Manasik Haji

84
sabda, ً ةَ رْ مُ ع اَ هْ لَ عْ جَ يْ لَ وَ لِ حَ يْ لَ فٌ ىْ دَ هُ هَ عَ مَ سْ يَ لْ مُ كْ نِ مَ - انَ كْ - نَ مَ فً ةَ رْ مُ ع اَ هُ تْ لَ عَ جَ وَ ىْ دَ هْ ل اِ قُ سَ 9 اْ مَ لُ تْ رَ بْ دَ نْ س ا اَ ى مِ رْ مَ 9 اْ - نِ مُ تْ لَ نْ قَ تْ س ى اِ نَ 9 اْ وَ لJikalau aku mengetahui apa yang akan terjadi pada diriku maka aku tidak akan membawa hewan hadyu dan aku akan jadikan ihramku ini umrah, maka barangsiapa dari kalian yang tidak bersamanya hewan hadyu maka hendaklah dia bertahallul dan menjadikannya sebagai umrah.” (HR. Muslim no. 1218). Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memerintahkan para sahabat untuk memilih tamattu’ dan berkeinginan dirinya sendiri melakukannya. Tidaklah beliau memerintahkan dan berkeinginan kecuali menunjukkan tamattu’ itu afdhol (lebih utama) (Fiqhus Sunnah, 1: 447-448). Selain itu, manasik dengan tamattu’ itu lebih banyak amalannya dan lebih mudah secara umum (Syarhul Mumthi’, 7: 76-77) Catatan: Dam yang dikeluarkan untuk manasik qiron dan tamattu’ adalah dalam rangka syukur dan bukan dalam rangka menutup kekurangan saat manasik (Ar Rafiq fil Hajj, 35). Problem: Dalam tata cara manasik tamattu’ telah disebutkan bahwa umroh dilakukan terlebih dahulu sebelum haji. Artinya ia melakukan ritual umrah dahulu yang di dalamnya terdapat thowaf umrah dan sa’i umrah. Setelah itu ia bertahallul dengan sebelumnya memendekkan rambut. Lantas bagaimana jika sebelum wukuf di Arafah, seseorang terhalangi tidak bisa melakukan umrah? Pilihannya adalah mengganti niat hajinya dari tamattu’ menjadi qiran. Contoh dalam kasus ini adalah wanita yang telah berihram dari miqot dengan niat tamattu’. Lantas ia mengalami haidh atau nifas sebelum ia melakukan thowaf umrah. Ia barulah suci ketika datang waktu wukuf di Arafah. Artinya, ia belum sempat melakukan umrah pada haji tamattu’nya. Pada saat itu, ia mengganti niatnya menjadi niatan qiron, dan ia terus dalam keadaan berihram. Ia tetap melakukan rukun dan kewajiban haji lainnya selain thowaf di Ka’bah. Karena ia baru dibolehkan thowaf jika ia telah suci dan telah mandi (Al Minhaj li Muriidil Hajj wal ‘Umroh, 31-34). -bersambung insya Allah\

description

manasik haji

Transcript of Manasik Haji

Page 1: Manasik Haji

sabda,

معه ليس منكم كان فمن عمرة وجعلتها الهدى أسق لم استدبرت ما أمرى من استقبلت ى أن لوعمرة وليجعلها فليحل هدى

“Jikalau aku mengetahui apa yang akan terjadi pada diriku maka aku tidak akan membawa hewan hadyu dan aku akan jadikan ihramku ini umrah, maka barangsiapa dari kalian yang tidak bersamanya hewan hadyu maka hendaklah dia bertahallul dan menjadikannya sebagai umrah.” (HR. Muslim no. 1218). Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memerintahkan para sahabat untuk memilih tamattu’ dan berkeinginan dirinya sendiri melakukannya. Tidaklah beliau memerintahkan dan berkeinginan kecuali menunjukkan tamattu’ itu afdhol (lebih utama) (Fiqhus Sunnah, 1: 447-448).  Selain itu, manasik dengan tamattu’ itu lebih banyak amalannya dan lebih mudah secara umum (Syarhul Mumthi’, 7: 76-77)

Catatan: Dam yang dikeluarkan untuk manasik qiron dan tamattu’ adalah dalam rangka syukur dan bukan dalam rangka menutup kekurangan saat manasik (Ar Rafiq fil Hajj, 35).

Problem: Dalam tata cara manasik tamattu’ telah disebutkan bahwa umroh dilakukan terlebih dahulu sebelum haji. Artinya ia melakukan ritual umrah dahulu yang di dalamnya terdapat thowaf umrah dan sa’i umrah. Setelah itu ia bertahallul dengan sebelumnya memendekkan rambut. Lantas bagaimana jika sebelum wukuf di Arafah, seseorang terhalangi tidak bisa melakukan umrah? Pilihannya adalah mengganti niat hajinya dari tamattu’ menjadi qiran. Contoh dalam kasus ini adalah wanita yang telah berihram dari miqot dengan niat tamattu’. Lantas ia mengalami haidh atau nifas sebelum ia melakukan thowaf umrah. Ia barulah suci ketika datang waktu wukuf di Arafah. Artinya, ia belum sempat melakukan umrah pada haji tamattu’nya. Pada saat itu, ia mengganti niatnya menjadi niatan qiron, dan ia terus dalam keadaan berihram. Ia tetap melakukan rukun dan kewajiban haji lainnya selain thowaf di Ka’bah. Karena ia baru dibolehkan thowaf jika ia telah suci dan telah mandi (Al Minhaj li Muriidil Hajj wal ‘Umroh, 31-34).

 -bersambung insya Allah\

14BAB IPENDAHULUAN1.1.Latar Belakang MasalahIbadah haji merupakan rukun Islam kelima yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang memenuhi kriteria istitha’ah, antara lain mampu secara materi, fisik, dan mental. Bagi bangsa Indonesia, penyelenggaraan

Page 2: Manasik Haji

haji adalah tugas nasional karena di samping menyangkut kesejahteraan lahir-batin jama’ah Haji, juga menyangkut nama baik dan martabat bangsa indonesia di luar negeri, khususnya di Arab saudi mengingat pelaksanaanya bersifat massal dan berlangsung dalam jangka waktu yang terbatas, penyelenggaraan ibadah haji memerlukan manajemen yang baik agar tertib, aman dan lancar.Peningkatan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan terhadap jama’ah haji diupayakan melalui penyempurnaan sistem dan manajemen penyelenggaraan ibadah haji. Penyempurnaan sistem manajemen tersebut agar calon jama’ah haji lebih siap dan mandiri dalam menunaikan ibadah haji sesuai dengan tuntunan agama, sehingga diperoleh haji mabrur. Upaya peningkatan dalam penyempurnaan tersebut dilaksanakan dari tahun ke tahun agar tidak terulang kembali kesalahan dan/ atau kekurangan yang terjadi pada masa-masa sebelumnya.Untuk tercapainya maksud tersebut, diperlukan suasana yang kondusif bagi warga yang akan melaksanakan ibadah haji. Suasana kondusif 12tersebut dapat dicapai apabila pihak penyelenggara ibadah haji mampu memberikan pembinaan, pelayanan dan perlindungan kepada calon jama’ah haji dan pembinaan jama’ah haji meliputi pembimbingan, penyuluhan, dan penerangan, pelayanan meliputi pelayan administrasi, transportasi, kesehatan, dan akomodasi perlindungan meliputi perlindungan keselamatan dan keamanan, perlindungan memperoleh kesempatan untuk menunaikan ibadah haji.Mengingat penyelenggaraan ibadah haji merupakan tugas nasional dan menyangkut martabat serta nama baik bangsa dan merupakan tanggung jawab pemerintah, maka karena dibutuhkan sebuah fungsi-fungsi manajemen yang salah satunya adalah perencanaan dan manajemen yang baik (Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, 2010: 11). Salah satu fungsi manajemen yang perlu mendapatkan perhatian adalah fungsi perencanaan. Hal ini penting karena perencanaan merupakan langkah awal yang akan

Page 3: Manasik Haji

menjadi acuan dan pedoman suatu lembaga penyelenggara ibadah haji. Sebab dalam perencanaan terkandung tujuan-tujuan yang ingin dicapai yang disandarkan pada realita organisasi serta ramalan-ramalan keadaan sekaligus evaluasi pertimbangan tindakan yang diusulkan (Terry, 2000: 11).Hampir seluruh lembaga yang mengurusi pengelolaan haji harus memiliki perencanaan yang matang. Dengan adanya perencanaan yang matang diharapkan pengelolaan haji akan dapat berjalan lebih lancar dan sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Dalam perencanaan, tidak jarang sebuah lembaga pengelolaan haji memiliki dua ataulebih dari satu rencana. 3Hal ini bertujuan untuk mengantisipasi setiap keadaan yang tidak diperkirakan yang mungkin terjadi. Hal ini sebagaimana telah dilakukan oleh Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Rembang yang senantiasa menyiapkan perencanaan cadangan dalam setiap pengelolaan haji.Perencanaan cadangan tersebut seperti perencanaan apabila terjadi bencana alam yang dapat menghambat penyelenggaraan ibadah haji maupun perubahan peraturan atau kebijakan yang berkaitan dengan penyelenggaraan haji. Dua hal ini sangat penting dan memerlukan perhatian khusus dalam perencanaan penyelenggaraan haji. Terkait dengan kebijakan, tidak jarang terjadi perubahan kebijakan penyelenggaraan haji secara mendadak dan dalam waktu yang tidak menentu. Apabila tidak ada perencanaan matang dalam mengantisipasi kedua hal tersebut, maka penyelenggaraan haji tidak akan dapat berjalan secara lancar.Salah satu contoh dari rencana cadangan yang dilakukan oleh Kementerian Agama Kabupaten Rembang adalah berkaitan dengan pelaksanaan pembinaan ibadah haji pra pemberangkatan pada tahun 2011. Umumnya, pembinaan manasik haji dilakukan setelah turunnya Keputusan Presiden (Keppres) yang mengatur tentang biaya haji. Terkait dengan Keppres tersebut, Kementerian Agama Kabupaten Rembang telah memiliki rencana cadangan dengan memberikan batas waktu dari Keppres tersebut. Konsekuensinya adalah manakala Keppres belum turun sebelum tenggang waktu yang telah ditetapkan, maka Kemenag Kabupaten Rembang menetapkan kegiatan manasik haji tanpa menunggu turunnya Keppres.

Page 4: Manasik Haji

4Pada tahun 2011, bimbingan (manasik) haji dilaksanakan antara tanggal 5-8 Juli (Mahmudi, 2012, wawancara). Perencanaan tersebut tentunya rentan terhadap resiko. Sebab apabila kemudian dalam Keppres ditetapkan biaya haji lebih mahal dari perkiraan kemampuan rata-rata jama’ah (misalnya perkiraan biaya Rp. 2.500.000,00 [dua juta lima ratus ribu rupiah] kemudian menjadi Rp. 3.000.000,00 [tiga jutarupiah]) maka akan dapat menimbulkan permasalahan bagi para calon jama’ah haji.Contoh berikutnya adalah adanya perencanaan cadangan yang dilaksanakan oleh Kemenag Rembang apabila terjadi keterlambatan pemberangkatan jama’ah haji. Hal ini seperti terjadi pada tahun 2010 di mana terdapat dua orang jama’ah haji di wilayah Kemenag Kabupaten Rembang yang terlambat pemberangkatannya karena sakit. Adanya perencanaan yang matang terkait dengan keadaan jama’ah yang dapat menyebabkan tertundanya keberangkatan –tidak bersama kloter yang seharusnya –telah mampu menyelesaikan permasalahan tersebut. Sekilas permasalahan ini terlihat mudah dengan jalan mengikutsertakan jama’ah yang terlambat di kloter berikutnya atau kloter wilayah lain. Namun jika tidak direncanakan dan diatur sebelum pembinaan dan pemberangkatan haji, maka hal itu akan dapat mengacaukan dan bahkan mengecewakan jama’ah haji (Mahmudi, 2012, Wawancara).Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis bermaksud untuk melakukan penelitian terhadap perencanaan penyelenggaraan haji di Kementerian Agama di Kabupaten Rembang. Penelitian ini akan diberi 5judul“Implementasi Perencanaan Penyelenggaraan Ibadah Haji Di Kementerian Agama (KEMENAG) Kabupaten Rembang Tahun 2011”.1.2.Rumusan Masalah1

Page 5: Manasik Haji

.Bagaimanakah perencanaan penyelenggaraan ibadah haji di Kementerian Agama Kabupaten Rembang tahun 2011?2.Bagaimanakah implementasi perencanaan penyelenggaraan ibadah haji di Kementerian Agama Kabupaten Rembang tahun 2011?1.3.Tujuan dan Manfaat PenelitianTujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:1.Untuk mengetahui rencana penyelenggaraan ibadah haji di Kementerian Agama Kabupaten Rembang tahun 20112.Untuk mengetahui implementasi perencanaan penyelenggaraan ibadah haji di Kementerian Agama Kabupaten Rembang tahun 2011Sedangkan manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:1.Secara teoritisHasil penelitian ini dapat menjadi salah satu media untuk memperluas wacana keilmuan Manajemen Dakwah yang berhubungan dengan penyelenggaraan ibadah haji, khususnya yang berkaitan dengan perencanaan penyelenggaraan.2.Secara praktisHasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu tolok ukur dari kinerja perencanaan penyelenggaraan ibadah haji di Kementerian Agama Kabupaten Rembang, khususnya pada tahun 2011.61.4.Kajian PustakaBeberapa hasil penelitian terdahulu yang memiliki kesamaan dengan penelitian yang penulis akan laksanakan. Sebagai berikut:Penelitian yang dilakukan oleh Jamaludin dengan judul “Manajemen

Page 6: Manasik Haji

Pelayanan Jama’ah Haji Kantor Departemen Agama Kabupaten Brebes (Tahun 2006-2007)”Penelitian ini memiliki dua rumusan masalah, yakni: 1. Bagaimana bentuk pelayanan jama'ah haji Kantor Departemen Agama Kabupaten Brebes. 2. Bagaimana penerapan fungsi-fungsi manajemen pelayanan jama'ah haji Kantor Departemen agama Kabupaten Brebes.Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif karena penelitian ini tidak mengadakan perhitungan dan lebih mudah bila dihadapkan dengan kenyataan ganda, metode yang menyajikan secara langsung hakekat hubungan antar peneliti dan responden, lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dengan pola-pola nilai yang dihadapi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik interview atau wawancara dengan petugas-petugas haji yaitu kepala Seksi Penyelenggaraan Ibadah Haji, dan dokumentasi berupa buku, jurnal atau tulisan yang mendukung penelitian ini. Sedangkan teknik analisis dengan menggunakan analisis SWOT, variabel yang digunakan adalah manajemen pelayanan jama'ah haji.Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat mengetahui proses manajemen pelayananan jama'ah haji di Kantor Departemen Agama 7Kabupaten Brebes. Adapun bentuk dan fungsi-fungsi manajemen pelayanan ini dapat dilihat dari pelayanan yang diberikan oleh Seksi Penyelenggaraan Ibadah Haji.Penelitian yang dilakukan oleh Siti Suhartatik dengan Judul “Manajemen Manasik Haji Departemen Agama 2003-2005 (Studi Tentang Penerapan Fungsi-

Page 7: Manasik Haji

Fungsi Manajemen Dakwah)”Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masalah yang berkaitan dengan sejauhmana penerapan fungsi-fungsi manajemen dakwah pada Departemen Agama Kota Semarang terhadap proses penyelenggaraan bimbingan manasik haji tahun 2003-2005, serta untuk mengetahui kendala atau hambatan yang dihadapinya. penulis perlu mengkaji lebih dalam mengenai penerapan fungsi-fungsi manajemen dakwah serta faktor penghambat dan pendukung dalam pelaksanaan bimbingan manasik haji di Depertemen AgamaKota Semarang, dikarenakan bimbingan manasik haji diperlukan pengelolaan yang baik agar dapat berjalan efektif dan efisien, dan hal itu dapat terwujud dengan menerapkan fungsi-fungsi manajemen yaitu planning, organizing, actuating, controlling. untuk meneliti sejauhmana pemanfaatan fungsi-fungsi dakwah dan faktor-faktor penghambat dan pendukungnya dalam departemen agama kota semarang, penulis menggunakan metode analisis kualitatif diskriptif sebagai teknik analisa data, yang beracuan pada pola pikir deduktif dan induktif. pada depertemen agama kota semarang seksi penyelenggaraan haji dan umrah telah menerapkan fungsi-fungsi manajemen dakwah, untuk menjalankan 8bimbingan manasik haji dalam setiap proses penyelenggaraannya, sehingga dapat berjalan efektif dan efisien. namun setiap proses penyelenggaraan bimbingan manasik haji terdapat kendala diantaranya disebabkan karena intensitas bimbingan manasik yang kurang, materi yang kurang sistematis, kedisiplinan yang kurang dari jamaâ’ah calon haji dan lain-lain, dis

Page 8: Manasik Haji

amping itu terdapat pula faktor pendukung diantaranya; para pejabat di gara haji yang sudah profesional, pembimbing yang berpengalaman, tersedianya transit asrama haji islamic center dan lain-lain.Hasil dari penelitian ini adalah bahwa pada Departemen Agama Kota Semarang Dalam penyelenggaraan Bimbingan Manasik Haji Tahun 2003-2005 bertujuan untuk meningkatkan kualitas jama’ah haji agar lebih mandiri dan dalam pelaksanaanya sudah menerapkan fungsi-fungsi Manajemen Dakwah yaitu: planning, organizing, actuating, controlling, meskipun masih kurang optimal yang disebabkan oleh banyaknya faktor kendala yang ada. Seharusnya Depag Kota Semarang lebih mengoptimalkan aspek-aspek pelayanan yang mencakup optimalisasi sistem pendaftaran, sistem pembinaan dan lain-lain serta meningkatkan kualitas tenaga pelaksananyaPenelitian yang dilakukan oleh Adnin Mufattahah dengan judul “Manajemen Penyelenggaraan Ibadah Haji Pada Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Nahdlatul Ulama Kota Semarang”Penelitian ini mengangkat masalah tentang bagaimana manajemen penyelenggaraan bimbingan ibadah haji yang dilakukan oleh KBIH NU 9Kota Semarang. Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian kualitatif, dengan pendekatan manajemen dakwah, sedangkan spesifikasi penelitian yang digunakanadalah deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam penyusunan skripsi ini adalah: metode observasi, metode interview (wawancara) dan metode dokumentasi. Adapun metode analisis yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif, yang bertujuan melukhiskan secara sistematis fakta dan karakteristik bidang-

Page 9: Manasik Haji

bidang tertentu secara faktual dan cermat dengan menggambarkan keadaan atau status fenomena.Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Nahdlatul Ulama Kota Semarang dalam penyelenggaraan bimbingan ibadah haji baik bimbingan selama di tanah air sampai di tanah suci hingga bimbingan di tanah air pasca ibadah haji selalu menerapkan fungsi-fungsi manajemen di dalam pengelolaannya. Hal itu terbukti, KBIH NU Kota Semarang selalu membuat perencanan di setiap kegiatan, baik bimbingan di tanah air maupun bimbingan di tanah suci. Perencanaan yang telah dibuat, tidak hanya sekedar perencanaan saja tetapi juga diaplikasikan/diimplementasikan oleh panitia, sebagaimana terlihat adanya susunan panitia atau pejabat penyelenggaraan kegiatan dengan dilengkapi pembagian kerja disetiap kegiatan. Fungsi pengawasan juga sudah diterapkan oleh panitia, hal itu terbukti adanya penilaian dan evaluasi di setiap pasca kegiatan terhadap program yang direncanakan dan diimplementasikan. Salah satu bentuk adanya evaluasi yang dilakukan oleh 10KBIH NU Kota Semarang adalah KBIH NU Kota Semarang selalu membuat laporan kegiatan kepada Departemen Agama Wilayah Jawa Tengah setelah ibadah haji selesai.Ketiga penelitian yang telah dilakukan –sebagaimana telah dipaparkan di atas –berhubungan dengan proses manajemen penyelenggaraan haji secara utuh, yakni dari proses perencanaan hingga evaluasi. Kesamaan ketiga penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan penulis laksanakan terletak pada adanya kesamaan dengan menjadikan perencanaan sebagai obyek kajian dalam penelitian. Sedangkan perbedaannya selain ketiga aspek di luar perencanaan –yang tidak menjadi obyek penelitian yang akan dilaksanakan –juga mencakup tempat yang dijadikan sebagai lokasi penelitian. Dari ketiga penelitian terdahulu tidak

Page 10: Manasik Haji

ada yang menjadikan Kemenag Kabupaten Rembang sebagai lokasi penelitian, sehingga penulis merasa yakin untuk tetap melaksanakan penelitian ini.1.5.Metodologi Penelitian1.Jenis dan Pendekatan PenelitianJenis Penelitian ini merupakan penelitian lapangan kualitatif. Maksud dari penelitian lapangan adalah penelitian yang datanya dikumpulkan dari informasi-informasi lapangan yang dilakukan dengan metode pengumpulan data lapangan.Maksud dari kualitatif adalah bahwa proses analisa data dalam penelitian ini tidak menggunakan kaidah-kaidah statistik. Sedangkan 11data yang diperoleh dapat berupa data kualitatif maupun kuantitatif. Jadi, batasan kualitatif hanya terpusat pada proses analisanya semata.Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan manajemen. Maksudnya adalah dalam melakukan analisa data penelitian ini, kaidah-kaidah manajemen khususnya fungsi dari perencanaan sebagai pembanding data lapangan. Dengan adanya pendekatan ini maka akan dapat diperoleh hasil analisa yang lebih obyektif dan ilmiah.2.Jenis dan Sumber DataJenis data dalam penelitian ini terbagi ke dalam dua jenis sumber data dengan penjelasan sebagai berikut:a.Data primer, yakni informasi yang memiliki hubungan dengan masalah pokok penelitian sebagai bahan informasi yang dicari (Azwar, 1998: 91). Dalam penelitian ini yang masuk ke dalam data primer adalah data yang berkaitan dengan perencanaan

Page 11: Manasik Haji

pengelolaan haji di Kementerian Agama Kabupaten Rembang. Data primer ini akan diperoleh dari sumber data primer yakni para panitia atau pejabat penyelenggaraan kegiatan haji di Kementerian Agama Kabupaten Rembang, yakni Seksi Penyelenggara Haji dan Umrah.b.Data sekunder, yakni bahan penunjang dan pelengkap dalam melakukan suatu analisis, selanjutnya data ini disebut juga data tidak langsung atau data tidak asli (Azwar, 1998: 92). Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah sumber yang dapat 12memberikan informasi terkait dengan data sekunder yang meliputi dokumen yang berhubungan dengan perencanaan pengelolaan haji.3.Metode Pengumpulan DataProses pengumpulan data penelitian ini menggunakan metode-metode sebagai berikut:a.Metode WawancaraMetode wawancara adalah suatu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan melakukan percakapan dengan sumber informasi secara langsung (tatap muka) untuk memperoleh keterangan yang relevan dengan penelitian (Arikunto, 1998: 145). Obyek wawancara penelitian ini panitia atau pejabat penyelenggaraan kegiatan Kementerian Agama Kabupaten Rembang.Jenis wawancara yang akan penulis gunakan adalah jenis wawancara semi struktural. Wawancara semi struktural adalah wawancara yang daftar pertanyaannya dapat dikembangkan dan tidak hanya terpaku pada daftar pertanyaan yang dibawa oleh penulis. Dengan adanya fleksibilitas dalam bertanya akan memudahkan penulis untuk mengembangkan pertanyaan (Arikunto, 1998: 145).Pihak-pihak yang menjadi responden wawancara dalam penelitian ini adalah:

Page 12: Manasik Haji

131)Pengurus Garahajum Kemenag Kabupaten Rembang Tahun 2011.2)Jamaah haji Kemenag Kabupaten Rembang tahun 2011.b.Metode DokumentasiMetode dokumentasi adalah metode pengumpulan data berupa sumber data tertulis, yang berbentuk tulisan yang diarsipkan atau di kumpulkan. Sumber data tertulis dapat dibedakan menjadi dokumen resmi, buku, ,majalah, arsip ataupun dokumen pribadi dan juga foto (Arikunto, 1998: 145).Data yang akan dikumpulkan melalui metode dokumentasi meliputi profil Kementerian Agama Kabupaten Rembang dan dokumentasi proses perencanaan pengelolaan dan pelaksanaan haji di Kementerian Agama Kabupaten Rembang Tahun 2011.4.Analisa DataProses analisa data merupakan suatu proses penelaahan data secara mendalam. Menurut Lexy J. Moloeng proses analisa dapat dilakukan pada saat yang bersamaan dengan pelaksanaan pengumpulan data meskipun pada umumnya dilakukan setelah data terkumpul (Moleong, 2002: 103). Guna memperoleh gambaran yang jelas dalam memberikan, menyajikan, dan menyimpulkan data, maka dalam penelitian ini digunakan metode analisa deskriptif kualitatif, yakni suatu analisa penelitian yang dimaksudkan untuk mendeskripsikan suatu 14situasi tertentu yang bersifat faktual secara sistematis dan akurat (Danim, 2002: 41).Dalam sebagian besar pendekatan kualitatif, analisis data tidak hanya dilakukan dalam satu tahap saja namun merupakan proses yang berkelanjutan (Daymon dan Holloway, 2008: 367). Langkah-langkah analisis data kualitatif meliputi tiga langkah yang dapat dijelaskan

Page 13: Manasik Haji

sebagai berikut (Muninjaya, 2003: 26; Daymon dan Holloway, 2008: 369):a.Melakukan pemilahan dan pemilihan data dengan jalan mengedit (editing)Langkah ini berhubungan dengan pemilihan data-data yang telah diperoleh. Data-data tersebut kemudian diedit hingga dapat menjadi data yang bisa dipahami.b.Memberikan kode pada data yang telah dipilih dengan memberikan kode (coding) (Daymon dan Holloway, 2008: 369).Setelah data lapangan diedit sehingga menjadi data yang dapat dipahami, maka kemudian data tersebut dikelompokkan sesuai dengan kategori-kategori data yang telah ditentukan. Dari kategorisasi ini data akan lebih dapat disusun secara sistematis berdasarkan sistematika penulisan ilmiah.c.Memberikan tafsiran makna terhadap data yang telah dipilih (Daymon dan Holloway, 2008: 369).

Page 14: Manasik Haji

1911 (100 tahun yang lalu)

● Sarekat Islam didirikan oleh Hadji Samanhudi (1868-1956) di Surakarta. Meskipun tiga tahun lebih muda dari Budi Utomo, organisasi Sarekat Islam inilah yang layak disebut sebagai Pelopor Kebangkitan Nasional. Jika Budi Utomo bersifat lokal kejawaan dan dianggap “anak manis” oleh pemerintah kolonial Belanda, maka Sarekat Islam dengan semboyan ‘kerso, kuwoso, mardiko’ dalam kongresnya di Bandung tahun 1916 telah menyuarakan “kemerdekaan Hindia” dan para aktivisnya berasal dari berbagai suku di Nusantara, seperti Hadji Omar Said Tjokroaminoto (Jawa), Hadji Agus Salim (Minangkabau), Arudji Kartawinata (Sunda), dan Abdul Muttalib Sangadji (Maluku).

● Revolusi di Cina mengakhiri Dinasti Manchu (1644-1911), dan Cina untuk pertama kalinya menjadi Republik, setelah sejak zaman purba berbagai dinasti silih berganti menegakkan monarki di Daratan Cina. Dr. Sun Yat-sen (1866-1925) yang terpilih sebagai presiden pertama Republik Cina mengajarkan doktrin San Min Chu I (Tiga Asas Rakyat): Min Tsu (kebangsaan), Min Chuan (demokrasi), dan Min Sheng (kesejahteraan sosial), yang ikut mempengaruhi pemikiran Bung Karno dalam merumuskan Pancasila pada tahun 1945.

● Roald Amundsen (1872-1928) dari Norwegia (beserta empat kawannya dan 17 anjingnya) merupakan manusia pertama yang mencapai Kutub Selatan di Benua Antartika.

● Ernest Rutherford (1871-1937), orang Selandia Baru yang berhijrah ke Inggris, mengemukakan Teori Atom Modern: “Atom tersusun dari inti atom yang bermuatan positif dan dikelilingi elektron-elektron yang bermuatan negatif.” Dua tahun kemudian, teori ini disempurnakan oleh Niels Henrik David Bohr (1885-1962) dari Denmark yang menerangkan tingkat-tingkat energi dalam atom.

● Marie Sklodowska Curie (1867-1934), orang Polandia yang berhijrah ke Perancis, memperoleh Hadiah Nobel bidang kimia untuk penemuan unsur polonium (Po) dan radium (Ra), setelah pada tahun 1903 bersama suaminya Pierre Curie (1859-1906) dan Antoine Henri Becquerel (1852-1908) memperoleh Hadiah Nobel bidang fisika untuk penemuan keradioaktifan. Luar biasa Marie Curie ini: mendapat Nobel dua kali !

1811 (200 tahun yang lalu)

● Inggris mulai menguasai Indonesia meskipun hanya lima tahun (1811-1816), dengan Thomas Stamford Raffles (1781-1826) sebagai Letnan-Gubernur (dia tidak memakai istilah ‘Gubernur Jenderal’). Peninggalan Raffles yang patut dikenang adalah penemuan kembali Candi Borobudur, pembangunan Kebun Raya di Bogor, pembakuan sistem lalu lintas jalur kiri (padahal di Belanda jalur kanan), dan buku karya Raffles yang menjadi klasik, The History of Java (2 vols).

Page 15: Manasik Haji

● Amedeo Avogadro (1776-1856) dari Italia menemukan bahwa pada suhu dan tekanan yang sama gas-gas yang bervolume sama ternyata mengandung jumlah molekul yang sama. Inilah yang dikenal sebagai Hipotesis Avogadro.

1711 (300 tahun yang lalu)

● Suku-suku bangsa Persia yang bermazhab Sunni menyatakan identitas sendiri dengan nama AFGHANI dan negeri mereka Afghanistan (bahasa Persia: stan = negeri), supaya dibedakan dari suku-suku bangsa Persia yang bermazhab Syi’ah, yang pada tahun 1935 menyatakan diri dengan nama Iran. Jadi Iran dan Afghanistan adalah sesama bangsa Persia, seperti Indonesia dan Malaysia yang sesama bangsa Melayu.

1611 (400 tahun yang lalu)

● Sultan Iskandar Muda Mahkota Alam (bertahta 1607-1636) dari Aceh mulai mengadakan ekspansi wilayah ke Semenanjung Malaka, dengan menaklukkan kesultanan Kedah, Pahang dan Johor. Pada awal abad ke-17, Kesultanan Aceh muncul sebagai kekuatan besar, kekuasaannya meliputi separoh Sumatera (Aceh, Sumut, Sumbar dan Riau sekarang). Augustin de Beaulieu, musafir Perancis tahun 1664, melaporkan bahwa Aceh mempelajari pembuatan meriam dan pengolahan mesiu dari Turki serta armada Aceh meliputi ratusan kapal besar, sepertiganya lebih besar dari kapal-kapal Eropa!

● VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie), persatuan kompeni Belanda di Hindia Timur yang berpusat di Ambon, memperoleh izin dari penguasa Jayakarta (Jakarta), Pangeran Wijayakrama, untuk mendirikan benteng di pelabuhan Jayakarta. Sultan Abulmafakhir Mahmud Abdulkadir dari Banten, sebagai atasan Wijayakrama, tidak menyetujui hal ini, sehingga timbul ketegangan antara Banten dan Jakarta. Situasi ini dimanfaatkan oleh Jan Pieterszoon Coen, Gubernur Jenderal VOC, untuk merebut Jayakarta (Jakarta)pada tanggal 30 Mei 1619 dan mengubah nama kota itu menjadi Batavia (oleh lidah pribumi disebut ‘Betawi’). Nama ‘Batavia’ ini eksis selama 323 tahun, dan baru lenyap pada tanggal 9 Desember 1942 ketika Pemerintah Pendudukan Jepang mengembalikan lagi nama asli ‘Jakarta’. Tapi anehnya, masyarakat Jakarta sekarang senang sekali mengaku ‘anak Betawi’, padahal Betawi (Batavia) adalah nama kolonial.

● Alkitab (The Bible) King James Version resmi diterbitkan oleh Kerajaan Inggris setelah tujuh tahun digarap dan disempurnakan terjemahannya oleh para ahli bahasa, termasuk William Shakespeare. Alkitab KJV ini merupakan rujukan standar bagi terjemahan Alkitab di seluruh dunia, termasuk Alkitab terbitan LAI (Lembaga Alkitab Indonesia).

Page 16: Manasik Haji

1511 (500 tahun yang lalu)

● Armada Portugis dipimpin Afonso de Albuquerque menaklukkan pelabuhan Malaka, pusat perdagangan Asia Tenggara masa itu. Berakhirlah riwayat Kesultanan Malaka setelah eksis sejak tahun 1400. Malaka direbut oleh Belanda dari Portugis tahun 1641, lalu pada tahun 1818 Malaka ditukarkan dengan Bengkulu oleh Belanda kepada Inggris.

1311 (700 tahun yang lalu)

● Pemberontakan demi pemberontakan mulai terjadi di Kerajaan Majapahit terhadap Raja Jayanagara (bertahta 1309-1328), sebab para pembesar Jawa banyak yang tidak rela “anak wong sabrang” menjadi raja. Jayanagara adalah putra Kertarajasa Jayawardhana (Raden Wijaya) dari Dara Petak putri Malayu. Istri-istri Raden Wijaya yang lain, yaitu putri-putri Kertanagara raja terakhir Singhasari, berputra perempuan atau tidak berputra. Pemberontakan Ranggalawe (1311), Sora (1313) dan Nambi (1316) dapat ditumpas, tapi pemberontakan Kuti (1319) sempat membuat Jayanagara mengungsi. Di sinilah mulai bersinar karier Kepala Bhayangkari (pengawal raja) yang bernama Gajah Mada (1300-1364).

● Katedral Notre Dame di Perancis yang termasyhur diresmikan pemakaiannya setelah 99 tahun pembangunan (mulai 1212).

1211 (800 tahun yang lalu)

● Jenghiz Khan (bertahta 1206-1227) pemimpin Mongol mulai mengadakan ekspansi wilayah ke empat penjuru, dimulai dengan penaklukan Cina (1211-1215). Cucunya Jenghiz Khan yang bernama Kubilai Khan (bertahta 1260-1294) menegakkan Dinasti Yuan di Cina (1260-1368), kemudian digantikan Dinasti Ming (1368-1644). Kubilai Khan mengirimkan utusan Meng Ki ke Singhasari tahun 1276, meminta agar Raja Kertanagara (bertahta 1268-1292) mengakui kedaulatan Mongol. Sudah tentu permohonan ini ditolak Kartanagara, bahkan Meng Ki diberi tanda pada dahinya dan disuruh pulang ke Cina.

● Giovanni Francesco yang lebih dikenal dengan nama Francis of Assisi (1182-1226) mulai mempraktekkan bernyanyi di gereja sebagai bagian dari ibadah di samping khutbah, misa, sakramen, dsb. Pada mulanya kegiatan bernyanyi di gereja ini banyak yang menentang, sebab dianggap mencampuradukkan ibadah dengan hiburan.

1111 (900 tahun yang lalu)

Page 17: Manasik Haji

● Abu Hamid Muhammad Al-Ghazali (1058-1111), ulama dan ahli filsafat termasyhur, meninggal dunia. Di Eropa dia dikenal dengan nama ‘Algazel’. Buku-bukunya banyak yang sudah diterjemahkan ke bahasa Indonesia, misalnya Ihya’ `Ulumuddin (Menghidupkan Ilmu-Ilmu Agama), Al-Munqid min al-Dhalal (Penyelamat dari Kesesatan), Ya Ayyuha l-Walad (Wahai Anak), Kimiya` as-Sa`adah (Kimia Kebahagiaan), Misykat al-Anwar (Lentera Cahaya), dsb.

1011 (1000 tahun yang lalu)

● Wales ditaklukkan dan dipersatukan dengan England. Perlu diketahui bahwa Pulau Great Britain dihuni tiga etnis: England, Scotland, Wales, dengan bahasa dan adat-istiadat berbeda-beda. Great Britain dengan Irlandia Utara membentuk United Kingdom. (Bahasa Indonesia rancu dalam hal ini: England = Inggris; Britain = Inggris; United Kingdom = Inggris). Untuk menegaskan bahwa Wales adalah milik England, sejak saat itu putra mahkota England selalu disebut Prince(ss) of Wales.

911 (1100 tahun yang lalu)

● Abdurrahman III (bertahta 911-961) dari Dinasti Bani Umayyah di Cordova (Spanyol) memproklamasikan dirinya sebagai Khalifah, menyaingi Khalifah Al-Muqtadir (bertahta 908-932) dari Dinasti Bani Abbas di Baghdad (Irak). Dengan demikian terdapat dua kekhalifahan di Dunia Islam: Kekhalifahan Barat (West Caliphate) di Cordova dan Kekhalifahan Timur (East Caliphate) di Baghdad.

811 (1200 tahun yang lalu)

● Charlemagne atau Charles The Great (bertahta 771-814), raja Frank, menaklukkan Jerman dan mendirikan kota Hamburg.

711 (1300 tahun yang lalu)

● Thariq ibn Ziyad, panglima Islam, diperintahkan Khalifah Walid ibn Abdil-Malik (bertahta 705-715) dari Dinasti Bani Umayyah di Damaskus untuk menaklukkan Spanyol. Hanya empat tahun (711-715) waktu yang diperlukan untuk menguasai seluruh Semenanjung Iberia itu. Bukit tempat Thariq mendarat diberi nama ‘Jabal Thariq’ (Bukit Thariq), yang oleh lidah Eropa diucapkan ‘Gibraltar’. Delapan abad lamanya (711-1492) Spanyol di bawah kekuasaan Islam, di mana kota-kota Qurthubah (Cordova), Isybiliyah (Sevilla), Gharnathah (Granada), Barsyalunah (Barcelona), dsb. menjadi tempat para mahasiswa Eropa

Page 18: Manasik Haji

menuntut berbagai macam ilmu pengetahuan. Berkat pembelajaran dari universitas-universitas Islam di Spanyol, Eropa bangkit dari masa kegelapan (Dark Ages) menuju masa Kelahiran Kembali (Renaissance).

611 (1400 tahun yang lalu)

● Nabi Muhammad s.a.w. (571-632) belum setahun menjadi Nabi dan Rasul (beliau menerima wahyu yang pertama pada 6 Agustus 610). Pada tahun 611, beliau baru memperoleh pengikut empat orang. Di samping Rasulullah s.a.w. sendiri, yang memeluk agama Islam adalah Khadijah (istri Nabi), Ali ibn Abi Thalib (sepupu Nabi), Zaid ibn Haritsah (anak angkat Nabi), dan Abu Bakar Shiddiq (teman akrab Nabi).Sekarang, tahun 2011, umat Islam menempati peringkat kedua terbanyak di muka bumi sesudah umat Nasrani. Ada baiknya kita simak baik-baik analisis dari majalah terkemuka The Economist edisi 19 December 2007, dalam artikel berjudul “The Bible v the Qur’an: The Battle of the Books” :The Christians entered the 21st century with a big head start. There are 2 billion of them in the world compared with 1.5 billion Muslims. But Islam had a better 20th century than Christianity. The world's Muslim population grew from 200m in 1900 to its current levels. Christianity has shrivelled in Christendom's European heart. Islam is resurgent across the Muslim world. Many Christian scholars predict that Islam will overtake Christianity as the world's largest religion by 2050.

posted by irfan anshory at 7:07 PM 3 Comments

Tuesday, December 28, 2010

Mengapa Sepekan Tujuh Hari ?

NAMA-NAMA HARI DALAM SEPEKAN

olehIRFAN ANSHORY

PADA ZAMAN PURBA, sebelum ilmu astronomi modern berkembang, ada tujuh benda langit yang dianggap beredar mengelilingi bumi. Posisi ketujuh benda langit ini selalu berpindah-pindah, berbeda dengan bintang-bintang yang dianggap tetap tempatnya (fixed stars). Ketujuh benda langit tersebut adalah Matahari, Bulan, dan lima planet yang namanya diambil dari nama dewa-dewa.

Orang Romawi menamai lima planet itu Mars, Merkurius, Jupiter, Venus, dan Saturnus. Orang Yunani memberi nama Ares, Hermes, Zeus, Aphrodite, dan Cronus. Orang Jerman menamai mereka Diens, Woden, Donner, Frigg, dan Saturne. Orang Anglo-Saxon seperti Inggris memakai nama Tiw, Woden, Thor, Frigg, dan Saturne.

Page 19: Manasik Haji

Ketujuh benda langit di atas sudah diamati oleh masyarakat purba sejak zaman Mesopotamia, antara lain untuk mengetahui perhitungan waktu dan musim yang sangat diperlukan para petani. Karena kehadiran benda-benda langit itu dirasakan berpengaruh kepada keadaan di bumi dan kehidupan manusia, maka tujuh benda langit itu mengesankan kemahakuasaan, dan lalu dianggap sebagai “tuhan” yang disembah dan dipuja.

Dari situlah muncul konsep “tujuh hari” dalam satu pekan (week), sebagai akibat praktek menyembah “satu tuhan satu hari”. Nama-nama hari yang tujuh langsung diambil dari nama tujuh benda langit: Hari Matahari (Dies Solis), Hari Bulan (Dies Lunae), Hari Mars (Dies Martis), Hari Merkurius (Dies Mercurii), Hari Jupiter (Dies Jovis), Hari Venus (Dies Veneris), dan Hari Saturnus (Dies Saturni).

Mari kita perhatikan nama-nama hari dalam beberapa bahasa Eropa, yang tercantum dalam tabel di bawah.

Inggris: Sunday, Monday, Tuesday, Wednesday, Thursday, Friday, Saturday.Belanda: Zondag, Maandag, Dinsdag, Woensdag, Donderdag, Vrijdag, Zaterdag.Jerman: Sonntag, Montag, Dienstag, Mittwoch, Donnerstag, Freitag, Samstag.Perancis: dimanche, lundi, mardi, mercredi, jeudi, vendredi, samedi.Italia: domenica, lunedi, martedi, mercoledi, giovedi, venerdi, sabato.Spanyol: domingo, lunes, martes, miercoles, jueves, viernes, sabado.Portugis: deominggo, segundafeira, terçafeira, quartafeira, qiuntafeira, sextafeira, sabado.

Benda langit yang paling dominan tentu matahari. Itulah sebabnya penyembahan matahari paling utama, sehingga nama hari pertama selalu berarti “Hari Matahari” atau “Hari Tuhan” (dari nama “Sunday” sampai nama “deominggo”), dan hari pertama ini dianggap sakral oleh masyarakat Eropa. Kata “orientation” dalam bahasa Inggris bermakna “menghadap ke timur” yang dulunya berhubungan dengan upacara penyembahan matahari.

Sejak zaman purba, peribadatan orang-orang Eropa kepada Tuhan mereka selalu dilaksanakan pada hari pertama. Ketika bangsa-bangsa Eropa memeluk agama Kristen, ibadah pada hari pertama ini mereka lestarikan. Demikian juga tanggal 25 Desember, yang diyakini sebagai hari lahir Mithra dewa matahari Romawi, dijadikan hari lahir Nabi Isa Al-Masih a.s.

Bangsa Ibrani dan bangsa Arab juga menganut sistem tujuh hari sepekan (sebab mereka keturunan Nabi Ibrahim a.s. orang Mesopotamia), tetapi mereka menamai hari dengan angka-angka tanpa dikaitkan dengan benda langit. Dalam bahasa Ibrani, nama-nama hari adalah Yom Rishon (hari pemula), Yom Sheni (hari ke-2), Yom Silishi (hari ke-3), Yom Rebii (hari ke-4), Yom Hamishi (hari ke-5), Yom Shishi (hari ke-6), dan Yom Shabbat (hari istirahat). Bahasa Arab yang serumpun dengan bahasa Ibrani memiliki nama-nama yang mirip: Yaum Ahad (hari pertama), Yaum Itsnain (hari ke-2), Yaum Tsulatsa (hari ke-3), Yaum Arbi`a (hari ke-4), Yaum Khamis (hari ke-5), Yaum Jumu`ah (hari berkumpul), dan Yaum Sabt (hari ke-7).

Bangsa Indonesia sebelum Islam memakai nama-nama hari dalam bahasa Sansekerta: Raditya, Soma,

Page 20: Manasik Haji

Anggara, Budha, Brehaspati, Sukra, Sanaiscara. Tetapi setelah Islam datang, nama-nama hari kita ambil dari bahasa Arab: Ahad, Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu. Hari Ahad mempunyai sinonim Minggu, yang berasal dari bahasa Portugis deominggo.

Istilah “Hari Minggu” sebenarnya redundant, sebab “minggu” artinya “hari”. Tapi karena terlanjur populer, apa boleh buat. Sama seperti “Gurun Sahara” dan “Danau Ranau” yang juga redundant. Dalam bahasa Arab “sahara” artinya “gurun”, dan dalam bahasa Lampung “ranau” artinya “danau”. Kita tidak usah mempersoalkan mana yang lebih tepat: Ahad atau Minggu, sebab kedua-duanya sinonim dan merupakan kekayaan bahasa kita.***

posted by irfan anshory at 7:35 PM 2 Comments

Tuesday, November 23, 2010

Asian Games

ASIAN GAMES DARI MASA KE MASA(Peringkat 1-5, perolehan medali dan posisi Indonesia)

ASIAN GAMES I (New Delhi, 1951)

1. Jepang (24-20-16)2. India (15-16-21)3. I r a n (8-7-1)4. Singapura (5-6-2)5. Filipina (4-6-8)7. Indonesia (0-0-5)

ASIAN GAMES II (Manila, 1954)

1. Jepang (38-34-23)2. Filipina (14-11-12)3. Korsel (8-5-5)4. Pakistan (5-6-2)5. India (5-4-8)11. Indonesia (0-0-3)

ASIAN GAMES III (Tokyo, 1958)

Page 21: Manasik Haji

1. Jepang (67-41-30)2. Filipina (8-19-22)3. Korsel (8-7-12)4. I r a n (7-14-11)5. Taiwan (6-11-17)14. Indonesia (0-0-6)

ASIAN GAMES IV (Jakarta, 1962)

1. Jepang (73-55-24)2. Indonesia (11-12-28)3. India (10-13-11)4. Pakistan (8-11-8)5. Filipina (7-6-25)

ASIAN GAMES V (Bangkok, 1966)

1. Jepang (78-53-33)2. Korsel (12-18-21)3. Thailand (12-14-11)4. Malaysia (7-5-6)5. India (7-3-11)7. Indonesia (5-5-11)

ASIAN GAMES VI (Bangkok, 1970)

1. Jepang (74-47-23)2. Korsel (18-13-23)3. Thailand (9-17-13)4. I r a n (9-7-7)5. India (6-9-10)9. Indonesia (2-5-13)

ASIAN GAMES VII (Tehran, 1974)

1. Jepang (75-50-51)2. I r a n (36-28-17)3. C i n a (33-45-28)

Page 22: Manasik Haji

4. Korsel (16-26-15)5. Korut (15-14-17)9. Indonesia (3-4-4)

ASIAN GAMES VIII (Bangkok, 1978)

1. Jepang (70-59-49)2. C i n a (51-54-46)3. Korsel (18-20-31)4. Korut (15-13-15)5. Thailand (11-12-19)7. Indonesia (8-7-9)

ASIAN GAMES IX (New Delhi, 1982)

1. C i n a (61-51-41)2. Jepang (57-52-44)3. Korsel (28-28-37)4. Korut (17-19-20)5. India (13-19-25)6. Indonesia (4-4-7)

ASIAN GAMES X (Seoul, 1986)

1. C i n a (94-82-46)2. Korsel (93-55-76)3. Jepang (58-76-77)4. I r a n (6-6-10)5. India (5-9-23)9. Indonesia (1-5-14)

ASIAN GAMES XI (Beijing, 1990)

1. C i n a (175-103-51)2. Korsel (52-51-72)3. Jepang (38-59-75)4. Korut (12-30-38)5. Pakistan (4-1-7)

Page 23: Manasik Haji

7. Indonesia (3-5-21)

ASIAN GAMES XII (Hiroshima, 1994)

1. C i n a (137-92-60)2. Korsel (63-53-63)3. Jepang (59-68-80)4. Kazakhstan (25-26-26)5. Uzbekistan (10-11-19)11. Indonesia (3-12-11)

ASIAN GAMES XIII (Bangkok, 1998)

1. C i n a (129-77-68)2. Korsel (65-47-52)3. Jepang (52-61-68)4. Thailand (24-26-40)5. Kazakhstan (24-24-30)11. Indonesia (6-10-11)

ASIAN GAMES XIV (Busan, 2002)

1. C i n a (150-84-74)2. Korsel (96-80-84)3. Jepang (44-74-72)4. Kazakhstan (20-26-30)5. Uzbekistan (15-12-24)14. Indonesia (4-7-12)

ASIAN GAMES XV (Doha, 2006)

1. C i n a (165-88-63)2. Korsel (58-53-82)3. Jepang (50-71-77)4. Kazakhstan (23-19-43)5. Thailand (13-15-26)22. Indonesia (2-3-15)

Page 24: Manasik Haji

ASIAN GAMES XVI (Guangzhou, 2010)

posted by irfan anshory at 8:31 PM 0 Comments

Saturday, October 30, 2010

Modernisasi dan Integrasi Nusantara

MODERNISASI DAN INTEGRASI NUSANTARA

olehIrfan Anshory

MESKIPUN agama Islam telah datang ke Indonesia sejak abad ke-7 atau ke-8, penyebaran Islam di tanah air kita yang sangat luas ini berlangsung secara berangsur-angsur. Dalam naskah Suma Oriental (Catatan Dunia Timur) yang ditulis Tome Pires, musafir Portugis yang berdiam di Malaka tahun 1512-1515, terdapat keterangan bahwa pada masa itu Islam baru tersebar di daerah jalur niaga: Semenanjung Malaka, pantai timur Sumatera dari Aceh sampai Palembang, pantai utara Jawa dari Cirebon sampai Surabaya, pantai utara Kalimantan di sekitar Brunai, dan Kepulauan Maluku. Dijelaskan oleh Tome Pires bahwa nama Maluku berasal dari Jazirat al-Muluk (Kepulauan Raja-Raja), istilah yang digunakan para pedagang Muslim. Daerah-daerah Nusantara selebihnya, kata Tome Pires, belum mengenal Islam, meskipun terdengar berita bahwa penduduk Minangkabau di Sumatera serta penduduk Sunda di Jawa sudah banyak yang tertarik kepada agama Muhammad. Lihat: Armando Cortesao (Ed.), The Suma Oriental of Tome Pires. An Account of the East, written in Malacca 1512-1515, translated from Portuguese, The Hakluyt Society, London, 1944.

Uraian Tome Pires di atas menunjukkan bahwa sampai akhir abad ke-15 penyebaran Islam di Nusantara sebagian besar berkaitan erat dengan kegiatan perdagangan. Sejak abad ke-16 peranan para ulama menjadi lebih dominan dalam penyebaran Islam, dengan ditunjang kekuasaan politik dari kesultanan-kesultanan Demak (1481-1561), Banten (1552-1812), dan Aceh (1514-1910). Dari pusat-pusat Islam di Jawa dan Sumatera, Islam disebarkan ke seluruh Nusantara. Abad ke-16 boleh dikatakan sebagai Era Islamisasi Paripurna, sehingga pada abad ke-17 Islam telah menjadi kekuatan yang sangat dominan di tanah air kita. Lihat: Merle Calvin Ricklefs, A History of Modern Indonesia, Palgrave, London, 2001.

Modernisasi Nusantara

Page 25: Manasik Haji

Tersebarnya Islam di Nusantara membawa getaran dinamika baru yang belum pernah ada pada masa pra-Islam. Daerah-daerah yang pada zaman Hindu-Buddha masih merupakan terra incognita (wilayah tak dikenal) kini mulai memasuki era peradaban dan budaya modern dengan munculnya kota-kota Muslim yang kosmopolitan. Dinamika kota-kota Muslim di Nusantara digambarkan oleh Prof.Dr. Anthony Reid dari Australia dalam buku (kumpulan karangan) Indonesia: Australian Perspectives, Australian National University, Canberra, 1980.

Kota-kota Aceh, Banten dan Makassar pada awal abad ke-17 merupakan pusat perdagangan yang ramai dengan memiliki sekitar 100.000 penduduk, sementara penduduk London, Amsterdam dan Lissabon kurang dari 50.000. Di antara kota-kota di Eropa saat itu, hanya Paris dan Napoli yang berpenduduk di atas 100.000 jiwa.

Kesultanan-kesultanan di Indonesia menjalin hubungan diplomatik dengan kesultanan-kesultanan Usmani (Turki), Safawi (Persia) dan Mughal (India). Aceh dan Ternate mempelajari cara pembuatan meriam dan pengolahan mesiu dari Turki. Augustin de Beaulieu, musafir Perancis tahun 1664, melaporkan bahwa armada Aceh meliputi ratusan kapal besar, sepertiganya lebih besar dari kapal-kapal Eropa, sehingga Aceh dipandang sebagai ancaman terus-menerus bagi Portugis. Sir Francis Drake, orang Inggris pertama mengelilingi bumi yang singgah di Ternate tahun 1579, bercerita bahwa semua kapal Ternate dilengkapi mesiu “produksi dalam negeri”. Ludovico Varthema, pengembara Venesia akhir abad ke-16, juga menulis tentang pelayarannya dari Banjarmasin ke Tuban menumpang kapal Banten yang sudah menggunakan kompas.

Alexander de Rhodes yang berkunjung ke Makassar tahun 1658 menceritakan bahwa penguasa Makassar Karaeng Pattingaloang (mertua Sultan Hasanuddin) ternyata ahli matematika, memiliki peta dunia (mappa mundi) dengan deskripsi bahasa Latin, mengoleksi buku-buku berbahasa Spanyol, dan mahir berbahasa Portugis “sefasih orang Lissabon sendiri”. Sebuah teleskop yang diimpor dari Italia tiba di Makassar tahun 1654, hanya 45 tahun sesudah Galileo mengembangkan teropong jauh itu.

Fakta-fakta di atas membuktikan bahwa Islam membawa masyarakat Nusantara memasuki era modernisasi dan globalisasi. Akan tetapi yang paling signifikan adalah penanaman benih-benih integrasi di kalangan suku-suku di Nusantara, yang buahnya kita nikmati hari ini berupa “Persatuan Indonesia” yang sering kita banggakan. Setelah Islam tersebar di Nusantara, mulailah berlangsung persaudaraan dan pembauran antar suku yang belum pernah ada sebelumnya.

Integrasi Nusantara

Baru pada zaman Islam, seseorang dari suatu daerah tertentu dapat menjadi tokoh penting di daerah yang lain, dengan tidak memandang dari suku apa dia berasal, karena telah diperekatkan oleh ajaran suci Al-Qur’an bahwa “sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara”. Fatahillah dari Pasai menjadi panglima balatentara Demak, lalu mendirikan kota Jakarta. Ki Geding Suro dari Demak

Page 26: Manasik Haji

mendirikan Kesultanan Palembang. Syaikh Yusuf dari Makassar menjadi mufti Kesultanan Banten. Beberapa sultan Aceh adalah orang suku Melayu dan suku Bugis, bahkan ada yang keturunan Arab! Masih banyak lagi contoh yang lain. Pada zaman sebelum Islam hal ini belum pernah terjadi, sebab belum ada rasa persaudaraan antar suku. Itulah sebabnya mengapa di Bandung ada Jalan Diponegoro dan Jalan Sultan Agung, tapi tidak kita jumpai Jalan Gajah Mada!

Berabad-abad sebelum lahir faham nasionalisme, jiwa dan rasa satu bangsa pertama kali ditanamkan oleh Islam! Perhatikan saja nama ulama-ulama termasyhur kita zaman dahulu: Syaikh Abdurrauf al-Jawi al-Fansuri (Pansur), Syaikh Abdussamad al-Jawi al-Falimbani (Palembang), Syaikh Nawawi al-Jawi al-Bantani (Banten), Syaikh Arsyad al-Jawi al-Banjari (Banjar), Syaikh Syamsuddin al-Jawi as-Sumbawi (Sumbawa), Syaikh Yusuf al-Jawi al-Maqashshari (Makassar), Syaikh Abdulkamil al-Jawi at-Tiduri (Tidore), dan lain-lain. Semua mengaku Jawi (‘bangsa Jawa’), dari suku mana pun dia berasal.

Berabad-abad sebelum istilah ‘Indonesia’ diciptakan oleh ahli geografi James Richardson Logan tahun 1850, nenek moyang kita menamakan diri ‘bangsa Jawa’, sebab orang Arab sejak zaman purba menyebut kepulauan kita Jaza’ir al-Jawa (Kepulauan Jawa). Sampai hari ini, jemaah haji kita masing sering dipanggil ‘Jawa’ oleh orang Arab. “Samathrah, Sundah, Sholibis, kulluh Jawi!” demikian kata seorang pedagang di Pasar Seng, Makkah. “Sumatera, Sunda, Sulawesi, semuanya Jawa!”

Sangat menarik apa yang pernah dikemukakan Prof.Dr. Hamka sebagai berikut: Sudah beratus-ratus tahun lebih dahulu sebelum gerakan kebangsaan, orang Islam yang naik haji ke Mekkah, seketika ditanyai siapa nama dan apa bangsa, mereka telah menjawab nama saya si Fulan dan saya bangsa Jawa! Terus datang pertanyaan lagi: Jawa apa? Baru dijawab Jawa Padang, Jawa Sunda, Jawa Bugis, Jawa Banjar, dan suku Jawa sendiri disebut Jawa Meriki. Padahal orang-orang berpendidikan Belanda, kalau datang ke Negeri Belanda, tidaklah dapat memberikan jawaban setegas itu. Sampai Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, yang ada baru Jong Java, Jong Sumatra, Jong Celebes, dan berbagai macam Jong. Marilah kita bersaksi kepada sejarah, mari kita buka kartu sekarang: siapakah yang terlebih dahulu menyadari rasa kebangsaan, kalau bukan bangsa Indonesia yang beragama Islam? (Rubrik “Dari Hati ke Hati”, majalah Pandji Masjarakat, No.4, 20 November 1966).

Sebelum Islam datang ke Indonesia, bahasa Melayu hanya dipakai di Sumatera dan Semenanjung Malaka. Bahasa Melayu baru tersebar di Nusantara bersamaan dengan penyebaran Islam. Para ulama, di samping memperkenalkan agama baru, juga memperkenalkan bahasa baru sebagai bahasa persatuan. Sebagai huruf persatuan digunakan Huruf Arab-Melayu, yang dilengkapi tanda-tanda bunyi yang tidak ada dalam huruf Arab aslinya. Huruf `ain diberi tiga titik menjadi nga; huruf nun diberi tiga titik menjadi nya; huruf jim diberi tiga titik menjadi ca; dan huruf kaf diberi satu titik menjadi ga. Alhasil, masyarakat dari Aceh sampai Ternate berkomunikasi dengan bahasa dan aksara yang sama.

Bahasa Melayu juga dipakai dalam berkomunikasi dengan bangsa asing. Surat Sultan Baabullah dari Ternate kepada raja Portugal tahun 1570, surat Sultan Alauddin Riayat Syah dari Aceh kepada Ratu Elizabeth I di Inggris tahun 1601, dan surat Pangeran Aria Ranamanggala dari Banten kepada Gubernur-Jenderal VOC Jan Pieterszoon Coen tahun 1619, semuanya memakai bahasa Melayu. Itulah sebabnya

Page 27: Manasik Haji

Jan Huygen van Linschoten, dalam bukunya Itinerario tahun 1595, wanti-wanti berpesan agar orang Eropa yang ingin datang ke Kepulauan Hindia harus tahu bahasa Melayu, sebab di setiap pelabuhan bahasa itu yang dipakai. Kata van Linschoten, seseorang yang tidak berbahasa Melayu tidak akan diterima oleh penduduk Hindia sebagai bagian dari komunitas mereka.

Dari seluruh data dan fakta yang telah kita bahas, jelas sekali betapa besar peranan Islam dalam melahirkan dan memupuk integrasi bangsa Indonesia. Ketika pada awal abad ke-20 muncul faham nasionalisme yang berkulminasi pada Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, gagasan “satu nusa, satu bangsa, satu bahasa persatuan” itu segera memperoleh respons positif dari masyarakat di seluruh Nusantara. Hal itu disebabkan kenyataan bahwa benih-benih persatuan dan kesatuan nasional memang telah ditanam dan disemaikan oleh ajaran Islam berabad-abad sebelumnya di seantero penjuru kepulauan tanah air kita.***

DISKUSI / TANYA JAWAB DI MASJID SALMAN ITB

Pertanyaan/Sanggahan (dari tiga hadirin)

(1) Saudara mengatakan di zaman Hindu/Buddha belum ada benih-benih persatuan Indonesia. Bukankah Majapahit pernah mempersatukan Nusantara? (2) Istilah Nusantara dan Bhinneka Tunggal Ika yang sekarang kita pakai adalah warisan Majapahit. (3) Adityawarman panglima Majapahit berasal dari Sumatera. Jadi Majapahit pun sudah menanamkan benih persatuan Indonesia.

Jawab

(1) Berita bahwa Majapahit pernah mempersatukan Indonesia hanya ada pada naskah Nagarakretagama karangan pujangga Prapanca, yang menulis dengan maksud memuji-muji rajanya, Hayam Wuruk. Itulah sebabnya para ahli sejarah banyak yang meragukan, apa betul keterangan Prapanca bahwa Majapahit pernah mempersatukan Indonesia. Faktanya, tidak ada satu prasasti pun atau sumber sejarah lain mengatakan begitu. Prasasti-prasasti zaman Majapahit serta naskah Pararaton yang sezaman dengan Nagarakretagama mengatakan bahwa kekuasaan Majapahit hanya meliputi Jawa Timur, Jawa Tengah dan Bali. Jawa Barat (Sunda) tidak disebut-sebut sebagai wilayah Majapahit, apalagi luar Jawa.

(2) Istilah “Nusantara” di zaman Majapahit berbeda sekali artinya dengan “Nusantara” yang kita pakai sekarang. Yang disebut Nusantara oleh orang-orang Majapahit adalah “pulau-pulau di luar Jawa”. Bahasa Sansekerta: nusa = pulau; antara = luar, seberang. Jadi pada zaman Majapahit, Pulau Jawa bukan

Page 28: Manasik Haji

Nusantara! Nusantara adalah ‘daerah seberang’ yang ingin dikalahkan oleh Majapahit. Kita tentu ingat ucapan Gajah Mada dalam kitab Pararaton: Lamun huwus kalah Nusantara, isun amukti palapa (“Jika telah kalah pulau-pulau seberang, saya baru akan istirahat”).Pada tahun 1920-an Ernest Douwes Dekker atau Dr. Setiabudi mempopulerkan kata Nusantara sebagai alternatif dari istilah Hindia-Belanda (Nederlandsch-Indie). Istilah Nusantara itu diberi arti baru, yaitu “nusa di antara dua benua dan dua samudera”, yang berbeda artinya dengan Nusantara zaman Majapahit. Jadi yang kita pakai sekarang "antara" bahasa Melayu, bukan "antara" bahasa Sansekerta.Istilah Bhinneka Tunggal Ika (“Berbeda itu, satu itu”) memang kita ambil dari Majapahit, tapi pengertiannya jauh berbeda. Pada masa Majapahit, istilah itu berarti persatuan Hindu dan Buddha (sinkretisme agama), sedangkan kita sekarang mengartikannya persatuan suku bangsa. Istilah-istilah sembahyang, puasa, surga, neraka, pahala, dosa, dsb. juga kita warisi dari masa pra-Islam, tapi sekarang kita beri pengertian baru yang islami dan tentu sangat jauh berbeda. Sekali lagi, yang kita pinjam hanya kata-katanya, sedangkan konsepnya sudah tidak lagi sama.

(3) Menurut Pararaton, Adiyawarman adalah sepupu Jayanagara raja Majapahit. Ibunya Adiyawarman bernama Dara Jingga, saudara kandung Dara Petak, ibunya Jayanagara. Kalau tidak ada hubungan famili, jangan harap “orang seberang” menjadi pejabat di Majapahit! Memang kita-kita ini bersaudara setelah memeluk agama Islam.***

posted by irfan anshory at 6:47 PM 0 Comments

Sunday, September 26, 2010

Tafsir Surat Ath-Thariq

AIR MEMANG TURUN DARI LANGIT(TAFSIR SURAT ATH-THAARIQ)

olehIRFAN ANSHORY

SURAT ATH-THAARIQ, yang dalam mushaf Al-Qur’an merupakan Surat ke-86 dan terdiri dari 17 ayat, diwahyukan di Makkah pada tahun kedelapan masa kenabian, yaitu sekitar tahun 618 Masehi, sesudah Surat Qaaf dan Surat al-Balad. Pada saat itu kaum musyrikin sedang frustrasi melihat perkembangan Islam yang makin pesat. Berbagai teror dan intimidasi tidaklah menggoyahkan iman kaum Muslimin yang dari hari ke hari makin banyak jumlahnya. Maka orang-orang Quraisy di Makkah merancang rekayasa jahat terhadap Nabi Muhammad s.a.w. beserta para shahabat beliau berupa pengucilan dan pemboikotan dari segala aktivitas. Para pembesar Quraisy melarang penduduk Makkah untuk melakukan transaksi apapun dengan kaum Muslimin, termasuk kegiatan jual beli dan pernikahan. Dalam

Page 29: Manasik Haji

situasi demikian inilah Surat ath-Thaariq diwahyukan oleh Allah SWT.

Salah satu perbedaan antara Surat-surat Makkiyah (yang diwahyukan di Makkah) dan Surat-surat Madaniyah (yang diwahyukan di Madinah) adalah bahwa pada Surat-surat Makkiyah Allah sering bersumpah dengan berbagai fenomena alam ciptaan-Nya, agar manusia benar-benar memperhatikan atau menalari secara serius hal-hal yang disumpahkan Allah itu. Kalimat sumpah itu diawali oleh kata wa (“demi”) yang terdapat pada 17 Surat (37, 51, 52, 53, 68, 74, 77, 79, 85, 86, 89, 91, 92, 93, 95, 100, 103), dan kata laa uqsimu (“tidak, Aku bersumpah”) yang terdapat pada tujuh Surat (56, 69, 70, 75, 81, 84, 90). Selain dengan fenomena alam, Allah juga bersumpah dengan Kitab Al-Qur’an pada lima Surat (36, 38, 43, 44, 50).

Wa s-samaa’i wa th-thaariq (ayat 1). Terjemahan harfiahnya: “Demi langit, demi ath-thaariq.” Allah SWT bersumpah dengan langit (as-samaa’) serta dengan suatu benda langit yang disebut ath-thaariq. Istilah ini berasal dari kata kerja tharaqa yang artinya “mengetuk”, satu akar kata dengan thariiq (“jalan; tempat kaki mengetuk”) dan mithraq (“palu; alat pengetuk”). Dalam bahasa Arab sehari-hari, istilah thaariq digunakan untuk menyebut tamu yang jarang muncul dan tiba-tiba datang di malam hari, atau seperti kata Prof. Dr. Hamka dalam Tafsir Al-Azhar Juz 30, “orang yang mengetuk pintu tengah malam agak keras, supaya yang empunya rumah lekas bangun, karena dia membawa berita penting”, atau seperti penjelasan Prof. Dr. Muhammad Asad dari Austria dalam buku tafsirnya The Message of the Qur’an (“Pesan Al-Qur’an”), “a person who comes to a house by night to knock at the door”.

Dengan demikian jelaslah bahwa ath-thaariq dalam ayat ini adalah benda langit yang langka kehadirannya. Tidak setiap malam kita dapat menyaksikannya di langit, sebab dia datang sewaktu-waktu atau secara periodik. Benda langit yang seperti itu tiada lain adalah komet, yang oleh nenek moyang kita disebut “bintang berekor”.

Mohammed Marmaduke Pickthall, ulama Muslim berkebangsaan Inggris, dalam terjemahan Al-Qur’an The Meaning of the Glorious Koran, ketika membahas Surat at-Thaariq mengatakan: Some have thought that it refers to a comet which alarmed the East about the time of the Prophet’s call. Others believe that this and other introductory verses, hard to elucidate, hide scientific facts unimagined at the period of revelation (“Beberapa penafsir berpendapat bahwa at-thaariq merujuk kepada sebuah komet yang menggemparkan Dunia Timur semasa dakwah Nabi. Para penafsir lain meyakini bahwa ayat ini dan beberapa ayat pembuka dalam Surat lainnya, yang sukar untuk dijelaskan, menyembunyikan fakta-fakta ilmiah yang tidak terbayangkan pada periode turunnya wahyu”).

Wa maa adraaka maa th-thaariq? (ayat 2). Terjemahan harfiahnya: “Dan apakah yang membuatmu tahu tentang ath-thaariq?”. Sering juga diterjemahkan secara bebas: “Tahukah kamu apakah ath-thaariq itu?” Allah menggunakan kalimat wa maa adraaka (“tahukah kamu”) hanya dalam 10 Surat (69, 74, 77, 82, 83, 86, 90, 97, 101, 104) untuk mempertegas istilah-istilah yang unik. Biasanya wa maa adraaka digunakan untuk menjelaskan hal-hal yang berhubungan dengan hari kiamat (yaumud-diin,

Page 30: Manasik Haji

yaumul-fashl, haqqah, qaari`ah) atau azab neraka (saqar, sijjiin, haawiyah, huthamah) atau sesuatu yang misteri seperti lailatul-qadr. Satu-satunya benda langit yang dijelaskan dengan wa maa adraaka hanyalah thaariq. Hal ini memperkuat penalaran kita bahwa thaariq adalah benda langit yang “tidak biasa” atau “jarang datang”, yaitu komet yang muncul sekali dalam puluhan atau ratusan tahun. Benda-benda langit yang lain, seperti matahari (syams), bulan (qamar), bintang (najm), gugus bintang (buruuj) dan planet (kaukab), tidak pernah diterangkan dengan wa maa adraaka sebab istilah-istilah itu memang sudah jelas maknanya dan bendanya dapat kita saksikan setiap waktu.

Identifikasi benda langit thaariq dengan "komet" ditunjang oleh data astronomi. Ketika Surat ath-Thaariq diwahyukan Allah pada tahun kedelapan kenabian atau tahun 618 Masehi, pada tahun itu muncul komet besar yang termasyhur dalam sejarah, yaitu apa yang sekarang kita namakan Komet Halley. Periode kedatangan komet ini pertama kali diteliti oleh ahli astronomi Inggris, Edmond Halley (1656–1742). Komet Halley datang rata-rata 76 tahun sekali, dan tahun kedatangannya ternyata dicatat oleh berbagai bangsa sepanjang zaman. Data astronomi telah merekam kehadirannya mulai tahun 390 sampai 1986 Masehi. Inilah tahun-tahun kedatangan Komet Halley: 390, 467, 542, 618 (zaman Nabi), 695, 772, 847, 923, 998, 1074, 1151, 1226, 1302, 1379, 1456, 1531, 1607, 1682 (zaman Halley), 1758, 1835, 1910, 1986 (mungkin Anda menyaksikannya), dan Insya Allah kelak akan muncul kembali tahun 2061 atau 2062.

An-najmu ts-tsaaqib (ayat 3). Terjemahan harfiahnya: “Benda langit yang melubangi.” Benda-benda langit selain matahari dan bulan dalam bahasa Arab disebut dengan istilah umum najm (jamak atau pluralnya nujuum), berasal dari kata kerja najama yang artinya “muncul kecil-kecil secara berserakan”. Itulah sebabnya istilah najm dapat juga berarti “rerumputan” yang berserakan di permukaan bumi, seperti pada Surat ar-Rahmaan ayat 6: wa n-najmu wa sy-syajaru yasjudaan (“Rerumputan dan pepohonan kedua-duanya bersujud kepada Allah”). Dalam kebanyakan ayat-ayat Al-Qur’an, kata najm tepat diterjemahkan “bintang”, tetapi dalam Surat ath-Thaariq ini kita terjemahkan dengan istilah umum “benda langit”.

Adapun kata tsaaqib berasal dari kata kerja tsaqaba yang artinya “melubangi”, satu akar kata dengan tsuqbah (“lubang”), mitsqab (“bor, alat melubangi”) dan tsaaqibaat (“hewan pelubang” atau ordo Rodentia dalam biologi). Jadi tsaaqib berarti “sesuatu yang melubangi”.

Informasi Allah dalam ayat 3 ini makin memperkuat penafsiran kita bahwa ath-thaariq memang ternyata komet. Sebagaimana dipelajari dalam ilmu astronomi, komet adalah benda langit yang diameternya puluhan kilometer, tersusun dari campuran es (air padat) yang meliputi lima perenam bagian dan sisanya kotoran debu. Itulah sebabnya komet-komet dijuluki dirty snowballs. Mereka mengelilingi matahari seperti planet-planet tetapi orbitnya berbentuk ellips yang sangat jauh, sehingga komet-komet ini muncul sekali dalam puluhan atau ratusan tahun. Ketika sebuah komet mendekati matahari, panas matahari mencairkan dan menguapkan material es, membentuk “ekor” atau “rambut” berukuran ribuan kilometer yang tampak dari bumi. Itulah sebabnya benda langit ini dinamai komet, berasal dari kata Yunani, koma, yang berarti “rambut”. (Tanda baca ‘koma’ adalah ‘titik yang diberi rambut’). Kini

Page 31: Manasik Haji

diketahui bahwa pada tapal batas tatasurya di seberang planet Pluto terdapat “sarang komet” yang disebut Oort Cloud, dari nama astronom Belanda Jan Hendrik Oort (1900–1992), dan diperkirakan mengandung ribuan komet.

Pada proses pembentukan tatasurya (solar system), komet-komet membombardir atau melubangi permukaan planet-planet bertanah (terrestrial planets) yang dekat dengan matahari, termasuk bumi, menyumbangkan air yang merupakan syarat mutlak adanya kehidupan. Di antara planet-planet penerima air itu, hanya planet bumi yang mampu menjaga air dalam wujud cairan. Venus terlalu panas sehingga air menguap, sedangkan Mars terlalu dingin sehingga air membeku. Tanpa proses pelubangan dari komet-komet, bumi kita tidak mempunyai air! Sungguh Maha Benar Allah yang berulangkali menegaskan dalam Al-Qur’an nazzalnaa mina s-samaa’i maa’ (“Kami telah menurunkan air dari langit”), sebab air di bumi ini memang berasal dari langit, yaitu sumbangan dari komet (thaariq) yang merupakan “benda langit yang melubangi” (an-najmu ts-tsaaqib).

Penelitian terhadap spektrum-spektrum yang dipancarkan oleh Komet Halley (1986), Komet Shoemaker-Levy (1994), Komet Hyakutake (1996), Komet Hale-Bopp (1997) Komet Wild-2 (2000) dan Komet Borrelly (2001) menunjukkan bahwa perbandingan isotop hidrogen dan deuterium pada H2O air laut ternyata sama persis dengan pada H2O komet-komet tersebut. Fakta ini merupakan bukti kimiawi bahwa air di bumi memang berasal dari komet! Jadi komet-komet dikirimkan Allah SWT untuk membawa materi paling berharga sebagai syarat kehidupan kepada planet bumi, yaitu air. Adanya air menyebabkan bumi merupakan satu-satunya komponen tatasurya yang layak untuk tempat berkembangnya makhluk hidup. Tanpa adanya air, kehidupan di muka bumi mustahil terjadi.

Dr.Molly Bloomfield, dalam bukunya Chemistry and the Living Organism (John Wiley & Sons, New York, 1996, hal. 270), menerangkan: Over 100,000 comets had collided with the Earth during its first billion years, brought water to the Earth’s surface. (“Lebih dari 100.000 komet telah berbenturan dengan Bumi selama semiliar tahun pertamanya, membawa air ke permukaan Bumi”).

Dr. Isaac Asimov, dalam bukunya Frontiers: New Discoveries about Man and His Planet, Outer Space and the Universe (Mandarin Paperbacks, London, 1991, hal.219), mengatakan: In the early times of the solar system, there were a large number of collisions between comets and the planetary bodies. The Earth was hot and dry to begin with, and cometary collisions have supplied us with much of our ocean and atmosphere. All this we can now reason out as a result of the close study of Halley’s comet in 1986 . (“Pada masa-masa dini tatasurya, terdapat sejumlah besar perbenturan antara komet-komet dan planet-planet. Bumi panas dan kering pada mulanya, dan perbenturan-perbenturan dengan komet telah menyuplai kita dengan sebagian besar samudera dan atmosfer. Semua ini baru sekarang dapat kita kemukakan sebagai hasil dari studi jarak dekat terhadap komet Halley pada tahun 1986”).

Dr. Timothy Ferris, dalam bukunya The Whole Shebang: A State-of-the-Universe Report (Simon and Schuster, New York, 1997, hal.176 dan 179), menegaskan: We owe our existence to Earth’s bombardment by the icy comets abounded in the infant solar system. Primordial comets have formed the oceans and rained down the amino acids from which life originated here. Evidence for cometary

Page 32: Manasik Haji

cornucopias of life-brewing water and amino acids may be found in the spectra of modern comets .... Had comets not ferried ice to Earth, we might have had no oceans. And without organic molecules contributed by the comets, Earth might have remained devoid of life. (“Kita berhutang eksistensi kita kepada pembombardiran Bumi oleh komet-komet es yang berlimpah ketika tatasurya masih dalam usia muda. Komet-komet purba telah membentuk samudera-samudera dan mencurahkan asam-asam amino yang mengawali kehidupan di sini. Bukti bahwa air dan asam-asam amino pembuat kehidupan bersumber pada komet dapat ditemukan pada berbagai spektrum komet-komet modern .… Seandainya komet-komet tidak mengangkut es ke Bumi, mungkin kita tidak mempunyai samudera. Dan tanpa molekul-molekul organik yang disumbangkan komet-komet, Bumi mungkin tetap kosong dari kehidupan”).

In kullu nafsin lammaa `alaihaa haafizh (ayat 4). Terjemahan harfiahnya: “Tiada setiap jiwa tanpa ada atasnya pemelihara”. Setiap makhluk hidup (kullu nafsin) tanpa kecuali memperoleh pemeliharaan dari Allah SWT, dengan tersedianya air di bumi yang membentuk kehidupan serta membuat bumi ini nyaman sentosa bagi berlangsungnya kehidupan. Allah menegaskan bahwa setiap makhluk hidup tercipta dari air, sebagaimana tercantum dalam Surat al-Anbiyaa’ ayat 30: wa ja`alnaa mina l-maa’i kulla syai’in hayy (“Dan Kami menjadikan dari air segala sesuatu yang hidup”), serta Surat an-Nahl ayat 65: wa l-Laahu anzala mina s-samaa’i maa’an fa ahyaa bihi l-ardha ba`da mautihaa (“Dan Allah menurunkan dari langit air, maka hiduplah dengan air itu bumi sesudah matinya”).

Banyak makhluk hidup yang tidak memerlukan oksigen atau udara, tetapi tidak ada kehidupan yang bisa survive tanpa air. Sekitar 70% berat tubuh kita tersusun dari air, dan tanpa adanya air metabolisme pada tubuh makhluk hidup tidak mungkin berlangsung. Tidak ada benda lain yang lebih berharga dari air. Di samping untuk metabolisme tubuh, kita memerlukan air untuk mandi, bersuci, memasak, mencuci, menyirami tanaman, dan mengairi lahan pertanian. Air juga berfungsi sebagai sarana olah raga dan rekreasi, serta merupakan salah satu sumber energi baik energi uap maupun energi listrik.

Struktur molekul air yang unik, dengan atom pusat oksigen yang mengikat dua atom hidrogen, menyebabkan keistimewaan sifat-sifat fisika dan kimia yang tidak dimiliki oleh materi yang lain. Perbedaan keelektronegatifan (kemampuan menarik elektron) yang sangat besar antara hidrogen dan oksigen menyebabkan ikatan O—H pada molekul air sangat polar, sehingga air merupakan pelarut yang sangat baik untuk berbagai jenis zat padat, cairan, dan gas. Hal ini menyebabkan air mampu membawa zat-zat makanan melalui jaringan dan organ makhluk hidup serta menjadi zat pembersih yang ampuh. Air mempunyai viskositas yang sangat rendah, sehingga air mudah mengalir, cepat meluncur turun, dan mudah dipompa ke atas. Dengan demikian air sangat mudah diambil dan segera dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.

Air mempunyai kalor penguapan yang sangat tinggi. Hal ini sangat penting bagi tubuh kita, sebab sejumlah besar dari panas tubuh dapat dihilangkan dengan penguapan hanya sejumlah kecil air melalui kulit. Dengan demikian suhu tubuh kita selalu terjaga secara optimal. Penyerapan energi ketika air diuapkan oleh sinar matahari serta pembebasan energi itu ketika uap air berkondensasi menjadi hujan

Page 33: Manasik Haji

yang kembali ke bumi sangat berperan dalam mendistribusikan energi dari matahari ke seluruh permukaan bumi. Air juga mempunyai kapasitas kalor (kemampuan menyimpan panas) yang sangat tinggi, sehingga air memanas dan mendingin lebih lambat daripada kebanyakan zat lain. Hal ini akan melindungi makhluk hidup dari malapetaka apabila suhu mendadak berubah. Jumlah air yang berlimpah di permukaan bumi bertindak sebagai termostat raksasa yang mengatur suhu bumi sehari-hari.

Ikatan hidrogen yang ada di antara molekul-molekul air menyebabkan air berekspansi atau membesar volumenya ketika membeku (padahal zat-zat lain ketika membeku justru menyusut), sehingga es memiliki kerapatan yang lebih kecil dari air. Akibatnya es mengambang di atas permukaan air. Hal ini menyebabkan ikan dan hewan air lainnya dapat bertahan hidup pada musim salju. Sungguh beraneka ragam pemeliharaan yang dianugerahkan Allah SWT terhadap makhluk hidup melalui kegunaan dan sifat-sifat air.

Falyanzhuri l-insaanu mimma khuliq. Khuliqa min maa’in daafiq. Yakhruju min baini sh-shulbi wa t-taraa’ib (ayat 5–7). Terjemahan harfiahnya: “Maka hendaklah manusia menalari dari apa dia tercipta. Tercipta dari air yang memancar. Keluar dari antara shulb dan taraa’ib”. Para penafsir umumnya berpendapat “air yang memancar” itu adalah sperma laki-laki. Seandainya yang dimaksudkan sperma, tentu Allah SWT menggunakan kata madfuuq (bentuk pasif yang berarti “terpancar”), sebab sperma tidak dapat memancar dengan sendirinya. Kenyataannya Allah memakai kata daafiq (bentuk aktif “memancar”) yang biasanya digunakan untuk air yang keluar dari sumbernya dalam tanah. Sudah tentu ayat 5—7 ini merupakan rangkaian yang tidak terpisahkan dari ayat-ayat sebelumnya. Oleh karena komet (thaariq) bertindak sebagai benda langit yang melubangi permukaan bumi (an-najmu ts-tsaaqib), air yang dibawanya terperangkap dalam lapisan kulit bumi, lalu air itu memancar kembali ke permukaan untuk menjadi sarana reaksi-reaksi kimia pembentuk kehidupan, yang harus melibatkan air baik sebagai bahan baku (reaksi-reaksi hidrolisis) maupun sebagai pelarut.

Kulit bumi tempat air memancar itu tersusun dari bebatuan yang keras (shulb) dan tanah atau debu yang lembut (taraa’ib). Kata shulb berarti “sesuatu yang keras”, berasal dari kata kerja shaluba (“mengeras”), dan satu akar kata dengan shaliib (“kayu yang keras”) dan tashallub (“kekerasan benda” atau hardness). Kata taraa’ib berarti “sesuatu yang berdebu”, dari kata kerja tariba (“menjadi debu”), dan satu akar kata dengan turab (“debu tanah”) dan matrabah (“tunawisma yang tidur di tanah”). Dalam masyarakat Arab dahulu, anak-anak sebaya sering bermain debu padang pasir, sehingga “teman sebaya” disebut tirb (jamak atau pluralnya atraab).

Tafsir para ulama abad pertengahan bahwa ayat-ayat ini menerangkan “sperma yang keluar dari antara tulang punggung dan tulang dada” sudah saatnya kita tinggalkan, sebab sperma tidak dikeluarkan dari sana! Allah SWT menakdirkan bahwa benih dari laki-laki itu diproduksi pada dua butir testis yang terdapat dalam skrotum (“kantong” di sela-sela paha). Sel-sel sperma berukuran 5 mikrometer (0,005 milimeter), terdiri dari kepala dan ekor, diproduksi dalam jumlah sekitar 10 juta butir setiap hari setelah seorang laki-laki memasuki masa pubertas. Sel-sel sperma ini dikeluarkan dari testis melalui epididimis, masuk ke saluran vas deferens untuk dibawa menuju kelenjar prostat. Kelenjar prostat memproduksi

Page 34: Manasik Haji

cairan kental semen yang memberi sel-sel sperma energi agar tetap lincah bergerak. Dari kelenjar prostat sel-sel sperma, melalui saluran uretra pada penis, dipancarkan keluar tubuh pada saat ejakulasi.

Sejak pembentukannya sampai pengeluarannya, sperma tidak berhubungan dengan tulang punggung dan tulang dada. Jelas sekali bahwa ayat 5—7 Surat at-Thaariq bukanlah bercerita tentang sperma, tulang punggung dan tulang dada seperti penafsiran ulama-ulama zaman pra-modern, melainkan bercerita tentang air yang memancar dari antara bebatuan keras (shulb) dan tanah lembut (taraa’ib) pada kulit bumi. Penafsiran ayat-ayat ini tidak boleh kita lepaskan dari konteks ayat-ayat sebelumnya.

Innahuu `alaa raj`ihii la qaadir. Yauma tublaa s-saraa’ir. Fa maa lahuu min quwwatin wa laa naashir (ayat 8–10). Terjemahan harfiahnya: “Sesungguhnya atas pengembaliannya Dia benar-benar kuasa. Pada Hari diverifikasi segala rahasia. Maka tiada baginya kekuatan dan tiada pembela”. Ketika Rasulullah s.a.w. mendakwahkan bahwa manusia akan dihidupkan kembali pada Hari Akhirat untuk dimintai pertanggungjawaban dan menerima ganjaran, orang-orang musyrik di Makkah menertawakan dan mengejek beliau. Dalam Surat Qaaf yang diwahyukan sebelum Surat at-Thaariq, Allah SWT merekam ejekan tersebut: A idzaa mitnaa wa kunnaa turaaban? Dzaalika raj`un ba`iid (“Apakah ketika kami telah mati dan kami telah jadi debu? Itu adalah pengembalian yang jauh”). Maka Allah menegaskan bahwa Dia benar-benar kuasa untuk mengembalikan manusia hidup di Hari Akhirat nanti, lalu manusia yang tiada kekuatan dan tiada pembela itu akan menghadapi Pengadilan Agung, di mana segala rahasia kejahatan manusia (yang mungkin tidak sempat terbongkar di dunia fana) akan mengalami verifikasi dan balasan yang setimpal.

Jika ayat 8—10 ini kita hubungkan dengan ayat-ayat sebelumnya, maka hanya orang-orang tidak berilmu yang meragukan kekuasaan Allah untuk menghidupkan kembali manusia. Orang-orang berilmu akan menjadi saksi bahwa bumi ini asalnya memang tidak mempunyai kehidupan, lalu Allah mengirimkan air melalui komet-komet ke Bumi untuk memungkinkan terciptanya makhluk-makhluk hidup termasuk manusia. Bagi Allah yang memiliki sifat yubdi’u wa yu`iid (Maha Memulai dan Maha Mengembalikan) seperti tercantum dalam Surat al-Buruuj ayat 13, mengembalikan manusia kepada kehidupan di Akhirat nanti sama mudahnya dengan mengembalikan komet-komet mengunjungi Bumi. Maha Benar Allah dalam firman-Nya pada Surat Aali `Imraan ayat 18: syahida l-Laahu annahuu laa ilaaha illaa huwa wa l-malaa’ikatu wa ulu l-`ilmi (“Bersaksi Allah bahwa tiada Tuhan melainkan Dia, serta juga bersaksi para malaikat dan orang-orang yang mempunyai ilmu”).

Wa s-samaa’i dzaati r-raj`i (ayat 11). Terjemahan harfiahnya: “Demi langit yang mempunyai sesuatu yang kembali”. Berdasarkan konteks ayat-ayat awal dari Surat ath-Thaariq ini, ada dua kemungkinan tafsiran mengenai ar-raj`i (“sesuatu yang kembali”). Mungkin dia adalah komet (thaariq), yang memang selalu kembali mengunjungi bumi dalam periode tertentu. Mungkin pula dia adalah air (maa’), yang selalu “pergi dan kembali” dalam siklus hidrologi.

Air menutupi 70% permukaan bumi, dan 97% dari seluruh air di bumi berada pada samudera. Setiap hari

Page 35: Manasik Haji

sekitar sepertiga dari jumlah energi sinar matahari yang sampai ke bumi dipergunakan untuk menguapkan kira-kira 1000 km kubik (satu triliun meter kubik) air samudera, sungai, danau dan telaga. Uap air lalu menyebar di lapisan atmosfer untuk mengatur kelembaban dan suhu. Kemudian uap air itu mengalami kondensasi dan turun ke permukaan bumi berupa hujan atau salju. Akhirnya air yang terkumpul di darat mengalir dalam bentuk sungai-sungai untuk kembali menuju samudera.

Wa l-ardhi dzaati sh-shad`i (ayat 12). Terjemahan harfiahnya: “Demi bumi yang mempunyai belahan”. Di lingkungan tatasurya kita, Bumi merupakan planet bertanah (terrestrial planet) yang paling besar. Empat planet yang lebih besar dari bumi (Jupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus), dan juga matahari, tersusun dari gas-gas hidrogen dan helium. Sebagai “dunia non-gas” yang terbesar, Bumi memiliki suhu internal paling tinggi dibandingkan dengan planet-planet lain, sehingga Bumi mempunyai kulit yang paling tipis dengan kedalaman cuma sekitar 50 km. Suhu internal yang tinggi menyebabkan kulit tipis itu terbelah menjadi enam atau tujuh belahan besar (dan beberapa belahan lebih kecil) yang disebut lempeng (plate). Lempeng-lempeng ini menyetel secara pas seakan-akan dilekatkan oleh seorang tukang kayu yang piawai. Itulah sebabnya mereka dinamai lempeng-lempeng tektonik (bahasa Yunani, tektones, berarti “tukang kayu”).

Lapisan di bawah kulit bumi memiliki suhu cukup panas sehingga mampu bergerak, dan gerakan ini mendorong lempeng-lempeng kesana kemari. Akibatnya terjadilah pembentukan benua dan pulau-pulau serta pembentukan palung (basin) yang merupakan wadah bagi samudera. Meskipun pergeseran lempeng-lempeng tektonik yang dinamis ini sering menimbulkan gempa bumi, bahkan mungkin gelombang tsunami, janganlah kita melupakan kenyataan bahwa lempeng-lempeng itu merupakan kurnia Allah yang patut kita syukuri! Seandainya bumi tidak mempunyai belahan berupa lempeng-lempeng tektonik, tentu ocean basin tidak terbentuk sehingga air akan menutupi seluruh permukaan bumi, dan makhluk yang hidup di darat termasuk manusia tidaklah terbayangkan adanya. Sungguh Maha Pengasih Allah yang telah menyediakan segala fasilitas untuk manusia, meskipun manusia terlalu sering tidak tahu diri (kanuud) kepada Khaliqnya.

Innahuu la qaulun fashl, wa maa huwa bi l-hazl (ayat 13–14). Terjemahan harfiahnya: “Sesungguhnya dia benar-benar kata keputusan, dan bukanlah dia sesuatu yang main-main”. Segala yang difirmankan oleh Allah, mulai dari komet (thaariq) yang mengirimkan air (maa’) sampai kepada belahan (shada`) yang dimiliki bumi untuk menampung air sebagai sumber kehidupan, serta kehidupan kita di dunia fana ini akan dikembalikan Allah kepada kehidupan akhirat yang abadi, semuanya itu merupakan “kata keputusan” (qaulun fashl) yang tegas-tandas dan sama sekali bukanlah sesuatu yang hazl, kalimat senda gurau atau main-main. Ejekan dan rongrongan dari kaum musyrikin kepada kaum Muslimin hanyalah ibarat gonggongan anjing kepada kafilah yang sedang berlalu.

Innahum yakiiduuna kaidaa, wa akiidu kaidaa. Fa mahhili l-kaafiriina amhilhum ruwaidaa (ayat 15–17). Terjemahan harfiahnya: “Sesungguhnya mereka merencanakan suatu rencana, dan Aku pun

Page 36: Manasik Haji

merencanakan suatu rencana. Maka beri tangguhlah orang-orang kafir itu, penangguhan mereka sebentar saja”. Inilah ‘gong akhir’ dari seluruh rangkaian firman Allah dalam Surat ath-Thaariq. Seperti telah kita bahas pada bagian awal, Surat ini diwahyukan ketika kaum Muslimin sedang mengalami pemboikotan oleh kaum musyrikin Quraisy. Allah menegaskan bahwa rencana jahat mereka akan sia-sia, karena Allah sendiri mempunyai Rencana Agung untuk menyempurnakan cahaya agama ini sampai akhir zaman. Penangguhan kekalahan kaum musyrikin itu ternyata memang cuma sebentar saja.

Empat tahun sesudah Surat ath-Thaariq turun, Rasulullah s.a.w. beserta para shahabat hijrah ke Madinah (622 M), dan delapan tahun kemudian (630 M) kota Makkah ditaklukkan Rasulullah s.a.w. tanpa pertumpahan darah. Ketika Rasulullah s.a.w. wafat tahun 632, seluruh penduduk Semenanjung Arabia telah memeluk Islam. Hanya satu abad sesudah Rasulullah wafat, kekuasaan Islam membentang dari Spanyol sampai Xinjiang.

Pusat khalifah Islam di Baghdad dihancurkan oleh bangsa Mongol tahun 1258, tetapi siapa menyangka bahwa laskar penakluk itu berduyun-duyun masuk Islam dan menyebarkan agama Allah di kawasan Kaukasus dan Laut Kaspia, lalu anak cucu mereka menegakkan kesultanan Mongol (Moghul) di India dari abad ke-16 sampai abad ke-19. Kekuasaan Islam selama delapan abad di Spanyol (711–1492) memang hilang, tetapi sebagai gantinya muncul kesultanan Turki Usmani yang tahun 1453 menaklukkan Konstantinopel, ibukota kekaisaran Romawi, lalu menguasai seluruh Semenanjung Balkan sampai awal abad ke-20. Bahkan ketika hegemoni politik kaum Muslimin mulai redup pada abad ke-17, Islam melalui jalur perdagangan tersebar luas di Asia Tenggara dan Afrika Timur. Sejarah telah membuktikan kebenaran Rencana Allah!

Dr.Lothrop Stoddard, seorang orientalis terkemuka dari Universitas Harvard, dalam bukunya, The Rising Tide of Color, London, 1926, hal.65, mengomentari perkembangan Islam sebagai berikut: The proselyting power of Islam is extraordinary, and its hold upon its votaries is even more remarkable. Throughout history there has been no single instance where a people, once become Muslim, has abandoned the faith. Extirpated they may have been, but extirpation is not apostacy. This extreme tenacity of Islam, this ability to keep its hold once it has got a footing, must be borne in mind when considering the future of regions where Islam is today advancing (“Kekuatan Islam dalam mengubah kepercayaan manusia sungguh luar biasa, dan daya ikatnya di kalangan pemeluk-pemeluknya bahkan lebih hebat lagi. Sepanjang sejarah tidak pernah ada satu contoh pun di mana suatu masyarakat, sekali menjadi Muslim, telah meninggalkan agama ini. Mereka mungkin pernah dimusnahkan, tetapi pemusnahan bukanlah kemurtadan. Keteguhan Islam yang berlebihan ini, kemampuan untuk menjaga daya ikatnya sekali ia memperoleh tempat berpijak, haruslah diperhatikan sungguh-sungguh ketika mewacanakan masa depan kawasan-kawasan di mana Islam sekarang berkembang.”)

Majalah Islamic Horizons edisi Juli-Agustus 1990, yang diterbitkan oleh Islamic Society of North America (ISNA) di Amerika Serikat, mengutip hasil penelitian dari Worldwide Church of God, badan misionari Nasrani yang berpusat di California, terhadap tiga Abrahamic religions (“agama-agama Ibrahim”) yang dipublikasikan oleh majalah mereka, The Plain Truth. Menurut hasil penelitian itu, dalam kurun waktu 50

Page 37: Manasik Haji

tahun (1934-1984) pemeluk agama Yahudi hanya meningkat 4 persen, sementara pemeluk Nasrani meningkat 47 persen, sedangkan pemeluk Islam meningkat 235 persen!

Meskipun Islam merupakan agama universal yang paling muda usianya, kini Islam menempati peringkat kedua terbanyak jumlah pemeluknya sesudah Nasrani. Dari seluruh penduduk bumi yang pada tahun 2005 mencapai 6,300 miliar, umat Islam berjumlah 1,550 miliar (24 %), di bawah umat Nasrani (Katolik, Protestan, Ortodoks, Anglikan, Kibti, Maroni, Advent, Mormon, dll.) yang berjumlah 2,220 miliar (35 %). Di benua Asia dan benua Afrika, Islam menempati peringkat pertama, masing-masing 1,058 miliar (27 %) dan 422 juta (52 %). Angka-angka ini tercantum dalam buku TIME Almanac 2005 with Information Please (Houghton Mifflin, Massachusetts).

Di benua Eropa, Islam merupakan agama kedua terbesar meskipun pemeluknya hanya 50 juta. Sekitar 16 juta umat Islam berdiam di Rusia, 21 juta di Eropa Timur, sedangkan 13 juta lagi berdiam di Eropa Barat, terutama di Perancis, Jerman, dan Inggris. Majalah Newsweek, 29 Mei 1995, dengan artikel berjudul "Muslim Europe”, melaporkan bahwa Muslims outnumbered both Protestants and Jews in the predominantly Roman Catholic countries of Belgium, France, Italy and Spain. (“Jumlah umat Islam melampaui umat Protestan dan Yahudi pada negara-negara yang umat Katoliknya sangat dominan, yaitu Belgia, Perancis, Italia dan Spanyol”).

Di benua Amerika, umat Islam masih sedikit, sekitar delapan juta jiwa, sebab Islam di kawasan ini merupakan agama yang relatif baru. Menurut buku The World Almanac 2005, terdapat enam juta umat Islam di Amerika Serikat, 600 ribu di Kanada, 200 ribu di Meksiko, dan satu juta di kawasan Amerika Selatan: Brazil, Suriname, Trinidad-Tobago dan Guyana. Demikian pula di Australia dan kawasan Pasifik, jumlah umat Islam baru berkisar antara 500 ribu sampai satu juta.

Dr.John L.Esposito, editor buku The Oxford History of Islam (Oxford University Press, London, 1999), dalam Bab “Introduction”, mengatakan: Although Islam is the youngest of the major world religion, Islam is the second largest and fastest-growing religion in the world. To speak of the world of Islam today is to refer not only to countries that stretch from North Africa to Southeast Asia but also to Muslim communities that exist across the globe (“Meskipun Islam termuda di antara agama besar dunia, Islam merupakan agama terbesar kedua dan paling cepat pertumbuhannya di dunia. Pembicaraan tentang Dunia Islam hari ini merujuk bukan hanya kepada negeri-negeri yang membentang dari Afrika Utara ke Asia Tenggara tetapi juga kepada komunitas-komunitas Muslim yang ada di seluruh penjuru bumi”).

Majalah National Geographic bulan Januari 2002, dalam artikel “The World of Islam”, mengemukakan: Some 1.3 billion human beings, a fifth of mankind, embracing Islam that make it the fastest growing on Earth, with 80 percent of believers now outside the Arab world (“Sekitar 1,3 miliar jiwa, seperlima umat manusia, memeluk Islam yang menjadikannya agama yang paling cepat pertumbuhannya di Bumi, dengan 80 persen orang-orang beriman sekarang berada di luar dunia Arab”). Majalah termasyhur itu juga melaporkan bahwa umat Islam di Amerika Serikat pada tahun 2001 mencapai enam juta jiwa.

Dalam majalah The Economist, edisi 13 September 2003, terdapat hasil survei “Islam and the West” yang

Page 38: Manasik Haji

menyatakan bahwa umat Islam di muka bumi berjumlah 1,5 miliar jiwa (“Around one in four of the people in the world are Muslims”), antara lain 196,3 juta di Indonesia (“the world’s most populous Muslim country”), 133,1 juta di Cina, 26,7 juta di Rusia, dan 10,4 juta di belahan benua Amerika. “It is indeed the world’s fastest-growing religion,” demikian komentar The Economist.

Majalah Time, edisi 23 Mei 1988, dengan artikel berjudul “American Facing Toward Mecca”, mencatat jumlah 4.644.000 umat Islam pada saat itu serta lebih dari 600 buah Islamic Center di seluruh Amerika Serikat. Lalu majalah terkemuka itu memperkirakan: US Muslim are expected to surpass Jews in number and, in less than 30 years, become the country’s second largest religious community after Christians (“Muslim Amerika Serikat diperkirakan akan melampaui umat Yahudi dalam jumlah penganut dan, dalam waktu kurang dari 30 tahun, menjadi komunitas agama terbesar kedua di negeri ini sesudah umat Nasrani”).

Perkiraan majalah Time di atas kini makin mendekati kenyataan. Hal ini diakui oleh majalah Nasrani terbesar di Amerika Serikat, Christianity Today, edisi bulan Maret 2005: Words unfamiliar to most Americans are now heard daily on the evening news: jihad, Islam, Allah, Quran, fatwa, imam, ummah, Ramadan. Today, there are approximately seven million Muslims and more than 13000 mosques in North America. Now the Muslims are our neighbors (“Kata-kata yang asing bagi kebanyakan orang Amerika kini terdengar setiap hari pada berita petang: jihad, Islam, Allah, Qur’an, fatwa, imam, ummah, Ramadhan. Hari ini, terdapat sekitar tujuh juta Muslim dan lebih dari 13000 masjid di Amerika Utara. Sekarang orang-orang Muslim merupakan para tetangga kita”).

Shadaqa l-Laahu l-`azhiim.Maha Benar Allah Yang Maha Agung dengan segala firman-Nya.***

posted by irfan anshory at 9:45 PM 0 Comments

Thursday, August 26, 2010

Mengenal Al-Qur'an

MENGENAL AL-QUR’AN

olehIRFAN ANSHORY

Istilah Al-Qur’an berarti “bacaan” (dari kata qara’a, “membaca”) dan juga berarti “kumpulan” (dari kata qarana, “mengumpulkan”). Jadi Al-Qur’an adalah bacaan atau kumpulan wahyu Allah SWT kepada Nabi Muhammad s.a.w. melalui malaikat Jibril.

Page 39: Manasik Haji

Al-Qur’an tersusun dari 30 juz, 114 surat, 554 ruku` (`ain), 6236 ayat, 77.439 kata, 325.345 huruf. Huruf terbanyak: alif dan nun; huruf paling sedikit: zha dan ghin. Surat terpanjang: Al-Baqarah (286 ayat). Ayat terpanjang: Al-Baqarah 282 (128 kata). Kata terpanjang: fasqaynaakumuuh pada Al-Hijr 22 (10 huruf).

Ada tiga fungsi Al-Qur’an (2:185):(a) Hudan li n-Naas (petunjuk hidup bagi manusia)(b) Bayyinaat (keterangan, sumber informasi)(c) Furqaan (pembeda, alat identifikasi benar dan salah).

Wahyu pertama: Surat al-`Alaq 1 – 5, diturunkan di Gua Hira’ pada malam Senin 17 Ramadhan 13 SH (Sebelum Hijrah) atau 6 Agustus 610 M.Wahyu terakhir: Surat al-Ma’idah 3, diturunkan di Arafah pada hari Jumat 9 Dzulhijjah 10 H atau 6 Maret 632 M.Al-Qur’an turun secara berangsur-angsur selama 22 tahun, 2 bulan, 22 hari menurut tarikh qamariyah.

Dari 6236 ayat Al-Qur’an, 4780 merupakan ayat-ayat Makkiyah (turun di Makkah), dan 1456 ayat-ayat Madaniyah (turun di Madinah). Dari 114 Surat dalam Al-Qur’an, 90 Surat turun di Makkah, dan hanya 24 Surat turun di Madinah yaitu Surat 2-5, 8, 9, 22, 24, 33, 47-49, 57-66, 98, 110.

Ayat-ayat yang paling awal adalah: Al-`Alaq 1-5; Al-Qalam 1-4; Al-Mudatstsir 1-7; Al-Muzammil 1-5; Al-Fatihah (pertama turun lengkap satu Surat); Adh-Dhuha; Alam Nasyrah; Al-Fil; Quraisy; Wal-`Ashri. Inilah urutan sepuluh wahyu yang pertama turun.

Ciri khas Surat-Surat Makkiyah: pendek, sangat berirama, berisikan ajaran tauhid dan akhlaq, memakai seruan Yaa Ayyuhan-naas (“Wahai manusia”).Surat-surat yang mengandung ayat-ayat sumpah Allah, ayat-ayat sajdah, ayat-ayat wa maa adraaka serta kallaa, semuanya Makkiyah. Hampir semua Surat yang diawali huruf muqatta`ah diwahyukan di Makkah kecuali Al-Baqarah dan Ali Imran.

Ciri khas Surat-Surat Madaniyah: panjang, menjurus ke prosa, berisikan ajaran syariah (hukum dan peraturan), memakai seruan Yaa Ayyuhal-ladziina aamanuu (“Wahai orang-orang yang beriman”).Surat-surat yang menceritakan puasa, haji, pernikahan, warisan, peperangan, kaum munafiq dan ahlul-kitab (Yahudi dan Nasrani), semuanya Madaniyah.

Seluruh ayat Al-Qur’an yang diwahyukan Allah dihafalkan oleh para shahabat dan dicatat (dituliskan) pada kulit hewan, pelepah kurma, tulang, batu tipis, serta papan kayu. Dengan demikian, ayat-ayat Al-Qur’an tidak ada yang terlupa atau hilang, dan tidak mungkin dipalsukan.

Page 40: Manasik Haji

Ketika Nabi Muhammad s.a.w. wafat tahun 632, Al-Qur’an masih tersebar dalam hafalan dan catatan para shahabat. Baru pada tahun berikutnya, di masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar Shiddiq (632-634), Al-Qur’an mulai dikumpulkan dalam satu bundel (mus-haf). Lalu pada tahun 650, di masa Khalifah Utsman ibn Affan (644-656), penulisan Al-Qur’an dibakukan (termasuk cara membacanya dalam logat Quraisy berupa tajwid) dan dikenal sebagai Mus-haf Utsmani.

Pemberian tanda syakal (pembeda vokal dan huruf mati) kepada tulisan Al-Qur’an dilakukan oleh Abul-Aswad ad-Du’ali pada tahun 675 atas perintah gubernur Basrah, Ziyad ibn Samiyah, di masa Khalifah Mu`awiyah ibn Abi Sufyan (661-680).Pemberian tanda i’jam (titik pembeda huruf) dilakukan oleh Nashir ibn Ashim pada tahun 696 atas perintah gubernur Irak, Hajjaj ibn Yusuf, di masa Khalifah Abdul-Malik ibn Marwan (685-705).Kemudian pada tahun 718 (100 H) Al-Qur’an dibagi menjadi 30 Juz atas perintah Khalifah Umar ibn Abdil-Aziz (717-721), agar dapat ditamatkan pembacaannya pas satu bulan selama Ramadhan.

Al-Qur’an yang digunakan mayoritas umat Islam, termasuk kita di Indonesia, memakai qira’at HAFSH ibn Sulaiman al-Kufi (709-796) dari Ashim ibn Abunnujud al-Asadi (671-745), yang memperoleh bacaan itu dari 80-an tabi`in (generasi sesudah shahabat) yang belajar kepada para shahabat, antara lain Utsman ibn Affan, Ali ibn Abi Thalib, Abdullah ibn Mas`ud, dan Zaid ibn Tsabit.Umat Islam di kawasan Afrika Utara dan Afrika Barat memakai qira’at WARSY ibn Sa`id al-Mishri (727-812) dari Nafi` ibn Abdurrahman al-Madani (689-785), yang memperoleh bacaan itu dari 70-an tabi`in yang belajar kepada para shahabat, antara lain Umar ibn Khattab, Abdullah ibn Abbas, Abu Hurairah, dan Ubayy ibn Ka`b.***

posted by irfan anshory at 11:35 PM 0 Comments

Friday, July 30, 2010

Hisab dan Ru'yah

MEMAHAMI METODE HISAB DAN RU’YAH

olehIRFAN ANSHORY

ADA DUA MACAM METODE yang dipakai umat Islam dalam penetapan awal Ramadhan (memulai ibadah puasa) dan awal Syawwal (merayakan Idulfitri). Pertama, metode hisab, yaitu menghitung munculnya hilal secara ilmiah (perhitungan astronomis), dan menetapkan tanggal satu ketika hilal sudah “di atas ufuk” meskipun belum dapat terlihat oleh mata. Kedua, metode ru’yah, yaitu melihat langsung hilal dengan mata, dan menetapkan tanggal satu ketika

Page 41: Manasik Haji

hilal sudah “dapat terlihat oleh mata”. Jika hilal belum terlihat, meskipun sudah di atas ufuk, bulan yang sedang berjalan digenapkan 30 hari.

Meskipun berbeda metode, umat Islam pada umumnya memulai ibadah puasa dan merayakan Idulfitri pada hari yang sama, sebab biasanya hilal sudah di atas ufuk dan juga sudah terlihat oleh mata. Akan tetapi, ada masa-masa tertentu di mana hilal menurut perhitungan ilmiah sudah di atas ufuk, tetapi posisinya masih rendah sehingga belum dapat terlihat oleh mata. Jika terjadi keadaan seperti ini, maka para pengguna metoda hisab akan memulai ibadah puasa atau merayakan Idulfitri sehari lebih dahulu dari saudara-saudaranya para pengguna metode ru’yah.

Pada zaman modern sekarang di mana pengetahuan astronomi sudah sangat maju sehingga peredaran bumi, bulan dan matahari dapat dihitung secara ilmiah dan sampai hitungan detik tidak mungkin salah, sudah sewajarnya kita menggunakan metode hisab!

Memang benar bahwa Nabi Muhammad s.a.w. pernah bersabda: Shuumuu li ru’yatihi wa afthiruu li ru’yatih. Fa in ghubiya `alaikum, fa akmiluu `iddata sya`baana tsalaatsiin (“Berpuasalah kamu karena melihat bulan dan berbukalah kamu karena melihatnya. Jika tertutup bagi kamu, sempurnakanlah bilangan Sya`ban 30 hari”). Tetapi `illat (alasan) beliau menyuruh demikian adalah karena ru’yah itulah sarana yang mudah dan praktis pada saat itu. Ilmu astronomi pada zaman Rasulullah s.a.w. belum secanggih sekarang.

Jika kita sekarang menentukan awal Ramadhan dan awal Syawwal dengan metode hisab, bukan berarti kita tidak mengikuti Hadits Nabi. Kita tetap melaksanakan ru’yah, cuma bukan ru’yah dengan mata melainkan ru’yah dengan ilmu! Kata kerja ra’aa, yaraa dalam bahasa Arab bukan hanya berarti ‘melihat’, tetapi juga dapat berarti ‘memperhatikan, menyelidiki, meneliti’. Selain menurunkan kata ru’yah, kata kerja ra’aa juga menurunkan kata ra’yu yang berarti ‘pemikiran, opini’.

Metode hisab merupakan aplikasi Firman Allah dalam Al-Qur’an:

“Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya, dan Dia menetapkan tahap peredaran bagi bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan hisab (perhitungan). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan kebenaran. Dia menjelaskan ayat-ayat-Nya kepada kaum yang berpengetahuan” (Yunus 5).

“Tidaklah mungkin matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya” (Yasin 40).

“Matahari dan bulan beredar menurut perhitungan” (Ar-Rahman 5).

Kenyataannya, metode ru’yah hanya dipakai untuk menentukan awal Ramadhan dan awal Syawwal saja. Dalam penentuan awal bulan-bulan yang lain (Muharram, Shafar, dst.), tidak pernah ada yang mengintip hilal. Jika konsekuen memakai metode ru’yah, mustahil kita membuat kalender, sebab setiap menjelang

Page 42: Manasik Haji

awal bulan harus melihat hilal terlebih dahulu.

Kalender Hijriyah yang kita pakai setiap tahun dibuat dengan metode hisab! Menteri Agama tidak pernah mengundang para ulama mengadakan sidang itsbat (konfirmasi) untuk membahas kapan waktunya Tahun Baru Hijriyah, sebab tanggal 1 Muharram (juga 1 Shafar, 1 Rabi`ul-Awwal, dst.) dapat dihitung secara ilmiah jauh-jauh hari sebelumnya tanpa harus melihat hilal. Demikian pula waktu sholat kita setiap hari (awal zhuhur, asar, magrib, isya, shubuh) ditentukan dengan metode hisab dan dibuat untuk jadwal sholat satu tahun tanpa harus melihat matahari.

Menurut metode hisab, konjungsi (ijtima`) terjadi Selasa 10 Agustus 2010 pukul 10.09 WIB. Saat matahari terbenam hilal sudah lebih dari dua derajat di atas ufuk, sehingga dapat terlihat jelas oleh mata. Jadi baik menurut metode hisab maupun metode ru’yah, 1 Ramadhan jatuh pada Rabu 11 Agustus 2010. Jadi malam Rabu sudah mulai shalat tarawih sebab sudah masuk bulan Ramadhan.

Konjungsi berikutnya terjadi Rabu 8 September 2010 pukul 17.31 WIB. Saat matahari terbenam hilal belum wujud (masih di bawah ufuk), sehingga Kamis 9 September merupakan hari terakhir bulan Ramadhan. Posisi hilal pada Kamis petang sudah cukup tinggi, sehingga terlihat mata. Jadi 1 Syawwal (Idulfitri) jatuh pada Jumat 10 September 2010 baik menurut metode hisab maupun metode ru’yah.***

BULAN, APA BETUL KAU SULIT DILIHAT?

olehTAUFIQ ISMAIL(dibacakan di Masjid Salman ITB pada Ramadhan 1429)

Kelihatan tak kelihatanBulan terus meluncur di garis pelayanganBerabad-abad dalam peredaranSangat patuhnya tak ada penyimpangan

Berlayar di angkasa berdua dengan matahariJadwal tanpa selisih sepersepuluh detik pun selama iniYang satu menyiramkan cahaya, yang lain membuat indah bumiBergilir siang dan malam tanpa saling mendahului

Page 43: Manasik Haji

Berlayar di angkasa berziliun dengan bintang galaksi rayaLihat mereka tawaf sangat teratur di alam semestaBeredar amat cantiknya dengan logika matematikaDalam disiplin dingin dan jelasnya ritma

Seorang anak tiga belas tahun di bulan Sya`banMenjelang suatu magrib berseru kepada bulan“Rembulan, adakah lagi teka-teki yang akan kau suguhkanTentang hari apa gerangan, awal dan akhir Ramadhan?”

Anak itu memasang teleskop ketika rembulan melihat ke bumiDi kalbunya sedang tumbuh iman, di otaknya ilmu astronomi“Anak muda, saya tak pernah suka berteka-tekiSaya dapat perintah berlayar, arah sampai detikku sangat pasti.”

Kelihatan tak kelihatanBulan terus meluncur di garis pelayanganBerpuluh abad dalam peredaranSangat patuhnya tak ada penyimpangan

Anak itu mengatur lensa lalu mengintip bintang-gemintangKemudian dengan bulan terus berdiskusi“Rembulan, kenapa ketika harus terbit sebagai sabitKamu sesekali tak nampak, apakah bersembunyi?”

Bulan tertawa di atas sana, hampir saja nampak giginya“Di langit kok sembunyi, bagaimana iniSetiap tanggal satu saya selalu melapor tepat di tempatDan swear, melanggar perintah saya takut sekali.”

Kelihatan tak kelihatanBulan terus meluncur di garis pelayanganBeratus abad dalam peredaranSangat patuhnya tak ada penyimpangan

Sang anak mengamati catatannya, angka-angka astronomiMelalui lensa ruang angkasa malam hari dia amati“Tapi kenapa terkadang bentuk sabitmu tak kelihatanWahai rembulan yang dinanti-nantikan?”

“Kecil sekali bentukku sebagai sabit, terbit di kaki langit

Page 44: Manasik Haji

Sudutnya sangat rendah dan bila langit tak cerahMisalkan ada kabut selayang dan awan secercahWajah sabitku saat itu jadi tertutuplah.”

Kelihatan tak kelihatanBulan terus meluncur di garis pelayanganBeribu abad dalam peredaranSangat patuhnya tak ada penyimpangan

Sang Al-Biruni kecil tetap saja penasaranDia masih juga mengajukan pertanyaan“Apakah terdapat perbedaan situasiCakrawala empat belas abad lalu dengan kini?”

“Tentu saja keadaannya berbeda sekaliDahulu langit sangat jernih tak ada cemar polusiSeimbang luar biasa secara fisika dan kimiawiPaling-paling sesekali awan dan kabut tebal melapisiKini berjuta pabrik dan kendaraan memuntahkan emisiRatusan jenis gas limbah jadi tabir menghalangiTerapung-apung di atas kulit bumiKaki langit tidak sebersih dahulu lagiSeperti ada selaput tipis menabiriSehingga terhalang pandang bulan sabit pertama hariItulah yang kamu kira saya tak menampakkan diri.”

Kelihatan tak kelihatanBulan terus meluncur di garis pelayanganBerpuluh ribu abad dalam peredaranSangat patuhnya tak ada penyimpangan

“Terima kasih rembulan, menarik benar diskusi ini,”Ujar sang cendekia muda di ujung teropong bintangnya“Banyak soal jadi jelas sekarang bagi saya, makasih yaSekarang apa rencanamu, wahai rembulanku?”

Rembulan yang bijak itu tersenyum kini“Wah, kamu meledek saya, anak bumiTentu saja saya terus melayang tak henti-hentiBerdua dengan sejoli saya sang matahariBerziliun dengan gemintang raya di galaksi

Page 45: Manasik Haji

Di garis edar yang ditentukan Maha Pencipta Semesta iniDi setiap titik ruang angkasa jadwal kami sudah pastiBermilyar kilometer berjuta tahun cahaya kami jalaniTidak ada kosakata berhenti bagi kamiKecuali bila datang perintah dari Yang Maha Tinggi‘Berhenti!’Dan kiamat pun jadi.”

“Rembulan! Tunggu!Jadi kalau kiamat nantiKamu tidak ada lagi?”

“Tidak ada, anak bumi, tidak ada lagiMasa dinas saya selesai sudah, kita tak ketemu lagiKarena itu, puas-puaskan melihat wajah saya iniTulislah agak sebaris puisiDah-daah, anak bumi!”

Berikut pembahasan manasik haji dan umrah secara ringkas dan praktis sesuai sunnah untuk memudahkan para calon Jama’ah Haji dan umroh

Manasik Haji & UmrohManasik haji yang afdhol dan utama adalah tamattu’, yaitu seorang melakukan umrah pada bulan-bulan haji (Syawwal, Dzulqo’dah, dan awal bulan Dzulhijjah) yang diakhiri tahallul. Kemudian dilanjutkan kegiatan haji pada tanggal 8 Dzulhijjah dengan memakai ihram menuju Mina.Intinya, dimulai dengan umrah, lalu dilanjutkan dengan haji.

A.Tata Cara Umrah (bagi haji tamattu’)Ihram:1. Sebelum pakai ihram, maka mandilah, pakailah minyak wangi pada badan , bukan pada

Page 46: Manasik Haji

pakaian.Lalu pakailah ihram bagi pria. Wanita tetap memakai jilbab panjang/kerudung.2. Ketika di miqot ,menghadaplah ke kiblat sambil membaca doa masuk ihram: 

ة بعمر اللهم يـك لب

 “Ya Allah aku penuhi panggilanmu melaksanakan umrah”.

3. Setelah itu, perbanyak membaca talbiyah yang berbunyi: , , لك شريك ال والملك لك والنعمة الحمد إ�ن لبيك لك شريك ال لـبيك لـبيك اللهم لـبيـك

Talbiyah ini dibaca hingga tiba di Makkah.4.  Jika seorang sudah ihram dan baca doa ihram di miqot, maka telah diharamkan baginya melakukan perkara berikut: Jima'(bersetubuh) beserta pengantarnya,melakukan dosa, debat dalam perkara sia-sia,memakai pakaian biasa yang berjahit, tutup kepala bagi pria, pakai parfum, memotong/cabut rambut dan bulu, memotong kuku, berburu, melamar, dan akad nikah.5. Namun dibolehkan perkara berikut: Mandi, garuk badan, menyisiri kepala, bekam, cium bau harum, menggunting kuku yang hampir patah,melepas gigi palsu, bernaung pada sesuatu yang tak menyentuh kepala-seperti, payung, mobil, pohon, bangunan, dll-, memakai ikat pinggang, memakai sandal, cincing, jam dan kaca mata.

Tawafa. Putuskan talbiyah, jika tiba di Makkah.b. Masuk masjidil Haram sambil baca doa masuk masjid:

رحمت�ك أبواب ل�ي افـتح اللهمc. Tawaflah dari Hajar Aswad sambil menampakkan lengan kanand. Jika tiba di Hajar Aswad , bacalah doa: “Bismillahi wallahu akbar” sambil cium Hajar Aswad atau jika tak bisa diisyaratkan dengan tangan kanan. Lalu mulailah berputar dengan perbanyak doa dan dzikir.e. Tiba di Rukun Yamani, maka usap Rukun Yamani. Setelah itu baca doa ini:

النار عـذاب ـنا �وق حسنة �رة �اآلخ وف�ي حسنة الدنيا ف�ي آت�نا ربنا Baca doa ini dari Rukun Yamani Sampai ke Hajar Aswad.f. Demikianlah seterusnya sampai selesai 7 putaran yang diakhiri di Hajar Aswad atau garis lurus ke Hajar Aswad.g. Usai tawaf, sholat sunnatlah dua raka’at di belakang maqom Ibrahim menghadap kiblat dengan membaca Al-Fatihah dan Al-Kafirun dalam raka’at pertama.Lalu Al-Fatihah dan Al-Ikhlash dalam raka’at.h. Belakangilah kiblat untuk menuju ke kran-kran air Zam-Zam. Minum air Zam-Zam sebanyaknya, lalu siram kepala, tapi jangan mandi atau wudhu disitu!!i. Usai minum, datanglah ke Hajar Aswad/garis lurus HajarAswad untuk mencium atau isyarat kepadanya sambil baca: “Bismillahi wallahu akbar”.j. Setelah itu, belakangi kiblat. Maka disana anda temukan bukit Shofa untuk melaksanakan sa’i.

Sa’i1. Mendakilah ke shofa sambil berdoa:

, به الله بدأ بما أبدأ شعائ�ر الله ن �م والمروة فا الص إن

Page 47: Manasik Haji

2. Jika telah berada di atas Shofa, menghadap ke kiblat , maka bacalah Allahu akbar (3X), dan Laa ilaaha illallah (3X) sambil angkat tangan berdoa:

, قدير شيئ كل على وهو الحمد وله الملك له له شريك ال وحده الله إال إله الوحده , األحزاب وهزم عبده ونصر وعده أنجز وحده الله إال إله ال

Ini dilakukan tiga kali. Setiap kali selesai membaca doa ini, maka dianjurkan berdoa banyak dan doanya bebas. Tak ada doa khusus. Silakan pilih doa sendiri.3. Setelah itu berjalanlah dengan pelan menuju bukit Marwah. Jika tiba dibatas/isyarat lampu hijau, berlarilah semampunya hingga diisyarat berikutnya yang juga warna hijau.4. Jika telah lewat isyarat tsb, jalanlah pelan hingga tiba di Marwah.5. Kalau sudah di atas Marwah, baca lagi Allahu akbar (3X), dan Laa ilaaha illallah (3X) sambil angkat tangan berdoa

, قدير شيئ كل على وهو الحمد وله الملك له له شريك ال وحده الله إال إله العبده , ونصر وعده أنجز وحده الله إال إله وحده  ال األحزاب وهزم

Ini dilakukan tiga kali. Setiap kali selesai membaca doa ini, maka dianjurkan berdoa banyak dan doanya bebas. Tak ada doa khusus. Silakan pilih doa sendiri.6. Dari Shofa ke Marwah, terhitung satu putaran. Lalu dari Marwah ke Shofa, itu sudah dua putaran. Intinya: bilangan genap selalu di Shofa, dan ganjil di Marwah. Jadi, 7 putaran yang akan kita lakukan berakhir di Marwah7. Jika selesai 7 putaran yang tetap diakhiri doa di atas, maka keluarlah dari Marwah ke tukang cukur dan lakukan tahallul. Bagi pria rambut dicukur rata-tanpa digundul-, dan bagi wanita potong ujung rambut seukuran 1 ruas jari.Wanita usahakan bawa gunting sendiri sehingga bisa potong sendiri.8. Nah, selesailah umrah kita dengan tahallul tsb. Sekarang boleh pakai baju biasa dan melakukan beberapa hal yang dilarang dalam umrah, selain ma’shiyat. Boleh jimak dengan istri, pakai parfum, potong kuku,dll.

B.Tata Cara HajiAdapun tata haji secara ringkas dan sesuai sunnah, maka silakan ikuti petunjuk dan amalan-amalan berikut ini:Ihram1.Usai melaksanakan umrah, kita tunggu tanggal 8 Dzulhijjah yang disebut “Hari Tarwiyah”.Maka mulailah ihram di hotel masing-masing di Makkah yang diawali dengan mandi, dan pakai parfum di badan, bukan di pakaian ihram.2. Setelah pakai ihram, bacalah doa ihram:

حجة اللهم لبيك

Mabit/Bermalam di Mina1. Lalu berangkatlah ke Mina pada pagi hari setelah terbit matahari, tanggal 8 Dzulhijjah tsb.2. Sesampai di Mina, qoshor ,tanpa di jama’ antara sholat Zhuhur dan Ashar. Artinya: Kerjakan sholat Zhuhur 2 raka’at pada waktunya dan Ashar dua raka’at pada waktunya.3. Demikian pula Sholat Maghrib dan Isya’ diqoshor, tanpa dijama’.4. Bermalamlah di Mina agar bisa sholat Shubuh disana sebagaimana sunnah Nabi Shollallahu alaihi wasallam.

Page 48: Manasik Haji

Wuquf/Berdiam Diri di Arafah1. Usai sholat Shubuh di Mina, berangkatlah ke Arafah setelah terbit matahari.Waktu itu sudah tanggal 9 Dzulhijjah.Sambil bertalbiyah.2. Tiba di Arafah lakukan sholat Zhuhur dan Ashar dua-dua raka’at, yaitu dijama’taqdim dan qoshor.3. Jika anda sudah jelas berada dalam batas Arafah, berdolah sambil angkat tangan.Disini tak ada doa yang diwajibkan, bebas berdoa. Namun jika mau berdoa, maka pakailah doa Nabi Shollallahu alaih wasallam dan perbanyak baca:

, قدير شيئ كل على وهو الحمد وله الملك له له شريك ال وحده الله إال إله ال4. Tetaplah berdoa sampai tenggelam matahari. Ingat jangan sampai waktu kalian habis bicara dan jalan. Gunakan baik-baik untuk berdoa karena Allah Ta’ala mendekat ke langit dunia di hari Arafah.5. Ingat jangan sampai tinggalkan Arafah sebelum matahari terbenam !!

Mabit/Bermalam di Muzdalifah1. Tinggalkanlah Arafah setelah matahari terbenam menuju Muzdalifah.2.Setiba di Muzdalifah, langsung kerjakan sholat Maghrib dan Isya’ dengan jama’ta’khir dan qoshor.Artinya: Maghrib dikerjakan di waktu Isya’ tetap 3 raka’at, dan Isya’ 2 raka’at.3. Usai sholat, istirahat dan tidurlah, jangan ada kegiatan karena besok ada kegiatan berat. Jika mau, berwitir sebelum tidur seperti kebiasaan anda sehari-hari. Tak usah pungut batu di malam itu seperti sebagian orang karena itu juga tak ada sunnahnya !4. Bermalamlah di Muzdalifah sampai shubuh agar bisa kerjakan sholat shubuh disana.5. Usai sholat shubuh, duduklah banyak berdzikir dan berdoa sambil angkat tangan atau bertalbiyah. Hindari dzikir jama’ah karena tak ada tuntunannya dalam agama kita.6. Jangan tinggalkan Muzdalifah selain orang-orang lemah, seperti orang tua lansia, wanita, anak kecil, dan petugas haji. Orang ini boleh pergi setelah pertengahan malam.

Melempar Jumrah Aqobah/Kubro1. Tinggalkan Muzdalifah sebelum terbit matahari pada tanggal 10 Dzulhijjah hari ied , sambil bertakbir, dan bertalbiyah menuju Mina melempar.2. Boleh pungut batu yang seukuran antara biji coklat dan biji kacang dimana saja, baik di perjalanan menuju Mina atau di Mina sendiri ataupun dimana saja.3. Lemparlah Jumrah Aqobah setelah terbitnya matahari sebanyak 7 lemaparan batu kecil yang anda pungut tadi. Ketika melempar menghadap Jumrah, maka jadikan Makkah sebelah kirimu, dan Mina (lokasi perkemahan) sebelah kananmu.4. Setiap kali melemparkan batu kecil tsb, ucapkanlah “Allahu akbar” dan usahakan masuk ke dalam kolam. Jika meleset dari kolam, ulangi.Dan Seusai melempar, putuskan talbiyah.

Mencukur Rambut/Tahallul PertamaA. Seusai melempar, maka gundullah rambut kalian atau pendekkan/cukur rata. Adapun wanita,

Page 49: Manasik Haji

maka potong rambut sendiri dengan gunting yang dibawa seukuran 1 ruas jari.B. Dengan ini berarti anda telah melakukan tahallul awal. Maka anda sekarang boleh pakaian biasa, gunakan parfum, gunting kuku dan bulu, dll. Namun Jimak dengan istri belum boleh !!

Menyembelih Kambing1. Sembelihlah kambing pada tanggal 10 Dzulhijjah atau setelahnya pada hari-hari tasyriq (tanggal 11,12, dan 13 Dzulhijjah).2. Dilarang keras menyembelih kambing sebelum tanggal 10 Dzulhijjah. Barangsiapa yang menyembelih sebelum tgl tsb, maka sembelihannya tidak sah, harus diganti, atau puasa 3 hari pada hari-hari tasyriq, dan 7 hari di Indonesia.3. Bagi petugas pembeli dan penyembelih kambing yang biasanya dijabat oleh ketua kloter atau pembimbing, maka kami nasihatkan agar takut kepada Allah jangan sampai menyembelih hadyu/kambingnya sebelum tgl 10 -nya. Jika kalian lakukan itu, maka kalian telah berdosa karena membuat ibadah orang kurang pahalanya. Jika pengurus ambil keuntungan dari kambing yang disembelih sebelum tgl 10 tersebut, maka ia telah memakan harta orang dengan cara yang haram dan batil. Bertaqwalah kepada Allah dan takut pada hari kalian akan diadili di padang Mahsyar !!4. Menyembelih hewan korban bagi jama’ah haji tidaklah wajib, yang wajib hari itu adalah menyembelih kambing yang memang wajib dilakukan oleh haji tamattu’ atau qiron. Kambing ini disebut “hadyu”. Jangan sampai tertipu dengan sebagian orang yang tidak takut kepada Allah yang mewajibkan potong hewan korban di waktu itu, padahal tidak wajib karena hanya semata-mata ingin meraih keuntungan yang banyak !!

Tawaf Ifadhoh1. Setelah cukur dan memakai baju biasa, berangkatlah menuju Makkah untuk tawaf ifadhoh.2. Lakukan tawaf sebagaimana waktu umrah sebanyak 7 putaran, lalu sholat sunnat 2 raka’at di belakang maqom Ibrahim.Kemudian mengarahlah ke kran-kran air Zamzam untuk minum sebanyak-banyak dan siram kepala. Setelah itu kembali ke Hajar Aswad cium atau lambaikan tangan pada garis lurus dengan Hajar Aswad.

Sa’i1. Berikutnya anda menuju ke shofa dan lakukan amalan-amalan sebagaimana telah dijelaskan pada “Tata Cara Umrah”, tadi di atas.2. Usai 7 Putaran, maka anda dianggap telah bertahallul kedua, namun tanpa bercukur lagi. Maka dengan ini anda dibolehkan melakukan jimak dengan istri.3. Tawaf Ifadhoh dan sa’I boleh dilakukan hari-hari tasyriq atau sisa hari-hari haji lainnya selama Anda disana. Tapi lebih cepat lebih bagus. Namun ingat, jangan sampai jimak sebelum lakukan 2 hal ini.

Mabit/Bermalam di Mina1. Selesai tawaf Ifadhoh dan sa’I di Makkah,maka kembalilah ke Mina untuk bermalam selama 2

Page 50: Manasik Haji

atau 3 hari. Bermalam disana wajib.2. Selama 3 hari di Mina, sholat Zhuhur, Ashar, Maghrib, dan Isya’ dikerjakan secara qoshor. Artinya dikerjakan Zhuhur dua raka’at pada waktunya, Ashar 2 raka’at pada waktunya, dan Maghrib tetap pada waktunya, serta Isya’ 2 raka’at pada waktunya.3. Siang harinya tgl 11 setelah shalat zhuhur, berangkatlah ke 3 jumrah untuk melempar, dan ambil batu dimana saja sebanyak 21 biji.4. Berikut anda berangkat ke tempat pelemparan, dan lemparlah 3 jumrah tsb, yang dimulai dengan Jumrah Shughra dekat Masjid Khoif sebanyak 7 lemparan.5. Di Jumrah Shughra ini, lakukan beberapa amalan berikut: 1- Ketika melempar disini menghadaplah ke arah Jumrah dengan menjadikan Makkah sebelah kirimu & Mina (lokasi perkemahan) sebelah kananmu, 2- Lemparlah Jumrah shughra dengan batu kecil sambil ucapkan “Allahu akbar” setiap kali melempar, 3-Carilah tempat sunyi untuk berdo’a disini menghadap kiblat sambil angkat tangan.6. Lalu anda menuju ke Jumrah Wustho (tengah) dan lakukanlah 3 amalan yang anda lakukan tadi di Jumrah Wustho.7. Selanjutnya menuju ke Jumrah Kubro yg biasa disebut “Jumrah Aqobah”, dan lakukan juga amalan disini yang anda lakukan di Jumrah Shughro dan Wustho. Cuma disini anda tak dianjurkan berdoa. Tapi lansung pergi !! Inilah yang dilakukan pada tgl 11.8. Pada tgl 12 & 13 Dzulhijjah, lakukanlah saat itu apa yang anda lakukan pada tgl 11 tadi di atas.9. Jika anda tergesa-gesa karena ada hajat, anda boleh tinggalkan Mina pada tgl 12 Dzulhijjah. Ingat jangan sampai kedapatan waktu maghrib. Jika kedapatan maghrib sementara masih di Mina, maka anda harus bermalam lagi.10. Jika anda selesai melempar tgl 13 Dzulhijjah-dan inilah yg afdhol-, maka anda dianggap telah menyelesaikan ibadah haji. Semoga ibadah hajinya ikhlash dan mabrur.

Tawaf Wada’/Tawaf Perpisahan1. Tawaf wada’ hukumnya wajib dilakukan jika seseorang sudah hendak bersafar meninggalkan Makkah. Kota kenangan dalam beribadah dan taat kepada Allah. Semoga Allah masih perkenankan kita kembali lagi ke Makkah.2. Lakukanlah tawaf wada’ sebagaimana halnya tawaf ifadhoh dan tawaf umrah. Tapi dengan memakai pakaian biasa.3. Jika anda ingin-sebelum keluar dari Masjidil, berdoalah di Multazam, yaitu suatu tempat antara Hajar Aswad dan pintu Ka’bah. Berdoa’alah disini banyak-banyak tanpa harus angkat tangan. Doa dengan sungguh-sungguh sambil menempelkan dada, wajah, kedua lengan dan tangan untuk mengingat akan kondisi kita di padang Mahsyar dan menunjukkan di hadapan Allah akan kelemahan kita dan butuhnya kita kepada-Nya. Ini merupakan sunnah. Namun jangan diyakini bahwa kita tempelkan badan kita disitu karena ada berkahnya. Itu hanya sekedar menunjukkan perasaan butuh dan rendah diri kita kepada Allah,serta sekedar ikuti sunnah.4. Sebelum kembali, berilah kabar gembira keluarga di Indonesia. Lalu sesampai di Indonesia,

Page 51: Manasik Haji

jangan langsung ke rumah, tapi ke masjid dulu sholat sebagaimana sunnah Nabi Shollallahu alaihi wasallam.

Urutan, Tata Cara dan Tempat-Tempat Manasik Haji

ح�يم حمن� اار الر هللاب�ســــــــــــــــم� ا

Pengertian haji, secara garis besar, dapat disimpulkan bahwa “Haji adalah berkunjung ke Baitullah, untuk melakukan Thawaf, Sa’i, Wukuf di Arafah dan melakukan amalan – amalan yang lain dalam waktu tertentu (antara 1 syawal sampai 13 Dzul Hijjah) untuk mendapatkan keridhaan Allah SWT”.

Manasik. Manasik haji adalah peragaan pelaksanaan ibadah haji] sesuai dengan rukun-rukunnya.[1] Dalam kegiatan ibadah haji, calon jamaah haji akan dilatih tentang tata cara pelaksanaan ibadah haji yang akan dilaksanakannya, misalnya rukun haji, persyaratan, wajib, sunah, maupun hal-hal yang tidak boleh dilakukan selama pelaksanaan ibadah haji. Selain itu, para calon jamaah haji juga akan belajar bagaimana cara melakukan praktik tawaf, sa’i, wukuf, lempar jumrah, dan prosesi ibadah lainnya dengan kondisi yang dibuat mirip dengan keadaan di tanah suci.

Rukun Haji (Sesuatu yang  harus dilaksanakan bila ada salah satu atau lebih tidak dilaksanakan, maka tidak dapat diganti dengan dam (denda), dan hajinya batal (tidak sah).

1.    Ihram

2.    Wukuf di Arafah3.    Thawaf  Ifadlah 

4.    Sa’i5.    Memotong rambut / Tahallul6.    Tertib

Page 52: Manasik Haji

Wajib Haji (Sesuatu yang  harus dilaksanakan dan apabila salah satu ada yang ditinggalkan, maka hajinya sah tapi harus membayar dam (denda).

1.    Ihram dari Miqat

2.    Mabit di Muzdalifah3.    Mabit di Mina4.    Melempar Jumrah5.    Thawaf Wada’

1. Urutan kegiatan dalam Ibadah Haji :Dalam kegiatan dan pelaksanaan Ibadah Haji, terdapat urutan rukun dan wajib Haji yang harus dilaksanakan oleh setiap jamaah Haji. urutan kegiatan tersebut sebagai berikut :

1. Sebelum tanggal 8 Dzulhijjah, calon jamaah haji mulai berbondong untuk melaksanakan Thawwaf Qudum di Masjid Al Haram, Makkah. Calon jamaah haji memakai pakaian Ihram (dua lembar kain tanpa jahitan sebagai pakaian haji), sesuai miqatnya, kemudian berniat haji, dan membaca bacaan Talbiyah, yaitu mengucapkan Labbaikallahumma labbaik labbaika laa syarika laka labbaik. Innal hamda wan ni’mata laka wal mulk laa syarika laka..                                                                                                          

2. Tanggal 9 Dzulhijjah, pagi harinya semua calon jamaah haji menuju ke padang Arafah

Wukuf di Arafah.

3. untuk menjalankan ibadah wukuf. Kemudian jamaah melaksanakan ibadah Wukuf, yaitu berdiam diri dan berdoa di padang Arafah hingga Maghrib datang. Sebagaimana Sabda Nabi, Al-hajju ‘Arafah”, maksudnya adalah inti

Page 53: Manasik Haji

dan puncak haji adalah melaksanakan wukuf di Arafah. Arafah berarti mengenal, mengetahui, dan menyadari. Sedangkan makna wukuf adalah berdiam diri.

4. Dengan demikian, makna wukuf di Arafah adalah berdiam diri untuk meditasi dan menengadah guna merenungkan eksistensi diri di hadapan Allah swt. dan dihadapan makhluk alam semesta kemudian melakukan transformasi ruhaniah secara besar-besaran.

5. Dengan wukuf di Arafah tersebut, orang-orang yang melaksanakan haji diharapkan menjadi arif dan sadar akan eksistensi dirinya, dari mana ia berasal dan ke mana ia akan pergi, sadar akan tugas dan tanggung jawabnya, serta memanifestasikan dan mengaplikasikan kesadaran tersebut dalam bentuk tindakan konkret dalam kehidupan pribadi dan kehidupan masyarakatnya.                                                                                                                                                                                                                                    

6. Tanggal 9 Dzulhijjah malam, jamaah menuju ke Muzdalifah untuk mabbit (bermalam) dan

Mabit di Musdzalifah.

7. mengambil batu untuk melontar jumroh secukupnya. Mabit di Muzdalifah artinya bermalam atau berhenti sejenak atau menginap    di Muzdalifah pada malam 10 Dzul Hijjah selepas wukuf di Arafah. Dibagian sebelah barat dari Muzdalifah ini terletak Masy'aril Haram, yaitu gunung Quzah.. Mufassir lain mengatakan,  Masy'aril Haram adalah Muzdalifah seluruhnya. Di tempat itu jama'ah Haji melakukan mabit atau wukuf, minimal  telah melewati tengah malam. Memang,  yang lebih utama  mabit dilakukan sampai selesai shalat Subuh sebelum berangkat ke Mina untuk melakukan  Jumroh Aqobah.                                                                                                                                               

8. Tanggal 9 Dzulhijjah tengah malam (setelah mabbit) jamaah

meneruskan perjalanan ke  Mina untuk melaksanakan ibadah melontar Jumroh. Mina adalah sebuah lembah di padang pasir yang terletak sekitar 5 kilometer sebelah Timur kota Mekkah, Arab Saudi. Ia terletak di antara

Page 54: Manasik Haji

Mekkah dan Muzdalifah. Mina mendapat julukan kota tenda, karena berisi tenda-tenda untuk jutaan jamaah haji seluruh dunia. Tenda-tenda itu tetap berdiri meski musim haji tidak berlangsung. Mina paling dikenal sebagai tempat dilaksanakannya kegiatan lempar jumrah dalam ibadah haji

Mina didatangi oleh jamaah haji pada tanggal 8 Dzulhijah atau sehari sebelum wukuf di Arafah. Jamaah haji tinggal di sini sehari semalam sehingga dapat melakukan shalat Dzuhur, Ashar, Maghrib, Isya dan Subuh. Kemudian setelah sholat Subuh tanggal 9 Dzulhijah, jamaah haji berangkat ke Arafah.

Jamaah haji datang lagi ke Mina setelah selesai melaksanakan wukuf di Arafah. Jamaah haji ke Mina lagi karena para jamaah haji akan melempar jumrah. Tempat atau lokasi melempar jumrah ada 3 yaitu Jumrah Aqabah, Jumrah Wusta dan Jumrah Ula. Di Mina jama'ah haji wajib melaksanakan mabit (bermalam) yaitu malam tanggal 11,12 Dzulhijah bagi jamaah haji yang melaksanakan Nafar Awal atau malam tanggal 11,12,13 dzulhijah bagi jamaah yang melaksanakan Nafar Tsani.

Mina juga merupakan tempat atau lokasi penyembelihanbinatang kurban. Di Mina ada mesjid Khaif, merupakan masjid dimana Nabi Muhammad saw. melakukan shalat dan khutbah ketika berada di Mina saat melaksanakan ibadah haji.

9. Tanggal 10 Dzulhijjah, jamaah melaksanakan ibadah melempar

Jumrah sebanyak tujuh kali ke Jumrah Aqobah sebagai simbolisasi mengusir setan. Melempar jumrah adalah simbol perlawanan manusia terhadap setan. Manusia harus melakukan perlawanan kepada setan karena mereka selalu berupaya menyesatkan manusia dari jalan kebenaran dan menjauhkan mereka dari jalan Allah swt. Melempar jumrah adalah simbol keteladanan Hajar yang menunjukkan sikap permusuhan terhadap setan.

Dalam suatu riwayat dikatakan bahwa sewaktu Ibrahim membawa Ismail untuk disembelih, setan membujuk Hajar agar menghentikan langkah suaminya itu. Sebagi seorang ibu, menurut setan, Hajar tidak akan sampai

Page 55: Manasik Haji

hati mengetahui buah hatinya dikorbankan. Perkiraan setan ternyata meleset. Bukannya menuruti bisikan setan, Hajar malah mengambil batu dan melemparinya berkali-kali.

Dalam ibadah haji, melempar jumrah tidak hanya dilakukan dalam satu hari melainkan tiga atau empat hari. Ini menunjukkan perintah Allah yang sangat tegas agar manusia benar-benar memusuhi setan dan tidak bersekutu dengannya. Panji-panji harus terus dikibarkan dan genderang perang melawan setan harus terus ditabuh. Dilanjutkan dengan tahallul yaitu mencukur rambut atau sebagian rambut.                                                

10.Jika jamaah mengambil nafar awal maka dapat dilanjutkan perjalanan ke

Masjidil Haram untuk Thawwad ifadhah/Thawaf Haji (menyelesaikan Haji). Sedangkan jika mengambil nafar akhir jama'ah tetap tinggal di Mina dan dilanjutkan dengan melontar jumroh sambungan (Ula dan Wustha).Thawaf artinya: 

Mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali di mana posisi Ka’bah berada di sebelah kiri jama’ah. Diawali dan diakhiri sejajar dan searah dengan Hajar Aswad. Macam-macam thawwaf:1. Thawaf Qudum ialah: thawaf selamat datang, yang dikerjakan ketika baru datang di kota Mekah bilamana tidak dikerjakan hajinya tetap sah, karana hukumnya sunnah.

2. Tawaf Ifadhah ialah: thawaf yang termasuk rukun haji, bilamana tidak dikerjakan maka hajinya tidak sah karana hukumnya wajib.

3. Tawaf sunah ialah, tawaf yang bila dikerjakan mendapat pahala dan bila tidak dikerjakan tidak berdosa.4. Thawaf Nadzar ialah, Thawaf yang dilakukan karena punya nadzar5. Tawaf wada' ialah: sebagai tawaf pamitan, (tawaf selamat tinggal ) tawaf yang dikerjakan ketika akan meninggalkan kota Mekah, sedangkan hukumnya wajib, jika tidak mengerjakan maka harus membayar Dam.

Page 56: Manasik Haji

11.Tanggal 11 dan 12 Dzulhijjah, melempar jumrah sambungan (Ula) di

tugu pertama, tugu kedua, dan tugu ketiga.Melontar pertama kali adalah melontar Jumrah 'Aqabah pada hari Ied. Tetapi jika seseorang melakukannya pada tengah malam bagian kedua dari malam Ied, maka demikian itu cukup baginya. Sedangkan yang utama adalah melontar Jumrah 'Aqabah antara waktu dhuha sampai terbenam matahari pada hari Ied. Tapi jika terlewatkan dari waktu itu, maka dapat melontar setelah terbenamnya matahari pada hari Ied. Caranya adalah dgn 7 kali melontar dgn membaca takbir setiap kali melontar.

Adapun melontar pada hari-hari tasyriq adalah dilakukan setelah matahari condong ke barat (setelah dzuhur). Yaitu memulai dgn melontar Jumrah Ula yang dekat dgn masjid Al-Khaif sebanyak 7 kali lontaran disertai takbir setiap melontar. Lalu Jumrah Wustha dgn 7 kali melontar disertai takbir setiap kali melontar. Kemudian melontar di Jumrah 'Aqabah sebanyak 7 kali lontaran disertai takbir setiap kali melontar. Dan demikian itu dilakukan pada tanggal 11,12, & 13 Dzulhijjah bagi orang yang  tak hendak mempercepat pulang dari Mina. Tapi bagi orang yang ingin mempercepat pulang dari Mina, maka hanya sampai tanggal 12 Dzulhijjah.

Dan disunnahkan setelah melontar Jumrah Ula & Jumrah Wustha berhenti di samping tempat melontar. Di mana setelah melontar Jumrah Ula disunahkan berdiri di arah kanan tempat melontar dgn menghadap kiblat seraya berdo'a panjang kepada Allah. Sedang sehabis melontar Jumrah Wustha disunnahkan berdiri disamping kiri tempat melontar dgn menghadap kiblat seraya berdo'a panjang kepada Allah. Tapi sehabis melontar Jumrah 'Aqabah tak disunnahkan berdiri di sampingnya karena Nabi saw. setelah melontar Jumrah Aqabah tak berdiri disampingnya.                                                                   

12. Jamaah haji kembali ke Makkah untuk melaksanakan Thawaf 

Page 57: Manasik Haji

Thawwaf Wada' 

13. Wada’ (Thawaf perpisahan) sebelum pulang ke negara masing-masing. Dilakukan pada saat akan meninggalkan Mekah yang biasanya dilakukan untuk menghormati Baitullah karena akan berpisah. Hukum Thawaf Wada' adalah wajib, sehingga kalau tidak dikerjakan wajib membayar dam (menyembelih kambing). Thawaf ini di sebut juga Thawaf Perpisahan. Thawaf wada’ merupakan penutup dari kewajiban – kewajiban haji yang seorang haji wajib melakukannya sebelum pergi menuju negerinya atau meninggalkan kota Mekkah.

Rasulullah saw yang bersabda :“Janganlah seseorang diantara kalian itu pergi (meninggalkan Mekkah) sampai penutupannya itu di ka’bah”.

“Tiada ampunan meninggalkan thawaf wada’ kecuali bagi yang sedang haid maupu nifas”.

2. 10 Tips Tetap Sehat Saat BerhajiPertemuan besar para jama’ah dari berbagai bangsa di dunia yang membuat kondisi Tanah Suci menjadi luar biasa padat, juga bisa menjadi faktor mudahnya penularan langsung atau tidak langsung berbagai penyakit menular. Apalagi jamaah haji juga harus membiasakan diri dengan makanan lokal yang belum tentu cocok di perut, sebab urusan konsumsi, sudah diatur oleh penyelenggara perjalanan haji. Untuk itu perlu adanya tindakan pencegahan yang direkomendasikan dan harus dilakukan para jamaah guna memperkecil resiko-resiko yang mungkin akan menghinggapi selama perjalanan ibadah di Sudi Arabia. Langkah-langkah persiapan yang perlu dilakukan diantaranya:1.Kebersihan Makanan dan Minuman. Tidak direkomendasikan jamaah haji untuk meminum air kran, sebab air kran berbahaya untuk dikonsumsi, karena berupa air mentah yang masih banyak mengandung mikroorganisme. Perjalanan panjang selama 10 jam antara Madinah dan Mekah dalam cuaca panas terik pastilah akan membuat para jamaah haji lelah dan kehausan. Padahal di sepanjang perjalanan tidak bisa dipastikan akan menemukan makanan, air minum bersih atau toilet. 2.Membawa Bekal Air Minum. jika ingin yang natural bisa dipilih air Zam zam. Air Zam Zam aman diminum walau mentah karena mengandung flouride tinggi yang mampu membunuh kuman. Sehingga resiko dehidrasi selama dalam perjalanan

Page 58: Manasik Haji

tidak akan terjadi. 3.Kebersihan Tempat Makan. Para jamaah haji pun harus memeriksa dengan teliti kebersihan tempat makan yang akan dipilih. Misalnya di distrik Haram, sebaiknya jamaah haji menghindari untuk makan di restauran yang kelihatan kurang bersih. Mengintip kebersihan restoran sebelum memesan makanan dan mencuci tangan dengan sabun sebelum makan adalah hal yang mutlak dilakukan. 4.Membawa Sabun Mandi Sendiri. Saat menerima jatah makanan, hendaknya juga diperiksa apakah masih hangat atau sudah basi. Sebab pengolahan makanan dalam jumlah besar sehingga kadang diolah jauh sebelum jam makan tiba. Jika sudah dalam kondisi tidak baik, sebaiknya tidak dikonsumsi.6.Membekali Obat Untuk Berjaga-jaga. Memerhatikan penyakit yang telah diidap sedari di tanah air. Seyogyanya sebelum keberangkatan, memeriksakan diri dan berkonsultasi pada dokter keluarga, sehingga dokter bisa memberikan saran bagaimana menjaga diri supaya kemungkinan komplikasi bisa dihindari. 7.Memberitahu Kepala Kelompok Tentang Penyakit Anggotanya. Agar selalu tanggap dan waspada. Sebagian besar kaum lanjut usia mengalami resiko pembengkakan pembuluh darah yang mengakibatkan gagal vena atau masalah jantung. Bagi yang memiliki tekanan darah tinggi juga harus berhati-hati. Terutama pada beberapa obat yang bisa meningkatkan tekanan jantung, seperti obat flu dan pelega tenggorokan. 8.Selalu berkonsultasi dengan dokter kelompok. Bagi yang mengidap diabetes, tidak berarti harus berhenti makan karena takut gula darah naik. Sebaiknya tetap makan makanan diet seperti salad buah dan makanan kecil rendah gula, serta tidak tidur di siang hari dan lebih memperhatikan penanganan luka-luka kecil akibat terinjak atau terdorong.9.Cukup beristirahat. jamaah haji Butuh stamina yang baik untuk bisa mengikuti rangkaian Ibadah Haji. Untuk itu, cukup istirahat mutlak diperlukan. Jangan sampai gara-gara terlalu banyak jalan-jalan dan belanja, kondisi fisik menjadi drop dan menjadi tak cukup fit untuk mengikuti ibadah. 10.Menyediakan krim. Bagi jamaah haji yang berkulit sensitif, ada baiknya menggunakan krim anti jamur. Krim anti nyamuk juga dianjurkan untuk melindungi diri dari gigitan serangga. Krim untuk menjaga kelembaban kulit dan melindungi kulit dari sengatan matahari juga dianjurkan.

إليك وأتوب أستغفرك أنت إال إله ال أن أشهد وبحمدك هم الل                       سبحانك“Maha suci Engkau ya Allah, dan segala puji bagi-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Engkau. Aku

mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.”

Macam-macam tawaf

Tawaf terdiri dari 4 ( empat ) macam yaitu Tawaf Ifadah, Tawaf Qudum, Tawaf Wada dan Tawaf sunat.

Page 59: Manasik Haji

Tawaf IfadahTawaf ifadah adalah salah satu dari beberapa rukun haji, yang harus dilaksanakan sendiri jika tidakhajinya batal. tawaf ini disebut juga Tawaf Ziarah atau Tawaf Rukun. Sebagaimana Firman Allah dalam surat Al-Hajj ayat 29 :“Tsummal yaqdhuu tafatsahum wal yuufuu nudzuurahum wal yaththawwafuu bilbaitil ‘atiiq”Artinya :“Kemudian hendaklah mereka menghilangkan kotoran-kotoran mereka, memotong rambut, mengerat kuku dan memenuhi nazar-nazar mereka dan hendaklah mereka melakukan tawaf di rumah yang tua itu.”

Tawaf ini dilaksanakan setelah semua ibadah Haji telah diselesaikan yaitu ; melontar jumrah Aqabah, membayar dam serta Tahallul Akhir (Mencukur) kemudian disunatkan memakai wewangian setelah jama’ah tidak Ihram. Hal ini diterangkan dalam hadis Aisyah :Artinya : “Aku pernah meminyaki Rasulullah SAW ketika (hendak) ihram, sebelum ia berihram, dan ketika sudah Tahallulsebelum ia melakukan tawaf di Ka’bah.”(Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim)

Sesudah Tawaf Ifadah jama’ah langsung dapat melakukan Tahalllul Akbar, serta telah dihalalkan dari segala apa yang diharamkan ketika masih Ihram.

Waktu Pelaksanaan Tawaf Ifadah.

Para ulama sepakat bahwa Tawaf Ifadah adalah merupakan rukub Haji yang harus dilaksanakan oleh setiap orang yang melakukan Ibadah Haji. Berikut ini pendapat para imam tentang waktu Tawaf Ifadah :

HANAFIYAH : Waktu Tawaf Ifadah dimulai dari fajar hari Nahr (10 Zulhizah) sampai akhir bulan sesudah seseorang melakukan wukuf di Arafah.MALIKIYAH : Waktu Tawaf Ifadah dimulai dari fajar hari Nahr (10 Zulhizah) sampai akhir bulan Zulhijah, sehingga apabila ada jama’ah haji meninggalkan (mengakhiri) dari waktu tersebut maka terkena DamSYAFI’IYAH : Waktu Tawaf Ifadah dimulai sejak setelah pertengahan kedua malam hari Nahr (10 Zulhizah) dan berakhir sampai jama’ah haji mengerjakannya (kapan saja) selama hidupnya. sedang waktu afdhal (utama) untuk mengerjakannya ialah pada hari Nasr (10 Zulhijah).

Tawaf QudumDisebut juga Tawaf Dukhul, yaitu tawaf pembukaan atau tawaf selamat datang yang dilakukuan pada waktu jama’ah baru tiba di Mekah.

Nabi Muhammad SAW setiap kali masuk Masjidil Haram lebih dulu melakukan tawaf sebagai ganti shalat Tahiyyatul Masjid. Maka tawaf inipun disebut juga Tawaf Masjidil Haram.

Hukum untuk tawaf Qudum adalah Sunat. maka jika tidak melaksanakan tawaf Qudum tidak membatalkan Ibadah haji ataupun Umrah. Bagi wanita yang sedang haid atau Nifas dilarang

Page 60: Manasik Haji

melakukan Tawaf Qudum. Bagi wanita yang melaksanakannya tidak perlu lari-lari kecil cukup berjalan biasa.

Tawaf Qudum ini boleh tidak disambung dengan Sa’i, tetapi bila disambung maka Sa’inya sudah termasuk Sa’i haji. Oleh karena itu waktu Tawaf Ifadah jama’ah tidak perlu lagi melakukan Sa’i. Disunatkan menyelendangkan pakaian atas Ihram di bawah ketiak lengan kanan dan ujungnya diatas pundak kiri. kalau mungkin sempatkanlah mengusap dan mengecup Hajar Aswad. atau cukup dengan memberi isyarat dari jauh sambil membaca :

“Allahumma Imaanan Bika Wa Tashdieqan Bikitaabika Wa Wafaaan Bi’ahdika Wattibaa’an Lisunnati nabiyika Sayydinaa Muhammadin Shallalahu Alaihi Wasallam.”

Artinya :

“Ya Allah ku ! aku beriman kepada Mu dan membenarkan kitab Mu, dan memenuhi janji Mu serta mengikuti sunnah nabi Mu, yaitu penghulu kami Muhammad SAW”

ditengah-tengah melakukan tawaf itu jama’ah haji diperkenankan membaca do’a :

“Subhaanallah Wal hamdulillah Walaailaaha Illallah, Wallaahu Akbar Walaa Haula Walaa Quwwata Illaabillah. Allahumma Innie Aamantu Bikitaabikalladzi Anzalta Wa Nabiyya Kalladzi Arsalta Faqhfir lie Maaqaddamtu Wama Akh khartu.”

Artinya :

“Maha suci Allah, Segala puji bagi Allah tidak ada Allah yang patut disembah kecuali Allah, Allah Maha besar, Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah. Ya Allahku ! Sesungguhnya aku beriman kepada kitab Mu yang telah Engkau turunkan, dan kepada nabi Mu yang telah Engkau utus, Oleh karena itu ampunilah dosa – dosaku yang telah lalu dan yang akan datang.”

Dan ketika sudah sampai di antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad supaya membaca :

“Rabbanaa Aatinaa Fiddunyaa Hasanah Wafil Aakhirati Hasanah Waqinaa ‘Azaabannar wa Adkhilnaa Ijannata Ma’al Abrar.”

Artinya :

“Ya Tuhan kami ! berilah kami kebaikan di dunia dan akhirat, dan lindungilah kami dari siksaan api neraka, dan masukkanlah kami ke dalam surga bersama orang-orang baik.”

Tawaf WadaWada artinya perpisahan, Tawaf Wada atau tawaf perpisahan adalah salah satu ibadah wajib untuk dilaksanakansebagai pernyataan perpisahan dan penghormatan kepada Baitullah dan Masjidil Haram. Tawaf ini cukup dikerjakan dengan berjalan biasa. Tawaf Wada disebut juga Tawaf Shadar ( Tawaf Kembali ) karena setelah itu jama’ahakan meninggalkan Mekah untuk

Page 61: Manasik Haji

ketempat masing-masing. Dalam pelaksanaannya sama dengan tawaf yang lainnya, akan tetapi do’a yang dibaca berbeda untuk semua putaran.

Tawaf Wada adalah tugas terakhir dalam pelaksanaan Ibadah Haji dan Ibadah Umrah. Bagi jama’ah yang belum melakukannya belum boleh meninggalkan Mekah, karena hukumnya Wajib. Bila tidak dikerjakan maka wajib membayar Dam, dan bila sudah mengerjakan maka tidak dibenarkan lagi tinggal di Masjidil Haram. Jika Jama’ah sudah keluar Masjid, maka hendaklah segera pergi sebab kalau jama’ah masih kembali kemasjid diharuskan mengulangi Tawaf Wada Ini. Wanita yang sedang Haid dibebaskan dari Tawaf wada dan ia boleh langsung meninggalkan Mekah. Hal ini dijelaskan dalam hadis Ibnu Abbas yang artinya :

“Manusia diperintahkan supaya akhir perjumpaan ( dengan Baitullah ) itu dengan menjalankan Tawaf di Baitullah, akan tetapi hal ini diringankan bagi perempuan-perempuan yang sedang Haid.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Tawaf SunatAdalah tawaf yang bisa dilakukan kapan saja. Kalau dilakukan saat baru memasuki Masjidil Haram, Tawaf ini berfungsi sebagai pengganti shalat Tahiyatul Masjid. Tawaf sunat inilah yang dimaksud atau disebut Tawaf Tathawwu.