Makalah Tugas Konsep Ilmu by Aida REVISI Muti
-
Upload
aida-nurfadhlia -
Category
Documents
-
view
94 -
download
2
Transcript of Makalah Tugas Konsep Ilmu by Aida REVISI Muti
“KONSEP DASAR FILSAFAT ILMU”
MAKALAH
Sebagai salah satu syarat untuk tugas mata kuliah Filsafat Ilmu
nama anggota
FAKULTAS EKONOMIJURUSAN S1 AKUNTANSI
Sabtu Minggu SMT 1UNIVERSITAS BOROBUDUR JAKARTA
2012
Judul Makalah : KONSEP DASAR FILSAFAT ILMU
Nama Mahasiswa :
Nomor Induk Mahasiswa :
Fakultas : EKONOMI
Program Studi : S1 Akuntansi Sabtu-Minggu Semester 1
Menyetujui,
Dosen
KATA PENGANTAR
2
Assalamualaikum Warohmatulloh Wabarokatuh,
Bismillaahir Rohmaanir Rohiim.
Penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat Alloh SWT atas karunia dan rahmat yang telah dilimpahkan-Nya, khususnya dalam penyusunan makalah
Saya sangat berterima kasih kepada ALLAH SWT atas terselesaikannya makalah ini. Dan juga semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan dari makalah ini.
Hanya doa yang dapat penulis panjatkan, semoga Alloh SWT berkenan membalas semua kebaikan bapak, ibu, saudara, dan teman-teman sekalian. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.
Wassalamualaikum Warrohmatullah Wabarokatuh.
Jakarta, 10 November
2012
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 3DAFTAR ISI 4
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 5B. Perumusan Masalah 7C. Tujuan Penulisan 7D. Metode Penulisan 8
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Hakekat Filsafat Ilmu Pengetahuan 9 B. Ruang Lingkup Filsafat Ilmu Pengetahuan 17
Ontologi Ilmu 17Epistemologi Ilmu17Aksiologi Ilmu 18
C. Objek, Kedudukan, dan Impilkasi Filsafat Ilmu Pengetahuan 19 D. Sejarah Perkembangan Filsafat Ilmu Pengetahuan 21
1. Zaman Pra Yunani Kuno (Zaman Batu) 222. Zaman Yunani Kuno 233. Zaman Abad Pertengahan 244. Zaman Renaissance 245. Zaman Modern 256. Zaman Kontemporer (Abad XX Dan Seterusnya) 25
E. Beberapa Aliran Filsafat Ilmu 251. Nativisme atau Naturalisme 262. Empirisme atau Environtalisme 263. Konvergensionisme atau Interaksionisme 27
BAB III SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan 28
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
4
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Konsep ilmu mempunyai berbagai macam pengertian yang
berbeda sesuai perkembangan zaman, dimana manusia terus
mempelajari berbagai jenis ilmu. Oleh karena itu, kami akan
mencoba membahasnya dalam makalah ini. Mempelajari apa arti
ilmu berarti mempelajari atau membahas arti hakekat ilmu itu
sendiri. Dengan mempelajari filsafat ilmu akan membuka
perspektif (wawasan) yang semakin luas, sehingga kita dapat
memahami dan menghargai ilmu-ilmu yang lainnya. Dengan
demikian kita dapat memahami konsep ilmu secara mendalam.
Perkembangan ilmu pengetahuan dianggap di mulai pada abad 4
sebelum Masehi, karena adanya penemuan-penemuan tentang ilmu
pada abad tersebut. Abad 4 sebelum Masehi merupakan abad
terjadinya pergeseran dari persepsi mitos ke persepsi logos, yaitu
dari dongeng-dongeng ke analisis rasional. Setelah abad tersebut
dunia dianalisis dengan argumentasi yang dapat diterima akal atau
rasional oleh manusia.
Pada periode ini tokoh yang terkenal adalah Aristoteles. Persepsi
Aristoteles tentang dunia adalah bahwa dunia ini eksis dari yang
5
sebelum nya dianggap tidak ada. Menurut Aristoteles dunia
merupakan suatu substansi, dan ada hubungan antara substansti-
substansi yang lainnya. Substansi adalah sesuatu yang mandiri,
dengan demikian dunia itu mandiri. Pandangan Aritoteles bisa
dibilang merupakan awal perintasan apa itu ilmu pengetahuan.
Filsafat ilmu memiliki tiga cabang kajian yaitu ontologi,
epistemologi dan aksiologi. Ontologi membahas tentang apa itu
realitas. Dalam hubungannya dengan ilmu pengetahuan, filsafat ini
membahas tentang apa yang bisa dikategorikan sebagai objek ilmu
pengetahuan. Dalam ilmu pengetahuan modern, realitas hanya
dibatasi pada hal-hal yang bersifat materi dan kuantitatif. Ini tidak
terlepas dari pandangan yang materialistik-sekularistik. Kuantifikasi
objek ilmu pengetahuan berari bahwa aspek-aspek alam yang
bersifat kualitatif menjadi diabaikan. Epistemologis membahas
masalah metodologi ilmu pengetahuan. Dalam ilmu pengetahuan
modern, jalan bagi diperolehnya ilmu pengetahuan adalah metode
ilmiah dengan pilar utamanya rasionalisme dan empirisme.
Aksiologi menyangkut tujuan diciptakannya ilmu pengetahuan,
mempertimbangkan aspek pragmatis-materialistis.
Dari semua pengetahuan, maka ilmu merupakan pengetahuan
yang aspek ontologi, epistemologi, dan aksiologinya telah jauh lebih
berkembang dibandingkan dengan pengetahuan-pengetahuan lain,
6
dilaksanakan secara konsekuen dan penuh disiplin. misalnya
hukum-hukum, teori-teori, ataupun rumus-rumus filsafat, juga
kenyataan yang dikenal dan diungkapkan. Mereka muncul dan
berkembang maju sampai pada taraf kesadaran dalam diri
pengenal dan masyarakat pengenal.
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini ada beberapa masalah yang akan dibahas,
agar pembahasan dalam makalah ini tidak lari dari judulnya ada
baiknya kita rumuskan masalah-masalah yang akan di bahas,
antara lain :
1. Pengertian filsafat ilmu pengetahuan
2. Ruang lingkup filsafat ilmu Pengetahuan
3. Objek, kedudukan, dan impilkasi filsafat Ilmu
Pengetahuan
4. Mengetahui sejarah perkembangan filsafat ilmu
pengetahuan
C. Tujuan Penulisan
Adapun manfaat pembuatan makalah ini adalah :
Agar mahasiswa mampu mengetahui pengertian filsafat ilmu
pengetahuan.
7
Agar mahasiswa dapat menjelaskan apa saja bentuk filsafat ilmu
pengetahuan
Agar Mahasiswa mampu menjelaskan tentang teori-teori filsafat
ilmu pengetahuan
D. Metode Penulisan
Metode yang digunakan penulis adalah metode kepustakaan
yaitu memberikan gambaran tentang materi-materi yang
berhubungan dengan permasalahan melalui literatur buku-buku
yang tersedia, tidak lupa juga penulis ambil sedikit dari media
massa/internet. Dan diskusi mengenai masalah yang dibahas
dengan teman-teman.
8
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Hakekat Filsafat Ilmu
Pengetahuan
Secara umum filsafat ilmu pengetahuan adalah sebuah upaya
untuk memahami makna, metode, stuktur logis dari ilmu
pengetahuan, termasuk juga didalamnya kriteria-kriteria ilmu
pengetehuan, hukum-hukum, dan teori-teori dalam ilmu
pengetahuan. Filsafat berbeda dari ilmu-ilmu khusus dalam hal
generalitasnya yang lebih besar dari metodenya. Selain
menginvestigasi pertanyaan-pertanyaan yang berada diluar wilayah
ilmu-ilmu pengetahuan, filsafat juga menginvestigasi konsep-
9
konsep yang diyakini oleh berbagai ilmu pengetahuan yang
berbeda.
Sepanjang sejarahnya manusia dalam usahanya memahami
dunia sekelilingnya mengenal dua sarana, yaitu pengetahuan ilmiah
dan penjelasan gaib. Kini di satu pihak manusia memiliki
sekelompok pengetahuan yang sistematis dengan berbagai
hipotesis yang telah dibuktikan kebenarannya secara sah, tetapi di
pihak lain sebagian mengenal pula aneka keterangan serba gaib
yang tidak mungkin diuji sahnya untuk menjelaskan rangkaian
peristiwa yang masih berada di luar jangkauan pemahamannya. Di
antara rentangan pengetahuan ilmiah dan penjelasan gaib itu
terdapatlah persoalan ilmiah yang merupakan kumpulan hipotesis
yang dapat diuji,tetapi belum secara sah dibuktikan kebenarannya.
Ilmu kini dipergunakan istilah research (penelitian)
untuk aktivitas ilmiah yang paling berbobot guna menemukan
pengetahuan baru..Metode ilmiah merupakan prosedur yang
mencakup berbagai tindakan pikiran,pola kerja, tata langkah, dan
cara teknis untuk memperoleh pengetahuan baru atau
memperkembangkan pengetahuan yang ada. Metode yang
berkaitan dengan prosedural meliputi pengamatan, percobaan,
pengukuran, survie, deduksi, induksi,analisis dan lain-lain.Adapun
10
menurut Bahm (dalam Koento Wibisono, 1997) definisi ilmu
pengetahuan melibatkan paling tidak 6 macam komponen, yaitu :
1. Masalah (Problem)
2. Sikap (Attitude)
3. Metode (Mecthod)
4. Aktivitas (Activity)
5. Kesimpulan (Conclusions)
6. Hasil (Result)
Ilmu pengetahuan juga mempunyai cirri-ciri tertentu yaitu
a) Empiris
b) Sistematis
c) Obyektif
d) Analitis
e) Verifikatif
Dalam perkembangan ilmu kita dapat menemukan berbagai macam
pengelompokan dalam ilmu pengetahuan.
The Liang Gie menyebut terdapat empat bentuk pembagian antara
lain:
Deskripsi
11
Preskripsi
Eksosisi pola
Rekonstuksi Historis
Cakupan ilmu pengetahuan adalah ilmu pengetahuan
manusia dan masyarakatnya, ilmu pengetahuan alam, dan ilmu
pengetahuan ketuhanan. Oleh karena itu, filsafat dan ilmu
pengetahuan mempunyai objek penyelidikan yang sama, yaitu
sama-sama menyelidiki manusia, alam, dan Tuhan Sang Pencipta.
Adapun perbedaan terletak pada kualitas sasaran yang dituju. Ilmu
pengetahuan mempelajari jenis, bentuk, sifat dan
susunan fisik menurut bagian-bagian tertentu secara terpisah-pisah.
Oleh sebab itu, filsafat ilmu pengetahuan akan berkembang secara
metodologik, sistematik sehingga mampu menemukan kebenaran
yang ilmiah obyektif.
- Sumber-sumber ilmu pengetahuan
Beberapa filsuf seperti Bacon, Hobbes, dan Locke, menyatakan
bahwa bukan akal budi, melainkan pengalaman indrawilah yang
menjadi sumber utama bagi pengetahuan. John Locke mengatakan
bahwa seluruh ide-ide manusia berasal secara langsung dari
sensasi dan lewat refleksi terhadap ide-ide sensatif itu sendiri. Tidak
ada satu pun juga dalam akal budi manusia yang tidak berasal dari
pengalaman indriawi.
12
Immanuel Kant, yang filsafatnya tidak sealiran dengan John
Locke, juga berpendapat bahwa ide dan konsep itu hanya dapat
diaplikasikan apabila ada pengalaman. Tanpa pengalaman, seluruh
ide dan konsep serta kebenaran apriori tidak akan pernah dapat
diaplikasikan.
Ada beberapa sumber pengetahuan yang kita
ketahui, yaitu: kepercayaan yang berdasarkan tradisi, kebiasaan-
kebiasaan dan agama, kesakstidak akan pernahian orang lain,
panca indra (pengalaman), akal pikiran, dan intuisi individual.
Pengetahuan itu diperoleh melalui cara mewarisi apa saja yang
hidup dan berlaku dalam adat istiadat, kebiasaan-kebiasaan dan
kehidupan keagamaan.
Adapun orang-orang yang dianggap memiliki banyak
pengetahuan adalah guru , ulama , cendikiawan, orang yang
dituakan, dan pemimpin. Guru menjadi sumber pengetahuan bagi
murid-muridnya, ulama menjadi kiblat bagi umatnya, cendikiawan
berpengaruh kuat terhadap kaum yang terdidik, para orang yang
dituakan menjadi tempat bertanya bagi masyarakat pada
umumnya, para pemimpin ditaati oleh para pengikutnya, dan
sebagainya.
13
Menurut John Hopers dalam bukunya An Introduction to
philosophical Analisys mengemukakan ada enam alat untuk
memperoleh pengetahuan, yaitu:
1.Pengalaman indera
2.Nalar
3.Otoritas
4.Intuisi
5.Wahyu
6.Keyakinan
1. Pengalaman indera
Manusia sering merasa bahwa pengindraan adalah alat yang
paling vital dalam memperoleh pengetahuan. Memang dalam hidup
manusia tampaknya pengindraan adalah satu-satunya alat untuk
menyerap segala objek yang ada diluar diri manusia.Karena terlalu
menekankan pada kenyataan, paham demikian dalam filsafat
disebut realisme. Realisme adalah suatu paham yang berpendapat
bahwa semua yang dapatdiketahui hanya kenyataan. Jadi,
pengetahuan bermula dari kenyataan yang dapat diindrai.
2. Nalar
14
Nalar adalah salah satu corak berfikir dengan
menggabungkan dua pemikiran atau lebih dengan maksud untuk
mendapatkan pengetahuan baru.
3. Otoritas
Otoritas adalah kekuasaan yang sah yang dimiliki seseorang
dan diakuai olehkelompoknya. Pengetahuan yang diperoleh melalui
otoritas ini biasanya tanpa diuji lagi karena orang yang telah
menyampaikannya mempunyai kewibawaan tertentu. Jadi,
kesimpulannya adalah bahwa pengetahuan karena adanya otoritas
terjadi melalui wibawa seseorang sehingga orang lain mempunyai
pengetahuan .
4. Instuisi
Intuisi adalah suatu kemampuan yang ada pada diri manusia
melalui proses kejiwaan tanpa suatu rangsangan atau stimulus
mampu untuk membuat pernyataan berupa pengetahuan.
Pengetahuan yang diperoleh melalui intuisi tidak dapat dibuktikan
seketika atau melalui kenyataan karena pengetahuan ini muncul
tanpa adanya pengetahuan lebih dahulu. Dengan demikian, peran
intuisi sebagai sumber pengetahuan adalah adanya kemampuan
dalam diri manusia yang dapat melahirkan pernyataan-pernyataan
berupa pengetahuan.
15
5.Wahyu
Wahyu adalah berita yang disampaikan oleh Tuhan kepada
Nabi-Nya untuk kepentingan umatnya. Kita mempunyai
pengetahuan melalui wahyu, karena ada kepercayaan
tentang sesuatu yang disampaikan itu. Seseorang yang mempunyai
pengetahuan melalui wahyu secara dogmatik akan melaksanakan
dengan baik. Wahyu dapat dikatakan sebagai salah satu sumber
pengetahuan .Wahyu merupakan pengetahuan yang disampaikan
oleh Tuhan kepada umatnya, yaitu manusia. Pengetahuan ini
disalurkan lewat nabi-nabi yang diutusnya sepanjang zaman.
Agama merupakan pengetahuan bukan saja mengenai kehidupan
sekarang yang terjangkau pengalaman, namun juga mencakup
masalah-masalah yang bersifat transedental seperti latar belakang
penciptaan manusia dan hari kemudian di akhiratnanti.
Pengetahuan ini didasarkan kepada kepercayaan akan hal-hal yang
gaib. Kepercayaan kepada Tuhan yang merupakan sumber
pengetahuan, kepercayaan kepada nabi sebagai perantara dan
kepercayaan terhadap wahyu sebagai cara penyampaian,
merupakan dasar dari penyusunan pengetahuan ini.
6.Keyakinan
16
Keyakinan adalah kemampuan yang ada pada diri manusia
yang diperoleh dari sebuah kepercayaan . Sesungguhnya antara
sumber pengetahuan berupa wahyu dan keyakinan ini sangat sulit
untuk dibedakan secara jelas, karena keduanya menetapkan bahwa
alat lain yang dipergunakannya adalah kepercayaan. Perbedaannya
barangkali keyakinan terhadap wahyu yang secara dogmatik
diikutinya adalah peraturan yang berupa agama. Adapun keyakinan
melalui kemampuan kejiwaan manusia merupakan pematangan
dari kepercayaan. Karena kepercayaan itu bersifat dinamik mampu
menyesuikan dengan keadaan yang sedang terjadi. Sedangkan
keyakinan itu sangat static, kecuali ada bukti-bukti baru yang
akurat dan cocok buat kepercayaannya.
B. Ruang Lingkup Filsafat Ilmu Pengetahuan
Bidang garapan Filsafat ilmu terutama diarahkan pada
komponen-komponen yang menjadi tiang penyangga bagi
eksistensi ilmu, yaitu ontologi, epistemologi, dan aksiologi.
17
Ontologi ilmu meliputi apa hakikat ilmu itu, apa hakikat
kebenaran dan kenyataan yang inheren dengan pengetahuan
ilmiah, yang tidak terlepas dari persepsi filsafat ilmu tentang apa
dan bagaimana (yang) “Ada” itu (being Sein, het zijn). Paham
monisme yang terpecah menjadi idealisme atau spiritualisme,
Paham dualisme, pluralisme dengan berbagai nuansanya,
merupakan paham ontologik yang pada akhimya menentukan
pendapat bahkan keyakinan kita masing-masing mengenai apa dan
bagaimana (yang) ada sebagaimana manifestasi kebenaran yang
kita cari.
Epistemologi ilmu , kata epistemologi berasal dari bahasa
Yunani episteme dan logos, yang berarti ilmu atau studi tentang
pengetahuan. Epistemologi meliputi sumber, sarana, dan tatacara
mengunakan sarana tersebut untuk mencapai pengetahuan .
Perbedaan mengenal pilihan landasan ontologik akan dengan
sendirinya mengakibatkan perbedaan dalam menentukan sarana
yang akan kita pilih. Akal (Verstand), akal budi (Vernunft)
pengalaman, atau komunikasi antara akal dan pengalaman, intuisi,
merupakan sarana yang dimaksud dalam epistemologik, sehingga
dikenal adanya model-model epistemologik seperti: rasionalisme,
empirisme, kritisisme atau rasionalisme kritis, positivisme, feno-
menologi dengan berbagai variasinya. Ditunjukkan pula bagaimana
18
kelebihan dan kelemahan sesuatu model epistemologik beserta
tolok ukurnya bagi pengetahuan (ilmiah) itu seped teori koherensi,
korespondesi, pragmatis, dan teori intersubjektif.
Aksiologi llmu , kata aksiologi berasal dari kata axios dan
logos. Axios berarti nilai, sesuatu yang berharga. Aksiologi ilmu
meliputi nilal-nilai (values) yang bersifat normatif dalam pemberian
makna terhadap kebenaran atau kenyataan sebagaimana kita
jumpai dalam kehidupan kita yang menjelajahi berbagai kawasan,
seperti kawasan sosial, kawasan simbolik atau pun fisik-material.
Lebih dari itu nilai-nilai juga ditunjukkan oleh aksiologi ini sebagai
suatu conditio sine qua non yang wajib dipatuhi dalam kegiatan
kita, baik dalam melakukan penelitian maupun di dalam
menerapkan ilmu.
Dalam perkembangannya Filsafat ilmu juga mengarahkan
pandangannya pada Strategi Pengembangan ilmu.
Salah satu cabang aksiologi adalah etika. Terdapat tiga macam
pendekatan dalam etika:
Etika deskriptif
Etika normatif
Mataetika
19
C. Objek, kedudukan, dan impilkasi filsafat Ilmu
Pengetahuan
- Objek filsafat ilmu pengetahuan
Objek Material filsafat ilmu Yaitu suatu bahan yang menjadi
tinjauan penelitian atau pembentukan pengetahuan itu atau hal
yang di selidiki, di pandang atau di sorot oleh suatu disiplin ilmu
yang mencakup apa saja baik hal-hal yang konkrit ataupun yang
abstrak.
Menurut Dardiri (2000) bahwa objek material adalah segala
sesuatu yang ada, baik yang ada dalam pikiran, ada dalam
kenyataan maupun ada dalam kemungkinan. Segala sesuatu yang
ada itu di bagi dua, yaitu :
1. Bersifat umum (ontologi), yakni ilmu yang menyelidiki segala
sesuatu tentang hal yang ada pada umumnya.
2. Bersifat khusus yang terbagi dua yaitu ada secara mutlak
(theodicae) dan tidak mutlak yang terdiri dari manusia
(antropologi metafisik) dan alam (kosmologi).
Objek Formal filsafat ilmu yaitu sudut pandangan yang ditujukan
pada bahan dari penelitian atau pembentukan pengetahuan itu,
atau sudut dari mana objek material itu di sorot. Contoh : Objek
20
materialnya adalah manusia dan manusia ini di tinjau dari sudut
pandangan yang berbeda-beda sehingga ada beberapa ilmu yang
mempelajari manusia di antaranya psikologi, antropologi, sosiologi
dan lain sebagainya.
- Kedudukan dan Implikasi filsafat ilmu pengetahuan
Di mana posisi filsafat ilmu ketika dihadapkan dengan Islamisasi
ilmu pengetahuan. Pada dasarnya filsafat ilmu bertugas memberi
landasan filosofi untuk minimal memahami berbagai konsep dan
teori suatu disiplin ilmu, sampai membekalkan kemampuan untuk
membangun teori ilmiah. Secara substantif fungsi pengembangan
tersebut memperoleh pembekalan dan disiplin ilmu masing-masing
agar dapat menampilkan teori subtantif. Selanjutnya secara teknis
dihadapkan dengan bentuk metodologi, pengembangan ilmu dapat
mengoprasionalkan pengembangan konsep tesis, dan teori ilmiah
dari disiplin ilmu masing-masing.
Sedangkan kajiaan yang dibahas dalam filsafat ilmu adalah
meliputi hakekat (esensi) pengetahuan, artinya filsafat ilmu lebih
menaruh perhatian terhadap problem-problem mendasar ilmu
pengetahuan seperti; ontologi ilmu, epistimologi ilmu dan aksiologi
ilmu. Dari ketiga landasan tersebut bila dikaitkan dengan Islamisasi
21
ilmu pengetahuan maka letak filsafat ilmu itu terletak pada ontologi
dan epistimologinya. Ontologi disini titik tolaknya pada penelaahan
ilmu pengetahuan yang didasarkan atas sikap dan pendirian
filosofis yang dimiliki seorang ilmuwan, jadi landasan ontologi ilmu
pengetahuan sangat tergantung pada cara pandang ilmuwan
terhadap realitas.
Dimana realitas yang dimaksud adalah materi, maka lebih
terarah pada ilmu-ilmu empiris. Dimana realitas yang dimaksud
adalah spirit atau roh, maka lebih terarah pada ilmu-ilmu
humanoria. Sedangkan epistimologi titik tolaknya pada penelaahan
ilmu pengetahuan yang di dasarkan atas cara dan prosedur dalam
memperoleh kebenaran.
D. Sejarah perkembangan filsafat ilmu
pengetahuan
Pemikiran filsafat ilmu banyak dipengaruhi oleh lingkungan.
Namun pada dasarnya filsafat ilmu baik dibarat, india dan Cina
muncul dari yang sifatnya religius. Pembagian secara periodesasi
filsafat ilmu barat adalah zaman kuno, zaman abad pertengahan,
zaman modern dan masa kini. Periodesasi filsafat ilmu cina adalah
zaman kuno, zaman pembauran, zaman neokonfusionisme dan
22
zaman modern. Untuk cina adalah periode weda, biracarita, sutra-
sutra dan sekolastik. Dalam filsafat ilmu india yang penting adalah
bagaimana manusia bisa berteman dengan dunia bukan untuk
menguasai dunia. Adapun filsafat ilmu islam hanya ada dua periode
yaitu: periode mutakalimin dan filsafat ilmu islam.
Jadi, perkembangan ilmu pengetahuan sekarang ini tidaklah
berlangsung secara mendadak melainkan berlangsung secara
bertahap. Karena untuk memahami sejarah perkembangan ilmu
mau tidak mau harus melakukan pembagian secara periode yang
menampilkan ciri khas tertentu.
Berikut keterangan perkembangan filsafat ilmu :
1. Zaman Pra Yunani Kuno (Zaman Batu)
Pada abad 6 SM yunani muncul lahirnya filsafat ilmu dan
mulai berkembang suatu pendekatan yang sama sekali
berlainan. Mulai saat itu orang mencari jawaban rasional
tentang problem alam semesta dengan demikian filsafat ilmu
dilahirkan. Beberapa unsure penting yang dapat dilihat
sebagai pencetus jalan menuju filsafat ini adalah sebagai
berikut.
23
o Mitologi dianggap sebagai dasar untuk menjelaskan kejadian-
kejadian yang terjadi di dunia. Dengan ini manusia dilatih
untuk mulai berfikir.
o Kesusastraan Yunani
o Sudah ada ilmu pengetahuan dan banyak kebudayaan lain di
Timur kuno, yang sudah menemukan ilmu-ilmu pengetauan
tertentu.
2. Zaman yunani kuno
Zaman yunani kuno dipandang sebagai zaman
keemasan filsafat ilmu, karena pada masa ini orang memiliki
kebebasan untuk menguingkapkan ide atau pendapatnya.
Yunani pada masa itu dianggap sebagai gudang ilmu, karena
yunani pada masa itu tidak lagi mempercayai mitologi-
mitologi melainkan oleh logos (rasio), sikap ini yang menjadi
dasar ilmu pengetahuan modern.
Dalam dunia filsafat, zaman Yunani kuno dapat dibagi
kedalam zaman Pra-Sokrates dan zaman Pasca-Sokrates.
Pada zaman Pra-Sokrates cirri yang menonjol dalam filsafat
adalah pengamatan untuk mencari dan menemukan prinsip
atau asas dari segala sesuatu. Dan zaman Pasca-Sokrates
dimulai dengan protagorus. Sokrates (460-370 SM)
menerapkan metode filsafat dalam kehidupan sehari-hari.
24
Puncak pemikiran adalah Aristoteles, ia membedakan sebab-
sebab pengetahuan manusia dan mengklaim setiap kejadian
memiliki empat maam sebab yaitu:
Sebab material
Sebab formal
Sebab efisien
Sebab final
Pada masa ini muncul beberapa aliran yaitu sebagai aliran
sebagai berikut:
o Stoisisme
o Epikurisme
o Skepisisme
o Eklektisisme
o Neoplatoisme
3. Zaman Abad Pertengahan
Pada zaman ini terdapat 2 periode yaitu:
i. periode patriktis; mengalami 2 tahap:
agama Kristen
25
filsafat ilmu agustinus; yang terkenal pada masa
patristic
ii. periode skolastik; mengalami 3 tahap:
skolastik awal
puncak perkembangan skolastik
skolastik akhir
4. Zaman Renaissance
Ialah zaman peralihan ketika kebudayaan abad
pertengahan mulai berubah menjadi kebudayaan modern.
Manusia pada zaman ini adalah manusia yang merindukan
pemikiran yang bebas. Tanda-tanda yang menonjol adalah
kesadaran akan kuasa manusia atas alam semesta dan bahwa
kemajuan dunia ini amat tergantung pada usaha dan hasil
kerja manusia sendiri.
5. Zaman Modern
26
Zaman modern ditandai dengan berbagai penemuan
ilmiah. Perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman modern
sesungguhnya sudah dirintis sejak zaman renaissance.
Pada zaman ini muncul sejumlah aliran lain yaitu
kritisisme
idealisme
positivisme
marxisme
6. Zaman Kontemporer (Abad XX Dan Seterusnya)
Albert Einstein, fisikiawan termasyur abad 20 percaya
akan kekekalan materi. Dengan kata lain tidak mengakui
adanya penciptaan alam. Zaman kontemporer ini ditandai
dengan penemuan teknologi-teknologi canggih yang terus
berkembang hingga sekarang.
E. Beberapa Aliran Filsafat Ilmu
Sejarah perjalanan perkembangan keyakinan dan pemikiran
umat manusia tentang pendidikan telah melahirkan sejumlah
filsafat ilmu yang melandasinya. Dari berbagai filsafat ilmu yang
ada, terdapat tiga aliran paham yang dirasakan masih dominan
27
pengaruhnya hingga saat ini, yang secara kebetulan ketiganya lahir
pada jaman abad pencerahan menejelang zaman modern.
1. Nativisme atau Naturalisme, dengan tokohnya antara lain.
J.J. Rousseau (1712-1778) dan Schopenhauer (1788-1860 M).
Paham ini berpendirian bahwa setiap bayi lahir dalam keadaan
suci dan dianugerahi dengan potensi insaniyah yang dapat
berkembang secara alamiah. Karena itu, pendidikan pada
dasarnya sekedar merupakan suatu proses pemberian
kemudahan agar anak berkembang sesuai dengan kodrat
alamiahnya. Pandangan ini diidentifikasikan sebagai konsepsi
pendidikan yang cenderung pesimistik.
2. Empirisme atau Environtalisme, dengan tokohnya antara
lain John Locke (1632-1704 M) dan J. Herbart (1776-1841 M).
Aliran ini berpandangan bahwa manusia lahir hanya membawa
bahan dasar yang masih suci namun belum berbentuk apapun,
bagaikan papan tulis yang masih bersih belum tertulisi (Tabula
Rasa, Locke ) atau sebuah bejana yang masih kosong (Herbart).
Atas dasar itu, pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu
proses pembentukan dan pengisian pribadi peserta didik ke
arah pola yang diinginkan dan diharapkan lingkungan
28
masyarakatnya. Pandangan ini diidentifikasikan sebagai
konsepsi pendidikan yang cenderung optimistik.
3. Konvergensionisme atau Interaksionisme, dengan
tokohnya antara lain William Stern (1871-1939). Pandangan ini
pada dasarnya merupakan perpaduan dari kedua pandangan
terdahulu. Menurut pandangan ini, baik pembawaan anak
maupun lingkungan merupakan faktor-faktor yang determinan
terhadap perkembangan dan pembentukan pribadi peserta
didik. Oleh karenanya, pendidikan pada hakekatnya merupakan
suatu rangkaian peristiwa interaksi antara pembawaan dengan
lingkungan. Pribadi peserta didik akan terbentuk sebagai
resultante atau hasil interaksi dari kedua faktor determinan
tersebut. Pandangan ini diidentifikasikan sebagai konsepsi
pendidikan yang cenderung rasional
29
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Filsafat ilmu adalah sikap kritis yang mempersoalkan segala
sesuatu yang sebenarnya tentang pendapat ilmiah dengan
menilai metode-metode pemikirannya secara netral.
2. Filsafat merupakan aktivitas yang menuntuk kreativitas
berfikir yang terus menerus.
3. Ruang lingkup filsafat ilmu melingkupi ontologi ilmu yang
mengupas hakikat dari ilmu itu sendiri, epistemologi ilmu
yang membahas tatacara dan landasan untuk mencapai
pengetahuan ilmiah tersebut dan terakhir aksiologi ilmu yang
meliputi nilai-nilai normatif dalam pemberian makna terhadap
kebenaran atau kenyataan.
30
4. Objek dari filsafat ilmu dapat bersifat umum dan bersifat
khusus yang terbagi menjadi dua yaitu secara mutlak dan
tidak mutlak
5. Peranan filsafat ilmu terpenting adalah dapat mengarahkan
semua ilmu lain sebagai mitra dialog dalam menyelesaikan
persoalan-persoalan actual manusia masa kini dan masa
mendatang.
6. Sejarah perkembangan filsafat sudah dimulai sejak zaman
yunani kuno dengan tokoh-tokoh terkenal seperti aristoteles,
plato, thales dan sebagainya, kemudian dilanjutkan pada
zaman abad pertengahan yang digawangi oleh para pemuka
agama dengan terpengaruh pada pemikiran tokoh yunani
kuno. perkembangan filsafat selanjutnya adalah zaman
renaissance atau kebangkitan kembali yang berpendapat
pada kebebasan manusia dan tidak didasarkan pada campur
tangan tuhan. perkembangan terakhir yaitu pada zaman
modern yang ditandai dengan beruntunnya penemuan-
penemuan ilmiah dan mutakhir yang dirintis pada zaman
renaissaince.
31
DAFTAR PUSAKA
Jujun S. Suriasumantri. 1982. Filsafah Ilmu : Sebuah Pengantar
Populer. Jakarta: Sinar Harapan.
Prof. Konrad Kebung, Ph.D. cet 2 2008. Filsafat Ilmu Pengetahuan.
Prestasi Pusaka Publisher.
Salam, Burhanuddin. 2005. Pengantar Filsafat. Bumi Aksara :
Jakarta.
AM, Suhar. 2009. Filsafat Umum; Konsepsi, Sejarah dan Aliran. GP
Press : Jakarta.
32
Mustansir, Rizal, dkk. 2007. Filsafat Ilmu. pustaka Pelajar:
Yogyakarta.
Gazalba, Sidi.1992.Sistematika Filsafat, Cet.1. Jakarta: Bulan
Bintang.
33