MAKNA SPIRITUALITAS SANTO TARSISIUS DALAM TUGAS … · 2017-12-18 · Program Studi Pendidikan...
Click here to load reader
Transcript of MAKNA SPIRITUALITAS SANTO TARSISIUS DALAM TUGAS … · 2017-12-18 · Program Studi Pendidikan...
MAKNA SPIRITUALITAS SANTO TARSISIUS DALAM TUGAS
PELAYANAN MISDINAR DI PAROKI SANTO MIKAEL PANGKALAN
YOGYAKARTA
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Agama Katolik
Oleh:
Bernadus Novan Kristianto
NIM: 101124050
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
MAKNA SPIRITUALITAS SANTO TARSISIUS DALAM TUGAS
PELAYANAN MISDINAR DI PAROKI SANTO MIKAEL PANGKALAN
YOGYAKARTA
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Agama Katolik
Oleh:
Bernadus Novan Kristianto
NIM: 101124050
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada
Tuhan Yesus Kristus.
Keluargaku yang selalu mendukung dan membantu : mamah, bapak, kakak, dan
semua keluarga besarku tercinta
Teman-teman terbaikku, para sahabat angkatan 2010 terkhusus teman-teman
“Keluarga Longginus”, dan semua pihak yang selalu membantu, mendampingi
dan memberikan semangat baik dalam keadaan suka maupun duka.
Para Romo, dosen dan karyawan di Program Studi Pendidikan Agama Katolik
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
“Setiap orang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang,
tidak layak untuk Kerajaan Allah”
(Lukas 9: 62)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul MAKNA SPIRITUALITAS SANTO TARSISIUS
DALAM TUGAS PELAYANAN MISDINAR DI PAROKI SANTO
MIKAEL PANGKALAN YOGYAKARTA. Latar belakang munculnya judul
skripsi di atas adalah sebagai misdinar anak-anak diajak untuk melayani Tuhan
dengan keterbukaan hati dan semangat yang tinggi akan pelayanan. Dalam
pelayanan tersebut dibutuhkan kekuatan yang besar untuk mencapai semangat
tersebut salah satunya bisa dengan meneladani semangat Santo Pelindung
misdinar yaitu Santo Tarsisius. Oleh karena itu, ini menjadi keprihatinan penulis
untuk mengetahui seberapa besar pemahaman para misdinar di Paroki Santo
Mikael Pangkalan Yogyakarta terhadap Spiritualitas Santo Tarsisius dan sejauh
mana misdinar dapat menjadikan Santo Tarsisius sebagai teladan dalam
melaksanakan tugasnya sebagai misdinar.
Persoalan pokok dalam skripsi ini adalah berapa banyak misdinar di Paroki
Santo Mikael Pangkalan Yogyakarta mengerti hakekat dari misdinar dan
memahami spiritualitas Santo Tarsisiussebagai sumber kekuatan atau semangat
bagi para misdinar dalam bertugas saat perayaan Ekaristi, serta perlunya
penyegaran kepada para misdinar dalam melaksanakan tugas pelayanannya
sebagai misdinar.
Dalam melaksanakan penelitian, penulis menggunakan metode
wawancara. Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian besar misdinar
masih belum mengerti akan kisah dari Santo Tarsisius secara mendalam. Maka
dari itu masih diperlukan pendampingan untuk sosok Santo Tarsisius kepada
para misdinar di Paroki Santo Mikael Pangkalan Yogyakarta dan memberikan
penyegaran kepada mereka akan tugas pelayanan mereka sebagai misdinar.
Penulis megusulkan program rekoleksi bagi para misdinar. Diharapkan rekoleksi
dapat menjawab kebutuhan dari misdinar di Paroki Santo Mikael Pangkalan
Yogyakarta, agar mereka dapat lebih mengenal sosok Santo Tarsisius,
khususnya spiritualitas Santo pelindung mereka yaitu Santo Tarsisius itu sendiri
sehingga dapat eneladani semangat pelayanan Santo Tarsisius. Dan pada
akhirnya misdinar di Paroki Santo Mikael Pangkalan Yogyakarta dapat
melaksanakan tugas pelayanannya dengan lebih semangat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
This undergraduate thesis entiles the MEANING OF THE SPIRITUALITY
TARCISIUS IN ACOLYTE SERVICE SAINT MIKAEL PARISH
PANGKALAN. The background of this title is as acolyte the children are invited
to serve God with open heart and strong spirit of services. To reach this spirit,
one of the way is by following the spirit of the saint Tarcisius, the acolyte
patron. Therefore, it is the author’s concern to know how far the understanding
of the acolytes about Saint Mikael Parish Yogyakarta of Saint Tarcisius
spirituality and how far ther can make Saint Tarcisius as a patron to fulfill duties
as acolytes.
The main issue in this undergraduate thesis is how many acolytes at Saint
Mikael Parish Yogyakarta understand the principle of acolytes and Saint
Tarcisius spirituality as the main source of power in duties at Eucharist and also
the need for upgranding for the acolytes in doing their services.
In observation, the writer used an interview method. The interview result
showed that the most acolytes stilol have not heard the story of Saint Tarcisius,
so they don’t understand the spirituality of Saint Tarcisius. Therefore it is still
needed as assistance for acolytes of Saint Mikael Parish Yogyakartato introduce
Saint Tarcisius and to realize their services as acolytes. The writer proposed a
recollection program for the acolytes. Recollection is expected to answer the
need of acolytes in Saint Mikael Parish Yogyakarta, so that they can know better
the figure of Saint Tarcisius, especialy is spirituality itself so that they can
follow the services spirit of Saint Tarcisius. At the nd, the acolytes of Saint
Mikael Parish Yogyakarta can fulfill their services more eagrly.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah yang Maha Kasih, Sang
sumber hidup karena atas berkat, rahmat dan kasih-Nya telah membimbing,
menuntun dan menyertai penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
MAKNA SPIRITUALITAS SANTO TARSISIUS DALAM TUGAS PELAYANAN
MISDINAR DI PAROKI SANTO MIKAEL PANGKALAN YOGYAKARTA.
Skripsi ini penulis susun sebagai kepedulian dan keprihatinan terhadap misdinar
di Paroki Santo Mikael Pangkalan Yogyakarta yang msih kurang memahami dan
memaknai spiritualitas dari Santo Pelindung misdinar. Bertolak dari situasi tersebut,
penulis tertarik untuk membantu para misdinar dalam memahami dan memaknai
spiritualitas Santo Tarsisius dengan lebih memperkenalkan dari kisah kehidupan
Santo Tarsisius yang memiliki semangat pelayanan yang tinggi akan Sakramen
Mahakudus. Oleh karena itu, penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk dapat lebih
memperkenalkan spiritualitas Santo Tarsisius. Selain itu, skripsi ini juga disusun
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program
Studi Pendidikan Agama Katolik, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Berkat dukungan, pendampingan, bimbingan dan kerja sama yang baik dari
berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung, akhirnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
penuh rasa syukur penulis menyampaikan penghargaan yang sebesar-besarnya dan
mengucapkan banyak terimakasih melalui kesempatan ini kepada:
1. Dr. B. Agus Rukiyanto, SJ selaku dosen pembmbing utama yang telah
memberikan kesempatan, memberikan waktu luang, rendah hati untuk
membimbing, mengarahkan, memberikan masukan-masukan juga
pengetahuannya yang membangun dan bermanfaat dari awal hingga akhir
penulisan skripsi dengan penuh kesabaran dan murah hati sehingga selesainya
penulisan skripsi ini.
2. Bapak P. Banyu Dewa HS. S.Ag. M.Si selaku dosen pembimbing akademik dan
dosen penguji II yang senantiasa memberikan dukungan, motivasi, masukan-
masukan yang bermanfaat bagi penulis ketika menghadapi hambatan maupun
masalah dalam menyelesaikan skripsi dan selama proses kuliah di PAK.
3. Bapak Yoseph Kristianto, SFK. M.Pd selaku dosen penguji III yang telah
bersedia meluangkan waktu untuk membaca dan memberikan saran, masukan
yang berarti dan membangun dalam perkembangan skripsi dan hidup penulis.
4. Kaprodi PAK-USD Yogyakarta, Drs. F.X. Heryatno Wono Wulung, SJ, M.Ed.,
yang telah memberikan izin kepada penulis untuk menyusun skripsi dari awal
hingga akhir proses penyusunan skripsi ini.
5. Romo Yos Bintoro, Pr selaku romo Paroki Santo Mikael Pangkalan Yogyakarta
yang telah memberikan kesempatan dan memberikan dukungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
kepada penulis untuk menyelesaikan karya tulis ini dengan mencari data di
Paroki Santo Mikael Pangkalan Ygyakarta.
6. Para Misdinar di Paroki Santo Mikael Pangkalan Yogyakarta yang telah bersedia
membantu dan mendukung penulis untuk menyelesaikan karya tulis ini.
7. Segenap staf dosen program studi Pendidikan Agama Katolik jurusan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang
dengan sepenuh hati, penuh kesabaran telah mendidik, menuntun, mendampingi,
mengarahkan dan membimbing penulis selama menempuh proses pendidikan
dari awal sampai terselesaikannya penulisan skripsi ini.
8. Segenap staf karyawan Pendidikan Agama Katolik-Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta yang selalu menyapa, memberikan senyuman, dan melayani penulis
maupun mahasiswa/i dengan sepenuh hati dan kekeluargaan selama menjalani
proses pendidikan dari awal sampai menyelesaikan penulisan skripsi ini.
9. Keluargaku : Mamah, Bapak, Mbak Dewi, dan segenap keluarga besarku yang
dengan penuh kasih dan cinta selalu mendoakan, mendukung, memberi
semangat, menegur, mengingatkan, membantu penulis dalam setiap perjalanan
studi di PAK-USD Yogyakarta sehingga mendorong penulis untuk
menyelesaikan studi ini dan membuat mereka bahagia.
10. Para sahabat angkatan 2010, yang telah mendukung, membantu dan
menyemangati dengan kebersamaan, persaudaraan, kekeluargaan yang turut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………………. ii
HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………….. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………… iv
MOTTO ………………………………………………………………….. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………………………………....... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA …………........ vii
ABSTRAK ………………………………………………………………..... viii
ABSTRACT ……………………………………………………………….... ix
KATA PENGANTAR ……………………………………………………... x
DAFTAR ISI ……………………………………………………………...... xiv
DAFTAR SINGKATAN …………………………………………………... xvii
BAB I : PENDAHULUAN ………………………………………………… 1
A. Latar Belakang ……………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah …………………………………………………. 2
C. Tujuan Penulisan ………………………………………………….. 3
D. Manfaat Penulisan ………………………………………………… 3
E. Metode Penulisan …………………………………………………. 5
F. Sistematika Penulisan …………………………………………….. 5
BAB II : SPIRITUALITAS SANTO TARSISIUS DAN
PELAYANAN MISDINAR DI PAROKI SANTO MIKAEL
PANGKALAN YOGYAKARTA …………………………………….
7
A. Makna Spiritualitas Santo Tarsisius ………………………………. 7
1. Spiritualitas ………………………………………………….... 7
2. Sejarah Singkat Santo Tarsisius ………………………………. 8
3. Spiritualitas Santo Tarsisius …………………………………… 12
B. Pelayanan Misdinar di Paroki Santo Mikael Pangkalan Yogyakarta
………………………………………………………………………
12
1. Apa itu Pelayanan ……………………………………………. 12
2. Apa itu Misdinar ……………………………………………… 13
3. Makna Spiritualitas Misdinar ………………………………… 13
C. Melayani dengan Penuh CInta …………………………………….. 14
1. Menjalankan Tugas dengan Penuh Cinta …………………….. 14
2. Rendah Hati ……………………………………...................... 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
3. Bertanggung jawab atas Tugas yang dipercayakan ……........... 16
D. Melayani Tanpa Pamrih …………………………………………… 16
E. Paroki Santo Mikael Pangkalan Yogyakarta ……………………..... 17
1. Sejarah Paroki Santo Mikael Pangkalan Yogyakarta ................. 17
2. Data Spesifikasi Gereja ……………………………………….. 20
F. Kegiatan Misdinar di Paroki Santo Mikael Pangkalan ……………. 23
G. Gambaran Umum Misdinar di Paroki Santo Mikael Pangkalan …… 24
1. Gambaran Tugas Pelayanan Misdinar di Paroki …… ………... 24
H. Gambaran dan Situasi Misdinar di Paroki Santo Mikael Pangkalan
(Kelompok Usia, Tempat Tinggal, atau Wilayah, dan Kegiatan
Misdinar) …………………………………………………………...
25
I. Penerapan Spiritualitas Santo Tarsisius pada Misdinar di Paroki
Santo Mikael Pangkalan ……………………………………………
26
1. Penerapan Spiritualitas Pelayanan …………………………… 26
2. Penerapan Spiritualitas Kesetiaan ……………………………. 27
3. Penerapan Spiritualitas Ketaatan …………….......................... 28
BAB III : PENELITIAN …………………………………………………... 29
A. Latar Belakang Penelitian …………………………………………. 29
B. Rumusan Masalah …………………………………………………. 30
C. Tujuan Penelitian …………………………………………………... 30
D. Manfaat Penelitian …………………………………………………. 30
E. Jenis Penelitian …………………………………………………….. 31
F. Metode Penelitian ………………………………………………….. 31
G. Tempat dan Waktu Penelitian ……………………………………… 31
H. Responden Penelitian ……………………………………………… 32
I. Instrumen Penelitian ……………………………………………….. 32
J. Teknik Penelitian …………………………………………………... 32
K. Variabel Penelitian ………………………………………………… 33
L. Hasil Penelitian ……………………………………………………..
M. Pembahasan ………………………………………………………..
35
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
BAB IV : USULAN KEGIATAN REKOLEKSI
…………………………................................................................................
50
A. Pengantar …………………………………………………………... 50
B. Latar Belakang Penyusunan Usulan Kegiatan …………………….. 50
C. Pengertian Rekoleksi ………………………………………………. 52
D. Tujuan Usulan Kegiatan Rekoleksi ………………………………... 52
E. Usulan Kegiatan Rekoleksi bagi Misdinar di Paroki Santo Mikael
Pangkalan Yogyakarta ……………………………………………...
52
F. Proses Rekoleksi …………………………………………………… 54
BAB V : PENUTUP ………………………………………………………... 82
A. Kesimpulan ………………………………………………………… 85
B. Saran ……………………………………………………………….. 84
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………… 97
LAMPIRAN ………………………………………………………………... 88
Lampiran 1 : Surat Izin penelitian …………………………………………... 1
Lampiran 2 : Pedoman Wawancara …………………………………………. 2
Lampiran 3 : Hasil Wawancara dengan Misdinar …………………………... 3
Lampiran 4 : Data Misdinar …………………………………………………. 18
Lampiran 5 : Program Kerja Bidang Liturgi dan Peribadatan T.A. 2016 …... 22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR SINGKATAN
A. Singkatan Kitab Suci
Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci
Perjanjian Baru; dengan Pengantar dan Catatan Singkat. (Dipersembahkan
kepada Umat Katolik Indonesia oleh Ditjen Bimas Katolik Departemen
Agama Republik Indonesia dalam rangka PELITA IV). Ende: Arnoldus,
1984/1985, hal. 8.
B. Singkatan Lain
PAK : Pendidikan Agama Katolik
USD : Universitas Sanata Dharma
Vikep : Vikaris Episkopal
GSMP : Gereja Santo Mikael Pangkalan
KK : Kepala Keluarga
TNI : Tentara Nasional Indonesia
AURI : Angkatan Udara Republik Indonesia
HAM : Hak Asasi Manusia
SARA : Suku Ras dan Antar golongan
KAS : Keuskupan Agung Semarang
PSMPA : Paroki Santo Mikael Pangkalan
POLRI : Polisi Republik Indonesia
GKSM : Gereja Katolik Santo Mikael
RUSPAU : Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara
AKMIL : Akademi Militer
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
AKPOL : Akademi Kepolisian
OMK : Orang Muda Katolik
TC : Tarsisius Cup
SD : Sekolah Dasar
SMP : Sekolah Menengah Pertama
SMK : Sekolah Menengah Kejuruan
DIY : Daerah Istimewa Yogyakarta
AAU : Akademi Angkatan Udara
Yoh : Yohanes
Luk : Lukas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengalaman yang dialami penulis sebagai misdinar di Paroki Santo Mikael
Pangkalan Yogyakarta. Pelayanan yang dilakukan para misdinar di Paroki Santo
Mikael Pangkalan tergolong hal yang biasa dilakukan oleh para misdinar. Karena
mereka menganggap hal tersebut sudah biasa dilakukan saat mereka bertugas. Dan
mereka pun masih ada beberapa yang belum mengerti akan tugas dan peran
mereka sebagai misdinar.
Para misdinar hanya menjalankan tugasnya sesuai dengan apa yang sudah
mereka lakukan dan tanpa mengerti maknanya. Sebelum menjadi seorang
misdinar mereka dibekali dengan latihan terlebih dahulu. Namun latihan yang
mereka peroleh belum sampai pada hal yang mendasar. Sebagai misdinar
sesungguhnya adalah merelakan dirinya untuk menjadi pelayan Misa. Sebagai
misdinar juga mereka harus memiliki pengetahuan akan memilih warna pakaian,
menyiapkan peralatan Misa, sampai latihan untuk aneka perayaan khusus di luar
Misa hari Minggu. Dalam liturgi Gereja, penuh dengan aneka simbol agar dapat
menjalankan tugas dengan baik, sedangkan misdinar perlu mempersiapkan diri
dengan sebaiknya bukan saja dengan latihan yang intensif melainkan, juga
memahami soal-soal liturgi, khususnya yang berkaitan dengan tugas pelayanan
sebagai misdinar (Gabriel, 2001: 5).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Kenyataan inilah yang terjadi di Paroki Santo Mikael Pangkalan. Para
misdinar kurang menghayati iman mereka dan mereka hanya melayani sebagai
rutinitas belaka saat menjadi misdinar. Anak-anak dan remaja yang menjadi
misdinar hanya karena mengikuti temannya yang sudah menjadi seorang
misdinar. Misdinar melakukan tugas pelayanannya seringkali kurang menghayati
dengan iman dan spiritualitas mereka sebagai misdinar. Beberapa contoh
misalnya, misdinar yang sering berbicara dengan temannya saat bertugas
melayani di altar, memakai pakaian misdinar tidak rapi, dan melakukan perbuatan
yang mengurangi kesakralan dari perayaan Ekaristi. Hal ini akan mengakibatkan
kurangnya keseriusan para misdinar dalam melayani perayaan Ekaristi di gereja.
Oleh sebab itu, melalui skripsi ini penulis bermaksud memberikan
sumbangan pemikiran usaha meningkatkan spiritualitas para misdinar dengan
mencontoh dari Santo Tarsisius yang menjadi panutan bagi para misdinar untuk
pelayanan misdinar di Paroki St. Mikael Pangkalan, Yogyakarta. Penulis
mengangkat judul skripsi: “MAKNA SPIRITUALITAS SANTO TARSISIUS
DALAM PELAYANAN TUGAS MISDINAR DI PAROKI SANTO MIKAEL
PANGKALAN YOGYAKARTA“
B. Rumusan Masalah
Berdasaran latar belakang masalah tersebut dapat diidentifikasikan masalah
skripsi sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud spiritualitas Santo Tarsisius ?
2. Apa itu hakekat misdinar ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
3. Bagaimana para petugas misdinar di Paroki Santo Mikael Pangkalan
memahami spiritualitas Santo Tarsisius dalam tugas pelayanannya ?
4. Pendampingan misdinar seperti apa yang relevan bagi tumbuh kembangnya
spiritualitas Santo Tarsisius dalam pelayanan misdinar di Paroki Santo Mikael,
Pangkalan?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini untuk :
1. Mengetahui arti dari spiritualitas Santo Tarsisius.
2. Memahami hakekat sebagai misdinar.
3. Mengetahui pemahaman misdinar Paroki Santo Mikael Pangkalan terhadap
spiritualitas Santo Tarsisius dalam tugas pelayanan.
4. Merumuskan usulan kegiatan pendampingan misdinar yang relevan bagi
tumbuh kembangnya spiritualitas Santo Tarsisius dalam pelayanan misdinar di
Paroki Santo Mikael Pangkalan Yogyakarta.
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Para Misdinar
Para misdinar di Paroki Santo Mikael Pangkalan memiliki spiritualitas sebagai
misdinar dengan baik dan menjalankan tugasnya dalam perayaan Ekaristi dengan
penuh semangat dan tanggung jawab.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
2. Bagi Pendamping Misdinar
Para pendamping misdinar dapat memberikan pelatihan secara intensif kepada
calon-calon misdinar khususnya di Paroki Santo Mikael Pangkalan Yogyakarta
sehingga dapat menghasilkan para misdinar yang mengerti akan tujuan dan
tugasnya secara mendalam.
3. Bagi Paroki Santo Mikael Pangkalan
Paroki dapat memiliki misdinar yang menjiwai semangat Santo Tarsisius dalam
melaksanakan tugas sebagai pelayan perayaan Ekaristi dan mampu hidup dalam
pelayanan bagi sesama dengan bekal spiritualitasnya sebagai misdinar.
4. Bagi Penulis
Penulis berharap agar memiliki pengalaman dan pengetahuan yang baru tentang
misdinar secara keseluruhan dan memberikan sumbangan bagi kemajuan
pelayanan misdinar di Paroki Santo Mikael Pangkalan Yogyakarta. Kedua, agar
dapat memberikan saran kepada Gereja untuk dapat lebih mengedepankan masa
depan Gereja lewat para misdinar.
5. Bagi Para Pembaca
Pembaca dapat memiliki pengetahuan baru akan spiritualitas Santo Tarsisius dan
tugas-tugas misdinar dalam perayaan Ekaristi di gereja, agar nantinya dapat
mengembangkan dan mendampingi para misdinar di Paroki tempat tinggalnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
E. Metode Penulisan
Metode yang dipakai dalam penulisan ini adalah metode deskriptif-analitis.
Metode deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan
atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat
kesimpulan yang lebih luas (Sugiyono, 2005: 21)
Sedangkan dalam penelitian metode yang dipakai adalah metode kualitatif.
Penelitian kualitatif adalah penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan
cenderung menggunakan analisis. Penelitian kualitatif merupakan data yg
berbentuk kata, skema, dan gambar.
F. Sistematika Penulisan
Untuk memperoleh gambaran yang jelas, penulis menyampaikan pokok-
pokok sebagai berikut:
BAB I :
Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan,
manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II :
Dalam Bab II ini diuraikan tentang spiritualitas Santo Tarsisius dan pelayanan
misdinar serta gambaran umum Paroki Santo Mikael Pangkalan Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
BAB III :
Bab ini membahas tentang penelitian yang akan penulis lakukan, yaitu
mengenai keterlibatan misdinar dalam pelayanan di Paroki Santo Mikael
Pangkalan Yogyakarta.
BAB IV :
Bab ini berisi tentang usulan kegiatan dan contoh pelatihan bagi pelayanan
misdinar di Paroki Santo Mikael Pangkalan Yogyakarta.
BAB V :
Bab ini berisi penutup yang mencangkup kesimpulan dan saran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
SPIRITUALITAS SANTO TARSISIUS DAN PELAYANAN MISDINAR
DI PAROKI SANTO MIKAEL PANGKALAN YOGYAKARTA
Dalam Bab II ini diuraikan mengenai tentang pengertian dari Spiritualitas
secara umum dari berbagai sumber dan menguraikan tentang sejarah dari Santo
pelindung para misdinar yakni sejarah kehidupan Santo Tarsisius dan melihat
spiritualitas Santo Tarsisius yang menjadi pondasi atau dasar bagi para misdinar
dalam menjalankan tugas pelayanannya di gereja dalam perayaan Ekaristi.
Setelah itu dalam Bab II ini juga diuraikan mengenai arti pelayanan secara
umum dan spesifik pelayanan dalam menggereja dan diuraikan pula mengenai arti
dari misdinar dan spiritualitas para misdinar dan pada penutup Bab II ini diuraikan
pula tentang Paroki Santo Mikael Pangkalan Yogyakarta secara umum.
A. Spiritualitas Santo Tarsisius
1. Spiritualitas
Menurut perspektif bahasa “Spiritualitas” berasal dari kata “spirit” yang
berarti “jiwa”. Dan istilah “Spiritual” dapat didefinisikan sebagai pengalaman
manusia secara umum dari suatu pengertian akan makna, tujuan, dan moralitas
(Gabriel, 2001: 78).
Spiritualitas menyangkut keberadaan orang beriman sejauh dialami sebagai
anugerah Roh Kudus. Maka untuk mencapainya, seseorang perlu mempererat
relasinya dengan Tuhan lewat sabda-Nya. Spiritualitas merupakan segi kehidupan
kita yang sangat pribadi, mengungkapkan bahwa spiritualitas pada umumnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
dimaksudkan sebagai hubungan seorang pribadi beriman dengan Allahnya dan
aneka perwujudannya dalam sikap dan perbuatan (Lalu, 2007: 150-151).
Spiritualitas merupakan dasar kehidupan manusia dalam menjalani hidup
dengan orang lain. Karena spiritualitas berasal dari dalam diri manusia itu sendiri.
Jika manusia memiliki spiritualitas yang baik, maka manusia itu telah menjalin
relasi yang baik pula dengan Allah dan mampu memaknai tujuan hidupnya secara
utuh dan memiliki nilai moralitas yang baik pula terhadap sesamanya. Dalam hal
ini spiritualitas sangat diperlukan bagi para misdinar dalam menjalankan tugas
pelayanannya di gereja dalam membantu pastur memimpin perayaan Ekaristi.
Spiritualitas perlu dihadirkan dalam diri para misdinar supaya para misdinar
mampu menjalankan tugas pelayanannya dengan setulus hati dan sungguh-
sungguh menjiwai semangat pelayanannya.
2. Sejarah Singkat St. Tarsisius
Sekitar tahun 250, keberadaan agama kristiani dilarang di Roma, bahkan
Kaisar Valerianus memerintah polisi Roma untuk mencari orang-orang yang
percaya kepada Kristus untuk ditangkap, disiksa dan dibunuh. Meski banyak
orang kristiani banyak yang terbunuh, tetapi banyak murid-murid Kristus yang
tetap setia tidak mau mempersembahkan korban kepada para berhala Romawi.
Dalam situasi semacam itu, orang-orang kristiani hanya berani berkumpul pada
malam hari di “katakomba”, yaitu teras kuburan bawah tanah membentuk gang
yang panjang dari beberapa kuburan dalam satu gua. Di sana pulalah orang-orang
kristiani biasa melakukan Ekaristi atau Misa. Pada waktu itu, ada seorang pemuda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
kristiani yang setiap pagi, sebelum fajar datang, dengan riang gembira ia menuju
ke tempat tersebut dengan berjalan kaki melintasi lorong-lorang kota Roma untuk
melayani imam merayakan Ekaristi.Suatu pagi seperti biasa, Tarsisius ke sana
untuk melayani imam merayakan Ekaristi.
Hari itu Paus sendiri yang mempersembahkan Ekaristi, namun saat itu hanya
sedikit yang datang merayaakan Ekaristi, sebab beberapa hari yang lalu, banyak
orang kristiani yang ditangkap oleh polisi Roma. Beberapa orang kristiani
terpaksa menyelamatkan diri ke luar kota untuk mencari tempat yang dirasa aman.
Orang yang hadir pada saat perayaan Ekaristi itu adalah orang yang selamat dari
pencarian dan penggeledahan polisi Roma saat itu. Selesai Misa, Tarsisius tidak
segera pulang, ia membantu mengatur alat-alat Misa. Tarsisius mendengar Paus
mengeluh: “Kemarin seorang petugas penjara datang ke mari dengan diam-diam.
Ia mengatakan, bahwa saudara-saudara kita yang dipenjarakan ingin sekali
menyambut Tubuh Kristus sebelum mereka dibunuh. Tetapi banyak imam sudah
ditangkap. Saya sendiri tidak bisa ke sana, sebab saya sudah dikenal. Mana bisa
kami mengabulkan permohonan mereka?”
Tarsisius langsung menghampiri Paus, katanya: “Kenapa Bapa Suci tidak
mengutus saya? Saya tidak akan dicurigai.” Paus langsung menjawab: “Jangan
nak, kamu masih terlalu muda. Tugas itu terlalu berbahaya untukmu!” Tarsisius
tetap bertekat untuk membantu, katanya: “Tetapi setiap pagi saya datang ke mari,
Santo Bapa, saya satu-satunya pelayan Misa yang selalu datang. Saya tidak takut.
Apalagi hari masih pagi, jalan juga masih sepi.” Melihat semangat itu, Paus
akhirnya menyetujui, katanya: “Baiklah, kamu boleh coba, tetapi hati-hatilah!”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Paus berlutut dengan hormat ke depan altar, mengambil beberapa Hosti Suci dan
dimasukan dalam sebuah kotak kecil yang terbuat dari emas. Kotak kecil itu
dikalungkan dengan tali dileher Tarsisius yang berlutut di hadapan Paus. Tarsisius
segera menutupinya dengan “toga”, yaitu semacam mantol, yang
dipakainya.Tarsisius segera berangkat.
Ia memagangi kotak emas itu erat-erat dibawah toga supaya jangan hilang.
Hatinya berdebar-debar. Ia merasa bahagia atas kepercayaan yang diberikan
kepadanya oleh Paus sendiri. Dalam hati ia berdoa kepada Yesus, yang sedang di
bawanya untuk menghibur para tawananan. Tapi tanpa disangka-sangka, hari itu
beberapa teman Tarsisius telah bangun pagi dan berjalan-jalan. Seorang temannya
melihat Tarsisius terburu-buru menghampirinya dan bertanya: “Hai, Tarsisius
pagi-pagi begini kamu mau pergi kemana? Kok terburu-buru?” Tarsisius tidak
menjawab. Seorang teman Tarsisius yang menyusul dan menepuk bahunya,
bertanya: “Kamu kok tidak seperti biasa, ada apa? Apa yang kamu bawa di bawah
toga itu?” Seorang teman malah mencoba menarik toga Tarsisius. Toga Tarsisius
tersingkap, dan kotak emas Hosti Suci terlihat.
Temannya yang mengenali benda itu, berkata: “Lihat, sepertinya ia membawa
sesuatu dari orang kristiani kepada itu!” Teman-teman Tarsisius mulai berteriak
serentak: “Serahkan barang itu, Ayo cepat! Berikan pada kami atau kami ajar!”
Tarsisius tidak berkata sepatah katapun, ia juga tidak menyerahkan kotaknya.
Kotak itu justru dipertahankan sekuat tenaganya. Ia tidak ingin menyerahkan
Tubuh Tuhannya kepada teman-temannya yang tidak beriman itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Karena keteguhan hati Tarsisius, teman-temannya menjadi jengkel dan mulai
memukul, menendang bahkan melempari Tarsisius dengan batu. Tapi tetap saja
kotak itu tidak dilepaskan oleh Tarsisius. Seorang teman Tarsisius sangat jengkel,
akhirnya mengayunkan pentung dan memukul kepala Tarsisius. Tarsisius
terpelanting jatuh mengucurkan darah. Tepat saat itu suara keras menegur mereka:
“Apa yang kalian perebutkan!” diikuti munculnya seorang polisi menghampiri
mereka. Teman-teman Tarsisius ketakutan, mereka melarikan diri meninggalkan
Tarsisius yang tergeletak bersimbah darah. Polisi itu menghampiri Tarsisius.
Ketika Tarsisius mengenali wajah itu tersenyum. Polisi itu seorang kristiani.
Dengan sisa tenaganya Tarsisius menyerahkan Sakramen Mahakudus kepada
Polisi itu. Si Polisi mengangguk mengerti.
Tanpa mengatakan apapun, polisi itu menerima kotak berisi Sakramen
Mahakudus tersebut dan mengalungkan dilehernya sendiri. Si Polisi lalu
mengangkat Tarsisius dengan hati-hati dan membawanya ke sebuah rumah orang
kristiani terdekat dan meninggalkannya di sana. Setelah itu, si Polisi segera pergi
ke penjara dan menerimakan Komuni Suci secara diam-diam kepada para
tawanan. Tidak lama kemudian, Tarsisius meninggal. Luka-luka yang dideritanya
terlalu parah. Ia dimakamkan di katakomba, Kalikstus, di jalan Apia, dekat
makam para Paus. Tarsisius adalah seorang putera altar, yang pada zaman itu
dinamakan secara resmi seorang akolit. Ia seorang putera altar yang
mengorbankan hidupnya demi Ekaristi kudus. Karena teladan perjuangannya itu,
ia dipilih sebagai pelindung para putera altar. Martir suci yang diperingati setiap
tahun pada tanggal 15 Agustus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
3. Spiritualitas Santo Tarsisius
Tarsisius dihormati Gereja sebagai pelindung para akolit dan pelayan Misa.
Menurut tradisi abad ketiga, yang didasarkan pada sebuah syair dari Paus Santo
Damascus (366-384), Tarsisius adalah seorang martir yang mati di tangan orang-
orang kafir karena ia menolak menyerahkan Tubuh Kristus kepada anjing-anjing
penindas itu. Sedangkan menurut tradisi abad keenam, Tarsisius dikenal sebagai
seorang akolit muda yang ditugaskan membawa Komuni Kudus kepada orang-
orang Kristen yang dipenjarakan selama masa penganiayaan yang dilancarkan
oleh Kaisar Valerianus (253-260). Penghormatan dan kebaktian kepada Sakramen
MahaKudus didasarkan pada kesaksian iman Tarsisius. Tarsisius dikuburkan di
pekuburan Santo Kallistus di Roma.
Santo Tarsisius adalah Martir yang diangkat oleh Gereja sebagai pelindung
para misdinar. Karena kesetiaan dan ketaatannya kepada Sakramen Mahakudus, ia
rela mengorbankan nyawanya agar Sakramen Mahakudus tidak jatuh ke tangan
orang-orang jahat. dan karena keberaniannya inilah Tarsisius dijadikan Santo
pelindung bagi para misdinar di seluruh dunia. Spiritualitas ketaatan inilah yang
patut dicontoh oleh para misdinar dalam pelayanan di Gereja.
B. Pelayanan Misdinar di Paroki Santo Mikael Pangkalan Yogyakarta
1. Apa itu Pelayanan
Pelayanan adalah proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain
secara langsung. Kata pelayanan sendiri menunjukkan adanya hubungan antara
yang dilayani dan yang melayani. Sehingga pelayanan juga nampak dalam diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
seseorang ketika menjadi misidinar atau pelayan pastur saat perayaan Ekaristi di
gereja. Karena dalam hal tersebut terjadi aktivitas melayani dan dilayani dan
bersifat secara langsung.
2. Apa itu Misdinar
Misdinar adalah kata dalam bahasa Indonesia, kata misdinar ini sama dengan
kata dalam bahasa Jerman: “Messdiener” Kata “Messdiener” berarti pelayan
Misa Kudus. Dalam bahasa Inggris, biasa digunakan istilah altar “servers” atau
pelayanan altar, atau “boys and girls to service at the altar”. Jadi menurut arti dari
asal usul katanya, misdinar itu adalah seorang pelayan, yakni pelayan Misa
Kudus atau pelayan perayaan Ekaristi (Martasudjita, 2008: 12-13). Dalam
praktek, misdinar juga menjadi pelayan berbagai perayaan liturgi dan ibadat yang
tidak selalu Misa Kudus. Sinonim untuk kata misdinar iyalah putra-putri altar.
Kalau misdinar itu laki-laki, ia disebut putra altar. Apabila misdinarnya putri ia
disebut putri altar. Apabila misdinarnya campuran maka mereka disebut putra-
putri altar.
Dalam simbolik liturgi Gereja, altar itu melambangkan Tuhan Yesus Kristus
sendiri. Pada saat Misa Kudus berlangsung Tuhan Yesus Kristus sendiri hadir
secara istimewa di atas altar, dalam rupa roti dan anggur yang diterimakan saat
komuni berlangsung. Dengan demikian bila kita menjadi putra-putri altar sama
saja kita menjadi pelayan Tuhan Yesus Kristus.
3. Makna Spiritualitas Misdinar
Makna Spiritualitas Misdinar adalah roh, jiwa, dan semangat. Dengan
demikian spiritualitas misdinar dapat diartikan sebagai semangat yang menjiwai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
pelayanan para misdinar. Sebagai pelayan Misa, hendaknya kita mengembangkan
“semangat jiwa pengabdian tanpa pamrih” (Gabriel, 2001: 78). Adapun yang
dimaksud dengan semangat pengabdian tanpa pamrih adalah sebagai berikut:
C. Melayani dengan Penuh Cinta
Melayani bukanlah tugas yang hina, melainkan tugas yang luhur dan mulia.
Apalagi Tuhan sendiri yang kita layani dalam perayaan Ekaristi. Karenanya
semangat ini juga menyiratkan rasa syukur atas kesempatan boleh melayani
Tuhan dan sesama. Bukankah setiap umat bisa leluasa baik altar dan melayani
imam. Tugas istimewa ini justru dipercayakan kepada kita, para misdinar
(Gabriel, 2001: 78-80).
Sebagai misdinar kita dituntut untuk melaksanakan karya pelayanan kita
dalam tugas kita di gereja. yaitu melayani pastur dalam melayani saat perayaan
Ekaristi berlangsung. secara khusus saat misa berlangsung disitulah Allah
sungguh-sungguh hadir. Maka kita perlu memiliki sikap melayani dengan penuh
cinta dalam tugas pelayanan kita sebagai misdinar. Karena yang kita layani adalah
Allah yang sungguh-sungguh hadir saat perayaan Ekaristi berlangsung.
1. Menjalankan tugas dengan penuh cinta
Dalam hal ini kita sebagai misdinar juga perlu memiliki sikap menjalankan
tugas dengan penuh cinta. jika kita sebagai misdinar telah memiliki sikap
melayani dengan penuh cinta maka sikap itulah yang harus kita jalankan sebagai
perwujudan cinta kita dalam tugas pelayanan kita. Bila kita menjalankan tugas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
dengan penuh cinta, niscaya tugas seberat apapun akan terasa ringan dan
menyenangkan.
Sebaliknya, bila tugas itu hanya dipandang sebagai kewajiban, tentu akan
terasa makin berat. Hendaknya kita menjalankan tugas karena didorong oleh cinta
kepada Tuhan dan umat. bukan semata-mata karena kewajiban kita sebagai
misdinar yang harus ada saat perayaan Ekaristi berlangsung. Sebagai misdinar kita
lah yang menjadi pusat perhatian umat dan menjadi pelayan liturgi secara satu
kesatuan dalam perayaan Ekaristi. Bisa dibayangkan, tanpa kita para misdinar
tentunya perayaan Ekaristi kurang berjalan lancar dan meriah (Gabriel, 2001: 78).
2. Rendah hati
Melayani Tuhan di altar adalah tugas misdinar sebagai pelayan-pelayan Misa.
Sebagai pelayan, tentu tidak selayaknya kita memegahkan diri. Sekalipun
mengemban tugas yang luhur, hendaknya kita tidak menjadi sombong, tetapi
berani belajar seperti Yohanes Pemandi yang berkata, “Yesus harus makin
besar, tetapi aku harus makin kecil” (Yoh 3:30). Dan bila selesai menjalankan
tugas, kita harus berani berkata, “Kami adalah hamba-hamba yang tidak
berguna; kami hanya lakukan apa yang harus kami lakukan” (Luk 17:10).
Kerendahan hati kita sebagai misdinar tampak ketika kita tidak pilih-pilih dalam
tugas, tetapi siap menerima dan menjalankan setiap tugas yang dipercayakan oleh
pengurus (Gabriel, 2001: 79).
Maka dari itu, kita sebagai misdinar yang secara pribadi ingin melayani
Tuhan, haruslah kita memiliki sikap rendah hati. Rendah hati sangat perlu dimiliki
oleh setiap anggota misdinar supaya dalam tugas pelayanan kita saat perayaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Ekaristi kita tidak mementingkan egois kita sendiri, melainkan kita mampu
bersama-sama dengan anggota misdinar yang lain saling membantu dan
memberikan pelayanan kita dengan baik.
3. Bertanggung Jawab atas Tugas yang Dipercayakan
Tugas yang telah dipercayakan itu hendaknya kita laksanakan dengan setia.
Bertanggung jawab berarti saya menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya.
Konkretnya lagi, saya menyiapkan diri, datang tepat waktu, dan di altar berprilaku
santun sehingga membantu kekhusukan umat dalam berdoa. Kalaupun
berhalangan untuk bertugas, saya akan mencari penggantiku (Gabriel, 2001: 80).
Maka dapat dikatakan, sebagai misdinar kita perlu membangun sikap
tanggung jawab akan tugas yang telah kita peroleh. Salah satunya seperti disebut
diatas dengan cara menyiapkan diri dengan baik, datang lebih awal ke gereja
untuk bertugas, dan menunjukkan sikap perilaku kita yang santun saat kita
bertugas. Mengapa ini perlu dilakukan, karena kita sebagai misdinar kita akan
menjadi pusat perhatian umat saat melaksanakan perayaan Ekaristi. Jika kita tidak
berperilaku santun, maka kita akan dipandang kurang baik oleh umat.
D. Melayani Tanpa Pamrih
Melayani tanpa pamrih berarti kita melayani Tuhan dengan ketulusan hati.
Kita tidak mengkomersilkan pelayanan kita. Ada banyak contoh pelayanan
misdinar yang tidak sepenuh hati. Mau menjadi misdinar manten, pembaptisan,
pemakaman, asalkan mendapatkan imbalan alias “ang pauw”. Mau bertugas,
asalkan nanti ditraktir atau diajak pinik. Menjadi misdinar agar nilai agamanya
bagus atau pelayanannya di altar disalahgunakan sebagai ajang mejeng dan cari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
perhatian dan sebagainya. Semua motivasi memang tidaklah salah sama sekali,
bahkan terkadang memang menambah “spirit”. Tetapi motivasi yang ber-“udang
di balik batu demikian, terus-menerus harus dimurnikan bila kita ingin melayani
Tuhan dengan penuh ketulusan hati (Gabriel, 2001: 80).
Pelayanan inilah yang harus diperjuangkan oleh para misdinar yaitu mau
melayani dengan setulus hati tanpa memikirkan apa yang akan diperolehnya nanti
setelah bertugas. Karena kita sebagai misdinar dituntut untuk mau memberikan
diri kita secara utuh untuk menjadi pelayan Tuhan dan tidak memilih-milih tugas
npelayanan apa yang kita inginkan atau sukai. Tetapi kita siap untuk melayani saat
perayaan apapun, baik itu di gereja atau saat dimanapun kita diminta untuk
menjadi misdinar.
E. Paroki Santo Mikael PangkalanYogyakarta
1. Sejarah Paroki Santo Mikael Pangkalan Yogyakarta
Gereja Santo Mikael Pangkalan yang saat ini berdiri adalah bekas gudang
senjata, yang dibangun awal abad 20 bikinan Hindia Belanda yang juga digunakan
sebagai pabrik tebu. Saat diperuntukan sebagai gereja telah juga diberkati oleh
Rm. Ignatius Joyo Siswoyo Pr, Vikaris Episkopal ( Vikep ) Daerah Istimewa
Yogyakarta. Atas jasa Bp.Marsekal Pertama TNI Lambert F Silooy yang menjabat
sebagai Komandan Pangkalan Udara Adi Sutjipto (1994 – 1996 ) menerbitkan
surat keputusan bahwa gudang tersebut diperuntukkan bagi bangunan gereja
Katolik. Keberadaan bangunan gereja ini sangat disambut gembira oleh umat
Wonocatur,Karang Jambe, Gatak dan Pelem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Dalam proses pembangunan GSMP mengalami pasang surut dan beberapa
kali atap roboh. Akhirnya demi menjamin rasa aman dalam beribadat dibentuklah
panitia Pembangunan dan Renovasi GSMP. GSMP yang resmi pada saat itu
mempunyai jumlah umat 300 jiwa yang terdiri dari 197 KK. Yang setiap
minggunya on the spot. Tgl 21 September 2003 surat hibah pengelolaan lahan
turun dari Pusat Pengolahan Data AURI. GSMP mempunyai ciri khas dalam
pelayanannya yaitu Teritorial secara umum tetapi juga Kategorial secara khusus.
Sebagai kelengkapan pelayanan GSMP juga sudah membangun Panti Gereja
Marsma TNI Ignatius Dewanto yang diresmikan 1 hari sebelum hari bakti TNI
AU ke 60 oleh Komandan Lanud Adisutjipto Marsekal Pertama TNI Benyamin S
Dandel, S.Ip Tanggal 28 Juli 2004 Gereja St.Mikael Pangkalan diberkati dan
diresmikan oleh MGR.Ignatius Suharyo,Pr Uskup Agung Semarang. Dua hal yang
dipesankan Bapa Uskup adalah : “Tetapi Apakah Gereja Kristus Hanya Soal
Tempat Saja, soal Pelayanan Saja, Gereja tetap Membutuhkan Umat-Nya untuk
Aktif memberikan kesaksian .“Mari Bersama-sama Kita Laksanakan”.
Gereja St. Mikael Pangkalan (GSMP) yang merupakan bagian dari gereja
Indonesia harus berani memandang dirinya sebagai salah satu pihak yang turut
serta mengambil bagian dalam membangun masyarakat Indonesia. Hal ini
memang berat karena besarnya tantangan hidup menggereja di tengah suasana
kehidupan berbangsa yang penuh dengan berbagai persoalan mendasar seperti
HAM, pengangguran, kerusakan lingkungan, fragmentasi masyarakat berbasis
SARA, serta derasnya pengaruh budaya global yang serba instant dan dangkal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Namun demikian, sebagai gereja GSMP mau tidak mau harus membawa kabar
baik, cinta dan harapan sekecil apapun di tengah tantangan sebesar apapun.
Keberanian seluruh umat memandang GSMP seperti ini akan sangat
menentukan arah pertumbuhan gereja. Lagipula, GSMP yang hadir secara fisik,
berasal dan berlokasi di lingkungan militer angkatan udara berpengaruh baik
secara positif maupun negatif dalam kehidupan menggereja umat. Dalam situasi
seperti ini, cara umat memandang dirinya sebagai bagian dari masyarakat
Indonesia sangat sesuai dengan peran strategis angkatan udara di mana gereja ini
berada. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa saat ini status gereja masih berupa
wilayah akan tetapi memiliki infrastruktur dan jumlah umat yang memadai
sehingga menjadikan gereja pangkalan mempunyai potensi yang besar untuk
tumbuh apabila dikelola secara sistematis dan berkelanjutan.
Besarnya sumbang sih gereja terhadap pengembangan hidup berbangsa tidak
perlu mengandalkan jumlah yang bisa dimanifestasikan dalam kekuatan politik
tertentu tetapi justru akan lebih efektif lewat serangkaian pilihan sikap dan
teladan. Untuk itu, kedudukan dan situasi GSMP tidak akan memperkecil potensi
sumbang sihnya kepada bangsa dan negara. Tentu saja sebagai bagian dari gereja
di lingkungan Keuskupan Agung Semarang maka gereja pangkalan mewarisi visi
dan misi KAS yang memfokuskan dirinya pada pembangunan persudaraan sejati
dengan semua pihak yang berkehendak baik.
Untuk itu, sebagai langkah konkritnya, GSMP sesuai dengan kapasitasnya
akan membuatprogramkerjayangbermuarapada pemberdayaan umat sehingga
umat mampu memainkan peranannya sebagai agen atau aktor terbangunnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
persaudaraan sejati sesuai dengan kapasitas, lingkungan maupun
concern/perhatiannya masing-masing. Dengan cara pandang ini, kehidupan
menggereja di GSMP tidak akan hanya berpusat di seputar liturgi tetapi malah
sebaliknya akan mengusahakan kehidupan liturgis yang kontekstual dan
komunikatif. Hal ini juga akan membawa konsekuensi sistem penggalangan
kegiatan umat yang tidak semata-mata berbasis teritorial tetapi akan
dikembangkan kegiatan umat berbasis minat dalam bentuk kelompok umat basis.
2. Data Spesifikasi Gereja
Gereja Katolik Santo Mikael memiliki semboyan “Pro Ecclesia et Patria”.
Gereja Katolik Santo Mikael memiliki visi yaitu Visi umat PSMPA (Paroki Santo
Mikael Pangkalan Adisutjipto) akan mencangkup visi tentang esensi jati diri
beserta visi tentang bagaimana cara mengaktualisasikan diri. Secara umum visi
gereja haruslah sama dengan visi Yesus tentang gereja yakni visi Kerajaan Allah.
Oleh karenanya visi PSMPA harus mampu menerjemahkan visi Kerajaan Allah di
dalam konteks dan lingkungan dari mana gereja berasal, hidup dan mengarahkan
diri “umat Paroki Santo Mikael Pangkalan Adisutjipto adalah keluarga umat
beriman yang saling mencintai dan memuliakan Tuhan demi semakin terwujudnya
Kerajaan Allah melalui hidup menggereja yang kontekstual, inklusif, bekerja
sama dengan semua pihak yang berkehendak baik sehingga mampu
memberdayakan setiap anggota gereja menjadi agen perubahan yang signifikan
dan relevan”.
Dan gereja St. Mikael memiliki misi yaitu misi adalah rumusan hal-hal besar
yang akan dilakukan terkait dengan pencapaian visi. Karena visi PSMPA terkait
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
dengan keluarga umat Allah yang mewujudkan kerajaan Allah, maka misi
PSMPA berorientasi pada pemberdayaan keluarga umat Allah. Adapun misi
gereja St. Mikael adalah PSMPA memperdayakan potensi seluruh hidup demi
pertumbuhan iman umat yang dewasa dan inklusif, PSMPA membangun system
kerja cara komunikasi dan pola pengampnilan keputusan yang saling melayani,
PSMPA mengembangkan liturgi yang kontekstual dan dialogis, PSMPA menjalin
kerja sama dengan semua pihak yang berkehendak baik, PSMPA berniat terlibat
aktif dalam penanganan persoalan sosial kemasyarakatan yang relevan dengan
fokus perhatian pada gerakan cinta tanah air dan kepedulian terhadap lingkungan
hidup.
Gereja Santo Mikael Pangkalan terletak di dalam area Pangkalan Udara TNI
AU Lanud Adisutjipto yang beralamatkan di Jl. TPT Sapardal no 1 Pangkalan
Udara Adisutjipto Yogyakarta. Gereja tersebut diberkati oleh Vikep DIY Rm.
Jayasewaya, Pr pada tanggal 19 Agustus 2001 dan diresmikan oleh Mgr. Ignatius
Suharyo dan Uskup TNI POLRI dan Marsekal Pertama TNI Benyamin Dandel,
S.Ip dan Komandan Lapangan udara Adisutjipto pada tanggal 28 Juli 2007. Gereja
Katolik Santo Mikael dikukuhkan sebagai Paroki mandiri oleh Mgr. Ignatius
Suharyo pada 29 September 2009.
Pesta nama gereja dilaksanakan setiap tanggal 29 September yaitu pada
perayaan malaikat Mikael. Luas tanah gereja 2263 m2 dan status tanah adalah hak
guna berdasarkan surat menteri pertahanan RI. Luas bangunan GKSM adalah
1035 m2 untuk bangunan utama yaitu gereja St. Mikael seluas 600 m2, pastoran
tingkat seluas 135 m2, sekretariat, ruang tamu, ruang rapat, perpustakaan, ruang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
serbaguna seluas 300 m2. Fasilitas pendukung seluas 97,75 m2 untuk panti gereja
dan kaum muda, ruang peduli lingkungan, taman komunikasi, taman bacaan anak,
dan ruang komunikasi sosial. Taman doa “Maria Dolorosa” di bagian timur gereja
seluas 164 m2. Area parkir 5000 m2 termasuk listrik, air, sumur, dan keamanan
seluas 5000 m2 berstatus milik gereja.
Pastor yang berkarya saat ini adalah pastor Maria Marcelinus Bintoro, Pr dan
Pastor Paulus Triwahyu Widiantoro, Pr. Dalam tugas pelayanannya Gereja Santo
Mikael Pangkalan membuka pelayanannya bagi umat setiap hari pada jam kerja
pukul 08.00-16.00 dan pada hari Minggu di gereja Santo Mikael Pangkalan tidak
membuka pelayanan untuk umat. Pelayanan Perayaan Ekaristi misa harian
dilaksanakan setiap hari senin sampai jumat pukul 05.45 Wib, misa Mingguan
dilaksanakan setiap sabtu sore pukul 16.30 Wib dan minggu pagi pukul 08.00
Wib. Misa khusus dilaksanakan setiap jumat pertama pukul 12.00 Wib untuk
dinas TNI AU dan pukul 17.00 Wib untuk umum dan Adorasi.
Lingkungan teritorial Gereja Santo Mikael Pangkalan terletak di dalam area
Pangkalan Udara TNI AU Lanud Adisutjipto terbagi menjadi tujuh lingkungan
yaitu lingkungan Gatak, lingkungan Karang Bendo, lingkungan Karang Jambe,
lingkungan Pangkalan, lingkungan Wonocatur Barat, lingkungan Wonocatur
Timur, dan lingkungan Pelem. Sedangkan lingkungan kategorial terbagi menjadi
empat yaitu umat lingkungan dinas AAU dan Taruna-taruni, umat lingkungan
dinas Pangkalan Udara Adisutjipto, umat lingkungan RUSPAU dr. Harjolukito,
umat lingkungan Paguyuban Purnawirawan TNI AU Agustinus dan St. Maria
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Karya teritorial andalan GKSM antara lain adalah kompetensi pelayanan
sekretariat, dokumentasi laporan kegiatan umat, sistem komputerisasi bagi
pendataan umat (Kartu keluarga), kesiapan assessment inventaris gereja
pengelolaan aset secara sistematis. Kelompok sesawi (Tim Penggerak
Lingkungan) taman bacaan anak, taman komunikasi iman, perhatian kepada
kiprah kaum muda (OMK), pelestarian budaya kerawitan bernuansa liturgis,
liturgi kontektual, kehidupan devotionalia dan adorasi, paguyuban dana
pendidikan, paguyuban OMK Indonesia Timur NTP, paguyuban gamelan anak,
paguyuban gamelan dewasa ngesti padha, layanan rutin Ekaristi dan pastoral care
di rutan Wirobrajan, pelayanan rutin Perayaan Ekaristi live oleh RRI Pro II
Yogyakarta. Karya kategorial andalan meliputi perpustakaan kategorial TNI AU,
konsultasi psikologi dan bantuan hukum setiap senin sampai jumat pukul 12.30-
14.00 Wib dari anggota TNI AU di ruangan konsultasi pastoran, pusat studi
perdamaian dan resolusi konflik, perhatian karya pastoral OCI pada pendidikan
pembentukan karakter bagi calon pemimpin bangsa, wadah kegiatan umat katolik
di lingkungan TNI-POLRI, pelayanan rutin kunjungan pastoral care pada
RUSPAU dr. Hardjolukito, pelayanan khusus bagi pembinaan rohani dan karakter
bagi Taruna AKMIL dan AKPOL.
F. Kegiatan Misdinar Paroki Santo Mikael Pangkalan
Kegiatan misdinar di Paroki Santo Mikael Pangkalan Yogyakarta adalah
kegiatan yang sifatnya kebersamaan dan saling mengakrabkan satu dengan yang
lain. Kegiatan ini dibagi atas dua yaitu kegiatan didalam lingkungan Paroki dan
kegiatan diluar lingkungan Paroki. Kegiatan yang didalam lingkungan Paroki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
biasanya bertepatan dengan hari jadi Paroki atau hari pesta nama pelindung
Paroki, kegiatan Natal bersama, dan Paskahan bersama. Para misdinar ini pun ikut
memeriahkan kegiatan yang diselenggarakan oleh panitia pesta nama. Selain itu
juga kegiatan yang sifatnya didalam lingkungan Paroki adalah kegiatan rapat rutin
yang diadakan satu bulan sekali untuk para misdinar dan latihan bersama bagi
para anggota misdinar yang baru bergabung.
Kegiatan yang sifatnya diluar, menyesuaikan dari program kerja dari
pengurus misdinar. Kegiatan yang pernah dilaksanakan atau diadakan oleh para
misdinar yaitu kunjungan yang pernah diadakan yaitu mengadakan bakti sosial ke
panti asuhan yang ada di Playen, Wonosari. Dan juga kegiatan diluar yang rutin
diikuti oleh para misdinar yaitu Tarsisius Cup. Dimana para misdinar se-
Kevikepan DIY dikumpulkan menjadi satu dengan satu Paroki menjadi tuan
rumah diselenggarakannya Tarsisius Cup (TC) tersebut dan dalam kegiatan TC
terdapat bermacam-macam perloombaan. Misalnya, dari tingkat SD ke SMP
diadakan Futsal, lalu lomba cerdas cermat Alkitab, lomba lektor, dan lain-lain.
Inilah kegiatan yang sampai saat ini diikuti oleh para misdinar di Paroki Santo
Mikael Pangalan Yogyakarta.
G. Gambaran umum misdinar Paroki Santo Mikael Pangkalan Yogyakarta
1. Gambaran tugas pelayanan misdinar di Paroki
Tugas pelayanan misdinar yang ada di Paroki Santo Mikael Pangkalan adalah
tugas yang sudah terstruktur atau sudah terjadwal setiap minggunya. Jadwal ini
dibuat oleh pengurus misdinar dan jika ada yang berhalangan hadir untuk
bertugas, para misdinar sudah meminta tolong kepada temannya untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
menggantikan ia bertugas. Tugas pelayanan yang dijalankan oleh para misdinar
tidak serta merta mereka langsung bertugas dalam perayaan Ekaristi. Tetapi
mereka melalui proses penerimaan misdinar terlebih dahulu dan mengikuti
program pelatihan. Namun saat pelatihan yang dilaksanakan biasanya minggu
siang setelah perayaan Ekaristi, mereka kurang mendapati pengenalan tentang
liturgi yang mendalam dan cenderung langsung ke praktek dan sifatnya
menghafal.
Para pengurus yang mendampingi mereka saat latihan hanyalah berpedoman
dari kebiasaan mereka menjalankan proses pendampingan. Dan biasanya dalam
proses latihan misdinar, para misdinar kurang mendapatkan teori tentang
pengenalan alat-alat dan perlengkapan liturgi sehingga dalam menjalankan tugas
pelayanan mereka sebagai misdinar hanya menghafalkan alat-alat dan
perlengkapan liturgi dengan bahasa yang yang mudah diingat mereka.
H. Gambaran dan situasi misdinar di Paroki Santo Mikael Pangkalan
(kelompok usia, tempat tinggal atau wilayah, kegiatan misdinar)
Di Paroki Santo Mikael Pangkalan terdapat tujuh lingkungan dan para
anggota misdinar berasal dari ketujuh lingkungan tersebut. Usia anggota misdinar
terdiri dari berbagai usia kelas lima sekolah dasar SD hingga kelas tiga sekolah
menengah atas atau SMA. Syarat untuk menjadi seorang misdinar adalah mereka
yang sudah dibaptis dan menerima Sakramen komuni pertama. Para misdinar
yang tergabung di Paroki Santo Mikael ini memiliki bermacam kegiatan yang
sudah direncanakan oleh para pengurus atau mengikuti kegiatan yang ada di
Paroki. Untuk kegiatan diluar Paroki, para misdinar juga turut ambil bagian dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
kegiatan tersebut misalnya Tarsisius Cup yang diselenggarakan oleh seluruh
anggota misdinar se-Kevikepan DIY.
Meskipun para anggota misdinar ini berusia yang beragam, tetapi mereka
mampu menjalin kekompakkan mereka sebagai satu organisasi yang ada di
Paroki. Hal ini terlihat ketika mereka sedang bertugas sebagai misdinar mereka
mampu untuk bekerja sama dengan baik satu dengan yang lain. Selain
kekompakkan mereka juga memiliki rasa persaudaraan dan kekeluargaan yang
tinggi, terlihat ketika mereka sedang berkumpul baik itu saat pertemuan atau saat
sedang kumpul hanya sekedar berbincang-bincang bercanda gurau.
Sebagai misdinar mereka menyadari beragam perbedaan usia. karena
perbedaan usia yang biasanya terjadi adalah salah paham atau terjadinya senior
dan junior antar misdinar. Tetapi ini semua tidak terjadi di kelompok misdinar di
Paroki Santo Mikael Pangkalan ini, para misdinar yang berusia lebih tua mampu
untuk membimbing dan membantu para misdinar yang lebih muda baik dalam
bertugas atau pun saat berkumpul dalam pertemuan. Dan sebaliknya para misdinar
yang lebih muda juga mampu menyesuaikan diri dengan para misdinar yang
usianya diatas mereka.
I. Penerapan Spiritualitas Santo Tarsisius pada Misdinar di Paroki Santo
Mikael Pangkalan
1. Penerapan Spiritualitas Pelayanan
Melayani dengan penuh cinta. Melayani bukanlah tugas yang hina, melainkan
tugas yang luhur dan mulia. Apalagi Tuhan sendiri yang kita layani dalam
perayaan Ekaristi. Karenanya semangat ini juga menyiratkan rasa syukur atas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
kesempatan boleh melayani Tuhan dan sesama. Bukankah setiap umat bisa leluasa
baik altar dan melayani imam. Tugas istimewa ini justru dipercayakan kepada
kita, para misdinar.
Melayani tanpa pamrih, melayani tanpa pamrih berarti kita melayani Tuhan
dengan ketulusan hati dan tidak serta merta mengkomersilkan pelayanan kita
kepada Tuhan. Dengan kata lain kita membeda-bedakan tugas pelayanan kita
tergantung mana yang kita sukai. Misdinar di Paroki Santo Mikael Pangkalan
sudah menerapkan spiritualitas pelayanan tersebut. terlihat dari keaktifan mereka
dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya mereka dalam bertugas sebagai
misdinar di Paroki Santo Mikael Pangkalan.
Mereka juga terlihat dengan senang hati menjalankan tugas pelayannya
terlihat dari jadwal yang sudah ditentukan oleh pengurus tidak ada yang kosong
dan mereka dengan sungguh-sungguh menjalankan tugasnya. Terkadang jika ada
anggorta misdinar yang berhalangan hadir, maka dengan cepat anggota misdinar
yang lain menggantikannya dan mereka tidak merasa keberatan.
2. Penerapan Spiritualitas Kesetiaan
Spiritualitas kesetiaan ini melihat dari pelayanannya Tarsisius waktu itu yang
dengan rela berkorban menyelamatkan Sakramanen Mahakudus agar tidak jatuh
ketangan orang-orang jahat yang berusaha untuk merebutnya. Dengan berani
bahkan hingga kehilangan nyawanya pun Tarsisius berani mempertahankan
Sakramen Maha kudus. Tarsisius mempunyai alasan yang kuat untuk berani
mempertahankan Sakramen Mahakudus itu karena Tarsisius mendapat tugas dari
Paus untuk mengirim Sakramen Mahakudus itu bagi para tahanan di penjara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Sebagai misdinar kita kita perlu mecontoh Tarsisius secara detail dengan cara
mengorbankan diri menyerahkan nyawanya untuk mempertahankan Sakramen
Mahakudus, tetapi cukup dengan kesetiaan kita kepada Allah untuk melayani saat
perayaan Ekaristi. Dan inilah yang sudah ditunjukan dan diterapkan oleh misdinar
di Paroki Santo Mikael Pangkalan. mereka dengan setia melaksanakan tugas
pelayanannya sebagai misdinar dengan siap sedia dalam menjalankan tugasnya
sebagai misdinar.
3. Penerapan Spiritualitas Ketaatan
Sama halnya dengan spiritualitas kesetiaan, spiritualitas ketaatan juga melihat
dari ketaatannya Tarisius waktu itu yang dengan rela berkorban hingga
menyerahkan nyawanya hanya untuk mempertahankan Sakramen Mahakudus
yang ia bawa untuk mengirim kepada pawa tahanan yang ada dipenjara. Sikapnya
yang berani menjadi contoh bagi para misdinar saat ini dan karena ketaatannya
akan tugasnya dan juga penghormatannya kepada Sakramen Mahakudus.
Sebagai misdinar di Paroki Santo Mikael spiritualitas ketaatan ini sudah
diterapkan pula pada saat mereka bertugas. Dengan taat dan tanggung jawab
mereka menjalankan tugasnya sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan bagi
mereka. Baik saat tugas misdinar perayaan Ekaristi mingguan atau perayaan
Ekaristi besar, seperti Natal dan Paskah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN, PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN
Dalam BAB III ini penulis akan memaparkan hasil dari penelitian penulis
dengan responden, yaitu para anggota misdinar di Paroki Santo Mikael Pangkalan
Yogyakarta.
A. Latar Belakang Penelitian
Latar belakang penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah berdasarkan
pengalaman yang dialami penulis sebagai misdinar di Paroki Santo Mikael
Pangkalan Yogyakarta. Pelayanan yang dilakukan para misdinar di Paroki Santo
Mikael Pangkalan tergolong hal yang biasa dilakukan oleh para misdinar. Karena
mereka menganggap hal tersebut sudah biasa dilakukan saat mereka bertugas. Dan
mereka pun masih ada beberapa yang belum mengerti akan tugas dan peran
mereka sebagai misdinar.
Para misdinar hanya menjalankan tugasnya sesuai dengan apa yang sudah
mereka lakukan dan tanpa mengerti maknanya. Sebelum menjadi seorang
misdinar mereka dibekali dengan latihan terlebih dahulu. Namun latihan yang
mereka peroleh belum sampai pada hal yang mendasar. Sebagai misdinar
sesungguhnya adalah merelakan dirinya untuk menjadi pelayan Misa. Sebagai
misdinar juga mereka harus memiliki pengetahuan akan memilih warna pakaian,
menyiapkan peralatan Misa, sampai latihan untuk aneka perayaan khusus di luar
Misa hari Minggu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
B. Rumusan Masalah
Permasalahan pokok yang akan dibahas dalam skripsi ini, dirumuskan dalam
bentuk pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :
1. Bagaimana gambaran pemahaman anggota mengenal dan memaknai
spiritualitas Santo Tarsisius dalam tugas pelayanan mereka sebagai
misdinar?
2. Bagaimana cara mereka menerapkan spiritualitas Tarsisius dalam tugas
pelayanan mereka sebagai misdinar?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui sejauh mana misdinar di Paroki Santo Mikael Pangkalan
Yogyakarta mengenal dan memaknai Spiritualitas dari Santo Tarsisius.
2. Mengetahui sejauh mana anggota misdinar berperan aktif dalam tugas dan
pelayanan di gereja sebagai misdinar.
D. Manfaat Penelitian
1. Mendapatkan gambaran pengetahuan misdinar tentang Spiritualitas Santo
Tarsisius.
2. Mengetahui peranan para anggota misdinar dalam menjalankan tugas
pelayanannya sebagai misdinar di gereja.
E. Jenis Penelitian
Dilihat dari segi permasalahan yang diangkat dan tujuannya, maka penulis
menggunakan penelitian yang bersifat “ex post facto” yaitu penelitian yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
dilakukan untuk meneliti sesuatu yang sudah terjadi dan kemudian melihat faktor-
faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut. Dalam hal ini yang sudah
terjadi adalah Spiritualitas Santo Tarsisius dan pelayanan mereka sebagai misdinar
adalah pengetahuan anggota misdinar tentang spiritualitas Santo Tarsisius dan
tugas pelayanan mereka sebagai misdinar di Paroki Santo Mikael Pangkalan
Yogyakarta (Jamal, 2011:190).
F. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode wawancara. Sebelum melaksanakan
penelitian, penulis melakukan wawancara dengan datang ke Paroki Santo Mikael
Pangkalan Yogyakarta pada saat kegiatan latihan misdinar dilaksanakan. Penulis
melaksanakan metode wawancara ini selama 2 minggu dengan itensitas latihan 2
kali pertemuan. Adapun tujuannya adalah mengumpulkan informasi tentang
variabel dari sekelompok objek atau populasi (Jamal, 2011: 44).
G. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian
Penulis melaksanakan penelitian ini di Paroki Santo Mikael Pangkalan
Yogyakarta pada kelompok anggota misdinar yang diadakan selama 2 kali dalam
2 kali pertemuan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2016 pada saat
kegiatan anggota misdinar sedang mempersiapkan tugas Tri Hari Suci..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
H. Responden Penelitian
Peneliti melakukan penelitian ini dengan 20 orang yang terdiri dari tingkat
SMP, SMA, dan SMK yang tergabung dalam anggota misdinar Paroki Santo
Mikael Pangkalan Yogyakarta.
I. Instrumen Penelitian
Jenis instrumen yang penulis gunakan adalah skala Likert. Sugino (2010:
134) menyatakan bahwa skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat,
dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Hal
tersebut ditegaskan kembali oleh Riduan (2007: 87) yang menyatakan bahwa
skala Likert ini merupakan skala yang mengukur sikap, pendapat dan persepsi
seseorang atau kelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Penulis akan
mengajukan beberapa pertanyaan kepada responden. Kemudian responden
diminta memberikan jawaban atau respons. Jawaban setiap item instrument yang
menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat
negatif. Dalam penelitian ini akan diukur pemahaman spiritualitas Santo Tarsisius
terhadap tugas pelayanan mereka sebagai misdinar dengan gradiasi pilihan
jawaban berupa: pemahaman dan pengetahuan mereka sebagai misdinar.
J. Tekhnik Pengumpulan Data
Penulis menggunakan tekhnik reduksi. Reduksi adalah menganalisis data
secara keseluruhan dan bagian terkecil dalam data yang memiliki makna dikaitkan
dengan masalah penelitian. Kemudian, data yang diperoleh akan dikelompokkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
berdasarkan pertanyaan yang telah dipersiapkan. Tujun pengelompokan tersebut
adalah untuk menemukan arti data dengan menarik hubungan-hubungan. Dalam
hal ini peneliti memperoleh data dari anggota misidinar tentang pemahaman
mereka terhadap spiritualitas Santo Tarsisius dan tugas pelayanan mereka sebagai
misdinar dan menganalisis data untuk mengetahui pemahaman mereka mengenai
spiritualitas Santo Tarsisius. (Moleong, 2011: 288).
K. Variabel Penelitian
Kisi-kisi variabel makna Spiritualitas Santo Tarsisius dalam tugas pelayanan
misdinar di Paroki Santo Mikael Pangkalan Yogyakarta.
Tabel 1
Instrumen Penelitian
No Variabel
Aspek Indikator Nomor
Soal
1. Spiritualitas Santo
Tarsisius
1. Afeksi
2. Kognitif
1. Mampu
menjelaskan
sejarah singkat
Santo Tarsisius
2. Mengenal
secara
mendalam
Santo Tarsisius
3. Mampu
menumbuhkan
3, 4
1, 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
sikap yang
dimiliki atau
disemangati
oleh Santo
Tarsisius
2. Pelayanan Misdinar 1. Afeksi
2. Kognitif
3. Sikap
1. Mampu
melaksanakan
tugas
pelayanan
dengan baik
dan
bertanggung
jawab
2. Mampu
memiliki rasa
percaya diri
yang tinggi
akan tugas
pelayanan
sebagai
misdinar
3. Memiliki
kesungguhan
niat untuk
melakukan
pelayanan
kepada Gereja
dengan menjadi
misdinar
5, 7, 8, 11,
14, 16
12, 15, 17,
18, 19
6, 9, 10,
13, 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
4. Mampu
melakukan
perubahan dari
yang kurang
baik menjadi
lebih baik
(rekonsiliasi)
melalui
pelayanan
5. Memiliki hidup
spiritualitas
yang baik
terhadap
pelayanan baik
di gereja
maupun
masyarakat
L. Hasil Penelitian
Dalam wawancara yang penulis lakukan dengan anggota misdinar di
Paroki Santo Mikael Pangkalan Yogyakarta ini, penulis melaksanakannya dengan
20 anggota misdinar diantaranya ada yang menjadi pengurus misdinar dan juga
ada yang menjadi anggota misdinar. Dari dua puluh anggota misdinar yang
penulis wawancarai mereka semua terdiri dari usia sekolah baik sekolah dasar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
(SD), sekolah menengah pertama (SMP), dan sekolah menegah atas (SMA) atau
sekolah menengah kejuruan (SMK).
Dalam kesempatan ini, penulis melakukan wawancara dengan sebelumnya
melakukan survei. Melihat situasi dan kondisi para anggota misdinar yang saat itu
tengah mempersiapkan untuk tugas Tri Hari Suci (Kamis Putih, Jumat Agung,
Paskah). Setelah melakukan survei dan pengamatan, penulis melakukan
wawancara dengan para misdinar di Paroki Santo Mikael Pangkalan dengan acuan
beberapa pertanyaan yang membantu penulis untuk melaksanakan tugas akhir ini.
Penulis menyiapkan 20 pertanyaan yang terdiri dari 4 pertanyaan tentang
spiritualitas Santo Tarsisius dan 16 pertanyaan tentang tugas pelayanan mereka
sebagai anggota misdinar di gereja.
Proses yang dilakukan oleh penulis saat wawancara adalah penulis
memberikan pertanyaan bantuan dan para anggota misdinar menjawab pertanyaan
tersebut dengan sejauh pengalaman dan pengetahuan mereka, dari 20 orang yang
penulis wawancarai, penulis mendapatkan bahwa sebagian anggota misdinar
belum mengenal dan memahami semangat atau kisah dari Santo Tarsisius. Dan
belum mengerti secara benar apa itu spiritualitas yang dimiliki oleh Santo
Tarsisius. Mereka mengetahuinya sebatas Santo Tarsisius adalah Santo Pelindung
putera-puteri altar dan belum secara mendalam mengetahui kisah kehidupan dari
Santo Tarsisius tersebut. Sehingga masih ada beberapa mengatakan bahwa dirinya
masih belum memiliki semangat atau spiritualitas yang sama dengan yang
dimiliki oleh Santo Tarsisius. Namun ada juga yang telah menjiwai semangat
pelayanan yang sama dengan Santo Tarsisius walaupun belum secara mendalam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Hal ini dikarenakan mereka kurang mendapatkan informasi ataupun
pengenalan secara mendalam dengan Santo Tarsisius. Sehingga mereka kurang
memiliki spiritualitas seperti Santo Tarsisius. Dalam kesempatan ini beberapa dari
mereka mengatakan bahwa dalam pelatihan sebagai anggota misdinar, mereka
kurang diberikan pengenalan semacam ini dan hanya terpaku pada proses
bagaimana menyiapkan dan melayani saat Perayaan Ekaristi berlangsung. Maka
dari itu mereka kurang dipersiapkan secara matang untuk hal iman mereka
mengenal Santo pelindung putera-puteri altar. Selanjutnya penulis memberikan
pertanyaan kepada para anggota misdinar seputar pelayanan yang mereka lakukan
saat perayaan Ekaristi. Sebagian besar dari mereka bergabung dengan kelompok
misdinar di Paroki Santo Mikael Pangkalan Yogyakarta adalah karena niat dan
pilihan mereka sendiri meskipun ada beberapa diantara mereka yang tertarik
gabung dengan kelompok misdinar karena ajakan dari teman dan saudara mereka.
Diantara mereka ada yang telah bergabung selama 8 tahun dan ada juga yang
masih baru bergabung sebagai anggota misdinar. Para anggota misdinar ini sangat
senang jika mereka mendapatkan giliran atau jadwal untuk bertugas. Terkadang
mereka ada yang lebih banyak menggantikan temannya yang tidak datang
bertugas. Dan pelayanan ini mereka lakukan karena mereka sadar akan tugas dan
tanggung jawab mereka sebagai pelayan Gereja. Jika ditanya mengenai halangan,
diantara mereka ada juga yang memiliki halangan yang menghambat mereka
menjalankan tugasnya sebagai misdinar misalnya, diajak temannya untuk bermain
saat hari Minggu, atau adanya kegiatan diluar gereja yang bertabrakan (tugas
sekolah, les, dll). Dan mereka terkadang masih memilih untuk pergi bermain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
dengan temannya dari pada pergi ke gereja untuk bertugas dengan alasan yang
bermacam-macam. Namun ada juga yang dengan tegas menolak ajakan teman
tersebut dan memilih untuk bertugas misdinar saat perayaan Ekaristi. Kalau untuk
kegiatan yang berhubungan dengan tugas sekolah, les, dll, merek akan mencari
waktu agar tidak bertabrakan. Jika tetap masih bertabrakan mereka biasanya
memberitahu pada pengurus jika berhalangan hadir saat bertugas dan mencari
pengganti untuk bertugas misdinar.
Suka duka yang mereka alami sangatlah beragam, ada diantara mereka yang
merasa bahwa didalam kelompok misdinar tersebut terdapat “senior” dan
“junior” hal ini terlihat jika saat mereka berkumpul masih sering berkelompok-
kelompok sesuai dengan usia mereka. Mereka merasa masih adanya“gap-gap”
diantara para misdinar sehingga membuat mereka sulit untuk bergaul dengan yang
lain. Misalkan anggota misdinar yang baru bergabung, biasanya akan
berkelompok sendiri dengan yang sudah lama bergabung dengan kelompok
misdinar. Mereka menganggap pola pikir mereka yang berbeda dan mereka sering
merasa“dianak tirikan” oleh para misdinar yang sudah lama bergabung dengan
misdinar. Dan sama yang dilakukan oleh para misdinar yang lebih lama
bergabung dengan misdinar, biasanya mereka berkumpul dan bercanda gurau
dengan kelompok yang seusia dengan mereka.
Sebagai misdinar mereka mereka yang telah bergabung cukup lama dengan
kelompok minsdinar dan yang baru bergabung, mereka memiliki harapan untuk
misdinarnya kedepan yaitu mereka ingin terus menjaga kekompkan mereka
dengan menjalin komunikasi yang baik satu dengan yang lain dan juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
mengadakan kegiatan-kegiatan yang dapat mengakrabkan satu dengan yang lain.
Maka dengan demikian mereka dapat menyatukan kelompok misdinar menjadi
kelompok yang solid untuk dapat menjalankan tugas pelayanan mereka di gereja
sebagai misdinar.
1. Bagaimana gambaran pemahaman anggota mengenal dan memaknai
spiritualitas Santo Tarsisius dalam tugas pelayanan mereka sebagai misdinar
Pada bagian ini akan dipaparkan mengenai gambaran pemahaman
spirtitualitas Santo Tarisius dalam tugas pelayanan mereka sebagai misdinar.
Dengan mengetahui gambaran pemahaman anggota kelompok misdinar terhadap
tugas pelayanan mereka sebagai misdinar diharapkan dapat mengetahui kesadaran
seluruh anggota kelompok misdinar dalam kaitannya dengan pelayanan yang
diikutinya. Kelompok misdinar lebih baik jika mengetahui tentang spiritualitas
Santo Tarsisius untuk lebih memperdalam pelayanannya sebagai misdinar.
Tabel 2
Spiritualitas Santo Tarsisius
No Pertanyaan Jawaban jumlah Persen (%)
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Sejauh mana kalian
mengenal Santo
Tarsisius
1. Tidak tahu
2. Sebatas
mengenal
sebagai
2
18
10
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Santo
pelindung
misdinar
2. Apakah kalian
mengenal kisah dari
Santo Tarsisius
1. Tidak tahu
2. Kurang tahu
13
7
65
35
3. Bagaimana kalian
mewujudkan
spiritualitas yang
dimiliki Santo Tarsisius
kedalam tugas
pelayananmu sebagai
misdinar
1. Ikut dalam
kegiatan
misdinar
2. Tanggung
jawab akan
tugas
pelayananny
a
14
6
70
30
4. Apakah kalian memiliki
spiritualitas pelayanan
yang sama seperti Santo
Tarsisius dalam
melayani
1. Belum
punya
2. Dengan cara
melayani
Tuhan
17
3
85
15
Hasil penelitian menyatakan bahwa dari semua pertanyaan yang berkaitan
dengan pemahaman akan spiritualitas Santo Tarsisius responden menjawab hanya
mengenal sebatas Santo pelindung misdinar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Pada pertanyaan pertama ada 2 orang yang menyatakan tidak tahu (10%) 18
orang yang menyatakan hanya mengenal sebatas Santo pelindung misdinar (90%),
artinya anggota misdinar kurang mengenal Santo Tarsisius namun hanya
mengetahui sebatas Santo pelindung misdinar.
Pada pertanyaan di nomor 2 terdapat 13 orang yang tidak tahu kisah dari
Santo Tarsisius (65%), 7 orang menjawab kurang tahu (35%), artinya anggota
misdinar kurang mengetahui kisah dari Santo Tarsisius.
Pada pertanyaan nomor 3 terdapat 14 orang menjawab ikut dalam kegiatan
misdinar (70%), dan 6 orang menjawab tanggung jawab akan tugas pelayanannya
(30%), artinya masih banyak misdinar yang mewujudkan spiritualitas Santo
Tarsisius dalam kegiatan yang diadakan oleh misdinar.
Pada nomor 4 terdapat 17 orang menjawab belum punya (85%) dan 3 orang
menjawab dengan cara melayani Tuhan (15%), artinya mereka belum memiliki
spiritualitas yang sama dengan yang dimiliki Santo Tarsisius.
2 Bagaimana cara mereka menerapkan spiritualitas Santo Tarsisius dalam
tugas pelayanan mereka sebagai misdinar
Setelah melihat pemahaman anggota misdinar terhadap spiritualitas Santo
Tarsisius, pada bagian ini akan dipaparkan bagaimana penerapan spiritualitas
Santo Tarsisius dalam tugas pelayanan mereka sebagai misdinar. Melalui
gambaran pemahaman yang akan dipaparkan diharapkan anggota misdinar
memiliki semangat dalam melakukan tugas pelayanan misdinar di Paroki Santo
Mikael Pangkalan Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Tabel 3
Pelayanan Misdinar
No Pertanyaan Jawaban Jumlah Persen
(%)
(1) (2) (3) (4) (5)
5. Apakah Kalian
melaksanakan tugas
sebagai misdinar
dengan pilihan sendiri
1. Pilihan sendiri
2. Ajakan dari
teman
17
3
85
15
6. Apakah kalian selalu
melaksanakan tugas
dengan baik sesuai
jadwal
1. Belum
2. Masih sering
digantikan
18
2
90
10
7. Apakah kalian tidak
keberatan akan tugas
yang diberikan
1. Tidak
keberatan
2. Tergantung
waktunya
17
3
85
15
8. Apakah kalian senang
menjadi misdinar
1. Senang
2. Tidak terlalu
senang
19
1
95
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
9. Apakah menjadi
misdinar pilihan
kalian sendiri
1. Pilihan sendiri
2. Ajakan dari
teman
17
3
85
15
10. Apakah ada teman
atau saudara yang
mengajak kalian
menjadi misdinar
1. Teman
2. Saudara
3. Tidak ada
12
4
4
60
20
20
11. Apakah suka dan
duka kalian menjadi
misdinar
Suka :
1. Bisa kumpul
dengan teman
2. Menambah
pengalaman
Duka :
1. Menjadi
pengurus
2. Geng-gengan
3. Susah ngatur
waktu
4. Kurang
komunikasi
18
2
3
8
3
6
90
10
15
40
15
30
12. Apa yang menjadi 1. Ajakan teman 5 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
dasar kalian menjadi
misdinar
2. Ingin melayani
Tuhan
3. Memberi
contoh untuk
temannya
13
2
65
10
13. Mengapa kalian
bergabung dalam
misdinar
1. Melayani
Tuhan
2. Melayani
Tuhan dan
Menambah
teman
3
17
15
85
14. Apakah kalian merasa
senang dan bangga
menjadi misdinar
1. Bangga 20 100
15. Apakah kalian ingin
sekali bertugas
sebagai misdinar
1. Ingin
2. Dulu ingin
sekarang
“mood-
moodan”
19
1
95
5
16. Motivasi apa yang
mendorong kalian
1. Ingin melayani
2. Ingin
14
70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
untuk bertugas
sebagai misdinar
membanggaka
n orang tua
3. Karena bosan
lebih baik
bertugas
sebagai
misdinar
5
1
25
5
17. Apa yang akan kalian
lakukan untuk
kemajuan misdinar
Paroki
1. Membangun
komunikasi
2. Mengadakan
pelatihan
misdinar
3. Mengutamakan
anggota
misdinar baru
2
16
2
10
80
10
18. Menurut kalian,
apakah kalian sudah
melakukan pelayanan
sebagai misdinar
dengan baik
1. belum 20 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
19. Apa saja tantangan
yang kalian hadapi
ketika menjadi
misdinar
Dari dalam :
1. malas
dari luar :
1. ajakan teman
untuk bermain
dari pada ke
gereja
18
2
90
10
20. Apa yang kalian
lakukan untuk
mengatasi tantangan
tersebut
1. berubah dari
diri sendir
untuk lebih
baik
2. pindah gereja
lain agar tidak
diajak
temannya
bermain
18
2
90
10
Pada pertanyaan nomor 5 terdapat 17 orang menjawab pilihan sendiri (85%)
dan 3 orang menjawab ajakan dari teman, artinya dalam melaksanakan tugas
sebagai misdinar mereka sudah terwujud karena keinginan sendiri dan hanya
beberapa orang saja yang bergabung sebagai misdinar karena ajakan teman.
Pada nomor 6 terdapat 18 orang menjawab belum (90%), dan 2 orang
menjawab masih sering digantikan (10%), artinya dalam melaksanakan tugasnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
sebagai misdinar saat perayaan Ekaristi rata-rata belum sesuai dengan jadwal yang
sudah ditentukan dan masih sering mencari pengganti untuk bertugas.
Pada nomor 7 terdapt 17 orang menjawab tidak keberatan (85%), dan 3 orang
menjawab tergantung waktunya (15%), artinya mereka tidak merasa keberatan
akan tugas dan tanggung jawabnya sebagai misdinar meskipun ada beberapa dari
mereka yang masih mencari-cari untuk membagi waktu mereka dengan kegiatan
lain.
Pada nomor 8 terdapat 19 orang menjawab senang (95%), dan 1 orang
menjawab tidak terlalu senang (5%), artinya sebagian besar dari mereka senang
dapat bergabung dan menjadi misdinar. Pada pertanyaan nomor 9 terdapat 17
orang menjawab pilihan sendiri (85%) dan 3 orang menjawab ajakan dari teman,
artinya dalam melaksanakan tugas sebagai misdinar mereka sudah terwujud
karena keinginan sendiri dan hanya beberapa orang saja yang bergabung sebagai
misdinar karena ajakan teman.
Pada nomor 10 terdapat 12 orang menjawab teman (60%), dan 4 menjawab
saudara (20%), dan 4 menjawab tidak ada (20%), artinya kebanyakan dari mereka
bergabung sebagai misdinar karena ajakan dari teman-temannya dan beberapa ada
karena saudaranya.
Pada nomor 11 dalam suka terdapat 18 orang menjawab bisa kumpul dengan
teman (90%), dan 2 orang menjawab menambah pengalaman (10%), lalu dalam
duka terdapat 3 orang menjawab menjadi pengurus (15%), dan 8 orang menjawab
geng-gengan (40%), dan 3 orang menjawab susah ngatur waktu (15%), dan 6
orang menjawab kurang komunikasi, artinya suka dan duka merka menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
misdinar sangatlah beragam banyak dari mereka yang senang dapat berkumpul
dengan teman-temannya saat kegiatan maupun pertemuan, namun ada diantara
mereka yang mamiliki rasa duka yaitu ketika mereka menjadi pengurus sehingga
ada beberapa dari mereka susah untuk mengatur waktu mereka antara waktu
dalam melakukan pelayanan dan waktu untuk kegiatan di luar pelayanan Gereja.
Pada nomor 12 terdapat 5 orang menjawab ajakan teman (25%), dan 13 orang
menjawab ingin melayani Tuhan (65%), dan 2 orang menjawab memberi contoh
untuk temannya (10%), artinya dasar mereka menjadi misdinar adalah karena
mereka ingin melayani Tuhan, meskipun tidak seluruhnya. Ada juga yang menjadi
dasar mereka karena ajakan dari teman sehingga mereka merasa “ketagihan”
untuk menjadi misdinar dan mereka ingin memberi contoh untuk teman-
temannya.
Pada nomor 13 terdapat 3 orang menjawab melayani Tuhan (15%), dan 17
orang menjawab melayani Tuhan dan menambah teman (85%), artinya mereka
bergabung menjadi misdinar karena benar-benar ingin melayani Tuhan melalui
tugas pelayanan mereka sebagai misdinar dan juga mereka menjadikan misdinar
sebagai sarana mereka untuk menambah teman.
pada nomor 14 terdapat 20 orang menjawab bangga (100%), artinya secara
keseluruhan mereka bangga menjadi misdinar.
Pada nomor 15 terdapat 19 orang menjawab ingin (95%), dan 1 orang
menjawab dulu ingin sekarang “mood-moodan” (5%), artinya sebagian besar dari
mereka ingin bertugas sebagai misdinar saat perayaan Ekaristi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Pada nomor 16 terdapat 14 orang menjawab ingin melayani (70%), dan 5
orang menjawab ingin membanggakan orang tua (25%), dan 1 orang menjawab
karena bosan lebih baik bertugas sebagai misdinar (5%), artinya motivasi yang
mendorong mereka menjadi misdinar adalah karena ingin melayani dan juga
menjadikan misdinar sarana untuk membanggakan orang tua, karena mereka telah
menumbuhkan sikap pelayanannya untuk Gereja dengan cara menjadi misdinar.
Pada nomor 17 terdapat 2 orang menjawab membangun komunikasi (10%),
dan 16 orang menjawab mengadakan pelatiahan misdinar (80%), dan 2 orang
menjawab mengutamakan anggota misdinar baru (10%), artinya mereka ingin
mengusahakan sesuatu untuk kemajuan misdinar di Paroki dengan cara mulai dari
hal yang sederhana yaitu membangun komunikasi satu dengan yang lain. Lalu
mereka juga ingin mengadakan pelatihan bagi misdinar sehingga anggota
misdinar baru mendapat tempat yang utama dalam bertugas.
Pada nomor 18 terdapat 20 orang menjawab belum (100%), artinya mereka
memang menyadari bahwa mereka belum melakukan pelayanannya sebagai
misdinar dengan baik.
Pada nomor 19 terdapat 18 orang menjawab yang dari dalam malas (90%)
dan terdapat 2 orang menjawab yang dari luar ajakan teman untuk bermain dari
pada ke gereja (10%), artinya mereka menyadari tantangan yang mereka hadapi
baik dari dalam diri mereka yaitu rasa malas dan juga dari luar diri mereka yaitu
ajakan teman untuk bermain dari pada ke gereja.
Pada nomor 20 terdapat 18 orang menjawab berubah dari diri sendiri untuk
lebih baik (90%), dan terdapat 2 orang menjawab pindah gereja lain agar tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
diajak temannya bermain (10%), artinya mereka ingin mengatasi tantangan yang
ada di sekitarnya ketika mereka menjadi misdinar salah satunya dengan cara
merubah dirinya agar dapat menjadi lebih baik da nada juga yang memilih
mencari gereja lain untuk melaksanakan perayaan Ekaristinya agar tidak diganggu
oleh temannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
BAB IV
USULAN KEGIATAN REKOLEKSI
A. Pengantar
Pada bagian ini penulis akan melaporkan hasil wawancara dan
pembahasannya berdasarkan proses wawancara yang penulis lakukan secara
langsung dengan misdinar di Paroki Santo Mikael Pangkalan Yogyakarta.
B. Latar Belakang Penyusunan Usulan Kegiatan
Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan dengan misdinar di Paroki
Santo Mikael Pangkalan Yogyakarta pada April 2016 saat menjelang
perayaan Paskah selama 2 kali pertemuan. Penulis melakukan wawancara
dengan 20 misdinar dengan membuat pertanyaan yang membantu penulis
dalam melakukan wawancara tersebut. penulis memberikan 20 pertanyaan
dengan membagi menjadi 2 pembahasan. Pembahasan yang pertama terdiri
dari 4 pertanyaan tentang spiritualitas Santo Tarsisius, sedangkan
pembahasan yang kedua, penulis membahas tentang pelayanan misdinar di
Paroki Santo Mikael Pangkalan Yogyakarta.
Dari hasil wawancara yang penulis lakukan kepada 20 misdinar, penulis
mendapatkan pada bagian pembahasan pertama masih ada sebagian misdinar
yang masih belum mengenal dan mengetahui Spiritualitas Santo Tarsisius dan
belum mengenal kisah dari Santo Tarsisius tersebut. Mereka hanya
mengetahui sebatas Santo Tarsisius adalah Santo Pelindung para misdinar dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
belum mengetahui secara mendalam tentang kisah kehidupan dari Santo
Tarsisius tersebut. Sehingga masih ada misdinar yang menjalankan tugasnya
sebatas memberikan pelayanan kepada romo di altar saja saat perayaan
Ekaristi namun belum memaknainya secara mendalam.
Dalam wawancara yang penulis lakukan dalam pembahasan yang kedua
mengenai tugas dan pelayanan misdinar di Paroki Santo Mikael Pangkalan,
penulis mendapatkan hasil dari 20 orang yang penulis wawancarai, banyak
dari mereka yang bergabung karena ajakan dari teman dan saudara mereka
yang sudah terlebih dahulu menjadi anggota misdinar. Namun ada juga
diantara mereka yang bergabung sebagai misdinar karena pilihan mereka
sendiri. Misdinar yang penulis wawancarai adalah misdinar yang tergolong
bermacam-macam latar belakangnya dan dari lingkungan yang berbeda-beda.
Dari 20 misdinar terdiri dari mereka yang masih Sekolah Dasar (SD), Sekolah
Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan
Sekolah Menengah Atas (SMA). Dari usia yang berbeda-beda ini, mereka
memiliki masalah yang masih sering dirasakan oleh para misdinar yang
“masih tergolong baru” mereka menganggap masih ada jarak dengan para
misdinar yang sudah “tua” atau yang lebih dahulu menjadi misdinar.
Dari ini semua, mereka mengharapkan agar para misdinar di Paroki
Santo Mikael Pangkalan Yogyakarta sejalan dengan visi misi mereka sebagai
kelompok misdinar. Dan mereka mengharapkan semakin ke depannya para
misdinar dapat menjalin komunikasi yang baik antar anggota, sehingga dalam
menjalankan tugasnya sebagai pelayan gereja dapat bekerja sama dengan baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
dan dapat menjadi misdinar yang memiliki semangat pelayanan yang tinggi
karena saling menguatkan satu dengan yang lain.
C. Pengertian Rekoleksi
Penulis memilih kegiatan Rekoleksi ini untuk mengajak para misdinar
mengenal lebih jauh tentang apa itu misdinar dan mendampingi misidinar
untuk menyiapkan mereka dalam bertugas saat perayaan Ekaristi. Dalam
rekoleksi ini penulis mengusulkan beberapa sesi pertemuan untuk diikuti oleh
para misdinar. Jika para misdinar hanya berlatih menjadi misdinar tanpa
mengetahui lebih dalam tentang misdinar maka misdinar tidak memiliki
kemampuan yang utuh tentang misdinar. Maka penulis memilih kegiatan
untuk diusulkan kepada pengurus misdinar dan Paroki Santo Mikael
Pangkalan yaitu kegiatan Rekoleksi.
Rekoleksi berasal dari bahasa Inggris yaitu “recollect” yang berarti
mengingat kembali atau mengumpulkan kembali. Rekoleksi adalah khalawat
pendek selama beberapa hari. Khalawat artinya pengasingan diri untuk
menenangkan pikiran atau mencari ketenangan batin. Rekoleksi juga
merupakan salah satu untuk melatih hidup rohani dan menumbuhkan rasa
ingin berubah menuju ke arah yang lebih baik
D. Tujuan Usulan Kegiatan Rekoleksi
Bertitik tolak dari keprihatinan penulis yang telah ditemukan dari
wawancara sederhana, program bertujuan memperjelas arah dan tujuan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
ingin dicapai sekaligus mempermudah pendamping membuat persiapan
rekoleksi sehingga tujuan pendampingan misdinar di Paroki Santo Mikael
Pangkalan dapat tercapai. Dengan adanya rekoleksi tersebut diharapkan para
pendamping misdinar terbantu untuk menyelenggarakan proses
pendampingan bersama yang mendukung tugas dan pelayanan misdinar.
E. Usulan Kegiatan Rekoleksi bagi Misdinar di Paroki Santo Mikael
Pangkalan Yogyakarta
Menurut penulis, salah satu kegiatan yang dapat meningkatkan
pemahaman para misdinar tentang spiritualitas Santo Tarsisius dan
pemahaman akan tugas pelayanan misdinar di Paroki Santo Mikael Pangkalan
Yogyakarta adalah rekoleksi. Rekoleksi ini akan dilaksanakan satu kali,
waktu dan tempat dapat disesuaikan dengan para misdinar dengan tema yang
jelas dan terarah demi membantu umat meningkatkan pemahaman mereka
akan spiritualitas Santo Tarsisius dalam tugas dan pelayanan mereka saat
perayaan Ekaristi.
Maka, pda bagian ini penulis mengusulkan suatu bentuk kegiatan
rekoleksi bagi para misdinar di Paroki Santo Mikael Pangkalan Yogyakarta.
Usulan kegiatan dibuat untuk memberi gambaran kepada seluruh misdinar di
Paroki Santo Mikael Pangkalan Yogyakarta bahwa pelaksanaan rekoleksi
ataupun kegiatan lainnya membutuhkan suatu persiapan yang matang dan
bertanggungjawab diantaranya dengan membuat satuan program.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Program rekoleksi yang diusulkan dalam pembahasan ini mencangkup
sejumlah materi-materi yang dapat digunakan untuk tugas pelayanan misdinar
di Paroki. Adapun program tersebut disusun berdasarkan hasil wawancara
penulis kepada responden terhadap kebutuhan dan keprihatinan misdinar di
Paroki Santo Mikael Pangkalan Yogyakarta. Program ini dibuat untuk satu
kali pertemuan selama kurang lebih dari siang hingga sore hari.
Berikut penulis sampaikan matriks usulan kegiatan rekoleksi yang berisi
tema, tujuan umum, serta satuan program dari masing-masing sesi pertemuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
USULAN KEGIATAN REKOLEKSI BAGI
MISDINAR DI PAROKI SANTO MIKAEL PANGKALAN
Tema : Pendalaman Spiritualitas Santo Tarsisius dan Pelayanan Misdinar di Paroki
Tujuan Umum : Membantu para misdinar di Paroki Santo Mikael Pangkalan Yogyakarta agar semakin mengenal,
memaknai, dan menghayati Spiritualitas Santo Tarsisius, sehingga mampu melaksanakan tugas pelayanan
mereka sebagai misdinar saat perayaan Ekaristi dengan baik.
No Waktu Judul
Pertemuan
Tujuan Uraian Materi Metode Sarana Sumber
Bahan
Pelaksanaan
1. 09.30-
10.00
Wib
Perkenalan+I
ntoduksi
2. Sesi I
10.00-
Spiritualitas
Misdinar dan
Agar para misdinar
dapat menghayati
Spiritualitas
Misdinar
Tanya
Jawab,
Menonton
film atau
Yoh 3:30
dan Luk
Bernadus
Novan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
11.00
Wib
Spiritualitas
Tarsisius
spiritualitasnya
secara pribadi
sebagai misdinar
dengan cara
bercermin dari
Yesus sebagai
pelayan yang mau
melayani umatnya,
dan juga spiritualitas
dari St. Tarsisius
sehingga peserta rela
melayani Yesus
sendiri dalam tugas
pelayanannya
Melayani
dengan
penuh cinta
Melayani
tanpa pamrih
Mewaspadai
pirus
misdinar
Yesus yang
Melayani
dan
Spiritualitas
Tarsisius
Sharing,
Refleksi,
dan
ceramah
cuplikan
mengenai
“Panduan
misdinar”
17:10
1. Gabriel,
FX,
(2001).
Buku
Pintar
Misdinar
.
Yogyaka
rta:
Yayasan
Pustaka
2. Martasu
djita,
Kristianto
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
sebagai misdinar,
mengenal kehendak
Tuhan dan dapat
menjadi acuan
semangatnya pada
tugas pelayanannya
(2002).
Spiritual
itas
Liturgi.
Yogyak
arta:
Kanisius
3. Buku
kisah
kehidup
an
Tarsisiu
s
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
2. 11.00-
11.30
Wib
Istirahat
3 Sesi II
11.30-
12.30
Wib
Pengenalan
Liturgi
Agar para misdinar
mampu memahami
dan memaknai
tentang liturgi dan
mampu
mewujudkannya
didalam tugas
pelayanannya
sebagai misdinar
Mengenal 25
sikap liturgi
dan mengenal
perlengkapan
liturgi
Tanya
jawab,
ceramah,
Peralatan
dan
perlengkapa
n liturgi
1. Marsana
Windhu,
L. (1997).
Mengenal
25 Sikap
Liturgi.
Yogyakar
ta:
Kanisius
2. Marsana
Windhu,
Bernadus
Novan
Kristianto
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
L. (1997).
Mengenal
Ruangan,
Perlengka
pan, dan
Petugas
Liturgi.
Yogyakar
ta:
Kanisius
4. Sesi III
12.30-
Cinta Ekaristi Agar iman misdinar
semakin bertumbuh
Mencintai
perayaan
Ceramah,
sharing
Cerita
bergambar
1. Martasu
djita, E.
Bernadus
Novan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
13.30
Wib
dengan sikapnya
yang mau mencintai
Ekaristi sehingga
mampu mewujudkan
rasa cintanya dengan
pelayanan saat
perayaan Ekaristi
Ekaristi
1. Proses
mencintai
Ekaristi
2. Ekaristi
sebagai
persembahan
hidup
3. Ekaristi
membangun
hidup
bersama
4. Ekaristi
sebagai doa
(2000).
Mencint
ai
Ekaristi.
Yogyaka
rta:
Kanisius
Kristianto
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
5. Ekaristi
sebagai
perayaan
penyembuha
n
Memaknai
Ekaristi
1. Meneguhkan
iman
2. Membangun
persaudaraan
3. Menjiwai
pelayanan
5. 13.30- Istirahat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
14.00
Wib
Makan siang
6. Sesi IV
14.00-
14.30
Wib
Evaluasi
umum
Agar peserta
terkondisi untuk
memberi kesempatan
kepada para
misdinar untuk
mengevaluasi
mereka sehingga
mereka dapat
bersama-sama
berkembang dalam
tugas pelayanannya
bagi Gereja
Refleksi
1. Hal-hal baru
apa yang
telah
diperoleh
2. Apa
sumbangan
nya bagi
anda
sebagai
misdinar
Mengisi
lembar
evaluasi
Lembar
refleksi
Bernadus
Novan
Kristianto
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
9.
14.30
Wib
Sayonara
Bernadus
Novan K
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
SATUAN PERTEMUAN SESI I
PENDAMPINGAN DAN PELATIHAN MISDINAR
PAROKI SANTO MIKAEL PANGKALAN YOGYAKARTA
A. IDENTITAS
1. Judul Pertemuan : Spritualitas Misdinar dan Spiritualitas Tarsisius
2. Peserta : Para Misdinar
3. Waktu : 60 Menit (10.00-11.00 WIB)
4. Pelaksanaan : Minggu (setelah perayaan Ekaristi)
5. Pelaksana : Bernadus Novan Kristianto
B. PEMIKIRAN DASAR
Para misdinar di Paroki Santo Mikael Pangkalan Yogyakarta terdiri
bermacam-macam latar belakangnya yang pada intinya tidak semua berasal dari
keluarga militer. Kehadiran mereka sebagai misdinar di Paroki Santo Mikael
Pangkalan ini karena adanya kemauan dari diri sendiri yang ikut bergabung
menjadi misdinar ada juga yang karena diajak oleh temannya untuk ikut sebagai
misdinar ada pula yang karena tempat tinggalnya berada dalam lingkungan Paroki
sehingga mau untuk ikut menjadi misdinar.
Para misdinar yang tergabung sangatlah bermacam-macam, ada yang masih
duduk disekolah dasar, namun ada juga yang masih SMP hingga SMA. Perbedaan
ini tidak membuat mereka merasakan minder atau merasa adanya senior junior.
Mereka menyatu dan dapat menjalankan tugas pelayanannya dengan baik dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
mampu bekerja sama. Mereka sangat rajin untuk hal dalam bertugas sebagai
misdinar. Hal ini dilihat dari keaktifan mereka mengikuti pertemuan misdinar dan
juga tugas saat perayaan Ekaristi. Namun demikian meskipun mereka rajin
menjalankan tugas pelayanan, mereka merindukan suatu penyegaran, suatu
masukan yang mampu mengembangkan semangat hidup mereka sebagai misdinar.
Hal ini sungguh dirasakan saat menjalankan tugas mereka masih merasakan
kering, kurang adanya motivasi karena kurang adanya pertemuan-pertemuan yang
menyegarkan semangat mereka dalam bertugas.
Misdinar sebagai seorang pelayan di Paroki perlu memiliki semangat dan
motivasi yang didukung oleh pemahaman dan pengetahuan serta keterampilan
mereka yang memadai sebagai seorang misdinar dengan cara memaknai
spiritualitasnya sebagai misdinar dan spiritualitas dari Santo Tarsisius. Dasar
pelayanan mereka adalah spiritualitas yang bersumber dan didasari oleh semangat
Yesus dan juga semangat dari Santo tarsisius yang rela menjadikan dirinya
sebagai pelayan yang mau melayani.
C. TUJUAN PERTEMUAN
Agar para misdinar dapat menghayati spiritualitasnya secara pribadi sebagai
misdinar dengan cara bercermin dari Yesus sebagai pelayan yang mau melayani
umatnya, dan juga spiritualitas dari St. Tarsisius sehingga peserta rela melayani
Yesus sendiri dalam tugas pelayanannya sebagai misdinar, mengenal kehendak
Tuhan dan dapat menjadi acuan semangatnya pada tugas pelayanannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
D. MATERI
Spiritualitas Misdinar dan Spiritualitas Tarsisius
E. URAIAN MATERI
Spiritualitas Misdinar
Melayani dengan penuh cinta
Melayani tanpa pamrih
Mewaspadai pirus misdinar
Yesus yang Melayani dan Spiritualitas Tarsisius
F. METODE
1. Tanya Jawab
2. Sharing
3. Refleksi
4. Ceramah
G. SARANA
Menonton film atau cuplikan mengenai “Panduan misdinar”
H. SUMBER BAHAN
1. Yoh 3:30 dan Luk 17:10
2. Gabriel, FX. (2001). Buku Pintar Misdinar. Yogyakarta: Yayasan
Pustaka Nusatama.
3. Martasudjita, E. (2000). Spiritualitas Liturgi. Yogyakarta: Kanisius
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
4. Buku kisah kehidupan Tarsisius
I. PROSES PERTEMUAN
1. Pembukaan oleh pendamping
a. Perkenalan pendamping
Perkenalan dilakukan dengan menyebutkan identitas pendamping, dan
peserta dipersilahkan memperkenalkan diri secara bergiliran.
b. Doa pembukaan
Bapa yang Baik, kami bersyukur kepada-Mu karena kasih-Mu yang
agung kami boleh berkumpul ditempat ini. Kami mohon berkat dan juga
pendampingan-Mu semoga pada kesempatan ini menjadi sebuah
penyadaran kami akan kasih-Mu yang melimpah kepada kami terutama
dalam melayani Engkau. Hadirkanlah bersama kami Roh Kudus-Mu
sendiri untuk menyemangati kami dan membimbing kami seluruh
pertemuan kami hari ini dari awal hingga akhir nanti, sehingga semua
dapat berjalan sesuai dengan kehendak-Mu. Semua ini kami mohon
dengan perantaraan Kristus Tuhan dan pengantara kami. Amin
c. Pengantar
Teman-teman yang terkasih, selamat pagi. Pada kesempatan ini saya
mau bersyukur karena kita dapat bertemu ditempat ini. Khususnya dalam
rangka saling menyegarkan satu dengan yang lain tentang peran kita
sebagai para misdinar. Teman-teman sekalian telah lama bergabung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
menjadi anggota misdinar di Paroki ini, hal ini merupakan modal
pertemuan yang akan kita laksanakan bersama, dalam arti kata kita akan
bersama-sama belajar dan mensharingkan pengalaman kita, dan
pengalaman itu akan diteguhkan oleh pengalaman Yesus sendiri sebagai
sumber kekuatan kita sebagai pelayan juga didasari oleh semangat
pelayanan Santo Tarsisius.
Kita juga akan bersama-sama melihat cara kita dalam hal
mempersiapkan perayaan Ekaristi yang bisa membantu kita semakin
memperkaya pengalaman kita menjadi seorang misdinar. Semoga
pertemuan kita sungguh-sungguh menjadi penyegaran kembali dan
menjawab kebutuhan teman-teman dalam menjalankan tugas
pelayanannya di Paroki Santo Mikael Pangkalan ini, maka untuk
mengawali pertemuan kita ini maka pertama-tama kia akan melihat
spiritualitas misdinar yang bagaimana yang perlu kita perdalam.
2. Menonton cuplikan “Panduan Misdinar”
a. Pendamping memberi pengantar film yang akan ditonton
b. Pendamping bersama peserta menyaksikan cuplikan film yang berdurasi
kurang lebih
30 menit.
c. Refleksi setelah menonton film.
Peserta diberi kesempatan untuk merefleksikan film tersebut dengan
bantuan pertanyaan :
1. Bagaimana kesan teman-teman setelah menyaksikan film tadi?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
2. Sudahkah diri kita dapat menerapkan dalam tugas pelayanan kita
sebagai misdinar?
3. Belajar dari Yesus yang Melayani dan Spiritualitas Tarsisius
a. Peserta diajak untuk membaca ayat Kitab Suci Injil Yohanes 3:30 dan Injil
Lukas
17:10, teks dibaca oleh salah satu peserta dan membaca kisah dari
kehidupan Tarsisius.
b. Peserta diberi waktu sejenak untuk membaca dalam hati sambil
merenungkan ayat
tersebut juga kisah kehidupan Tarsisius.
c. Pendamping memberikan panduan pertanyaan :
1) Apa maksud dari kedua ayat tersebut?
2) Apa maknanya ayat tersebut bagi kita seorang misdinar?
3) Apa yang kalian rasakan setelah membaca kisah Tarsisius?
Penutup : ke pertemuan berikutnya
Pastor Paroki Pendamping
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
SATUAN PERTEMUAN SESI II
PENDAMPINGAN DAN PELATIHAN MISDINAR
PAROKI SANTO MIKAEL PANGKALAN YOGYAKARTA
A. IDENTITAS
1. Judul Pertemuan : Pengenalan Liturgi
2. Peserta : Para Misdinar
3. Waktu : 60 Menit (11.30-12.30 WIB)
4. Pelaksanaan : Minggu (setelah perayaan Ekaristi)
5. Pelaksana : Bernadus Novan Kristianto
B. PEMIKIRAN DASAR
Para misdinar di Paroki Santo Mikael Pangkalan Yogyakarta pada umumnya
sudah mengetahui tentang liturgi. Terlihat ketika mereka bertugas saat perayaan
Ekaristi minggu biasa dan perayaan Ekaristi saat hari besar, seperti natal dan
paskah. Mereka terlihat mengetahui liturgi dari warna pakaian liturgi yang
bertepatan saat perayaan Ekaristi tersebut. hal ini didukung karena adanya
pengetahuan mereka saat pertemuan dan saat mereka berlatih sebagai misdinar.
Namun ada pula yang kurang mengerti akan liturgi secara menyeluruh dan mereka
hanya mengetahui liurgi dari kebiasan mereka atau sekedar pengalaman mereka
dalam hal berkegiatan di Paroki.
Namun demikian meskipun mereka ada yang masih kurang memahami akan
liturgi, mereka tidak merasa minder atau tidak percaya diri akan tugas yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
dipercayakan kepada mereka. Maka dari itu pertemuan ini diberikan agar mereka
yang kurang mengerti dan yang sudah memahami akan liturgi dapat disegarkan
kembali dan memiliki pengetahuan yang bertambah akan liturgi. Sehingga dengan
adanya pemahaman mereka bertambah, mereka semakin memiliki semangat
pelayanan sebagai misdinar dan semakin menumbuhkan semangat hidup mereka
akan keterlibatan pelayanan mereka baik di Paroki maupun dimasyarakat.
Misdinar sebagai seorang pelayan di Paroki perlu memiliki semangat dan
pengetahuan yang luas akan liturgi. Sehingga adanya pengenalan liturgi ini
nantinya dapat sangat membantu para misdinar untuk menjalankan tugas mereka
sebagai pelayan altar yaitu seorang misdinar. Melalui pengenalan 25 sikap dalam
liturgi ini misdinar diajak untuk bersama-sama dan secara pribadi mengenal
secara mendalam akan liturgi dan serta mereka lebih mengetahui tentang peralatan
dan perlengkapan alat-alat misa.
C. TUJUAN PERTEMUAN
Agar para misdinar mampu memahami dan memaknai tentang liturgi dan
mampu mewujudkannya didalam tugas pelayanannya sebagai misdinar.
D. MATERI
Pengenalan Liturgi
E. URAIAN MATERI
Mengenal 25 sikap liturgi dan mengenal perlengkapan liturgi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
F. METODE
1. Tanya jawab
2. Ceramah
3. Praktik
G. SARANA
Peralatan dan perlengkapan liturgi
H. SUMBER BAHAN
1. Marsana Windhu, L. (1997). Mengenal 25 Sikap Liturgi. Yogyakarta:
Kanisius
2. Marsana Windhu, L. (1997). Mengenal Ruangan, Peralatan, dan Petugas
Liturgi. Yogyakarta: Kanisius
I. PROSES PERTEMUAN
1. Pengantar Sesi II
a. Pengantar
Teman-teman yang terkasih, setelah kita melewati sesi I yang membahas
mengenai spiritualitas kita sebagai misdinar, sekarang kita akan bersama-
sama masuk dalam sesi II yaitu tentang pengenalan liturgi. Sebelum masuk
pada sesi II ini pendamping memberikan penjelasan akan liturgi. Setelah
selesai menjelaskan tentang liturgi, pendamping mengadakan Tanya jawab
kepada peserta seputar pengalaman mereka akan pengetahuan liturgi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
b. Setelah mereka mendapatkan penjelasan tentang liturgi, peserta diajak
untuk mengenal perlengkapan dan peralatan misa yang digunakan saat
perayaan Ekaristi. Dan dalam pengamatan bersama peserta dan pendamping
saling bertukar pengalaman dan juga pengetahuan mereka.
c. Setelah peserta melihat bersama dan mengetahui nama-nama dan fungsi
dari perlengkapan dan peralatan misa, peserta diajak untuk mencoba
menyiapkan perlengkapan dan peralatan misa sebelum misa dimulai
(simulasi).
d. Setelah selesai simulasi peserta kembali ke ruang pertemuan dan
melanjutkan sesi
berikutnya.
Pastor Paroki Pendamping
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
SATUAN PERTEMUAN SESI III
PENDAMPINGAN DAN PELATIHAN MISDINAR
PAROKI SANTO MIKAEL PANGKALAN YOGYAKARTA
A. IDENTITAS
1. Judul Pertemuan : Cinta Ekaristi
2. Peserta : Para Misdinar
3. Waktu : 60 Menit (12.30 – 13.30 WIB)
4. Pelaksanaan : Minggu
5. Pelaksana : Bernadus Novan Kristianto
B. PEMIKIRAN DASAR
Misdinar di Paroki Santo Mikael Pangkalan pada umumnya adalah anak-anak
yang cinta akan Ekaristi. Mereka menjadikan Ekaristi sebagai perjumpaan akan
kasih Allah yang ia terima, dalam menjalankan tugasnya sebagai misdinar mereka
sadar akan tanggung jawabnya dan kecintaannya pada Ekaristi. Sehingga dalam
hal menjalankan tugasnya mereka tidak merasa menjadi beban dan bahkan mereka
merasa kerinduan akan Ekaristi.
Sebagai misdinar rasa cinta akan Ekaristi haruslah terus-menerus dipupuk
sehingga akhirnya rasa cinta itu menjadi mendarah daging bagi para misdinar di
Paroki Santo Mikael Pangkalan. Namun apakah misdinar sudah mencintai Ekaristi
dengan sungguh-sungguh sesuai dengan penghayatan iman mereka akan Yesus
Kristus. Hal ini lah yang akan bersama-sama mereka hayati sehingga para
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
misdinar semakin tumbuh dan berkembang akan imannya untuk mencintai
Ekaristi. Maka dari itu, perlulah mereka disemangati kembali akan rasa cintanya
tersebut akan Ekaristi. Sehingga para midinar kedepannya mampu menghayati
pelayanannya dengan dasar yang dimilikinya yakni setulus hati mencintai
Ekaristi.
C. TUJUAN PERTEMUAN
Agar iman misdinar semakin bertumbuh dengan sikapnya yang mau
mencintai Ekaristi
sehingga mampu mewujudkan rasa cintanya dengan pelayanan saat perayaan
Ekaristi.
D. MATERI
Cinta Ekaristi
E. URAIAN MATERI
Mencintai perayaan Ekaristi
1. Proses mencintai Ekaristi
2. Ekaristi sebagai persembahan hidup
3. Ekaristi membangun hidup bersama
4. Ekaristi sebagai doa
5. Ekaristi sebagai perayaan penyembuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Memaknai Ekaristi
1. Meneguhkan iman
2. Membangun persaudaraan
3. Menjiwai pelayana
F. METODE
Ceramah, sharing
G. SARANA
Cerita bergambar
H. SUMBER BAHAN
1. Martasudjita, E. (2000). Mencintai Ekaristi. Yogyakarta: Kanisius
I. PROSES PERTEMUAN
1. Pengantar
a. Pendamping memberikan pengantar singkat tentang sesi III ini yaitu
tentang Cinta
Ekaristi dan menjelaskan singkat mengenai sesi III ini
b. Setelah pendamping selesai menjelaskan keseluruhan sesi III ini,
pendamping memberi kesempatan kepada peserta untuk mensharingkan
pengalaman mereka seputar cinta Ekaristi.
c. Setelah peserta mensharingkan pengalamannya, pendamping memberikan
beberapa gambar “karikatur” yang berkaitan tentang tema pada sesi III ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
yaitu cinta Ekaristi. Peserta diajak untuk menanggapi gambar tersebut dan
mencoba memaknainya berkaitan dengan cinta Ekaristi.
d. Setelah selesai pendamping meneruskan ke sesi berikutnya.
Pastor Paroki Pendamping
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
SATUAN PERTEMUAN SESI IV
PENDAMPINGAN DAN PELATIHAN MISDINAR
PAROKI SANTO MIKAEL PANGKALAN YOGYAKARTA
A. IDENTITAS
1. Judul Pertemuan : Evaluasi Umum
2. Peserta : Para Misdinar
3. Waktu : 30 Menit (14.00-14.30 WIB)
4. Pelaksanaan : Minggu (setelah perayaan Ekaristi)
5. Pelaksana : Bernadus Novan Kristianto
B. PEMIKIRAN DASAR
Para misdinar secara umum telah memahami dari tugas dan perannya sebagai
misdinar dan mampu bertugas sesuai dengan tugasnya. Setelah peserta
mendapatkan materi-materi dari pertemuan ini, peserta mencoba untuk
memberikan masukan dan refleksi atas kegiatan yang telah bersama-sama diikuti.
Sebagai misdinar dituntut untuk mau dan rela berkorban untuk pelayanannya di
gereja dan dimasyarakat.
Sebagai misdinar bukan hanya pengetahuan saja namun juga ketrampilan dan
spiritualitasnya yang luas tentang misdinar. Sehingga dalam bertugas sebagai
misdinar mereka mampu menerapkan apa itu misdinar dan spiritualitasnya
sungguh dihayati didalam diri dan kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
C. TUJUAN PERTEMUAN
Agar peserta terkondisi untuk memberi kesempatan kepada para misdinar
untuk mengevaluasi mereka sehingga mereka dapat bersama-sama berkembang
dalam tugas pelayanannya bagi Gereja
D. MATERI
Evaluasi Umum
E. URAIAN MATERI
Refleksi
1. Hal-hal baru apa yang telah diperoleh
2. Apa sumbangannya bagi anda sebagai misdinar
F. METODE
Refleksi
G. SARANA
Lembar refleksi
H. SUMBER BAHAN
Dari keseluruhan sesi yang telah diterima
I. PROSES PERTEMUAN
a. Pendamping memberikan rangkuman dari keseluruhan sesi dalam
pertemuan ini dan pendamping memberikan kesan serta pesan untuk para
misdinar kedepannya sehingga para misdinar dapat meneruskan tugas
pelayanannya di Paroki Santo Mikael Pangkalan dengan baik dan sepenuh
hati.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
b. Setelah memberikan rangkuman, pendamping membagikan lembar refleksi
kepada peserta, dan peserta menuliskan refleksi dan evaluasi umum mulai
dari sesi I sampai sesi V ini dan setelah selesai menuliskan, lembar refleksi
dan evaluasi dikumpulkan kembali ke pendamping dan pendamping menutup
rangkaian pertemuan dengan doa penutup.
Pastor Paroki Pendamping
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
F. Proses Rekoleksi
Dalam usulan kegiatan rekoleksi ini penulis mengusulkan tema dalam
rekoleksi ini penulis memberikan usulan tema “Pendalaman Spiritualitas
Santo Tarsisius dan Pelayanan Misdinar di Paroki” karena penulis melihat
berdasarkan keprihatinan dan kebutuhan dari misdinar di Paroki Santo
Miikael Pangkalan Yogyakarta. Dan penulis membaginya dalam sub-sub
tema pertemuan sebagai berikut :
No. Sub. Tema Tujuan Uraian Materi
1. Spiritualitas Misdinar dan
Spiritualitas Tarsisius
Agar para misdinar
dapat menghayati
spiritualitasnya secara
pribadi sebagai
misdinar dengan cara
bercermin dari Yesus
sebagai pelayan yang
mau melayani
umatnya, dan juga
spiritualitas dari St.
Tarsisius sehingga
peserta rela melayani
Yesus sendiri dalam
Spiritualitas
Misdinar
Melayani
dengan
penuh cinta
Melayani
tanpa pamrih
Mewaspadai
sifat-sifat
buruk
sebagai
misdinar
misdinar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
tugas pelayanannya
sebagai misdinar,
mengenal kehendak
Tuhan dan dapat
menjadi acuan
semangatnya pada
tugas pelayanannya
Yesus yang
Melayani dan
Spiritualitas
Tarsisius
2. Pengenalan Liturgi Agar para misdinar
mampu memahami
dan memaknai tentang
liturgi dan mampu
mewujudkannya
didalam tugas
pelayanannya sebagai
misdinar
Mengenal 25
sikap liturgi
dan mengenal
perlengkapan
liturgi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
3. Cinta Ekaristi Agar iman misdinar
semakin bertumbuh
dengan sikapnya yang
mau mencintai
Ekaristi sehingga
mampu mewujudkan
rasa cintanya dengan
pelayanan saat
perayaan Ekaristi
Mencintai
perayaan
Ekaristi
1. Proses
mencintai
Ekaristi
2. Ekaristi
sebagai
persembahan
hidup
3. Ekaristi
membangun
hidup
bersama
4. Ekaristi
sebagai doa
5. Ekaristi
sebagai
perayaan
penyembuha
n
Memaknai
Ekaristi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
1. Meneguhkan
iman
2. Membangun
persaudaraan
Menjiwai
pelayanan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
4 Cara mempersiapkan
peralatan dan
perlengkapan Ekaristi
Agar misdinar
mengetahui hal-hal
yang perlu
dipersiapkan sebelum
perayaan Ekaristi
dimulai
Menyiapkan
perlengkapan
misa
1.Pakaian
romo
2. Pakaian
misdinar
3. Buku Tata
Perayaan
Ekaristi (TPE)
4. Buku teks
misa
Menyiapkan
peralatan
Ekaristi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
5 Latihan misdinar Agar misdinar mampu
bertugas dengan baik
saat perayaan Ekaristi
dan tidak hanya
sekedar menjadi
misdinar namun
mampu menghayati
pelayanannya dalam
segala hal
Latihan
misdinar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
BAB V
PENUTUP
Bab V merupakan bab terakhir dalam skripsi ini. Setelah penulis
menguraikan secara keseluruhan dari bab I sampai dengan bab IV, secara khusus
dalam bab V ini sekaligus bab penutup dari keseluruhan karya tulis ini, akan
diuraikan kesimpulan dan saran sehubungan dengan skripsi ini.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan melalui tanya jawab secara
langsung oleh para misdinar di Paroki Santo Mikael Pangkalan Yogyakarta,
penulis melihat bahawa sebagian besar para misdinar di Paroki Santo Mikael
Pangkalan Yogyakarta belum memahami dan memaknai secara mendalam tentang
spritualitas Santo Tarsisius. Sehingga dalam melaksanakan tugas pelayanan
mereka sebagai misdinar, mereka hanya sebatas melakukan pelayanan tersebut
sesuai dengan apa yang mereka pelajari saat latihan misdinar rutin atau saat
mereka pertama kali bergabung dengan kelompok misdinar di Paroki Santo
Mikael Pangkalan Yogyakarta.
Para misdinar di Paroki Santo Mikael Pangkalan Yogyakarta perlu memahami
dan memaknai mengenai spiritualitas Santo Tarsisius yang menjadi dasar dari
tugas pelayanan mereka sebagai misdinar di gereja saat perayaan Ekaristi. Serta
perlu mengetahui cara-cara yang dapat dilakukan untuk memperkembangkan
spiritualitas dari Santo Tarsisius dengan spiritualitas yang dimiliki oleh para
misdinar dalam melaksanakan tugas pelayanan mereka saat bertugas misdinar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Sehingga para misdinar mampu menemukan, cara-cara yang dapat dilakukan
untuk memperkembangkan tugas pelayanannya mereka melalui kisah kehidupan
dari Santo Tarsisius, simbol-simbol gereja, dan dengan pemaknaan dirinya
sebagai misdinar.
Para misdinar masih perlu di dampingi dan diarahkan dalam proses
perkembangan iman mereka dalam hal mengenal dan memaknai spiritualitas dari
Santo Tarsisius. Karena para misdinar perlu dikenalkan oleh Santo Tarsisius yang
menyemangati mereka dalam bertugas melayani Gereja dan menjadi dasar mereka
dalam bertugas. Untuk itu, para misdinar perlu memahami dan mengerti makna
dari spiritualitas yang dimiliki oleh Santo Tarsisius supaya dalam menjalankan
tugasnya melayani romo dialtar tidak serta merta hanya sebatas bertugas, namun
juga mampu menjiwai hingga ke dalam diri para misdinar.
Dengan demikian, para misdinar dapat memaknai dan memahami secara lebih
jelas dan medalam mengenai spiritualitas yang dimiliki oleh Santo tarsisius serta
dapat mendidik atau membina para misdinar dalam menjalankan tugasnya sebagai
misdinar, sehingga spiritualitas yang dimiliki mereka semakin lebih berkembang
dan terharah pada tugas pelayanan mereka di gereja.
Untuk menganggapi permasalahan yang ada, penulis mengusulkan salah satu
program kegiatan yaitu rekoleksi. Rekoleksi dikemas dengan bentuk, metode, isi,
serta materi yang sesuai guna menjawab kebutuhan peserta. Dengan dinamika
kelompok dapat menarik peminat dan akan memberi semangat dan motivasi bagi
para misdinar dalam rekoleksi. Inti dari rekoleksi ini adalah membantu para
misdinar dalam memahamai dan memaknai tentang spiritualitas Santo Tarsisius
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
dan bagaimana para misdinar dapat melaksanakan tugas pelayanan yang baik saat
perayaan Ekaristi.
Melalui Rekoleksi ini diharapkan dapat membantu para misdinar dalam
memahami dan memaknai spiritualitas yang dimiliki oleh Santo Tarsisius dan
memberikan penyegaran kepada mereka dalam hal bertugas sebagai misdinar.
Dengan mereka memahami dan memaknai spiritualitas dari Santo Tarsisius
akhirnya mereka dapat membangun niat-niat yang baik dalam bertugas sebagai
misdinar di gereja dan mampu mengolah diri secara pribadi dalam bersikap dan
bertindak di hadapan Tuhan. Sebagai misdinar perbuatan dan sikap mereka itu
perlu di perhatikan, karena sebagai misdinar mereka perlu membangun sikap yang
baik di hadapan Yesus Kristus yang merupakan cerminan pewujudan iman
mereka dalam melayani. Maka dari itu melalui Rekoleksi ini diharapkan tumbuh
suatu perbuatan konkret yang akan dilakukan untuk menuju tugas pelayanan
mereka yang semakin baik sekaligus sebagai perwujudan iman baik dalam
kelompok misdinar, Gereja, maupun di masyarakat pada umumnya.
B. Saran
Selama proses penulisan skripsi ini dari awal sampai akhir memberikan
pengalaman dan berkesan. Dengan demikian perkenankanlah penulis
menyampaikan beberapa saran dengan harapan agar selanjutnya akan menjadi
lebih baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
1. Bagi Para Misdinar
Para misdinar di Paroki Santo Mikael Pangkalan sebaiknya mengikuti
kegiatan rekoleksi agar mereka memiliki pemahaman mengenai spiritualitas Santo
Tarsisius dan juga spiritualitas mereka sebagai misdinar. Karena sebagai misdinar
mereka diharapkan dapat bertugas dengan baik dan menjalankan tugasnya dalam
Perayaan Ekaristi dengan penuh semangat dan tanggung jawab.
2. Bagi Pendamping Misdinar
Para pendamping misdinar dapat memberikan pendampingan secara intensif
kepada calon-calon misdinar khususnya di Paroki Santo Mikael Pangkalan
Yogyakarta sehingga dapat menghasilkan para misdinar yang mengerti akan
tujuan dan tugasnya secara mendalam.
3. Bagi Paroki Santo Mikael Pangkalan Yogyakarta
Paroki dapat menyelenggarakan kegiatan rekoleksi bagi para misdinar,
sehingga para misdinar semakin memiliki semangat yang menjiwai diri mereka
dengan mencontoh semangat dari Santo Tarsisius yang rela berkorban dan
memiliki semangat yang tinggi akan tugas pelayanannya.
4. Bagi Paroki Secara Umum
Paroki-paroki dapat juga menyelenggarakan kegiatan bagi para misdinar agar
mampu memaksimalkan dirinya menjadi pelayan altar yang utuh. Sehingga para
misdinar juga mampu mengembangkan pengetahuannya dan mengembangkan
hidup rohaninya melalui sarana kegiatan yang diberikan oleh Paroki di mana
mereka melaksanakan pelayanan sebagai misdinar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
5. Bagi Para Orang Tua
Orang tua hendaknya menyadari bahwa dalam keluarga merupakan tempat
pembinaan atau pendidikan yang pertama dan utama yang tak tergantikan, oleh
karena itu orang tua diharapkan dapat membantu dalam menumbuhkan sikap
pelayanan kepada anak-anaknya agar anak-anaknya mengerti akan arti pelayanan
yang sesungguhnya dan memberikan dukungan dan motivasi agar mau terlibat
dalam kegiatan misdinar, kegiatan menggereja, serta kegiatan yang ada di
lingkungan yang dapat membantu mereka memiliki sikap terbuka kepada
sekitarnya.
6. Bagi Para Pendamping Rekoleksi
Para pendamping rekoleksi diharapakan dapat menjadi fasilitator dalam
mendampingi para misdinar supaya mereka terbantu untuk dapat memahami dan
memaknai tentang spiritualitas Santo pelindung mereka sebagai misdinar sehingga
para misdinar mampu menumbuhkan sikap kebiasaan baik dalam tugas pelayanan
dan mau membina spiritualitas mereka sebagai misdinar secara terus menerus.
Dengan demikian mereka mampu bersikap dan bertindak sesuai dengan dasar
yang mereka miliki yaitu spiritualitas mereka sebagai misdinar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
DAFTAR PUSTAKA
Agis Triatmo. F.X, http://www.imankatolik.or.id/kalender/15Agu.html. Diakses
tanggal 1 Juni 2015
Gabriel, FX. (2001). Buku Pintar Misdinar. Yogyakarta: Yayasan Pustaka
Nusatama.
Hayon, N, SVD. Ekaristi Perayaan Keselamatan Dalam Bentuk Simbol.
Maumere: Pastoralia.
Kuswanti Fisilia, A. (2013). “Usaha Meningkatkan Pemahaman Tentang Makna
Sakramen Ekaristi Demi Pengembangan Iman Putera Altar Kuasi Paroki
Santo Yusup Bandung, Gunung Kidul, Yogyakarta”. Skripsi Prodi Ilmu
Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Mangunharjana. A. (1986). Pembinaan, Arti Dan Metodenya.Yogyakarta:
Kanisius.
Marsana Windhu, I. (1997). Mengenal 25 Sikap Liturgi. Yogyakarta: Kanisius.
______________. (1997). Mengenal Ruangan, perlengkapan, dan Petugas Liturgi.
Yogyakarta: Kanisius.
Martasudjita, E. (2000). Mencintai Ekaristi. Yogyakarta: Kanisius
____________. (2008). Panduan Misdinar. Yogyakarta: Kanisius.
____________. (2004). Seputar Pelayanan Altar. Yogyakarta: Kanisius.
____________. (2002). Spiritualitas Liturgi. Yogyakarta: Kanisius.
____________. (2008). Tentang Ekaristi. Yogyakarta: Kanisius.
Marius, Subiakno. (1995). “Pembinaan Putera-Puteri Altar di Paroki Hati Kudus
Yesus Tasikmalaya”. Yogyakarta: Skripsi Prodi Ilmu Pendidikan
Kekhusususan Pendidikan Agama Katokik Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Pengertian Pelayanan dalam
http://icl.googleusercontent.com/?lite_url=http:/www.pengertianahli.com/2
014/08/pengertian-pelayanan-apa-itu-
pelayanan.html?m%3D1&ei=7mPE7bC&lc=id-ID&s=1. Diakses pada 27
Mei 2015.
Penelitian kualitatif dalam http://widisudharta.weebly.com/metode-penelitian-
skripsi.html. Diakses pada 7 Juli 2015.
Prier Karl-Edmund, SJ. (1978). Liturgi Perayaan Keselamatan. Yogyakarta: Pusat
Musik Liturgi.
Sejarah Misdinar dalam
http://ppangabang2.blogspot.com/2013/03/sejarahmisdinar.html?showCo
mment=1427780459891#c5506120520552910656. Diakses pada 20 April
2015.
Thong, Stephen. (1976). Menjadi Pelayan Kristus. Surabaya: Y A K I N
Bintoro Yos, Pr, dkk. (2014). “Pro Ecclesia et Patria” Bagi Gereja dan Bangsa.
Yogyakarta: Majalah Lustrum I Paroki Santo Mikael Pangkalan
Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
L A M P I R A N
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PEDOMAN WAWANCARA DAN OBSERVASI
MAKNA SPIRITUALITAS SANTO TARSISIUS DALAM TUGAS PELAYANAN
MISDINAR DI PAROKI SANTO MIKAEL PANGKALAN YOGYAKARTA
A. Panduan Wawancara dan Observasi
Spiritualitas Santo Tarsisius
1. Sejauh mana kalian mengenal Santo Tarsisius
2. Apakah kalian mengenal kisah dari Santo Tarsisius
3. Bagaimana kalian mewujudkan spiritualitas yang dimiliki Santo Tarsiisus ke dalam
tugas pelayananmu sebagai misdinar
4. Apakah kalian memiliki spiritualitas pelayanan yang sama seperti Santo Tarsisius dalam
melayani
Pelayanan Misdinar
5. Apakah kalian melaksanakan tugas sebagai misdinar dengan pilihan sendiri
6. Apakah kalian selalu melaksanakan tugas dengan baik sesuai jadwal
7. Apakah kalian tidak merasa keberatan akan tugas yang diberikan
8. Apakah kalian senang menjadi misdinar
9. Apakah menjadi misdinar pilihan kalian sendiri
10. Apakah ada teman atau saudara yang mengajak kalian menjadi misdinar
11. Apakah suka dan duka kalian menjadi misdinar
12. Apa yang menjadi dasar kalian menjadi misdinar
13. Mengapa kalian bergabung dalam misdinar
14. Apakah kalian merasa senang dan bangga menjadi misdinar
15. Apakah kalian ingin sekali bertugas sebagai misdinar
16. Motivasi apa yang mendorong kalian untuk bertugas sebagai misdinar
17. Apa yang akan kalian lakukan untuk kemajuan misdinar paroki
18. Menurut kalian, apakah kalian sudah melakukan pelayanan sebagai misdinar dengan
baik
19. Apa saja tantangan yang kalian hadapi ketika menjadi misdinar
LAMPIRAN 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20. Apa yang kalian lakukan untuk mengatasi tantangan tersebut
B. Pengetahuan simbol liturgi yang harus dimikili misdinar di Paroki
1. Simbol, Alat-alat dan Perlengkapan Liturgi
Dalam Ekaristi terdapat berbagai macam simbol-simbol liturgi yang terdapat dalam alat-
alat liturgi serta perlengkapan liturgi yang perlu diketahui dan dipahami oleh para misdinar
sebagai pelayan altar (Martasudjita, 2008: 31-38). Adapun simbol, alat-alat, dan
perlengkapan liturgi yang perlu diketahui oleh para misdinar adalah:
a. Simbol Liturgi
(Aktivitas Indra)
Seluruh indra kita melambangkan keterbukaan kita kepada Sang Pencipta dan
Penyelamat kita, yakni Tuhan Allah yang mengasihi kita dan memberikan hidup-Nya
kepada kita (Martasudjita, 2008: 31).
1. Melihat
Mata kita memampukan kita menyaksikan kemuliaan Allah. Dengan melihat
kemulian Allah, mata hati kita dibuat kagum dan karenanya kita ingin berbakti kepada-
Nya. Oleh karena itu betapa pentingnya keindahan dalam seluruh segi dan unsur liturgi
yang kita buat saat bertugas.
2. Mendengarkan
Tuhan mencipkan bagi kita dua telinga dan satu mulut karena Tuhan meminta kita
agar kita lebih suka mendengarkan daripada berbicara. Dalam perayaan liturgi, indra
mendengarkan berperan untuk mendengarkan Tuhan yang sedang bersabda, membuka
diri pada pujian, syukur dan permohonan dari umat beriman kepada Tuhan. Maka kita
jangan suka rebut sewaktu tugas karena itu mengacaukan nyaringnya suara Tuhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Menyentuh
Sebelum indra lain berfungsi, indra sentuhan telah berperan dalam hidup. Sentuhan
penuh kasih sayang menghidupkan dan meneguhkan diri kita. Tuhan pun menyentuh
diri kita melalui komuni suci yang kita terima; dan sentuhan ini pula semakin
mempersatukan kita dengan sesama umat beriman seperti saat salam Damai.
4. Merasakan
Kulit kita terasa dingin saat kita diudara dingin, mulut kita merasakan lezatnya
makanan saat menyantap hidangan lezat. Indra merasakan memberikan pengalaman
kesatuan dengan Tuhan sebagai pengalaman yang manusiawi pula seperti saat kita
mengunyah Tubuh Kristus saat komuni. “kecaplah… betapa baiknya Tuhan’ (Mzm
34:9).
5. Membau
Bau-bauan wangi yang baik dapat menyehatkan tubuh kita. Aroma harum saat
menghirup asap ukupan sewaktu pendupaan pada perayaan liturgi melambangkan
keharuman nama Allah sendiri yang menyelamatkan. Bau dan aroma digunakan dalam
liturgi semula dalam arti untuk higienis-kesehatan tetapi kemudian juga dalam arti
teologis-liturgis.
b. Tata Gerak
Gerakan diri kita dalam rangka berliturgi mengungkapkan dinamika, proses dan
perjalanan kita sebagai umat Allah dalam menanggapi karya keselamatan abadi di Surga.
1. Berjalan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berjalan merupakan gerak maju yang dalam liturgi melambangkan perjalanan umat
Allah menuju tanah air Surgawi. Berjalan dengan baik ialah berjalan dengan kepala
tegak menatap kedepan, mantap, gerakannya ritmis tegap, dan tangan terkatub
menyembah. Tangan yang terkatub itu didepan dada, bukan dibawah perut.
2. Berdiri
Berdiri merupakan sikap kesiapsediaan, penghormatan, dan perhatian pada
kehadiran Tuhan. Berdiri yang baik itu tegak pada kedua kaki, dan bukan bersandar
pada salah satu kaki sementara kaki yang lainnya diluruskan.
3. Duduk
Duduk itu merupakan kesiapsediaan umat untuk mendengarkan Sabda Tuhan entah
melalui bacaan Kitab Suci ataupun homili sang pastor. Duduk juga menunjuk sikap
tenang untuk menanti, mendengarkan, dan menghormati Tuhan atau petugas yang
sedang berbicara. Duduk secara liturgis berarti duduk dengan lutut kaki sejajar dan
jangan pernah menumpangkan salah satu kaki kekaki kita lainnya.
4. Menundukan kepala, membungkuk, dan berlutut
Gerakan enundukan kepala, membungkuk, dan berlutut sesungguhnya menyatakan
satu makna namun hanya beda bobotnya. Kedua gerakan itu sama-sama menyampaikan
penghormatan kepada Tuhan atau pemimpin dan sekaligus mengungkapkan rasa
ketidaklayakan kita. Kepada imam yang menghadirkan Kristus kita menundukkan
kepala, kepada altar kita membungkukkan badan, dan kepada Sakramen Mahakudus
ditabernakel kita berlutut. Berlutut bisa dalam arti penuh, yakni saat para misdinar
berlutut didepan altar selama Doa Syukur Agung (DSA), atau berlutut dengan kaki
kanan ditekuk saat penghormatan kepada Sakramen Mahakudus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Meniarap
Meniarap sebenarnya masih satu jalur gerakan dari menundukkan kepala,
membungkuk dan berlutut diatas, hanya ini merupakan gerakan paling total dan penuh
yang mengungkapkan penghormatan kepada Allah dan sekaligus ketidaklayakan
dihadapan Allah. Yang meniarap biasanya pastor saat awal upacara Jumat Agung, atau
para calon imam sewaktu litany para kudus pada perayaan pantahbisan.
6. Tangan terkatup, terbuka, terangkat, dan terentang
Gerakan tangan sebenarnya mengungkapkan seluruh diri orang. Tangan terkatub
mengungkapkan sikap penghormatan dan sembah sujud kepada Tuhan. Tangan terkatub
inilah yang paling sering para misdinar lakukan, yakni saat berjalan atau berdiri. Inilah
sikap liturgis paling sopan, bagus, dan indah.
7. Penumpangan tangan
Secara liturgis, penumpangan tangan melambangkan beberapa kemungkinan,
seperti pencurahan Roh, Kudus, dan berkat, pengalihan tanggung jawab dan pelantikan
seseorang ke dalam jabatan tertentu, seperti dalam pentahbisan. Saat imam
mengucapkan epiklese konsekratoris sewaktu DSA, imam mengulurkan tangan ke atas
roti dan anggur. Itu adalah tanda pencurahan Roh Kudus.
8. Tanda salib dan berkat
Tanda salib mengungkapkan iman kita kepada Allah Tritunggal, menyatakan
peristiwa persatuan kita dengan Allah Tritunggal, dan sekaligus menyatakan bahwa kita
ini miliki Kristus dan senantiasa dilindungi Kristus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berkat dengan tanda salib pada dahi biasa diberikan pada anak-anak saat
pemberkatan anak, atau dalam perayaan sakramen pembaptisan. Penganugerahan berkat
dengan tanda salib secara public kepada umat banyak hanya boleh dilakukan oleh para
pelayan tertahbis seperti uskup, imam, dan daikon.
9. Menebah dada
Menebah dada dilaksanakan dua kali dalam Misa Kudus, yakni saat Confiteor atau
saya mengaku dan saat menjelang menyambut komuni pada waktu kita berkata: Tuhan
saya tidak pantas … Menebah dada adalah ungkapan penyesalan, pengakuan dosa, dan
rasa tidak layak dihadapan Tuhan.
c. Tata Suara
Suara tidak dapat dipisahkan dari hidup manusia. Dalam seluruh Kitab Suci, umat
diundang untuk mendengarkan suara Tuhan, dan umat juga diundang juga untuk
menanggapi Sabda Tuhan dan karya-Nya dengan pujian, syukur, dan doa yang
dihunjukkan dengan gerak atau suara.
1. Musik dan nyanyian
Banyak orang tidak pisah dari music. Tidak sedikit dari kalian, para misdinar, yang
terbantu dengan alunan music saat belajar di kamar. Musik pun menjadi bagian penting
dalam liturgi. Musik bukan hanya sekedar iringan tetapi bahkan bagian pokok liturgi
sendiri yang membantu umat berjumpa dengan Tuhan dan diteguhkan dalam
kebersamaannya.
Yang diperkenankan untuk perayaan liturgi atau musik Gereja. Musik dan lagu pop,
ndandut, country, adalah contoh-contoh musik yang sebaiknya jangan digunakan dalam
rangka liturgi, musik itu laksana bagi kita. Seperti pakaian, musik itu dicipta untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
keperluan tertentu. Dan orang tidak akan menggunakan pakaian renang atau pakaian
santai-bermain untuk pertemuan resmi dengan tamu Negara atau sekolah. Begitu pula
musik untuk bermain atau lagu pop kiranya kurang pas untuk pertemuan resmi dengan
Tuhan dalam perayaan liturgi.
2. Suara bel, gong, dan lonceng
Bel, gong, atau juga lonceng memiliki fungsi yang praktis dalam perayaan liturgi,
yaitu untuk menandai dimulainya suatu peristiwa yang penting atau menunjukkan
bagian penting dari perayaan liturgi atau ibadat. Lonceng gereja juga berfungsi untuk
memanggil jemaat untuk berkumpul, memaklumkan suatu doa (doa Angelus misalnya),
dan memaklumkan adanya anggota jemaat yang meninggal. Cara membunyikan bel
pada saat Misa Kudus dapat diatur sesuai dengan situasi dan kondisi setempat.
Misinar diParoki Santo Mikael Pangkalan cukup mengerti akan simbol-simbol yang
ada dalam Gereja dalam merayakan perayaan Misa Kudus. Sebagian misdinar mampu
untuk menerapkan apa yang menjadi makna dari setiap simbol-simbol yang terdapat
dalam Gereja. Sikap-sikap yang ditunjukkan para misdinar saat bertugas telah
menunjukkan pemahaman mereka akan simbol-simbol tersebut. namun disisi lain masih
terdapat misdinar yang kurang memahami penuh akan simbol-simbol yang ada dalam
Gereja. Contoh yang paling sering dilakukan oleh beberapa misdinar yaitu mereka
menganggap tugas pelayanan yang mereka berikan masih bersifat biasa. Mulai dari cara
mereka duduk, berdiri, berjalan, mengatupkan tangan. Mereka masih kurang mamahami
maksud dan makna dari setiap simbol-simbol yang mereka alami.
Para pengurus misdinar mengatasi hal ini dengan cara memberikan pengarahan dan
pelatihan saat sebelum mereka menjalankan tugas pelayanannya. Dan para pengurus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
atau pendamping misdinar di Paroki Santo Mikael Pangkalan lah yang mempunyai
peran besar dalam hal memberikan pengetahuan dalam hal simbol-simbol yang dimiliki
oleh Gereja.
2. Alat-alat dan Perlengkapan Liturgi
a. Altar
Altar adalah meja besar untuk mengadakan perayaan Ekaristi dan kegiatan liturgi
yang lain (perayaan 6 Sakramen yang lain, ibadat sabda). Diatas altar diletakan buku-
buku liturgi yang dibutuhkan
b. Mimbar
Mimbar atau ambo adalah tempat mengadakan ibadat sabda, berkhotbah, pembacaan
mazmur, pembacaan doa umat, dan pengumuman.
c. Sedilia
Sedilia adalah tempat duduk imam dan para pembantunya (para prodiakon,
misdinar, dan konselebram).
d. Kredens
Kredens adalah meja kecil yang diletakkan dipanti imam. Diatas kredens ditaruh
piala, purificatorium, palla, korporal, patena, sibori, piksis, monstrans, ampul berisi air
dan anggur, serta lavabo.
e. Tabernakel
Tabernakel adalah semacam lemari kecil untuk menyimpan Sakramen Mahakudus.
Biasanya Sakramen Mahakudus sudah dimasukan dalam sibori yang ditudungi kain
putih atau kuning keemasan. Maksud tabernakel adalah untuk menyimpan hosti kudus
yang tidak habis dibagikan pada umat waktu Ekaristi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
f. Lampu Tuhan
Lampu Tuhan adalah lampu merah yang terus menyala didekat tabernakel sebagai
tanda bahwa dalam tabernakel disimpan Sakramen Mahakudus. Sebutan lampu Tuhan
menunjukkan yang disimpan dalam tabernakel.
g. Sakristi
Sakristi adalah tempat persiapan imam dan pembantunya (misdinar, prodiakon)
sebelum mereka keluar menuju ke altar.
h. Tempat Air Suci
Tempat air suci adalah bejana kecil dikanan dan dikiri pintu depan gereja.
i. Bejana Permandian
Bejana permandian adalah tempat air untuk membaptis. Biasanya bejana
permandian erada didekat pintu masuk depan gereja.
j. Salib
Salib adalah lambing dari Tuhan Yesus yang wafat disalib. Salib biasanya
diletakkan diatas meja altar atau dipasang didekat altar. Ada pula salib besar dibagian
belakang altar yang menempel pada dinding.
k. Patung Yesus
Patung Yesus juga tidak pernah ketinggalan. Biasanya patung Yesus ukurannya
cukup besar sehingga bisa dengan mudag dilihat umat yang hadir dalam gereja.
l. Patung Maria
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Patung Maria juga diletakkan disamping kiri altar. Disekitar patung Maria biasanya
disediakan tempat bagi umat yang ingin mempersembahkan lilin supaya
permohonannya dikabulkan.
m. Gambar Jalan Salib
Hampir bisa dipastikan disetiap gereja atau tempat peziarahan terdapat gambar atau
relief jalan salib.
n. Keprak
Keprak adalah istilah bahasa jawa untuk menyebut alat bunyi dari kayu yang
khusus digunakan pada perarakan Sakramen Mahakudus pada hari Kamis Putih. Suara
keprak ini mengungkapkan duka karena Kristus sedang mengalami kedukaan yang
besar menjelang kematian-Nya. Suara lonceng atau bel yang menggambarkan
kegembiraan tidak dibunyikan pada hari itu.
o. Jubbah/alba adalah : busana putih panjan yang harus dipakai imam dalam perayaan
Ekaristi. Warna putih jubbah atau alba melambangkan kesucian dan kemurnian. Apabila
tidak mengenakan jubbah imam akan mengenakan alba.
p. Amik adalah : tali ikat pinggang yang panjang dan berfungsi untuk mengikat stola
dan alba agar
3. Warna dan Makna Liturgi
a. Kuning atau Putih melambangkan kemuliaan, kemenangan, kesucian, kegembiraan.
Dalam perayaan liturgi warna ini digunakan saat masa Natal dan masa Paskah, hari
raya dan pesta Tuhan Yesus dan Maria, pesta dan peringatan Para Kudus dan
perayaan besar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Merah melambangkan pengorbanan, keberanian, Roh Kudus, semangat, dan cinta
kasih. Warna liturgi ini digunakan saat Jumat Agung dan Minggu Palma,
Peringangatan para martir, Pentakosta.
c. Ungu melambangkan mati raga, tobat, sesal, mawas diri, dan prihatin. Warna liturgi
ini digunakan saat masa Adven dan Prapaskah (terkadang juga dipakai saat misa
arwah dan pemakaman).
d. Hijau melambangkan rasa syukur dan pengharapan. Warna liturgi ini digunakan saat
masa biasa.
e. Hitam melambangkan kesedihan dan kedukaan. Warna liturgi ini digunakan saat
misa arwah dan pemakaman. Namun warna ini saat ini sudah jarang digunakan
dalam misa arwah dan pemakamam (Gabriel, 2001: 17).
Para misdinar di Paroki Santo Mikael Pangkalan sudah mampu mempersiapkan
perlengkapan liturgi sesuai dengan warna liturgi setiap masa nya. Hal ini karena para
misdinar biasanya sudah dipersiapkan terlebih dahulu oleh para pengurus untuk dapat
membedakan warna liturgi pada saat misa biasa atau misa besar.
4. Sikap Dasar Merayakan Liturgi
Dalam merayakan liturgi terkadang kita merasa jenuh akan perayaan liturgi tersebut,
entah itu perayaannya kurang menarik, romonya memberikan homilinya tidak sesuai dengan
bacaan Injil, atau petugas liturginya ada yang kurang siap, lagu-lagu yang dibawakan oleh
kelompok koor juga kurang menarik untuk didengar, dan masih banyak lagi.
Memang banyak faktor yang mempengaruhi penghayatan liturgi. Beberapa faktor
diantaranaya adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Mempersiapkan Diri
Salah satu yang penting dalam penghayatan liturgi ialah persiapan diri. Kalau orang
tidak bisa menikmati perayaan liturgi. Jangan lah pertama-tama menyalahkan orang lain,
petugasnya, imamnya, lagu-lagunya, dan seterusnya. Harus diakui bahwa faktor petugas
dan hal-hal macam itu tentu mempengaruhi penghayatan liturgi kita, namun faktor
persiapan diri kita sendiri amat sangat penting untuk bisa menghayati liturgi dengan
sukacita dan hidup.
Persiapan diri ini dapat dilakukan dengan cara jarak jauh dan dekat. Jarak jauhnya
adalah menyangkut segala sesuatu yang berkaitan dengan pemahaman yang memadai
akan liturgi dan sikap dasar berliturgi sebagai hasil pendidikan iman sejak kecil.
Sedangkan jarak dekatnya adalah menyangkut aneka persiapan yang kita lakukan ketika
waktu perayaan liturgi itu sudah dekat. Ada macam-macam persiapan, sebagai persiapan
fisik, misalnya kita mengusahakan agar lama tidur kita cukup sehingga saat ke gereja kita
tidak memamerkan tontonan anggukan kepala kita ke segala penjuru alias ngantuk.
Secara umum para misdinar di Paroki Santo Mikael Pangkalan sudah menerapkan
sikap mempersiapkan diri dengan baik saat hendak melaksanakan tugas pelayanannya.
Dan para misdinar terlihat sangat fresh atau segar saat melaksanakan tugas tanggung
jawabnya bertugas. Dalam hal ini para misdinar tidak memiliki masalah yang serius,
karena para misdinar telah terbentuk dengan sendirinya kebiasaan untuk mempersiapkan
diri dengan sebaik mungkin agar dalam menjalankan tugas para misdinar ini tetap penuh
semangat.
b. Seluruh Acara Hidup Sehari-hari sebagai Persiapan Luas Berliturgi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kita sering mengalami perasaan hampa, maksudnya bila kita tidak merayakan
Ekaristi pada hari Minggu atau mungkin harian, kita merasakan adanya sesuatu yang
kurang. Entah bagaimana, ada yang kurang dalam hidup kita pada waktu itu. Tentu bagi
orang yang sudah terbiasa tidak ke gereja, perasaan tersebut barangkali tidak muncul lagi.
Mengapa ada yang kurang? Itu sebenarnya bukan hanya soal kebiasaan. Memang kalau
orang biasa tidak melakukannya, maka akan timbul sesuatu yang terasa kurang dalam
dirinya.
Dengan demikian kalau kalau orang tidak merayakannya, maka daya kekuatan yang
mengalir dari perayaan liturgi itu memang tidak ia alami. Perayaan liturgi, terutama misa
Kudus, yang biasa kita ikuti setiap Minggu atau harinya, sungguh mampu menopang
hidup dan gerakan napas kita sepekan atau sehari itu. Misa Kudus sungguh memberikan
daya kekuatan rahmat yang kita butuhkan. Perayaan Ekaristi memberi jiwa, semangat,
gairah, dan daya kekuatan kepada kita sehingga seluruh acara kita pada hari itu diberi
jiwa, semangat, dan arahnya. Meskipun perayaan liturgi atau doa berlangsung selama 30
menit atau beberapa menit, namun perayaan liturgi atau doa kita itu mempengaruhi
seluruh dinamika acara dan kegiatan hidup kita pada hari itu.
Para misdinar yang beragam latar belakangnya memiliki perbedaan dalam hal ini,
Rata-rata misdinar memiliki perasaan yang kurang ketika mereka merasa “bolong-
bolong” dalam hal mengikuti perayaan Ekaristi Mingguan. Beragam alasan mereka miliki
entah karena tugas tuntutan tugas yang mereka dapatkan dari sekolah ataupun kesenangan
mereka pribadi yang memilih untuk tidak ke gereja. Biasanya para misdinar kurang
mengikuti perayaan Ekaristi harian, dikarenakan para misdinar yang masih berusia
sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Mencintai Liturgi menurut Dinamika Cinta
Mencintai Liturgi pertama-tama soal mencintai umumnya merupakan suatu proses
yang dialami dari kebiasaan-kebiasaan yang teratur dilakukan. Singkatnya trena marga
kulino (cinta karena terbiasa). Ada memang orang yang jatuh cinta dengan super kilat,
atau kilat khusus. Ketemu langsung senang dan cinta. Tetapi, bagaimanapun juga yang
lebih umum ialah cinta yang muncul karena terbiasa. Karena seringnya berjumpa, lama-
lama orang menjadi suka, lalu cinta.
Pada mulanya tidak ada perasaan khusus. Kalau berjumpa, rasanya biasa. Eh, lama-
kelamaan dia itu kok baik ya. Lalu keduanya sering berjumpa. Yang cewek minta diantar
pulang atau kesuatu tempat, yang cowok pun begitu bersemangat untuk mengantar.
Demikian pula urusan mencintai Ekaristi dan liturgi. Bila kita membiasakan diri terus-
menerus untuk berdoa, berekaristi, merenungkan Sabda Tuhan dalam Kitab Suci, doa ini
itu, kita akan merasa biasa dan bahkan suka. Pada gilirannya, kita merasakan acara doa
atau liturgi itu sebagai suatu kebutuhan.
Dalam tingkatan kemudian, kita akan selalu merindukan untuk merayakan liturgi
atau doa tersebut. pada saat itulah kita sampai ke taraf mencintai liturgi. Selanjutnya, kita
selalu menginginkan berdoa, berekaristi, membaca Kitab Suci, ataupun melakukan doa-
doa itu. Kedua, mencintai itu berkaitan dengan adanya suatu yang menggermbirakan dan
yang kita rindukan. Kalau orang menyukai sesuatu, tentu ada dari sesuatu itu yang
membuatnya senang dan gembira. Karena ada kegembiraan disitu, ia lalu ingin ketemu
terus dan mengalaminya terus.
Ketiga, hal mencintai itu selalu berkaitan dengan soal kesetiaan pada yang rutin-
rutin. Dalam cinta kasih, tidak ada hal yang membosankan. Segalanya terasa indah dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
baru. Segalanya terasa menarik dan dirindukan. Bila orang sedang jath cinta, lihatlah
betapa mereka terus ingin bertemu. Herannya, walau mereka sudah bertemu ratusan kali,
tetep saja ada yang dibicarakan dan diomongkan.
Misdinar di Paroki Santo Mikael Pangkalan mencintai liturgi menurut dinamika cinta
mereka sebagai suatu keluarga misdinar. Dimana keakraban dan persaudaraan terjalin
didalam kelompok misdinar tersebut. mencintai liturgi dengan proses dinamika cinta
selalu mereka tunjukkan ketika mereka mengikuti sebuah kegiatan, baik kegiatan yang
dialami didalam Paroki maupun diluar Paroki.
Inilah cara mereka mencintai liturgi dengan cara dinamika yang mereka cintai.
Karena dengan mereka mengikuti bahkan sampai mencintai dinamikanya mereka akan
semakin dimantapkan untuk menjadi seorang pelayan altar dan mampu secara pribadi
maupun kelompok siap dalam bertugas sebagai misdinar.
d. Kerinduan untuk Berjumpa dengan Tuhan
Banyak orang pergi untuk berekarisi di gereja demi alasan sekedar kewajiban, ini
hari Minggu, harinya Tuhan, maka marilah kita pergi ke gereja. Alasannya yak arena hari
Minggu itu. Atau, yang lain lagi, yakni orang yang mengikuti misa untuk melihat
penampilan koor terkenal atau pemusik terkenal yang sedang diundang mengisi nyanyian
dalam misa kudus.
Tetapi banyak umat yang pergi untuk misa kudus atau berdoa karena memang sedang
mempunyai ujud atau permohonan pribadi. Semua alasan itu boleh-boleh saja, tidak
salah. Hanya saja semua alasan itu mestinya janganlah menjadi alasan utama atau yang
paling dasar. Jiwa penghayatan liturgi yang paling murni dan mendasar adalah kerinduan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
hati untuk berjumpa dengan Tuhan.Ingin berjumpa dengan Tuhan memang mesti menjadi
alasan nomor satu bila kita berdoa atau berliturgi.
Hal ini bukan hanya menyangkut isi dasar liturgi kita, yang intinya perayaan
pertemuan dengan Tuhan. Akan tetapi, kerinduan kepada Tuhan juga dapat menjadi
faktor yang memurnikan semua motivasi kita dalam berliturgi. Bila kita mengikuti misa
kudus dan ternyata imamnya tidak mutu, tidak bisa nyanyi, marah melulu, maka orang
tidak perlu kecewa berkepanjangan karena yang penting baginya berjumpa dengan
Tuhan. “saya pergi ke misa kudus ini kan untuk bertemu dengan Tuhan. Maka siapa atau
bagaimana imamnya, itu tidak terlalu penting”. Itu kata-kata orang yang menghayati
motivasi dasar berliturgi pada soal kerinduan hati kepada Tuhan.
Para misdinar yang bertugas tentulah selalu datang dalam perayaan liturgi setiap
Minggunya. Namun bagi mereka yang tidak bertugas misdinar waktu itu, mereka juga
datang bukan karena itu kebiasaan mereka. Terlebih karena mereka juga mengalami yang
namanya kerinduan berjumpa akan Tuhan. Maka dari itu misdinar yang ada di Paroki
Santo Mikael Pangkalan ini secara keseluruhan memiliki kerinduan berjumpa akan Tuhan
yang senantiasa mereka nantikan dalam hidupnya.
e. Hati yang Terbuka, Sabar, Hening, dan Penuh Iman
Berliturgi berarti memasuki ruang batin tempat perjumpaan kita dengan Tuhan secara
paling didasari. Ruang batin itu akan mudah diketemukan dan dialami bilamana hati kita
adalah hati yang terbuka, sabar, hening, dan mempunyai kepasrahan iman yang
mendalam. Hati yang terbuka itu tampak dalam sikap yang mau menerima dengan
gembira segala sesuatu yang terjadi dalam perayaan liturgi itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Inilah yang dirasa sangat penting bagi para misdinar di Paroki, karena dengan
mereka melayani romo saat perayaan Ekaristi, mereka harus memiliki hati yang terbuka
dan tidak merasa terbebani oleh apa yang akan diberikannya sebagai tanggung jawabnya.
Sabar dalam menjalankan tugas pelayanannya meskipun sudah melayani dengan rasa
lelah mereka tidak mendapatkan upah, mereka haruslah memiliki sikap sabar dan dengan
hati terbuka menerima tugas itu sebaik mungkin.
Sikap hening dan penuh iman ini ditunjukkan ketika para misdinar bertugas
melayani. Karena yang menjadi sorotan pertama dalam menjalankan tugas pelayanan
adalah misdinar. Ketika para misdinar rebut sendiri, maka umat akan bertanya-tanya,
mengapa misdinarnya malah rebut sendiri. Sebagai misdinar hendaknya memiliki sikap
hening yang baik untuk menghormati sakralnya perayaan Ekaristi. Tidak itu saja, sebagai
misdinar juga memiliki sikap penuh iman dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang
pelayan. Karena yang mereka layani adalah Tuhan sendiri yang hadir dalam perayaan
Ekaristi.
5. Doa Para Misdinar
Tuhan Yesus Kristus, terima kasih kepada-Mu sebab Engkau memanggil dan memilih
kami untuk menjadi pelayan-pelayan altar-Mu. Meski kami ini banyak kekurangan Engkau
memperkenankan kami untuk melayani imam-imam-Mu dalam membagikan rahasia kudus-
Mu bagi umat beriman. Arahkanlah seluruh pikiran kami kepada-Mu, murnikanlah selalu
hati kami seperti hati-Mu, laraskanlah selalu mulut kami sesuai sabda-Mu, dan letakkanlah
selalu kekuatan-Mu pada tangan dan kaki kami agar kami layak menjadi alat-alat-Mu.
Semoga Ekaristi menjadi sumber hidup kami dan doa Bunda Maria, Santo Tarsisius serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
para kudus-Mu menjadi perlindungan kami. Sebab Engkaulah Tuhan dan pengantara kami.
Amin.
Dalam praktiknya para misdinar di Paroki Santo Mikael Pangkalan ini kurang mengerti
akan doa misdinar ini, karena doa yang selalu diterima adalah doa spontan yaitu doa
persiapan sebelum misa dimulai. Dan biasanya dipimpin oleh prodiakon atau pun para
misdinar. Terkadang doa juga langsung oleh romonya. Sebelum dan sesudah perayaan
Ekaristi para misdinar selalu mendoakan doa yang dilakukan bersama-sama oleh para
petugas liturgi disakristi.
C. Pengetahuan simbol liturgi yang harus dimikili misdinar di Paroki
6. Simbol, Alat-alat dan Perlengkapan Liturgi
Dalam Ekaristi terdapat berbagai macam simbol-simbol liturgi yang terdapat dalam alat-
alat liturgi serta perlengkapan liturgi yang perlu diketahui dan dipahami oleh para misdinar
sebagai pelayan altar (Martasudjita, 2008: 31-38). Adapun simbol, alat-alat, dan
perlengkapan liturgi yang perlu diketahui oleh para misdinar adalah:
a. Simbol Liturgi
(Aktivitas Indra)
Seluruh indra kita melambangkan keterbukaan kita kepada Sang Pencipta dan
Penyelamat kita, yakni Tuhan Allah yang mengasihi kita dan memberikan hidup-Nya
kepada kita (Martasudjita, 2008: 31).
6. Melihat
Mata kita memampukan kita menyaksikan kemuliaan Allah. Dengan melihat
kemulian Allah, mata hati kita dibuat kagum dan karenanya kita ingin berbakti kepada-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Nya. Oleh karena itu betapa pentingnya keindahan dalam seluruh segi dan unsur liturgi
yang kita buat saat bertugas.
7. Mendengarkan
Tuhan mencipkan bagi kita dua telinga dan satu mulut karena Tuhan meminta kita
agar kita lebih suka mendengarkan daripada berbicara. Dalam perayaan liturgi, indra
mendengarkan berperan untuk mendengarkan Tuhan yang sedang bersabda, membuka
diri pada pujian, syukur dan permohonan dari umat beriman kepada Tuhan. Maka kita
jangan suka rebut sewaktu tugas karena itu mengacaukan nyaringnya suara Tuhan.
8. Menyentuh
Sebelum indra lain berfungsi, indra sentuhan telah berperan dalam hidup. Sentuhan
penuh kasih sayang menghidupkan dan meneguhkan diri kita. Tuhan pun menyentuh
diri kita melalui komuni suci yang kita terima; dan sentuhan ini pula semakin
mempersatukan kita dengan sesama umat beriman seperti saat salam Damai.
9. Merasakan
Kulit kita terasa dingin saat kita diudara dingin, mulut kita merasakan lezatnya
makanan saat menyantap hidangan lezat. Indra merasakan memberikan pengalaman
kesatuan dengan Tuhan sebagai pengalaman yang manusiawi pula seperti saat kita
mengunyah Tubuh Kristus saat komuni. “kecaplah… betapa baiknya Tuhan’ (Mzm
34:9).
10. Membau
Bau-bauan wangi yang baik dapat menyehatkan tubuh kita. Aroma harum saat
menghirup asap ukupan sewaktu pendupaan pada perayaan liturgi melambangkan
keharuman nama Allah sendiri yang menyelamatkan. Bau dan aroma digunakan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
liturgi semula dalam arti untuk higienis-kesehatan tetapi kemudian juga dalam arti
teologis-liturgis.
b. Tata Gerak
Gerakan diri kita dalam rangka berliturgi mengungkapkan dinamika, proses dan
perjalanan kita sebagai umat Allah dalam menanggapi karya keselamatan abadi di Surga.
10. Berjalan
Berjalan merupakan gerak maju yang dalam liturgi melambangkan perjalanan umat
Allah menuju tanah air Surgawi. Berjalan dengan baik ialah berjalan dengan kepala
tegak menatap kedepan, mantap, gerakannya ritmis tegap, dan tangan terkatub
menyembah. Tangan yang terkatub itu didepan dada, bukan dibawah perut.
11. Berdiri
Berdiri merupakan sikap kesiapsediaan, penghormatan, dan perhatian pada
kehadiran Tuhan. Berdiri yang baik itu tegak pada kedua kaki, dan bukan bersandar
pada salah satu kaki sementara kaki yang lainnya diluruskan.
12. Duduk
Duduk itu merupakan kesiapsediaan umat untuk mendengarkan Sabda Tuhan entah
melalui bacaan Kitab Suci ataupun homili sang pastor. Duduk juga menunjuk sikap
tenang untuk menanti, mendengarkan, dan menghormati Tuhan atau petugas yang
sedang berbicara. Duduk secara liturgis berarti duduk dengan lutut kaki sejajar dan
jangan pernah menumpangkan salah satu kaki kekaki kita lainnya.
13. Menundukan kepala, membungkuk, dan berlutut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gerakan enundukan kepala, membungkuk, dan berlutut sesungguhnya menyatakan
satu makna namun hanya beda bobotnya. Kedua gerakan itu sama-sama menyampaikan
penghormatan kepada Tuhan atau pemimpin dan sekaligus mengungkapkan rasa
ketidaklayakan kita. Kepada imam yang menghadirkan Kristus kita menundukkan
kepala, kepada altar kita membungkukkan badan, dan kepada Sakramen Mahakudus
ditabernakel kita berlutut. Berlutut bisa dalam arti penuh, yakni saat para misdinar
berlutut didepan altar selama Doa Syukur Agung (DSA), atau berlutut dengan kaki
kanan ditekuk saat penghormatan kepada Sakramen Mahakudus.
14. Meniarap
Meniarap sebenarnya masih satu jalur gerakan dari menundukkan kepala,
membungkuk dan berlutut diatas, hanya ini merupakan gerakan paling total dan penuh
yang mengungkapkan penghormatan kepada Allah dan sekaligus ketidaklayakan
dihadapan Allah. Yang meniarap biasanya pastor saat awal upacara Jumat Agung, atau
para calon imam sewaktu litany para kudus pada perayaan pantahbisan.
15. Tangan terkatup, terbuka, terangkat, dan terentang
Gerakan tangan sebenarnya mengungkapkan seluruh diri orang. Tangan terkatub
mengungkapkan sikap penghormatan dan sembah sujud kepada Tuhan. Tangan terkatub
inilah yang paling sering para misdinar lakukan, yakni saat berjalan atau berdiri. Inilah
sikap liturgis paling sopan, bagus, dan indah.
16. Penumpangan tangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Secara liturgis, penumpangan tangan melambangkan beberapa kemungkinan,
seperti pencurahan Roh, Kudus, dan berkat, pengalihan tanggung jawab dan pelantikan
seseorang ke dalam jabatan tertentu, seperti dalam pentahbisan. Saat imam
mengucapkan epiklese konsekratoris sewaktu DSA, imam mengulurkan tangan ke atas
roti dan anggur. Itu adalah tanda pencurahan Roh Kudus.
17. Tanda salib dan berkat
Tanda salib mengungkapkan iman kita kepada Allah Tritunggal, menyatakan
peristiwa persatuan kita dengan Allah Tritunggal, dan sekaligus menyatakan bahwa kita
ini miliki Kristus dan senantiasa dilindungi Kristus.
Berkat dengan tanda salib pada dahi biasa diberikan pada anak-anak saat
pemberkatan anak, atau dalam perayaan sakramen pembaptisan. Penganugerahan berkat
dengan tanda salib secara public kepada umat banyak hanya boleh dilakukan oleh para
pelayan tertahbis seperti uskup, imam, dan daikon.
18. Menebah dada
Menebah dada dilaksanakan dua kali dalam Misa Kudus, yakni saat Confiteor atau
saya mengaku dan saat menjelang menyambut komuni pada waktu kita berkata: Tuhan
saya tidak pantas … Menebah dada adalah ungkapan penyesalan, pengakuan dosa, dan
rasa tidak layak dihadapan Tuhan.
c. Tata Suara
Suara tidak dapat dipisahkan dari hidup manusia. Dalam seluruh Kitab Suci, umat
diundang untuk mendengarkan suara Tuhan, dan umat juga diundang juga untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menanggapi Sabda Tuhan dan karya-Nya dengan pujian, syukur, dan doa yang
dihunjukkan dengan gerak atau suara.
3. Musik dan nyanyian
Banyak orang tidak pisah dari music. Tidak sedikit dari kalian, para misdinar, yang
terbantu dengan alunan music saat belajar di kamar. Musik pun menjadi bagian penting
dalam liturgi. Musik bukan hanya sekedar iringan tetapi bahkan bagian pokok liturgi
sendiri yang membantu umat berjumpa dengan Tuhan dan diteguhkan dalam
kebersamaannya.
Yang diperkenankan untuk perayaan liturgi atau musik Gereja. Musik dan lagu pop,
ndandut, country, adalah contoh-contoh musik yang sebaiknya jangan digunakan dalam
rangka liturgi, musik itu laksana bagi kita. Seperti pakaian, musik itu dicipta untuk
keperluan tertentu. Dan orang tidak akan menggunakan pakaian renang atau pakaian
santai-bermain untuk pertemuan resmi dengan tamu Negara atau sekolah. Begitu pula
musik untuk bermain atau lagu pop kiranya kurang pas untuk pertemuan resmi dengan
Tuhan dalam perayaan liturgi.
4. Suara bel, gong, dan lonceng
Bel, gong, atau juga lonceng memiliki fungsi yang praktis dalam perayaan liturgi,
yaitu untuk menandai dimulainya suatu peristiwa yang penting atau menunjukkan
bagian penting dari perayaan liturgi atau ibadat. Lonceng gereja juga berfungsi untuk
memanggil jemaat untuk berkumpul, memaklumkan suatu doa (doa Angelus misalnya),
dan memaklumkan adanya anggota jemaat yang meninggal. Cara membunyikan bel
pada saat Misa Kudus dapat diatur sesuai dengan situasi dan kondisi setempat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Misinar diParoki Santo Mikael Pangkalan cukup mengerti akan simbol-simbol yang
ada dalam Gereja dalam merayakan perayaan Misa Kudus. Sebagian misdinar mampu
untuk menerapkan apa yang menjadi makna dari setiap simbol-simbol yang terdapat
dalam Gereja. Sikap-sikap yang ditunjukkan para misdinar saat bertugas telah
menunjukkan pemahaman mereka akan simbol-simbol tersebut. namun disisi lain masih
terdapat misdinar yang kurang memahami penuh akan simbol-simbol yang ada dalam
Gereja. Contoh yang paling sering dilakukan oleh beberapa misdinar yaitu mereka
menganggap tugas pelayanan yang mereka berikan masih bersifat biasa. Mulai dari cara
mereka duduk, berdiri, berjalan, mengatupkan tangan. Mereka masih kurang mamahami
maksud dan makna dari setiap simbol-simbol yang mereka alami.
Para pengurus misdinar mengatasi hal ini dengan cara memberikan pengarahan dan
pelatihan saat sebelum mereka menjalankan tugas pelayanannya. Dan para pengurus
atau pendamping misdinar di Paroki Santo Mikael Pangkalan lah yang mempunyai
peran besar dalam hal memberikan pengetahuan dalam hal simbol-simbol yang dimiliki
oleh Gereja.
7. Alat-alat dan Perlengkapan Liturgi
q. Altar
Altar adalah meja besar untuk mengadakan perayaan Ekaristi dan kegiatan liturgi
yang lain (perayaan 6 Sakramen yang lain, ibadat sabda). Diatas altar diletakan buku-
buku liturgi yang dibutuhkan.
r. Mimbar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Mimbar atau ambo adalah tempat mengadakan ibadat sabda, berkhotbah, pembacaan
mazmur, pembacaan doa umat, dan pengumuman.
s. Sedilia
Sedilia adalah tempat duduk imam dan para pembantunya (para prodiakon,
misdinar, dan konselebram).
t. Kredens
Kredens adalah meja kecil yang diletakkan dipanti imam. Diatas kredens ditaruh
piala, purificatorium, palla, korporal, patena, sibori, piksis, monstrans, ampul berisi air
dan anggur, serta lavabo.
u. Tabernakel
Tabernakel adalah semacam lemari kecil untuk menyimpan Sakramen Mahakudus.
Biasanya Sakramen Mahakudus sudah dimasukan dalam sibori yang ditudungi kain
putih atau kuning keemasan. Maksud tabernakel adalah untuk menyimpan hosti kudus
yang tidak habis dibagikan pada umat waktu Ekaristi.
v. Lampu Tuhan
Lampu Tuhan adalah lampu merah yang terus menyala didekat tabernakel sebagai
tanda bahwa dalam tabernakel disimpan Sakramen Mahakudus. Sebutan lampu Tuhan
menunjukkan yang disimpan dalam tabernakel.
w. Sakristi
Sakristi adalah tempat persiapan imam dan pembantunya (misdinar, prodiakon)
sebelum mereka keluar menuju ke altar.
x. Tempat Air Suci
Tempat air suci adalah bejana kecil dikanan dan dikiri pintu depan gereja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
y. Bejana Permandian
Bejana permandian adalah tempat air untuk membaptis. Biasanya bejana
permandian erada didekat pintu masuk depan gereja.
z. Salib
Salib adalah lambing dari Tuhan Yesus yang wafat disalib. Salib biasanya
diletakkan diatas meja altar atau dipasang didekat altar. Ada pula salib besar dibagian
belakang altar yang menempel pada dinding.
aa. Patung Yesus
Patung Yesus juga tidak pernah ketinggalan. Biasanya patung Yesus ukurannya
cukup besar sehingga bisa dengan mudag dilihat umat yang hadir dalam gereja.
bb. Patung Maria
Patung Maria juga diletakkan disamping kiri altar. Disekitar patung Maria biasanya
disediakan tempat bagi umat yang ingin mempersembahkan lilin supaya
permohonannya dikabulkan.
cc. Gambar Jalan Salib
Hampir bisa dipastikan disetiap gereja atau tempat peziarahan terdapat gambar atau
relief jalan salib.
dd. Keprak
Keprak adalah istilah bahasa jawa untuk menyebut alat bunyi dari kayu yang
khusus digunakan pada perarakan Sakramen Mahakudus pada hari Kamis Putih. Suara
keprak ini mengungkapkan duka karena Kristus sedang mengalami kedukaan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
besar menjelang kematian-Nya. Suara lonceng atau bel yang menggambarkan
kegembiraan tidak dibunyikan pada hari itu.
8. Warna dan Makna Liturgi
f. Kuning atau Putih melambangkan kemuliaan, kemenangan, kesucian, kegembiraan.
Dalam perayaan liturgi warna ini digunakan saat masa Natal dan masa Paskah, hari
raya dan pesta Tuhan Yesus dan Maria, pesta dan peringatan Para Kudus dan
perayaan besar.
g. Merah melambangkan pengorbanan, keberanian, Roh Kudus, semangat, dan cinta
kasih. Warna liturgi ini digunakan saat Jumat Agung dan Minggu Palma,
Peringangatan para martir, Pentakosta.
h. Ungu melambangkan mati raga, tobat, sesal, mawas diri, dan prihatin. Warna liturgi
ini digunakan saat masa Adven dan Prapaskah (terkadang juga dipakai saat misa
arwah dan pemakaman).
i. Hijau melambangkan rasa syukur dan pengharapan. Warna liturgi ini digunakan saat
masa biasa.
j. Hitam melambangkan kesedihan dan kedukaan. Warna liturgi ini digunakan saat
misa arwah dan pemakaman. Namun warna ini saat ini sudah jarang digunakan
dalam misa arwah dan pemakamam (Gabriel, 2001: 17).
Para misdinar di Paroki Santo Mikael Pangkalan sudah mampu mempersiapkan
perlengkapan liturgi sesuai dengan warna liturgi setiap masa nya. Hal ini karena para
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
misdinar biasanya sudah dipersiapkan terlebih dahulu oleh para pengurus untuk dapat
membedakan warna liturgi pada saat misa biasa atau misa besar.
9. Sikap Dasar Merayakan Liturgi
Dalam merayakan liturgi terkadang kita merasa jenuh akan perayaan liturgi tersebut,
entah itu perayaannya kurang menarik, romonya memberikan homilinya tidak sesuai dengan
bacaan Injil, atau petugas liturginya ada yang kurang siap, lagu-lagu yang dibawakan oleh
kelompok koor juga kurang menarik untuk didengar, dan masih banyak lagi.
Memang banyak faktor yang mempengaruhi penghayatan liturgi. Beberapa faktor
diantaranaya adalah:
f. Mempersiapkan Diri
Salah satu yang penting dalam penghayatan liturgi ialah persiapan diri. Kalau orang
tidak bisa menikmati perayaan liturgi. Jangan lah pertama-tama menyalahkan orang lain,
petugasnya, imamnya, lagu-lagunya, dan seterusnya. Harus diakui bahwa faktor petugas
dan hal-hal macam itu tentu mempengaruhi penghayatan liturgi kita, namun faktor
persiapan diri kita sendiri amat sangat penting untuk bisa menghayati liturgi dengan
sukacita dan hidup.
Persiapan diri ini dapat dilakukan dengan cara jarak jauh dan dekat. Jarak jauhnya
adalah menyangkut segala sesuatu yang berkaitan dengan pemahaman yang memadai
akan liturgi dan sikap dasar berliturgi sebagai hasil pendidikan iman sejak kecil.
Sedangkan jarak dekatnya adalah menyangkut aneka persiapan yang kita lakukan ketika
waktu perayaan liturgi itu sudah dekat. Ada macam-macam persiapan, sebagai persiapan
fisik, misalnya kita mengusahakan agar lama tidur kita cukup sehingga saat ke gereja kita
tidak memamerkan tontonan anggukan kepala kita ke segala penjuru alias ngantuk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Secara umum para misdinar di Paroki Santo Mikael Pangkalan sudah menerapkan
sikap mempersiapkan diri dengan baik saat hendak melaksanakan tugas pelayanannya.
Dan para misdinar terlihat sangat fresh atau segar saat melaksanakan tugas tanggung
jawabnya bertugas. Dalam hal ini para misdinar tidak memiliki masalah yang serius,
karena para misdinar telah terbentuk dengan sendirinya kebiasaan untuk mempersiapkan
diri dengan sebaik mungkin agar dalam menjalankan tugas para misdinar ini tetap penuh
semangat.
g. Seluruh Acara Hidup Sehari-hari sebagai Persiapan Luas Berliturgi
kita sering mengalami perasaan hampa, maksudnya bila kita tidak merayakan
Ekaristi pada hari Minggu atau mungkin harian, kita merasakan adanya sesuatu yang
kurang. Entah bagaimana, ada yang kurang dalam hidup kita pada waktu itu. Tentu bagi
orang yang sudah terbiasa tidak ke gereja, perasaan tersebut barangkali tidak muncul lagi.
Mengapa ada yang kurang? Itu sebenarnya bukan hanya soal kebiasaan. Memang kalau
orang biasa tidak melakukannya, maka akan timbul sesuatu yang terasa kurang dalam
dirinya.
Dengan demikian kalau kalau orang tidak merayakannya, maka daya kekuatan yang
mengalir dari perayaan liturgi itu memang tidak ia alami. Perayaan liturgi, terutama misa
Kudus, yang biasa kita ikuti setiap Minggu atau harinya, sungguh mampu menopang
hidup dan gerakan napas kita sepekan atau sehari itu. Misa Kudus sungguh memberikan
daya kekuatan rahmat yang kita butuhkan. Perayaan Ekaristi memberi jiwa, semangat,
gairah, dan daya kekuatan kepada kita sehingga seluruh acara kita pada hari itu diberi
jiwa, semangat, dan arahnya. Meskipun perayaan liturgi atau doa berlangsung selama 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menit atau beberapa menit, namun perayaan liturgi atau doa kita itu mempengaruhi
seluruh dinamika acara dan kegiatan hidup kita pada hari itu.
Para misdinar yang beragam latar belakangnya memiliki perbedaan dalam hal ini,
Rata-rata misdinar memiliki perasaan yang kurang ketika mereka merasa “bolong-
bolong” dalam hal mengikuti perayaan Ekaristi Mingguan. Beragam alasan mereka miliki
entah karena tugas tuntutan tugas yang mereka dapatkan dari sekolah ataupun kesenangan
mereka pribadi yang memilih untuk tidak ke gereja. Biasanya para misdinar kurang
mengikuti perayaan Ekaristi harian, dikarenakan para misdinar yang masih berusia
sekolah.
h. Mencintai Liturgi menurut Dinamika Cinta
Mencintai Liturgi pertama-tama soal mencintai umumnya merupakan suatu proses
yang dialami dari kebiasaan-kebiasaan yang teratur dilakukan. Singkatnya trena marga
kulino (cinta karena terbiasa). Ada memang orang yang jatuh cinta dengan super kilat,
atau kilat khusus. Ketemu langsung senang dan cinta. Tetapi, bagaimanapun juga yang
lebih umum ialah cinta yang muncul karena terbiasa. Karena seringnya berjumpa, lama-
lama orang menjadi suka, lalu cinta.
Pada mulanya tidak ada perasaan khusus. Kalau berjumpa, rasanya biasa. Eh, lama-
kelamaan dia itu kok baik ya. Lalu keduanya sering berjumpa. Yang cewek minta diantar
pulang atau kesuatu tempat, yang cowok pun begitu bersemangat untuk mengantar.
Demikian pula urusan mencintai Ekaristi dan liturgi. Bila kita membiasakan diri terus-
menerus untuk berdoa, berekaristi, merenungkan Sabda Tuhan dalam Kitab Suci, doa ini
itu, kita akan merasa biasa dan bahkan suka. Pada gilirannya, kita merasakan acara doa
atau liturgi itu sebagai suatu kebutuhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dalam tingkatan kemudian, kita akan selalu merindukan untuk merayakan liturgi
atau doa tersebut. pada saat itulah kita sampai ke taraf mencintai liturgi. Selanjutnya, kita
selalu menginginkan berdoa, berekaristi, membaca Kitab Suci, ataupun melakukan doa-
doa itu. Kedua, mencintai itu berkaitan dengan adanya suatu yang menggermbirakan dan
yang kita rindukan. Kalau orang menyukai sesuatu, tentu ada dari sesuatu itu yang
membuatnya senang dan gembira. Karena ada kegembiraan disitu, ia lalu ingin ketemu
terus dan mengalaminya terus.
Ketiga, hal mencintai itu selalu berkaitan dengan soal kesetiaan pada yang rutin-
rutin. Dalam cinta kasih, tidak ada hal yang membosankan. Segalanya terasa indah dan
baru. Segalanya terasa menarik dan dirindukan. Bila orang sedang jath cinta, lihatlah
betapa mereka terus ingin bertemu. Herannya, walau mereka sudah bertemu ratusan kali,
tetep saja ada yang dibicarakan dan diomongkan.
Misdinar di Paroki Santo Mikael Pangkalan mencintai liturgi menurut dinamika cinta
mereka sebagai suatu keluarga misdinar. Dimana keakraban dan persaudaraan terjalin
didalam kelompok misdinar tersebut. mencintai liturgi dengan proses dinamika cinta
selalu mereka tunjukkan ketika mereka mengikuti sebuah kegiatan, baik kegiatan yang
dialami didalam Paroki maupun diluar Paroki.
Inilah cara mereka mencintai liturgi dengan cara dinamika yang mereka cintai.
Karena dengan mereka mengikuti bahkan sampai mencintai dinamikanya mereka akan
semakin dimantapkan untuk menjadi seorang pelayan altar dan mampu secara pribadi
maupun kelompok siap dalam bertugas sebagai misdinar.
i. Kerinduan untuk Berjumpa dengan Tuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Banyak orang pergi untuk berekarisi di gereja demi alasan sekedar kewajiban, ini
hari Minggu, harinya Tuhan, maka marilah kita pergi ke gereja. Alasannya yak arena hari
Minggu itu. Atau, yang lain lagi, yakni orang yang mengikuti misa untuk melihat
penampilan koor terkenal atau pemusik terkenal yang sedang diundang mengisi nyanyian
dalam misa kudus.
Tetapi banyak umat yang pergi untuk misa kudus atau berdoa karena memang sedang
mempunyai ujud atau permohonan pribadi. Semua alasan itu boleh-boleh saja, tidak
salah. Hanya saja semua alasan itu mestinya janganlah menjadi alasan utama atau yang
paling dasar. Jiwa penghayatan liturgi yang paling murni dan mendasar adalah kerinduan
hati untuk berjumpa dengan Tuhan.Ingin berjumpa dengan Tuhan memang mesti menjadi
alasan nomor satu bila kita berdoa atau berliturgi.
Hal ini bukan hanya menyangkut isi dasar liturgi kita, yang intinya perayaan
pertemuan dengan Tuhan. Akan tetapi, kerinduan kepada Tuhan juga dapat menjadi
faktor yang memurnikan semua motivasi kita dalam berliturgi. Bila kita mengikuti misa
kudus dan ternyata imamnya tidak mutu, tidak bisa nyanyi, marah melulu, maka orang
tidak perlu kecewa berkepanjangan karena yang penting baginya berjumpa dengan
Tuhan. “saya pergi ke misa kudus ini kan untuk bertemu dengan Tuhan. Maka siapa atau
bagaimana imamnya, itu tidak terlalu penting”. Itu kata-kata orang yang menghayati
motivasi dasar berliturgi pada soal kerinduan hati kepada Tuhan.
Para misdinar yang bertugas tentulah selalu datang dalam perayaan liturgi setiap
Minggunya. Namun bagi mereka yang tidak bertugas misdinar waktu itu, mereka juga
datang bukan karena itu kebiasaan mereka. Terlebih karena mereka juga mengalami yang
namanya kerinduan berjumpa akan Tuhan. Maka dari itu misdinar yang ada di Paroki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Santo Mikael Pangkalan ini secara keseluruhan memiliki kerinduan berjumpa akan Tuhan
yang senantiasa mereka nantikan dalam hidupnya.
j. Hati yang Terbuka, Sabar, Hening, dan Penuh Iman
Berliturgi berarti memasuki ruang batin tempat perjumpaan kita dengan Tuhan secara
paling didasari. Ruang batin itu akan mudah diketemukan dan dialami bilamana hati kita
adalah hati yang terbuka, sabar, hening, dan mempunyai kepasrahan iman yang
mendalam. Hati yang terbuka itu tampak dalam sikap yang mau menerima dengan
gembira segala sesuatu yang terjadi dalam perayaan liturgi itu.
Inilah yang dirasa sangat penting bagi para misdinar di Paroki, karena dengan
mereka melayani romo saat perayaan Ekaristi, mereka harus memiliki hati yang terbuka
dan tidak merasa terbebani oleh apa yang akan diberikannya sebagai tanggung jawabnya.
Sabar dalam menjalankan tugas pelayanannya meskipun sudah melayani dengan rasa
lelah mereka tidak mendapatkan upah, mereka haruslah memiliki sikap sabar dan dengan
hati terbuka menerima tugas itu sebaik mungkin.
Sikap hening dan penuh iman ini ditunjukkan ketika para misdinar bertugas
melayani. Karena yang menjadi sorotan pertama dalam menjalankan tugas pelayanan
adalah misdinar. Ketika para misdinar rebut sendiri, maka umat akan bertanya-tanya,
mengapa misdinarnya malah rebut sendiri. Sebagai misdinar hendaknya memiliki sikap
hening yang baik untuk menghormati sakralnya perayaan Ekaristi. Tidak itu saja, sebagai
misdinar juga memiliki sikap penuh iman dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang
pelayan. Karena yang mereka layani adalah Tuhan sendiri yang hadir dalam perayaan
Ekaristi.
10. Doa Para Misdinar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tuhan Yesus Kristus, terima kasih kepada-Mu sebab Engkau memanggil dan memilih
kami untuk menjadi pelayan-pelayan altar-Mu. Meski kami ini banyak kekurangan Engkau
memperkenankan kami untuk melayani imam-imam-Mu dalam membagikan rahasia kudus-
Mu bagi umat beriman. Arahkanlah seluruh pikiran kami kepada-Mu, murnikanlah selalu
hati kami seperti hati-Mu, laraskanlah selalu mulut kami sesuai sabda-Mu, dan letakkanlah
selalu kekuatan-Mu pada tangan dan kaki kami agar kami layak menjadi alat-alat-Mu.
Semoga Ekaristi menjadi sumber hidup kami dan doa Bunda Maria, Santo Tarsisius serta
para kudus-Mu menjadi perlindungan kami. Sebab Engkaulah Tuhan dan pengantara kami.
Amin.
Dalam praktiknya para misdinar di Paroki Santo Mikael Pangkalan ini kurang mengerti
akan doa misdinar ini, karena doa yang selalu diterima adalah doa spontan yaitu doa
persiapan sebelum misa dimulai. Dan biasanya dipimpin oleh prodiakon atau pun para
misdinar. Terkadang doa juga langsung oleh romonya. Sebelum dan sesudah perayaan
Ekaristi para misdinar selalu mendoakan doa yang dilakukan bersama-sama oleh para
petugas liturgi disakristi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MAKNA SPIRITUALITAS SANTO TARSISIUS DALAM TUGAS PELAYANAN
MISDINAR DI PAROKI SANTO MIKAEL PANGKALAN
Nama : Gabriel Alexandro Tobias
Lingkungan : Ignastius Loyoya
Status : SMA
Pertanyaan.
Spiritualitas Santo Tarsisius
1. Sejauh mana kalian mengenal Santo Tarsisius
Kalau St. Tarisius yang saya tau dia cuma pelindung putera-puteri altar se-Indonesia
mungkin.
2. Apakah kalian mengenal kisah dari Santo Tarsisius
Kalau sejarahnya kurang tahu
3. Bagaimana kalian mewujudkan spiritualitas yang dimiliki Santo Tarsiisus ke dalam tugas
pelayananmu sebagai misdinar
Kalau saya sendiri karena belum mengenal St. Tarsisius jadi spiritualitasnya juga kurang
mengerti. Tapi kalau untuk melayaninya yang pasti ikhlas, tugas tanpa beban
4. Apakah kalian memiliki spiritualitas pelayanan yang sama seperti Santo Tarsisius dalam
melayani
Mungkin sampai saat ini belum
Pelayanan Misdinar
5. Apakah kalian melaksanakan tugas sebagai misdinar dengan pilihan sendiri
Iya, pilihan sendiri
6. Apakah kalian selalu melaksanakan tugas dengan baik sesuai jadwal
Masih kurang baik, kadang masih ramai. Waktu tugas masih ngobrol dengan teman lainnya
7. Apakah kalian tidak merasa keberatan akan tugas yang diberikan
Terkadang keberatan, karena dari sayanya sendiri malas atau ada jadwal lain (kegiatan
sekolah)
LAMPIRAN 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8. Apakah kalian senang menjadi misdinar
Senang, karena yang pasti bisa kumpul dengan teman, kenal dengan teman lain lingkungan
9. Apakah menjadi misdinar pilihan kalian sendiri
iya
10. Apakah ada teman atau saudara yang mengajak kalian menjadi misdinar
Ada, teman dan tertarik masuk menjadi misdinar
11. Apakah suka dan duka kalian menjadi misdinar
Suka: kalau ada latihan-latihan misdinar bisa kumpul-kumpul
Duka: awal-awal belum kerasa, tapi akhir-akhir ini kerasa, karena tanggungan jadi
pengurus. Harus ngurusi anak-anak ngeyelnya, jarang datang. Sehingga membuat saya
emosi
12. Apa yang menjadi dasar kalian menjadi misdinar
Dulu karena ajakan teman trus katanya asik lalu coba-coba ikut
13. Mengapa kalian bergabung dalam misdinar
14. Apakah kalian mersa senang dan bangga menjadi misdinar
Bangga jadi misdinar
15. Apakah kalian ingin sekali bertugas sebagai misdinar
Dulu awal-awal masuk PA pasti ingin, datang kegereja langsung ke sakristi eh ruang ganti.
Sekarang mood-moodan. Biasanya sehari sebelum misa biasanya ada pengumuman dan
kalau saya bisa saya gantikan ya saya gantikan
16. Motivasi apa yang mendorong kalian untuk bertugas sebagai misdinar
Kalau selama ini gak ada, karena sejak kecil jarang kegereja dan baru sekarang aktif di
misdinar
17. Apa yang akan kalian lakukan untuk kemajuan misdinar paroki
Menurut saya yang perlu dari hal sepele yaitu komunikasi, keihklasan bertugas
18. Menurut kalian, apakah kalian sudah melakukan pelayanan sebagai misdinar dengan baik
belum
19. Apa saja tantangan yang kalian hadapi ketika menjadi misdinar
Dari dalam : malas
Dari luar : teman yang mengajak ngobrol saat bertugas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20. Apa yang kalian lakukan untuk mengatasi tantangan tersebut
Yang penting berubah dari diri sendiri, kalau niatnya bener-bener tugas ya diusahakan
seminimal mungkin gak bicara, terkadang nafsu kan gak bisa ditahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MAKNA SPIRITUALITAS SANTO TARSISIUS DALAM TUGAS PELAYANAN
MISDINAR DI PAROKI SANTO MIKAEL PANGKALAN
Nama : Carmelita Krisan
Lingkungan : Pius X
Status : SMA
Pertanyaan.
Spiritualitas Santo Tarsisius
1. Sejauh mana kalian mengenal Santo Tarsisius
Cuma tau santo pelindung misdinar
2. Apakah kalian mengenal kisah dari Santo Tarsisius
Gak tahu
3. Bagaimana kalian mewujudkan spiritualitas yang dimiliki Santo Tarsiisus ke dalam tugas
pelayananmu sebagai misdinar
Belum
4. Apakah kalian memiliki spiritualitas pelayanan yang sama seperti Santo Tarsisius dalam
melayani
Belum punya
Pelayanan Misdinar
5. Apakah kalian melaksanakan tugas sebagai misdinar dengan pilihan sendiri
Pilihan sendiri
6. Apakah kalian selalu melaksanakan tugas dengan baik sesuai jadwal
Gak sesuai jadwal, terkadang menggantikan secara dadakan
7. Apakah kalian tidak merasa keberatan akan tugas yang diberikan\
Gak merasa keberatan
8. Apakah kalian senang menjadi misdinar
Gak seneng-seneng banget
9. Apakah menjadi misdinar pilihan kalian sendiri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dulu ada yang ngajak, ya setengah-setengah ada keinginan sendiri da nada yang ngajak
10. Apakah ada teman atau saudara yang mengajak kalian menjadi misdinar
teman
11. Apakah suka dan duka kalian menjadi misdinar
Selama 4 tahun setengah saya mengalami sukanya banyak temen, dukanya banyak temen—
temen yang nge-gap berkelompok-kelompok
12. Apa yang menjadi dasar kalian menjadi misdinar
Ingin melayani Tuhan
13. Mengapa kalian bergabung dalam misdinar
Ingin melayani Tuhan
14. Apakah kalian mersa senang dan bangga menjadi misdinar
Lumayan bangga
15. Apakah kalian ingin sekali bertugas sebagai misdinar
Pengen tugas, karena bosen cuma duduk digereja
16. Motivasi apa yang mendorong kalian untuk bertugas sebagai misdinar
Karena bosen jadi pengen tugas biar gak ngantuk
17. Apa yang akan kalian lakukan untuk kemajuan misdinar paroki
Pengennya tu jujur aja kalau ada anak yang baru dan lebih diutamakan dan yang lama
tugas malam paskah aja gak pernah. Pengen adil aja
18. Menurut kalian, apakah kalian sudah melakukan pelayanan sebagai misdinar dengan baik
Kadang-kadang baik, menjalankan sesuai dengan perintah. Yang gak baik kadang salah
dalam bertugas
19. Apa saja tantangan yang kalian hadapi ketika menjadi misdinar
Kurang membagi waktu dengan kegiatan diluar misdinar
20. Apa yang kalian lakukan untuk mengatasi tantangan tersebut
Belum ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MAKNA SPIRITUALITAS SANTO TARSISIUS DALAM TUGAS PELAYANAN
MISDINAR DI PAROKI SANTO MIKAEL PANGKALAN
Nama : Stefanus Dita Armanda
Lingkungan : St. Andreas Rasul Wonocatur Timur
Status : SMK
Pertanyaan.
Spiritualitas Santo Tarsisius
1. Sejauh mana kalian mengenal Santo Tarsisius
Kalau mengenal tentang St. Tarsisius itu belum “patio” kenal banget, soalnya kan juga aku
digereja kn baru-baru ini baru deket dengan misdinar, belum dong lah sama Tarsisius itu
apa
2. Apakah kalian mengenal kisah dari Santo Tarsisius
Tentang ajaran untuk berdoa juga misdinar untuk melatih, mengenal barang-barang
Ekaristi sama perjamuan Ekaristi tu apa aja
3. Bagaimana kalian mewujudkan spiritualitas yang dimiliki Santo Tarsiisus ke dalam tugas
pelayananmu sebagai misdinar
Dengan cara kita bertugas misdinar trus kalau ada acara APP, BKSN kita juga datang
karena itu termasuk dalam itunya Tarsisius
4. Apakah kalian memiliki spiritualitas pelayanan yang sama seperti Santo Tarsisius dalam
melayani
Belum punya, saya sebagai misdinar belum terlalu dong lah apa itu Ekaristi missal jumat
Agung, dll
Pelayanan Misdinar
5. Apakah kalian melaksanakan tugas sebagai misdinar dengan pilihan sendiri
iya
6. Apakah kalian selalu melaksanakan tugas dengan baik sesuai jadwal
Nek bertugas belum terlalu baik, kalau saya ada jadwal sering kalinya saya gak bisa karena
ada kegiatan lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7. Apakah kalian tidak merasa keberatan akan tugas yang diberikan
Kalau buat saya enggak
8. Apakah kalian senang menjadi misdinar
senang
9. Apakah menjadi misdinar pilihan kalian sendiri
Teman ya saudara juga
10. Apakah ada teman atau saudara yang mengajak kalian menjadi misdinar
Teman juga saudara
11. Apakah suka dan duka kalian menjadi misdinar
Suka: punya teman banyak dari lingkungan mana aja bisa saling kenal
Duka: kayak kurang komunikasi sama teman-teman
12. Apa yang menjadi dasar kalian menjadi misdinar
Memberi contoh untuk anak-anak yang lain
13. Mengapa kalian bergabung dalam misdinar
14. Apakah kalian mersa senang dan bangga menjadi misdinar
Bangga, kita bisa nyontohin anak-anak yang lain biar bisa menjadi anggota misdinar yang
baik lagi jadi penyemangat lagi
15. Apakah kalian ingin sekali bertugas sebagai misdinar
pengen
16. Motivasi apa yang mendorong kalian untuk bertugas sebagai misdinar
Melayani saat Ekaristi
17. Apa yang akan kalian lakukan untuk kemajuan misdinar paroki
Dalam bidang pelatihan misdinar yang rutin, dan ini baru program kerja yang kami buat
18. Menurut kalian, apakah kalian sudah melakukan pelayanan sebagai misdinar dengan baik
belum
19. Apa saja tantangan yang kalian hadapi ketika menjadi misdinar
Dari dalam diri Malas, kalau dari luar sering-seringnya diajak teman main
20. Apa yang kalian lakukan untuk mengatasi tantangan tersebut
Kita bisa ngatur waktu missal hari sabtu atau minggu kita kegereja dulu baru main dan itu
sudah saya terapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PEDOMAN WAWANCARA DAN OBSERVASI
MAKNA SPIRITUALITAS SANTO TARSISIUS DALAM TUGAS PELAYANAN
MISDINAR DI PAROKI SANTO MIKAEL PANGKALAN YOGYAKARTA
Nama : Stefanus Nurma Indramawan
Lingkungan : St. Andrea Rasul
Status : SMA
Spiritualitas Santo Tarsisius
1. Sejauh mana kalian mengenal Santo Tarsisius
Santo Tarsisius itu Santo Pelindung misdinar, pelindung gereja
2. Apakah kalian mengenal kisah dari Santo Tarsisius
Saya belum tahu
3. Bagaimana kalian mewujudkan spiritualitas yang dimiliki Santo Tarsiisus ke dalam
tugas pelayananmu sebagai misdinar
Dengan cara melayani Tuhan sebagai misdinar
4. Apakah kalian memiliki spiritualitas pelayanan yang sama seperti Santo Tarsisius dalam
melayani
Ya dalam melayani saat bertugas misdinar
Pelayanan Misdinar
5. Apakah kalian melaksanakan tugas sebagai misdinar dengan pilihan sendiri
Dengan ajakan teman
6. Apakah kalian selalu melaksanakan tugas dengan baik sesuai jadwal
Belum, terkadang bolong-bolong dan menggantikan
7. Apakah kalian tidak merasa keberatan akan tugas yang diberikan
tidak
8. Apakah kalian senang menjadi misdinar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Senang karena bisa latihan bareng
9. Apakah menjadi misdinar pilihan kalian sendiri
Tidak, karena ajakan teman
10. Apakah ada teman atau saudara yang mengajak kalian menjadi misdinar
Ajakan teman untuk menjadi misdinar
11. Apakah suka dan duka kalian menjadi misdinar
Suka: bisa kumpul bareng, bisa bercanda
Duka: kadang kalau disuruh tugas malas
12. Apa yang menjadi dasar kalian menjadi misdinar
Bisa melayani Tuhan
13. Mengapa kalian bergabung dalam misdinar
Ya karena bisa kumpul bareng dan latihan bareng, bisa melayani saat acara-acara itu
14. Apakah kalian mersa senang dan bangga menjadi misdinar
Senang
15. Apakah kalian ingin sekali bertugas sebagai misdinar
Ingin sekali
16. Motivasi apa yang mendorong kalian untuk bertugas sebagai misdinar
Bisa melayani
17. Apa yang akan kalian lakukan untuk kemajuan misdinar paroki
Biar lebih rajin lagi buat tugas dengan cara komunikasi yang baik
18. Menurut kalian, apakah kalian sudah melakukan pelayanan sebagai misdinar dengan
baik
Belum terlalu
19. Apa saja tantangan yang kalian hadapi ketika menjadi misdinar
Kadang kalau ke gereja suka diajak main
20. Apa yang kalian lakukan untuk mengatasi tantangan tersebut
Ya sebenarnya milih ke gereja, tapi malah justru milih main, ya caranya kita percaya
diri masuk ke gereja dan tidak usah ikut-ikutan teman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PEDOMAN WAWANCARA DAN OBSERVASI
MAKNA SPIRITUALITAS SANTO TARSISIUS DALAM TUGAS PELAYANAN
MISDINAR DI PAROKI SANTO MIKAEL PANGKALAN YOGYAKARTA
Nama : Lukas Abi Hermawan
Lingkungan : St. Andreas Rasul
Status : SMP
Spiritualitas Santo Tarsisius
1. Sejauh mana kalian mengenal Santo Tarsisius
Kalau saya itu mengenal Santo Tarsisius itu pelindung PA
2. Apakah kalian mengenal kisah dari Santo Tarsisius
Belum tahu, bukan tidak tahu
3. Bagaimana kalian mewujudkan spiritualitas yang dimiliki Santo Tarsiisus ke dalam
tugas pelayananmu sebagai misdinar
Tugas sesuai jadwal dan menggantikan teman yang tidak bertugas
4. Apakah kalian memiliki spiritualitas pelayanan yang sama seperti Santo Tarsisius dalam
melayani
Melayani Tuhan
Pelayanan Misdinar
5. Apakah kalian melaksanakan tugas sebagai misdinar dengan pilihan sendiri
Ajakan teman untuk menjadi PA dan sekarang sudah mengenal semua
6. Apakah kalian selalu melaksanakan tugas dengan baik sesuai jadwal
Belum tentu, terkadang menggantikan teman yang tidak datang
7. Apakah kalian tidak merasa keberatan akan tugas yang diberikan
Tidak, karena melayani Tuhan
8. Apakah kalian senang menjadi misdinar
Senang karena saat membantu romo di altar itu dilihat umat
9. Apakah menjadi misdinar pilihan kalian sendiri
Diajak sama teman untuk bergabung menjadi misdinar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10. Apakah ada teman atau saudara yang mengajak kalian menjadi misdinar
Ada, yaitu teman
11. Apakah suka dan duka kalian menjadi misdinar
Suka : bertemu dengan teman dan bisa sharing tentang liturgi tentang perkembangan
dan evaluasi misdinar
12. Apa yang menjadi dasar kalian menjadi misdinar
melayani
13. Mengapa kalian bergabung dalam misdinar
Karena prinsip saya ingin melayani Tuhan dengan ikhlas dengan baik dengan cara
menjadi PA
14. Apakah kalian mersa senang dan bangga menjadi misdinar
15. Apakah kalian ingin sekali bertugas sebagai misdinar
ingin
16. Motivasi apa yang mendorong kalian untuk bertugas sebagai misdinar
Ingin membanggakan orang tua, Gereja, dan Tuhan serta diri sendiri
17. Apa yang akan kalian lakukan untuk kemajuan misdinar paroki
Menjadi misdinar saya sudah 4 tahun, dan ingin memajukan misdinar dengan cara ingin
adanya regenerasi misdinar
18. Menurut kalian, apakah kalian sudah melakukan pelayanan sebagai misdinar dengan
baik
Belum, masih ada kekurangan
19. Apa saja tantangan yang kalian hadapi ketika menjadi misdinar
Diajak main oleh teman daripada ke gereja
20. Apa yang kalian lakukan untuk mengatasi tantangan tersebut
Kalau teman tersebut sudah kegereja, biasanya saya pindah ke gereja lain agar saya
dapat fokus dulu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PEDOMAN WAWANCARA DAN OBSERVASI
MAKNA SPIRITUALITAS SANTO TARSISIUS DALAM TUGAS PELAYANAN
MISDINAR DI PAROKI SANTO MIKAEL PANGKALAN YOGYAKARTA
Nama : Bernadeta Ratri Dewi
Lingkungan : Pius X
Status : SMP
Spiritualitas Santo Tarsisius
1. Sejauh mana kalian mengenal Santo Tarsisius
Aku gak begitu tahu, hanya sekedar tahu dia itu Santo Pelindung misdinar saja
2. Apakah kalian mengenal kisah dari Santo Tarsisius
Tidak tahu
3. Bagaimana kalian mewujudkan spiritualitas yang dimiliki Santo Tarsiisus ke dalam
tugas pelayananmu sebagai misdinar
Ada kegiatan misdinar, BAKSOS itu ikut
4. Apakah kalian memiliki spiritualitas pelayanan yang sama seperti Santo Tarsisius dalam
melayani
Belum, karena dulu sempat jarang tugas
Pelayanan Misdinar
5. Apakah kalian melaksanakan tugas sebagai misdinar dengan pilihan sendiri
Iya,
6. Apakah kalian selalu melaksanakan tugas dengan baik sesuai jadwal
sesuai, terkadang digantikan dan menggantikan teman
7. Apakah kalian tidak merasa keberatan akan tugas yang diberikan
Tergantung dengan waktunya
8. Apakah kalian senang menjadi misdinar
Ya senang juga ada dukanya
9. Apakah menjadi misdinar pilihan kalian sendiri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pilihan sendiri
10. Apakah ada teman atau saudara yang mengajak kalian menjadi misdinar
Tidak ada
11. Apakah suka dan duka kalian menjadi misdinar
Suka : ketemu teman baru
Duka : susah ngatur waktu
12. Apa yang menjadi dasar kalian menjadi misdinar
Melayani Tuhan dan menambah teman
13. Mengapa kalian bergabung dalam misdinar
Saya bergabung sudah 5 tahun
14. Apakah kalian mersa senang dan bangga menjadi misdinar\
Senang
15. Apakah kalian ingin sekali bertugas sebagai misdinar
ingin
16. Motivasi apa yang mendorong kalian untuk bertugas sebagai misdinar
Ikut berpartisipasi dalam kegiatan misdinar
17. Apa yang akan kalian lakukan untuk kemajuan misdinar paroki
18. Menurut kalian, apakah kalian sudah melakukan pelayanan sebagai misdinar dengan
baik
Belum terlalu
19. Apa saja tantangan yang kalian hadapi ketika menjadi misdinar
Saat awal, masih merasa asing
20. Apa yang kalian lakukan untuk mengatasi tantangan tersebut
Sering kumpul dengan teman sehingga bisa saling membaur dengan teman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PEDOMAN WAWANCARA DAN OBSERVASI
MAKNA SPIRITUALITAS SANTO TARSISIUS DALAM TUGAS PELAYANAN
MISDINAR DI PAROKI SANTO MIKAEL PANGKALAN YOGYAKARTA
Nama : Monica Estera
Lingkungan : Petrus Faber Gatak
Status : SMA
Spiritualitas Santo Tarsisius
1. Sejauh mana kalian mengenal Santo Tarsisius
Sebenarnya sih belum banyak tahu, tapi yang saya tahu hanya pelindung putera-puteri
altar
2. Apakah kalian mengenal kisah dari Santo Tarsisius
Belum tahu
3. Bagaimana kalian mewujudkan spiritualitas yang dimiliki Santo Tarsiisus ke dalam
tugas pelayananmu sebagai misdinar
Harus lebih ikhlas dalam menjalankan tugas dimisdinar, tanpa ada perasaan paksaan
4. Apakah kalian memiliki spiritualitas pelayanan yang sama seperti Santo Tarsisius dalam
melayani
Ada
Pelayanan Misdinar
5. Apakah kalian melaksanakan tugas sebagai misdinar dengan pilihan sendiri
Iya, pilihan sendiri
6. Apakah kalian selalu melaksanakan tugas dengan baik sesuai jadwal
Kalau sesuai jadwal belum, namun lebih seringnya baru sekarang, kalau dulu masih
malu-malu
7. Apakah kalian tidak merasa keberatan akan tugas yang diberikan
Tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8. Apakah kalian senang menjadi misdinar
iya
9. Apakah menjadi misdinar pilihan kalian sendiri
iya
10. Apakah ada teman atau saudara yang mengajak kalian menjadi misdinar
Tidak ada
11. Apakah suka dan duka kalian menjadi misdinar
Dari pengurus : suka : lebih banyak pengalaman-pengalaman dari pengurus misdinar
yang dulu jadi banyak teman dan relasi yang banyak
Duka : kalau pas misa, misdinarnya kurang dan harus mencari-cari orang dulu
12. Apa yang menjadi dasar kalian menjadi misdinar
Ingin melayani
13. Mengapa kalian bergabung dalam misdinar
Ingin melayani Tuhan
14. Apakah kalian mersa senang dan bangga menjadi misdinar
Bangga
15. Apakah kalian ingin sekali bertugas sebagai misdinar
ingin
16. Motivasi apa yang mendorong kalian untuk bertugas sebagai misdinar
Melihat jadi misdinar itu enak dan banyak teman
17. Apa yang akan kalian lakukan untuk kemajuan misdinar paroki
18. Menurut kalian, apakah kalian sudah melakukan pelayanan sebagai misdinar dengan
baik
19. Apa saja tantangan yang kalian hadapi ketika menjadi misdinar
Terkadang malas untuk tugas, dan masih memilih-milih teman untuk bertugas
20. Apa yang kalian lakukan untuk mengatasi tantangan tersebut
Bisa akrab dengan teman-teman yang lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PEDOMAN WAWANCARA DAN OBSERVASI
MAKNA SPIRITUALITAS SANTO TARSISIUS DALAM TUGAS PELAYANAN
MISDINAR DI PAROKI SANTO MIKAEL PANGKALAN YOGYAKARTA
Nama :
Lingkungan :
Status :
Spiritualitas Santo Tarsisius
1. Sejauh mana kalian mengenal Santo Tarsisius
2. Apakah kalian mengenal kisah dari Santo Tarsisius
3. Bagaimana kalian mewujudkan spiritualitas yang dimiliki Santo Tarsiisus ke dalam
tugas pelayananmu sebagai misdinar
4. Apakah kalian memiliki spiritualitas pelayanan yang sama seperti Santo Tarsisius dalam
melayani
Pelayanan Misdinar
5. Apakah kalian melaksanakan tugas sebagai misdinar dengan pilihan sendiri
6. Apakah kalian selalu melaksanakan tugas dengan baik sesuai jadwal
7. Apakah kalian tidak merasa keberatan akan tugas yang diberikan
8. Apakah kalian senang menjadi misdinar
9. Apakah menjadi misdinar pilihan kalian sendiri
10. Apakah ada teman atau saudara yang mengajak kalian menjadi misdinar
11. Apakah suka dan duka kalian menjadi misdinar
12. Apa yang menjadi dasar kalian menjadi misdinar
13. Mengapa kalian bergabung dalam misdinar
14. Apakah kalian merasa senang dan bangga menjadi misdinar
15. Apakah kalian ingin sekali bertugas sebagai misdinar
16. Motivasi apa yang mendorong kalian untuk bertugas sebagai misdinar
17. Apa yang akan kalian lakukan untuk kemajuan misdinar paroki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18. Menurut kalian, apakah kalian sudah melakukan pelayanan sebagai misdinar dengan
baik
19. Apa saja tantangan yang kalian hadapi ketika menjadi misdinar
20. Apa yang kalian lakukan untuk mengatasi tantangan tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PEDOMAN WAWANCARA DAN OBSERVASI
MAKNA SPIRITUALITAS SANTO TARSISIUS DALAM TUGAS PELAYANAN
MISDINAR DI PAROKI SANTO MIKAEL PANGKALAN YOGYAKARTA
Nama :
Lingkungan :
Status :
Spiritualitas Santo Tarsisius
1. Sejauh mana kalian mengenal Santo Tarsisius
2. Apakah kalian mengenal kisah dari Santo Tarsisius
3. Bagaimana kalian mewujudkan spiritualitas yang dimiliki Santo Tarsiisus ke dalam
tugas pelayananmu sebagai misdinar
4. Apakah kalian memiliki spiritualitas pelayanan yang sama seperti Santo Tarsisius dalam
melayani
Pelayanan Misdinar
5. Apakah kalian melaksanakan tugas sebagai misdinar dengan pilihan sendiri
6. Apakah kalian selalu melaksanakan tugas dengan baik sesuai jadwal
7. Apakah kalian tidak merasa keberatan akan tugas yang diberikan
8. Apakah kalian senang menjadi misdinar
9. Apakah menjadi misdinar pilihan kalian sendiri
10. Apakah ada teman atau saudara yang mengajak kalian menjadi misdinar
11. Apakah suka dan duka kalian menjadi misdinar
12. Apa yang menjadi dasar kalian menjadi misdinar
13. Mengapa kalian bergabung dalam misdinar
14. Apakah kalian merasa senang dan bangga menjadi misdinar
15. Apakah kalian ingin sekali bertugas sebagai misdinar
16. Motivasi apa yang mendorong kalian untuk bertugas sebagai misdinar
17. Apa yang akan kalian lakukan untuk kemajuan misdinar paroki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18. Menurut kalian, apakah kalian sudah melakukan pelayanan sebagai misdinar dengan
baik
19. Apa saja tantangan yang kalian hadapi ketika menjadi misdinar
20. Apa yang kalian lakukan untuk mengatasi tantangan tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DATA MISDINAR
GEREJA ST. MIKAEL PANGKALAN ADISUTJIPTO
NO NAMA LENGKAP TTL NO.HP ALAMAT LINGKUNGAN
1. Albert Ardenta R
15 Juni 2000 082138917007 Perum. Pesona Alam No.20, Ngentak, Banguntapan
Pius X Pelem
2. Antonius Ariel D.S 6 Januari 2002 - Wonocatur, 492 A Andreas Rasul Wonocatur Timur
3. Alexandra Kirana Putri L 3 Oktober 1999 087839307849 Komplek AURI blok J-3, Lanud Adisutjipto
Rafael Pangkalan
4. Andreas Bakti Dacosta 29 Juli 2002 082220084093 Blok O No.4, Lanud Adisutjipto
Rafael Pangkalan
5. Andrea Cindy Rosariputri 9 Februari 2002 085327819686 Jl. Bekisar III, Gg. Perkutut, No.76, Wonocatur
Andreas Rasul
6. Antonius Septian Aji S 29 Septmber 2001 081804170985 Gatak, RT. 11 RW. 05 Petrus Faber Gatak
7. Agatha Fabyan 17 Februari 2001 089650101571 Pelem Kidul, RT.12/RW.02, Baturetno, Banguntapan, Bantul
Pius X Pelem
8. Antonia Nismara P 4 September 2004 - Wonocatur, RT.02 RW.23 Banguntapan, Bantul
Mgr. Albertus Sugiyopranata
9. Andreas F Bore 27 November 2003 085225066792 Komplek TNI AU Blok O, No. 6
Rafael Pangkalan
10. Bernadeta Utami Ayuningtyas
2 September 2004 - Wonocatur RT. 12 N0.26 Banguntapan, Bantul
Andreas Rasul Wonocatur Timur
11. Bernadeta Ratri Dewi 15 Januari 2000 085743363937 Pelem Kidul, No.36, Bantul
Pius X Pelem
12. Christian Gilroy P 12 Juli 2003 087843160375 Wonocatur RT. 11 RW. 26
Andreas Rasul
13. Christoporus Dimas T W 3 Maret 2003 - Jl. Citrawaitu No. 02, Banguntapan, Bantul
Petrus Faber Gatak
14. Christiana Ageng K 19 Juni 1997 08562928719 Wonocatur RT. 04 RW.24
Mgr. Albertus Sugiyopranata
15. Chirstantika 3 Desember 1999 085259508484 Komplek Lanud Adisutjipto Blok. G No.18
Rafael Pangkalan
16. Eliana Nadiasari 21 Februari 1999 089697800021 Jomblangan RT.12, Banguntapan, Bantul
Andreas Rasul Wonocatur Timur
LAMPIRAN 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17. Elizabet Budi Febiana 27 Februari 2006 - Wonocatur Barat RT.07 RW 24
Mgr. albertus Sugiyopranata
18. Elizabeth Felia Petrisaura 23 Maret 2000 082242292447 Jl. Janti Gg. Nakula No. 31 RT.02, Karangjambe
Fransiskus Xaverius Karangjambe
19. Felicia Nafirstya Deyzitta 2 Desember 1999 081904100518 Blok Q-16 komp. TNI AU, Lanud Adisutjipto
Rafael Pangkalan
20. Filipus Kuncara Murti P 5 Mei 2003 081916362820 Gatak RT.10 RW.05 Petrus Faber Gatak
21. FX Sadewo Jalu Wicaksono 23 Maret 2004 - - Pertrus Faber Gatak
22. Lukas Aby H 25 Juni 2001 - Wonocatur RT.10 RW.25
Andreas Rasul Wonocatur
23. Michael Andrew T 28 April 2001 085715871157 Jl. Sengon No. 7 Ign. Loyola
24. Monica Estera 31 Maret 1999 081327989124 Jl. Pedak 311 Bangutapan, Bantul
Petrus Faber Gatak
25. Maria Anggraeni P S 25 November 2002 - Wonocatur 02/23, Banguntapan, Bantul
Mgr. Albertus Sugiyopranata
26. Monica Aprilia Daisy L 9 April 2006 - Ngentak Baru, Banguntapan Bantul
Pius X Pelem
27. Margaretha Budi Fifiana 27 Februari 2006 - Wonocatur barat Mgr. Albertus Sugiyopranata
28. Nickolas Jerome 10 Juni 2003 - Janti, Blok O Andreas Rasul Wonocatur Timur
29. Raras Sekar Talun 31 Maret 1999 089515296166 Tegal Kopen, RT.20 RW.29
Pius X Pelem
30. Riky Octavianus 20 Oktober 2000 088216496797 Perum. Tirta Buana Blok H 12 A, Cepor, Brebah
-
31. Theresia Oktacollina 20 Oktober 2001 089507440748 Pelem Kidul RT. 05/02
Pius X Pelem
32. Thomas Aquinas Yudha BP 9 September 1999 08562905068 Blok P-2, Komp. TNI AU Lanud Adisutjipto
Rafael Pangkalan
33. Yudita Setiowati 2 September 1999 087838467534 Wonocatur RT.04 RT.24
Mgr. Albertus Sugiyopranata
34. Vincentius Satria Adi W 20 Mei 2002 087839992898 Wonocatur RT.11 RW 26, Banguntapan, Bantul
Andreas Rasul Wonocatur Timur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PROGRAM KERJA BIDANG LITURGI DAN PERIBADATAN T.A. 2016
Outcomes Milestone Sasaran Strategis/
Output Indikator Asumsi / Resiko Program Kerja
Penanggung jawab
Gereja yang mampu menghadirkan perjumpaan dan sharing iman yang hidup sehingga pengalaman mistik Kristus dalam kurban dan perjamuan kudus sungguh menyentuh dan menggerakkan umat-Nya.
Terlaksananya pendidikan dan pelatihan pengurus Liturgi untuk menyiapkan kegiatan Liturgi Gereja.
Meningkatnya kualitas pemahaman, pelaksanaan, penghayatan umat dan pengurus Bidang Liturgi terhadap kehidupan berliturgi dan peribadatan.
Semakin banyak umat menghadiri perayaan dan devosi-devosi Ekaristi.
1. Visi Gereja yang kontekstual
tidak mudah dipahami umat.
2. Kebutuhan akan kuatnya arahan-arahan yang bersifat strategis.
b. Pertemuan kader
Bidang Liturgi secara berkala.
Kabid Liturgi & Peribadatan dan KTK Liturgi
Semakin banyak umat mengenal dan terlibat dalam aneka macam kekayaan tradisi Katolik.
Tersedianya sarana perjumpaan antar umat beriman dalam berbagai jenjang sebagai persiapan tugas Gereja masuk ke tempat yang lebih dalam.
Meningkatnya perjumpaan antar umat beriman yang saling meneguhkan satu sama lain sebagaimana roti yang dirubah dan dibagi-bagikan bagi kepentingan banyak orang.
Semakin banyak umat memanfaatkan perjumpaan dengan umat lintas paroki sehingga terjadi transformasi dalam hidup rohani.
a. Terjadi kerjasama yang
terbuka antar paroki dan pemangku wilayah setempat.
b. Umat basis lebih hidup.
c. Menghadirkan mistik Kristus yg lbh menyentuh.
c. Persiapan Kader
untuk mengikuti KEK KAS III.
LAMPIRAN 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gereja yang mampu menciptakan suasana liturgi yg menyentuh hati umat atas kehadiran Tuhan Yesus dengan terwujudnya kegiatan liturgis yang kontekstual sehingga mampu menjadi inspirasi dan gerakan untuk mewujudkan gereja signifikan dan relevan di masyarakat sebagai wujud ungkapan syukur kepada Allah.
a. Terwujudnya
inovasi model tradisi doa katolik dalam liturgi untuk memperdalam kekayaan iman dan membangkitkan makna spiritual yang memberi inspirasi bagi hidup sehari-hari.
a. Terwujudnya keterbukaan terhadap ide ide baru, sehingga terciptanya suasana liturgi yang hikmat, megah, anggun, agung dan berkualitas.
1. Tersedianya pedoman dasar pendidikan iman bagi umat dalam semua jenjang sebagai persiapan tugas internal gereja dan masyarakat bagi umat.
a. Meningkatnya
pengenalan dan pemahaman umat akan aneka macam tradisi katolik.
1. Meningkatnya
keterlibatan umat dalam aneka tradisi katolik.
2. Bertumbuhnya tradisi doa dan ibadat yang dialogis dengan budaya dan hidup umat setempat.
3. Semakin dialaminya wajah kerahiman Allah dalam hidup keseharian.
a. Semakin banyak
umat mendapat-kan kesempatan mengenal khazanah iman gereja katolik lewat kekayaan Liturgi gereja yang kontekstual dan sosialisasi aneka macam tradisi katolik.
1. Tumbuhnya habitus doa dan devosi yang berdialog dengan hidup umat setempat.
b. Partisipasi pengurus semakin
bergairah utk diajak bekerjasama.
c. Keterbatasan kemampuan pengurus tim kerja dlm menghidupkan liturgi yang kontekstual.
d. Keterbatasan waktu dalam persiapan.
1. Keterlibatan pengurus Liturgi lingkungan dalam pertemuan-pertemuan yang diadakan Bidang Liturgi sangat menentukan.
d. Resistensi perubahan liturgi yang bisa terjadi di kalangan umat.
e. Peranserta umat masih terbatas dalam hidup bermasyarakat khususnya jabatan publik.
1. Persiapan
pendampingan petugas pelayan Perayaan Ekaristi sesuai dengan tema dan perayaan, yaitu:
1. Persiapan kader dlm program yg ditawarkan oleh DKP KAS/Komisi Kevikepan/ Institusi lain yg terkait dlm Bidang Liturgi & Peribadatan.
2. Perayaan Meriah:
Perayaan Pekan Suci.
Perayaan Natal
1) Perayaan Krisma bersama Pesta Nama dan HUT Paroki.
3. Perayaan Khusus:
Ekaristi untuk org sakit/lansia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ekaristi HR Tubuh & Darah Kristus dg Komuni Pertama
Ekaristi/Ibadat Pembukaan & penutupan Bulan Maria & Rosario
Ekaristi Keluarga Kudus dg Penyegaran janji Nikah, EKM tutup tahun/tahun baru
4. Ekaristi Harian Pagi:
Senin: Ekaristi Komunitas dipersembahkan oleh 2 romo
1) Rabu: Spirituali-tas Bunda Maria
Jumat I: Siang misa Dinas TNI, Sore Misa dg Adorasi SMK
Sabtu: Misa spiritualitas St. Mikael
2) Misa inkulturasi
budaya tiap minggu ke-5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gereja yang mampu mewujudkan peradab-an kasih yang semakin sempurna melalui pemahaman peng-hayatan tradisi-tradisi gereja yang membuka diri terhadap budaya melalui kegiatan Prodiakon sebagai agen transformasi bagi pembinaan iman Katolik.
Terlaksananya pelatihan dan pembekalan bagi Prodiakon untuk peningkatan kualitas pelayanan baik di Paroki maupun di tingkat lingkungan.
Meningkatnya kualitas pemahaman, pelaksanaan, dan penghayatan tugas pada bidang-bidang pelayanan gereja sehingga semakin memahami karya dan hidup menggereja.
Prodiakon semakin banyak memanfaatkan materi pembelajaran dalam pelayanan Gereja.
Memanfaatkan dan menerima masukan-masukan yang dapat digunakan untuk tercapainya harapan dan tujuan bagi peningkatan pelayanan gereja.
2. Penjadwalan tugas
dan Pertemuan Prodiakon secara rutin (minggu I dan minggu III), pendampingan yang terstruktur dan berkelanjutan (OGF).
Romo Paroki Kabid Liturgi & Peribadatan dan KTK Prodiakon
Meningkatnya kemampuan para anggota Prodiakon dalam pelayanan sebagai efek dari pertemuan secara berkala.
Meminimalkan gangguan dan tindakan yang dapat menghambat rencana-rencana serta program yang dilaksanakan dan yang akan dicapai dengan pengawasan atau pengeditan masukan-masukan yang tidak perlu.
d. Pendampingan umat
dalam pertemuan APP, BKL, BKSN, Advent, dan Doa Rosario. (Pelayanan Prodiakon lintas lingkungan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Menjadikan Putra Altar sebagai umat basis yang semakin berkualitas dalam Iman, Persaudaraan dan Pelayanan.
Adanya kaderisasi bagi kaum remaja paroki yang diwadahi Putera Altar secara terencana, terintegrasi, tersis-tematisir dan terukur.
Menjadi Putra altar yang menjunjung tinggi kreatifitas, kualitas, berprestasi dan bertanggung jawab.
Semakin banyak umat memanfaatkan materi pembela-jaran, dan sosialisasi aneka macam tradisi katolik.
Terjadi Kerja sama yang terbuka antara Gereja dan pemang-ku wilayah setempat yang transparan dan akuntable.
e. Rekruitmen anggota
Putra Altar baru.
Romo Paroki Kabid Liturgi & Peribadatan dan KTK Putra Altar
Gereja memberikan pembinaan iman dalam formatio iman berjenjang bagi para Misdinar sebagai bagian dari pembinaan iman kaum remaja.
Terlaksananya peningkatan jumlah kegiatan pembinaan iman dan moral bagi Putra Altar secara terstruktur, terintegrasi dan tersistematisasi.
Meningkatnya pengenalan dan pemahaman umat khususnya Putra Altar akan aneka macam macam tradisi katolik.
Tumbuhnya habitus doa dan devosi yang berdialog dengan hidup umat setempat.
Dukungan orang tua atas keterlibatan putra/i-nya dalam kegiatan Putra Altar.
f. Pertemuan kader,
pendampingan yang terstruktur dan berkelanjutan bagi anggota Putra Altar dan orang tua.
KTK Putra Altar
Mendukung terciptanya suasana liturgi yang khidmat, agung, indah, dan megah dalam misa di Paroki Santo Mikael Pangkalan.
Meningkatnya animo para remaja untuk bergabung menjadi pelayanan liturgi/Putra Altar.
Demokrasi yg bersifat prosedural membuat situasi politik labil sangat berpengaruh bagi orang tua thd apa yg didapati dari berkegiatan di gereja khususnya Putra Altar.
g. Pelatihan anggota
Putra Altar baru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Mendukung terciptanya keakraban, kerjasama, keterbukaan dan kegembiraan Putra Altar sebagai pelayan altar.
Meningkatnya jumlah anggota Putra Altar sekaligus meningkatnya pelaksanaan tugas pelyanan setiap hari/minggunya.
a. Anak-anak akan bergairah
apabila diberi kepercaya-an untuk tampil/ pentas.
b. Perlu meluangkan waktu dan latihan yang intensif.
h. Berpartisipasi dalam
Tarcisius Cup tingkat skevikepan.
Semakin dialaminya wajah kerahiman Allah dalam hidup keseharian.
Meningkatnya kegemaran Putera Altar untuk berkumpul dalam rangka bertekun dalam doa, merenungkan Kitab Suci.
a. Meningkatnya antusiasme
Misdinar dlm mengkikuti pertemuan-pertemuan.
b. Apabila kegiatan kurang menarik, membuat peserta menjadi bingung.
3. Pertemuan APP, BKL
dan Rosario, Pertemuan BKSN, Doa Rosario dan Pertemuan Adven.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Menjadikan umat basis semakin berkualitas dalam iman, persaudaraan dan pelayanan, mendorong umat untuk semakin terbuka dengan mengakomodir segala kreatifitas dan jenis musik yg dinyanyikan dalam pelaksanaan tugas dlm mendukung liturgi, sehingga pelayanan Pasdior semakin mendalami makna dan merasakan kedekatan dan kasih Kristus dalam beribadat.
Terwujudnya keter-bukaan terhadap ide ide baru, baik dalam pemilihan lagu (lagu yang disarankan dalam jadwal hanya membantu meng-arahkan sesuai dengan tema misa, namun tidak mutlak), iringan yang diguna- kan, irama musik, aransemen lagu, penggunaan alat musik tertentu) sehingga terciptanya suasana liturgi yang hikmat, agung dan megah berkualitas dan berprestasi.
a. Mendukung tercip-
tanya suasana liturgi yang khidmat, agung, indah, dan megah dalam misa misa di Paroki St. Mikael Pangkalan.
b. Mendukung terciptanya suasana liturgi yang khidmat, agung, indah, dan megah dalam misa di Paroki Santo Mikael Pangkalan.
Adanya kelompok umat paduan suara di 7 Lingkungan yang diwajibkan mempunyai klpk Paduan Suara untuk mendukung tugas misa di Paroki dan Lingkungan masing-masing.
Perlunya arahan yang jelas agar Paduan Suara dapat menuju arah yang diinginkan dalam mendukung terciptanya suasana yang liturgis.
4. Penjadwalan tugas
koor misa mingguan dan hari besar per enam bulanan (satu semesteran)
KTK Paduan Suara, Dirigen, Organis (Pasdior)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Mengembangkan, mewadahi, membina dan mengelola potensi seluruh umat agar dapat mendukung dan berpartisipasi di semua kegiatan liturgis melalui pengelolaan paduan suara, organis dan dirigen.
Terciptanya kemampuan lingkungan untuk menyiapkan koornya secara periodik tanpa masalah yang berarti.
Setiap kelompok paduan suara dan musik liturgi di Paroki diharapkan dapat terbuka dan menjunjung tinggi kreatifitas, berkualitas, berprestasi dan bertanggung jawab.
a. Latihan lebih
intensif.
b. Kelompok koor berseragam.
c. Perayaan Ekaristi sangat meriah.
a. Mudah mendapatkan
sumber bahan seperi Madah Bakti/ buku-buku yang resmi dari KWI.
b. Perlu kecermatan dalam pemilihan lagu.
5. Penyiapan koor
untuk hari besar.
Perayaan yang memperdalam kekayaan iman dengan inovasi model-model khasanah tradisi doa Katolik yang amat kaya dan mampu membangkitkan makna sipiritual serta memberi inspirasi hidup sehari-hari.
Semakin bervariasinya ungkapan iman dengan iringan berbagai tradisi doa katolik yang mampu membangkit-kan makna spiritual serta memberi insiprasi hidup sehari-hari.
Pengenalan lagu lagu yang berhubungan dengan budaya dan hidup umat setempat.
Paduan Suara Putra Altar, Mudika, sekolah-sekolah, Persekutuan Doa Kharismatik, Ibu-Ibu Paroki, atau kelompok minat tertentu.
a. Banyak
kelompok koor yg dilibatkan.
o Kelompok koor
kategorial ikut berpartisipasi.
o Perlu
koordinasi yang intensif.
a. Mendapat dukungan dari
kelompok koor lingkungan/paroki sebagai variasi mengatasi kejenuhan.
6. Penjadwalan paduan
suara tamu (sekolah, kelompok tertentu PD Kharismatik) untuk bertugas di Gereja St. Mikael Pangkalan.
Gereja mendorong, mewadahi, membina,
Terciptanya kemampuan Paroki untuk melaksanakan pelayanan liturgi
Pemilihan alat dan irama musik pada misa selain misa tematis. Alat musik
Semakin banyaknya partisipasi umat lingkungan yang terlibat dalam koor
1. Memerlukan waktu lama dan
pendampingan secara intensif.
i. Menggiatkan
Paduan Suara Paroki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengembangkan dan mengelola potensi seluruh umat agar dapat mendukung dan berpartisipasi di semua kegiatan liturgis melalui pengelolaan paduan suara, organis dan dirigen.
dengan kesiapan koor-koor lingkungan sesuai dengan tema misa secara periodik tanpa masalah yang berarti.
yang dianjurkan adalah organ, piano, keyboard gereja.
lingkungan dengan kemampuan yang cukup baik.
a. Setiap lingkungan belum memiliki pelatih dan organis.
Pada misa tematis seperti misa keroncong, kolintang, angklung, gamelan, akustik misa kaum muda, maka alat musik lain dapat digunakan sesuai dengan tema misa. Iringan klasik dgn menggunakan Assamble, Chamber Music dan Orchestra diperbolehkan bahkan sangat dianjurkan.
Semakin banyaknya partisipasi umat lingkungan yang memiliki kemampuan teknis dalam koor lingkungan dengan kemampuan yang cukup baik.
j. Bantuan pelatihan
teknis paduan suara dan dirigen.
Perayaan yang memperdalam kekayaan iman dengan iringan organis mampu membangkitkan makna sipiritual serta memberi inspirasi hidup sehari-hari.
Semakin dalamnya ungkapan iman dengan iringan yang mampu membangkitkan makna spiritual serta memberi insiprasi hidup setiap hari.
Meningkatnya jumlah umat yang mengikuti perayaan ekaristi harian dengan kemeriahan liturgi yang dinyanyikan dengan iringan musik.
Meningkatnya jumlah kehadiran umat dalam perayaan ekaristi harian karena kemeriahan perayaan dengan iringan organis.
a. Kehadiran organis setiap
misa harian secara rutin.
b. Memerlukan waktu lama & pendampingan scr intensif.
c. Setiap lingkungan belum tentu memiliki pelatih koor dan organis.
7. Mengupayakan
bantuan koor kecil dan organis dalam misa pagi.
8. Pengorganisasian
organis menjadi organis paroki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9. Mengikuti program
Pasdior Kevikepan dan atau KAS, serta undangan dari pihak lain.
10. Penyiapan dan
pendampingan
kepada organis
pemula untuk
mengiringi misa
mingguan (hari
Sabtu).
Gereja memberi ruang gerak dan kesempatan luas bagi anak, remaja, dan orangtua untuk ambil bagian dalam kehidupan mengereja.
Terdapat sinergi dan menguatnya jejaring antar anggota Lektor di Paroki St.Mikael Adisutjipto.
Membantu umat dalam pengungkapan syukur atas imannya dan tercapainya perjumpaan dengan Sang Ilahi dalam Liturgi Sabda yang dibacakan oleh Lektor.
a. Keikutsertaan
umat sebagai Lektor meningkat.
b. Munculnya wajah-wajah baru sebagai Lektor di masing-masing lingkungan.
Jumlah Lektor bertambah.
k. Registrasi dan Open
Recruitment anggota Lektor baru.
KTK Lektor
Gereja menjadi komunitas perjumpaan iman dengan berbasis kelompok minat dg ketrampilan pelayan-an
Meningkatnya pendidikan dan pelatihan yang bermanfaat bagi umat di lingkungan pada khususnya serta pelayanan
Terlaksananya peningkatan partisipasi umat untuk ambil bagian dalam Perayaan Ekaristi sebagai Lektor.
Pelayanan litugi tdk mengalami kendala yg berarti dlm setiap pelaksanaan tugas yang terjadwal.
a. Kelompok Lektor Paroki
terus ber-kembang makin kuat dan guyub untuk bekerja-sama dg Gereja.
a. Tingkat kesadaran umat
thdp pentingnya pelayanan
11. Penjadwalan tugas
Lektor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pastoral sbg anggota Lektor guna mendukung pelayanan liturgi.
Gereja pada umumnya.
Ketrampilan para Lektor semakin meningkat.
bagi Gereja belum optimal.
b. Tidak semua orang memiliki kemam-puan dan bakat yg sesuai dg tugas.
12. Pertemuan kader
anggota Lektor (2 bulan sekali pada minggu ke-4).
Pertemuan berkala terlaksana dengan baik.
13. Pelatihan bagi
semua anggota Lektor (sekali setahun).
Kerjasama dan koordinasi yang baik antar anggota Lektor.
14. Latihan lektor rutin
bagi anggota Lektor yg akan bertugas.
Gereja menjadi komunitas perjumpaan iman dengan berbasis kelompok minat dg keterampilan pelayan-an pastoral sbg anggota Lektor dan Pemazmur guna mendukung pelayanan liturgi.
Meningkatnya pendidikan dan pelatihan yang bermanfaat bagi umat di lingkungan pada khususnya serta pelayanan Gereja pada umumnya.
Terlaksananya peningkatan partisipasi umat untuk ambil bagian dalam Perayaan Ekaristi sebagai Lektor dan Pemazmur.
Target dapat mengumpulkan 30 peserta.
Kelompok Lektor dan Pemazmur Paroki terus ber-kembang makin kuat dan guyub untuk bekerja-sama dg Gereja.
15. Rekoleksi anggota
Paguyuban Lektor dan Pemazmur (PALMA).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pemazmur mendapat pendidikan iman dan pelatihan-pelatihan yang mendukung mereka untuk berpartisipasi di dalam Gereja melalui pelayanan mereka sebagai seorang Pemazmur.
Terlakasananya peningkatan partisipasi awam untuk bergabung menjadi Pemazmur.
Meningkatnya partisipasi awam untuk mengaktualisasikan potensi / talenta dalam kegiatan liturgi Gereja khususnya sebagai Pemazmur.
Kemauan kuat yang tumbuh dari diri sendiri untuk menjadi pelayan Gereja.
Lembaga-lembaga pendidikan, latihan, dan pendampingan masyarakat makin tumbuh dan terbuka untuk bekerjasama dengan Gereja.
16. Registrasi dan
rekruitmen anggota Pemazmur baru.
KTK Pemazmur
Awam dan petugas patoral dipersiapkan memiliki karakter tangguh, kematangan pribadi, berintegritas tinggi dan siap menerima tugas sesuai prioritas Gereja.
Terwujudnya keterampilan dan penguasaan materi para Pemazmur semakin meningkat.
Pemahaman akan tugas pokok sebagai seorang pelayan Gereja.
Petugas Pemazmur sesuai dengan jadwal yang tertulis.
a. Tingkat kesadaran umat
terhadap pentingnya pelayanan bagi Gereja belum cukup tinggi dan optimal.
b. Perlu adanya kontrol setiap saat.
c. Organis mudah menyesuaikan dengan petugas Pemazmur.
d. Faktor sinkronisasi latihan koor dgn Pemazmur agar meminimalisir perbedaan teks yang kerap terjadi.
l. Penjadwalan
tugas Pemazmur.
Kaum awam yang dibekali dengan berbagai keterampilan pelayanan pastoral.
a. Terlaksananya
tugas pelayanan Gereja sebagai seorang Pemazmur bagi kebutuhan umat.
b. Terwujudnya pelayan Gereja yang baik, tanggap, dan
a. Membantu umat
dlm pengungkapan syukur atas imannya dan ter-capainya perjum-paan dengan Allah Bapa dalam Liturgi Ekaristi lewat sabda yang dinyanyikan oleh pr Pemazmur sehingga umat
a. Kemauan untuk
berlatih dan merasakan serta menikmati proses yang ada.
b. Dukungan dari umat sangat baik.
m. Pelatihan rutin
untuk 2 orang petugas Pemazmur yang akan bertugas.
n. Pertemuan kader
anggota Pemazmur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tangguh sebagai Pemazmur.
dapat menerima sabda yang diberikan Tuhan lewat nyanyian Pemazmur.
b. Meningkatnya pendidikan dan pelatihan-pelatihan di bidang pastoral internal Gereja.
Gereja mampu menciptakan suasana liturgi yang menyentuh hati umat akan kehadiran Yesus Kristus dengan mempersiapkan Paramenta dan kebutuhan peralatan liturgi sebagai wujud ungkapan syukur kepada Allah.
b. Terwujudnya
pemahaman umat yang benar atas Paramenta (kebutuhan peralatan pen-dukung liturgi)
a. Tersedianya
forum sharing sebagai sarana pemahaman untuk kemajuan dan perkembangan petugas pelayan liturgi.
a. Meningkatnya
pengenalan dan pemahaman umat akan aneka macam Paramenta.
b. Meningkatnya kemampuan umat dan tanggung jawab para petugas pelayan liturgi.
c. Semakin banyak
umat memanfaatkan materi pembelajaran dalam pelayanan Gereja.
a. Petugas pelayan
liturgi semakin memahami sebagai seorang petugas dan penanggung jawab Paramenta.
d. Memanfaatkan secara
maksimal tim peralatan Paramenta yang sudah tersedia.
e. Setiap lingkungan
memiliki Paramenta yang paham dan mengerti fungsi dan tujuan penggunaan alat-alat liturgi.
o. Pertemuan berkala
para petugas Paramenta.
Kabid Liturgi & Peribadatan dan KTK Paramenta
Meningkatnya keterlibatan umat dalam perawatan dan pemeliharaan alat-alat paramenta.
Petugas dapat memahami dan membuat inventarisasi paramenta.
Meminimalisir kesalahan dan kekurangan peralatan atau bahan dalam persiapan perayaan liturgi.
p. Pembelian bahan
liturgi (hosti, anggur, lilin) secara berkala.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gereja memastikan adanya pembaharuan dan peremajaan demi meningkatnya efektifitas pelayanan liturgi Gereja.
Terlaksananya pembaharuan dan peremajaan inventaris paramenta Gereja demi meningkatnya efektifitas pelayanan liturgi Gereja.
Meningkatkan pembaharuan dan peremajaan peralatan paramenta demi efektifitas pelayanan liturgi Gereja.
Terlaksananya pembelian sibori tanpa tutup.
a. Pengadaan barang tidak
melampaui daya beli paroki.
b. Penanganan paramenta membutuhkan kecermatan thdp kesiapan barang.
q. Pembelian sibori
lapis emas / perak tanpa tutup untuk Prodiakon.
KTK Paramenta bekerjasama dengan KTK Pengembangan Sistem Informasi
Gereja memastikan terciptanya budaya tertib administrasi dalam pengarsipan dan pendokumentasian yang rapi, aman dan efisien.
Terlaksananya pengarsipan dan pendokumentasian peralatan paramenta secara rapi, aman dan efisien.
Meningkatnya tertib administrasi dalam pengarsipan dan pendokumentasian inventaris peralatan secara rapi, aman dan efisien.
Semakin memudahkan pengkalkulasian kebutuhan peralatan dalam setiap perayaan hari besar.
a. Adanya kesiapan
pemenuhan peralatan setiap perayaan-perayaan besar.
b. Pengadaan peralatan barang paramenta tidak melampaui daya beli paroki.
r. Inventarisasi
peralatan paramenta minimal 1 tahun sekali.
KTK Paramenta
Gereja memastikan kesiapan pengadaan barang demi meningkatnya pelayanan liturgi Gereja.
Terlaksananya pengadaan barang demi meningkatnya pelayanan liturgi Gereja.
Meningkatkan pengadaan barang demi efektifitas pelayanan liturgi Gereja.
Terlaksananya peremajaan dan pembelian Oasis.
Penanganan paramenta membutuhkan kecermatan thdp kesiapan barang.
s. Tugas rutin Tata
Altar Misa Mingguan dan Pembelian Oasis.
KTK Tata Altar
Gereja yang mampu
a. Meningkatkan
pemahaman yang
a. Meningkatnya
pelayanan Liturgi
a. Adanya
workshop atau
a. Berkembangnya pelatihan-
pelatihan dan banyak
17. Pemberian materi
pada workshop Tata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menciptakan keindahan dan kemeriahan Liturgi yang menyentuh hati umat akan Yesus Kristus dengan sentuhan tata hias altar yang sederhana namun indah dan anggun sebagai wujud ungkapan syukur kepada Allah.
benar atas peran tata altar sesuai Liturgi Gereja.
b. Tersedianya
forum untuk sharing tentang kemajuan dan perkembangan tata altar saat ini bagi petugas.
c. Tersedianya buku-buku tentang merangkai bunga tata altar berikut fasilitas dan peralatannya.
dalam menampilkan tata altar yang tertata indah pada perayaan Ekaristi, membangkitkan makna spiritual serta memberi inspirasi bagi hidup sehari-hari.
b. Meningkatnya kemampuan serta tanggung jawab para petugas tata altar dalam bertugas.
pelatihan bagi petugas tata altar yang diselenggarakan oleh lingkup paroki atau luar paroki.
b. Setiap
lingkungan memiliki Tim Tata Altar yang berkemampuan.
c. Meningkatnya peminat untuk belajar ketrampilan merangkai bunga.
d. Terlaksananya pertemuan petugas Tata Altar setiap 2 bulan sekali.
muncul kader-kader baru.
b. Pelatihan memupuk rasa percaya diri dlm menciptakan rangkaian bunga yang indah dan inovatif.
c. Pelatihan menambah pengetahuan dalam menghias Altar & dpt meningkatkan kreativitas yg berguna utk menunjang ekonomi keluarga.
d. Kadang jumlah peserta dlm pelatihan kurang dr yg diharapkan.
e. Belum tentu pembelian bunga dan daun terpenuhi sesuai yg diprogramkan.
Altar oleh praktisi perangkai bunga Gereja & Lomba Dekorasi Altar.
18. Pertemuan reflektif
Tim Tata Altar dari lingkungan setiap dua bulan sekali.
19. Inventarisasi &
Pengelolaan anggaran tepat guna dalam pembelian bunga, peralatan dan fasilitas yg mendukung tugas Tata Altar.
t. Gerakan
Dekorasi Altar setiap Jumat Pertama dengan daun-daunan.
PROGRAM KERJA BIDANG PEWARTAAN DAN KATEKESE T.A. 2016
Outcomes Milestone Sasaran Strategis/
Output Indikator Asumsi / Resiko Program Kerja
Penanggung jawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gereja memberi ruang pada gerakan-gerakan devosional umat.
Makin diminatinya kegiatan devosional dan spiritualitas kaum awam.
Semakin meningkatkan gerakan devosional dan pendalaman spiritualitas umat .
Semakin meningkatnya pembelian benda-benda rohani demi terdukungnya spiritualitas umat.
Kebutuhan umat akan benda-benda devosional dan rohani terlayani.
Penyiapan kelengkapan outlet penjualan buku dan benda-benda rohani.
Kabid. Pewartaan dan Katekese, KTK Toko Buku dan Tim Komunikasi
Gereja memberikan pembinaan iman, moral, dialog dan keterlibatan di masyarakat kepada anak dan orang tua secara terstruktur, terintegrasi, sistematis dan terukur.
Terwujudnya pembinaan iman berjenjang dalam pengolahan spiritual, pendalaman iman dan moral bagi anak.
Semakin meningkatnya keterlibatan anak-anak dalam hidup menggereja.
Munculnya kader remaja untuk terlibat dalam kegiatan Gereja.
Tuntutan tugas sekolah yang semakin banyak dan menyita waktu.
Kurangnya keterlibatan orang tua dalam pendampingan iman anak.
Pembinaan iman Komuni Pertama dan orang tua calon.
KTK Inisiasi
Gereja memberikan pembinaan iman, moral, dialog dan keterlibatan di masyarakat kepada remaja, OMK dan dewasa.
Terlaksananya pembinaan iman berjenjang dalam pengolahan spiritual, pendalaman iman dan moral bagi remaja, OMK dan dewasa.
Semakin meningkatnya keterlibatan kaum remaja,OMK dan dewasa menjadi saksi Kristus dan terlibat dalam hidup menggereja.
Munculnya kader OMK dan dewasa untuk terlibat dalam kegiatan Gereja.
a. Update data umat
selesai, mudah mengetahui jumlah calon penerima Krisma.
b. Tidak mudah meluangkan waktu utk ikut pelajaran pembinaan iman.
Pembinaan iman Krisma.
Gereja memberikan pembinaan iman, moral, dialog dan keterlibatan di masyarakat kepada
Tercapainya pem-binaan iman berjen-jang dalam pengolah-an spiritual, pendalaman Iman dan
Meningkatnya tanggung jawab orang tua.
Terbentuknya perasaan sentire cum ecclesiae (sehati dan seperasaan dengan gerak gereja umat
a. Kecenderungan
memilih wali baptis sekenanya.
Pendampingan calon Baptis bayi dan dewasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
orang tua dan wali baptis.
moral mulai dari penerimaan sakramen baptisan bayi dan dewasa.
Allah).
b. Kurangnya pemahaman terhadap pemberian nama santo-santa pelindung.
Kaum awam yang semakin sadar akan hakekat panggilannya di tengah masyarakat untuk menyucikan dunia berdasarkan permandian yang diterima.
Adanya tenaga awam yang makin menguasai pewartaan berdasarkan Kitab Suci.
Minimal target awam yang disiapkan 10 orang.
Banyaknya tenaga pendamping umat dalam pewartaan dan katekese.
Banyak umat yang tertarik untuk memahami Kitab Suci dan isi ajaran iman Katolik.
Penyiapan awam untuk mengikuti Kursus Dasar Kitab Suci.
KTK Katekis
Aktivis pewarta dan katekis yang lebih militant dan tangguh imannya.
Terlaksananya program paroki untuk mengadakan pembekalan kepada awam.
Semakin meningkatnya pelayanan awam Katolik dalam mengembangkan formatio iman berjenjang.
Semakin meningkatnya sinergitas tim-tim kerja di bawah Bidang Pewartaan dan Katekese.
Masih diperlukan kebersamaan tim kerja di bawah Bidang Pewartaan dan Katekese agar lebih solid.
Rekoleksi dan Pembekalan tim-tim kerja di bawah Bidang Pewartaan dan Katekese.
Gereja menyiapkan sapaan dan sentuhan pastoral utk mengajak umat terlibat aktif berpartisipasi dalam kegiatan pastoral.
Makin meningkatnya partisipasi aktif awam dalam kegiatan menggereja .
Semakin meningkat-nya keterlibatan umat sebagai aktivis minimal 2 awam di masing-masing lingkungan.
Munculnya awam yang turut berpartisipasi dalam kegiatan menggereja.
Budaya individualis-tis dan masyarakat industrialis yg makin maju dan komersial IT serta konsumeris-me makin kuat.
Penyiapan peserta Sekolah Evangelisasi Pribadi sebagai aktivis gereja.
Kabid. Pewartaan dan Katekese, KTK Katekis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gereja memberikan bekal iman kepada umat untuk memaknai kegiatan dalam bulan2 Liturgi: APP, BKL, BKSN, Adven.
Terwujudnya pemahaman dan penghayatan mengenai: APP, BKL, BKSN, Adven.
Semakin banyak umat yg memahami sehingga sadar dan kritis terhadap iman katolik.
Banyak umat yang hadir pd waktu pendalaman APP, BKL, BKSN, dan Adven dan mulai berani bersaksi.
Pada waktu pendalaman, umat takut untuk bersaksi sehingga yang hadir berkurang.
Pembinaan Pemandu APP, BKL, BKSN, Adven.
KTK Kerasulan KS/ Pemandu
Gereja menumbuhkan sikap dasar religiusitas bagi anak-anak
Tersapanya perhatian pembinaan iman terhadap anak-anak balita.
Meningkatnya sikap religiusitas anak-anak
Terbinanya lebih kurang 30 anak-anak dalam kegiatan sekolah minggu.
Anak-anak tidak mengikuti Ekaristi secara penuh.
Kontinuitas pelayanan pendampingan
Pelaksanaan Sekolah Minggu.
KTK PIA / PIUD
PROGRAM KERJA BIDANG PELAYANAN KEMASYARAKATAN T.A. 2016
Outcomes Milestone Sasaran Strategis/
Output Indikator Asumsi / Resiko Program Kerja
Penanggung jawab
Gereja menggugah kesadaran aktivis yang menyadari misinya sebagai bagian dari Gereja di bidangnya
Makin kompaknya dan sinergis dalam tim kerja Bidang Pelayanan Kemasyarakatan.
Meningkatnya kesadaran dan tanggung jawab dalam mewujudkan terlaksananya
Terlibatnya KTK Bidang Pelayanan Kemasyarakatan.
b. Merefleksikan
kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan.
b. Rekoleksi Tim Kerja
Bidang Pelayanan Kemasyarakatan.
Kabid. Pelayanan Kemasyarakatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
masing-masing.
program kerja Bid. Pelayanan Kemasyktn.
c. Butuh kreatifitas dalam penggalangan dana.
Gereja meningkatkan kapasitas pelayanan Bid Sosial Kemasyarakatan dalam memberi sapaan kepada umat .
Terwujudnya kesadaran hidup menggereja /kegiatan gereja bagi umat yang bersangkutan.
Umat paroki yang sedang sakit dan umat yang membutuhkan perhatian khusus.
Keterlibatan Pastor Paroki bersama Kelompok Tim Kerja terkait Bid. Pelayn. Kemasyarakatan.
b. Butuh proses wkt
yg panjang.
c. Kunjungan umat secara berkala.
c. Kunjungan umat
dan sapaan hidup menggereja .
Kabid. Pelayanan Kemasyarakatan dan Romo Paroki
Gereja terus melaksanakan peradaban kasih dan berbagi melalui pemahaman APP dan peduli bagi sesama.
Partisipasi umat semakin terfokus pada peningkatan penerimaan APP dari tahun ke tahun secara signifikan.
Meningkatnya kesadaran umat dlm memahami APP serta meningkatnya kualitas kepedulian bagi sesama
Tingkat kualitas dan kuantitas umat untuk berbagi semakin nyata.
d. Kemasan yg
menarik akan meningkatkan penerimaan APP.
e. Dapat dipakai
setiap tahun.
a. Dibutuhkan tmpt penyimpanan.
d. Penyediaan Kotak
APP Inovatif.
KTK APP
Gereja terus mengajak peran serta umat dan para aktivis penggiat Tacika di lingkungan masing-masing.
a. Meningkatnya
jumlah bunga Tabungan Cinta kasih (Tacika).
b. Laporan pertanggung- jawaban secara transparan dan akuntabel.
Meningkatnya jumlah tabungan Tacika di tiap-tiap lingkungan dan aktivis penggiat Tacika.
a. Tingkat kesadaran
umat untuk membiasakan budaya menabung semakin tinggi.
b. Minimal menggerakkan 2 penggiat di tiap lingkungan.
a. Kurang diminati
umat.
b. Kebutuhan dan ketersediaan dana tidak seimbang.
e. Sosialisasi
Tabungan Cinta kasih (Tacika) kepada umat di masing-masing lingkungan dan laporan pengumpulan Tacika tahun 2015.
KTK Tacika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Geraja memberi pembinaan iman, moral dan dialog secara terstruktur, terintegrasi bagi narapidana.
Semakin banyak narapidana yang terlayani.
Meningkatnya kesadaran para narapidana untuk selalu berbuat baik selama di Rumah Tahanan.
c. Para
narapidana selalu berdoa.
d. Berkawan baik dengan sesama narapidana
e. Saling menasihati sesama narapidana
Pertobatannya tidak tulus sampai hati / hanya semu.
f. Pendampingan
rohani bagi para narapidana di Rutan Wirogunan Yogyakarta .
Romo Paroki dan Kabid. Pelayanan Kemasyarakatan
Gereja mempersiapkan peningkatan jumlah penggerak kaderisasi di tingkat paroki-paroki.
Makin banyak umat (ibu-ibu) yang terlibat pada pelatihan-pelatihan.
Meningkatnya pengetahuan ibu-ibu tentang ketrampilan kuliner.
c. Sebanyak 20
ibu-ibu peserta yang terlibat dan siap mengembangkan keterampilan kuliner.
d. Ada 6 tim sebagai nara sumber dari Paroki St. Mikael.
Terjalinnya kerjasama Bidang PSE lintas paroki.
Butuh dukungan dana yang cukup.
g. Pemberian
pelatihan kuliner di Paroki Promasan.
KTK PSE
Gereja terus berkarya meningkatkan jumlah kader-kader PSE dan KLMTD di Paroki St. Mikael.
Ibu-ibu lingkungan semakin terampil membuat hantaran peningset di tiap-tiap lingkungan.
Meningkatnya ketrampilan ibu-ibu paroki yang mampu membuat hantaran peningset.
Terbentuknya minimal 2 orang pembuat hantaran peningset di masing-masing lingkungan.
Belum adanya tim penggerak untuk membuat hantaran peningset.
h. Pelatihan
membuat hantaran Peningset bagi penggerak PSE dan KLMTD.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gereja terus berkarya meningkatkan kesadaran aktivis yang menyadari misinya sebagai bagian dari Gereja di bidangnya masing-masing.
Meningkatnya kesadaran dan perhatian umat terhadap kesehatan.
Meningkatnya perhatian dan pelayanan kesehatan terhadap Kelompok KLMTD dan Lansia.
Keterlibatan dokter-dokter (umat Paroki) bersama kelompok Tim Kerja terkait Bidang Pelayanan Kemasyarakatan.
f. Jumlah peserta
meningkat.
a. Dapat bekerja-sama dgn RSPAU dr. Hardjolukito
g. Dukungan dana yang cukup.
1. Pemeriksaan
Kesehatan, Seminar dan Senam sehat (Pemeriksaan Ttg Jantung, Seminar tentang Kanker, Senam sehat tiap minggu ketiga).
KTK Kesehatan
Gerja terus bekerja menigkatkan kesadaran umat untuk saling menjaga toleransi.
Terwujudnya forum komunikasi secara berkala.
Terbentuknya forum komunikasi di paroki.
Komunikasi dengan umat di lingkungan / mengajak umat dari lingkungan-lingkungan.
Belum ada jaringan komunikasi dengan umat lingkungan.
2. Pembentukan
Tim Hubungan Antar Kepercayaan (HAK) lingkungan paroki.
KTK HAK
Gerja terus bekerja menigkatkan kesadaran umat dalam kehidupan bermasyarakat.
Semakin banyak tokoh paroki/gereja .
Bertukar informasi Tim HAK paroki.
Terlibat partisipasi dalam kegiatan.
Informasi dari Kevikepan belum maksimal.
3. Penyiapan
personel umat untuk mengikuti HAK kevikepan.
PROGRAM KERJA BIDANG PAGUYUBAN DAN TATA ORGANISASI T.A. 2016
Outcomes Milestone Sasaran Strategis/ Output
Indikator Asumsi / Resiko Program Kerja Penanggung jawab
Terciptanya habitus keluarga kristiani lewat partisipasi para Lansia sebagai teladan bagi kaum keluarga muda.
Makin banyak Lansia yang memiliki relasi harmonis dengan anggota keluarga.
Meningkatkan olah rohani lansia menjadi pendoa bagi Gereja Domestik rumah tangga.
Besarnya antusiasme Lansia berpartisipasi dalam ziarah rohani.
a. Faktor kesehatan
Lansia mempengaruhi keikutsertaan.
1. Ziarah rohani ke
Goa Maria Jatiningsih Godean Sleman Yogyakarta.
KTK Lansia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Memerlukan tim kerja yg solid agar mampu tangani Lansia.
c. Terbatasnya mobilitas Lansia.
d. Faktor keamanan perlu diperhatikan secara seksama.
Gereja yang menjadi komunitas perjumpaan yang saling meneguhkan dan menguatkan iman di usia tua.
Kesadaran Lansia untuk menampilkan diri sebagai bagian dari Gereja yang tetap memiliki peran dalam pelayanan gereja.
Meningkatkan semangat dan keseimbangan hidup sehat rohani yang menunjang jasmani lansia menuju sejahtera dimasa usia tua.
Besarnya antusiasme Lansia berpartisipasi dalam rekoleksi dan rekreasi.
2. Rekoleksi dan
rekreasi ke Paroki Boro Kulon Progo.
Gereja yang menampilkan pewartaan lewat media gambar secara komunikatif, dialogis yang menumbuhkan iman secara berjenjang kepada segenap lapisan umat yang dimotori oleh Gerakan Kaum Muda.
Meningkatnya kemampuan profesionalitas, daya apresiasi dan intepretasi iman OMK akan realitas sosial dan refleksi teologis secara berdaya pikat lewat media gambar dan media sosial.
Semakin banyak OMK yang terlibat aktif dalam kegiatan dan hidup menggereja.
a. Target peserta dan
jumlah yang hadir.
b. Meninggkatnya keterlibatan anggota OMK dalam kegiatan dari 15% - 50%.
Terjalin kerjasama antar anggota OMK di paroki dan lingkup rayon kota.
3. Pelatihan dan
Pameran Fotografi.
KTK Patemon & Dokumentasi
Gereja memberikan pembinaan iman, moral, dialog dan keterlibatan di masyarakat kepada INTIM secara terstruktur terintegrasi, tersistematis dan terukur.
Meningkatnya jumlah kegiatan pembinaan iman dan moral untuk INTIM yang terstruktur, terintegrasi, tersitematisasi.
Semakin banyak OMK indekost yang berasal dari INTIM yang terlibat aktif dalam kegiatan dan hidup menggereja.
a. Target peserta dan
jumlah yang hadir. b. Meninggkatnya
keterlibatan anggota Paguyuban INTIM dlm kegiatan 15% - 50%.
Terjalin kerjasama antar anggota OMK dan paguyuban INTIM se-paroki maupun lingkup rayon kota.
4. Pertemuan kader
Paguyuban Indonesia Timur (INTIM).
KTK Paguyuban INTIM
5. Pentas Seni
INTIM dalam rangka Pesta Nama Paroki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Membudayakan pengarsipan personel Purnawirawan TNI AU guna mewujudkan pola pelayanan dan regenerasi yang baik & handal sebagaimana jatidiri jiwa tentara yang tak akan mati namun tetap eksis sampai akhir hayat (The old soldier never die, he just fade away) dan berani menjadi saksi iman dengan hidup suci.
Terlaksananya pencatatan dan tersedianya pemutahiran data personel paguyuban purnawirawan TNI AU secara sistematik, rapi, aman dan efisien.
Meningkatnya keterlibatan anggota paguyuban terhadap penghayatan Sapta Marga .
a. Diketahui jumlah
real anggota paguyuban.
b. Meningkatnya
jumlah anggota paguyuban.
c. Tingkat
kehadirannya sebesar 75 % dari jumlah anggota paguyuban.
a. Kemudahan akses
komunikasi via IT. b. Kecenderungan
purnawirawan/ pensiunan TNI AU menyiapkan kediaman hari tua di Yogya.
c. Domisili anggota lintas paroki
d. Berkurangnya kemampuan mobilitas.
e. Kebugaran berkurang.
f. Regenerasi kepengurusan belum berjalan.
6. Penyusunan data
anggota paguyuban.
7. Pembuatan sistem tertib administrasi Paguyuban Purnawirawan.
8. Penyusunan sistem regenerasi.
KTK Paguyuban Kategorial Purnawirawan TNI AU dan KTK Pengembangan Sistem Informasi
Perayaan yang mem-perdalam kekayaan iman personel purnawi-rawan TNI AU sebagai-mana jatidiri jiwa tenta-
Makin banyaknya anggota paguyuban purnawirawan yang melakukan tindak lanjut ungkapan iman
Meningkatnya keterlibatan anggota paguyuban terhadap penghayatan Earisti dengan tema-tema
a. Target peserta dan
jumlah yang hadir.
b. Meningkatnya keterlibatan
a. Kemudahan akses
komunikasi yang difasilitasi paguyuban PPAU di lingkungan TNI
9. Perayaan Ekaristi
khusus anggota Paguyuban Purnawirawan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ra yang tak akan mati namun tetap eksis sam-pai akhir hayat (The old soldier never die, he just fade away) dan berani menjadi saksi iman dgn hidup suci.
dalam upaya penanaman nilai-nilai kebangsaan dan cinta tanah air bagi generasi penerus.
khusus bagi penanaman nilai-nilai spiritualitas pahlawan, kejuangan, kebangsaan dan cinta tanah air.
anggota Paguyuban purnawirawan TNI AU dlm kegiatan antara 40% sampai dengan 60%.
AU. b. Masih banyak
aktivitas para personel purnawirawan TNI AU yang berada di luar kota/lintas kota.
c. Tempat tinggal anggota berada di lintas paroki.
d. Terbatasnya mobilitas anggota dari sisi kesehatan dan transportasi.
10. Perayaan Ekaristi
arwah di Makam Kradenan.
Purnawirawan sebagai kelompok Lansia memberi perhatian utama pada kesehatan yang seimbang sebagai persiapan menyong-song hari tua berpola hidup lebih sehat, seimbang lahir-batin.
Terlaksananya kebiasaan pola hidup sehat dan seimbang bagi para Purnawirawan TNI AU dan keluarga.
Meningkatnya pengetahuan dan pembiasaan pola hidup sehat bagi para purnawirawan TNI AU dan keluarga.
11. Mengadakan
ceramah dan pemeriksaan kesehatan.
Terwujudnya sentuhan karitatif sebagai per-panjangan tangan kepedulian dan doa Gereja thdp kaum lemah dan orang yg sedang kesusahan.
Terlaksananya perpanjangan tangan Gereja yang peduli mewujudkan hidup persaudaraannya.
Meningkatnya partisipasi umat yang peduli dengan sesama rekan dalam pengabdian yang satu dan sama.
12. Kunjungan ke
keluarga dan anggota yang sakit.
Terwujudnya gerakan asih-asah–asuh dalam menciptakan tradisi keluarga katolik bertahan dalam berpengharapan.
Terlaksananya gerakan pewarisan nilai-nilai kristiani dalam mendampingi anak dan cucu.
Meningkatnya ketahanan dalam berpengharapan dalam tradisi keluarga Katolik.
13. Mengadakan
pembelajaran/ sharing iman.
Gereja memberi ruang
Meningkatnya jumlah
Semakin banyak
Target pesera 20
Kegiatan paling
14. Ziarah iman ke
KTK OMK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
gerak dan kesempatan luas bagi anak, remaja, dan OMK untuk bergembira ambil bagian dalam kehidupan menggereja.
event yang diorganisir OMK setiap tahun di paroki.
OMK bergairah dalam kehidupan doa dan berdevosi yang membentuk jiwa katolisitas dalam hidup menggereja.
orang.
diminati OMK Paroki.
Gua Maria.
Gereja yg memfasilitasi OMK untuk ambil bagian dlm perjumpaan iman kehidupan menggereja kaum muda se-Asia.
Meningkatnya jumlah event perjumpaan antar OMK di tingkat paroki-rayon dan kevikepan di tahun 2016.
Terjalinnya konsolidasi antar OMK paroki-rayon-kevikepan utk persiapan ambil bagian dlm “AYD 2017” .
a. Target keterlibatan
OMK paroki 25 orang.
b. Terlaksana kirab Salib AYD 7th di paroki Pangkalan dengan lancar.
a. Kerjasama antar
OMK antar paroki rayon kota sudah terjalin dengan baik.
b. Waktu luang kerap berbenturan dengan kegiatan perkuliahan.
15. Ambil bagian
dalam program kerja KAS “Asian Youth Day” 2017.
Gereja yg memfasilitasi OMK melaksanakan konsolidasi ke dalam dengan pembahasan tematik kumpul berkala dan kegiatan olah raga bersama guna menggalang perjumpaan iman dlm kehidupan menggereja kaum muda se-Asia.
Terlaksananya konsolidasi OMK dalam kegiatan kumpul tematik dan olah raga bersama.
Menggalang perjumpaan iman dlm kehidupan menggereja untuk mendukung kegiatan kaum muda se-Asia.
Target keterlibatan OMK 75%.
a. Kebutuhan untuk
berkumpul cen-derung diminati.
b. Acara OR bersama cenderung diminati dan melatih jiwa sportif dan senasib sepenanggungan.
16. Kegiatan “OMK
Sehat”.
Target keterlibatan OMK 80%.
17. Pertemuan
kader anggota OMK.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Waktu luang kerap berbenturan dengan kegiatan perkuliahan.
d. Faktor cuaca yang tidak bersahabat.
Gereja yang menjadi komunitas perjumpaan yang menyentuh dan saling meneguhkan antar umat dan antar ibu paroki sekitar
Umat semakin Guyub dan aktif dalam kegiatan gereja.
a. Meningkatnya
keakraban antar umat di Paroki.
b. Semakin banyak ibu-ibu lingkungan yg terlibat dalam kegiatan Ibu-ibu Paroki .
Suasana akrab & saling mengenal antar umat dan antar anggota ibu ibu paroki .
Kerjasama antar ibu lingkungan dan ibu paroki.
18. Pertemuan
pleno serta kunjungan ke paroki Baciro dan Pringgolayan.
KTK Ibu-Ibu Paroki
19. Kunjungan
pengurus Ibu-Ibu paroki ke Ibu-Ibu lingkungan.
20. Kunjungan
sapaan ke keluarga separoki.
21. Coffee Morning
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Terciptanya habitus keluarga kristiani sebagai basis gereja mini.
Setiap keluarga memiliki relasi yang harmonis dengan anggota keluarganya.
Keluarga memahami tentang pentingnya komunikasi antar anggota keluarga.
a. Terjalain hubungan
harmonis dengan keluarga.
b. Terbentuknya gereja mini dalam keluarga.
Tingkat kesadaran keluarga terhadap pentingnya membangun gereja mini dalam keluarga.
22. Penyuluhan dan
Pembinaan Keluarga Harmonis.
Keluarga kristiani yang cerdas dalam pengelolaan Ekonomi Rumah Tangga (ERT).
Makin banyak keluarga yang menjadi rujukan dalam pengelolaan ERT.
Pengelolaan ERT semakin teratur.
ERT meningkat.
Kurangnya tingkat kesadaran ibu ttg peningkatan ekonomi keluarga.
23. Pelatihan Kuliner
Gereja bekerja untuk meningkatkan penghayatan iman.
Makin beragam devosi umat.
Ibu-ibu makin bersemangat mengikuti devosi.
Ibu-ibu semakin banyak yang terlibat dalam kegiatan ziarah.
Makin banyaknya tempat ziarah baru.
24. Ziarah ke Gua
Maria Tritis, Wonosari.
Kepedulian terhadap Romo sepuh & sakit.
Makin tersapanya para imam-imam sepuh oleh ibu-ibu paroki.
Peningkatan Kepedulian Romo sepuh & sakit.
Terlaksananya kunjungan ke Wisma Domus Pacis Pringwulung.
Komunitas Romo sepuh terbuka untuk menerima kunjungan.
25. Kunjungan ke
wisma Domus Pacis Pringwulung.
Kepedulian terhadap Romo paroki.
Makin tersapanya Romo paroki oleh ibu-ibu paroki.
Peningkatan kepadulian terhadap Romo Paroki.
Romo Paroki semakin di perhatikan.
Romo paroki terbuka menerima kunjungan.
26. Merayakan Pesta
Imamat Romo Paroki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pasangan suami istri mendapatkan pembina-an berjenjang utk mem-bangun ketahanan ke-luarga dalam aspek fisik (sandang, pangan, pa-pan, pendidikan, kese-hatan), aspek sosial (o-rientasi nilai, komuni-kasi yang efektif, komitmen dalam pembagian peran, dukungan untuk maju, kebersamaan ke-luarga, membina hubu-ngan sosial, & mekanis-me penanggulangan masalah), aspek psiko-logis (kemampuan utk menangai masalah psikologis).
Ada modul pembinaan berjenjang bagi suami istri untuk membangun ketahan keluarga dalam aspek fisik, sosial, dan psikologis.
Meningkatnya kemampuan/ kapasitas Tim pastoral keluarga paroki dalam pendampingan iman Pembekalan Persiapan Perkawinan dapat dilaksanakan di Paroki ST. Mikael Pangkalan Adisucipto.
Terbentuknya team Katekese Persiapan Perkawinan (KPP) Paroki ST. Mikael Pangkalan Adisucipto.
Lembaga-lembaga pendidikan, latihan dan pendampingan masyarakat makin tumbuh dan tebuka untuk bekerja sama dengan gereja.
27. Pembentukan
dan pelaksanaan Tim Katekese Persiapan Perkawinan (KPP).
KTK Pendampingan Keluarga
28. Pertemuan
teknis dg Tim KPP Kevikepan
29. Pertemuan rutin
Tim KPP sekevikepan/ Rayon Kota
30. Penyusunan
modul Katekese Persiapan Perkawinan
31. Pembekalan Tim
KPP
PROGRAM KERJA BIDANG RUMAH TANGGA T.A. 2016
Outcomes Milestone Sasaran Strategis/
Output Indikator Asumsi / Resiko Program Kerja
Penanggung jawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penataan gedung dan fasilitas gereja mengutamakan budaya lokal sesuai selera jaman.
Semakin tertatanya sarana peribadatan dalam acara liturgi di gereja.
Meningkatnya ketersediaan sarana dan prasarana penunjang pelayanan Gereja.
Terciptanya efisiensi dalam setiap moment liturgi di gereja.
a. Penataan altar
dalam upacara pernikahan dengan lebih efisien.
b. Perlu tenaga untuk memindahkan dua baris kursi yang terdepan.
3. Mensetting ulang
tata panggung altar dalam acara pernikahan.
KTK Pemeliharaan Gedung
Aset-aset Gereja
dikelola secara
bertanggung jawab,
mempertimbangkan
asas kemanfaatan dan
kesinambungan, serta
didokumentasikan
secara rapi, jelas dan
lengkap, mudah
diakses.
Tersedianya jaringan listrik dan soundsystem yang aman dalam jangka panjang
Meningkatnya mutu pelayanan Gereja bagi umat dan masyarakat sekitar terutama sarana dan prasarana Gereja serta sarana penunjang.
Peralatan listrik lebih tahan lama.
a. Tegangan listrik
lebih stabil.
b. Tetap membutuhkan perawatan yang berlanjut.
4. Penggantian /
pengadaan stabilizer.
KTK Kelistrikan, Mesin, Audio Visual
Soundsystem yang mendukung terse-lenggaranya kegiatan gereja lebih baik.
a. Soundsystem
gereja lebih optimal.
b. Noice / suara yang mengganggu tetap harus diantisipasi.
5. Penggantian /
perapian snakecable soundsystem.
c. Ada personel
khusus sebagai
operator
soundsystem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PROGRAM KERJA BIDANG PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN T.A. 2016
Outcomes Milestone Sasaran Strategis/
Output Indikator Asumsi / Resiko Program Kerja
Penanggung jawab
Terciptanya kelistrikan yang lebih baik.
a. Operator akan
lebih nyaman.
b. Memerlukan kecermatan dan ketelatanen dalam proses perbaikan.
6. Penggantian dan
perapian kabel panel ruang operator.
KTK Kelistrikan, Mesin, Audio Visual dan Pemeliharaan Gedung
Gereja dikembangkan menjadi instrumen keindahan yang mendorong semangat doa.
Tersedianya halaman gereja dan garasi yang indah dan tertata rapi.
Semakin nyamannya umat untuk beraktifitas di halaman gereja.
Kenyamanan halaman gereja dan memudahkan dalam men-setting tenda bila ada perayaan besar.
a. Ada umat yang
bersedia menjadi donatur.
b. Proses penggantian paving dan kanopi akan mengganggu umat dalam kegiatan di gereja sementara waktu.
7. Penggantian
paving halaman gereja dan garasi.
KTK Pemeliharaan Gedung
8. Penggantian
kanopi panti dan garasi.
Inventaris gereja dikelola secara bertanggung jawab, mempertimbangkan asas manfaat dan kesinambungan.
Adanya inventaris gereja yang dapat dipakai untuk pelayanan publik.
Terdukungnya kebutuhan peralatan pecah-belah.
Peralatan makan untuk kegiatan paroki tercukupi.
a. Bila ada kegiatan
mendadak, tidak mengalami kesulitan.
b. Bila pecah tidak bisa diperbaiki.
9. Pengadaan /
penggantian 1 set piring makan.
KTK RT Pastoran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gereja yang mampu hadir dan menyapa umat dalam media teknologi informasi mutakhir.
Terciptanya sistem pendukung teknologi informasi.
Memudahkan umat Katolik dan masyarakat pada umumnya untuk mengakses informasi mengenai dinamika pastoralia Gereja Santo Mikael Pangkalan melalui media teknologi informasi.
a. Tersedianya
tenaga administrasi pengelolaan sistem.
b. Tersampaikannya
berita ataupun informasi mengenai dinamika pastoral gereja St Mikael Pangkalan.
c. Memperluas
jaringan komunikasi antar umat beriman.
a. Koordinasi dengan
instansi terkait/ Pangkalan TNI AU Adisutjipto Yogyakarta lancar.
b. Tersedianya
jaringan internet mendukung aneka aktivitas, sehingga gereja akan lebih hidup.
c. Dapat
mengganggu jaringan komunikasi di internal Pangkalan TNI AU Adisutjipto.
1. Pembangunan
situs web untuk Paroki Santo Mikael Pangkalan.
KTK Pengembangan Sumber Daya, KTK Pengembangan Sistem Informasi, KTK OMK, Sekretariat Paroki
2. Pembelian
domain www untuk Paroki Santo Mikael Pangkalan.
3. Koordinasi
dengan Kantor Sistem Informasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta mengenai layanan hosting untuk web Paroki Santo Mikael Pangkalan.
Gereja memastikan seluruh data umat Paroki Santo Mikael Pangkalan tercatat dan terbaharukan dalam sistem informasi dan administrasi Paroki.
Ketersediaan data yang terbarukan.
Tercatatnya pendataan umat Paroki secara menyeluruh dari lingkungan yang ada di Paroki Santo Mikael Pangkalan.
a. Minimal ada 4
orang profesional sebagai opertor.
b. Tersedianya data yang dapat diakses oleh Romo Paroki.
a. Gereja setiap saat
perlu data umat yang valid.
b. Pengurus lingkungan sering lupa mencatat / melaporkan bila
4. Pelatihan
operator untuk penggunaan aplikasi sistem informasi dan administrasi Paroki.
Kabid. Litbang, KTK Pengembangan Sistem Informasi, KTK Pengembangan Teritori, KTK Pengembangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Tersedianya statistik umat Paroki Santo Mikael Pangkalan secara lengkap.
ada perubahan data umatnya.
5. Pemutakhiran
data umat.
Sumber Daya, KTK OMK, Ketua Lingkungan
Romo Paroki mendapatkan kemudahan dalam kunjungan pastoral dan pengenalan lokasi umat Paroki Santo Mikael Pangkalan melalui peta digital.
Pemetaan batas wilayah Paroki Santo Mikael Pangkalan.
a. Tersedianya data
koordinat batas wilayah dan lokasi rumah umat Paroki Santo Mikael Pangkalan.
b. Jumlah lingkungan paroki bertambah.
c. Sirkulasi tugas Liturgi setiap lingkungan tidak terlalu cepat.
a. Tersedianya
koordinat batas wilayah dari Paroki Santo Mikael Pangkalan yang terbarukan.
b. Tersedianya sistem data lokasi rumah dari umat Paroki Santo Mikael Pangkalan.
c. Jumlah umat dalam setiap perayaan Ekaristi bertambah.
a. Pengumpulan data
koordinat harus dilakukan satu persatu setiap lokasi rumah.
b. Validasi lokasi rumah umat perlu waktu lama.
c. Kerja Pastoral dari Romo paroki bertambah.
d. Tidak semua umat lingkungan yang terkait menyetujui.
6. Pengumpulan
koordinat lokasi batas wilayah dan lokasi rumah umat melalui pendataan manual mengunakan alat GPS.
KTK Pengembangan Teritori, Ketua Lingkungan, Romo Paroki
7. Pembuatan peta
digital untuk penentuan batas wilayah paroki, lingkungan, maupun lokasi rumah dari umat.
PROGRAM KERJA KEPANITIAAN DAN DEWAN PAROKI T.A. 2016
Outcomes Milestone Sasaran Strategis/ Output
Indikator Asumsi/Resiko Program Kerja Penanggung jawab
Perayaan yang memperdalam kekayaan iman dengan inovasi ungkapan iman dalam berliturgi, refleksi bahan APP di
Meningkatnya kesadaran umat dengan memberikan perhatian terhadap kelompok KLMTD.
a. Terciptanya suasana
liturgi yang khidmat dan nyaman.
b. Terperhatikannya
umat KLMTD.
a. Terlaksananya
kegiatan APP di lingkungan dengan bantuan teknologi informatika.
a. Umat yang
mendapat bantuan semakin aktif dalam kegiatan menggereja.
1. Perayaan Paskah
Paroki 2016
Panitia Khusus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lingkungan maupun perwujudan iman dalam aksi-aksi sosial karitatif.
c. Meningkatnya
jumlah umat yang menerima Sakramen Tobat.
b. Terlaksananya
agenda rapat panitia.
c. Terlaksananya kegiatan sosial karitatif dan KLMTD yang menerima kunjungan serta bantuan.
d. Meningkatnya jumlah umat yang mengikuti kegiatan pertemuan APP di lingkungan.
e. Terlaksananya rangkaian perayaan Pekan Suci.
b. Butuh kreativitas dalam penggalangan dana.
c. Jumlah umat yang mengikuti perayaan dari tahun ke tahun meningkat.
d. Perlu kesiapan tempat duduk yang mencukupi.
Perayaan yang memperdalam kekayaan iman dengan inovasi ungkapan iman dalam berliturgi maupun perwujudan iman dalam refleksi masa adven yang dilanjutkan dengan aksi-aksi sosial karitatif.
Meningkatnya kesadaran dan perhatian umat terhadap solidaritas bagi kaum KLMTD.
a. Terciptanya
suasana liturgi yang khidmat dan nyaman.
b. Terperhatikannya umat KLMTD.
c. Meningkatnya jumlah umat yang menerima Sakramen Tobat.
a. Terlaksananya
agenda rapat panitia.
b. Terlaksananya kegiatan sosial karitatif dan KLMTD yang menerima kunjungan serta bantuan.
a. Jumlah umat yang
mengikuti perayaan makin meningkat dari tahun ke tahun.
b. Butuh kreatifitas
dalam penggalangan dana.
2. Perayaan Natal
Paroki 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Meningkatnya jumlah umat yang mengikuti kegiatan pertemuan Advent di lingkungan.
d. Terlaksananya rangkaian Perayaan Natal dengan meriah.
Perayaan yg memper-dalam spiritualitas Santo Mikael Pelindung Paroki Pangkalan Adisutjipto dengan motto: Pro Ecclesia et Patria, shg menggerak-kan umat paroki pd umumnya dan para krismawan pada khususnya untuk menjadi kader-kader awam Katolik yang tangguh, militan, berdaya pikat dan misioner.
Meningkatnya kesadaran hidup umat dalam menggereja dengan keterlibatan di berbagai kegiatan gereja yang dapat ditampilkan.
a. Tumbuhnya
kreativitas anak-anak bina iman, kaum muda, pagu-yuban karawitan, ibu-ibu paroki dalam mengisi kegiatan gereja yang dapat ditampilkan.
b. Semakin meningkatnya pemahaman dan penghayatan spiritualitas Santo Mikael.
c. Penerima Krisma semakin berani, tangguh dan siap diutus bagi karya kerasulan Gereja di tengah masyarakat.
a. Terlaksananya
perayaan syukur tingkat paroki.
b. Terlaksananya pembinaan iman bagi calon Krismawan.
c. Terlaksananya bazaar aneka kegiatan umat: anak-anak PIA, OMK, INTIM, Ibu-Ibu Paroki, dan aneka perlombaan (Badminton Cup, Sepeda Gembira, dll).
a. Dinas TNI AU
Lanud Adisutjipto mendukung prog. paroki Pangkalan.
b. Membutuhkan persiapan yang matang dan efisiensi anggaran.
c. Membutuhkan sponsorship.
d. Perlu panitia yang kreatif dan inovatif.
3. Perayaan HUT
Paroki ke-7, Pesta Nama Paroki dan Penerimaan Sakramen Krisma.
Dewan Harian, Kabid. Liturgi & Peribadatan, Kabid. Perwartaan dan Katekese
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kaum awam sebagai pengurus gereja yang semakin memiliki habitus baru untuk menjalankan pelayanan pastoral berdasarkan data yang akuntabel dan kredibel sehingga membantu mewujudkan hakekat panggilan awam di tengah masyarakat memancarkan peradaban kasih yang tulus, jujur, terbuka dan dapat dipercaya.
Terciptanya kemampuan umat dalam mengorganisir pelayanan pastoral gereja yang menerapkan prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas, solidaritas, subsidiaritas, kemandirian dalam kepemimpinan di Gereja di bawah kepempimpinan uskup dan para pembantu-pembantunya.
Meningkatnya peran kaum awam yang berperan-serta dalam hidup menggereja secara kuantitas dan kualitas.
Adanya peningkatan kemampuan umat melaksanakan manajerial paroki .
a. Keberhasilan
program paroki sangat ditentukan oleh kinerja kaum awam sebagai satu tim yang solid dalam kepengurusan gereja.
b. Sinergitas antar bidang.
c. Efisiensi anggaran.
4. Penyiapan
programasi kerja, RAPB Paroki 2016 dan pelantikan Dewan Paroki.
Dewan Harian, Tim Sekretariat Paroki
Aktivis memfasilitasi meningkatnya nilai tawar umat dalam menciptakan bonum commune aneka bi-dang kegiatan yang mendasarkan pada formatio iman ber-jenjang, kaderisasi, terciptanya solida-ritas, serta kepedu-lian terhadap sesa- ma dan pelestarian lingkungan.
Makin banyak tokoh awam yang terlibat dalam aneka bidang kegiatan karena tersentuh untuk mewujudkan bonum commune aneka bidang kegiatan.
a. Terbangunnya
kebersamaan dan rasa guyup pengurus Dewan paroki yang mengarah pada sentire cum ecclesiae.
b. Meningkatnya kualitas pengetahuan dan pelayanan para pengurus Dewan Paroki.
a. Terlaksananya
sosialisasi program kerja dan RAPB Paroki tahun 2016.
b. Pengurus Dewan Paroki dapat mengikuti kegiatan secara utuh.
c. Terlaksananya minimal 85% program kerja dewan di tahun 2016.
a. Munculnya kader-
kader baru yang mampu memberi wajah baru Gereja Paroki.
b. Munculnya inovasi-inovasi gerakan yang mengarah pada inklusifitas dan “agent of change” (transformasi hidup).
5. Rekoleksi Temu
Kerasulan Karya Dewan Paroki Pleno berupa pemantapan kerja dan visi gereja sesuai ARDAS 2016-2020 dan RIKAS 2016-2035.
Dewan Harian, Tim Sekretariat Paroki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kaum awam sebagai pengurus gereja yang semakin memiliki habitus baru untuk menjalankan pelayanan pastoral berdasarkan data yang akuntabel dan kredibel sehingga membantu mewujud-kan hakekat panggilan awam di tengah masya-rakat memancar-kan peradaban kasih yang tulus, jujur, terbuka dan dapat dipercaya.
Terciptanya kemampuan umat dalam mengorganisir pelayanan pastoral gereja yg menerapkan prinsip-prinsip trans-paransi, akuntabilitas, solidaritas, subsidiari-tas, kemandirian dalam kepemimpinan di Gereja di bawah kepempimpinan uskup dan para pembantu-pembantunya.
Meningkatnya peran kaum awam yang berperan-serta dalam hidup menggereja secara kuantitas dan kualitas.
Adanya peningkatan kemampuan umat melaksanakan manajerial paroki serta kemampuan merespon dinamika sosial kemasyara-katan yg terjadi di dalam maupun di luar gereja (evaluasi program kerja) dg kemampuan mem-baca (monitoring) data umat.
a. Keberhasilan
program paroki sangat ditentukan oleh kinerja kaum awam sebagai satu tim yang solid dlm kepengurusan gereja.
b. Pengaturan waktu pertemuan mengingat tidak semua orang punya waktu luang yang sama.
c. Menghindari kerja “one man show”, “pastor-sentris”, “orangnya itu-itu saja”.
6. Monitoring dan
evaluasi kerasulan Karya Dewan Paroki Pleno berdasarkan Updating data umat paroki.
Dewan Harian, Tim Sekretariat Paroki
Terciptanya suasana kekeluargaan, profesionalitas kerja dan kegembiraan Injili para karyawan sebagai “garda depan” pelayan Umat Allah sehingga umat semakin terlayani dengan baik.
Para karyawan mengalami kegembiraan (happiness), kompak, sinergis dalam bekerjasama sebagai administrator maupun koster paroki
Meningkatnya kekompakan dan semangat kerja karyawan paroki beserta keluarga.
Meningkatnya semangat kerja karyawan paroki.
Faktor hubungan interpersonal yang baik antar Romo Paroki – Dewan – karyawan merupakan kunci keberhasilan pelayanan pastoral.
7. Ziarah dan
rekreasi karyawan paroki.
Romo Paroki, Dewan Harian, Bendahara Paroki
Terciptanya petugas
Terselenggaranya
Umat semakin
Gerak langkah
a. KAS / Kevikepan
8. Pelatihan
Dewan Harian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pastoral awam yang semakin terampil dan berdedikasi.
kursus kaderisasi dan pelatihan petugas pastoral bagi awam di semua jenjang usia/kelompok pembelajaran.
tangguh dalam iman dan mampu mengatasi persoalan hidup dalam terang Roh Kudus.
lingkungan semakin hidup dan berkembang.
memfasilitasi.
b. Regenarasi memerlukan proses yang tidak mudah.
pengurus lingkungan melalui sekolah lingkungan.
dan Ketua-ketua Lingkungan
Gereja yang mampu menciptakan suasana liturgi yg menyentuh hati umat atas kehadiran Tuhan Yesus dengan terwujudnya kegiatan liturgis yang kontekstual sehingga mampu menjadi inspirasi dan gerakan untuk mewujudkan gereja signifikan dan relevan di masyarakat sebagai wujud ungkapan syukur kepada Allah.
a. Terwujudnya inovasi
model tradisi doa katolik dalam liturgi utk memperdalam kekayaan iman dan membangkitkan makna spiritual yang memberi inspirasi bagi hidup sehari-hari.
b. Terwujudnya keterbukaan terhadap ide ide baru, sehingga terciptanya suasana liturgi yang hikmat, megah, anggun, agung dan berkualitas.
c. Tersedianya pedoman dasar pendidikan iman bagi umat dalam semua jenjang sebagai persiapan tugas internal gereja dan masyarakat bagi
a. Meningkatnya
pengenalan dan pemahaman umat akan aneka macam tradisi katolik.
b. Meningkatnya keterlibatan umat dalam aneka tradisi katolik.
c. Bertumbuhnya tradisi doa dan ibadat yang dialogis dengan budaya dan hidup umat setempat.
d. Semakin dialaminya wajah kerahiman Allah dalam hidup keseharian.
a. Semakin banyak
umat mendapat-kan kesempatan mengenal khazanah iman gereja katolik lewat kekayaan Liturgi gereja yang kontekstual dan sosialisasi aneka macam tradisi katolik.
b. Tumbuhnya habitus doa dan devosi yang berdialog dengan hidup umat setempat.
a. Partisipasi
pengurus semakin bergairah utk diajak bekerjasama.
b. Keterbatasan kemampuan pengurus tim kerja dlm menghidupkan liturgi yang kontekstual.
c. Keterbatasan waktu dalam persiapan.
d. Keterlibatan pengurus Liturgi lingkungan dalam pertemuan-pertemuan yang diadakan Bidang Liturgi sangat menentukan.
9. Pertemuan kader
mempersiapkan tema misa dan merancang homili bersama Romo dan Pendampingan petugas pelayan misa dengan menyiapkan bacaan, mazmur dan lagu-lagu yang sesuai dengan tema.
Romo Paroki bersama Kabid Liturgi & Peribadatan dan KTK Liturgi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
umat. e. Resistensi perubahan liturgi yang bisa terjadi di kalangan umat.
f. Peranserta umat masih terbatas dalam hidup bermasyarakat khususnya jabatan publik.
Pendampingan Prodia-kon yg mendapatkan perhatian dari Pastor Paroki agar menjadi kader aktivis Katolik yang semakin sadar akan hakekat pang-gilannya utk ambil bagian dengan gembira dalam kehidupan menggereja & menyucikan dunia.
Terlaksananya peningkatan jumlah kegiatan pembinaan iman dan moral bagi Prodiakon secara terstruktur, terintegrasi dan tersistematisasi.
Meningkatnya pengenalan dan pemahaman umat khususnya Prodiakon akan aneka macam tradisi katolik.
Prodiakon semakin memahami akan tugas dan tanggung jawabnya.
a. Pelayanan
sakramental lintas lingkungan dapat terlayani dengan optimal.
b. Tugas pastor
paroki utk mengkader Prodiakon mem-butuhkan waktu ekstra.
10. Rekoleksi, retret,
atau pertemuan yang bersifat reflektif bagi para Prodiakon.
Romo Paroki bersama Kabid Liturgi & Peribadatan dan KTK Prodiakon
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gereja memberikan pendalaman Kitab Suci kepada umat secara terstruktur.
Terwujudnya pemahaman dan penghayatan umat akan kehidupan dalam terang Kitab Suci.
a. Semakin banyak
umat yg memahami, sadar dan kritis thd iman Katolik.
b. Ajang kaderisasi Katekis-katekis paroki.
c. Penambahan jumlah Katekis minimal 5 orang.
Umat lebih tangguh mendapatkan landasan iman berdasarkan Kitab Suci dan tradisi gereja Katolik.
Kelompok-kelompok radikal dan fundamentalis masih kuat dan agresif dan cenderung anti Kristus.
11. Pendalaman
Kitab Suci sebulan sekali “Bincang-bincang soal Kitab Suci”.
Romo Paroki bersama Kabid. Pewartaan dan Katekese, KTK Kerasulan KS/ Pemandu
Gereja memberikan pembinaan iman, moral, dialog dan keterlibatan di masyarakat kepada umat secara terstruktur.
Terlaksananya pendidikan formatio iman umat secara berjenjang bagi orang dewasa.
a. Semakin banyak
umat yang memahami, sadar dan kritis terhadap iman Katolik.
b. Ajang kaderisasi Katekis-katekis paroki
c. Penambahan jumlah Katekis minimal 5 orang.
a. Umat tidak
mudah goyah iman meng-hadapi tawaran hidup beriman di luar gereja Katolik.
b. Umat semakin berani bersaksi dan menampilkan diri sebagai umat beriman Katolik.
Kelompok-kelompok radikal dan fundamentalis masih kuat, agresif, dan cenderung anti Kristus.
12. Sarasehan iman
setiap sebulan sekali “Bincang-bincang soal Iman Katolik”.
Romo Paroki bersama Kabid. Pewartaan dan Katekese, KTK PIU
Gereja menggerakkan kesadaran umat untuk saling membantu dan gotong royong.
Terwujudnya kesadaran umat dengan memberikan perhatian terhadap kelompok KLMTD.
Kelompok KLMTD di Paroki St. Mikael.
Setiap tahun minimal 5 rumah tersentuh kegiatan peduli tempat tinggal.
a. Kepedulian umat
tinggi. b. Butuh kreatifitas
dalam penggalangan
13. Gerakan peduli
tempat tinggal.
Romo Paroki bersama Kabid. Pelayanan Kemasyarakatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dana.
Aktivis memfasilitasi meningkatnya tawar umat dalam menciptakan bonum commune lewat bidang pelestarian lingkungan.
Makin banyak tokoh dalam bidang pelestarian lingkungan.
a. Perubahan cara
pandang umat dalam menangani sampah.
b. Pelestarian
lingkungan dengan cara pengelolaan sampah dapat terwujud.
a. Terbentuknya
kader pengelolaan sampah di masing-masing paroki .
b. Ada percontohan
pengelolaan sampah .
a. Perubahan mental
b. Ensiklik Laudato si
semakin dipahami.
c. Adanya umat yang pesimis.
d. Membutuhkan proses waktu yang lama
14. Pengelolaan dan
pengolahan sampah bersama paroki rayon kota yaitu: Kotabaru, Bintaran, Pringgolayan dan Pangkalan.
Dewan Harian bersama Kabid Pelayanan Kemasyarakatan, KTK Peduli Lingkungan, KTK OMK
Terwujudnya Family Crisis Center yang mandiri dan profesional
Meningkatnya jumlah anggota tim dan kinerja Crisis Center di Paroki.
Memberikan pendampingan terhadap keluarga yang mengalami masalah dalam keluarga.
a. Terbentuknya
tim pendampingan keluarga.
a. Berkurangnya
keluarga yang bermasalah.
a. Lembaga-lembaga
pendidikan, latihan dan pendampingan masyarakat makin tumbuh dan tebuka utk bekerja sama dg gereja.
b. Masih tertutupnya keluarga keluarga yang bermasalah.
15. Pembentukan
dan Pelaksanaan Pendampingan Keluarga
Romo Paroki bersama KTK Pendampingan Keluarga
Romo Paroki mendapatkan kemudahan dalam
Pemetaan batas wilayah Paroki Santo Mikael Pangkalan.
a. Tersedianya data
koordinat batas wilayah dan lokasi
a. Tersedianya
koordinat batas wilayah dari
a. Pengumpulan data
koordinat harus dilakukan satu
16. Menjajaki
komunikasi dengan paroki
Dewan Harian bersama Kabid Litbang dan KTK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kunjungan pastoral dan pengenalan lokasi umat Paroki Santo Mikael Pangkalan melalui peta digital.
rumah umat Paroki Santo Mikael Pangkalan.
b. Jumlah lingkungan
paroki bertambah. c. Sirkulasi tugas
Liturgi setiap lingkungan tidak terlalu cepat.
Paroki Santo Mikael Pangkalan yang terbarukan.
b. Tersedianya
sistem data lokasi rumah dari umat Paroki Santo Mikael Pangkalan.
c. Jumlah umat
dalam setiap perayaan Ekaristi bertambah.
persatu setiap lokasi rumah.
b. Validasi lokasi rumah umat perlu waktu lama.
c. Kerja Pastoral dari Romo paroki bertambah.
d. Tidak semua umat lingkungan yang terkait menyetujui.
tetangga untuk penataan batas-batas paroki teritorial.
Pengembangan Teritori
Gereja yang menjadi ikatan pemersatu (bounding) , jembatan (bridging) dan pemrakarsa yang menginspirasikan perjuangan umat Katolik mewujudkan bonum commune (kesejahteraan bersama) bersemboyan Per Patriam ad Ecclesiam (Lewat Penghayatan akan Kebangsaan, Memasuki Penghayatan akan Hidup Menggereja) sehingga memampukan memberi fondasi bagi Gereja yang Inklusif,
Terwujudnya kelompok pemerhati perdamaian baik di kalangan sipil maupun di kalangan militer (di Akademi Angkatan baik TNI maupun Polri).
a.Meningkatnya
pemahaman gerakan Gereja sebagai perintis perdamaian dan mediasi atas konflik komunal.
b.Tergarapnya role
model/teladan iman yang dihidupkan lewat sarana buku-buku ulasan mengenai Kitab Suci, Katekismus, ajaran-ajaran tradisi Gereja, Kepemimpinan dan Pola Kaderisasi Umat.
a.Terjaring 10 o-
rang menjadi vo-lunteer petugas perpustakaan dan display.
b.Terjaring 100
orang menjadi anggota Perpus-takaan Paroki & Pusat Studi Per-damaian dan Re-solusi Konflik.
c.Tergarapnya un-
sur kognitif umat lewat 7 bacaan tematik yaitu: Biografi tentang Paus Yohanes
Belum minatnya kesadaran membaca literatur.
17. Pameran
buku/Gelar Display Taman Bacaan, Peminjaman Buku Tematik dan Diskusi Buku.
Romo Paroki bersama Kabid Litbang dan KTK Pusat Studi OCI Perdamaian dan Resolusi Konflik /Perpustakaan Paroki, beserta Kabid Pelayanan Kemasyarakatan & KTK Kerasulan Kemasyarakatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Inovatif dan Transformatif Demi Terwujudnya Peradaban Kasih Di Indonesia.
Paulus II dan Kerahiman Ilahi, Iman Katolik, Kepemimpinan Jemaat, Devosi, Lingkungan Hi-dup, Katekese Anak, Sosial Poli-tik- Kemasyara-katan.
d. Terbukanya
akses kelompok pemerhati kehidupan, sosial dan budaya dalam kerangka beriman secara bertanggung jawab di bumi Indonesia.
Terwujudnya komunitas jaringan kerja/gugus tugas Yohanes Paulus II untuk membawa inspirasi kerahiman Ilahi bagi Gereja setempat (gerakan mistik-politis kristiani).
Meningkatnya kesatuan gerak bersama untuk mengambil peran yang menjembatani aksi-aksi kekerasan di dalam masyarakat dewasa ini dengan aneka gerakan preventif
a.Terbentuknya
gerakan tindakan solidaritas lintas jaringan.
b.Terbentuknya
kesiapan gerakan-gerakan umat bagi terciptanya bina
a. Masih marak
terjadinya kekerasan berlatar belakang agama.
b. Intoleransi masih terjadi di kalangan masyarakat.
18. Animasi gerakan
perdamaian dan belajar dari semangat SantoYohanes Paulus II.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(pencegahan), mediatif (penanganan masalah konflik) hingga kegiatan bina damai.
damai. c.Adanya kesiapan
pelaksanaan agenda Asian Youth Day (AYD) 2017 di Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI