubang di kulit untuk mencegah perdarahan..
21. Bilaslah spoeit dengan khlorin 0,5%, lalu lepaskan jarum dengan hati-hati jangan sampai tertusuk.
22. Buanglah jarum ke tempat sampah tajam, dan spoeit ke tempat sampah medis.
23. Lepaskanlah sarung tangan.
24. Lakukanlah cuci tangan asepsis
KETERAMPILAN PEMBERIAN OBAT DENGAN BOLUS INTRAVENA
PENGERTIAN
Menyuntik obat adalah prosedur invasif yang mencakup memasukkan obat
melalui jarum steril yang dimasukkan ke dalam jaringan tubuh. Pemberian larutan obat
langsung ke dalam vena dengan teknik bolus adalah metode dimana obat yang diberikan
bekerja dengan cepat karena langsung masuk ke dalam sirkulasi pasien. Efek samping
yang serius dapat terjadi dalam beberapa detik. Obat diberikan perintravena melalui infus
Intravena (IV) yaang sudah ada atau langsung melalui vena.
Obat IV sering diberikan dengan bolus pada situasi kedaruratan ketika diperlukan
kerja obat yang cepat.
TUJUAN
- Menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan untuk melaksanakan pemberian obat
dengan bolus Intravena.
- Menentukan lokasi pemberian obat dengan bolus Intravena
- Melakukan prosedur pemberian obat dengan bolus Intravena secara benar.
Media dan alat bantu pembelajaran
1. Daftar panduan belajar untuk penyuntikan Intravena.
2. Wadah untuk cuci tangan dan sabun/desinfektan
3. Bak steril yang dialasi kasa
4. Spoit 1 cc - 10 cc dan jarum steril berdiameter 21-25, berisi cairan
suntikkan
5. Selang IV dengan port injeksi.
6. Kapas alkohol atau antiseptik
7. Wadah pembuangan
Metode pembelajaran
1. Demonstrasi sesuai dengan daftar panduan belajar.
2. Ceramah.
3. Diskusi
4. Partisipasi aktif dalam skill lab (simulasi)
5. Evaluasi melalui check list/daftar tilik dengan sistim skor
DESKRIPSI KEGIATAN
Kegiatan Waktu Deskripsi
1. Pengantar 5 menit Pengantar
2. Bermain peran tanya
jawab
30 menit 1. Mengatur posisi duduk mahasiswa2. Instruktur memberikan contoh bagaimana
cara pemberian obat dengan bolus intravena pada manikin. Mahasiswa menyimak dan mengamati.
3. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya dan instruktur memberikan penjelasan tentang aspek-aspek yang penting.
4. Mahasiswa dapat memperhatikan dan menanyakan hal-hal yang belum dimengerti dan instruktur menanggapinya.
3. Praktek bermain peran
dengan umpan balik
50 menit 1. Mahasiswa dibagi menjadi pasangan-pasangan
2. Setiap pasangan berpraktek, satu orang sebagai penyuntik dan satu orang sebagai pengamat/asisten penyuntik.
3. Mahasiswa bergantian melakukan suntikan Intravena pada manikin.
4. Instruktur berkeliling diantara mahasiswa dan melakukan supervisi menggunakan check list
5. Setiap mahasiswa paling sedikit berlatih satu kali.
4. Curah pendapat/diskusi 15 menit 1. Curah pendapat/diskusi: apa yang dirasa mudah, apa yang sulit dan kendala-kendala yang dialami.
Total waktu 100 menit
PENUNTUN BELAJAR KETRAMPILAN PEMBERIAN OBAT DENGAN BOLUS
INTRAVENA
NO LANGKAH KLINIK KASUS
1. Mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan
2. Mengkaji allergi dari skin test
3. Memberitahu dan menjelaskan pada pasien mengenai tindakan yang akan dilakukan.
4. Mencuci tangan
5. Memasang sarung tangan
6. Menyiapkan obat yang akan disuntikan
7. Menentukan tempat penyuntikkan yaitu port infus IV
8. Membersihkan port penyuntikan dengan kapas alkohol. Membuang kapas ke dalam wadah pembuangan.
9. Menyuntikan jarum berdiameter kecil yang mengandung obat yang telah disiapkan melalui bagian tengah port.
10. Menghambat aliran IV dengan menekuk selang tepat di atas port suntikan.
11. Menarik plunger dengan perlahan untuk mengaspirasi darah.
12. Setelah melihat darah, menyuntik obat dengan perlahan dalam beberapa menit (biasanya tidak lebih dari 1 ml per menit)
13. Menarik spuit dan periksa kembali kecepatan infus.
14. Membereskan alat dan bahan.
15. Melepaskan sarung tangan
16. Mencuci tangan
BUKU PANDUAN KERJA
KETERAMPILAN MERAWAT LUKA
Diberikan pada Mahasiswa Semester Satu
Tim Penyusun
dr. Rini Rachmawarni Bachtiar
SISTEM DASAR DIAGNOSTIK DAN TERAPI
Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin 2010
MERAWAT LUKAPENGERTIAN
suatu penanganan luka yang terdiri dari membersihkan luka, menutup dan membalut luka
sehingga dapat membantu proses penyembuhan luka.
TUJUAN :
· menjaga luka dari trauma
· immobilisasi luka
· mencegah perdarahan
· mencegah kontaminasi oleh kuman
· mengabsorbsi drainase
· meningkatkan kenyamanan fisik dan psikologis
INDIKASI PERAWTAN LUKA :
· balutan kotor dan basah akibat eksternal
· ada rembesan eksudat
· ingin mengkaji keadaan luka
· dengan frekuensi tertentu untuk mempercepat debridement jaringan nekrotik.
MENGGANTI BALUTAN KERING
TUJUAN :
Balutan kering melindungi luka dengan draenase minimal terhadap kontaminasi
mikroorganisme.
INDIKASI :
Untuk luka bersih tak terkontaminasi dan luka steril.
PERSIAPAN ALAT :
· Set balutan steril dalam bak instrumen steril
* Sarung tangan steril
* Pinset 3 (2 anatomis, 1 sirurgis)
* Gunting (menyesuaikan kondisi luka)
* Balutan kasa dan kasa steril
* Kom untuk larutan antiseptik atau larutan pembersih
* Lidi waten
- Salep antibiotik (bila diperlukan)
· Gunting perban
· Larutan garam fisiologis
· Sarung tangan sekali pakai
· Plester, pengikat, atau balutan sesuai kebutuhan
· Kantung tanah air untuk sampah (bengkok 2 berisi lisol dan kosong)
· Perlak pengalas
PROSEDUR PELAKSANAAN :
NO LANGKAH KEGIATAN KASUS
1 Jelaskan prosedur pada klien dengan menggambarkan langkah-langkah
perawatan luka2 Susun semua peralatan yang diperlukan di meja dekat tempat tidur (jangan
membuka peralatan)3 Ambil kantung sekali pakai/bengkok letakkan dalam jangkauan area kerja.
4 Tutup ruangan atau tirai disekitar tempat tidur.
5 Bantu klien pada posisi nyaman. Istruksikan pasien untuk tidak menyentuh area luka atau peralatan steril.
6 Cuci tangan secara menyeluruh
7 Pasang perlak pengalas
8 Gunakan sarung tangan bersih sekali pakai dan lepaskan plester, ikatan, atau balutan dengan pingset.
9 Lepaskan plester dengan melepaskan ujung dan menariknya dengan perlahan, sejajar pada kulit dan mengarah pada balutan
10 Dengan sarung tangan atau pinset, angkat balutan,
11 Bila balutan lengket pada luka, lepaskan dengan memberikan larutan steril atau NaCl.
12 Observasi karakter dan jumlah drainase pada balutan
13 Buang balutan pada bengkok, lepaskan sarung tangan. Buang di tempat yang tepat.
14 Buka bak instrumen balutan steril. Tempatkan pada di meja samping pasien.
15 Kenakan sarung tangan steril
16 Inspeksi luka. Perhatikan kondisinya, letak drein, integritas jahitan atau penutupan kulit, dan karakter drainase.
17 Bersihkan luka dengan larutan antiseptik yang diserapkan atau larutan garam fisiologis. Pegang kasa yang basahi dalam larutan dengan pinset. Bersihkan dari area yang kurang terkontaminasi ke area terkontaminasi. Gerakan dalam tekanan progresif menjauh dari insisi atau tepi luka.
18 Gunakan kasa baru untuk mengeringi luka atau insisi. Usap dengan cara seperti pada langkah 18
19 Berikan salep antibiotik bila diperlukan, gunakan teknik seperti langkah pada pembersihan. Jangan di oleskan ditempat drainase
20 Pasang kasa steril kering pada insisi atau letak luka. Pasang satu kasa setiap kali. Pasang kasa lapisan kedua sebagai absorben
21 Gunakan plester di atas balutan, amankan dengan ikatan atau balutan.
22 Lepaskan sarung tangan dan buang pada tempat yang telah disediakan
23 Buang semua bahan dan Bantu klien kembali pada posisi nyaman.
24 Cuci tangan
25 Dokumentasikan penggantian balutan, termasuk pernyataan respon klien, observasi luka, balutan dan drainase.
MENGGANTI BALUTAN BASAH KE KERING
PENGERTIAN :
Balutan basah kering adalah tindakan pilihan untuk luka yang memerlukan debridemen.
INDIKASI :
Luka bersih terkontaminasi dan luka infeksi yang memerlukan debridemen.
TUJUAN :
· Membersihkan luka terinfeksi dan nekrotik
· Mengabsorbsi semua eksudat dan debris luka
· Membantu menarik kelembaban dari luka ke dalam balutan.
PERSIAPAN ALAT :
· Set balutan steril dalam bak instrumen steril :
* Sarung tangan steril
* Guting dan pinset steril (2 anatomis dan 1 sirurgis)
* Lidi waten
* Balutan kasa dan kasa steril
* Kom untuk larutan antiseptik atau pembersih
- Salep antiseptik (bila diperlukan)
· Larutan pembersih
· Normal salin
· Sarung tangan sekali pakai
· Plester, pengikat, atau perban sesuai kebutuhan
· Kantung tahan air untuk sampah atau bengkok (1 berisi lisol, 1 kosong)
· Bantalan tahan air/perlak pengalas
· Gunting perban
PROSEDUR PALAKSANAAN
NO LANGKAH KEGIATAN KASUS
1 Jelaskan prosedur pada klien dengan menggambarkan langkah-langkah perawatan luka.
2 Susun semua peralatan yang diperlukan di meja dekat tempat tidur.
3 Ambil kantung sekali pakai/bengkok letakkan dalam jangkauan area kerja
4 Tutup ruangan atau tirai di sekitar tampat tidur.
5 Bantu pasien pada posisi nyaman
6 Cuci tangan.
7 Letakkan bantalan tahan air di bawah klien/perlak pengalas.
8 Kenakan sarung tangan bersih sekali pakai dan lepaskan plester, ikatan atau perban.
9 Lepaskan plester dengan melepaskan ujungnya dan menarik secara perlahan, sejajar dengan kulit dan kearah balutan.
10 Angkat balutan.
11 Observasi karakter dan jumlah drainase pada balutan.
12 Buang balutan kotor pada wadah yang telah di sediakan, Lepaskan sarung tangan sekali pakai.. Buang pada tempat yang telah disediakan.
13 Siapkan peralatan balutan steril. Tuangkan larutan yang diresapkan ke dalam kom steril dan tambahkan kasa berlubang kecil.
14 Kenakan sarung tangan
15 Inspeksi luka. Perhatikanlah kondisinya, letak drain, integritas jahitan atau penutupan kulit, dan krakteristik drainase.
16 Bersihkan luka dengan larutan antiseptik atau larutan normal salin.
17 Pasang kasa yang basah tepat pada permukaan luka. Bila luka dalam dengan perlahan buat kasa seperti kemasan dengan menekuk tepi kasa dengan pinset. Secara perlahan masukkan kasa ke dalam luka sehingga semua permukaan luka kontak dengan kasa basah.
18 Pasang kasa steril kering diatas kasa basah.
19 Tutup dengan kasa, pasang plester di atas bantalan atau amankan dengan, perban, atau pengikat.
20 Cuci tangan
BUKU PANDUAN KERJA
RADIOLOGI
Diberikan pada Mahasiswa Semester Satu
BLOK DASAR DIAGNOSTIK DAN TERAPI
Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin 2010
DASAR-DASAR PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Pemeriksaan radiologi adalah salah satu pemeriksaan penunjang yang penting dalam membantu menegakkan diagnosa penyakit, sehingga kita harus mengetahui dengan baik pemeriksaan yang sesuai untuk masing-masing organ dan bagaimana teknik pemeriksaannya serta apa yang akan diharapkan tampak pada pemeriksaan tersebut.
Tujuan Instruksional Umum :Setelah mengikuti pembelajaran ini maka mahasiswa mampu membedakan jenis-jenis pemeriksaan radiologi yang ada dan mengetahui densitas-densitas yang pada masing-masing pemeriksaan tersebut .
Tujuan Instruksional khusus :1. Mengetahui posisi-posisi yang diperlukan pada masing-masing pemeriksaan
radiologi.2. Mampu mengidentifikasi densitas yang ada pada foto X-Ray 3. Mampu mengidensitifkasi densitas yang ada pada foto dengan kontras (IVP,
Colon in Loop, MD Foto, Oesofagografi,Arteriografi, dan Cor Analisa)4. Mampu mengidentifikasi densitas yang ada pada pemeriksaan mammografi5. Mampu mengidentifikasi densitas yang ada pada pemeriksaan Ultrasonografi6. Mampu mengidentifikasi densitas yang ada pada pemeriksaan CT-Scan7. Mampu mengidentifikasi densitas yang ada pada pemeriksaan MRI
Media dan alat bantu pembelajaran1. Daftar panduan belajar untuk teknik penilaian foto2. Light box3. Hasil-hasil (foto-foto) pemeriksaan Radiologi
Metode Pembelajaran1. Demonstrasi sesuai daftar panduan belajar2. Ceramah3. Diskusi4. Partisipasi aktif dalam skill lab5. Evaluasi melalui check list
LANGKAH KLINIK
1. Melalukan pemeriksaan identitas pasien sesuai nomor register foto : Nama Umur Jenis Kelamin Tanggal
2. Melakukan pemeriksaan identitas foto yaitu No foto Marker dari foto berupa R – L atau D – S
3. Memasang foto di light – box dengan beranggapan pasien berhadapan dengan pemeriksa
4. Menentukan posisi foto apakah PA, AP, Lateral (R/L), Lateral dekubitus (R/L) atau oblik
5. Mengidentifikasi jenis pemeriksaan radiologi meliputi :- foto X-ray (toraks, extremitas,BNO dll)- foto Colon in Loop- Foto MD- Foto Oesofogografi- Foto IVP- Foto mammografi- Pemeriksaan USG- Pemeriksaan CT Scan- Pemeriksaan MRI
6. Mengenal densitas yang ada pada masing-masing pemeriksaan yangmeliputi :Foto Konvensional ( Foto X Ray dan Foto Kontras) densitasnya :
- Radiopak- Hiperradiopak (metal density)- Intermediate
Pemeriksaan Ultrasonografi dengan densitas :- Hiperekoik- Hipoekoik- Normoekoik (isoekoik)
Pemeriksaan CT-Scan dengan densitas :- Hiperdens- Hipodens- Isodens
Pemeriksaan MRI (T1 & T2) dengan densitas :- Hiperintens- Hipointens- Isointens