Makalah Studi Hadis(Sunan at Tirmidzi,Doc
-
Upload
aiouvietraa9406 -
Category
Documents
-
view
611 -
download
24
Transcript of Makalah Studi Hadis(Sunan at Tirmidzi,Doc
Sunnan at-tirmidzi 1
Biografi imam At-Tirmidzi
Imam at-tirmidzi adalah salah seorang ahli hadits kenamaan, dan pengarang
berbagai kitab yang masyhur. Tirmidzi lahir pada 209 H di kota Tirmiz. Nama
lengkapnya adalah Imam Al-Hafidz Abu Isa Muhammad bin Isa bin Saurah bin
Musa bin Ad-Dahhak As-Sulami At-Tirmidzi.
Para pakar sejarah tidak menyebutkan tahun kelahiran imam at-tirmidzi secara
pasti, akan tetapi sebagian yang lain memperkirakan bahwa kelahiran imam at-
tirmidzi pada tahun 209 hijriah. Sedang Adz Dzahabi berpendapat dalam kisaran
tahun 210 hijriah.
1. As Sulami; yaitu nisbah kepada satu kabilah yang yang di jadikan sebagai
afiliasi beliau, dan nisbah ini merupakan nisbah kearaban
2. At Tirmidzi; nisbah kepada negri tempat beliau di lahirkan (Tirmidz),
yaitu satu kota yang terletak di arah selatan dari sungai Jaihun, bagian
selatan Iran.
Imam At-Tirmidzi terkenal dengan sebutan “Abu Isa” (1), yang ternyata sebagian
ulama’ tidak menyenagi sebutan itu, karena ada hadist yang di tahrijhkan oleh ibn
Abi syayban bahwa seorang tidak di benarkan menggunakan sebutan atau nama
abu isa yang artinya ayah dari Isa. Seperti yang di ketahui bahwa isa tidak
mempunyai ayah. Larangan itu sesuai dengan sabda Rosulloh Saw, yang artinya
Sungguhnya Isa As . tidak mempunyai bapak.(2)
Al-Qari memberi penjelasan , bahwa yang di larang itu apabila nama Abu Isa
sabagai nama pertama atau nama asli, tetapi apabila hanya sebagai julukan atau
sebutan , maka tidak menjadi masalah.
(1) Abu al falah abd al hayyi ibn al imam al hanbal, syadarat al Dzahab(mashr: dar alfikr,
1979) cet ke-1, jilid 2,h.174
(2) Ali al-qari, Al-wasail fi syarh al-syamail, mishr al-adabiyah, 1317H.cet ke -1, h.7, dan
al-mubarakfuri, op.cit jilit 1,h.170
Sunnan at-tirmidzi 2
Aktifitas imam at-tirmidzi dalam menimba ilmu
Semenjak kecilnya Abu ‘Isa sudah gemar mempelajari ilmu dan mencari hadits.(3)
Imam at-tirmidzi memiliki kelebihan; hafalan yang begitu kuat dan otak encer
yang cepat menangkap pelajaran.
Rihlah imam at-tirmidzi
Imam at-tirmidzi memulai rihlah pada tahun 234 hijriah.
Imam At Tirmidzi keluar dari negrinya menuju ke Khurasan, Iraq dan Haramain
dalam rangka menuntut ilmu. Di sana imam at-tirmidzi mendengar ilmu dari
kalangan ulama yang temui, sehingga dapat mengumpulkan hadits dan
memahaminya. Akan tetapi sangat di sayangkan imam at-tirmidzi tidak masuk ke
daerah Syam dan Mesir, sehingga hadits-hadits yang riwayatkan dari ulama
kalangan Syam dan Mesir harus melalui perantara, kalau imam at-tirmidzi
mengadakan perjalanan ke Syam dan Mesir, niscaya akan mendengar langsung
dari ulama-ulama tersebut, seperti Hisyam bin ‘Ammar dan yang lainnya.(4)
(3) ibnyusof.blogspot.com/Rabu, 21 Rabiul Akhir 1433 / 14 Maret 2012 | 12:00
(4) Feb 4, 2011 // http://lidwa.com/app./biografi imam hadits .
Sunnan at-tirmidzi 3
Para pakar sejarah berbeda pendapat tentang masuknya imam At Tirmidzi ke
daerah Baghdad, sehingga mereka berkata; “kalau sekiranya dia masuk ke
Baghdad, niscaya dia akan mendengar dari Ahmad bin Hanbal. Al Khathib tidak
menyebutkan at Timidzi (masuk ke Baghdad) di dalam tarikhnya, sedangkan Ibnu
Nuqthah dan yang lainnya menyebutkan bahwa beliau masuk ke Baghdad. Ibnu
Nuqthah menyebutkan bahwasanya beliau pernah mendengar di Baghdad dari
beberapa ulama, diantaranya adalah; Al Hasan bin AshShabbah, Ahmad bin
Mani’ dan Muhammad bin Ishaq Ash shaghani.
Dengan ini bisa di prediksi bahwa imam at-tirmidzi masuk ke Baghdad setelah
meninggalnya Imam Ahmad bin Hanbal, dan ulama-ulama yang di sebutkan oleh
Ibnu Nuqthah meninggal setelah imam Ahmad. Sedangkan pendapat Al Khathib
yang tidak menyebutkannya, itu tidak berarti bahwa imam at-tirmidzi tidak
pernah memasuki kota Baghdad sama sekali, sebab banyak sekali dari kalangan
ulama yang tidak di sebutkan Al Khathib di dalam tarikhnya, padahal mereka
memasuki Baghdad
Negeri-negeri yang di singgahi imam at-tirmidzi adalah;
1. Khurasan
2. Bashrah
3. Kufah
4. Wasith
5. Baghdad
6. Makkah
7. Madinah
8. Ar Ray
Sunnan at-tirmidzi 4
Guru-guru imam at-tirmidzi
Imam at Tirmidzi menuntut ilmu dan meriwayatkan hadits dari ulama-ulama
kenamaan. Di antara mereka adalah
1. Qutaibah bin Sa’id
2. Ishaq bin Rahuyah
3. Muhammad bin ‘Amru As Sawwaq al Balkhi
4. Mahmud bin Ghailan
5. Isma’il bin Musa al Fazari
6. Ahmad bin Mani’
7. Abu Mush’ab Az Zuhri
8. Basyr bin Mu’adz al Aqadi
9. Al Hasan bin Ahmad bin Abi Syu’aib
10. Abi ‘Ammar Al Husain bin Harits
11. Abdullah bin Mu’awiyyah al Jumahi
12. ‘Abdul Jabbar bin al ‘Ala`
13. Abu Kuraib
14. ‘Ali bin Hujr
15. ‘Ali bin sa’id bin Masruq al Kindi
16. ‘Amru bin ‘Ali al Fallas
17. ‘Imran bin Musa al Qazzaz
18. Muhammad bin aban al Mustamli
19. Muhammad bin Humaid Ar Razi
20. Muhammad bin ‘Abdul A’la
21. Muhammad bin Rafi’
22. Imam Bukhari
23. Imam Muslim
24. Abu Dawud
25. Muhammad bin Yahya al ‘Adani
26. Hannad bin as Sari
Sunnan at-tirmidzi 5
27. Yahya bin Aktsum
28. Yahya bun Hubaib
29. Muhammad bin ‘Abdul Malik bin Abi Asy Syawarib
30. Suwaid bin Nashr al Marwazi
31. Ishaq bin Musa Al Khathami
32. Harun al Hammal.
Dan yang lainnya
Murid-murid imam at-tirmidzi
Kumpulan hadits dan ilmu-ilmu yang di miliki imam Tirmidzi banyak yang
meriwayatkan, diantaranya adalah;
1. Abu Bakr Ahmad bin Isma’il As Samarqandi
2. Abu Hamid Abdullah bin Daud Al Marwazi
3. Ahmad bin ‘Ali bin Hasnuyah al Muqri`
4. Ahmad bin Yusuf An Nasafi
5. Ahmad bin Hamduyah an Nasafi
6. Al Husain bin Yusuf Al Farabri
7. Hammad bin Syair Al Warraq
8. Daud bin Nashr bin Suhail Al Bazdawi
9. Ar Rabi’ bin Hayyan Al Bahili
10. Abdullah bin Nashr saudara Al Bazdawi
11. ‘Abd bin Muhammad bin Mahmud An Safi
12. ‘Ali bin ‘Umar bin Kultsum as Samarqandi
13. Al Fadhl bin ‘Ammar Ash Sharram
14. Abu al ‘Abbas Muhammad bin Ahmad bin Mahbub
15. Abu Ja’far Muhammad bin Ahmad An Nasafi
16. Abu Ja’far Muhammad bin sufyan bin An Nadlr An Nasafi al Amin
17. Muhammad bin Muhammad bin Yahya Al Harawi al Qirab
18. Muhammad bin Mahmud bin ‘Ambar An Nasafi
Sunnan at-tirmidzi 6
19. Muhammad bin Makki bin Nuh An Nasafai
20. Musbih bin Abi Musa Al Kajiri
21. Makhul bin al Fadhl An Nasafi
22. Makki bin Nuh
23. Nashr bin Muhammad biA Sabrah
24. Al Haitsam bin Kulaib
Kekuatan Hafalan imam at-tirmidzi.
Abu ‘Isa aat-Tirmidzi diakui oleh para ulama keahliannya dalam hadits, kesalehan
dan ketakwaannya. Ia terkenal pula sebagai seorang yang dapat dipercaya,
amanah dan sangat teliti. Salah satu bukti kekuatan dan cepat hafalannya ialah
kisah berikut yang dikemukakan oleh al-Hafiz Ibnu Hajar dalam Tahzib at-
Tahzib-nya, dari Ahmad bin ‘Abdullah bin Abu Dawud, yang berkata:
“Saya mendengar Abu ‘Isa at-Tirmidzi berkata: Pada suatu waktu dalam
perjalanan menuju Makkah, dan ketika itu saya telah menuslis dua jilid berisi
hadits-hadits yang berasal dari seorang guru. Guru tersebut berpapasan dengan
kami. Lalu saya bertanya-tanya mengenai dia, mereka menjawab bahwa dialah
orang yang kumaksudkan itu. Kemudian saya menemuinya. Saya mengira bahwa
“dua jilid kitab” itu ada padaku. Ternyata yang kubawa bukanlah dua jilid
tersebut, melainkan dua jilid lain yang mirip dengannya. Ketika saya telah
bertemu dengan dia, saya memohon kepadanya untuk mendengar hadits, dan ia
mengabulkan permohonan itu. Kemudian ia membacakan hadits yang dihafalnya.
Di sela-sela pembacaan itu ia mencuri pandang dan melihat bahwa kertas yang
kupegang masih putih bersih tanpa ada tulisan sesuatu apa pun. Demi melihat
kenyataan ini, ia berkata: ‘Tidakkah engkau malu kepadaku?’ lalu aku bercerita
dan menjelaskan kepadanya bahwa apa yang ia bacakan itu telah kuhafal
Sunnan at-tirmidzi 7
semuanya. ‘Coba bacakan!’ suruhnya. Lalu aku pun membacakan seluruhnya
secara beruntun. Ia bertanya lagi: ‘Apakah telah engkau hafalkan sebelum datang
kepadaku?’ ‘Tidak,’ jawabku. Kemudian saya meminta lagi agar dia
meriwayatkan hadits yang lain. Ia pun kemudian membacakan empat puluh buah
hadits yang tergolong hadits-hadits yang sulit atau garib, lalu berkata: ‘Coba
ulangi apa yang kubacakan tadi,’ Lalu aku membacakannya dari pertama sampai
selesai; dan ia berkomentar: ‘Aku belum pernah melihat orang seperti engkau.”
Pandangan Para Kritikus Hadits Terhadapnya
Para ulama besar telah memuji dan menyanjungnya, dan mengakui akan
kemuliaan dan keilmuannya. Al-Hafiz Abu Hatim Muhammad ibn Hibban,
kritikus hadits, menggolangkan Tirmidzi ke dalam kelompok “Siqat” atau orang-
orang yang dapat dipercayai dan kokoh hafalannya, dan berkata: “Tirmidzi adalah
salah seorang ulama yang mengumpulkan hadits, menyusun kitab, menghafal
hadits dan bermuzakarah (berdiskusi) dengan para ulama.”Abu Ya’la al-Khalili
dalam kitabnya ‘Ulumul Hadits menerangkan; Muhammad bin ‘Isa at-Tirmidzi
adalah seorang penghafal dan ahli hadits yang baik yang telah diakui oleh para
ulama. Ia memiliki kitab Sunan dan kitab Al-Jarh wat-Ta’dil. Hadits-haditsnya
diriwayatkan oleh Abu Mahbub dan banyak ulama lain. Ia terkenal sebagai
seorang yang dapat dipercaya, seorang ulama dan imam yang menjadi ikutan dan
yang berilmu luas. Kitabnya Al-Jami’us Sahih sebagai bukti atas keagungan
derajatnya, keluasan hafalannya, banyak bacaannya dan pengetahuannya tentang
hadits yang sangat mendalam. (6)
Fiqih imam at-Tirmidzi dan Ijtihadnya
Imam Tirmidzi, di samping dikenal sebagai ahli dan penghafal hadits yang
mengetahui kelemahan-kelemahan dan perawi-perawinya, ia juga dikenal sebagai
ahli fiqh yang mewakili wawasan dan pandangan luas. Barang siapa mempelajari
kitab Jami’nya ia akan mendapatkan ketinggian ilmu dan kedalaman
Sunnan at-tirmidzi 8
penguasaannya terhadap berbagai mazhab fikih. Kajian-kajiannya mengenai
persoalan fiqh mencerminkan dirinya sebagai ulama yang sangat berpengalaman
dan mengerti betul duduk permasalahan yang sebenarnya. Salah satu contoh ialah
penjelasannya terhadap sebuah hadits mengenai penangguhan membayar piutang
yang dilakukan si berutang yang sudah mampu, sebagai berikut: “Muhammad bin
Basysyar bin Mahdi menceritakan kepada kami Sufyan menceritakan kepada
kami, dari Abi az-Zunad, dari al-A’rai dari Abu Hurairah, dari Nabi Shallallahu
‘alaihi wassalam, bersabda: ‘Penangguhan membayar utang yang dilakukan oleh
si berutang) yang mampu adalah suatu kezaliman. Apabila seseorang di antara
kamu dipindahkan utangnya kepada orang lain yang mampu membayar,
hendaklah pemindahan utang itu diterimanya.” Imam Tirmidzi memberikan
penjelasan sebagai berikut: Sebagian ahli ilmu berkata: ” apabila seseorang
dipindahkan piutangnya kepada orang lain yang mampu membayar dan ia
menerima pemindahan itu, maka bebaslah orang yang memindahkan (muhil) itu,
dan bagi orang yang dipindahkan piutangnya (muhtal) tidak dibolehkan menuntut
kepada muhil.” Diktum ini adalah pendapat Syafi’i, Ahmad dan Ishaq. Sebagian
ahli ilmu yang lain berkata: “Apabila harta seseorang (muhtal) menjadi rugi
disebabkan kepailitan muhal ‘alaih, maka baginya dibolehkan menuntut bayar
kepada orang pertama (muhil).” Mereka memakai alas an dengan perkataan Usma
dan lainnya, yang menegaskan: “Tidak ada kerugian atas harta benda seorang
Muslim.” Menurut Ishak, maka perkataan “Tidak ada kerugian atas harta benda
seorang Muslim” ini adalah “Apabila seseorang dipindahkan piutangnya kepada
orang lain yang dikiranya mampu, namun ternyata orang lain itu tidak mampu,
maka tidak ada kerugian atas harta benda orang Muslim (yang dipindahkan
utangnya) itu.” ( 7)
Itulah salah satu contoh yang menunjukkan kepada kita, bahwa betapa
cemerlangnya pemikiran fiqh Tirmidzi dalam memahami nas-nas hadits, serta
betapa luas dan orisinal pandangannya itu.
Sunnan at-tirmidzi 9
Persaksian para ulama terhadap imam at-tirmidzi
Persaksian para ulama terhadap keilmuan dan kecerdasan imam Tirmidzi
sangatlah banyak, diantaranya adalah;
1. Imam Bukhari berkata kepada imam At Tirmidzi; “ilmu yang aku ambil
manfaatnya darimu itu lebih banyak ketimbang ilmu yang engkau ambil
manfaatnya dariku.”
2. Al Hafiz ‘Umar bin ‘Alak menuturkan; “Bukhari meninggal, dan dia tidak
meninggalkan di Khurasan orang yang seperti Abu ‘Isa dalam hal ilmu,
hafalan, wara’ dan zuhud.”
3. Ibnu Hibban menuturkan; “Abu ‘Isa adalah sosok ulama yang
mengumpulkan hadits, membukukan, menghafal dan mengadakan diskusi
dalam hal hadits.”
4. Abu Ya’la al Khalili menuturkan; “Muhammad bin ‘Isa at Tirmidzi adalah
seorang yang tsiqah menurut kesepatan para ulama, terkenal dengan
amanah dandan keilmuannya.”
5. Abu Sa’d al Idrisi menuturkan; “Imam Tirmidzi adalah salah seorang
imam yang di ikuti dalam hal ilmu hadits, beliau telah menyusun kitab al
jami’, tarikh dan ‘ilal dengan cara yang menunjukkan bahwa dirinya
adalah seorang alim yang kapabel. Beliau adalah seorang ulama yang
menjadi contoh dalam hal hafalan.”
(6) Artikel As-sunnah, Blog salafi pembela sunnah.com
(7) Dr . H. AHMAD SUTARMADI , AL-IMAM AL-TIRMIDZI, peranannya dalam
pengembanganm Hadits dan Fiqh/ pengantar , Qurais shihab- cet. 1- Jakarta : logos 1998
Sunnan at-tirmidzi 10
6. Al Mubarak bin al Atsram menuturkan; “Imam Tirmidzi merupakan salah
seorang imam hafizh dan tokoh.”
7. Al Hafizh al Mizzi menuturkan; “Imam Tirmidzi adalah salah seorang
imam yang menonjol, dan termasuk orang yang Allah jadikan kaum
muslimin mengambil manfaat darinya.
8. Adz Dzahabi menuturkan; “Imam Tirmidzi adalah seorang hafizh, alim,
imam yang kapabel
9. Ibnu Katsir menuturkan: “Imam Tirmidzi adalah salah seorang imam
dalam bidangnya pada zaman beliau.”
Keteledoran Ibnu Hazm;
Dalam hal ini Ibnu Hazm melakukan kesalahan yang sangat fatal, sebab dia
mengira bahwa At Tirmidzi adalah seorang yang tidak dikenal, maka serta merta
para ulama membantah setatemennya ini, mereka berkata; Ibnu Hazm telah
menghukumi dirinya sendiri dengan keminimannya dalam hal penelaahan,
sebenarnya kapabalitas Imam Tirmidzi tidak terpengaruh sekali dengan statemen
Ibnu Hazm tersebut, bahkan kapabilitas Ibnu Hazm sendiri yang menjadi
tercoreng karena dia tidak mengenali seorang imam yang telah tersebar
kemampuannya. Dan ini bukan pertama kali kesalahan yang dia lakukan, sebab
banyak dari kalangan ulama hafizh lagi tsiqah yang terkenal yang tidak dia
ketahui.”
Semua ini kami paparkan dengan tidak sedikitpun mengurangi rasa hormat dan
pengakuan kami terhadap keutamaan dan keilmuannya, akan tetapi agar tidak
terpedaya dengan statemen-statemen yang nyeleneh darinya.
Sunnan at-tirmidzi 11
Hasil karya imam at-tirmidzi
Imam Tirmizi menitipkan ilmunya di dalam hasil karya beliau, diantara buku-
buku beliau ada yang sampai kepada kita dan ada juga yang tidak sampai. Di
antara hasil karya beliau yang sampai kepada kita adalah:
1. Kitab Al Jami’, terkenal dengan sebutan Sunan at Tirmidzi.
2. Kitab Al ‘Ilal
3. Kitab Asy Syama’il an Nabawiyyah.
4. Kitab Tasmiyyatu ashhabi rasulillah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Adapun karangan beliau yang tidak sampai kepada kita adalah;
1. Kitab At-Tarikh.
2. Kitab Az Zuhd.
3. Kitab Al Asma’ wa al kuna.
Sekilas tentang Al-Jami’
al-tirmidzi adalah pakar hadis yang masyhur pada abad ke -3 H, adalah puncak
kemajuan ulama’ dalam mengembangkan berbagai disiplin ilmu pengetahuan ,
diantaranya : hadist, fiqih , filsafat, ilmu kalam dan tasawuf.(5)
Dalam kawasan hadist, pereode ini merupakan pereode penyempurnaan dan
pemulihan, yang pada akhirnya memunculkan kitab-kitab hadist dengan corak
baru, yang di antaranya yaitu kitab al-jami’al-sahih
(5) jurzi zaidah, tarikh al-arab al-lugoh al-arabiyyah, juzz II ( Beirut dar al-hilal, t.th) II
Sunnan at-tirmidzi 12
Kitab ini adalah salah satu kitab karya Imam Tirmidzi terbesar dan paling banyak
manfaatnya. Ia tergolonga salah satu “Kutubus Sittah” (Enam Kitab Pokok
Bidang Hadits) dan ensiklopedia hadits terkenal. Al-Jami’ ini terkenal dengan
nama Jami’ Tirmidzi, dinisbatkan kepada penulisnya, yang juga terkenal dengan
nama Sunan Tirmidzi. Namun nama pertamalah yang popular.
Setelah selesai menyususn kitab ini, Tirmidzi memperlihatkan kitabnya kepada
para ulama dan mereka senang dan menerimanya dengan baik. Ia menerangkan:
“Setelah selesai menyusun kitab ini, aku perlihatkan kitab tersebut kepada ulama-
ulama Hijaz, Irak dan Khurasan, dan mereka semuanya meridhainya, seolah-olah
di rumah tersebut ada Nabi yang selalu berbicara.”
Imam Tirmidzi di dalam Al-Jami’-nya tidak hanya meriwayatkan hadits sahih
semata, tetapi juga meriwayatkan hadits-hadits hasan, da’if, garib dan mu’allal
dengan menerangkan kelemahannya.
Imam tirmidzi tidak meriwayatkan dalam kitabnya itu, kecuali hadis-hadis yang
diamalkan atau dijadikan pegangan oleh ahli fiqh. Metode demikian ini
merupakan cara atau syarat yang longgar. Oleh karenanya, ia meriwayatkan
semua hadits yang memiliki nilai demikian, baik jalan periwayatannya itu sahih
ataupun tidak sahih. Hanya saja ia selalu memberikan penjelasan yang sesuai
dengan keadaan setiap hadis.
Diriwayatkan, bahwa ia pernah berkata: “Semua hadis yang terdapat dalam kitab
ini adalah dapat diamalkan.” Oleh karena itu, sebagian besar ahli ilmu
menggunakannya (sebagai pegangan), kecuali dua buah hadits, yaitu: Pertama,
yang artinya: “Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam menjamak
shalat Zuhur dengan Asar, dan Maghrib dengan Isya, tanpa adanya sebab “takut”
dan “dalam perjalanan.”
“Jika ia peminum khamar, minum lagi pada yang keempat kalinya, maka
bunuhlah dia.” Hadits ini adalah mansukh dan ijma ulama menunjukan demikian.
Sunnan at-tirmidzi 13
Sedangkan mengenai shalat jamak dalam hadits di atas, para ulama berbeda
pendapat atau tidak sepakat untuk meninggalkannya. Sebagian besar ulama
berpendapat boleh (jawaz) hukumnya melakukan salat jamak di rumah selama
tidak dijadikan kebiasaan. Pendapat ini adalah pendapat Ibnu Sirin dan Asyab
serta sebagian besar ahli fiqh dan ahli hadits juga Ibnu Munzir.
Hadis-hadis da’if dan munkar yang terdapat dalam kitab ini, pada umumnya
hanya menyangkut fada’il al-a’mal (anjuran melakukan perbuatan-perbuatan
kebajikan). Hal itu dapat dimengerti karena persyaratan-persyaratan bagi
(meriwayatkan dan mengamalkan) hadits semacam ini lebih longgar dibandingkan
dengan persyaratan bagi hadits-hadits tentang halal dan haram.
Diantara kritikan utama terhadap Jami’ at-Turmidzi ini adalah dia menerima
periwayatan dari al-Maslub dan al-Kalbi, perawi yang muttaham pemalsu
hadits. Sehingga derajatnya lebih rendah dibandingkan Sunan Abu Dawud dan
Sunan an-Nasa’i. Al-Imam Abul Faraj Ibnul Jauzi mengkritik sebanyak 30
hadits dimasukkannya ke dalam al-Maudhu’at namun disanggah beberapa
oleh Jalaludin as-Suyuthi. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah al-Harani dan
Syamsyudin adz-Dzahabi juga turut mengkritik Sunan Turmudzi ini.
Diantara para ulama yang mensyarah Jami’ at-Turmudzi adalah al-Hafizh Abu
Bakar Muhammad bin Abdillah al-Isybili yang lebih dikenal dengan Ibnul
Arabi al-Maliki (w. 543) yang berjudul Aridatul Ahwadzi fi Syarhi Sunanit
Tirmidzi. Jalaludin as-Suyuthi juga mensyarah dengan judul Qutul Mughtazi
’ala Jami’it Tirmidzi. Kitab syarah terbaik adalah yang ditulis oleh al-Allamah
al-Abdurrahman al-Mabarkapuri (w. 1353) yang berjudul Tuhfatul Ahwadzi.
Sunnan at-tirmidzi 14
Wafatnya imam at-tirmidzi
Di akhir kehidupannya, imam at Tirmidzi mengalami kebutaan sejarah
mengatakan karma beliau sering membaca dan menghafal buku, beberapa tahun
beliau hidup sebagai tuna netra, setelah itu imam atTirmidzi meninggal dunia.
Beliau wafat di Tirmidz pada malam Senin 13 Rajab tahun 279 H bertepatan
dengan 8 Oktober 892, dalam usia beliau pada saat itu 70 tahun.
Sunnan at-tirmidzi 15
DAFTAR PUSTAKA
Abu al falah abd al hayyi ibn al imam al hanbal, syadarat al
Dzahab(mashr: dar alfikr, 1979) cet ke-1, jilid 2,h.174
Ali al-qari, Al-wasail fi syarh al-syamail, mishr al-adabiyah, 1317H.cet ke
-1, h.7, dan al-mubarakfuri, op.cit jilit 1,h.170
Dr . H. AHMAD SUTARMADI , AL-IMAM AL-TIRMIDZI, peranannya
dalam pengembanganm Hadits dan Fiqh/ pengantar , Qurais shihab- cet.
1- Jakarta : logos 1998
Dr. M. Abdurrahman , MA. Studi kitab hadis, cetakan 1, Oktober 2003
http:/ahlulhadist.wordpress.com
Artikel As-sunnah, Blog salafi pembela sunnah.com
Lidwa pustaka, http://lidwa.com/app
Forum republika.co.id
jurzi zaidah, tarikh al-arab al-lugoh al-arabiyyah, juzz II ( Beirut dar al-
hilal, t.th) II
Sunnan at-tirmidzi 16
Sunnan at-tirmidzi 17
OLEHNI’MATUL HASANAH
NIM: 921 003 12 030
PROGRAM PASCASARJANASTAIN KEDIRI
2012
Sunnan at-tirmidzi 18
OLEHNI’MATUL HASANAH