MANAJEMEN PERGELARAN SENI PERTUNJUKAN PADA …lib.unnes.ac.id/31000/1/2501413134.pdf · Saya...
Transcript of MANAJEMEN PERGELARAN SENI PERTUNJUKAN PADA …lib.unnes.ac.id/31000/1/2501413134.pdf · Saya...
MANAJEMEN PERGELARAN SENI PERTUNJUKAN PADA
KEGIATAN SISWA DI SMA NEGERI 1 KEDUNGWUNI
KABUPATEN PEKALONGAN
SKRIPSI
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Seni Musik
Oleh :
Nama : Mughny El. Afwa Astitisar
NIM : 2501413134
Program Studi : Pendidikan Seni Musik
Jurusan : Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik
PENDIDIKAN SENI DRAMA, TARI, DAN MUSIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2017
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi yang berjudul “Manajemen Pergelaran di SMA Negeri 1
Kedungwuni Kabupaten Pekalongan” telah di setujui oleh pembimbing untuk
diajukan ke Panitia Ujian Sidang Skripsi.
Drs. Bagus Susetyo, M.Hum (196209101990111001)
Pembimbing I
M. Usman Wafa, S.Pd., M.Pd. (198012042015041001)
Pembimbing II
iii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi
Jurusan Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik, Fakultas Bahasa dan Seni,
Universitas Negeri Semarang.
pada hari : Selasa
Tanggal : 10 Oktober 2017
Panitia Ujian Skripsi
Drs. Syahrul Syah Sinaga, M.Hum. (19640804 1991021 001)
Ketua
Dr. Udi Utomo, M. Si. (196708311993011001)
Sekretaris
Moh. Hasan Bisri, S.Sn. M.Sn. (196209101990111001)
Penguji I
M. Usman Wafa, S.Pd., M.Pd. (198012042015041001)
Penguji II/ Pembimbing II
Drs. Bagus Susetyo, M.Hum (196209101990111001)
Penguji III/ Pembimbing I
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar
hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat di dalam skripsi ini
dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, 26 September 2017
Mughny El. Afwa Astitisar
NIM. 2501413134
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
� Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil. kita baru yakin,
kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik. (Evelyn Underhill)
� Jadilah kamu manusia yang pada kelahiranmu semua orang tertawa bahagia,
tetapi hanya kamu sendiri yang menangis; dan pada kematianmu semua orang
menangis sedih, tetapi hanya kamu sendiri yang tersenyum. (Mahatma
Gandhi)
� Berangkatlah, baik kamu merasa ringan atau berat, dan berjihadlah dengan
harta dan jiwamu. (QS. At-Taubah: 41)
PERSEMBAHAN Karya ini aku persembahkan kepada:
1. Orang tuaku tercinta, Bapak Susriyatno dan Ibu
Sri Prapti Rejeki, serta Keluarga besar Simbah
Kayun yang telah memberikan dukungan dan
do’a.
2. Bapak/Ibu Dosen Pendidikan Seni Musik Unnes
atas ilmu yang telah diberikan selama
menempuh studi di Jurusan Sendratasik.
3. Keluarga besar Pendidikan Seni Musik angkatan
2013.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Manajemen Pergelaran di SMA Negeri 1 Kedungwuni Kabupaten Pekalongan”.
Skripsi ini merupakan syarat akademis dalam menyelesaikan studi Strata 1 untuk
menyelesaikan gelar sarjana pendidikan pada Jurusan Pendidikan Seni Drama,
Tari, dan Musik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang. Skripsi
ini menjadikan penulis banyak belajar sekaligus memperoleh pengalaman-
pengalaman baru secara langsung yang belum diperoleh sebelumnya. Penulis
berharap pengalaman tersebut dapat bermanfaat pada masa yang akan datang.
Penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan berkat kerjasama, bantuan, dan
dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Prof.Dr. Fathur Rokhman, M.Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang,
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan
studi di Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang.
2. Prof. Dr. Agus Nuryatin, M.Hum, Dekan Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin penelitian penulis.
3. Dr. Udi Utomo, Msi Ketua Jurusan Sendratasik yang telah memberikan
kemudahan dalam proses penyusunan skripsi ini.
4. Drs. Bagus Susetyo, M.Hum sebagai dosen pembimbing I dan M. Usman
Wafa, S.Pd., M.Pd. sebagai dosen pembimbing II, yang telah banyak
vii
meluangkan waktu mengoreksi dan memberikan saran dalam penyusunan
skripsi ini.
5. Segenap Dosen Pendidikan Sendratasik yang telah memberikan ilmunya dan
memberikan dukungan moril selama penulis berada di Jurusan Pendidikan
Sendratasik ini.
6. Segenap elemen di SMA Negeri 1 Kedungwuni Kabupaten Pekalonganyang
telah memberikan izin dan mendukung kepada penulis untuk melakukan
penelitian.
7. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
Terimakasih semuanya.
Semoga segala kebaikan Bapak/Ibu dan rekan-rekan semua mendapatkan
balasan setimpal dari Allah SWT. Semoga skripsi ini juga dapat bermanfaat bagi
pembaca, perkembangan ilmu pengetahuan, dan penelitian pendidikan Seni
Musik.
Semarang, 26 September 2017
Penulis
viii
SARI Astitisar, Mughny El Afwa. 2017. Manajemen Pergelaran Seni Pertunjukan
Pada Kegiatan Siswa di SMA Negeri 1 Kedungwuni Kabupaten Pekalongan. Skripsi. Jurusan Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik.
Fakultas Bahasa Dan Seni.Universitas Negeri Semarang. Pembimbing 1 :
Drs. Bagus Susetyo, M.Hum dan Pembimbing 2 : M. Usman Wafa, S.Pd.,
M.Pd.
Kata Kunci : Pergelaran, Manajemen, Seni Pertunjukan
Kegiatan yang di adakan di SMA Negeri 1 Kedungwuni berupa kegiatan
seperti Peringatan HUT, Perpisahan siswa kelas XII, Wisuda pelepasan siswa
kelas XII, serta Ujian Pergelaran Seni Pertunjukan. Dari beberapa kegiatan
tersebut, ujian pergelaran seni pertunjukan memiliki beberapa kelebihan dalam hal
manajeman pertunjukan. Permasalahan yang dikaji adalah bagaimana manajemen
pergelaran seni pertunjukan pada kegiatan siswa di SMA Negeri 1 Kedungwuni
serta bentuk penyajian pergelaran seni pertunjukan pada kegiatan siswa di SMA
Negeri 1 Kedungwuni.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan penelitian deskriptif
kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Analisis data yang meliputi empat tahap yaitu
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan/verifikasi. Untuk menguji validitas data dalam penelitian ini
digunakan teknik penguji data yaitu : menggunakan sumber, metode, penyidik,
dan teori tringulasi dari Moleong.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses manajemen pergelaran seni
pertunjukan pada kegiatan siswa di SMA Negeri 1 Kedungwuni terdiri dari :
manajemen organisasi yang di dalamnya terdapat struktur organisasi berupa osis
yang bergenerasi tiap tahunnya, manajemen produksi yang terdiri dari modal,
bahan, tenaga kerja, dan peralatan, manajemen pergelaran seni pertunjukan yang
di dalamnya terdapat sistem kelola manajemen yang meliputi : perencanaan
terkait dengan pembuatan draft susunan panitia, rapat panitia dan jobdesk, rapat
pengecekan awal dan akhir, pembuatan jadwal latihan dan ujian gladi bersih dan
gladi kotor, pengorganisasian terkait kepanitiaan pergelaran seni pertunjukan,
pergerakan terkait pelaksanaan yang sesuai dengan perencanaan yang sudah di
tetapkan, pengawasan dari pembina saat latihan dan rapat, Art yang berupa karya
drama musikal dari penyaji, Artis yang merupakan siswa siswi kelas XI, Artistik
yang menyiapkan keperluan pementasan, Non Artistik yang menyiapakan segala
sesuatu sebelum dan sesudah pementasan .
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa manajemen pergelaran
seni pertunjukan pada kegiatan siswa di SMA Negeri 1 Kedungwuni meliputi :
manajemen organisasi, manajemen produksi dan manajemen pergelaran. Saran
yang dapat diberikan oleh peneliti yaitu : perlunya kordinasi antar panitia satu
sama lain, perlunya penambahan waktu latihan untuk penyaji, penambahan dan
pembaruan alat musik.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ ii
PENGESAHAN KELULUSAN .................................................................. iii
PERNYATAAN ............................................................................................ iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ v
KATA PENGANTAR................................................................................... vi
SARI............................................................................................................. viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................ix
DAFTAR TABEL .........................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................... .. 1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian...................................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................. 4
1.5 Sistematika Skripsi ................................................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka................................................................................... 6
2.2 Landasan Teori ..................................................................................... 11
2.2.1 Pengertian Manajemen ......................................................................... 11
x
2.2.2 Unsur–unsur Manajemen ...................................................................... 13
2.2.3 Fungsi Manajemen ............................................................................... 14
2.2.3.1 Perencanaan ....................................................................................... 14
2.2.3.2 Pengorganisasian ............................................................................... 15
2.2.3.2 Penggerakan ...................................................................................... 16
2.2.3.4 Pengawasan ....................................................................................... 17
2.2.4 Pergelaran/ Seni Pertunjukan ............................................................... 17
2.2.5 Manajemen Seni Pertunjukan .............................................................. 17
2.2.5.1 Pengertian Manajemen Seni Pertunjukan ......................................... 17
2.2.5.2 Organisasi Seni Pertunjukan ............................................................. 19
2.2.6 Jenis–Jenis Organisasi Seni Pertunjukan ............................................. 20
2.2.6.1 Menurut Profesionalitasnya .............................................................. 20
2.2.6.2 Menurut Pembiayaannya .................................................................. 21
2.2.7 Stuktur Organisasi Seni Pertunjukan ................................................... 22
2.2.7.1 Produser ............................................................................................ 23
2.2.7.2 Wilayah Non – artistik ...................................................................... 23
2.2.7.3 Kerumahtanggaan ............................................................................. 26
2.2.7.4 Wilayah Artistik ................................................................................ 27
2.2.8 Proses Manajemen Produksi Seni Pertunjukan................................. 30
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian ............................................................................ 32
3.2 Lokasi dan Sasaran Penelitian ............................................................... 33
3.3 Sumber Data .......................................................................................... 33
xi
3.4 Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 34
3.4.1 Observasi ............................................................................................ 34
3.4.2 Wawancara ......................................................................................... 34
3.4.3 Dokumentasi ...................................................................................... 35
3.5 Teknik Analisis Data ............................................................................. 36
3.6 Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ................................................... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................................... 39
4.1.1 Lokasi SMA Negeri 1 Kedungwuni Kabupaten Pekalongan ............. 39
4.1.2 Kondisi Fisik SMA Negeri 1 Kedungwuni ........................................ 40
4.1.3 Tenaga Pengajar ................................................................................. 41
4.1.4 Kegiatan Pembelajaran di SMA Negeri 1 Kedungwuni .................... 46
4.1.5 Prestasi SMA Negeri 1 Kedungwuni di Bidang Seni Musik ............. 47
4.1.6 Struktur Organisasi SMA Negeri 1 Kedungwuni .............................. 47
4.2 Manajemen Produksi di SMA Negeri Kedungwuni ............................. 49
4.2.1 Modal ................................................................................................. 49
4.2.2 Bahan/Material .................................................................................. 53
4.2.3 Tenaga Kerja ..................................................................................... 53
4.2.4 Peralatan ............................................................................................ 54
4.3 Sistem Pengelolaan Manajemen di SMA Negeri 1Kedungwuni ......... 55
4.3.1 Perencanaan ....................................................................................... 55
4.3.1.1 Pembuatan Draft Susunan Panitia .................................................. 56
4.3.1.2 Rapat Panitia dan Jobdesk ............................................................. 56
xii
4.3.1.3 Rapat pengecekan awal dan rapat pengecekan akhir ..................... 57
4.3.1.4 Pembuatan Jadwal Latihan ............................................................. 57
4.3.1.5 Ujian gladi kotor dan ujian gladi bersih ......................................... 57
4.3.2 Pengorganisasian ............................................................................ 57
4.3.2.1 Panitia Ujian Pergelaran Seni Pertunjukan ..................................... 57
4.3.3 Pergerakan .......................................................................................... 60
4.3.3.1 Rapat Panitia dan Jobdesk ............................................................... 61
4.2.3.2 Rapat Pengecekan Awal dan Pengecekan Akhir ............................ 61
4.2.3.3 Pelaksanaan Jadwal Latihan ............................................................ 63
4.2.3.4 Pelaksanaan Ujian Gladi Kotor dan Gladi Bersih ........................... 64
4.3.4 Pengawasan ........................................................................................ 66
4.3.5 Art/Karya Seni ................................................................................... 66
4.3.6 Artis ................................................................................................... 69
4.3.7 Artistik .............................................................................................. 69
4.3.8 Non Artistik ...................................................................................... 73
4.3.9 Faktor Penghambat dan Pendukung .............................................. 76
4.3.9.1 Faktor Penghambat ........................................................................ 76
4.3.9.2 Faktor Pendukung .......................................................................... 78
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 81
5.2 Saran ....................................................................................................... 81
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 83
LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................ 85
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Kondisi fisik SMA Negeri 1 Kedungwuni.......................................40
Tabel 4.2 Daftar Tenaga Pengajar dan TU SMA Negeri 1 Kedungwuni........41
Tabel 4.3 Prestasi SMA Negeri 1Kedungwuni di Bidang Seni ......................47
Tabel 4.4 Rincian Anggaran Dana Pergelaran Seni Pertunjukan ...................50
Tabel 4.5 Data inventaris ruang musik SMA Negeri 1 Kedungwuni .............55
Tabel 4.6 Jadwal Latihan Pergelaran...............................................................63
Tabel 4.7 Susunan Acara Ujian Pergelaran Seni Pertunjukan 2017 .............67
Tabel 4.8 Susunan Kepanitiaan Bidang Artistik ............................................69
Tabel 4.9 Penanggungjawab Bidang Fasilitas Penonton ...............................73
Tabel 4.10 Penanggungjawab Bidang Humas ...............................................74
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Kerangka berpikir penelitian .......................................... 31
Gambar 3.1 Bagan Skema dalam analisis data ............................................. 37
Gambar 4.1 Pintu Gerbang SMA Negeri 1 Kedungwumi ............................ 39
Gambar 4.2 Pembelajaran Seni Musik .......................................................... 46
Gambar 4.3 Bagan Pertanggungjawaban Pengurus Osis................................49
Gambar 4.4 Ruang musik dan Alat musik......................................................54
Gambar 4.5 Rapat Panitia Ujian Pergelaran Seni Pertunjukan.......................51
Gambar 4.6 Pelaksanaan ujian gladi kotor.....................................................64
Gambar 4.7 Pelaksanaan ujian gladi bersih....................................................65
Gambar 4.8 Panggung Acara Pergelaran Seni Pertunjukan...........................71
Gambar 4.9 Dekorasi Panggung Acara Pergelaran Seni Pertunjukan...........72
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. SK Dosen Pembimbing ....................................................... 86
Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian ............................................................. 87
Lampiran 3 Suran rekomendasi .............................................................. 88
Lampiran 4. Surat Keterangan Penelitian ............................................... 89
Lampiran 5. Transkrip Wawancara .......................................................... 90
Lampiran 6. Foto – Foto Kegiatan Manajemen Pergelaran ..................... 101
1
BAB 1
PENDAHALUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan seni di sekolah pada dasarnya diarahkan untuk
menumbuhkan kepekaan rasa estetik sehingga terbentuk sikap kritis, apresiasif
dan kreatif pada diri siswa secara menyeluruh. Sikap ini hanya mungkin tumbuh
jika dilakukan serangkaian proses kegiatan pada siswa melalui keterlibatan siswa
dalam segala aktivitas seni di dalam kelas dan di luar kelas. Pembelajaran seni
musik ini dimaksudkan untuk meningkatkan sensitivitas, kemampuan
mengekspresikan dan kemampuan mengapresiasi keindahan dan harmoni.
Kemampuan mengapresiasi dan mengekspresikan keindahan serta harmoni
mencakup apresiasi dan ekspresi baik dalam kehidupan individual sehingga
mampu menikmati dan mensyukuri hidup, maupun dalam kehidupan
kemasyarakatan sehingga mampu menciptakan kebersamaan yang harmonis (Tim
Pustaka Yustisia dalam Udi Utomo, 2014: 1). Di dalam kurikulum 2013 mata
pelajaran seni budaya di SMA terdapat kompetensi dasar yaitu 3.3) Memahami
dan mengapresiasi pertunjukan musik tradisional, 3.4) Memahami konsep, bentuk
dan jenis pertunjukan musik tradisional, 4.3) menampilkan pertunjukan musik
tradisional, 4.4) membuat tulisan hasil analisis pertunjukan musik tradisional.
Dalam konsep, bentuk, jenis, dan penampilan pertunjukan. peran dari manajemen
seni pertunjukan sangatlah penting. Manajemen merupakan dasar bagi hidup
matinya sebuah organisasi. Hani Handoko (1986: 167), suatu lembaga atau
2
kelompok fungsional dengan proses pengorganisasian sebagai suatu cara dalam
kegiatan organisasi yang dialokasikan dan ditugaskan diantara para anggotanya
agar organisasi dapat tercapai secara efisien. Sedangkan manajemen pertunjukan
menurut Riantiarno bahwa manajemen harus sanggup membantu para seniman
untuk sampai pada pencapaian mutu artistiknya, bukan malah sebaliknya menjadi
penghambat. Dalam seni pertunjukan, manajemen diharapkan dapat berfungsi
sebagai bantuan bagi seniman dalam mengelola urusan-urusan di luar artistik
sehingga seniman mampu menggarap karya seninya secara lebih terfokus.
(sumber : www.matematrick.com › Kurikulum 2013)
SMA Negeri 1 Kedungwuni atau yang sering disebut SMANDUNG
adalah salah satu sekolah favorit di Kabupaten Pekalongan dan sekitarnya.
Sekolah ini terletak di Jalan Paesan Utara No. 1 Kedungwuni. Sejak berdiri dan di
bangunnya SMA Negeri 1 Kedunwuni pada 20 November 1984 selalu berusaha
menjadi lebih baik. Terbukti dari semakin meningkatnya mutu kualitas sekolah ini
,dari segi pembelajaran dan kegiatan-kegiatan pun di kelola dengan baik.
Kegiatan yang di adakan di SMA Negeri 1 Kedungwuni berupa kegiatan
seperti Peringatan HUT, Perpisahan siswa kelas XII, Wisuda pelepasan siswa
kelas XII, serta Ujian pergelaran. Ujian pergelaran adalah kegiatan pemnganbilan
nilai dari pembelajaran manajemen pergelaran untuk kelas X dan pembelajaran
seni pertunjukan kelas XI di SMA Negeri 1 Kedungwuni. Dari beberapa kegiatan
tersebut, ujian pergelaran memiliki beberapa kelebihan dalam hal manajeman
pertunjukan. Berdasarkan observasi awal yang saya lakukan pergelaran di SMA
Negeri 1 Kedungwuni memiliki beberapa kelebihan yaitu 1) adanya ujian gladi
3
kotor dan gladi bersih, adanya sample penonton saat gladi bersih untuk melatih
mental penyaji. 2) keterlibatan anggota OSIS, siswa ekstrakulikuler (seni musik,
seni rupa, seni tari) kelas X, siswa kelas XI sebagai perwakilan penyaji
pergelaran, adanya LO di setiap penyaji, keterlibatan guru seni , guru bahasa jawa
sebagai pembimbing dan perwakilan guru seni dari sekolah lain sebagai penguji.
3) penataan panggung, konsep dan tema acara saling berkaitan. 4) terlibatnya
Batik TV dalam peliputan acara, kehadiran orang tua dari penyaji, unsur dinas ,
sanggar seni, alumnus.
Berdasarkan observasi awal, dapat diketahui bahwa penilitian ini akan
mengarah pada salah satu bentuk kegiatan siswa SMA Negeri 1 Kedungwuni
yaitu pada pergelaran seni yang dilaksanakan pada 27 maret 2017. Dari latar
belakang yang di uraikan di atas, maka penelitian ini akan membahas tentang
proses pelaksanana manajemen pergelaran. Dengan kajian manajemen pergelaran
dan bentuk pergelaran seni di SMA Negeri 1 Kedungwuni Kabupaten
Pekalongan .
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagi berikut.
1.2.1 Bagaimana manajemen pergelaran seni pertunjukan pada kegiatan siswa di
SMA Negeri 1 Kedungwuni Kabupaten Pekalongan?
1.2.2 Bagaimana bentuk penyajian pergelaran seni pertunjukan pada kegiatan
siswa di SMA Negeri 1 Kedungwuni Kabupaten Pekalongan?
4
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas, tujuan dari penelitian
ini adalah sebagai berikut.
1.3.1 Mengetahui dan mendeskripsikan Bagaimana manajemen pergelaran seni
pertunjukan pada kegiatan siswa di SMA Negeri 1 Kedungwuni
Kabupaten Pekalongan
1.3.2 Mengetahui dan mendeskripsikan bagaimana bentuk sajian pergelaran seni
pada kegiatan siswa di SMA Negeri 1 Kedungwuni Kabupaten
Pekalongan?
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memperoleh beberapa manfaat, yaitu:
1.4.1 Manfaat Teoritis
1.4.1.1 Sebagai sumbangsih pemikiran bagi mahasiswa pendidikan seni
musik untuk menambah referensi dalam mempelajari sebuah
management pergelaran di SMA Negeri 1 Kedungwuni
Kabupaten Pekalongan.
1.4.1.2 Bagi untuk menambah pengetahuan tentang penerapan
manajemen pergelaran di SMA Negeri 1 Kedungwuni
Kabupaten Pekalongan.
1.4.2 Manfaat Praktis
1.4.2.1 Menambah wawasan dalam hal pengelolaan manajemen.
1.4.2.2 Dapat memberikan informasi tentang management pergelaran
“SMA Negeri 1 Kedungwuni Kabupaten Pekalongan” sebagai
5
pustaka maupun sebagai bahan pengembangan penelitian
selanjutnya.
1.5 Sistematika Skripsi
Untuk memberi gambaran tentang keseluruhan isi skripsi ini, maka
sistematika skripsi dituliskan sebagai berikut:
Bagian awal skripsi berisi tentang Judul skripsi, halaman pengesahan,
halaman motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar lampiran, dan
abstrak.
Bagian inti skripsi terdiri dari 5 bab. Pada bab 1 diuraikan
tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan sistematika skripsi ini sendiri.
Sebagai dasar berpijak sebelum ke pembahasan masalah, perlu adanya
landasan teoritis yang di kemukakan pada bab 2 yang meliputi kerangka berfikir
dan teori-teori yang ada. Teori yang ada disajikan berkaitan dengan permasalahan
yang dibahas. Pada bab 3 metodologi penelitian berisi tentang pendekatan
penelitian, sasaran dan lokasi penelitian, tehnik dan alat pengumpulan data,
prosedur penelitian, uji keabsahan data, teknik analisis data. Pada bab 4 Hasil
Penelitian, memuat data-data yang diperoleh dari lapangan sebagai hasil
penelitian dan dibahas secara deskriptif kualitatif. Pada bab 5 berisi tentang
penutup, yang berisi tentang kesimpulan hasil penelitian dan saran penulis
yang bisa digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dengan hasil
penelitian ini.
Bagian akhir skripsi yang terdiri dari daftar pustaka dan lampiran.
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka merupakan kajian peneliti yang akan mengungkapkan
beberapa hasil temuan penelitian sebelumnya, yang memiliki kaitan erat dengan
penelitian yang akan dilakukan. Melalui literatur ini di harapkan dapat membantu
penulis untuk meneliti sisi lain yang belum pernah di teliti oleh penulis lain.
Berikut adalah deskripsi berbagai tulisan tersebut.
Skripsi Hanif Iwan Saputra Mahasiswa Seni Musik, Fakultas Bahasa dan
seni, Universitas Negeri Semarang pada tahun 2017 dengan judul “ Manajemen
Music House Dalam Pemasaran Hail Recording di Masyarakat”. Pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif, dengan lokasi
penelitian di Music House. Adapun sasaran penelitianya adalah Objek secara
umum adalah manajemen Music House, Sedangkan subjeknya adalah seluruh
manajemen Music House beserta musisi yang terlibat melakukan recording di
Music House. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi,
wawancara dan studi dokumen. Analisis data dilakukan melalui data reduction,
data display, dan conclusion drawing/ verivication.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Manajemen Music House Dalam
Mempopulerkan Hasil Recording diperoleh simpulan sebagai berikut: Music
House sebagai penyedia layanan musik, terutama dalam bidang recording
mempunyai kualitas layanan yang baik. Kualitas tersebut dirangkum melalui
7
beberapa konsep kelola yang terdiri dari: (1) Manajemen administrasi, (2)
Manajemen pemasaran dan (3) Manajemen promosi yang teroganisir. Manajemen
yang dikembangkan Music House tentunya didapatkan dari beberapa proses dan
pengalaman pengelolaan sejak pendirian Music House sebagai perusahaan rekam.
Sistem pengelolaan administrasi Music House meliputi: (1) Perencanaan, adalah
seluruh perhitungan matang dari bermulanya ide mendirikan Music House,
penentuan lokasi, pemilihan alat recording hingga sistem pelayanan. (2)
Pengorganisasian, adalah langkah Music House dalam menentukan dan
menetapkan struktur organisasi yang bertanggung jawab terhadap setiap divisi. (3)
Penggerakan, adalah upaya dalam memaksimalkan sumber daya manusia demi
kualitas seluruh divisi yang ada di Music House. (4) Pengawasan, adalah upaya
koreksi untuk selalu mengetahui kekurangan di dalam Music House dengan tujuan
dapat memperoleh evaluasi dan meningkatkan kualitas layanan Music House.
Strategi atau sistem Pemasaran yang dilakukan Music House bertujuan
mengenalkan Music House sebagai perusahaan rekam. Adapun cara promosi yang
dilakukan Music House adalah: (1) Promosi melalui radio, (2) Pemasaran melalui
sosial media dan (3) Pemasaran dengan berpartisipasi atau bekerja sama sebagai
sponsorship acara. Setiap strategi pemasaran tersebut tentunya memiliki tujuan
dengan target pasar dan sasaran yang berbeda-beda. Strategi Music House dalam
mempertahankan eksistensi sebagai penyedia layanan jasa dalam bidang musik
yang bertujuan untuk menjaga pelanggan agar tidak berpindah ketempat lain.
Adapun strategi yang dilakukan Music House adalah: (1) Strategi hubungan, (2)
Strategi pemberian garansi, (3) Strategi jaminan tanpa syarat, (4) Strategi
8
Penanganan keluhan yang efektif dan (5) Strategi peningkatan kinerja. Pada
perkembangan manajemen Music House dalam usahanya dibidang recording,
tentunya tidak lepas dari beberapa faktor pendukung dan faktor yang menghambat
tata kerja perusahaan. Faktor-faktor yang mendukung pengelolaan Music House
sehingga dapat bertahan hingga sekarang antara lain: (1) Kapasitas alat recording
yang memadai, (2) Kerja sama yang baik dan berkelanjutan antar Manajemen
Music House, (3) General Manager yang telah melakukan langkah-langkah
manajemen dengan baik dan tepat. Faktor penghambat manajemen Music House
adalah luas dan lingkungan Music House. Kantor Music House berukuran tidak
terlalu luas bagi sebuah studio recording. Aktivitas dari banyaknya pelanggan
yang sedang menunggu proses recording sedikit banyak mengganggu
kenyamanan warga sekitar, mengingat lingkungan Music House berada di
pedesaan.
Persamaan skripsi Hanif Iwan Saputra dengan peneliti yaitu tentang
manajemen, perbedaannya jika skripsi Hanif Iwan Saputra meneliti Manajemen
Music House sedangkan peneliti tentang Manajemen pergelaran seni pertunjukan
pada kegiatan siswa di SMA Negeri 1 Kedungwuni Kabupaten Pekalongan.
Skripsi Werdi Widati Lupikaningtyas Mahasiswa Seni Tari, Fakultas
Bahasa dan seni, Universitas Negeri Semarang pada tahun 2009 dengan judul
“Manajemen Sanggar Tari Satria di Kabupaten Wonosobo” Pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, dengan lokasi
penelitian di Snggar Tari Satria beralamat di Jl. Pakuwojo No. 10, Sumberan
Barat RT 02 RW 02, Gg. Sasongko Kabupaten Wonosobo. Adapun Sasaran
9
penelitiannya adalah manajemen yang dilaksanakan di sanggar tari Satria
Kabupaten Wonosobo, yaitu pada unsur-unsur manajemen,pelaksanaan funsi
manajemen, faktor faktor apa saja yang menjadi dasar manajemen organisasi
senipertunjukan, manajemen produksi seni pertunjukan dan manajemen
pergelaran seni pertunjukan sanggar tari Satria. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah observasi, wawancara, dokumentasi. Analisis data yang
dilakukan melalui reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa Manajemen sanggar tari Satria
Mencakup unsur – unsur manajemen dan fungsi-fungsi manajemen. Unsur –
unsur manajemen dan fungsi – fungsi manajemen memiliki keterkaitan satu sama
lain, karena dari unsur-unsur manajemen berupa men, money, methods, materials,
machines dan markets menentukan jalannya fungsi-fungsi manajemen berupa
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan. Faktor pertama
yang menjadi dasar sanggar tari satria, menerapkan manajemen organisasi seni
pertunjukan yang didalamnya terdapat bentuk organisasi, landasan dasar
organisasi, administrasi organisasi, dan program kerja organisasi. Faktor kedua
pada manajemen produksi seni pertunjukan sanggar tari Satria dapat di lihat dari
agenda rutin sanggar yaitu berupa Ujian Akhir Semester. Faktor Ketiga yaitu
sanggar tari Satria menjalankan manajemen pergelaran seni pertunjukan yang
mencakup art/ karya seni, artis, artistik, da non artistik.
Persamaan skripsi Werdi Widati Lupikaningtyas dengan peneliti yaitu
tentang manajemen, perbedaannya jika skripsi Werdi Widati Lupikaningtyas
meneliti manajemen sanggar tari Satria sedangkan peneliti tentang Manajemen
10
pergelaran seni pertunjukan pada kegiatan siswa di SMA Negeri 1 Kedungwuni
Kabupaten Pekalongan.
Tesis Eka Titi Andaryani Mahasiswa Seni Musik, Fakultas Bahasa dan
seni, Universitas Negeri Semarang pada tahun 2008 dengan judul “Manajemen
Kelompok Musik Butter Cookiezz Band di Kota Tegal”. Pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif, lokasi
penelitiannya berada di Kota Tegal, Jawa Tengah. Sasaran kajian dalam penelitian
ini berkait dengan masalah yang diajukan yaitu tentang manajemen kelompok
musik Butter Cookiezz Band yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan, dan pengawasan khususnya dalam suatu manajemen seni
pertunjukan kelompok musik Butter Cookiezz Band. Analisis data yang
dilakakuakn yaitu reduksi, sajian dan verifikasi data.
Hasil penelitian tentang manajemen kelompok musik Butter Cookiezz
Band yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan
yang akan didahului dengan uraian tentang gambaran umum kehidupan kesenian
di Kota Tegal, pembentukan kelompok musik Butter Cookiezz Band, dan bentuk
penyajian kelompok musik. Pembahasan meliputi manajemen kelompok musik
Butter Cookiezz Band dan implikasi manajemen kelompok musik Butter
Cookiezz Band pada pendidikan seni.
Persamaan skripsi Eka Titi Andaryani dengan peneliti yaitu tentang
manajemen, perbedaannya jika skripsi Eka Titi Andaryani meneliti Manajemen
Kelompok Musik Butter Cookiezz Band sedangkan peneliti tentang Manajemen
11
pergelaran seni pertunjukan pada kegiatan siswa di SMA Negeri 1 Kedungwuni
Kabupaten Pekalongan.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Pengertian Manajemen
Menurut Jazuli (2001:34) Kata manajemen berasal dari bahasa Inggris
‘management’ berasal dari kata kerja ‘to manage’ artinya mengatur, mengelola,
mengendalikan sesuatu. Menurut Westra (1990:112) dalam bahasa Indonesia kata
‘management’ (bahasa Inggris) ini diterjemahkan dalam berbagai istilah, seperti:
kepemimpinan, tata pimpinan, ketatalaksanaan, pengaturan, pengelolaan,
pengendalian, pengurusan, penguasaan, dan lain sebagainya.
Menurut George R. Terry (dalam Manullang, 2008: 4) manajemen adalah
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu dengan menggunakan
kegiatan orang lain. Pengertian lain diutarakan oleh L. A. Appley ( dalam
Ranupandojo, 1996: 41) bahwa manajemen adalah keahlian untuk menggerakkan
orang melakukan suatu pekerjaan. Dari kedua pengertian tersebut dapat
dimengerti bahwa manajemen merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan
cara melibatkan orang-orang lain dalam pelaksanaannya. Selain kedua pendapat
itu, dijelaskan oleh James Stoner dalam Ranupandojo (1996: 41) bahwa
manajemen merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengendalian usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya
lain yang ada dalam organisasi, guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Sejalan dengan itu dijelaskan oleh Oey Liang Lee dalam Ranupandojo (1996: 42)
bahwa manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian,
12
pengarahan, pengkoordinasian dan pengendalian manusia dan barang-barang
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Kedua definisi
tersebut menggambarkan manajemen sebagai proses yang mencakup beberapa
kegiatan yang perlu dilakukan guna mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.
Manajemen merupakan dasar bagi hidup matinya sebuah organisasi. Hani
Handoko (1986: 167), menjabarkan kata organisasi kedalam dua pengertian secara
umum. Pengertian pertama menandakan suatu lembaga atau kelompok fungsional
dengan proses pengorganisasian sebagai suatu cara dalam kegiatan organisasi
yang dialokasikan dan ditugaskan diantara para anggotanya agar organisasi dapat
tercapai secara efisien. Dengan kata lain organisasi merupakan wadah kerjasama
sekelompok orang dalam rangka mencapai tujuan yang telah dirumuskan bersama.
Arti manajemen dalam hal ini lebih mengacu atau mengarah pada proses
pengelolaan yang berhubungan dengan manusia atau masyarakat. Pada dasarnya
arti pokok manajemen adalah suatu usaha pengelolaan. Maksud pengelolaan
adalah suatu usaha mencapai tujuan dengan jalan bekerjasama secara efektif dan
efisien. Dalam mengelola individu atau kelompok (group) dibutuhkan suatu
strategi yang dapat mengoptimalkan sumber daya manusia dan sumber daya alam
yang ada. Salah satu cara yang digunakan adalah dengan menerapkan manajemen
yang dalam bahasa Inggris adalah management berasal dari kata kerja to manage,
artinya mengatur, mengelola, mengendalikan sesuatu (Jazuli, 2001 : 34).
Dari definisi di atas yang penting dalam sebuah manajemen yaitu
‘menggerakkan sekelompok orang’ yang berarti mendorong memimpin,
menjuruskan dan menertibkan orang agar melakukan perbuatan-perbuatan yang
13
menuju kearah tercapainya tujuan yang telah ditentukan dalam kerjasama itu.
Dengan demikian dapat disusun suatu kesimpulan mengenai pemahaman
manajemen yakni suatu upaya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan,
dengan cara melaksanakan serangkaian kegiatan yang dapat diwujudkan melalui
keterlibatan orang-orang lain dalam pelaksanaannya.
Teori mengenai pengertian manajemen dapat digunakan untuk membahas
manajemen dalam pergelaran di SMA N 1 Kedungwuni Kabupaten Pekalongan.
2.2.2 Unsur–Unsur Manajemen
Manajemen dapat diartikan mengatur maka harus ada sesuatu yang diatur,
yang diatur adalah semua unsur-unsur manajemen (Tools of management) Terry
(dalam Herujito, 2001: 6). Unsur-unsur manajemen tersebut meliputi:
1) Man : tenaga kerja manusia baik tenaga kerja pimpinan maupun tenaga
kerja operasional/ pelaksana.
2) Money : uang yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
3) Methods : cara-cara yang dipergunakan dalam usaha mencapai tujuan.
4) Materials : bahan-bahan yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
5) Machines : mesin-mesin atau alat-alat yang diperlukan atau dipergunakan
untuk mencapai tujuan.
(6) Markets : pasar untuk menjual barang-barang dan jasa yang dihasilkan.
Unsur-unsur manajemen yang diatur dalam pengelolaan tata musik yang
mengarah pada hasil penciptaan karya musik memiliki perbedaan dengan unsur-
unsur yang dimaksud, adalah man (memfungsikan orang-orang secara efisien dan
efektif), programming (pola perencanaan, termasuk skala prioritas terhadap
14
tindakan-tindakan), financing (modal yang dimiliki dan menyusun anggaran
biaya), dan marketing (pemasaran atau distribusi, termasuk publisitasnya) (Jazuli,
2001: 43).
2.2.3 Fungsi Manajemen
Menurut George Terry (dalam Jazuli 2001:35) merumuskan fungsi dasar
manajemen sebagai proses dasar. Fungsi-fungsi manajemen merupakan bagian-
bagian atau aktivitas dalam proses manajemen yang perlu dilaksanakan oleh
seorang pimpinan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Terdapat berbagai
pendapat mengenai fungsi-fungsi dalam manajemen, namun fungsi manajemen
paling sederhana Fungsi-fungsi dasar manajemen menurut George R. Terry
meliputi: Perencanaan, Pengorganisasian, Penggerakan, dan Pengawasan (Jazuli
2001:35).
2.2.3.1 Perencanaan
Menurut (Jazuli, 2001 : 36) Perencanaan adalah serangkaian tindakan yang
dilakukan sebelum usaha dimulai hingga proses usaha masih berlangsung. Dalam
arti luas, perencanaan dapat dimengerti sebagai penetapan tujuan, kebijakan
prosedur, program, pembiayaan (budget), standar mutu dari suatu organisasi.
Namun demikian unsur utama perencanaan adalah tujuan, kebijakan, prosedur dan
program. Kegiatan perencanaan mencakup tentang apa yang dicapai, kapan
sesuatu harus dicapai, bagaimana cara mencapainya, siapa yang harus
mencapainya, mengapa sesuatu itu harus dicapai. Perencanaan adalah suatu proses
untuk menetapkan apa yang ingin dicapai dan bagaimana cara mencapainya
(Swastha dkk 1998:6). Dalam semua kegiatan yang bersifat manajerial untuk
15
mendukung usaha-usaha pencapaian tujuan, fungsi perencanaan haruslah
dilakukan terlebih dahulu daripada fugsi pengorganisasian, pengarahan,
pengkoordinasian, dan pengawasan (Swastha dkk 1998:91). Perencanaan berarti
penggambaran di muka hal-hal yang harus dikerjakan dan bagaimana
mengerjakan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan agar tujuan
tersebut tercapai Menurut Swastha (1988:92-93) perencanaan memiliki bentuk-
bentuk: (1) Tujuan (objektif) Merupakan suatu sasaran dimana kegiatan itu
diarahkan dan diusahakan untuk sedapat mungkin di capai dalam jangka waktu
tertentu.(2) Kebijakan (policy) Kebijakan adalah suatu pertanyaan atau pengertian
untuk menyalurkan pikiran dalam mengambil keputusan terhadap tindakan-
tindakan untuk mencapai tujuan. (3) Strategi Strategi merupakan tindakan
penyesuaian diri dari rencana yang telah dibuat. (4) Prosedur, Prosedur
merupakan rangkaian tindakan yang akan dilaksanakan untuk waktu mendatang.
Prosedur lebih menitik beratkan pada suatu tindakan. (5) Aturan (rule) Aturan
adalah suatu tindakan yang spesifik dan merupakan bagian dari prosedur Aturan-
aturan yang saling berkaitan dapat di kelompokkan mmenjadi suatu golongan
disebut prosedur. (6) Program Program merupakan campuran antara kebijakan
prosedur, aturan dan pemberian tugas yang disertai dengan suatu anggaran
(budget) semuanya ini akan menciptakan adanya tindakan.
2.2.3.2 Pengorganisasian
Organisasi berasal dari kata organ (sebuah kata dalam bahasa Yunani),
yang berarti alat. Adanya suatu alat produksi saja belum menimbulkan organisasi,
setelah diatur dan dikombinasikan dengan sumber-sumber ekonomi lainnya
16
seperti manusia, bahan-bahan dan sebagainya timbullah keharusan untuk
mengadakan kerja sama secara efisien dan efektif serta dapat hidup sebagaimana
mestinya. Keadaan seperti ini dapat membentuk suatu organisasi (Swastha
1998:13). Definisi lain dikemukakan oleh Swastha, dkk (1998:10), organisasi
adalah suatu badan atau wadah tempat kerja sama beberapa orang untuk mencapai
tujuan tertentu. Organisasi merupakan suatu sistem yang di dalamnya terdapat
komponen-komponen yang saling terkait. Apabila salah satu komponen tidak
dapat berjalan dengan baik maka akan mempengaruhi yang lain. Untuk
memperjelas tentang pemahaman pengertian organisasi, Jazuli (2001:12)
mengemukakan bahwa organisasi adalah wadah dan proses kerja sama sejumlah
manusia yang terikat oleh hubungan formal dalam rangkaian hierarki untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hierarki menunjukkan bahwa dalam
organisasi selalu ada struktur yang melukiskan interaksi, kegiatan, peranan, dan
sifat organisasi. Dalam organisasi, tujuan sangat penting dirumuskan secara
spesifik karena segala aktivitas organisasi bermuara pada tujuan.
2.2.3.3 Penggerakan
Penggerakan menyangkut tindakan-tindakan yang menyebabkan suatu
organisasi bisa berjalan sehingga semua yang terlibat dalam suatu organisasi harus
berupaya ke arah sasaran agar sesuai dengan perencanaan manajerial (Jazuli
2001:40). Begitu juga menurut Menurut Sudianto (1989:169) secara umum
actuating atau penggerakan mempunyai arti suatu kegiatan yang menggerakkan
para bawahan ke arah tujuan yang telah ditetapkan. Karena menggerakkan para
bawahan maka dengan demikian seorang pemimpin berada di tengah-tengah para
17
bawahan yang dengan sendirinya akan diterima oleh para bawahan sebagai
pendorong (sebagai motivator).
2.2.3.4 Pengawasan
Pengawasan merupakan fungsi seorang manajer dalam melaksanakan
penilaian dan mengendalikan jalannya operasi atau suatu kegiatan badan usaha
yang mengarah demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan (Sudianto
1989:169). Sedangkan menurut Jazuli (2001:41) pengawasan adalah kegiatan
manajer atau pemimpin dalam mengupayakan agar pekerjaan-pekerjaan sesuai
dengan perencanaan yang telah ditetapkan dan tujuan yang telah ditentukan. Teori
mengenai fungsi manajemen dapat digunakan untuk membahas fungsi manajemen
pergelaran SMAN 1 Kedungwuni yang meliputi fungsi perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), penggerakan (actuating), dan pengawasan atau
evaluasi (controlling).
2.2.4 Pergelaran / Seni Pertunjukan
Seni pertunjukan menurut Murni (2013: 5) adalah usaha dan karya
kelompok seniman atau orang-orang yang bekerja untuk menghasilkan karya seni
sebagai sebuah pertunjukan. Pergelaran merupakan kegiatan untuk
memperkenalkan atau menunjukkan hasil karya seni musik, tari, teater atau drama
dan lainnya kepada masyarakat luas. Pergelaran adalah cara untuk melakukan
komunikasi antara pencipta karya dan penikmat karya. (http://sma-
senibudaya.blogspot.co.id/2015/02/pengertian-pameran-dan-pagelaran.html)
2.2.5 Manajemen Seni Pertunjukan
2.2.5.1 Pengertian Manajemen Seni Pertunjukan
18
Suatu produksi seni pertunjukan, di luar komponen artistik seni
pertunjukan itu sendiri, selalu dibutuhkan keterlibatan komponen-komponen lain
yang saling berkaitan Komponen-komponen nonartistik yang melingkupi suatu
seni pertunjukan merupakan wilayah tata kelola seni yang tidak dapat lepas dari
produksi seni pertunjukan. Dengan demikian, untuk dapat mempertahankan suatu
bentuk seni pertunjukan, dalam prosesnya sangat dibutuhkan adanya kerja
pengelolaan atau yang disebut dengan manajemen seni pertunjukan (Bisri, 2000:
2). Menurut Riantiarno, manajemen dalam seni pertunjukan tidak lepas dari
hakikat manajemen itu sendiri, berperan sebagai alat untuk mencapai tujuan dan
bukan tujuan itu sendiri (dalam Haryono, 2005: 4). Riantiarno menyatakan bahwa
manajemen harus sanggup membantu para seniman untuk sampai pada
pencapaian mutu artistiknya, bukan malah sebaliknya menjadi penghambat.
Dalam seni pertunjukan, manajemen diharapkan dapat berfungsi sebagai bantuan
bagi seniman dalam mengelola urusan-urusan di luar artistik sehingga seniman
mampu menggarap karya seninya secara lebih terfokus.
Manajemen pertunjukan atau pementasan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari manajemen produksi seni pertunjukan. Menurut Jazuli (1994: 2-
5), manajemen seni pertunjukan merupakan suatu sistem kegiatan dalam rangka
penyelenggaraan pertunjukan, artinya menyangkut usaha-usaha pengelolaan
secara optimal terhadap penggunaan sumber daya yang ada (elemen produksi)
dalam proses transformasi bahan mentah dan tenaga kerja menjadi produk
pertunjukan yang lebih berdaya guna. Manajemen melibatkan berbagai hal yang
sifatnya kompleks. Misalnya antara faktor internal dan eksternal dengan
19
penetapan tujuan, kebijakan program, prosedur kerja, yang dipengaruhi oleh
bahan, modal, dan tenaga kerja yang tersedia. Hal tersebut bertujuan untuk
menghasilkan produk yang sesuai dengan tujuan yang diperlukan aspek-aspek
produksi dan teknologi; pemasaran melalui penawaran ataupun permintaan.
Arti manajemen pertunjukan secara umum dapat didefinisikan sebagai
bentuk pengaturan dalam suatu pertunjukan. Aspek yang ada didalamnya secara
garis besar terdiri dari sesuatu yang akan dipertunjukan dan tenaga kerja yang
mempersiapkan pertunjukan. Aspek tersebut diharapkan dapat bekerja sama
secara optimal agar dapat menghasilkan pertunjukan yang maksimal. Dampak
pengerjaan secara optimal secara langsung juga dapat berfungsi untuk memenuhi
tujuan utama yang sebelumnya telah direncanakan.
Rencana atau kegiatan yang melibatkan orang banyak memerlukan
koordinasi dan komunikasi yang baik, serta mempunyai kesatuan kerja yang solid
dan saling berkaitan. Agar dapat mengkondisikan secara baik harus ada
koordinasi antar anggota dan pembagian kelompok kerja yang tepat, perlu adanya
pengorganisasian, perencanaan kerja yang disesuaikan dengan pencapaian tujuan
kegiatan yang sangat penting karena untuk kepantingan banyak pihak.
2.2.5.2 Organisasi Seni Pertunjukan
Pengorganisasian sebagai salah satu fungsi manajemen merupakan bagian
penting dari produksi seni pertunjukan. Suatu produksi seni pertunjukan seperti
teater, tari, dan musik dalam pelaksanaannya membutuhkan kontribusi lebih dari
satu orang. Pada dasarnya baik disadari maupun tidak, pengorganisasian sudah
selalu dilakukan oleh pelaku seni pertunjukan. Pembagian tugas dan wewenang
20
dalam suatu produksi seni pertunjukan baik tradisional maupun modern
merupakan bentuk pengorganisasian sehingga dapat dikatakan bahwa setiap
kelompok seni pertunjukan sudah memiliki bentuk organisasinya masing-masing.
2.2.6 Jenis-jenis Organisasi Seni Pertunjukan
2.2.6.1 Menurut Profesionalitasnya
Dalam penggolongan ini Jazuli (2014: 32) membagi pengelolaan seni
pertunjukan dalam dua kategori, yaitu organisasi profesional dan amatir. Dalam
Jazuli (2014: 33), profesional diartikan sebagai berikut: “ profesional dapat
dimengerti sebagai suatu aktivitas usaha yang dilandasi sikap dan perilaku yang
efisien, efektif, rasional, pragmatis, dan produktif. Profesional mempersyaratkan
adanya kemampuan yang tinggi (khusus), rancangan kerja yang matang, motivasi
dan keinginan untuk bekerja keras, ulet, penuh kreativitas dan dedikasi. Sasaran
profesional adalah untuk memperoleh prestise, keuntungan finansial, mencapai
kualitas produk yang tinggi, dan boleh jadi dapat sebagai sandaran hidup.”
Selanjutnya, Jazuli (2014: 33) menerangkan pengertian amatir sebagai berikut:
“amatir dapat dimengerti sebagai kegiatan yang lebih dilandasi oleh kesenangan,
bukan sebagai sumber pendapatan utama, kurang berorientasi pada keuntungan
finansial, dan perencanaan dan cara kerja relatif kurang serius, kurang matang,
dan yang penting bisa berjalan lancar.” Sehingga dapat dipahami bahwa
perbedaan mendasar antara organisasi profesional dan amatir terletak pada tujuan
dan kualitas dari pekerjaan yang dilaksanakan. Organisasi profesional
menitikberatkan pada kualitas yang tinggi dan bertujuan untuk mencari
keuntungan finansial. Sebaliknya organisasi amatir didasari oleh hobi atau
21
kesenangan sehingga tidak mementingkan kualitas, serta tidak bertujuan mencari
keuntungan finansial.
2.2.6.2 Menurut Pembiayaannya
Secara umum, menurut pembiayaannya terdapat tiga jenis organisasi yang
dikenal dalam masyarakat yaitu organisasi pemerintahan (publik), organisasi
bisnis (privat), dan organisasi nonprofit atau voluntary (Salusu, 2006: 1).
Organisasi sektor publik dijalankan oleh pemerintah dengan tujuan utama untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat. Organisasi publik memperoleh pembiayaan
dari negara dan pegawai atau anggota organisasinya mendapatkan gaji serta
tunjangan-tunjangan berdasarkan kinerja. Sementara itu organisasi bisnis, atau
disebut juga sektor privat merupakan organisasi yang dibentuk oleh individu atau
masyarakat (swasta). Yang terakhir adalah organisasi nonprofit yang dijalankan
oleh kelompokkelompok mandiri dalam masyakarat, dengan dilatar belakangi
berbagai kepentingan sosial budaya, politik, pendidikan, dan tidak menjadikan
keuntungan sebagai motif utamanya. Menurut Murgiyanto (1985: 171) yang
menggolongkan pembiayaan seni pertunjukan di Indonesia menjadi tiga yaitu dari
pemerintah, komersial, dan komunal. Pembiayaan oleh pemerintah tergolong
dalam sektor pertama atau publik, dan banyak merujuk kepada pendanaan yang
dilakukan oleh dinas kebudayaan di masing-masing daerah (Murgiyanto, 1985:
171). Pembiayaan oleh pemerintah ini ada yang bersifat rutin dan ada pula yang
sifatnya sesaat. Pembiayaan yang rutin misalnya pendanaan pagelaran kesenian
yang telah menjadi agenda tahunan suatu daerah. Sedangkan pembiayaan sesaat
misalnya pemberian bantuan untuk suatu pertunjukan seni oleh suatu lembaga
22
atau organisasi dengan melalui proses seleksi sebelumnya (Murgiyanto, 1985:
173).
2.2.7 Struktur Organisasi Seni Pertunjukan
Struktur dalam suatu organisasi seni pertunjukan berbeda satu dengan yang
lain karena pengelolaan pertunjukan bergantung pada jenis acara dan kebutuhan-
kebutuhan dalam acara tersebut Struktur organisasi sederhana ini bersifat dasar
dan melibatkan seorang manajer acara atau pimpinan dan sejumlah panitia yang
menjadi bagian dari satu tim acara. Struktur ini sangat mudah dikelola dan
memungkinkan orang-orang untuk diberi tugas berbeda ketika dibutuhkan (Harris
& Allen, 2010: 9). Dalam struktur organisasi yang lebih kompleks, secara garis
besar terdapat beberapa peran atau posisi yang umumnya ada dalam setiap
organisasi seni pertunjukan. Peran-peran tersebut berfungsi dalam suatu struktur
organisasi yang terbagi dalam beberapa wilayah kerja. Jazuli dalam Bisri (2000:
2) mengemukakan pembagian wilayah kerja dalam organisasi seni pertunjukan
sebagai berikut: “Ditarik ke lingkup yang lebih sempit lagi dalam sistem produksi
seni pertunjukan, komponen komponen pendukung dan penunjang produksi
terdiri dari urusan artistik dan non artistik. Pendukung urusan artistik adalah
orang-orang yang memiliki kemampuan dan keahlian dalam bidang seni meliputi:
pemain, pemusik, penata pentas, teknisi cahaya, teknisi sound system dan lain-
lain. Pendukung non artistik adalah orang-orang yang bekerja di luar bidang seni
seperti sekretaris, humas, transportasi, akomodasi, perlengkapan dan lain-lain.”
Dalam kutipan tersebut Jazuli membagi wilayah kerja organisasi seni pertunjukan
menjadi dua wilayah yaitu artistik dan non artistik.
23
2.2.7.1 Produser
Produser adalah pimpinan tertinggi dalam pertunjukan yang bertanggung
jawab atas segala sesuatu yang berkenaan dengan pertunjukan (Murgiyanto, 1985:
100). Produser memiliki wewenang dan tanggung jawab secara manajemen dan
artistik terhadap proses produksi sebuah pertunjukan (Karsito, 2008: 16). Ada
kalanya produser merupakan pemilik organisasi pertunjukan, namun ada juga
produser yang hanya merupakan tenaga profesional. Keduanya memiliki otoritas
penuh untuk menentukan seluruh aspek pendukung produksi pertunjukan
(Karsito, 2008: 16). Dalam menjalankan tugasnya produser membawahi wilayah-
wilayah produksi yang terdiri dari wilayah artistik dan non-artistik. Dikemukakan
oleh oleh Jazuli dalam Bisri (2000: 2) wilayah artistik dan non-artistik dalam seni
pertunjukan sebagai berikut: “Pendukung urusan artistik adalah orang-orang yang
memiliki kemampuan dan keahlian dalam bidang seni meliputi: pemain, pemusik,
penata pentas, teknisi cahaya, dan teknisi sound system dan lain-lain. Pendukung
non- artistik adalah orang-orang yang bekerja di luar bidang seni seperti
sekretaris, humas, transportasi, akomodasi, perlengkapan, dan lain-lain.
2.2.7.2 Wilayah Non – artistik
Wilayah non-artistik dikepalai oleh seorang pimpinan yang dibantu oleh
seksi-seksi pelaksanaan produksi mencakup sekretaris, bendahara, pimpinan
kerumahtanggaan (house manager), bagian transportasi, publisitas, konsumsi, dan
urusan tiket. Tugas utamanya adalah berhubungan dengan urusan administrasi,
mengurusi gedung pertunjukan, dan melayani penonton (Jazuli, 2014: 75).
24
1. Pimpinan Produksi
Pimpinan produksi adalah pimpinan tertinggi dalam wilayah non-artistik
(Riantiarno, 2011: 213). Pimpinan produksi bekerja di bawah direktur utama atau
produser. Meskipun demikian ada sebagian organisasi seni pertunjukan yang
menempatkan pimpinan produksi sebagai pimpinan tertinggi. Tugas utamanya
adalah menyukseskan penyelenggaraan pertunjukan terutama dalam segala urusan
non-artistik. (Jazuli, 2014: 76). Dia bertanggungjawab atas seluruh pelaksanaan
proses produksi dalam pementasan, serta menjadi tonggak keberhasilan suatu
produksi pertunjukan.
2. Administrasi
Menurut George Terry, Administrasi adalah perencanaan, pengendalian,
dan pengorganisasian pekerjaan perkantoran, serta penggerakan mereka yang
melaksanakannya agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan,
menurut Ulbert Administrasi secara sempit didefinisikan sebagain penyusunan
dan pencatatan data dan informasi secara sistematis baik internal maupun
eksternal dengan maksud menyediakan keterangan serta memudahkan untuk
memperoleh kembali baik sebagian maupun menyeluruh. Pengertian administrasi
secara sempit ini lebih dikenal dengan istilah Tata Usaha.
3. Kesekretariatan
Kesekretariatan adalah bagian dalam organisasi yang menyangkut hal-hal
bersifat administratif (Sukoco, 2007: 24). Peran-peran sekretaris menurut Susanto
dalam Sukoco (2007: 24) adalah sebagai pusat informasi dalam organisasi,
menunjang kerja pimpinan dengan menyalurkan informasi yang jelas sebagai
25
bahan pengambilan keputusan, serta mendistribusikan informasi kepada anggota
organisasi secara cepat dan tepat sasaran.
4. Keuangan
Peran bagian keuangan meliputi pengendalian uang masuk dan keluar.
Tugas-tugasnya mencakup penyusunan anggaran, pencatatan pengeluaran, serta
pengawasan anggaran (Riantiarno, 2011: 236). Koordinasi yang baik dengan
seksi-seksi lain diperlukan untuk menghindari adanya ketidaksesuaian
perencanaan anggaran dengan uang yang keluar yang diakibatkan oleh
pengeluaran-pengeluaran tak terduga (Riantiarno, 2011: 236).
5. Pemasaran/publikasi
Pemasaran menurut Murni (2013: 11) adalah suatu proses yang membantu
organisasi budaya menukarkan karya seni yang mempunyai nilai atau manfaat
bagi publik penontonnya dengan sesuatu (nama, posisi, uang) yang dibutuhkan
organisasi budaya tersebut. Publikasi meliputi segala materi tertulis yang
digunakan untuk memberitahukan kepada publik akan adanya suatu produksi
pertunjukan. Tugas utamanya adalah mendatangkan penonton, bisa melalui iklan,
poster, selebaran, dan pemberitaan media lainnya (Riantiarno, 2011: 237).
Dibutuhkan kejelian untuk mampu melihat sasaran lokasi dan segmentasi
penonton yang tepat agar tidak terjadi salah sasaran dalam publikasi.
6. Dokumentasi
Dokumentasi terdiri dari sekelompok orang yang bertugas
mendokumentasikan proses pementasan, baik dalam bentuk foto, video, maupun
rekaman audio (Karsito, 2008: 65).
26
2.2.7.3 Kerumahtanggaan
Kerumahtanggaan merupakan bagian yang mengatur segala hal yang
berhubungan dengan pelayanan publik dan layanan staf produksi. Pelayanan
publik berupa layanan penjualan karcis, pelayanan gedung, hingga memastikan
penonton memperoleh kenyamanan yang semestinya dalam gedung pertunjukan
(Jazuli, 2014: 88). Layanan kepada staf produksi dilakukan dalam bentuk
pemberian kesejahteraan berupa pemenuhan kebutuhan konsumsi dan kesehatan
(Jazuli, 2014: 88). Apabila suatu pertunjukan memiliki gedung sendiri maka
terdapat seorang house manager yang menjadi kepala urusan kerumahtanggaan
pertunjukan (Murgiyanto, 1985: 107). Namun fungsi kerumahtanggaan yang
dilaksanakan suatu organisasi seni pertunjukan dengan atau tanpa house manager
kurang lebih sama. Secara rinci tugas-tugas dalam bagian kerumahtanggaan dapat
digambarkan sebagai berikut:
1. Bagian Karcis
Petugas karcis atau bagian ticketing bertugas melayani pemesanan tempat
dan penjualan karcis sebelum acara dimulai, serta memastikan keseimbangan hasil
penjualan karcis dengan jumlah karcis yang terjual (Jazuli, 2014: 89). Komoditas
terciptanya layanan yang manusiawi dan berwibawa menjadi misi yang harus
ditampilkan karcis juga bertugas dalam menghitung kapasitas dari gedung dan
berapa tiket yang akan di jual Penghitungan kapasitas penonton dan jumlah tiket
yang akan dijual menjadi tanggung jawab dari petugas karcis. Bagian karcis juga
menjadi reprentasi layanan pertunjukan yang pertama kali dilihat oleh penonton
27
sebelum masuk dalam gedung pertunjukan sehingga petugas karcis diharapkan
dapat melayani penonton dengan ramah dan menarik (Jazuli, 2014: 89).
2. Liaison Officer
Liaison Officer atau biasa disebut LO merupakan bagian hospitality atau
keramahtamahan dalam pertunjukan yang bertugas mendampingi penampil yang
terlibat dalam suatu pertunjukan (Subono, 2007: 2). LO merupakan pihak yang
menjadi penghubung penampil dengan penyelenggara acara agar tidak terjadi miss
komunikasi tentunya.
2.2.7.4 Wilayah Artistik
Wilayah artistik terbagi menjadi dua yaitu yang bekerja di atas panggung
dan di belakang panggung.
1. Pimpinan Artistik
Merupakan pimpinan dalam bidang artistik yang bertanggung jawab atas
seluruh rangkaian karya seni yang diproduksikan. Pimpinan artistik adalah orang
yang merancang karya seni yang ditampilkan dalam pertunjukan serta
bertanggung jawab atas pelaksanaan latihan hingga pementasan. Peran pimpinan
artistik tergantung dari jenis pertunjukannya, dapat dipegang oleh sutradara,
koreografer, atau konduktor (Murgiyanto, 1985: 113).
2. Seniman Pelaku atau Pengisi Acara
Tergantung dari jenis pertunjukannya, seniman pelaku atau pengisi acara
dapat terdiri dari: penari, aktor dan aktris, atau pemain musik yang bertugas
mementaskan di panggung segala rancangan pertunjukan yang telah dibuat oleh
pimpinan artistik (Murgiyanto, 1985: 106). Seniman pelaku berkewajiban
28
mengikuti segala jadwal latihan hingga berlangsungnya pertunjukan, dan
menampilkan pertunjukan dengan sebaik-baiknya. Selama produksi pementasan
para seniman pelaku mengikuti arahan dari pimpinan artistik, sedangkan saat
pementasan mereka tetap berada di bawah koordinasi stage manager.
3. Pembawa Acara
Pembawa acara berperan sebagai pengatur jalannya pementasan sehingga
sangat bertanggungjawab terhadap kelancaran jalannya pagelaran. Pembawa acara
harus peka terhadap situasi di dalam gedung dan di atas pentas. Pembawa acara
juga harus mampu menciptakan situasi yang menyenangkan bagi penonton agar
merasa nyaman dalam gedung pertunjukan (Jazuli, 2014: 88).
4. Pimpinan Panggung/Stage Manager
Pimpinan panggung atau stage manager adalah orang yang bertanggung
jawab atas proses latihan dan pertunjukan. Dia yang bertugas mengatur koordinasi
pekerjaan-pekerjaan teknis di belakang panggung sehingga seluruh divisi yang
terlibat dalam urusan panggung bertanggung jawab terhadap stage manager
(Murgiyanto, 1985: 103). Stage manager juga bertugas menyusun run down atau
detail susunan acara dan kemudian bertugas di atas panggung untuk memastikan
acara berjalan sesuai dengan rancangan yang dibuat (Wibisono, 2014: 2). Secara
umum tugas dan tanggung jawab pimpinan panggung dan staf ganda baik kepada
pimpinan produksi maupun pimpinan artistik. Tanggung jawab morak diberikan
kepada pimpinan produksi, sedang tanggung jawab tugas yang diemban
merupakan tanggung jawab kepada pimpinan artistik.
29
5. Penata Tata Cahaya
Bertugas membantu pimpinan artistik mewujudkan konsep yang dibuat
melalui desain pencahayaan. Penata lampu harus memahami tentang urusan
listrik, dan efek yang ditimbulkan oleh cahaya yang dihasilkan pada (Jazuli, 2014
: 85). Beban tanggung jawab dan tugas penata cahaya adalah menjadi sumber
sukses dan artistiknya pementasan karya seni yang dipergelarkan. Masalah
pencahayaan, terang-padamnya lampu, serta bagaimana cara mengatasi apabila
terjadi kecelakaan matinya lampu dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) adalah
menjadi beban moral tanggung jawab yang diemban oleh pimpinan tata cahaya.
6. Penata Tata Suara
Petugas tata suara atau operator suara bertugas melayani dan
mengumpulkan peralatan tata suara (sound system) serta bertanggung jawab atas
pengadaan dan pemeliharaan serta pengoperasiannya (Murgiyanto, 1985: 106)
Tata suara adalah suatu teknik pengaturan peralatan suara atau bunyi padasuatu
acara pertunjukan, pertemuan, rapat, dan lain-lain. Tata suara memainkan peranan
penting dalam suatu pertunjukan langsung dan menjadi satu bagian tak
terpisahkan dari tata panggung dan bahkan acara pertunjuan itu sendiri. Tata suara
erat kaitannya dengan pengaturan suara agar bisa terdengar kencang tanpa
mengabaikan kualitas dari suara. (http://id.wikipedia.org/wiki/tata_suara)
7. Penata Tata Rias
Tata rias merupakan cara atau usaha seseorang untuk mempercantik diri
khususnya pada bagian muka atau wajah, menghias diri dalam pergaulan. Tata
rias pada seni pertunjukan diperlukan untuk menggambarkan/menentukan watak
30
di atas pentas. Tata rias adalah seni menggunakan bahan-bahan kosmetika untuk
mewujudkan wajah peranan dengan memberikan dandanan atau perubahan pada
para pemain di atas panggung / pentas dengan suasana yang sesuai dan wajar
(Harymawan, 1993: 134). Sebagai penggambaran watak / pembutan karakter
secara riasan di atas pertunjukan / panggung yang dilakukan oleh
pemain, diperlukan adanya tata rias sebagai usaha menyusun hiasan terhadap
suatu objek yang akan dipertunjukan dan di tampilkan nantinya. (http://internet-
jendela-ilmu.blogspot.co.id/2011/03/tata-rias-dan-busana.html)
2.2.8 Proses Manajemen Produksi Seni Pertunjukan
Proses diartikan sebagai suatu cara, metode dan teknik bagaimana
sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan dan dana) yang ada
diubah untuk memperoleh suatu hasil. Produksi adalah kegiatan untuk
menciptakan atau menambah kegunaan barang atau jasa (Assauri, 1995). Proses
juga diartikan sebagai cara, metode ataupun teknik bagaimana produksi itu
dilaksanakan. Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan danan menambah
kegunaan (Utility) suatu barang dan jasa. Menurut Ahyari (2002) proses produksi
adalah suatu cara, metode ataupun teknik menambah keguanaan suatu barang dan
jasa dengan menggunakan faktor produksi yang ada. Jadi proses produksi
manajemen pertunjukan bisa disimpulkan sebagai suatu cara untuk memperoleh
hasil pertunjukan yang baik dari empat unsur yaitu tenaga kerja melaksanakan,
bahan yang digunakan , modal yang ada, dan peralatan yang digunakan dalam
produksi.
31
2.3 Kerangka Berfikir
Gambar 2.1 Bagan Kerangka berfikir Manajemen Pergelaran seni pertunjukan
kegiatan siswa di SMA Negeri 1 Kedungwuni
(Oleh Mughny El. Afwa Astitisar, 2017)
Pemaparan beberapa landasan teoritik dan kajian pustaka diatas
memberikan gambaran kerangka berpikir seperti pada bagan 2.1 Pada penelitian
ini, peneliti melakukan penelitian terhadap manajeman pergelaran seni
pertunjukan pada kegiatan siswa di SMA Negeri 1 Kedungwuni Kabupaten
Pekalongan. Membahas sisi manajemen dari 3 bidang, yaitu: (1) Manajemen
Organisasi, (2) Manajemen Produksi (3) Manajemen Pertunjukan.
Pergelaran seni pertunjukan SMA Negeri 1 Kedungwuni
Manajemen Pergelaran
Manajemen
Organisasi
Manajemen
Pertunjukan
Manajemen Produksi
� Bentuk
Organisasi
� Administrasi
� Art
� Artis
� Artistik
� Non-Artistik
� Tenaga Kerja
� Bahan
� Modal
� Alat
81
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang Manajemen
Pergelaran Seni Pertunjukan Pada Kegiatan Siswa di SMA Negeri 1 Kedungwuni
diperoleh simpulan sebagai berikut: Pergelaran seni pertunjukan di SMA Negeri 1
Kedungwuni merupakan sebuah kegiatan ujian untuk pengambilan nilai untuk
kelas X dan kelas XI. Manajemen Pergelaran seni pertunjukan meliputi : (1)
manajemen organisasi, (2) Manajemen produksi, (3) manajemen pergelaran seni
pertunjukan.
Bentuk Penyajian pada Pergelaran Seni Pertunjukan di SMA Negeri 1
Kedungwuni berupa : Drama musikal yang mengangkat cerita dari mitos
masyarakat sekitar dan cerita legenda nusantara di indonesia dengan musik
iringan langsung. Property yang di gunakan beragam mulai dari caping, alat
panah, jalangkungan, sapu, hingga rumah – rumahan. Pakaian yang di gunakan
yaitu pakaian adat yang sesuai cerita yang di angkat oleh penyaji saat di atas
panggung.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, disampaikan saran-saran dari
peneliti sebagai berikut :
5.2.1 Perlunya kordiniasi antar panitia satu sama lain agar tidak ada miss
komunikasi.
87
5.2.2 Perlunya penambahan waktu latihan agar penyaji dapat memaksimalkan
sajian yang akan di pertunjukan nantinya saat pelaksanaan berlangsung.
5.2.3 Penambahan dan pembaruan alat musik agar menunjang penyaji saat
latihan dan saat penampilan di atas panggung bisa maksimal.
83
DAFTAR PUSTAKA
Ali. 1984. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Beatrix, S., 2010. I Love to Organize 2. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Handoko, Hadi. 1984. Manajemen. Jakarta : BPFE.
Jazuli, M. 2001. Manajemen Produksi Seni Pertunjukan. Yogyakarta : Yayasan
Lentera Budaya.
Jazuli, M. 2001. Metode Penelitian Kualitatif. Semarang: Jurusan Sendratasik
Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang.
Jazuli, M. 2001. “Kritik Seni Pertunjukan”,Harmonia,Jurnal Pengetahuan dan
Pemikiran Seni Volume 02 No. 2 Mei/ Agustus 2001. Semarang.
Maryoto. 1980. Sejarah Musik. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi.
Moleong, J. Lexy. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT
Rosdakarya.
Murgiyanto, S., 1985. Manajemen Pertunjukan. Jakarta: Depdikbud.
Murni, N., 2013. ” Tari dan Manajemen Pertunjukan”. Garak Jo Garik, 19.
Ranupandojo, H., 1996. Teori dan Konsep Manajemen. Yogyakarta: UPP AMP
YKPN.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian : Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung :
Alfabeta.
Sumarsam. 2003. Interaksi Budaya Dan Perkembangan Musikal Jawa.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sutomo. 2013. Manajemen Sekolah. Semarang: UPT MKK Universitas Negeri
Semarang.
Soedarsono, R. M., 2002. Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi. Yogyakarta: GADJAH MADA UNIVERSITY PRESS.
Soeharto. 1992. Kamus Musik. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
SMA Negeri 1 Kedungwuni. Profil Sekolah.
84
Utomo, Udi dkk. 2014. Materi Ajar Musik Pendidikan. Universitas Negeri
Semarang
Westra, Pariata. 1980. Aneka Sari Ilmu Administrasi. Yogyakarta: Balai
Pembinaan Administrasi Akademi Administrasi Negara.
Wibisono, J. C., 2014. Manajemen Seni Pertunjukan. Surabaya: Pustaka Lewi
Sumber Internet
ainamulyana.blogspot.com
https://bantul2011.wordpress.com/2012/07/31/materi-manajemen-produksi-dan-
manajemen-pertunjukan http://dasopang.blogspot.co.id/2011/03/materi-manajemen-produksi-dan-
manajemen.html
http://dominique122.blogspot.co.id/2015/05/pengertian-dan-unsur-unsur-
musik.html
https://filekemendikbud.wordpress.com/
http://franciscapoppydewi.blogspot.co.id/2016/07/pengertian-dokumen-
dokumentasi.html
http://penulis.web.id/pengertian-seni-musik-menurut-para-ahli.html
http://rayendar.blogspot.co.id/2015/12/teori-teori-metodologi-penelitian.html
http://sma-senibudaya.blogspot.co.id/2015/02/pengertian-pameran-dan-
pagelaran.html
https://treeyoo.wordpress.com/2009/01/16/pergelaran/
http://www.academia.edu/28498251/Perencanaan_dan_Pengelolaan_Event_dan_F
estival_-_Rob_Harris_and_Johny_Allen
http://www.dadangjsn.com/2016/07/ki-dan-kd-pelajaran-kurikulum-2013-
sma.html
http://www.rifanfajrin.com/2015/10/langkah-langkah-bermain-peran.html
www.dadangjsn.com › KURIKULUM 2013
www.matematrick.com › Kurikulum 2013