Manga Sebagai Diplomasi Luar Negeri Jepang

16
TUGAS KELOMPOK POLITIK LUAR NEGERI JEPANG Manga Sebagai Diplomasi Luar Negeri Jepang Disusun Oleh: Almando Batangtaris Azi Mubarok Dane Charissa Karimah Sungkar Maghfirah Sandi Pratama Putri Ivan Bawazir Rizky Afriza Fitriani

Transcript of Manga Sebagai Diplomasi Luar Negeri Jepang

Page 1: Manga Sebagai Diplomasi Luar Negeri Jepang

TUGAS KELOMPOK

POLITIK LUAR NEGERI JEPANG

Manga Sebagai Diplomasi Luar Negeri Jepang

Disusun Oleh:

Almando Batangtaris

Azi Mubarok

Dane Charissa

Karimah Sungkar

Maghfirah Sandi Pratama Putri

Ivan Bawazir

Rizky Afriza Fitriani

Ilmu Hubungan Internasional

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Al Azhar Indonesia

Page 2: Manga Sebagai Diplomasi Luar Negeri Jepang

A. Sejarah Manga Sebagai Diplomasi Luar Negeri Jepang

Tradisi seni naratif atau seni bercerita disertai dengan gambar-gambar yang berfungsi

untuk merepresentasikan tokoh, kejadian, serta mempertegas alur cerita, telah sejak lama

menjadi salah satu bagian dari kebudayaan Jepang yang saat ini banyak dikenal oleh masyarakat

internasional. Namun demikian, pada masa perkembangan awalnya seni ini belumlah dikenal

dengan sebutan ‘manga’ seperti sekarang.

Tradisi masyarakat Jepang menambahkan gambar-gambar karakter tertentu sebagai

penunjang cerita yang menjadi latar belakang dari perkembangan manga moderen saat ini

diperkirakan berawal pada abad ke 11/12 Masehi. Hal ini diawali ketika para biksu Budha di

Jepang mulai menirukan lukisan-lukisan China, menggambarkan cerita-cerita legenda,

peperangan, cerita-cerita keagamanan dan kehidupan sehari-hari ke dalam gambar yang

dilukiskan di atas gulungan-gulungan kertas.1 Beberapa gulungan kertas tersebut memiliki

ukuran panjang yang mencapai 20 kaki (6 meter). Mayoritas dari cerita yang diangkat ke dalam

gambar pada gulungan-gulungan tersebut merupakan gambar-gambar yang serius, tetapi

beberapa di antaranya ada pula yang ber-genre komedi.2

Salah satu karya seni pre-manga yang terkenal pada masa perkembangan awalnya,

berasal dari sentuhan tangan Toba Sojo (1053-1140).3 Toba Sojo merupakan biksu sekaligus

seniman awal manga yang terkenal dengan karya-karya satir yang menggambarkan kehidupan

sehari-hari para biksu Jepang dengan gaya humor. Karya paling terkenal dari Toba Sojo

menggambarkan biksu-biksu Budha ke dalam karakter binatang seperti monyet dan kelinci yang

pada kesehariannya seringkali melakukan hal-hal konyol seperti mengadakan pertandingan

kentut dan lain sebaginya. Pada cerita-cerita tersebut, Toba Sojo bahkan merepresentasikan

sosok Budha sendiri ke dalam karakter seekor katak.4

Pada perkembangannya kemudian, sekitar abad ke- 16, para seniman tidak lagi

melukiskan motif-motif gambar ini dimedia kertas namun berganti menggunakan media kayu

dengan teknik pahat.5 Para seniman menggunakan balok-balok kayu sebagai kanvas lukis mereka

dan memahat berbagai gambar atau karakter yang mereka inginkan sebelum akhirnya diberi

1 http://www.mangaka.co.uk, A Brief History of Manga, diakses pada 4 Juni 2011, pukul 20.00 wib.2 Ibid.3 Ibid.4 Deb Aoki, Early Origins of Japanese Comics, disadur dari http://manga.about.com , diakses pada 4 Juni 2011, pukul 20.00 wib.5 http://www.mangaka.co.uk, Loc. Cit.

Page 3: Manga Sebagai Diplomasi Luar Negeri Jepang

pewarnaan. Pada masa ini perkembangan seni bercerita melalui gambar-gambar mengalami

penyebaran yang sangat pesat di Jepang. Hal ini dikarenakan gambar-gambar dimedia balok

kayu sangatlah mudah untuk dibuat sehingga para seniman bisa menghasilkan lebih banyak

karya daripada ketika masih menggunakan gulungan kertas.

Selain memiliki beberapa bentuk, Manga pun memiliki jasa yang cukup unik ketika

perang dunia kedua, yaitu ketika Sebelum dimulainya Perang Dunia II, kondisi kekurangan

terhadap kertas membuat banyak penerbit manga di Jepang menutup toko-toko mereka dan

menyebabkan manga menjadi langka untuk dijumpai. Pada perkembangannya kemudian,

pemerintah Jepang pada masa itu mendirikan asosiasi bagi para ilustrator Jepang dan mendanai

produksi manga mereka. Namun demikian, karya manga pada masa itu mayoritas ditujukan

untuk kepentingan propaganda.6

Pada sekitar 1937, dengan masuknya Jepang kepada masa Perang Dunia II, pemerintah

Jepang mulai melakukan pembekuan dan pembredelan terhadap para seniman Jepang yang

menuangkan ide-ide mendukung partai oposisi di Jepang melawan pemerintah. Para kartunis di

Jepang pada masa ini diharuskan untuk bergabung ke dalam organisasi perdagangan manga yang

didukung oleh pemerintah, yaitu Shin Nippon Mangaka Kyokai (The New Cartoonists

Association of Japan).7 Genre cerita yang muncul pada masa ini menampilkan cerita-cerita

tentang keluarga Jepang pada masa perang, humor, dan cerita-cerita yang bertujuan untuk

mempertajam citra buruk dari musuh-musuh Jepang serta memuja keberanian dari pasukan

Jepang di medan perang.

Kemampuan manga untuk meruntuhkan hambatan bahasa dan budaya menjadi manga

sebagai media yang sempurna digunakan dalam propaganda. Ketika radio Tokyo Rose

menyalurkan siaran yang mendorong sekutu untuk menyerah dalam perang, selebaran dengan

ilustrasi-ilustrasi yang diciptakan oleh para kartunis Jepang juga digunakan untuk merongrong

moral tentara sekutu di medan perang Pasifik.8 Sebagai contoh, Ryuichi Yokoyama, pencipta

Fuku-chan (Little Fuku) dikirim oleh pemerintah ke medan perang untuk membuat komik-komik

perjuangan sebagai bentuk pengabdiannya dalam organisasi kemiliteran Jepang. Penggunaan

manga sebagai media propaganda pada masa Perang Dunia II ini merupakan awal digunakannya

6 http://www.mangaka.co.uk, Loc. Cit.7 Ibid.8 Ibid.

Page 4: Manga Sebagai Diplomasi Luar Negeri Jepang

manga sebagai salah satu media diplomasi dan penyaluran ide-ide politik dalam kancah

perpolitikan di Jepang.

Setelah berakhirnya Perang Dunia II, ketika Jepang sudah mulai menata kembali

kehidupan negaranya yang hancur akibat perang, produksi dan permintaan terhadap manga

kembali mengalami peningkatan yang pesat. Saat ini bahkan diperkirakan terdapat lebih dari

3000 seniman manga diseluruh Jepang, dengan genre cerita yang beraneka ragam.9 Pada masa

moderen saat ini manga Jepang telah berhasil menaklukkan berbagai dunia dengan ilustrasinya

yang unik dan ceritanya yang beragam. Manga tidak hanya dikenal dikalangan pembaca Jepang

dan Asia, manga juga dikenal luas oleh masyarakat Eropa dan Amerika. Manga bahkan berhasil

memangkan hati para pembaca di Amerika Serikat dengan usia yang beragam. Manga juga

memiliki peran dan pengaruh yang signifikan dalam memperkenalkan dan menyebarkan

kebudayaan serta tradisi Jepang kepada masyarakat internasional, dan mampu memberikan

image bagi diplomasi Jepang yang damai.

B. Genre Cerita Pada Manga

Tidak hanya humor, manga memiliki genre atau jenis cerita yang beraneka ragam.

Hentai, yuri, dan yaoi adalah beberapa jenis genre dalam manga yang dikenal luas oleh para

pencinta jenis bacaan yang satu ini. Hentai adalah sebuah kata dalam bahasa Jepang yang

memiliki pengertian "penampilan yang aneh" atau "abnormalitas". Namun demikian, dalam

percakapan sehari-hari hentai lebih sering diartikan sebagai "mesum" atau "porno" dan sering

digunakan di banyak negara selain Jepang untuk menyebut game, anime, atau manga yang

menampilkan adegan seksual atau pornografi. Yaoi adalah sejenis genre penerbitan yang berasal

dari Jepang dan seringkali mencakup manga, dōjinshi, anime, dan fan-art di Jepang istilah ini

tidaklah asing dalam Manga yang terbit di Jepang. Yaoi manga biasanya menampilkan cerita-

cerita yang melibatkan romantisme antara kaum pria yang menyukai sesama jenis

(homoseksual). Sedangkan yuri adalah manga yang menampilkan kisah percintaan wanita

penyuka sesama jenia (lesbian).

Selain beberapa jenis genre di atas, ada pula manga yang menampilkan cerita-cerita

lebih serius atau cerita-cerita satir tentang para politikus di Jepang. Jenis manga ini dikenal

dengan Kibyoshi.10 Aliran cerita manga yang satu ini mulai dikenal dikalangan masyarakat dan

9 http://www.dnp.co.jp, The Rise of Japanese Manga, diakses pada 4 Juni 2011, pukul 20.00 wib.10 Deb Aoki, Loc. Cit.

Page 5: Manga Sebagai Diplomasi Luar Negeri Jepang

banyak diangkat oleh para seniman manga tidak lama setelah Jepang membuka kembali dirinya

kepada dunia luar. Kisah-kisah satir tentang tokoh-tokoh politik di Jepang yang ditampilkan

dalam kibyoshi mulai berkembang sekitar abad ke- 18 karena adanya pengaruh budaya Barat

yang merasuki Jepang. Budaya keterbukaan dan kebebasan berpendapat serta berekspresi yang

diterapkan oleh masyarakat Barat membuat seniman manga Jepang, yang selama beratus-ratus

tahun terus tunduk kepada pemerintah otoriter, menjadi begitu tertarik untuk menerapkan budaya

yang sama tersebut melalui karya-karya mereka.

Tidak hanya berguna sebagai sarana hiburan dan pengisi waktu luang, lebih jauh lagi,

manga juga berperan besar dalam keberhasilan Jepang saat ini dalam menyebarluaskan dan

‘menjual’ nilai-nilai budaya mereka kepada masyarakat internasional. Perbedaan bahasa dan

budaya yang berhasil diruntuhkan oleh manga telah membuat masyarakat dunia sedikit demi

sedikit menjadi lebih dekat dan akrab dengan kebudayaan serta tradisi Jepang. Manga dan anime

(animasi audio-visual Jepang) bahkan memainkan peranan penting dalam mengubah image-

image yang selama masa perang, dan sebelumnya, melekat pada Jepang secara keseluruhan baik

sebagai bangsa maupun negara. Melalui manga dan anime, masyarakat internasional sedikit

banyak belajar tentang Jepang melalui cara yang menyenangkan, berpengaruh pula pada

banyaknya masyarakat internasional yang mulai mencintai budaya, tradisi, makanan, dan segala

hal lain ‘berbau’ Jepang.

C. Perkembangan Manga Sebagai Diplomasi Luar Negeri Jepang Saat Ini

Pada penjelasan di atas telah dijelaskan secara singkat mengenai sejarah perkembangan

awal manga mulai digunakan sebagai salah satu alat dalam diplomasi luar negeri Jepang,

terutama pada masa Perang Dunia dan masa-masa setelah berakhirnya perang. Penggunaan salah

satu unsur budaya sebagai alat dalam diplomasi yang dilakukan oleh pemerintah Jepang ini

dikenal sebagai Soft Diplomacy. Soft diplomacy merupakan bentuk diplomasi yang

mengedepankan pendekatan-pendekatan halus dan damai, tidak seperti hard diplomacy yang

lebih mengedepankan kapabilitas militer. Soft diplomacy Jepang melalui perdagangan manga

ditujukan untuk lebih memperluas pengaruh Jepang di dunia internasional tanpa harus

menggunakan jalan-jalan kekerasaan yang saat ini merupakan suatu hal yang sangat

bertentangan dengan konstitusi negara Jepang.

Page 6: Manga Sebagai Diplomasi Luar Negeri Jepang

Komik Jepang yang dikenal dengan nama manga, film-film kartun seperti doraemon,

atau animasi (populer dengan sebutan anime) seperti Pokemon menghasilkan apresiasi luar biasa

terhadap Jepang. Orang tidak alergi lagi dengan budaya Jepang, tidak ada lagi dominasi

anggapan masyarakat internasional bahwa Jepang adalah bangsa yang kejam, rakus dalam hal

ekonomi (economic animal), dan lain-lain. Bagi Jepang soft diplomacy penting karena umumnya

film-film AS mencitrakan sisi negatif Jepang melalui cerita kerakusan pengusaha Jepang

sebagaimana bisa dilihat dalam film The Rising Sun, Robocop, atau Aliens.

Di Jepang sendiri saat ini manga masih merupakan hal yang sangat populer di dalam

kebudayaannya, dan menurut warga Jepang manga adalah hal yang paling khas dan membuat

kebudayaan ini terkenal hingga berbagai dunia. Manga yang sudah dijelaskan sebelum nya, saat

ini digunakan sebagai diplomasi luar negeri Jepang. Hal tersebut terbukti, ketika banyaknya

tokoh manga maupun anime dari jepang ditunjuk sebagai duta dalam berbagai bidang. Seperti

Astro Boy yang didaulat ketika November 2007 lalu sebagai “duta keselamatan perjalanan”

adapula Doraemon yang memiliki tugas untuk mempromosi manga sebagai diplomasi luar negeri

jepang saat ini sekaligus sebagai duta budaya animasi Jepang dikancah internasional.

Hello Kitty juga menjadi salah satu ciri khas budaya Jepang yang laris manis di seluruh

dunia. Pada tahun 2004 pernak-pernik Hello Kitty sebanyak kurang lebih 50.000 produk tercatat

telah menembus pasar di lebih dari 60 negara di seluruh dunia. Maka tak heran apabila pada

tanggal 19 Mei 2008, Menteri Tanah, Infrastruktur, Perhubungan dan Pariwisata Jepang, Tetsuzo

Fuyushiba menunjuk Hello Kitty untuk mempromosikan Jepang dan mengundang banyak turis

terutama dari China dan Hong Kong. Website Hello Kitty pun akan mulai berdiri pada akhir Juni

2008 mendatang dalam bahasa Mandarin. Melalui website ini, Hello Kitty akan mempromosikan

berbagai wilayah tujuan wisata di Jepang. Penunjukan ini juga dilakukan Jepang dalam upayanya

mengkampanyekan program ‘Visit Japan Campaign’.

Penunjukan ketiga duta tersebut tidak lah sembarangan, Menteri Luar Negeri Jepang

sendiri yang menunjuk ketiganya, agar kebudayaan Jepang ini meluas dan di kenal oleh semua

kalangan di dunia. Penunjukan dilakuan oleh Menteri Luar Negeri Jepang Masahiko Komura

ketika sebuah upacara peresmian. Penunjukan tokoh manga sebagai duta ini, menurut pandangan

beberapa tokoh merupakan langkah yang revolusioner. Selain dinilai efektif dalam diplomasi

sebuah bangsa, penggunaan karakter rekaan yang akrab dengan kalangan anak itu juga sangat

mengena untuk memperkenalkan budaya.

Page 7: Manga Sebagai Diplomasi Luar Negeri Jepang

D. Diplomasi Manga Jepang-Indonesia

Indonesia telah memiliki hubungan bilateral dengan Jepang selama lima puluh tahun.

Seiring dengan hal tersebut, masyarakat Indonesia semakin mengenal dan tertarik pada Jepang

baik di bidang ilmu pengetahuan, budaya maupun gaya hidup. Salah satu aspek yang cukup

berperan dalam kesuksesan diplomasi Jepang di Indonesia adalah manga ke tengah-tengah

masyarakat saat ini.

Manga sangat mendominasi pasar komik Indonesia, sekitar 80 persen dari total komik

yang terjual adalah manga.11 Kesuksesan manga dalam memenangi hati dan pikiran masyarakat

menjadikanya mitra dalam diplomasi Jepang. Hal ini diungkapkan Taro Aso ketika menjabat

menteri luar negeri untuk menggunakan media dan budaya populer yang sangat efektif dalam

mepenetrasi masyarakat dalam diplomasi. Jepang mulai memanfaatkan manga sebagai alat

berdiplomasi ke berbagai negara. Manga hadir dan digunakan untuk mendukung multitrack

diplomacy di level masyarkat. Manga merupakan media pendukung soft power Jepang dalam

hubungan antar negara, terutama di Indonesia.

Saat ini manga telah menjadi suatu yang identik dengan Jepang. Masyarakat seketika

akan terbayang pada manga ketika berpikir tentang Jepang dan sebaliknya. Hal ini dapat dilihat

pada sosok ikonik dari Doraemon. Masyarakat Indonesia sangat mengenal Doraemon dan

mengetahui dari mana ia berasal. Oleh karena itu tokoh yang berasal dari manga yang sangat

sukses di Indonesia dijadikan ikon duta diplomasi budaya Jepang.

Manga merupakan media yang efektif dengan efek yang dahsyat untuk melihat dan men-

genal Jepang. Manga menawarkan cerita mengenai Jepang melalui visualisasi apik dan penje-

lasan sederhana yang dikemas sebagai sebuah hiburan. Manga mengambarkan cerita mengenai

Jepang mulai dari sejarah, budaya, gaya hidup, karakter masyarakat, kondisi sosial, semangat

hingga humor. Manga sebagai sebuah media hiburan terlihat sepele namun sebagai media diplo-

masi ia memiliki efek yang membius. Efek yang mengendap di hati dan pikiran masyarakat In -

donesia secara berkelanjutan. Suatu hal yang diimpikan oleh para diplomat dalam berdiplomasi.

Kehadiran manga di Indonesia semakin memperkenalkan Jepang kepada masyarakat.

Manga seperti pendukung dari suatu kesebelasan dimana kehadirannya mendukung keberhasilan

11http://www.mw.nl/bahasa-indonesia/article/manga-sebagai-alat-diplomasi?quicktabs_1=0 , Manga Sebagai Alat Diplomasi, diakses pada 5 Juni 2011.

Page 8: Manga Sebagai Diplomasi Luar Negeri Jepang

dan kepentingan nasional Jepang. Manga yang merupakan sub-kultur semakin dikenal luas dan

diminati oleh masyarakat Indonesia khususnya remaja. Jepang melalui manga telah berdiri ku-

rang lebih sejajar dengan Amerika Serikat dan film Hollywoodnya dalam segi popularitas dan

pengaruh budaya di Indonesia.

Diplomasi Jepang di Indonesia selama lima puluh tahun telah dilakukan melalui berbagai

strategi. Strategi dan media yang digunakan Jepang untuk mendukung diplomasinya sangatlah

beragam. Salah satu bentuk diplomasi Jepang yang sangat menarik dan terhebat selain bantuan

dana adalah manga. Manga meningkatkan minat remaja Indonesia untuk belajar bahasa dan men-

gunjungi Jepang. Remaja Indonesia semakin mengagumi dan mencintai Jepang sekalipun

mereka hanya melihat serta mengenalnya melalui manga. Hal ini merupakan keuntungan

tersendiri bagi Jepang dalam mempertahankan hubungan baik dengan Indonesia. Dikarenakan

memperoleh hati dan kepercayaan dari masyarakat di suatu negara merupakan bagian tersulit

dalam diplomasi. Dalam hal ini, Jepang melalui manga cukup berhasil melakukannya di Indone-

sia.

E. Diplomasi Manga Jepang-China

China dan Jepang memiliki masalah masa lalu yang cukup serius, dan cukup menyak-

itkan untuk warga China sendiri. Di China, Beijing beberapa orang berusaha menarik perhatian

dengan memamerkan manga yang menceritakan penderitaan rakyat sipil Jepang selama perang

Jepang-Cina (1937-1945). Mottonya: “Jika sudah tak seorang pun ingat penderitaan ini, perang

selanjutnya sebentar lagi pecah.” 12

Karena Jepang cukup merasa bersalah atas kejadian masa lalu dan menginginkan hubun-

gan bilateral yang jauh lebih baik, maka Jepang melakukan Diplomasi melalu Manga ini di

China. Di China sendiri termasuk Negara yang memiliki banyak penggemar Manga, dari Detec-

tive Conan, Doraemon, Pikachu dan lain-lain.

Dengan banyak nya penggemar secara tidak langsung, membuat hubungan China dan

Jepang menjadi lebih baik. Para rakyat China melupakan cerita masa lalu dan menikmati

kebudayaan Jepang tersebut. Presiden China pun Hu Jintao, yang dikenalnya secara pribadi, juga

12 http://id.shvoong.com/humanities/1800936-duta-kartun-jepang-si-doraemon/, Duta Jepang Doraemon, diakses pada 5 Juni 2011.

Page 9: Manga Sebagai Diplomasi Luar Negeri Jepang

termasuk penggemar manga. Presiden Hu Jintao menayatakan, saat ini manga benar- benar telah

menjadi industry dan membuat hubungan China dan Jepang jauh lebih baik. 13

F. Diplomasi Manga Jepang-AS

Manga pun cukup terkenal di Amerika Serikat (AS), diplomasi luar negeri yang

dilakukan oleh Jepang dan Amerika tersebut melalui manga dengan hubungan militer kedua

Negara. Salah satu upaya yang dilakukan oleh para pejabat Washington adalah dengan

propaganda langsung ke generasi muda Jepang berdasarkan pendekatan budaya Jepang. Generasi

muda Jepang memang sangat menggemari komik yang dalam budaya Jepang disebut manga.

Cara unik Militer AS ini difokuskan kepada sejarah hubungan militer AS - Jepang yang saling

menguntungkan. 

Pelajaran militer AS kepada anak-anak Jepang itu juga menjelaskan tentang kerjasama

keamanan. Komik ini sendiri dirilis sebagai peringatan 50 tahun pakta keamanan yang

ditandangani kedua negara. Empat seri komik ini mengisahkan perteman anak perempuan Jepang

dan bocah laki-laki asal AS.Format komik ini dipilih karena dianggap sebagai media yang sudah

umum di Jepang, selain itu masyarakat Jepang diharapkan dapat mudah menerima hal tersebut

karena manga sudah menjadi bagian kebudayaan dari masyarakat mereka.Rilisnya komik ini

dilakukan ditengah kekisruhan hubungan AS-Jepang menyusul pangkalan militer di Okinawa

yang batal untuk dipindahkan. Sekira 47 ribu pasukan AS saat ini bertugas di Jepang,

berdasarkan perjanjian keamanan yang ditandatangani pada 1960 silam. Lebih dari setengah

pasukan tersebut bermarkas di Okinawa.14

G. Kesimpulan

Manga (komik) dapat dikatakan sebagai bagian dari pop culture Jepang yang paling

terkenal, tidak hanya dikalangan masyarakat Jepang sendiri namun juga dikalangan masyarakat

13 http://www.rnw.nl/bahasa-indonesia/article/manga-sebagai-alat-diplomasi?quicktabs_1=0, Manga Sebagai Alat Diplomasi, diakses pada 5 Juni 2011.14 http://indonesianvoices.com/index.php?option=com_content&view=article&id=440%3Amiliter-as-merayu-generasi-muda-jepang-dengan-komik&catid=44%3Aberita-umum-internasional&Itemid=60, Generasi Muda Jepang dengan Komik, diakses pada 5 mei 2011.

Page 10: Manga Sebagai Diplomasi Luar Negeri Jepang

internasional kebanyakan. Pop culture seperti manga yang memiliki sifat ‘nothingness’ – mudah

diisi pengaruh dari luar juga mudah diterima oleh masyarakat – membuat manga mampu

meruntuhkan hambatan-hambatan bahasa maupun budaya sehingga membuatnya sangat mudah

diterima oleh berbagai kalangan masyarakat di luar Jepang.

Kemampuan manga yang mampu meruntuhkan berbagai hambatan budaya dan bahasa ini

kemudian dimanfaatkan oleh pemerintah Jepang sebagai salah satu alat yang digunakannya

untuk kepentingan-kepentingan politik dan diplomasi. Pemanfaatan manga sebagai salah satu

sarana politik pertama kali dilakukan di Jepang pada masa Perang Dunia. Karya-karya manga

pada saat itu banyak digunakan sebagai alat propaganda untuk mendorong semangat juang dan

pengorbanan bangsa Jepang pada masa perang sekaligus menanamkan pandangan-pandangan

yang menjatuhkan moral musuh di mata masyarakat Jepang.

Pada perkembangan berikutnya, setelah berakhirnya Perang Dunia, manga lebih banyak

digunakan oleh pemerintah Jepang sebagai bentuk soft diplomacy. Manga yang dinikmati tidak

hanya oleh kalangan anak-anak atau remaja, tetapi juga orang-orang dewasa, dimanfaatkan oleh

pemerintah Jepang untuk menyebarluaskan budaya dan pengaruh Jepang ‘secara terselubung’

kepada masyarakat dunia. Sifat manga sebagai bahan bacaan yang ringan dan menghibur serta

ketenaran manga yang ada saat ini secara perlahan mampu mendekatkan hati para pembacanya

pada budaya dan tradisi Jepang sekaligus menghapuskan stigma-stigma buruk yang melekat pada

Jepang pada masa berlangsungya Perang Dunia II, maupun beberapa masa setelahnya. Hal ini

tentunya berguna bagi lebih mudahnya Jepang untuk mencapai national interest negaranya pada

bidang-bidang tertentu serta memperbaiki hubungannya dengan berbagai negara.

Produk budaya seperti manga merupakan hal yang cukup ampuh dalam mendukung

diplomasi. Kolaborasi diplomasi dengan manga merupakan suatu hal yang lahir secara

kebetulan, namun momentum ketenaran manga berhasil dimanfaatkan secara maksimal oleh

Jepang. Diplomasi manga yang telah disebar dan dinikmati di berbagai negara menunjukan era

terkini dari politik dunia.

REFERENSI

2011. A Brief History of Manga.http://www.mangaka.co.uk/?page=geschichte-des-manga: 04/06/2011.

Page 11: Manga Sebagai Diplomasi Luar Negeri Jepang

Duta Jepang Doraemon.http://id.shvoong.com/humanities/1800936-duta-kartun-jepang-si-doraemon/: 05/06/2011.

2011. Early Origins of Japanese Comics.http://manga.about.com/od/historyofmanga/a/mangahistory1.htm: 04/06/2011.

Generasi Muda Jepang dengan Komik.http://indonesiavoices.com/index.php?option=com_content&view=article&id=44%3Amiliter-as-merayu-generasi-muda-jepang-dengan-komik&catid=44%3Aberita-umum-internasional&Itemid=60: 05/05/2011.

2011. History of Manga – Manga Goes to War: Comics in Pre-War, World War II and Post War Japan 1920-1949.http://manga.about.com/od/historyofmanga/a/mangahistory2.htm: 04/06/2011.

Manga Sebagai Alat Diplomasi.http://www.rnw.nl/bahasa-indonesia/article/manga-sebagai-alat-diplomasi?quicktabs_1=0: 05/06/2011.