makalah tumbuh kembang anak

16
Pendahuluan Masa bayi dan anak adalah masa mereka mengalami masa pertumbuhan dan perkembangan yang cepat dan sangat penting, dimana nantinya merupakan landasan yang menentukan kualitas penerus generasi bangsa. Masa kritis anak pada usia 6 sampai 24 bulan, karena kelompok umur merupakan saat periode pertumbuhan kritis dan kegagalan tumbuh (growth failure) mulai terlihat. Usia 0 sampai 24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, sehingga kerap diistilahkan sebagai periode emas sekaligus periode kritis. Periode emas dapat diwujudkan apabila pada masa ini bayi dan anak memperoleh asupan gizi yang sesuai untuk tumbuh kembang optimal. Sebaliknya apabila bayi dan anak pada masa ini tidak memperoleh makanan sesuai kebutuhan gizinya, maka periode emas akan berubah menjadi periode kritis yang akan mengganggu tumbuh kembang bayi dan anak, baik pada saat ini maupun masa selanjutnya. 1 Pada dasarnya, perkembangan sejalan dengan maturasi neurologis dan otot anak. Sehingga, setiap gerakan sesederhana apapun adalah merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan system dalam tubuh yang dikontrol oleh otak. Perkembangan setiap anak tidak bisa sama, tergantung proses kematangan masing-masing anak. Kematangan saraf-saraf ditandai dengan adannya perkembangan penting neurologis yang terjadi secara teratur untuk perkembangan muskulokeletal yang normal. Pergerakan-pergerakan dalam perkembangan muskulokeletal antara lain telah duduk bebas pada usia 6 bulan, telah merangkak pada usia 9 bulan, dan berjalan tanpa bantuan pada usia 12-15 bulan dan telah berlari pada usia 18 bulan. Selama proses tumbuh kembang berlangsung, terdapat beberapa hal yang turut berpengaruh seperti misalnya status gizi, faktor sosial yaitu keluarga dan lingkungan sekitar, serta imunisasi dasar dan ulangan. Apabila salah satu hal atau aspek tersebut mengalami gangguan sehingga tidak dapat terpenuhi, maka tumbuh kembang anak menjadi terganggu. Terganggunya proses tumbuh kembang pada anak dapat mengakibatkan kemunduran pada sang anak baik secara fisik maupun mental. 1 Selain itu, segi kognitif dan emosional anak pun akan menjadi tidak stabil. Bahkan, bukan tidak mungkin hal tersebut dapat mengakibatkan kematian pada sang anak.

Transcript of makalah tumbuh kembang anak

Page 1: makalah tumbuh kembang anak

Pendahuluan

Masa bayi dan anak adalah masa mereka mengalami masa pertumbuhan dan perkembangan yang cepat dan sangat penting, dimana nantinya merupakan landasan yang menentukan kualitas penerus generasi bangsa. Masa kritis anak pada usia 6 sampai 24 bulan, karena kelompok umur merupakan saat periode pertumbuhan kritis dan kegagalan tumbuh (growth failure) mulai terlihat.

Usia 0 sampai 24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, sehingga kerap diistilahkan sebagai periode emas sekaligus periode kritis. Periode emas dapat diwujudkan apabila pada masa ini bayi dan anak memperoleh asupan gizi yang sesuai untuk tumbuh kembang optimal. Sebaliknya apabila bayi dan anak pada masa ini tidak memperoleh makanan sesuai kebutuhan gizinya, maka periode emas akan berubah menjadi periode kritis yang akan mengganggu tumbuh kembang bayi dan anak, baik pada saat ini maupun masa selanjutnya.1

Pada dasarnya, perkembangan sejalan dengan maturasi neurologis dan otot anak. Sehingga, setiap gerakan sesederhana apapun adalah merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan system dalam tubuh yang dikontrol oleh otak. Perkembangan setiap anak tidak bisa sama, tergantung proses kematangan masing-masing anak.

Kematangan saraf-saraf ditandai dengan adannya perkembangan penting neurologis yang terjadi secara teratur untuk perkembangan muskulokeletal yang normal. Pergerakan-pergerakan dalam perkembangan muskulokeletal antara lain telah duduk bebas pada usia 6 bulan, telah merangkak pada usia 9 bulan, dan berjalan tanpa bantuan pada usia 12-15 bulan dan telah berlari pada usia 18 bulan. Selama proses tumbuh kembang berlangsung, terdapat beberapa hal yang turut berpengaruh seperti misalnya status gizi, faktor sosial yaitu keluarga dan lingkungan sekitar, serta imunisasi dasar dan ulangan. Apabila salah satu hal atau aspek tersebut mengalami gangguan sehingga tidak dapat terpenuhi, maka tumbuh kembang anak menjadi terganggu. Terganggunya proses tumbuh kembang pada anak dapat mengakibatkan kemunduran pada sang anak baik secara fisik maupun mental.1 Selain itu, segi kognitif dan emosional anak pun akan menjadi tidak stabil. Bahkan, bukan tidak mungkin hal tersebut dapat mengakibatkan kematian pada sang anak.

Page 2: makalah tumbuh kembang anak

AnamnesisPada alloanamnesis dapat ditanyakan identitas pasien seperti nama lengkap dan nama

panggilan, usia, nama orangtua, alamat, data orangtua (umur, pendidikan dan pekerjaan), agama dan suku bangsa. Ditanyakan pula keluhan utama pasien yang menyebabkan pasien datang dan didapatkan informasi bahwa bayi berusia 8 bulan belum bisa duduk sendiri.

Riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, dan riwayat keluarga. Tanyakan juga Riwayat persalinan ibu seperti siapa yang menolong, cara kelahiran (spontan, ekstraksi cunam, ekstraksi vakum, bedah cesar), adanya kehamilan ganda, keadaan segera setelah lahir, dan morbiditas pada hari-hari pertama setelah lahir. Masa kehamilan juga perlu ditanyakan (apakah cukup bulan, kurang bulan, atau lewat bulan). Berat dan panjang lahir, APGAR score yang bisa dilihat di kartu tempat anak itu lahir, morbiditas yang berhubungan dengan kelahiran dan selama masa neonatus seperti asfiksia, trauma lahir, infeksi intrapartum, ikterus dan lain-lain, dan riwayat imunisasi anak.

Pada riwayat kehamilan ibu dapat ditanyakan kunjungan rutin dan kepada siapa kunjungan antenatal itu dilakukan (dukun, perawat, bidan, dokter umum, dokter spesialis), apakah ibu mendapatkan toksoid tetanus, terkena infeksi TORCH (toksoplasma, rubella, cytomegalovirus, dan herpes simpleks), merokok atau minum minuman keras, serta makanan ibu selama hamil.2

Riwayat makan dayi bayi apakah sampai bulan ke 6 masih diberikan air susu ibu, pengganti makanan air susu ibu, makanan tambahan, jenis dan jumlah makanan, serta jadwal pemberian makanan.

Pemeriksaan FisikPemeriksaan fisik pada bayi dilakukukan beberapa cara yang guna untuk mendeteksi

tumbuh kembang anak, diantaranya dengan pengukuran antropometri yaitu panjang badan atau tinggi badan, berat badan, dan lingkar kepala.

Pada masa pertumbuhan berat badan bayi dibagi menjadi dua, yaitu usia 0-6 bulan dan usia 6-12 bulan. Untuk usia 0-6 bulan pertumbuhan berat badan akan mengalami penambahan setiap minggu sekitar 140-200 gram dan berat badannya akan menjadi dua kali berat badan lahir pada akhir bulan ke-6. Sedangkan pada usia 6-12 bulan terjadi penambahan setiap minggu sekitar 25-40gram dan pada akhir bulan ke-12 akan terjadi penambahan tiga kali lipat berat badan lahir. Tinggi badan merupakan ukuran antropometrik kedua yang penting, keistimewaan adalah nilai tinggi badan meningkat terus, walaupun laju tumbuh berubah dari pesat pada masa bayi muda kemudian melambat dan menjadi pesat lagi (growth spurt) pada masa remaja.

Pada usia 0 sampai 6 bulan bayi akan mengalami penambahan tinggi badan sekitar 2-5 cm setiap bulannya. Pada usia 6 sampai 12 bulan mengalami penambahan tinggi badan hanya sekitar 1,25 cm setiap bulannya. Pada akhir tahun pertama akan meningkat kira-kira 50% dari tinggi badan waktu lahir. Pada masa bermain penambahan selama tahun ke-2 kurang lebih 12 cm, sedangkan penambahan untuk tahun ke-3 rata-rata 4-6 cm. Pada masa prasekolah, khususnya di akhir usia 4 tahun, terjadi penambhan rata-rata dua kali lipat dari tinggi badan waktu lahir dan mengalami penambahan setiap tahunnya kurang lebih 6-8 cm. Pada masa sekolah akan mengalami penambahan setiap tahunnya. Setelah usia 6 tahun tinggi badan bertambah rata-rata 5 cm, kemudian pada usia 13 tahun bertambah lagi menjadi rata-rata tiga kali lipat dari tinggi badan waktu lahir.

Lingkaran Kepala mencerminkan volume intrakranial. Dipakai untuk menaksir pertumbuhan otak. Laju tumbuh pesat pada enam bulan pertama bayi, dari 35 cm saat lahir menjadi 43 cm pada 6 bulan. Laju tumbuh kemudian berkurang, hanya 46,5 cm pada usia 1 tahun dan 49 cm pada usia 2 tahun. Selanjutnya berkurang menjadi drastis hanya bertambah 1 cm sampai usia 3 tahun dan bertambah lagi kira-kira 5 cm sampai usia remaja/dewasa. Oleh karena itu manfaat pengukuran lingkaran kepala hanya terbatas sampai usia 3 tahun, kecuali bila diperlukan seperti pada kasus hydrocephalus.

Page 3: makalah tumbuh kembang anak

DiagnosaPada bayi berusia 8 bulan belum bisa duduk sendiri didiiagnosa terjadinya keterlambatan

perkembangan motor kasar. Bayi berusia 8 bulan seharusnya sudah bisa duduk tanpa bantuan. Kererlambatan kemampuan bayi bisa di sebabkan riwayat persalinan yang tidak normal, riwayat lahir prematur, dan pola asuh bayi yang kurang maksimal.

Pembahasan

Tahap-tahap Tumbuh Kembang AnakAda beberapa tahap-tahap tumbuh kembang anak. Pada dasarnya manusia dalam

kehidupannya mengalami berbagai tahapan tumbuh kembang dan setiap tahap mempunyai ciri tertentu. Tahapan tumbuh kembang yang paling memerlukan perhatian adalah pada masa anak-anak. Ada beberapa tahap-tahap tumbuh kembang anak. Tahapan tersebut adalah sebagai berikut.

Masa pranatal, kehidupan bayi pada masa prenatal dikelompokkan menjadi dua periode yaitu masa embrio yang dimulai sejak konsepsi sampai kehamilan 8 minggu. Ovum yang telah dibuahi akan datang dengan cepat menjadi suatu organisme yang berdeferensiasi secara pesat untuk membentuk berbagai sistem organ tubuh.

Masa fetus yang dimulai sejak kehamilan 9 minggu sampai masa kelahiran. Masa fetus terbagi menjadi dua. Yang pertama adalah masa fetus dini (usia 9 minggu sampai trimester dua), dimana terjadi percepatan pertumbuhan dan pembentukan manusia sempurna serta alat tubuh mulai berfungsi. Yang kedua adalah masa fetus lanjut (trimester akhir) yang ditandai dengan pertumbuhan tetap yang berlangsung cepat disertai dengan perkembangan fungsi-fungsi.

Masa neonatal, masa ini terjadi adaptasi terhadap lingkungan, perubahan sirkulasi darah, serta mulai berfungsinya organ-organ tubuh. Saat lahir, berat badan normal dari bayi yang sehat berkisar antara 2500-4000 gram, panjang badan berkisar 50 cm dan berat otak sekitar 350 gram. Selama 10 hari pertama biasanya terdapat penurunan berat badan sekitar 10% dari berat badan lahir, kemudian berat badan bayi akan berangsur-angsur mengalami kenaikan.

Masa neonatal ini, refleks-refleks primitif yang bersifat fisiologis akan muncul. Diantaranya adalah refleks moro, yaitu refleks merangkul, yang akan hilang pada usia 3-5 bulan, refleks menghisap (sucking refleks), refleks menoleh (rooting refleks), refleks mempertahankan posisi leher/kepala (tonick neck refleks), refleks memegang (palmar graps refleks) yang akan menghilang pada usia 6-8 tahun. Refleks-refleks tersebut terjadi secara simetris dan akan menghilang seiring dengan bertambahnya usia. Fungsi pendengaran dan penglihatan juga mulai berkembang.

Masa bayi 1-12 bulan pertumbuhan dan perkembangan terjadi secara cepat. Pada usia 1-4 bulan pertumbuhan diawali dengan perubahan BB, bila gizi baik maka perkiraaan berat badan akan mencapai 700-800 gr/bulan, sedangkan pertumbahan TB agak stabil, dan indra pendengaran telah sempurna. Perkembangan motorik halus, mengelola koordinasi bola mata dengan mengikuti objek dari sisi ke sisi, mencoba memengang benda ke dalam mulut, memegang benda tapi terlepas, memperhatikan kaki dan tangan, memegang benda dengan kedua tangan, menahan benda ditangan walaupun hanya sebentar. Perkembangan motorik kasar, mengangkat kepala saat tengkurap, mencoba duduk sebentar dengan ditopang, dapat duduk dengan kepala tegak, jatuh terduduk dipangkuan ketika disokong pada posisi berdiri, kontrol kepala sempurna, mengangkat kepala sambil berbaring terlentang, berguling dari terlentang. Perkembangan bahasa, kemampuan berbahasa dan tersenyum, dapat berbunyi huruf hidup, berceloteh, mulai mengucapkan kata “ooh/ahh”, tertawa dan berteriak, mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh. Perkembangan sosial, mulai mengamati tangannya, tersenyum spontan dan membalas senyum bila diajak tersenyum, mengenali ibunya dengan penglihatan, penciuman, pendengaran, dan sentuhan, tersenyum dan senang menatap wajah yang dikenalinya tetapi diam apabila ada orang asing. Anak

Page 4: makalah tumbuh kembang anak

mampu tertawa lepas pada suasana yang menyenangkan, misalnya diajak bercanda, sebaliknya akan menangis pada suasana yang tidak menyenangkan.

Pada usia 5 bulan berat badan anak sudah 2 kali lipat berat badan lahir, sementara pada umur 1 tahun berat badannya sudah menjadi 3 kali lipat. Sedangkan untuk panjang badan, pada umur 1 tahun sudah menjadi satu setengah kali panjang badan saat lahir. Pertambahan lingkar kepala juga pesat. Pada usia 6 bulan, pertumbuhan lingkar kepala sudah mencapai 50%. Oleh karena itu, diperlukan pemberian gizi yang baik, yaitu dengan memperhatikan prinsip menu gizi seimbang.

Pada usia 6 bulan, anak mulai bergerak memutar pada posisi telungkup untuk menjangkau benda-benda di sekitarnya. Sekitar usia 9 bulan, pertumbuhan BB dapat mencapai 3 kali BB lahir dan pertambahan rata-rata sekitar 350-450 gr/bulan, pertambahan tinggi badan sekitar 1,5 kali tinggi pada saat lahir dan diperkirakan tinggi badan akan mencapai 75 cm, peningkatan jaringan subkutan, penutupan pada fontanel anterior, lingkar kepala dan lingkar dada sama besar, pertumbuhan gigi dimulai dari gigi susu. Anak mulai bergerak merayap atau merangkak dan mampu duduk sendiri tanpa bantuan. Apabila dibantu berdiri, anak berusaha untuk melangkah sambil berpegangan. Koordinasi jari telunjuk dan ibu jari lebih sempurna sehingga anak dapat mengambil benda dengan menjepitnya. Mencari atau meraih benda kecil, bila diberi kubus mampu memindahkannya, mampu mengambilnya dan mampu memegang dengan jari dan ibu jari, membenturkan dan mampu menaruh benda atau kubus ke tempatnya. Kehadiran orang asing akan membuatnya cemas (stranger anxiety), demikian juga perpisahan dengan ibunya. Anak suka sekali bermain “ci-luk-ba”. Pada usia 9 bulan sampai 1 tahun, anak mampu melambaikan tangan, bertepuk tangan, menyatakan keinginan, mulai minum dengan cangkir, menirukan kegiatan orang lain, bermain bola, memukul-mukul mainan dan memberikan benda yang dipegang bila diminta.

Berdasarkan teori psikososial (Erikson), anak berada pada tahap percaya dan tidak percaya, sehingga lingkungan dalam hal ini orang tua yang memberikan perhatian dan kasih sayang yang cukup, akan menumbuhkan rasa percaya diri anak. Sedangkan menurut teori psikoseksual (Sigmund Freud), anak berada pada fase oral, sehingga segala sesuatu yang dipegangnya cenderung dimasukkan ke dalam mulut. Oleh karena itu, orang tua harus memperhatikan keamanan dan kebersihan makanan maupun permainan anaknya. Masa ini merupakan perkembangan interaksi yang menjadi dasar persiapaan untuk menjadi anak yang lebih mandiri.

Kegagalan untuk memperoleh perkembangan interaksi yang positif dapat menyebabkan terjadinya kelainan emosional dan sosialisasi pada masa mendatang. Oleh karena itu diperlukan hubungan yang mesra antara ibu (orang tua) dan anak.

Pada masa masa balita pertumbuhan fisik anak relatif lebih lambat dibandingkan dengan masa bayi, tetapi perkembangan motoriknya berjalan lebih cepat. Anak sering mengalami penurunan nafsu makan dan anak mulai belajar jalan. Pada mulanya, anak berdiri tegak dan kaku, kemudian berjalan dengan berpegangan. Sekitar usia 16 bulan, anak mulai belajar berlari dan menaiki tangga, tetapi masih kelihatan kaku. Oleh karena itu anak perlu diawasi, karena dalam beraktivitas anak tidak memperhatikan bahaya.

Pada masa balita ini, anak bersifat egosentris yaitu mempunyai sifat keakuan yang kuat sehingga segala sesuatu yang disukainya dianggap sebagai miliknya. Apabila anak menginginkan mainan kepunyaan temannya, sering ia akan merebutnya karena dianggap miliknya.

Menurut teori Erikson, anak berada pada fase mandiri dan malu/ragu-ragu. Hal ini terlihat dengan berkembangnya kemampuan anak, yaitu dengan belajar untuk makan atau berpakaian sendiri. Apabila orang tua tidak mendukung upaya anak untuk belajar mandiri, maka hal ini dapat menimbulkan rasa malu/rasa ragu akan kemampuannya, misalnya orang tua yang selalu memanjakan anak dan mencela aktivitas yang telah dilakukan oleh anak. Pada masa ini, sudah sampai waktunya anak dilatih untuk buang air besar atau buang air kecil pada tempatnya (toilet training). Anak juga dapat menunjuk beberapa bagian tubuhnya, menyusun 2 kata, dan mengulang kata-kata baru.

Page 5: makalah tumbuh kembang anak

Pada masa balita ini, anak perlu dibimbing dengan akrab, penuh kasih sayang, tetapi juga tegas, sehingga anak tidak mengalami kebingungan. Jika orang tua mengenal kebutuhan anak, maka anak akan berkembang perasaan otonominya sehingga anak dapat mengendalikan otot-otot dan rangsangan lingkungan.

Pada masa 3 sampai 5 tahun pertumbuhan gigi susu sudah lengkap. Pertumbuhan fisik relatif pelan, naik turun tangga sudah dapat dilakukan sendiri. Demikian pula halnya dengan berdiri satu kaki secara bergantian atau melompat. Anak mulai berkembang superegonya (suara hati), yaitu merasa bersalah bila ada tindakannya yang keliru.

Menurut teori Erikson, pada usia tersebut anak berada pada fase inisiatif dan rasa bersalah. Pada masa ini, anak berkembang rasa ingin tahu dan daya imaginasinya, sehingga anak banyak bertanya mengenai segala sesuatu di sekelilingnya yang tidak diketahuinya. Sedangkan menurut teori Sigmund Freud, anak berada pada fase phalik, dimana anak mulai mengenal perbedaan jenis kelamin perempuan dan laki-laki. Anak juga mengidentifikasikan figus atau perilaku orang tua sehingga mempunyai kecenderungan meniru tingkah laku orang dewasa di sekitarnya. Anak juga mulai mengenal cita-cita, belajar menggambar, menulis mengenal angka serta bentuk atau warna benda.

Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak

Faktor herediter merupakan faktor pertumbuhan yang dapat diturunkan yaitu suku, ras, dan jenis kelamin. Jenis kelamin ditentukan sejak dalam kandungan. Anak laki – laki setelah lahir cenderung lebih besar dan tinggi Dari pada anak perempuan, hal ini akan Nampak saat sudah mengalami masa prapubertas. Ras dan suku bangsa juga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan. Misalnya suku bangsa Asia memiliki tubuh yang lebih pendek dari pada orang Eropa atau suku Asmat dari Irian berkulit hitam.

Faktor lingkungan, lingkungan prenatal, kondisi lingkungan yang mempengaruhi fetus dalam uterus yang dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin antara lain gangguan nutrisi karena ibu kurang mendapat asupan gizi yang baik, gangguan endokrin pada ibu (diabetes mellitus), ibu yang mendapatkan terapi sitostatika atau mengalami infeksi rubella, toksoplasmosis, sifilis dan herpes. Faktor lingkungan yang lain adalah radiasi yang dapat menyebabkan kerusakan pada organ otak janin. Lingkungan post natal, lingkungan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan setelah bayi lahir

Nutrisi adalah salah satu komponen yang penting dalam menunjang kelangsungan proses pertumbuhan dan perkembangan. Terdapat kebutuhan zat gizi yang diperlukan seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin dan air. Apabila kebutuhan tersebut tidak atau kurang terpenuhi maka dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak. Asupan nutrisi yang berlebihan juga berdampak buruk bagi kesehatan anak, yaitu terjadi penumpukan kadar lemak yang berlebihan dalam sel atau jaringan bahkan pada pembuluh darah. Penyebab status nutrisi kurang pada anak yaitu :- Asupan nutrisi yang tidak adekuat baik secara kuantitatif maupun kualitatif- Hiperaktivitas fisik atau istirahat yang kurang- Adanya penyakit yang menyebabkan peningkatan kebutuhan nutrisi- Stres emosi yang dapat menyebabkan menurunnya nafsu makan atau absorpsi makanan tidak adekuat

Lingkungan budaya, budaya keluarga atau masyarakat akan mempengaruhi bagaimana mereka dalam mempersepsikan dan memahami kesehatan dan perilaku hidup sehat. Pola perilaku ibu hamil dipengaruhi oleh budaya yang dianutnya, misalnya larangan untuk makan makanan tertentu padahal zat gizi tersebut dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. Keyakinan untuk melahirkan didukun beranak dari pada ditenaga kesehatan setelah anak lahir dibesarkan dilingkungan atau berdasarkan lingkungan budaya masyarakat setempat.

Status sosial dan ekonomi keluarga, Anak yang dibesarkan dikeluarga yang berekonomi tinggi untuk pemenuhan kebutuhan gizi akan tercukupi dengan baik dibandingkan dengan anak

Page 6: makalah tumbuh kembang anak

yang dibesarkan dikeluarga yang berekonomi sedang atau kurang. Demikian juga denga status pendidikan orang tua, keluarga dengan pendidikan tinggi akan lebih mudah menerima arahan terutama tentang peningkatan pertumbuhan dan perkembangan anak, penggunaan fasilitas kesehatan dan lain – lain dibandingkan dengan keluarga dengan latar belakang pendidikan renda.

Iklim atau cuaca, iklim tertentu akan mempengaruhi status kesehatan anak misalnya musim penghujan akan dapat menimbulkan banjir sehingga menyebabkan sulitnya transportasi untuk mendapatkan bahan makanan, timbul penyakit menular, dan penyakit kulit yang dapat menyerang bayi dan anak – anak. Anak yang tinggal di daerah endemic misalnya endemic demam berdarah, jika terjadi perubahan cuaca wabah demam berdarah akan meningkat.

Olahraga atau latihan fisik, manfaat olahraga atau latihan fisik yang teratur akan meingkatkan sirkulasi darah sehingga meningkatkan suplai oksigen ke seluruh tubuh, meningkatkan aktivitas fisik dan menstimulasi perkembangan otot dan jaringan sel.

Posisi anak dalam keluarga, posisi anak sebagai anak tunggal, anak sulung, anak tengah atau anak bungsu akan mempengaruhi pola perkembangan anak tersebut diasuh dan dididik dalam keluarga.

Status kesehatan, status kesehatan anak dapat berpengaruh pada pencapaian pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini dapat terlihat apabila anak dalam kondisi sehat dan sejahtera maka percepatan pertumbuhan dan perkembangan akan lebih mudah dibandingkan dengan anak dalam kondisi sakit.

Faktor hormonal, faktor hormonal yang berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak adalah somatotropon yang berperan dalam mempengaruhi pertumbuhan tinggi badan hormone tiroid dengan menstimulasi metabolisme tubuh, glukokortiroid yang berfungsi menstimulasi pertumbuhan sel interstisial dari testis untuk memproduksi testosterone dan ovarium untuk memproduksi esterogen selanjutnya hormone tersebut akan mestimulasi perkembangan seks baik pada anak laki – laki maupun perempuan sesuai dengan peran hormonnya.

Tes Denver IIDenver II adalah uji skrining utama dari standardisasi ulang dari Denver Development

Screening Test (DDST) dan Revisied Denver Developmental Screening Test (DDST-R). Denver dalah salah satu dari metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak. Tes ini bukan tes diagnostik atau tes IQ. Waktu yang dibutuhkan 15-20 menit.

Aspek perkembangan yang dinilai terdiri dari 125 tugas perkembangan. Tugas yang diperiksa setiap kali skrining hanya berkisar 25-30 tugas. Terdapat 4 sektor perkembangan yang dinilai. Personal sosial (perilaku sosial) adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya. Fine motor adaptive (gerakan motorik halus) adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat. Language (bahasa) adalah kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan. Gross motor (gerakan motorik kasar) adalah aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.

Alat yang digunakan dalam test ini adalah alat peraga, benang wol merah, kismis atau manik-manik, kubus warna merah, kuning, hijau, biru, permainan anak, botol kecil, bola tenis, bel kecil, kertas, dan pensil. Lembar formulir DDST. Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan tes dan cara penilaiannya.

Prosedur DDST terdiri dari 2 tahap yaitu tahap pertama, secara periodik dilakukan pada semua anak yang berusia antara 3 bulan sampai 5 tahun yaitu 3-6 bulan, 9-12 bulan, 18-24 bulan, 3 tahun, 4 tahun, dan 5 tahun. Tahap kedua, tahap ini dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan perkembangan pada tahap pertama. Setelah itu dilanjutkan dengan evaluasi diagnostik yang lengkap. Jika Lulus (Passed = P), gagal (Fail = F), ataukah anak tidak mendapat kesempatan melakukan tugas (No Opportunity = NO).

Kebutuhan Gizi Pada Anak

Page 7: makalah tumbuh kembang anak

Makanan terbaik bagi bayi adalah ASI. Namun, dengan bertambahnya umur bayi dan tumbuh kembang, bayi memerlukan energi dan zat-zat gizi yang melebihi jumlah ASI. Bayi harus mendapat makanan tambahan atau makanan pendamping ASI. Banyaknya ASI yang dihasilkan ibu tergantung dari status gizi ibu, makanan tambahan sewaktu hamil atau menyusui, stress mental dan sebagainya. Dianjurkan untuk memberi 100-110 Kkal energi tiap kgBB/hari. Oleh karena itu, susu bayi mengandung kurang lebih 67 Kkal tiap 100 cc. Maka bayi diberikan 150-160 cc susu tiap kgBB. Tetapi tidak semua bayi memerlukan jumlah energi tersebut.

ASI merupakan makanan yang paling baik untuk bayi setelah lahir. ASI mempunyai keunggulan baik ditinjau segi gizi, daya kekebalan tubuh, psikologi, ekonomi dan sebagainya. Manfaat ASI bagi bayi itu sendiri adalah sebagai nutrien, sebagai zat protektif, sebagai hubungan psikologis antara ibu dan anak, membuat pertumbuhan fisik dan kognitif yang baik, mengurangi kejadian karies gigi, dan mengurangi maloklusi akibat botol dot.

Komposisi ASI tidak sama dari waktu ke waktu, hal ini berdasarkan pada stadium laktasi. Kolustrum ASI yang dihasilkan pada hari pertama sampai hari ketiga setelah bayi lahir. ASI transisi adalah ASI yang dihasilkan mulai hari keempat sampai hari ke sepuluh. ASI mature adalah ASI yang dihasilkan mulai hari kesepuluh sampai dengan seterusnya.

Makanan pendamping ASI (MPASI) diberikan setelah bayi berumur 6 bulan. Jenis-jenis MPASI yang bisa dikonsumsi adalah buah-buahan yang dihaluskan atau dalam bentuk sari buah. Misalnya pisang Ambon, pepaya , jeruk, tomat. Makanan lunak dan lembek, misal bubur susu, nasi tim. Makanan bayi yang dikemas dalam kaleng atau sachet namun terkadang juga tidak baik karena mengandung bahan-bahan pengawet.Perhatikan pula kebersihan alat makan, porsi makanan variasi makanan, dan suasana saat sedang makan.

Tujuan diberikan MPASI adalah untuk melengkapi zat gizi ASI yang sudah berkurang, mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima bermacam-macam makanan dengan berbagai rasa dan bentuk, mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan menelan, mencoba adaptasi terhadap makanan yang mengandung kadar energi tinggi.

ImunisasiImunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukkan

sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang. Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten. Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya akan memberikan kekebalan atau resistensi pada penyakit itu saja, sehingga untuk terhindar dari penyakit lain diperlukan imunisasi lainnya.

Imunisasi biasanya lebih fokus diberikan kepada anak-anak karena sistem kekebalan tubuh mereka masih belum sebaik orang dewasa, sehingga rentan terhadap serangan penyakit berbahaya. Imunisasi tidak cukup hanya dilakukan satu kali, tetapi harus dilakukan secara bertahap dan lengkap terhadap berbagai penyakit yang sangat membahayakan kesehatan dan hidup anak.

Imunisasi bagi anak bermanfaat untuk menurunkan morbiditas, mortalitas, dan cacat serta bila mungkin didapatkan eradikasi suatu penyakit dari suatu daerah. Imunitas dibagi menjadi dua hal, yaitu pasif dan aktif. Pasif ialah bila tubuh anak tidak bekerja membentuk kekebalan, tetapi hanya menerimanya saja, sedangkan aktif ialah bila tubuh anak ikut mendukung terbentuknya kekebalan. Baik pasif maupun aktif dapat berlangsung alami, biasanya bawaan (congenital) atau didapat (acquired). Beberapa penyakit yang dapat dihindari dengan imunisasi yaitu seperti hepatitis B, campak, polio, difteri, tetanus, batuk rejan, gondongan, cacar air, tbc, dan lain sebagainya. Imunisasi anjuran berupa imunisasi influenza, pnemokokus, hepatitis A, Hib, tifoid, MMR, dan varisella.

Bayi dan anak yang mendapat imunisasi dasar lengkap akan terlindung dari beberapa penyakit berbahaya dan akan mencegah penularan ke adik, kakak dan teman-teman disekitarnya. Imunisasi akan meningkatkan kekebalan tubuh bayi dan anak sehingga mampu melawan penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin tersebut. Anak yang telah diimunisasi bila terinfeksi oleh kuman tersebut maka tidak akan menularkan ke adik, kakak, atau teman-teman disekitarnya. Jadi,

Page 8: makalah tumbuh kembang anak

imunisasi selain bermanfaat untuk diri sendiri juga bermanfaat untuk mencegah penyebaran ke adik, kakak dan anak-anak lain disekitarnya.

Anak yang tidak diberikan imunisasi dasar lengkap, maka tubuhnya tidak mempunyai kekebalan yang spesifik terhadap penyakit tersebut. Bila kuman berbahaya yang masuk cukup banyak maka tubuhnya tidak mampu melawan kuman tersebut sehingga bisa menyebabkan sakit berat, cacat atau meninggal.

Anak yang tidak diimunisasi akan menyebarkan kuman-kuman tersebut ke adik, kakak dan teman lain disekitarnya sehingga dapat menimbulkan wabah yang menyebar kemana-mana menyebabkan cacat atau kematian lebih banyak. Oleh karena itu, bila orangtua tidak mau anaknya diimunisasi berarti bisa membahayakan keselamatan anaknya dan anak-anak lain disekitarnya, karena mudah tertular penyakit berbahaya yang dapat menimbulkan sakit berat, cacat atau kematian. Berikut imunisasi yang diwajibkan pemerintah Indonesia.

a. Imunisasi BCGVaksin BCG merupakan vaksin hidup yang memberikan perlindungan terhadap penyakit

TB. Vaksin TB tidak mencegah infeksi TB, tetapi mencegah infeksi TB berat (meningitis TB dan TB milier), yang sangat mengancam nyawa. Vaksin BCG dapat memakan waktu 6-12 minggu untuk menghasilkan efek (perlindungan) kekebalannya. Vaksinasi BCG memberikan proteksi yang bervariasi antara 50%-80% terhadap tuberkulosis.

Vaksinasi BCG memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit tuberkulosis (TBC). BCG diberikan 1 kali sebelum anak berumur 2 bulan, vaksin ini mengandung bakteri bacillus calmette-guerrin hidup yang dilemahkan sebanyak 50.000-1.000.000 partikel/dosis. Biasanya reaksi yang ditimbulkan oleh imunisasi ini adalah setelah 4-6 minggu di tempat bekas suntikan akan timbul bisul kecil yang akan pecah. Namun jangan kuatir, sebab hal ini merupakan reaksi yang normal. Namun jika bisulnya dan timbul kelenjar pada ketiak atau lipatan paha, sebaiknya anak segera dibawa kembali ke dokter. Sementara waktu untuk mengatasi pembengkakan, kompres bekas suntikan dengan cairan antiseptic.

Ketahanan terhadap penyakit TB (Tuberkulosis) berkaitan dengan keberadaan virus tubercle bacii yang hidup didalam darah. Itulah mengapa agar memiliki kekebalan aktif, dimasukkan jenis basil tak berbahaya ini ke dalam tubuh, alias vaksinasi BCG (Bacillus Celmette-Guerin). Di Indonesia, vaksin BCG merupakan vaksin yang diwajibkan pemerintah. Vaksin ini diberikan pada bayi yang baru lahir sebaiknya diberikan pada umur sebelum 2 bulan. Vaksin BCG juga diberikan pada anak usia 1-15 tahun yang belum divaksinasi (tidak ada catatan atau tidak skar), imigran, komunitas travelling, dan pekerja di bidang kesehatan yang belum divaksinasi (tidak ada catatan atau skar). Vaksin BCG dapat diberikan bersamaan dengan vaksin lain, misalnya Dtap/IPV/Hib. Saat memberikan vaksin BCG, imunisasi primer lain juga diberikan. Lengan yang digunakan untuk imunisasi BCG jangan digunakan untuk imunisasi lain selama minimal 3 bulan, agar tidak terjadi limphadenitis. b. Imunisasi Hepatitis B

Di Indonesia vaksinasi hepatitis B merupakan vaksinasi wajib bagi bayi dan anak karena pola penularannya bersifat vertikal. Imunisasi ini merupakan langkah efektif untuk mencegah masuknya VHB, yaitu virus penyebab penyakit hepatitis B. Hepatitis B dapat menyebabkan sirosis atau pengerutan hati, bahkan lebih buruk lagi mengakibatkan kanker hati.

Imunisasi Hepatitis B untuk mencegah penyakit yang disebabkan virus hepatitis B yang berakibat pada hati. Penyakit itu menular melalui darah atau cairan tubuh yang lain dari orang yang terinfeksi. Vaksin ini diberikan 3 kali hingga usia 3-6 bulan.

c. Imunisasi PolioImunisasi polio akan memberikan kekebalan terhadap serangan virus polio. Penyakit akibat

virus ini dapat menyebabkan kelumpuhan. Vaksin oral polio hidup adalah vaksin polio trivalent

Page 9: makalah tumbuh kembang anak

yang terdiri dari suspensi virus poliomyelitis tipe 1,2 dan 3 (Starin Sabin) yang sudah dilemahkan, dibuat dalam biakan jaringan ginjal kera dan distabilkan dengan sukrosa.

Imunisasi polio memberikan kekebalan terhadap penyakit polio. Penyakit ini disebabkan virus, menyebar melalui tinja/kotoran orang yang terinfeksi. Anak yang terkena polio dapat menjadi lumpuh layuh. Vaksin polio ada dua jenis, yakni vaccine polio inactivated (IPV) dan vaccine polio oral (OPV). Vaksin ini diberikan pada bayi baru lahir, 2,4,6,18 bulan dan 5 tahun. d. Imunisasi DPT

Dengan pemberian imunisasi DPT, diharapkan penyakit difteri, pertusis, dan tetanus, menyingkir jauh dari tubuh si kecil. Imunisasi DPT adalah suatu vaksin 3-in-1 yang melindungi terhadap difteri, pertusis dan tetanus. Difteri adalah suatu infeksi bakteri yang menyerang tenggorokan dan dapat menyebabkan komplikasi yang serius atau fatal. Pertusis (batuk rejan) adalah inteksi bakteri pada saluran udara yang ditandai dengan batuk hebat yang menetap serta bunyi pernafasan yang melengking. Pertusis berlangsung selama beberapa minggu dan dapat menyebabkan serangan batuk hebat sehingga anak tidak dapat bernafas, makan atau minum. Pertusis juga dapat menimbulkan komplikasi serius, seperti pneumonia, kejang dan kerusakan otak.

Tetanus adalah infeksi bakteri yang bisa menyebabkan kekakuan pada rahang serta kejang. Vaksin DPT adalah vaksin 3-in-1 yang bisa diberikan kepada anak yang berumur kurang dari 7 tahun. Biasanya vaksin DPT terdapat dalam bentuk suntikan, yang disuntikkan pada otot lengan atau paha.

Imunisasi DPT diberikan sebanyak 3 kali, yaitu pada saat anak berumur 2 bulan (DPT I), 3 bulan (DPT II) dan 4 bulan (DPT III); selang waktu tidak kurang dari 4 minggu. Imunisasi DPT ulang diberikan 1 tahun setelah DPT III dan pada usia prasekolah (5-6 tahun). Jika anak mengalami reaksi alergi terhadap vaksin pertusis, maka sebaiknya diberikan DT, bukan DPT. Setelah mendapatkan serangkaian imunisasi awal, sebaiknya diberikan booster vaksin Td pada usia 14-16 tahun kemudian setiap 10 tahun (karena vaksin hanya memberikan perlindungan selama 10 tahun, setelah 10 tahun perlu diberikan booster). Hampir 85% anak yang mendapatkan minimal 3 kali suntikan yang mengandung vaksin difteri, akan memperoleh perlindungan terhadap difteri selama 10 tahun.

Jika anak sedang menderita sakit yang lebih serius dari pada flu ringan, imunisasi DPT bisa ditunda sampai anak sehat. Jika anak pernah mengalami kejang, penyakit otak atau perkembangannya abnormal, penyuntikan DPT sering ditunda sampai kondisinya membaik atau kejangnya bisa dikendalikan.

Imunisasi DPT adalah suatu vaksin yang melindungi terhadap difteri, pertusis dan tetanus. Difteri disebabkan bakteri yang menyerang tenggorokan dan dapat menyebabkan komplikasi yang serius atau fatal. Penyakit ini mudah menular melalui batuk atau bersin. Pertusis (batuk rejan) adalah infeksi bakteri pada saluran udara yang ditandai dengan batuk hebat yang menetap serta bunyi pernafasan yang melengking. Pertusis juga dapat menimbulkan komplikasi serius, seperti pneumonia, kejang dan kerusakan otak. Tetanus adalah infeksi bakteri yang bisa menyebabkan kekakuan pada rahang serta kejang. Vaksin ini diberikan 5 kali pada usia 2, 4, 6, 18 bulan dan 5 tahun. e. Imunisasi Campak

Sebenarnya bayi sudah mendapatkan kekebalan campak dari ibunya. Namun seiring bertambahnya usia, antibodi dari ibunya semakin menurun sehingga butuh antibodi tambahan lewat pemberian vaksin campak. Penyakit ini disebabkan oleh virus Morbili.

Imunisasi campak memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak (tampek). Imunisasi campak diberikan sebanyak 1 dosis pada saat anak berumur 9 bulan dan vaksin kedua 6 tahun. Reaksi imunisasi Campak biasanya timbul seminggu kemudian berupa demam, diare, atau keluar bintik-bintik merah di kulit. Namun efek ini tergolong ringan sekali sehingga tak perlu ada yang dikhawatirkan sebab biasanya akan sembuh sendiri.1,2,6

Page 10: makalah tumbuh kembang anak

Imunisasi Ulangana. Vaksin DPT

Imunisasi ulang berikutnya dilakukan pada usia 6 tahun atau kelas 1 SD. Pada saat kelas 6 SD diberikan lagi imunisasi ulang dengan vaksin DT (tanpa P).b. Vaksin Polio

Imunisasi ulangan diberikan bersamaan dengan imunisasi ulang DPT.c. Hepatitis B

Imunisasi hepatitis B dapat dipertimbangkan pada umur 10-12 tahun. Penelitian kohort multisenter di Thailand dan Taiwan terhadap bayi dari ibu yang mengidap hepatitis B yang telah memperoleh imunisasi dasar 3X pada masa bayi, dapat diulangi pada umur 5 tahun, 90,7% diantaranya masih memiliki titer antibody anti HBs yang protektif (titer anti HBs >10 mlU/ml). mengingat pola apidemiologi hepatitis B di Indonesia mirip dengan Negara tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa imunisasi ulang pada umur 5 tahun tidak diperlukan kecuali apabila titer anti HbsAg < 10mlU/ml. 3. DPT Imunisasi ulang yang pertama dilakukan pada usia 1,5 - 2 tahun atau kurang lebih 1 tahun setekah penyuntikan imunisasi dasar ketiga. Imunisasi ulang berikutnya dilakukan pada usia 6 tahun atau saat kelas 1 SD. Pada saat kelas 6 SD diberikan lagi imunisasi ulang dengan vaksin DT (tanpa P).d. Tetanus Toksoid

Tetanus kelima diberikan pada usian masuk sekolah akan memperpanjang imunitas 10 tahun lagi sampai umur 17-18 tahun. Dengan 5 dosis toksoid tetanus pada anak dihitung setara dengan 4 dosis toksoid dewasa. e. Polio

Imunisasi polio ulangan diberikan 1 tahun sejak imunisasi polio 4, selanjutnya saat masuk sekolah (5-6 tahun).f. Campak

Penelitian titer antibody campak pada anak usia 6-11 tahun oleh badan penelitian dan pengembangan DepKes dan KeSos tahun 1999 mendapatkan hanya 71,9% anak yang masih mempunyai antibodi campak diatas ambang pencegahan, sedangkan 28,3% diantaranya kelompok usia 5-7 tahun parnah menderita campak walaupun sudah diimunisasi campak saat bayi. Bedasarkan penelitian tersebut dianjurkan pemberian imunisasi campak ulang pada saat masuk sekolah dasar.

APGAR ScoreAPGAR score merupakan pemeriksaan pertama yang dilakukan kepada bayi ketika baru

lahir, yang dilakukan masih di dalam kamar bersalin. Pemeriksaan ini secara cepat mengevaluasi keadaan fisik dari bayi baru lahir dan sekaligus mengenali adanya tanda-tanda darurat yang memerlukan dilakukannya tindakan segera terhadap bayi baru lahir.

Tes ini, biasanya diberikan kepada bayi sebanyak dua kali: pada menit pertama setelah lahir dan dilakukan kembali pada menit ke-5 setelah lahir. Jarang terjadi namun ketika penilaian kondisi bayi pada menit pertama, dan dua tanda memberikan hasil yang rendah, maka penilaian dilakukan lagi untuk yang ketiga kalinya pada menit ke-10.

PenutupTumbuh kembang merupakan suatu proses yang sangat penting bagi setiap orang, terutama

anak-anak. Dengan optimalnya proses tumbuh kembang, anak akan memiliki fisik, mental, emosi, dan intelektual yang baik dan sempurna. Proses tumbuh kembang pada anak dipengaruhi beberapa hal yaitu status gizi, faktor sosial yaitu keluarga dan lingkungan sekitar, serta imunisasi. Dengan memahami konsep pertumbuhan dan perkembangan pada anak yang normal, maka harapkan dapat meminimalkan faktor risiko yang dapat menghambat dan memaksimalkan faktor pendukung yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan pada anak.

Daftar Pustaka

Page 11: makalah tumbuh kembang anak

1. Widyastuti, D. Widyani, R. Panduan perkembangan anak 0-1 tahun. Jakarta: Puspa swara; 2010. Hal 25-30.

2. Kasdu, D. Anak cerdas. Jakarta: Puspa swara; 2004. Hal 16.