Makalahreva Rubin

34
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bidan adalah seorang profesional yang sudah dilatih dengan pengetahuan khusus dalam bantuan kepada wanita agar tetap sehat selama hamil dan menolongnya pada waktu melahirkan, ahli dalam memberikan asuhan, penyuluhan, konseling dan dukungan secara individu kepada wanita dan bayinya dalam siklus kehamilan dan persalinan. Ruang lingkup praktek kebidanan meliputi : Menolong persalinan. Konseling. Penyuluhan. Asuhan pada waktu hamil, melahirkan, nifas, dan bayi baru lahir. Deteksi dini penyakit. Pengobatan terbatas ginekologi. Pertolongan gawat darurat. Pengawasan tumbuh kembang. Supervisi. Keselamatan dan kesejahteraan ibu secara menyeluruh merupakan perhatian yang paling utama bagi bidan. Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan bertanggung jawab dan mempertanggung jawabkan prakteknya. Dalam 1

description

mq

Transcript of Makalahreva Rubin

Page 1: Makalahreva Rubin

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Bidan adalah seorang profesional yang sudah dilatih dengan pengetahuan

khusus dalam bantuan kepada wanita agar tetap sehat selama hamil dan menolongnya

pada waktu melahirkan, ahli dalam memberikan asuhan, penyuluhan, konseling dan

dukungan secara individu kepada wanita dan bayinya dalam siklus kehamilan dan

persalinan.

Ruang lingkup praktek kebidanan meliputi :

Menolong persalinan.

Konseling.

Penyuluhan.

Asuhan pada waktu hamil, melahirkan, nifas, dan bayi baru lahir.

Deteksi dini penyakit.

Pengobatan terbatas ginekologi.

Pertolongan gawat darurat.

Pengawasan tumbuh kembang.

Supervisi.

Keselamatan dan kesejahteraan ibu secara menyeluruh merupakan perhatian

yang paling utama bagi bidan. Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan

bertanggung jawab dan mempertanggung jawabkan prakteknya. Dalam melaksanakan

praktek, bidan sering dihadapkan pada pertanyaan “apa yang dikerjakan bidan dan

bagaimana ia berkarya” untuk menjawab pertanyaan tersebut perlu ditegaskan adanya

model dan teori - teori yang berhubungan dengan praktek kebidanan.

Untuk itu bidan dalam memberikan pelayanan terdapat model asuhan

kebidanan yang berdasarkan pada pernyataan bahwa kehamilan, persalinan, dan

kelahiran merupakan suatu proses kehidupan yang normal, yang didalamnya

termasuk :

1

Page 2: Makalahreva Rubin

Memonitor kesejahteraan ibu baik fisik, psikologis maupun sosial dalam

siklus kehamilan dan persalinan.

Mempersiapkan ibu dengan memberikan pendidikan, konseling, asuhan

prenatal, dalam proses persalinan dan melahirkan, dan bantuan pada masa post

partum.

Intervensi teknologi seminimal mungkin.

Mengidentifikasi dan memberikan bantuan obstetri yang dibutuhkan.

Melakukan rujukan yang membutuhkan penanganan spesialis obstetrik atau

tenaga kesehatan lain.

Praktek kebidanan merupakan manajemen kesehatan wanita secara mandiri

berfokus pada kehamilan, persalinan, periode post partum, asuhan terhadap bayi baru

lahir, keluarga berencana, dan kesehatan reproduksi wanita. Adapun teori - teori yang

berhubungan dengan praktek kebidanan mencakup enam teori. Teori adalah

seperangkat konsep atau pernyataan yang dapat secara jelas menguraikan fenomena

yang penting dalam sebuah disiplin. Teori yang diuraikan dalam praktek kebidanan

adalah :

1.        Teori Reva Rubin.

2.        Teori Ramona Mercer.

3.        Teori Esnestine Wiedenbach.

4.        Teori Ela Joy Lerhman.

5.        Teori Jean Ball.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1.2.1. Teori apa sajakah yang menjadi landasan dalam Praktik Kebidanan ?

1.3 TUJUAN MASALAH

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui Teori-teori dari

beberapa ahli yang menjadi landasan dan digunakan dalam Praktik Kebidanan.

Sebagai acuan bidan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang tepat.

2

Page 3: Makalahreva Rubin

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 TEORI REVA RUBIN

Reva Rubin merupakan perawat kebidanan yang hasil penelitiannya telah

digunakan secara luas di Amerika Serikat. Tujuan penelitian teori ini adalah

mengidentifikasi bagaimana seorang wanita melaksanakan perannya sebagai ibu

dan hal apa sajakah yang memengaruhinya, baik yang bersifat positif maupun

negatif.

Metode penelitian pada teori ini adalah data dikumpulkan oleh siswa

bidan yang merawat wanita di klinik antenatal dan postnatal melalui wawancara

secara langsung atau via telepon yang berlangsung selama 1-4 jam pada sekitar

6000 wanita (yang terus dikembangkan selama 20 tahun). Hasil dari penelitian

pada teori ini adalah proses pelaksanaan peran ibu terjadi saat kehamilan sampai

6 bulan setelah melahirkan.

Tiga elemen penting dalam proses pelaksanaan peran ibu, yaitu:

1. Ideal image, sebuah gambaran ideal/positif mengenai wanita yang berhasil

melaksanakan perannya sebagai ibu dengan baik.

2. Self image, gambaran mengenai dirinya sendiri yang dihasilkan melalui

pengalamannya.

3. Body image, perubahan yang terjadi pada tubuh wanita selama proses

kehamilan.

Proses pelaksanaan peran seorang ibu, melalui tahap:

1. Mimicry (peniruan). Wanita meniru perilaku wanita lain (yang pernah

hamil) dengan melihat, mendengar, dan merasakan pengalaman menjadi

seorang ibu. Misalnya, apa yang dilakukan saat persalinan, bagaimana

pertumbuhan bayi pada hari-hari pertama, dan sebagainya.

2. Role play (mencoba bermain peran). Menciptakan kondisi di masa yang

akan datang dengan sengaja. Misalnya berlatih merawat bayi dengan

3

Page 4: Makalahreva Rubin

menjadi babysitter (pengasuh anak) untuk anak temannya, mencoba

menyuapi anak kecil, dan sebagainya.

3. Fantasy (menghayal). Wanita menghayalkan dirinya di masa yang akan

datang. Misalnya, akan seperti apa proses persalinannya nanti, baju apa yang

akan dikenakan bayinya nanti, dan sebagainya.

4. Introjection-projection-rejection (pengolahan pesan). Wanita mencoba

mengolah pesan dan membandingkan gambaran ideal tentang seorang ibu

dengan keadaan dirinya sendiri. Dalam fase ini dapat terjadi proses

penerimaan dan penolakan. Misalnya, saat ibu memandikan bayinya di

rumah berdasarkan apa yang dipelajarinya di rumah sakit atau di tempat

lainnya.

5. Grief-work (evaluasi). Wanita tersebut mengevaluasi hasil tindakannya di

masa lalu dan menghilangkan tindakan yang ia anggap sudah tidak tepat

lagi.

Menekan pada pencapaian peran sebagai ibu, untuk mencapai peran ini

seorang wanita memerlukan proses belajar melalui serangkaian aktivitas atau

latihan. Dengan demikian, seorang wanita terutama calon ibu dapat mempelajari

peran yang akan di alaminya kelak sehingga ia mampu beradaptasi dengan

perubahan-perubahan yang terjadi khususnya perubahan psikologis dalam

kehamilan dan setelah persalinan. Menurut Reva Rubin, seorang wanita sejak

hamil sudah memiliki harapan-harapan antara lain:

a) Kesejahteraan ibu dan bayi

b) Penerimaan dari masyarakat

c) Penentuan identitas diri

d) Mengetahui tentang arti memberi dan menerima perubahan umum pada

perempuan hamil:

Ketergantungan dan butuh perhatian

Membutuhkan sosialisasi

4

Page 5: Makalahreva Rubin

Tahap-tahap psikologis yang biasa dilalui oleh calon ibu dalam mencapai

perannya:

a) Anticipatory stage

Seorang ibu mulai melakukan latihan peran dan memerlukan interaksi

dengan anak yang lain.

b) Honeymoon stage

Ibu mulai memahami sepenuhnya peran dasar yang dijalaninya. Pada

tahap ini ibu memerlukan bantuan dari anggota keluarga yang lain.

c) Plateu stage

Ibu akan mencoba apakah ia mampu berperan sebagai seorang ibu. Pada

tahap ini ibu memerlukan waktu beberapa minggu sampai ibu kemudian

melanjutkan sendiri.

d) Disengagement

Merupakan tahap penyelesain latihan peran sudah berakhir.

Aspek-aspek yang diidentifikasi dalam peran ibu adalah gambaran

tentang idaman, gambaran diri dan tubuh. Gambaran diri seorang wanita adalah

pandangan wanita tentang dirinya sendiri sebagai bagian dari pengalaman

dirinya, sedangkan gambaran tubuh adalah berhubungan dengan perubahan fisik

yang tejadi selama kehamilan.

Arti dan efek kehamilan pada pasangan :

1. Pasangan merasakan perubahan tubuh pasanganya pada kehamilan 8

(delapan) bulan sampai dengan 3(tiga) bulan setelah melahirkan.

2. Lelaki juga mengalami perubahan fisik dan psikososial selama wanita

hamil.

3. Anak-anak akan di lahirkan merupakan gabungan dari tiga macam

perbedaan:

a. Hubungan ibu dengan pasangan

b. Hubungan ibu dengan janin yang berkembang

c. Hubungan ibu dengan individu yang unik

5

Page 6: Makalahreva Rubin

4. Ibu tidak pernah lagi menjadi sendiri

5. Tugas yang harus di lakukan ibu atau pasangan dalam kehamilan:

a. Percaya bahwa ia hamil dan berhubungan dengan janin dalam satu

tubuh

b. Persiapan terhadap pemisahan secara fisik pada kelahiran janin

c. Penyelesaiaan dan identifikasi kebinggungan dengan peran transisi.

6. Reaksi yang umum pada kehamilan:

a. Trimester satu : ambivalen, takut, fantasi, khawatir.

b. Trimester dua : perasaan enak memenuhi kebutuhan untuk

mempelajari perkembangan dan pertumbuhan janin menjadi narsistik,

pasif, introvent, egosentrik dan self centered.

c. Trimester tiga : berperasaan aneh, semberono, jelek, menjadi introvert,

merefleksikan terhadap pengalaman masa kecil.

Aspek yang di identifikasi dalam peran ibu :

a. Gambaran tentang idaman bayi sehat.

b. Gambaran tentang diri memandang tentang pengalaman yang dia lakukan.

c. Gambaran tubuh, gambaran ketika hamil dan setelah nifas.

Beberapa tahapan aktifitas penting sebelim seseorang menjadi seorang ibu :

1. Taking on (tahapan meniru)

Seorang wanita dalam pencapaiaan sebagai ibu akan memulainya dengan

meniru dan melakukan peran seorang ibu.

2. Taking in

Seorang wanita sedang membayangkan peran yang dilakukannya .

introjektion, projection dan rejection merupakan tahap di mana wanita

membedakan model-model yang sesuai dengan keinginannya.

3. Letting go

Wanita mengingat kembali proses dan aktifitas yang sudah di lakukannya.

Pada tahap ini seorang akan meninggalkan perannya di masa lalu.

Reva rubin mengklasifikasikan tahapan ini menjadi tiga tahap yaitu :

6

Page 7: Makalahreva Rubin

A. Periode taking in (hari pertama hingga kedua setelah melahirkan

a. Ibu masih pasif dan tergantung pada orang lain.

b. Perhatian ibu tertuju pada ke khawatiran pada perubahan tubuhnya.

c. Ibu akan mengulangi pengalaman-pengalaman ketika melahirakan.

d. Memerlukan ketenangan dalam tidur untuk mengembalikan keadaan

tubuh ke kondisi normal.

e. Nafsu makan ibu biasanya bertambah sehingga membutuhkan

peningkatan nutrisi. Kurangnya nafsu makan menandakan proses

pengembalian kondisi tubuh tidak berlangsung normal.

B. Periode taking hold (hari kedua hingga ke empat setelah melahirkan)

a. Ibu memperhatikan kemampuan menjadi orang tua dan meningkatkan

tanggung jawab akan bayinya.

b. Ibu memfokuskan perhatian pada pengontrolan fungsi tubuh, BAK,

BAB dan daya tahan tubuh.

c. Ibu cenderung terbuka menerima nasihat bidan dan kritikan pribadi.

d. Ibu berusaha untuk menguasai keterampilan merawat bayi seperti

menggendong, menyusui, memandikan dan mengganti popok.

e. Kemungkinan ibu mengalami depresi postpartum karena merasa tidak

mampu membesarkan bayinya.

C. Periode letting go

a. Terjadi setelah ibu pulang ke rumah dan di pengaruhi oleh dukungan

serta perhatian keluarga.

b. Ibu sudah mengambil tanggung jawab dalam merawat bayi dan

memahami kebutuhan bayi sehingga akan mengurangi hak ibu dalam

kebebasan dan hubungan sosial.

2.2 TEORI RAMONA MARCER

7

Page 8: Makalahreva Rubin

Teori ini lebih menekankan pada stress antepartum (sebelum melahirkan)

dan pencapaiaan peran ibu, marcer membagi teorinya menjadi dua pokok

bahasan:

A. Efek stres Anterpartum

Stres Anterpartum adalah komplikasi dari resiko kehamilan dan

pengalaman negative tentang peristiwa kehidupan. Keluarga digambarkan

sebagai suatu sistem yang dinamik yang meliputi subsistem-individu (bapak,

ibu, janin/bayi) dan pasangan (ibu-bapak, ibu-bayi dan bapak bayi). Tujuan

asuhan yang di berikan adalah memberikan dukungan selama hamil untuk

mengurangi ketidak percayaan ibu.

Riset Mercer dkk menjelaskan tentang efek stres antepartum terhadap

fungsi keluarga sebagai satu keutuhan, fungsi pasangan individual

(hubungan timbal balik ibu-ayah, ibu-bayi, ayah-bayi) dalam keluarga, dan

status kesehatan sebagai variabel dependen atau bebas.

Penilitian mercer menunjukkan, ada enam variabel independen yang

berhubungan dengan status kesehatan yaitu :

1. Hubungan Interpersonal

2. Peran keluarga

3. Stress anterpartum

4. Dukungan social

5. Rasa percaya diri

6. Penguasaan rasa takut, ragu dan depresi

Mercer kemudian mempresentasikan 3 model yang mendukung

hubungan antara variabel independen dan variabel dependen diatas,

yaitu :

1. Hubungan stres antepartum dengan individu

2. Hubungan stres antepartum dengan pasangan individual

3. Hubungan stres antepartum dengan fungsi keluarga

Status kesehatan adalah persepsi ayah dan ibu dari kesehatan mereka

sebelumnya, kesehatan sekarang, harapan sehat, ketahanan-kerentanan

8

Page 9: Makalahreva Rubin

terhadap penyakit, keprihatinan terhadap kesehatan, orientasi penyakit, dan

penolakan akan peran sakit.

Maternal role menurut mercer adalah bagai mana seorang ibu

mendapatkan identitas baru yang membutuhkan pemikiran dan penjabaran

yang lengkap dengan dirinya sendiri.

B. Pencapaian peran ibu

Peran ibu dapat dicapai bila ibu menjadi dekat dengan bayinya

termasuk mengekspresikan kepuasan dan penghargaan peran, lebih lanjut

mercer menyebutkan tentang stress anterpartum terhadap fungsi keluarga,

baik yang positif ataupun yang negative. Bila fungsi keluarganya positif maka

ibu hamil dapat mengatasi stress anterpartum, stress anterpartum karena resiko

kehamilan dapat mempengaruhi persepsi terhadap status kesehatan, dengan

dukungan keluarga dan bidan maka ibu dapat mengurangi atau mengatasi

stress anterpartum.

Perubahan yang terjadi pada ibu hamil selama masa kehamilan

(Trisemester I, II dan III) merupakan hal yang fisiologis sesuai dengan filosofi

asuhan kebidanan bahwa menarche, kehamilan, nifas, dan monopouse

merupakan hal yang fisiologis.

Perubahan yang di alami oleh ibu, selama kehamilan terkadang dapat

menimbulkan stress anterpartum, sehingga bidan harus memberikan asuhan

kepada ibu hamil agar ibu dapat menjalani kehamilannya secara fisiologis

(normal), perubahan yang di alami oleh ibu hamil antara lain :

a. ibu cenderung lebih tergantung dan lebih memerlukan perhatian

sehingga dapat berperan sebagai calon ibu dan dapat memperhatikan

perkembangan bayinya.

b. Ibu memerlukan sosialisasi

c. ibu cenderung merasa khawatir terhadap perubahan yang terjadi pada

tubuhnya

9

Page 10: Makalahreva Rubin

d. Ibu memasuki masa transisi yaitu dari masa menerima kehamilan

kehamilan ke masa menyiapkan kelahiran dan menerima bayinya.

Empat tahapan dalam melaksanakan peran ibu menuru Mercer :

a. Anticipatory

Saat sebelum wanita menjadi ibu, di mana wanita mulai melakukan

penyesuaian social dan psikologis dengan mempelajri segala

sesuatuyang di butuhkan untuk menjadi seorang ibu.

b. Formal

Wanita memasuki peran ibu yang sebenarnya, bimbingan peran di

butuhkan sesuai dengan kondisi system social

c. Informal

Di mana wanita telam mampu menemukan jalan yang unik dalam

melaksanakan perannya

d. Personal

Merupakan peran terakhir, di mana wanita telah mahir melakukan

perannya sebagai ibu.

Sebagai bahan perbandingan, Reva Rubin menyebutkan peran ibu

telah di mulai sejak ibu menginjak kehamilan pada masa 6 bulan setelah

melahirkan, tetapi menurut Mercer mulainya peran ibu adalah setelah bayi

bayi lahir 3-7 bulan setelah dilahirkan.

Wanita dalam menjalankan peran ibu di pengaruhi oleh faktor –faktor

sebagai berikut :

Faktor ibu

1. Umur ibu pada saat melahirkan

2. Persepsi ibu pada saat melahirkan pertama kali

3. Stress social

4. Memisahkan ibu pada anaknya secepatnya

5. Dukungan social

6. Konsep diri

10

Page 11: Makalahreva Rubin

7. Sifat pribadi

8. Sikap terhadap membesarkan anak

Faktor bayi

1. Temperament

2. Kesehatan bayi

Faktor-faktor lainnya

1. Latar belakang etnik

2. Status pekawinan

3. Status ekonomi

Faktor dalam masa adaptasi :

a. Physical recovery phase/ fase pemulihan fisik (lahir-

1bln)

b. Achivement phase/ fase pencapaian (2- 4/5 bln)

c. Disruption phase/ fase gangguan (6- 8 bln)

d. Reorganization phase/ fase pembentukan kembali (8- 12

bln)

Dari faktor social support, mercer mengidentifikasikan adanya empat

factor pendukung :

a. Emotional support

Yaitu perasaan mencintai, penuh perhatian, percaya dan mengerti.

b. Informational support

Memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan ibu sehingga

dapat membantu ibu untuk menolong dirinya sendiri

c. Physical support

Misalnya dengan membantu merwat bayi dan memberikan tambahan

dana

d. Appraisal support

Ini memungkinkan individu mampu mengevaluasi dirinya sendiri dan

pencapaiaan peran ibu

11

Page 12: Makalahreva Rubin

Mercer menegaskan bahwa umur, tingkat pendidikan, ras, status

perkawinan, status ekonomi dan konsep diri adalah faktor-faktor yang sangat

berpengaruh dalam pencapaiaan peran ibu. Peran bidan yang di harapkanoleh

mercer dalam teorinya adalah membantu wanita dalam melaksanakan tugas

dan adaptsi peran dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi

pencapaiaan peran ini dan kontribusi dari stress antepartum.

2.3 TEORI ERNESTINE WIEDENBACH

Wiedenbach adalah seorang nurse-midwife yang juga teoris di bidang

keperawatan. Ia berkualifikasi sebagai perawat pada tahun 1925, dan

menjadi nurse-midwife pada tahun 1946. Salah satu karya besarnya adalah

kolaborasi dengan filsuf Dickoff dan James tahun 1960 ( Dickoff et al.,1992 a

dan b ) ketika ia menjadi mahasiswa di Yale University School of Nursing.

Ernestine Wiedenbach sudah pernah bekerja dalam suatu proyek yang

mempersiapkan persalinan berdasarkan teori Dr. Grantley Dick Read.

Wiedenbach mengembangkan teorinya secara induktif berdasarkan pengalaman

dan observasi dalam praktik.

Konsep Model Kebidanan Menurut Teori Ernestine Wiedenbach

konsep model kebidanan dibagi menjadi 5, yaitu :

The Agents

Empat elemen dalam ”clinical nursing” yaitu: filosofi, tujuan, praktik

dan seni. ( Raleigh, 1989 dan Wiedenbach, 1964 ). Selain itu juga

dikemukakan tiga poin dasar dalam filosofi keperawatan/kebidanan, yaitu:

a. Menghargai atas kehidupan yang telah diberikan

b. Menghargai sebuah kehormatan, suatu yang berharga, otonomi dan

individualisme pada setiap orang

c. Resolusi dalam menerapkan dinamisasi terhadap orang lain ( Raleigh,

1989 )

12

Page 13: Makalahreva Rubin

Filosofi yang dikemukakan adalah tentang kebutuhan ibu dan bayi

yang segera, untuk mengembangkan kebutuhan yang lebih luas yaitu

kebutuhan untuk persiapan menjadi orang tua.

The Recipient

Perawat/bidan memberikan intervensi kepada individu disesuaikan

dengan situasi dan kebutuhan masing-masing ( Raleigh, 1989 ). Recipient

meliputi wanita, keluarga, dan masyarakat. Perempuan menurut masyarakat

oleh masyarakat tertentu tidak mampu memenuhi kebutuhannya. Wiedenbach

sendiri berpandangan bahwa recipient adalah individu yang berkompeten dan

mampu melakukan segalanya sendiri, sehingga bidan/perawat memberi

pertolongan hanya apabila individu tersebut mengalami kesulitan dalam

memenuhi kebutuhannya sendiri.

The Goal/Purpose

Tujuan dari proses keperawatan adalah membantu orang yang

membutuhkan pertolongan. Konsep Wiedenbach tujuan akhir dari perawatan “

sebuah ukuran atau tindakan yang diperlukan dan diinginkan seseorang dan

berpotensi untuk merubah atau memperpanjang kemampuan seseorang

tersebut untuk mengatasi keterbatasan “ ( Danko et al., 1989 cite

Wiedenbach’s ( 1964 ).

Disadari bahwa kebutuhan masing-masing individu perlu diketahui

sebelum menemukan goal. Bila sudah diketahui kebutuhan ini, maka dapat

diperkirakan goal yang akan dicapai dengan mempertimbangkan tingkah laku

fisik, emosional atau psikologis yang berbeda dari kebutuhan yang biasanya

disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing individu dengan memperhatikan

tingkah laku fisik, emosional atau psikologis. Untuk bisa mengidentifikasi

kebutuhan pasien, bidan/perawat harus menggunakan mata, telinga, tangan, serta

pikirannya.

13

Page 14: Makalahreva Rubin

The Means

Untuk mencapai tujuan dari asuhan kebidanan Wiedenbach

menentukan beberapa tahap yaitu :

a. Identifikasi kebutuhan klien

b. Ministration, yaitu memberikan dukungan dalam pencarian

pertolongan yang dibutuhkan

c. Validation, mengecek apakah bantuan yang diberikan merupakan

bantuan yang dibutuhkan

d. Coordination, koordinasi sumber-sumber yang dibutuhkan untuk

memenuhi kebutuhan pasien

Untuk bisa membantu pasien, perawat/bidan harus mempunyai

pengetahuan, untuk bisa memahami kebutuhan pasien dan penilaian,

kemampuan pengambilan keputusan, ketrampilan, kemampuan untuk

memenuhi kebutuhan pasien

Framework

Yaitu kerangka kerja yang terdiri dari lingkungan sosial, organisasi,

dan profesional.

Tahap-tahap untuk mencapai tujuan asuhan kebidanan dalam pencapaian

tujuan, seseorang bidan memerlukan pengetahuan, keadilan, dan ketrampilan.

Untuk mencapai tujuan dari asuhan kebidanan, Wiedenbach menentukan

beberapa tahap, yaitu :

a. Identifikasi kebutuhan klien

b.  Ministration, yaitu memberikan dukungan dalam pencarian pertolongan

yang dibutuhkan

c. Validation, mengecek apakah bantuan yang diberikan merupakan

bantuan yang dibutuhkan

14

Page 15: Makalahreva Rubin

d. Coordination, koordinasi sumber-sumber yang dibutuhkan untuk

memenuhi kebutuhan pasien

 2.4 TEORI ELA JOY LEHRMAN dan MORTEN

Teori ini menginginkan agar bidan dapat melihat semua aspek praktek

kebidanan dalam memberikan asuhan pada wanita hamil dan memberikan

pertolongan pada persalinan, teori ini juga menjelaskan perbedaan antara

pengalaman seorang wanita dengan kemampuan bidan untuk mengaplikasikan

konsep kebidanan dalam praktek.

Lehrman mempelajari pelayanan yang diberikan oleh bidan di klinik yang

di pimpin oleh bidan di Amerika. Lehrman menemukan adanya delapan konsep

dari falsafah yang menggaris bawahi pelayanan antenatal yang diberikan

oleh bidan di Amerika, yaitu :

Asuhan yang berkesinambungan

Keluarga sebagai pusat asuhan

Pendidikan dan konseling merupakan bagian dari asuhan

Tidak ada intervensi dalam asuhan

Keterlibatan dalam asuhan

Advokasi dari klien

Waktu

15

Page 16: Makalahreva Rubin

Asuhan partisipatif :

Bidan dapat melibatkan klien dalam pengkajian, perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi.

Pasien/klien ikut bertanggung jawab atau ambil bagian dalam pelayanan

antenatal.

Dalam pemeriksaan fisik, misalnya klien ikut melakukan palpasi pada

tempat tertentu atau ikut mendengarkan detak jantung.

Kedelapan komponen yang dibuat oleh Lehrman ini, kemudian

diujicobakan oleh Morten (1991) pada klien post partum. Selanjutnya Morten

menambahkan 3 komponen.

Konsep morten :

1. Teknik komunikasi terapeutik

Proses komunikasi sangat penting dalam perkembangan dan

penyembuhan. Misalnya, mendengarkan aktif, mengkaji, klarifikasi, humor,

sikap yang tidak menuduh, pengakuan, fasilitasi, pemberian izin.

2. Pemberdayaan (empowerment)

Suatu proses memberi kekuasaan dan kekuatan. Bidan dalam

penampilan dan pendekatannya akan meningkatkan kemampuan pasien

dalam mengoreksi, memvalidasi, menilai dan memberi dukungan.

3. Hubungan sesama (lateral relationship)

Menjalin hubungan yang baik terhadap klien, bersikap terbuka, sejalan

dengan klien, sehingga antara bidan dan kliennya tampak akrab. Misalnya :

sikap empati atau berbagi pengalaman.

2.5 TEORI JEAN BALL

Teori ini menjelaskan mengenai kebutuhan wanita pada masa postpartum,

dan konsekuensinya bagi wanita yang mendapat asuhan dari berbagai unit

pelayanan. Teori Jean Ball bertujuan untuk membantu seorang wanita agar

berhasil menjadi ibu, dan keberhasilan ini tidak hanya melibatkan proses fisiologi

16

Page 17: Makalahreva Rubin

saja tapi juga psikologis dan emosional yang memotivasi keinginan untuk

menjadi orang tua serta pencapaiannya.

Jean Ball menyatakan bahwa dalam praktik diberbagai institusi, jenis

pelayanan yang diberikan mungkin lebih dekat ke model obstetric/medical

dimana interest terhadap postnatal care minimal karena kelahiran sudah tercapai.

Bila menggunakan pendekatan midwife, maka kehamilan dan postnatal dianggap

sebagai saat adopsi terhadap peran baru yaitu menjadi ibu.

Teori kursi goyang

Keseimbangan emosional ibu, baik fisik maupun psikologis

Psikologis dalam hal ini agar tujuan akhir memenuhi kebutuhan menjadi

orang tua terpenuhi

Kehamilan, persalinan dan masa post partum adalah masa untuk

mengadopsi yang baru

Dalam teori kursi goyang, kursi dibentuk dalam 3 elemen yang

memengaruhi keadaan ibu saat postpartum :

1. Pelayanan kebidanan

2. Dukungan dari keluarga/lingkungan sosial

3. Kepribadian wanita

Ketiga elemen tersebut yang digambarkan dengan kursi goyang dapat

dijelaskan sebagai berikut :

1. Dasar kursi dibentuk oleh pelayanan kebidanan yang berpijak pada

pandangan masyarakat tentang keluarga

2. Topangan kanan kiri adalah kepribadian wanita, pengalaman hidup

3. Topangan tengah (yang menyangga kursi dari belakang kanan-kiri ) adalah

keluarga dan support system

4. Tempat duduk menggambarkan kesejahteraan maternal, yang tergantung

pada efektifitas elemen-elemen sebagai berikut.

Jika deck chair tidak ditegakkan dengan benar, maka ia akan

kolaps/jatuh saat diduduki.

17

Page 18: Makalahreva Rubin

Jika kursi tidak di letakkan pada lantai yang kuat maka kursi akan

jatuh.

Jika bagian-bagiannya tidak cocok satu sama lain mungkin dapat

saja menyangga, namun yang menduduki tidak nyaman dan

mengalami ketegangan.

Bila semua elemen di atas positif, maka derajat keadaan emosi baik, dan

berlaku sebaliknya. Meski demikian, setiap elemen saling berinteraksi satu

sama lain. Jika kekurangan satu elemen diimbangi dengan kelebihan elemen

yang lainnya, keadaan emosi ibu akan menjadi baik.

Hipotesa Ball

Respon emosional wanita terhadap perubahan yang terjadi bersamaan

dengan kelahiran anak, dipengaruhi oleh personality/kepribadian

Persiapan yang harus diantisipasi oleh bidan dalam masa post natal

akan dipengaruhi oleh respon emosional wanita dalam perubahan yang

dialaminya pada proses kelahiran anak

Kesimpulan Hipotesa Ball

Wanita yang boleh dikatakan sejahtera setelah melahirkan sangat

bergantung kepada kepribadiannya, sistem dukungan pribadi, dan dukungan

yang dipersiapkan pelayanan kebidanan.

Faktor yg pengaruhi keseimbangan emosional menurut Jean Ball :

1. Perasaan rendah diri sehubungan dengan pandangan negativ terhadap

akibat menyusui.

2. Seseorang tidur selama di rumah sakit

3. Nasehat bila terjadi konflik.

Faktor yg mempengaruhi kebahagiaan ibu menurut Jean Ball :

1. Persepsi dan dukungan keluarga pada hari kelahiran.

Sebagian dari ibu merasa rendah diri sehubungan dengan

pandangan negatif akibat menyusuui sehingga memerlukan dukungan

keluarga terutama suami. Keluarga juga harus membantu si ibu untuk

merawat bayinya setelah pulang ke rumah serta si ibu juga

18

Page 19: Makalahreva Rubin

memerlukan nasihat-nasihat yang berkenaan dengan mengurusi

bayinya/pada saat terjadi konflik antara suami dan istri.

2. Rasa percaya diri ibu.

Lingkungan, keluarga, status sosial, dan status perkawinan

dapat berpengaruh pada rasa percaya diri seorang perempuan untuk

menjadi seorang ibu.

3. Tingkat kecemasan yaitu pemilihan dan kelas sosial mimicry.

Yaitu tingkat kecemasan ibu yang dihadapkan pada pilihan-

pilihan kelas sosial mana yang dapat ditiru.

4. Mendukung pemberian ASI.

Bidan memberikan pengertian pada ibu agar memberikan ASI

eksklusif, memberitahu ibu agar tidak perlu khawatir payudaranya

akan menjadi tidak kencang, memberitahu manfaat ASI eksklusif bagi

pertumbuhan dan perkembangan bayi.

5. Semua lingkungan mendukung.

Hubungan dengan suami dan keluarga atas dasar kepercayaan,

asuhan terkoordinasi, wanita memiliki keunikan sehingga

memungkinkan untuk berinteraksi secara fleksibel.

6. Rencana asuhan ibu.

Bidan memberikan asuhan post natal pada ibu misalnya

memberikan informasi tentang cara menyusui dan merawat bayi

dengan benar.

7. Pemantauan ibu pada tingkat perkembangan bayi.

Seorang ibu akan merasa bahagia apabila melihat tumbuh

kembang anaknya berjalan dengan baik dan normal. Contohnya ibu

akan merasa bahagia dan bangga apabila anaknya mulai bisa berjalan

merambat pada kisaran usia 11 bulan.

8. Tanggapan terhadap diri ibu pada hari ke 7 PP dalam menyusui.

19

Page 20: Makalahreva Rubin

Seorang ibu menganggap bahwa setelah melahirkan,

payudaranya akan menjadi tidak kencang dan al itu akan

mempengaruhi kesejahteraan ibu.

9. Memberi ASI dalam 1 jam PP.

Memberikan ASI kepada bayi 1 jam setelah lahir akan

memberikan kepuasan menjadi seorang ibu merasa bahagia karena

bayinya kahir dengan selamat.

10. Kala IV persalinan

Yaitu kondisi letak rahim ibu sudah kembali normal (rahim di

bawah pusat).

Aplikasi dari teori Jean Ball dalam kehidupan sehari-hari :

1. Dahulu posisi ibu saat melahirkan terlentang tetapi sekarang ini posisi

ibu saat melahirkan senyaman ibu. Agar memberikan rasa kenyamanan

psikologis bagi Ibu.

2. Keluarga memberikan dukungan terutama ibu yang pertama kali

melahirkan agar siap secara mental menjadi seorang Ibu dan

membantu ibu menyesuaikan diri dengan rutinitas baru pasca

melahirkan

3. Bidan memberikan asuhan pada Ibu selama masa postnatal

4. Bidan memberi dukungan mengenai rasa percaya diri ibu terhadap

menyusui pada 7 hari pertama

5. Bidan memberikan pengertian pada ibu agar ibu jangan takut atau

khawatir dengan perubahan fisik pada tubuh ibu

6. Bidan mendukung dan membantu ibu agar yakin menjalankan peran

sebagai seorang ibu.

20

Page 21: Makalahreva Rubin

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Dari teori-teori yang telah dijabarkan di atas dapat disimpulkan bahwa :

3.1.1 Teori Reva Rubin, menjelaskan bagaimana seorang wanita melaksanakan

perannya sebagai ibu dan hal apa sajakah yang memengaruhinya, baik

yang bersifat positif maupun negatif.

3.1.2 Teori Ramona Marcer, menekankan pada stress antepartum (sebelum

melahirkan) dan pencapaiaan peran ibu.

3.1.3 Teori Ernestine Wiedenbach, menjelaskan tentang konsep model

kebidanan yang meliputi : The Agent, The Recipient, The Goal/Purpose,

The Means dan Framework.

3.1.4 Teori Ela Joy Lehrman dan Morten, bidan harus mampu melihat semua

aspek praktek kebidanan dalam memberikan asuhan pada wanita hamil

dan memberikan pertolongan pada persalinan.

3.1.5 Teori Jean Ball, menjelaskan mengenai kebutuhan wanita pada masa

postpartum, dan konsekuensinya bagi wanita yang mendapat asuhan dari

berbagai unit pelayanan.

21

Page 22: Makalahreva Rubin

Daftar Pustaka

Soepardan, Suryani. 2006. Konsep Kebidanan. Bandung: EGC.

Hidayat, Asri dan Mufdilah.2009.Catatan kuliah Konsep Kebidanan.

Yogyakarta:Mitra Cendekia Press.

Dikutip dari:

Dypta. 2009. Teori-teori yang Mempengaruhi Model Kebidanan.

http://dypta.wordpress.com/2009/01/21/teori-teori-yang-mempengaruhi-model-

kebidanan/

http://lenteraimpian.wordpress.com/2010/03/05/teori-yang-berhubungan-dengan-

praktik-kebidanan

http://emayamidwifery.blogspot.com/2012/04/teori-ernestine-wiedenbach.html

http://www.g-excess.com/157/pengertian-teori-ernestine-wiedenbach/

http://uswatunkaa.blogspot.com/2012/10/makalah-teori-ernestine-wiedenbach.html

http://merry-creations.blogspot.com/2012/02/teori-ernestine-wiedenbach.html

http://id.shvoong.com/medicine-and-health/medicine-history/2233347-teori-

kebidanan/

http://lenteraimpian.wordpress.com/2010/03/05/teori-yang-berhubungan-

dengan-praktik-kebidanan/

http://dypta.wordpress.com/2009/01/21/teori-teori-yang-mempengaruhi-model-

kebidanan/

http://rohmatusangadah.blogspot.com/2010/11/jean-ball.html

http://lenteraimpian.wordpress.com/2010/03/05/teori-yang-berhubungan-dengan

praktik-kebidanan/

22