Manajemen Risiko - Metode Kecemasan Untuk Menseleksi Teknik Penanganan Risiko

17
MAKALAH MANAJEMEN RISIKO “Metode Kecemasan Untuk Menseleksi Teknik Penanganan Risiko” Disusun Oleh : 1. Hanung Yulistiyono Putro (B.131.10.0161) 2. Faradila Ayuning Dyah (B.131.11.0245) 3. Anandhita Pramudya Hadi (B.131.11.0431) 4. Clara Oktavia (B.131.11.0515) 5. Edwin Aulia Fahmi (B.131.12.0020)

description

Manajemen Risiko - Metode Kecemasan Untuk Menseleksi Teknik Penanganan Risiko

Transcript of Manajemen Risiko - Metode Kecemasan Untuk Menseleksi Teknik Penanganan Risiko

Page 1: Manajemen Risiko - Metode Kecemasan Untuk Menseleksi Teknik Penanganan Risiko

MAKALAH

MANAJEMEN RISIKO

“Metode Kecemasan Untuk Menseleksi Teknik Penanganan Risiko”

Disusun Oleh :

1. Hanung Yulistiyono Putro (B.131.10.0161)

2. Faradila Ayuning Dyah (B.131.11.0245)

3. Anandhita Pramudya Hadi (B.131.11.0431)

4. Clara Oktavia (B.131.11.0515)

5. Edwin Aulia Fahmi (B.131.12.0020)

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEMARANG

2014

Page 2: Manajemen Risiko - Metode Kecemasan Untuk Menseleksi Teknik Penanganan Risiko

1. Pendahuluan

Banyak variasi cara di mana seseorang manajer risiko dapat memilih teknik manajemen

risiko untuk digunakan dalam suatu keadaan tertentu.

Selanjutnya dalam pembahasan berikut ini metode kecemasan tersebut akan digunakan

pada contoh yang kompleks walaupun masih disederhanakan.

2. Pengaruh Kecemasan dalam menetapkan keputusan.

Nilai kecemasan tentu saja itu merupakan faktor yang sangat subjektif. Nilai itu

tergantung atas distribusi probabilitas daripada :

a. Ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi menurut perasaan pribadi manajer risiko

yang bersangkutan.

b. Risiko-risiko lain yang dihadapi perusahaan yang bersangkutan.

Tujuan manajemen risiko akan mempengaruhi faktor kecemasan tersebut adalah :

a. Tujuan manajemen risiko menentukan seberapa besar pentingnya faktor kecemasan

itu seharusnya ditempatkan pada kerugian potensial.

b. Tujuan manajemen risiko mencerminkan sikap perusahaan yang bersangkutan

terhadap risiko.

Misalnya suatu kerugian potensial yang akan menyebabkan turunnya laba tiap saham

20% adalah penting jika batas turunnya laba tiap saham yang masih bisa ditolerir adalah 10%,

tetapi tidak akan mencemaskan, jika tujuan perusahaan adalah mempertahankan keberadaanya.

Begitu pula bila tujuan adalah kestabilan laba degan target fluktuasi turunnya laba harus kurang

dari 30% maka kemungkinan akan turunnya laba 20% tidaklah merisaukan.

Kuatnya keinginan untuk mencapai kedamaian pikiran atau bebas dari rasa takut dan

cemas mencerminkan sikap sesuatu perusahaan terhadap risiko. Perusahaan yang seperti ini

biasanya mengambil keputusan secara konservatif.

Tujuan ekonomi suatu perusahaan dicerminkan dengan usaha meminimumkan biaya rata-

rata-rata dalam long-run. Apabila biaya suatu metode penanganan risiko yang terpilih sudah

ditetapkan, maka perusahaan tersebut ingin meninjau kembali tujuannya yang lain-lain sehingga

dapat mengubah nilai kecemasan tersebut.

1

Page 3: Manajemen Risiko - Metode Kecemasan Untuk Menseleksi Teknik Penanganan Risiko

Jika biaya tersebut terlalu tinggi, maka "post-loss objective" bisa menjadi kurang

mendesak atau keinginan untuk kedamaian pikiran atau pandangan "pre-loss" yang baik

berkemungkinan akan dikurangi. Tujuan "pre-loss growth" bisa menyebabkan beberapa kerugian

potensial perlu dinilai lebih penting dariapada sebelumnya, tetapi tujuan "pre-loss growth"

mungkin memperkuat keinginan untuk "pre-loss economy". Hal ini akan membaskan lebih

banyak dana untuk membelanjai "pre-loss growth".

Akhirnya kendala yang berasal dari luar biasa dipandang dalam kebanyakan kasus

sebagai mendiktekan nilai kecemasan yang tinggi untuk semua kombinasi metode yang tidak

bisa menghilang kendala luar itu. Misalnya atas desakan peraturan pemerintah maka perusahaan

kecil memaksakan diri membeli asuransi kompensasi tenaga kerja (ASTEK).

Contoh lain, sebuah perusahaan yang ingin memperoleh pinjaman hipotik terpaksa

membeli asuransi kerugian karena peraturan mengharuskan bahwa harta yang dijaminkan

(hipotik) harus dilindungi asuransi dalam beberapa kasus.

Suatu perusahaan mungkin memilih "tidak merisaukan" desakan untuk memenuhi

kendala-kendala luar ini, sebagai gantinya memilih risiko dari tidak memenuhi peraturan yang

bersangkutan. Misalnya sanksi bagi yang tidak memenuhi standar keselamatan dianggap lebih

rendah dari biaya ekstra untuk memenuhi standar itu, tetapi tentu saha kasus seperti itu jarang

ada. Selanjutnya pertimbangan etika, masyarakat, dan ekonomi akan lebih mempersempit fokus

perhitungan keuangan.

3. Peninjauan Metode Kecemasan

Dengan metode kecemasan, manajer risiko memilih keputusan yang dalam waktu lama

(long-run) akan menghasilkan kerugian rataa-rata pertahun yang paling rendah. Termasuk di

dalam kerugian telah dibebankan untuk menanggung kecemasan sebab dengan fluktuasi kerugian

lebih dari tahun ke tahun.

Nilai ini sangat subyektif sekali, tetapi bila kerugian-kerugian diharapkan akan menjadi

tinggi dalam suatu tahun tertentu, bisa menyebabkan masalah-masalah keuangan yang besar

bagu perusahaan tersebut. Penerapan berikut ini diatur untuk memberi keterangan lebih lanjut

atas metode ini.

2

Page 4: Manajemen Risiko - Metode Kecemasan Untuk Menseleksi Teknik Penanganan Risiko

4. Studi Kasus

Seorang manajer risiko dari sebuah perusahaan menengah harus menentukan bagaimana

menangani kerugian-kerugian harta benda yang potensial dari yang mungkin diderita perusahaan

tersebut karena memiliki bangunan dengan segala isinya dalam suatu lokasi pinggiran kota.

Kerugian-kerugian personil dan tanggung jawab sehubungan dengan kerugian-kerugian harta

benda itu dapat diabaikan.

Neraca perusahaan itu menunjukan asset Rp500.000.000,- utang, Rp300.000.000,-

capital, dan retained earning sebesar Rp200.000.000,- berdasarkan laporan operasi perusahaan

tahun lalu penjualannya adalah Rp400.000.000,- pengeluaran Rp350.000.000,- dan pendapatan

sebelum pajak.

Distribusi probabilitas dari erugian selama tahun mendatang berbeda-beda tergantung

apakah sebuah sprinkler otomatis diganakan atau tidak.

Kedua distribusi probabiitas itu adalah sebagai berikut :

Kerugian-kerugianPROBABILITAS

Tanpa Sprinkler Dengan Sprinkler

0

500.000

1.000.000

10.000.000

50.000.000

100.000.000

200.000.000

0.700

0.150

0.100

0.040

0.700

0.002

0.001

0.700

0.150

0.100

0.040

0.009

0.001

0.000

Manajer risiko harus memilih di antara 8 tindakan, yaitu :

1. Menangggung risiko.

2. Menanggung risiko, juga memasang suatu sprinkler otomatis .

3. Pembelian asuransi Rp50.000.000,-

4. Pembelian asuransi Rp50.000.000,- juga memasang suatu sprinkler otomatis.

5. Pembelian asuransi Rp200.000.000,- dengan sebuah deductible Rp1.000.000,-.

3

Page 5: Manajemen Risiko - Metode Kecemasan Untuk Menseleksi Teknik Penanganan Risiko

6. Pembelian asuransi Rp200.000.000,- dengan sebuah deductible Rp1.000.000,- dan

juga memasang suatu sprinkler otomatis.

7. Pembelian asuransi Rp200.000.000,-.

8. Pembelian sprinkler otomatis.

Daftar di bawah ini menunjukkan asumsi-asumsi biaya tambahan :

1. Sprinkler otomatis itu akan menelan biaya Rp9.000.000,- sampai terpasang dan

Rp100.000,- per tahun untuk pemeliharaannya. Penyusutan tahunan sprinkler

(diasumsikan umur ekonominya selama 30 tahun) adalah Rp 300.000,-.

2. Premi-permi berhadapan 3 kemungkinan kebijaksanaan kemungkinan asuransi adalah

sebagai berikut :

Jumlah Asuransi Tanpa Sprinkler Dengan Sprinkler

Rp50.000.000,-

Rp200.000.000,-

(Rp1.000.000,- deductible)

Rp 200.000.000,-

Rp1.620.000,-

Rp1.650.000,-

Rp1.990.000,-

Rp1.620.000,-

Rp1.350.000,-

Rp1.690.000,-

Premi-premi itu dihitung atas asuransi bahwa insurer menggunakan distribusi probabilitas

yang sama dan perusahaan asuransi menggunakan kira-kira 2/3 dari premi-premi untuk

membayar kerugian.

3. Jika kerugian gedung dan kerugian isinya adalah kira-kira Rp100.000,- atau

Rp2.000.000,- sebuah sistem sprinkler yang dinilai Rp9.000.000,- itu juga ikut hancur.

4. Kerugian-kerugian insidental yang tidak bisa diasurasikan di batas pada kerugian

sebesar :

Rp2.000.000,- bagi bangunan yang tidak diasuransikan dan beserta kerugian isinya

total Rp50.000.000,-.

Rp4.000.000,- bagi sebuah bangunan yang tidak diasuransikan dan kerugian isinya

senilai Rp100.000.000,-.

Rp6.000.000,- bagi sebuah bangunan yang tidak diasuransikan dan kerugian isinya

senilai Rp150.000.000,-

4

Page 6: Manajemen Risiko - Metode Kecemasan Untuk Menseleksi Teknik Penanganan Risiko

Rp8.000.000,- bagi sebuah bangunan yang tidak diasuransikan dan kerugian isinya

senilai Rp200.000.000,-

5. Jika keputusan yang diambil itu adalah menanggung sendiri risiko maka manajer risiko

akan membayar seorang inspektur keamanan sebesar Rp100.000,- untuk memberikan

pelayanan seperti yang disediakan oleh pihak perusahaan asuransi.

6. Perusahaan tersebut dapat memotong laba kena pajak sebesar 80% dari kerugian

insidentil yang dapat diasuransikan itu selain dari kerugian-kerugian sistem sprinkler dan

semua kerugian insidentil yang tidak dapat diasuransikan harga sprinkler itu, kerugian

sistem sprinkler dan premi asuransi. Tarif pajak perusahaan itu adalah 50%.

Laba modal atas pemilikan, jika melebihi jumlah dasar asuransi kena pajak dari harta

yang rusa atau musnah itu biasa diabaikan karena akan mudah diimbangi oleh kerugian-

kerugian modal yang di bawah dari tahun-tahun sebelumnya.

7. Opportunity cost dari pembelian asuransi diabaikan. Keputusan-keputusan yang

mungkin, kerugian-kerugian gedung dan kerugian isinya yang mungkin, kerugian-

kerugian gedung dan kerugian isinya yang mungkin, serta total kerugian yang mungkin

pada perusahaan yang dihubungkan dengan setiap keputusan kombinasi kerugian-

kerugian beserta isinya yang mungkin, diikhtisarkan dalam tabel, kecuali jika sistem

sprinkler ini hancur, maka masing-msaing kotak total kerugian mengandung perhitungan

sebagai berikut.

(Kerugian kebetulan yang bisa diasuransikan)[1-(0.80)(0.50)] + (Kerugian-kerugian

kebetulan yang tidak bisa diasuransikan (1-0.50) + Nilai Kecemasan + Biaya penerapan

metode manajemen risiko (yaitu premi asuransi harga sprinkler otomatis atau biaya

inspektor keamanan) [1-0.50]

Total kerugian

Jika sistem sprinkler itu hancur, kerugian sebesar Rp9.000.000,-dikurangi penghematan

pajak 50% ditambahkan pada kerugian kebetulan yang bisa diasurasikan setelah pajak tersebut

jika sisa asuransi itu tidak cukup besar untuk menutupi kerugian ini.

5

Page 7: Manajemen Risiko - Metode Kecemasan Untuk Menseleksi Teknik Penanganan Risiko

Tabel 10.1

Kerugian-kerugian total pada masing-masing keputusan kombiasi kerugian gedung dan isinya.

Kerugian gedung dan isinya

(dalam jutaan rupiah)

Besarnya 0 0.5 1 10 50 100 200

Probabilitas tanpa

sprinkler 0.7 0.15 0.1 0.04 0.007 0.002 0.001

Probabilitas dengan

sprinkler 0.7 0.15 0.1 0.04 0.009 0.001 0.000

Keputusan

1. Menanggung risiko 0

0

1

0.5

0.3

0

1

0.5

0.6

0

1

0.5

6

0

1

0.5

30

1

1

0.5

60

2

1

0.5

120

4

1

0.5

1.05 1.35 1.65 7.05 32.04 64.5 124.5

2. Menanggung risiko

dan pasang sprinkler

0

0

0.5

0.25

0.3

0

0.5

0.25

0.6

0

0.5

0.25

6

0

0.5

0.25

30

1

0.5

0.25

60

2

0.5

0.25

120

4

0.5

0.25

0.75 1.05 1.35 6.75 31.75 67.25 129.25

3. Beli asuransi Rp50,- 0

0

0.2

0.81

0

0

0.2

0.81

0

0

0.2

0.81

0

0

0.2

0.81

0

1

0.2

0.81

30

2

0.2

0.81

90

4

0.2

0.81

1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 32.01 94.01

4. Beli asuransi Rp50,-

dan pasang sprinkler

0

0

0.05

1.01

0

0

0.05

1.01

0

0

0.05

1.01

0

0

0.05

1.01

0

0

0.05

1.01

34.5

1

0.05

1.01

94.5

3

0.05

1.01

1.06 1.06 1.06 1.06 1.06 36.56 98.56

6

Page 8: Manajemen Risiko - Metode Kecemasan Untuk Menseleksi Teknik Penanganan Risiko

5. Beli asuransi Rp200,-

dengan deductible

Rp1.-

0

0

0.02

0.825

0.3

0

0.02

0.825

0.6

0

0.02

0.825

0.6

0

0.02

0.825

0.6

0

0.02

0.825

0.6

0

0.02

0.825

0.6

0

0.02

0.825

0.845 1.145 1.445 1.445 1.445 1.445 1.445

6. Beli asuransi Rp200,-

dengan deductible

Rp1.- + Instalasi

sprinkler

0

0

0.02

0.875

0.3

0

0.02

0.875

0.6

0

0.02

0.875

0.6

0

0.02

0.875

0.6

0

0.02

0.875

0.6

0

0.02

0.875

4.5

0

0.02

0.875

0.895 1.145 1.445 1.445 1.445 1.445 1.445

7. Beli asuransi Rp200,- 0

0

0

0.995

0

0

0

0.995

0

0

0

0.995

0

0

0

0.995

0

0

0

0.995

0

0

0

0.995

0

0

0

0.995

0.995 0.995 0.995 0.995 0.995 0.995 0.995

8. Beli asuransi Rp200,-

+ Instalasi sprinkler

0

0

0

1.045

0

0

0

1.045

0

0

0

1.045

0

0

0

1.045

0

0

0

1.045

0

0

0

1.045

4

0

0

1.045

1.045 1.045 1.045 1.045 1.045 1.045 5.545

ANALISIS

Kerugian-kerugian harapan masing-masing dari 8 keputusan itu adalah sebagai berikut :

1. Menanggung Rp1.860.000,-

2. Menanggung + Sprinkler Rp1.440.000,-

3. Asuransi Rp50.000.000,- Rp1.165.000,-

4. Asuransi Rp50.000.000,- + Sprinkler Rp1.096.000,-

5. Asuransi Rp200.000.000,- deductible Rp1.000.000,- Rp980.000,-

6. Asuransi Rp200.000.000,- deductible Rp1.000.000,- + Sprinkler Rp1.030.000,-

7. Asuransi Rp200.000.000,- Rp995.000,-

7

Page 9: Manajemen Risiko - Metode Kecemasan Untuk Menseleksi Teknik Penanganan Risiko

8. Asuransi Rp200.000.000,- + Sprinkler,- Rp1.045.000,-

yang disukai dari tindakan tersebut untuk pembelian asuransi Rp200.000.000,- dengan

Rp1.000.000,- deductible. Nomor kedua yang disukai adalah suatu kebijaksanaan asuransi yang

deductible disukai karena manjer risiko tidak begitu terlalu cemas menanggung kerugian

Rp1.000.000,- ke bawah, tetapi dikhawatirkan tentang kerugian besar. Premi sesudah pajak akan

berkurang Rp150.000,- jika sprinkler otomatis di instalasikan.

Tetapi instalasi itu sendiri dan pemeliharaan berikutnya akan menelan biaya sesudah

pajak. Rp200.000,- setahun.

Kebijaksanaan yang sangat sedikit disukai adalah menanggung risiko yang sempurna, hal

ini disebabkan adanya faktor kekhawatiran yang besar, kerugian-kerugian insidentil yang tidak

diasuransikan dan probabilitas yang lebih tinggi dari kerugian besar tanpa ada suatu sprinkler.

Sebagaimana telah diperingatkan sebelumnya, nilai "W" (kecemasan) itu sangat subjektif

sifatnya dan sukar untuk dinyatakan dengan angka. Karena itu tidaklah perlu untuk menentukan

secara eksak nilai kecemasan pada setiap keputusan.

Manajer risiko hanya perlu menyatakan apakah nilai kecemasan itu lebih besar atau lebih

kecil dari suatu standar yang ditetapkan. Sebagai contoh, jika kekhawatiran itu berhubungan

dnegan masing-masing keputusan, tidak dinilai dalam daftar kerugian itu, maka nilai kerugian

harapan adalah sebagai berikut :

1. Menanggung risiko sendiri Rp1.860.000,- + W1

2. Menanggung risiko + Sprinkler Rp1.440.000,- + W2

3. Asuransi Rp50.000.000,- Rp1.165.000,- + W3

4. Asuransi Rp50.000.000,- + Sprinkler Rp1.096.000,- + W4

5. Asuransi Rp200.000.000,- Deductible Rp1.000.000,- Rp980.000,- + W5

6. Asuransi Rp200.000.000,- Deductible Rp1.000.000,- + Sprinkler Rp1.030.000,- + W6

7. Asuransi Rp200.000.000,- Rp995.000,- + Rp0,-

8. Asuransi Rp200.000.000,- + Sprinkler,- Rp1.045.000,- + Rp0,-

Kebijaksanaan ke-8 bisa dihapuskan karena kerugian harapan lebih dari kebijaksanaan

no.7 sebagai satu-satunya alternatif yang nilai kecemasan = 0. Kebijaksanaan 3,4, dan 6 juga bisa

dihapuskan karena kebijaksaan no. 5 merupakan kebijaksaanan yang lebih disukai dari ketiga

8

Page 10: Manajemen Risiko - Metode Kecemasan Untuk Menseleksi Teknik Penanganan Risiko

alternatif kebijaksanaan tersebut. Jika W5 tidak lebih besar dari W3+ (Rp965.000,- +

Rp960.000,-) atau W5 + (Rp1.046.000,- - Rp960.000,-) atau W6 + (Rp1.010.000,- -

Rp960.000,-) yang tampak tidak akan mungkin. Akibatnya nilai kecemasan perlu dibandingkan

hanya pada alternatif 7, 5, 1, dan 2.

Kebijaksanaan 7 akan lebih disukai jika :

W5 > Rp995.000 - Rp960.000,- = Rp35.000,-

W1 > Rp995.000 - Rp860.000,- = Rp135.000,- dan

W2 > Rp995.000 - Rp940.000,- = Rp55.000,-

Jika diasumsikan, W5 < Rp35.000,- dan W1 > Rp55.000,-. Kebijaksaan ke-7 akan lebih

disenangi dari kebijaksaan 1 dan 2 tetapi bukan kebijaksanaan 5. Kebijaksanaan 5 karena itu

akan menjadi kebijaksanaan yang terbaik.

Tetapi untuk memilih harus menyatakan seperti tabel, bahwa W5 tepatnya adalah

Rp20.000,-, W1 tepatnya Rp1.000.000,- , dan W2 tepatnya Rp65.000,-.

Pendekatan lain yang mungkin menolong untuk menilai kecemasan itu adalah untuk

menanyakan bagi setiap kebijaksanaan seberapa banyak manajer risiko itu akan membayar

tambahan terhadap kerugian harapan tanpa memperhatikan faktor kecemasan untuk

menghilangkan turun naiknya kerugian per tahun.

Sebagai contoh diambil keputusan no. 1, beberapa jumlah maksimum manajer risiko

ingin membayar sebagai tambahan pada kerugian harapan Rp1.860.000,- untuk mendapatkan

Rp1.860.000,- + W1 setiap tahunnya sebagai pengganti kerugian tahunan yang berkisar antara

Rp50.000,- sampai Rp124.050.000,-

9