makalah spektro.docx
Transcript of makalah spektro.docx
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam yang diwahyukan Allah kepada Nabi Muhammad SAW, telah membawa
bangsa arab yang semula terbelakang, bodoh, tidak terkenal, dan diabaikan oleh bangsa-
bangsa lain, menjadi Negara yang maju. Beliau dengan cepat bergerak mengembangkan
dunia, membina satu kebudayaan, dan peradaban yang sangat penting artinya dalam
sejarah manusia hingga sekarang. Pada saat itu pertumbuhan dan perkembangan
peradaban Islam terjadi sebagai jawaban Islam terhadap tantangan yang dihadapi oleh Islam
sehubung dengan berkembang dan meluasnya daerah/wilayah kekuasaan Islam di Jazirah
Arab, yang pada umumnya telah tumbuh berbagai aspek peradaban yang lebih maju.
Dengan tumbuhnya dan perkembangnya dalam upaya menuju kebangkitan Islam di
Jazira Arab, sehingga terbentuklah suatu lingkungan budaya yang luas dengan sistem lebih
terbuka. Sehingga pertumbuhan dan perkembangan peradaban dalam upaya menjadakan
Negara Islam semakin berkembang, dan pada saat itu berlangsung upaya mengIslamisasi
budaya dan peradaban bangsa-bangsa yang baru masuk Islam pada masa tersebut, ditandai
dengan diutusnya Nabi Muhammad sebagai khalifah di Dunia. Risalah penyebaran Islam
dilanjudkan oleh Nabi Muhammad SAW, di jazirah Arab pada abad ke-7 ketika Nabi
mendapat wahyu dari Allah SWT. Dan setelah Wafatnya Setelah Nabi Muhammad SAW,
kerajaan berkembang hingga Samudra Atlantik di barat dan Asia Tengah di Timur. Hingga
umat Islam terecah dan terdapat banyak kerajaan-kerajaan Islam yang muncul.
B. Tujuan
- Mengetahui sejarah perkembangan islam
- Dapat memahami pengaruh budaya kuno terhadap perkembangan islam
- Memenuhi tugas yang diberikan
1 | P a g e
BAB II
PEMBAHASAN
A. Jazirah Arab sebelum Islam lahir.
Jazirah Arab sebelum kedatangan Islam merupakan sebuah kawasan yang sangat
mundur. Kebanyakan orang Arab merupakan penyembah berhala dan yang lain merupakan
2 | P a g e
pengikut agama Kristen dan Yahudi. Kristen Yahudi Makkah ketika itu merupakan tempat
suci bagi bangsa Arab. Karena di tempat tersebut terdapat berhala-berhala agama mereka
dan juga terdapat Sumur Zamzam dan yang sangat penting adalah Ka’bah.
Pada waktu itu Makkah adalah sebuah kota yang sangat penting dan terkenal di
antara kota-kota di negeri arab. Kota ini dilalui jalur perdagangan yang ramai,
menghubungkan Yaman di selatan dan Syiria di utara. Dengan adanya Ka’bah di tengah kota
dan tempat mereka berziarah. Di dalamnya terdapat 360 berhala, mengelilingi berhala
utama, Hubal. Makkah terlihat makmur dan kuat. Agama dan kesukuan masyarakat jazirah
Arab begitu luas. Sedangkan Jazirah Arab sendiri terbagi menjadi dua bagian besar, yaitu
bagian tengah dan bagian pesisir. Disana tidak ada sungai yang mengalir tetap, yang ada
hanya lembah-lembah berair di musim hujan. Sebagian besar daerah Jazirah adalah padang
pasir Sahara yang terletak di tengah dan memiliki keadaan dan sifat yang berbeda-beda.
Bagian lain dari daerah Arab yang sama sekali tidak pernah dijajah oleh bangsa lain,
baik karena sulit dijangkau maupun karna tandus dan miskin, adalah Hijaz. Kota terpenting
didaerah ini adalah Makkah, kota suci tempat ka’bah berdiri. Apabila dilihat dari asal usul
keturunan, penduduk jazirah Arab dapat di bagi menjdi dua golongan besar, yaitu
Qahtaniyun (keturunan Qahthan) dan ‘Adnaniyun (keturunan Ismail abn Ibrahim), sebagai
pemegang pemegang atas Ka’bah. Akan tetapi semakin lama kedua golongan itu membaur
dikarenakan perpidahan dari utara ke selatan dan juga sebaliknya. Dalam beberapa
kelompok pada membentuk kabilah - kabilah, dan beberapa kelompok kabilah tersebut
mebentuk suku dan di pimpin oleh syaikh. Mereka menekankan kesukuan, sehingga
kesetiaan sangat kuat bagi suatu kabilah. Mereka suka berperang dan peperangan itu sering
terjadi. Didalm masyarakat yang suka berperang tersebut, nilai wanita menjadi sangat
rendah. Situasi seperti itu terus berlangsung sampai agama Islam lahir.
Akibat peperangan yang terus menerus, kebudayaan mereka tidak berkembang.
Karna itu, vahan-bahan sejarah Arab pra Islam sangat langka didapatkan di dunia Arab dan
dalam bahasa Arab. Ahmad Syalabi menyebutkan, sejarah mereka hanya dapat diketahui
dari masa kira-kira 150 tahun menjelang lahirnya Agama Islam.
3 | P a g e
B. Jazirah Arab setelah Islam lahir.
Pada abad ke-7, di jazirah Arab, Muhammad bin Abdullāh menyebarkan agama baru
yang disebut Islam, dan pengikutnya disebut muslim. Kemunculan Islam mengakhiri periode
paganisme bangsa Arab sebelumnya yang dikenal sebagai zaman Jahiliyah. Sebelum
kemunculan Islam, kota Mekkah sudah menjadi pusat perdagangan di Arab, dan
Muhammad adalah seorang pedagang. Dengan tradisi haji, yaitu perjalanan suci ke Mekkah,
kota tersebut tidak hanya menjadi pusat pertukaran komoditas, melainkan juga pertukaran
ide. Pengaruh pedagang Muslim atas rute perdagangan Afrika-Arab dan Arab-Asia sungguh
besar. Akibatnya, peradaban Islam berkembang dan meluas dengan basis perekonomian
pedagangnya, berbeda dengan Kristen, India, dan Cina yang masyarakatnya berbasis pada
pertanian. Pengetahuan dan keterampilan dari Timur Tengah, Yunani, dan Persia Kuno
dipelajari oleh kaum muslim pada Abad Pertengahan. Kaum muslim juga memberi inovasi
bagi penemuan bangsa lain, misalnya pengolahan kertas dari Cina dan posisi desimal pada
sistem bilangan dari India. Sebagian besar pembelajaran dan perkembangan tersebut
berhubungan dengan geografi. Para pedagang muslim membawa barang dagangan serta
agama mereka ke Asia Selatan, Asia Tenggara, Asia Tengah, Cina, dan kerajaan-kerajaan di
Afrika Barat, lalu kembali dengan penemuan-penemuan baru.
Penaklukan Islam dimulai sejak zaman Nabi Muhammad. Ia mendirikan kekhalifahan
di jazirah Arab di bawah pemerintahan Khulafaur Rasyidin dan Umayyah. Setelah wafatnya
Muhammad, kaum muslim memulai ekspansi mereka pada akhir Era Klasik dan awal Abad
Pertengahan. Pada pertengahan abad ke-7, pasukan muslim menaklukkan Timur Tengah,
Mesir, dan Afrika Utara. Pasukan muslim menaklukkan Persia pada tahun 642, sehingga
mengakhiri Dinasti Sassaniyah. Selama periode supremasi kaum Rajput di India Utara dan
Barat Daya (kini Pakistan), invasi muslim berjalan ke kawasan tersebut seiring ekspansi
mereka ke Asia Tengah. Dari Persia, kaum muslim menaklukkan Multan di Punjab, wilayah
Pakistan masa kini. Mobilisasi pasukan muslim ke India sempat tertahan setelah kekalahan
mereka dalam pertempuran Rajasthan. Dari Maroko di Afrika Utara, pasukan muslim
menyeberangi selat Gibraltar dan menaklukkan semenanjung Iberia pada tahun 711.
4 | P a g e
Wilayah tersebut diberi nama Al-Andalus, dan di kemudian hari menjadi Kekhalifan
Córdoba. Ekspansi kaum muslim di Eropa Barat ditahan oleh pasukan Kristen dalam
pertempuran Tours dan pertempuran sungai Berre. Pada akhir abad ke-15, monarki Kristen
di Eropa merebut kembali semenanjung Iberia.
Dengan turunnya wahyu pertama kali, berarti Muhammad telah terpilih sebagai
Nabi. Kemudian turunlah wahyu yang kedua kali Nabi baru diperintahkan untuk berdakwah.
Beliau melakukan dakwah secara diam-diam dilingkungan sendiri dan teman-temannya.
Setelah beberapa lama dakwah secara individu maka turunlah perintah untuk menjalankan
dakwah secara terbuka.
Setelah dakwah terang-terangan itu, pemimpin Quraisy mulai berusaha
mengalanginya. Semakin bertambahnya pengikut Nabi, semakin keras tantangan yang
dilancarkan kaum Quraisy, sampai muncullah pemboikotan terhapap Bani hasyim. Dan
setelah pemboikotan itu berhenti, tidak lama kemudian Abu Tholib meninggal dunia. Untuk
menghibur Nabi yang sedang ditimpa duka, maka Allah mengisra’ mikrajkan beliau pada
tahun ke-10 kenabian. Berita tentang Isra’ dan Mikraj menggemparkan masyarakat Makkah.
Setelah peristiwa Isra’ dan Mi’raj, suatu perkembangan besar bagi kemajuan dakwah Islam
muncul. Perkembangan datang dari sejumlah penduduk yatsrib yang berhaji ke Makkah.
Mereka terdiri dari suku ‘Aus dan Khazraj.
Babak baru sejarah islam pun. Ajaran Islam yang berkenaan dengan kehidupan
masyarakat banyak turun di madinah. Pada waktu itu Nabi Muhammad selain menjadi
kepala agama, tetapi juga kepala Negara. Kedudukannya sebagai rasul secara otomatis
merupakan kepala agama. Dengan terbentuknya Negara Madinah, Islam semakin
bertambah kuat. Perkembangan Islam yang pesat itu menbuat orang-orang Makkah dan
musuh-musuh Islam semakin risau.
Untuk menghadapi kemungkinan-kemungkinan dari musuh Nabi membentuk
pasukan tentara dan umat islam diizinkan berperang dengan dua alasan:
1. untuk mempertahankan diri dan melindungi hak-hak miliknya, dan
5 | P a g e
2. menjaga keselamatan dalam penyebaran kepercayaan dan mempertahankannya
dari orang-orang yang menghalanginya.
Dalam perjalanan sejarahnya, dan setelah berbagai konflik yang dilalui, kekuatan
muslim di dunia pada Abad Pertengahan sempat terbagi menjadi sejumlah kekhalifahan dan
kesultanan, di antaranya: Abbasiyah, Fatimiyah, Almorawiyah, Seljuk, Ajuuraan, Adal dan
Warsangali di Somalia, Mughal di India, Safawiyah di Persia, dan Utsmaniyah di Turki.
Peradaban Islam memunculkan berbagai pusat kebudayaan dan pembelajaran serta
melahirkan ilmuwan, astronom, matematikus, dokter, perawat, dan filsuf terkemuka selama
Zaman Kejayaan Islam. Dalam perkembangannya, kaum muslim mengalami perselisihan
dengan imperium di Eropa, dan terlibat dalam serangkaian peperangan, di antaranya:
Perang Bizantium-Seljuk, Perang Bizantium-Utsmaniyah, dan Perang Salib. Kekaisaran
Bizantium berhasil menghalau pasukan Fatimiyah di Anatolia, region Turki, sampai akhirnya
kaum Seljuk datang dan bersekutu dengan Abbasiyah. Disintegrasi Dinasti Seljuk memicu
kebangkitan sejumlah monarki kecil yang bersaing untuk kekuasaan di Anatolia selama
periode Perang Salib, hingga masa kebangkitan Kesultanan Utsmaniyah. Kesultanan
tersebut berhasil menaklukkan Bizantium pada tahun 1453.
Tahun 1258, pasukan Mongol di bawah pimpinan Genghis Khan menghancurkan
Kekhalifanan Abbasiyah, ditandai dengan keberhasilan mereka dalam pengepungan
Baghdad (1258). Sekitar seabad kemudian, Timur Leng, seorang kesatria Turk-Mongol,
berusaha mengulang kembali kejayaan Genghis Khan. Setelah menaklukkan Damaskus, ia
beralih agama ke Islam, mengawali era ekspansi muslim Turk dan Mongol ke Eropa Timur,
Asia Tengah, dan India. Selama masa pemerintahannya, Timur menjadi penguasa di dunia
muslim setelah mengalahkan kaum mamluk di Mesir dan Suriah, Kesultanan Utsmaniyah,
dan Kesultanan Delhi. Kesultanan Utsmaniyah meraih kembali kekuasaannya dengan
menguasai sebagian besar Timur Tengah. Dinasti Safawiyah menguasai Persia dan Asia
Tengah, sedangkan keturunan Timur menginvasi Kabul. Dari sana, suatu kesultanan
terbentang, dibatasi oleh Persia di sebelah barat dan teluk Benggala di sebelah timur;
kesultanan ini disebut sebagai Kesultanan Mughal. Dinasti Safawiyah berakhir dengan
6 | P a g e
kematian pemimpin terakhirnya, Ismail III, pada tahun 1760. Kesultanan muslim terakhir,
Utsmani, runtuh pada tahun 1918 setelah Perang Dunia I.
C. Terwujudnya kebangkitan Islam di Jazirah Arab
Rasulullah SAW telah memerintahkan kepada kaum muslimin agar mereka
mengangkat seorang khalifah setelah beliau SAW wafat, yang dibai'at dengan bai'at syar'iy
untuk memerintahkan kaum muslimin berdasarkan Kitabullah dan Sunnah Rasulullah SAW.
Menegakkan syari'at Allah, dan berjihad bersama kaum muslimin melawan musuh-musuh
Allah. Setelah Nabi Muhammad wafat, daerah kekuasaan telah meliputi seluruh Jazirah
Arab. Bahkan semasa Nabi Muhammad pun Islam sudah mulai memasuki wilayah di luar
lingkungan budaya dan peradaban bangsa Arab. Selanjutnya para khalifah (pengganti
Rasulullah) sebagai pemegang kekuasaan dikalangan umat Islam, meneruskan usaha Nabi
untuk memperluas penyebaran Islam. Pengembangan wilayah Islam terdapat dua pola,
yaitu: dengan dakwah dan perang. Pengembangan wilayah dengan jalan peperangan bukan
merupakan prinsip dasar pengembangan Isalam, Rasulullah pernah memrintahkan tentara
Islam untuk memerangi orang-orang Ghassan yang bersekutu dengan Romawi di perbatasan
Syria, adalah karna sikap mereka berbahaya bagi Islam, mereka berusaha melenyapkan dan
menghambat perkembangan Islam dengan cara membunuh para sahabat Nabi. Dengan
demikian, cikal bakal perang yang dilakukan oleh umat Islam bertujuan mempertahankan
diri dan untuk melindungi dakwah.
Dengan dua pola Usaha pengembangan Islam di Jazirah Arab tersebut, maka
perluasan wilayah kekuasaan Islam sejak zaman Nabi SAW sampai Khulafaur Rasyidin dapat
digambarkan sebagai berikut:
1) Pada zaman Nabi, Madinah berkembang keseluruh wilayah/Jazirah Arab, pada masa
akhir hayatnya telah dirintis usaha ekspansi keluar Jazirah Arab dengan jalan
mengirim surat/ajkan untuk masuk Islam kepada para raja dan para penguasa di
sekitar Jazirah Arab.
7 | P a g e
2) Pada zaman Khalifah Abu Bakar, (tahun 11-13 H/632-634 M)
penyebaran Islam melalui ekspansi dan dakwah, telah memasuki kota Hirah dan
Anbar di Mesopotamia (Irak) dan sampai kesungai Yarmuk di Syiria.
3) Pada zaman Khalifah Umar bin Khattab, (tahun 13-23 H/634-644 M) penyebaran
Islam sudah meluas sampai di sungai Amur Darya di sebelah Timur dan sampai ke
Mesir di sebelah Barat.
4) Pada masa pemerintahan Utsman ibn Affan, (tahun 23-35 H/644-656 M)
penyebaran Islam dan perluasan wilayah kekuasaan telah mencapai khurasan,
Armenia dan Aserbeijan di sebelah timur, dan mencapai Tunisia (Afrika Utara) dan
Amuriah serta Cyprus (di Laut Tenngah) di sebelah Barat/Utara.
5) Sedangkan pada pemerintahan Khalifah Ali ibn Ali Tholib, (tahun 35-40 H/656-661
M) dipilih dan diangkat mayoritas para muslim, sedangkan minoritas (kelurga
Umayyah) menentang atas pengangkatan tersebut.
Pengangkatan khalifah keempat memperlihatkan variasi-variasi yang berbeda dan
erat kaitannya dengan situasi dan kondisi masyarakat. Ada yang dipilih dan diangkat oleh
jamaah kaum muslimin dengan musyawarah. Ada pula calon-calon yang dikemukakan oleh
jamaah muslimin, yang jelas para khalifah tidak ada mencalonkan putranya sendiri, sehingga
pada masa Khulafaur Rasyidin demokrasi Islam dapat terlaksana dalam pemilihan kepala
Negara.
D. Sejarah Kemajuan Dunia Islam
a) Dinasti Umayah (661-750 M)
Bani Umayah adalah keturunan Umayah bin Abdul Syams, salah satu suku Quraisy.
Dalam sejarah Islam Bani Umayah mendirikan dalam dua periode: Damascus dan Cordoba.
Dinasti umayah dimulai dengan naiknya Muawiyah sebagai khalifah pada tahun 661 M. Bani
Umayah berhasil mengokohkan kekhalifahan di Damascus selama 90 tahun (661 – 750).
8 | P a g e
Penyebutan ”Dinasti” pada kekhalifahan Bani Umayah karena Muawiyah mengubah
sistem suksesi kepemimpinan dari yang bersifat demokratis dengan cara pemilihan kepada
yang bersifat keturunan.
Kemajuan-kemajuan diberbagai bidang mulai diraih kekhalifahan Islam diantaranya
adalah:
Bidang ekspansi wilayah
Bidang bahasa dan sastra Arab
Bidang pembangunan fisik sarana prasarana penunjang kebudayaan dan
pemerintahan seperti masjid-masjid, istana-istana peristirahatan.
Di masa ini gerakan-gerakan ilmiyah telah berkembang pula, seperti dalam bidang
keagamaan, sejarah dan filsafat. Kekuasaan dan kejayaan Dinasti Bani Umayah mencapai
puncaknya di zaman al-Walid. Sesudah itu kekuasaan mereka menurun.
Pada awal abad ke-8 (720 M) sentimen anti-pemerintahan Bani Umayah telah
tersebar secara intensif. Kelompok yang merasa tidak puas bermunculan.
Gerakan oposisi yang pertama-tama dinamakan Hasyimiyah dan kemudian
Abbasiyah dipimpin oleh Muhammad bin Ali. Gerakan ini mendapat dukungan terbesar dari
orang-orang khurasan. Di bawah pimpinan panglimanya yang tangkas, Abu Muslim al-
Khurasani, gerakan ini dapat menguasai wilayah demi wilayah kekuasaan Bani Umayah.
Pada Januari 750 Marwan II, Khalifah terakhir Bani Umayah, dapat dikalahkan di
pertempuran Zab Hulu, sebuah anak Sungai Tigris sebelah timur Mosul. Ia kemudian
melarikan diri ke Mesir. Sementara itu, pasukan Abbasiyah membunuh semua anggota
keluarga Bani Umayah yang berhasil mereka tawan. Ketika mereka mencapai Mesir, sebuah
kesatuan menemukan dan membunuh Marwan II pada Agustus 750. Maka berakhirlah
kekuasaan Bani Umayah di Damaskus. Namun satu-satunya anggota keluarga Bani Umayah,
Abdurrahman (cucu Hisyam), berhasil meloloskan diri ke Afrika Utara, kemudian
9 | P a g e
menyeberang ke Spanyol. Disinilah selanjutnya ia membangun kekuasaan Dinasti Bani
Umayah yang baru dengan berpusat di Cordoba.
Penyebab runtuhnya Dinasti Bani Umayyah :
a) Mendapat perlawanan dari kaum Khawarij.
b) Mendapatkan pertentangan pula dari Talhah dan Zubeir dari Mekkah.
c) Pertentangan dari golongan Syiah.
d) Pertentangan tradisional antara suku Arab Utara dan suku Arab Selatan.
e) Persaingan antara kalangan anggota Dinasti Bani Umayyah.
f) Kehidupan mewah pihak istana, sehingga membuat anak-anak Khalifah kurang
sanggup memikul beban berat.
g) Munculnya Khalifah Bani Hasyim (satu cabang lain dari Quraisy). Bekerjasama
dengan kaum Syiah untuk melakukan serangan kepada Bani Umayyah.
Setelah masa pemerintahan Bani Umayyah berakhir pemerintahan kemudian di
pimpin oleh Dinasti Bani Abbas (750 – 754 M ). Perbedaan antara kedua dinasti ini adalah,
kalau masa Bani Umayyah merupakan ekspansi daerah kekuasaan Islam, maka saat dinasti
Bani Abbas adalah masa pembentukan dan perkembangan kebudayaan dan peradaban
Islam.
b) Dinasti Abasiyah (750-1258 M)
Dinasti Abbasiyah yang menguasai daulah (negara) pada masa klasik dan
pertengahan Islam. Pada masa pemerintahan Abbasiyah tercapai zaman keemasan Islam.
Daulah ini disebut Abbasiyah karena pendirinya adalah keturunan al-Abbas (paman Nabi
SAW) yakni Abu Abbas as-Saffah. Walaupun Abu Abbas adalah pendiri daulah ini,
pemerintahannya hanya singkat (750 – 754). Pembina daulah ini yang sebenarnya adalah
Abu Ja’far al-Mansur (khalifah ke-2). Dua khalifah inilah peletak dasar-dasar pemerintahan
Daulah Abbasiyah.
10 | P a g e
Para sejarawan membagi Daulah Abbasiyah dalam lima periode:
Periode Pertama (132 H – 232 H / 750 M – 847 M)
Periode kedua (232 H – 334 H / 847 M – 945 M)
Periode ketiga (334 H – 447 H / 945 M – 1055 M)
Periode keempat (447 H – 590 H / 1055 M – 1199 M)
Periode kelima (590 H – 656 H / 1199 M – 1258 M)
c) Dinasti Umayah di Spanyol (757-1492 M)
Di belahan Barat (eropa) berdiri megah Khalifah Umayah di Spanyol dengan
sebelumnya tentara Islam pimpinan Thariq Ibnu Ziyad pada tahun 711 M menaklukkan
kerajaan Visigothic yang diperintah oleh raja Roderick. Dalam memperluas wilayah
kekuasaannya kekuatan Islam ini pada tahun 732 menyeberangi pegunungan pirenia
(perbatasan Perancis), dan pastilah akan mengubah sejarah Eropa seandainya mereka tidak
dikalahkan dengan menyedihkan sekali oleh Charles Mortel atau yang sering dipanggil Karel
Martel.
d) Dinasti Fatimiyah (919-1171 M)
Syahruddin El-Fikriasa Kejayaan Islam (the golden age of Islam) ditandai dengan
penyebaran agama Islam hingga ke benua Eropa. Pada masa itulah berdiri sejumlah
pemerintah atau kekha-lifahan Islamiyah. Seperti dinasti Umayyah, Abbasiyah, Fatimiyah,
Turki Utsmani dan Ayyubiyah.
Selain penyebaran agama, kemajuan Islam juga ditandai dengan kegemilangan
peradaban Islam. Banyak tokoh-tokoh Muslim yang muncul sebagai cendekiawan dan
memiliki pengaruh besar dalam dunia peradaban hingga saat ini. Namun, setelah perebutan
kekuasaan dan kepemimpinan yang kurang fokus, akibatnya pemerintahan Islam
dikalahkan. Salah satunya adalah dinasti Fatimiyah.
11 | P a g e
Imperium Ismailiyah yang didirikan oleh Ubaidillah al-Mahdi ini hanya mampu
bertahan selama lebih kurang dua setengah abad (909-1171 M). Ubaidillah al-Mahdi adalah
pengikut sekte Syiah Ismailiyah. Dinamakan sekte Ismailiyah, karena sepeninggal Jafar As-
Shadiq, anggota sekte Syiah Ismailiyah berselisih pendapat mengenai sosok pengganti sang
imam (Jafar as-Shadiq). Dan Ismail selaku putra Jafar yang sedianya akan dijadikan
pengganti, telah meninggal terlebih dahulu. Di saat yang sama, mayoritas pengikut
Ismailiyah menolak penunjukan Muhammad yang merupakan putra Ismail. Padahal,
menurut mereka masih terdapat sosok Musa Al-Kazhim yang dinilai lebih pantas memegang
tampuk kepemimpinan spiritual.
Maka disaat itulah, tampil Abdullah atau Ubaidillah Al-Mahdi mengambil
kepemimpinan spiritual langsung (dari jalur Ali melalui Ismail). Bersama keluarga dan para
pengikutnya, Ismailiyah menyebar di wilayah Salamiyah, sebuah pusat kaum Ismailiyah di
Suriah. Maka pada tahun 297 H atau 909 M, ia dilantik menjadi khalifah.
Pada masa kepemimpinannya, pemerintahan Dinasti Fatimiyah berpusat di Maroko,
dengan ibukotanya al-Manshur-iyah. Dinasti Fatimiyah menjalankan roda pemerintahan di
Maroko selama 24 tahun yang di pimpin oleh empat orang khalifah, termasuk Ubaidillah al-
Mahdi. Tiga orang khalifah Dinasti Fatimiyah lainnya yang pernah memerintah di Maroko
adalah al-Qaim (322-323 H/934-946 M), al-Manshur (323-341 H/946-952 M), dan al-Muizz
(341-362 H/952-975 M).
Maka sejak saat itulah, dinasti Fatimiyah berhasil menjadi salah satu pusat
pemerintahan Islam yang disegani. Puncaknya, terjadi pada masa Al-Aziz (365-386 H/975-
996 M). Ia adalah putra dari Al-Muizz yang bernakma Nizar dan bergelar al-Aziz (yang
perkasa). Al-Aziz, berhasil mengatasi persoalan keamanan di wilayah Suriah dan Palestina.
Bahkan, pada masanya ini pula, ia membangun istana kekhalifahan yang sangat megah
hingga mampu menampung tamu sebanyak 30 ribu orang. Tempat-tempat ibadah, pusat
perhubungan, pertanian maupun industri mengalami perkembangan pesat.
12 | P a g e
Sementara dalam bidang pemerintahan, Khalifah al-Aziz berhasil meredam berbagai
upaya pemberontakan yang terjadi di wilayah-wilayah kekuasaannya. Dinasti ini dapat maju
antara lain karena didukung oleh militer yang kuat, administrasi pemerintahan yang baik,
ilmu pengetahuan berkembang, dan ekonominya stabil. Namun setelah masa al-Aziz Dinasti
Fatimiyah mengalami kemunduran dan akhirnya runtuh, setelah berkuasa selama 262
tahun.
E. Kemunduran Dunia Islam
Kemunduran umat Islam dalam peradabannya terjadi pada sekitar tahun 1250 s/d
tahun 1500 M. Kemunduran itu terjadi pada semua bidang terutama dalam bidang
Pendidikan Islam. Di dalam Pendidikan Islam, kemunduran itu oleh sebagai diyakini karena
berasal dari berkembangnya secara meluas pola pemikiran tradisional.
Dunia islam saat ini mempunyai luas wilayah mencapai sekitar 31,8 juta km atau
25% dari seluruh luas dunia, dari Indonesia sebelah timur hingga sinegal sebelah barat dan
dari utara Turkestan hingga keselatan mozambik, dan jumlah kaum muslimin lebih dari 1,3
miliyar orang.
Tapi kuantitas umat islam yang begitu besar belum di imbangi dengan kualitasnya,
sehimgga kondisi umat islam sangat tertinggal oleh dunia barat (Kristen).
Kelemahan umat islam tersebut disebabkan oleh faktor-faktor berikut:
1. Umat islam kurang menjalankan akidah islam yang luas.
2. Umat islam kurang melaksanakan hukum Allah.
3. Umat islam kurang menerapkan amar ma’ruf nahi mungkar.
4. Umat islam kurang menjalankan jihad.
5. Umat islam telah terjebak dalam perbedaan-perbedaan internal ketamakanduniawi.
6. Umat islam terlalu santai dan kurang memperhatikan kepentingan umat.
7. Umat islam terpengaruh arus pemikiran barat yang merusak.
13 | P a g e
8. Umat islam mengalami perpecahan dan pertikaian.
9. Upaya keras non Islam dalam mengalahkan umat islam.
Secara garis besar umat islam mengalami kemunduran dikarenakan kurang
memperhatikan pelaksanaan ajaran agamanya dan dominasi Negara-negara barat dalam
bidang politik dan peradaaban. Menyadari kondisi yang demikian umat islam berusaha
bangkit untuk mengejar ketinggalan.
F. Kebangkitan Kembali Dunia Islam
Benih pembaharuan dalam dunia Islam sesungguhnya telah muncul di sekitar abad
XIII Masehi, suatu masa yang pada waktu itu dunia Islam tengah mengalami kemunduran
dalam berbagai bidang dengan sangat drastisnya. Ditengah-tengah kemelut yang melanda
Baghdad disebabkan karena invasi yang dilakukan oleh tentara Mongol di bawah komando
Hulagu Khan.
Secara umum, ada tiga periode dalam periodisasi yang diakui sejarawan, yakni masa
klasik (650-1250 M). Masa ini merupakan masa awal pertumbuhan serta perkembangan
Islam dalam seluruh aspek kehidupan. Sebagai pemimpin agam, saat itu Rasulullah masih
dalam masa dakwah dan penyebarluasan agama Islam, Islam pertengahan (1250-1800 M)
setelah beberapa abad umat Islam menguasai dunia, di awal abad ke-13 kekuasaan Islam
mulai terguncang. Banyak kerajaan-kerajaan kecil yang mulai berani melakukan serangan-
serangan karena merasa tidak lagi diperhatikan dan ingin bebas dari kekuasaan kekhalifahan
pada saat itu. Dan puncak dari keruntuhan kekhalifahan Islam pada masa itu adalah
kehancuran Bagdad sebagai pusat pemerintahan oleh seragan Hulaghu khan (cucu Jengis
Khan). Ia adalah , serta modern (1800-sekarang). Periode ini merupakan zaman kebangkitan
umat Islam. Jatuhnya Mesir ke tangan Barat menginsafkan dunia Islam akan kelemahannya
dan menyadarkan umat Islam bahw di Barat telah timbul peradaban baru yang lebih tinggi
dan merupakan ancaman bagi Islam.
14 | P a g e
Peradaban Islam Masuk ke Eropa
Islam dan Kebudayaan Arab masuk ke Eropa melalui empat jalan, yaitu :
1. Melalui Andalusia (Spanyol)
Sebagian besar pengaruh Kebudayaan Islam terjadi karena pendudukan Kaum
Muslimin atas Spanyol dan Sisilia. Pada sebelum masuknya Islam penduduk Andalusia
(Spanyol), menganut pola ajaran masehi yang kemudian terpecah dengan datangnya
peradaban Arab. Bahkan masyarakat Andalusia mengganti bahasa mereka dengan Bangsa
Arab yang menjadi salah satu pengaruh dari masuknya Kebudayaan Arab dan Islam di benua
Eropa. Pengaruh Kebudayaan Arab bukan hanya mempengaruhi masyarakat Andalusia
tetapi juga mempengaruhi Umat Kristiani yang terdapat di Andalusia pada saat itu yang juga
mengganti bahasa dalam Ajaran Kitab Suci dengan bahasa Arab, betapa besar pengaruh
Kebudayaan Arab sebagai Kebudayaan Islam terhadap perkembangan kehidupan dan
perdaban di Andalusia pada masa itu. Dari Spanyol selama 8 Abad perdaban Islam dan Arab
mulai pindah ke Daratan Eropa.
2. Melalui Sisilia
Bangsa Arab menaklukan Sisilia dimasa Akhir dinasti Aghalibah yang berdiri di Afrika
(sekarang Tunisia dan Aljazair). Penguasaan bangsa Arab terhadap daerah Sisilia, Italia dan
sekitarnya menyebabkan peradaban Islam menjadi luas yaitu sampai kedaerah- daerah
seperti Palermo, Messine Siracusaa, Bari yang berada disekitar Sisilia dan Italia. Pengaruh
Islam yang paling terasa bagi kemajuan peradaban di Sisilia mungkin berkembangnya jalur
perdagangan dan kemiliteran di Sisilia yang tempatnya sangat strategis dan mulai
berkembangnya hubungan dengan Imperium Bizantium menambah prestasi pengaruh
Kebudayaan Arab di daerah Sisilia dan Spanyol.
3. Melalui Datangnya Orang- orang Salib dari Timur Islam
Setelah berhasil melakukan Invasi kedaerah Spanyol dan Sisilia, Kebudayaan Islam
dan Arab mulai hadir didaerah pinggiran Kristen Latin. Namun kehadiran Islam dan
Kebudayaan Arab menimbulkan reaksi besar- besaran oleh kecuali dari wilayah tetangga
yang didominasi orang muslim, sehingga reaksi ini berujung pada terjadinya gerakan Perang
Salib pada Abad 11. Hal ini dapat dianggap sebagai reaksi terhadap pengaruh masuknya
15 | P a g e
Islam didaerah pinggiran orang- orang Salib yang menetang keras pengaruh masuknya Islam
dan Kebudayaan Arab didaerah tersebut, tetapi yang menjadi pusat masuknya pengaruh
Islam dan Kebudayaan Arab adalah daerah Perancis yang notabene jauh dari jangkauan
Negara- negara Islam.
Selama terjadinya Perang Salib ini telah mengakibatkan terjadinya pertukaran
pengaruh budaya secara tidak langsung kepada orang- orang Eropa atas corak- corak
Kebudayaan Islam dan pengaruh Kebudayaan Islam tidak dapat diragukan lagi, ini dapat
dilihat dari ketangguhan Kebudayaan Islam dan bangsa- bangsa Arab tentunya dalam bidang
perdagangan dan pengaruh kebudayaan Islam ini mulai berkembang setelah akhir Abad 11
tepatnya setelah terjadinya Perang Salib.
4. Pertukaran Perniagaan Melalui Mesir
Mesir adalah negara bagian Afrika Utara yang juga mendapat pengaruh besar
dengan datangnya Kebudayaan Arab dan masuknya Agama Islam didaerah Timur tengah
dan Jazirah Arab. Dan pada masa itu Mesir menjadi daerah jalur perniagaan yang sangat
ramai dikunjungi oleh para pedagang dan salah satunya para pedagang Islam. Mesir juga
menjadi daerah penghubung antara benua Afrika, Timur Tengah, dan Eropa Selatan.
Sehingga Mesir pada saat itu menjadi salah satu daerah berkembangnya pengaruh agama
Islam dan Kebudayaan Arab. Sehingga secara tidak langsung Mesir menjadi pendorong
majunya peradaban di Eropa khususnya yang mendapat pengaruh Kebudayaan Arab dan
agama Islam.
Nomad di Asia Tengah
Bermula sejak Dinasti Sui (581-618), Kekaisaran Cina memulai ekspansi mereka ke
sebelah timur Asia Tengah, dan berurusan dengan nomad bangsa Turk, yang merupakan
suku dominan di Asia Tengah. Pada awalnya hubungan mereka kooperatif, tetapi pada
tahun 630, Dinasti Tang melancarkan ofensif kepada bangsa Turk, dan merebut kawasan
gurun Ordos, Mongolia Dalam. Dinasti Tang juga bersaing dengan Kerajaan Tibet demi
kekuasaan atas Asia Tengah. Pada abad ke-8, agama Islam mulai menyebar ke kawasan
tersebut dan akhirnya menjadi agama mayoritas bagi penduduk kawasan tersebut,
16 | P a g e
sementara agama Buddha masih dominan di sebelah timur. Nomad gurun dari Arab dapat
menjalin hubungan kohesif dengan nomad stepa Asia Tengah, dan kekhalifahan awal
memiliki kuasa atas bagian dari kawasan Asia Tengah. Bangsa Hun Putih adalah grup nomad
yang mendominasi pada abad ke-6 dan ke-7, dan menguasai sebagian besar kawasan Asia
Tengah. Pada abad ke-10 dan ke-11, kawasan tersebut terbagi menjadi beberapa negara,
termasuk wilayah Kekhalifan Samaniyah dan Khwarezmia.
Kekaisaran Mongolia
Kekaisaran besar yang muncul dari Asia Tengah berkembang saat Genghis Khan
menyatukan suku-suku di Mongolia. Potensi sumber daya dan jalur perdagangan di Asia
Barat membuat Gengis Khan mengalihkan perhatiannya ke sana. Pada 1219-1221, pasukan
Mongol menaklukkan Kekaisaran Khwarezmia dan kota-kota muslim di sekitarnya. Tahun-
tahun berikutnya, melalui peperangan dan penyerahan, pasukan Mongol menguasai
kawasan yang kini merupakan wilayah Iran, Iraq, Suriah, dan Turki. Tahun 1258, pasukan
Mongol berhasil mengepung Baghdad yang pada masa itu merupakan salah satu kota
muslim besar. Ketika pasukan Mongol menyerbu Palestina, mereka dipukul mundur oleh
prajurit Mamluk di dekat Lembah Jezreel, dalam pertempuran Ain Jalut.
Bangsa Mongol menyerbu Cina setelah berhasil melewati Tembok Besar Cina. Dari
utara, mereka menaklukkan kerajaan-kerajaan kecil dan menjatuhkan Dinasti Jin dan Song
yang berkuasa saat itu. Penaklukan atas Cina memicu berdirinya Dinasti Yuan. Sejak 1231,
pasukan Mongol menginvasi Korea yang pada saat itu dikuasai oleh Dinasti Gojoseon. Invasi
mereka berakhir setelah Gojoseon menyatakan penyerahan dirinya pada tahun 1259.
Setelah penaklukan Korea dan berdirinya Dinasti Yuan, perhatian pasukan Mongol juga
tertuju pada Asia Tenggara, yang pada saat itu merupakan kawasan bagi sejumlah kerajaan
Hindu-Buddha. Tahun 1257, mereka menyerbu Vietnam Utara, yang pada masa itu
merupakan wilayah Dinasti Tran dan Kerajaan Champa. Setelah usaha penyerangan yang
tidak berhasil, penguasa monarki di Vietnam Utara membuat perjanjian damai dengan
Dinasti Yuan.
17 | P a g e
Pada 1274, pasukan Mongol berangkat dari Korea untuk menyerbu Jepang. Sebelum
berhasil mencapai ibukota Jepang, armada mereka ditenggelamkan oleh angin topan, yang
kemudian dikenal sebagai kamikaze ("angin dewa"). Sementara itu di Asia Tenggara,
pasukan Mongol juga menyerbu Burma. Mereka berhasil mengalahkan pasukan Burma,
namun terpaksa menarik mundur pasukannya karena iklim tropis dan malaria. Tahun 1281,
bangsa Mongol melakukan invasi kedua ke Jepang dengan armada yang berangkat dari
Korea dan Cina, namun mendapatkan kegagalan yang sama. Sementara itu, kemenangan
pasukan Mongol dalam pertempuran Pagan (1287) menyebabkan Burma menjadi vasal
Dinasti Yuan. Tahun 1293, pasukan Mongol menyerbu Jawa—yang pada saat itu merupakan
wilayah Singhasari—namun gagal.
Di Eropa, pasukan Mongol menyerbu dan menghancurkan Kievan Rus', juga
menginvasi Polandia, Hongaria dan Bulgaria. Selama tiga tahun (1237—1240), pasukan
Mongol menghancurkan dan membinasakan kota-kota besar di Eropa Timur kecuali
Novgorod dan Pskov.
Kekaisaran Mongolia hanya bertahan selama kurang lebih satu abad. Setelah
kejayaannya, wilayah taklukan mereka melepaskan diri. Setelah wafatnya Genghis Khan
pada tahun 1227, sebagian besar kawasan Asia Tengah dikuasai oleh Khanat Chagatai.
Tahun 1369, Timur alias Tamerlane, seorang pemimpin militer berkebangsaan Turk,
menaklukkan sebagian besar wilayah kekuasaan para khan Mongol. Akan tetapi kekaisaran
yang dibentuk olehnya runtuh tak lama setelah kematiannya. Kemudian kawasan tersebut
dibagi-bagi menjadi sejumlah khanat (daerah yang dikuasai khan), meliputi Khanat Khiva,
Khanat Bukhara, Khanat Kokand, dan Khanat Kashgar.
Pergerakan pasukan muslim ke India diawali dari Persia. Tahun 712, jenderal
Muhammad bin Qasim menaklukkan sebagian besar kawasan lembah Indus, yakni wilayah
negara Pakistan masa kini. Kemudian kawasan tersebut menjadi bagian dari Kekhalifahan
Umayyah. Zaman Klasik Akhir di India bermula setelah berakhirnya kejayaan Kemaharajaan
Gupta dan runtuhnya Kerajaan Harsha pada abad ke-7, dan berakhir seiring dengan
18 | P a g e
jatuhnya Kerajaan Wijayanagara di India Selatan pada abad ke-13, karena tekanan pasukan
muslim di sebelah utara.
Dari abad ke-7 hingga ke-9, tiga dinasti berkuasa di kawasan India Utara: Gurjara-
Pratihara dari Malwa, Dinasti Gangga Timur dari Odisha, Pala dari Benggala, dan Rashtrakuta
dari Dekkan. Kemudian Dinasti Sena mengambil alih kekuasaan Kerajaan Pala, sementara
Gurjara-Pratihara terpecah belah menjadi beberapa kerajaan. Hal ini mengawali sejarah
berdirinya kerajaan-kerajaan kaum Rajput, yaitu serangkaian kerajaan yang senantiasa
bertahan dalam sejarah India, selama hampir satu milenium, sampai akhirnya India
memperoleh kemerdekaan dari Inggris. Kerajaan kaum Rajput pertama yang tercatat dalam
sejarah berdiri di Rajasthan pada abad ke-6, dan beberapa dinasti Rajput memerintah
sebagian India Utara. Sementara itu, Dinasti Shahi menguasai bagian timur Afganistan,
Pakistan Utara, dan Kashmir dari pertengahan abad ke-7 sampai awal abad ke-11.
Dinasti Chalukya menguasai bagian selatan dan tengah India—dengan pusat di
Badami, Karnataka—antara tahun 550 hingga 750, dan kemudian oleh Chalukya Barat
antara tahun 970 dan 1190. Dinasti Pallawa dari Kanchipuram adalah tetangganya di ujung
selatan. Seiring dengan keruntuhan Kerajaan Chalukya, negara vasalnya memerdekakan diri
dan sejumlah monarki terbentuk di bekas wilayahnya, seperti Dinasti Hoysala dari Halebidu,
Dinasti Kakatiya dari Warangal, Seuna Yadawa dari Devagiri, dan wilayah Kalachuri di
selatan.
Pada abad ke-10 dan ke-11, pengaruh Dinasti Chola di India Selatan sudah
berkembang hingga ke wilayah Andra Pradesh masa kini dan kerajaannya telah menjadi
tempat ziarah bagi biarawan dari Asia Timur. Dinasti tersebut menjalin hubungan dagang
dengan Dinasti Tang di Cina dan kerajaan Sriwijaya di Semenanjung Malaya. Pada puncak
kejayaannya, Kerajaan Chola menguasai kawasan India Selatan dan sebagian Asia Tenggara.
Raja Raja Chola I menaklukkan India Selatan dan sebagian Sri Lanka. Pasukannya bergerak ke
timur dan menduduki pantai Myanmar hingga ke Vietnam, kepulauan Andaman dan
Nikobar, Lakshadweep, Sumatra, dan Semenanjung Malaya, serta kepulauan Pegu.
19 | P a g e
Kemudian selama periode pertengahan di India, Kerajaan Pandya berdiri di Tamil Nadu,
demikian pula Kerajaan Chera di wilayah Kerala dan Tamil Nadu. Tahun 1343, dinasti-dinasti
tersebut mulai runtuh, mengawali perkembangan Kerajaan Wijayanagara.
Setelah beberapa penaklukan muslim yang sukses di Asia Tengah (antara abad ke-10
dan ke-15), kesultanan-kesultanan muslim mulai merambah ke anak benua India, seperti
pendirian Kesultanan Delhi dan Kesultanan Mughal. Penguasa Mughal datang dari Asia
Tengah untuk menguasai sebagian besar wilayah utara Asia Selatan. Para sultan Mughal
memperkenakan kesenian dan arsitektur dari Asia Tengah ke India. Sementara Kesultanan
Mughal dan beberapa kerajaan kaum Rajput berkembang, sejumlah kerajaan Hindu
merdeka, seperti Wijayanagara, Maratha, Gangga Timur, dan Ahom berkembang di tempat
yang berbeda-beda di segala penjuru India. Kesultanan Mughal mengalami keruntuhan
secara perlahan pada awal abad ke-18, sehingga memberikan kesempatan bagi bangsa
Afghan, Balokhi, Sikh, dan Maratha untuk menguasai daerah di barat daya India sampai
akhrnya Perusahaan Hindia Timur Britania dari Inggris memperoleh kuasa atas Asia Selatan.
Imperium di Asia Tenggara
Angkor Wat di Kamboja, kuil Hindu yang dibuat pada era kerajaan Khmer, sekitar abad ke-
12.
20 | P a g e
Pada permulaan Era Pascaklasik, di Asia Tenggara terjadi kejatuhan Kerajaan Funan
yang terbentang dari pesisir Laut Cina Selatan hingga Samudra Hindia. Kerajaan tersebut
digantikan oleh Kerajaan Chenla. Sekitar abad ke-7, kerajaan maritim Sriwijaya berdiri di
Sumatera Selatan, wilayah Indonesia masa kini. Wilayah kekuasaannya mencakup pulau
Sumatra, Jawa Barat, dan Semenanjung Malaya sampai tanah genting Kra (selatan Thailand).
Kerajaan ini memiliki hegemoni atas laut di sekitar semenanjung Malaya, seperti Selat
Malaka, Selat Sunda, dan Laut Cina Selatan. Kerajaan ini juga berpengaruh atas jalur laut
perdagangan antara India dan Cina, sekaligus berdagang dengan mereka.
Pada abad ke-9, Kerajaan Pagan atau Dinasti Pagan terbentuk di Myanmar, sebagai
manifestasi dari penyatuan wilayah-wilayah kedaulatan di kawasan tersebut. Selama
keberlangsungannya, kerajaan ini mendukung pertumbuhan Agama Buddha Theravada di
kawasan Asia Tenggara. Di sebelah timur, Kekaisaran Khmer berdiri, menggantikan Kerajaan
Chenla. Angkor, ibukota Khmer, merupakan kota terbesar di dunia sebelum zaman industri
dan memiliki ribuan kuil, yang paling terkemuka adalah Angkor Wat.
Pada abad ke-11, Sriwijaya jatuh ke tangan Dinasti Chola. Pada masa itu juga, Islam
menyebar dari Gujarat ke semenanjung Malaya dan kepulauan Indonesia. Pada abad ke-12
dan ke-13, Pagan dan Kekaisaran Khmer menjadi dua kekaisaran utama di Asia Tenggara
daratan.[30] Pada abad ke-13, bangsa Mongol melancarkan serbuan ke sejumlah kawasan di
Asia Tenggara, di antaranya: Burma, Jawa, Vietnam. Di Vietnam dan Jawa, penyerbuan
mereka gagal. Tak lama Setelah pengusiran pasukan Mongol dari Jawa, Kerajaan Majapahit
berdiri dan mencapai kejayaannya pada abad ke-14, dengan wilayah kekuasaan yang
sebagian besar mencakup sebagian besar kepulauan Indonesia dan semenanjung Malaya.
Di Thailand, Sukhothai (abad ke-13) dan Ayutthaya (abad ke-14) merupakan
kekuatan utama bangsa Thai yang dipengaruhi oleh bangsa Khmer. Setelah Ayutthaya
mendominasi Sukhotai, pada abad ke-15, Khmer diserbu oleh Ayutthaya. Sementara itu, di
kepulauan Indonesia dan Malaya, kerajaan-kerajaan Islam sedang berdiri, seiring
keruntuhan Majapahit yang terpecah menjadi sejumlah kerajaan atau kesultanan, di
21 | P a g e
antaranya Kesultanan Malaka, Kesultanan Demak, dan Kesultanan Cirebon. Seiring dengan
perkembangan Islam, pada akhir Abad Pertengahan, bangsa Eropa mulai berdatangan dan
berdagang di kawasan Asia Tenggara, diawali dengan bangsa Portugis, disusul dengan
Spanyol dan Belanda.
Monarki di Afrika
Makam Askia Mohammad I alias Askia yang Agung di Mali. Askia yang Agung merupakan
pemimpin Kekaisaran Songhai pada masa kejayaannya dan membangun negaranya sebagai
negara terbesar dalam sejarah Afrika Barat.
Afrika Sub-Sahara pada Era Pascaklasik merupakan rumah bagi berbagai peradaban.
Kerajaan Aksum melemah pada abad ke-7 M saat Islam memisahkannya dari sekutu Kristen
mereka dan rakyatnya pindah jauh ke dataran tinggi Ethiopia demi mencari perlindungan.
Akhirnya mereka mendirikan Dinasti Zagwe yang terkenal akan bangunan dari pahatan batu
di Lalibela. Kemudian dinasti tersebut dijatuhkan oleh Dinasti Salomo yang mengaku sebagai
keturunan para raja Aksum dan memerintah dengan baik sampai abad ke-20. Di kawasan
Sahel di Afrika Barat, banyak kekaisaran Islam berdiri, seperti kekaisaran Ghana, kekaisaran
Mali, kekaisaran Songhai, dan kekaisaran Kanem. Mereka menguasai emas, gading, garam,
dan budak di jalur perdagangan trans-Sahara.
Di selatan peradaban Sahel terdapat hutan pesisir yang tidak bisa dihuni oleh kuda
dan unta. Di sana berdirilah beberapa peradaban: bangsa Yoruba dengan kota Ife (terkenal
22 | P a g e
akan seninya yang naturalistik) dan Kekaisaran Oyo; bangsa Edo dengan Kekaisaran Benin
yang beribukota di kota Benin; bangsa Igbo dengan Kerajaan Nri yang menghasilkan seni
perunggu berkualitas di Igbo Ukwu; dan bangsa Akan yang terkenal akan arsitekturnya yang
rumit.
Di daerah yang kini disebut Zimbabwe pernah berdiri sejumlah kerajaan yang
bermula dari Kerajaan Mapungubwe di daerah Afrika Selatan masa kini. Mereka
berkembang melalui perdagangan dengan bangsa Swahili di pesisir Afrika Timur. Mereka
mendirikan struktur bebatuan besar tanpa semen, contohnya di Zimbabwe Raya (ibukota
Kerajaan Zimbabwe), Khami (ibukota kerajaan Butua), dan Danamombe (Dhlo-Dhlo; ibukota
Kekaisaran Rozwi). Bangsa Swahili sendiri merupakan penghuni pesisir Afrika Timur dari
Kenya sampai Mozambik yang berdagang secara ekstensif dengan orang Asia dan Arab, yang
memperkenalkan agama Islam kepada mereka. Mereka mendirikan banyak bandar seperti
Mombasa, Zanzibar, dan Kilwa, yang dikenal oleh para pelaut Cina karena usaha Zheng He
dan para geografer muslim.
Amerika pra-Kolumbus
Pada Era Pascaklasik, di Amerika Utara, Tengah, dan Selatan terjadi perkembangan
kebudayaan dan peradaban yang unik dan tumbuh secara mandiri. Tidak menutup
kemungkinan bahwa benua tersebut ditemukan oleh bangsa Eropa sebelum perjalanan
Kolumbus. Kolonisasi Nordik di Amerika terjadi sekitar abad ke-10, ketika pelaut Nordik
(biasanya merujuk pada Viking) mengeksplorasi dan menduduki kawasan Atlantik Utara,
termasuk kawasan timur laut Amerika Utara. Sementara koloni Nordik di Greenland
berlangsung selama hampir 500 tahun, permukiman mereka di Amerika Utara tidak cukup
luas dan tidak berkembang menjadi koloni permanen. Perjalanan dan penjelajahan untuk
mencari sumber daya alam, misalnya kayu, mungkin saja terjadi pada masa itu, namun tidak
ada bukti tentang pendudukan Nordik di daratan utama Amerika Utara.
23 | P a g e
G. Kedatangan Islam di Indonesia
Ada beberapa teori yang hingga kini masih sering dibahas, baik oleh sarjana-sarjana
Barat maupun kalangan intelektual Islam sendiri. Setidaknya ada beberapa teori yang
menjelaskan kedatangan Islam ke Timur Jauh termasuk ke Nusantara.
1. Teori Pertama, diusung oleh Snouck Hurgronje yang mengatakan Islam masuk ke
Indonesia dari wilayah-wilayah di anak benua India. Tempat-tempat seperti Gujarat, Bengali
dan Malabar disebut sebagai asal masuknya Islam di Nusantara.
Dalam L’arabie et les Indes Neerlandaises, Snouck mengatakan teori tersebut didasarkan
pada pengamatan tidak terlihatnya peran dan nilai-nilai Arab yang ada dalam Islam pada
masa-masa awal, yakni pada abad ke-12 atau 13. Snouck juga mengatakan, teorinya
didukung dengan hubungan yang sudah terjalin lama antara wilayah Nusantara dengan
daratan India.
2. Teori kedua, adalah Teori Persia. Tanah Persia disebut-sebut sebagai tempat awal Islam
datang di Nusantara. Teori ini berdasarkan kesamaan budaya yang dimiliki oleh beberapa
kelompok masyarakat Islam dengan penduduk Persia. Misalnya saja tentang peringatan 10
Muharam yang dijadikan sebagai hari peringatan wafatnya Hasan dan Husein, cucu
Rasulullah. Selain itu, di beberapa tempat di Sumatera Barat ada pula tradisi Tabut, yang
berarti keranda, juga untuk memperingati Hasan dan Husein. Ada pula pendukung lain dari
teori ini yakni beberapa serapan bahasa yang diyakini datang dari Iran. Misalnya jabar dari
zabar, jer dari ze-er dan beberapa yang lainnya.
Teori ini menyakini Islam masuk ke wilayah Nusantara pada abad ke-13. Dan wilayah
pertama yang dijamah adalah Samudera Pasai.
Kedua teori di atas mendatang kritikan yang cukup signifikan dari teori ketiga, yakni Teori
Arabia. Dalam teori ini disebutkan, bahwa Islam yang masuk ke Indonesia datang langsung
dari Makkah atau Madinah. Waktu kedatangannya pun bukan pada abad ke-12 atau 13,
melainkan pada awal abad ke-7. Artinya, menurut teori ini, Islam masuk ke Indonesia pada
24 | P a g e
awal abad hijriah, bahkan pada masa khulafaur rasyidin memerintah.Islam sudah mulai
ekspidesinya ke Nusantara ketika sahabat Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan
dan Ali bin Abi Thalib memegang kendali sebagai amirul mukminin.
Kondisi Dan Situasi Politik Kerajaan-Kerajaan di Indonesia
Lambat laun penduduk pribumi mulai memeluk Islam meskipun belum secara besar-
besaran. Aceh, daerah paling barat dari Kepulauan Nusantara, adalah yang pertama sekali
menerima agama Islam. Bahkan di Acehlah kerajaan Islam pertama diIndonesia berdiri,
yakni Pasai. Berita dari Marcopolo menyebutkan bahwa pada saat persinggahannya di Pasai
tahun 692 H / 1292 M, telah banyak orang Arab yang menyebarkan Islam.
Begitu pula berita dari Ibnu Battuthah, pengembara Muslim dari Maghribi, yang
ketika singgah di Aceh tahun 746 H / 1345 M menuliskan bahwa di Aceh telah tersebar
mazhab Syafi'i. Adapun peninggalan tertua dari kaum Muslimin yang ditemukan
di Indonesiaterdapat di Gresik, Jawa Timur. Berupa komplek makam Islam, yang salah satu
diantaranya adalah makam seorang Muslimah bernama Fathimah binti Maimun. Pada
makamnya tertulis angka tahun 475 H / 1082 M, yaitu pada jaman Kerajaan
Singasari. Diperkirakan makam-makam ini bukan dari penduduk asli, melainkan makam para
pedagang Arab.
Sampai dengan abad ke-8 H / 14 M, belum ada pengislaman penduduk pribumi
Nusantara secara besar-besaran. Baru pada abad ke-9 H / 14 M, penduduk pribumi
memeluk Islam secara massal. Para pakar sejarah berpendapat bahwa masuk Islamnya
penduduk Nusantara secara besar-besaran pada abad tersebut disebabkan saat itu kaum
Muslimin sudah memiliki kekuatan politik yang berarti. Yaitu ditandai dengan berdirinya
beberapa kerajaan bercorak Islam seperti Kerajaan Aceh Darussalam, Malaka, Demak,
Cirebon, serta Ternate. Para penguasa kerajaan-kerajaan ini berdarah campuran, keturunan
raja-raja pribumi pra Islam dan para pendatang Arab.
25 | P a g e
Pesatnya Islamisasi pada abad ke-14 dan 15 M antara lain juga disebabkan oleh
surutnya kekuatan dan pengaruh kerajaan-kerajaan Hindu / Budha di Nusantara seperti
Majapahit, Sriwijaya dan Sunda. Thomas Arnold dalam The Preaching of Islammengatakan
bahwa kedatangan Islam bukanlah sebagai penakluk seperti halnya bangsa Portugis dan
Spanyol. Islam datang ke Asia Tenggara dengan jalan damai, tidak dengan pedang, tidak
dengan merebut kekuasaan politik. Islam masuk ke Nusantara dengan cara yang benar-
benar menunjukkannya sebagai rahmatan lil'alamin.
Dengan masuk Islamnya penduduk pribumi Nusantara dan terbentuknya
pemerintahan-pemerintahan Islam di berbagai daerah kepulauan ini, perdagangan dengan
kaum Muslimin dari pusat dunia Islam menjadi semakin erat. Orang Arab yang bermigrasi ke
Nusantara juga semakin banyak. Yang terbesar diantaranya adalah berasal dari Hadramaut,
Yaman. Dalam Tarikh Hadramaut, migrasi ini bahkan dikatakan sebagai yang terbesar
sepanjang sejarah Hadramaut. Namun setelah bangsa-bangsa Eropa Nasrani berdatangan
dan dengan rakusnya menguasai daerah-demi daerah di Nusantara, hubungan dengan pusat
dunia Islam seakan terputus.
Terutama di abad ke 17 dan 18 Masehi. Penyebabnya, selain karena kaum Muslimin
Nusantara disibukkan oleh perlawanan menentang penjajahan, juga karena berbagai
peraturan yang diciptakan oleh kaum kolonialis. Setiap kali para penjajah - terutama
Belanda - menundukkan kerajaan Islam di Nusantara, mereka pasti menyodorkan perjanjian
yang isinya melarang kerajaan tersebut berhubungan dagang dengan dunia luar kecuali
melalui mereka. Maka terputuslah hubungan ummat Islam Nusantara dengan ummat Islam
dari bangsa-bangsa lain yang telah terjalin beratus-ratus tahun. Keinginan kaum kolonialis
untuk menjauhkan ummat Islam Nusantara dengan akarnya, juga terlihat dari kebijakan
mereka yang mempersulit pembauran antara orang Arab dengan pribumi.
Semenjak awal datangnya bangsa Eropa pada akhir abad ke-15 Masehi ke
kepulauan subur makmur ini, memang sudah terlihat sifat rakus mereka untuk menguasai.
Apalagi mereka mendapati kenyataan bahwa penduduk kepulauan ini telah memeluk Islam,
agama seteru mereka, sehingga semangat Perang Salib pun selalu dibawa-bawa setiap kali
26 | P a g e
mereka menundukkan suatu daerah. Dalam memerangi Islam mereka bekerja sama dengan
kerajaan-kerajaan pribumi yang masih menganut Hindu / Budha. Satu contoh, untuk
memutuskan jalur pelayaran kaum Muslimin, maka setelah menguasai Malaka pada tahun
1511, Portugis menjalin kerjasama dengan Kerajaan Sunda Pajajaran untuk membangun
sebuah pangkalan di Sunda Kelapa. Namun maksud Portugis ini gagal total setelah pasukan
gabungan Islam dari sepanjang pesisir utara Pulau Jawa bahu membahu menggempur
mereka pada tahun 1527 M.
Pertempuran besar yang bersejarah ini dipimpin oleh seorang putra Aceh berdarah
Arab Gujarat, yaitu Fadhilah Khan Al-Pasai, yang lebih terkenal dengan gelarnya, Fathahillah.
Sebelum menjadi orang penting di tiga kerajaan Islam Jawa, yakni Demak, Cirebon dan
Banten, Fathahillah sempat berguru di Makkah. Bahkan ikut mempertahankan Makkah dari
serbuan Turki Utsmani.
Kedatangan kaum kolonialis di satu sisi telah membangkitkan semangat jihad kaum
muslimin Nusantara, namun di sisi lain membuat pendalaman akidah Islam tidak merata.
Hanya kalangan pesantren (madrasah) saja yang mendalami keislaman, itupun biasanya
terbatas pada mazhab Syafi'i. Sedangkan pada kaum Muslimin kebanyakan, terjadi
percampuran akidah dengan tradisi pra Islam. Kalangan priyayi yang dekat dengan Belanda
malah sudah terjangkiti gaya hidup Eropa.
Kondisi seperti ini setidaknya masih terjadi hingga sekarang. Terlepas dari hal ini,
ulama-ulama Nusantara adalah orang-orang yang gigih menentang penjajahan. Meskipun
banyak diantara mereka yang berasal dari kalangan tarekat, namun justru kalangan tarekat
inilah yang sering bangkit melawan penjajah. Dan meski pada akhirnya setiap perlawanan ini
berhasil ditumpas dengan taktik licik, namun sejarah telah mencatat jutaan syuhada
Nusantara yang gugur pada berbagai pertempuran melawan Belanda.
Sejak perlawanan kerajaan-kerajaan Islam di abad 16 dan 17 seperti Malaka
(Malaysia), Sulu (Filipina), Pasai, Banten, Sunda Kelapa, Makassar, Ternate, hingga
27 | P a g e
perlawanan para ulama di abad 18 seperti Perang Cirebon (Bagus rangin), Perang Jawa
(Diponegoro), Perang Padri (Imam Bonjol), dan Perang Aceh (Teuku Umar).
Munculnya Pemukiman-Pemukiman di Kota Pesisir
Sumber-sumber literatur Cina menyebutkan, menjelang seperempat abad ke-7,
sudah berdiri perkampungan Arab Muslim di pesisir pantai Sumatera. Di perkampungan-
perkampungan ini diberitakan, orang-orang Arab bermukim dan menikah dengan penduduk
lokal dan membentuk komunitas-komunitas Muslim.
Kian tahun, kian bertambah duta-duta dari Timur Tengah yang datang ke wilayah
Nusantara. Seperti pada masa Dinasti Umayyah, ada sebanyak 17 duta Muslim yang datang
ke Cina. Pada Dinasti Abbasiyah dikirim 18 duta ke negeri Cina. Bahkan pada pertengahan
abad ke-7 sudah berdiri beberapa perkampungan Muslim di Kanfu atau Kanton.
Tentu saja, tak hanya ke negeri Cina perjalanan dilakukan. Beberapa catatan
menyebutkan duta-duta Muslim juga mengunjungi Zabaj atau Sribuza atau yang lebih kita
kenal dengan Kerajaan Sriwijaya. Hal ini sangat bisa diterima karena zaman itu adalah masa-
masa keemasan Kerajaan Sriwijaya. Tidak ada satu ekspedisi yang akan menuju ke Cina
tanpa melawat terlebih dulu ke Sriwijaya.
Selain Sabaj atau Sribuza atau juga Sriwijaya disebut-sebut telah dijamah oleh
dakwah Islam, daerah-daerah lain diPulau Sumatera seperti Aceh dan Minangkabau menjadi
lahan dakwah. Bahkan di Minangkabau ada tambo yang mengisahkan tentang alam
Minangkabau yang tercipta dari Nur Muhammad. Ini adalah salah satu jejak Islam yang
berakar sejak mula masuk ke Nusantara.
Di saat-saat itulah, Islam telah memainkan peran penting di ujung Pulau
Sumatera. Kerajaan Samudera Pasai-Aceh menjadi kerajaan Islam pertama yang dikenal
dalam sejarah.
28 | P a g e
Selain di Pulau Sumatera, dakwah Islam juga dilakukan dalam waktu yang
bersamaan di Pulau Jawa. Prof. Hamka dalam Sejarah Umat Islam mengungkapkan, pada
tahun 674 sampai 675 masehi duta dari orang-orang Ta Shih (Arab) untuk Cina yang tak lain
adalah sahabat Rasulullah sendiri Muawiyah bin Abu Sofyan, diam-diam meneruskan
perjalanan hingga ke Pulau Jawa. Muawiyah yang juga pendiri Daulat Umayyah ini
menyamar sebagai pedagang dan menyelidiki kondisi tanah Jawa kala itu.
Ekspedisi ini mendatangi Kerajaan Kalingga dan melakukan pengamatan. Maka, bisa
dibilang Islam merambah tanah Jawa pada abad awal perhitungan hijriah. Jika demikian,
maka tak heran pula jika tanah Jawa menjadi kekuatan Islam yang cukup besar
denganKerajaan Giri, Demak, Pajang, Mataram, bahkan hinggaBanten dan Cirebon.
Proses dakwah yang panjang, yang salah satunya dilakukan oleh Wali Songo atau
Sembilan Wali adalah rangkaian kerja sejak kegiatan observasi yang pernah dilakukan oleh
sahabat Muawiyah bin Abu Sofyan.
Peranan Wali Songo dalam perjalanan Kerajaan-kerajaan Islam di Jawa sangatlah
tidak bisa dipisahkan. Jika boleh disebut, merekalah yang menyiapkan pondasi-pondasi yang
kuat dimana akan dibangun pemerintahan Islam yang berbentuk kerajaan. Kerajaan Islam di
tanah Jawa yang paling terkenal memang adalahKerajaan Demak. Namun, keberadaan Giri
tak bisa dilepaskan dari sejarah kekuasaan Islam tanah Jawa.
Sebelum Demak berdiri, Raden Paku yang berjuluk Sunan Giri atau yang nama
aslinya Maulana Ainul Yaqin, telah membangun wilayah tersendiri di daerah Giri, Gresik,
Jawa Timur. Wilayah ini dibangun menjadi sebuah kerajaan agama dan juga pusat
pengkaderan dakwah. Dari wilayah Giri ini pula dihasilkan pendakwah-pendakwah yang
kelah dikirim ke Nusatenggara dan wilayah Timur Indonesia lainnya.
29 | P a g e
Cara Islamisasi Di Indonesia
Perjalanan dakwah awal Islam di Nusantara tak terbatas hanya di Sumatera atau
Jawa saja. Hampir seluruh sudut kepulauanIndonesia telah tersentuh oleh indahnya konsep
rahmatan lil alamin yang dibawa oleh Islam.
Ada beberapa contoh islamisasi di kepulauan Nusantara, seperti :
1. Islamisasi Kalimantan
Para ulama awal yang berdakwah di Sumatera dan Jawa melahirkan kader-kader dakwah
yang terus menerus mengalir. Islam masuk ke Kalimantan atau yang lebih dikenal
dengan Borneo kala itu. Di pulau ini, ajaran Islam masuk dari dua pintu.
Jalur pertama yang membawa Islam masuk ke tanah Borneoadalah jalur Malaka yang
dikenal sebagai Kerajaan Islam setelah Perlak dan Pasai. Jatuhnya Malaka ke tangan
penjajah Portugis kian membuat dakwah semakin menyebar. Para mubaligh-mubaligh dan
komunitas Islam kebanyakan mendiami pesisir Barat Kalimantan.
Jalur lain yang digunakan menyebarkan dakwah Islam adalah para mubaligh yang dikirim
dari Tanah Jawa. Ekspedisi dakwah ke Kalimantan ini menemui puncaknya saat Kerajaan
Demak berdiri. Demak mengirimkan banyak mubaligh ke negeri ini. Perjalanan dakwah pula
yang akhirnya melahirkan Kerajaan Islam Banjar dengan ulama-ulamanya yang besar, salah
satunya adalah Syekh Muhammad Arsyad al Banjari. (Baca: Empat Sekawan Ulama Besar)
2. Islamisasi Sulawesi
Ribuan pulau yang ada di Indonesia, sejak lama telah menjalin hubungan dari pulau ke
pulau. Baik atas motivasi ekonomi maupun motivasi politik dan kepentingan kerajaan.
Hubungan ini pula yang mengantar dakwah menembus dan merambah Celebes
atauSulawesi.
Menurut catatan company dagang Portugis yang datang pada tahun 1540 saat datang ke
Sulawesi, di tanah ini sudah bisa ditemui pemukiman Muslim di beberapa daerah. Meski
30 | P a g e
belum terlalu besar, namun jalan dakwah terus berlanjut hingga menyentuh raja-raja di
Kerajaan Goa yang beribu negeri di Makassar.
Raja Goa pertama yang memeluk Islam adalah Sultan Alaidin al Awwal dan Perdana Menteri
atau Wazir besarnya, Karaeng Matopa pada tahun 1603. Sebelumnya, dakwah Islam telah
sampai pula pada ayahanda Sultan Alaidin yang bernama Tonigallo dari Sultan Ternate yang
lebih dulu memeluk Islam. Namun Tonigallo khawatir jika ia memeluk Islam, ia merasa
kerajaannya akan di bawah pengaruh kerajaan Ternate.
Beberapa ulama Kerajaan Goa di masa Sultan Alaidin begitu terkenal karena pemahaman
dan aktivitas dakwah mereka. Mereka adalah Khatib Tunggal, Datuk ri Bandang, datuk
Patimang dan Datuk ri Tiro. Dapat diketahui dan dilacak dari nama para ulama di atas, yang
bergelar datuk-datuk adalah para ulama dan mubaligh asal Minangkabau yang
menyebarkan Islam ke Makassar.
Pusat-pusat dakwah yang dibangun oleh Kerajaan Goa inilah yang melanjutkan perjalanan
ke wilayah lain sampai ke Kerajaan Bugis, Wajo Sopeng, Sidenreng, Tanette, Luwu dan
Paloppo.
3. Islamisasi Maluku
Kepulauan Maluku yang terkenal kaya dengan hasil bumi yang melimpah membuat wilayah
ini sejak zaman antik dikenal dan dikunjungi para pedagang seantero dunia. Karena status
itu pula Islam lebih dulu mampir ke Maluku sebelum datang ke Makassar dan kepulauan-
kepulauan lainnya.
Kerajaan Ternate adalah kerajaan terbesar di kepulauan ini. Islam masuk ke wilayah ini sejak
tahun 1440. Sehingga, saat Portugis mengunjungi Ternate pada tahun 1512, raja ternate
adalah seorang Muslim, yakni Bayang Ullah. Kerajaan lain yang juga menjadi representasi
Islam di kepulauan ini adalah Kerajaan Tidore yang wilayah teritorialnya cukup luas meliputi
sebagian wilayahHalmahera, pesisir Barat kepulauan Papua dan sebagian kepulauan Seram.
31 | P a g e
Ada juga Kerajaan Bacan. Raja Bacan pertama yang memeluk Islam adalah Raja Zainulabidin
yang bersyahadat pada tahun 1521. Di tahun yang sama berdiri pula Kerajaan Jailolo yang
juga dipengaruhi oleh ajaran-ajaran Islam dalam pemerintahannya.
4. Islamisasi Papua
Beberapa kerajaan di kepulauan Maluku yang wilayah teritorialnya sampai di pulau Papua
menjadikan Islam masuk pula di pulau Cendrawasih ini. Banyak kepala-kepala suku di
wilayah Waigeo, Misool dan beberapa daerah lain yang di bawah administrasi pemerintahan
kerajaan Bacan. Pada periode ini pula, berkat dakwah yang dilakukan kerajaan Bacan,
banyak kepala-kepala suku di Pulau Papua memeluk Islam. Namun, dibanding wilayah lain,
perkembangan Islam di pulau hitam ini bisa dibilang tak terlalu besar.
5. Islamisasi Nusa Tenggara
Islam masuk ke wilayah Nusa Tenggara bisa dibilang sejak awal abad ke-16. Hubungan
Sumbawa yang baik dengan KerajaanMakassar membuat Islam turut berlayar pula ke Nusa
Tenggara. Sampai kini jejak Islam bisa dilacak dengan meneliti makam seorang mubaligh
asal Makassar yang terletak di kota Bima. Begitu juga dengan makam Sultan Bima yang
pertama kali memeluk Islam. Bisa disebut, seluruh penduduk Bima adalah para Muslim sejak
mula.
Selain Sumbawa, Islam juga masuk ke Lombok. Orang-orang Bugis datang ke Lombok dari
Sumbawa dan mengajarkan Islam disana. Hingga kini, beberapa kata di suku-
suku Lombok banyak kesamaannya dengan bahasa Bugis.
Dengan data dan perjalanan Islam di atas, sesungguhnya bisa ditarik kesimpula,
bahwa Indonesia adalah negeri Islam. Bahkan, lebih jauh lagi, jika dikaitkan dengan peran
Islam di berbagai kerajaan tersebut di atas, Indonesia telah memiliki cikal bakal atau embrio
untuk membangun dan menjadi sebuah negara Islam.
32 | P a g e
BAB III
KESIMPULAN
Jazirah Arab sebelum kedatangan Islam merupakan sebuah kawasan yang sangat
mundur. Kebanyakan orang Arab merupakan penyembah berhala dan yang lain merupakan
pengikut agama Kristen dan Yahudi. Kota terpenting didaerah ini adalah Makkah, kota suci
tempat ka’bah berdiri. Apabila dilihat dari asal usul keturunan, penduduk jazirah Arab dapat
di bagi menjdi dua golongan besar, yaitu Qahtaniyun (keturunan Qahthan) dan ‘Adnaniyun
(keturunan Ismail abn Ibrahim), sebagai pemegang pemegang atas Ka’bah.
Pengembangan wilayah Islam terdapat dua pola, yaitu: dengan dakwah dan perang.
Dengan dua pola Usaha pengembangan Islam di Jazirah Arab tersebut, maka perluasan
wilayah kekuasaan Islam sejak zaman Nabi SAW sampai Khulafaur Rasyidin .
Pada akhirnya makna yang terkandung dalam makalah ini adalah, bahwa sebagai
umat Islam patut berbangga diri telah mendapat hidayah dan takdir dilahirkan sebagai umat
Islam. Sedemikian hebatnya kejayaan Islam dimasa lampau mulai dari kebudayaan, ilmu
pengetahuan hingga sistem pemerintahan yang sudah tertata rapi dan mempunyai sistem
pemerintahan yang demokratis.
Isi Al-Quran yang demikian berarti bagi kehidupan manusia, sebagai tuntunan dunia
akhirat telah mengatur aturan-aturan main dalam menjalankan tugasnya manusia di bumi
ini untuk selalu melakukan kebaikan dan ibadah yang semata-mata dilakukan karena ingin
mendapat Ridha-Nya.
33 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_dunia
http://asal-kuno.blogspot.com/2012/02/pengaruh-kebudayaan-arab-terhadap.html
Fadil SJ, Pasang Surut Peradaban Islam, UIN-Malang Press, 2008.
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 1994.
Ahmad Syalabi, Sejarah Kebudayaan islam,1, Jakarta, Pustaka Al-Husna, 1983.
Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspek, jilid 1, Jakarta, UI Press, 1995, cetakan
ke lima.
Hasan Ibrahim Hasan, Sejarah dan Kebudayaan Islam, Yogyakarta, Penerbit kota kembang,
1989.
34 | P a g e