MAKALAH TEORI PERMINTAAN OLEH BIYAH DJAUHAR
-
Upload
biyah-djauhar -
Category
Business
-
view
14.435 -
download
5
Transcript of MAKALAH TEORI PERMINTAAN OLEH BIYAH DJAUHAR
TEORI PERMINTAAN ISLAM
MAKALAH
Diajukan Untuk Mememnuhi Tugas Terstruktur
Mata Kuliah : Teori Ekonomi Mikro Islam
Dosen Pengampu : Mardi M.E.,
Oleh :
Biyah Siti Murbiyyah
N I M : 1 0 5 0 1 0 1 8
SEKOLAH TINGGI EKONOMI ISLAM (STEI) AL-ISHLAH
CIREBON
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahim
Alhamdulillah, kata pertama yang penulis ucapkan sebagai ungkapan
rasa syukur yang tiada tara kepada Allah Yang Maha Kuasa, atas segala
nikmat dan karunia-Nya yang tak terhitung, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas penyusunan makalah ini.
Shalawat dan salam, penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad
SAW, suri tauladan dalam segenap aspek kehidupan, juga kepada keluarga,
sahabat, dan seluruh umatnya yang mencintai dan merindukannya.
Dalam proses penyusunan makalah ini, terlibat banyak pihak yang
memberikan kontribusi moril maupun materil, sehingga terselesaikan
penyusunan makalah ini. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis
ingin mengucapkan terima kasih kepada:
Ayahanda dan Ibunda tercinta di rumah, atas cinta dan pendidikan
kehidupan, penanaman moral dan pembentukan karakter yang telah
diberikan kepada penulis semenjak kecil hingga kini. Semoga Allah
senantiasa memuliakan kalian di dunia dan akhirat
Segenap keluarga Djauhar family, atas motivasi dan refreshing-nya setiap
saat, sebagai energi baru bagi perjalanan penulis.
Bapak Prof. DR. Adang Djumhur S.M.A., Selaku ketua STEI Al-Ishlah
Bapak Mardi M.E., selaku dosen pengampu mata kuliah Teori Ekonomi
Mikro Islam.
Rekan-rekan mahasiswa STEI Al-Ishah
Makalah ini masih sangat jauh dari sempurna, oleh karena itu semua
saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis nantikan sebagai bahan
perbaikan bagi penyusunan makalah di masa mendatang.
Cirebon, Juli 2011
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .......................................................................................
Daftar Isi ................................................................................................
Bab I Pendahuluan ................................................................................
Bab II Teori Permintaan ......................................................................
A. Teori dan kurva permintaan ...........................................................
B. Faktor-Faktor Yang mempengaruhi permintaan ...........................
C. Perubahan Permintaan dan Kurva Permintaan ..............................
D. Teori Permintaan Islam .................................................................
E. Kurva Permintaan Barang Dalam Islam........................................
Bab III Penutup ......................................................................................
A. Kesimpulan ...................................................................................
B. Saran .............................................................................................
Daftar Pustaka .........................................................................................
Bab I
Pendahuluan
Kegiatan perekonomian semakin hari semakin kompleks, sebagai
tuntutan dari perkembangan hidup yang lebih maju dan modern. Kegiatan
perekonomian tersebut terutama adalah kegiatan produksi, konsumsi dan
perdagangan.
Ketiga kegiatan ekonomi yang utama tersebut, menimbulkan masalah
yang pokok dalam perekonomian. Permasalahan yang pertama adalah
apakah barang dan jasa yang akan diproduksi dan berapa jumlahnya, yang
kedua adalah bagaimanakah caranya memproduksi barang dan jasa tersebut
dan yang terakhir adalah untuk siapakah barang dan jasa tersebut
diproduksi.
Permasalahan pokok yang pertama, yaitu apakah barang dan jasa yang
akan diproduksi dan berapa jumlahnya, dapat dipecahkan dengan
mengamati interaksi antara penjual dan pembeli sehingga dapat ditentuan
harga barang yang wujud di pasar dan jumlah barang yang diperdagangkan.
(Soekirno. 2005:75)
Dalam upaya mengamati interaksi antara penjual dan pembeli,
diperlukan sebuah teori yang dapat menerangkan sifat atau karakter dari
interaksi tersebut.
Dalam teori ekonomi mikro, dikenal teori permintaan dan penawaran.
Teori permintaan berusaha menjelaskan sifat permintaan para pembeli
terhadap suatu barang sedangkan teori penawaran menjelaskan sifat
penawaran para penjual atau produsen. Dalam makalah ini, akan dibahas
dan dipelajari teori permintaan.
Bab II
Teori Permintaan
F. Teori Dan Kurva Permintaan
Teori permintaan adalah teori yang menjelaskan tentang ciri hubungan
antara permintaan dan harga. Teori ini memiliki hipotesis atau lebih dikenal
dengan hukum permintaan yang menyatakan bahwa “semakin rendah harga
suatu barang maka semakin banyak permintaan terhadap barang tersebut,
sebaliknya semakin tinggi harga suatu barang maka semakin sedikit
permintaan terhadap barang tersebut.”
Permintaan terhadap suatu barang dapat ditinjau dari dua sudut
pandang yaitu permintaan individu dan permintaan kolektif, atau lebih
dikenal dengan permintaan pasar. Permintaan individu yang diakumulasi
membentuk permintaan pasar.
Hubungan yang terjadi antara jumlah barang yang diminta atau
Demand dengan harga atau price dapat digambarkan dengan kurva
permintaan.
Sadono Sukirno dalam bukunya “Ekonomi Mikro : Suatu Pengantar”
mendefinikan kurva permintaan sebagai suatu kurva yang menggambarkan
sifat hubungan antara harga sesuatu barang tertentu dengan jumlah barang
tersebut yang diminta para pembeli.(Sukirno. 2005:77)
Kurva permintaan terdiri dari sumbu tegak yang menunjukan harga
pada beberapa tingkat tertentu, dan sumbu mendatar yang menunjukan
jumlah barang yang diminta.
Dalam menganalisis permintaan perlu dibedakan antara permintaan
dan jumlah barang yang diminta. Yang dimaksud dengan jumlah barang
yang diminta adalah sejumlah barang yang diminta oleh pembeli pada
tingkat harga tertentu sedangkan yang dimaksud dengan permintaan adalah
keseluruhan dari pada kurva permintaan yang menghubungkan keadaan
keseluruhan dari pada hubungan antara harga dan jumlah permintaan.
Mari kita simak contoh kurva permintaan di bawah ini yang
menjelaskan permintaan terhadap buku tulis.
0
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
12 14 16 18 20
Har
ga
Kurva Permintaan Buku Tulis
Tabel I.1.
Keadaan Harga (Rp) Jumlah yang diminta
(Unit)
A 20.000 12
B 16.000 14
C 12.000 16
D 8.000 18
E 4.000 20
Dari tabel di atas, dapat dibentuk sebuah kurva permintaan di bawah
ini:
G. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan
Dalam hukum permintaan dijelaskan bahwa harga yang tinggi
menurunkan permintaan terhadap barang tersebut. Hipotesis ini berlaku
dengan catatan bahwa kondisi selain harga dalam keadaan tetap atau Ceteris
Paribus.
Ceteris paribus adalah asumsi bahwa faktor-faktor lain selain harga
dalam keadaan tetap dan tidak memberikan pengaruh terhadap permintaan.
Padahal pada kenyataannya, permintaan dipengaruhi oleh faktor harga dan
faktor selain harga.
1. Faktor Harga
Mengapa orang lebih memilih membeli emas dari pada berlian?
karena berlian lebih mahal sedangkan emas lebih murah dibandingkan emas.
Berarti harga berlian yang tinggi mengurangi permintaan terhadap berlian
tersebut.
Dari contoh di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa harga dan
permintaan memiliki hubungan berbanding terbalik. Permintaan sangat
dipengaruhi harga begitu juga harga sangat dipengaruhi permintaan.
Namun perlu diingat, bahwa keadaan tersebut bisa tercapai dengan
catatan ceteris paribus. Misalnya, Tidak ada isu tentang emas palsu atau
emas oplosan,dan hal-hal selain harga yang bisa mengubah keadaan
tersebut.
Mengapa harga dan permintaan dapat membentuk hubungan seperti
yang dijelaskan di atas?. Sifat hubungan tersebut disebabkan oleh dua hal.
Yang pertama, kenaikan barang tertentu mendorong pembeli untuk mencari
barang lain yang berfungsi sama namun dengan harga yang lebih rendah.
Karena berlian harganya sangat tinggi, maka pembeli mencari alternatif
perhiasan lain yang lebih mudah dijangkau yaitu emas. Begitu pula
sebaliknya.
Yang kedua, kenaikan harga suatu barang menyebabkan pendapatan
riil pembeli menjadi rendah. Sehingga pembeli berusaha mengurangi jumlah
pembeliannya terhadap barang tertentu yang mengalami kenaikan harga.
(Sukirno. 2005:78)
2. Faktor Bukan Harga
Dipaparkan di awal, bahwa hukum permintaan dapat berlaku dengan
catatan ceteris paribus. Padahal, dalam kenyataannya, permintan suatu
barang juga dipengaruhi oleh faktor-faktor selain harga.(Gorman.2003:56).
Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:
a. Harga Barang Lain
Harga barang tertentu dapat mempengaruhi permintaan suatu barang.
Harga beras yang melonjak, misalnya dapat meningkatkan permintaan
terhadap jagung karena jagung memiliki harga yang relatif lebih rendah dari
pada beras.
Berdasarkan hubungan antara suatu barang dengan berbagai jenis
barang yang mempengaruhi tingkat permintaannnya, maka barang dapat
dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu barang pengganti, barang pelengkap dan
barang netral.
1. Barang Pengganti
Barang pengganti adalah barang yang dapat menggantikan fungsi dari
barang lain. Misalnya, teh yang dapat menggantikan fungsi kopi. Seseorang
yang terbiasa meminum kopi akan mudah menggantikannya dengan teh. Hal
ini berarti bahwa teh adalah barang pengganti dari kopi.
Kaitannya dengan permintaan, ketika harga barang pengganti
menurun , maka permintaan terhadap barang yang diganti menurun. Harga
teh yang menurun akan meningkatkan permintaan terhadap teh dan
menurunkan permintaan terhadap kopi. Begitu juga jika harga kopi
meningkat tajam, maka permintaan terhadap teh meningkat.
2. Barang Pelengkap
Barang pelengkap adalah barang yang digunakan bersama-sama
dengan barang lain sebagai pelengkapnya. Gula adalah barang pelengkap
dari teh atau kopi karena pada umumnya orang melengkapi kopi dan tehnya
dengan menggunakan atau membubuhkan gula.
Harga gula yang melonjak membuat orang tidak dapat menikmati kopi
yang manis, sehingga permintaan terhadap gula menurun dan diikuti dengan
menurunnya permintaan terhadap kopi.
Artinya, kenaikan harga barang pelengkap kopi yaitu gula dapat
mempengaruhi permintaan terhadap kopi.
3. Barang Netral
Barang netral adalah adalah barang yang tidak memiliki hubungan
dengan barang lainnya. Beras tidak memiliki hubungan dengan harga buku
tulis, maka keduanya adalah barang yang netral. Akan tetapi keduanya bisa
saling mempengaruhi. Harga beras yang melonjak menyebabkan pembeli
mengeluarkan uangnya lebih besar dari biasanya untuk membeli beras,
sehingga budget untuk membeli buku tulis menjadi berkurang. Pada
gilirannya permintaan terhadap buku tulispun berkurang.
Dari penjelasan mengenai harga barang lain di atas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa harga saja tidak cukup untuk mempengaruhi permintaan,
ada harga barang lain yang juga memiliki peran dalam membentuk
permintaan terhadap suatu barang.
b. Pendapatan Para Pembeli
Pendapatan para pembeli merupakan faktor yang cukup penting dalam
mempengaruhi permintaan terhadap suatu barang. Perubahan pandapatan
selalu menimbulkan perubahan terhadap permintan suatu barang.
Berdasarkan kepada sifat perubahan permintaan yang berlaku apabila
pendapatan berubah, Sadono Sukirno membedakan barang menjadi empat
golongan yaitu barang inferior, barang esesnsial, barang normal,dan barang
mewah. (Sukirno.2005:79)
1. Barang Inferior
Barang inferior adalah barang yang banyak diminta oleh golongan
orang yang berpendapatan rendah. Permintaan terhadap barang ini akan
berubah seiring denagn perubahan pendapatan para pembelinya.
Misalnya Harga ubi kayu hanya Rp. 500 per kilogram, sehingga
golongan orang berpendapatan rendah yang hanya mampu membeli ubi
kayu banyak memintanya.
Akan tetapi ketika golongan tersebut mengalami kenaikan pendapatan,
permintaan terhadap ubi kayu menurun karena para pembelinya beralih
kepada beras yang mutunya lebih baik dari pada ubi kayu dan mereka
sanggup membelinya.
2. Barang Esensial
Barang esensial adalah barang yang sangat penting artinya bagi
pembeli, biasanya merupakan kebutuhan pokok misalnya sembako atau
sembilan bahan pokok dan pakaian.
Perubahan pendapatan tidak akan mempengaruhi permintaan terhadap
barang esensial karena permintaan terhadap barang esensial berada pada
titik standar kebutuhan pembeli.
Seseorang dengan pendapatan dua juta rupiah, memiliki tiga anggota
keluarga hanya akan membeli satu karung beras per bulan. Begitu juga
ketika pendapatananya naik menjadi lima juta rupiah, dia akan tetap
membeli satu karung beras untuk ketiga anggota keluarganya karena itulah
standar kebutuhan keluarganya. Ketika pendapatannya menurun sekalipun,
dia akan tetap membeli satu karung beras untuk ketiga anggota keluarganya.
Itulah mengapa, beras dapat dikategorikan sebagai barang esensial.
3. Barang Normal
Barang normal adalah barang yang akan mengalami peningkatan
permintaan seiring dengan peningkatan pendapatan. Seseorang dengan
pendapatan satu juta akan membali dua potong kemeja saja, tetapi ketika
pendapatannya naik menjadi tiga juta maka dia akan membeli tiga potong
kemeja. Sebaliknya, jika pendapatannya menurun, maka dia akan membeli
satu potong kemeja saja.
Jadi jelas bahwa pendapatan sangat mempengaruhi permintaan
terhadap kemeja tersebut. Kemeja adalah salah satu contoh dari barang
netral.
4. Barang Mewah
Barang mewah adalah barang yang hanya dapat dibeli oleh golongan
orang berpendapatan tinggi. Mereka membeli barang tersebut setelah
mereka memenuhi kebutuhan primer dan sekunder mereka. Kenaikan
pendapatan akan menaikan permintaan terhadap barang mewah.
c. Distribusi Pendapatan
Distribusi pendapatan adalah suatu upaya untuk menyeimbangkan
pendapatan masyarakat. Corak distribusi pendapatan dapat mempengaruhi
corak permintaan terhadap uatu barang.
Salah satu alat yang digunakan pemerintah untuk melakukan distribusi
pendapatan adalah dengan instrumen pajak. Pajak yang tinggi terhadap
konglomerat untuk didistribusikan kepada golongan berpendapatan rendah,
akan mempengaruhi permintaan barang tertentu.
Pajak yang tinggi bagi konglomerat akan mengurangi pendapatan
mereka sehingga permintaan mereka terhadap barang-barang mewah akan
berkurang. Sedangkan subsidi pendapatan bagi golongan berpendapatan
rendah akan meningkatkan pendapatan mereka, sehingga permintaan
terhadap barang-barang lain meningkat.
d. Cita Rasa Masyarakat
Cita rasa masyarakat juga memiliki pengaruh terhadap permintaan
suatu barang. Suatu barang, walaupun harganya murah, belum tentu banyak
diminta oleh pembeli karena barang tersebut tidak sesuai dengan selera dan
cita rasa masyarakat.
e. Jumlah Penduduk
Meskipun tidak secara langsung, pertambahan penduduk dapat
mempengaruhi pendapatan. Penduduk yang bertambah akan menambah
jumah angkatan kerja suatu negara dan menciptakan lapangan kerja yang
semakin luas dan besar. Dengan demikian, semakin banyak penduduk yang
berpendapatan, pada gilirannya akan menambah jumlah pembeli suatu
barang dan meningkatkan permintaan terhadap barang tersebut.
Secara sederhana dapat diilustrasikan dengan skema di bawah ini:
Gambar I.2. skema pengaruh pertambahan penduduk terhadap
permintaan
Jumlah Penduduk
Bertambah
Penduduk
berpendapatan
Bertambah
Daya beli Bertambah
Permintaan
Bertambah
Angkatan kerja
Bertambah
f. Ekspetasi Masa Depan
Perkiraan dan harapan kondisi ekonomi di masa depan, dapat
mempengaruhi permintaan. Jika diramalkan bahwa harga suatu barang akan
meningkat di masa yang akan datang, maka permintan terhadap barang
tersebut meningkat pada masa kini sebagai antisipasi untuk menghadapi
lonjakan harga di masa depan. Sebaliknya, jika diharapkan harga suatu
barang akan menurun di masa depan, maka permintaan barang tersebut pada
saat ini akan menurun.
Kondisi perekonomian yang diprediksikan akan mengalami
permasalahan misalnya menuntut seseorang untuk menekan pengeluarannya
sebagai antisipasi dalam menghadapi kesulitan perekonomian. Dengan
menekan pengeluaran maka akan mengurangi tingkat pendapatan.
g. Iklim
Iklim suatu wilayah juga dapat mempengaruhi tingkat permintaan
terhadap suatu barang. Sebuah produk yang tidak sesuai dengan iklim
wilayah di mana pembeli tinggal, tidak akan mengalami lonjakan
permintaan meskipun harga barang tersebut cukup rendah. Hal ini karena
produk tersebut tidak sesuai dengan iklim wilayah tersebut.
Mekanisme pembentukan harga dan permintaan berdasarkan faktor-
faktor yang mempengaruhinya dapat disederhanakan dengan persamaan
Dimana:
(Px) = Harga barang itu sendiri
( Py) = Harga barang lain
(Inc) = Pendapatan konsumen
Dist = Distribusi Pendapatan
(T) = Cita rasa
(S) = Iklim
(Pop) = Jumlah penduduk
(F) = Ramalan masa yang akan datang
(Qd = F.(Px, Py, Inc,Dist,T,S, Pop,F)
Selain ketujuh faktor di atas, masih ada faktor-faktor lain seperti
kondisi sosial politik dan konflik yang terjadi dapat juga mempengaruhi
permintaan.
H. Perubahan Permintaan dan kurva permintaan
Perubahan permintaan dapat dipengaruhi oleh dua hal utama, yaitu
faktor harga dan faktor non harga. Perubahan permintaan yang disebabkan
oleh faktor harga akan menimbulkan efek yang berbeda dengan perubahan
yang disebabkan oleh faktor non harga pada kurva.
Perubahan permintaan yang disebabkan oleh faktor harga akan
menimbulkan perubahan sepanjang kurva permintaan. Untuk lebih jelasnya,
perhatikan gambar di bawah ini:
Gambar I. 3. Perubahan sepanjang kurva, permintaan disebabkan oleh
harga.
Sedangkan perubahan permintaan yang disebabkan oleh faktor non
harga dapat menimbulkan pergeseran kurva permintaan. Perhatikan contoh
di bawah ini:
Gambar I. 4. Pergesean kurva, menunjukan perubahan permintaan
yang disebabkan oleh faktor non harga.
I. Teori Permintaan Islam
Pandangan ekonomi islam mengenai permintaan khususnya, dan teori
mikro ekonomi yang lain seperti penawaran dan mekanisme pasar relatif
sama dengan ekonomi konvensional, namun terdapat batasan-batasan dari
individu untuk berperilaku ekonomi yang sesuai dengan aturan syariah.
Dalam ekonomi islam, norma dan moral “islami” yang merupakan
prinsip islam dalam ber-ekonomi, merupakan faktor yang menentukan suatu
individu maupun masyarakat dalam melakukan kegiatan ekonominya
sehingga teori ekonomi yang terjadi menjadi berbeda dengan teori pada
ekonomi konvensional.
Dalam teori permintaan islam, ada faktor lain yang sangat
mempengaruhi tingkat permintaan suatu barang, yaitu kehalalan dan
keharamannya.
Suatu barang, dengan tingkat harga yang rendah sekalipun tidak akan
meningkatkan permintaan terhadap barang tersebut jika ternyata barang
tersebut haram.
Selain itu, faktor-faktor non harga sekalipun dapat ditepis dengan
terma halal dan haram dalam teori permintaan islam. Meskipun margarin
yang terbuat dari daging sapi harganya mahal, sedangkan barang
penggantinya, misalnya margarin yang terbuat dari lemak babi (maaf_Pen.),
hal tersebut tidak akan menurunkan permintaan terhadap margarin yang
terbuat dari daging sapi dan meningkatkan permintaan terhadap margarin
penggantinya.
Jadi, jelas bahwa ukuran terpenting yang mempengaruhi permintaan
islam adalah pertimbangan kemaslahatan dunia dan akhirat, untuk mencapai
Falah.
Sementara menurut Ibnu Taimiyyah, permintaan suatu barang adalah
hasrat terhadap sesuatu, yang digambarkan dengan istilah raghbah fil al-
syai. Diartikan juga sebagai jumlah barang yang diminta. Secara garis besar,
permintaan dalam ekonomi islam sama dengan ekonomi konvensional,
namun ada prinsip-prinsip tertentu yang harus diperhatikan oleh individu
muslim dalam keinginannya.
Islam mengharuskan orang untuk mengkonsumsi barang yang halal
dan thayyib. Aturan islam melarang seorang muslim memakan barang yang
haram, kecuali dalam keadaan darurat dimana apabila barang tersebut tidak
dimakan, maka akan berpengaruh terhadap nyawa muslim tersebut. Di saat
darurat seorang muslim dibolehkan mengkonsumsi barang haram
secukupnya.
Selain itu, dalam ajaran islam, orang yang mempunyai uang banyak
tidak serta merta diperbolehkan untuk membelanjakan uangnya untuk
membeli apa saja dan dalam jumlah berapapun yang diinginkannya. Batasan
anggaran (budget constrain) belum cukup dalam membatasi konsumsi.
Batasan lain yang harus diperhatikan adalah bahwa seorang muslim tidak
berlebihan (israf), dan harus mengutamakan kebaikan (maslahah).
Islam tidak menganjurkan permintaan terhadap suatu barang dengan
tujuan kemegahan, kemewahan dan kemubadziran. Bahkan islam
memerintahkan bagi yang sudah mencapai nisab, untuk menyisihkan dari
anggarannya untuk membayar zakat, infak dan shadaqah.
Lalu bagaimana menuangkan permintaan islam dalam sebuah kurva?
Dengan menggunakan Indiference curve, kita dapat membentuk permintaan
islam.
Dalam permintaan islam, tingkat permintaan konsumen memiliki
batasan-batasan, sebagaimana masalah pokok ekonomi islam yaitu
kebutuhan manusia terbatas sedangkan sumber daya manusia tidak terbatas.
Batasan-batasan ini dalam kurva digambarkan dengan menggunakan
budget line atau garis anggaran berdasarkan budget constrain yang mampu
dijangkau oleh pembeli atau konsumen. Budget Constrain adalah batasan
ketersediaan dana dan kemampuan pembeli untuk memaksimalkan
kepuasan dan permintaannya.
Indiference Curve adalah kurva yang menggambarkan tingkat
kepuasan maksimal konsumen ketika dihadapkan pada dua pilihan barang
yang harus dikonsumsi. Dalam teori ekonomi mikro islam, konsumen
dihadapkan pada dua pilihan barang dengan varian Halal-Halal, Halal-
Haram, haram-halal, dan haram-haram. Secara sederhana dapat
diilustrasikan dengan gambar di bawah ini.
A B
C D
Barang X
Baran
g Y
Gambar I. 5. Peta indiference curva lengkap untuk barang halal dan haram
Keterangan:
A. indiference Curve untuk menunjukan tingkat kepuasan konsumen ketika
dihadapkan pada dua jenis barang X halal dan Y haram
B. indiference Curve untuk menunjukan tingkat kepuasan konsumen ketika
dihadapkan pada dua jenis barang X haram dan Y halal
C. indiference Curve untuk menunjukan tingkat kepuasan konsumen ketika
dihadapkan pada dua jenis barang X halal dan Y halal
D. indiference Curve untuk menunjukan tingkat kepuasan konsumen ketika
dihadapkan pada dua jenis barangX haram dan Y halal
Sedangkan budget line membatasi konsumsi seorang muslim,
sebagaimana dalam islam ditekankan sikap bersahaja dalam berkonsumsi
dan menghindari kemubadziran.
Untuk lebih jelasnya, silahkan perhatikan gambar di bawah ini.
Gambar I.6. Budget line
J. Kurva Permintaan Barang Dalam Islam
Kurva perminTaan diturunkan dari titik-titik persinggungan antara
indiference curve dan budget line. Permintaan barang dalam islam terbagi
menjadi tiga keadaan yaitu permintaan terhadap dua barang halal,
Budget lain
Barang X
Baran
g Y
permintaan terhadap dua barang halal dan haram, permintaan terhadap
barang halal dan haram dalam kondisi darurat tidak optimal dan permintaan
terhadap dua barang halal dan haram dalam keadaan darurat optimal.
1. Permintaan Terhadap Dua Barang Halal (X : Halal Dan Y: Halal)
Ketika seorang muslim dihadapkan pada kondisi ini, maka
sesungguhnya pola pemilihan permintaannya sama saja dengan teori
ekonomi konvensional. Pembeli akan memaksimalkan permintaannya
terhadap dua barang yang sesuai dengan Budget Constrain-nya.
Semakin tinggi tingkat harga, maka permintaan konsumen terhadap
barang tersebut semakin rendah. Begitu juga sebaliknya. Kurva permintaan
yang dapat dibentuk adalah sebagai berikut:
2. Permintaan Terhadap Dua Barang Halal Dan Haram (X: Halal, Y: Haram)
Ketika seorang muslim dihadapkan pada dua pilihan barang yang
halal (X) dan yang haram Y), maka optimal solutionnya adalah dengan
menggunakan corner solution.
Corner solution berusaha menuju titik nol barang haram dan menuju
titik maksimal permintaan terhadap barang halal. Hal ini senafas dengan
ajaran islam tentang pelarangan untuk mencampuradukan yang barang yang
halal dengan barang yang haram.
Gambar I.7. kurva permintaan barang X halal dan barang Y haram
3. Permintaan Terhadap Dua Barang Halal Dan Haram Dalam Keadaan
Darurat Tidak Optimal (X: Halal Dan Y: Haram)
Ketika seorang muslim menghadapi situasi ini, solusinya adalah cirner
solution, yaitu mengalikasikan seuruh pendapataan untuk mengkonsumsi
barang halal dan menihilkan konsumsi barang haram.
Gambar I.8. kurva permintaan barang x halal dan y haram dalam
darurat tidak optimal.
4. Permintaan Terhadap Dua Barang Halal Dan Haram Dalam Keadaan
Darurat Optimal (X: Halal Dan Y: Haram)
Darurat didefinisikan sebagai sebuah kondisi yang mengancam
keselamatan jiwa seseorang sehingga islam memberikan rukhsokh pada
kondisi ini. Sehingga permintaan terhadap barang haram hanya bersifat
insidental. Secara matematis dapat digambarkan denga kurva di bawah ini:
Gambar I.9. kurva permintaan barang x halal dan y haram dalam
keadaan darurat optimal .
Bab III
Penutup
C. Kesimpulan
Dari uraian demi uraian pada bab dua, dapat ditarik beberapa
kesimpulan berikut ini :
Hukum Permintaan menyebutkan bahwa “semakin rendah harga
suatu barang maka semakin banyak permintaan terhadap barang tersebut,
sebaliknya semakin tinggi harga suatu barang maka semakin sedikit
permintaan terhadap barang tersebut. Hukum permintaan berlaku
dengancatatan ceteris paribus.
Permintaan dipengaruhi oleh faktor harga dan faktor non harga. Faktor
non harga seperti harga barang lain, pendapatan, distribusi pendapatan, cita
rasa, iklim, dan lain sebagainya.
Pandangan ekonomi islam mengenai permintaan khususnya, dan teori
mikro ekonomi yang lain seperti penawaran dan mekanisme pasar relatif
sama dengan ekonomi konvensional, namun terdapat batasan-batasan dari
individu untuk berperilaku ekonomi yang sesuai dengan aturan syariah.
D. Saran
Dalam ekonomi yang sudah modern seperti saat ini, pola konsumsi
sangatlah mudah dipengaruhi oleh berbagai faktor, sebagai muslim,
menggunakan prinsip-prinsip islam sebagai sandaran dalam kegiatan
ekonomi terutama dalam hal konsumsi adalah hal yang sangat penting.
Daftar Pustaka
Gorman, T. (2009). Economic's. Jakarta: Prenada .
Karim, A. A. (2003). Ekonomi Mikro Islam . Jakarta: The International
Institute Of Islamic Thought Indonesia dan Karim Business
Consultant.
Soekirno, S. (2005). Mikro Ekonomi : Teori Pengantar. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.