Manajemen keperawatan

33
MANAJEMEN KEPERAWATAN A. KONSEP MANAJEMEN KEPERAWATAN Manajemen keperawatan adalah proses pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa aman kepada pasien, keluarga dan masyarakat. (Gillies, 1989). Kita ketahui disini bahwa manajemen keperawatan adalah suatu tugas khusus yang harus dilaksanakan oleh pengelola keperawatan untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan serta mengawasi sumber – sumber yang ada, baik sumber daya maupun dana sehingga dapat memberikan pelayanan keperawatan yang efektif baik kepada pasien, keluarga dan masyrakat. Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan di organisasi.Sedangkan Manajemen Keperawatan adalah : proses bekerja melalui anggota staff keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara professional. Proses Manajemen Keperawatan sejalan dengan proses keperawatan sebagai suatu metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara professional, sehingga diharapkan keduanya saling menopang.Sebagaiman yang terjadi di dalam proses keperawatan, di dalam Manajamenen Keperawatan-pun terdiri dari Pengumpulan data, identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil.Karena Manajemen Keparawatan mempunya kekhususan terhadap mayoritas tenaga daripada seorang pegawai, maka setiap tahapan di dalam proses manajemen lebih rumit jika dibandingkan dengan proses keperawatan. B. FUNGSI MANAJEMEN KEPERAWATAN

Transcript of Manajemen keperawatan

Page 1: Manajemen keperawatan

MANAJEMEN KEPERAWATAN

A. KONSEP MANAJEMEN KEPERAWATAN

Manajemen keperawatan adalah proses pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui

upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa aman

kepada pasien, keluarga dan masyarakat. (Gillies, 1989).

Kita ketahui disini bahwa manajemen keperawatan adalah suatu tugas khusus yang harus

dilaksanakan oleh pengelola keperawatan untuk merencanakan, mengorganisasikan,

mengarahkan serta mengawasi sumber – sumber yang ada, baik sumber daya maupun dana

sehingga dapat memberikan pelayanan keperawatan yang efektif baik kepada pasien, keluarga

dan masyrakat.

Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam menjalankan

suatu kegiatan di organisasi.Sedangkan Manajemen Keperawatan adalah : proses bekerja melalui

anggota staff keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara professional.

Proses Manajemen Keperawatan sejalan dengan proses keperawatan sebagai suatu metode

pelaksanaan asuhan keperawatan secara professional, sehingga diharapkan keduanya saling

menopang.Sebagaiman yang terjadi di dalam proses keperawatan, di dalam Manajamenen

Keperawatan-pun terdiri dari Pengumpulan data, identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan

dan evaluasi hasil.Karena Manajemen Keparawatan mempunya kekhususan terhadap mayoritas

tenaga daripada seorang pegawai, maka setiap tahapan di dalam proses manajemen lebih rumit

jika dibandingkan dengan proses keperawatan.

B. FUNGSI MANAJEMEN KEPERAWATAN

Adalah suatu proses menetapkan tujuan dan sasaran, menentukan pilihan-pilihan tindakan

yang akan dilakukan, dan mengkaji cara terbaik untuk mencapai tujuan masa depan yang telah

ditetapkan sebelumnya (Amirullah & Budiyono, 2004)

Hierarki perencanaan

a) VISI

Visi yang dimaksudkan adalah perawat/ manajer keperawatan harus mempunyai suatu

pandangan dan pegetahuan yang luas tentang menejemen dan proses perubahan yang terjadi saat

ini dan yang akan datang yaitu tentang penduduk, social ekonomi, politik yang akan berdampak

terhadap pelayanan kesehatan

b) MISI

Misi diartikan sebagai suatu langkah-langkah nyata dari profesi keperawatan dalam

melaksanakan visi yang telah ditetapakan, yaitu menjaga dan mengawasi suatu proses

profesionalisasi keperawatan agar terus berjalan dan berkesinambungan.

Page 2: Manajemen keperawatan

Menyediakan asuhan keperawatan yang efektif ndan efisien dalam membantu kesehatan pasien

yang optimal setelah pulang dari rumah sakit

Membantu mengembangkan dan mendorong suasana yang kondusif bagi pasien dan staf

keperawatan/ non keperawatan.

Mengajarkan, mengarahkan dan membantu kegiatan profesional keperawatan

Turut serta dan bekerjasama dengan semua anggota tim kesehatan yang ada dirumah sakit

C. FILOSOFI

Filosofi keperawatan adalah pernyataan keyakinan tentang keperwatan dan manifestasi

dari nilai-nilai dalam keperawatan yang digunakan untuk berfikir dan bertindak ( chity.1997).

filosofi keperawatan di bangun di atas kepercayaan tentang manusia, lingkungan, kesehatan dan

keperawatan sebagaimana terdapat dalam paradigm keperawatan. Dari filosofi tersebut, maka

dalam manajemen keperawatan juga menekankan terhadap pasien, ketenagan, peralatan,

administrasi dan yang berhubungan dengan pengelolaan organisasi keperawatan.

Total Quality Management (TQM) menurut W. Edwards Deming (2002) adalah suatu

dasar filosofi manajemen, karakteristik filosofi tersebut meliputi :

Institusi diberikan keleluasaan kewenangan dalam menentukan tujuan yang hendak dicapai dan

staf mempunyai otonomi dalam pengambilan keputusn tentang tugas yang diemban

Institusi diajarkan untuk membuat keputusan dalam meningkatkan kualitas kerja dan

produktivitas kerja.

Penekanan TQM adalah memonitor kualitas dimana secara terus-menerus mengumpulkan

data dengan pendekatan ilmiah ke arah peningkatan kualitas.

Rencana strategis untuk masa depan dapat melalui pembentukan suatu komitmen tentang

kualitas dan produktivitas.

D. GOALS

Penetapan goals dan tujuan jangka panjang bagi organisasi mempunyai dua maksud yang

mendasar :

Memberikan arah yang jelas bagi pihak manajemen dalam melakukan tindakan saat ini untuk

mengantisipasi berbagai kemungkinan di masa yang akan datang.

Seorang manajer akan selalu mempertimbangkan dan tindakan yang akan dilakukan saat ini

terhadap kepentingan organisasi di masa yang akan datang.

E. TUJUAN KHUSUS (OBJECTIVE)

Penetapan tujuan jangka pendek adalah sebagai upaya memperjelas target pencapaian

organisasi .berarti dalam hal ini juga menunjukkan laju atau kecepatan organisasi mencapai

tingkat kinerja yang ditetapkan.

Page 3: Manajemen keperawatan

F. KEBIJAKAN

1. Kebijakan hogwood & gunn (dalam Sunggono, 1994 15-20)

2. Kebijakan sebagai merek sebagai suatu bidang kegiatan tertentu

3. Kebijakan suatu pernyataan mengenai tujuan umum atau keadaan tertentu yang

dikehendaki

4. Kebijakan sebagai usulan-usulan khusus

5. Kebijakan sebagai keputusan pemerintah

6. Kebijakan sebagai bentuk pengeshan formal

7. Kebijakan sebagai program

8. Kebijakan sebagai keluaran

9. Kebijakan sebagai hasil akhir

10. Kebijakan sebagai suatu teori atau model

11. Kebijakan sebagai proses

G. ORGANIZING

a. Jenis -jenis struktur organisasi

1. Organisasi Lini

Dalam organisasi lini ini pendelegasian wewenang dilakukan secara vertikal melalui

garis terpendek dari seorang atasan kepada bawahanya.Pelaporan tanggungjawab dari

bawahan kepada atasannya juga dilakukan melalui garis vertikal yang terpendek.Perintah-

perintah hanya diberikan seorang atasan saja dan pelaporan tanggung jawab kepada atasan

bersangkutan.

2. Organisasi lini dan staf

Organisasi ini merupakan kombinasi dari organisasi lini dan organisasi

fungsional.kombinasi ini dilakukan dengan cara memanfaatkan kebaikan-kebaikanya dan

meniadakan keburukan-keburukanya. Asas kesatuan komando tetap dipertahankan dan

pelimpahan wewenang berlangsung secara vertikal dari puncak pimpinan kepada

pimpinan dibawahnya, puncak pimpinan tetap sepenuhnya berhak menetapkan

keputusan, kebijaksanaan, dan merealisasikan tujuan perusahaan.

3. Organisasi komite

Organisasi ini merupakan suatu organisasi yang masing-masing anggota mempunyai

wewenang yang sama dan pimpinanya kokektif. Organisasi komite mengutamakan pimpinan,

artinya dalam organisasi ini terdapat pimpinan “kolektif presidium” dan komite ini bersifat

manajerial.

Page 4: Manajemen keperawatan

H. Metode Fungsional

Model fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam pengelolaan asuhan keperawatan.

System ini mempunyai kelebihan dan kekurangan sbagai berikut :

Kelebihan :

Menerapkan manajemen klasik yang menekankan efisiensi, pembagian tugas yang

jelas, dan pengawasan yang baik.

Perawat senior menyibukkan diri dengan tugas manajerial, sedangkan perawatan

pasien diserahkan kepada perawat junior dan atau perawat yang belum berpengalaman.

Sangat cocok untuk ruumah sakit yang kekurangan tenaga.

Kelemahan :

Tidak memberikan kepuasan pada pasian maupun perawat.

Pelayanan keperawatan terpisah – pisah, tidak dapat menerapkan proses keperawatan .

Persepsi perawat cenderung kepada tindakan yang berkaitan dengan keterampilan saja.

Metode fungsional

Peran Kepala Ruang, Perawat Staf, Perawat Pelaksana Dan Perawat Pembantu Dalam

Metode Fungsional

Kepala Ruangan, tugasnya :

Merencanakan pekerjaan

menentukan kebutuhan perawatan pasein

membuat penugasan

melakukan supervise

menerima instruksi dokter.

Perawat staf :

Melakukan askep langsung pada pasien

Membantu revisi askep yang diberikan oleh pembantu tenaga keperawatan.

Perawat Pelaksana :

Melaksanakan askep langsung pada pasien dengan askep sedang

Melaksanakan askep pasein dalam masa pemulihan kesehatan

Melaksanakan askep pada pasein dengan penyakit kronik dan membantu tindakan

sederhana (ADL).

Pembantu Perawat :

Membantu pasien dengan melaksanakan perawatan mandiri untuk mandi

Membantu perawat untuk membenahi tempat tidur

Membantu membagikan alat tenun bersih.

Page 5: Manajemen keperawatan

Metode Tim

Model ini menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang berbeda – beda, dalam

memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat ruang dibagi menjadi

2-3 tim/grup yang terdiri atas tenaga rofessional, tenaga teknis, dan pembantu dalam satu

grup kecil yang saling membantu.

Kelebihan :

Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh.

Menduung pelaksanaan proses keperawatan.

Memungkinkan komunikasi antar tim, sehingga konflik mudah diatasi dan member

kepuasan kepeda anggota tim.

Kelemahan :

Komunikasi antar anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk konferensi tim, yang

biasanya membutuhkan waktu karena sulit untuk melaksanakannya pada waktu – waktu

sibuk.

Metode Tim

Peran Kepala Ruangan, Ketua Tim Dan Perawat Pelaksana Dalam Metode Tim

Peran Kepala Ruang dalam tahap:

1. Pengkajian : Mengidentifikasi masalah terkait fungsi manajamen

Perencanaan

2. Fungsi perencanaan dan fungsi ketenagaan

Menentukan atau membagi Tim

Mengikuti serah terima klien

Mengidentifikasi tingkat ketergantungan

Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan aktifitas dan kebutuhan

klien

Merencanakan strategi pelaksanaan keeperawatan

Merencanakan logistik ruangan/failitas ruangan

Melakukan pendokumentasian

3. Implementasi

Fungsi pengorganisasian

Merumuskan system penugasan

Menjelaskan rincian tugas ketua Tim.

Menjelaskan rentang kendali di ruang rawat

Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan diruang rawat

Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan/fasilitas ruangan

Mengatur dan mengendalikan situasi lahan praktik

Mendelegasikan tugas kepada ketua Tim

Fungsi pengarahan:

Page 6: Manajemen keperawatan

Memberikan pengarahan kepada ketua Tim

Memberikan motivasi dalam meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap anggota

Tim

Memberi pujian kepada anggota Tim yang melaksanakan tugas dengan baik

Membimbing bawahan

Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim

Melakukan supervisi

Memberikan informasi tentang hal-hal yang berhubungan dengan yankep diruangan

Melakukan pelaporan dan pendokumentasian

I. Evaluasi

1. Fungsi pengendalian:

Mengevaluasi kinerja katim

Memberikan umpan balik pada kinserja katim

Mengatasi masalah di ruang rawat dan menetapkan tidak lanjut

Memperhatikan aspek legal dan etik keperawatan

Melakukan pelaporan dan pendokumentasian

Peran Ketua Tim dalam tahap

1. Pengkajian : mengumpukan data kesehatan klien

2. Perencanaan :

Fungsi perencanaan dan ketenagaan:

Bersama Karu melaksanakan serah terima tugas

Bersama karu melaksanakan pembagian tugas

Menyusun rencana asuhan keperawatan

Menyiapkan keperluan untuk melaksanakan asuhan keperawatan

Melakukan ronde keperawatan bersama kepala ruangan

Mengorientasikan klien baru pada lingkungan

Melakukan pelaporan dan pendokumantasian

3. Implementasi

Fungsi pengorganisasian:

Menjelaskan tujuan pengorganisasian tim keperawatan

Membagi pekerjaan sesuai tingkat ketergantungan pasien

Membuat rincian tugas anggota tim dalam keperawatan

Mampu mengkoordinir pekerjaan yang harus dilakukan bersama tim kesehatan lain

Mengatur waktu istirahat anggota tim

Mendelegasikan proses asuhan keperawatan pada anggota tim

Melakukan pelaporan dan pendokumentasian

Page 7: Manajemen keperawatan

Fungsi pengarahan:

Memberikan pengarahan kepada anggota tim

Memberikan bimbingan pada anggota tim

Memberikan infromasi yang berhubungan dengan askep

Mengawasi proses pemberian askep

Melibat anggota tim sampai awal dan akhir kegiatan

Memberikan pujian/motivasi kepada anggota tim

Melakukan pelaporan dan pendokumentasian

4. Evaluasi:

Fungsi pengendalian:

Mengevaluasi asuhan keperawatan

Memberikan umpan balik pada pelaksana

Memperhatikan aspek legal dan etik

Melakukan pelaporan dan pendokumantasian

Peran pelaksana dalam tahap

Pengkajian : mengkaji kesiapan klien dan diri sendiri Untuk melaksanakan asuhan

keperawatan.

1. Perencanaan:

Fungsi perebncanaan dan ketenagaan:

Bersama Karu mengadakan serah terima tugas

Menerima pembagian tugas dari katim

Bersama katim menyiapkan keperluan untuk melaksanakan asuhan keperawatan

Mengikuti ronde keperawatan

Menerima klien baru

Implementasi

Fungsi pengorganisasian:

Menerima penjelasan tujuan pengorganisasian tim

Menerima pembagian tugas

Melaksanakan tugas yang diberikan oleh katim

Melaksanakan program kolaborasi dengan tim kesehatan lain

Menyesuiakn waktu istirahat dengan anggota tim lainnya

Melaksanakan asuhan keperawatan

Menunjang pelaporan, mencatat tindakan keperawatan yang dilaksanakan

Page 8: Manajemen keperawatan

Fungsi pengarahan:

Menerima pengarahan dan bimbingan dari katim

Menerima informasi yang berkaitan dengan askep dan melaksanakan askep dengan etik

dan legal

Memehami pemahaman yang telah dicapai

Menunjang pelaporan dan pendokumentasian

J. METODE PRIMERY

Ialah metode penugasan dimana 1 orang perawat bertanggung jawab penuh selama 24

jam terhadap asuhan keperawatan pasien.

Kelebihan :

Bersifat continue dan komprehensif.

Perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil dan memungkinkan

pengembangan diri.

Keuntungan antara lain terhadap pasien, perawat, dokter, dan rumah sakit.

Kelemahan :

Hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki pengalaman dan pengetahuan yang

memadai dengan criteria asertif,self direction, memiliki kemampuan untuk mengambil

keputusan yang tepet, menguasai keperawatan klinik, akuntable, serta mampu berkolaborasi

dengan berbagai disipli

K. PERAN KEPALA RUANG, PERAWAT PRIMER DAN PERAWAT ASSOSIATE

DALAM METODE PRIMARY

Peran Kepala Ruang

Sebagai konsultan dan pengendalian mutu perawatan primer

Orientasi dan merencanakan karyawan baru

Menyusun jadual dinas

Memberi penugasan pada perawat asisten/asosiat (PA)

Evaluasi kerja

Merencanakan /menyelenggarakan pengembangan staf

Peran Perawat Primer

Menerima pasien

Mengkaji kebutuhan pasien untuk asuhan

Membuat tujuan

Membuat rencana keperawatan

Melakukan konferens untuk menjelaskan rencana asuhan kepada PA yang menjadi

anggota timnya.

Page 9: Manajemen keperawatan

Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama dinas bersama PA yang menjadi anggota

timnya.

Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya.

Memantau PA dalam melaksanakan rencana asuhan keperawatan.

Mengkoordinasi pelayanan yang diberikan oleh disiplin lain maupun perawat lain

Mengevaluasi keberhasilan yang dicapai

Menerima dan menyesuaikan rencana

Menyiapkan penyuluhan untuk pulang

Melakukan pendokumentasian (catatan perkembangan, catatan tindakan keperawatan)

Peran Perawat Asosiat

Mengikuti konferens untuk menerima penjelasan tentang asuhan yang direncanakan oleh

PP.

Melaksanakan asuhan keperawatan yang telah dibuat oleh PP

Memberi informasi/masukan yang diperlukan kepada PP tentang klien untuk keperluan

asuahan keperawatan selanjutnya.

Mencatat tindakan keperawatan yang telah dilakukan dalam catatan tindakan

keperawatan.

L. PENJADWALAN

Penjadwalan adalah suatu aspekdari fungsi kepegawaian. Apabila kepegawaian adalah

perhimpunan dan persiapan jerja yang di butuhkan untuk misi sari sebuah organisasi,

penjadwalan adalah penentuan pola jam kerja masuk dan libur mendatang untuk pekerja

dalam sebuah unit,seksi, atau divisi

Terdapat beberapa langkah untuk diambil dalam menentukan waktu masuk dan libur

kerja anggota staf :

1. pertama, setelah menganalisa jadwal kerja dan rutinitas unit, meneger kerja harus

menentukan jam maximal dari minimal beban kerja untuk memutuskan kebutuhan jam

sibuk dan yang jurang sibuk bagi pekerja dari masing-masing kategori.

2. Kedua,untuk keperluan pribadi, yaitu jabatan yang di anggarkan dan di isi, manager

harus menentukan pola jam kerja masuk dan libur apa yang disediakan kesejumlah

personil yang di inginkan dari ketegori personil ke unit tersebut untuk masing-masing

setiap harinya.

3. Ketiga, ia harus memberikan waktu masuk dan libur ,masing-masing pekerja untuk

sepanjang hari agar dapat mengelompokan seluruh staf dalam konfigurasi yang di

inginkan.

4. Keempat, ia harus memeriksa jadwal yang telah selesai tersebut untuk mencari

kesalahan-kesalahan seperti nama yang tidak tercantum, persetujuan hari libur atau

Page 10: Manajemen keperawatan

liburan yang tidak disediakan, kekurangan sejumlah personil yang tidak pantas pada hari-

hari atau pergiliran tertentu.

5. Kelima,ia harus menjamin persetujuan yabg diajukan dari manager keperawatan yang

tetap atau direktur.

6. Ke enam, ia hrus memasang jadwal untuk memberi tahu pada staf akan jam kerja yang

ditugaskan untuk beberapa minggu kedepan .

7. Ketujuh, ia harus memperbaiki dan memeperbharui jadwal tersebut tiap hariuntuk

membawa sejumlah staf sejajar dengan perubahan secara terus menerusbeben kerja

didalam unit tersebut .

8. Kedelpan, ia harus meninjau dan menganalisis jadwal dan kebijaksanaan secara

tetapuntuk mengenali masalah susunan kepegawaian yang perlu di ubah.

Kebijaksanaan Penjadwalan

Agar supervisor dan kepala perwat mengatur jadwal waktu personil yang libur dan

yang masuk secara adil ia harus ada departemen atau divisi-luas kebijaksanaa penjadwalan

untuk memandu pembuatan keputusan. Apabila kebijaksanaan menyangkut persoalan berikut

tidak ada maka manager perawat harus bersatu sebagai sebuah kelompok untuk menyusunya

Orang, dengan jabatan, yang bertanggung jawab mempersiapka jadwal waktu untuk personil

di masing-masing unit.

Pelaksanaan piket harus diliputi oleh masing-masing jadwal masuk atau libur

Penjadwalan Putaran

Supervisor atau kepala perawat dapat mengurangi waktu yang diluangkan untuk

pereencanaan waktu kerja personil ke tingkat minimum dan menggunakan penjadwalan

putaran (cyclical scheduling) .efektifnya suatu rencana bgi penjadwalan penugasan sebaiknya

didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut :

Perputaran penugasan personil sebaiknya menggambarken keseimbangan kebutuhan

lembaga akan pekerja peliput dan kebutuhan

Penugasan putaran sebaiknya membagikan hari kerja “baik” dan”jelek” dan jam kerja yang

sama di antara pegawai

M. STAFFING

Sistem Ketenagakerjaan

Juster (1984) menyatakan bahwa pendidikan merupakan faktor yang penting

dalam seorang pekerja. Melalui pendidikan akan menghasilkan perubahan keseluruhan

cara hidup seseorang. Pearlin dan Kohn (1966) menyatakan bahwa seseorang yang

memiliki tingkat pendidikan yang tinggi mempunyai keinginan untuk mengembangkan

dirinya sedangkan mereka yang berasal dari tingkat pendidikan rendah cenderung untuk

emmpertahnkan kondisi yang telah ada.

Page 11: Manajemen keperawatan

Sistem ketenagaan yang ada di puskesmas dilaksanakan sesuai program yang

dikembangkan serta kemampuan dana dengan diketahui oleh DKK, kuantitas tenaga

didasarkan pada kebutuhan priorotas layanan kesehatan dan pendayagunaan tenaga

kesehatan disesuaikan dengan kebutuhan layanan kesehatan dan profesionalisme

pekerjaan. Sesuai PP RI No.32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan yang seharusnya ada

adalah tenaga medis, kesehatan masyarakat (penyuluh kesehatan, sanitarian), tenaga gizi,

tenaga keperawatan, farmasi, dan teknisi medis (analis dan perawat gigi).

Pengembangan Staff

Tujuan : kegiatan pengembangan staff ditujukan untuk meningkatkan produktifitas

organisasi.

Jenis – jenis pengembangan staff :

Pelatihan induksi

Merupakan indoktrinasi standart dan singkat bagi filosofi unit kerja, tujuan, program,

kebijaksanaan dan peraturan yang diberikan kepada masing – masing pekerja selam atiga

hari pertama kerja untuk memastikan identifikasi dengan filosofi unit kerja,tujuan dan

norma – norma.

Orientasi

Merupakan pelatihan perseorangan yang dipakai untuk mengakrabkan pegawai baru

dengan tanggungjawab pekerjaan, tempat kerja, pelangan dan rekan kerja.

Kelanjutan pendidikan

Hal ini termasuk kegiatan pembelajaran yang direncanakan dibalik program

pendidikan dasar keperawatan dan dirancang untuk memberikan pengetahuan, keterampilan,

dan sikap bagi peningkatan praktek keperawatan.

Konsep – konsep pengembangan staf :

Daya saing

Ketidaksesuaian yang dapat diukur antara daya saing dan pekerjaaan seseorang

sebenarnya dengan tingkat daya saing yang diinginkan.

Minat

Faktor yang mempengaruhi seseorang untuk menerima atau menolak objek, orang, untuk

mendukung pertumbuhan dan perkembangan.

Kebutuhan pendidikan

Merupakan keadaan memiliki kualitas atau kemampuan yang dianggap perlu bagi

peran tertentu.

Pembelajaran teknis

Perubahan dalam perilaku yang disadari dan disengaja terutama kognitif dan

psikomotor yang terjadi sebagai respon terhadap stimulus yang diberikan oleh pengajar.

Tahapan pengembangan staf

Awal usia 20 – 25 tahun : membuat arah pekerjaan

Page 12: Manajemen keperawatan

Usia 20 – 30 tahun : menjawab pekerjaan dan tekanan pribadi dengan

mempertanyakan komitmen pada pekerjaan dan hubungan keluarga.

Akhir usia 30 tahun : mengaitkan dirinya dengan pembimbing yang memungkinkan

mengunggulinya.

Usia 40 tahun : memisahkan diri dari pembimbing

Usia 50 tahun : pengembangan dan perbaikan pengetahuan dan keterampilan.

Langkah pertama dalam perekrutan adalah menstimulasi calon untuk mengisi posisi yang

dibutuhkan. Usaha perekrutan tenaga kerja jangan tergesa-gesa karena dapat

mengakibatkan hasil seleksi yang tidak memuaskan. Dalam perekrutan, ada 5 kriteria

yang perlu diperhatikan yaitu :

Profil keperawatan saat ini

Program perekrutan

Metode perekrutan

Program pengembangan tenaga baru

Prosedur penerimaan, yang melalui tahap seleksi,penentuan kualifikasi dasar seleksi,

proses seleksi,dan prosedur lamaran.

Syarat yang harus dipenuhi dalam perekrutan, yaitu:

Data biografi, berisikan riwayat personal calon, latar belakang pendidikan, riwayat dan

pengalaman bekerja, serta data lain yang dapat menujang.

Surat rekomendasi/referensi dari perusahaan/instansi dimana calon bekerja sebelumnya.

Wawancara, untuk mencari informasi, memberi informasi, dan menentukan apakah calon

memenuhi persyaratan untuk posisi tertentu.

Psikotes, untuk mengetahui tingkat pengetahuan, keterampilan, bakat, dan sikap umum

calon.

Orientasi dan pengembangan dalam kaitannya dengan perekrutan yaitu:

Orientasi institusi, yang melibatkan penjelasan tentang:

Misi rumah sakit, riwyat dan tujuan sepesifik RS/organisasi.

Struktur dan kepemipinan.

Kebijakan personalia, evaluasi kerja, promosi, cuti, dll.

Perilaku yang diharapkan, pengembangan staf, dan program pembina yang ada.

Hubungan antar karyawan dan hubungan dengan pimpinan.

Orientasi pekerjaan, yang melibatkan tindakan untuk:

Memahami tujuan bagian keperawatan dan bagaimana tujuan diterjemahkan kedalam

diskripsi pekerjaan (job description)

Memahami tujuan keperrawatan dalam hubungannya dalam tujuan individu

Menciptakan hubungan interpersonal

Memperrkenalkan pekerjaann, prosedur, dan kebijakan yang ada

Melakukan orientasi tempat, fasilitas, dan perlengkapan yang ada

Page 13: Manajemen keperawatan

Menjelaskan diskripsi pekerjaan, sesuai dengan tugas dan posisi yang diberikan.

Pengembangan staf yang berlaku sesudah orientasi

Hal ini dilakukan untuk melanjutkan edukasi secara bebas dan mengembangan potensi

dengan secara penuh dari seseorang; dengan estetika, teknis dan pendidikan profesional.

Penghargaan yang bisa diberikan pada pegawai/kariawan.

Promosi kenaikan pangkat

Merupakan reward unyuk individu yang berprestasi atau kesempatan pengembangan

Mempertimbangkan senioritas

Manfaat dari promosi yaitu

Mempertingi semangat kerja bagi yang berprestasi.

Menciptakan keseimbangan dan

Memotivasi.

Mutasi, yaitu pemindahan dari suatu pekerjaan/jabatan kepekerjaan / kejabatan lain.

Tujuan darti mutasi yaitu:

Pengembangan

Mengurangi kejenuhan

Reorganisasi

Memperbaiki penempatan tenaga kerja yang kurang cocok

Memberikan kepuasan kerja

Memperbaiki kondisi kesehatan

Hambatan dalam ketenaga kerjaan yang biasa muncul berupa :

Absensi (karyawan tidak masuk kerja)

Hal ini merupakan waktu yang mengakibatkan kerugian secara kualitas dan ekonomi

bagi instansi.

Persentase absensi

Rata-rata frekuensi pertahun :

Faktor absensi (tidak masuk kerja ), biasanya karna tempat tinggal jauh, kelompok

karyawan yang banyak, dan sakit .

Pola obsensi :

Sering –pendek-pendek

Jarang –panjng

Hari-hari tertentu

cara mengurangi absensi

menerapkan system pencatatan

melakukan kunjungan rumah

memperahatikan kesejahteraan karyawan

Page 14: Manajemen keperawatan

meningkatkan kodisi kerja

memperbaiki suasana kerja

menerapkan system penghargaan bagi karyawan yang tidak pernah atau sedikit absensi

keluar masuk tenaga kerja (turn-over)

penghitungan dalam mengurangi turn-over dapat dilakukan pada waktu :

Proses penerimaan karyawan

Peningkatan penugasan

Perubahan job diskripsi

Pengembangan

Kejenuhan / burn-out

N. RONDE KEPERAWATAN

Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah

keperawatanpasien yang dilaksanakan olehperawat disamping melibatkan pasien untuk

membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus tertentu harus dilakukan oleh

perawat primer dan perawat konselor, kepala ruangan, perawat associateyang perlu juga

melibatkan seluruh anggota tim kesehatan.

Karakteristik:

Pasien dilibatkan secara langsung

Pasien merupakan fokus kegiatan

PA, PP, dan konselor melakukan diskusi bersama

Konselor memfasilitasi kreativitas

Konselor membantu mengembangkan kemampuan PA dan PP dalam meningkatkan

kemampuan mengatasi masalah.

Tujuan:

Tujuan umum:

Menyelesaikan masalah pasien melalui pendekatan berpikir kritis

Tujuan khusus:

Menumbuhkan cara berpikir kritis dan sistematis

Meningkatkan kemampuan validasi data pasien

Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan

Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berorientasi pada masalah

pasien

Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan

Meningkatkan kemampuan justifikasi

Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja

Manfaat:

Masalah pasien dapat teratasi

Kebutuhan pasien dapat terpenuhi

Page 15: Manajemen keperawatan

Terciptanya komunitas keperawatan yang profesional

Terjalinnya kerjasama antar tim kesehatan

Perawat dapat melaksanakan model asuhan keperawatam dengan tepat dan benar

Kriteria pasien:

Pasien yang dipilih untuk dilakukan ronde keperawatan adalah:

Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah dilakukan

tindakan keperawatan

Pasien dengan kasus baru atau langka

O. DIRECTING ( PEMBINAAN)

Menurut Urwick pembinaan adalah suatu “komando" untuk melihat bahwa

kepentingan individu tidak mengganggu kepentingan umum, akan tetapi melindungi

kepentingan umum dan akan menjamin masing-masing unit memiliki pemimpin yang

kompeten dan energik. Keberhasilan kesatuan tersebut dalam manajemen modern disebut

pembinaan atau directing.

P. FUNGSI DIRECTING

Fungsi pembinaan adalah untuk membuat agar karyawan melakukan tugas sesuai

dengan apa yang diinginkan untuk mencapai tujuan organisasi, meningkatkan semangat

korps.

Roland dan Rowland menyatakan bahwa pembinaan dimulai dengan

mempertahankan tindakan terhadap tujuan yang diinginkan ”yang saling terkait dengan

kepemimpinan”.

Berikut ini beberapa kegiatan yang terkait dengan Fungsi Pembinaan :

Menerapkan teori keperawatan/kebidanan.

Membuat dan menggunakan rencana strategis dan taktis dengan menerima masukan dari

staf keperawatan kebidanan untuk memudahkan perencanaan operasional.

Memudahkan pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran organisasi.

Memfasilitasi dan mempertahankan sumber-sumber yang ada (SDM, alat/fasilitas)

Menjaga atau mempertahankan moral yang baik.

Memfasilitasi dan memberikan program pelatihan atau pendidikan berkelanjutan untuk

mempertahankan kompetensi.

Menyediakan dan mempertahankan standar dalam bentuk kebijakan, prosedur, peraturan

dan regulasi.

Mengkoordinasikan disiplin dalam semua aspek kegiatan.

Memudahkan dan mempertahankan hubungan interpersonal.

Memberikan kesempatan untuk konseling.

Membangun dan mempertahankan kepercayaan dan kerja tim.

Mengatasi atau me-manage konflik.

Page 16: Manajemen keperawatan

Mengorganisir sumber daya manusia potensial sebagai aset organisasi.

Mendelegasikan wewenang.

Teori pengembangan manajemen hubungan antar manusia, mendukung suatu

pendekatan untuk pembinaan.Seorang manager perawat atau bidan diharapkan memiliki

pengetahuan dan keterampilan terkini agar dapat membina stafnya secara maksimal, dalam

rangka menghasilkan kinerja yang berkualitas tinggi.Selain itu, seorang manajer harus

memiliki kiat-kiat untuk membawa stafnya yang berbeda, agar dapat bekerjasama dalam

mencapai tujuan organisasi.Untuk itu, seorang manajer harus lebih banyak mengetahui seluk

beluk yang berhubungan dengan peraturan, kebijakan, prosedur atau standar, program atau

perencanaan baru dalam organisasi.Kecerdikannya dalam memanfaatkan kemampuan

memimpin sangat diperlukan. Pembinaan yang efektif akan meningkatkan kemampuan dan

kemauan staf dalam menciptakan keselarasan antara tujuan manajemen keperawatan dan

tujuan staf perawat atau bidan. Sebagai fasilitator, manajer perawat dan bidan harus mampu

membina stafnya agar dapat mengelola dirinya sendiri dalam kerja tim.

Q. TUJUAN PEMBINAAN

Mengkoordinir kegiatan staf pelaksana, agar kegiatan yang beragam terkoordinir pada

satu arah atau satu tujuan.

Memelihara hubungan atau komunikasi interpesonal antara pimpinan dan staf.

Melalui pembinaan yang diberikan atasan dapat menyalurkan ide-idenya sedemikian rupa

sehingga staf dapat memahami dengan tepat apa yang diharapkan dari dirinya.

Mendidik atau memberikan tambahan pengetahuan/pengalaman bagi staf.

Pengawasan atau pengendalian, pembinaan dimaksudkan agar tidak terjadi

penyimpangan dan diarahkan pada tujuan organisasi.

R. PENDELEGASIAN

Pendelegasian (pelimpahan wewenang) merupakan salah satu elemen penting dalam

fungsi pembinaan.Sebagai manajer perawat dan bidan menerima prinsip-prinsip delegasi agar

menjadi lebih produktif dalam melakukan fungsi-fungsi manajemen lainnya. Delegasi

wewenang adalah proses dimana manajer mengalokasikan wewenang kepada bawahannya.

Ada empat kegiatan dalam delegasi wewenang:

1. Manager perawat/bidan menetapkan dan memberikan tugas dan tujuannya kepada orang

yang diberi pelimpahan;

2. Manajer melimpahkan wewenang yang diperlukan untuk mencapai tujuan;

3. Perawat/bidan yang menerima delegasi baik eksplisit maupun implisit menimbulkan

kewajiban dan tanggung jawab.

4. Manajer perawat/bidan menerima pertanggungjawaban (akontabilitas) atas hasil yang

telah dicapai.

Page 17: Manajemen keperawatan

Cara manajer perawat/bidan dalam melakukan pendelegasian

Membuat perencanaan ke depan dan mencegah masalah.

Menetapkan tujuan dan sasaran yang realistis

Menyetujui standar kerja

Menyelaraskan tugas atau kewajiban dengan kemampuan bawahan

Melatih dan mengembangkan staf bawahan dengan memberikan tugas dan wewenang

baik secara tertulis maupun lisan.

Melakukan kontrol dan mengkoordinasikan pekerjaan bawahan dengan mengukur

pencapaian tujuan berdasarkan standar serta memberikan umpan balik prestasi yang

dicapai.

Kunjungi bawahan lebih sering dan dengarkan keluhan - keluhannya.

Bantu mereka untuk memecahkan masalahnya dengan memberikan ide ide baru yang

bermanfaat.

Memberikan ‘reward’ atas hasil yang dicapai.

Jangan mengambil kembali tugas yang sudah didelegasikan.

S. KONFLIK

Suatu proses yang mulai bila satu pihak merasakan bahwa suatu pihak lain telah

mempengaruhi secara negatif, atau akan segera mempengaruhi secara negatif, sesuatu

yang diperhatikan pihak pertama Mencakup rentang yang luas : ketidakcocokan tujuan,

perbedaan dalam penafsiran fakta, ketidaksepakatan didasarkan pada pengharapan

perilaku, tindakan yang terbuka dan penuh kekerasan sampai keragam-ragam yang halus

(subtil) dari ketidaksepakata

T. PENGERTIAN SUPERVISI

Supervisi mempunyai pengertian yang sangat luas, yaitu meliputi segalam bantuan

dari pemimpin/penanggung jawab keperawatan yang tertuju untuk perkembangan para

perawat dan staf lainnya dalam mencapai tujuan asuhan keperawatan.

Prajudi Atmosudiro (1982), Supervisi diartikan sebagai pengamatan atau pengawasan

secara langsung terhadap pelaksanaan pekerjaan yang sifatnya rutin.

Swansburg (1999), Supervisi adalah suatu proses kemudahan sumber-sumber yang

diperlukan untuk penyelesaian tugas-tugasnya.

Thora Kron (1987), Supervisi adalah merencanakan, mengarahkan, membimbing,

mengajar, mengobservasi, mendorong, memperbaiki, mempercayai, mengevaluasi secara

terus menerus pada setiap perawat dengan sabar, adil serta bijaksana sehingga setiap perawat

dapat memberikan asuhan keperawatan dengan baik, terampil, aman, cepat dan tepat secara

menyeluruh sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan dari perawat.

Page 18: Manajemen keperawatan

Supervisi mengandung pengertian yang lebih demokratis. Dalam pelaksanaannya

supervisi bukan hanya mengawasi apakah seluruh staf keperawatan menjalankan tugasnya

dengan sebaik-baiknya sesuai dengan instruksi atau ketentuan yang telah digariskan, tetapi

juga bersama para perawat bagaimanan memperbaiki proses keperawatan yang sedang

berlangsung. Jadi dalam kegiatan supervisi seluruh staf keperawatan bukan sebagai

pelaksanan pasif, melainkan diperlukan sebagai patner kerja yang memiliki ide-ide, pendapat

dan pengalaman yang perlu didengar, dihargai dan diikutsertakan dalam usaha-usaha

perbaikan proses keperawatan. Dengan demikian supervisi diartikan sebagai suatu aktifitas

pembinaan yang direncanakan untuk membantu para tenaga keperawatan dan staf lainnya

dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif.

U. SASARAN SUPERVISI

Sasaran yang harus dicapai dalam supervisi adalah sebagai berikut :

Pelaksanan tugas sesuai dengan pola

Struktur dan hirarki sesuai dengan rencana

Staf yang berkualitas dapat dikembangkan secara kontinue/sistematis

Penggunaan alat yang efektif dan ekonomis.

Sistem dan prosedur yang tidak menyimpang

Pembagian tugas, wewenang ada pertimbangan objek/rational

Tidak terjadi penyimpangan/penyelewengan kekuasaan, kedudukan dan keuangan.

V. TUJUAN SUPERVISI

Mengusahakan seoptimal mungkin kondisi kerja yang nyaman, ini tidak hanya

meliputi lingkungan fisik, tetapi juga suasana kerja diantaranya para tenaga keperawatan dan

tenaga lainnya , juga meliputi jumlah persediaan dan kelayakan perawatan agar memudahkan

pelaksanaan tugas.

Oleh karena itu tujuan supervisi adalah:

Mengorganisasikan staf dan pelaksanan keperawatan

Melatih staf dan pelaksana keperawatan

Memberikan arahan dalam pelaksanaan tugasnya agar menyadari dan mengerti terhadap

peran, fungsi sebagai staf dan pelaksana asuhan keperawatan.

Memberikan layanan kemampuan staf dan pelaksana keperawatan dalam memberikan

asuhan keperawatan.

W. KOMPETENSI

Seorang supervisor harus memiliki kemampuan dalam :

Page 19: Manajemen keperawatan

Memberikan pengarahan dan petunjuk yang jelas, sehingga dapat dimengerti oleh staf

dan pelaksana keperawatan.

Memberikan saran, nasehat dan bantuan kepada staf/pelaksana keperawatan

Memberikan motivasi untuk meningkatkan semangat kerja staf dan pelaskanaan

keperawatan

Proses kelompok (dinamika kelompok)

Memberikan latihan dan bimbingan yang diperlukan oleh staf dan pelaksanaan

keperawatan

Melakukan penilaian terhadap penampilan kinerja perawat

Mengadakan pengawasan agar asuhan keperawatan lebih baik.

X. FUNGSI SUPERVISI

Dalam keperawatan fungsi supervisi adalah untuk mengatur dan mengorganisir

proses pemberian pelayanan keperawatan yang menyangkut pelaksanaan kebijakan

pelayanan keperawatan tentang standar asuhan yang telah disepakati.

Fungsi utama supervisi modern adalah menilai dalam memperbaiki factor-factor yang

mempengaruhi proses pemberian pelayanan asuhan keperawatan.

Fungsi utama supervisi dalam keperawatan adalah mengkoordinasikan, menstimuli,

dan mendorong ke arah peningkatan kualitas asuhan keperawatan.

Fungsi supervisi adalah membantu (assisting), memberi support (supporting) dan

mangajak untuk diikutsertakan (sharing).

Y. SUPERVISOR KEPERAWATAN

Yang termasuk supervisor keperawatan adalah :

Kepala ruangan, kepala ruangan bertanggung jawab dalam supervisi pelayanan

keperawatan diunit kerjanya.Kepala rungan merupakan ujung tombak penentu tercapai

tidaknya tujuan pelayanan dalam memberikan asuhan keperawatan dan

pendokumentasian di unit kerjanya.

Pengawas Keperawatan, beberapa ruangan atau unit pelayanan berada di bawah satu instalasi, pengawas perawatan bertanggung jawab dalam melakukan supervisi pada areanya yaitu beberapa kepala ruangan yang berada dalam satu instalasi tertentu, misalnya instalasi rawat inap, instalasi rawat jalan dan lain-lain.Kepala seksi, beberapa instansi digabung dibawah satu pengawasan kepala seksi.Kepala seksi mengawasi pengawas keperawatan dalam melaksanakan tugas secara langsung dan seluruh perawat secara tidak langsung.

Kepala Bidang keperawatan, Kabid Keperawatan bertanggung jawab untuk melakukan supervisi kepada kepala seksi secara langsung dan semua perawat secara tidak langsung.

Z. MOTIVASI STAFMenurut Stoner dan Freeman (1995), Ngalim Purwanto (2000), Shortel & Kaluzni

(1994) motivasi adalah karakteristik psikologi manusia yang membrikan kontribusi pada

Page 20: Manajemen keperawatan

tingkat komitmen seseorang. Hal ini termasuk faktor – faktor yang menyebabkan, menyalurkan dan mempertahankan tingkah laku manusia dalam arah tekad tertentu.

Motivasi dalam organisasi kerja ditinjau dari segi perannya terdapat 2 macam yaitu motivasi positif dan motivasi negatif.

Motivasi positif adalah motivasi yang menimbulkan harapan yang sifatnay menguntungkan atau menggembirakan bagi pegawai misalnya gaji, fasilitas, karier, jaminan hari tua, jaminan kesehatan, jaminan keselamatan dan lain– lain.

Sedangkan motivasi negatif adalah motivasi yang menimbulkan rasa takutmisalnya ancaman, tekanan, intimidasi dan semacamnya.

Dengan motivasi negatif orang lain dapat digerakkan oleh pihak yang memotivasi untuk tujuan tertentu, namun hal ini tidak dapat dipertahankan dalam waktu yang lama. Prinsip komunikasi manajer keperawatan

Tahapan komunikasi : Manajer harus mengerti struktur organisasiagar dapat memahami sasaran dai

pengambilan keputusan Komunikasi merupakanbagian proses yang tak terpisahkan dalam kebijakan organisasi.

Manajer harus mempertimbangkan isi komunikasi termasuk dampaknya terhadap orang yg dipimpinnya.

Komunikasi harus jelas, sederhana dan tepat. Manajer harus meminta umpan balik agar dapat mengetahui keefektifan dan keakuratan

komunikasi. Komponen penting lainnya bagi seorang manajer adalah menajdi pendengar yang baik

MODEL KEPEMIMPINANAda beberapa teori yang menggambarkan gaya-gaya kepemimpinan. Seperti pada

kmponen perilaku kepemimpinan, para pengarang memberikan nama yang berbeda pada setiap gaya atau model kepemimpinan, meskipun kerangka kerja dan arti dari model-model tersebut tetaplah sama.

Ada tiga model perilaku pemimpin yang baku dan akan di bahas, yaitu : Model perilaku pemimpin Ohio State, Teori kepemimpinan Situasional, dan Managerial Grid.

MODEL PERILAKU PEMIMPIN OHIO STATE.Mengandung dua komponen perilaku pemimpin, sebagai berikut :

Struktur Prakarsa.upaya pemimpin untuk mengorganisir dan mendefinisikan peran-peran serta kegiatan

para anggota kelompok. Unsur ini menyatakan suatu tujuan dan menggambarkan apa yang harus dilakukan,

bagaimana melakukannya, kapan akan dilakukan, dimana akan dilakukan dan siapa yang bertanggung jawab untuk tugas-tugas tertentu.

Struktur ini melibatkan komunikasi satu arah; pemimpin mengarahkan bawahan tentang apa yang harus dilakukan dalam rangka mencapai suatu tujuan.Pertimbangan.

Melibatkan komunikasi dua arah, menjawab kebutuhan-kebutuhan kelompok melalui meminta pendapat, keyakinan, kenginan dan sebagainya.

Kegiatankegiatan kelompok dan diskusi termasuk dalam unsur pertimbangan.Lebih lanjut, pertimbangan membutuhkan penciptaan suasana saling percaya antar para anggota kelompok, menunjukkan rasa hormat dan kehangatan.

Menciptakan hubungan interpersonal yang efektif adalah bagian dari pertimbangan.

TEORI KEPEMIMPINAN SITUASIONAL.Teori kepemimpinan Situasional (Hersey, Blanchard, 1957) tumbuh dari model Ohio

State. Teori ini tampak persis seperti model Ohio State kecuali nama-nama komponen perilaku

pemimpinnya berbeda. MANAGERIAL GRID.

Blake and Mouton (1964-1978) mengembangkan kisi-kisi managerial dan kemudian siterapkan pada kepemimpinan keperawatan. Kisi-kisi ini mempunyai lima gaya

Page 21: Manajemen keperawatan

kepemimpinan didasarkan pada suatu kombinasi kepedulian terhadap produksi dan kepedulian terhadap orang. Skala untuk setiap komponen bergerak dari satu (rendah) ke sembilan (tinggi). Kelima komponen gaya kepemimpinan ini digambarkan sebagai berikut :Kepemimpinan Otoritas-kepatuhan.

Pemimpin dianggap sebuah posisi kekuasaan untuk mengatur kondisi-kondisikerja secara efisien dan dalam cara tertentu dimana elemen manusia terlibatsecara minimal.

Kepemimpina Tim.Orang-orang bertugas menyelesaikan suatu tugas; para anggota kelompok saling terkait dan setiap orang memegang suatu pegangan yang sama.

Hubungan kepercayaan, saling menghormati dan kesetaraan merupakan ciriciri situasi kerja.Kepemimpinan ”Country Club”.

Pemimpin memberi perhatian yang penuh terhadap kebutuhan para anggota kelompok dan menciptakan suatu atmosfir dna tempo kerja yang menyenangkan dan bersahabat.Kepemimpinan yang miskin.

Kepemimpinan Orang-organisasi.Pemimpin mengimbangkan perilaku yang berhubungan dengan tugas sementara mempertahankan moral anggota kelompok pada tingkat yang memuaskan.

Teori kepemimpinan situasional mengidentifikasi empat tipe gaya kepemimpinan, dan menyatakan bahwa pemimpin menggunakan gaya kepemimpinan ini dalam mengakomodasi kebutuhan tenaga kerjanya dan situasi. Keempat gaya tersebut adalah :

CONTROLLING1. Penilaian kinerja

Penilaian kinerja (performance appraisal) merupakan bagian dari sistem formal dalam sebuah organisasi (selain sistem formal, di dalam organisasi juga berlaku sistem informal), dilakukan secara periodik, dan digunakan sebagai aktifitas evaluatif (penilaian) PROSES (PROCESS) dan HASIL KERJA (OUTPUT) seorang pekerja atau kelompok kerja (team).

Penilaian kinerja dari pekerja didasarkan atas kompetensi-kompetensi yang dikaitkan dengan target –target yang penting dari organisasi.

Manfaat penilaian kinerjaJennifer M. George &Gareth R. Jones (1996)

(1) Perbaikan prestasi kerja (2) Penyesuaian kompensasi (3) Keputusan penempatan (4) Kebutuhan latihan dan pengembangan (5) Perencanaan dan pengembangan karier (6) Memperbaiki penyimpangan proses staffing(7) Mengurangi ketidak-akuratan informasi (8) Memperbaiki kesalahan desain pekerjaan (9) Kesempatan kerja yang adil (10) Membantu menghadapi tantangan eksternal

5 kriteria yang dapat digunakan untuk mengevaluasi ukuran penilaian kinerja:

1. Strategic congruence: derajat dimana ukuran kinerja adalah kongruen dengan tujuan dan strategi organisasi 2. Validity: derajat dimana ukuran kinerja menilai semua aspekaspek kinerja yang relevan (content validity) – tidak defisien dan tidak terkontaminasi.3. Reliability: konsisten ukuran kinerja – test-retest reliable dan interrater reliability

Page 22: Manajemen keperawatan

4. Acceptability: berkenaan dengan apakah orang yang menggunakan ukuran kinerja menerimanya 5. Specificity: apakah ukuran kinerja memberikan pedoman kepada karyawan tentang apa yang diharapkan untuk mereka kerjakan dan bagaimana mereka dapat memenuhi harapan-harapan tesebut.

2. Pengendalian MutuPengertian Mutu

Mutu adalah sifat atau keputusan yang diartikan oleh unit keperawatan yang dibagi dalam dua hal yaitu tehnikal dan interpersonal (Donabedian, 1980)

Mutu adalah totalitas dari wujud serta ciri dari suatu barang atau jasa yang dihasilkan, yang di dalamnya terkandung sekaligus pengertian akan adanya rasa aman dan atau terpenuhinya kebutuhan para pengguna barang atau jasa yang dihasilkan tersebut (Din ISO 8402,1986).

Mutu adalah kepatuhan terhadap standar yang telah ditetapkan (Azwar,1996).

DOSEN : NS MUSLIMAT, S.Kep

Page 23: Manajemen keperawatan

TUGAS

MANAJEMEN KEPERAWATAN

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK V

1. AHMAT NASRUDIN

2. ANI MARNIANTO

3. PUTRI ASTUTI

4. WD. HASMINI YANTI

5. WD. HUTRIANTI

6. RITI ASKONO RAMADAN

7. NANI BOHU

8. JULIATI

9. SUMARDIN

10. ZAINUL BADRI

AKADEMI KEPERAWATAN

KABUPATEN MUNA

2013