MANAJEMEN REDAKSIONAL PERS
-
Upload
abaz-zahrotien -
Category
Documents
-
view
1.951 -
download
1
Transcript of MANAJEMEN REDAKSIONAL PERS
MANAJEMEN REDAKSIONAL PERS
Makalah ini di susun untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah
Manajemen pers Dakwah yang diampu Bp. Amirudin, S. Sos. I
Disusun Oleh :
Abaz Zahrotien
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS SAINS ALQUR’AN (UNSIQ)
JAWA TENGAH DI WONOSOBO
2007
1
MANAJEMEN REDAKSIONAL PERS
A. PENDAHULUAN
Dunia pers hari ini menjadi dunia yang paling efektif dan vital dalam
memainkan peran sebagai perantara dalam setiap bidang kehidupan. Terbukti dari
tidak bisa lepasnya setiap kepentingan dari pers, mulai dari aktivitas politik, ekonomi,
social budaya hingga pada persoalan rumah tangga keluarga.
Dan lebih menariknya lagi, pers menjadi senjata yang paling ampuh dalam
melakukan perlawanan kepada pihak tertentu, wajar bila mantan presiden Amerika
sekelas Franklin Delano Roosevelt jauh lebih takut kepada seorang wartawan dari
pada seribu serdadu dengan senjata siap tembak di tangannya.
Berbagai kepentingan beradu menjadi headline di setiap media massa,
praktis terkadang banyak pihak yang membuat ‘konflik’ untuk menaikan bargaining
position-nya di mata publik. Iklanpun berrebutan mendaftarkan diri untuk turut serta
menyumbangkan kreativitasnya. Praktis, pemasukan terbesar media massa terkadang
bukan dari hasil penjualan medianya tetapi lebih banyak dari pemasangan iklan.
Dari banyaknya perusahaan media massa yang ada di negara kita, banyak
menimbulkan persaingan yang terkadang kurang sehat dan mengurangi keobjektifan
berita yang dipublikasikan, karena berita yang di tampilkan terkadang tendensius
kepada pihak yang mendukungnya.
2
Menjamurnya perusahaan pers, membuat banyak perusahaan melakukan
merger untuk mempertahankan hidup medianya. Menurut catatan William L. Rivers
konsolidasi Koran tidak hanya terjadi saat ini saja, hal itu terjadi di setiap periode,
namun sejak usai perang dunia pertama konsolidasi yang terjadi antar perusahaan
pers meningkat pesat, sampai terbentuk perusahaan yang menguasai pangsa pasar
terbesar di dunia.1
Mulai dari penampilan, hingga persoalan redaksional, redaksi terkadang
menggunakan berbagai cara agar medianya dapat diterima secara terbuka oleh semua
lapisan masyarakat untuk mendapatkan pelanggan yang banyak. Bahkan bisa saja
kebohongan informasi sering ditampilkan untuk menarik pembaca.
B. MANAJEMEN REDAKSIONAL MEDIA
Manajemen redaksional media massa secara umum hampir sama, meskipun
dalam dataran prakteknya sering ada perbedaan. Mulai dari waktu hingga metode
teknis kerjanya. Ini wajar mengingat media terbit dalam waktu yang tidak bersamaan
sehingga media perlu ada manajemen yang tepat untuk dapat mengelola medianya.
Pengelolaan media massa, khususnya masalah redaksional, tidak terlepas
dari kepentingan perusahaan itu sendiri, khususnya mengenai permasalahan
pendapatan dan penghasilan media. Artinya bentuk settingan secara global juga
mempertimbangkan pendapatan.
1 William L. Rivers, et. al, 2004, Mass Media and Modern Society 2nd Edition, Penerjemah Haris Munandar, Prenada Media, Jakarta, Hal. 53
3
Terlepas dari itu semua, sekali lagi, pada dasarnya manajemen perusahaan
media massa dimulai dari tahap rapat redaksi, hunting, bank naskah, editing,
pengatakan, setting, printing dan distributing.
1. Rapat Redaksi
Rapat redaksi di pimpin oleh Pimpinan redaksi dan diikuti oleh segenap
karyawan lainnya seperti Wapimred (wakil pimpinan Redaksi), Sekred (Sekretaris
Redaksi), Dewan Redaksi lainnya, Korlip (koordinator liputan) dan wartawan
lapangan yang mudah di jangkau.
Rapat redaksi untuk Koran harian dilakukan setiap hari sebelum deadline
waktu pengiriman naskah habis. Rapat ini berfungsi untuk melakukan analisis berita
dan media itu sendiri serta membahas persoalan yang sedang actual dan model
peliputannya. Hasil rapat redaksi ini kemudian di rekomendasikan kepada wartawan
lapangan untuk melakukan peliputan dengan sedikit memberikan gambaran tentang
corak berita yang harus di tulis dalam pemuatan berita tertentu.
Selain itu, rapat redaksi juga membahas tema (tajuk rencana/ editorial) pada
hari itu yang akan ditulis sebagai gambaran besar dari isi dan isu yang paling actual
dalam terbitan saat itu.
Lain halnya dengan media berupa majalah dan media lain yang terbit
mingguan atau bulanan, rapat redaksi biasanya dilakukan setelah media baru saja
terbit. Tujuannya untuk mengevaluasi media yang baru terbit serta menentukan tema
4
bagi terbitan selanjutnya dan yang paling penting adalah membicarakan mengenai isu
paling actual yang sedang menarik perhatian pembaca.2
2. Hunting
Proses hunting dilakukan oleh wartawan lapangan, yakni proses pemburuan
berita. Hunting ini berfungsi untuk memperoleh data dan informasi mengenai
persoalan yang dibahas dalam rapat redaksi.
Proses ini yang sebenarnya inti dari adanya media, karena pemburuan berita
atau hunting merupakan proses yang paling vital untuk mendapatkan informasi dan
berita yang akan ditampilkan3. Demikan juga dengan wartawan lapangan yang
bertugas, wartawan yang bertugas meliput merupakan pihak yang paling vital dari
media, dan tentunya lebih mengetahui tentang lahan garapannya dari pada redaktur.
Pemburuan berita hingga penulisan berita merupakan rangkaian kegiatan
hunting yang utama, oleh karena itu, wartawan yang ditugaskanpun harus
mendaptkan perbekalan yang matang serta orang yang memiliki jaringan luas agar
kinerjanya lebih efektif dan efesien.
3. Bank Naskah
Tugas di Bank Naskah menjadi tanggung jawab koordinator liputan (korlip).
Para wartawan lapangan yang telah melakukan tugas hunting selanjutnya
2 Sedia Willing Barus, 1996, Buku Jurnalistik, Petunjuk Praktis Menulis Berita, CV. Mini Jaya Abadi, Jakarta
3 Markus G. Subiyakto, 1993, Kiat Menulis Artikel Iptek Populer di Media Cetak, Gramedia Pustaka Utama Jakarta, hal. 134
5
mengirimkan hasil buruannya kepada korlip dan mengumpulkannya di Bank Naskah,
yang selanjutnya menjadi tanggung jawab sepenuhnya koordinator lapangan.
4. Editing
Editor dengan beberapa staf ahlinya bertanggung jawab dalam wilayah ini.
Berita yang telah di kumpulkan oleh koordinator lapangan, oleh editor beserta
staffnya melakukan pembenahan redaksional berupa pengeditan kalimat hingga
penggunaan ejaan yang digunakan dalam menulis berita.
Dari banyaknya berita yang di kumpulkan oleh wartawan, tentunya
kerepotan apablia seorang editor mengerjakannya sendirian, oleh karena itu, pada
bagian ini biasanya ada job description editing, ada yang bertugas mengedit berita
olah raga, ada juga editor khusus berita ekonomi, berita social politik, budaya dan
sebagainya. Tujuan dari adanya pembagian wilayah ini adalah untuk efisiensi hasil
kerja karena pada media harian harus terbit setiap hari, dan lebih enaknya lagi, hasil
editan serta kumpulan dari bank naskah, biasanya masing-masing komputer terdapat
jaringan on line yang mempermudah pengaksesan berita serta pengiriman dari
masing-masing bagian ke bagian lain tanpa harus memindahkan secara manual.
5. Pengatakan/Pemilahan
Berita yang telah di edit, kemudian secara on line dikirimkan kepada bagian
selanjutnya, yakni pimpinan redaksi atau perangkatnya untuk di lakukan pemilahan,
berita mana yang pantas untuk masuk dan berita mana yang tidak harus masuk.
6
Ini juga proses penting, mengingat banyaknya berita yang dikirimkan oleh
wartawan pada setiap harinya. Sehingga pemilahan sangat diperlukan untuk
menentukan pantas atau tidaknya di terbitkan.
6. Setting dan Lay outing
Hasil pemilahan yang dilakukan oleh pimpinan redaksi atau staffnya
kemudian oleh Lay outer di tata pada bagian yang sudah di tentukan untuk kemudian
di setting menjadi media soft. Dari hasil proses ini, media tinggal di buat film untuk
selanjutnya di cetak.
7. Percetakan
Berita atau media yang telah di setting ini kemudian di buat film untuk
kemudian di cetak di bagian percetakan.
8. Distribusi
Setelah di cetak, media yang telah jadi tinggal melakukan pendistribusian
kepada pelanggan. Proses pendistribusian ini juga melewati masa yang agak panjang.
Mulai dari perusahaan yang kemudian di salurkan ke agen khusus di tiap kota.
Agen khusus di tiap kota ini kemudian menyalurkannya kepada pembaca
melalui loper Koran dan penjual media massa secara terbuka.
B. PENUTUP
7
Dari serangkaian kegiatan manajemen redaksional, masih ada beberapa hal
yang sesungguhnya penting namun tidak termasuk dalam rangkaian redaksional,
yakni iklan, mulai dari setting iklan hingga penempatan iklan. Tetapi secara implicit,
persoalan iklan ini telah masuk dalam serangkaian proses di atas.
Demikian makalah ini kami sampaikan, apabila ada kekeliruan dan
kesalahan kami mohon maaf dan terima kasih atas kerja sama dari semua pihak.
8
REFERENSI
William L. Rivers, et. al, 2004, Mass Media and Modern Society 2nd Edition, Penerjemah Haris Munandar, Prenada Media, Jakarta, Hal. 53
Sedia Willing Barus, 1996, Buku Jurnalistik, Petunjuk Praktis Menulis Berita, CV. Mini Jaya Abadi, Jakarta
Markus G. Subiyakto, 1993, Kiat Menulis Artikel Iptek Populer di Media Cetak,
Gramedia Pustaka Utama Jakarta, hal. 134
9