Makalah Tonsilitis Kel 1

27
LAPORAN TUTORIAL TONSILITIS KELOMPOK 1 1. DELVI RAHMAT G1B112077 2. STASIA ARINOPITA G1B114015 3. DARA PUTRI INDRA SARI G1B114016 4. SOVIA LORENZA G1B114042 5. ULBAQ SHEPTIA G1B114043 6. MUHAMMAD AFIF AZIZ G1B114045 7. PRAMAI SELLA ARENDA G1B114046 8. MELA FRASTIKA G1B114047 9. MAWADDAH G1B114050 10. ZULAIKA HARISSYA G1B114051 11. ARMANUSA ADITIA G1B111095 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JAMBI 1

description

Makalah tonsilitis dari berbagai sumber.

Transcript of Makalah Tonsilitis Kel 1

Page 1: Makalah Tonsilitis Kel 1

LAPORAN TUTORIAL

TONSILITIS

KELOMPOK 1

1. DELVI RAHMAT G1B112077

2. STASIA ARINOPITA G1B114015

3. DARA PUTRI INDRA SARI G1B114016

4. SOVIA LORENZA G1B114042

5. ULBAQ SHEPTIA G1B114043

6. MUHAMMAD AFIF AZIZ G1B114045

7. PRAMAI SELLA ARENDA G1B114046

8. MELA FRASTIKA G1B114047

9. MAWADDAH G1B114050

10. ZULAIKA HARISSYA G1B114051

11. ARMANUSA ADITIA G1B111095

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS JAMBI

2016

1

Page 2: Makalah Tonsilitis Kel 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tonsilitis adalah inflamasi atau pembengkakan akut pada tonsil atau amandel.

Organisme penyebabnya yang utama meliputi streptococcus atau staphylococcus. (Charlene

J. Reeves,2001). Tonsil dikenal di masyarakat sebagai penyakit amandel, merupakan

penyakit yang sering di jumpai di masyarakat sebagian besar terjadi pada anak-anak. Namun

tidak menutup kemungkinan terjadi pada orang dewasa, dan masih banyak masyarakat yang

belum mengerti bahkan tidak tahu mengenai gejala-gejala yang timbul dari penyakit ini.

Secara umum, penatalaksanaan tonsilitis kronis dibagi dua, yaitu konservatif dan

operatif. Terapi konservatif dilakukan untuk mengeliminasi kausa, yaitu infeksi, dan

mengatasi keluhan yang mengganggu. Bila tonsil membesar dan menyebabkan sumbatan

jalan napas, disfagia berat, gangguan tidur, terbentuk abses, atau tidak berhasil dengan

pengobatan konvensional, maka operasi tonsilektomi perlu dilakukan. Jika penyebabnya

bakteri, diberikan antibiotik peroral (melalui mulut) selama 10 hari, jika mengalami kesulitan

menelan, bisa diberikan dalam bentuk suntikan.

Tonsilitis terjadi sebanyak 5 kali atau lebih / tahun dalam kurun waktu 2 tahun.

Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotic, sehingga sering dilakukan

pengangkatan dari tonsil atau disebut tonsilektomi. Kriteria untuk bisa dilaksanakan

tonsilektomi sekarang ini adalah bila terjadi 3 hingga 4 episode tonsiltitis atau faringitis

selama satu atau dua tahun. Tonsil perlu diambil 4-6 minggu setelah abses peritonsilar

muncul (Charlene J. Reeves,2001).

1.2 Tujuan

Makalah ini kami susun sebagai tugas pembelajaran Blok Sistem Persepsi Sensori

mengenai penyakit Tonsilitis untuk menambah pemahaman mengenai konsep dari penyakit

tersebut secara umum dan untuk mengetahui Asuhan Keperawatan pada anak dengan

penyakit tonsilitis.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan tujuan, maka yang menjadi rumusan masalah adalah konsep teori

mengenai penyakit tonsilitis dan asuhan keperawatan pada anak dengan penyakit tonsilitis.

2

Page 3: Makalah Tonsilitis Kel 1

BAB II

KONSEP TEORI

2.1 Definisi Penyakit Tonsilitis

Tonsilitis adalah inflamasi atau pembengkakan akut pada tonsil atau amandel.

Organisme penyebabnya yang utama meliputi streptococcus atau staphylococcus (Charlene J.

Reeves,2001). Tonsilitis akut adalah radang akut yang disebabkan oleh kuman streptococcus

beta hemolyticus, streptococcus viridans dan streptococcus pyogenes, dapat juga disebabkan

oleh virus (Mansjoer, 2000). Tonsil dikenal di masyarakat sebagai penyakit amandel,

merupakan penyakit yang sering di jumpai di masyarakat sebagian besar terjadi pada anak-

anak. Namun tidak menutup kemungkinan terjadi pada orang dewasa, dan masih banyak

masyarakat yang belum mengerti bahkan tidak tahu mengenai gejala-gejala yang timbul dari

penyakit ini.

Tonsilitis adalah peradangan tonsil palatina yang merupakan bagian dari cincin

Waldeyer. Cincin Waldeyer terdiri atas susunan kelenjar limfa yang terdapat di dalam rongga

mulut yaitu: tonsil faringeal (adenoid), tonsil palatina (tosil faucial), tonsil lingual (tosil

pangkal lidah), tonsil tuba Eustachius (lateral band dinding farin /Gerlach’s tonsil) (Soepardi,

Effiaty Arsyad,dkk, 2007).

Berdasarakan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa tonsilitis

merupakan suatu peradangan yang terjadi pada tonsil atau amandel yang disebabkan karena

bakteri atau virus yang prosesnya dapat berupa tonsilitis akut maupun tonsilitis kronik.

2.2 Etiologi Penyakit Tonsilitis

Penyebab tonsilitis menurut (Firman S, 2006) dan (Soepardi, Effiaty Arsyad,dkk,

2007) adalah infeksi kuman Streptococcus beta hemolyticus, Streptococcus viridans, dan

Streptococcus pyogenes. Dapat juga disebabkan oleh infeksi virus.

Tonsilitis terjadi dimulai saat kuman masuk ke tonsil melalui kriptanya secara aerogen

yaitu droplet yang mengandung kuman terhisap oleh hidung kemudian nasofaring terus

masuk ke tonsil maupun secara foodborn yaitu melalui mulut masuk bersama makanan

(Farokah, 2003). Etiologi penyakit ini dapat disebabkan oleh serangan ulangan dari Tonsilitis

Akut yang mengakibatkan kerusakan permanen pada tonsil, atau kerusakan ini dapat terjadi

bila fase resolusi tidak sempurna (Colman, 2001).

Pada pendería Tonsilitis Kronis jenis kuman yang sering adalah Streptokokus beta

hemolitikus grup A (SBHGA). Selain itu terdapat Streptokokus pyogenes, Streptokokus grup

3

Page 4: Makalah Tonsilitis Kel 1

B, C, Adenovirus, Epstein Barr, bahkan virus Herpes (Boeis, 1989). Penelitian Abdulrahman

AS, Kholeif LA, dan Beltagy di mesir tahun 2008 mendapatkan kuman patogen terbanyak di

tonsil adalah Staphilokokus aureus, Streptokokus beta hemolitikus grup A, E.coli dan

Klebsiela (Abdulrahman, 2008).

Dari hasil penelitian Suyitno dan Sadeli (1995) kultur apusan tenggorok didapatkan

bakteri gram positif sebagai penyebab tersering Tonsilofaringitis Kronis yaitu Streptokokus

alfa kemudian diikuti Stafilokokus aureus, Streptokokus beta hemolitikus grup A,

Stafilokokus epidermidis dan kuman gram negatif berupa Enterobakter, Pseudomonas

aeruginosa, Klebsiella dan E. coli (Suyitno dan Sadeli, 1995).

2.3 Patofisiologi Penyakit Tonsilitis

Menurut Reeves, Roux dan Lockhart (2001) bakteri atau virus memasuki tubuh

melalui hidung atau mulut. Amandel atau tonsil berperan sebagai filter, menyelimuti

organisme yang berbahaya tersebut. Hal ini akan memicu tubuh untuk membentuk antibody

terhadap infeksi yang akan datang akan tetapi kadang-kadang amandel sudah kelelahan

menahan infeksi atau virus.

Kuman menginfiltrasi lapisan epitel, bila epitel terkikis maka jaringan limfoid

superficial mengadakan reaksi. Terdapat pembendungan radang dengan infiltrasi leukosit poli

morfonuklear. Proses ini secara klinik tampak pada korpus tonsil yang berisi bercak kuning

yang disebut detritus. Detritus merupakan kumpulan leukosit, bakteri dan epitel yang

terlepas, suatu tonsillitis akut dengan detritus disebut tonsillitis falikularis, bila bercak

detritus berdekatan menjadi satu maka terjadi tonsillitis lakunaris. Tonsilitis dimulai dengan

gejala sakit tenggorokan ringan hingga menjadi parah. Pasien hanya mengeluh merasa sakit

tenggorokannya sehingga berhenti makan. Tonsilitis dapat menyebabkan kesukaran menelan,

panas, bengkak, dan kelenjar getah bening melemah didalam daerah sub mandibuler, sakit

pada sendi dan otot, kedinginan, seluruh tubuh sakit, sakit kepala dan biasanya sakit pada

telinga. Sekresi yang berlebih membuat pasien mengeluh sukar menelan, belakang

tenggorokan akan terasa mengental. Hal-hal yang tidak menyenangkan tersebut biasanya

berakhir setelah 72 jam.

Bila bercak melebar, lebih besar lagi sehingga terbentuk membran semu

(Pseudomembran), sedangkan pada tonsillitis kronik terjadi karena proses radang berulang

maka epitel mukosa dan jaringan limfoid terkikis. Sehingga pada proses penyembuhan,

jaringan limfoid diganti jaringan parut. Jaringan ini akan mengkerut sehingga ruang antara

kelompok melebar (kriptus) yang akan diisi oleh detritus, proses ini meluas sehingga

4

Page 5: Makalah Tonsilitis Kel 1

menembus kapsul dan akhirnya timbul perlengketan dengan jaringan sekitar fosa tonsilaris.

Pada anak proses ini disertai dengan pembesaran kelenjar limfe submandibula.

PATHWAY TONSILITIS

5

Page 6: Makalah Tonsilitis Kel 1

PATHWAY BERDASARKAN KASUS

6

Bakteri dan virus masuk ke dalam tubuh melalui mulut atau hidung

Bakteri dan virus di filtrasi oleh tonsil/amandel

Antibodi terbentuk untuk mempertahankan tubuh terhadap kuman yang masuk

Tonsil sudah tidak mampu melakukan melakukan filter terhadap kuman yang masuk

Virus dan Bakteri menginfeksi tinsil

Terjadi peradangan pada tonsil (Tonsilitis)

Respon inflamasi

Rangsangan termoregulasi hipotalamus terhadap tubuh

sehingga suhu tubuh meningkat

MK: Hipertermi

Respon inflamasi

Hipertrofi pada tonsil

Nyeri pada tenggorokan

Kesulitan saat menelan

MK: Nyeri Akut

Page 7: Makalah Tonsilitis Kel 1

2.4 Manifestasi Klinis Penyakit Tonsilitis

Gejala klinik tonsilitis adalah nyeri tenggorokan atau nyeri telan ringan, kadang-

kadang terasa seperti ada benda asing di tenggorok dimana mulut berbau, badan lesu, nafsu

makan menurun, sakit kepala dan badan terasa meriang – meriang (Aritomoyo D, 1980

dalam Boedi Siswantoro, 2003). Menurut Megantara, Imam (2006) gejala tonsilitis berupa

nyeri tenggorokan (yang semakin parah jika penderita menelan) nyeri seringkali dirasakan

ditelinga (karena tenggorokan dan telinga memiliki persyarafan yang sama). Gejala lain yang

dapat timbul yaitu demam, tidak enak badan, sakit kepala, dan muntah.

Menurut Mansjoer, A (1999) gejala tonsilitis antara lain :

1. Pasien mengeluh ada penghalang di tenggorokan

2. Tenggorokan terasa kering

3. Peernafasan bau

4. Pada pemeriksaan tonsil membesar dengan permukaan tidak rata, kriptus membesar

dan terisi detritus

5. Tidak nafsu makan

6. Mudah lelah

7. Nyeri abdomen

8. Pucat, letargi, nyeri kepala

9. Disfagia (sakit saat menelan)

10. Mual dan muntah

2.5 Komplikasi Penyakit Tonsilitis

Komplikasi yang dapat muncul dari penyakit tonsilitis akut dan kronik yaitu:

1. Abses pertonsil

Terjadi diatas tonsil dalam jaringan pilar anterior dan palatum mole, abses ini terjadi

beberapa hari setelah infeksi akut dan biasanya disebabkan oleh streptococcus group

A ( Soepardi, Effiaty Arsyad,dkk. 2007 ).

2. Otitis media akut

Infeksi dapat menyebar ke telinga tengah melalui tuba auditorius (eustochi) dan dapat

mengakibatkan otitis media yang dapat mengarah pada ruptur spontan gendang

telinga (Soepardi, Effiaty Arsyad,dkk. 2007).

7

Page 8: Makalah Tonsilitis Kel 1

3. Mastoiditis akut

Ruptur spontan gendang telinga lebih jauh menyebarkan infeksi ke dalam sel-sel

mastoid ( Soepardi, Effiaty Arsyad,dkk. 2007).

4. Laringitis

Merupakn proses peradangan dari membran mukosa yang membentuk larynx.

Peradangan ini mungkin akut atau kronis yang disebabkan bisa karena virus, bakter,

lingkungan, maupunmkarena alergi (Reeves, Roux, Lockhart, 2001).

5. Sinusitis

Merupakan suatu penyakit inflamasi atau peradangan pada satua atau lebih dari sinus

paranasal. Sinus adalah merupakan suatu rongga atau ruangan berisi udara dari

dinding yang terdiri dari membran mukosa (Reeves, Roux, Lockhart, 2001).

6. Rhinitis

Merupakan penyakit inflamasi membran mukosa dari cavum nasal dan nasopharynx

(Reeves, Roux, Lockhart, 2001).

2.6 Pemeriksaan Diagnostik Penyakit Tonsilitis

1. Tes Laboratorium

Tes laboratorium ini digunakan untuk menentukan apakah bakteri yang ada dalam

tubuh pasien dengan tonsilitis merupakan bakteri grup A, kemudian pemeriksaan

jumlah leukosit dan hitung jenisnya, serta laju endap darah. Persiapan pemeriksaan

yang perlu sebelum tonsilektomi adalah :

1. Rutin : Hemoglobine, lekosit, urine.

2. Reaksi alergi, gangguan perdarahan, pembekuan.

3. Pemeriksaan lain atas indikasi (Rongten foto, EKG, gula darah,

elektrolit, dan sebagainya.

Tes laboratorium dilakukan dengan cara preparat langsung kuman (dari permukaan

bawah membrane semu). Medium transport yang dapat dipakai adalah Mac conkey

atau Loffter.

2. Kultur

Kultur dan uji resistensi bila diperlukan.

3. Terapi

Dengan menggunakan antibiotik spectrum lebar dan sulfonamide, antipiretik, dan obat

kumur yang mengandung desinfektan. (Soetomo, 2004). Anti dipteri serum diberikan

8

Page 9: Makalah Tonsilitis Kel 1

segera tanpa menunggu hasil kultur dengan dosis 20.000-100.000 unit tergantung dari

umur dan beratnya penyakit ini.

2.7 Klasifikasi Penyakit Tonsilitis

Menurut Soepardi, Efiary Arsyad, dkk (2007) klasifikasi dari penyakit tonsilitis yaitu:

1. Tonsillitis akut

Tonsilitis akut dengan gejala tonsil membengkak dan hiperemis permukaan nya yang

diliputi eksudat (nanah) berwarna putih kekuning- kuningan. Tonsilitis akut terbagi

menjadi dua, yaitu:

1. Tonsilitis viral

Ini lebih menyerupai common cold yang disertai rasa nyeri tenggorok.

Penyebab paling tersering adalah virus Epstein Barr.

2. Tonsilitis Bakterial

Radang akut tonsil dapat disebabkan bakteri grup A stereptococcus beta

hemoliticus yang dikenal sebagai strept throat, pneumococcus, streptococcus

viridian dan streptococcus piogenes. Detritus merupakan kumpulan leukosit,

bakteri yang mulai mati.

2. Tonsilitis membranosa

Tonsilitis membranosa dengan gejala eksudat yang menutupi permukaan tonsil yang

membengkak tersebut meluas menyerupai membran. Membran ini biasanya mudah

diangkat atau di buang dan berwarna putih kekuning- kuningan.

3. Tonsilitis lakunaris dengan gejala bercak yang berdekatan, bersatu dan mengisis

lakuna (lekuk-lekuk) permukaan tonsil. Tonsilitis lakunalis terbagi menjadi dua,

yaitu:

1. Tonsilitis Difteri

Penyebabnya yaitu oleh kuman Coryne bacterium diphteriae, kuman yang

termasuk Gram positif dan hidung di saluran napas bagian atas yaitu hidung,

faring dan laring.

2. Tonsilitis Septik

Disebabkan oleh streptococcus hemoliticus yang terdapat dalam susu sapi

sehingga menimbulkan epidemi. Oleh karena di Indonesia susu sapi dimasak

dulu dengan cara pasteurisasi sebelum diminum maka penyakit ini jarang

ditemukan.

9

Page 10: Makalah Tonsilitis Kel 1

4. Angina Plout Vincent

Penyebab penyakit ini adalah bakteri spirochaeta atau triponema yang didapatkan

pada penderita dengan higiene mulut yang kurang dan defisiensi vitamin C. Gejala

berupa demam sampai 39° C, nyeri kepala, badan lemah dan kadang gangguan

pecernaan.

2.8 Penatalaksanaan Penyakit Tonsilitis

Penatalaksanaan dibagi menjadi penatalaksanaan dengan:

1. Medikamentosa

Medikmentosa yaitu dengan pemberian antibiotika sesuai kultur. Pemberian

antibiotika yang bermanfaat pada penderita Tonsilitis Kronis Cephaleksin ditambah

metronidazole, klindamisin (terutama jika disebabkan mononukleosis atau abses),

amoksisilin dengan asam klavulanat (jika bukan disebabkan mononukleosis) (Adam,

1997; Lee, 2008).

2. Operatif

Dengan tindakan tonsilektomi (Adam, 1997; Lee, 2008). Pada penelitian

Khasanov et al mengenai prevalensi dan pencegahan keluarga dengan tonsilitis

kronis didapatkan data bahwa sebanyak 84 ibu-ibu usia reproduktif yang dengan

diagnosa tonsilitis kronis, sebanyak 36 dari penderita mendapatkan penatalaksanaan

tonsilektomi (Khasanov et al, 2006).

Penatalaksanaan pasien tonsilitis menurut ( Mansjoer, 2000) yaitu:

1. Penatalaksanaan tonsilitis akut

1. Antibiotik golongan penicilin atau sulfanamid selama 5 hari dan obat kumur

atau obat isap dengan desinfektan, bila alergi dengan diberikan eritromisin

atau klindomisin.

2. Antibiotik yang adekuat untuk mencegah infeksi sekunder, kortikosteroid

untuk mengurangi edema pada laring dan obat simptomatik.

3. Pasien diisolasi karena menular, tirah baring, untuk menghindari komplikasi

kantung selama 2-3 minggu atau sampai hasil usapan tenggorok 3x negatif.

4. Pemberian antipiretik.

10

Page 11: Makalah Tonsilitis Kel 1

2. Penatalaksanaan tonsilitis kronik

1. Terapi lokal untuk hygiene mulut dengan obat kumur / hisap.

2. Terapi radikal dengan tonsilektomi bila terapi medikamentosa atau terapi

konservatif tidak berhasil.

11

Page 12: Makalah Tonsilitis Kel 1

BAB IV

ASUHAN KEPERAWATAN

4.1 Pengkajian

1. Identifikasi klien

Nama : Anak A

Umur : 10 tahun

2. Keluhan utama

An. A di bawa oleh ibu nya ke RSUD Raden Mataher Jambi dengan keluhan demam

sudah dua hari yang lalu nyeri dan sulit waktu menelan, sakit pada tenggorokan, rasa

gatal dan kering di tenggorokan dan tidak mau makan.

3. Riwayat Kesehatan

1. Riwayat penyakit sekarang

Anak A mengalami demam sejak 2 hari yang lalu, nyeri dan sulit waktu menelan,

sakit pada tenggorokan, rasa gatal dan kering di tenggorokan dan tidak mau

makan.

2. Riwayat penyakit dahulu: -

3. Riwayat penyakit keluarga: -

4. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan umum

Kesadaran : -

BB sebelum sakit : -

BB setelah sakit : -

TB : -

2. Pemeriksaan TTV

1. TD :120/80mmHg

2. Suhu :390C

12

Page 13: Makalah Tonsilitis Kel 1

3. Pemeriksaan Fungsi pendengaran/penghidu/tenggorokan

1. Mengalami sakit pada tenggorokan, nyeri dan sulit ketika menelan, rasa gatal

dan kering pada tenggorokan.

2. Bengkak pada submandibularis dan terdapat eksudasi.

3. Tonsil: T2<50%

4. Mulut klien berbau

4. Pemeriksaan Laboratorium

1. Leukosit : 14.500/mm3

2. Hemoglobin : 10gr/dl

Analisa data

DATA ETIOLOGI MASALAH

DS:

Klien mengeluh demam

sudah dua hari yang

lalu

DO

Suhu tubuh 390C

Leukosit 14.500/mm3

Proses inflamasi Hipetermi

DS:

Klien merasakan nyeri

Klien mengatakan sakit

pada tenggorokan

DO:

Terlihat bengkak

submandibula dan

eksudasi

Proses penyakit Nyeri akut

4.2 Diagnosa Keperawatan

1. Hipertermi b.d proses inflamasi

2. Nyeri akut b.d proses penyakit

4.3 Intervensi Keperawatan

13

Page 14: Makalah Tonsilitis Kel 1

No DiagnosaTujuan dan kriteria

hasilIntervensi Rasional

1. Hipertermi b.d

proses inflamasi

Tujuan :

Setelah dilakukan

intervensi keperawatan

selama 2x24 jam

masalah hipertermi

pada klien dapat

teratasi dengan

KH :

1. Suhu tubuh dalam

rentang normal

2. Tidak ada

pembengkakan

1. Kaji tingkat

demam

2. Anjurkan

kompres hangat

pada daerah

frontal/dahi

3. Anjurkan

Pasien untuk

banyak minum

4. Anjurkan

keluarga klien

untuk

memakaikan

pakaian yang

tipis pada klien

5. Kolaborasi

dengan dokter

untuk

memberikan

obat golongan

antipiretik

1. Dengan mengkaji

tingkat demam

maka akan

diketaahui

seberapa berat

infeksi yang

dialami.

2. Kompres hangat

membantu

vasodilatasi

pembuluh darah

dikepala

sehingga

mempercepat

penguapan

panas.

3. Pakaian tipis

membantu proses

radiasi pada

tubuh secara

tidak langsung.

4. Pemberian obat

antipiretik

bertujuan untuk

menurunkan

panas.

2. Nyeri b.d proses

penyakit

Tujuan :

Setelah dilakukan

intervensi keperawatan

selama 1x24 jam

1. Kaji tingkat

nyeri dengan

mengintruksika

n klien untuk

1. Agar dapat

mengetahui

sejauh mana

tingkatan nyeri

14

Page 15: Makalah Tonsilitis Kel 1

masalah nyeri pada

klien daat teratasi

dengan

KH :

1. Klien mengata-kan

tidak sakit saat

menelan

2. Klien tidak nyeri

tengorokan

menelan air

minum

2. Anjurkan klien

melakukan

kompres hangat

pada leher

3. Anjurkan klien

untuk

berkumur–

kumur dengan

air hangat

setiap jam

4. Berkolaborasi

dengan dokter

mengenai

pemberian obat

golongan

antibiotik dan

analgetik

yang dirasakan

oleh klien

sehingga dapat

diberikan

tindakan

selanjutnya

secara tepat.

2. Kompres air

hangat dapat

mengurangi rasa

nyeri dan

mengurangi

pembesaran

kelenjar limfa.

3. Berkumur –

kumur dapat

memberikan rasa

nyaman,

membunuh

mikroorganisme

sekaligus

mengurangi bau

mulut.

4. Pemberian obat

golongan

antibiotik seperti

Eritromicin

bertujuan

melawan

mikroorganisme,

sedangkan

pemberian

analgetik

bertujuan untuk

15

Page 16: Makalah Tonsilitis Kel 1

mengurangi rasa

nyeri.

BAB IV

PENUTUP

16

Page 17: Makalah Tonsilitis Kel 1

4.1 Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa tonsilitis merupakan suatu peradangan yang terjadi pada

tonsil atau amandel yang disebabkan karena bakteri atau virus yang prosesnya dapat berupa

tonsilitis akut maupun tonsilitis kronik. Penatalaksaan yang dapat dilakukan untuk mengatasi

tonsilitis adalah dengan cara pemberian antibiotika sesuai kultur maupun melalui prosedur

operatif.

4.2 Saran

Diharapkan untuk masyarakat lebih memperhatikan kesehatan untuk mencegah

timbulnya masalah kesehatan dalam keluarga. Selain itu agar meningkatkan mutu kesehatan  

dalam masyarakat melalui penatalaksanaan penyakit kesehatan dalam masyarakat atau

keluarga.

KASUS TUTORIAL KE 2

17

Page 18: Makalah Tonsilitis Kel 1

An. A umur 10 tahun di bawa ibunya kerumah sakit umum raden mattaher jambi, dengan

keluhan demam sejak 2 hari yang lalu, nyeri dan sulit waktu menelan, sakit pada

tenggorokan, rasa gatal dan kering di tenggorokan, dan tidak mau makan. Pada saat dilakukan

pemeriksaan fisik oleh perawat, TD : 120/80 mmHg Suhu : 39ºc terlihat bengkak

submandibular dan eksudasi, mulut berbau, malaise, T2<50%, leukosit 14500/ mm³,

hemoglobin 10gr/dl.

STEP 1

KLASIFIKASI ISTILAH SULIT

1. Eksudasi adalah aliran cairan yang cepat melalui dinding pembuluh ke jaringan

interstisial daerah rahang.

2. Submandibularis adalah salah satu abses leher dalam, yang banyak disebabkan oleh

infeksi

3. Malaise adalah keadaan umum tidak sehat, tidak nyaman atau lesu (tidak enak badan)

4. T2 adalah batas medial tonsil melewati ½ jarak pilar anterior uvula sampai uvulola

atau lebih.

STEP 2

IDENTIFIKASI MASALAH

1. Apa yang menyebabkan sakit pada tenggorokan ?

2. Apa yang menyebabkan pembengkakan pada submandibula?

3. Bagaimana mekanisme terjadinya demam ?

4. Apa yang menyebabkan anak itu mengalami malaise ?

5. Apa penyebab rasa gatal pada tenggorokan ?

6. Peran perawat kepada pasien yang susah menelan ?

STEP 3

ANALISA MASALAH

1. Karna adanya infeksi atau peradangan pada kelenjar submandibularis.

2. Berawal dari bakteri atau kuman yang masuk melalui hidung dan mulut menempel

pada jaringan pada epitel yang menyebabkan terjadinya reaksi dari

leukosit/peradangan. Leukosit mengalami penumpukan darah atau cairan yang

menyebabkan pembengkakan pada submandibular

18

Page 19: Makalah Tonsilitis Kel 1

3. Tubuh terserang oleh bakteri atau virus yang menyebabkan system imun melemah

menyebabkan leukosit meningkat lalu menyebabkan inflamasi.

4. Karena adanya infeksi kemudian terjadi perubahan pH, ion dan toksik menyerang

saraf.

5. Cairan berfungsi untuk melindungi tenggorokan dari iritasi, jika cairan mengering

maka tenggorokan bisa gatal.

6. Dianjurkan pasien untuk makan bubur atau makanan yang mudah di telan, atau roti

agar kebutuhannya terpenuhi.

STEP 4

HIPOTESA

Klien mengalami penyakit TONSILITIS

DAFTAR PUSTAKA

19

Page 20: Makalah Tonsilitis Kel 1

Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aeus Calpius.

Price, Silvia.1995 Patofisiologi Konsep Klinis Proses Penyakit. Jakarta: EGC.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27640/4/Chapter%20II.pdf

http://www.utomoaliyah.com/downlot.php?file=tonsilitis.pdf

20