Manajemen kinerja berbasis maqasid shari’ah pada lembaga keuangan

20
MANAJEMEN KINERJA BERBASIS MAQASID SHARI’AH PADA LEMBAGA KEUANGAN SHARI’AH Oleh: Imroatul Azizah, M.Ag

Transcript of Manajemen kinerja berbasis maqasid shari’ah pada lembaga keuangan

Page 1: Manajemen kinerja berbasis maqasid shari’ah pada lembaga keuangan

MANAJEMEN KINERJA BERBASIS MAQASID SHARI’AH PADA

LEMBAGA KEUANGAN SHARI’AH

Oleh: Imroatul Azizah, M.Ag

Page 2: Manajemen kinerja berbasis maqasid shari’ah pada lembaga keuangan

Manajemen Kinerja

• Manajemen kinerja (MK) adalah aktivitas untuk memastikan bahwasasaran organisasi telah dicapai secara konsisten dalam cara-cara yang efektif dan efisien. Manajemen kinerja bisa berfokus pada kinerja darisuatu organisasi, departemen, karyawan, atau bahkan proses untukmenghasilkan produk atau layanan, dan juga di area yang lain. Biladikaitkan dengan karyawan, Sistem Manajemen Kinerja merupakansebuah proses manajemen untuk memastikan karyawan memfokuskanupaya kerja mereka dengan cara yang berkontribusi untuk mencapai misiorganisasi atau perusahaan.

• Cabang Manajemen: Keuangan, operasi, pemasaran, strategis, sumberdaya manusia, dan teknologi informasi. Bidang manajemen lain: Akuntansi, biaya, hubungan pelanggan, kinerja, konstruksi, pengetahuan, perubahan, proses, proyek, rantai suplai, risiko, association, capability, communication, conflict, crisis, critical, distributed, earned value, educational, engineering, environmental, facility, hospital, information, innovation, interim, inventory, land, logistics, lifecycle, materials, office, perception, practice, program, product, public, administration, records, resource, restaurant, skills, stress, systems, talent, time, technology.

Page 3: Manajemen kinerja berbasis maqasid shari’ah pada lembaga keuangan

Fungsi Manajemen Kinerja

• mengukur dan mengelola kinerja. Antara gagasan, tindakan dan hasil terdapat suatu perjalanan yang harus ditempuh. Dan barangkali istilah yang paling sering digunakan di keseharian yang menggambarkanperkembangan dari perjalanan tersebut dan jugahasilnya adalah "kinerja".

• Kinerja sendiri adalah suatu hal yang berorientasi kemasa depan, disesuaikan spesifik berdasarkan kondisikhusus dari setiap organisasi/individu dan didasarkanatas suatu model kausal yang menghubungkan antarainput dan output.

Page 4: Manajemen kinerja berbasis maqasid shari’ah pada lembaga keuangan

Karakteristik Prioritas Kinerja

• Kinerja butuh dianalisa berdasarkan setiap entitas di dalamlingkup lingkungan di mana dia beroperasi. Sebagai contohkinerja suatu perusahaan harusnya dianalisis di lingkuptarget pasar di mana dia beroperasi dan bukannya yang tidak relevan dengan wilayah operasinya.

• Kinerja selalu terkait dengan satu atau lebih tujuanorganisasi yang ditentukan oleh organisasi yang manakinerjanya dianalisa. Oleh karenanya, suatu organisasimengevaluasi kinerjanya berdasarkan pada tujuan dantarget yang ditentukan dan diterima secara internal danbukannya atas target yang digunakan oleh entitas di luardirinya.

• Kinerja disaring menjadi karakteristik yang relevan dan bisadikenali.

Page 5: Manajemen kinerja berbasis maqasid shari’ah pada lembaga keuangan

Aspek KinerjaMenurut Blumenthal, peningkatan kinerja adalah hasil perbaikandari salah satu atau lebih aspek berikut:• Stabilitas organisasi yang terkait apakah layanannya bisa secara

konsisten dihantarkan dan organisasi bisa terus bertahan.• Stabilitas finansial yang terkait dengan kemampuan organisasi

dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya, semisal, kemampuan untuk membayar tagihan-tagihan. Stabilitasfinansial seringkali kurang dihiraukan sebagai perihal yang penting dalam pembangun kapasitas.

• Kualitas program (produk dan layanan) yang didasarkan padaindikator dampak, termasuk riset memadai tentang bagaimanaprogram yang efektif serta sistem pengelolaan hasil keluaran.

• Pertumbuhan organisasi yang didasarkan pada kemampuanmendapatkan sumberdaya dan menyediakan lebih banyaklayanan. Secara sendiri, pertumbuhan bukanlan suatu indikatorkerja.

Page 6: Manajemen kinerja berbasis maqasid shari’ah pada lembaga keuangan

Maqasid Shari’ah (مقاصد الشريعة)

• Maqasid Shari’ah adalah tujuan-tujuan shari’ah; atau tujuandishariatkannya ajaran Islam. Tujuan shari’ah yang menjadilandasan tashri’ (penetapan hukum shari’ah) tersebut berupapemeliharaan: agama (حفظ الدين), jiwa akal ,(حفظ النفس) ,(حفظ العقل)keturunan (حفظ النسل ) , dan harta Segala .(حفظ المال) upayaperlindungan terhadap kelimanya disebut al-kulliyyat al-khamsdan ,(الكلّيّات الخمس) merupakan ruh dalam pemberlakuanshari’ah. Sedangkan terrealisasinya pemeliharaan terhadaplima hal pokok, disebut maslahah sebaliknya ,(المصلحة) jikapemeliharaan terhadap kelimanya tidak terrealisasi, disebutmafsadah Dengan .(المفسدة) demikian, adanya shari’ah yang selalu berpretensi untuk memelihara apa yang menjadikeniscayaan hidup manusia tentu selaras dengan kepentinganatau kemaslahatan umat manusia secara umum.

Page 7: Manajemen kinerja berbasis maqasid shari’ah pada lembaga keuangan

Lanjutan Maqasid…

• Maslahah, bukan sekedar tercapainya kepentingan umatmanusia yang mungkin hanya didasarkan pada kesenangansemata. Kalau hanya untuk merealisasikan kesenangansemata, tentu tidak membutuhkan shari’ah untukmengaturnya karena seluruh umat manusia mempunyainaluri untuk mendapatkannya, maka maslahah, yang merupakan kondisi tercapainya tujuan shari’ah yang menjadi kepentingan umat manusia secara umum, bukanhanya berkisar pada hal-hal yang bersifat fisiologis(kenikmatan fisik), bukan juga hanya bersifat psikis(kebahagiaan), melainkan juga menyentuh level tertinggiyaitu bersifat etis. Sehingga kemaslahatan yang diproyeksikan oleh shari’ah Islam dapat memadukan unsurlahir dan batin.

Page 8: Manajemen kinerja berbasis maqasid shari’ah pada lembaga keuangan

Lembaga Keuangan shari’ah (LKS)• Lembaga keuangan adalah badan usaha yang kekayaannya

terutama berbentuk aset keuangan atau tagihan (claims); yang fungsinya sebagai lembaga intermediasi keuanganantara unit defisit dengan unit surplus dan menawarkansecara luas berbagai jasa keuangan (misalnya: simpanan, kredit, proteksi asuransi, penyediaan mekanismepembayaran & transfer dana) dan merupakan bagian darisistem keuangan dalam ekonomi modern dalam melayanimasyarakat.

• Sedangkan lembaga keuangan syariah adalah lembagakeuangan yang menjalankan kegiatannya denganberlandaskan prinsip syariah Islam. Lembaga KeuanganSyariah terdiri dari Bank dan non Bank (Asuransi, Pegadaian, Reksa Dana, Pasar Modal, BPRS, dan BMT).

Page 9: Manajemen kinerja berbasis maqasid shari’ah pada lembaga keuangan

Ciri-ciri LKS1. Dalam menerima titipan dan investasi, Lembaga Keuangan

Syariah harus sesuai dengan fatwa Dewan Pengawas Syariah; 2. Hubungan antara investor (penyimpan dana), pengguna dana,

dan Lembaga Keuangan Syariahsebagai intermediary institution, berdasarkan kemitraan, bukan hubungan debitur-kreditur;

3. Bisnis Lembaga Keuangan Syariah bukan hanya berdasarkanprofit orianted, tetapi juga falahorianted, yakni kemakmurandi dunia dan kebahagiaan di akhirat;

4. Konsep yang digunakan dalam transaksi Lembaga Syariahberdasarkan prinsip kemitraan bagihasil, jual beli atau sewamenyewa guna transaksi komersial, dan pinjam-meminjam(qardh/kredit) guna transaksi sosial;

5. Lembaga Keuangan Syariah hanya melakukan investasi yang halal dan tidak menimbulkan kemudharatan serta tidakmerugikan syiar Islam.

Page 10: Manajemen kinerja berbasis maqasid shari’ah pada lembaga keuangan

Maslahah Performa (MaP)

• MaP adalah Sistem Kinerja Berbasis MaqasidSyariah. MaP menitikberatkan padakeseimbangan seluruh aspek maslahah yaitupemeliharaan agama (al-din), jiwa (al-nafs), akal (al-‘aqal), keturunan (al-nasl), dan harta(al-mal). Disamping itu juga mengakomodirunsur keadilan penilaian yaitu dari sudutpandang dunia maupun akhirat, aspek materimaupun non materi, eksternal maupuninternal LKS, orientasi proses maupun hasil.

Page 11: Manajemen kinerja berbasis maqasid shari’ah pada lembaga keuangan

Lanjutan…

• Sifat organisasi hampir sama dengan sifatmanusia seperti: membutuhkan energi, mengalami tahap pertumbuhan dari/mulai awalsampai/memiliki akhir, setiap yang bernyawapasti mati akan tetapi kemanfaatannya harussustainable. Contoh seperti pendiri NU. Meskitelah meninggal tetapi manfaat organisasinyamasih terus ada. Kekuatan suatu organisasi dilihatdari bagian terlemah dari organisasi tersebut. Kekuatannya terletak pada bagian terlemah. Contohnya tas mahal tetapi resletingnya rusakdalam jangka waktu 1 bulan maka sebesar itulahkekuatan tas berharga mahal itu.

Page 12: Manajemen kinerja berbasis maqasid shari’ah pada lembaga keuangan

MaP dan al-Kulliyyat al-Khams

• Pemeliharaan agama: tujuan utama berbisnis adalah untukibadah, maka segala upaya pengembangan harta harusditujukan untuk beribadah kepada Allah. Customer bagiorganisasi sangat penting karena tidak mungkin ada organisasitanpa ada customer. customer merupakan media Allah untukmemberikan rezekinya bagi organisasi sedangkan organisasimerupakan media Allah untuk memberikan layanan padacustomer. Perusahaan yang berbasis maslahah harus adacompliance (pemenuhan) terhadap syariah dan compliance terhadap legal dan tidak boleh salah satunya dilepaskan. Proses utama adalah proses penciptaan nilai, improvement dan innovation harus ada untuk menjaga sustainability sebuahorganisasi. Penyempurnaan hifdz-din merupakan bagiankepatuhan sedangkan penyempurnaan pemiliharaan 4 pokokyang lain merupakan bagian inovasi;

Page 13: Manajemen kinerja berbasis maqasid shari’ah pada lembaga keuangan

Lanjutan…

• Pemeliharaan Jiwa: Jiwa organisasi terletak pada proses yang paling lemah. Contohnya individu yang meninggalkarena ada masalah pada ginjalnya. Walaupun organ lain masih bagus tetapi karena ada satu hal yang tidakberfungsi, maka tidak dapat berfungsi seluruhtubuhnya; Pemeliharaan Akal: Kebutuhan akal dalamorganisasi digambarkan harus adanya learning yang harus didukung dengan kebutuhan jiwa yaitu selalumengedepankan kebaikan; Pemeliharaan Keturunan danharta: Kebutuhan keturunan di organisasi diwakilidengan talent baru yang memiliki visi sama denganfounder sehingga yang menjadi inti sustainabilitynyaadalah pada kebaikan organisasi tersebut.

Page 14: Manajemen kinerja berbasis maqasid shari’ah pada lembaga keuangan

Lanjutan…• Talent harus memiliki capability dan capacity, capability adalah

kemampuan sedangkan kapasitas adalah porsi yang mampudiambil. Oleh karena itu harus menempatkan orang dengankapabilitas yang sesuai dengan kapasitasnya. Jika orang yang memiliki capability yang lebih tinggi ditempatkan di pekerjaandengan kapasitas kecil maka akan tidak tersalurkankemampuannya sehingga ia akan mengganggu proses lainnya. Juga bila kapasitasnya terlalu besar untuk capabilitynya maka iamau mengerjakan tetapi tidak bisa memenuhi tuntutanpekerjaan. Capability dan capacitynya juga terdiri dari 2 hal, yaitu agama dan ilmu. Agama adalah aqidah akhlak dan syariahsedangkan ilmu adalah insight, knowledge, skill, education and experience. Seseorang harus mampu di bidang agama danbisnisnya secara berimbang. Learning dalam organisasi jugauntuk kedua faktor yaitu pengelolaan ibadah dan pengelolaanorganisasinya.

Page 15: Manajemen kinerja berbasis maqasid shari’ah pada lembaga keuangan

Lanjutan…• Pada akhirnya akan menjadi suatu siklus cara

mendapatkan harta dan cara membelanjakanharta. Jika suatu organisasi meng encourage karyawan untuk melakukan ibadah maka jiwanyaakan menjadi tenang dan memiliki talent yang baik di agama maupun di ilmu sehingga proses learningnya menjadi baik juga dan menyebabkancustomer puas atas layanannya dan bertambahsehingga harta organisasi bertambah juga. Hartatersebut tidak boleh dibiarkan tetapi harusdialokasikan lagi berdasarkan porsinya untukcustomer, untuk learning dan talent, untukinternal process, dan untuk ibadah. Siklusnyakembali pada ibadah lagi.

Page 16: Manajemen kinerja berbasis maqasid shari’ah pada lembaga keuangan

6 Orientasi MaP

Orientasi Ibadah

Orientasi Proses Internal

Orientasi Bakat

Orientasi Pembelajaran

Orientasi Pelanggan

Orientasi Harta Kekayaan

Page 18: Manajemen kinerja berbasis maqasid shari’ah pada lembaga keuangan

Penerapan MaP pada Siklus PDCA

• Menyusun perencanaan strategis

• Mengidentifikasi fondasi kemaslahatan

• Menentukan perilaku kemaslahatan

• Menentukan ukuran kinerja kemaslahatan

• Menyepakati kontrak kinerja (1-5 adalah Plan)

• Menerapkan kinerja kemaslahatan

• Melakukan pemantauan kinerja

• Melakukan tindak lanjut.

Page 19: Manajemen kinerja berbasis maqasid shari’ah pada lembaga keuangan

Manfaat MaP

• Adapun manfaat dari MaP di antaranya adalahmampu menghubungkan visi LKS yaitu Falahdan misi pendirian LKS yaitu sebagai khalifahAllah terhadap tujuan LKS yaitu menujuorganisasi berkemaslahatan danmenurunkannya ke dalam sasaran, strategi, KPI, dan target LKS.

Page 20: Manajemen kinerja berbasis maqasid shari’ah pada lembaga keuangan

Terima Kasih

Selamat belajar

Sukses & Barokah Selalu