Manajemen Praktik - Kelompok 5

21
BLOK 1 – MANAJEMEN KESEHATAN MASYARAKAT MODUL 2. MANAJEMEN PRAKTIK DISUSUN OLEH : KELOMPOK 5 RAHMA ARIESTI LATING 2012.07.0.0002 REXI RENALDY LOTONG 2012.07.0.0016 RIZKI KARTIKA PUTRA 2012.07.0.0020 WILLIAM SUSANTO 2012.07.0.0025 LYDIA HARJANTI 2012.07.0.0028 AYUB DIDIK SUSANTO 2012.07.0.0036 ALBERT SUSANTO HANDOYO 2012.07.0.0043 DYAH MAULIDARAHMAH 2012.07.0.0045 SHINTA NURMARAYA FEBRIANTI 2012.07.0.0060 ASA RINA THOHIROH 2012.07.0.0074 SANY ANTIKA WIJAYA 2012.07.0.0084

description

mankes

Transcript of Manajemen Praktik - Kelompok 5

BLOK 1 MANAJEMEN KESEHATAN MASYARAKATMODUL 2. MANAJEMEN PRAKTIK

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 5

RAHMA ARIESTI LATING2012.07.0.0002REXI RENALDY LOTONG 2012.07.0.0016RIZKI KARTIKA PUTRA2012.07.0.0020WILLIAM SUSANTO 2012.07.0.0025LYDIA HARJANTI 2012.07.0.0028AYUB DIDIK SUSANTO 2012.07.0.0036ALBERT SUSANTO HANDOYO2012.07.0.0043DYAH MAULIDARAHMAH 2012.07.0.0045SHINTA NURMARAYA FEBRIANTI2012.07.0.0060ASA RINA THOHIROH2012.07.0.0074SANY ANTIKA WIJAYA 2012.07.0.0084

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGIUNIVERSITAS HANG TUAHSURABAYA2014ii

KATA PENGANTAR

Salam sejahtera,

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas pimpinan dan hikmat yang Tuhan sudah berikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah tentang Manajjemen Praktik ini dengan baik.

Makalah ini tentu saja tidak dapat terselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, tak lupa kami haturkan terima kasih kepada:

1. Maria Lisdiana, drg., MAP. selaku fasilitator kelompok,2. Dr. Sudibyo, drg. selaku penanggung jawab modul,3. Semua pihak yang membantu penulis secara langsung maupun tidak langsung.

Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat serta memudahkan pembaca untuk dapat mengenal lebih jauh tentang Manajemen Praktik. Apabila dalam pembuatan makalah ini ada hal yang kurang tepat, penulis mohon agar mendapat masukkan sehingga penulis mengetahui dan dapat memperbaikinya.

Surabaya, 10 April 2014

Tim PenyusunKelompok5DAFTAR ISI

Kata Pengantar iDaftar Isi iiBAB 1. Pendahuluan1.1 Latar Belakang 11.2 Batasan Topik 11.3 Peta Konsep 2BAB 2. Pembahasan2.1 Prinsip Dasar Manajemen 32.1.1 Perencanaan/Planning 32.1.2 Pengorganisasian/Organizing 42.1.3 Pengarahan/Actuating 52.1.4 Pengawasan/Controlling 52.2 Komponen Komunikasi 52.2.1 Komunikator 52.2.2 Komunikan 52.2.3 Media 62.2.4 Pesan 62.2.5 Umpan Balik 62.3 Perilaku Pasien/Konsumen 62.4 Penetapan Diagnosis 7BAB 3. Penutup3.1 Kesimpulan 93.2 Kata Penutup 9Daftar Pustaka10

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangKeberhasilan dan kelancaran seorang dokter gigi dalam melakukan praktik dokter gigi adalah tergantung dalam pengaplikasian cara berkomunikasi dan mengatur manajemen praktik dengan tepat dan benar. Hal ini guna untuk menunjang keberhasilan dokter gigi dalam memperoleh informasi dari pasien, menegakkan diagnosis dan merencanakan perawatan yang tepat. Keberhasilan dokter gigi dalam berinteraksi dnegan pasien juga dipengaruhi dengan berbagai karakteristik perilaku dari pasien, baik perilaku positif maupun negatif. 1.2 Batasan Topik1. Mengetahui Prinsip Dasar Manajemen, meliputi:a. Perencanaan/Planningb. Pengorganisasian/Organizingc. Pengarahan/Actuatingd. Pengawasan/Controlling2. Mengetahui Komponen Komunikasi, meliputi:a. Komunikatorb. Komunikanc. Mediad. Pesane. Umpan Balik3. Mengetahui Perilaku Pasien/Konsumen4. Mengetahui Penetapan Diagnosis5.

1.3 Peta Konsep

Prinsip Dasar Manajemen (Planning, Organizing, Actuating, Controlling)Praktik Dokter Gigi

KomunikatorPesanMediaKomunikanUmpan Balik

Komunikasi

Perilaku Pasien

Interaksi dokter dan pasien

Menetapkan diagnosis dan rencana perawatan

BAB 2PEMBAHASAN

2.1 Prinsip Dasar Manajemen2.1.1 Perencanaan/PlanningAdalah pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana, dan oleh siapa. Salah satu aspek penting perencanaan adalah pembuatan keputusan (decision making), proses pengembangan dan penyeleksian sekumpulan kegiatan untuk memecahkan suatu masalah tertentu.Empat tahap dasar perencanaan:Tahap 1,Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan dimulai dengan keputusan-keputusan tentang keinginan atau kebutuhan organisasi atau kelompok kerjaTahap 2,Merumuskan keadaan saat ini, tahap ini memerlukan informasi terutama tentang keuangan dan data statistik, yang diperoleh melalui komunikasiTahap 3,Mengidentifikasikan segala kemudahan dan hambatan segala kekuatan dan kelemahan serta kemudahan dan hambatan perlu diidentifikasikan untuk mengukur kemampuan organisasi dalam mencapai tujuanTahap 4,Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan. Pengembangan berbagi alternatif kegiatan untuk pencapaian tujuan, penilaian alternatif-alternatif terbaik dan paling memuaskanManfaat perencanaan:1. Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan2. Membantu kristalisasi persesuaian pada masalah-masalah utama3. Memungkinkann manajer memahami keseluruhan gambaran operasi lebih jelas4. Membantu penempatan tanggungjawab lebih cepat5. Memberikan cara pemberian perintah untuk operasi6. Memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian organisasi7. Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami8. Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti9. Menghemat waktu, usaha dan dana.4

2.1.2 Pengorganisasian/OrganizingOrganizing atau pengorganisasian pada prinsip manajemen adalah pengorganisasian semua sources yang dimiliki untuk mewujudkan rencana yang telah disusun dan mencapai tujuan serta visi misi yang telah ditetapkan. Dalam pengelolaan SDM, salah satunya adalah penempatan SDM yang tepat pada posisi jabatan secara struktural yang tepat juga. Jabatan dan kualitas SDM yang menempatinya berdasar pada tataran keahlian pada bidangnya, berdasarkan penilaian paling layak dari uji kelayakan secara objektif. Sehingga tujuan hakikat pengorganisasian untuk membagi-bagi kesulitan pencapaian sebuah tujuan yang telah direncanakan akan terasa mudah. Kesulitan tersebut menjadi mudah karena ditanggung bersama dengan rasa tanggung jawab yang besar dan segenap kemampuan yang dimiliki. Maka terjadilah sinergi antara potensi SDM unggul yang terdapat di satu divisi, dengan potensi SDM unggul di divisi lain untuk mendongkrak sesuatu yang sulit jadi mudah.Fungsi pengorganisasian dalam prinsip manajemen, yakni untuk menentukan beberapa jenis komponen komunikasi dalam interaksi pada setiap SDM yang ada di dalamnya. Perlu dicermati bahwa organisasi merupakan wadah, proses, dan sistem kegiatan kerja sama yang terdiri atas beberapa orang untuk mencapai tujuan yang disetujui bersama pada tahap perencanaan sebelumnya; Sehingga segala sistem, berlaku menyeluruh pada setiap elemen yang terdapat di dalamnya. Beberapa sistem pokok dalam jenis komunikasi yang harus dipahami oleh setiap orang yang ada di dalam sebuah organiasi adalah sebagai berikut:Komunikasi yang dilakukan adalah jenis komunikasi yang memiliki ketersambungan dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing personel berdasarkan uraian jabatan (job description).Telah dipahaminya peraturan garis-garis komunikasi penghubung antara satu personel dengan personel lain. Mulai jenis interaksi komunikasi pada setiap persdnel dari tataran personel pada level paling bawah sampai level paling atas secara struktural organisasi. Hal tersebut dilakukan demi efektivitas dan esiensi operasional komunikasi organisasi.Memahami bahwa semakin tinggi jabatan yang diemban, semakin besar tanggung jawab yang dipikul. Perkara inilah yang dibentuk dalam prinsip image manajemen sebuah perusahaan. Jangan biarkan opini "semakin tinggi jabatan, semakin enak mendudukinya dengan segala peningkatan jenis fasilitas pendukung yang didapat". Hal ini akan berdampak buruk pada pencitraan manajemen perusahaan di mata SDM-SDM yang ada di dalamnya.1

2.1.3 Pengarahan/ActuatingAdalah kemampuan menajer dalam mengarahkan staf untuk menjalankan fungsi masing-masing secara baik. Disebut juga: pengarahan, leading, directing, dan motivating.Fungsi actuating untuk membuat atau mendapatkan para staf melakukan apa yang diinginkan dan harus mereka lakukan. Fungsi ini melibatkan kualitas gaya, kekuasaan pemimpin, serta kegiatan-kegiatan pemimpin seperti komunikasi, motivasi dan disiplin.2

2.1.4 Pengawasan/ControllingPelaksanaan kerja berada dalam sebuah mekanisme pengontrolan yang setiap saat bisa menentukan jenis prestasi kerja yang di tunjukkan. Hal inilah yang menjadi alasan kehati-hatian setiap sumber daya manusia dalam melaksanakan rencana kerja masing-masing. Mekanisme pengontrolan prestasi kinerja semua sumber daya manusia akan berjalan lancar dan benar dan mencitrakan ketegasan apabila sudut pandang objektivitas dalam menyimpulkan hasil evaluasi pengontrolan dijadikan sebagai landasan. Setelah itu, perusahaan dapat menjatuhkan sanksi atau imbalan secara objektif. Hasil tersebut merupakan hal yang harus diterima dengan lapang dada oleh semua SDM.1

2.2 Komponen Komunikasi2.2.1 KomunikatorSemua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim informasi. Dalam komunikasi antarmanusia, sumber bisa terdiri dari satu orang, tetapi juga bisa dalam bentuk kelompok misalnya, partai, organisasi, atau lembaga. Sumber sering desebut komunikator atau dalam bahasa inggrisnya disebut source atau sender.5

2.2.2 KomunikanPenerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri dari satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai atau negara.Penerima adalah elemen penting dalam komunikasi. Jika suatu pesan tidak diterima oleh penerima akan menimbulkan berbagai macam masalah yang seringkali menuntut perubahan, apakah pada sumber, pesan atau media.5

2.2.3 MediaMedia adalah alat bantu atau wahana yang digunakan komunikator untuk menyampaikan pesannya kepada penerima. Biasanya, jika komunikan hanya seorang, maka digunakan media seperti surat, telepon, telegram, dan lain-lain. Jika jumlahnya banyak, digunakan papan pengumuman, pengerasa suara, dan lain-lain. Bila komunikan jauh dan banyak, maka digunakan surat kabar, TV, raio dan lain-lain.6

2.2.4 PesanPesan adalah sesuatu yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Pesan dapat berupa verbal (lisan) dan non-verbal (simbol).6Sebuah pesan harus memiiki makna yang tidak ahrus dicerna dulu, melainkan makna yang mudah dipahami agar mudah dan cepat dimengerti oleh komunikan.7

2.2.5 Umpan BalikUmpan balik adalah dampak apa yang terjadi kepada komunikan setelah menerima pesan yang disampaikan oleh komunikator. Sebuah pesan dapat dikatakan memiliki makna bagi orang yang menerimanya, jika pesan tersebut memiliki dampak yang dapat merubah sudut pandang orang lain. Contohnya seperti cara berpikir, sikap, perilaku dan lain-lain.7

2.3 Perilaku Pasien/KonsumenBeberapa definisi tentang perilaku konsumen menurut pendapat beberapa ahli sbb:Menurut James, Engel et al(1992) perilaku konsumen didefinisikan sebagai berbagai tindakan individu yang secara angsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang barang jasa ekonomis termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan tersebut.Menurut David L. London dan Albert J. perilaku konsumen adalah proses pengambilan keputusan dan aktivitas individu secara fisik yang dilibatkan dalam evaluasi, memperoleh, menggunakan atau dapat menggunakan barang atau jasa. Berdasarkan definisi diatas, disederhanakan bahwa perilaku konsumen adalah sejumlah tindakan nyhata dari individu (konsumen) yang dipengaruhi oleh faktor kejiwaan (psikologis) dan faktor lainnya yang mengarahkan mereka untuk memilihdan menggunakan barang atau jasa yang diinginkannya.3Macam-macam perilaku konsumen:a. Perilaku RasionalKonsumen mampu memilih barang yang hendak dikonsumsi secara matang dalam penggunaan dan harga serta terkadang kualitas/keawetan barang.b. Perilaku IrrasionalKonsumen tidak mampu memilih barang yang hendak dikonsumsi dan membeli barang akibat pengaruh dari luar atau hanya untuk prestise.Dua elemen penting dalam perilaku konsumen:a. Proses pengambilan keputusanb. Kegiatan secara fisikKedua elemen ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan serya menggunakan barang atau jasa.Dua faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen:a. Faktor internal, dari dalam diri konsumen antara lain: persepsi, motivasi, sikap, kepribadian, gaya hidup, dan belajar.b. Faktor eksternal, dari luar diri pasien, antara lain: pengaruh keluarga, kelas sosial, kebudayaan, marketing strategi, kelompok reprensi (sering dijadikan pedoman oleh konsumen dalam bertingkah laku).2

2.4 Penetapan Diagnosis1. AnamnesisSuatu tanya jawab baik secara langsung maupun tidak langsung antara tenaga kesehatan dengan penderita atau keluarga penderita. Ada 2 macam tipe anamnesis yaitu:1. Auto anamnesis, yaitu tanya jawab yang ditujukan langsung kepada pasien. Syarat terjadinya auto anamnesis dalam penetapan diagnosis supaya dapat akurat, valid, dan pasti adalah pasien dalam keadaan sadar, pasien dewasa dan pasien komunikatif.2. Allo anamnesis, yaitu tanya jawab yang ditujukan kepada keluarga pasien. Umumnya anamnesis tipe ini dilakukan ketika pasien masih anak2, pasien tidak sadar, pasien tidak komunikatif, dan pasien mengalami gangguan ingatan.

2. Pemeriksaan fisikDalam menentukan diagnosis penyakit, langkah kedua adalah dengan melakukan pemeriksaan fisik dengan sopan, berada dalam ruang tertutup untuk menjaga kerahasiaan dari keadaan yang berkaitan dengan tubuh pasien-privasi, tidak terburu-buru dan teliti. Hal-hal yang dilakukan dalam pemeriksaan fisik antara lain: Inspeksi, yaitu melihat, mengamati keadaan penderita secara garis besar. Misalnya:carapasien masuk ke rumah sakit dalam posisi jalan, dan lain sebagainya. Palpasi atau perabaan, misalnya merasakan panas badan pasien, meraba adanya massa tumor, meraba adanya rasa nyeri pada bagian tertentu dari tubuh pasein. Perkusi [ketukan], adalah dengancaramengetuk bagian tubuh yang sedang diperiksa, misalnya mengetuk peruk, dada, dan lainnya untuk menemukan adanya kelainan pada fisik pasien. Auskultasi [mendengarkan], yaitu dengan menggunakan alat dengan sepertistetoskop. Misalnya mendengarkan adanya bising pada pernafasan, bunyi usus, arteri/nadi, denyut jantung, dan lain-lain.

3. Pemeriksaan penunjangPemeriksaan penunjang ini umumnya dilakukan apabila langkah-langkah pemeriksaan penentuan diagnosis di atas belum dapat dengan pasti mendiagnosis suatu penyakit yang diderita pasien sehingga diperlukan pemeriksaan penunjang untuk diagnosis pasti penyakit.Contoh pemeriksaan penunjang untuk menentukan diagnosis antara lain: pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan fotorontgen, pemeriksaan USG [ultra sonografi], pemeriksaanCT Scan, pemeriksaan MRI dan sebagainya.

BAB 3PENUTUP

3.1 KesimpulanDalam sebuah praktik dokter gigi harus terdapat dan terjalin sebuah komunikasi dan manajemen yang baik. Dengan komunikasi yang baik, dapat membantu dokter gigi dalam menetapkan diagnosis dan rencana perawatan yang tepat bagi pasien, serta dengan manajemen yang baik pula dapat menunjang kelancaran dari praktik dokter gigi. Dengan diaplikasikannya komunikasi dan manajemen yang tepat dalam praktik dokter gigi, akan terjadi sebuah interaksi dokter gigi dan pasien yang keberhasilan dalam mendapatkan informasi dari pasien juga dipengaruhi oleh perilaku pasien yang berbeda-beda.

3.2 Kata Penutup

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini. tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.Kami banyak berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua.

DAFTAR PUSTAKA

1. Charma, Dewa. 2012. Memahami Prinsip Dasar Manajemen. Dapat diunduh di http://belajar-pembukuan.blogspot.com/2012/08/memahami-prinsip-dasar-manajemen.html2. Kotler P, Susanto AB. 2000. Manajemen Pemasaran di Indonesia, Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian. Buku 1 dan 2. Jakarta: Salemba Empat3. Sudibyo. 2010. Manajemen Jasa Layanan Kesehatan. Surabaya; Unesa University Press.4. Supriyanto. 2005. Pengantar Manajemen. Dapat diunduh di http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/PENGANTAR%20MANAJEMEN_0.ppt5. http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2-01185-MC%20Bab2001.doc6. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21822/4/Chapter%20II.pdf7. http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01245-MC%20Bab2001.pdf