Manifestasi Psikiatri Pada Pasien Trauma Kapitis

30
1 MANIFESTASI PSIKIATRI PADA PASIEN TRAUMA KAPITIS Christopher Carter, PsyD, and Kaloyan S. Tanev, MD KAT A KUNCI Defisit kompleks dan gangguan akibat trauma kapitis dan mungkin dapat berkembang sepanjang waktu. Sebagian besar penembu!an ang terjadi akibat trauma kapitis ta mp ak pa da " ta!un pertama. Namun# terd ap at $ar ia si interpersonal a ng ti nggi mengenai angk a kesembu!an dan beberapa orang meningkat !ingga %&' ta!un setela! trauma kapitis( re!abilitasi ang dilakukan setela! )edera dapat membantu dalam !al perbaikan. *enilaian dan dia gno sis ang sed ang dilakukan membut u!k an ker jasama dar i pas ien dan keluarga ( beber apa inf oma si dapat membantu dalam penilaian fungsi. Ti ra! baring mer upaka n pil i!an ter api an g mer upa kan tuj uan utama pada pasien# gejala targe t# profi l efek samping# toleran si indi$idu# dan respon ter!adap terapi. *sikotera pi berg una untuk menga tur reaksi psik ososial ter!a dap kognitif# perilaku dan gangguan psikiatri akibat trauma kapitis. Terapi ang efektif dari gangguan perilaku dan gangguan psikiatri lain set ela ! trauma kap itis ter dir i atas far makolo gi# psikoter api# edukasi dan inter$ensi l ingkungan. Kolaborasi antara petugas kese!atan# pasien# keluarga pasien dan lingkungan penting untuk membantu pasien dalam mengoptimalkan re!abilitasi dan menggabungkan kembali kepada lingkurang kerja dan sosial mereka. *+NDA,U-UAN Ke pala manu si a da pat mengal ami )edera dengan berbagai mekanisme. Tr auma kaptis# gang guan $askuler# gangguan dege nerat if# paparan toksik# proses infeksi# anoksia neoplasma# gangguan metabolik atau endokrin dan defisiensi nutrisi dapat merusak struktur neuroanatomi dan men gub a! fun gsi neu rol ogi . Ceder a kep ala ter tut up at au trauma

Transcript of Manifestasi Psikiatri Pada Pasien Trauma Kapitis

8/17/2019 Manifestasi Psikiatri Pada Pasien Trauma Kapitis

http://slidepdf.com/reader/full/manifestasi-psikiatri-pada-pasien-trauma-kapitis 1/30

1

MANIFESTASI PSIKIATRI PADA PASIEN TRAUMA KAPITIS

Christopher Carter, PsyD, and Kaloyan S. Tanev, MD

KATA KUNCI

• Defisit kompleks dan gangguan akibat trauma kapitis dan mungkin

dapat berkembang sepanjang waktu.

• Sebagian besar penembu!an ang terjadi akibat trauma kapitis

tampak pada " ta!un pertama. Namun# terdapat $ariasi

interpersonal ang tinggi mengenai angka kesembu!an dan

beberapa orang meningkat !ingga %&' ta!un setela! trauma kapitis(

re!abilitasi ang dilakukan setela! )edera dapat membantu dalam

!al perbaikan.

• *enilaian dan diagnosis ang sedang dilakukan membutu!kan

kerjasama dari pasien dan keluarga( beberapa infomasi dapat

membantu dalam penilaian fungsi.

• Tira! baring merupakan pili!an terapi ang merupakan tujuan

utama pada pasien# gejala target# profil efek samping# toleransi

indi$idu# dan respon ter!adap terapi.

• *sikoterapi berguna untuk mengatur reaksi psikososial ter!adapkognitif# perilaku dan gangguan psikiatri akibat trauma kapitis.

• Terapi ang efektif dari gangguan perilaku dan gangguan psikiatri

lain setela! trauma kapitis terdiri atas farmakologi# psikoterapi#

edukasi dan inter$ensi lingkungan.

• Kolaborasi antara petugas kese!atan# pasien# keluarga pasien dan

lingkungan penting untuk membantu pasien dalam mengoptimalkan

re!abilitasi dan menggabungkan kembali kepada lingkurang kerja

dan sosial mereka.

*+NDA,U-UAN

Kepala manusia dapat mengalami )edera dengan berbagai

mekanisme. Trauma kaptis# gangguan $askuler# gangguan degeneratif#

paparan toksik# proses infeksi# anoksia neoplasma# gangguan metabolik

atau endokrin dan defisiensi nutrisi dapat merusak struktur neuroanatomi

dan menguba! fungsi neurologi. Cedera kepala tertutup atau trauma

8/17/2019 Manifestasi Psikiatri Pada Pasien Trauma Kapitis

http://slidepdf.com/reader/full/manifestasi-psikiatri-pada-pasien-trauma-kapitis 2/30

"

kapitis# T/I# traumatic brain injury 0 merupakan penebab paling sering dari

kejadian )edera kepala.

T/I# sering disebut sebagai sebua! silent epidemic 2# merupakan

penebab kematian dan disabilitas di Amerik Serikat# kira&kira 1.3 juta)edera kepada terjadi setiap ta!unna dan diantarana kira&kira '".444

orang meninggal akibat )edera ang dialamina# "3'.444 dirawat di

ruma! sakit# dan 1.%5' juta ditangani di unit gawat darurat. Sejumla!

tamba!an pasien dengan T/I tidak perna! dili!at di ruma! sakit. Cedera

kepala dapat mengganggu fungsi kognitif# fisik# emosional dan perilaku.

*emuli!an kerusakan dan disabilitas membut!kan waktu ang )ukup

lama. Sementara maoritas indi$idu ang mengalami pemuli!an T/I#

sejumla! indi$idu mengalami disabilitas neuropsikiatri permanen tiap

ta!un( perbaikan !asil fisik# kognitif# perilaku dan emosi pada disabilitasdan dapat menebabkan penekanan dalam keluarga. Komplikasi seperti

bunu! diri# per)eraian# pengangguran# masala! ekonomi# penala!gunaan

obat&obatan0 dapat terjadi setela! trauma kapitis. Konsultasi kepada

psikiatrik memberikan peran penting untuk menge$aluasi dan menangani

pasien dengan trauma kapitis semua tingkat pemuli!an.

+*ID+6I7-78I DAN 9AKT7: :+SIK7

Diantara penebab paling sering terjadina trauma kapitis adala!

 jatu! %'#";0 dan ke)elakaan kendaraan bermotor 13#%;0. Serangan

ang men)ederai kepala 15#';0# menerima penerangan 14;0 dan

penebab lain ang tidak diketa!ui "1;0. -aki&laki memiliki tingkat

kejadian trauma kapitis 1#< kali lebi! tinggi dibandingkan perempuan dan

dirawat di ruma! sakit !ampir " kali lebi! sering. trauma kapitis terjadi

paling sering pada anak&anak = < ta!un# diikuti remaja tua 1' > 1? ta!un0.

 Angka tertinggi perawatan ruma! sakit dan kematian akibat trauma kapitis

ditemukan pada orang dewasa di atas usia 3' ta!un. @atu! merupakan

penebab utama pada anak&anak di bawa! 1' ta!un dan dewasa di atas'' ta!un. Ke)elakaan kendaraan bermotor paling sering terjadi pada

pasien umur 1' &1? ta!un dan dewasa "4 &'' ta!un. *enelitian

sebelumna menemukan ba!wa '5; dewasa diidentifikasi mengalami

trauma kapitis mengalami penngkatan  blood alkohol level /A-0 pada

waktu )edera( <?; dari mereka mengalami peningkatan /A- atau berada

pada kadar legalna. :ekurensi )edera kepala sering terjadi( resiko

)edera kedua adala! % kali lebi! tinggi dibandingkan populasi umum

ang tidak mengalami )edera0. 6engikuti )edera kedua# resiko )edera

ketiga 14 kali lebi! tinggi dibandingkan dengan )edera inisial. Ak!irna#

ulasan data dari U. S. National ,ealt! Inter$iew# sebua! database

8/17/2019 Manifestasi Psikiatri Pada Pasien Trauma Kapitis

http://slidepdf.com/reader/full/manifestasi-psikiatri-pada-pasien-trauma-kapitis 3/30

%

nasional menggunakan perkiraan insidensi orang dengan )edera kepala#

menemukan ba!wa angka tertinggi terjadi dalam keluarga dengan

peng!asilan ang paling renda!.

*AT79ISI7-78I

Trauma kapitis meruapaka gangguan spektrum. Kerusakan dapat

terjadi akibat penggunaan kekuatan pada kepada pada waktu )edera#

dikenal dengan trauma primer# dan proses fisiologis setela!na seperti

bengkan atau !ipoksia0 dipi)u ole! )edera inisial( terak!ir diklasifikasikan

sebagai trauma sekunder. Kerusakan dapat terjadi fokal# difus atau

keduana. Kerusakan fokal merupakan !asil dari kontusi atau lesi. *aling

sering ini mun)ul ketika kontak )edera seperti jatu! atau benturan padakepala0 dan mengakibatkan terjadina fraktur tulang tengkorak dan

!ematom perdara!an ekstradural# sub ara)!noid# subdural# atau

instraserebral0. ,ematom dapat terjadi akibat kontak langsung dan

kontralateral dari kontak langsung dikenal dengan coup-countercoup

contision0. Kontusi sering ditemukan pada lobus forntal# aspek inferior dari

lobus frontal# di atas korteks dan di bawa! operkulum fisura sl$ian# lobus

temporal dan aspek lateral dan inferior lobus temporal. ,al ini dapat terjadi

dalam !itungan menit !ingga beberapa jam atau !ari. Ke!adiran kontusi

ini berperan dalam terjadina nekrosis neuronal dan peningkatan tekananintrakranial. 7le! sebab itu# kekuatan kontak dapat meng!asilkan robekan

sebagian atau seluru!na pada pontomedullar jun)tion# kerusakan

ner$us kranialm kerusakan kelenjar !ipotalamus atau pituitari# dan

kerusakan pembulu! dara!. Selain itu# dapat terjadi kerusakan fokal pada

multipel area.

Kerusakan difus melibatkan struktur neurologik multipel. ,al ini

lebi! sering pada )edera ang melibatkan kekuatan rotasi atau

akselerasideselerasi )epat. Kerusakan difus dapat disebabkan akibat

disrupsi fungsi $askuler dan dari !ipoksia. DAI# diffuse axonal injury #sebagai )onto!# terdiri atas kerusakan aksonal traumatik se)ara

mikroskopik ang melibatkan keseluru!an otak# tetapi !al ini ditemukan

paling sering di area white matter   frontal subkortikal dan white matter 

temporal# korpus kalosum# dan batang otak0. ,al ini mengganggu fungsi

seluler dan struktur sel. Sementara DAI sering tak tampak pada

pemeriksaan CT s)an# tapi dapat tampak pada +D. ,al ini tentu menjadi

lebi! muda! diidentifikasi denga 6:I# dimana signature axonal swelling 

dan axonal bulbs dapat dili!at dengan jelas tampak# jika otak tampak

beberapa !ari setela! )edera. 6eskipun menggunakan 6:I# ketiadaan

temuan ang signifikan pada gambaran radiologi tidak berarti ba!wa

8/17/2019 Manifestasi Psikiatri Pada Pasien Trauma Kapitis

http://slidepdf.com/reader/full/manifestasi-psikiatri-pada-pasien-trauma-kapitis 4/30

<

kerusakan tidak ada disitu. Teknik ang lebi! baru# seperti DTI diffusion

tensor imaging 0# SBI susceptibility-weighted imagining 0# s)an *+T

 positron emission tomography 0# f6:I functional magnetic resonance

imaging 0# ,A:DI high angular resolution diffusion imaging 0# banak lagi

ang lainna dan tersedia !ana di fasilitas penelitian akademik. Tentuna

!al ini dapat membantu dalam mengidentifikasi peruba!an struktur dan

fungsi akibat trauma kapitis dengan lebi! akurat. *enelitian lebi! lanjut

melibatkan identifikasi karakteristik biomarker seperi ele$asi kadar sitokin#

adipokin# kemokin ang ber!ubungan dengan marker inflamasi dari

akti$asi astrosit# )edera neuronal# atau stres oksidatif akibat )edera# dapat

membantu dalam menegakkan diagnosis ang lebi! akurat dari suatu

trauma kapitis# terutama pada kasus )edera kepala ringan.

Cedera primer# selanjutna dapat mengakibatkan kerusakan akibatkomplikasi ang ber!ubungan dengan trauma kapitis selanjutna dikenal

dengan )edera sekunder0. ,ematom ang berkembang akibat mekanisme

perdara!an akibat robekna pembulu! dara!. +dema berkembang ketika

terjadi peningkatan konsentrasi )airan intraseluler karena trauma

langsung atau peruba!an pada permeabilitas sel. Apabila tulang kranium

terjadi dan berkembang# makan !ematom dan edema akan

mengakibatkan terjadina peningkatan tekanan intrakranial# ang akan

mengakibatkan kerusakan neurologikal lanjut. Tekanan dapat mendorong

otak pada basis kranium dan pada ak!irna merusak medula oblongata.

Ketika sistem $askuler otak mengalami kompresi# aliran dara! akan

ter!ambat# se!ingga mengalami terjadina iskemik. 9ungsi kardio dan

pulmo kompromais# se)ara langsung mengakibatkan terjadina kerusakan

otak atau kerusakan struktur pada trauma multi organ se!ingga

mengakibatkan )edera !ipoksia. *elepasan katekolamin ang berlebi!an

akibat trauma kapitis dapat mengakibatkan terjadina !ipertensi transien#

peruba!an glukosa# kortisol# dan !ormon tiroid# ang selanjutna

mengakibatkan terjadina kerusakan fungsi neurologik. Asam amino

eksitatori ang dilepaskan se)ara masif seperti glutamat atau aspartat0

dari )edera sel seperti sitokin# kerusakan sel dan autodestruksi kaskadeang selanjutna dalam !itungan jam atau !ari setela! )edera awal.

6ekanisme inflamasi# seperti akti$asi makrofag dan mikroglia# mungkin

 juga berkontribusi dalam pembesaran )edera inisial dalam !itungan !ari

maupun minggu. Kontusi fokal dapat mengakibatkan terjadina kejang

ang menunjukkan kepara!an )edera0.

Trauma kapitis akibat paparan ledakan dikenal sebagai )edera

tentara ang kembali dari Irak dan Afganistan karena penggunaan I+Ds

improvised explosive devices0 ang berefek 14&"4; pengembalian

$eteran. -edakan meng!asilkan suatu gelombang angin kuat ang

8/17/2019 Manifestasi Psikiatri Pada Pasien Trauma Kapitis

http://slidepdf.com/reader/full/manifestasi-psikiatri-pada-pasien-trauma-kapitis 5/30

'

disebabkan )edera direk dan )edera indirek. Cedera direk atau )edera

langsung akibat gelombang tekanan dengan struktur fluid-filled  menjadi

paling sensitif0# dari objek atau pe)a!an peluru akibat ledakan# dari tubu!

ang dilemparkan melawan objek padat# dan dari paparan gas bakaran

dan berba!aa. Serangan fisik di atas dapat mengakibatkan terjadina

fraktur kranium# edema serebral# peningkatan tekanan intrakranial#

kontusi# !emoragik pada kepala. Cedera kepala indirek akibat )edera

mengakibatkan terjadina emboli dan peningkatan $asokonstriksi )erebral

dan akti$asi plateletleukosit# dimana mungkin memi)u efek primer dari

trauma kapitis.

*lastisitas otak atau neuroplastisitas# memproduksi peruba!an

struktur dan organisasi ang di!asilkan pada waktu pemuli!an.

,ipokampus memperta!ankan kemampuanna untuk meng!asilkanneuron baru dari sel progenitor pada grus dentate. Struktur kortikal ang

berta!an mengambil ali! fungsi area ang rusak. *roses adaptif dan

restoratif lain termasuk peruba!an pada pelepasan sejumla!

neurotransmitter# distribusi reseptor post sinaps# ukuran kompleksitas

)abang dendritik dan sebaran kolateral ang mun)ul sebagai )abang

akson untuk meninner$asi neuron de&afferensiasi. *roses ini bergantung

pada interkasi aktif lingkungan. Saangna# !al ini tidak mengalami

regulasi# dan dapat terjadi maladaptif. Kolateral ini bertanggungjawab

untuk mengembalikan fungsi# kemudian akan mengakibatkan terjadina

disfungsi perilaku dan gangguan psikiatrik. *ada kasus trauma kapitis

ringan# gejala akan mun)ul dalam 5 bulan sejak terjadina )edera. Dalam

kasus sedang&berat dari trauma kapitis# pemuli!an membutu!kan waktu

1&" ta!un setela! )edera.

Kotak 1. 9aktor :esiko Trauma Kapitis pada Dewasa

• -aki&laki

• 6engalami ke)elakaan kendaraan bermotor 

• 6enggunakan alko!ol

• 6engalami )edera sebelumna

• Status sosioekonomi ang renda!

Trauma kapitis se)ara tipikal diklasifikasikan dengan trauma kapitis

ringan# sedang dan berat Tabel 10 berdasarkan durasi peruba!an status

mental termasuk derajat respon ang diukur dengan 8lasgow Coma

S)ale# 8CS# serta durasi gangguan memori0. Aturan ini dapat menjadi

tidak tepat karena !ana merefleksikan derajat kerusakan otak

berlangsung( tidak dibutu!kan refleksi derajat gangguan pada pasien.

8CS# dikembangkan ole! Teasdale dan @ennett# menandai poin dengan

8/17/2019 Manifestasi Psikiatri Pada Pasien Trauma Kapitis

http://slidepdf.com/reader/full/manifestasi-psikiatri-pada-pasien-trauma-kapitis 6/30

5

peningkatan tingkat komplek respon dalam tiga dimensi respon $erbal#

respon motorik dan mata terbuka0( rentang nilai antara %&1' Tabel "0.

Skor 8CS tela! diprediksi !asilna# dengan skor inisial ang renda!

ber!ubungan dengan )edera berat dan pemuli!an ang buruk.

Tabel 1. Klasifikasi Trauma Kapitis

:ingan Sedang /erat

Ke!ilangan Kesadaran %4 menit %4 menit&"< jam E"< jam

 Amnesia post&traumatik "< jam 1&"< jam E"< jam

8CS 1%&1' ?&1" %&F

peruba!an pada status mental pada waktu ke)elakaan

Tabel ". 8lasgow Coma S)ale

Kategori Skor  

6ata Terbuka

Spontan <

Dengan Suara %

Dengan Stimulus Neri "

Tidak Ada :espon 1

:espon Gerbal

7rientasi /aik '

/ingung <

Kata&kata Tidak /er!ubungan %Suara 6engerang "

Tidak Ada :espon 1

:espon 6otorik

6engikuti *erinta! 5

6elokalisir Neri '

6eng!indari Neri <

9leksi Abnormal %

+kstensi Abnormal "

Tidak Ada :espon 1

Trauma kapitis ringan# dijelaskan sebagaai sebua! gegar# mungkin

tidak tampak pada CT S)an# 6:I kon$ensional dan elektroensefalogram

++80. Ketika tampak temuan radiologik positif# )edera diklasifikasikan

sebagai trauma kapitis ringan komplikata. *emeriksaan neurologik rutin

dilakukan dan fokus pada fungsi sensorimotorik# dapat memberikan !asil

normal. 8ejala akut dapat menetap dalam beberapa waktu tertentu.

8ejala fisik seperti mual# munta!# pusing# sakit kepala# pandangan kabur#

!ipersensitifitas ter!adap suara dan )a!aa# penurunan libido# gangguan

tidur# )epat lela!# letargi atau penurunan sensori Tabel %0. Defisit kognitif 

8/17/2019 Manifestasi Psikiatri Pada Pasien Trauma Kapitis

http://slidepdf.com/reader/full/manifestasi-psikiatri-pada-pasien-trauma-kapitis 7/30

3

melibatkan atensi# konsentrasi# persepsi# memori# bi)araba!asa# fungsi

eksekutif. Defisit kognitif ini dapat diidentifikasi dengan baik pada e$aluasi

dalam neuropsikologikal. *eruba!an perilaku# seperti iritabilitas# muda!

mara!# disin!ibit atau emosi labil mungkin mun)ul. 8ejala&gejala ini

se)ara umum berlangsung dalam 5 bulan sejak terjadina )edera.

*aparan berulalng pada trauma kapiris ringan# seperti ang tampak pada

atlet dengan gegar berulang dengan paparan ledakan berulang# dapat

memberikan efek kumulatif ang ber!ubungan dengan perkembangan

ensefalopati traumatik kronik# chronic traumatic encephalopathy,CT+. CT+

terjadi setela! beberapa ta!un dengan gejala ang ber$ariasi# dari

kelu!an kognitif ringan !ingga demensia# gejala parkinson dan peruba!an

perilaku.

Tabel %. 8ejala Trauma Kapitis :ingan

9Isik Kognitif *erilaku

6ual *enurunan atensi Iritabilitas

6unta! *enurunan konsentrasi Cepat 6ara!

*using 6asala! persepsi Disin!ibit

Sakit Kepala 6asala! memori +mosi ang -abil

*andangan Kabur 6asala! produksi bi)ara

*eningkatan

Sensiti$itas ter!adap

Suara dan Ca!aa

6asala! kompre!ensi bi)ara

*enurunan -ibido Disfungsi eksekutif 

8angguan Tidur 

6uda! -ela!

8elisa!

*enurunan Sensori

Sementara itu# kerusakan neurologik dapat terjadi tanpa ke!ilangan

kesadaran# -7C# loss of consciousness. -7C terjadi pada sebagian besar 

trauma kapitis. Durasi ke!ilangan kesadaran menunjukkan derajat )edera.

Durasi ang panjang# )edera berat# menentukan prognosis pemuli!an.Tidak ada pola pemuli!an ang mengikuti )edera kepala seperti lokasi

dan perluasan )edera# umur pasien dan status kese!atan keseluru!an#

mengkonsumsi alko!ol# riwaat medis dan psikologis# proses ang terjadi

bersamaan seperti infeksi atau kejang# kemampuan ang ber!ubungan

dengan laanan re!abilitasi0.

KA:AKT+:ISTIK K-INIS

8/17/2019 Manifestasi Psikiatri Pada Pasien Trauma Kapitis

http://slidepdf.com/reader/full/manifestasi-psikiatri-pada-pasien-trauma-kapitis 8/30

F

Tidak ada profil karakteristik dari trauma kapitis. *rofil pasien

mengenai lokasi# kedalaman dan $olume lesi fokal dan perluasan )edera

aksonal difus. Umur# )edera sebelumna# penggunaan alko!ol dan kondisi

komorbid seperti !ipoksia atau !ipertensi0 ang berkontribusi pada defisit

ang diobser$asi. 8angguan bi)ara# defisit kognitif# peruba!an personaliti

dan perilaku dan gangguan psikiatri dapat menertai trauma kapitis.

*er!atian# memori# ba!asa dan fungsi eksekutif dapat dipengaru!i. Defisit

dalam area ang fundamental seperti atensi0 dapat membatasi kinerja

dalam kadar kerja ang lebi! tinggi dari fungsi eksekutif.

8AN88UAN K78NITI9

8angguan kognitif merupakan defisit ang ber!ubungan dengantrauma kapitis dan melibatkan sistem akti$asi retikuler dan prefrontal atau

meng!ubungkan w!ite matter. Indi$idu dengan kesulitan atensi dilaporkan

dapat menurunkan konsentrasi# ketidakmampuan ber)akap&)akap dalam

suatu kelompok dimana mereka fokus dengan baik ter!adap per)akapan

ang akan dimasuki0# ke!ilangan kemampuan memba)a# menjadi

terali!kan# ketidakmampuan untuk melakukan kegiatan lebi! dari sekali

dalam satu waktu# dan ketidakmampuan atensi. Ke)epatan memproses

informasi menurun# dapat menjadi konsekuensi setela! trauma kapitis

ringan( !al ini membatasi informasi ang dapat diproses# kemampuanmerespon dengan )epat dan kemampuan menelesaikan tugas.

8angguan memori sering terjadi mengikuti trauma kapitis. Durasi

amnesia post traumatik *TA#  post-traumatic amnesia0# ketidakmampuan

untuk mengulang informasi setela! ke)elakaan terjadi# ang ber!ubungan

dengan derajat kepara!an )edera. Sementara beberapa pasien

mengalami periode amnesia retrograde seperti ketidakmampuan

mengulang informasi0# masala! dalam memperole! informasi#

penimpanan dan mendapat kembali informasi sering terjadi. 6emori tidak

terbentuk( terdapat perbedaan bentuk memori ang dapat mempengaru!iderajat perbedaan tergantung pada lingkungan dan lokasi )edera. Karena

perbedaan struktur anatomi terlibat dalam berbagai bentuk. 6emori

prosedural sedikit berpengaru! dalam !al memori untuk informasi ba!asa

atau $isual. ,al ini juga berarti tidak ada profil spesifik dari defisit memori

ang terjadi dan ber!ubungan dengan trauma kapitis. 6emori deklaratif 

seperi kemampuan mengulang kejadian Hmemori episode dan fakta

spesifik Hmemori semantikberba!asa lebi! rentan mengalami kerusakan

karena proses aktif. *roses pema!aman# penggabungan dan

pengambilan informasi melibatkan tingkatan usa!a# pengontrolan dan

proses kesadaran. /anak akti$itas mun)ul dan melibatkan !ipokampus#

8/17/2019 Manifestasi Psikiatri Pada Pasien Trauma Kapitis

http://slidepdf.com/reader/full/manifestasi-psikiatri-pada-pasien-trauma-kapitis 9/30

?

maupun struktur prefrontal# temporal dan frontal. ,ipokampus muda!

mengalami kerusakan akibat trauma kapitis. Area prefrontal dan frontal#

seperti prefrontal dorsolateral dan kortik orbitofrontal# karena lokasi

anatomina dan dekat dengan struktur orbital# se!ingga rentan mengalami

kontusi dan pembentukan !ematoma. Kemampuan dalam mengambil

informasi ang tela! dipelajari sebelumna akan kembali sebelum

kemampuan memperole! informasi baru. Dalam suatu periode waktu

anamnesis pasien dalam bentuk per)akapan ang tidak formal#

meng!asilkan memori ang sala!# dimana dapat menjadi masala! ang

tidak dapat dibedakan dengan memori ang sebenarna. 6emori ang

sala! memiliki elemen ang berkaitan dengan kejujuran# dimana pasien

akan terlibat dalam memori mungkin akan mere)all kejadian ang

mungkin tela! terjadi. 6emori# meskipun terdiri atas distorsi ang

signifikan. Indi$idu ang terpengaru! mungkin mere)all kunjungan !ariansebelum dari seorang teman ang tela! meninggal beberapa ta!un silam#

atau mungkin melaporkan kembalina dari perjalanan beberapa !ari

sebelumna ang sesunggu!na tela! ia kunjungi beberapa ta!un silam.

*er)akapan ini dikenal dengan delusi ang sering tersisi!kan# kurang

terorganisir dan sering lebi! menetap dibandingkan delusi. ,al ini

menunjukkan perbaikan ang terjadi pada pasien. Kemampuan untuk

mere)all infomasi baru memerlukan beberapa waktu dan mungkin terjadi

defisit permanen. Kema!iran# penimpanan dan penerimaan informasi

bari di!asilkan karena melibatkan atensi per!atian0# fungsi sensori#ba!asa# dan fungsi eksekutif. Defisit ang terjadi pada area ini membatasi

kema!iran pembelajaran baru. 6eskipun indi$idu dengan trauma kapitis

ringan# pembelajaran baru kurang efesien# memerlukan usa!a dan waktu

ang lebi! dibandingkan sebelum terjadina )edera. Ketidakefisiensi ini

dan peningkatan usa!a tentu akan membuat !al ini menjadi lebi! sulit

pada indi$idu tertentu untuk memperta!ankan kemampuan dibandingkan

dengan sebelum )edera.

8angguan berba!asa di!asilkan dari kerusakan area frontal dan

temporal. Defisit ini akan bergantung pada lokasi )edera. Disrupsiberba!asa baik reseptif maupun ekspresif0 terjadi lebi! sering setela!

trauma kapitis sedang&berat dibandingkan dengan trauma kapitis ringan#

dimana gangguan mengakibatkan terjadina keterbatasan !ingga

kesulitan dalam menemukan kata&kata dan dengan penurunan dalam

berbi)ara. Afasia global ke!ilangan total baik ba!asa reseptif maupun

ekspresif0 relatif jarang terjadi. -ebi! sering terjadi sindrom afasia# seperti

afasia anomik dimana indi$idu mengalami kesulitan dalam menamai

suatu objek spesifik0# kesala!an dalam mengurai kata&kata dimana kata&

kata ang tidak benar menggantikan kata&kata ang sebenarna0# dan

8/17/2019 Manifestasi Psikiatri Pada Pasien Trauma Kapitis

http://slidepdf.com/reader/full/manifestasi-psikiatri-pada-pasien-trauma-kapitis 10/30

14

pemakaian kata&kata ang tidak diperlukan dimana indi$idu berbi)ara

terus menerus dengan kata&kata ang !ilang dan

mendemonstrasikanna0. Selanjutna# gangguan berba!asa ini

merupakan gangguan primer diama pasien dengan trauma kapitis akan

kurang dalam berbi)ara# kurang efesien dalam per)akapan dan

mendapatkan banak masala! dalam mengatur pragmatis interpersonal

ketika berba!asa seperti mengambil giliran# masuk dalam topik

pembi)araan# mengambil perspektif sebagai seorang pendengar# dan

menginterpretasikan komunikasi non $erbal0.

Terak!ir# gangguan fungsi eksekutif dapat dili!at pada seluru!

derajat trauma kapitis# baik ringan# sedang maupun trauma kapitis berat.

Keterampilan ini merupakan fungsi lobus frontalis dan proeksina dimana

pronasi ter!adap )ederana. 9ungsi eksekutif meliputi keterampilan angdibutu!kan untuk menjalankan fungsi di dunia se)ara independen seperti

identifikasi tujuan# untuk meren)anakan# untuk mengatur perilaku dalam

pen)apaian tujuan0. Semuana melibatkan tingka laku inisiatif dan

pengontrolan# dan membenarkan perilaku dalam bentuk suatu respon

!ingga umpan balik. Seluru! !al ini menjadi penting untuk menentukan

diri# mengara!kan diri# dan menguba! diri. 6asala! dalam regulasi atensi#

menggunakan memori# pandangan dan empati# kelan)aran $erbal#

pengambilan keputusan# ketekunan dan kelin)a!an sering terjadi akibat

kerusakan lobus frontal.

Tabel <. *eruba!an Kognitif 

8angguan

 Atensi

8angguan

6emori

Defisit

/erba!asa

Disfungsi

+ksekutif 

*enimbulan

Dasar 

 Amnesia *ost&

Trauma

6enemukan

kata

*engaturan dan

*en)apaian

Tujuan

 Atensi Selektif Amnesia

:etrogred

*enurunan

kestabilan

Inisiasi dan

6onitoring

*erilaku Atensi Terta!an *enerimaan#

*enimpanan

Informasi /aru

Disartria Impuls

*ersaingan ang

Ter!ambat

 Atensi Terbagi 6emori

*rospektif 

 Afasia :eseptif *erbaikan

*erilaku dalam

:espon Umpan

/alik

:entang Atensi 6emori

*ekerjaan

 Afasia +kspresif Kesala!an

dalam

6engenali

8/17/2019 Manifestasi Psikiatri Pada Pasien Trauma Kapitis

http://slidepdf.com/reader/full/manifestasi-psikiatri-pada-pasien-trauma-kapitis 11/30

11

Ke)epatan

*roses

6emori

*rosedural

 Afasia Anomik *engeta!uan

dan +mpati

6emori

Kinestetik

Kesala!an

dalam 6engurai

Kata&Kata

*engambilan

Keputusan

6emori +pisodik *emakaian

Kata&Kata ang

Tidak *erlu

Kekerasan ,ati

6emori

Deklaratif 

Kekurangan

dalam berbi)ara

:igiditas

6emori

*rospektif 

6emori

Semantik*er)akapan

*+:U/A,AN K+*:I/ADIAN DAN *+:I-AKU

*eruba!an kepribadian dan perilaku akibat trauma kapitis terjadi

ketika lobus frontal terlibat# lebi! berat dibandingkan dengan peruba!an

kognitif Tabel '0. *eruba!an ini membatasi seorang indi$idu# aitu

membatasi kemampuan berpartisipasi dalam terapi. !al ini juga menjadi

sumber stres signifikan ang dialami ole! keluarga dan orang&orang ang

perawat pasien dengan trauma kapitis. *eruba!an ini akan meng!ambat

seorang indi$idu untuk kembali ke ruma! dan kembali bekerja. Indi$idu

tersebut sering menampilkan pergerakan&pergerakan tanpa tujuan# dan

menjadi mengasikkan dengan menduga&duga !al sepele. 6ereka dapat

mengalami kegagalan dalam merasa waspada# atau mengambil informasi

dari lingkungan atau untuk menguba! perilaku dalam merespon umpan

balik. 6ereka juga mungkin mengalami kesulitan dalam belajar dari

kesala!an. Karena terjadi defisit dalam fungsi eksekutif# beberapa tugas

ang dijalankan menjadi lebi! sulit. dengan meli!at kedepan dan

mengantisipasi implikasi atau konsekuensi dari aksi menjadi sulit karenadiikuti dengan kerusakan lobus frontal( !al ini dapat bergabung dengan

partisipasi dalam terapi seorang indi$idu. Defisit dalam afek modulasi#

kewaspadaan diri dan !asil monitoring diri dalam lingkungan sosial tidak

ber!ubungan dengan perilaku. -edakan amara! dan suasana !ati ang

beruba!&uba!# sering disporik# biasana akibat kerusakan lobus temporal.

 Afek datar dan kelalaian# agresi# kenakkanakan# euforia dan jokes

abnormal# iritabilitas dan penurunan toleransi frustasi# disin!ibisi dan

ke!ilangan empati mungkin mun)ul pada pasien# mengganggu !ubungan

sosial. Indi$idu mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi dn memulai

8/17/2019 Manifestasi Psikiatri Pada Pasien Trauma Kapitis

http://slidepdf.com/reader/full/manifestasi-psikiatri-pada-pasien-trauma-kapitis 12/30

1"

suatu akti$itas membantu perkembangan interaksi sosial. Sebelumna

orang ang aktif akan duduk dan menonton tele$isi untuk berjam&jam

!ingga ak!ir. Seorang indi$idu mungkin akan mulai meng!indari

pertemuan sosial karena ketergantungan dalam seleksi ke!adiran# atensi

ang berpinda!# pengontrolan diri# mema!ami ba!asa dan ekspresi

emosi. 6ereka akan menjadi iritabel dan agresif ketika merasa gembira

akibat ketergantungan kognitif ini. Seluru! defisit merupakan subjek efek

dari fatuJie# dan $ariabel lingkungan seperti struktur pendukung# tingkat

stimulasi sensori dan derajat kekeluargaan0. ang lainna menemukan

indi$idu dengan perilaku ang ane! dan sulit untuk diprediksi. Isolasi

sosial menjadi keadaan biasa meskipun teman maupun keluarga sebagai

!asil dari perilaku ang ka)au# memalukan ataupun berba!aa. ,al ang

membebani dari perilaku ini terletak pada keluarga ang juga akan stres

akibat peruba!an dalam sumber finansial dan ketergantungan fisik danpeningkatan ketergantungan dapat menjadi sangat besar.

*erilaku ang agresif mungkin menjadi lebi! menga)aukan

peruba!an perilaku ang diobser$asi setela! trauma kapitis. 8elisa!#

agresif# dan perilaku ang tak dapat di!entikan umumna terjadi pada

stadium awal dari delirium post trauma. *erilaku gelisa! pada stadium ini

)enderung menjadi rekatif dan sering timbul sebagai respon ang diduga

sebagai stimulus minor atau sepele. *erilaku ini sering meledak&ledak dan

terjadi dengan sedikit bangunan atau peringatan. Ketika indi$idu sadar 

akan perilakuna# mereka akan merasa sedi! dan malu. Kegelisa!an dini

)enderung diselesaikan dengan meningkatkan kesadaran.

*erilaku gelisa! dan agresif dapat berlangsung sepanjang fase

akut pemuli!an( !al ini dapat ditemukan pada trauma kapitis berat dalam

%1;&31; kasus dan pada ';&31; kasus melibatkan trauma kapitis

ringan. *erilaku agresif bdi!ubungkan dengan kerusakan pada

permukaan onferior orbital dari lobus frontalis# anterior frontal temporal#

!ipotalamus dan limbik. *eriba!an neurotransmiter dalam !al ini

serotonin# norepinefrin Hnoradrenalin# dopamin# asetilkolin dan 8A/A0

di!ubungkan dengan perilaku ang impulsif dan agresif. :iwaat )edera

dari penakit psikiatri# gangguan defisit atensi ADD# attention deficit 

disorder 0# perilaku ang agresif# fungsi sosial ang buruk# dan

penala!gunaan alko!ol dan obat&obatan diidentifikasi sebagai faktor 

resiko terjadina perilaku agresif akibat trauma kapitis.

*erilaku agresif juga terjadi akibat gangguan mood# psikosis atau

gangguan kejang# walaupun perilaku agresif terjadi dalam konteks

gangguan kejang dalam bentuk ang berbeda. Delirium dapat terjadi

akibat !ipoksia# ketidakseimbangan elektrolit# gangguan metabolik#

8/17/2019 Manifestasi Psikiatri Pada Pasien Trauma Kapitis

http://slidepdf.com/reader/full/manifestasi-psikiatri-pada-pasien-trauma-kapitis 13/30

1%

de!idrasi atau infeksi dapat memi)u terjadina perilaku agresif. 7bat&

obatan dan medikasi dapat meng!asilkan gangguan ini. Alko!ol#

barbiturat# benLodiaLepin# analgetik# steroid# antidepressan amfetamin#

antipsikotik dan antikolinergik dapat berkontribusi dalam kejadian sedasi.

*erilaku agresif tanpa disadari diperkuat akibat respon dari perilaku

lainna. Singkatna# peningkatan atensi atau penarikan diri dari

ketidaksenangan bergantung mengikuti perilaku agresif mungkin

mengalami peningkatan# atau memperta!ankan# perilaku agresif.

Tabel '. *eruba!an Kepribadian dan *erilaku ang /er!ubungan dengan

Trauma Kapitis

 Agresi Kebutu!an untuk merasa puas

 Apati Suasana !ati ang labil

*enarikan Diri Ketidakteraturan dan kesulitandalam memprediksi sifat dan

suasana !ati

Ketiadaan Tujuan -angsung Kelu)uan ang tidak normal

Ketiadaan +mpati Kegelisa!an dan toleransi menurun

karena frustasi

Kebingungan Disin!ibisi

Kesulitan belajar dari kesala!an

Impulsi$itas

8AN88UAN *SIKIAT:I

8angguan psikiatrik# terutama gangguan mood# ditemukan lebi!

sering pada indi$idu dengan trauma kapitis dibandingkan dengan populasi

lainna( gangguan ini ber!ubungan dengan waktu pemuli!an ang

panjang# !asil ang buruk dan angka mortalitas ang tinggi dibandingkan

dengan mereka ang menderita trauma kapitis# tetapi tanpa gangguan

psikiatri. Koponen dkk menemukan ba!wa <F; pasien berada pada AMis I

sebagain besar mengalami depresi maor# penala!gunaan alko!ol atau

ketergantungan alko!ol# gangguan panik# fobia spesifik dan gangguanpsikotik0 setela! trauma kapitis Kotak "0. Seperempat pasien

berkembang menjadi AMis II gangguan personalitas meng!idar# paranoid#

atau skiLoid0 setela! )edera.

Kotak ". 8angguan *sikiatri ang /er!ubungan dengan Trauma Kapitis

• Depresi 6aor 

• Ketergantungan Alko!ol

• 8angguan *anik

• 9obia Spesifik

8/17/2019 Manifestasi Psikiatri Pada Pasien Trauma Kapitis

http://slidepdf.com/reader/full/manifestasi-psikiatri-pada-pasien-trauma-kapitis 14/30

1<

•  AnMietas

• *TSD

• 7CD

• 8angguan *sikotik

• 8angguan Kepribadian

 A$oidant

*aranoid

SkiLoid

Depresi merupakan gangguan psikiatrik ang umumna terjadi dan

diamati setela! trauma kapitis# dengan angka frekuensi dari "5; !ingga

33;. 6un)ulna depresi ber!ubungan dengan keadaan psikososial ang

burukm peningkatan distress psikologikal. Depresi dapat berkembang akut

pada bulan pertama )edera# atau dengan onset ang lambat. ,al ini dapatberkembang sebagai !asil dari peruba!an neurotransmiter ang

di!ubungkan dengan kerusakan struktur atau respon dalam meningkatkan

insig!t dan kewaspadaan peruba!an multipel dan ke!ilangan akibat

)edera. 8ejala dapat ditangani dalam 5 bulan pertama# atau menetap

untuk beberapa ta!un. Depresi setela! trauma kapitis ber!ubungan

dengan anMietas 33;0# perilaku agresif '3;0# fatiJue "?;0#

distra)tibilitas "F;0 dan sering melamun "';0. Depresi tidak

ber!ubungan dengan derajat kepara!an )edera atau dengan gangguan

kognitif. :iwaat sebelum )edera adala! ketergantungan# memperburuk

fungsi sosial pre morbid# kurang dari pendidikan sekola! menenga! dan

riwaat pekerjaan ang tidak jelas dapat memprediksi terjadina depresi

post trauma kapitis. indi$idu dengan trauma kapitis se!arusna

dipertimbangkan resiko ang lebi! besar untuk depresi sebagai sebua!

reaksi atas ke!ilangan kapabilitas dan kompetensi# peruba!an dukungan

sosial# kapasitas bekerja# peningkatan finansial dan medis# ke!ilangan

peran dan pendapatan dan penurunan kualitas !idup. Sebagai tamba!an#

faktor psikososial ini# depresi di!ubungkan dengan peruba!an

neuropsikologikal dan peruba!a neurotransmiter ang mengikuti trauma

kapitis. struktur tunggal bertanggungjawab untuk pengembangan depresi#depresi selama stadium akut pemuli!an sangat dekat !ubunganna

dengan kerusakan frontal kiri dan regio ganglia basalis.

Indi$idu dengan trauma kapitis memiliki resiko lebi! tinggi untuk

berpikir bunu! diri# men)oba bunu! diri# dan bunu! diri. Trauma kapitis

dan bunu! diri memberikan faktro resiko usia remaja pertenga!an dan

usia "4an0( jenis kelamin laki&laki dibandingkan perempuan0( tingkat

sosioekonimi ang renda!( pengguna alko!ol atau obat&obatan( dan

gangguan psikologik Tabel 50. 8ejala penerta trauma kapitis seperti

gangguan kognitif dan motor# emosi ang labil dan impusi$itas# kekakuan

8/17/2019 Manifestasi Psikiatri Pada Pasien Trauma Kapitis

http://slidepdf.com/reader/full/manifestasi-psikiatri-pada-pasien-trauma-kapitis 15/30

1'

dan !iperakti$itas# penelesaian masala! ang buruk# ketidakmampuan

dalam mengidentifikasi suatu alternatif# agresi dan permusu!an0

menigkatkan resiko untuk bunu! diri. Indi$idu dengan trauma kapitis ang

men)oba bunu! diri tidak dapat dibedakan dengan per)obaan bunu! diri

tanpa trauma kapitis dalam usia pertama kali men)oba bunu! diri# ide

bunu! diri# bermaksud bunu! diri# jumla! per)obaan# atau !al ang

mematikan. Ketika membandingkan pen)oba dengan bukan pen)oba

bunu! diri# 7Juendi dkk menemukan ba!waa mereka ang men)oba

bunu! diri memiliki tingkat agresi dan permusu!an ang lebi! tinggi#

dimana lebi! mirip pada orang&orang ang memiliki riwaat

ketergantungan alko!ol atau obat&obatan dan menjadi lebi! dengat

dengan gangguan personalitas kelompok / dibandingkan orang ang

tidak men)oba bunu! diri. Adana suatu perasaan ang dalam keputus

asaan# ke!ilangan !arapan# ketidakber!argaan# dan ke!ilangan rasaintegritas0# putusna !ubungan dan masala! diasingkan# berkontribusi

menjadi resiko seseorang bunu! diri.

Tabel 5. 9aktor :esiko /unu! Diri Akibat Trauma Kapitis

Depresi 8angguan Kognitif dan 6otorik

Keputusasaan# ke!ilangan

!arapan

+mosi ang -abil

Ke!ilangan rasa integritas Impulsi$itas

:iwaat keinginan bunu! diri Infleksibilitas-aki&laki ,iperakti$itas

:emaja pertenga!an !ingga usia

"4an

*enelesaian 6asala! ang /uruk

Tingkat sosialekonomi ang

renda!

Inabilitas !ingga identifikasi

*enggunaan obat atau alko!ol Agresi

8angguan kepribadian kelompok

/

*emutusan ,ubungan

Isolasi Sosial

+$aluasi pasien dengan riwaat trauma kapitis ang mengalami

depresi sebagai komplikasi# berdasarkan fakta didapatkan ba!wa tanda

neuro$egetatif dari depresi seperti gangguan tidur# peruba!an nafsu

makan# penurunan libido0 sering terjadi akibat trauma kapitis. pada waktu

ang bersamaan# defisit kesadaran diri dapat mengganggu kemampuan

seseorang untu mengidentifikasi gejala depresi. Depresi !arus dibedakan

dari gangguan penesuaian diri# gangguan stres post trauma *TSD0#

apati organik dan emosi ang labil. Sering tertawa atau menangis# dimana

sering terjadi akibat lesi fokal prefrontal# terjadi tiba&tiba# dan tak terkontrol#

8/17/2019 Manifestasi Psikiatri Pada Pasien Trauma Kapitis

http://slidepdf.com/reader/full/manifestasi-psikiatri-pada-pasien-trauma-kapitis 16/30

15

mungkin atau tidak menjadi mood ang sama# tetapi !al ini dikenali ole!

seseorang sebagai disproporsi mood. Seseorang )enderung mengalami

anMietas# agresi dan fungsi sosial ang buruk dibandingkan indi$idu tanpa

sindrom ini. Apati ang ditandai dengan ke!ilangan moti$asi# reaksi emosi

dan kesulitan mengerjakan sesuatu sering terjadi akibat kerusakan lobus

frontalis. Apati dapat kembali terjadi mengikuti depresi.

Diagnosis depresi menjadi lebi! meakinkan ketika gejala

psikologik depresi seperti adana afek depresi# iritabilitas# sering

merenung# keputusasaan dan mengalami kesulitan dalam melakukan

akti$itas0 sering terjadi. 9aktor&faktor ini dapat membedakan pasien

depresi dan pasien non depreso akibat trauma kapitis. depresi !arus

didiagnosis dengan anamnesis psikiatrik semi struktur atau terstruktur.

Defisit kognitif melibatkan kewaspadaan# memori# pengontrolan diri#ekspresi dan kemampaun berba!asa dalam suatu per)akapan0 sering

!adir.

8angguan anMietas ditemukan pada seluru! stadium pemuli!an(

segera setela! terjadi )edera# selama fase post akut dan pada mereka

ang mengalami masala! ang menetap. 8angguan anMietas# serangan

panik# gangguan obsesif kompulsif# fobia# gangguan stres akut dan

gangguan stres post trauma diobser$asi dapat menertai trauma kapitis.

Untuk sebagaian besar gangguan# adana gangguan anMietas tidak

ber!ubungan dengan stadium )edera. Tanpa terke)uali pada gangguanstres post trauma# dimana !ubungan tela! diobser$asi seperti gangguan

stres post trauma sering terjadi pada pasien trauma kapitis ringan

dibandingkan dengan pasien trauma kapitis berat0. AnMietas sering

menertai suatu depresi dan ketergantungan alko!ol. Tingkat ke)emasan

pasien ter!adap ketidakmampuan fungsi dan stadium )edera dan

gangguan kognitif.

 AnMietas dapat berkembang pada stadium awal pemuli!an ketika

seseorang ang mengalami masala! seder!ana seperti dalam memakai

pakaian dan mandi0 atau menemukan penolakan pada area tertentu

karena peruba!an kognitif dan fungsi0. -ingkungan seketika menjadi tidak

dikenali ole! memori dan pemrosesan informasi. Seseorang ang

ke!ilangan kompetensi dan keper)aaan ata kemampuan mereka untuk

mengatur lingkunganna. *erilaku meng!indar dapat berkembang.

Kondisi somatik seperti $ertigo# sakit kepala dan kejang parsial kompleks0

ang sering menertai trauma kapitis dapat diinterpretasikan ole!

seseorang sebagai gejala anMietas. Ketergantungan alko!ol dapat

menjadi sala! satu faktro anMietas primer. Dalam waktu ang bersamaan#

anMietas dapat berkembang akibat kerusakan lobus temporal# lobus

8/17/2019 Manifestasi Psikiatri Pada Pasien Trauma Kapitis

http://slidepdf.com/reader/full/manifestasi-psikiatri-pada-pasien-trauma-kapitis 17/30

13

frontalis ang ber!ubungan dengan jalur nukleus kaudatus# !ipokampus

dan amigdala. *eningkatan atau disregulasi sirkulasi kortisol atau

katekolamin dapat mengakibatkan terjadina anMietas primer. Kerusakan

korteks orbitofrontal# singulat anterior# dan nukleus kaudatus ber!ubungan

dengan perkembangan obsesif kompulsif. 7rbitofrontal# singulat# dan area

korteks medial temporal# sering mengalami kerusakan pada trauma kapitis

ber!ubungan dengan serangan panik.

8angguan obsesif kompulsif ang terjadi setela! trauma kapitis

berada pada 4#';&3#F; dibandingkan dengan populasi umum.

Saangna# penelitian fokus pada kasus tunggal atau kelompok studi

ang ke)il saja# dimana terbatas pada apa ang diketa!ui mengenai

pengaru! $ariabel demografi# derajat kepara!an trauma kapitis# atau

komorbiditas. 8angguan obsesif kompulsif akibat trauma kapitis jarangterjadi. Diagnosis gangguan obsesif kompulsif akibat trauma kapitis# tentu

penting untuk menilai peran disfungsi kognitif ang berperan dalam

perkembangan obsesi dan kompulsif atau perilaku ang bersifat ritualistik.

:itual merupakan sebua! usa!a untuk mengkompensasi memori ang

buruk dan kemampuan menelesaikan masala!.

8angguan stres pas)a trauma akibat trauma kapitis terjadi dalam

konteks traumatik# kejadian ang mengan)am jiwa seperti perang#

ke)elakaan kendaraan bermotor atau penerangan0. Sementara masi!

ada perdebatan pada pasien dengan amnesia ter!adap kejadian traumatikdapat berkembang menjadi gangguan stres pas)a trauma. 8angguan

stres pas)a trauma akibat trauma kapitis berat dilaporkan sekalipun dalam

kasus dimana seseorang ang tidak memiliki kejadian episodik ang jelas.

*ada kasus dimana terdapat amnesia ter!adap trauma ang terjadi#

seseorang mungkin dapat mengalami gangguan mengulang kembali

pengalaman ang terjadi dalam bentuk kilas balik atau mimpi buruk.

6emori mungkin dibentuk ketika kadar emosi dan disimpan sebagai

mekanisme mediasi ole! amigdala# independen dari memori ekspilisit

dimediasi ole! jalur !ipokampus. Indi$idu dapat bereaksi dalam

memberikan stimulus ter!adap kejadian awal dari -7C. 8angguan stres

pas)a trauma sering diikuti ole! depresi dan anMietas. Diagnosis

gangguan stres pas)a trauma akibat trauma kapitis dapat menjadi

komplikasi akibat o$erlap gejala antara dua gangguan. 8ejala gangguan

stres pas)a trauma dari amnesia disosiatif# disosiasi# depersonalisasi#

derealisasi# peruba!an kesadaran dan kebingungan setela! amnesua

post trauma dan delirium.

*sikosis bukan merupakan manifestasi k!as dari trauma kapitis#

namun angka kejadian !al ini 4#3;&?#F;. Adana skiLofrenia# epilepsi

8/17/2019 Manifestasi Psikiatri Pada Pasien Trauma Kapitis

http://slidepdf.com/reader/full/manifestasi-psikiatri-pada-pasien-trauma-kapitis 18/30

1F

lobus temporal# depresi atau mania ber!ubungan dengan psikosis post

trauma kapitis. *sikosis dapat terjadi akibat trauma kapitis dan area otak

ang ber!ubungan dengan skiLofrenia korteks prefrontal# lobus temporal#

dan !ipokampus0 muda! mengalami )edera. *sikosis pas)a trauma dapat

berkembang sepanjang waktu setela! terjadina )edera. ,alusinasi $isual

dan delusi sering terjadi pada pasien delirium pas)a traumatik. *eriode

delirium pas)a traumatik# psikosis terjadi lebi! sering dalam !itungan

bulan !ingga ta!un setela! terjadi )edera. ,al ini ber!ubungan dengan

)edera sedang&berat dan lebi! sering akibat kerusakan !emisfer kiri dan

lobus temporal. Delusi spesifik dan sindrom misidentifikasi seperti

sindrom Capgras0 ber!ubungan dengan kerusakan !emisfer kanan.

Terdapat kemungkinan periode prodromal perilaku ane! atau antisosial

dalam fungsi keseluru!an. Delusi lebi! sering terjadi dibandingkan dengan

!alusinasi. Ketika terjadi# !alusinasi auditori lebi! sering terjadidibandingkan dengan !alusinasi $isual. 8ejala positif skiLofrenia lebi!

sering terjadi dibandingkan dengan gejala negatif. Delusi )enderung

melibatkan  persecution, ideas of reference, grandiosity dan religiosity .

Sering beranggapan ba!wa pikiran mereka bukan milik mereka# dan

pikiran itu diisi atau diambil atau disebarkan. Agitasi dapat terjadi dengan

psikosis.

 Alko!ol dapat menjadi faktor ang berkontribusi dalam maoritas

kasus trauma kapitis. +le$asi /A- pada waktu terjadi )edera ber!ubungan

dengan perawatan lama di ruma! sakit# periode panjang agitasi#

gangguan kognitif ang berat dan perburukan keadaan. *enggunaan

alko!ol dan obat&obatan berkontribusi dalam perkembangan gejala

psikiatrik dan perburukan# terutama ang ber!ubungan dengan trauma

kapitis. dalam populasi ang mengalami trauma kapitis# ketergantungan

ter!adap alko!ol terjadi lebi! sering pada pasien ang mengalami

gangguan mood. *ada waktu ang bersamaan# pasien dengan riwaat

penggunaan alko!ol ang mengalami relaps beresiko tinggi dalam

perkembangan gangguan mood subsekuen. Seseorang dengan

ketergantungan alko!ol dan gangguan mood )enderung memiliki waktusulit untuk memperole! !idup ang berkualitas. *ola pas)a )edera karena

alko!ol ber$ariasi. Tidak semua indi$idu dengan masala! alko!ol

sebelumna melanjutkan mengkonsumsi alko!ol setela! )edera.

Terkadang dimana tidak ada masala!# alko!ol menjadi tempat

bergantung.

DIA8N7SIS

8/17/2019 Manifestasi Psikiatri Pada Pasien Trauma Kapitis

http://slidepdf.com/reader/full/manifestasi-psikiatri-pada-pasien-trauma-kapitis 19/30

1?

*enegakan diagnosis suatu gangguan psikiatri akibat trauma

kapitis )ukup sulit# banak gangguan ang dapat mun)ul setela! )edera.

Selain itu# ada o$erlap antara gejala gangguan mental dan gangguan

kognitif dan peruba!an perilaku akibat trauma kapitis. /anak faktor resiko

trauma kapitis# termasuk jenis kelamin# tingkat pendidikan# status

sosioekonomi# ketergantungan obat# merupakan faktor resiko primer 

gangguan mental. Sebagai )onto!# tampak angka kejadian trauma kapitis

ang tinggi pada mereka ang juga mengalami skiLofrenia dibandingkan

dengan anggota keluarga non&skiLofrenia.

DS6&' mengidentifkasi sejumla! gangguan mental karena kondisi

medikal lainna dan mengklasifikasikan semuana ke dalam karegori

gangguan mental respektif Tabel 30. Untuk menentukan ba!wa gangguan

mental karena kondisi medis lain# kriteria spesifik berdasarkan !ubunganpenebab atau waktuna. Sebagai )onto!# kriteria penentuan diagnosis

maor atau gangguan neurokognitif ringan karena trauma kapitis dengan

penetapan waktu antara gangguan kognitif dan trauma kapitis( aitu

gangguan neurokognitif !adir setela! kejadian trauma kapitis atau sesaat

setela! masa pemuli!an kesadaran dan menetap dalam periode pas)a

)edera. Kriteria untuk beberapa gangguan karena kondisi medis lain

dimana gejala ang diobser$asi se)ara langsung mengakibatkan

patofisiologi dari kondisi medis tertentu. ,al ini menjadi suliit pada kasus

trauma kapitis ringan karena tidak diteumakn bukti kerusakan pada CT#

6:I atau ++8. Dalam sebagian kasus# jika gejala tidak mun)ul sebelum

)edera# dan di)etuskan karena )edera# tampak adana !ubungan antara

gejala dan trauma kapitis. 7nset lambat gejala setela! trauma kapitis

merupakan kasus ang lebi! sulit. Ketika diagnosis digunakan# kondisi

medis aitu trauma kapitis0 termasuk nama kondisi medis seperti

gangguan depresi karena trauma kapitis0 didaftarkan se)ara terpisa!

sebelum gangguan mental.

Tabel 3. 8angguan 6ental karena Kondisi 6edis -ain atau Trauma Kapitis

"?%.4 Delirium karena kondisi medis lain"?<.11 8angguan neurokognitif ringan karena trauma kapitis#

dengan gangguan perilaku

"?<.14 8angguan neurokognitif ringan karena trauma kapitis#

tanpa gangguan perilaku

%%1.F% 8%1.F<0 8angguan neurokognitif ringan karena trauma kapitis

"?%.F% 8angguan depresi karena kondisi medis lain

945.%1 dengan klinis depresif 

945.%" dengan episode seperti depresi

945.%< dengan klinis )ampuran

"?%.F< 945.<0 8angguan anMietas karena kondisi medis lain

8/17/2019 Manifestasi Psikiatri Pada Pasien Trauma Kapitis

http://slidepdf.com/reader/full/manifestasi-psikiatri-pada-pasien-trauma-kapitis 20/30

"4

"?<.F4 945.F0 7bsesif Kompulsif dan gangguan ang ber!ubungan

karena kondisi medis lain

8ejala seperti obsesif kompulsif( dengan tampilan

preokupasi( dengan gejala ang tak tampak( dengan

gejala !air&pulling( dengan gejala skin&pi)king

"?%.FM 8angguan psikotik karena kondisi medis lain

"?%.F1 945."0 8angguan psikotik karena kondisi medis lain dengan

delusi

"?%.F" 945.40 8angguan psikotik karena kondisi medis lain dengan

!alusinasi

+GA-UASI

+$aluasi kompre!ensif diperlukan ketika kita menilai seseorangdengan gangguan psikiatrik akibat trauma kapitis. Arling!aus

merekomendasikan penggunaan pendekatan biopsikososial. Dokter 

biasana menamba!kan terapi dasar pada pasien. Dalam sebagian besar 

kasus# medikasi mengambil peran penting# tetapi tidak berarti !ana

inter$ensi ang dibutu!kan. Keluarga direkomendasikan untuk

menggabungkan informasi seperti rekam medik dan laporan polisi0

sebagai proses e$aluasi.

+$aluasi dilanjutkan dengan memantau se)ara detail riwaat medis

pasien# termasuk riwaat kela!iran dan perkembangan. :iwaat )edera

dan proses pemuli!anna# tpenebab )edera ke)elakaan kendaraan

bermotor# jatu! atau diserang0# tipe )edera terbuka atau tertutup# fokal

atau difus0# tingkat )edera diukur berdasarkan 8CS0# ke!adiran dan

durasi -7C dan *TA# ada tidakna komplikasi seperti fraktur tengkorak#

kontusi serebral# !ematom ekstradural0 diidentifikasi. CT dan 6:I s)an#

f6:I# ++8 dan laporan neuropsikologikal diulang kembali untuk men)ari

lebi! jau! mengenai kejadia trauma kapitis dan pengaru!na.

8ambar 1. *enilaian *eruba!an *erilaku dan +mosi akibat Trauma

Kapitis

8/17/2019 Manifestasi Psikiatri Pada Pasien Trauma Kapitis

http://slidepdf.com/reader/full/manifestasi-psikiatri-pada-pasien-trauma-kapitis 21/30

"1

8ambar ". Terapi pada 8angguan +mosi dan *erilaku akibat Trauma

Kapitis

8/17/2019 Manifestasi Psikiatri Pada Pasien Trauma Kapitis

http://slidepdf.com/reader/full/manifestasi-psikiatri-pada-pasien-trauma-kapitis 22/30

""

T+:A*I

Kejadian ang menebabkan terjadina trauma kapitis sering !ana

beberapa detik# namun memiliki pengaru! pada ke!idupan seseorang.

7rang ang mengalami trauma kapitis dapat mengalami kesulitan dalam

berjalan# berbi)ara# konsentrasi# beren)ana dan juga memori# komunikasi

dan bekerja. Tujuan keber!asilan re!abilitasi adala! mengembalikan

fungsi se)epat mungkin# untuk menediakan strategi adaptasi bagi pasien

dan untuk mengembalikan mereka ke diri mereka# keluarga# sosial dan

lingkungan kerja. *eng!argaan dari tujuan ini memerlukan kerjasama

antara beberapa spesialis. A!li psikiatri memainkan peran penting dalam

penanganan pasien. 6ereka akan mengobati pasien ang mengalami

gejala neuropsikiatrik dengan kombinasi obat dan psikoterapi. Dengan

melakukan perawatan personal# keluarga dan riwaat sosial# a!li psikiatri

akan memetakan kembali ke!idupan pasien# mengidentifikasi jalur ang

terinterupsi akibat trauma kapitis dan menggabungkanna dengan a!li

re!abilitasi lain untuk pen)apaian tujuan# aitu mengembalikan fungsi

kerja dan sosial pasien. Dengan mengatur tujuan ang realistis dan

menediakan !arapan ba!wa tujuan ini dapat ter)apai merupakan !al

penting dalam membantu pasien untuk mengembalikan kemampuan

pasien. Untuk men)apai tujuan ini# a!li psikiatri bekerja sama dengan a!li&

8/17/2019 Manifestasi Psikiatri Pada Pasien Trauma Kapitis

http://slidepdf.com/reader/full/manifestasi-psikiatri-pada-pasien-trauma-kapitis 23/30

"%

a!li lain sebagai tim pasie# seperi a!li psikiatri# a!li patologi berbi)ara dan

berba!asa# pekerja sosialm spesialis re!abilitasi kejuruan dan pelati!

!idup. A!li psikiatri akan meng!ubungkan pasien dengan sumber daa

komunitas seperti sukarelawan# kelompok pendukung trauma kapitis lokal#

dan masarakat dengan trauma kapitis. Terak!ir# a!li psikiatri akan

menge$aluasi pengaru! )edera dan ke!ilangan fungsi dalam keluarga

pasien dan bekerja dengan keluarga untuk dukungan kekuatan# adaptasi

ter!adap tantangan trauma kapitis dan akses sumber daa baik bagi

pasien dan keluargana.

6+DIKASI

Dalam sebua! penelitian :CT# diara!kan pada penggunaanmedikasi dalam rangka terapi gangguan emosi dan perilaku akibat trauma

kapitis. Sebagian besar penelitian melibatkan suatu kelompok ke)il# dalam

rekaman restrospektif atau penelitian tunggal. Konsensus umum dari

penelitian menunjukkan ba!wa medikasi tersebut merupakan terapi ang

efektif pada gangguan psikiatrik primer# untuk sebagian besar kasus#

sama efektifna dalam menangani gejala gangguan dalam konteks ini.

Sebagai )onto!# terapi infeksi# de!idrasi# konstipasi retensi urine dan neri

se!arusna ditangani segera. Abnormalitas kadar natrium# amonia atau

kadar gula dara! !arus diper!atikan dalam riwaat medikasi untukmemastikan kadar terapeutik ang di)apai atau obat&obatan ang tidak

dibutu!kan perlu di!entikan atau dikurangi0. Sakit kepada ang lemas

merupakan gejala ang sering menertai# !arus ditunjukkan se!ingga

dapat diperkirakan apaka! gejala ini berkontribusi ter!adap gangguan

mood dan perilaku. 8angguan atensi !arus diberikan anti!istaminergik

dan antikolinergik efek samping ang dapat ditimbulkan adala! sedasi#

mulut kering# konstipasi# takikardi# retensi urine# diplopia# bingung#

!ipotensi dan gangguan memori# gangguan belajar serta gangguan

per!atian0 dapat disebabkan ole! medikasi psikotropik Kotak %0. Karena

pasien dengan trauma kapitis lebi! sensitif ter!adap efek samping

medikasi# maka pengobatan pada paisen ini !arus dimulai dengan dosis

renda! dan pelan. Dimulai dengan dosis seperdua !inga sepertiga dosis

normal dan ditingkatkan perla!an&la!an !ingga men)apai dosis terapeutik.

Se)ara umum# dosis terapeutik akan dibandingkan pada masing&masing

pasien.

Kotak %. +fek Samping 6edikasi ang *erlu *er!atian pada *asien

dengan Trauma Kapitis

8/17/2019 Manifestasi Psikiatri Pada Pasien Trauma Kapitis

http://slidepdf.com/reader/full/manifestasi-psikiatri-pada-pasien-trauma-kapitis 24/30

"<

• Sedasi

• 8angguan memori

• 8angguan belajar 

• 6ulut kering

• Konstipasi

• Takikardi

• :etensi urin

• Diplopia

• /ingung

• ,ipotensi

• Kejang

Kotak <. *anduan 6edikasi pada *asien dengan Trauma Kapitis

• 6engeliminasi sumber biologik

• 6enguba! lingkungan

• 6enangani gejala diagnosis berlebi!an

• 6ulai dengan dosis renda! dan perla!an

• Target dengan dosis efektif paling renda!

• 6embuat sebua! peruba!an

• 6eng!ilangkan medikasi ang tidak dibutu!kan

• 6enge)ek kebutu!an medikasi se)ara rutin• Suplemen dengan psikoterapi

 Andi Depresan

Tidak ada penelitian ang menarankan penggunaan

antidepressan merupakan !al ang paling efektif dalam menangani

depresi ang disertai trauma kapitis. 6eskipun begitu# SS:I !arus !ati&

!ati dalam penggunaanna# karena obat ini berefek pada siklus tidur# sakit

kepala# akti$itas seksual# depresi# anMietas# nafsu makan berlebi!#waspada# keka)auan# dan memori. Selain untuk menangani pasien

dengan depresi# SS:I juga efektif dalam menangan distress psikologikal#

mara!# agresif# psikomotor berlebi!an# dan berbagai gangguan memori.

Terdapat indikasi ba!wa pemuli!an motorik mungkin ber!ubungan dengan

penggunaan fluoMetin pada strok iskemik. SS:I juga efektif untuk terapi

gangguan anMietas termasuk obsesif kompulsif# gangguan panik dan

gangguan stres pas)a trauma0. SS:I juga dapat mereduksi agitasi dan

anMietas. SS:I lebi! baik dibandingkan dengan trisiklik dan in!ibitor 

monoamin oksidase karena keefekti$itasna# riwaat keamananna# dan

8/17/2019 Manifestasi Psikiatri Pada Pasien Trauma Kapitis

http://slidepdf.com/reader/full/manifestasi-psikiatri-pada-pasien-trauma-kapitis 25/30

"'

insidensi efek antokolinergik dan !ipotensi ortostatik ang renda!.

Setraline digunakan pada pasien dengan depresi pas)a trauma kapitis#

dengan respon baik dan angka remisi F3; dan 53;0 dan signifikan

meningkat pada distress psikologikm mara!# agresi# fungsi# dan gejala

pas)a trauma. Citalopram# "4 mg&'4 mg juga digunakan pada akut trauma

kapitis# dan menunjukkan model angka respon dan remisi "3#3; dan

"<#1;# n O '<0 dalam jangka waktu 5 minggu pengobatan dan <5#"; dan

"5#?;# n O50 setela! 14 minggu pengobatan.

Karena tidak ada perbandingan ang nata mengenai efektifitas

 jenis SS:I# pili!an agen spesifik diara!kan berdasarkan efek samping dan

berdasarkan pengalaman dokter. *er!atian k!usus dibutu!kan ketika

pemberian SS:I karena sindrom kelebi!an serotonin dan resiko sindrom

ang berkelanjutan. Ketika dosis tinggi atau agen serotonik multipeldigunakan ada resiko terjadina sindrom serotonin termasuk peruba!an

status mental# abnormal neuromuskular# gangguan fungsi autonom#

a!itasi# mioklonus# !iperfeksia# diaforesis# wa!an biLLare# sakit kepala#

mual# mood renda!# anMietas# insomnia# lemas0 dapat terjadi ketika SS:I

di!entikan seketika.

 Antidepressan trisiklik# dimana )enderung menjadi antikolinergik

dan anti!istamin# dapat mengurangi ambang kejang dan memiliki potensi

besar untuk meninggal akibat o$erdosis. Diantara trisiklik# nortriptilin dan

desipramin digunakan lebi! sering pada pasien dengan trauma kapitiskarena efek sampingna ang minimal. *enggunaan in!ibitor monoamin

oksidase sering menjadi masala! karena kebutu!an ter!adap restriksi diet

kompleks. Terapi elektrokon$ulsif +CT0 juga sering digunakan sebagai

terapi ang efektif pada kasus berat atau depresi refrakter.

 Anxiolitik 

/enLodiaLepin. Sementara benLodiaLepin se)ara tipikal digunakan

untuk menangani anMietas pada pasien umumna# penggunaan jangka

panjang pada pasien dengan trauma kapitis tidak direkomendasikan.

*enggunaan loraLepam jangka pendek dapat menjadi efektif untuk agitasi

akut atau anMietas( meskipun begitu !al ini se)ara signifikan

meningkatkan efek sedasi# gangguan memori lebi! jau! dan fungsi

motorikm dan memi)u disin!ibisi perilaku. *enggunaan benLodiaLepin

pada indi$idu dengan riwaat pengobatan atau penggunaan alko!ol

ataupun ketergantungan sebaikna di!indari.

8/17/2019 Manifestasi Psikiatri Pada Pasien Trauma Kapitis

http://slidepdf.com/reader/full/manifestasi-psikiatri-pada-pasien-trauma-kapitis 26/30

"5

/uspiron merupakan pili!an lain ang ditemukan dapat

meningkatkan depresi# anMietasm oreokupasi somatik dan keka)auan. ,al

ini memiliki pengaru! ang minimal ter!adap kognisi dibandingkan dengan

onMiolitik ang lain. +fek obat ini mungkin tidak tampak dalam beberapa

minggu# dapat berupa sakit kepala# lemas dan se)ara bertentangan

meningkatkan anMietas.

*ropanolol# beta bloker# terbukti berguna dalam mengatasi agitasi

dan agresi akibat trauma kapitis. 7bat ini )enderung menurunkan

intensitas# tetapi tidak dibutu!kan untuk frekuensi perilaku agitasi. 7bat ini

dapat menebabkan terjadina !ipotensi# bradikardi dan depresi.

 Anti Epileptik 

7bat antiepilepsi digunakan untuk men)ega! terjadina kejang

akibat trauma kapitis. :ekomendasi terbaru untuk penggunaan profilaksis

dapat digunakan jika tidak ada kejang ang diobser$asi setela! minggu

pertama terjadina )edera. /eberapa antikon$ulasan seperti asam

$alproat# lamotrigin dan gabapentin0 digunakan untuk mendapatkan efek

mengurangi agitasi dan agresi. Sementara asam $alproat digunakan

sebagai terapi mania akut dan dapat ditoleransi dengan baik dengan

efeksamping kognitif demam0# seleksi antikon$ulsi spesifik dilakukan

berdasarkan efek samping ang dapat ditimbulkan. Antikon$ulsan

tradisional lain fenobarbital# fenitoin dan karbamaLepin0 )enderung

memberikan efek sedasi# dan ber!ubungan dengan kognisi.

-e$iterasetam dapat meningkatkan agitasi dan masala! perilaku lainna

termasuk mengamuk0. Ponisanide# pregabalin# okskarbaLepin dan

topiramate merupakan obat antiepilepsi ang baru dan dapat digunakan

sebagai monoterapi atau agen tamba!an. Sementara obat&obatan ang

baru dapat ditoleransi dengan baik# belum ada penelitian ang memeriksa

penggunaanna pada pasien trauma kapitis atau untuk indikasi ba!wa

obat ini lebi! efektif dibandingkan dengan obatantiepilepsi ang lama.*emili!an agen spesifik se!arusna perlu diper!atikan mengenai respon

ter!adap obat tersebut dan efek sampingna.

 Anti Psikotik 

*sikosis akibat delirium tidak sering terjadi setela! trauma kapitis.

 Antipsikotik digunakan lebi! sering untuk mengatur agresi pasien dengan

trauma kapitis. Indikasi untuk setiap penggunaanna termasij agitasi

dengan dan tanpa psikosis# agitasi ekstrim atau mengamuk# dan mania

8/17/2019 Manifestasi Psikiatri Pada Pasien Trauma Kapitis

http://slidepdf.com/reader/full/manifestasi-psikiatri-pada-pasien-trauma-kapitis 27/30

"3

ang ber!ubungan dengan trauma kapitis. 6ereka# terus dengan

benLodiaLepin kerja singkat seperti loraLepam0# merupakan agen ang

efektif dalam mengendalikan agitasi akut. *enggunaan neuroleptik pada

populasi masi! kontro$ersial. *ada penelitian manusia dan !ewan

menemukan ba!wa mereka mungkin ber!ubungan dengan plastisitas

neural dan proses pemuli!an# mungkin ber!ubungan dengan periode

ang panjang dari amnesia pas)a trauma dan dapat menjadi !asil ang

buruk. *enggunaan neuroleptik tipikal beresiko mengalami efek samping

ekstrapiramidal dan sindrom neuroleptik maligna N6S0# sementara

penggunaan antikolinergik ber!ubungan dengan terjadina ortostatis dan

peringatan dan kognisi. Antipsikotik generasi kedua seperti Juetiapin#

olanLapin dan risperidon0 lebi! disukai karena memiliki efekti$itas ang

lebi! besar dalam menangani pasien dengan gejala negatif dan memiliki

resiko +*S# N6S dan efek antikolinergik ang renda!. Antipsikotikgenerasi kedua di!ubungkan dengan metaolisme glukosa dan

berkontribusi dalam peningkatan berat badan dan !iperlipidemia sebagai

bagian dari sindrom metabolik. ,al ini menunjukkan ba!wa dosis awal

kira&kira setenga! dari dosis awal standar dan ditingkatkan perla!an. ,al

ini juga sama mengenai bagaimana medikasi ini digunakan pada pasien

geriatrik.

timulan

8angguan atensi dapat terjadi mengikuti gangguan perilaku.

Dopamin tinggi seperti metilfenidet dan dekstroamfetamin# bromkriptin#

amantadin0# in!ibitor asetulkolinesterase seperti donepiLil atau

ri$astigmin0# dan antidepresi aktif seperti modafinil0 se)ara rutin

digunakan untuk meningkatkan gejala# pemrosesan informasi dengan

)epat# fungsi eksekutif# memori# ba!asa# atensi# apati# iritabilitas# impuls

dan fatiJue. 7bat&obatan ini dapat mengurangi agitasi# depresi# dan

anMietas dengan meningkatkan gangguan kognitif ang mendasari ang

berkontribusi dalam masala! perilaku. :eduksi amara! dan psikopatologi

dapat terjadi meskipun tanpa perbaikan kognisi dan menjadi keuntungan

atas peningkatan neuronal ketika pemuli!an. +fek smaping se)ara umum

adala! ketergantungan dosis# terjadi karena kadar ang tinggi dan dapat

diselesaikan dengan penurunan dosis. Tidak ada stimulan ang ditemukan

untuk menguba! resiko kejang.

:+,A/I-ITASI K78NITI9

8/17/2019 Manifestasi Psikiatri Pada Pasien Trauma Kapitis

http://slidepdf.com/reader/full/manifestasi-psikiatri-pada-pasien-trauma-kapitis 28/30

"F

/anak penelitian ang mendukung keefektifan dari re!abilitasi

kognitif dalam melati! kembali fungsi kognitif setela! trauma kapitis. !he

"ognitive !ask #orce of !he American "ollege of $ehabilitation %edicine

AC:60 melaporkan bukti keefektifan pendekatan re!abilitasi kognitif dari

11" penelitian. 6ereka menimpulkan ba!wa ada bukti substansial ang

mendukung pelati!an seperi tingkatan lati!an untuk memi)u atensi0 pada

re!abilitasi pas)a trauma kapitis akut # dikenal dengan umpan balik#

pengontrolan dirim regulasi diri dan strategi sepeti strategi metakognitif0

untuk mempromosikan generalisasi re!abilitasi kognitif ke dunia ang

sesunggu!na. Kekuatan tugas merekomendasikan penggunaan strategi

memori internal seperti perumpamaan $isual0 dan kompensasi memori

eksternal seperti buku )atatan0 untuk gangguan memori ringanm

inter$ensi komunikasi spesifik untuk defisit komunikasi sosial dan

menekankan terapi metakognitif dan kemampuan mengatur emosi utnukmengurangi ketidakmampuan kognitif dan fungsional pada trauma kapitis

sedang atau berat. Se)ara keseluru!an# kekuatan tugas menimpulkan

ba!wa re!abilitasi kognitif memberikan manfaat ang lebi! besar 

dibandingkan dengan re!abilitasi kon$ensional# dan ini merupakan terapi

terbaik pada pasien dengan gangguan kognitif dan pembatasan fungsi

setela! terjadi trauma kapitis.

*SIK7T+:A*I

Tujuan utama psikoterapi pada pasien dengan trauma kapitis

melibatkan usa!a memperta!ankan perasaan ber!arap selama proses

pemuli!an# mengidentifikasi kekuatan ang tersisa# dan mengembalikan

perasaan diri ba!wa memasukkan peruba!an karena trauma kapitis.

*asien ang mengalami )edera memerlukan bantuan permanen dalam

menelesaikan pertanaan eksistensial dari identitas dan tujuan dengan

menentukan kembali tujuanna# !ubunganna dan permainanna. Diama

)edera dikaitkan dengan perkembangan psikososial ang normal# pasien

akan membutu!kan bantuan dalam bernegosiasi. Kekurangan atensi#

memori# kewaspadaan# pengaturan diri# ba!asa ekspresif dan ba!asa

reseptif# kontrol impuls# abstraksi dan frustasi toleran ter!adap dampak

dari terapi. Karena !al ini fokus pada penelesaian masala!# terapi kognitif 

dan perilaku C/T# cognitive and behavioral therapy 0 mungkin lebi! bai

bekerja dengan pasien trauma kapitis dibandingkan dengan terapi

tradisional. *enelitian terbaru menemukan ba!wa C/T merupakan terapi

efektif dalam menguba! emosi. A!li psikiatri memerlukan pengambilan

peran aktif dan direktif. *endidikan tentang dampak trauma kapitis# proses

pemuli!an# pengelolaan gejala# dan peran pasien dalam proses pemuli!an

8/17/2019 Manifestasi Psikiatri Pada Pasien Trauma Kapitis

http://slidepdf.com/reader/full/manifestasi-psikiatri-pada-pasien-trauma-kapitis 29/30

"?

merupakan !al penting baik untuk pasien maupun keluarga pasien.

Keterbatasan kognitif dianjutkan untuk menggunakan pertolongan memori

seperti sesi perekaman# pen)atatan# penarikan kesimpulan# dan

pengulangan kembali sesi terak!ir pada awal sesi baru0. Sesi ang

dilakukan dapat lebi! pendek dan lebi! seting untuk memaksimalkan

atensi dan meng!indari o$erload pasien. *ekerjaan ruma! dapat diberikan

diantara sesi untuk mempraktikkan keterampulan dalam sejumla! set

untuk memi)u kewaspadaan dan generalisasi. :elaksasi dan manajemen

stres dilakukan untuk mengurangi anMietas dan rasa frustasi. Terapi ini

digunakan dalam praktek pendekatan penelesaian masala! untuk

identifikasi dan lati!an. /a!asa menjadi lebi! nata dan kompre!ensi

pasien se)ara rutin dinilai. Anggota keluarga sering termasuk dalam

bagian sesi ang dilakukan untuk memastikan pengalaman pasien dan

untuk memberikan tamba!an umpan balik ter!adap performa. ,al ini tentumenjadi keuntungan dalam melakukan penilaian dan dukungan pasien

melalui keluarga juga membutu!kan dukungan pendidikan dan

psikologikal. Keluarga sering membutu!kan bantuan dalam mema!ami

peranna dalam menikapi perilaku pasien. 6ereka bermanfaat dari

dukungan dengan praktik dan emosi dengan ketergantungan dari

perawatan kepada pasien trauma kapitis. Tujuan ang tidak realistis

diidentifikasi pada pasien ditujukan untuk mengidentidikasi tujuan jangka

pendek dalam suatu pelaanan. ,al ini meningkatkan peruba!an

kesuksesan pasien dalam perkembangan kapabilitas ang akurat. Sebua!perbedaan terjadi antara penangkalan psikologikal dan anosognosia

neurologik. *enangkalan melindungi afek ba!agia. Ketiadaan

kewaspadaan# meskipun begitu tidak memberikan tujuan psikologikal.

:esolusi ter!adap suatu penangkalan dapat mengara!kan kita pada

peningkatan kejadian depresi dan anMietasm sementara peningkatan

kewaspadaan juga dapat memi)u emosi ini. Keduana dibutu!kan untuk

meng!indari pasien dengan ba!agia berlebi!an. Keluarga ang sering

mengalami trauma akibat )edera dan menjali lebi! protektif akan

memberikan dukungan dan ara!an dalam membantu pasien untuk

mengembalikan rasa berkompeten dan independen.

*ada kasus komorbid *TSD dan trauma kapitis# ada bukti ba!wa

)/T ang diberikan dalam jangka waktu ang panjang dalam rangka

re!abilitasi kognitif dianggap efektif dalam meningkatkan gejala *TSD

pada pasien trauma kapitis ringan# sedang maupun berat. Terapi *TSD

menggunakan pendekatan ini dapat mengara!kan dalam peningkatan

gejala ang ada ternata memberikan !asil positif. /ukti ang lain tela!

dikumpulkan ang menunjukkan efekti$itas perbedaan tipe C/T dalam

komorbid *TSD dan trauma kapitis. Area komorbid *TSD dan trauma

8/17/2019 Manifestasi Psikiatri Pada Pasien Trauma Kapitis

http://slidepdf.com/reader/full/manifestasi-psikiatri-pada-pasien-trauma-kapitis 30/30

%4

kapitis sedang dimulai untuk menerima peningkatan per!atian ter!adap

penelitian dan efek pasti dari trauma kapitis ang memiliki kemampuan

pasien dalam mengambil keuntungan dari terapi *TSD.

K+SI6*U-AN

8angguan psikiatri pada konteks trauma kapitis menggambarkan

peruba!an unik ang dijumpai ole! para psikiatris. ,al ini membutu!kan

penilaian ang berpengalaman mengenai etiologi kompleks dari gangguan

ang ada. Terapi membutu!kan penemuan sumber biologi# psikologi dan

lingkungan dari perilaku dan untuk mengurangi target perilaku. ,al ini

dapat diselesaikan ole! sebua! pendekatan tim termasuk a!li medis lain

dan a!li re!abilitasi dengan pasien dan keluargana.

:+9+:+NSI

1. 6illis S:# :osent!al 6# No$a)k TA# et al. -ong&term

Neurops)!ologi)al 7ut)ome After Traumati) /rain Injur. & 'ead 

!rauma $ehabil () *+ .+.-.//, 011(2". *o$lis!o)k @T# KatL DI. Update of Neuropat!olog and

Neurologi)al :e)o$er After Traumati) /rain Injur. & 'ead 

!rauma $ehabil  "435&?<# "44'.%. okobori S# /ullo)k 6:. *at!obiolog of *rimar Traumati) /rain

Injur. In Pasler ND# KatL DI# Pafonte :D# editors- 3rain injury 

%edicine# "41%# Demos 6edi)al *ublis!ing# pp 1%3&1<3.<. +lder 8A# Cristian A. /last>:elated 6ild Traumati) /rain Injur

6e)!anism of Injur and Impa)t on Clini)al Care. %t inai & %ed .

35 111&11F# "44?.'. 6)Allister TB# Ar)iniegas D. +$aluation and Treatment of *ost&

Con)usi$e Smptoms. 4europsychol $ehabil  "3( "5'&"F%# "44".