Manifestasi Klinis Luka Bakar

download Manifestasi Klinis Luka Bakar

of 6

description

luka bakar

Transcript of Manifestasi Klinis Luka Bakar

6

Gadar luka bakar sengatan listrik

Manifestasi klinisManifestasi tidak seberatfrostbiteyang berupa luka begabung dan tidak ada jaringan yang terlepas.Trench footdiakibatkan jaringan dilingkungan yang lembab pada suhu dingin selama bebrapa jam sampai beberapa hari. Akan timbul hiperhidrosis jangka panjang dan insensitivitas dingin.Derajat pertama dan keduafrobitesuperficial ditandai dengan edama, luka bakar, dan eritema, serta melepuh pada derajat kedua. Derajat ketigafrostbiteditandai dengan luka yang lebih dalam timbul sedalam kutis dan jaringan subkutis. Derajat ketigaditandai dengan luka yang mencapai jaringan subkuteneus, otot, tendon, dan tulang.Pasien datang dengan sianosis dan bias terjadi hemoragik dan nekrosis kulit. Kadang kadang jaringan menjadi seperti mumi.Klasifikasi luka dingin menurut berat kasus

Derat I Derajat II Derajat III

1.Kulit membeku sebagian eritema, edema, hyperemia.2.Tidak melepuh atau nekosis.3.Deskuamasi kulit jarang (5 sampai 10 hari kemudian) Gejala Seperti sengatan dan rasa terbakar, berdenyut dan bisa timbul hiperhidrosi.

1.Luka jaringan kulit.2.Eritema, vesikel substansial dengan cairan bening melepuh merupakan dekuamasi dan jaringan kehitaman. Gejala Mati rasa dan gangguan vasomotor pada kasus berat

1.Jaringan kutis dan subkutaneus, otot, tendon, dan tulang membeku.2.Edema lokal.3.Awalnya luka berwarna merah tua atau cyanosi4.Kadang-kadang jaringan mengering, hitam, seperti mumi. Gejala Sendi nyeri

Konsep sengataan listrik1.DefenisiKesetrum atau dalam bahasa ilmiah disebut sengatan listrik (electric shock)adalah sebuah fenomena dalam kehidupan. Secara sederhana kesetrum dapat dikatakan sebagai suatu proses terjadinya arus listrik dari luar ke tubuh. Sengatan listrik dapat terjadi karena kontak dari tubuh manusia dengan sumber tegangan yang cukup tinggi sehingga dapat menimbulkan arus melalui otot atau rambut. Ketika tersengat lsitrik, terdapat beda potensial (arus dari potensial tinggi ke rendah) sehingga muncul tegangan listrik antara tubuh dan lingkungan kita. Kesetrum adalah fenomena yang terjadi karena adanya arus yang resistansi dengan plasma darah dalam tubuh kita. Arus terjadi karena ada perpindahan elektron dan proton, pergerakan arus yang terhambat akan menghasilkan energy panas.2.Etiologi sengatan listrikPenyebabterjadinya sengatan listrikbukan karena tegangan listrik, tetapi karena adanya arus listrik yang mengalir. Sebenarnya arus listrik pun memang sudah ada di tubuh kita sebagai pengantar informasi dari indera ke otak (seperti sensor dan prosesor).Seseorang bisa tersengat listrik karena ada banyak kemungkinan, antara lain :a.Menyentuh kabel terbuka berarus listrikb.Menyentuh kabel berarus yang isolasinya rusakc.Kegagalan peralatand.Terkena muatan listrik statise.Disambar petir (akan dibahas khusus dalam proteksi petir.3.PatofisiologiKetika terjadinya kontak antarabagian tubuh manusia dengan suatu sumber tegangan listrik yang cukup tinggi, kejadian itulah yang mampu mengakibatkan arus listrik mengalir kedalam tubuh manusia tepatnya melalui. Arus listrik memiliki sifat sifat mengalir dari pontensial tinggi ke potensial rendah. Dalam kasus sehari- hari sumber tegangan listrik ini memilki potensial tinggi, sementara bumi tempat berpijak memilki potensial rendah. Jadi, tegangan ini ingin mengalirkan arusnya kebumi. Pada saat terjadi kontak antara manusia dengan sumber tegangan saat manusia ini meninjak bumi, maka tubuh manusia ini akan menjadi suatu konektor antara sumber tegangan dengan bumi. Perlu diingat bahwa tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air, sehingga tubuh manusia merupakan konduktor yang baik, karena air merupakan konduktur yang baik. Saat terkena sengatan listrik, arus listrik menimbulkan, gangguan karena rangsangan terhadap saraf dan otot. Energi panas yang timbul akibat tahanan jaringan yang dilalui dapat menyebabkan luka bakar. Luka bakar ini timbul akibat dari bunga api listrik yang suhunya dapat mencapai 2.500oC. Tegangan lebih baru 500 volt merupakan reesiko tinggi terhadap keselamatan jiwa. Arus bolak balik menimbulkan rangsangan otot berupa kejang kejang. Bila arus tersebut melalui jantung, kekuatan sebesar 60 miliamper saja sudah cukup untuk menimbulkan jantung (fiblilasi ventrikel). Bila kawat berarus listrik terpegang olh tangan, maka pegangan akan sulit dilepaskan karena arus listrik tersebut menimbulkan kontraksi dari otot otot jari tangan. Otot fleksor atau otot mengenggam jari lebih kuat dari otot ekstensor. Jika arus listrik tengangan tinggi mengenai dada akan menyebabkan gangguan pernafasan. Bila menganai kepala, dapat menyebabkan tidak sadarkan diri. Pada tegangan rendah, arus searah tidak berbahaya dibandingkan dengan arus bolak balik.Kelancaran arus masuk ketubuh tergantung juga basah atau keringnya kulit yang kontak dengan arus listrik. Bila kulit basah atau lembab, arus listrik akan mudah masuk kedalam tubuh. Pada tempat masuk arus listrik, akan tampak luka masuk yang merupa luka bakar sedangkan pada tempat luka keluar akan terkesan loncatan arus keluar. Arus keluar biasanya sulit ditemukan. Panas yang timbul yang mengenai pembuluh darah akan dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah yang semakin lama dapat menyebakan kematian jaringan.Kadang lukabakar yang tampak dari luar tampak ringan tetapi kerusakanjaringan yang lebih dalam, luas dan berat. Kerusakan otot yang berat dapaat terlihatpada kencing yang berwarna gelap karena bercampur dengan mioglobin yang dapat menyebabkan kerusakan ginjal.Akibat dari sengatan listrik bisa bermacam macam. Mulai dari sekedar terkejut, membuat luka bakar ditubuh, atau tergolong fatal yang merupa kematian. Salah satu efek terberat dari sengatan listrik adalah terjadinya luka bakar.

4.Manifestasi klinis tubuh terhadap sengatan listrikArus listrik menimbulkan gangguan karena rangsangan terhadap saraf dan otot. Energi panas yang timbul akibat tahanan jaringan yang dilalui dapat menyebabkan luka bakar.Luka bakar ini timbul dapat akibat dari bunga api listrik yang suhunya dapat mencapai 2.500 derajat celcius. Tegangan lebih dari 500 volt merupakan risiko tinggi terhadap keselamatan jiwa. Arus bolak-balik menimbulkan rangsangan otot berupa kejang-kejang. Bila arus tersebut melalui jantung, kekuatan sebesar 60 milliamper saja sudah cukup untuk menimbulkan gangguan jantung (fibrilasi ventrikel). Bila kawat berarus listrik terpegang oleh tangan, maka pegangan akan sulit dilepaskan karena arus listrik tersebut menimbulkan kontraksi dari otot-otot jari tangan. Otot fleksor atau otot menggenggam jari lebih kuat dari otot ekstensor. Jika arus listrik tegangan tinggi mengenai dada akan menyebabkan gangguan pernafasan. Bila mengenai kepala, dapat menyebabkan tidak sadarkan diri. Pada tegangan rendah, arus searah tidak berbahaya dibandingkan dengan arus bolak-balik.Kelancaran arus masuk ke tubuh tergantung juga basah atau keringnya kulit yang kontak dengan arus listrik. Bila kulit basah atau lembab, arus listrik akan mudah masuk ke dalam tubuh. Pada tempat masuknya arus listrik, akan tampak luka masuk yang berupa luka bakar sedangkan pada tempat luka keluar akan terkesan loncatan arus keluar. Arus keluar biasanya sulit ditemukan. Panas yang timbul yang mengenai pembuluh darah akan dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah yang semakin lama dapat menyebabkan kematian jaringan.Kadang luka bakar yang tampak dari luar tampak ringan tetapi kerusakan jaringan yang lebih dalam luas dan berat. Kerusakan otot yang berat dapat terlihat pada kencing yang berwarna gelap karena bercampur dengan mioglobin yang dapat menyebabkan kerusakan ginjal.Akibat dari sengatan listrik bisa bermacam-macam.Mulai dari sekedar terkejut, membuat luka bakar ditubuh, atau yang tergolong fatal berupa kematian. Salah satu efek terberat dari sengatan listrik adalah terjadinya luka bakar.

5.Gambaran KlinisListrik dapat menyebabkan kerusakan jaringan sebagai efek langsung arus listrik searah pada sel dan oleh kerusakan termal dari panasyan diteruskan oleh jaringan. Energy terbesa rterjadi pada titik kontak sehingga kerusakan jaringan pada daerah tersebut harus diobservasi lebih baik.Luka keluar sengatan listrik lebih besar dari pada luka masuk. Bila sengatan listrik masuk kedalam tubuh, kerusakan terbesar terjadi pada jaringan saraf, pembuluh darah dan otot. Sengatan listrik dapat mengakibatkan nekrosis berupa koagulasi, kematiansaraf,dan kerusakan pembuluh darah. Lukayangditimbulkan lebih menyerupai jaringan nekrosis atau kerak dari pada luka bakar termal. Karena ukuran dari luka karena sengatan listrik tidak berkolerasi baik dengan kerusakan yang ditimbulkan, pemeriksaan teliti untuk luka yang dalam sangat penting. Luka traumatic sering terjadi bersamaan dengan sengatan listrik.

6.DiagnosisSengatan listrik berdasarkan riwayat penyakit . Bila riwayat penyakit tidak jelas, ciri-ciri luka pada kulit sangat menolong. Pemeriksaan yangmenyeluruh serta memperhatikan luka akibat sengatan listrik sangat penting untuk mengesampingkan adanya suatu trauma. Pemeriksaan untuk tulang patah dan dislokasi tetap dilakukan walaupun tanpa riwayat trauma. Tidak ditemukannya luka sengatan listrik pada pemeriksaan jaringan mengesampingkan sengatan listrik serius.Pemeriksaanlaboratoriumhitungdarahlengkapelektrolit, kalsium, urea nitrogen darah, kreatinin, analisa gas darah, myoglobin (MB), kreatinin kinase (CK).CK dan MB dapat meningkatkan pada kerusakan otot jantung tapi ada luka otot secara ekstensif. Fungsi hati dan amylase diperiksa bila diduga ada luka abomen. EKG dapat dilakukan bila ada indikasi ; pemeriksaan radiologis dilakukan pada sisi luka sengatan listrik.CT Scankepala merupakan indikasi pada luka kepala yang berat, koma atau bila ada perubahan mental.

7.PenatalaksanaanPenatalaksanaan awal sebelum penderita ditangani adalah tentunya memutuskan sumber arus listriknya.Bisa dengan mematikan peralatan yang menjadi sumber setruman atau langsung dari MCB.Setelah itu, segera pindahkan korban ke tempat aman serta bersirkulasi udara lancar. Baringkan korban lalu evaluasi kesadaran penderita apakah sadar atau tidak, serta periksa denyut nadi dan pernapasannya.

8.Komplikasi sengatan listrika.KardiovaskulerKematian mendadak (fibrilasiventrikel, asistolik), Nyeri dada, disritonia, segmen ST-T abnormal, blok cabang berkas, kerusakan miokardial, disfungsi ventrikel, MCI, hipotensi (volume deplesi), hipertensi (pelepasan katekolamin).b.NeurologisStatus mental, agitasi, koma, kejang, edema serebral, ensefalopati hipoksia, nyerikepala, afasia, lemah, paraplegia, kuadriplegia, disfungsi sumsum tulang, pheriperal neuropati, insomnia, emosilabil.c.KulitLuka akibat sengatan listrik, akibat sekundel luka bakar.d.VaskulerThrombosis, nekrosiskoagulasi, DIC, rupture pembuluh darah, aneurisma sindrom kompartemen.e.PulmonalHentinapas (sentral atau perifermis tetanus). Pneumonia aspirasi, edema pulmonal, kontusi pulmonal, kerusakan inhalasi.f.GastrointestinalPerforasi, tukak stress (Curling Ulcer),perdarahan GIT.g.Muscular.Mionekrosis, sindrom kompartemen.h.SkeletalFraktur kompresi vertebra, fraktur tulang, dislokasi bahu (anterior dan posterior), fraktur scapula.i.OptamologiCornel burns, delayed cataract,thrombosis atau hemoragia intraocular, uveitis, frakturorbita.j.PendengaranHilangnya pendengaran, tinnitus, perforasi, membrane timpani, mastoiditis, meningitis.k.Oral burnsHemoragia arteri labialis,scarringdan deformitas fasialis, gangguan bicara, perubahan bentuk mandibula dan pembentukan gigi.l.ObstetricAborsi spontan, kematian janin.ASUHAN KEPERAWATAN KEGAWAT DARURATSINDROM TERMAL DAN SENGATAN LISTRIK

Pada bab ini penulis akan menyajikan proses keperawatan kegawat daruratan yang dimulai tindakan primer dan diikuti tindakan secondary.A.Primary Survei1.Tindakan primer sindrom termal dan sengatan listrika.Airway1)Memastikan ada tidaknya sumbatan jalan nafas total: pada pasien sindrom termal dan sengatan listrikapakah ada sumbatan yang menghambat nafas klien.Bila ada muntah/darah atau benda lain di mulut klien, keluarkan segera2)Adanya Distress pernafasan3)Kemungkinan fraktur servikal (sengatan listrik akibat gerakan yang terjadi saat tersetrum)4)Telentangkan posisi klien, tekuk kepalanya ke belakang, tarik rahangnya ke depan agar lidah tidak menutup lubang tenggorokan.b.BreathingMemastikan pasien masih bernafas atau sudah tidak bernafas, diantarannya dengan 3 cara:1)LOOK: lihat ada trauma, lihat pergerakan dada, irama, kedalaman, simetris atau tidak:a)Kesadaran akan menurun / agitasiAgitasi Hipoksemia Karena sumbatan jalan nafasPenurunan kesadaran Hiperkarbia yang disebabkan oleh hipoventilasi akibat sumbatan jalan nafas.b)Pergerakan dada dan perutNormalnya kedua bergerak sama sama, kalau ada sumbatan jalan nafas keduanya bergerak berlawanan.c)Retraksi sela iga, supra klavikula / subkostald)Cyanosis sebagai tanda adanya hipoksemiae)Deformitas daerah yang patah2)LISTEN: dengarkan suara nafas dengan stetoskopAdanya suara nafas tambahan yang didengar, berupa :a)Dengkuran ( SNORING ) Lidah yang menutup orofaringb)Kumuran ( GURGLING ) Sekret, darah, muntahanc)Siulan ( CROWING ) Penyempitan karena spasme, edema atau pendesakan3)FEEL: rasakan adanya hembusan nafas dari hidungMeraba hawa ekspirasi dari hidung / mulut dan raba getaran di leher4)Pemberian oksigen secara manualJika Anda menemukan korban dalam keadaan tidak bernapas, segera beri napas bantuan,telentangkan si korban, tekuk kepalanya ke belakang, buka mulut dan tarik nafas , kemudian tutup mulut dan tiupkan udara ke mulut korban sekuat-kuatnya sampai rongga paru-paru terangkat, pijit hidungnya agar udara yang ditiupkan tidak keluar, amati turunnya dada kembali, faktor penentu adalah kecepatan dalam bertindak, karena itu 3 atau 4 kali peniupan pertama dilakukan secepat mungkin, penipuan selanjutnya diulang lebih kuarng 10 kali setiap menit.

c.Circulation1)Memastikan ada tidaknya denyut nadi karotis, radialis, brakhialis, femoralis, dorsadipedis2)Ada tidaknya perdarahan eksternal.Tutupi titik luka bakar yang terjadi akibat masuk dan keluarnya arus listrik pada tubuh karena bisa mempercepat pengurangan cairan dalam tubuh. Gunakan kain, perban atau benda apapun yang bersifat tidak mengantarkan panas.3)Pola Nadi

Jika terdapat luka hal yang perlu kita lakukan adalah sebagai berikut :a.Luka dikaki ditangani dengan pengangkatan, penghangatan, dan pembalutan jari yang luka. Nifedipin 20 mg per oral 3 kali sehari., kortikosteroid topical prednisone, dan prostaglandin E1 (limaprost 20 mg per oral 3b kali sehari ) dapat membantu.b.Pemanasan cepat dengan air yang mengalir pada suhu 42oC (1070F)selama 10-30 menit pada ekstermitas yang mengalamifrobite.Pasien bisa diberi narkotik, ibuprofen, danaloevera.Pemberian penicillin E 500.000 u setiap 6 jam selama 48 -72 jam memperlihatkan hasil yang baik.c.Luka bersih banyak mengandung prostaglandin dan tromboksan dapat dibersihkan atau diaspirasi. Luka yang berdarah seharusnya dibersihkan dan dirapikan kembali.d.Teknik penghangatan termasuk penghangatan pasif, penghangatan aktif eksternal, dan penghangatan perawatan aktif.e.Pasien dengan hipotermia sedang dapat diatasi dengan penghangatan pasif dengan cara memindahkannya dari lingkungan dingin dan menggunakan selimut kolasi.f.Pasien dengan hipotermia berat, sebaiknya dipantau dengan pilse oxymetrig.Perhatikan jalan nafas, pernafasan, dan jantung. Bila tidak ada gangguan kardiovaskular, penghangatan aktif vaskular dapat diterapkan (radiasi panas, selimut hangat, dan objek yang dipanaskan) dengan cairan hangat IV dan oksigen yang dihangatkan.

2.Secondary survey sengatan listrikMenurutLong, Barbara C, 1996.Penatalaksanaan awal sebelum penderita ditangani adalah tentunya memutuskan sumber arus listriknya .Bisa dengan mematikan peralatan yang menjadi sumber setruman atau langsung dari stop kontak.Menurut Aru W, dkk. 2009a.Airway, breathingdan sirkulasi harus diperbaiki, mobilisasi spinal harus diperhatikan karena potensial terjadi trauma spinal.b.Pemberian O2 tekanan tinggi dengan masker.c.Monitor jantung, pulse oksimetri, pemantauan tekanan darah non invasive.d.Fibrilisasi ventrikel, asistolik atau takikardi ventricular dapat diterapkan dengan protocol standar ACLS. Disritmia sering timbul tapi tidak membutuhkan tindakan langsung.e.Cairankristoloidivdengan bolus inisial 20-40 ml/kg setela hsatu jam pertama. Perbaikan cairan tergantung pada luasnya luka bakar pasien. Untuk mengukur output urine digunakan kateter Foley pada kasus berat.f.Jika terjadi rabdomiolisis, lebih banyak dibutuhkan cairan untuk mencegah gagal ginjal.g.Profilaksis tetanus sebaiknya diberikan.h.Antibiotic profilaksis tidak penting sekali, kecuali bila ditemukan luka terbakaryang besar.i.Kejang diobati dengan terapi standar.j.Fraktur dan luksasi setepat mungkin dikurangik.Luka bakar pada kulit dapat diobati dengansilver sulfadiazinesesudah dibersihkan.l.Konsultasi dengan dokter bedah umum bila terjadi luka jaringan yang dalam dan luas. Pasien di atas membutuhkan eksplorasi luka bakar, debridemen, fasiotomi, dan perawatan cukup lama. Anak-anak dengan luka local dapat dievaluasi dengan spesialis ENT atau bedah plastic. Wanita hamil yang mengalami sengatan listrik membutuhkan konsultasikan dungan untuk penanganan dan monitor janin. Pasien dengan sengatan listrik yang berat dapat diisolasi di unit luka bakar atau pusat trauma.m.Anak-anak yang mengalami luka local yang terlokalisir atau luka pada tangan dapat dipulangkan. Orang tuanya harus diberi instruksi untuk mengontrol pendarahan arteri labialis yang dapat timbul kemudian.n.Pasien yang mengalami sengatan listrik 110-220V tanpa gejala/luka. EKG normal dan pemeriksaan fisik normal dapat dipulangkan.DIAGNOSA KEPERAWATANMarilynn E. Doenges dalam Nursing care plans, Guidelines for planning and documenting patient care mengemukakan beberapadiagnosa keperawatan sebagai berikut :aResiko tinggi bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obtruksi trakeabronkial;edema mukosa dan hilangnya kerja silia.Sengatanlistrik telah mennyebar padadaerah leher; kompresi jalan nafas thorak dan dada atau keterdatasan pengembangan dada.b.Resiko tinggi kekurangan volume cairanberhubungan dengankehilangan cairan melalui rute abnormal.Peningkatan kebutuhan: status hypermetabolik, ketidak cukupan pemasukan.c. Resiko kerusakan pertukaran gasberhubungan dengancedera inhalasi asap atau sindrom kompartemen torakal sekunder terhadap luka bakar sirkumfisial dari dada atau leher.d.Nyeriberhubungan dengankerusakan kulit/jaringan; pembentukan edema.

Luka bakar arus listrik :Terlebih dahulu arus listrik harus diputus karena penderita mengandung muatan listrik selama masih terhubung dengan sumber arus. Kemudian kalau perlu, dilakukan resusitasi jantung paru. Cairan parenteral harus diberikan dan umumnya diperlukan cairan yang lebih banyak dari yang diperkirakan karena kerusakan sering jauh lebih luas. Kadang luka bakar di kulit luar tampak ringan, tetapi kerusakan jaringan ternyata lebih dalam. Kalau banyak terjadi kerusakan otot, urin akan berwarna gelap karena mengandung banyak mioglobin dan resusitasi pasien ini mengharuskan pengeluaran urin 75-100ml per jam. Selain itu, urin harus dirubah menjadi basa dengan natrium bikarbonat intravena, yang menghalangi pengendapan mioglobulin. Bila urin tidak segera bening atau pengeluaran urin tetap rendah, walaupun sudah diberikan sejumlah besar cairan, maka harus diberikan diuretik yang kuat bersama manitol. Pada penderita cedera otot yang masif, dosis manitol (12,5 gram per dosis) mungkin diperlukan selama 12-24 jam. Pasien yang gagal berespon terhadap dosis diatas mungkin membutuhkan amputasi anggota gerak gawat darurat atau pembersihan jaringan nonviabel. Otot jantung, juga rentan trauma arus listrik. Elektrokardiogram (EKG) harus dilakukan untuk mengetahui adanya kerusakan jantung dan pemantauan jantung yang terus menerus dilakukan untuk mendiagnosis dan merawat aritmia. Kerusakan neurologi juga sering terjadi, terutama pada medulla spinalis, tetapi sulit dilihat, kecuali bila dilakukan tes elektrofisiologi. Pengamatan cermat atas abdomen perlu dilakukan pada tahap segera setelah cedera karena arus yang melewati kavitas peritonealis dapat menyebabkan kerusakan saluran pencernaan.