Manggis NewE

23
PENDAHULUAN Latar Belakang Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan salah satu tanaman buah asli Indonesia yang mempunyai potensi ekspor sangat besar. Tanaman ini mendapat julukan ratunya buah (queen of fruit) karena keistimewaan dan kelezatannya. Julukan lain untuk buah manggis adalah nectar of ambrosia, golden apple of hesperides , dan finest in the world. Bahkan ada yang menyebutnya sebagai buah kejujuran, lambang kebaikan dan mendatangkan keberuntungan, sehingga di beberapa negara dijadikan sebagai buah utama untuk sesaji (Reza, 2000). Di Indonesia, potensi peluang dan pengembangan tanaman manggis cukup tinggi untuk memenuhi konsumsi dalam negeri maupun ekspor. Pada tahun 2008 negara tujuan ekspor manggis utama adalah Cina, Taiwan, Hongkong, Timur Tengah (Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait, Bahrain dan Qatar), daerah Asia lainnya dan Eropa (Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian, 2010), seperti Belanda, Perancis, Jerman, Italia dan Spanyol (Sarwono,1996). Australian Government (2012) menyatakan, pada tahun 2010 produksi manggis Indonesia mencapai 184.500 ton dengan area produksi utama propinsi Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera Utara dan propinsi di sepanjang pulau Sumatera. Dari hasil produksi tersebut hanya 2.450 ton yang diekspor dengan tujuan Cina, Timur Tengah dan Eropa. Kecilnya jumlah buah manggis yang diekspor ini disebabkan sebagian besar buah yang dihasilkan bermutu rendah dan 1

description

WE

Transcript of Manggis NewE

Page 1: Manggis NewE

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan salah satu tanaman buah asli

Indonesia yang mempunyai potensi ekspor sangat besar. Tanaman ini mendapat julukan

ratunya buah (queen of fruit) karena keistimewaan dan kelezatannya. Julukan lain untuk buah

manggis adalah nectar of ambrosia, golden apple of hesperides, dan finest in the world.

Bahkan ada yang menyebutnya sebagai buah kejujuran, lambang kebaikan dan mendatangkan

keberuntungan, sehingga di beberapa negara dijadikan sebagai buah utama untuk sesaji

(Reza, 2000).

Di Indonesia, potensi peluang dan pengembangan tanaman manggis cukup tinggi

untuk memenuhi konsumsi dalam negeri maupun ekspor. Pada tahun 2008 negara tujuan

ekspor manggis utama adalah Cina, Taiwan, Hongkong, Timur Tengah (Arab Saudi, Uni

Emirat Arab, Kuwait, Bahrain dan Qatar), daerah Asia lainnya dan Eropa (Balai Besar

Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian, 2010), seperti Belanda, Perancis,

Jerman, Italia dan Spanyol (Sarwono,1996). Australian Government (2012) menyatakan,

pada tahun 2010 produksi manggis Indonesia mencapai 184.500 ton dengan area produksi

utama propinsi Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera Utara dan propinsi di sepanjang pulau

Sumatera. Dari hasil produksi tersebut hanya 2.450 ton yang diekspor dengan tujuan Cina,

Timur Tengah dan Eropa. Kecilnya jumlah buah manggis yang diekspor ini disebabkan

sebagian besar buah yang dihasilkan bermutu rendah dan beragam. Peluang ekspor buah

manggis segar masih terbuka karena pasar buah-buahan termasuk manggis belum dibatasi

oleh kuota. Bahkan permintaan pasar dunia akan manggis belum terpenuhi (Fitriawan, 2008).

Dalam sistem perdagangan internasional komoditas pertanian yang dilaksanakan saat

ini, WTO memberlakukan ketentuan-ketentuan non-tarif yang dituangkan dalam bentuk

Sanitary and Phytosanitary (SPS) Agreement. Negara-negara anggota WTO termasuk

Indonesia, harus melaksanakan ketentuan dalam “agreement” tersebut dalam kegiatan

ekspor dan impor komoditas pertanian. Semua ketentuan ini diberlakukan dalam kerangka

implementasi International Plant Protection Convention (IPPC). Implementasi SPS

Agreement dalam bentuk International Standard for Phytosanitary Measures (ISPM). Dalam

ISPM ditentukan bahwa negara pengimpor dapat melakukan analisa resiko masuk dan

berkembangnya berbagai penyakit dan patogen lainnya yang mungkin terbawa oleh

1

Page 2: Manggis NewE

komoditas yang diimpor. Informasi tentang penyakit dan berbagai patogen tetersebut tersedia

dalam bentuk “Disease List” yang disertai informasi tentang biologi, ekologi dan potensi

yang merusak. Untuk memperlancar pelaksanaan ekspor komoditas pertanian khususnya

manggis, kelengkapan dokumen ekspor berupa daftar penyakit tersebut harus disediakan

(Fitriawan, 2008).

Tujuan

Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui berbagai penyakit mayor dan minor pada

tanaman manggis.

Hasil yang diharapkan

Dengan adanya pengamatan lapang ini diharapkan dapat mengetahui biologi, ekologi,

serta pengendalian dari berbagai penyakit mayor dan minor pada tanaman manggis.

2

Page 3: Manggis NewE

BAHAN DAN METODE

Lokasi dan Waktu Pelaksaan Surveilans

Surveilans pelaksanaan List of Plant Disease pada tanaman manggis ini dilakukan di

Kabupaten Bogor, yaitu Kampung Cengal, Desa Karacak, Kabupaten Leuwiliang pada bulan

Februari - Maret 2013. Surveilans dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pada tanggal 26

Februari 2013 dan pada tanggal 9 Maret 2013.

Gambar 1. Lokasi Kebun binaan daerah Leuwiliang

Penentuan Contoh Tanaman

Areal pertanaman manggis yang dijadikan surveilans adalah pertanaman manggis

milik anggota kelompok tani yang bernama Bapak Arya dengan total luasan pertanaman 0,75

hektar dan kurang lebih terdapat 300 pohon manggis. Untuk penentuan tanaman contoh kami

mengambil 30 tanaman contoh secara acak dikarenakan lahan pertanaman yang berundak dan

jarak tanamnya berbeda-beda antar tanaman. Dari ke tiga puluh tanaman contoh tersebut

diamati berbagai tanaman yang terkena penyakit (mayor) untuk dihitung intensitas

penyakitnya.

3

Page 4: Manggis NewE

Metode Surveilans

Metode yang dilakukan dalam surveilans ada dua, yaitu metode observasi dan metode

kepustakaan. Metode observasi adalah mengamati   secara  langsung  keadaan responden. 

Data yang diperoleh dicatat dalam bentuk catatan kemudian di sadur dalam laporan.

Sedangkan metode kepustakaan dilakukan dengan mencari literatur yang berkaitan dengan

List of Plant Disease pada tanaman manggis.

4

Page 5: Manggis NewE

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sejarah dan Asal Usul Komoditas Tanaman Manggis

Manggis (mangosteen) dengan nama latin Garcinia mangostana ini berasal dari Asia

Tenggara. Pohon manggis hanya bisa tumbuh di hutan dan dataran tinggi tertentu yang

beriklim tropis seperti di Indonesia, Filipina, Malaysia, Vietnam, Myanmar dan Thailand

serta di Hawai dan Australia Utara. Manggis juga dikenal sebagai tanaman budidaya dan

merupakan salah satu tanaman buah tropika yang pertumbuhannya paling lambat, tetapi

umurnya juga paling panjang. Membutuhkan 10-15 tahun untuk mulai berbuah dan tingginya

mencapai 10-25 meter (Direktorat Perlindungan Hortikultura, 2003 ).

Buah manggis merupakan salah satu komoditi ekspor yang diminati oleh pasar

Internasional, sehingga permintaan manggis setiap tahunnya terus meningkat (Sunarjono

1998). Hal ini ditunjukkan dengan permintaan yang masih relatif besar dari pada penawaran

yang berlaku untuk pasar di dalam negeri maupun pasar ekspor, yang juga tercermin dari

harga buah manggis yang jauh lebih tinggi apabila dibanding dengan harga buah-buahan

lainnya (Wirantaprawira, 2003).

Sejarah Budidaya Komoditas Manggis di Indonesia

Manggis merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari hutan tropis yang

teduh di kawasan Asia Tenggara, yaitu hutan belantara Malayasia atau Indonesia. Dari Asia

Tengara, tanaman ini menyebar ke daerah Amerika Tengah dan daerah tropis lainnya seperti

Srilangka, Malagasi, Karibia, Hawai dan Australia Utara. Di Indonesia manggis disebut

dengan berbagai macam nama lokal seperti Manggu (Jawa Barat), Manggus (Lampung),

Manggusto (Sulawesi Utara), Manggista (Sumatra Barat). Manggis merupakan salah satu

komoditas buah eksotik primadona ekspor yang sangat potensial untuk dikembangkan.

Manggis dijuluki Queen of the Trofical Fruit, karena memiliki cita rasa yang khas dengan

keterpaduan antara warna dan kenikmatan rasa manis, asam dan sepat yang jarang dimiliki

oleh buah buahan tropis lainnya (Biro Pusat Statistik, 2005).

5

Page 6: Manggis NewE

Gambar 2. Peta Penyebaran Manggis di Indonesia (Biro Pusat Statistik, 2005)

Pembangunan pertanian ditujukan untuk meningkatkan mutu dan hasil pertanian yang

pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan petani. Untuk tercapainya tujuan tersebut

perlu adanya imbalan atau balas jasa yang layak kepada petani atas usaha memproduksi hasil

hasil pertanian.Proses pembangunan tidak terlepas dari geliat perekonomian yang ada disuatu

Negara, sehingga tolak ukur perkembangan pembangunan keadaan suatu Negara dilihat dari

perkembangan ekonominya (Diennazola, 2013).

Pemasaran dapat diartikan sebagai proses penyaluran barang atau jasa dari titik

produksi sampai ketitik konsumsi, bahkan ada yang menyebutkan sebagai upaya penjualan.

Konsep paling mendasar dari pemasaran adalah adanya kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi

oleh diri sendiri, yang akhirnya ada upaya untuk mencari pemuas kebutuhan tersebut dan

produsen menyediakannya sehingga terjadi kegiatan pemasaran (Investor Daily Indonesia,

2012).

Penyakit Pada Komoditas Manggis

Pengelola komoditas tanaman manggis (Pak Arya), sebenarnya tidak terlalu

mengeluhkan permasalahan mengenai berbagai penyakit tanaman pada manggis ini. Tanaman

manggis yang ia kelola sekarang adalah milik orang tua mereka. Sehingga, tak ayal jika

kondisi kebun yang ada bukan merupakan monokultur manggis , tetapi bercampur dengan

berbagai jenis tanaman lain seperti kakao, rambutan dan lain-lain. Berdasarkan hasil

surveilans tanaman manggis yang dilaksanakan di Kampung Cengal, Desa Karacak,

Kabupaten Leuwiliang diperoleh daftar penyakit mayor dan minor pada tanaman manggis.

Penyakit yang umum (Mayor) diantaranya adalah bercak daun yang disebabkan oleh

Pestalotia sp. , penyakit getah kuning yang terdapat pada buah yang disebabkan oleh

6

Page 7: Manggis NewE

cendawan Fusarium oxysforum, jamur upas yang disebabkan oleh Upasia salmonicolor, dan

busuk buah yang disebabkan Botryodiplodia theobromae. Sedangkan penyakit minor yang

ditemukan adalah mati ujung yang disebabkan oleh Diplodia sp. , kanker batang yang

disebabkan oleh cendawan Botryosphaeria ribis, dan penyakit hawar benang yang

disebabkan oleh cendawan Marasmius scandens.

Bercak daun. Gejala penyakit yang umum adalah adanya bercak tidak beraturan

pada daun. Warna bercak berbeda-beda tergantung dari jenis patogennya. Gejala serangan

Helminthosporium sp. berupa bercak berwarna coklat pada daun, Gloeosporium garciniae

menimbulkan bercak berwarna hitam pada sisi atas daun, sedangkan Pestalotia

(Pestalotiopsis)  sp. adalah bercak dengan warna kelabu pada bagian tengahnya. Pada

pengamatan di desa caracak, kami banyak menemukan bercak daun yang berwarna coklat

yang disebabkan oleh Helminthosporium sp. (Juaidi dan Hadisurisno, 2003)

Getah Kuning. Banyak pendapat yang muncul tentang apa penyebab dari penyakit

getah kuning ini. Hadisutrisno dalam Peni (1996) menduga getah kuning manggis ini

disebabkan oleh infeksi cendawan Fusarium sp dan Botrydiplodia sp, namun belum dapat

dipastikan apakah pathogen tersebut merupakan pathogen primer penyebab getah kuning atau

hanya sebagai pathogen sekunder. Sunarjono (1998) menyatakan bahwa getah kuning timbul

akibat tusukan Helopeltis antonii yang mengeluarkan toksin sehingga daging buah atau bekas

tusukan menjadi kuning. Reza dkk. (2000) menyatakan bahwa penyakit ini disebabkan oleh

aspek fisiologis, misalnya benturan oleh angin, luka bekas gigitan serangga dan luka saat

pemanenan. Kurniadhi (2004) mengemukakan bahwa ada beberapa pendapat sehubungan

dengan penyakit getah kuning pada buah manggis. Ada yang menduga penyakit getah

kuning merupakan penyakit fisiologis, hal ini terjadi karena pecahnya sel-sel kulit buah yang

disebabkan oleh perubahan potensial air. Akibatnya, keluar getah bewarna kuning menempel

pada daging buah. Pendapat lain menyatakan bahwa penyakit getah kuning ini disebabkan

terjadinya benturan antara buah yang satu dengan buah yang lain, sewaktu masih dipohon

maupun ketika dilakukan pemanenan. Benturan itu menimbulkan luka pada kulit bagian

dalam disusul keluarnya cairan getah bewarna kuning. Menurut Heyne (1998) menyatakan

bahwa keluarnya getah kuning disebabkan oleh pengairan yang berlebihan setelah

kekeringan. Melalui uji postulat Koch pada buah manggis yang mengeluarkan getah kuning

di Laboratorium Hama dan Penyakit Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika. Hasil isolasi

pada media PDA dari berbagai bagian buah yang bergetah kuning didapatkan 5 jenis

cendawan dengan bentuk dan warna koloni yang berbeda. Semua cendawan yang diuji tidak

7

Page 8: Manggis NewE

selalu menyebabkan terjadinya getah kuning pada buah, baik pada kulit maupun daging buah.

Hal ini dapat dibandingkan dengan buah yang tidak diperlakukan (kontrol). Pada kontrol juga

ditemukan adanya getah kuning pada kulit dan daging buah. Perlakuan Postulat Koch dengan

cara tusukan dan penempelan isolat juga tidak membuktikan bahwa cendawan yang diisolasi

dari buah yang bergetah kuning adalah penyebab munculnya getah kuning. Walaupun pada

kulit buah bekas tusukan ditemukan getah kuning namun daging buahnya tidak bergetah

kuning.

Gejala getah kuning pada manggis berasosiasi dengan bakteri yang berasal dari

golongan gram positif dari genus Corynebacterium (Corynebacterium sp1, Corynebacterium

sp2, Corynebacterium sp3). Bakteri ini diduga sebagai pathogen penyebab penyakit getah

kuning pada manggis (Nurcahyani, 2005). Corynebacterium merupakan bakteri pathogen

tanaman, dalam media komplek biasanya berbentuk tidak beraturan pada fase eksponensial.

Bakteri ini menyebabkan penyakit dengan gejala puru, getah (berlendir) dan layu. Umumnya

bakteri ini berasosiasi hanya dengan satu genus tanaman inang. Ukuran koloni

Corynebacterium berkisar dari kecil (0,1-3 mm) sampai besar (5-8 mm). Morfologi

koloninya bulat, cembung (convex), tidak beraturan dan fludial. Pada media yang kaya nutrisi

biasanya akan terbentuk pigmen yang bewarna kuning atau orange, namun beberapa spesies

memang tidak membentuk pigmen (Schaad dkk., 2001).

Getah kuning yang mengotori aril diduga karena rusaknya sel-sel epithelum penyusun

saluran getah di endocarp yang terjadi secara skizogen. Sehingga dinding sel tidak memiliki

lamela tengah dan diikuti dengan tekanan mekanik yaitu desakan petumbuhan aril dan biji ke

arah luar selama fase pembesaran buah dan tekanan osmotik serta rendahnya kandungan Ca

dan pH tanah. Hal ini kemungkinkan disebabkan oleh tekanan turgor sel, serangga, cendawan

atau bakteri. Getah kuning yang dikoleksi dari kulit batang, kulit luar buah, pericarp buah

muda, aril buah muda dan dewasa menunjukkan hasil positif terhadap senyawa triterpenoid,

flavonoid dan tanin, akan tetapi menunjukkan uji negatif terhadap senyawa alkaloid, saponin

dan steroid, kecuali getah kuning pada aril muda menunjukkan uji positif terhadap senyawa

steroid (Dorly, 2009).

Jamur upas. Penyakit ini lebih banyak terjadi pada musim hujan. Cabang atau

ranting mati akibat jaringan kulit yang mengering sehingga sering disebut penyakit mati

cabang atau ranting. Pada awalnya cabang atau ranting yang terinfeksi berwarna mengkilat

seperti perak, kemudian berubah warna menjadi merah jambu (seperti kerak). Kerak tersebut

8

Page 9: Manggis NewE

merupakan massa miselium cendawan yang kemudian menyerang masuk ke dalam jaringan

kulit. Pada saat itu jamur telah masuk ke dalam jaringan kulit dan menyebabkan matinya

cabang. Penyakit-penyakit lain pada tanaman manggis ini diantaranya adalah mati ujung yang

disebabkan oleh Diplodia sp. , kanker batang yang disebabkan oleh cendawan

Botryosphaeria ribis, dan penyakit hawar benang yang disebabkan oleh cendawan

Marasmius scandens.( Direktorat Perlindungan Hortikultura, 2012)

Gambar 3. Gejala Penyakit pada tanaman Manggis(Dari Kiri atas ke kanan bawah) Hawar Benang, Bercak Coklat, Jamur Upas,

Getah Kuning, Bercak Coklat, Busuk Buah

Busuk Buah. Gejala di lapangan dimulai dengan adanya kerak atau burik pada buah

muda, burik berwarna coklat, pecah-pecah dan sedikit mengeluarkan getah berwarna kuning.

Burik biasanya mulai dari ujung buah, kemudian menjalar ke arah sepal atau sebaliknya.

9

Page 10: Manggis NewE

Burik dapat juga pada sisi buah (Gambar di atas). Kulit buah berwarna kehitam-hitaman dan

mengkilap; selanjutnya warna berubah menjadi hitam suram. Perubahan warna kulit diawali

di bagian dekat tangkai buah (pangkal buah), kemudian dengan cepat meluas ke seluruh

bagian buah. Penampakan buah tidak menarik (burik) dan buah menjadi keras. Setelah dibuka

daging buah berair, busuk dan lekat dengan kulit buah (Gambar di samping bawah). Penyakit

ini juga terjadi pada buah di penyimpanan. Penyebab penyakit busuk buah ini adalah

cendawan Botryodiplodia theobromae Penz.  (Diplodia mangostanae Henn et Nyman),

cendawan Colletotrichum gloeosporioides Pat atau Glomerella cingulata (Stonem).

(Semanggun, 2007).

Hawar Benang. Gejala di lapangan dimulai pada permukaan cabang atau ranting

terdapat benang-benang putih. Benang-benang putih tersebut hidup sebagai saprofit

fakultatif, yakni dapat hidup sebagai saprofit dan hidup sebagai parasit. Cendawan berupa

benang-benang putih, kemudian  meluas hingga di bawah permukaan bawah daun dan

menutupi seluruh permukaan daun, sehingga lambat laun daun yang terserang akan mati.

Penyakit ini juga sering disebut thread blight (Semanggun, 2007).

Pada praktikum ini , kami mengamati Intensitas Penyakit yang ada dilapangan. Kami

mengamati daun manggis yang terkena penyakit bercak daun , jamur upas, dan getah kuning

dari keparahan yang rendah hingga yang tinggi.Insidensi penyakit (desease insidence atau

frequency) atau sering disebut juga sebagai “Kejadian Penyakit” merupakan proporsi

individual inang atau organ yang terserang penyakit, tanpa mempedulikan seberapa berat

penyakitnya. Dalam persentase. Contoh tanaman yang terinfeksi (n) dan tanaman yang

diamati (N). Rumus sebagai berikut :

Insedensi Penyakit = n X 100%

N

Severitas penyakit (Desease Severity) atau disebut keparahan penyakit yang

merupakan proporsi permukaan inang yang terinfeksi terhadap total permukaan inang yang

diamati. Pengamatan keparahan penyakit dapat ditentukan dengan dua cara in situ dan

pengamatan organ secara destruktif. Insitu merupakan pengamatan penyakit yang dapat

diperkirakan secara visual langsung dari unit contoh (misalkan daun). Skor pada setiap

kategori serangan (v), dan skor untuk serangan terberat (V). Rumus yang digunakan :

Severitas Penyakit = Σn x v x 100%

N x V

10

Page 11: Manggis NewE

Bedasarkan hasil surveilans tanaman manggis yang dilaksanakan di Kampung Cengal,

Desa Karacak, Kabupaten Leuwiliang diperoleh bahwa kejadian penyakit yang terjadi pada

penyakit bercak coklat, jamur upas, dan getah kuning adalah 93,33 %, 63,33 %, dan 83,33 %.

Hasil ini di dapat dengan cara menghitung keparahan penyakit dengan formula diatas.

Severitas penyakit yang kami dapatkan pada penyakit bercak coklat, jamur upas, dan getah

kuning adalah 41,67%, 25%, dan 37,78%. Jadi dapat kami simpulkan kejadian penyakit yang

paling tinggi terdapat pada penyakit bercak coklat sedangkan severitas penyakit yang paling

tinggi terdapat pada penyakit bercak coklat juga.

Tabel 1. Skor Skala Kerusakan Penyakit

11

Skor Skala Kerusakan 0 Luas gejala 0% (tidak ada gejala) 1 Luas gejala (1 – 5)% 2 Luas gejala (6 – 10)% 3 Luas gejala (11 – 25)% 4 Luas gejala (26 – 40)% 5 Luas gejala (41 – 65)% 6 Luas gejala (66 – 100)%

Page 12: Manggis NewE

Tanaman

Contoh Ke-

 

Bercak Daun Jamur Upas Getah

Kuning

Keparahan Penyakit (%)

Skor Keparahan Penyakit (%)

Skor Keparahan Penyakit (%)

Skor

1 12  3 1  1 10 2

12

Page 13: Manggis NewE

23

1553

 3 5

2325

 3 3

1326    4

4 10  2 36  4 15 3  5 5  1 6  2 37 46 8  2 14  3 21 3 37 35  4 23  3 10 2  8 22  3 39  4 15 3  9 3  1 0  0 60 5  10 2  1 0  0 10 2  11 1  1 0  0 30 4  12 5  1 10  2 5 1  13 1  1 10 2  5 1  14 8  2 10  2 0 0  15 39  4 10  2 0 0  16 15  3 3  1 5 1  17 10  2 4  1 5 1  18 15  3 3 1  0 0  19 20  3 1  1 0 0  20 30  4 0  0 45 5  21 10  2 0  0 0 0  22 10  2 0  0 0 0  23 30  4 5  1 0 0  24 10  2 60  6 15 3  25 0  0 0  0 60 5  26 0  0 0  0 30 4  27 5  1 0  0 45 5  28 7  2 0  0 23 3  29 12  3 0  0 10 2  30 15  3 17  3 5 2  

Tabel 2. Skoring Pengamatan Penyakit pada Tiga Puluh Tanaman Contoh

13

Page 14: Manggis NewE

¿ nvNV

x 100 %

¿

75180

x 100 %

¿41,67%

Tabel 3. Keparahan Penyakit Bercak Daun

¿ nvNV

x 100 %

¿ 45

180 x 100 %

¿25

%

Tabel 4. Keparahan Penyakit Jamur Upas

¿ nv

NV x 100 %

14

Skor Ʃn Ʃn x v N x V0 2 0 1801 7 72 5 103 7 214 8 325 1 56 0 0

Skor Ʃn Ʃn x v N x V0 11 0 1801 6 62 5 103 5 154 2 85 0 06 1 6

Skor Ʃn Ʃn x v N x V0 7 0 1801 4 42 5 103 6 184 4 165 4 206 0 0

Page 15: Manggis NewE

¿ 68

180 x 100 %

¿37,78%

Tabel 5. Keparahan Penyakit Getah Kuning

a. Kejadian Penyakit Bercak Daun := nN

x 100 %

= 2830

x 100 %

= 93,33 %

b. Kejadian Penyakit Jamur Upas

¿ nN

x 100 %

= 1930

x 100 %

= 63,33 %

c. Kejadian Penyakit Getah Kuning

¿ nN

x 100 %

= 2530

x 100 %

= 83,33 %

Kerugian Akibat Penyakit

Kerugian yang diakibatkan oleh patogen cukup mengurangi peluang kuota ekspor

manggis ke luar negeri. Pada tahun 2011, produksi manggis nasional mencapai 117.600 ton

dengan jumlah ekspor manggis mencapai 12.600 ton dengan nilai 9,9 juta dollar AS (Rp 94

miliar, dengan pangsa pasar utama adalah Hong Kong., Cina, Singapura, Malaysia dan Timur

Tengah (Berita Pertanian Online, 2013).

15

Page 16: Manggis NewE

Tabel 6. Volume Impor Komoditas Hortikultura Indonesia, 2009 – 2012

Tabel 7. Nilai Impor Komoditas Hortikultura Indonesia, 2009 – 2012

Budidaya dan Praktek Pengendalian Di Lapangan

Budidaya tanaman manggis membutuhkan media tanam tanah yang cocok

agar hama dan penyakit bisa ditekan seminimal mungkin. Produksi manggis saat ini

masih potensial untuk ditingkatkan bila memperoleh penanganan yang tepat. Media

tanam tanah yang paling baik untuk budidaya manggis adalah tanah yang subur,

gembur, mengandung bahan organik. Derajat keasaman tanah (pH tanah) ideal untuk

budidaya manggis adalah 5–7. Untuk pertumbuhan tanaman manggis memerlukan

daerah dengan drainase baik dan tidak tergenang serta air tanah berada pada

kedalaman 50–200 m (Rakhmat, 1995).

Nama

Penyakit

Pengendaliannya

Jamur Upas Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara memangkas tanaman pelindung atau bagian tanaman yang sudah mati agar tingkat kelembaban kebun berkurang. Gergaji cabang sepanjang 30 cm di bawah bagian kulit yang sudah membusuk, lalu bakar cabang tersebut. Olesi cabang yang terserang dengan bubur Bordeaux, carbolineum plantarum, atau fungisida berbahan aktif tridemorf.

Getah Kuning Pencegahan dapat dilakukan dengan cara memangkas cabang dan ranting yang mati atau kering, mengatur pengairan serta memperbaiki drainase

16

Page 17: Manggis NewE

kebun. Hindari terjadinya luka akibat benturan pada buah, agar buah tetap mulus dan sehat. Secara umum cara pengendalian penyakit dapat dilakukan dengan menjaga lingkungan tumbuh tanaman agar tidak terlalu lembab serta melakukan sanitasi atau menjaga kebersihan kebun. Pengendalian juga dapat dilakukan dengan menggunakan bahan kimia fungisida. Gunakan masker apabila sedang melakukan penyemprotan tanaman dengan bahan kimia.

Bercak Daun Cara kultur teknis: 1) Pengurangan tingkat kelembapan kebun dengan mengurangi/memangkas tanaman pelindung dan bagian tanaman manggis yang sudah mati; 2) Sanitasi kebun, dengan membersihkan rerumputan/ gulma, daun dan ranting di areal pertanaman manggis yang dapat menjadi tempat sumber inokulum.. Cara mekanis :Pemangkasan daun sakit kemudian membakarnya. Cara kimiawi : Penyemprotan dengan fungisida yang efektif, terdaftar dan diizinkan Menteri Pertanian.

Buah Busuk Cara pencegahannya dengan memusnahkan buah-buah yang sakit dengan cara membakar. Usahakan agar buah tidak luka atau memar akibat benturan, karena buah yang memar sangat peka terhadap patogen ini.

Hawar Benang Cara pengendaliannya dengan membersihkan dan membakar sisa-sisa tanaman, baik daun maupun ranting. Semprotkan fungisida seperti Corbox atau Cupravit dengan dosis sesuai anjuran yang tertera pada kemasan.

KESIMPULAN

Keragaman patogen yang ditemukan pada komoditas manggis di Kabupaten Bogor ,

Kampung Cengal, Desa Karacak, Kabupaten Leuwiliang terdapat pada daun, buah, dan

batang. Penyakit yang dominan muncul pada komoditas ini adalah getah kuning dan masih

belum diketahui patogen penyebabnya. Perlu diperhatikan budidaya manggis untuk

mendapatkan buah yang berkualitas tinggi sehingga memenuhi kriteria eksport juga

dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai penyebab penyakit pada komoditas manggis.

17

Page 18: Manggis NewE

18

Page 19: Manggis NewE

19