MANAJEMEN INDUSTRI

download MANAJEMEN INDUSTRI

If you can't read please download the document

Transcript of MANAJEMEN INDUSTRI

MANAJEMEN INDUSTRILuqman Buchori, ST, MTJURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNDIP SEMARANG

KEPEMIMPINANPemimpinOrang yang mempunyai kemampuan dalam mempengaruhi orang lain LAHIRNYA PEMIMPIN 1. Genetik/Keturunan 2. Sosial/Lingkungan 3. Ekologis/Bakat (1 & 2) FUNGSI PEMIMPIN Sebagai pengambil keputusan Memotivasi anak buah Sebagai sumber informasi Menciptakan inspirasi Menciptakan keadilan

Leaders are born Leaders are made Leaders are born and made

Sebagai katalisator Sebagai wakil organisasi Menyelesaikan konflik Memberi sugesti pada bawahan

SIFAT KEPEMIMPINANRupa, kodrat, ciri, watak seseorang yang dimiliki secara berlebihan

SUMBER SIFAT KEPEMIMPINAN1. Hasil Penelitian Ilmiah/Pendapat Para Pakar 2. Hasil Pengambilan Perilaku 3. Hasil Pemikiran Suatu Lembaga 4. Pemikiran Lain

1. Hasil Penelitian Ilmiah/Pendapat Para PakarDitinjau dari kualitas SDMa. Fisik b. Emosi c. Intelektual C.S C.S C.S a. b. c. d. e. f. a. b. c. : kuat, sehat : stabil, kuat, matang : luas, tinggi, trampil/mahir, matang T.S T.S T.S TOP MIDDLE LOWER C.S HR.S T.S = Conceptual Skill = Human Relation Skill = Technical Skill

Ditinjau dari tingkat pemimpinHR.S HR.S HR.S

Ditinjau dari karakteristikFisik : umur, penampilan, tinggi badan, berat badan Latar belakang sosial : pendidikan, status, mobilitas Intelegensia : cerdas, cakap, fasih, pandai Kepribadian : agresif, antusias, kreatif, independen, p.d. Sosial : popular, menarik, bijak, diplomatif, HR Tugas : tekun, prestasi, tanggungjawab, berusaha Kemampuan Sosial : HR, fasih, populer, komunikatif, kharismatik Kemampuan Teknis : cakap, kreatif, bijak, inisiatif Kemampuan Umum : akomodatif, HR, wawasan ke depan, percaya diri, berusaha

Ditinjau dari kemampuan

2. Hasil Pengambilan PerilakuCONTOH :Nabi Muhammad :

- Sederhana - Ramah - Kreatif - Tulus - Ulet - Berani - Teladan - Rasional - PenyayangGajah Mada :

- Pelindung anak buah - Kata-katanya berbobot - Semangat - Sabar/tekun - Tegas - Daya ingat kuat - Adil - Pendangan luas

- Bijaksana - Pembela Negara - Kemampuan analisa - Jujur - Kemampuan mengambil keputusan - Tidak egois - Menegakkan kebenaran

- Tidak sombong - Rajin/kreatif - Periang gembira - Terbuka - Dapat kepercayaan dari bawahan - Penyayang

3. Hasil Pemikiran Suatu LembagaCONTOH :P4 Kepemimpinan Pancasila / ABRI

- Bertaqwa kepada Tuhan YME - Ing ngarso sung tulodo - Ing madya mangun karso - Tut wuri handayani - Waspada purba wisesa - Ambeg parama arta - Prasaja - Satya - Gemi nastitiSri Rama Wijaya

- Belaka - Legawa - Dapat dipercaya - Bijaksana dan ngayomi - Berani mawas diri - Tegas & bertanggungjwb - Penuh pengabdian - Berjiwa besarAstabrata

- Watak matahari - Watak bulan - Watak angin - Watak samudra

: memberi semangat & motivasi : memberi penerangan dlm kegelapan : teliti & menyejukkan : berpandangan luas

- Watak awan : berwibawa & bijaksana - Watak bintang : bertaqwa dan berketeladanan - Watak api : adil & memiliki prinsip - Watak bumi : jujur, tenang, suka menolong

4. Pemikiran Laina.Teknolog b.Intelektual c.Religius : ahli dalam bidang yang dipimpinnya : punya banyak ide dan mampu mewujudkannya : - saleh & berakhlak tinggi - menguasai hukum Tuhan (tertulis & tak tertulis)

SIFAT-SIFAT KEPEMIMPINAN (9-C)1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Consciousness : memiliki iptek, spesialisasi, fakta, teori yang handal dalam tugas Coherence : mampu menghubungkan berbagai iptek dlm tugas Constancy : mantap pendirian, sikap & kemauan Conviction : mempunyai keyakinan, tekad & prinsip yg teguh Creativeness : banyak ide, kreatif & daya cipta tinggi Conscientiousness : cermat dalam segala hal Courage : punya kekuatan dan keberanian moral utk bertindak Captivation : kepribadian menarik, kharismatik, daya pikat Cleverness : pandai & terampil11. Suka mendukung 12. Berani 13. Peduli 14. Suka bekerjasama 15. Matang 16. Ambisius 17. Pikiran yang pasti 18. Kontrol diri 19. Setia 20. Independen

20 KARAKTER PEMIMPIN : 1. Jujur 2. Cakap 3. Berpandangan ke depan 4. Penuh inspirasi 5. Intelegensia tinggi 6. Pikiran jernih 7. Berpandangan luas 8. Langsung & terus terang 9. Imaginatif 10. Dapat dipercaya

PENGEMBANGAN SIFAT KEPEMIMPINAN1. Taqwa : ibadah, syukur nikmat 2. Harga Diri : tidak mudah tersinggung, menghindari penghinaan 3. Kemauan kuat : selesaikan tugas dgn tuntas, berolahraga 4. Ketekunan : belajar sabar, konsentrasi 5. Ketangguhan : menahan diri, mau menderita, kerja keras 6. Keuletan : peka thd lingkungan, energik, haus masalah 7. Kerja Teratur/Disiplin : berencana, membagi waktu 8. Efektif/Efisien : kegiatan berorientasi tujuan, hemat uang & waktu 9. Kemampuan/keahlian : belajar, diskusi, baca buku, traveling 10. Berani bertanggung jawab & menerima resiko : mencoba sesuatu yang baru, buat keputusan 11. Tidak lekas puas : mengenal jati diri, saingan/tantangan 12. Mengambil inisiatif & kreatif : peka, ungkap masalah, gesit 13. Percaya diri : mengenal kemampuan, kelemahan, optimis, iman 14. Rasional : diskusi, putusan obyektif, tahu diri 15. Komunikatif : diskusi, latihan jual ide : paham secara detail, kerja sampai tuntas 16. Teliti 17. Fisik kuat : olahraga teratur, gizi baik 18. Jujur : latihan disiplin, terbuka

PERBEDAAN KEPEMIMPINAN DAN MANAGEMENTKEPEMIMPINAN 1. Mengarah pada kemampuan individu 2. Merupakan kualitas hubungan 3. Diarahkan untuk mencapai keinginan pemimpin 4. Bersifat hubungan personal 5. Menggantungkan diri pada sumber yang ada pd dirinya MANAGEMENT 1. Mengarah pada system dan mekanisme kerja 2. Merupakan fungsi, status, kewenangan 3. Diarahkan untuk mencapai tujuan organisasi 4. Bersifat hubungan impersonal 5. Menggantungkan diri pada daya & dana yang ada PEMIMPIN 1. Diangkat oleh pengikut 2. Mengandalkan kewibawaan personal power MANAGER 1. Diangkat oleh kekuasaan 2. Mengandalkan pada kekuasaan

3. Bertindak sebagai 3. Bertindak sebagai pencetus penguasa ide 4. Bertanggung jawab pada anak buah 5. Bagian dari pengikut 4. Bertanggung jawab pada atasan 5. Bagian dari organisasi

GAYA KEPEMIMPINAN (Leadership style)pola perilaku yang ditunjukkan oleh pemimpin dalam mempengaruhi orang lain1. KONTINUUM KEPEMIMPINAN (Robert Tannebaum dan Warren H. Schmidt)

Bidang pengaruh pimpinan Bidang pengaruh bawahanTerpusat pd atasan Pemimpin menjual keputusan Penggunaan otoritas atasan Pemimpin mengajukan ide dan pertanyaan Pemimpin memberi keputusan sementara yang bisa diubah Pemimpin memberi problem, meminta saran dan membuat keputusan Pemimpin membuat dan mengumumkan keputusan

Pemimpin merumuskan batasan dan meminta keputusan kelompok

Kebebasan untuk bawahan Terpusat pd bawahan

Pemimpin mengijinkan bawahan berfungsi dalam batasan yang diberikan pimpinan

2. KISI-KISI MANAGERIAL (Blake & Mouton)Orientasi manager pada tugas (Produktifitas) Besarnya perhatian/orientasi manajer pada karyawan (human)THE MANAGERIAL GRID

9 8 7 6 5 4 3 2 1 1

(1.9)

(9.9)1.1. Improverished management (perhatian rendah baik tugas & manusia 1.9. Country club management (perhatian baik pada human, rendah produktifitasnya)

(5.5)

5.5. Middle of the road (seimbang dalam produktifitas maupun human) 9.1. Task Management (perhatian baik pada produksi, rendah pada human) 9.9. Team Management (kemampuan yg baik sekali pd produksi & human)

(1.1) 2 3 4 5 6 7

(9.1) 8 9

P R O D U K T I V I T A S

REDDINS THREE DIMENSIONAL THEORY OF LEADERSHIP AFFECTIVENESS

Gaya kepemimpinan yang effektif : 1. Executive : Perhatian penuh pd tugas & hubungan bawahan, motivator yg baik, menetapkan standard kerja yg tinggi, mengakui perbedaan individu, kerja tim. 2. Developer : Perhatian pd hubungan dgn bawahan, tingkat kepercayaan yg implisit, perhatian pd pengembangan individu bawahan, perhatian pd tugas rendah. 3. Benevolent Autocrat : Titik perhatian pd tugas besar, tahu persis cara mencapai target yg diinginkan tanpa menyebabkan keseganan orang lain. 4. Bureucrat : Perhatian pd tugas maupun bawahan kurang baik, sangat tertarik dgn peraturan2 & mengendalikan situasi dgn peraturan2 secara hati2. Gaya yang tidak efektif : 1. Compromiser : Perhatian pd tugas & bawahan besar dlm situasi kompromistis, terlalu banyak tekanan yang dialami, krg berhasil dlm mengambil keputusan. 2. Missionary : Mengutamakan keharmonisan hubungan shg terpaksa mengabaikan tugas. 3. Autocrat : Menekankan perhatian pd tugas, tdk percaya pd orang lain, penampilan tdk menyenangkan, tertarik pekerjaan segera selesai 4. Deserter : Perhatian pd tugas & hubungan bawahan kecil, bersikap pasif & tidak mau ikut campur/cuek

3. KEPEMIMPINAN SITUASIONAL

Gaya kepemimpinan berdasarkan tingkat kematangan (maturity) dari bawahan (kemampuan & kemauan)Tingkat kemampuan Tingkat kemauanTinggi

: pengetahuan/ketrampilan yg diperoleh melalui pendidikan, latihan, pengalaman : keyakinan diri maupun semangat & dorongan yang dimiliki

Kepemimpinan IndonesiaPartisipatif (M3) Konsultatif (M2)

Ki Hajar Dewantoro Ing ngarso sung tulodo Ing madyo mangun karso Tut wuri handayani Mengarah ke gaya kepimpinanan Situasional

Delegatif (M4)

Instruktif (M1)

Rendah ..Perilaku Mengarahkan .Tinggi

M4- Mampu - MauTinggi

M3- Mampu - Tidak mau

M2- Tdk mampu - Mau

M1- Tdk mampu - Tdk mauRendah

Tingkat Kematangan

4. TEORI X DAN TEORI Y (Douglas Mc Gregor) Teori X : Asumsi thd bawahan sbg org yg tak suka kerja, tak berambisi, tak bertanggungjawab, menolak perubahan, menyukai dipimpin daripada memimpin Kepemimpinan : ketat & banyak pengarahan Teori Y : Asumsi thd bawahan sbg org yg suka bekerja, bertanggung jawab, mandiri, self control, kreatif Kepemimpinan : flkeksibel, pelimpahan wewenang DEMOKRATIS vs OTOKRATIS

OtokratisPemimpinMemiliki power kuat & tdk ada hambatan utk memper-gunakannya, berusaha mempertahankan posisinya (status quo), memandang situasi dlm keadaan kritis

DemokratisPunya power dan otoritas yg terbatas, terdapat kelompok oposisi, keterbatasan waktu, tdk mudah memberi sangsi pd bawahan

Pengikut

kewenangan utk Sangat tgt pd pemimpin, jarang diminta Menghendaki pendapat, mengakui adanya situasi kritis, kendalikan tugas, termasuk kelas menengah yg punya profesi tertentu, tdk menuntut kebebasan kebutuhan sosial cukup tinggi Perlu disiplin tinggi, pengawasan ketat, Perlu tanggung jawab bersama, banyak butuh skill rendah, perlu perubahan hambatan potensial, perubahan yg perlu kerja sama tim utk menghadapinya cepat

Situasi Kerja

INISIASI STRUKTUR & KONSIDERASI Gaya Inisasi Struktur, perilaku pemimpin cenderung : pemberian tugas2 tertentu pada bawahan penetapan standard perilaku kerja pemberian informasi tentang prasyarat pekerjaan tertentu penjadwalan pekerjaan bawahan memilih prosedur kerja yg diterapkan Gaya Konsiderasi, dengan ciri-ciri : senang memberi penghargaan ketika bawahan menyelesaikan tugas dengan baik tidak menuntut scr berlebihan thd apa yg dilakukan bawahan senang membantu problem pribadi yg dihadapi bawahan menyenangi keramahtamahan dan memberi hadiah atas prestasi bawahan

POWER (KEKUASAAN)BASIS KEKUASAANJ.R.P. French Jr. & B. Raven: berdasarkan ketentuan atau peraturan 1. Kekuasaan Legal 2. Kekuasaan Ganjaran : berdasarkan penguasaan pimpinan atas ganjaran3. Kekuasaan Paksaan : 4. Kekuasaan Keahlian :

Raven & Kruglanski

5. Kekuasaan Acuan

:

yg dihargai pengikut untuk menjatuhkan hukuman berdasarkan pengetahuan dan kompetensi yg relevan dgn tugas berdasarkan loyalitas dan keinginan pengikut

Hersey & Goldsmith

6. Kekuasaan Informal : berdasarkan informasi pimpinan 7. Kekuasaan Koneksi

: berdasarkan koneksi pemimpin dgn orang penting/berpengaruh

Gambaran penggunaan macam-macam kekuasaanKekuasaan Legal Ganjaran Paksaan Keahlian Acuan Keikatan Mungkin Mungkin Tidak mungkin Mungkin sekali Mungkin sekali Kepatuhan Mungkin sekali Mungkin sekali Mungkin Mungkin Mungkin Penolakan Mungkin Mungkin Mungkin sekali Mungkin Mungkin

KEKUASAAN YANG EFEKTIF (Gary Yuki & Tom Taber)Kekuasaan Pemimpin

Perilaku Pemimpin Pengaruh usaha

Reaksi Keikatan Kepatuhan Penolakan

Hasil Akhir : Unjuk kerja kelompok Kepuasan thd pimpinan

Pemilikan kekuasaan semata tidak membawa akibat yang konsisten terhadap motivasi pengikut Membedakan antara memiliki dan menggunakan kekuasaan Hubungan kekuasaan bersifat timbal balik

PEDOMAN PRAKTIS DALAM PENGGUNAAN KEKUASAAN1. KEKUASAAN LEGAL : Ajukan permintaan secara sopan, tdk memperlakukan bawahan seperti budak Gunakan bahasa yg sederhana tapi jelas Jelaskan alasan permintaan Yakinkan bahwa permintaan masih dalam lingkup otoritas formal 2. KEKUASAAN GANJARAN : Lakukan pemberian insentif secara tepat Berikan ganjaran sebagai penguat, bukan suap Terapkan ganjaran dalam arti luas uang Sesuaikan ganjaran dengan unjuk kerja 3. KEKUASAAN PAKSAAN : Gunakan utk pengikut yg mengancam organisasi Peringatan keras/tindakan pendisiplinan Hindarkan peringatan kosong/tdk pernah dilaksanakan 4. KEKUASAAN KEAHLIAN : Tumbuhkan citra kompetensi dan pengalaman Ikuti perkembangan iptek/bidangnya Hindarkan sikap ragu-ragu/panik Tetap hargai gagasan & saran pengikut 5. KEKUASAAN ACUAN : Perhatikan kebutuhan & perasaan pengikut Bersikap adil & melindungi Hindarkan niat memperalat Utamakan penampilan pribadi Jangan minta melampaui kewajaran

PENGAMBILAN KEPUTUSAN (DECISION MAKING)Pokok pikiran tentang pengambilan keputusan (Alexis & Wilson) : 1. Pemecahan masalah berkenaan dengan penggunaan strategi (rencana/pola) pencarian alternative yg relevan. 2. Perilaku pemecahan masalah bersifat adaptif 3. Faktor kepribadian dan keinginan individu akan memasuki pilihan strategi, informasi & keputusan akhir. Kondisi yang mempengaruhi keputusan : 1. Kondisi Kepastian : - informasi masalah lengkap - alternatif pemecahan ada 2. Resiko : - kondisi dpt diidentifikasi & didefinisikan - diprediksi kemungkinan terjadinya & hslnya 3. Ketidakpastian : - tidak punya informasi - keputusan bersifat spekulatif - mengandalkan intuisi

JENIS-JENIS MASALAH Masalah Terstruktur (Structured Problem) :

Masalah Tak Terstruktur (Unstructured Problem)

Masalah yg terjadi secara berulang, bersifat rutin, sudah jelas sistem & prosedurnya Contoh : penerimaan pegawai, pembelian bahan, pembayaran gaji Masalah yg muncul tiba2, tidak bersifat rutin, belum pernah muncul, tidak memiliki prosedur pasti Contoh : demonstrasi, pembukaan pasar produk baru, banjir/kebakaran

JENIS-JENIS KEPUTUSAN Keputusan Terprogram

Keputusan Tak Terprogram

Keputusan yg sudah jelas prosedurnya dan utk masalah yg bersifat rutin & terstruktur Keputusan pada saat timbul masalah & bersifat spesifik, tidak ada sistem/prosedur pasti & komplek

GAYA PENGAMBILAN KEPUTUSAN (Carl Jung) 1. Penginderaan (Sensing) : Tendensi mencari fakta, realistis, obyektif 2. Intuisi (Intuiting) : Menyingkap kemungkinan baru, unik, tidak suka hal yg rutin, detail dan presisi 3. Pemikiran (Thinking) : Mencari hubungan sebab akibat, membedakan antara benar dan salah, proses kognitif 4. Perasaan (Feeling) : Mempertimbangkan perasaan dlm mengambil keputusan, proses efektif

PROSES DECISION MAKINGHerbert A. Simon (1960) : 1. Intelligence : pencarian kondisi 2. Design : pengembangan & analisis 3. Choise : pemilihan tindakan

(I) Dewey : 1. Apa masalahnya ? 2. Apa alternatifnya ? 3. Alternatif mana yg terbaik ?

(II) Katz and Kahn : 1. Putuskan langsung 2. Analisis jenis masalah 3. Cari alternatif solusi 4. Antisipasi konflik pasca keputusan

(III) Schendel : 1. Fase Intellegence (Penyelidikan) tujuan pemilihan prosedur identifikasi masalah pernyataan masalah 2. Fase Design (Rancangan) perumusan alternatif evaluasi alternative 3. Fase Choise (Pemilihan) pemilihan alternatif rencana tindakan system kontrol

(IV) Mintzberg, Raisinghami & Theoret : 1. Fase Identifikasi - pengakuan keputusan - diagnosis 2. Fase Pengembangan - mencari alternatif - merancang 3. Fase Pemilihan - menyaring - evaluasi - otorisasi

TEKNIK KEPUTUSAN KELOMPOK : 1. Brainstorming (sumbang saran) : Menggali gagasan dari anggota kelompok Kelemahan : - hanya diterapkan pd masalah yg sederhana - memakan waktu & biaya - ide yg dihasilkan dangkal 2. Nominal Group (kelompok nominal) : Penggalian & sekaligus evaluasi gagasan 3. Delphi : Pendapat para pakar Kelemahan : - memakan waktu lama - perlu ketrampilan bahasa Keunggulan Keputusan Kelompok : 1. Informasi & pengetahuan lebih lengkap 2. Keragaman pandangan lebih banyak 3. Penerimaan keputusan lebih besar 4. Legitimasi keputusan lebih kuat Kekurangan Keputusan Kelompok : 1. Memakan waktu 2. Tekanan untuk sependapat 3. Tanggung jawab yang kabur Pengambilan keputusan selalu melalui proses : 1. Pengumpulan fakta 2. Penetapan sejumlah alternatif 3. Pemilihan alternatif

MOTIVASIinternal mental state, seseorang yang menyebabkan berperilaku tertentu, seperti yang diharapkan Performance = ability x support x effort (Kinerja = kemampuan x dukungan x upaya) Kurt Lewin Behavior = f (Person, Environment)

Perilaku seorang individu dipengaruhi oleh : 1. Karakteristik individual - Macam kebutuhan yang mendominasi - Penyediaan sarana pemuas kebutuhan akan memotivasi perilaku 2. Karakteristik organisasi - Tergantung dari gaya kepemimpinan (leadership)

Teori MotivasiTEORI JENJANG KEBUTUHAN (Abraham H. Maslow) Ada 2 prinsip mendasar : 1. The Deficit Principle (Prinsip Kekurangan)Bila dipenuhi kekurangan seseorang maka akan termotivasi

2. The Progression Principle (Prinsip Peningkatan)Tahap demi tahap kebutuhannya ditingkatkan maka akan termotivasi

Jenjang kebutuhan menurut Maslow : Aktualisasi DiriPerwujudan diri yg terbaik melalui kompetensi dan prestasi

PenghargaanKebutuhan akan prestasi diri Menjadi orang yang dipandang penting

SosialBerhubungan dengan orang lain : organisasi peningkatan produktifitas

KeamananTerbebas dari bahaya yg mengancam kehidupannya, scr positip (asuransi, pensiun), scr negatif (teguran, pemindahan, pemecatan)

FisiologisKebutuhan paling mendasar berkaitan dgn kelangsungan hidup manusia : sandang, pangan, papan

TEORI ERG (Clayton Alferder)Existence Relatedness Growth : : : eksistensi seseorang (fisiologis & keamanan) hubungan/komunikasi social (social) pertumbuhan (penghargaan & aktualisasi diri)

TEORI PRESTASI / ACHIEVEMENT THEORY (David Mc Cleland)Kebutuhan seseorang terbentuk melalui proses belajar dan diperoleh dalam interaksinya dengan lingkungana. Need for Achievement (nAch) : Prestasi b. Need for Power (nPow) : Kekuasaan c. Need for Affiliation (nAff) : Membangun dan memelihara hubungan

TEORI DUA FAKTOR (Frederick Herzberg)Faktor Higienis (ekstrinsik) : dapat menyebabkan ataupun mencegah ketidakpuasan Supervisi teknis, hubungan pribadi, gaji, kondisi kerja, status, kebijakan perusahaan Faktor Motivasi (intrinsik) : membawa pada pengembangan sikap positip dan pendorong pribadi Tanggung jawab, prestasi, kemajuan, penghargaan, kesempatan berkembang

JOB ENRICHMENTLima dimensi utama : 1. Variety 2. Task Identity 3. Task Significance 4. Autonomy 5. Feedback : : : : : pekerjaan berbeda, ketrampilan juga berbeda memberi kesempatan penuh utk operasi pekerjaan hingga selesai dampak suatu pekerjaan thd orang lain derajat kebebasan dlm pekerjaan informasi ttg sejauh mana pekerjaan seseorang

TEORI HARAPAN (Victor Vroom)Orang akan melakukan apa yg mampu dilakukan dan apabila ia mau utk melakukan Ada 3 hal penting : 1. Harapan (Expectancy) : dengan bekerja ia akan dapat mencapai tingkatan kinerja 2. Instrumentalitas (Instrumentality) : hasil kerja akan timbul sebagai akibat pelaksanaan tugas 3. Valensi (Valency) : nilai yang diberikan pada hasil kerja

Motivasi (M) = E x I x V

MODEL PORTER & LAWLER (Pengembangan Teori Harapan)10 Persepsi Ganjaran yg Adil

Nilai Ganjaran 1 Upaya 2 Persepsi Upaya 3

Kemampuan Tugas 5 Unjuk Kerja 6 Persepsi Peranan 4

7

Ganjaran Intrinsik

Kepuasan 9

Ganjaran Ekstr 8

Uraian : 1. Tingkat daya tarik (valensi) dari ganjaran yg akan diperoleh. 2. Persepsi terhadap kemungkinan upaya mencapai tingkat performance tertentu menuju ganjaran. 3. Upaya yang dilakukan. 4. Performance (unjuk kerja) yang dicapai 5. Kemampuan meliputi pengetahuan, ketrampilan, intelektual, sifat ulet, tabah dan mantap. 6. Cara seseorang memandang pekerjaannya. 7. Ganjaran intrinsik : riang, bangga, sense of competence 8. Ganjaran ekstrinsik : uang, penghargaan/pujian 9. Kepuasan diperoleh dari kedua macam ganjaran 10. Persepsi terhadap keadilan atas ganjaran yang diterima

Masalah Motivasi disebabkan oleh : 1. Masalah Komunikasi : Persepsi yang salah atas apa yg diharapkan 2. Masalah Kemampuan/Ketrampilan : Kurang memiliki kemampuan fisik & mental 3. Masalah Pelatihan : Tanpa pelatihan, unjuk kerja kurang memadai 4. Masalah Kesempatan : Terkendala oleh kondisi lingkungan : kekurangan peralatan, metode yg sudah usang Langkah-langkah Untuk Memotivasi : a. Kenali dengan baik karakteristik anggota dan identifikasi pola kebutuhan mereka b. Terapkan sasaran yang tepat c. Kembangkan ukuran unjuk kerja yang reliable dan berikan umpan balik d. Sesuaikan kemampuan masing-masing anggota e. Beri dukungan lewat pelatihan dan tumbuhkan sense of competence f. Imbalan yang adil g. Berlakulah adil, obyektif dan jadilah teladan

MANAJEMEN KONFLIKMerupakan kekuatan yang dapat : Mengembangkan organisasi Memecah belah organisasi Menghancurkan organisasiHakekat Konflik : 1. Konflik Intrapersonal : ketegangan yang timbul jika menginginkan dua hal yang tidak klop 2. Konflik Interpersonal : jika terjadi ketidaksesuaian kepentingan antara 2 pihak

CHUNG & MEGGINSON (1981)

Teori Incongruency (Ketidaksesuaian)

Konflik sebagai perjuangan antar kebutuhan, keinginan, gagasan, kepentingan yang saling bertentangan dalam : 1. Sasaran (Goals) 2. Nilai (Values) 3. Pikiran (Cognition) 4. Perasaan (Affect) 5. Perilaku (Behavior) Pandangan tradisional Pandangan perilaku COSER (1956) 1. 2. 3. 4. 5. konflik sesuatu yang jelek & harus dihindari konflik sesuatu yang alamiah & tidak selalu jelek Fungsionalisasi Konflik

Konflik menjernihkan udara/melapangkan dada Menghilangkan status quo Mendorong kohesi intra kelompok untuk menghadapi musuh bersama Mendorong perubahan peraturan, tata tertib, prosedur, dll Alat keseimbangan kekuasaan (power equalizer)

DINAMIKA KONFLIK

P

K

P = Pimpinan K = Karyawan

Conflict EpisodeLatent

PONDY (1967)Aftermath

1Perceived Felt Manifest

5

2

3

4

Conflict Resolution

1. Latent Conflict

: Muncul factor yang menjadi kekuatan potensial pendorong konflik 2. Perceived Conflict : Satu pihak memandang pihak lain akan menghambat/mengancam sasarannya. : Merasakan dan mengenali keberadaan konflik 3. Felt Conflict 4. Manifest Conflict : Kedua belah pihak berperilaku mengundang tanggapan pihak lain 5. Aftermath Conflict : Masih tersisa ketegangan sesudah konflik diatasi yang memicu Latent Conflik episode berikutnya :

TEKNIK PEMECAHAN KONFLIKThomas (1976)1. KOLABORASI : pendekatan menang-menang (win-win approach), memuaskan kedua pihak; jika : kepentingan sama kuat 2. KOMPETISI : pendekatan menang-kalah (win-lose approach), berorientasi kekuasaan; jika : sumber terbatas, kekuasaan besar 3. AKOMODASI : berkorban demi pihak lain ; jika : sadar bersalah, kepentingan lain lebih utama 4. KOMPROMI : posisi tengah; jika : tak penting, kekuasaan seimbang, cepat 5. HINDARI : tak bermusuhan/kooperatif ; jika : isu sederhana, kekuasaan kecil

R. Botton1. Kendalikan emosi : Anggap sederajat, dengarkan dengan baik, kemukakan pendapat, ungkapkan perasaan 2. Pemecahan kolaboratif : Definisikan masalah, curah pendapat, pilih alternatif terbaik utk 2 pihak, rencanakan tindakan, evaluasi

Campur Tangan Pihak ke-3

1. 2. 3.

Arbitrasi wasit/hakim yang akan memutuskan Mediasi perantara/mediator Konsultasi Antar Pihak konsultan R. Blake & S. Mouton

Langkah Pertama : tentukan pihak ke-3 : jelaskan tujuan dari usaha penengahan Langkah Kedua : pertemuan pihak ke-3 dengan masing2 Langkah Ketiga kelompok konflik, menulis persepsi masing2 kelompok Langkah Keempat : Mempertukarkan bahan tertulis dari masing2 pihak/kelompok Langkah Kelima : Menyampaikan kesan dari bahan tertulis ke pihak ke-3 Langkah Keenam : Pihak ke-3 mempertemukan kedua kelompok dan mencari penyelesaian bersama

MANAJEMEN STRESSStress keadaan yang timbul dari kapasitas tuntutan yang tidak seimbang, baik nyata maupun dirasakan, dalam tindakan2 penyesuaian organisasi dan sebagian diwujudkan oleh respon non spesifik (unsur psikologis dan fisiologis)

KLASIFIKASI AKIBAT STRESS 1. Efek Subyektif : cemas, agresi, masa bodoh, bosan, depresi, lelah, frustasi, rasa bersalah & malu, nervous 2. Efek Kepribadian : mudah kecelakaan, penggunaan obat, makan-minum berlebihan, merokok berlebihan, gemetar, dll. 3. Efek Kognitif : tak mampu membuat keputusan, tak mampu berkonsentrasi, mudah lupa, sensitive terhadap kritik, hambatan mental 4. Efek Physiologis : maag, tekanan darah >, denyut jantung, kadar gula >, berkeringat >, sulit bernafas/sesak 5. Efek Organisasional : mangkir/absent, hubungan individu buruk, produktivitas rendah, tingkat kecelakaan & turn over tinggi, ketidakpuasan kerja tinggi

SUMBER-SUMBER STRESS (Cooper & Marshall, 1978)1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Faktor2 yang melekat pada pekerjaan (pilot, sopir, dll) Peranan dalam organisasi (kekaburan peran) Hubungan2 dalam organisasi Pengembangan karir (pembinaan, pelatihan) Struktur dan iklim organisasi Hubungan organisasi dengan pihak luar Faktor yang berasal dari dalam diri individu

FAKTOR-FAKTOR ORGANISASIONAL YANG MEMPENGARUHI STRESSRole ambiguity and role conflict (kekaburan peran dan konflik peran) Role ambiguity : kesenjangan antara jumlah informasi dengan yang dibutuhkan Role conflict : ketidakcocokan antara harapan2 yg berkaitan dengan suatu peran 2. Work overload (kelebihan beban kerja) - Quantitative overload having too much to do - Qualitative overload too difficult 3. Responsibility for people (tanggung jawab atas orang lain) Makin tinggi jabatan, makin besar tanggung jawab 4. Career development (pengembangan karier) - Kurangnya keamanan kerja - Ketidakcocokan status 5. Lack of group cohesiveness (kurangnya kohesi kelompok) 6. Inadequate group support (dukungan kelompok tidak memadai) 7. Organizational structure and climate (struktur dan iklim organisasi) 8. Organizational territory (wilayah dalam organisasi) 9. Tasks characteristics (karakteristik tugas) 10. Leadership influence (pengaruh kepemimpinan) 1.

STRATEGI MENGURANGI STRESS DALAM ORGANISASI1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Klarifikasi atas hal2 yg bersifat dualisme dan bertentangan Restrukturisasi/pengaturan kembali tugas dan peran Bina dan tingkatkan komunikasi timbal balik Laksanakan pendelegasian wewenang dan tanggung jawab secara proposional Perencanaan dan pengembangan SDM yang integral Pengaturan fasilitas fisik kerja yang memadai Laksanakan program pendidikan dan latihan karyawan Jaminan fleksibilitas dalam organisasi kepemimpinan

STANDARD MUTUPaduan sifat-sifat barang/jasa yang relatif mantap dan sesuai dengan kebutuhan pelanggan yang luas (lokal, nasional, global) Perbedaan mutu barang dan mutu jasa Mutu Barang 1. 2. 3. 4. Obyektif Berwujud Berukuran metrik Mengutamakan perhitungan waktu penyimpanan 5. Terbuat dari materi 6. Dapat dihitung 1. 2. 3. 4. Mutu Jasa Subyektif Tidak selalu berwujud Umumnya berukuran relatif Mengutamakan kepemerhatian

5. Non materi (reputasi, sikap, tata krama, dll) 6. Tidak dapat dihitung tapi dirasakan, diyakini

Sifat-sifat Pokok Mutu JasaRATER Reliability Assurance Tangibles Empathy Responsiveness1. Keterpercayaan (Reliability), Jujur Aman Tepat waktu Ketersediaan 2. Keterjaminan (Assurance) : Kompetensi Percaya diri Menimbulkan keyakinan Kebenaran/keobyektifan 3. Penampilan (Tangibles) : Kebersihan/kesehatan Buatan baik Teratur & rapi Berpakaian rapi & harmonis Cantik/indah

K2PK2 Keterpercayaan Keterjaminan Penampilan Kepemerhatian Ketanggapan4. Kepemerhatian (Empathy) : - Penuh perhatian - Melayani dengan ramah & menarik - Memahami aspirasi pelanggan - Komunikasi dengan baik & benar - Sikap penuh simpati 5. Ketanggapan (Responsiveness) : - Tanggap terhadap kebutuhan pelanggan - Cepat merespon terhadap permintaan - Cepat atasi keluhan-keluhan pelanggan

ISO (INTERNATIONAL STANDARD ORGANIZATION)Organisasi yg bertujuan untuk memfasilitasi, koordinasi dan penyatuan standard industri internasional. Dalam industri ada 2 macam ISO : ISO 9000 : Quality Management ISO 14000 : Environmental Management ISO 9000 a. ISO 9000 b. ISO 9001 c. ISO 9002 d. ISO 9003 e. ISO 9004 Standard internasional untuk manajemen mutu, terdiri dari : : Manajemen mutu dan standar jaminan mutu : Sistem Mutu meliputi model, rancang bangun, produksi, instalasi & pelayanan : Sistem Mutu meluputi produksi dan instalasi : Sistem Mutu meluputi penjaminan kualitas produk melalui inspeksi akhir dan pengujian : Mutu dan elemen system mutu mutu jasaMasyarakat Eropa USA Indonesia EN 2900 Q 90 SNI 9-9000