Makro Pembahasan Fix(1)
-
Upload
dwi-permanasari -
Category
Documents
-
view
229 -
download
0
Transcript of Makro Pembahasan Fix(1)
-
8/19/2019 Makro Pembahasan Fix(1)
1/26
I. PENDAHULUAN
Kebijakan fiskal merupakan salah satu kebijakan dalam mengatur kegiatan ekonomi
secara makro, di samping kebijakan fiskal juga terdapat kebijakan moneter yang merupakan
partner kebijakan fiskal dalam mengendalikan stabilitas ekonomi dan mendorong
pertumbuhan ekonomi. Permintaan agregat yang diartikan sebagai tingkat pengeluaran yang
dilakukan dalam ekonomi pada berbagai tingkat harga merupakan penerima dampak dari
perubahan kebijakan moneter dan fiskal dalam hal perekonomian di suatu negara.
Pergerakan dari permintaan agregat mengalami suatu perubahan dari satu periode ke periode
berikutnya sebagai wujud dari pengaruh kebijakan fiskal dan kebijakan moneter itu sendiri.
Kebijakan moneter dan fiskal masing-masing memengaruhi permintaan agregat dimana
salah satu dari kedua kebijakan ini dapat menyebabkan fluktuasi produk dan harga jangka
pendek atau dapat dikatakan bahwa perangkat-perangkat kebijakan moneter dan fiskal
pemerintah memengaruhi posisi kurva permintaan agregat. Sehingga hal tersebut membuat
pemerintah ingin mengantisipasi pengaruh ini dan, mungkin, menyesuaikan kebijakan lain
sebagai bentuk tanggapan pemerintah terhadap perubahan permintaan agregat tersebut.
II. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pada pendahuluan diatas, maka rumusan masalah yang akan dibahas
dalam paper ini adalah sebagai berikut
!. Bagaimana pengaruh kebijakan moneter terhadap permintaan agregat"#. Bagaimana pengaruh kebijakan fiskal terhadap permintaan agregat"$. Bagaimana pemerintah menggunakan kebijakan untuk menstabilkan perekonomian"%. Bagaimana studi kasus mengenai pengaruh kebijakan moneter dan fiskal terhadap
permintaan agregat"III. PEMBAHASAN
III.1 Kebijakan Moneter Memengaruhi Permintaan Agregat
Kurva Permintaan &gregat menunjukkan jumlah permintaan barang dan jasa
dalam perekonomian untuk sembarang tingkat harga. Kemiringan kurva permintaan
agregat bergerak menurun karena tiga alasan, yaitu
• Pengaruh Kekaaan 'ingkat harga yang lebih rendah menaikkan nilai riil
uang yang dipegang oleh rumah tangga, sedangkan kesejahteraan yang lebih
tinggi ini mendorong belanja konsumen.
• Pengaruh !uku bunga 'ingkat harga yang lebih rendah menurunkan suku
bunga karena orang berusaha meminjamkan kelebihan uang yang mereka
pegang, sedangkan suku bunga yang lebih rendah mendorong pengeluaran
untuk investasi.
Pengaruh Kebijakan Moneter dan Fiskal Terhadap Permintaan Agregat Page
-
8/19/2019 Makro Pembahasan Fix(1)
2/26
• Pengaruh ni"ai tukar &pabila tingkat harga yang rendah menurunkan tingkat
suku bunga, investor memindahkan sebagian dari dana mereka keluar negeri
dan menyebabkan mata uang domestik mengalami depresiasi relatif dengan
mata uang asing. (epresiasi ini membuat barang ) barang di dalam negerimenjadi lebih murah dibandingkan dengan barang ) barang luar negeri dan,
akibatnya, mendorong belanja ekspor neto.
Ketiganya terjadi secara bersamaan untuk meningkatkan jumlah permintaan
barang dan jasa ketika tingkat harga turun dan menurunkannya ketika harga naik.
*amun ketiga pengaruh tersebut tidak sama pentingnya dan berbeda-beda menurut
jenis perekonomian. Karena kepemilikan uang umunya sebagian kecil dari kekayaan
rumah tangga, maka dapat dikatakan bahwa efek kekayaan adalah yang paling tidak
penting dari ketiga pengaruh tersebut. Selain itu, pengaruh nilai tukar akan besar
bagi perekonomian asia yang kecil dan terbuka, seperti Singapura, +ong Kong, dan
alaysia karena ketiga negara tersebut bisa mengekspor dan mengimpor bagian
yang lebih besar dari P(B mereka daripada negara lain di &sia, termasuk 'hailand
dan ndonesia.
III.1.1 #eori Pre$eren!i Likui%ita!
hon aynard Keynes mengajukan teori preferensi likuiditas untuk
menjelaskan factor-faktor yang menentukan suku bunga dalam perekonomian. 'eori
tersebut pada dasarnya tidak lebih dari penerapan penawaran dan permintaan.
enurut Keynes, suku bunga berubah-ubah untuk menyeimbangkan penawaran dan
permintaan uang.
Para ekonom membagi suku bunga menjadi dua macam, yaitu suku bunga
nominal adalah suku bunga yang umum dilaporkan dan suku bunga riil adalah suku
bunga yang telah dikoreksi dengan pengaruh inflasi. (alam analisis yang akan kita
lihat, tingkat inflasi harapan diasumsikan konstan. /&sumsi ini sesuai untuk
mempelajari perekonomian jangka pendek0. 1leh karena itu, apabila suku bunga
nominal naik atau turun, suku bunga riil yang diinginkan oleh orang juga naik atau
turun, jadi apabila terjadi perubahan suku bunga maka suku bunga riil dan suku
bunga nominal bergerak ke arah yang sama.
III.1.& 'um"ah Uang ang Bere%ar
Pengaruh Kebijakan Moneter dan Fiskal Terhadap Permintaan Agregat Page
-
8/19/2019 Makro Pembahasan Fix(1)
3/26
umlah uang yang beredar dikendalikan oleh bank sentral. Bank sentral
biasanya mengubah jumlah uang yang beredar terutama dengan mengubah jumlah
cadangan dalam sistem perbankan melalui pembelian dan penjualan obligasi
pemerintah dalam operasi pasar terbuka, mengubah persyaratan cadangan yang
harus dimiliki oleh bank-bank terhadap simpanan atau tingkat diskonto. *amun
dalam hal ini, kita memiliki tujuan untuk mengkaji bagaimana perubahan-perubahan
pada jumlah uang yang beredar memengaruhi permintaan agregat barang dan jasa.
aka, jumlah uang yang beredar dalam perekonomian ditetapkan disembarang
tingkat yang diputuskan oleh bank sentral.
(.1.&.1 Ke!eimbangan %i Pa!ar Uang
Menurut Teori Preferensi Likuiditas suku bunga berubah-ubah untuk
menyeimbangkan jumlah uang yang beredar dengan jumlah permintaan uang.
Jika suku bunga berada di atas titik keseimbangan (misalnya r 1 ) jumlah uang
yang ingin dipegang oleh orang ( M 1d
) lebih ke!il daripada jumlah yang
dibuat oleh bank sentral dan surplus uang ini menekan suku bunga ke ba"ah.
#ebaliknya jika suku bunga berada di ba"ah titik keseimbangan (misalnya r $ )
jumlah uang yang ingin dipegang oleh orang ( M 2
d
) lebih besar daripada
jumlah yang dibuat oleh bank sentral dan defisit uang ini menekan suku bunga ke
atas. %engan demikian daya pena"aran dan permintaan di pasar uang menekan
suku bunga ke arah suku bunga keseimbangan yaitu di tingkat orang merasa
puas dengan memiliki jumlah uang yang dibuat oleh bank sentral.
Pengaruh Kebijakan Moneter dan Fiskal Terhadap Permintaan Agregat Page
Tingkat
suku
bunga
FIGUR
Jumlah
uang
r
1
Suku bunga
keseimbang
Permintaan
uangr
Jumlah yg
di tetapkan
banksentral
Jumlah
uang M 2d
M 1d
0
-
8/19/2019 Makro Pembahasan Fix(1)
4/26
Karena ditetapkan oleh kebijakan bank sentral, jumlah uang yang beredar
tidak bergantung pada variabel ) variabel ekonomi lainnya. Secara khusus
jumlah uang yang beredar tidak bergantung pada suku bunga. Setelah bank
sentral memutuskan kebijakannya, jumlah uang beredar tidak berubah, tanpa
memandang suku bunga yang berlaku. Seperti terlihat pada 2igur !, yang
menggambarkan jumlah uang yang beredar tetap dengan kurva penawaran
vertikal.
(.1.( Permintaan Uang
Bagian kedua dari teori preferensi likuiditas adalah permintaan uang.
3ikuiditas segala aset adalah kemudahan aset tersebut diubah menjadi alat
pertukaran dalam perekonomian. 4ang merupakan alat pertukaran dalam
perekonomian sehingga merupakan aset paling likuid yang tersedia, jadi orang lebih
memilih untuk memiliki uang daripada aset lainnya yang memberikan tingkat hasil
lebih tinggi karena uang dapat digunakan untuk membeli barang dan jasa.
2aktor utama yang memengaruhi permintaan uang dalam teori preferensi
likuiditas adalah tingkat suku bunga karena suku bunga merupakan biaya
kesempatan untuk memiliki uang, maksudnya apabila kita memiliki kekayaan
berupa uang tunai di dompet, bukan berupa obligasi berbunga, kita kehilangan
bunga yang seharusnya kita peroleh. Kenaikan suku bunga menaikkan biaya
kepemilikan uang sehingga mengurangi jumlah permintaan uang. Penurunan suku
bunga mengurangi biaya kepemilikan uang dan menaikkan jumlah permintaan. 1leh
karena itu, seperti terlihat pada 2igur !, kurva permintaan uang miring ke bawah.
(.1.) Ke!eimbangan %a"am Pa!ar Uang
enurut teori preferensi likuiditas, suku bunga berubah-ubah untuk
menyeimbangkan jumlah uang yang beredar dan permintaan uang. Suku bunga
keseimbangan menyebabkan jumlah permintaan uang tepat seimbang dengan jumlah
uang beredar. &pabila suku bunga berada di tingkat lain, orang akan berusaha
menyesuaikan portofolio aset mereka sehingga mendorong suku bunga ke titik
keseimbangan.
isalkan suku bunga berada di atas titik keseimbangan, ini berarti jumlah
uang yang ingin dipegang masyarakat lebih kecil daripada yang ditetapkan bank
sentral. ereka yang memiliki surplus uang akan berusaha untuk menghabiskannya
dengan membeli obligasi berbunga atau dengan menyimpannya untuk memperolah
Pengaruh Kebijakan Moneter dan Fiskal Terhadap Permintaan Agregat Page
-
8/19/2019 Makro Pembahasan Fix(1)
5/26
bunga. Karena pihak penerbit surat berharga dan bank-bank lebih suka untuk
membayar suku bunga yang lebih rendah, maka mereka merespon hal ini dengan
menurunkan suku bunga yang ditawarkan. Pada saat suku bunga turun, biasanya
masyarakat menjadi lebih bersedia untuk memegang uang sampai ketika suku bunga
keseimbangan, mereka puas karena memiliki jumlah tepat uang yang dibuat oleh
bank sentral, begitu juga sebaliknya.
(.1.* Kemiringan ke Ba+ah Kur,a Permintaan Agregat
(.1.*.1 Pa!ar Uang %an Kemiringan Kur,a Permintaan Agregat
&enaikan tingkat hara dari P 1 menjadi P $ menggeser kur'a permintaan uang
ke kanan seperti terlihat pada panel (a). &enaikan permintaan uang ini
menyebabkan suku bunga naik dari r 1 menjadi r $. &arena suku bunga merupakan
biaya pinjaman kenaikan suku bunga menurunkan jumlah permintaan barang
dan jasa dari 1 menjadi $. ubungan negati'e antara tingkat harga dan jumlah
permintaan ini ditunjukkan kur'a permintaan agregat ke ba"ah seperti terlihat
pada panel (b).
Pengaruh Kebijakan Moneter dan Fiskal Terhadap Permintaan Agregat Page
(a) Pasar Uang
Jumlah
uangyang
FIGUR
Tingkat
suku
bunga
r 2
Permintaan uang padatingkat harga P1!1
Permintaan uang pada
tingkat harga P"!"
Jumlah uang yang
ditetapkan #leh bank
"$%menaikkan
permintaan uang$%%
r 1
&$%%yang
meningkatkan tingkat
suku bunga
keseimbang
an$%%
0 Jumla
h
Tingka
t
(b) Kurva Permintaan
-
8/19/2019 Makro Pembahasan Fix(1)
6/26
'ingkat harga merupakan satu penentu jumlah permintaan uang. Pada harga
lebih tinggi, uang yang dipertukarkan semakin banyak setiap kali barang barang
atau jasa dijual. &kibatnya orang akan memilih untuk memiliki lebih banyak
uang. &rtinya tingkat harga yang tinggi menaikkan jumlah permintaan pada setiap
suku bunga yang berlaku. 1leh karena itu tingkat harga menggeser kurva
permintaan kekanan dari M%1 menjadi M%$, terlihat pada gambar /a0.
Pergeseran kurva permintaa uang ini memengaruhi keseimbangan di pasar
uang. &gar jumlah uang yang beredar tidak berubah, suku bunga harus naik untuk
menyeimbangkan jumlah uang yang beredar dan permintaan uang. 'ingkat harga
yang lebih tinggi menaikkan jumlah uang yang ingin dimiliki oleh masyarakat
dan menggeser kurva permintaan uang ke kanan. *amun karena jumlah uang
yang beredar tidak berubah, sehingga suku bunga harus naik dari r 1 menjadi r $
untuk mencegah permintaan tambahan.
Ketika tingkat harga naik dari P 1 menjadi P $ yang menyebabkan permintaan
uang naik M%1 menjadi M%$ dan menaikkan suku bunga dari r 1 menjadi r $ jumlah
permintaan barang dan jasa turun jadi 1 menjadi $.
adi, kesimpulannya adalah pertama tingkat harga yang lebih tinggi
menaikkan permintaan uang. &edua permintaan uang yang lebih tinggi
menyebabkan suku bunga menjadi lebih tinggi. &etiga bunga yang lebih tinggi
mengurangi permintaan barang dan jasa, begitu juga sebalikya. aka terdapat
hubungan negative antara tingkat harga dan jumlah permintaan barang dan jasa
yang diilustrasikan oleh kurva permintaan agregat yang miring ke bawah.
Pengaruh Kebijakan Moneter dan Fiskal Terhadap Permintaan Agregat Page
p
p
Permintaa
n agregat
1$%% enaikan
Tin kat
0 Y Y Jumlah
utput*$%yang kemudian
men uran i umlah
-
8/19/2019 Makro Pembahasan Fix(1)
7/26
(.1.- Perubahan 'um"ah Uang Bere%ar
(.1.-.1 Suntikan moneter
Pada panel (a) kenaikan jumlah uang yang beredar dari M# 1 menjadi M# $
menurunkan suku bunga keseimbangan dari r 1 menjadi r $ karena suku bunga
merupakan biaya pinjaman penurunan suku bunga menaikkan jumlah
permintaan barang dan jasa pada tingkat harga tertentu dari 1 menjadi $. *leh
karena itu pada panel (b) kur'a permintaan agregat bergeser ke kanan dari +% 1
ke +%$.
Pengaruh Kebijakan Moneter dan Fiskal Terhadap Permintaan Agregat Page
(a) Pasar UangFIGUR
1% apabila bank
sentral
menaikkan
+umlah uangr 2
Permintaan uang
pada tingkat harga
Tingkat
suku
bunga Jumlah uangyang beredar
r 1
"% %% tingkat
suku bunga
keseimban
gan turun %%
Jumla
h
0 MSMS1
(b) Kurva Permintaan
FIGUR
Tingka
t
P
0
,!
Jumlah
utput
Permintaan
&% $ an menaikkan umlah ermintaan baran dan asa ada tin kat
Y Y
-
8/19/2019 Makro Pembahasan Fix(1)
8/26
Seperti pada panel /a0 2igur $, kenaikan jumlah uang yang beredar
menggeser kurva jumlah uang yang beredar menggeser kurva jumlah uang yang
beredar kekanan dari M# 1 menjadi M# $ . Karena kurva permintaan uang belum
berubah, suku bunga turun dari r 1 ke r $ untuk menyeimbangkan permintaan uang.
&rtinya, suku bunga harus turun agar orang memiliki uang tambahan yang dibuat
oleh bank sentral.
Sekali lagi, suku bunga memengaruhi jumlah permintaan barang dan jasa,
seperti terlihat pada panel /b0 2igur $. Suku bunga yang lebih rendah menurunkan
biaya pinjaman dan tingkat pengembalian dari tabungan. 5umah tangga membeli
rumah lebih banyak dan besar yang mendorong permintaan investasi perumahan.
Perusahaan-perusahaan mengeluarkan biaya lebih banyak untuk membangun
pabrik dan peralatan baru yang mendorong investasi bisnis. &kibatnya, jumlah
permintaan barang dan jasa pada tingkat harga tertentu, P , naik dari 1 menjadi $.
'entu saja tidak ada yang istimewa dengan P Suntikan moneter meningkatkan
jumlah permintaan barang dan jasa pada semua tingkat harga. 1leh karena itu,
kurva permintaan agregat secara keseluruhan bergesar ke kanan.
+pabila bank sentral menaikkan jumlah uang yang beredar suku bungaturun dan jumlah permintaan barang dan jasa untuk tingkat harga tertentu naik
yang menyebabkan kur'a permintaan agregat bergeser ke kanan. #ebaliknya
apabila bank sentral menurunkan jumlah uang yang beredar suku bunga naik
dan jumlah permintaan barang dan jasa untuk tingkat harga tertentu menurun
yang menyebabkan kur'a permintaan agregat bergeser ke kiri.
(.1. Peranan #arget Suku Bunga %a"am Kebijakan Moneter
Keputusan bank sentral untuk menargetkan suku bunga pada dasarnya tidak
mengubah analisis kita terhadap kebijakan moneter. 'eori preferensi likuiditas
memberi satu prinsip penting kebijakan moneter dapat dijelaskan baik dalam
terminologi jumlah uang yang beredar maupun terminologi suku bunga. &pabila
target suku bunga telah ditetapkan, misalnya 6 persen, penjual obligasi bank sentral
seakan ) akan diberi tahu 7lakukan segala operasi pasar terbuka yang diperlukan
untuk memastikan bahwa suku bunga keseimbangan sama dengan 6 persen.8
(engan kata lain, apabila bank sentral menetapkan target suku bunga, bank sentral
Pengaruh Kebijakan Moneter dan Fiskal Terhadap Permintaan Agregat Page
-
8/19/2019 Makro Pembahasan Fix(1)
9/26
berkomitmen untuk menyesuaikan jumlah uang yang beredar untuk membuat
keseimbangan di pasar uang guna mencapai target tersebut.
Perubahan kebijakan moneter yang bertujuan untuk memperluas permintaan
agregat dapat dijabarkan, baik sebagai kenaikan jumlah uang yang beredar atau
sebagai penurunan suku bunga. Perubahan kebijakan moneter yang bertujuan untuk
menurunkan permintaan agregat dapat dijabarkan, baik sebagai penurunan jumlah
uang yang beredar maupun sebagai kenaikan suku bunga.
(.&Kebijakan /i!ka" Memengaruhi Permintaan Agregat
Pemerintah dapat memengaruhi perilaku ekonomi tidak hanya melalui kebijakan
moneter, tetapi juga melalui kebijakan fiskal. Kebijakan fiskal mengacu pada pilihan
pemerintah mengenai tingkat keseluruhan pembelian atau pajak pemerintah. Kebijakan
fiskal memengaruhi tabungan, investasi, dan pertumbuhan jangka panjang. *amun
dalam jangka pendek, kebijakan fiskal terutama memengaruhi permintaan agregat barang
dan jasa.
(.&.1 Perubahan0erubahan %a"am Pembe"anjaan Negara
Ketika mengubah jumlah uang yang beredar atau tingkat pajak, pemerintah
mengubah kurva permintaan agregat dengan memengaruhi keputusan belanja
perusahaan atau rumah tangga. Sebaliknya, ketika mengubah belanja barang dan
jasanya sendiri, pemerintah mengubah kurva permintaan agregat secara langsung.
isalnya bahwa (epartemen Pertahanan melakukan pemesanan senilai 9#: miliar
kepada Buildit, perusahaan konstruksi lokal untuk membangun markas tentara baru.
Pesanan ini meningkatkan permintaan output yang diproduksi oleh Buildit yang
menyebabkan perusahaan itu mempekerjakan lebih banyak pegawai dan
meningkatkan produksi. Karena Buildit adalah bagian dari perekonomian, kenaikan
permintaan konstruksi oleh Buildit berarti kenaikan jumlah total permintaan barang
dan jasa pada setiap tingkat harga. &kibatnya, kurva permintaan agregat bergeser ke
kanan. &da dua efek ekonomi makro yang menyebabkan pergeseran kurva
permintaan agregat berbeda dengan perubahan belanja pemerintah. Pertama, efek
penggandaan menyatakan bahwa pergeseran permintaan agregat dapat lebih besar
daripada 9#: miliar. Kedua, efek pembatasan paksa menyatakan bahwa pergeseran
permintaan agregat ini dapat lebih kecil dari 9#: miliar.
Pengaruh Kebijakan Moneter dan Fiskal Terhadap Permintaan Agregat Page
-
8/19/2019 Makro Pembahasan Fix(1)
10/26
(.&.& E$ek Penggan%aan
Belanja pemerintah yang dikatakan memiliki efek penggandaan pada
permintaan agregat adalah pergeseran tambahan pada permintaan agregat yang
muncul jika kebijakan fiskal ekspansif meningkatkan pendapatan yang
menyebabkan kenaikan belanja konsumen. Ketika belanja konsumen meningkat,
perusahan-perusahan yang memproduksi barang-barang konsumen mempekerjakan
lebih banyak orang dan meraih keuntungan. Pendapatan dan keuntungan yang lebih
tinggi kembali mendorong belanja konsumen, dan begitu seterusnya.1leh karena itu, ada umpan balik positif terhadap permintaan yang
meningkat yang menimbulkan kenaikan pendapatan dan menyebabkan permintaan
menjadi lebih meningkat. &pabila seluruh efek ini digabungkan, efek totalnya
terhadap jumlah permintaan barang dan jasa dapat lebih besar daripada rangsangan
awal dari belanja pemerintah yang lebih besar. Sehingga setiap dolar yang
dibelanjakan oleh pemerintah dapat meningkatkan permintaan agregat untuk barang
dan jasa oleh lebih dari satu dolar, belanja pemerintah inilah dikatakan menimbulkan
efek penggandaan /multipler effe!t 0 terhadap permintaan agregat.
(.&.( Rumu! Penggan%aan Be"anja
&ngka penting dalam rumus ini adalah kecenderungan konsumsi marginal
/marginal propensity to !onsume )P;0.
5umus penggandaan ini memberikan kesimpulan penting yaitu besarnya
pengganda bergantung pada kecenderungan konsumsi marginal. 1leh karena itu,
P; lebih besar berarti pengganda lebih besar. 4ntuk melihat kebenaran dari
pernyataan ini, ingat bahwa pengganda muncul karena pendapatan yang lebih besar
menyebabkan belanja konsumen meningkat. Semakin besar P;, semakin besar pula pengaruh yang ditimbulkan terhadap konsumsi dan semakin besar pula
penggandanya.
4ntuk mengukur dampak perubahan belanja pemerintah terhadap permintaan
agregat, maka dapat ditelusuri dampaknya tahap demi tahap. Proses ini diawali
ketika pemerintah membelanjakan sejumlah 9#: miliar, yang berarti bahwa
pendapatan nasional /pendapatan dan keuntungan0 juga naik sebesar jumlah ini.
Kenaikan pendapatan ini kemudian meningkatkan belanja konsumen sebesar P; <
Pengaruh Kebijakan Moneter dan Fiskal Terhadap Permintaan Agregat Page
-
8/19/2019 Makro Pembahasan Fix(1)
11/26
9#: miliar yang kemudian meningkatkan pendapatan para pegawai dan pemilik
perusahaan yang memproduksi barang-barang konsumsi. Kenaikan pendapatan
kedua ini kembali meningkatkan belanja konsumen, kali ini sebesar P; < /P; <
9#: miliar0. ?fek umpan balik ini berlangsung terus menerus.
4ntuk mengetahui dampak total terhadap permintaan barang dan jasa, kita
menambahkan seluruh efek ini Perubahan belanja pemerintah = 9 #: miliar Perubahan pertama pada konsumsi = P; < 9 #: miliar Perubahan kedua pada konsumsi = P;# < 9 #: miliar Perubahan ketiga pada konsumsi = P;$ @ 9 #: miliar A dst Adstumlah perubahan permintaan =
/! MP,MP, 1MP, $MP, /0 < 9 #: miliar.
(isini, 7A8 melambangkan angka tidak terhingga yang sejenis. (engandemikian, kita dapat menuliskan rumus penggandaan sebagai berikut
Penggandaan = ! MP,MP, 1MP, $MP, /Penggandaan ini memberitahukan permintaan barang dan jasa yang
dihasilkan oleh setiap dolar belanja pemerintah.4ntuk menyederhanakan persamaan pengganda ini, ingat kembali bahwa
ungkapan ini merupakan deret geometris tak hingga. 4ntuk 0 antara -! dan !,! 0 0$ 0 / !>/!- 00.
(alam kasus kita, 0 = P; sehinggaPengganda = !>!/!-P;0.
Sebagai contoh, jika MP, adalah $>% maka penggandanya adalah !>/!-$>%0,
yaitu %. (alam kasus ini, belanja pemerintah sebesar 9 #: miliar menghasilkan
permintaan barang dan jasa senilai 9 C: miliar.5umus penggandaan ini memberikan kesimpulan penting 2esar pengganda
bergantung pada ke!enderungan mengonsumsi marginal. eskipun P; sebesar
$>% menghasilkan pengganda sebesar %, P; sebesar !># hanya menghasilkan
pengganda sebesar #. 1leh karena itu, MP, lebih besar berarti pengganda lebih
besar. 4ntuk melihat kebenaran dari pernyataan ini, ingat bahwa pengganda munculkarena pendapatan yang lebih besar menyebabkan belanja konsumen meningkat.
Semakin besar MP, , semakin besar pula pengaruh yang ditimbulkan terhadap
konsumsi, dan semakin besar pula penggandanya.(.&.(.1 E$ek Penggan%aan
&enaikan belanja pemerintah sebesar 3$4 miliar dapat menggeser kur'a
permintaan agregat ke kanan sebesar lebih dari 3 $4 miliar. 5fek penggandaan
ini timbul akibat kenaikan pendapatan agregat mendorong belanja tambahan
oleh konsumen.
Pengaruh Kebijakan Moneter dan Fiskal Terhadap Permintaan Agregat PageFIGUR
-
8/19/2019 Makro Pembahasan Fix(1)
12/26
(.&.) Peneraan Lain %ari E$ek Penggan%aan
&kibat efek penggandaan, satu dolar belanja pemerintah dapat menghasilkan
lebih dari satu dolar permintaan agregat. *amun, dasar pemikiran dari efek
penggandaan ini tidak terbatas pada perubahan belanja pemerintah. Sebaliknya,
logika tersebut berlaku terhadap segala peristiwa yang mengubah semua komponen
P(B)konsumsi, investasi, belanja pemerintah, atau ekspor neto.Sebagai contoh, anggap bahwa ledakan pasar saham meningkatkan kekayaan
rumah tangga dan meningkatkan belanja barang dan jasa mereka sebesar 9#: miliar.
'ambahan belanja rumah tangga ini meningkatkan pendapatan nasional yang
kemudian menghasilkan lebih banyak lagi belanja konsumen. &pabila
kecenderungan mengonsumsi marginal adalah $>% dan penggandanya % maka
rangsangan awal belanja konsumen sebesar 9#: miliar diterjemahkan menjadi
peningkatan permintaan agregat sebesar 9C: miliar.
Penggandaan merupakan konsep penting dalam ekonomi makro karena
memperlihatkan bagaimana perekonomian dapat menggandakan dampak perubahan
belanja. Perubahan awal yang kecil dalam konsumsi, investasi, belanja pemerintah
atau ekspor neto dapat berdampak besar terhadap permintaan agregat. Begitu pula
dengan produksi barang dan jasa dalam perekonomian.
(.&.* E$ek Pembata!an Pak!a
Pengaruh Kebijakan Moneter dan Fiskal Terhadap Permintaan Agregat Page
A tetapi efek penggandaan dapat
memperbesar pergeseran permintaan
agregat
0 umlah1utput
'ingkat
+arga
9 #:
&($
&(
Permintaan &gregat, &(!
!. Kenaikan belanja pemerintah sebesar 9 #: miliar
awalnya meningkatkan permintaan agregat sebesar 9 #:
-
8/19/2019 Makro Pembahasan Fix(1)
13/26
Kebijakan fiskal mungkin tidak memengaruhi perekonomian sekuat seperti
yang diperkirakan oleh multiplier. Kenaikan belanja pemerintah menyebabkan
tingkat bunga naik. 'ingkat bunga lebih tinggi mengurangi pengeluaran investasi.
Penurunan permintaan yang terjadi ketika ekspansi fiskal meningkatkan tingkat
bunga disebut e$ek embata!an ak!a /!ro"ding-out effe!t 0. ?fek pembatasan
paksa cenderung mengurangi dampak kebijakan fiskal terhadap permintaan agregat.
Pengaruh peningkatan permintaan uang diperlihatkan pada panel /a0. Karena
bank sentral belum mengubah jumlah uang yang beredar, kurva penawaran vertikal
tidak berubah. &pabila tingkat pendapatan yang lebih tinggi menggeser kurva
permintaan uang ke kanan dari M%1 ke M%$ suku bunga harus naik dari r 1 ke r $
untuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan.
Sebaliknya, kenaikan suku bunga ini menurunkan jumlah permintaan barang
dan jasa. Khususnya, karena pinjaman lebih mahal, permintaan rumah baru dan
barang-barang investasi untuk keperluan bisnis menurun. &rtinya, kenaikan belanja
pemerintah meningkatkan permintaan barang dan jasa, dan secara bersamaan
mendesak investasi. ?fek pembatasan paksa ini sebagian mengimbangi dampak
belanja pemerintah terhadap permintaan agregat dari +%1 ke +%$, namun setelah
muncul efek pembatasan paksa, kurva permintaan agregat kembali turun ke +%.
Sebagai rangkuman apabila negara menaikkan belanja sebesar 9 #: miliar,
permintaan agregat barang dan jasa dapat naik sebesar lebih atau kurang dari 9 #:
miliar, tergantung apakah efek penggandaan atau efek pembatasan paksa lebih besar.
(.&.*.1 E$ek Pembata!an Pak!a
Panel (a) memperlihatkan situasi di pasar uang. +pabila pemerintah
menaikkan belanja barang dan jasa kenaikan pendapatan yang ditimbulkan
meningkatkan permintaan uang dari M%1 ke M%$ dan ini menyebabkan suku
bunga keseimbangan naik dari r1 menjadi r$. Panel (b) memperlihatkan efek
tersebut terhadap permintaan agregat. %ampak a"al pembelanjaan pemerintah
menggeser kur'a permintaan agregat dari +%1 ke +%$. 6amun karena suku
bunga merupakan biaya pinjaman kenaikan suku bunga !enderung menurunkan
jumlah permintaan barang dan jasa terutama barang-barang in'estasi.
#ebagian dari in'estasi yang mendesak mengimbangi ekspansi fiskal permintaan
agregat. Pada akhirnya kur'a permintaan agregat hanya bergeser ke +%.
Pengaruh Kebijakan Moneter dan Fiskal Terhadap Permintaan Agregat Page
-
8/19/2019 Makro Pembahasan Fix(1)
14/26
(.&.- Perubahan0erubahan %a"am Perajakan
Perangkat kebijakan fiskal lainnya selain tingkat belanja pemerintah adalah
tingkat perpajakan. &pabila pemerintah menurunkan pajak pendapatan
perseorangan, misalnya, pendapatan bersih rumah tangga pun menjadi meningkat.
5umah tangga akan menabung sebagian dari pendapatan tambahan ini, namun
mereka juga akan membelanjakan sebagian untuk barang-barang konsumsi. Karena
Pengaruh Kebijakan Moneter dan Fiskal Terhadap Permintaan Agregat Page
(a) Pasar Uang
FIGURTingka
t Suku
Bunga
r 2
r 1
PPPermintaan uang-
MD"
0
&% $ yang
meningkat
kan tingkat
suku
bunga
Jumlah yang ditetapkan #leh bank
"% $kenaikan belan+a
meningkatkan permintaan
mlah uang
yang
beredar
Jumlah
(b) Pergeseran PermintaanFIGUR
Tingk atHarga
$yang sebagiannya
kemudian mengimbangi
kenaikan a.alpermintaan agregat
/"0
AD"
AD&
Jumlah
Permintaan agregat-
, abila kenaikan belan a emerintah menin kat ermintaan a re at$0
-
8/19/2019 Makro Pembahasan Fix(1)
15/26
meningkatkan belanja konsumen, penurunan pajak menggeser kurva permintaan
agregat ke kanan. Serupa dengan hal itu, kenaikan pajak menekan belanja konsumen
dan menggeser kurva permintaan agregat ke kiri.
Besarnya pergeseran agregat yang ditimbulkan oleh perubahan pajak juga
dipengaruhi oleh efek penggandaan dan pembatasan paksa. Ketika pemerintah
menurunkan pajak dan mendorong belanja konsumen, penghasilan dan keuntungan
meningkat yang juga mendorong belanja konsumen. ni merupakan efek
penggandaan. Pada saat yang bersamaan, pendapatan lebih tinggi meningkatkan
permintaan uang yang cenderung menaikkan suku bunga. Suku bunga yang lebih
tinggi membuat pinjaman lebih mahal sehingga menurunkan belanja investasi. ni
merupakan efek pembatasan paksa. Selain efek penggandaan dan pembatasan paksa,
ada penentu besar pergeseran permintaan agregat penting lainnya yang ditimbulkan
oleh perubahan pajak, yakni persepsi rumah tangga tentang apakah perubahan pajak
bersifat sementara atau permanen.
(.( Menggunakan Kebijakan untuk Men!tabi"kan Perekonomian
Bagi banyak ekonom, masalah kebijakan pemerintah yang aktif adalah jelas
dan sederhana. 5esesi adalah periode pengangguran tinggi, pendapatan rendah, dan
tekanan ekonomi meningkat. odel permintaan agregat dan penawaran agregat
menunjukkan bagaimana guncangan terhadap perekonomian dapat menyebabkan
resesi. odel tersebut juga menunjukkan bagaimana kebijakan moneter dan fiskal
dapat mencegah resesi dengan merespons guncangan ini. Para ekonom ini
menganggap suatu pemborosan bila tidak menggunakan instrumen kebijakan ini
untuk menstabilkan perekonomian. ?konom lain bersikap kritis terhadap upaya
pemerintah untuk menstabilkan perekonomian. ereka berpendapat pemerintah
seharusnya melakukan pendekatan lepas-tangan pada kebijakan makro ekonomi.
Pada awalnya, pandangan ini tampak mengejutkan. ika model kita menunjukkan
bagaimana mencegah atau mengurangi keparahan resesi, mengapa mereka ingin
pemerintah tidak menggunakan kebijakan moneter dan fiskal untuk stabilisasi
ekonomi "
?konom membedakan antara dua tipe kelambanan yang relevan untuk
melakukan kebijakan stabilisasi ke"ambanan %a"am /inside lag) dan ke"ambanan
"uar /outside lag 0. Kelambanan dalam adalah waktu antara guncangan terhadap
perekono- mian dan tindakan kebijakan dalam menanggapinya. Kelambanan ini
Pengaruh Kebijakan Moneter dan Fiskal Terhadap Permintaan Agregat Page
-
8/19/2019 Makro Pembahasan Fix(1)
16/26
muncul karena para pembuat kebijakan butuh waktu untuk menyadari bahwa
sebuah guncangan telah terjadi dan lalu mengeluarkan kebijakan untuk
menanganinya.
Kelambanan luar adalah waktu antara tindakan kebijakan dan pengaruhnya pada
perekonomian. Kelambanan ini muncul karena kebijakan tidak segera memengaruhi
pengeluaran, pendapatan dan kesempatan kerja.
(.(.1 Pen%ukung Kebijakan Stabi"i!a!i Akti$
Belanja pemerintah merupakan penentu posisi kurva permintaan agregat.
&pabila pemerintah memangkas pengeluarannya, permintaan agregat akan turun
yang akan menekan produksi dan lapangan kerja dalam jangka pendek. 4ntuk
mencegah kerugian dari kebijakan fiskal ini, bank sentral dapat bertindak guna
memperluas permintaan agregat dengan meningkatkan jumlah uang yang beredar.
?kspansi moneter dapat menurunkan suku bunga, mendorong belanja investasi, dan
memperluas permintaan agregat. ika respons kebijakan moneter tepat, gabungan
perubahan kebijakan moneter dan fiskal tidak akan membuat permintaan agregat
barang dan jasa terpengaruh. Bank-bank sentral mengetahui bahwa kebijakan
moneter merupakan penentu penting permintaan agregat, selain itu ada juga penentu
penting lainnya, termasuk kebijakan fiskal yang ditetapkan oleh pemerintah.+al ini memiliki dua implikasi bagi kebijakan ekonomi makro. mplikasi
pertama dan yang tidak begitu serius adalah pemerintah seharusnya tidak boleh
menjadi penyebab fluktuasi ekonomi. (engan demikian, mayoritas ekonom
memperingatkan perubahan kebijakan moneter dan fiskal secara besar-besaran dan
mendadak karena perubahan semacam itu besar kemungkinan menyebabkan
fluktuasi permintaan agregat. Selain itu apabila perubahan besar-besaran telah
terjadi, pembuat kebijakan moneter dan fiskal perlu menyadari dan merespons
tindakan pihak-pihak lain.
mplikasi kedua dan yang lebih ambisius adalah pemerintah harus merespons
perubahan ekonomi swasta untuk menstabilkan permintaan agregat. Pandangan ini
berakar pada tulisan Keynes, The 7eneral Theory of 5mployment 8nterest dan
Money. (alam bukunya, Keynes menggaris bawahi peran utama permintaan agregat
dalam menjelaskan fluktuasi ekonomi jangka pendek. Keynes menyatakan bahwa
pemerintah harus aktif mendorong permintaan agregat apabila permintaan agregat
terlihat tidak cukup untuk mempertahankan produksi pada tingkat pekerjaan
penuhnya. Keynes berpendapat bahwa permintaan agregat berfluktuasi akibat
Pengaruh Kebijakan Moneter dan Fiskal Terhadap Permintaan Agregat Page
-
8/19/2019 Makro Pembahasan Fix(1)
17/26
gelombang pesimisme dan optimisme yang irasional. &pabila pesimisme melanda,
rumah tangga mengurangi belanja konsumsi, sedangkan perusahaan-perusahaan
mengurangi belanja investasi. +asilnya adalah permintaan agregat menurun,
produksi berkurang dan pengangguran meningkat. Sebaliknya apabila optimisme
melanda, rumah tangga dan perusahaan-perusahaan meningkatkan belanja. +asilnya
adalah permintaan agregat meningkat, produksi bertambah dan muncul tekanan
inflasi. Perubahan sikap ini, sedikit banyak, terjadi sesuai dengan prediksi.Pada prinsipnya, pemerintah dapat mengubah kebijakan moneter dan fiskal
untuk merespons gelombang optimisme dan pesimisme ini sehingga menstabilkan
perekonomian. Sebagai contoh, ketika orang bersikap pesimis secara berlebihan,
bank sentral dapat meningkatkan jumlah uang yang beredar untuk menurunkan suku
bunga dan meningkatkan permintaan agregat. Ketika mereka bersikap optimis secara
berlebihan, bank sentral dapat mengurangi jumlah uang yang beredar untuk
meningkatkan suku bunga dan menurunkan permintaan agregat.(.(.& Penentang Kebijakan Stabi"i!a!i Akti$
Beberapa ekonom menyatakan bahwa kedua perangkat kebijakan moneter
dan fiskal seharusnya dibuat untuk mencapai tujuan-tujuan jangka panjang, misalnya
pertumbuhan ekonomi yang pesat dan inflasi yang rendah, dan bahwa perekonomian
harus dibiarkan menghadapi fluktuasi jangka pendek.
&rgumen utama yang menentang kebijakan moneter dan fiskal aktif adalah
kedua kebijakan ini memengaruhi perekonomian dalam jangka panjang. Seperti kita
ketahui, kebijakan moneter dilakukan dengan mengubah suku bunga, yang
kemudian memengaruhi belanja investasi. *amun demikian, banyak perusahaan
telah membuat program investasi. 1leh karena itu, mayoritas ekonom percaya
bahwa kebijakan moneter memerlukan setidaknya enam bulan untuk benar-benar
memengaruhi output dan tingkat penyerapan tenaga kerja. Selain itu, setelah
muncul, dampak tersebut dapat berlangsung selama beberapa tahun. Para kritikuskebijakan stabilisasi berpendapat bahwa karena keterlambatan selalu ada, bank
sentral seharusnya tidak berusaha untuk memperbaiki perekonomian. ereka
menyatakan bahwa, bank sentral sering sekali lambat bereaksi terhadap perubahan
kondisi perekonomian sehingga sering menjadi penyebab alih-alih solusi bagi
fluktuasi ekonomi. Para kritikus ini mendukung kebijakan moneter pasif, seperti
pertumbuhan jumlah uang yang beredar yang lambat dan konstan.Kebijakan fiskal juga dapat mengalami kelambanan yang sebagian besar
disebabkan oleh proses politik. Sebagian besar perubahan belanja pemerintah dan
Pengaruh Kebijakan Moneter dan Fiskal Terhadap Permintaan Agregat Page
-
8/19/2019 Makro Pembahasan Fix(1)
18/26
pajak harus melewati proses legislasi. Proses ini dapat memakan waktu berbulan-
bulan dan, dalam banyak kasus, bertahun-tahun. Ketika perubahan kebijakan fiskal
disahkan dan siap diterapkan, kondisi perekonomian mungkin telah berubah.Kelambanan kebijakan moneter dan fiskal ini menjadi masalah karena
sebagian prakiraan ekonomi sangat tidak tepat. &pabila para peramal dapat
memprediksi kondisi perekonomian setahun sebelumnya maka pembuat kebijakan
moneter dan fiskal dapat memandang ke depan saat membuat kebijakan tersebut.
(alam kasus ini, pemerintah dapat menstabilkan perekonomian meskipun
menghadapi kelambanan. *amun kenyataannya, resesi besar dan depresi terjadi
tanpa peringatan awal. +al terbaik yang dapat dilakukan oleh pemerintah setiap saat
adalah merespons perubahan ekonomi ketika terjadi.
(.(.( Stabi"i!ator 2tomati!Stabilisator otomatis adalah perubahan-perubahan kebijakan fiskal yang
mendorong permintaan agregat ketika perekonomian mengalami resenri yang tidak
mengharuskan pemerintah melakukan tindakan yang disengaja.
Stabilisator otomatis terpenting adalah pajak. &pabila ekonomi mengalami
resesi, jumlah pajak yang dikumpulkan oleh pemerintah menurun secara otomatis
karena hampir semua pajak terkait erat dengan kegiatan perekonomian. Penurunan
pajak secara otomatis ini mendorong permintaan agregat sehingga meringankan
fluktuasi ekonomi.
Belanja pemerintah juga bertindak sebagai stabilisator otomatis. Secara
khusus apabila perekonomian mengalami resesi dan para pekerja diberhentikan,
banyak orang mengajukan tunjangan pengangguran dan bentuk jaminan pendapatan
lain. Kenaikan belanja pemerintah secara otomatis ini mendorong permintaan
agregat tepat ketika permintaan agregat tidak memadai untuk memberikan pekerjaan
penuh.
Stabilisator otomatis tidak cukup tangguh untuk mencegah resesi
sepenuhnya. eskipun demikian, tanpa stabilisator otomatis, output dan lapangan
kerja akan jauh lebih rawan. 1leh karena itu, banyak ekonom menentang legislasi
yang mengharuskan pemerintah menetapkan anggaran seimbang seperti yang
diusulkan oleh sebagian politisi. Ketika perekonomian mengalami resesi, pajak
menurun, belanja pemerintah meningkat, dan anggaran pemerintah besar
kemungkinan mengalami deficit. ika pemerintah menghadapi aturan anggaran
Pengaruh Kebijakan Moneter dan Fiskal Terhadap Permintaan Agregat Page
-
8/19/2019 Makro Pembahasan Fix(1)
19/26
berimbang yang ketat maka pemerintah dapat terpaksa mencari cara untuk
menaikkan pajak atau mengurangi belanja selama resesi. (engan kata lain, aturan
anggaran berimbang dapat menghapuskan stabilisator otomatis.
(.) Stu%i Ka!u!
(.).1 Mengaa Pemerintah /e%era" Menga+a!i Pa!ar Saham 3%an !eba"ikna4
7&ntusiasme yang irasonal8. (emikian Ketua 'he 2ed, &lan Dreenberg
menggambarkan ledakan pasar saham pada akhir !EE:-an. a benar ketika
mengatakan bahwa pasar antusias. +arga saham rata-rata naik sekitar empat kali
lipat selama decade tersebut. +al itu kemungkinan bahkan tidak rasional. Pada #::!
dan #::#, pasar saham mengambil kembali sebagaian keuntungan besar tersebut
dengan menurunnya harga saham.
Pandangan kita terhadap ledakan pasar menimbulkan pertanyaan, bagaimana
seharusnya Bank Sentral merespons fluktuasi pasar saham" Pada dasarnya Bank
Sentral tidak memiliki alasan untuk memedulikan harga saham, namun Bank Sentral
bertugas untuk mengawasi dan merespons perkembangan ekonomi secara
keseluruhan dan pasar saham dalah satu bagian dari masalah itu. Ketika pasar saham
meledak, rumah tangga menjadi lebih kaya dan peningkatan kekayaan ini
mendorong belanja konsumen. Selain itu kenaikan harga saham menarik perusahaan
unbtuk menjual saham-saham dan ini mendorong belanja investasi. 4ntuk kedua
alasan tersebut, ledakan pasar saham memperluas permintaan agregat barang dan
jasa.
Salah satu tujuan Bank Sentral adalah menstabilkan permintaan agregat oleh
karena permintaan agregat yang lebih stabil berrti tingkat output dan harga yang
lebih stabil. 4ntuk itu bank sentral dapat merespons ledakan pasar saham dengan
membuat jumklah uang yang beredar lebih rendah dan suku bunga lebih tinggi dari
biasanya. Pengaruh pengontraksi suku bunga yang lebih tinggi ini akanmengimbangi pengaruh pengekspansi harga saham yang lebih tinggi.
+al yang sebaliknya terjadi apabila pasar saham mengalami kelesuan.
Pengeluaran untuk konsumsi dan investasi menurun sehingga menekan permintaan
agregat dan mendorong ekonomi kearah resesi. 4ntuk menstabilkan permintaan
agregat, bank sentral perlu meningkatkan jumlah uang yang beredardan menurunkan
suku bunga.
eskipun bank sentral mengawasi pasar saham, partisipan pasar saham juga
mengawasi bank sentral. Karena dapat memengaruhi suku bunga dan kegiatan
Pengaruh Kebijakan Moneter dan Fiskal Terhadap Permintaan Agregat Page
-
8/19/2019 Makro Pembahasan Fix(1)
20/26
perekonomian, bank sentral juga dapat mengubah nilai saham. Sebagai contoh,
ketika bank sentral menaikan suku bunga dengan menurunkan jumlah uang yang
beredar, bank sentral membuat kepemilikan saham menjadi kurang menarik karena
dua alasan. Pertama, suku bunga yang lebih tinggi berarti bahwa obligasi, sebagai
alternatif bagi saham, memberikan hasil yang lebih besar. Kedua kebijakan moneter
bank sentral mengetat mendorong ekonomi menuju arah resesi yang menurunkan
keuntungan. &kibatnya, harga saham sering turun jika bank sentral menaikkan suku
bunga.
(.).& Lembaga Mata Uang %i Hong Kong %an Singaura
+ongkong dan Singapura keduanya memiliki catatan kinerja ekonomi makro
selama beberapa decade terakhir, dengan pertumbuhan ekonomi yang cepat, inflasi
yang rendah menurut standar dunia, dan surplus pembayaran yang seimbang.
Sebagai bagaian dari warisan historis koloni nggris, kedua *egara tersebut juga
memiliki lembaga mata uang yang menerbitkan uang kertas dan uang logam.
*amun, hanya +ongkong yang mengoperasikan sistem lembaga mata uang. Studi
kasus ini menjelaskan alasannnya.
3embaga mata uang tidak lebih dari sebua oraganisasi, baik dibentuk sendiri
oleh pemerintah maupun diberi iFin oleh pemerintah yang menerbitkan uang kertasdan uang logam domestic /mata uang0 untuk ditukar dengan mata uang lain /mata
uang cadangan0 atau pesanan dengan tingkat yang bersifat tetap dan tidak berubah.
3aFimnya, demi kesederhanaan dan transparasi public, hanya satu mata uang
cadangan yang digunakan dan mata uang nternasional. &da tiga bank penerbit mata
uang yang diberi iFin untuk menerbitkan mata uang domestik sebagai alat tukar mata
uang asing di ?
-
8/19/2019 Makro Pembahasan Fix(1)
21/26
diiFinkan untuk meperoleh mata uang cadangan dari penerbit mata uang lokal" (i
+ong Kong, jawabannya mudah (olar &SH G,C: dolar +ong Kong perdolar &SH dan
tiga bank penerbit mata uang. *amun di Singapura, dolar Singapura tidak memiliki
nilai tetap terhadap mata uang cadangan dan Singapura tidak memiliki lembaga yang
bersedia untuk mengonversi sejumlah tak terbatas dolar singapura atas pesanan
dengan tingkat tetap dan tidak berubah.
Kesalahpahaman bahwa Singapura memiliki sistem lembaga mata uang
kemungkinan muncul karena kebijakan moneter Singapura yang hati-hati dan sangat
sukses sejak tahun !EC! yang berarti bahwa cadangan internasionalnya memang
melebihi uang yang diterbitkan dan penerbitan uang berdasarkan undang-undang
melalui B;;S /yang secara fisik kini berlokasi di gedung yang sama dengan Bank
Sentral0 mencegah pemerintah agar tidak mencetak uang untuk mendanai deficit
anggaran. *amun, dari sudut pandangan kebijakan moneter dan nilai tukar
Singapura menjalankan reFim nilai tukar mengambang terkelola yang tujuan
utamanya membuat inflasi tetap rendah dan stabil. Pada dasarnya bank sentral-
otoritas oneter Singapura /&S0 - mengawasi keranjang mata uang dengan patok
mata uang target berdasarkan inflasi aktual dan ekspektasi inflasi dan jika perlu
campur tangan untuk menjaga agar dolar Singapura berada di patok target tersebut.
Sistem ini bukan sistem nilai tukar tetap sepeti di +ong Kong karena pasar dapat
menggerakan mata uang dalam patok itu, bukan pula ambangan 7bersih8.
Sistem mana yang lebih baik"
Sebenarnya, tidak ada reFim nilai tukar asing yang paling baik. sebaliknya,
suatu *egara seharusnya berupaya untuk menjalankan reFim mata uang yang paling
sesuai dengan kondisi perekonomiannya dan memberikan kinerja ekonomi terbaik.
Seperti halnya +ong Kong maupun Singapura telah mencapainya sejak pertengahan
tahun !EC:-an.
Bagi +ong Kong, tujuan utamanya, setelah ekonomi menjadi tidak stabil
pada tahun!EC$, adalah memberikan nilai tukar yang stabil untuk menarik modal
asing dan mendorong perdagangan dan investasi jangka panjang. &kibat masa depan
politik +ong Kong yang tidak pasti, sistem lembaga mata uang yang terprediksi dan
berbasis peraturan telah memungkinkan 7disiplin8 lebih yang diperlukan untuk
menghasilkan kepercayaan dalam perekonomian dan, secara bersamaan, untuk
Pengaruh Kebijakan Moneter dan Fiskal Terhadap Permintaan Agregat Page
-
8/19/2019 Makro Pembahasan Fix(1)
22/26
menguatkan kredibilitas jangka panjang pemerintah dengan mencegah pendanaan
belanja pemerintah yang berlebihan dengan mencetak uang.
*amun, sistem +ong Kong bukan tanpapermasalahn. (alam sistem lembaga
mata uang, bank sentral secara efektif tidak menjalankan kebijakan moneter karena
tidak dapat menetapkan tingkat suku bunganya sendiri. &kibatnya, suku bunga +ong
Kong ditetapkan oleh bank sentral &SI;adangan 2ederal. &pabila investor ingin
mengonversi dolar +ong Kong menjadi dolar &S maka penawaran dolar +ong Kong
menurun secara otomatis. ni seharusnya menyebakan suku bunga di +ong Kong
naik sampai kembali dapat menarik investor untuk memiliki mata uang lokal. ni
dapat menjadi masalah jika inflasi di +ong Kong, lebih tinggi daripada di negara
mata uang cadangannya - &merika Serikat yang menentukan suku bunga nominal -
karena suku bunga riil yang disesuaikan dengan inflasi di +ong Kong dapat menjadi
sangat rendah bahkan negatif, seperti terjadi pada awal !EE:-an dan 7cheap money8
ini dapat menimbulkan 7gelembung8 harga saham dan property yang tidak
diinginkan. asalah ini akan semakin membesar jika siklus bisnis +ong Kong
menjadi lebih sinkron dengan siklus di ;ina daratan dan kurang sinkron dengan
siklus di &S. Pada praktiknya 1toritas moneter +ong Kong mengintervensi pasar
uang untuk meringankan pergerakan suku bunga, sama seperti bank sentral lainnya,
namun tidak dapat melakukannya secara serius tanpa mengabaikan sistem lembaga
mata uang.
asalah lain dengan sistem lembaga mata uang adalah karena pemerintah
tidak dapat mengubah tingkat mata uang, mata uang menjadi berlebih pada tingkat
tetap, sehingga ekspor menjadi kurang kompetitif di pasar internasional. 3ebih
lanjut, sistem lembaga mata uang tidak dapat membantu ekonomi untuk
menyesuaikan diri dengan guncangan dari luar, seperti jatuhnya harga ekspor atau
arus keluar modal secara spekulatif. Sebaliknya, +ong Kong harus mengandalkan
penyesuaian harga domestic dan upah, yang dapat 7melekat8, atau mengandalkan
kebijakan fiskal yang lebih aktif daripada yang dikehendaki.
Skenario terburuk +ong Kong adalah jika investor tidak lagi mempercayai
sistem lembaga mata uang yang menyebabkan arus keluar modal secara spekulatif,
deplesi cadangan nilai tukar asing, dan kemungkinan penutupan bank-bank. Karena
sistem lembaga mata uang tidak memperbolehkan bank sentral bertindak sebagai
7pemberi pinjaman terakhir8, otoritas moneter tidak akan mampu meredakan krisis
Pengaruh Kebijakan Moneter dan Fiskal Terhadap Permintaan Agregat Page
-
8/19/2019 Makro Pembahasan Fix(1)
23/26
perbankan akut. +ingga sekarang, hal ini belum terjadi dan sistem lembaga mata
uang mampu bertahan dari satu)dua krisis. ni sebagiannya karena bank ) bank
diregulasi dan dikapitalisasi dengan baik, di samping karena +ong Kong memiliki
cadangan nternasional melimpah untuk mempertahankan nilai tukartetap, terutama
setelah kini dapat mengendalikan cadangan melimpah di ;ina daratan.
'idak seperti +ong Kong, sistem nilai tukar Singapura tidak membatasi
sistem lembaga mata uang. Secara spesifik, dolar Singapura dapat bergerak bebas
sepanjang patok target yang ditetapkan oleh &S yang membantu mencegah salah
pemnidaaan /misalignment) dan memungkinkan pasar menyerap sebagian
guncangan eksternal.
(.* I!ti"ah0i!ti"ah Penting
• ?fek Pembatasan Paksa /!ro"ding-out effe!t 0 merupakan penurunan
permintaan agregat yang terjadi apabila ekspansi fiskal menaikkan suku
bunga.
• ?fek Penggandaan /multiplier effe!t 0 merupakan pergeseran tambahan pada
permintaan agregat yang muncul jika kebijakan fiskal ekspansif
meningkatkan pendapatan yang menyebabkan kenaikan belanja konsumen.
• Stabilisator 1tomatis /automati! stabili9ers0 merupakan perubahan-
perubahan kebijakan fiskal yang mendorong permintaan agregat ketika
perekonomian mengalami resesi yang tidak mengharuskan pemerintah
melakukan tindakan yang disengaja.
• 'eori Preferensi 3ikuiditas /theory of li:uidity preferen!e0 yaitu teori yang
menyatakan bahwa tingkat bunga disesuaikan untuk menyeimbangkan
money supply dengan money demand , teori ini mengasumsikan penawaran
keseimbangan uang riil tetap, dan tidak tergantung pada tingkat bunga. tu
kenapa kurva penawaran uang /money supply0 vertikal.
I5. SIMPULAN(ari hasil pembahasan diatas, maka dapat ditarik simpulan bahwa
!. Kurva Permintaan &gregat menunjukkan jumlah permintaan barang dan jasa dalam
perekonomian untuk sembarang tingkat harga. Kemiringan kurva permintaan
agregat bergerak menurun karena tiga alasan, yaitu pengaruh kekayaan, pengaruh
suku bunga dan pengaruh nilai tukar. Ketiganya terjadi secara bersamaan untuk
meningkatkan jumlah permintaan barang dan jasa ketika tingkat harga turun dan
menurunkannya ketika harga naik. (alam teori preferensi likuiditas menjelaskan
Pengaruh Kebijakan Moneter dan Fiskal Terhadap Permintaan Agregat Page
-
8/19/2019 Makro Pembahasan Fix(1)
24/26
faktor-faktor yang menentukan suku bunga dalam perekonomian. untuk mengkaji
bagaimana perubahan -perubahan pada jumlah uang yang beredar memengaruhi
permintaan agregat barang dan jasa. aka, jumlah uang yang beredar dalam
perekonomian ditetapkan disembarang tingkat yang diputuskan oleh bank sentral.
&pabila bank sentral menaikkan jumlah uang yang beredar, suku bunga turun dan
jumlah permintaan barang dan jasa untuk tingkat harga tertentu naik yang
menyebabkan kurva permintaan agregat bergeser ke kanan. Sebaliknya, apabila
bank sentral menurunkan jumlah uang yang beredar, suku bunga naik dan jumlah
permintaan barang dan jasa untuk tingkat harga tertentu menurun, yang
menyebabkan kurva permintaan agregat bergeser ke kiri.#. Kebijakan fiskal mengacu pada pilihan pemerintah mengenai tingkat pembelanjaan
atau pajak negara secara keseluruhan. ?fek penggandaan cenderung menguatkan
efek kebijakan fiskal terhadap permintaan agregat. Sedangkan efek pembatasan
paksa cenderung melemahkan perubahan fiskal terhadap permintaan agregat.
&pabila pemerintah mengubah jumlah pembelanjaan negara atau pajak, maka
pergeseran permintaan agregat yang ditimbulkan dapat lebih besar dan dapat pula
lebih kecil daripada perubahan fiskal. Kenaikan pembelanjaan negara atau
penurunan pajak menggeser kurva permintaan agregat ke kanan. *amun, karena
suku bunga merupakan biaya pinjaman, maka kenaikan suku bunga cenderung
menurunkan jumlah permintaan barang dan jasa, terutama barang-barang investasi.
Sehingga penurunan pembelanjaan negara atau kenaikan pajak menggeser kurva
permintaan agregat ke kiri.$. Kebijakan moneter dan fiskal dapat memengaruhi permintaan agregat, sehingga
pemerintah menggunakan kedua kebijakan tersebut untuk menjaga stabilitas
perekonomian. Sejauh ini para ekonom masih bersilang pendapat mengenai
seberapa aktif seharusnya peran dalam hal ini. enurut para pendukung kebijakan
stabilitas aktif, perubahan sikap rumah tangga dan perusahaan menggeser
permintaan agregat dan jika pemerintah tidak merespon maka timbul hasil yang
tidak dikehendaki serta fluktuasi output dan lapangan kerja yang tidak perlu.
Sebaliknya, para penentang kebijakan stabilitas aktif menyatakan bahwa ada
keterlambatan yang tak terhindarkan dalam kebijakan moneter dan fiskal sehingga
supaya untuk menstabilkan perekonomian sering kali justru menyebabkan
ketidakstabilan. Stabilisator otomatis adalah perubahan-perubahan kebijakan fiskal
yang mendorong permintaan agregat ketika perekonomian mengalami resesi yang
Pengaruh Kebijakan Moneter dan Fiskal Terhadap Permintaan Agregat Page
-
8/19/2019 Makro Pembahasan Fix(1)
25/26
tidak mengharuskan pemerintah melakukan tindakan yang disengaja. Stabilisator
otomatis terpenting adalah pajak, belanja pemerintah juga bertindak sebagai
stabilisator otomatis. Stabilisator otomatis tidak cukup tangguh untuk mencegah
resesi sepenuhnya. eskipun demikian, tanpa stabilisator otomatis, output dan
lapangan kerja akan jauh lebih rawan. 1leh karena itu, banyak ekonom menentang
legislasi yang mengharuskan pemerintah menetapkan anggaran seimbang seperti
yang diusulkan oleh sebagian politisi.%. Kasus a engapa Pemerintah 2ederal engawasi Pasar Saham /dan sebaliknya0.
Pada dasarnya Bank Sentral tidak memiliki alasan untuk memedulikan harga
saham, namun Bank Sentral bertugas untuk mengawasi dan merespons
perkembangan ekonomi secara keseluruhan dan pasar saham adalah satu bagian
dari masalah itu. Ketika pasar saham meledak, rumah tangga menjadi lebih kaya
dan peningkatan kekayaan ini mendorong belanja konsumen. Selain itu kenaikan
harga saham menarik perusahaan untuk menjual saham-saham dan ini mendorong
belanja investasi. 4ntuk kedua alasan tersebut, ledakan pasar saham memperluas
permintaan agregat barang dan jasa. Salah satu tujuan Bank Sentral adalah
menstabilkan permintaan agregat oleh karena permintaan agregat yang lebih stabil
berarti tingkat output dan harga yang lebih stabil. 4ntuk itu bank sentral dapat
merespons ledakan pasar saham dengan membuat jumlah uang yang beredar lebih
rendah dan suku bunga lebih tinggi dari biasanya. Pengaruh pengontraksi suku
bunga yang lebih tinggi ini akan mengimbangi pengaruh pengekspansi harga saham
yang lebih tinggi.+al yang sebaliknya terjadi apabila pasar saham mengalami
kelesuan. Pengeluaran untuk konsumsi dan investasi menurun sehingga menekan
permintaan agregat dan mendorong ekonomi kearah resesi. 4ntuk menstabilkan
permintaan agregat, bank sentral perlu meningkatkan jumlah uang yang beredar dan
menurunkan suku bunga.Kasus b 3embaga ata 4ang di +ong Kong dan Singapura. 3embaga mata uang
tidak lebih dari sebuah organisasi, baik dibentuk sendiri oleh pemerintah maupun
diberi iFin oleh pemerintah yang menerbitkan uang kertas dan uang logam domestik
/mata uang0 untuk ditukar dengan mata uang lain /mata uang cadangan0 atau
pesanan dengan tingkat yang bersifat tetap dan tidak berubah. 3aFimnya, demi
kesederhanaan dan transparasi publik, hanya satu mata uang cadangan yang
digunakan dan mata uang nternasional. &da tiga bank penerbit mata uang yang
diberi iFin untuk menerbitkan mata uang domestik sebagai alat tukar mata uang
Pengaruh Kebijakan Moneter dan Fiskal Terhadap Permintaan Agregat Page
-
8/19/2019 Makro Pembahasan Fix(1)
26/26
asing di ?