MANAJEMEN KEUANGAN · PENGERTIAN MANAJEMEN KEUANGAN Manajemen Keuangan adalah segala kegiatan atau...
Transcript of MANAJEMEN KEUANGAN · PENGERTIAN MANAJEMEN KEUANGAN Manajemen Keuangan adalah segala kegiatan atau...
MANAJEMEN KEUANGAN
WIDYA JATI LESTARI
by widyajati
by widyajati
KONSEP DASAR MANAJEMEN KEUANGAN
A. Kompetensi Yang Diharapkan
Mahasiswa diharapkan dapat memperoleh pengetahuan mengenai :
~ tujuan perusahaan,
~ pengertian manajemen keuangan,
~ fungsi manajemen keuangan,
~ sumber dana perusahaan.
by widyajati
TUJUAN PERUSAHAAN
Tujuan Perusahaan perlu dilihat secara menyeluruh. Oleh karena itu,
tujuan perusahaan sebenarnya ada 3 macam, yaitu :
1. Mencapai laba maksimal untuk kemakmuran pemilik perusahaan.
2. Menjaga kelangsungan hidup perusahaan (going concern).
3. Mencapai kesejahteraan masyarakat sebagai tanggung jawab
sosial perusahaan.
by widyajati
PENGERTIAN MANAJEMEN KEUANGAN
Manajemen Keuangan adalah segala kegiatan atau aktivitas perusahaan yang
berhubungan dengan bagaimana cara memperoleh pendanaan modal kerja,
menggunakan atau mengalokasikan dana, dan mengelola aset yang dimiliki untuk
mencapai tujuan utama perusahaan.
Dari definisi tersebut, ada 3 (tiga) fungsi Manajemen-Keuangan :
1. Keputusan Investasi, Kebijakan penanaman modal perusahaan kepada aktiva
tetap atau Fixed Assets seperti gedung, tanah, dan peralatan atau mesin,
maupun aktiva finansial berupa surat-surat berharga misalnya saham dan
obligasi.
2. Keputusan Pendanaan,
Apabila keputusan investasi berkenaan dengan unsur-unsur Neraca di sisi
aktiva, maka keputusan pendanaan akan mempelajari sumber-sumber dana
yang berada di sisi pasiva, seperti hutang jangka pendek maupun hutang
jangka panjang.
by widyajati
3. Keputusan Pengelolaan Asset,
Adalah Kebijakan pengelolaan aset yang dimiliki perusahaan
secara efisien untuk mencapai tujuan perusahaan.
SUMBER DANA PERUSAHAAN
- Sumber Eksternal :
Hutang (jangka pendek dan panjang)
Modal sendiri berupa saham
- Sumber Internal :
Laba tidak dibagi (laba ditahan)
Depresiasi (penyusutan)
by widyajati
- Sumber dana eksternal merupakan sumber dana yang berasal dari
luar perusahaan. Artinya dana-dana tersebut tidak diperoleh dari
kegiatan operasi perusahaan, melainkan diperoleh dari pihak-pihak
lain di luar perusahaan.
Sumber dana eksternal (Hutang), berarti perusahaan meminjam
dana/uang dari pihak lain seperti hutang kepada supplier,
pegawai, bank, ataupun hutang kepada perusahaan lain.
- Sumber dana internal yang ada di perusahaan terdiri atas laba
ditahan dan depresiasi. Laba ditahan adalah laba setelah pajak
yang tidak dibagi kepada pemegang saham, maka laba tersebut
sebagai sumber dana internal.
by widyajati
Sekarang yang menjadi pertanyaan adalah :
‘mengapa Depresiasi/penyusutan merupakan sumber dana internal
?
Depresiasi/penyusutan merupakan pengurangan nilai suatu aktiva
tetap, seperti gedung, kendaraan, dan peralatan-peralatan.
Didalam laporan laba-rugi, depresiasi ini diperhitungkan sebagai
biaya operasi, sehingga akan mengurangi laba perusahaan.
Namun biaya yang berasal dari depresiasi tersebut bukanlah
biaya yang keluar dari kantong kas perusahaan. Oleh karena itu,
sebenarnya setiap tahun perusahaan tidak mengeluarkan uang kas
sebesar depresiasi yang dimaksud. Dengan demikian, biaya
depresiasi yang sebenarnya tidak mengeluarkan uang kas tersebut
merupakan ‘sumber dana’.
by widyajati
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dandipertimbangkan dalam memilih sumber dana :
-LIKUIDITAS, yaitu kemampuan perusahaan untukmemenuhi kewajiban keuangan (finansial) jangkapendek atau yang segera dipenuhi.
-SOLVABILITAS, yaitu kemampuan perusahaan untukmemenuhi seluruh kewajiban finansialnya yang terdiriatas hutang jangka pendek dan jangka panjang,apabila pada saat itu perusahaan di likuidasi ataudibubarkan.
-RENTABILITAS atau PROFITABILITAS yaitu kemampuanperusahaan untuk memperoleh laba dari modal yangdigunakan untuk menghasilkan laba tersebut.
NILAI WAKTU UANG
Widya Jati Lestari
PENGERTIAN
NILAI WAKTU UANG
Nilai waktu dari uang adalah merupakan suatu konsep yang
memperhatikan waktu dalam menilai nilai uang, artinya bahwa
uang yang dimiliki seseorang pada saat ini tidak akan sama
nilainya dengan satu tahun yang akan datang, atau dengan kata
lain uang saat ini lebih berharga dibandingkan uang dalam
jumlah yang sama yang tersedia di masa yang akan datang.
NILAI WAKTU YANG AKAN DATANG (FUTURE VALUE)
- Bunga Sederhana
Si = Po (i) (n)
dimana, Si = jumlah bunga sederhana
Po = pinjaman atau tabungan pokok
i = tingkat bunga per periode waktu
(dalam persen)
n = jangka waktu
Contoh Soal :
Pak Bayu memiliki uang Rp. 1.000.000,- yang ditabung di bank dengan bunga
10% per tahun, selama 10 tahun. Pada akhir tahun ke-10 jumlah akumulasi
bunganya adalah :
Si = 1.000.000 (0,10) (10) = Rp. 1.000.000,-
Sedangkan untuk mencari nilai masa depan (Future Value, FV) atau nilai akhir
tabungan tersebut di akhir tahun ke sepuluh (FV10 ), yaitu dengan menjumlahkan
pinjaman pokok dan penghasilan bunganya.
Maka :
FV10 = 1.000.000 + { 1.000.000 (0,10) (10) }
= Rp. 2.000.000,-
Atau
FVn = Po { 1 +(i) (n) }
Kadang-kadang diketahui nilai akhir suatu deposito dengan bunga i% per tahun,
selama n tahun, tetapi pinjaman pokoknya tidak diketahui. Untuk mencari
pinjaman pokok yang diinvestasikan tersebut yaitu nilai sekarang (Present Value)
dari pinjaman tersebut (PVo = Po), dengan rumus sebagai berikut :
Contoh Soal :
Nilai akhir dari sejumlah uang yang di depositokan selama 10 bulan dengan
tingkat bunga 10% per tahun adalah Rp. 2.000.000. Berapa jumlah uang yang
didepositokan tersebut (Po)
BUNGA MAJEMUK
Bunga majemuk menunjukkan bahwa bunga yang dibayarkan
(dihasilkan) dari pinjaman (investasi) ditambahkan terhadap
pinjaman pokok secara berkala. Hasilnya, bunga yang dihasilkan
dari pokok pinjaman dibungakan lagi bersama-sama dengan bunga
pokok pinjaman tersebut, demikian seterusnya.
Perbedaan hasil yang diperoleh antara menggunakan bunga
sederhana dan bunga majemuk, dapat dilihat pada tabel berikut :
Dari tabel di atas terlihat bahwa perhitungan nilai masa depan
antara bunga sederhana dan bunga majemuk menghasilkan nilai
yang berbeda.
Contoh Kasus Bunga Majemuk :
Misalkan seseorang ingin mendepositokan uangnya di Bank BCA,
sebesar Rp. 8.000.000,- . Jika tingkat bunga deposito adalah 8%
per tahun, dan dimajemukkan setiap tahun, maka menjadi
berapakah investasi orang tersebut pada akhir tahun ke-1, ke-2,
dan ke-3 ?
Jawab :
FV1 = Po ( 1 + i )
= Rp. 8.000.000 ( 1 + 0,08)
= Rp. 8.640.000
FV2 = FV1 ( 1 + i ) = Po ( 1 + i ) 2
= Rp. 8.640.000 (1+0,08) atau Rp. 8.000.000 (1,08) 2
=Rp. 9.331.200
FV3 = FV2 ( 1 + i ) = Po ( 1 + i ) 3
= Rp. 9.331.200 ( 1 + 0,08 ) atau Rp. 8.000.000 (1,08) 3
=Rp. 10.077.696
NILAI SEKARANG (PRESENT VALUE)
Present Value atau nilai sekarang merupakan besarnya jumlah
uang pada awal periode yang diperhitungkan atas dasar tingkat
bunga tertentu dari suatu jumlah uang yang baru akan diterima
atau dibayarkan beberapa periode kemudian.
Contoh :
Berapakah jumlah uang sekarang, yang dapat berkembang
menjadi Rp. 16.000.000,- pada akhir tahun ke-5, dengan bunga
11%.
Untuk lebih jelasnya, kita lihat skema berikut :
Rp. ??? disebut nilai sekarang dari Rp. 16.000.000,- yang
didiskontokan dengan bunga 11% selama 5 tahun.
Dalam mencari nilai sekarang seperti contoh di atas, tingkat bunga
yang digunakan dikenal dengan sebutan tingkat faktor diskonto
(discount factor). Faktor diskonto tersebut digunakan untuk
mendiskontokan suatu nilai tertentu yang akan diterima pada waktu
yang akan datang untuk dinilai sekarang (saat ini).
Rumus untuk mencari nilai Rp. ??? (tahun 0), adalah sebagai berikut :
Perhitungan di atas dapat diartikan bahwa apabila kitamenginginkan uang kita menjadi Rp. 16.000.000,- pada tahun ke-5yang akan datang (FV5), maka saat ini (Po) kita harus menanamkanuang sejumlah Rp. 9.945.221,-
ANNUITAS (ANNUITY)
Annuitas adalah suatu rangkaian pembayaran uang dalam jumlah
yang sama yang terjadi dalam periode waktu tertentu. Ada 2 macam
anuitas, yaitu
- anuitas biasa (ordinary annuity), dan
- anuitas jatuh tempo (due annuity).
Anuitas biasa atau juga disebut anuitas tertunda merupakan anuitas
dari suatu pembayaran yang dilakukan pada akhir periode untuk
setiap periode tertentu.
Contoh : Apabila kita akan membayar uang sebesar Rp. 8.000.000,- per
tahun selama 3 tahun, maka rangkaian pembayaran menurut anuitas biasa
dapat dilihat pada skema berikut :
Skema tersebut menunjukkan aliran kas selama 3 tahun,
dimana setiap akhir tahun sebesar Rp. 8.000.000. Garis waktu
menunjukkan urutan aliran kas dari tahun ke-1 sampai tahun ke-3,
masing-masing sebesar Rp. 8.000.000.
Apabila pembayaran dilakukan pada awal periode, maka
rangkaian pembayaran tersebut dinamakan anuitas jatuh tempo.
Konsep anuitas biasa dan anuitas jatuh tempo dapat diterapkan
dengan konsep pemajemukan baik untuk nilai yang akan datang
(nilai mada depan) maupun nilai sekarang.
Anuitas Nilai Masa Datang
Nilai yang akan datang dari suatu anuitas (Future Value of Annuity,
disingkat FVAn), didefinisikan sebagai nilai anuitas majemuk masa
datang (masa depan) dengan pembayaran atau penerimaan
periodik (R) dan n sebagai jangka waktu anuitas.
Adapun Rumus untuk mencari nilai masa datang suatu anuitas biasa,
adalah :
Contoh Soal :
Apabila kita menerima pembayaran sebesar Rp. 8.000.000 tiap
tahun selama 3 tahun, dan uang itu kita simpan di bank dengan
tingkat bunga 8% per tahun, maka hitunglah,
- Nilai anuitas (nilai masa datang) ?
- Nilai aliran kas per tahun ?
- Nilai Masa Datang :
FVAn = Rp. 8.000.000 { ( 1 + 0,08 )3 - 1 }
0,08
= Rp. 8.000.000 ( 0, 260 )
0,08
= Rp. 25.971.200
- Aliran kas per tahun :
Perhitungan nilai majemuk di atas selalu diasumsikan bahwa bungadibayarkan sekali dalam satu tahun. Dengan asumsi ini, pemahaman akannilai waktu uang dapat dicapai dengan mudah. Namun kadang-kadangpembayaran bunga tidak dibayarkan sekali dalam setahun, mungkin 2kali setahun, 4 kali setahun, bahkan bunga dibayarkan setiap bulan (12kali setahun).
Bila pembayaran bunga dibayarkan sebanyak m kali dalam
setahun, maka nilai yang akan datang dapat dihitung dengan
menggunakan Rumus, sebagai berikut :
Contoh Soal :
Tuan Y menabung di BCA sebesar Rp. 2.000.000 dengan
tingkat bunga 12% per tahun, dan bunga dibayar 2 kali setahun.
Berapa jumlah tabungan pada akhir tahun pertama, dan pada
akhir tahun ke-2 ?
Anuitas Nilai Sekarang
Nilai sekarang dari suatu anuitas (Present Value of Annuity, disingkat
PVAn, didefinisikan sebagai nilai anuitas majemuk saat ini
(sekarang) dengan pembayaran atau penerimaan periodik (R) dan
n sebagai jangka waktu anuitas.
Adapun Rumus Nilai Sekarang Anuitas, adalah :
Contoh Soal (Anuitas Nilai Sekarang) :
Apabila aliran kas Rp. 8.000.000 per tahun selama 3 tahun yang
dinilai sekarang. Berapakah nilai aliran kas tersebut, bila dinilai
sekarang dengan tingkat bunga majemuk 10% per tahun ?
Jawab :
PVAn = R { 1 - [ 1/ (1 + i )n ] / i }
PVA3 = 8.000.000 { 1 - [ 1/ (1 + 0,10 )3 ] / 0,10 }
= 8.000.000 { 1 - [ 1/ (1,331) ] / 0,10 }
= 8.000.000 { 1 - [ 0,7513] / 0,10 }
= 8.000.000 { 0,2487 / 0,10 }
= 8.000.000 { 2,487 }
= Rp. 19.986.000
Terima Kasih
BAB III ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
WIDYA JATI LESTARI
PENGERTIAN DAN LAPORAN KEUANGAN
Laporan keuangan (Financial Statement) merupakan ikhtisar
mengenai keadaan keuangan perusahaan pada suatu waktu
tertentu. Laporan keuangan secara garis besar dibedakan
menjadi 4 macam, yaitu laporan neraca, laporan laba-rugi,
laporan perubahan modal dan laporan arus kas.
Analisis laporan keuangan merupakan analisis mengenai kondisi
keuangan suatu perusahaan yang melibatkan neraca dan laba-
rugi.
Menganalisis laporan keuangan berarti melakukan suatu proses
untuk membedah laporan keuangan ke dalam unsur-unsurnya,
menelaah masing-masing unsur tersebut dengan tujuan untuk
memperoleh pengertian dan pemahaman yang baik dan tepat
atas laporan keuangan tersebut.
Pertama, Neraca (balance sheet) merupakan laporan yang
menggambarkan jumlah kekayaan (harta), kewajiban (hutang) dan
modal dari suatu perusahaan pada saat tertentu. Kekayaan atau
harta disajikan pada sisi aktiva, sedangkan kewajiban atau hutang
dan modal disajikan di sisi pasiva. Dengan demikian dalam neraca
dapat dilihat bahwa :
Kedua, laporan laba-rugi (income statement) merupakan laporan yang
menggambarkan jumlah penghasilan (pendapatan) dan biaya
perusahaan pada periode tertentu. Adapun formulasi laporan laba-
rugi adalah sebagai berikut :
MANFAAT ANALISIS RASIO KEUANGAN
(Use of Financial Ratio)
Laporan keuangan yang baik dan akurat dapat menyediakan
informasi yang bermanfaat, antara lain dalam :
Pengambilan keputusan investasi
Keputusan pemberian kredit
Penilaian arus kas
Menganalisis perubahan-perubahan yang terjadi terhadap sumber-
sumber dana
Menganalisis penggunaan dana
Tujuan : untuk mengetahui kondisi keuangan/prestasi keuangan suatu
perusahaan, pada suatu periode waktu tertentu.
JENIS-JENIS RASIO (Types of Ratio) :
1. Rasio Likuiditas (liquidity ratio), yaitu rasio yang menunjukkan hubunganantara kas perusahaan dan aktiva lancar lainnya dengan hutanglancar. Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuanperusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban finansialnya yangharus segera dipenuhi atau kewajiban jangka pendek.
2. Rasio Aktivitas (activity ratio) atau dikenal juga sebagai rasio efisiensi,yaitu rasio yang mengukur efisiensi perusahaan dalam menggunakanaset-asetnya.
3. Rasio Leverage Finansial (Financial leverage ratio), yaitu rasio yangmengukur seberapa banyak perusahaan menggunakan dana darihutang (pinjaman).
4. Rasio Keuntungan (Profitability Ratio) atau rentabilitas, yaitu rasio yangmenunjukkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungandari penggunaan modalnya.
Dari laporan neraca dan laba-rugi PT.ABC tersebut, dapat
dilakukan analisa rasionya yang meliputi rasio likuiditas, aktivitas,
solvabilitas, dan rentabilitas
1. Liquidity Ratios (Ratio-ratio Likuiditas)
Likuiditas merupakan indikator kemampuan perusahaan untuk
membayar atau melunasi kewajiban-kewajiban finansialnya
pada saat jatuh tempo dengan mempergunakan aktiva lancar
yang tersedia.
1.1. Current Ratio (Rasio Lancar)
Current ratio merupakan perbandingan antara aktiva lancar
(current assets) dengan hutang lancar (current liabilities). Aktiva
lancar terdiri dari kas, surat-surat berharga, piutang dan
persediaan. Sedangkan hutang lancar terdiri dari hutang
dagang, hutang wesel, hutang pajak, hutang gaji/upah, dan
hutang jangka pendek lainnya.
Current Ratio yang tinggi memberikan indikasi
jaminan yang baik bagi kreditor jangka pendek, dalam
arti setiap perusahaan memiliki kemampuan untuk
melunasi kewajiban-kewajiban finansial jangka
pendeknya.
Namun, current ratio yang tinggi akan berpengaruh
negatif terhadap kemampuan memperoleh laba
(rentabilitas), karena sebagian modal kerja tidak
berputar atau mengalami pengangguran.
Analisa Current Ratio PT.ABC tahun 2014 :
Current ratio sebesar 2,72 atau 272% artinya kewajiban
jangka pendek sebesar Rp. 1 ditanggung atau dijamin dengan
aktiva lancar sejumlah Rp. 2,72 . Tidak ada standar khusus untuk
menentukan berapa besarnya current ratio yang paling baik.
Namun, untuk prinsip kehati-hatian, maka besarnya current ratio
sebesar 200% dianggap baik.
1.2 . Quick Ratio (Rasio Cepat)
Adalah perimbangan antara jumlah aktiva lancar dikurangi
persediaan dengan jumlah hutang lancar. Persediaan tidak
dimasukkan dalam perhitungan quick ratio atau rasio cepat, karena
persediaan merupakan komponen atau unsur aktiva lancar yang
paling kecil tingkat likuiditasnya. Quick ratio memfokuskan
komponen-komponen aktiva lancar yang lebih likuid, yaitu : kas,
surat-surat berharga, dan piutang dihubungkan dengan hutang
lancar atau hutang jangka pendek.
Dari data PT.ABC, dapat dihitung quick ratio tahun 2014 sebagaiberikut :
Analisa Quick Ratio :
Quick ratio sebesar 1,11 atau 111% artinya kewajiban jangkapendek sebesar Rp. 1 dijamin oleh aktiva lancar (selain persediaan),sebesar Rp. 1,11 atau 111%.
Untuk prinsip kehati-hatian perusahaan, maka besarnya quick ratio inipaling rendah 100%, artinya kewajiban jangka pendek Rp. 1 dijamin olehaktiva lancar (selain persediaan) sebesar Rp. 1.
2. Activity Ratio (Rasio-rasio Aktivitas)
Activity Ratio mengukur sejauh mana efektivitas manajemen
perusahaan dalam mengelola aset-asetnya. Artinya dalam hal ini
adalah mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam
mengelola persediaan bahan mentah, barang dalam proses, dan
barang jadi serta kebijakan manajemen dalam mengelola aktiva
lainnya dan kebijakan pemasaran.
Rasio aktivitas menganalisis hubungan antara laporan laba-
rugi, khususnya penjualan, dan unsur-unsur yang ada pada neraca,
khususnya unsur-unsur aktiva. Rasio aktivitas ini diukur dengan istilah
perputaran unsur-unsur aktiva yang dihubungkan dengan penjualan.
Rasio aktivitas: mengukur efektivitas perusahaan dalam
menggunakan sumber-sumber dananya.
1. total assets turn over:kemampuan dana yang
tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam
suatu periode tertentu.
2. Receivable turn over: kemampuan dana yang
tertanam dalam piutang berputar dalam suatu
periode tertentu
2.1. Receivable Turnover (Perputaran Piutang)
Piutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan mempunyai
hubungan yang erat dengan volume penjualan kredit. Posisi piutang
dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai dengan
menghitung tingkat perputaran piutang tersebut yaitu dengan
membagi total penjualan kredit (neto) dengan piutang rata-rata.
Adapun perputaran piutang tahun 2015 adalah sebagai berikut :
2.2. Inventory Turnover (Perputaran Persediaan)
Rumusnya adalah Harga pokok penjualan (cost of good sold)
dibagi Rata-rata persediaan.
Rasio ini digunakan untuk mengukur efektifitas manajemen
perusahaan dalam mengelola persediaan.
2.3. Total Assets Turnover (Perputaran Aktiva)
Total Assets Turnover (TATO) mengukur perputaran dari semua
aset yang dimiliki perusahaan. Rumusnya adalah penjualan bersih
dibagi dengan total asetnya.
3. Leverage (Debt) Ratio (Rasio Hutang)
3.1. Debt Ratio (Rasio Hutang)
Debt Ratio merupakan rasio antara total hutang (total debt)
dengan total aset (total assets) yang dinyatakan dalam persentase.
Rasio hutang mengukur berapa persen aset perusahaan yang
dibelanjai dengan hutang.
Debt Ratio PT. ABC, sebagai berikut :
3.2. Total Debt to Equity Ratio (Rasio Total Hutang Terhadap Modal
Sendiri/Equita)
Rasio total hutang dengan modal sendiri merupakan
perbandingan total hutang yang dimiliki perusahaan dengan modal
sendiri (ekuitas).
4. Profitability Ratio (Rasio Keuntungan)
Rasio profitabilitas merupakan rasio yang bertujuan untuk
mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
selama periode tertentu.
Jenis-jenis Rasio Profitabilitas
4.1. Gross Profit Margin, merupakan perbandingan penjualan bersih
dikurangi harga pokok penjualan dengan penjualan bersih, atau
rasio antara laba kotor dengan penjualan bersih.
4.2. Net Profit Margin
Net Profit Margin (NPM) atau marjin laba bersih merupakan
keuntungan penjualan setelah menghitung seluruh biaya dan pajak
penghasilan. Margin ini menunjukkan perbandingan laba bersih
setelah pajak dengan penjualan.
4.3. Return on Investment (ROI)
Return on Investment membandingkan laba setelah pajak
dengan total aktiva.
4.4 Return on Equity (ROE)
Return on Equity (ROE) atau sering disebut juga Rentabilitas
Modal Sendiri dimaksudkan untuk mengukur seberapa banyak
keuntungan yang menjadi hak pemilik modal sendiri.
4.5. Rentabilitas Ekonomis
Rentabilitas Ekonomis dimaksudkan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam memperoleh laba usaha dengan aktiva yang
digunakan untuk memperoleh laba tersebut. Rentabilitas Ekonomis
(RE) ini dihitung dengan membagi laba usaha (EBIT) dengan total
aktiva.
ANALISIS COMMON SIZE
Analisis Common Size dilakukan dengan cara merubah angka-
angka yang ada dalam neraca dan laporan laba-rugi menjadi
persentase berdasarkan angka tertentu. Untuk angka-angka yang
ada di neraca, common base (angka dasarnya) adalah total aktiva.
Sedangkan untuk laporan laba-rugi, maka penjualan digunakan
sebagai angka dasar yang benilai 100%.
Penyajian dalam bentuk common size akan mempermudah
pembaca menganalisis laporan keuangan dengan memperhatikan
perubahan-perubahan yang terjadi dalam neraca dan laporan
laba-rugi.
ANALISIS INDEKS
Analisis ini merubah semua angka dalam suatu laporan
keuangan pada tahun dasar menjadi 100%. Pemilihan tahun dasar
bukanlah selalu tahun yang paling awal, tetapi yang dianggap
normal. Dengan demikian analisis ini dilakukan untuk
membandingkan perkembangan dari waktu ke waktu.
MANAJEMEN MODAL
KERJA
Modal Kerja (working capital) adalah dana yang digunakan untuk
membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari .
Manajemen modal kerja (working capital management)
merupakan manajemen dari elemen-elemen aktiva lancar dan
elemen-elemen hutang lancar.
Tujuan manajemen modal kerja adalah untuk
mengelola aktiva lancar dan hutang lancar sehingga
diperoleh modal kerja netto yang layak dan
menjamin tingkat likuiditas perusahaan.
1. Pengertian Modal Kerja
Modal kerja
Dengan demikian dapat
dikemukakan bahwa perhatian
utama dalam manajemen modal
kerja adalah pada manajemen
aktiva lancar perusahaan, yaitu kas,
sekuritas, piutang dan persediaan,
serta pendanaan (terutama
kewajiban lancar atau jangka
pendek) yang diperlukan untuk
mendukung aktiva lancar.
Ada 3 konsep modal kerja, yaitu :
2.1. Konsep Kuantitatif
Artinya adalah jumlah keseluruhan aktiva lancar yang
disebut juga modal kerja bruto (gross working capital).
Umumnya elemen-elemen dari modal kerja kuantitatif
meliputi kas, surat-surat berharga (sekuritas), piutang dan
persediaan.
2. Konsep Modal kerja
2.2. Konsep Kualitatif
Artinya modal kerja dihubungkan dengan besarnya hutanglancar atau hutang yang segera dilunasi. Dengan demikiankonsep kualitatif merupakan kelebihan aktiva lancar di atashutang lancar, yang juga disebut modal kerja netto (networking capital).
2.3. Konsep Fungsional
Modal kerja yang terdiri dari modal kerja riil dan modalkerja potensial. Konsep ini menitikberatkan pada fungsi daripada dana dalam menghasilkan pendapatan (income) dariusaha pokok perusahaan.
Konsep Modal kerja
Menghitung working capital
ALASAN YANG MENDASARI
PENTINGNYA MANAJEMEN MODAL KERJA
1. Aktiva lancar dari perusahaan memiliki jumlah yang cukup besar,dibanding dengan jumlah aktiva secara keseluruhan.
2. Untuk perusahaan kecil, hutang jangka pendek merupakansumber utama bagi pendanaan eksternal. Perusahaan ini tidakmemiliki akses pada pasar modal untuk pendanaan jangkapanjangnya.
3. Manajer Keuangan dan anggotanya perlu memberikan porsiwaktu yang cukup untuk pengelolaan tentang hal-hal yangberhubungan dengan modal kerja.
4. Keputusan modal kerja berdampak langsung terhadap tingkatrisiko, laba dan harga saham perusahaan.
5. Adanya hubungan langsung antara pertumbuhan penjualandengan kebutuhan dana untuk membiayai aktiva lancar.
JENIS MODAL KERJA
Menurut W.B. Taylor (Riyanto, 1998 : 61) ada 2 jenis modal
kerja :
1. Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital),
Yaitu modal kerja yang tetap harus ada dalam perusahaan untuk
menjalankan kegiatan kegiatan usaha.
Modal Kerja Permanen dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
a. Modal Kerja Primer (Primary Working Capital), yaitu modal kerja
minimum yang harus ada untuk menjamin kontinuitas kegiatan
usaha.
b. Modal Kerja Normal (Normal Working Capital), yaitu modal kerja
yang dibutuhkan untuk melakukan proses produksi yang normal.
2. Modal Kerja Variabel (Variable Working Capital), yaitu modal
kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan
keadaan.
Modal Kerja Variabel dikelompokkan menjadi 3 yaitu :
a. Modal Kerja Musiman (Seasonal Working Capital), yaitu modal
kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena fluktuasi musim.
b. Modal Kerja Siklis (Cyclical Working Capital), yaitu modal kerja
yang jumlahnya berubah-ubah karena fluktuasi konjungtur.
c. Modal Kerja Darurat (Emergency Working Capital), yaitu modal
kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena adanya keadaan
darurat yang tidak diketahui sebelumnya.
MODAL KERJA DAN KEMAMPUAN MEMPEROLEH LABA
Konsep yang mendasari manajemen modal kerja yang sehat
adalah 2 (dua) keputusan yang menyangkut persoalan dasar
perusahaan, yaitu :
1. Tingkat investasi optimal dalam aktiva lancar
2. Perpaduan yang sesuai antara pendanaan jangka pendek dan
pendanaan jangka panjang yang digunakan untuk mendukung
investasi dalam aktiva lancar.
Keputusan-keputusan tersebut mempengaruhi hasil yang
diharapkan yaitu profitabilitas dan risiko yang dihadapi.
MENENTUKAN KEBUTUHAN MODAL KERJA
Untuk menentukan kebutuhan modal kerja, dapat digunakan 2 metode,
yaitu :
1. Metode keterikatan dana
2. Metode perputaran modal kerja
Metode Keterikatan Dana
Ada 2 (dua) faktor yang mempengaruhi metode keterikatan
dana, yaitu (1) periode terikatnya modal kerja, (2) pengeluaran
kas setiap hari.
Dengan demikian periode terikatnya dana meliputi waktu
pembelian dan penyimpanan bahan, lama proses produksi, lama
barang disimpan di gudang dan lama penerimaan piutang.
Metode Perputaran Modal Kerja
Dalam metode ini, maka besarnya kebutuhan modal kerja
ditentukan oleh perputaran dari komponen-komponen (elemen-
elemen) modal kerja yaitu perputaran kas, perputaran piutang dan
perputaran persediaan.
Perputaran kas merupakan berputarnya kas menjadi kas
kembali. Demikian pula perputaran piutang atau persediaan
menjadi piutang atau persediaan kembali.
BAB 8
MANAJEMEN PIUTANGWidya Jati Lestari
DEFINISI PIUTANG
Piutang merupakan asset perusahaan, yang timbul akibat
adanya transaksi penjualan secara kredit atas barang atau
jasa yang dihasilkan oleh perusahaan, dengan tujuan untuk
meningkatkan profitabilitas (laba) perusahaan.
Analisis Ekonomi Terhadap Piutang
Analisis Ekonomi yang dimaksud adalah :
Analisis yang bertujuan untuk menilai apakah manfaat
memiliki piutang lebih besar ataukah lebih kecil dari biayanya.
Apabila diperkirakan bahwa manfaatnya lebih besar,
maka secara ekonomi pemilikan piutang (atau penjualan
kredit) tersebut dibenarkan secara ekonomi.
Ada 3 (tiga) contoh untuk mengidentifikasikan manfaat dan
pengorbanan tersebut, yaitu :
1. Penjualan Kredit Tanpa Diskon
Contoh Kasus :
- PT. Sentosa, awalnya melakukan penjualan secara tunai.
Rata-rata penjualan = Rp. 800.000.000 / tahun.
- Perusahaan menawarkan penjualan secara kredit, dengan
syarat penjualan adalah n/60 (artinya pembeli bisa
membayar pembelian mereka pada hari ke-60).
- Estimasi penjualan kredit adalah = Rp. 1.050.000.000
- Profit Margin = 15%
- Biaya = 16%
- Apakah PT. Sentosa perlu beralih ke Penjualan Kredit
(dengan data tersebut di atas) ?
2. Penjualan Kredit dengan Diskon
Contoh :
Perusahaan memberikan Diskon 2/20 net 60, artinya :
Jika pembeli melunasi pembeliannya pada hari ke-20,
mereka akan mendapatkan Diskon 2%, tetapi jika melunasi
pada hari ke-60 harus membayar harga penuh (tanpa
diskon).
Diperkirakan 50% pembeli akan memanfaatkan diskon,
dan sisanya membayar pada hari ke-60.
Apakah perusahaan sebaiknya memberikan diskon atau
menjual kredit tanpa diskon ?
3. Penjualan Kredit dengan kemungkinan piutang tidaktertagih.
Jika perusahaan menjual secara kredit, selalu terdapat
kemungkinan bahwa sebagian piutang tidak tertagih.
Contoh :
Dari penjualan dengan syarat n/60 tersebut, diperkirakan
1% tidak tertagih. Apakah perusahaan sebaiknya menjual
secara kredit ataukah tetap tunai ?
SIAPA YANG DIIZINKAN MEMBELI SECARA KREDIT ?
1. Perlu dibuatkan standar terhadap calon pembeli secara
kredit.
Misal :
Karyawan berpenghasilan tetap, memiliki status karyawan
tetap (bukan kontrak), telah berkeluarga, memiliki tempat
tinggal sendiri.
2. Melakukan kerjasama dengan instansi / perusahaan lain
tempat karyawan tersebut bekerja (pembayaran angsuran
tiap bulan melalui pemotongan gaji).
3. Jika bukan karyawan, minimal harus memiliki usaha yang
jelas, berapa lama sudah menjalankan usaha tersebut.
4. Hindari jenis usaha atau pekerjaan yang riskan atau
beresiko tinggi untuk kelancaran pembayaran kredit ke
depannya (harus selektif terhadap calon pembeli secara
kredit).
ANALISIS TERHADAP CALON PEMBELI
Analisis Kredit adalah suatu kegiatan analisa / penilaian
berkas / data dan juga berbagai aspek yang mendukung
(yang diajukan pemohon kredit), sebagai dasar pertimbangan
pengambilan keputusan apakah permohonan kredit tersebut
diterima atau ditolak.
Dalam pelaksanaan penilaian kredit, harus selalu
mempertimbangkan berbagai hal penting, agar kredit yang
akan dipinjamkan dapat memiliki manfaat dan tidak
merugikan kedua belah pihak dimasa depan.
Beberapa pertimbangan tersebut, antara lain :
1. Keamanan kredit (safety), harus benar-benar diyakini bahwa
kredit tersebut dapat dilunasi.
2. Terarahnya tujuan penggunaan kredit (suistability), yaitu
bahwa kredit akan digunakan untuk tujuan yang positif.
3. Menguntungkan (profitable) bagi kedua belah pihak,
BAB 9
MANAJEMEN PERSEDIAAN
(INVENTORY MANAGEMENT)
Widya jati lestari
Persediaan (inventory) merupakan aktiva
perusahaan yang selalu dalam keadaan
berputar, dimana secara terus menerus
mengalami perubahan.
Persediaan
membentuk
hubungan antara
produksi dan
penjualan produk
Ketepatan perencanaan persediaan menjadi sangat
bergantung pada keakuratan perusahaan dalam
meramalkan penjualannya pada tahun-tahun
mendatang.
Persediaan dikelompokkan menjadi :Bahan Baku (inventory of
raw material)
Barang dalam proses
(inventory of worl in process)
Barang jadi (inventory of finished goods)
MENETAPKAN
PERSEDIAAN
Kesalahan dalam menetapkan persediaan dapatberakibat fatal, suatu contoh :
Persediaan terlalu kecil
Hilangnya kesempatan ; untuk menjual –
memperoleh laba
Persediaan terlalu besar
Adanya biaya besar ; memperkecil laba –
memperbesar resiko
TUJUAN PERSEDIAAN
Menghilangkan risiko keterlambatan datangnya
barang/bahan yang dibutuhkan perusahaan.
Menghilangkan risiko dari bahan/barang yang
dipesan berkualitas tidak baik, sehingga harus
dikembalikan.
Memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan
sebaik-baiknya, sehingga memberikan jaminan
ketersediaan barang.
Menyediakan persediaan yang
dibutuhkan untuk menyokong operasi
perusahaan dengan biaya minimum
a. Keuntungan meningkatkan persediaan
Perusahaan dapat :
1. Mempengaruhi ekonomi produksi
2. Mempengaruhi pembelian
3. Dapat memenuhi pesanan dengan lebih
cepat
b. Kerugian adanya persediaan
1. Biaya penyimpanan
2. Biaya pemindahan
3. Pengembalian modal yang tertanam
dalam bentuk persediaan
BIAYA PERSEDIAAN
Biaya yang berhubungan dengan persediaan
a.Biaya penyimpanan persediaan
(carrying cost)
b.Biaya pengadaan persediaan (orderingcost)
c.Biaya akibat kekurangan persediaan
TOTAL BIAYA PERSEDIAAN
TIC = TCC + TOC
atau
TIC = C. P. ( Q / 2 ) + F. ( S / Q)
KUANTITAS PEMESANAN
YANG OPTIMAL
• Dalam penentuan persediaan yang optimaldapat digunakan model kuantitas pemesananyang ekonomis : Economic Ordering QuantityModel = EOQ
• EOQ adalah Kuantitas persediaan yang optimalatau yang menyebabkan biaya persediaanmencapai titik terendah
• Model EOQ adalah Suatu rumusan untukmenentukan kuantitas pesanan yang akanmeminimumkan biaya persediaan.
DUA DASAR KEPUTUSAN
DALAM MODEL EOQ
Berapa jumlah bahan
mentah yang harus dipesan
pada saat bahan tersebut
perlu dibeli kembali –
(Replenishment cycle)
Kapan perlu
dilakukan
pembelian kembali
– (reorder point)
ASUMSI MODEL EOQ• Jumlah kebutuhan bahan mentah sudah
dapat ditentukan lebih dahulu secara pastiuntuk penggunaan selama satu tahunatau satu periode
• Penggunaan bahan selalu pada tingkatyang konstan secara kontinyu
• Pesanan persis diterima pada saat tingkatpersediaan sama dengan nol atau diatassafety stock
• Harga konstan selama periode tersebut
PEMESANAN ULANG –
REORDER POINT• Titik dimana pemesanan harus
dilakukan lagi untuk mengisi
persediaan
• Titik pemesan ulang
• = Waktu tunggu x tingkat
penggunaan
PERSEDIAAN PENGAMAN –
SAFETY STOCKS
• Persediaan tambahan yang dimiliki untukberjaga-jaga terhadap perubahan tingkatpenjualan atau kelambatan produksi /pengiriman.
• Maka
• Persediaan awal = EOQ + Safety stock
• Persediaan rata – rata
= ( EOQ / 2 ) + safety stock
MENENTUKAN BESARNYA
SAFETY STOCK
• Faktor pengalaman
• Faktor dugaan
• Biaya
• Keterlambatan
Contoh :
Penggunaan per hari 15 Kg
Keterlambatan pengiriman 10
Hari
Maka besarnya safety stock
= 10 x 15 Kg
= 150 Kg
MODEL EOQ
EOQ =
CONTOH KASUS
• Perusahaan A penjualan 2,6 juta kg terigu, biaya
pemesanan $ 5000, biaya penyimpanan 2 % dari harga
beli dan harga beli $ 5 /kg.
• Persediaan pengaman 50.000 kg dan waktu pengiriman
2 minggu dan setiap pemesanan terigu harus dengan
kelipatan 2000 kg.
BESARNYA EOQ
EOQ =
( 2 x 5.000 x 2.600.000) / (0.02 x 5 )
= 509902 Kg
= 510.000 Kg
2. F.S
C.P
PEMESANAN ULANG
• Penggunaan per minggu
= ( 2.600.000 / 52 ) = 50.000 Kg
• Titik pemesan ulang
= Waktu pengiriman + safety stock
= (2 minggu x 50.000) + 50.000
= 100.000 + 50.000
= 150.000 Kg
PEMESANAN DALAM SATU
TAHUN
• Pemesanan dalam satu tahun
= ( 2.600.000 / 510.000 )
= 5,098 kali atau 72 hari
= 10 minggu
• Tingkat Pemakaian per hari
= ( 2.600.000 / 365 )
= 7.123, 287 Kg atau 7.124 Kg
BIAYA
PENYIMPANAN
• TCC = C. P. A atau TCC = C.P. (Q/2)
• TCC
= (0,02) x ( $ 5) x (510.000 / 2)
= 0,1 x 255.000
= $ 25.500
BIAYA PEMESANAN
TOC = F. ( S / Q )
TOC
= $ 5000 x ( 2.600.000 / 510.000 )
= $ 5000 x (5,098)
= $ 25.490,20
Widya Jati Lestari
Manajemen Kas (Cash Management)
Topik Bahasan
1. Motif Memegang Kas
2. Menentukan target saldo kas
3. Anggaran Kas (mengelola pengumpulan
dan pengeluaran kas)
4. Menginvestasikan Idle Cash
Motif Memegang Kas
Motif transaksi, motif berjaga – jaga dan motif
spekulasi
Anggaran (cash budget) : cash receipt, cash disbursement,cash balance
Menentukan Target Saldo Kas
The Baumol Model
The Miller-Orr Model
Faktor lain yang mempengaruhi target saldo kas
The Baumol Model
Time
C
2
C
1 2 3
F = fixed cost dari menjual sekuritas untuk memperoleh kas
T = Total jumlah kas baru yang dibutuhkan
K = opportunity cost memegang kas, adalah tingkat bunga.
Jika kita mulai dari $C,
mengeluarkan pada tingkat
yang konstan tiap periode dan
mengganti kas dengan $Cketika kekurangan kas, rata-rata
saldo kas adalah: .
opportunity cost dari
memegang adalah
2
C
KC
2
2
C
The Miller-Orr Model
Perusahaan membiarkan saldo kas untuk bergerak secara acak
di antara batas kendali atas dan bawah.
$
Time
Ketika saldo kas menyentuh batas kendali atas, H, kas diinvestasikan di tempat lain untuk mencapai target saldo kas Z.
Ketika kas menyentuh batas kendali bawah, L, investasi dijual untuk memperoleh kas agar mencapai target saldo kas.
H
Z
L
pinjaman
Melakukan pinjaman sepertinya lebih mahal dibandingkan
menjual surat berharga
Kebutuhan untuk meminjam akan tergantung pada keinginan
manajemen untuk memegang saldo kas.
Saldo Kompensasi
Perusahaan mempunyai kas di bank sebagai kompensasi untuk
pelayanan bank.
Perusahaan besar memiliki ribuan accounts dengan beberapa
lusin bank—kadang hal ini membuat lebih masuk akal untuk
membiarkan kas daripada mengelola tiap account secara harian.
Faktor Lain yang Mempengaruhi Target Saldo
Kas
ANGGARAN KAS / CASH BUDGET
Merupakan skedul yang menyajikan perkiraan aliran
kas masuk dan kas keluar selama periode tertentu.
Fokus anggaran meliputi :
1. Penerimaan kas yang direncanakan (cash receipt)
2. Pengeluaran kas yang direncanakan (cashdisbursement)
3. Saldo kas (cash balance)
Investing Idle Cash Sebuah perusahaan dengan kas berlebih dapat menempatkan
pada pasar uang.
Beberapa perusahaan besar dan yang kecil menggunakan pasar
uang reksadana.
Perusahaan mempunyai kas berlebih untuk tiga alasan:
Aktifitas yang musiman atau siklus
Pengeluaran yang direncanakan
Bermacam jenis sekuritas pasar uang.
LATIHAN SOAL ! Terima Kasih
BAB 12
PENGANGGARAN MODAL
(CAPITAL BAGDETING)
Perputaran Dana yang
Diinvestasikan dalam Aktiva
Perbedaan antara investasi dalam aktiva tetap
dan aktiva lancar adalah terletak dalam soal
“Waktu dan Cara Perputaran” dana yang
tertanam di dalamnya.
Kas Aktiva Lancar Kas
Aktiva Tetap Kas
by widyajatilestari
Depresiasi
Depresiasi
Depresiasi
Depresiasi
Depresiasi
Capital BudgetingKeseluruhan proses perencanaan dan pengambilan keputusan mengenai pengeluaran dana dimana jangka waktu kembalinya dana tersebut melebihi waktu satu tahun.
Capital Budgeting meliputi :
1. Penyediaan rencana investasi
2. Taksiran Arus kas yg akan dihasilkan dr rencana tsb
3. Penilaian terhadap arus kas
4. Seleksi proyek berdasarkan kriteria tertentu
5. Evaluasi kembali secara berkesinambungan thdp proyek investasi
by widyajatilestari
Arti Penting Capital Budgeting1. Dana yang dikeluarkan akan terkait untuk jangka waktu
yang panjang. Berarti perusahaan harus menunggu
selama waktu yang panjang sampai keseluruhan dana
yang tertanam dapat diperoleh kembali oleh
perusahaan.
2. Kesalahan dalam mengadakan “forecasting” akan
mengakibatkan adanya over atau under-investment
dalam aktiva tetap.
3. Pengeluaran dana untuk keperluan tersebut biasanya
meliputi jumlah yang besar. Jumlah dana yang besar
tidak dapat diperoleh dalam waktu yang pendek, jadi
harus dibuat rencana yang hati-hati dan teliti.
4. Kesalahan dalam pengambilan keputusan mengenai
pengeluaran modal tersebut akan mempunyai akibat
yang panjang dan berat. Kesalahan dalam pengambilan
keputusan dibidang ini tidak dapat diperbaiki tanpa
by widyajatilestari
Usul-usul Investasi dan
Pemilihan Alternatif
1. Investasi penggantian
suatu aktiva yang sudah usang harus diganti dengan aktiva yang baru kalau produksi akan tetap dilanjutkan.
2. Investasi penambahan kapasitas
usul penambahan mesin atau pembukaan pabrik baru.
3. Investasi penambahan jenis produk baru
4. Investasi lain-lain
investasi untuk pemasangan alat pemanas, alat pendingin, dll dimaksudkan untuk dapat meningkatkan moral para karyawan.
by widyajatilestari
Cash Flow
Harus dihitung dg teliti dan hati-hati, utk
menentukan investasi tsb layak atau tidak.
Tiga macam aliran cash flow :
1. Initial Cash flow
2. Operating Cashflow
3. Terminal Cashflow
by widyajatilestari
Metode penilaian usul-usul investasi :
1. PayBack period (PBP)
2. Net present value (NPV)
3. Internal rate of return (IRR)
4. Profitability Index (PI)
5. Accounting rate of return (ARR)
by widyajatilestari
Payback period
Suatu periode yang diperlukan untuk dapat
menutup kembali pengeluaran investasi
dengan menggunakan “proceeds” atau aliran
kas neto (net cash flows). Proceeds (laba neto
+ penyusutan)
PBP = Capital Outlays x 1 tahun
Proceeds
Contoh menghitung Payback period :
jumlah investasi Rp 45.000,00
jumlah proceeds tahunan Rp 22.500,00
by widyajatilestari
Tahun 21th 22.500,00 Rp
45.000,00 RpPeriodPayback
Ada usul investasi dalam suatu proyek yang membutuhkan investasi sebesar Rp120.000,00 yang diperkirakan mempunyai proceeds selama usianya seperti yang nampak dibawah ini.
Pola proceeds (lab neto sesudah pajak/ EAT + depresiasi).
Tahun Proceeds :
1 ................ Rp60.000,00
2 ................ Rp50.000,00
3 ................ Rp40.000,00
4 ................ Rp30.000,00
5 ................ Rp20.000,00
6 ................ Rp10.000,00
Dapat dihitungan cara :
Jumlah investasi Rp120.000,00
Proceeds tahun ke-1 Rp 60.000,00
Rp 60.000,00
Proceeds tahun ke-2 Rp 50.000,00
Investasi yang belum tertutup sesudah akhir tahun
ke-2 (dua) Rp 10.000,00
Proceeds tahun ke-3 sebesar Rp40.000,00 padahal dana yang dibutuhkan untuk menutup kekurangan investasi sebesar Rp10.000,00. Ini berarti bahwa waktu yang diperlukan untuk memperoleh dana sebesar Rp10.000,00 dalam jangka waktu ke-3 yaitu :
= 3 bulan
Dengan demikian maka payback period dari investasi yang di usulkan itu adalah 2tahun 3 bulan
(sampai 3 tahun). by widyajatilestari
bulan12000.40
000.10
Metode Net Present Value (NPV) : mengakomodasi nilai
waktu uang dalam suatu investasi. Ini merupakan
metode untuk mencari selisih antara nilai sekarang dari
aliran kas neto (proceeds) dari suatu investasi (outlays).
Contoh soal :
Jumlah investasi = Rp45.000,00
Proceeds tahunan selama 3 tahun = Rp22.500,00
Discount Rate 10%
PV dari “proceeds” = = Rp
55.958,00
PV dari “outlays” = Rp 45.000,00
Net present value = Rp 100.958,00
by widyajatilestari
00,500.22487,2 2 Rp
Perhitungan NPV atas dasar “discount rate” 10%
TahunDF
10%Proceeds
PV
Dari proceeds
1
2
3
4
5
6
0,909
0,826
0,751
0,683
0,621
0,564
Rp60.000,00
Rp50.000,00
Rp40.000,00
Rp30.000,00
Rp20.000,00
Rp10.000,00
Rp 54.540,00
Rp 41.300,00
Rp 30.040,00
Rp 20.490,00
Rp 12.420,00
Rp 5.640,00
PV dari Proceeds
PV dari outlays
NPV
Rp 164.430,00
Rp 120.000,00
Rp + 44.430,00
by widyajatilestari
Rumus NPV :
Dari contoh diatas dapat jugadihitung dengan
cara :
Dari contoh diatas dapat dihitung “Profitability
index nya” :
by widyajatilestari
n
t
tk
At
esmentinitialinv0
)1(NPV
00,430.44
)10.1(
000.30
)10.1(
000.20
)10.1(
000.30
)10.1(
000.40
)10.1(
000.50
)10.1(
000.60000.120
65432
Rp
NPV
37,1120.000,00 Rp
164.430,00 Rp(PI)Index ity Profitabil
Profitability Index(PI) atau Benefit Cost of Ratio :
merupakan metode yg memiliki hasil keputusan
sama dg metode NPV. Artinya jika suatu proyek
investasi dpt diterima dg menggunakan NPV
maka akan diterima pula jika dihitung dg
menggunakan PI.
Rumus : Total PV of ProceedsInitial outlays
by widyajatilestari
Metode Internal Rate of Return” (yield Method)
Merupakan penilaian investasi dg mencari tingkat bunga (discount rate) yg
menyamakan nilai sekarang dari aliran kas neto (present value of proceeds)
dan investasi (initial outlays).
Perhitungan NPV atas dasar tingkat bunga 20% dan 30%
by widyajatilestari
Tahun ProceedsTingkat bunga 20% Tingkat bunga 30%
DF PV DF PV
1
2
3
4
5
6
Rp
60.000
50.00
0
40.00
0
30.00
0
20.00
0
10.00
0
0,833
0,694
0,579
0,482
0,402
0,335
Rp
49.980
34.70
0
23.16
0
14.46
0
8.040
3.350
0,770
0,592
0,455
0,350
0,269
0,207
Rp
46.200
29.60
0
18.20
0
10.50
0
5.400
2.070
PV of Proceeds Rp 133.690 Rp 111.970
PV of Outlays Rp 120.000 Rp 120.000
Metode Accounting Rate of Return
Keunggulan :
Mudah dimengerti.
Perhitungannya menggunakan data accounting yang sudah
tersedia, sehingga tidak memerlukan perhitungan tambahan.
Sesudah dihitung lalu dicocokan dengan minimum accounting
rate of return.
Kelemahan :
Tidak memperhatikan “time value of money”
Menitikberatkan pada masalah accounting, dan kurang
memperhatikan data cash flows dari investasi yang bersangkutan.
Merupakan pendekatan jangka pendek dengan menggunakan
angka rata-rata yang menyesatkan.
Kurang memperhatikan panjangnya jangka waktu investasi
by widyajatilestari
100%investment initial
EAT return of rate Accounting
Pencatuan Modal (Capital Rationing)
Yaitu pemilihan usulan investasi dg melihat terbatasnya modal yg tersedia, ini terjadi ketika perusahaan dihadapkan pd pilihan beberapa usulan investasi yg menghasilkan return yg berbeda – beda, sedangkan perusahaan memiliki keterbatasan dana yg akan digunakan untuk investasi tsb.
Contoh :
Dana investasi yang disediakan untuk tahun tersebut sebesar Rp1.700.000,00. dari data itu kita akan mempunyai berbagai kombinasi usulan investasi dengan NPV-nya sebagai berikut : by widyajatilestari
Usulan InvestasiDana Investasi yang
Diperlukan (Outlay)Profitability Index
4
3
6
2
5
1
Rp 1.400.000,00
Rp 500.000,00
Rp 800.000,00
Rp 700.000,00
Rp 400.000,00
Rp 600.000,00
1,18
1,17
1,16
1,16
1,14
1,10
Alternatif I
kombinasi dari usulan investasi 3,6 dan 5 yang memerlukan dana
sebesar Rp500.000,00+Rp800.000,00+Rp400.000,00 =
Rp1.700.000,00 dengan keseluruhan NPV :
Usulan 3 Rp 500.000,00 (1,17-1,0) = Rp 85.000,00
6 Rp 800.000,00 (1,16-1,0) = Rp 128.000,00
5 Rp 400.000,00 (1,14-1,0) = Rp 56.000,00
Rp 1.700.000,00 Total NPV Rp 269.000,00
Alternatif IIKombinasi dari usul-usul investasi 6 dan 2 yang memerlukan
dana investasi Rp800.000,00+Rp700.000,00=Rp1.500.000,00.
Usulan 6 Rp 800.000,00 (1,16-1,0) = Rp 128.000,00
2 Rp 700.000,00 (1,16-1,0) = Rp 112.000,00
Rp1.500.000,00 Total NPV Rp 240.000,00
by widyajatilestari
TERIMA KASIH
by widyajatilestari
Terima kasih
by widyajatilestari
BAB XIV
ANALISIS TITIK IMPAS
By widyajatilestari
Pengertian Titik Impas (Break Even Point – BEP)
Break Even Point (BEP) adalah suatu keadaan dimana
perusahaan didalam operasinya tidak memperoleh
keuntungan (laba) dan tidak menderita kerugian.
Analisis BEP adalah suatu analisa untuk menentukan tingkat
penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan, agar
perusahaan tersebut tidak menderita kerugian dan juga
belum memperoleh keuntungan.
Fungsi Analisis BEP
Rumus BEP/analisis break even point (Analisis titik
impas) digunakan untuk menentukan hal-hal seperti:
• Jumlah penjualan minimum yang harus
dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami
kerugian. Jumlah penjualan minimum ini berarti
juga jumlah produksi minimum yang harus dibuat.
• Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk
memperoleh laba yang telah direncanakan atau
dapat diartikan bahwa tingkat produksi harus
ditetapkan untuk memperoleh laba tersebut.
• Mengukur dan menjaga agar penjualan dan
tingkat produksi tidak lebih kecil dari BEP.
• Menganalisis perubahan harga jual, harga pokok
dan besarnya hasil penjualan atau tingkat produksi.
Manfaat Break Even Point
Berikut beberapa manfaat dari Break Even Point :
• Sebagai alat dalam perencanaan untuk menghasilkan laba
• BEP menyediakan informasi tentang berbagai tingkat jumlah volume suatu penjualan dan hubungannya dengan potensi mendapatkan laba berdasarkan tingkat volume penjualan yang bersangkutan
• Untuk mengevaluasi laba entitas secara keseluruhan.
• Mengganti tebalnya sistem laporan dengan grafik yang sangat mudah dibaca atau pun dimengerti.
Komponen BEP :
Biaya yg diperhitungkan adalah biaya total yg terdiri atas biaya tetap dan biaya variabel.
• Biaya tetap /fix cost = merupakan biaya yg selalu tetap untuk seluruh jumlah barang yg dihasilkan.
• Biaya variabel / variabel cost = biaya yg besarnya berubah-ubah sesuai dg perubahan volume (jumlah) barang yg dihasilkan atau diproduksi. Karena itu biaya ini merupakan fungsi dari kuantitas barang yg diproduksi.
• Q (quantitas) = Jumlah unit produksi
• P (price) = harga per unit produksi
B. MENENTUKAN BEP
1. Secara Grafik
Grafik BEP
2. MENENTUKAN BEP MATEMATISUntuk menentukan posisi BEP secara matematis
dapat dicari formula untuk mencari atau menentukan
BEP rupiah dan BEP unit :
BEP terjadi pada saat TR = TC
TR = hrg perunit x quantitas = P x Q
TC = biaya tetap + biaya variabel = FC + VC
VC = biaya variabel perunit x kuantitas,
karena TR = TC maka : P/u . Q = FC + VC/u.Q
P/u . Q – VC/u.Q = FC
Q(P/u – VC/u) = FC
BEP rupiah
BEP unit
Contoh :
Sebuah perusahaan sepeda, menjual produknya
dengan harga Rp. 50.000,- perusahaan tsb memiliki
biaya tetap tahunan sebesar Rp. 700.000,- dan biaya
variabel Rp. 30.000,- per unit berapapun volume yg
dijual. Hitung break even point !
BEP unit = FC/(P-VC)
= Rp. 700.000,-/(Rp. 50.000,- - Rp. 30.000,-)
= 35 unit
BEP rupiah = FC : (1 – VC/P)
= Rp. 700.000,- : (1 – Rp. 30.000,-/Rp.
50.000,-)
= Rp. 700.000,- : 0.4
= Rp. 1.750.000,-
Terima Kasih
See you later