makalah skil lab family folder.docx

25
DAFTAR ISI I) Pendahuluan……………………………………………………………………….2 II) Latar Belakang……………………………………………………………………3 III) Masalah…………………………………………………………………………..4 IV) Tujuan……………………………………………………………………………4 V) Metode……………………………………………………………………………4 VI) Materi……………………………………………………………………………5 VII) Hasil Data……………………………………………………………………….6 a) Diagnosis b) Anamnesis Pokok c) Anamnesia Penyingkir DD d) Apakah pemeriksaan jasmani yang dilakukan e) Pemeriksaan penunjang yang disarankan f) Memberikan alasan untuk pemeriksaan penunjang g) Memprakirakan hasil pemeriksaan laborium yang dilakukan h) Strategi penyelesaian masalah pasien ini i) Menjelaskan tanda-tanda yang menharuskan pasien dirujuk j) Menjelaskan upaya pencegahan penyakit ini VIII) Kesimpulan…………………………………………………………………….14 Family Folder Page 1

Transcript of makalah skil lab family folder.docx

DAFTAR ISI

I) Pendahuluan.2II) Latar Belakang3III) Masalah..4IV) Tujuan4

V) Metode4

VI) Materi5

VII) Hasil Data.6a) Diagnosisb) Anamnesis Pokokc) Anamnesia Penyingkir DDd) Apakah pemeriksaan jasmani yang dilakukane) Pemeriksaan penunjang yang disarankanf) Memberikan alasan untuk pemeriksaan penunjangg) Memprakirakan hasil pemeriksaan laborium yang dilakukanh) Strategi penyelesaian masalah pasien inii) Menjelaskan tanda-tanda yang menharuskan pasien dirujukj) Menjelaskan upaya pencegahan penyakit ini

VIII) Kesimpulan.14IX) Daftar Pustaka...15X) Lampiran.16

1) PENDAHULUAN

Pelayanan kedokteran keluarga dalam menghentikan atau membatasi penularan dari penyakit menular merupakan hal yang penting pada dasarnya. Dokter keluarga mendapatkan peran untuk mengawasi penularan dari penyakit agar tidak menyebar luas ke orang yang sehat. Dokter keluarga adalah dokter yang dapat memberikan pelayanan kesehatan yang berorientasi komunitas dengan titik berat kepada keluarga, ia tidak hanya memandang penderita sebagai individu yang sakit tetapi sebagai bagian dari unit keluarga dan tidak hanya menanti secara pasif tetapi bila perlu aktif mengunjungi penderita atau keluarganya.llmu kedokteran keluarga adalah ilmu yang mencakup seluruh spektrum ilmu kedokteran tingkat yang orientasinya adalah untuk memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang berkesinambungan dan menyeluruh kepada satu kesatuan individu, keluarga dan masyarakat dengan memperhatikan faktor-faktor lingkungan, ekonomi dan sosial budaya. Dalam makalah Family Folder ini telah dilakukan kunjungan ke rumah pasien dan dengan menggunakan pendekatan kedokteran keluarga diharapkan untuk mengambil peran untuk menyelesaikan masalah kesehatan tersebut.

II) LATAR BELAKANG 1,2,3,4Prevalensi asma meningkat di seluruh dunia. Hal ini disebabkan terutama oleh pengertian yang salah mengenai asma, pedoman dan pelaksanaan pengelolaan asma yang tidak lengkap atau sistimatis, serta sangat kurangnya data dan perencanaan lanjutan.2 Kerjasama yang erat di antara para dokter dan petugas medik lainnya dengan penderita asma sangatlah diperlukan untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya. Dengan upaya ini diharapkan akan tercapai penyebarluasan cara pengelolaan asma preventif dan kuratif yang sesuai dengan perkembangan dan metoda pengelolaan asma yang mutakhir.3 Dan akan tercapai pula penurunan angka morbiditas maupun mortalitas yang diakibatkan oleh asma ataupun komplikasinya.Menurut WHO, sebanyak 100 hingga 150 juta penduduk dunia adalah penyandang Asma. Jumlah ini terus bertambah sebanyak 180.000 orang setiap tahunnya. Di Indonesia, prevalensi asma belum diketahui secara pasti, namun diperkirakan 2 5 % (3-8% dan 5-7%) penduduk Indonesia menderita asma. Berdasarkan laporan Heru Sundaru (Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM), prevalensi asma di Bandung (5,2%), Semarang (5,5%), Denpasar (4,3%) dan Jakarta (7,5%)8. Di Palembang, pada tahun 1995 didapatkan prevalensi asma pada siswa SMP sebesar 8,7% dan siswa SMA pada tahun 1997 sebesar 8,7% dan pada tahun 2005 dilakukan evaluasi pada siswa SMP didapatkan prevalensi asma sebesar 9,2%2. Penyakit asma dapat mengenai segala usia dan jenis kelamin, 80-90% gejala timbul sebelum usia 5 tahun9. Pada anak-anak, penderita laki-laki lebih banyak daripada perempuan, sedangkan pada usia dewasa terjadi sebaliknya. Sementara angka kejadian asma pada anak dan bayi lebih tinggi daripada orang dewasa.

III) MASALAH

Pengambilan data diambil dari Puskesmas Grogol Pertamburan. Sebelumnya saya mendapatkan pasien seorang bapak yaitu bapak Wirta, tetapi beliau tidak ada dirumah karena sedang bekerja. Oleh karena itu saya mencari pasien yang lain dan mendapatkan seorang ibu yang bernama Eni dan berumur 37 tahun. Saya mengalami kesulitan untuk berkunjung ke rumahnya kerana Ibu Eni tinggal di rumah kontrakkan kepunyaan saudaranya. Alamat yang terdapat pada kartu kesehatannya sukar dibaca dan rumahnya juga sulit ditemui. Selain itu, sewaktu anamnesa saya juga menghadapi masalah berkomunikasi dengan Ibu Ning. Setelah ketemu dengan Ibu Ning dilakukan anamnesa dan data-data hasil anamnesa dilampirkan.

IV ) TUJUANTujuan umumMengetahui hubungan faktor lingkungan dan faktor sosiodemografi dengan penyakit asma pada ibu yang berusia 27 tahun ini.Tujuan khususa. Mengetahui adakah hubungan genetik dengan asmab. Mengetahui hubungan antara faktor lingkungan dan kebersihan diri dengan asmac. Mengetahui hubungan antara pola pemakanan dengan asmad. Mengetahui hubungan antara sumber air minum dengan asmae. Mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan keluarga dengan asmaf. Mengetahui hubungan antara tingkat pendapatan keluarga dengan asma

V) METODE

Metode yang dipakai adalah berkunjung ke rumah pasien.

VI) MATERIDefinisiAsma adalah keadaan saluran napas yang mengalami penyempitan karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradangan yang mana penyempitan ini bersifat sementara.PenyebabPada penderita asma, penyempitan saluran pernapasan merupakan respon terhadap rangsangan yang pada paru-paru normal tidak akan mempengaruhi saluran pernapasan. Penyempitan ini dapat dipicu oleh berbagai rangsangan, seperti serbuk sari, debu, bulu binatang, asap, udara dingin dan olahraga.Pada suatu serangan asma, otot polos dari bronki mengalami kejang dan jaringan yang melapisi saluran udara mengalami pembengkakan karena adanya peradangan (inflamasi) dan pelepasan lendir ke dalam saluran udara. Hal ini akan memperkecil diameter dari saluran udara (disebut bronkokonstriksi) dan penyempitan ini menyebabkan penderita harus berusaha sekuat tenaga supaya dapat bernapas.Sel-sel tertentu di dalam saluran udara, terutama mastosit diduga bertanggungjawab terhadap awal mula terjadinya penyempitan ini. Mastosit di sepanjang bronki melepaskan bahan seperti histamin dan leukotrien yang menyebabkan terjadinya kontraksi otot polos yang menyebabkan peningkatan pembentukan lendir dan perpindahan sel darah putih tertentu ke bronki. Mastosit mengeluarkan bahan tersebut sebagai respon terhadap sesuatu yang mereka kenal sebagai benda asing (alergen).Tetapi asma juga bisa terjadi pada beberapa orang tanpa alergi tertentu. Reaksi yang sama terjadi jika orang tersebut melakukan olah raga atau berada dalam cuaca dingin. Stres dan kecemasan juga bisa memicu dilepaskannya histamin dan leukotrien.

VII) HASIL DATASaya menemui Ibu Ning, 27 tahun dengan keluhan batuk dan sesak napas. Ibu Ning mengadu semakin sukar bernapas terutama pada waktu malam. Keluhan dirasakan sejak tiga hari yang lalu. Ibu Ning juga mengadu berasa sakit dada. Ibu Ning tinggal bersama dua orang anak lelaki bersama saudaranya. Suaminya bekerja sebagai pemotong kain dan hanya pulang sekali seminggu. Pemeriksaan fisik yang dilakukan mendapati tekanan darah 130/80, denyut nadi 72 kali / menit, pernafasan 20 kali/menit. Data riwayat 1. Identitas Pasien: a. Nama: Raihan Aditya Prayitnob. Umur: 13 bulan c. Jenis kelamin: laki-lakid. Pekerjaan: e. Pendidikan: f. Alamat: Jalan Q No.29 RT 04 RW 02 Jelambar Jayag. Telepon: 021-41795928

2. Riwayat Biologis Keluargaa. keadaan kesehatan sekarang: sedang.b. Kebersihan perorangan: baikc. Penyakit yang sering dideritai: batuk dan pilekd. Penyakit keturunan: tidak adae. Penyakit kronis menular: tidak adaf. Kecacatan anggota keluarga: tidak adag. Pola makan: baikh. Pola istirahat: baiki. Jumlah anggota keluarga: 4 orang

3. Psikologis Keluargaa. kebiasaan buruk: bapak yang pernah merokokb. Pengambilan keputusan: bapakc. Ketergantungan obat: tidak adad. Tempat mencari pelayanan kesehatan: puskesmase. Pola rekreasi: baik

4. Keadaan Rumah dan Lingkungana. jenis bangunan: gubukb. lantai rumah: papanc. luas rumah: 4 X 4 meterd. penerangan: kurange. kebersihan: kurangf. ventilasi: kurangg. dapur: adah. jamban keluarga: adai. sumber air minum: air tanahj. sumber pencemaran air: tidakk. pemanfaatan perkarangan: tidakl. sistem pembuangan air limbah: tidakm. tempat pembuangan sampah: tidakn. sanitasi lingkungan: kurang

5. Spiritual Keluargaa. ketaatan beribadah: baik b. keyakinan tentang kesehatan: sedang

6. Keadaan Sosial Keluargaa. tingkat pendidikan: rendahb. hubungan antara anggota keluarga: baikc. hubungan dengan orang lain: baikd. kegiatan organisasi sosial: kurange. keadaan ekonomi: kurang

7. Kultural Keluargaa. adat yang berpengaruh: jawa8. Daftar anggota keluarga:NoNamaHub dgn KKUmurPendidikanPekerjaanAgamaKeadaan kesehatanKeadaan giziImunisasiKB

1RintoKK32thSMASales IslamBaikBaik-

2DesiIstri30thSMPIRTIslamBaikBaikSuntik

3Nazwah AfifahAnak5thTKPelajarIslamBaikBaikBaik-

4Raihan Aditya PrayitnoAnak13bln--IslamsedangBaikBaik-

9. Keluhan Utama : Luka yang sukar sembuh lebih dari 2 minggu sampai mengakibatkan infeksi. 10. Keluhan tambahan : tidak ada11. Riwayat Penyakit dahulu : tidak ada12. Pemeriksaan fisikKeadaan umum: BaikKesadaran: Compos mentisTanda Vital: TD: 130/100 mmHg, Nadi 80 x/menit, Suhu 36,30C, RR 25x/menit13. Diagnosis Penyakit: ISPA

A) Diagnosis Diagnosis bagi anak Raihan ini adalah ISPA. Diffrential diagnosis B) Anamnesis PokokAnak Raihan yang datang dengan keluhan utama batuk dan pilek sejak 1 hari yang lalu. Anak Raihan tidak mempunyai keluhan tambahan. Riwayat penyakit sekarang adalah anak Raihan mengeluh batuk dan pilek. Riwayat penyakit dahulu dan riwayat penyakit keluarga tidak ada.C) Anamnesis Penyingkir Differential DiagnosisDiffrential diagnosis bagi penyakit yang dihidapi Ibu Ning adalah Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD). Keluhan utama pasien batuk dan sering sesak napas merupakan salah satu gejala utama bagi penyakit COPD. Bagi menyingkirkan DD ini, harus bertanyakan pada pasien apa pasien dia merokok atau terdedah kepada asap rokok karena etiologi terjadinya COPD ialah selalunya pasien seorang penghisap rokok aktif ( 3 bungkus sehari) atau terdedah kepada asap rokok sehari-hari. Dan karena pasien merupakan seorang suri rumah tangga jadi kemungkinan pasien terdedah kepada polusi di luar atau di lingkungan kurang. DD kedua bagi asma adalah bronkitis. Pasien bronchitis juga mengalami gejala mirip kepada asma iaitu sering batuk batuk dan sesak napas. Jadi kita bertanyakan pada pasien apakah gejala demam. Karena selalunya pasien bronkitis disertai demam dan 3-5 hari dan batuknya disertai dengan dahak. DD yang ketiga adalah penyakit jantung kongestif. Ini adalah kerana pasien turut mengeluh sakit dada, Jadi kita bisa bertanyan apakah Ibu Ning mudah lelah, sering gelisah atau cemas dan apakah terdapat edema pada ekstremitas bawahnya.Pemeriksaan Jasmani yang dilakukan1. tanda vital: a. tensi: 130/80 mmhgb. denyut nadi: 72 kali / menitc. suhu: 37 derajat celcius.d. Respiration rate: 20 kali/ menit2. keadaan umum: kesedaran kompos mentis. Masih aktif bergerak. 3. pemeriksaan jasmani rutin: tinggi badan 159cm, berat badan 50kg : , pemeriksaan opthalmoskop: normal, perkusi pada daerah jantung: jantung tidak membesar. Murphys kidney punch: tidak nyeri4. Pemeriksaan fisik: Inspeksi, perkusi dan palpasi tidak ditemukan sebarang kelainan.Pada auskulatasi kedengaran bunyi wheezing.5. kelainan atau komplikasi: tidak mempunyai sebarang kelainan atau komplikasi

D) Pemeriksaan Penunjang yang disarankan

1) Pemeriksaan Sputum2) Pemeriksaan Darah rutin3) Pemeriksaan Radiologi 4) Pemeriksaan Tes kulit5) Elektrokardiografi6) Spirometri

E) Alasan untuk pemeriksaan penunjangPemeriksaan penunjang dilakukan untuk memastikan diagnosis asma karena terdapat juga penyakit lain yang mempunyai keluhan yang sama. Selain itu, ia juga digunakan untuk menyingkirkan DD seperti COPD, Bronchitis dan penyakit Jantung Kongestif , untuk follow up bagi menilai keberhasilan pengobatan dan untuk merencanakan terapi yang tepat dan sesuai dengan kemampuan pasien.F) Memperkirakan hasil pemeriksaan laboratorium yang dilakukan1) Pemeriksaan SputumPemeriksaan sputum dilakukan untuk melihat adanya:1) Kristal-kristal charcot leyden yang merupakan degranulasi dari Kristal eosinopil.2) Spiral curshmann, yakni yang merupakan cast cell (sel cetakan) dari cabang bronkus.3) Creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkus.4) Netrofil dan eosinopil yang terdapat pada sputum, umumnya bersifat mukoid dengan viskositas yang tinggi dan kadang terdapat mucus plug.

2) Pemeriksaan darah1) Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi hipoksemia, hiperkapnia, atau asidosis.2) Kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan LDH.3) Hiponatremia dan kadar leukosit kadang-kadang di atas 15.000/mm3 dimana menandakan terdapatnya suatu infeksi.4) Pada pemeriksaan faktor-faktor alergi terjadi peningkatan dari Ig E pada waktu serangan dan menurun pada waktu bebas dari serangan.

3) Pemeriksaan Radiologi Gambaran radiologi pada asma pada umumnya normal. Pada waktu serangan menunjukan gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni radiolusen yang bertambah dan peleburan rongga intercostalis, serta diafragma yang menurun. Akan tetapi bila terdapat komplikasi, maka kelainan yang didapat adalah sebagai berikut:a. Bila disertai dengan bronkitis, maka bercak-bercak di hilus akan bertambah.b. Bila terdapat komplikasi empisema (COPD), maka gambaran radiolusen akan semakin bertambah.c. Dapat pula menimbulkan gambaran atelektasis lokal.d. Bila terjadi pneumonia mediastinum, pneumotoraks, dan pneumoperikardium, maka dapat dilihat bentuk gambaran radiolusen pada paru-paru.

4) Pemeriksaan tes kulitDilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergen yang dapat menimbulkan reaksi yang positif pada asma.

5) ElektrokardiografiGambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat dibagi menjadi 3 bagian, dan disesuaikan dengan gambaran yang terjadi pada empisema paru yaitu :a. perubahan aksis jantung, yakni pada umumnya terjadi right axis deviasi dan clock wise rotation.b. Terdapatnya tanda-tanda hipertropi otot jantung, yakni terdapatnya RBB (Right bundle branch block).c. Tanda-tanda hipoksemia, yakni terdapatnya sinus tachycardia atau terjadinya depresi segmen ST negative.

6) SpirometriUntuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas reversible dan cara yang paling cepat dan sederhana diagnosis asma adalah melihat respon pengobatan dengan bronkodilator. Pemeriksaan spirometer dilakukan sebelum dan sesudah pamberian bronkodilator aerosol (inhaler atau nebulizer) golongan adrenergik. Peningkatan FEV1 atau FVC sebanyak lebih dari 20% menunjukkan diagnosis asma. Tidak adanya respon aerosol bronkodilator lebih dari 20%. Pemeriksaan spirometri tidak saja penting untuk menegakkan diagnosis tetapi juga penting untuk menilai berat obstruksi dan efek pengobatan. Benyak penderita tanpa keluhan tetapi pemeriksaan spirometrinya menunjukkan obstruksi.

G) Strategi penyelesaian masalah pasien iniPeranan keluarga dalam mengobati pasien ini adalah dengan memahami bahawa penyakit asma ini tidak bisa sembuh secara sempurna. Penyakit asma juga bisa disembuhkan tetapi pada suatu saat oleh kerana faktor tertentu ia bisa kambuh sekali lagi. Kekambuhan penyakit ini bisa diminimalsikan dengan pengambIlan pengobatan jangka panjang secara teratur, jadi keluarga Ibu Ning di harapkan memastikan pasien mengambil pengobatan mengikut waktunya. Kondisi lingkungan rumah seperti inhalan, debu rumah, bulu atau serpihan kulit binatang anjing, kucing atau alergi ingestan misalnya susu, telur, ikan kekacang, kontaktan misalnya seperti perhiasan palsu dan keadaan udara seperti polusi dah lebih hati-hati terutama pada musim hujan. Tentang penyakitnya pula menghindari makanan yang diketahui menjadi penyebab serangan, menghindar minum es , berhenti merokok atau mengunakan zat narkoba, menghindari kontak hewan. Memahami kegunaan dan cara kerja dan cara pemakaian obat obatan yang diberikan oleh dokter :

- Bronkodilator : untuk mengatasi spasme bronkus.- Steroid : untuk menghilangkan atau mengurangi peradangan.- Ekspektoran : untuk mengencerkan dan mengeluarkan dahak.- Antibiotika : untuk mengatasi infeksi, bila serangan asma dipicu adanya infeksi saluran nafas.Obat diambil bila diperlukan seperti yang telah diaturkan oleh dokter. Efek samping obat dapat menyebabkan penderita merasakan denyut jantung cepat atau palpitasi( jantung berdebar). Juga bias terjadi imsomnia, agitasi,muntah dan kejang. Jadi disarankan agar pasien mengambil dosis yang telah diresepkan oleh dokter untuk mencegah efek sampingnya.Diet yang harus dilakukan tiada khusus bagi pasien asma cuma perlu berhati-hati dengan pemilihan makanan kerana bias mencetuskan reaksi allergi. Contohnya susu, buah-buahan tertentu dan sebagainya.Olah raga yang berat tidak disarankan. Tetapi supaya menjaga kesehatan tubuh disarankan pasien asma supaya bersenam mengikut kemampuan.

H) Tanda-tanda yang harus pasien dirujukPasien dengan serangan asma berat yang mempunyai tanda keluhan nafas terhenti-henti. Tanda kelainan fisik yang didapatkan sianosis yang nyata, wheezing sulit atau tidak terdengar, bradicardi dan tanda kelelahan otot respirasi. Tanda-tanda kelainan laboratorium yang memberi hasil semakin parah tingkat penyakitnya apabila diulang.I) Menjelaskan kepada pasien dan atau keluarganya tentang masalahnyaSerangan asma bukanlah seperti penyakit lainnya, Ia bisa timbul secara tiba-tiba lebih-lebih lagi jika terpapar kepada alergen baik dalam bentuk inhalant( misalnya debu), dan apabila berlaku serangan asma pasien harus sedar dia tidak dapat mengendalikan penyakitnya sendiri. Pola hidup bersih dan sehat dengan memastikan tempat tinggal bersih dengan selalu menyapu debu-debu dalam rumah, membuang sampah sarap, menghilangkan faktor alergen, mengkomsusi vitamin yang dapat meningkatkan gizi tubuh dan sebagainya. Komplikasi-komplikasi yang bisa terjadi dari asma adalah bila serangan asma terjadi dan berlangsung lama, maka akan terjadi emfisema dan mengakibatkan perubahan bentuk toraks, iaitu toraks membungkuk ke depan dan memnjang. Serangan asma yang terus-menerus dan berlangsung beberapa hari serta berat bisa disebut status asmatikus, bila tidak ditolong dengan semestinya dapat menyebabkan kematian, kegagalan pernapasan dan gagal jantug..J) Menjelaskan upaya pencegahan penyakitDari aspek peribadi, pasien haruslah mengambil obat tepat pada waktunya, menghindari perkara-perkara yang boleh mencetuskan asma, dan sentiasa mengambil langkah berjaga-jaga mencegah asma. Dari aspek keluarga, disarankan keluarga memastikan lingkungan pasien yang bersih, menjaga pasien dalam pengobatannya. Dari aspek masyarakat yang mandiri dalam menghindari asma dengan pelaksanaan KIE( Komunikasi, Informasi dan Edukasi) perlindungan khusus, penemuan dan tatalaksana kasus termasuk deteksi dini dan upaya peningkatan peran serta masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan asma dengan memberikan penyuluhan tentang asma, memberdayakan masyarakat dalam pencegahan asma, dan menfasilitasi dan mendorong tumbuhnya gerakan pencegahan asma.

KESIMPULANSebagai kesimpulan asma merupakan masalah kesehatan masyarakat yang tidak boleh dianggap remeh karena selain menyebabkan morbiditas, mortalitas juga biaya pengobatan yang cukup tinggi. Beberapa penelitian menunjukkan kontrol asma yang baik akan menurunkan eksaserbasi asma, perawatan rumah sakit dan akhirnya biaya pengobatan. Tentu saja diharapkan angka mortalitas juga menurun.

Daftar Pustaka1) Sudoyo A.W, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata K.M, Setiati S, Sindrom Metabolik. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 4th ed. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran;2006.

2) Respiration Disease. Principles of Internal Medicine, Harrisons 15th edition. International Edition.

3) Diunduh dari : http://emedicine.medscape.com/article/296301-overview

4) Diunduh dari ; http://www.medicinenet.com/asthma/article.htm

LAMPIRAN

GAMBAR 1 : Puskesmas Grogol Pertamburan

GAMBAR 2 : Bersama Ibu Ning dan anaknya Rafli.

GAMBAR 3 : Satu-satunya tingkap

GAMBAR 4 : Tempat pembuangan

Gambar 5: Rumah Ibu Ning

Gambar 6 : DapurFamily FolderPage 10