Maklah Bu Lia

download Maklah Bu Lia

of 19

Transcript of Maklah Bu Lia

  • 8/16/2019 Maklah Bu Lia

    1/19

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.  Latar Belakang Masalah

    Gangguan jiwa pada mulanya dianggap suatu yang gaib, sehingga penanganannya

    secara supranatural spiristik yaitu hal-hal yang berhubungan dengan kekuatan gaib. Gangguan

     jiwa merupakan suatu gangguan yang terjadi pada unsur jiwa yang manifestasinya pada

    kesadaran, emosi, persepsi, dan intelegensi. Salah satu gangguan jiwa tersebut adalah

    gangguan perilaku kekerasan.

    Marah adalah perasaan jengkel yang timbul sebagai suatu respon terhadap

    kecemasan yang dirasakansebagai ancaman individu. Pengungkapan kemarahan dengan

    langsung dan konstruksif pada saat terjadi dapat melegakan individu dan membantu orang

    lain untuk mengerti perasaan yang sebenarnya sehingga individu tidak mengalami kecemasan,

    stress, dan merasa bersalah dan bahkan merusak diri sendiri, orang lain dan lingkungan.

    alam hal ini, peran serta keluarga sangat penting, namun perawatan merupakan ujung

    tombak dalam pelayanan kesehatan jiwa.

    2.  Tujuan Penulisan

    a.  !ujuan umum

    Setelah membahas kasus ini diharapkan mengerti dan memberikan asuhan keperawatan pada

     pasien perilaku kekerasan.

     b.  !ujuan "husus

      Setelah menyusun makalah ini diharapkan mahasiswa mampu #

    Melakukan pengkajian pada klien dengan perilaku kekerasan

    Merumuskan diagnosa untuk klien dengan perilaku kekerasan

    Membuat perencanaan untuk klien dengan perilaku kekerasan

    Melakukan implementasi pada klien dengan perilaku kekerasan

    Membuat evaluasi pada klien dengan perilaku kekerasan.

    3.  Sistematika

    $ntuk menghindari luas masalah maka dalam penyusunan makalah ini kelompok 

    mengkhususkan pembahasan tentang penatalaksanaan pada pasien dengan perilaku

    kekerasan. %suhan keperawatan ini hanya menerapkan proses keperawatan melalui tahap

     pengkajian, diagnosa keperawatan, implementasi, dan evaluasi pada kasus perilaku kekerasan.

    BAB II

    1

  • 8/16/2019 Maklah Bu Lia

    2/19

    PEMBAHASAN

    ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN PERILAKU

    KEKERASAN

    1. DEFINISI

    Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang

    melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fsik baik terhadap

    diri sendiri, orang lain maupun lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk

    mengungkapkan perasaan kesal atau marah yang tidak konstrukti. (Stuartdan Sundeen : 199!.

    "arah adalah perasaan #engkel yang timbul sebagai respon

    terhadap kecemasan atau kebutuhan yang tidak terpenuhi yang dirasakan

    sebagai ancaman (Stuart dan Sundeen : $%%!.

    Perilaku kekerasan sukar diprediksi. Setiap orang dapat bertindak

    keras tetapi ada kelompok tertentu yang memiliki resiko tinggi yaitu pria

    berusia 1&$ tahun, orang kota, kulit hitam, atau subgroup dengan

    budaya kekerasan, peminum alkohol ('omb, $%% dalam Purba, dkk :

    $%%)!. Perilaku kekerasan adalah tingkah laku indi*idu yang ditu#ukan

    untuk melukai atau mencelakakan indi*idu lain yang tidak menginginkan

    datangnya tingkah laku tersebut (Purba dkk : $%%)!.

    Sedangkan menurut +arpenito $%%%, perilaku kekerasan adalah

    keadaan dimana indi*idu&indi*idu beresiko menimbulkan bahaya langsung

    pada dirinya sendiri ataupun orang lain.

     adi, perilaku kekerasan merupakan suatu keadaan indi*idu yang

    melakukan tindakan yang dapat membahayakan-mencederai diri sendiri,

    orang lain bahkan dapat merusak lingkungan.

    2. ETIOLOGI

    $

  • 8/16/2019 Maklah Bu Lia

    3/19

    Perilaku kekerasan bisa disebabkan adanya gangguan harga diri,

    misalnya harga diri rendah, dimana gangguan harga diri dapat

    digambarkan sebagai perasaan negati terhadap diri sendiri, hilang

    kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan.

    Seseorang yang mengalami hambatan dalam mencapai

    tu#uan-keinginan yang diharapkannya menyebabkan ia men#adi rustasi. a

    merasa terancam dan cemas. ika ia tidak mampu menghadapi rasa

    rustasi itu dengan cara lain tanpa mengendalikan orang lain dan keadaan

    sekitarnya misalnya dengan kekerasan.

    /erikut ini ada beberapa aktor resiko yang dapat menyebabkan

    ter#adinya perilaku kekerasan:

    1! 0aktor Predisposisi

    da beberapa aktor yang mempengaruhi ter#adinya perilaku

    kekerasan menurut teori biologik, teori psikologi, dan teori sosiokultural

    yang di#elaskan oleh 'o2send (1993 dalam Purba dkk, $%%)! yaitu:

    a. 'eori /iologik

     'eori biologik terdiri dari beberapa pandangan yang berpengaruh

    terhadap perilaku:

    a! 4eurobiologik

    da area pada otak yang berpengaruh terhadap proses

    impuls agresi: sistem limbik, lobus rontal dan hypothalamus.

    4eurotransmitter #uga mempunyai peranan dalam memasilitasi

    atau menghambat proses impuls agresi. Sistem limbik merupakan

    sistem inormasi, ekspresi, perilaku, dan memori. pabila ada

    gangguan pada sistem ini maka akan meningkatkan atau

    menurunkan potensial perilaku kekerasan. danya gangguan pada

    lobus rontal maka indi*idu tidak mampu membuat keputusan,

  • 8/16/2019 Maklah Bu Lia

    4/19

    kerusakan pada penilaian, perilaku tidak sesuai, dan agresi.

    /eragam komponen dari sistem neurologis mempunyai implikasi

    memasilitasi dan menghambat impuls agresi. Sistem limbik

    terlambat dalam menstimulasi timbulnya perilaku agresi. Pusat otak

    atas secara konstan berinteraksi dengan pusat agresi.

    b! /iokimia

    /erbagai neurotransmitter (epinephrine, norepinerine,

    dopamine, asetikolin, dan serotonin! sangat berperan dalam

    memasilitasi atau menghambat impuls agresi. 'eori ini sangat

    konsisten dengan fght atau 5ight yang dikenalkan oleh Selye dalam

    teorinya tentang respons terhadap stress.

    c! 6enetik

    Penelitian membuktikan adanya hubungan langsung antara

    perilaku agresi dengan genetik karyotype 788.

    d! 6angguan tak

    Sindroma otak organik terbukti sebagai aktor predisposisi

    perilaku agresi dan tindak kekerasan. 'umor otak, khususnya yang

    menyerang sistem limbik dan lobus temporal trauma otak, yang

    menimbulkan perubahan serebral dan penyakit seperti ensealitis,

    dan epilepsy, khususnya lobus temporal, terbukti berpengaruh

    terhadap perilaku agresi dan tindak kekerasan.

    b. 'eori Psikologik

    a! 'eori Psikoanalitik

    ;

  • 8/16/2019 Maklah Bu Lia

    5/19

     'eori ini men#elaskan tidak terpenuhinya kebutuhan untuk

    mendapatkan kepuasan dan rasa aman dapat mengakibatkan tidak

    berkembangnya ego dan membuat konsep diri rendah. gresi dan

    tindak kekerasan memberikan kekuatan dan prestise yang dapat

    meningkatkan citra diri dan memberikan arti dalam kehidupannya.

    Perilaku agresi dan perilaku kekerasan merupakan pengungkapan

    secara terbuka terhadap rasa ketidakberdayaan dan rendahnya

    harga diri.

    b! 'eori Pembela#aran

    nak bela#ar melalui perilaku meniru dari contoh peran

    mereka, biasanya orang tua mereka sendiri. +ontoh peran tersebut

    ditiru karena dipersepsikan sebagai prestise atau berpengaruh, atau

     #ika perilaku tersebut diikuti dengan pu#ian yang positi. nak

    memiliki persepsi ideal tentang orang tua mereka selama tahap

    perkembangan a2al. 4amun, dengan perkembangan yang

    dialaminya, mereka mulai meniru pola perilaku guru, teman, dan

    orang lain. ndi*idu yang dianiaya ketika masih kanak&kanak atau

    mempunyai orang tua yang mendisiplinkan anak mereka dengan

    hukuman fsik akan cenderung untuk berperilaku kekerasan setelah

    de2asa.

    c! 'eori Sosiokultural

    Pakar sosiolog lebih menekankan pengaruh aktor budaya dan

    struktur sosial terhadap perilaku agresi. da kelompok sosial yang

    secara umum menerima perilaku kekerasan sebagai cara untuk

    menyelesaikan masalahnya. "asyarakat #uga berpengaruh pada

    perilaku tindak kekerasan, apabila indi*idu menyadari bah2a

    kebutuhan dan keinginan mereka tidak dapat terpenuhi secara

    konstrukti. Penduduk yang ramai -padat dan lingkungan yang ribut

  • 8/16/2019 Maklah Bu Lia

    6/19

    dapat berisiko untuk perilaku kekerasan. danya keterbatasan sosial

    dapat menimbulkan kekerasan dalam hidup indi*idu.

    $! 0aktor Presipitasi

    0aktor&aktor yang dapat mencetuskan perilaku kekerasan sering kali

    berkaitan dengan:

    a.

  • 8/16/2019 Maklah Bu Lia

    7/19

    menggunakan kata-kata yang dapat dimengerti dan diterima tanpa menyakiti orang lain, akan

    memberikan perasaan lega, menurunkan ketegangan, sehingga perasaan marah dapat diatasi.

    %pabila perasaan marah diekspresikan dengan perilaku kekerasan, biasanya dilakukan

    individu karena ia merasa kuat. +ara demikian tentunya tidak akan menyelesaikan masalah

     bahkan dapat menimbulkan kemarahan yang berkepanjangan dan dapat menimbulkan tingkah

    laku destruktif, seperti tindakan kekerasan yang ditujukan kepada orang lain maupun

    lingkungan. Perilaku yang tidak asertif seperti perasaan marah dilakukan individu karena

    merasa tidak kuat. ndividu akan pura-pura tidak marah atau melarikan diri dari rasa

    marahnya sehingga rasa marah tidak terungkap. "emarahan demikian akan menimbulkan rasa

     bermusuhan yang lama dan pada suatu saat dapat menimbulkan kemarahan destruktif yang

    ditujukan kepada diri sendiri.

    4) MANIFESTASI KLINIK 

     8osep ($%%9! mengemukakan bah2a tanda dan ge#ala perilaku

    kekerasan adalah sebagai berikut:

    1. 0isik

    • "uka merah dan tegang

    • "ata melotot- pandangan ta#am

    •  'angan mengepal

    • >ahang mengatup

    • Postur tubuh kaku

    • alan mondar&mandir

    $. ?erbal

    • /icara kasar

    • Suara tinggi, membentak atau berteriak

    • "engancam secara *erbal atau fsik

    • "engumpat dengan kata&kata kotor

    • Suara keras

    @

  • 8/16/2019 Maklah Bu Lia

    8/19

    • =etus

    . Perilaku

    "elempar atau memukul benda-orang lain• "enyerang orang lain

    • "elukai diri sendiri-orang lain

    • "erusak lingkungan

    • muk-agresi

    ;. asa terganggu, dendam dan #engkel

    •  'idak berdaya

    • /ermusuhan

    • "engamuk, ingin berkelahi

    • "enyalahkan dan menuntut

    . ntelektual

    "endominasi, cere2et, kasar, berdebat, meremehkan, sarkasme.

    3. Spiritual

    "erasa diri berkuasa, merasa diri benar, mengkritik pendapat

    orang lain, menyinggung perasaan orang lain, tidak perduli dankasar.

    @. Sosial

    "enarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan, e#ekan, sindiran.

    ). Perhatian/olos, mencuri, melarikan diri, penyimpangan seksual.

    )

  • 8/16/2019 Maklah Bu Lia

    9/19

    5.) PENATALAKSANAAN MEDIS

    a. 0armakoterapi

    1. bat anti psikosis, phenotiAin (+PB-HCP!

    $. bat anti depresi, amitriptyline

    . bat anti ansietas, diaAepam, bromoAepam, cloboAam

    ;. bat anti insomnia, phneobarbital

    b. 'erapi modalitas

    1. 'erapi keluarga

    /erokus pada keluarga dimana keluarga membantu mengatasi

    masalah klien dengan memberikan perhatian:

    • /HSP

    •  angan memancing emosi klien

    • Cibatkan klien dalam kegiatan yang berhubungan dengan keluarga

    • "emberikan kesempatan pada klien dalam mengemukakan

    pendapat

    • n#urkan pada klien untuk mengemukakan masalah yang dialami

    • "endengarkan keluhan klien

    • "embantu memecahkan masalah yang dialami oleh klien

    • Hindari penggunaan kata&kata yang menyinggung perasaan klien

    •  ika klien melakukan kesalahan #angan langsung mem*onis

    •  ika ter#adi P= yang dilakukan adalah:

    − /a2a klien ketempat yang tenang dan aman

    − Hindari benda ta#am

    Cakukan fksasi sementara− >u#uk ke pelayanan kesehatan

    9

  • 8/16/2019 Maklah Bu Lia

    10/19

    $. 'erapi kelompok

    /erokus pada dukungan dan perkembangan, ketrampilan social

    atau akti*itas lai dengan berdiskusi dan bermain untuk mengembalikan

    kesadaran klien karena masalah sebagian orang merupakan perasaan dan

    tingkah laku pada orang lain.

    . 'erapi musik

    Dengan music klien terhibur, rilek dan bermain untuk

    mengembalikan kesadaran klien.

    1%

  • 8/16/2019 Maklah Bu Lia

    11/19

    ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PERILAKU

    KEKERASAN

    1. PENGKAJIAN

    a. %spek biologis

    *espons fisiologis timbul karena kegiatan system saraf otonom bereaksi terhadap

    sekresi epineprin sehingga tekanan darah meningkat, tachikardi, muka merah, pupil melebar,

     pengeluaran urine meningkat. %da gejala yang sama dengan kecemasan seperti meningkatnya

    kewaspadaan, ketegangan otot seperti rahang terkatup, tangan dikepal, tubuh kaku, dan

    refleks cepat. al ini disebabkan oleh energi yang dikeluarkan saat marah bertambah.

     b. %spek emosional

    ndividu yang marah merasa tidak nyaman, merasa tidak berdaya, jengkel, frustasi,

    dendam, ingin memukul orang lain, mengamuk, bermusuhan dan sakit hati, menyalahkan dan

    menuntut.

    c. %spek intelektual

    Sebagian besar pengalaman hidup individu didapatkan melalui proses intelektual,

     peran panca indra sangat penting untuk beradaptasi dengan lingkungan yang selanjutnya

    diolah dalam proses intelektual sebagai suatu pengalaman. Perawat perlu mengkaji cara klien

    marah, mengidentifikasi penyebab kemarahan, bagaimana informasi diproses, diklarifikasi,

    dan diintegrasikan.

    d. %spek sosial

    11

  • 8/16/2019 Maklah Bu Lia

    12/19

    Meliputi interaksi sosial, budaya, konsep rasa percaya dan ketergantungan. mosi

    marah sering merangsang kemarahan orang lain. "lien seringkali menyalurkan kemarahan

    dengan mengkritik tingkah laku yang lain sehingga orang lain merasa sakit hati dengan

    mengucapkan kata-kata kasar yang berlebihan disertai suara keras. Proses tersebut dapat

    mengasingkan individu sendiri, menjauhkan diri dari orang lain, menolak mengikuti aturan.

    e. %spek spiritual

    "epercayaan, nilai dan moral mempengaruhi hubungan individu dengan lingkungan.

    al yang bertentangan dengan norma yang dimiliki dapat menimbulkan kemarahan yang

    dimanifestasikan dengan amoral dan rasa tidak berdosa.

    2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

    Diagnosa kepera2atan yang mungkin timbul pada pasien dengan

    perilaku kekerasan adalah:

    1. >esiko perilaku mencederai diri sendiri orang lain dan

    lingkungan berhubungan dengan perilaku kekerasan.

    $. Perilaku kekerasan b. d harga diri rendah

    . 6angguan =onsep diri b. d harga diri rendah

    3. INTERVENSI KEPERAWATAN

    1. >esiko perilaku mencederai diri sendiri orang lain dan

    lingkungan berhubungan dengan perilaku kekerasan.

     'u#uan =lien tidak mencederai diri sendiri, orang lain dan

    lingkungannya

    =riteria hasil:

    1$

  • 8/16/2019 Maklah Bu Lia

    13/19

    • =lien dapat membina hubungan saling percaya

    • =lien dapat mengidentifkasi penyebab perilaku kekerasan.

    • =lien dapat mengidentifkasi tanda tanda perilaku kekerasan.

     nter*ensi >asional

    /ina hubungan saling percaya :

    salam terapeutik, empati, sebut

    nama pera2at dan #elaskan

    tu#uan interaksi.

    Hubungan saling percaya

    memungkinkan terbuka pada

    pera2at dan sebagai dasar

    untuk inter*ensi selan#utnya.

    /eri kesempatan

    mengungkapkan perasaan.

    normasi dari klien penting

    bagi pera2at untuk membantu

    kien dalam menyelesaikan

    masalah yang konstrukti.

    /antu klien mengungkapkan

    perasaan #engkel - kesal.

    Pengungkapan perasaan dalam

    suatu lingkungan yang tidak

    mengancam akan menolong

    pasien untuk sampai kepadaakhir penyelesaian persoalan.

    bser*asi tanda perilaku

    kekerasan.

    "engetaui perilaku yang

    dilakukan oleh klien sehingga

    memudahkan untuk inter*ensi.

    $. Perilaku kekerasan b. d harga diri rendah

     'u#uan =lien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal

    =riteria hasil:

    • =lien dapat membina hubungan saling percaya dengan pera2at

    • =lien dapat mengidentifkasi kemampuan dan aspek positi yang

    dimiliki.

    1

  • 8/16/2019 Maklah Bu Lia

    14/19

  • 8/16/2019 Maklah Bu Lia

    15/19

    mera2at klien dengan harga

    diri rendah.

    secara bersama.

    . 6angguan =onsep diri b. d harga diri rendah

     'u#uan Pasien dapat mengontrol perilaku kekerasan pada saat

    berhubungan dengan orang lain=riteria hasil:

    1!

  • 8/16/2019 Maklah Bu Lia

    16/19

    mplementasi kepera2atan yang dilakukan harus sesuai dengan

    inter*ensi kepera2atan yang telah diibuat sebelumnya.

    5. EVALUASI KEPERAWATAN

    Dari apa yang telah dipaparkan diatas untuk mengukur apakah

    tu#uan dan kriteria sudah tercapai, pera2at dapat mengobser*asi perilaku

    klien. "enurut iyus 8osep ada beberapa perilaku yang dapat diindikasikan

    sebagai e*aluasi yang positi yaitu :

    1. dentifkasi sesuatu yang dapat membangkitkan kemarahan klien.$. /agaimana keadaan klien saat marah dan benci panda orang lain.. Sudahkan klien menyadari akibat dari marah dan pengaruhnya

    pada orang lain;. /uatlah komentar yang kritikal. pakah klien sudah mampu mengespresikan sesuatu yang berbeda.3. =lien mampu menggunakan aktiftas secara fsik untuk mengurangi

    perasaan marahnya.@. "ampu mentoleransi rasa marahnya.). =onsep diri klien sudah meningkat

    9. =emandirian dalam berfkir dan akti*itas.

    13

  • 8/16/2019 Maklah Bu Lia

    17/19

    BAB III

    PENUTUP

    3.1. KESIMPULAN

    Perilaku kekerasan atau tindak kekerasan merupakan ungkapan perasaan marah dan

     bermusuhan sebagai respon terhadap kecemasan/kebutuhan yang tidak terpenuhi yang

    mengakibatkan hilangnya kontrol diri dimana individu bisa berperilaku menyerang atau

    melakukan suatu tindakan yang dapat membahayakan diri sendiri, orang lain dan lingkungan

    3.2. SAAN

    0erdasarkan kesimpulan diatas saran yang dapat kami buat yaitu untuk lebih

    memperdalam lagi tentang asuhan keperawatan dengan resiko perilaku kekerasan dan

     perilaku kekerasan karena dalam makalah kami tentunya masih banyak kekurangannya.

    1@

  • 8/16/2019 Maklah Bu Lia

    18/19

  • 8/16/2019 Maklah Bu Lia

    19/19

    19