manajemen praktik

56
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajemen menurut G.R Terry adalah suatu proses tertentu yang terdiri atas perencanaan , pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan dengan memanfaatkansumberaya manusia dan sumberdaya lainnya. Seorang manajer atau pemimpin hendaknya mampu menjalankan fungsi-fungsi manajemen sebagaimana mestinya agar dapat dicapai tujuan secara berdaya guna dan berhasil guna (Rintoko, 2012). Manajemen diperlukan dalam perkembangan kedokteran gigi agar dapat didayagunakan kemampuan professional hingga mencapai tingkat produktifitas yang optimal. Manajemen merupakan suatu proses untuk menjalankan fungsi perencanaan, pengorganisas ian, pelaksanaan, dan pengendalian. Fungsi manajemen dijalankan untuk mengelola perangkat manajemen yang terdiri atas sumberdaya manusia, dana, material, peralatan, metode, dan pasar (Rintoko, 2012) Peran manajemen bagi kebanyakan dokter gigi adalah sebagai metode untuk meningkatkan pendapatan. Pada dasarnya manajemen praktek kelompok harus dapat menciptakan praktik yang efektif

Transcript of manajemen praktik

Page 1: manajemen praktik

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manajemen menurut G.R Terry adalah suatu proses tertentu yang

terdiri atas perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan

dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai

sasaran yang telah ditentukan dengan memanfaatkansumberaya

manusia dan sumberdaya lainnya. Seorang manajer atau

pemimpin hendaknya mampu menjalankan fungsi-fungsi manajemen

sebagaimana mestinya agar dapat dicapai tujuan secara berdaya

guna dan berhasil guna (Rintoko, 2012).

Manajemen diperlukan dalam perkembangan kedokteran gigi agar

dapat didayagunakan kemampuan professional hingga mencapai

tingkat produktifitas yang optimal. Manajemen merupakan suatu

proses untuk menjalankan fungsi perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan, dan pengendalian. Fungsi manajemen dijalankan

untuk mengelola perangkat manajemen yang terdiri atas sumberdaya

manusia, dana, material, peralatan, metode, dan pasar (Rintoko, 2012)

Peran manajemen bagi kebanyakan dokter gigi adalah sebagai

metode untuk meningkatkan pendapatan. Pada dasarnya manajemen

praktek kelompok harus dapat menciptakan praktik yang efektif agar

timbul suatu komunikasi yang terbuka dan baik antara personal yang

terlibat dalam praktik dan pasien. Dengan adanya keramahan,

keharmonisan, dan fasilitas yang memadai diharapkan dapat memberikan

pelayanan yang optimal terhadap pasien (Rintoko, 2012).

Dengan menjalankan peran manajemen di dalam

praktik kedokteran gigi diharapkan dapat mendayagunakan kemampuan

profesional dokter gigi untuk mencapai hasil yang optimal. Manajemen

sumberdaya manusia merupakan pengelolaan serta pengembangan

seluruh personal yang terlibat dalam praktik kedokteran gigi. Mengenai

sistem pembiayaan, selama ini yang banyak dikenal dan umumnya

dilakukan adalah melalui sistem pembayaran berdasarkan pelayanan

Page 2: manajemen praktik

yang dikerjakan (fee for service). Manajemen praktik dokter gigi kelompok

harus dapat menciptakan praktik yang efektif agar timbul suatu

komunikasi yang terbuka dan baik antara personal yang terlibat dalam

praktik dan pasien (Rintoko, 2012).

Dalam praktik kedokteran gigi peran manajemen sangat penting

dijalankan. Dengan menjalankan peran manajemen di dalam praktik

kedokteran gigi diharapkan dapat mendayagunakan kemampuan

profesional dokter gigi untuk mencapai hasil yang optimal (Rintoko, 2012).

B. Analisa Situasi

Gambaran Umum Puskesmas Dinoyo

Puskesmas merupakan salah satu komponen dalam sistem

kesehatan masyarakat, yang berfungsi memberikan pelayanan kesehatan

secara paripurna, meliputi upaya preventif, promotif, kuratif dan

rehabilitative.

Puskesmas Dinoyo terletak di JL. M.T Haryono Gg. IX No. 13,

Malang, Propinsi Jawa Timur. Luas wilayah Puskesmas Dinoyo adalah

10,37 km 2 (1.005,79 Ha), terdiri dari 6 (enam) Kelurahan dan memiliki

batas-batas sebelah Utara adalah Kelurahan Tasikmadu dan Jatimulyo,

sebelah Timur adalah Kelurahan Penanggungan dan Jatimulyo, sebelah

Selatan adalah Kelurahan Gading Kasri/ Karang Besuki, sebelah Barat

adalah adalah adalah Desa Jetis Kecamatan Dau.

Visi Puskesmas

Menjadi Puskemas yang mampu memberikan pelayanan

kesehatan dasar bermutu, merata dan terjangkau menuju masyarakat

sehat dan mandiri.”

Misi Puskesmas

1. Memberikan pelayanan kesehatan dasar yang bermutu sesuai

standar

2. Memberikan pelayanan yang mengutamakan kepentingan pelanggan

3. Mendorong dan meningkatkan kesehatan individu, kelompok dan

lingkungan

Page 3: manajemen praktik

Motto

“Dengan semangat kebersamaan dan pelayanan yang ramah kita

wujudkan kesehatan masyarakat yang mandiri”.

Kebijakan Mutu

Puskesmas Dinoyo bertekad memberikan pelayanan kesehatan

yang paripurna dengan mengutamakan kepuasan dan keselamatan

pengguna layanan sesuai peraturan dan perundangan yang berlaku,

melalui implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001, serta

senantiasa melakukan perbaikan berkesinambungan dengan:

1. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, melalui

standard mutu layanan, kelengkapan sarana, dan

profesionalisme sumber daya manusia

2. Meningkatkan pencapaian target seluruh program

kesehatan yang ada di Puskesmas

3. Membina kemandirian masyarakat untuk hidup sehat dan

berwawasan sehat secara merata

Budaya Puskesmas

1. Profesional : Melaksanakan pekerjaan sesuai standar dan

wewenangnya dan meningkatkan pengetahuan dan

ketrampilan secara dinamis.

2. Tanggung jawab : Menjalankan pekerjaan secara konsekuen dengan

sepenuh hati

3. Sadar mutu : Melaksanakan setiap tindakan sesuai prosedur yang

telah ditetapkan.

4. Sadar waktu : Melaksanakan setiap tindakan sesuai komitmen waktu

yang telah ditetapkan.

5. Inisiatif : Senantiasa melakukan tindakan pencegahan, pengendalian

dan perbaikan secara terus menerus tanpa menunggu perintah.

6. Bersih : Memperhatikan dan memelihara kebersihan dan kerapian

baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan kerja.

7. Empati : Memberi layanan dengan tulus, ramah dan sepenuh hati

Informasi Layanan

Upaya kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas terdiri dari

Upaya Kesehatan Wajib dan Upaya Kesehatan Pengembangan.

Page 4: manajemen praktik

Upaya Kesehatan Wajib

1. Promosi Kesehatan

2. Kesehatan Lingkungan

3. Upaya Perbaikan Gizi

4. Kesehatan Ibu dan Anak Termasuk Keluarga Berencana

5. Upaya Pencegahan Dan Pemberantasan Penyakit Menular

6. Pengobatan

Upaya Kesehatan Pengembangan

1. Puskesmas Dengan Rawat Inap

2. Upaya Kesehatan Usia Lanjut ( Lansia )

3. Upaya Kesehatan Mata/ Pencegahan Kebutaan

4. Upaya Kesehatan Telinga / Pencegahan Pendengaran

5. Kesehatan Jiwa

6. Kesehatan Olah Raga

7. Pencegahan & Penanggulangan Penyakit Gigi

8. Perawatan Kesehatan Masyarakat

9. Bina Kesehatan Tradisional ( BATRA )

10. Bina Kesehatan Kerja

11. Pemberdayaan Masyarakat Dalam PHBS

12. Pengembangan UKBM

13. Program Gizi ( Pojok Gizi )

Upaya Kesehatan Inovatif

1. Klinik IMS

2. Klinik PKPR

3. Klinik KPD

4. Klinik Sanitasi

5. Klinik Konsultasi Gizi

6. Klinik ILI

7. Klinik Konsultasi Penyakit Dalam

8. Poli Penyakit Kulit & Kelamin

9. Klinik Konsultasi Akibat Rokok

10. Klinik MTBS

11. Klinik Tumbuh Kembang

12. Pos Pemulihan Gizi

Page 5: manajemen praktik

13. ISO

14. Poli Santun Lansia

15. Pojok Gizi

16. Klinik Sehat

Upaya Kesehatan Penunjang

1. Laboratorium Medis

2. Apotik

3. Loket Pendaftaran & Rekam Medis

Upaya Pelayanan Khusus

1. Pemeriksaan Kesehatan Jamaah Haji

2. Pemeriksaan Kesehatan Untuk Memperoleh Keterangan Sehat/ Sakit

3. Imunisasi Bagi Calon Pengantin Wanita

4. Pap smear

Kegiatan Diluar Gedung :

1. Posyandu Balita.

2. Posyandu Remaja

3. Posyandu Lansia.

4. Kunjungan Rumah.

5. Surveilance Epidemiologi.

6. UKS.

7. IMS Mobile

8. Pengobatan masal

9. Penyehatan Lingkungan dll.

C. Tujuan

Page 6: manajemen praktik
Page 7: manajemen praktik

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Prosedur Mutu Layanan Poli Gigi oleh Dinas Kesehatan Kota Malang

1. Tujuan

Prosedur ini dibuat sebagai acuan dalam melaksanakan pelayanan gigi mulai

persiapan sampai selesai tindaka agar pelayanan cepat, tepat, dan efektif.

2. Ruang lingkup

Meliputi semua pengunjung yang menggunakan fasilitas unit pelayanan gigi

di uskesmas baik pasien umum, ASKES, ASKESKIN.

Pelayanan gigi dimulai dari penerimaan kartu rawat jalan, persiapan alat dan

bahab serta gelas kumur, pemanggilan pasien, pemeriksaan, rujukan jika

diperlukan, tindakan/terapi, pembayaran, penulisan dan penyerahan resep

serta pencatatan.

3. Definisi

Pasien adalah pengunjung puskesmas yang datang menggunakan fasilitas

pelayanan gigi meliputi pasien Umum, Askes, Askeskin ART adalah salah

satu jenis tambalan dengan warna mirip gigi.

Keluhan subyektif adalah keluhan yang diucapkan pasien melalui

pertanyaan yang disampaikan oleh petugas.

Keluahn obyektif adalh keluhan yang diperoleh dari hasil pemeriksaan yang

dilakukan oleh petugas pada pasien.

4. Uraian umum

Alat-alat pemeriksaaan terdiri dari :

Sonde

Pinset

Kaca mulut

Ekskavator

Semua alat tersebut disiapkan di atas meja operator di dental unit

Page 8: manajemen praktik

Pemakaian sarung tangan dan masker dilakukan mulai dari pemeriksaan

sempai selesai melakukan tindakan

Pembayaran sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Malang

Untuk kasus-kasus yang tidak bisa dilakukan di Puskesmas dirujuk ke

Rumah Sakit Saiful Anwar.

Menjawab dan melakukan pemeriksaan serta tindakan dari unit layanan lain.

5. Prosedur

Penerimaan Kartu Rawat Jalan

Persiapan

Petugas Unit Gigi

Menyiapkan gelas kumur untuk pasien serta alat pemeriksaan dan

bahan yang akan digunakan oleh dokter gigi.

Mengambil alat pemeriksaan / diagnostik dari lemari penyimpanan

alat steril dan meletakkan di atas meja operator dental unit.

Dokter Gigi

Memakai masker, kemudian mencuci tangan sesuai dengan

ketentuan dan memakai sarung tangan karet sekali pakai.

Pemanggilan Pasien

Petugas unit gigi

Memanggil pasien sesuai urutan, kecuali untuk kasusu emergensi.

Mencocokkan identitas pasien dengan yang tertera di kartu rawat

jalan.

Apabila saat pemanggilan pasien tidak ada di tempat, maka akan

dilakukan pemanggilan nomor berikutnya, Kartu Rawat Jalan

pasien tersebut dipisahkan, kemudian diletakkan di sebelah kanan

meja dan akan dipanggil ulang bebrapa saat kemudian.

Mempersilahkan psien duduk di dental unit dan berkumur.

Pengaturan Posisi Unit Gigi

Dokter gigi

Mengatur posisi dental unit sesuai dengan posisi yang dikehendaki

dokter gigi.

Page 9: manajemen praktik

Pemeriksaan Subyektif

Dokter gigi

Melakukan anamnesa untuk menanyakan keluhan utama serta

riwayat penyakit yang berhubungan dengan tindakan medik gigi,

maupun alergi terhadap obat-obatan tertentu.

Pemeriksaan Objektif

Dokter gigi

Memeriksa kondisi seluruh gigi pasien untuk mengetahui kelainan

yang ada pada gigi yang sakit maupun gigi-gigi yang lain, dengan

cara visualisasi, perkusi, penekanan, palpasi, vitalitas.

Memeriksa kondisi seluruh bagian yang ada di rongga mulut.

Rujukan

Dokter gigi

Merujuk pasien yang memerlukan pemeriksaan penunjang untuk

menegakkan diagnosa atau pada kasus-kasus tertentu yang tidak

dapat ditindak lanjuti di Puskesmas ke Laboratorium

Swasta/Pemerintah yang memiliki sarana yang memadai.

Membuat, mengisi, dan menandatangani form rujukan bagi pasien

yang membutuhkan penanganan dokter/spesialis.

Menulis hasil rujukan ke Kartu Rawat jalan.

Menegakkan diagnosa

Dokter gigi

Membaca hasil rujukan internal/eksternal jika ada

Menegakkan diagnosa berdasarkan hasil pemeriksaan dan

penunjang

Terapi / Tindakan

Dokter gigi

Menetukan tindakan yang tepat sesuai dengan diagnosa

Menjelaskan kepada pasien rencana tindakan yang akan dilakukan

Meminta persetujuan pasien untuk dilakukan tindakan pada kasus-

kasus tertentu :

Page 10: manajemen praktik

-Pencabutan dengan suntikan

-Operasi ringan

-Dengan mengisi Form Persetujuan Tindakan Medik (informed

concern) jika pasien setuju atau menolak dilakukan tindakan

Melakukan tindakan sesuai dengan encana tindakan

Menulis dan menyerahkan resep untuk kasus yang memerlukan

obat serta memberikan surat sakit bila diperlukan

Mengingatkan pasien untuk kembali jika pengobatan belum selesai,

atau ada keluhan dan tulis di Kartu Rawat Jalan.

Petugas Unit Gigi

Membantu dokter gigi selama tindakan sampai selesai

Mengambalikan posisi dental unit ke posisi semula,

Pencatatan

Dokter gigi

Mencatat semua hasil kegiatan pemeriksaan subyektif, obyektif,

dan penunjang (jika ada), diagnosa serta terapi yang dilakukan ke

dalam Kartu Rawat Jalan pasien.

Memberi catatan khusus di lembaran depan Kartu Rawat jalan gigi:

-Jika terjadi suatu keadaan yang tidak diinginkan pada saat

pelayanan atau tindakan kepada pasien

-Terdapat penyakit yang berpengaruh terhadap tindakan gigi

misalnya sistemik, alergi, dan kehamilan.

Petugas unit gigi

Mencatat semua kunjungan pasien kedalam register gigi

Mencatat rujukan kedalam buku daftar rujukan pasien

Mengembalikan kartu rawat jalan ke loket pendaftaran.

6. Catatan mutu

1. Kartu rawat jalan gig

2. Lembar Resep

3. Buku Register gigi

4. Buku Daftar Rujukan pasien

Page 11: manajemen praktik

5. Rujukan Eksternal (ASKES, ASKESKIN, dan Umum)

6. Form Persetujuan Tindakan Medik

7. Form Rujukan Internal

7. Dokumen terkait

1. Protap pelayanan gigi

2. Protap penatalaksanaan penyakit gigi dan mulut

3. Protap pengoperasian dental unit

4. Protap pengoperasian kompresor

5. Protap pengoperasian sterilisator

(Dinas Kesehatan Kota Malang, 2008)

B. Prosedur Kerja Pelayanan Dan Alur Pendaftaran pada Puskesmas Dinoyo

1. Prosedur Kerja Loket Pendaftaran & Rekam Medis

a. Prosedur ini menjelaskan tanggung jawab petugas Rekam Medis dari

mulai Pasien mendaftar sampai petugas menentukan pasien akan periksa

ke Poliklinik yang diinginkan.

b. Pasien datang dan mengambil nomor urut antrian dan mengumpulkan

KTB atau Kartu Identitas atau buku rujukan UKS / Ponpes.

c. Apabila :

i. Pasien pernah berobat maka petugas Mengambilkan Rekam Medik

sesuai nomor Indek yang tertera di KTB pasien.\

ii. Pasien belum pernah berobat maka petugas memasukkan kartu

identitas ke Rekam Medik Baru.

d. Petugas memanggil pasien sesuai dengan nomor urut antrian, apabila:

i. Pasien pernah berobat maka petugas memberikan stempel tanggal

dan melampirkan blangko resep obat.

ii. Pasien belum pernah berobat maka petugas mencatatat identitas

pasien pada Rekam Medik kosong dan melampirkan blangko resep

obat.

Page 12: manajemen praktik

e. Petugas mencatat identitas pasien pada Buku Register Rekam Medik

atau buku rujukan UKS / Ponpes.

f. Petugas memberi nomor urut sesuai Poli yang dituju untuk diserahkan ke

masing-masing Poli.

C. Pihak yang Terlibat dalam Manajemen Praktik Dokter Gigi Puskesmas

D. Macam-Macam Tipe Pembayaran oleh Pasien

Strategi Pentarifan Dokter Gigi

Langkah yang harus dilakukan dokter gigi yang praktek

perseorangan adalah harus mengetahui biaya yang dikeluarkan untuk

memproduksi suatu pelayanan dengan menggunakan analisis biaya

dan harus bisa menetapkan tarif yang rasional berdasarkan

perhitungan biaya satuan. Dengan adanya tarif rasional akan

didapatkan pendapatan dengan rumus sebagai berikut :

Dengan melakukan strategi pentarifan yang rasional dan tepat akan

memberikan banyak manfaat terlebih bagi provider yang bekerjasama

dengan pihak ketiga seperti perusahaan kerja sama atau dengan pihak

asuransi baik dengan sistem fee for service maupun kapitasi.

Penetapan tarif yang didasarkan pada analisis biaya dan perhitungan

biaya satuan (unit cost) akan memberikan daya tawar dalam menjalin

kerjasama dengan pihak ketiga tersebut sehingga pemberian

pelayanan kepada customer sesuai dengan standar profesi dan standar

prosedur di bidang Kedokteran Gigi untuk mencapai nilai dan mutu

yang diharapkan. Provider dapat mengetahui batasan tarif yang masih

rasional dengan perhitungan biaya satuan (unit cost) suatu produk

pelayanan sehingga provider tidak mengalami kerugian karena tarif

yang disepakati dengan pihak ketiga lebih rendah dari biaya satuan

suatu produk pelayanan.

Penetapan tarif atau strategi pentarifan, merupakan titik kritis dalam

suatu produk (termasuk di dalamnya produk pelayanan kesehatan gigi);

Pendapatan = Tarif X jumlah kunjungan

Page 13: manajemen praktik

karena tariff merupakan unsur yang paling berpengaruh dari seluruh

usaha pemasaran.

Penentuan tarif yang rasional, dibutuhkan tiga informasi penting,

yaitu: (1) Jumlah biaya dan keuntungan yang diharapkan, (2) Pangsa

pasar sasarannya (baik jumlah maupun karakteristik target pasarnya),

dan (3) Keberadaan pesaing.

Berdasarkan teori di atas, hal yang terpenting dalam penentuan

tarif pelayanan kesehatan adalah adanya informasi jumlah biaya yang

dibutuhkan untuk melayani suatu kegiatan pelayanan atau tindakan

tertentu. Sedangkan informasi lain di luar biaya, merupakan “kebijakan”

yang harus diambil oleh dokter gigi secara pribadi. Kebijakan tersebut

harus mempertimbangkan faktor di luar biaya pelayanan (keuntungan

yang ingin didapat, target market-nya, dan keberadaan pesaing).

Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia tentang Praktik

Kedokteran Tahun 2004 Pasal 49 ayat (1) paragraf 5 yang

menyebutkan bahwa “setiap dokter atau dokter gigi dalam

melaksanakan praktik kedokteran atau kedokteran gigi wajib

menyelenggarakan kendali mutu atau kendali biaya”, maka peran

strategi pentarifan dalam kedokteran gigi sangat penting dalam

menyelenggarakan kendali biaya yang selanjutnya mempengaruhi

penyelenggaraan kendali mutu.

Fungsi strategi pentarifan :

a. Dengan melakukan strategi pentarifan yang rasional dan tepat akan

memberikan banyak manfaat bagi dokter gigi yang bekerjasama

dengan pihak ketiga seperti perusahaan kerja sama atau dengan

pihak asuransi baik dengan sistem fee for service maupun kapitasi.

b. Penetapan tarif yang didasarkan pada analisis biaya dan

perhitungan biaya satuan (unit cost) akan memberikan daya tawar

dalam menjalin kerjasama dengan pihak ketiga tersebut sehingga

pemberian pelayanan kepada customer sesuai dengan standar

Page 14: manajemen praktik

profesi dan standar prosedur di bidang Kedokteran Gigi untuk

mencapai nilai dan mutu yang diharapkan.

c. Dokter gigi dapat mengetahui batasan tarif yang masih rasional

dengan perhitungan biaya satuan (unit cost) suatu produk

pelayanan sehingga provider tidak mengalami kerugian karena tarif

yang disepakati dengan pihak ketiga lebih rendah dari biaya satuan

suatu produk pelayanan.

Penghitungan Penerimaan

Macam macam sistem penghitungan penerimaan

a. Pegboard accounts receivable management

Adalah manual book keeping system yang di record secara komplit

dengan sekali penulisan misalnya dengan carbonized receipt

b. Computerized accounts receivable management

Dengan sistem ini, data dimasukkan ke sistem yang digunakan. data

dimasukkan dan disimpan di hard drive dan bisa di back up. Informasi

lebih akurat karena total pembayaran dijumlah dan direkap setiap hari

Cara pembayaran pasien

a. Cash atau tunai

b. Cek

c. Credit card

d. Professional courtesy and discount

e. Asuransi

Page 15: manajemen praktik

B. Ruang Praktik

1. Analisa Ruangan

Tata letak ruang praktik dokter gigi adalah proses alokasi ruangan,

penataan ruangan dan peralatan sedemikian rupa sehingga

pergerakan berlangsung seminimal mungkin, seluruh ruangan

termanfaatkan dan menciptakan rasa nyaman pada operator yang

kerja serta pasien yang menerima pelayanan.

2.1.2 Desain

Jalur Kerja Dan Pergerakan

Dalam konsep Four Handed Dentistry dikenal konsep

pembagian zona kerja disekitar Dental Unit yang disebut Clock

Concept. Bila kepala pasien dijadikan pusat dan jam 12 terletak

tepat di belakang kepala pasien, maka arah jam 11 sampai jam 2

disebut Static Zone, arah jam 2 sampai jam 4 disebut Assisten’s

Zone, arah jam 4 sampai jam 8 disebut Transfer Zone, kemudian

dari arah jam 8 sampai jam 11 disebut Operator’s Zone sebagai

tempat pergerakan Dokter Gigi

Clock Concept (Nusanti, 2000)

Page 16: manajemen praktik

Static Zone adalah daerah tanpa pergerakan Dokter Gigi

Maupun Perawat Gigi serta tidak terlihat oleh pasien, zona ini untuk

menempatkan Meja Instrumen Bergerak (Mobile Cabinet) yang

berisi Instrumen Tangan serta peralatan yang dapat membuat takut

pasien. Assistant’s Zone adalah zona tempat pergerakan Perawat

Gigi, pada Dental Unit di sisi ini dilengkapi dengan Semprotan

Air/Angin dan Penghisap Ludah, serta Light Cure Unit pada Dental

Unit yang lengkap. Transfer Zone adalah daerah tempat alat dan

bahan dipertukarkan antara tangan dokter gigi dan tangan Perawat

Gigi. Sedangkan Operator’s Zone sebagai tempat pergerakan

Dokter Gigi.

Selain pergerakan yang terjadi di seputar Dental Unit,

pergerakan lain yang perlu diperhatikan ketika membuat desain

tata letak alat adalah pergerakan Dokter Gigi, Pasien, dan Perawat

Gigi di dalam ruangan maupun antar ruangan. Jarak antar

peralatan serta dengan dinding bangunan perlu diperhitungkan

untuk memberi ruang bagi pergerakan Dokter Gigi, Perawat Gigi,

dan Pasien ketika masuk atau keluar Ruang Perawatan,

mengambil sesuatu dari Dental Cabinet, serta pergerakan untuk

keperluan sterilisasi.

Page 17: manajemen praktik

Pergerakan dalam Ruang Pemeriksaan (Kilpatrick, 1974)

Tata Letak Penempatan Alat

Prinsip utama dalam desain tata letak penempatan alat

kedokteran gigi adalah prinsip ergonomis, yaitu menyerasikan atau

menyeimbangkan antara segala fasilitas yang digunakan baik

dalam beraktivitas maupun istirahat dengan kemampuan dan

keterbatasan manusia, baik fisik maupun mental sehingga kualitas

hidup secara keseluruhan menjadi lebih baik. Tata letak hanyalah

salah satu faktor dalam ergonomis, banyak faktor lain yang

merupakan unsure ergonomis seperti desain warna, pencahaaan,

suhu, kebisingan, dan kualitas udara ruangan, serta desain

peralatan yang digunakan.

Ruang Periksa adalah ruang utama dalam praktek dokter

gigi, tata letak peralatan dalam ruangan ini berorientasi memberi

kemudahan dan kenyamanan bagi Dokter Gigi, Perawat Gigi,

berserta Pasiennya ketika proses perawatan dilakukan. Ukuran

minimal Ruang Perawatan untuk satu Dental Unit adalah 2,5 X 3,5

Meter, dalam ruangan ini dapat dimasukan satu buah Dental Unit,

Mobile Cabinet, serta dua buah Dental Stool. Unsur penunjang lain

dapat turut dimasukan seperti audio-video atau televisi untuk

hiburan pasien yang sedang dirawat.

Page 18: manajemen praktik

Perhatian pertama dalam mendesain penempatan peralatan

adalah terhadap Dental Unit. Alat ini bukan kursi statis tetapi dapat

direbahkan dan dinaik-turunkan. Pada saat posisi rebah panjang

Dental Unit adalah sekitar 1,8-2 Meter. Di belakang Dental Unit

diperlukan ruang sebesar 1 Meter untuk Operator’s Zone dan Static

Zone, oleh karena itu jarak ideal antara ujung bawah Dental Unit

dengan dinding belakang atau Dental Cabinet yang diletakkan di

belakang adalah 3 Meter; sementara jarak antara ujung bawah

Dental Unit dengan dinding depan minimal 0,5 Meter. Dental Unit

umumnya memiliki lebar 0,9 Meter, bila Tray dalam kondisi terbuka

keluar maka lebar keseluruhan umumnya 1,5 Cm. Jarak dari tiap

sisi minimal 0,8 Meter untuk pergerakan di Operator’s Zone dan

Asistant’s Zone.

Mobile Cabinet sebagai tempat menyimpan bahan dan alat

yang akan digunakan pada saat perawatan diletakan di Static

Zone. Zona ini tidak akan terlihat oleh pasien dan terletak dianatara

Operator’s Zone dan Assistant Zone sehingga baik Dokter Gigi

maupun Perawat Gigi akan dengan mudah mengambil bahan

maupun alat yang diperlukan dalam perawatan. Bila Mobile Cabinet

lebih dari satu, maka Mobile Cabinet kedua diletakan di Operator’s

Zone.

Page 19: manajemen praktik

Alat besar terakhir yang berada di Ruang Perawatan adalah

Dental Cabinet sebagai tempat penyimpanan utama bahan maupun

alat kedokteran gigi. Umumnya berbentuk buffet setengah badan

seperti Kitchen Cabinet dengan ketebalan 0,6-0,8 Meter. Bila hanya

satu sisi, lemari ini ditempatkan di Static Zone, sedangkan bila

berbentuk L, ditempatkan di Static Zone dan Assistant’s Zone.

Keberadaan Dental Cabinet akan menambah luas ruangan yang

diperlukan untuk menempatkannya.

2.1.3 Syarat

Syarat Tata Ruang Dental Office :

1. Temperatur

Temperatur ideal ruang receptionis sebaiknya 72° F

Temperatur ideal untuk ruang klinisi lebih rendah yaitu

68°F sampai 70°F karena ruangb tersebut tertutup dan

memiliki penerangan yang hangat

Pergantian udara sebaiknya konstan

2. Pencahayaan

Page 20: manajemen praktik

Pada ruangan reseptionis pencahayaan yang lebih

decorative dipilih, misalnya meja, floor lamps yang cukup

untuk membaca

Ruang bisnis, laboratorium dan ruang sterilisasi

sebaiknya menggunakan fluorescent lighting yang

memilki radiasi yang sedikit panas

Pencahayaan tambahan dibutuhkan di ruang klinisi untuk

prosedur dan di laboratorium

3. Wall dan floor covering

Penggunaan warna yang menenangkan, relaxing, dan

tidak terkesan terlalu ramai

Wall covering termasuk cat wallpaper atau keduanya

Pemilihan floor covering dengan karpet yang tahan lama

cocok untuk ruang reseptionis, administrative dan

dentist’s private office

Material untuk control infeksi seperti vinyl cocok untuk

ruang sterilisasi

4. Traffic control

Perabot ruangan sebaiknya ditata sedemikian rupa

sehingga ketika pasien masuk ke dalam klinik akan

menimbulkan kesan yang nyaman

Ruangan yang trepisah sebaiknya disediakan untuk

pasien yang akan check in dan check out

Di bagian belakang klinik sebaiknya didesain untuk

kemudahan masuknya dan keluarnya dental team tanpa

timbul kekacauan

5. Sound control

Page 21: manajemen praktik

Ruang praktik sebaiknya meminimalkan suara dari ruang

yang satu dengan yang lain

Music sebaiknya diputar untuk mengalihkan perhatian

6. Privacy

Ruang khusus membutuhkan privasi

Ruang administrative sebaiknya didesain dengan privasi

yang baik khususnyua jika pasien akan mendiskusikan

masalah keuangan dengan staff bisnis

7. Ruangan

Pada dental office sebaiknya memillih ruangan :

reception area, sterilization area, administrative area,

clinical treatment area, the dentist’s private office, dental

laboratory

Kriteria fisik yang harus dipertimbangkan ketika merancang

peralatan gigi :

1. Peralatan gigi harus sesuai dengan berbagai pasien

2. Interval penyesuaian ketinggian

3. Peralatan gigi harus memungkinkan penempatan peralatan

lainnya

4. Warna, bentuk, tekstur, dan arah gerakan yang diperlukan untuk

beroperasi yang dipilih dalam batas kapasitas manusia

2.1.4 Komponen

Komponen klinis dalam ruang praktik dokter gigi

1. Kursi Dental

Kursi dental untuk pasien didesain untuk mengakomodasi

kenyamanan pasien

Page 22: manajemen praktik

Tersedia berbagai ukuran, baik untuk pasien dewasa

maupun pasien anak-anak

Kursi dental dapat dikendalikan (kontrol) untuk kenyamanan

pasien dan fleksibilitas posisi selama perawatan

Ketika pasien duduk di kursi dental, kaki pasien, pantat, dan

regio lumbal dari punggung harus tersupport secara

sempurna.

Selain itu yang harus terjamin adalah sandaran kepala yang

mengakomodir posisi kepala pasien.

Pun dengan lengan dari kursi dental yang mensupport

sandaran tangan pasien

Kursi dental bisa diatur posisinya (ditinggikan/direndahkan)

tergantung posisi yang memudahkan operator selama

perawatan gigi dan mulut.

Posisi pasien pada kursi dental ada tiga macam:

a. Upright position

Membentuk sudut 90o

Cocok untuk operator yang bekerja dengan

tangan kanan

Biasa digunakan pada pengambilan foto

radiografi dan pencetakan rahang.

b. Supine position

Posisi kepala pasien sejajar dengan kaki

Paling sering digunakan untuk perawatan

c. Subsupine position

Posisi kepala pasien lebih rendah dari kaki

Direkomendasika untuk posisi pada keadaan

emergency

2. Bangku Operator

Page 23: manajemen praktik

Yang disebut operator bisa dokter gigi, operator rekam

medic, atau dental asisten, dan yang terlibat dalam

perawatan dental (prosedur)

Yang jelas mereka membutuhkan bangku untuk mensupport

tubuh untuk bekerja dalam waktu yang lama dengan

keadaan aktivitas otot yang tetap.

Bangku operator harus memiliki kemampuan dinaik-

turunkan, mudah digerakkan supaya bisa membantu

mengurangi kelelahan.

3. Bangku Asisten

Harus menghasilkan stabilitas, mobilitas, dan kenyamanan

yang baik untuk asisten operator dan juga untuk mengurangi

kelelahan

4. Dental Unit

Fungsi dasar dari dental unit adalah menyediakan

kebutuhan elektrik dan air-operated mechanic to the hoses,

attachment, dan bagian kerja dari unit.

Dental unit tersedia dalam berbagai model dan kombinasi

perlengkapan. Type dari dental unit bergantung pada:

1. Ruang yang tersedia dalam ruang praktik

2. Selera operator dalam system deliveri selama

menggunakan dental unit

3. Operator yang bekerja dengan tangan kanan/tangan kiri

4. Operator yang bekerja sendiri atau dengan asisten

Bagian-bagian:

Delivery system

a. Front delivery posisi dental unit berada didepan

dada pasien, hal ini memudahkan kita dalam

mengambil peralatan dental (handpiece) tanpa

gerakan berlebih

Page 24: manajemen praktik

b. Side delivery posisi dental unit di samping kursi

pasien, unit ini membagi peralatan untuk operator

dan asisten

c. Rear delivery posisi dental unit dibelakang

pasien

Rheostat pedal kaki yang terletak dilantai untuk

mengontrol handpiece highspeed.

Waterlines dental unit juga harus menyediakan

saluran air untuk prosedur dental, maka yang patut

menjadi perhatian adalah tetap menjaga kebersihan

Air-water syringe mempunyai tiga fungsi, yakni

semprotan air, semprotan udara, dan keduanya

Operating light digunakan untuk menerangi rongga

mulut pasien. Lampu ini sangat terang, maka

hindarkan jangan sampai mengenai mata pasien.

Dapat dilakukan dengan trik: setelah pasien duduk

dan operator sudah memakai srung tangan, arahkan

lampu ke dada pasien baru menggerakkan perlahan

kea rah rongga mulut pasien.

5. Cabinet for storage

6. A wall-mounted radiograph unit

7. A radiograph view box

8. A sink (wastafel)

Oral Evacuation System

Saliva ejector= kekuatan suctionnya lebih lemah

dibandingkan HVE (High Volume Evacuator). Peralatan ini

dapat memberikan rasa nyaman bagi pasien

Page 25: manajemen praktik

HVE= membantu menciptakan area kerja dengan

pandangan yang bersih (a “clear field”) bagi dokter gigi untuk

pengerjaan pasien.

Curing Light= alat ini menyinarkan sinar UV; digunakan

untuk bahan-bahan yang membutuhkan light curing seperti

komposit. Alat ini harus dites secara berkala agar tetap

terjaga performance nya.

Amalgamator= dipakai untuk melakukan triturasi dengan

pengadukan keras.

Dental Radiograph Unit= untuk pembuatan foto radiografi.

Pada pagi hari saat mulai praktek, alat ini dapat dinyalakan,

kemudian baru dimatikan lagi setelah selesai praktek.

2. Prosedur Kerja Penanganan Limbah Medis & Non Medis

a. Pengumpulan limbah padat/sampah

1) Petugas cleaning service memasukkan sampah medis dan sampah

umum medis dari ruangan ke dalam kantung plastik berwarna

merah

2) Setelah 24 jam atau sesudah kantong plastik terisi sampah medis

maksimal 2/3 bagian, petugas kebersihan mengikat kantong dan

mengangkut dengan troli khusus ke TPS.

3) Petugas kebersihan membakar sampah medis dan sampah kering di

TPS.

b. Pembuangan limbah padat

1) Sampah medis dan non medis kering dibakar di tempat

pembakaran (RSU).

2) Sampah non medis basah diangkut dengan troli khusus oleh

cleaning service menuju ke depo TPS Dinas Kebersihan Kota/pasar

Page 26: manajemen praktik

BAB III

ANALISIS

A. Pelayanan

1. Alur Pasien

Pasien yang datang ke Puskesmas Dinoyo khususnya ke poli gigi,

sebelumnya mengambil nomer antrian dahulu di loket pendaftaran lalu

mengumpulkan KTB atau Kartu Identitas atau buku rujukan yang dibawa,

apabila pasien pernah berobat maka petugas akan mengambilkan Rekam

Medik sesuai nomor Indek yang tertera di KTB pasien. Sedangkan apabila

pasien belum pernah berobat maka petugas memasukkan kartu identitas ke

Rekam Medik Baru. Setelah itu petugas memanggil pasien sesuai dengan

nomor urut antrian, apabila pasien pernah berobat maka petugas memberikan

stempel tanggal dan melampirkan blangko resep obat, tetapi apabila pasien

belum pernah berobat maka petugas mencatatat identitas pasien pada Rekam

Medik kosong dan melampirkan blangko resep obat. Setelah itu pasien akan

diberi nomor urut sesuai Poli yang dituju untuk diserahkan ke masing-masing

Poli.

Page 27: manajemen praktik

Pasien yang telah menyerahkan Rekam medis dan nomer antrian ke Poli gigi

akan mendapat pelayanan dari petugas poli gigi sebagai berikut :

a. Perawat Gigi melakukan Pemanggilan pasien sesuai nomor urut

b. Perawat Gigi mencocokkan identitas pasien dengan kartu status

c. Perawat Gigi mempersilakan pasien duduk di kursi gigi (dental chair).

d. Melakukan anamnese.

e. Melakukan pemeriksaan penunjang diagnosa (roentgen foto), bila

diperlukan.

f. Perawat Gigi memberikan formulir pemeriksaan penunjang (bila poin 5

dilakukan).

g. Dokter Gigi menegakkan diagnosa.

h. Dokter Gigi menulis permintaan pemeriksaan laboratorium bila terdapat

hal-hal yang mencurigakan pada anamnese (DM, Hipertensi dll).

i. Dokter Gigi Menentukan rencana perawatan.

j. Dokter Gigi Melaksanakan tindakan perawatan dan atau peresepan sesuai

dagnosa.

k. Dokter Gigi Melaksanakan rujukan kasus, bila diperlukan.

l. Membuat nota pembayaran tindakan.

m. Mencatat hasil perawatan di buku Rekam Medik dan Regester.

n. Menyerahkan buku Rekam Medik di ruang Rekam medik.

(Diagram alir pelayanan pasien di poli gigi dapat dilihat di lampiran.)

2. Pihak yang Terlibat

Pada poli gigi di puskesmas dinoyo, petugas yang terlibat terdiri dari 4 orang,

antara lain 2 (dua) orang dokter gigi, 1 (satu) perawat gigi, dan 1 (satu)

tekniker gigi. Rincian tugas dari masing-masing petugas dapat dilihat pada

tabel berikut,

Tabel 3.1 URAIAN DAN PERSYARATAN JABATAN DOKTER GIGI

JABATAN : DOKTER GIGI ATASAN LANGSUNG : KEPALA UNIT

PKK

NO URAIAN JABATAN NO PERSYARATAN JABATAN

URAIAN TUGAS :

Melaksanakan & memberikan

upaya pelayanan medic

1

KETRAMPILAN :

Mampu mengidentifikasi,

merencanakan, memecahkan

Page 28: manajemen praktik

dengan penuh tanggung

jawab sesuai keahlian dan

kewengannya serta sesuai

standar profesi dan peraturan

perundangan yang berlaku.

Melaksanakan pelayanan

medic sesuai SOP,Standar

Pelayanan Minimal

(SPM),tata kerja & kebijakan

yang telah ditetapkan oleh

Kepala Puskesmas.

Mengidentifikasi,merencanak

an,memecahkan

masalah ,mengevaluasi

program kesehatan.

Memberikan penyuluhan

kesehatan dengan

pendekatan promotif dan

edukatif.

Menyusun pelaporan rekam

medic yang baik,lengkap

serta dapat dipertanggung

jawabkan.

Melaksanakan dan

meningkatkan mutu

pelayanan Puskesmas

TANGGUNG JAWAB :

Bertanggung jawab dalam

melaksanakan dan

memberikan upaya

pelayanan kesehatan gigi

sesuai kompetensi dan

kewenangannya.

2

3

4

5

6

masalah, mengevaluasi program

kesehatan gigi.

Mampu mengkoordinir dan

memonitor program kesehatan gigi

dan mulut di wilayah kerjanya.

Mampu melaksanakan pelayanan

darurat gigi.

Mampu melaksanakan pelayanan

pencegahan penyakit gigi.

Mampu melaksanakan pelayanan

medik gigi dasar sesuai

kompetensi dan kewenangannya.

Mampu melaksanakan pelayanan

medik gigi khusus sesuai

kompetensi dan kewenangannya.

1

2

PELATIHAN :

Pelatihan tentang kesehatan gigi

dan mulut.

Pelatihan Pengenalan ISO 9001

PENDIDIKAN :

Sarjana Kedokteran Gigi

PENGALAMAN :

Minimal 2 tahun.

SIKAP :

Ramah.

Empati.

Tanggung jawab

Page 29: manajemen praktik

WEWENANG :

Melakukan tindakan kepada

pasien atas persetujuan

pasien.

Merujuk pasien.

Menjaga kerahasiaan data

pasien.

TUGAS LAINNYA :

Melaksanakan tugas-tugas

lainnya yang relevan yang

diberikan oleh atasan

langsung.

KEBUTUHAN KUANTITATIF :

Tabel 3.2 URAIAN DAN PERSYARATAN JABATAN PERAWAT GIGI

JABATAN : PERAWAT GIGI ATASAN LANGSUNG : KEPALA

UNIT PKK

NO URAIAN JABATAN NO PERSYARATAN JABATAN

URAIAN TUGAS :

Menyusun rencana kerja teknis

keperawatan gigi.

Melaksanakan kegiatan

keperawatan gigi.

Melaksanakan asuhan

keperawatan gigi.

Melaksanakan pelayanan

keperawatan gigi sesuai standar

prosedur operasional,SPM ,tata

kerja & kebijakan yang telah

ditetapkan oleh Kepala Puskesmas.

Membuat catatan pelaporan rekam

medic secara baik,lengkap serta

dapat dipertanggung jawabkan.

1

2

KETRAMPILAN :

Mampu melaksanakan asuhan

keperawatan kesehatan gigi

dan mulut pelayanan promotif,

preventif, pencatatan dan

pelaporan pelayanan

kesehatan gigi.

Mampu melaksanakan

asistensi dokter gigi sesuai

kompetensi dan

kewenangannya.

1

2

PELATIHAN :

Pelatihan UKGM

Pelatihan Pengenalan ISO

9001

Page 30: manajemen praktik

Melaksanakan evaluasi kegiatan

keperawatan.

Meningkatkan mutu pelayanan

Puskesmas.

Melaporkan pelaksanaan kegiatan

keperawatan secara berkala

kepada penanggung jawab.

Setelah pelayanan memasukan

data ke dalam data base

simpustronik, menyimpan alkes

kedalam lemari alat, melakukan

sterilisasi alat, mengembalikan RM

ke bagian RM.

TANGGUNG JAWAB :

Bertanggung jawab sepenuhnya

dalam melaksanakan dan

memberikan upaya pelayanan

asuhan keperawatan gigi sesuai

kompetensi dan kewenangannya.

WEWENANG :

Mempunyai wewenang dalam

melaksanakan upaya pelayanan

asuhan keperawatan gigi.

PENDIDIKAN :

Minimal D 3 Keperawatan

PENGALAMAN :

Minimal 2 tahun.

1

2

3

SIKAP :

Ramah

Empati

Tanggung jawab

TUGAS LAINNYA :

Melaksanakan tugas-tugas lainnya

yang relevan yang diberikan oleh

atasan langsung.

KEBUTUHAN KUANTITATIF :

3. Macam Tipe Pembayaran oleh Pasien

Pasien yang datang di poli gigi, membawa nomer antrian dan rekam medis

untuk diserahkan e petugas di poli gigi. Oleh petugas, rekam medis diisi

sesuai kolom yang tersedia. Setelah semua pelayanan di poli selesai, pasien

yang datang akan mendapat petunjuk cara pembayaran jasa layanan. Di

Page 31: manajemen praktik

puskesmas dinoyo yang telah bersertifikasi ISO, di dalam poli tidak menerima

apapun bentuk pembayaran pasien. Pasien akan diarahkan ke kasir untuk

membayar tarif layanan. Strategi penetapan tarif di puskesmas dinoyo

khususnya poli gigi adalah sebagai berikut:

- Pasien umum dengan KTP kota Malang untuk pendaftaran, pemeriksaan, resep

obat, tumpatan sementara dibebaskan dari biaya perawatan. Sedangkan

untuk perawatan lain selain tersebut diatas tarif menyesuaikan perda kota

Malang, untuk pemberian resep dan obat dibebaskan biaya.

- Pasien umum dengan KTP luar kota malang, untuk pendaftaran dikenakan biaya

Rp 3.000,-, tumpatan sementara Rp 10.000,- dan tarif perawatan lain

menyesuaikan perda kota Malang, untuk pemberian resep dan obat

dibebaskan biaya.

- Pasien Jamkesda, jamkesmas, dan ASKES dibebaskan semua biaya.

4. Ketersediaan Alat dan Bahan

Ketersediaan alat dan bahan di poli gigi mengikuti prosedur yang telah

ditetapkan di puskesmas dinoyo, untuk mengajukan permintaan penyediaan alat

dan bahan, poli gigi puskesmas dinoyo melakukan prosedur sebagai berikut:

a. Koordinator sub unit mengisi formulir permintaan barang.

b. Tim Pengelola Barang melakukan verifikasi/ prioritas.

c. Kepala Puskesmas dan bagian keuangan memeriksa kondisi

keuangan dan perencanaan.

d. Tim Pengelola Barang memeriksa setiap item barang yang akan dibeli

e. Apabila disetujui, Tim Pengelola Barang membeli barang sesuai

permintaan.

f. Tim Pengelola barang mengadakan verifikasi barang yang masuk.

g. Tim Pengelola Barang mendistribusikan ke Sub Unit/ bagian.

h. Apabila tidak , Tim Pengelola Barang mengusulkan ke DKK untuk

diusulkan tahun berikutnya.

i. Selesai.

Pengadaan dan perawatan barang di puskesmas dinoyo selalu diadakan setiap

tahun. Pengecekan kondisi barang oleh sub unit yang bersangkutan, pengajuan

perbaikan atau permintaan barang baru yang dilakukan setiap tahun ini harus

dilakukan karena puskesmas dinoyo sebagai puskesmas yang telah mendapat

Page 32: manajemen praktik

penghargaan ISO harus selalu menjaga kualitas layanannya dengan standar

yang ditetapkan.

B. Ruang Praktik

1. Analisis Ruangan

Gambar 3.1 Denah ruang poli gigi puskesmas dinoyo

2. Kontrol Infeksi

Pada poli gigi puskesmas dinoyo, pencegahan penularan infeksi dari dokter,

perawat, maupun pasien dilakukan dengan memaksimalkan fasilitas yang

tersedia. Pasien yang datang, selalu mendapat alat pemeriksaan yang telah

disterilisasi dan gelas kumur baru. Dokter gigi dan perawat yang melakukan

tindakan selalu menggunakan sarung tangan karet (handscoen), masker, dan

kaca mata pelindung (google). Alat-alat yang telah digunakan disterilisasi

menggunakan larutan antiseptik, direndam selama 10 menit lalu dicuci

dengan sabun, dikeringkan, dimasukkan dalam autoklaf, kemudian dapat

digunakan kembali. Setiap hari setelah pelayanan pada poli telah selesai, poli

gigi dibersihkan dan dirapikan sehingga dapat dengan nyaman digunakan lagi

keesokan harinya.

3. Pembuangan Limbah Praktik

Sampah-sampah medis hasil tindakan perawatan pada poli gigi puskesmas

dinoyo memiliki tempat pembuangan sampah di dalam poli. Tempat

pembuangan sampah di dalam poli gigi puskesmas dinoyo dibedakan antara

sampah medis dan non medis. Pada tiap dental unit yang tersedia terdapat

satu tempat sampah medis di dekatnya, hal ini dimaksudkan agar

pembuangan sarung tangan stau masker yang telah digunakan mudah.

Sedangkan tempat pembuangan sampah non-medis berada di dekat pintu

masuk. Tempat sampah non-medis ini disediakan untuk membuang sisa-sisa

makanan, bungkus makanan, atau kertas yang tidak berhubungan dengan

tindakan medis. Limbah-limbah medis yang telah terkumpul di dalam tempat

sampah medis selanjutnya akan diambil oleh petugas yang bertanggung

jawab, dijadikan satu dengan limbah medis dari poli lain, lalu dikirim ke

Page 33: manajemen praktik

instansi yang menyediakan jasa pengolahan limbah medis. Pengiriman limbah

medis ini dilakukan setiap seminggu sekali.

BAB IV

PEMBAHASAN

Page 34: manajemen praktik

A. Pelayanan

1. Alur Pasien

Alur pasien di puskesmas dinoyo, mulai dari kedatangan awal sampai poli tujuan

sudah memenuhi standar yang ditentukan oleh puskesmas. Pasien yang bertujuan

ke poli gigi akan memberikan rekam medis beserta nomer antriannya, setelah itu

petugas akan memanggil pasien sesuai urutan nomer antriannya untuk dilayani di

poli gigi. Dengan begitu, pasien yang datang akan tertib dan tidak bermasalah

dalam urutan pelayanannya.

2. Pihak yang terlibat

Petugas yang terlibat dalam poli gigi puskesmas dinoyo yaitu dua dokter gigi, satu

perawat gigi, dan satu tekniker gigi. Menurut buku rencana pelaksanaan kegiatan

puskesmas dinoyo tahun 2012, pada poli gigi membutuhkan 3 (tiga) orang dokter

gigi. Maka dari itu, jumlah dokter gigi di poli gigi puskesmas dinoyo masih

kurang satu dokter gigi. Untuk selanjutnya diharapkan puskesmas dinoyo dapat

menambah kekurangannya itu atau menutup kekurangannya dengan pelayanan

yang maksimal dengan 2 (dua) dokter gigi.

3. Macam-macam tipe pembayaran oleh pasien

4. Ketersediaan alat dan bahan

B. Ruang Praktik

Page 35: manajemen praktik
Page 36: manajemen praktik
Page 37: manajemen praktik
Page 38: manajemen praktik
Page 39: manajemen praktik

3.

Page 40: manajemen praktik
Page 41: manajemen praktik
Page 42: manajemen praktik