MAKALAH SISTEM TELEVISI

24
 1 1. Sejarah Televisi di Indonesia Pada awal tahun 1968 pemerintah RI dengan bantuan UNESCO melaksanakan serangkaian penelitian di bidang pendidikan. Di antara penelitian tersebut salah satunya dilakukan oleh LHS Emerson dengan judul Education in Indonesia: "Diagnosis of the present situation with identification of priorities development". Penelitian ini menyimpulkan bahwa program radio dan televisi pendidikan merupakan bagian integral dari pengembangan materi dan kurikulum pendidikan, oleh karena itu harus diberi prioritas. Selanjutnya dari hasil penelitian "Alternative Strategis for Primary Educa tion in Indonesia; A Cos t of Effectiveness Analysis” Jamison melaporkan ba hwa dengan satuan biaya tetap perbaikan sistem pendididkan dasar dapat dilakukan deng an media radio dalam memperbesar ratio guru murid. Berdasarkan laporan hasil penelitian tersebut Lembaga Media Pendidikan BPP (Badan Pengembangan Pendidikan) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengadakan seminar tentang "Educational Broadcasting" tanggal 27 Desember 1971 s. d. 15 Januari 1972 di Bogor. Seminar tersebut memberikan rekomendasi perlu diadakannya eksperimen siaran radio pendidikan. Berdasarkan rekomenda si tersebut selama tahun 1972 diadakan berbagai kegiatan untuk mempersiapkan pelaksanaan eksperimen siaran radio pendidikan melalui Proyek Perintis Siaran Radio Pendidikan. Dalam tahap persiapan ini BPP dengan UNESCO memberikan tugas kepada : a. INSCORE (Institut for Social and Communication Research) mengadakan penelitian tentang pengaruh dari siaran radio pendidikan. b. Lembaga Penelitian Telekomunikasi Radio dan Microwave Institute Teknologi Bandung (ITB) mengadakan studi tentang spesifikasi dan disain pesawat penerima radio untuk siaran radio pendidikan. c. Lembaga Manajemen Universitas Indonesia (UI) mengadakan penelitian tentang Pengelolaan Siaran Radio Pendidikan. Pada tahun 1973 dimulailah eksperimen Siaran Radio Pendidikan di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil evaluasi yang dilakukan IKIP Semarang terhadap eksperimen ini pada tahun 1974 cukup menggembirakan. Pada tahun itu juga BPP yang kemudian menjadi Balitbang Dikbud mengajukan usulan secara resmi kepada Menteri

Transcript of MAKALAH SISTEM TELEVISI

Page 1: MAKALAH SISTEM TELEVISI

5/17/2018 MAKALAH SISTEM TELEVISI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sistem-televisi 1/24

1

1. Sejarah Televisi di Indonesia

Pada awal tahun 1968 pemerintah RI dengan bantuan UNESCO melaksanakan

serangkaian penelitian di bidang pendidikan. Di antara penelitian tersebut salah satunya

dilakukan oleh LHS Emerson dengan judul Education in Indonesia: "Diagnosis of the present

situation with identification of priorities development". Penelitian ini menyimpulkan bahwa

program radio dan televisi pendidikan merupakan bagian integral dari pengembangan materi

dan kurikulum pendidikan, oleh karena itu harus diberi prioritas. Selanjutnya dari hasil

penelitian "Alternative Strategis for Primary Education in Indonesia; A Cost of Effectiveness

Analysis” Jamison melaporkan bahwa dengan satuan biaya tetap perbaikan sistem

pendididkan dasar dapat dilakukan dengan media radio dalam memperbesar ratio guru murid.

Berdasarkan laporan hasil penelitian tersebut Lembaga Media Pendidikan BPP

(Badan Pengembangan Pendidikan) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengadakan

seminar tentang "Educational Broadcasting" tanggal 27 Desember 1971 s. d. 15 Januari 1972

di Bogor. Seminar tersebut memberikan rekomendasi perlu diadakannya eksperimen siaran

radio pendidikan.

Berdasarkan rekomendasi tersebut selama tahun 1972 diadakan berbagai kegiatan

untuk mempersiapkan pelaksanaan eksperimen siaran radio pendidikan melalui Proyek 

Perintis Siaran Radio Pendidikan. Dalam tahap persiapan ini BPP dengan UNESCO

memberikan tugas kepada :

a. INSCORE (Institut for Social and Communication Research) mengadakan penelitian

tentang pengaruh dari siaran radio pendidikan.

b. Lembaga Penelitian Telekomunikasi Radio dan Microwave Institute Teknologi Bandung

(ITB) mengadakan studi tentang spesifikasi dan disain pesawat penerima radio untuk siaranradio pendidikan.

c. Lembaga Manajemen Universitas Indonesia (UI) mengadakan penelitian tentang

Pengelolaan Siaran Radio Pendidikan.

Pada tahun 1973 dimulailah eksperimen Siaran Radio Pendidikan di Jawa Tengah

dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil evaluasi yang dilakukan IKIP Semarang terhadap

eksperimen ini pada tahun 1974 cukup menggembirakan. Pada tahun itu juga BPP yang

kemudian menjadi Balitbang Dikbud mengajukan usulan secara resmi kepada Menteri

Page 2: MAKALAH SISTEM TELEVISI

5/17/2018 MAKALAH SISTEM TELEVISI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sistem-televisi 2/24

2

Pendidikan dan Kebudayaan untuk membentuk unit TKPK (Teknologi Komunikasi untuk 

Pendidikan dan Kebudayaan).

Berdasarkan usulan tersebut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada tanggal 31

Juli 1976 membentuk Tim Penyelenggara TKPK yang terdiri atas SPTN (Satuan Tugas

Pelaksana TKPK Nasional ) di Jakarta, Semarang, Yogyakarta dan Surabaya serta SPTD

(Satuan Tugas Pelaksana TKPK Daerah) di 11 propinsi dan Perintis Teknologi Komunikasi

Pendidikan Luar Sekolah (TKPLS) di di 9 Kabupaten dan 3 propinsi.

Pada tahun 1978 Tim TKPK dengan SPTN dan SPTD nya serta Perintis TKPLS

ditetapkan oleh Presiden menjadi Pusat Teknologi Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan

di lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Berdasarkan ketetapan tersebut maka

pada bulan Juli 1979 Tim Penyelenggara TKPK dikukuhkan Pusat Teknologi Komunikasi

Pendidikan dan Kebudayaan. SPTN Jakarta dihapuskan, SPTN Semarang dan Yogyakarta

menjadi Balai Produksi Media Radio (BPMR). SPTN Surabaya menjadi Balai Produksi

Media Televisi (BPM-TV). Bersamaan dengan itu SPTD di 11 propinsi dan perintis TKPLS

di 3 propinsi berubah menjadi Sanggar Teknologi Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan

(Sanggar Tekkom) di 14 propinsi. Keempat belas Sanggar tersebut berada di Jayapura (Irian

Jaya), Ambon (Maluku), Kupang (NTT), Mataram (NTB), Samarinda (Kaltim), Palangkaraya

(Kalteng), Pontianak (Kalbar), Surabaya (Jatim), Semarang (Jateng), Yogyakarta DIY),

Bandung (Jabar).Ujung Pandang (Sulsel), Palu (Sulawesi Tengah), dan Kendari (Sulawesi

Tenggara)

Pada tanggal 29 Desember 1995 Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara

(MENPAN) menyetujui pembentukan 7 sanggar baru. Berdasarkan persetujuan tersebut, pada

tanggal 5 Februari 1996 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengukuhkan berdirinya 7

Sanggar baru masing-masing di propinsi Daerah Istimewa Aceh di Banda Aceh, Riau di

Pakanbaru, Sumatera Barat di Padang, Jambi di Jambi, Sumatera Selatan di Palembang,

Kalimantan Selatan di Banjarmasin dan Timor Timur di Dilli. Dengan lepasnya Timor Timur

dari pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tahun 1999 maka Sanggar Tekkom

di Dilli secara otomatis hapus, sehingga dengan demikian jumlah Sanggar Tekkom tinggal 20

buah saja.

Merespon perkembangan dibidang teknologi komunikasi dan informasi dan

didasari oleh pelaksanaan otonomi daerah, sejak awal tahun 2000 PUSTEKKOM mengalami

reorganisasi. Namanyapun berubah menjadi Pusat Teknologi Komunikasi dan Informasi

Page 3: MAKALAH SISTEM TELEVISI

5/17/2018 MAKALAH SISTEM TELEVISI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sistem-televisi 3/24

3

Pendidikan. Setelah melewati masa masa transisi, mulai akhir 2001 reorganisasi

PUSTEKKOM selesai. Mulai dengan saat itu Sanggar-sanggar yang semula merupakan unit

pelaksana teknis PUSTEKKOM di daerah berubah menjadi unit pelaksana teknis daerah

dengan nama dan struktur organisasi yang beragam setingkat eselon tiga. Kini PUSTEKKOM

tinggal memiliki 3 unit pelaksana teknis yaitu Balai Pengembangan Media Radio di

Yogyakarta, Balai Pengembangan Multimedia di Semarang dan Balai Pengembangan Media

Televisi di Surabaya.

2.Pokok-pokok Dari Televisi

2.1Dasar- Dasar Transmisi Dari Penerimaan Gambar-Gambar

Kita kenal dua metode untuk menyalurkan kebesaran-kebesaran listrik yang

mengandung gambar-gambar : metode parallel dan metode seri.

Metode paralel melaksanakan pemindahan itu dengan jalan memberikan saluran-

saluran terpisah untuk tiap titik dari gambar-gambar seperti terlihat pada gambar 8.1(a).

Metode ini dipakai pada permulaan perioda televisi.

Metode seri dipakai dalam sistem televisi sekarang. Metode ini memindahkan gambar –  

gambar dengan jalan membagi gambar dalam beberapa garis horizontal dan garis-garis ini

diraba secara listrik. Titik-titik bercahaya pada garis-garis tersebut diambil secara berturut-

turut seperti terlihat pada gambar 8.1(b)

Gambar 2.1

Jika periode yang dibutuhkan untuk membagi gambar-gambar sangat pendek, gambar-

gambar yang berikutan dapat diperoleh tanpa menimbulkan kerlip disebabkan olehkelembaban penglihatan dari mata kita.

Page 4: MAKALAH SISTEM TELEVISI

5/17/2018 MAKALAH SISTEM TELEVISI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sistem-televisi 4/24

4

2.2 Perabaan (Scanning)

Karena metode sering dilaksanakan dengan mengubah gambar- gambar yang

berdimensi dua kebesaran-kebesaran listrik yang berubah dengan waktu, maka proses tersebut

disebut dengan perabaan, dan garis- garis horizontal disebut garis – garis perabaan (scanning

lines).

Banyaknya gambar yang diraba dalam satu detik disebut sekian banyak gambar

perdetik. Jika jumlah garis perabaan diperbanyak, gambar yang diperoleh akan lebih jelas dan

lebih banyak gambar perdetik. Jika jumlah garis perabaan diperkecil, maka akan timbul

peristiwa kerlip pada gambar.

Komponen yang paling halus dari tiap titik dari sebuah gambar disebut unsur (elemen)gambar yang ukurannya merupakan sebuah segi empat yang mempunyai lebar dari garis

perabaan.

Jumlah unsur-unsur gambar yang terdapat dalam sebuah gambar dinyatakan dengan :

Dimana

b : lebar dari pada gambar

h : tinggi dari pada gambar

n : jumlah dari garis perabaan

Angka N ini menunjukkan derajat kejelasan (clearness). Metode perabaannya ialah

meraba secara berturut-turut gambar yang akan dikirim, dimulai dari sudut kiri atas dari

gambar, bergerak mendatar dari kiri ke kanan dan kemudian bergerak vertikal dari garis-garis

atas ke bawah sampai semua permukaan dari gambar diraba. Frekwensi dari perabaan untuk 

kedua arah dinyatakan sebagai berikut :

Page 5: MAKALAH SISTEM TELEVISI

5/17/2018 MAKALAH SISTEM TELEVISI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sistem-televisi 5/24

5

Untuk sistem NTSC jumlah dari garis perabaan adalah 525 dan jumlah dari pada

perabaan gambar dalam satu detik sama dengan 30. perabaan dilakukan baik untuk arah

vertical maupun horizontal dilakukan oleh gelombang berbentuk gigi gergaji.

T

Gambar 2.2 Gelombang gigi gergaji untuk perabaan

Antara a dan b pada gambar diatas diraba dengan kecepatan tertentu dan antara b dan c

perabaan secara cepat bergerak kembali ke kiri atas dari garis perabaan berikutnya. Periode

antara a dan b disebut periode perabaan sedang, sedangkan periode b dan c disebut periode

menjejak kembali (retrace period).

2.3 Perabaan di Antara

Proses perabaan yang dipakai unbtuk televisi tidak selesai dengan perabaan pertama

dari garis atas ke garis bawah pada permukaan gambar. Proses perabaan pertama dilakukan

secara kasar untuk tiap-tiap garis yang berbeda (periode ini disebut satu bidang), kemudian

perabaan kedua dilakukan dari bagian atas, diantara garis perabaan yang tidak diraba,kebagian bawah, kemudian perabaan itu selesai (periode ini disebut satu bingkai. Proses

perabaan secara berganda tersebut diatas dinamakan perabaan diantara. Perabaan diantara

mempunyai keuntungan mengurangi jalur frekwensi ( frequency band) yang ditempati oleh

signal video menjadi setengah tanpa mengurangi kualitas gambar. Sebaliknya, jira jalur

frekwensi dari signal video tidak berubah, maka kelip gambar akan dikurangi menjadi

setengah.

Perioda perabaan Perioda penjejaan

kembalib

a c

Page 6: MAKALAH SISTEM TELEVISI

5/17/2018 MAKALAH SISTEM TELEVISI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sistem-televisi 6/24

6

2.4 Signal Video

Bentuk dari signal video yang dihasilkan dari perabaan diperlihatkan pada gambar 8.3.

 jarak antara a dan b menyatakan periode perabaan, dan ini adalah kebesaran yang dibutuhkan

menyatakan derajat dari pada kilaunya (luminosity). Jarak antara b dan c menyatakan periode

untuk penjajakan kembali (retracing) dan ini merupakan kebesaran yang tidak diperlukan

untuk reproduksi gambar. Oleh sebab itu kebesaran ini dibuang/dipotong dan disebut signal

penggelapan (blanking signal). Signal ini ditempatkan pada nilai hitam selama periode ini.

Gambar 8.1.4 Bentuk gelombang dari signal video

2.5 Signal Sinkronisasi

Signal sinkronisasi dikirim bersama-sama signal video dengan maksud untuk 

pengaturan kecepatan dan fase perabaan, untuk pelaksanaan perabaan diantara yang mantap

antara pengiriman dan penerimaan. Signal sinkronisasi horizontal diperuntukkan perabaan

horizontal dan signal sinkronisasi vertikal diperuntukkan perabaan vertical. Kedua signal

sinkronisasi tersebut disisipkan dalam periode penggelapan dan berbentuk segi empat dengan

warna yang lebih hitam dari nilai hitam.

3 Rantai Pengulang (Relaying Link)Dari Signal Televisi

Signal televisi yang dibangkitkan di stasiun broadcast melalui kamar pengawasnya

diteruskan ke stasiun-stasiun broadcast setempat lewat saluran pengulang.

Pada umumnya saluran microwave dipakai untuk keperluan pengulang itu dan hubungan-

hubungannya dapat dilihat pada gambar 8.2.1.

Page 7: MAKALAH SISTEM TELEVISI

5/17/2018 MAKALAH SISTEM TELEVISI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sistem-televisi 7/24

7

Stasiun terminal microwave didapati pada jarak 300-500 km antara kota-kota besar

dan stasiun-stasiun ini dihubungkan dengan stasiun-stasiun broadcast televisi dalam kota

melalui rantai televise yang pendek.Rantai televisi ini merupakan pintu keluar dari program

televisi.Banyak stasiun- stasiun cabang (brhanching stasions) terdapat pada saluran pengulang

dan disini program-program dipilih,program-program mana melalui rantai televise yang

pendek diteruskan ke stasiun-stasiun televisi setempat.Pada umumnya stasiun-stasiun

setempat menyiarkan program-program yang dihimpun pada stasiun-stasiun kunci (key

stations) yang terdapat dikota-kota besar.Karena dari stasiun-stasiun lokal tidak ada

kemungkinan untuk mengirimkan programnya ke stasiun lain,maka peranan dari stasiun-

stasiun cabang adalah untuk membagikan program saja dan oleh karena itu tidak 

diperlengkapi dengan alat yang dapat memasukkan program.Tiap stasiun terminal microwave

dan stasiun cabang mempunyai alat penyambung (switching equipment)dan dengan alat ini

program-program yang dikehendaki dapat dipilih,program-program mana kemudian

diteruskan kerantai yang menghendaki dengan cara yang sama seperti pada kantor telepon.

Signal televise yang berasal dari stasiun broadcast dikirim kestasiun- stasiun terminal

microwave melalui rantai pengulang yang pendek,dimana proses modulasi dilksanakanmenjadi signal-signal FM oleh alat terminal FM dan setelah dimodulasi kembali menjadi

Page 8: MAKALAH SISTEM TELEVISI

5/17/2018 MAKALAH SISTEM TELEVISI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sistem-televisi 8/24

8

signal-signal FM yang lain,signal- signal tersebut diteruskan ke stasiun-stasiun cabang

melalui cabang melalui jalur microwave yang lain atau dikirim ke stasiun-stasiun terminal

microwave yang lain dan seterusnya.Perlu dicatat bahwa hanya jalur frekwensi penengah

(intermediate) yang dicabangkan distasiun cabang dan signal- signal televise ini dimodulasi

menjadi signal FM oleh alat terminal FM nya.

4 Televisi berwarna

4.1 Sistem NTSC

NTSC (national television system committee) yang sistemnya dipakai di USA dan

Jepang dipandang sebagai salah satu dari system-sistem standar yang tebaik untuk broadcast

televise berwarna.

Sifat-sifat khusus dari sistem ini adalah sebagai berikut:

1. sistem broadcast ini didapati pada pesawat-pesawat terima

televisi tdak berwarna (monochrome)

2. jika signal televisi monochrome diterima oleh pesawat terima

televisi berwarna, gambar monochrome dapat terlihat.

3. jalur frekuensi yang dipakai oleh televisi berwarna sama dengan monochrome ialah 6 MHz

dan lebarnya jalur tidak bertambah. Sistem yang mempunyai sifat-sifat khusus seperti

tersebut diatas disebut mempunyai sifat penyesuaian.

Jika diinginkan sistem televisi berwarna dimasukkan di temapat-tempat dimana sistem televisi

monochrome telah ada, maka sistem penyesuaian dapat dikatakan sebagai salah satu kondisi

yang diperlukan.

4.2 Pokok-pokok dari televisi berwarna

Teori warna mengakui bahwa semua warna dapat direproduksi dengan mencampur

warna-warna dasar (primary colors): merah, biru dan hijau. Sebagai satu kenyataan ialah

bahwa gambar berwarna dapat direproduksi dengan mencampur warna-warna dasar secara

tepat. Televisi berwarna diwujudkan dengan jalan memisahkan benda yang akan ditelevisikan

dipisahkan dalam tiga warna dasar merah, biru dan hijau dengan kaca pemisah tiga warna.

Setelah tiap warna, yang dipisahkan, dirubah menjadi sinyal-sinyal listrik, kemudian

dikombinasikan oleh alat khusus dan dipancarkan ke udara. Sinyal-sinyal video yang

berkombinasi itu diterima oleh pesawat penerima. Setelah tiap sinyal yang berwarna tiga

Page 9: MAKALAH SISTEM TELEVISI

5/17/2018 MAKALAH SISTEM TELEVISI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sistem-televisi 9/24

9

diperoleh kembali dengan suatu alat listrik, kemudian dimasukkan ke tabung sinar katode,

yang berwarna tiga maka gambar berwarna seperti yang aslinya terlihat pada layar tabung.

4.3 Sinyal Video TV Berwarna

Sinyal televisi berwarna dinyatakan sebagai jumlah dari sinyal terang dan sinyal

warna. Karena sinyal terang sama seperti pada televisi tidak berwarna, komponen-komponen

frekuensinya terbatas dalam 0 sampai 4 MHz. Sinyal warnanya dipasang pada subcarrier 3,58

MHz. Subcarrier ini amplitudonya dan fasanya dimodulasi sesuai dengan amplitudo dan fasa

dari sinyal yang dimaksudkan. Ditinjau dari segi spektrum, sungguhpun sinyal warna jalur

frekuensinya luas dengan pusatnya pada 3,58 MHz, tetapi komponen frekuensinya yang

berada diatas 4 MHz. Mengenai sinyal corak warna, jalur frekuensinya amat sempit

dibandingkan sinyal terang.

Sebagai akibat dari penggabungan sinyal warna dengan sinyal terang kita dapati jalur

frekuensi yang hampir lebih sempit dari 4 MHz. Sinyal warna terdapat dari hasil modulasi

subcarrier 3,58 MHz dngan catatan kejenuhan warna oleh hasil modulasi amplitudonya dan

corak warna oleh modulasi fasanya. Sinyal ”color burst” dipergunakan sebagai dasar untuk 

pengaturan fasanya (corak warna) pada pihak penerimaan dari sinyal televisi. Sinyal video

yang terjadi, dikirim ke pemancar melalui rantai pengulang (relei), sesudah diatur dalam

ruang subkontrol dan ruang kontrol utama. Proses ini sama seperti pada penyaluran televisi

tidak berwarna.

Frekuensi dari carrier untuk sinyal audio (4,5 MHz lebih tinggi dari carrier untuk 

sinyal video) ditambahkan pada lebar jalur aturan televisi untuk pelaksanaan penyaluran

sinyal audio secara modulasi frekuensi. Dengan demikian jumlah lebar jalur yang ditempati

oleh televisi sampai 6 MHz. Proses selanjutnya seperti penggabungan sinyal video dengan

sinyal audio pada pemancar, yang kemudian dipancarkan ke udara sebagai gelombang V.H.F

atau U.H.F melalui antena, juga serupa pada televisi tidak berwarna.

4.4 Penerima

Penerima televisi berwarna menangkap gelombang dengan cara yang sama seperti

pada televisi tidak berwarna. Sinyal yang diterima kemudian diperkuat dan dipisahkan

menjadi sinyal suara dan sinyal video. Sinyal suara diteruskan ke loudspeaker sedangkan

sinyal video berurusan dengan proses kebalikan dari kamera televisi. Sinyal terang dan sinyal

warna diubah ke warna pokok yang aslinya oleh sirkit matrix dan kemudian diteruskan ke

Page 10: MAKALAH SISTEM TELEVISI

5/17/2018 MAKALAH SISTEM TELEVISI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sistem-televisi 10/24

10

tabung sinar katode tiga warna. Tabung tiga warna mempunyai tiga senapan elektronik, yang

memancarkan tiga sinar elektronik yang besar. Jika sinyal merah diterima, maka senjata

merah digerakkan. Jika sebaliknya sinyal biru yang diterima maka senjata biru yang

diaktifkan dan memancarkan sinar elektronik ke layar yang dapat bersinar (fluoroscent).

Di sebelah belakang dari permukaan yang dapat bersinar, didapati sebuah pelindung

yang dibuat dari logam dan berlubang-lubang. Jumlah lubang ini sebanyak sepertiga dari

 jumlah bintik-bintik yang dapat bersinar. Jika sinar elektron yang dihamburkan dari tiga

penyembur elektron, melalui lubang maka bintik yang bersangkutan yang dapat bersinar akan

digetarkan. Arah dari tiga sinar elektron dikuasai oleh kumparan defleksi elektromagnetik dan

sinar elektron merubah sepanjang permukaan dari layar yang dapat bercahaya dengan segera.

Karena intensitas dari sinar elektron dikuasai oleh intensitas dari sinyal tiga warna,

permukaan gambar, yang mempunyai warna aslinya akan terlihat pada layar.

5 Transmisi Dari Signal T.V. Berwarna

Syarat transmisi yang lebih berat diperlukan untuk transmisi signal T.V. berwarna dari

pada T.V. tidak berwarna.

Sebagai contoh dalam sirkit gelombang-mikro dibutuhkan 480 sikrit telepon untuk 

transmisi signal T.V. tidak berwarna, sedangkan T.V. berwarna memerlukan 980 sikrit

telepon untuk mempertahankan signal sebaik mungkin. Karena T.V. Tidak berwarna maupun

yang berwarna membutuhkan jalur frekwensi yang sama ialah 4 MHz, maka adalah perlu bagi

T.V. berwarna untuk mengirim signal warna disamping signal terang. Seperti telah disebut

dimuka signal warna dikirim dengan cara memodulasi amplitudo subcarrier 3,58 MHz untuk 

kejenuhan warna dan memodulasi phasanya untuk warna dasarnya. Amplitudo dan phasa

yang memodulasikan harus dibuat tepat berimbang dengan signal-signal yang mengerjakan.

Jika kondisi ini tidak ditaati secara tepat, maka warna dari gambar pihak penerima akan cacat.

Oleh sebab itu sirkit gelombang-mikro harus mempunyai linearitas dan sifat – sifat yang

baik. Persyaratan ini juga kita perlukan jika menambah jumlah sirkit telepon.

5.1 D.G.

Sirkit rantai gelombang –  mikro terdiri atas modulator –  modulator F.M., pengulang

(repeater) dan demodulator F.M. jika lenearitas modulator dan demodulator tidak lurus betul

maka signal warna yang masuk akan cacat dan amplitudo dari signal warna yang keluar akan

berkurang seperti yang terlihat pada gambar 8.4.1. Jika intensitas dari signal – terang berubah

Page 11: MAKALAH SISTEM TELEVISI

5/17/2018 MAKALAH SISTEM TELEVISI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sistem-televisi 11/24

11

dari harga yang rendah ke harga yang tinggi maka amplitudo dari signal warna akan

berkurang sesuai dengan perubahan tersebut. Hal ini berarti, bahwa kejenuhan warna akan

turun jika dibandingkan dengan gambar aslinya. Nilai perubahan dari kejenuhan warna akibat

dari perubahan intensitas signal-terang disebut Differential Gain (D.G.) dan ini dinyatakan

dalam presen.Jika lebih kecil dari 10% hal ni masih dipandang masih dapat diterima.

5.2 D.P.

Pengulang gelombang mikro mempunyai sigat untuk mengubah waktu-lambat (sifat

phasa) bagi frekwensi-frekwensi seperti yang terlihat pada gambar 8.4.1 Jika intensitas dari

signal terang berubah dari harga yang tinggi maka warna dasarnya akan berubah akibat sigat-

phasa dari pengulang seperti terlihat pada gambar. Nilai dari perubahan ini disebut Difrensial

Phasa (D.P.) jika nilai ini kurang dari 5% maka tidak akan tampak adanya perubahan. Oleh

sebab itu sifat phasanya harus cukup baik.

Gambar 8.4.1 Distori signal-signal berwarna DP dan GD

5.3 Pre-emphasis

Sebuah alat yang disebut pre-emphasais terdapat pada pesawat T.V berwarna dengan

maksud menghindarkan pengaruh dari cacat-cacat yang dibangkitkan oleh sifat-sifat D.G dan

D.P. Pre-emphasis terlaksana jika sebuah sukrit ditambahkan,yang akan menekan amplitudo

dari frekwensi- frekwensi yang lebih rendah yang terdapat pada signal F.M. pada bagian

masuk dari sirkit gelombang-mikro seperti diperlihatkan pada gambar 8.4.2(b).

Page 12: MAKALAH SISTEM TELEVISI

5/17/2018 MAKALAH SISTEM TELEVISI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sistem-televisi 12/24

12

Oleh alat ini akan ditekan amplitido dari frekwensi rendah dari sugnal terang seperti

terlihat pada ambar 8.4.2(c). Daerah overal dynamic akan menjadi sempit dan sebagai

akibatnya ialah cacat yang disebabkan oleh sifat-sifat D.G dan D.P dalam transmisi akan

berkurang. Pada pihak penerima dari signal F.M didapat pada demodulatornya sebuah sirkit

De- emphasis,yang mempunyai sifat kebalikan dari Pre-emphasis. Setelah terjadi penyamaan

secara menyeluruh tidak hanya signal gambarnya yang diperbaiki tapi cacat pada signal

warna berkurang.. Jadi Pre-emphasis memiliki pengaruh yang efektif dalam memperbaiki

sirkit transmisi. Pre-emphasis mempunyai pengaruh dalam mengurangi cacat,yang berlaku

 juga untuk transmisi telepon-berganda.

Gambar 8.4.2 Sifat-sifat sirkit pengulang T.V. berwarna

6. Siaran Stereo

Siaran sterio menggunakan dua penggiriman dan penerimaan denngan memakai

banyak mikropon dan speker (pada dasarnya kanan dan kiri) pada pihak penggiriman dan

penerimaan.maksutna ialah agar musik dan bunyi-bunyian lain dapat didengar dengan

menimbulkan kesan ruangan yang lebih atau kesan yang lebih nyata.

Page 13: MAKALAH SISTEM TELEVISI

5/17/2018 MAKALAH SISTEM TELEVISI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sistem-televisi 13/24

13

6.1 sistem modulasi ganda

Sistem modulasi ganda yang dipakai untuk siaran sterio,dengan membawa dua sinyal

secara serentakpada satu aluran (channel) banyak dipakai dengan pertimbangan-

pertimbangan:

1. pemakaian secara efisien dari gelombang listrik dan.

2. tersediana acara siaran bukan stereo untuk pendengar biasa.

Sistem ini disebut metoda”jumlah dan selisih” jika sinyal kiri dinyatakan oleh L dan

kanan oleh R, maka sinyal jumlah dan selisih di nyatakan sebagai :

M = L+R

S = L –  R

Dimana sinyal M adalah jumlah dan sinyal S adalah selisih dari dua komponen.

Jika subcarrier 38 kHz dimodulasi amplitudonya oleh sinyal S dan di campur dengan

sinyal M,kita dapati signalnya (disebut signal campuran) mempunyai komponen-komponen

frekwensi seperti terlihat pada gambar 8.5.1 signak campur ini dipakai sebagai modulator dari

gelombang pembawa pemancaran melalui udara dapat terjadi.

Modulasi yang dipakai ialah F.M karena kurang peka terhadap ganggguan dibanding dengan

modulasi A.M carrier 38 kHz yang dipakai untuk membangkitkan sinyal campuran disebut

supressed. Karena sub carrier tidak ada gunanya untuk transmisi selanjutnya setelah terjadi

signal campuran subcarrier itu ditekan . untuk itu dipakai metode “supresessed carrier 

amplitudo modulation.” Tetapi subcarrier itu pada pihak penerimaan diperlukan untuk 

modulasisignal S.signal pandu (pilot),yang disinkronnisasikan dengan subcarrier sampai

19kHz,ditambahkan pada signal campuran.

Pada pihak penerimaan subcarrier untuk demodulasi,yang berdasarkan signalpandu,dapat diperoleh.metoda demulasi campuran yang disebut diatas dikenal denggan

sebutan suppressed carrier AM-FM (sistem nada pandu).

Kebaikan dari sistem ini ialah,jika besarbya signal pandu dapat dipertahankan pada suatu

harga yang tepat,pelebaran yang tidak perlu dari jalur frekwensi dapat di hindarkan. Pelebaran

itu biasanya disebabkan oleh komponen-komponen yang tidak membantu dalam tranmisi dari

signal bunyi dalam signal campuran .gbr 8.5.2. memperlihatkan bagan (bloc diagram) susunan

dari milai signal L dan R masuk sampai gelombang terjadi.

Page 14: MAKALAH SISTEM TELEVISI

5/17/2018 MAKALAH SISTEM TELEVISI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sistem-televisi 14/24

14

6.2 sifat teknik dari pemncar dan penerima

Adalah perlu untuk mempertahankan nilai selisih amplitudo dsan selisih antara fhasa

dari signal R dan L untuk mendapatkan kesan ruang yang sesuai. Terutama pada waktu siaran

musik dsb perubahan amplitudo signal)diperlukan.

Untuk mensetandarkan perincian-perinsian teknik dari pemancar, dan penerima dan

untuk perencanaan aluran (channel) standar-standar berikut diterapkan untuk 

mempertahankan kwlitas yang baik dari siaran stereo.

1. standar teknik dari pemancar. Standar teknik dari perlengkapan pemancar terlihat

pada daftar 8.5.1

Daftar 8.5.1 standar teknik untuk perlengkapan pemancar

2. standar teknik dari penerima. Diperhatikan dipeerhatikan karena penerima

termasuk pada pihak pendenggar sifat-sufat tekniknya menggikuti harga dan

kondisi dalam pemakaiannya.sungguhpun demikian diadakan standar-petunjuk 

secara sementara seperti terlihat pada daftar 8.5.2.

Page 15: MAKALAH SISTEM TELEVISI

5/17/2018 MAKALAH SISTEM TELEVISI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sistem-televisi 15/24

15

6.3 Studio

Tidak ada gunanya untuk mengatakan, bahwa ada berbagai proses yang dipakai untuk 

mendapatkan bunyi yang stereo benar pada saat suara itu diambil di studio sungguhpun

demikian adalah sulit untuk menilai hasil- hasilnya, karena terlalu banyak factor yang harus

diperhatikan, yang bertalian dengan seni. Lapangannya terlalu luas untuk dinilai. Oleh sebab

itu kita batasi di sini pada peninjauan teknis dari masalahnya.

1) Penentuan mikropon

2) Pengeras dan tape-rekorder

3) Merekam dan pengambilan.

Disebabkan oleh perbedaan-perbedaan dalam kontruksi mekanismenya dari berbagai

mikropon, maka tidak dapat dihindarkan, bahwa sifat-sifatnya yang bertalian dengan

pengambilan suara sangat berbeda.

Dapat disarankan untuk memakai sepasang mikropon, yang mempunyai sifat-sifat yang

hampir sama atau suatu pasangan-mikropon (paired microphones) yang khusus. Perhatikan

pada sifat-arah (directivity characteristics) pada pengambilan suara, sebab jika perbedaanarahnya itu besar, maka hasil perubahan arahnya akan sangat kurang.

Mengenai penempatannya dapat dikatakan bahwa pada umumnya responsi arahnya makin

berkurang apabila jarak antara mokropon makin diperbesar. Sebaliknya. Jika jaraknya makin

diperkecil pengaruh arah makin tajam dan pengaruh suara menjadi lebih sempit. Oleh sebab

itu jarak anatara mikropon merupakan faktor yang utama dalam memperoleh bunyi stereo.

Pada umumnya banyak mikropon ditempatkan denan jarak dan posisi yang tepat, sambil

memperhitungkan pengarah timbal-baliknya untuk mendapatkan kesan-ruang yang sebaik 

mungkin.

Sehubungan dengan pengeras, dapat dikatakan tidak ada kesulitan karena mudah

mendapatkan dua sirkit yang mempunyai sifat yang sama tidak hanya sifat-amplitudo dan

phasa apa saja, tetapi juga untuk cacat dan gangguan apa saja. Hal itu dimungkinkan karena

teknologi yang tinggi dibidang sirkit elektronik. Bagi tape-recorder masalahnya untuk 

memperoleh perbedaan phasa antara suara kanan dan kiri. Dari pengalaman diketahui, bahwa

Page 16: MAKALAH SISTEM TELEVISI

5/17/2018 MAKALAH SISTEM TELEVISI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sistem-televisi 16/24

16

 jika perbedaan phasa melebihi 600, kesan-arah akan sangat berkurang. Selanjutnya perlu

diperhatikan perpanjangan sisi tape yang tidak sama dan perubahan dari tape di bawah kepala

tape (tape-head).

Mengenai record stereo dan pengambilannya, sesungguhnya tidak ada kesulitan jika

dilakukan dengan hati-hati, perhatikan khusus diperlukan pada sifat bicara-silang (cross-talk)

antara signal kanan dan kiri, karena kebocoran-kebocoran.

2. Peralatan Pemancar

Peralatan pemancar untuk siaran stereo F.M. dapat dibagi dalam dua bagian : Pemancaran

sendiri dan antena serta feeder. Dalam prinsipnya pemancar terdiri atas sirkit matrix yang

membangkitkan signalM danS (Gambar 1), sirkit multipleks yang membuat nignal campurandengan memodulasikan signalS dan subcarrier, sirkit F.M. modulation dan sirkitpengeras

daya (power amplifier). Sirkit multipleks pada umumnya terdiri atas modulator cincin (ring

modulator) dan sirkit penyampur.

Gambar 1: Diagram Blok dari pemancar

Sirkit F.M. dapat dibagi dalam “Sistem Modulasi Langsung”, dimana frekwensi yang keluar

dari oscillator langsung dimudulasi, dan “Sistem Modulasi tidak langsung”, dimana setelah

signal dari oscillator dimodulasi phasanya kemudian diperoleh modulasi frekuensinya yang

bersesuaian.

Metode yang sesuangguhnya sebagai berikut :

Sistem Modulasi Langsung

(1) Metoda tabung reaktansi

(2) Metoda FMQ

(3) Unsur reaktansi yang berubah + metode oscillator

Page 17: MAKALAH SISTEM TELEVISI

5/17/2018 MAKALAH SISTEM TELEVISI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sistem-televisi 17/24

17

Sistem Modulasi tidak Langsung

(1) Metoda Serrasoid

(2) Metoda Kompon Victor

Sesungguhnya modulasi langsung pada umumnya dilaksanakan dengan sirkit yang lebih

sederhana terkecuali FMQ dan memiliki kepekaan modulasi serta sifat peredaman sirkit AFC

dengan maksud menstabilkan frekwensi. Modulasi tidak langsung, sebaliknya, menggunakan

output dari oscillator kristal dan tidak membutuhkan sirkit AFC sebagai alat menstabilkan

frekwensi. Tetapi perlu diperhatikan adanya emisi liar.

Mengenai sistem antena dan feeder, kecuali dalam hal beberapa stasiun menggunakan

antena tunggak, lebih sederhana dibanding dengan antena siaran T.V. karena tidak 

memerlukan sifat jalur lebar (broadband).

Pada saat pemilihan tempat antena hal-hal berikut perlu dipertimbangkan dengan hati-

hati:

(1) Kondisi geografi dari stasiun dan daerah yang dilayani

(2) Tinggi antena

(3) Daya pancar yang efektif dan antena gain.

Untuk menambah daerah yang dilayani, perlu daya pancar efektifnya diperbesar, yang

akan menambah daya pemancar dan antena gain.

Penambahan antena gain akan menyempitkan cahaya radiasi ( radiation beam, hal mana

dapat membahayakan daerah yang dilayani, karena intensitas medannya yang rendah.

Oleh karena itu dalam melaksanakan proses harus diberikan perhatian yang sungguh-

sungguh.

3. Perlengkapan Penerima

Perlengkapan penerima untuk siaran F.M. stereo dapat dibagi dalam dua bagian seperti

pada perlengkapan pemancar : Penerima dan sistem antena.

Gambar memperlihatkan susunan dasar dari penerima. Mengenai kekhususan dari

konstruksi sirkit, sungguhpun beberapa teknologi elektronik dipakai, hampir sama dengan

penerima F.M. biasa, terkecuali sirkit pemisah signal.

Page 18: MAKALAH SISTEM TELEVISI

5/17/2018 MAKALAH SISTEM TELEVISI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sistem-televisi 18/24

18

Gambar 2. Diagram blok dari penerima

Sirkit pemisah signal terdiri atas oscillator dari sirkit subcarrier dan sirkit demodulasi.

Demodulator yang umum dipakai adalah :

1) Metoda pelipatan (multiplying) frekwensi untuk pembangkitan

subcarrier dengan jalan melipat-duakan frekwensi pandu (pilot)

2) Metoda sinkronisasi oscillator

Sungguhpun metoda 2) S/N-nya dari subcarrier tidak bergantung dari intensitas dari

gelombang yang diterima dan masalah mengenai S/N tidak ada.

Pengendalian phasa dari oscillator yang sinkron berubah mengikuti intensitas dari

gelombang gelombang dan phasa dari signal yang dideteksi akan terganggu sehingga

mengurangi efek/pengaruh ruang dari bunyi.

Dua jenis sirkit demodulasi yang dipakai pada umumnya :

1) Kedua jalur sisi (sideband) dari komponen AM, untuk mentransmisikan signal S,

didemodulasi oleh komponen subcarrier dan kemudian dikombinasikan dengan

signalM, dilakukan sirkit matrix, dimana signalL danR dipisahkan.

2) SignalL danR dipisahkan oleh pemindahan signal campuran dengan sebuah pulsa,

yang mempunyai frekwensi dan phasa yang sama dengan subcarrier.

Metoda 1) menggunakan sirkit dari Gambar 3. perlu dilengkapi dengan sirkit

penghambat (delay) dan sirkit pengatur amplitudo dengan maksud untuk menghindarkan

perubahan-perubahan dari sifat amplitudo dari detector A.M.

Page 19: MAKALAH SISTEM TELEVISI

5/17/2018 MAKALAH SISTEM TELEVISI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sistem-televisi 19/24

19

Gambar 3. Sirkit mendeteksi signal campuran yang diubah ke signal modulasi amplitudo jalur

sisi rangkap dua

Metoda 2) menggunakan sirkit seperti pada Gambar 4. Subcarrier yang frekwensinya

38 kHz (frekwensi untuk pemindahan/switching) dilakukan pada dioda penyambung D1 dan

D2 untuk berganti-ganti mengambil signalR danL. jika phasa dari subcarrier diatur tepat dan

 jika subcarrier negatif pada titik (a) dari gambar, D1 akan konduktip dan mengeluarkan

lengkungan (envelop) dari L. jika subcarrier positip pada titik itu, D2 akan dikutip dan

mengeluarkan lengkungan dariR seperti dinyatakan oleh gambar.

SignalL danR, setelah diambil contohnya, direproduksikan pada output. Metoda ini

mempunyai sifat khusus dalam bentuk pengaturan yang mudah.

Antena penerima disediakan oleh para pendengar sendiri, dan sistem antena yang besar

dan mahal tidak dapat diharapkan. Akan tetapi dapat dianggap tepat jika memakai kombinasi

antena doublet yang dilipat (folded doublet antenna) dan 300 ohm feeder yang pararel sebagai

ketentuan. Dalam hal ini doublet disusun dengan cara yang sama seperti antena yagi, yang

dapat menangkap dengan baik sungguhpun dalam daerah yang mempunyai intensitas medan

yang rendah.

Gambar 4. Sistem pemindah dari sirkit pemisah signal

Page 20: MAKALAH SISTEM TELEVISI

5/17/2018 MAKALAH SISTEM TELEVISI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sistem-televisi 20/24

20

7 Perkembangan Sistem Televisi

7.1 Sistem Televisi Kabel

Sering sekali kita mendengar orang menyebut soal TV kabel. Apa bedanya dengan

TV nonkabel? Siaran televisi (TV) kabel memang sudah menjadi bagian hidup sebagian besar

masyarakat Amerika Serikat. Sementara di Indonesia, hal itu masih jadi konsumsi yang cukup

mahal. Dengan kondisi: jumlah operator sedikit, hanya terdapat di beberapa kota besar

(seperti Jakarta, Medan, Bandung, dan Surabaya), serta jumlah pelanggan terbatas di

masyarakat kelas atas. Sebenarnya, seperti apa sih TV kabel itu?Sesuai dengan namanya,

kabel merupakan media penghubung antara operator siaran TV dan pelanggan. Sistem TV

kabel yang pertama (dibuat pada tahun 1948) menggunakan kabel jenis twin lead. Kabel ini

berbentuk pita seperti yang dipasang pada TV hitam putih. Sistem berikutnya (dibuat tahun

1950) telah menggunakan kabel coaxial. Kabel coaxial tersusun dari konduktor dalam yang

diselimuti isolator dan konduktor luar, seperti yang dipasang antara antena dan pesawat TV

zaman sekarang. Perkembangan selanjutnya, dimanfaatkan juga jaringan microwave, satelit,

dan kabel serat optik.

Perjalanan TV kabel

Sebenarnya TV kabel pertama dibangun untuk mengatasi kesulitan menerima

siaran televisi yang dialami oleh daerah dengan penerimaan sinyal buruk. Biasanya sebuah

antena dipasang di menara yang terletak di puncak gunung atau tempat-tempat tinggi lain di

daerah itu. Kemudian, kabel digunakan untuk menghubungkan antena dengan pesawat TV di

beberapa rumah sekitarnya.

Tahun 1948, Ed Parson yang tinggal di Astoria, Oregon, membuat sistem

community antenna television (CATV) dengan media kabel twin-lead dan dipasang dari satu

atap rumah ke atap rumah lain. Sementara itu, pada tahun 1950, Bob Tarlton membangun

sistemnya di Lansford, Pennsylvania, dengan menggunakan kabel coaxial yang dipasang pada

tiang. Ia mendapat hak monopoli di kotanya dan menyiarkan tiga saluran bagi pelanggannya.

Ternyata kesulitan penerimaan siaran televisi tidak hanya terjadi di daerah-daerah

terpencil, tetapi juga di kota-kota yang penuh dengan gedung- gedung tinggi. Karena itu, TV

kabel juga berkembang di daerah perkotaan. Selain itu, semakin lama tidak hanya sekadar

menjadi sambungan ekstensi dari siaran TV lokal saja, tapi sudah mampu memberikan

layanan yang dapat menyaingi siaran TV lain.

Page 21: MAKALAH SISTEM TELEVISI

5/17/2018 MAKALAH SISTEM TELEVISI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sistem-televisi 21/24

21

Melihat perkembangan itu, Federal Communication Commision (FCC) membuat

batasan bagi TV kabel untuk menerima siaran televisi jarak jauh. Pada awal tahun 1970, FCC

memperkuat kebijakan tadi dengan membuat undang-undang yang membatasi kemampuan

operator TV kabel dalam menyiarkan: film, sekilas peristiwa, dan lain-lain.

Akan tetapi, pada tahun 1972 dikeluarkan kebijakan deregulasi bertahap untuk TV

kabel. Akibatnya, aturan-aturan semakin diperlonggar. Hal itu membangkitkan industri

pembuat kelengkapan televisi kabel di tingkat lokal dan federal. Dengan demikian, terjadilah

pertumbuhan layanan siaran dan penambahan pelanggan. Penggunaan teknologi microwave,

komunikasi satelit, dan kabel serat optik sebagai media tambahan juga meningkatkan

pertumbuhan layanan. Selain itu, diperoleh pula peningkatan saluran dengan cara kompresi

data video digital.

Di Indonesia sendiri TV kabel muncul pada awal tahun 1990-an. Saat ini sedikitnya

ada tiga operator yang masih terpaku untuk melayani kalangan tertentu di beberapa kota

besar. Biaya penyambungan dan langganan yang tinggi membuat belum banyak orang

berminat menjadi pelanggan. Belum lagi jumlah stasiun televisi yang tampaknya masih dapat

memenuhi kebutuhan sebagian besar masyarakat kita. Apalagi dengan munculnya TV-TV

lokal yang menambah semarak ragam siaran.

Diagram sistem TV kabel dari headend ke pelanggan ditunjukkan dalam gambar.

Headend adalah sumber dari sinyal yang dipancarkan ke sistem kabel. Headend tidak hanya

menerima sinyal siaran lokal untuk dipancarkan saja, tetapi juga dapat menerima sinyal-

sinyal: siaran dari kota yang jauh, siaran dari satelit, dan dari gelombang microwave. Karena

itu, headend dilengkapi dengan perangkat penunjang, seperti menara dan berbagai jenis

antena, termasuk antena parabola, untuk menerima siaran dari satelit.

Selain itu, headend bisa mempunyai program siaran sendiri sehingga membutuhkan

studio yang memadai untuk menghasilkan program siarannya. Untuk aplikasi ini, headend

dapat mengatur sendiri waktu dan saluran yang diperlukan. Adapun waktu dan saluran untuk 

community access biasanya dipercayakan kepada franchise lokal. Pada umumnya sistem TV

kabel tidak dapat melakukan editing kontrol terhadap kualitas atau isi program-program

community access.

Sistem kabel terdiri atas dua bagian, yaitu sistem trunk dan sistem distribusi. Sistem

trunk berfungsi untuk mengirim sinyal ke kelompok- kelompok pelanggan. Perangkat-

Page 22: MAKALAH SISTEM TELEVISI

5/17/2018 MAKALAH SISTEM TELEVISI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sistem-televisi 22/24

22

perangkat dalam sistem trunk adalah kabel trunk dan trunk amplifier. Trunk amplifier

berfungsi untuk menguatkan sinyal yang melemah akibat panjangnya kabel. Ia dipasang pada

tiap jarak tertentu. Jumlah amplifier yang dipasang pada kabel dibatasi oleh nilai noise dan

distorsi pada amplifier bersangkutan. Kabel yang bermutu baik akan mengurangi jumlah

amplifier untuk panjang kabel yang sama.

Sistem distribusi berfungsi untuk mendistribusikan sinyal ke tiap-tiap rumah dalam

satu kelompok pelanggan. Antara sistem trunk dan sistem distribusi dipasang interface yang

disebut bridger amplifier. Perangkat pendukung sistem distribusi adalah kabel distribusi, line

extender amplifier, dan tap. Fungsi line extender amplifier pada sistem distribusi serupa

dengan fungsi trunk amplifier pada sistem trunk. Tap berfungsi sebagai titik pengambilan

sinyal atau percabangan untuk kabel drop yang dihubungkan dengan perangkat pada

pelanggan. Berbeda dengan kabel distribusi yang berstruktur kaku, kabel drop mempunyai

struktur yang fleksibel/lentur.

Di rumah pelanggan, keluaran kabel drop dihubungkan dengan TV atau VCR (video

cassete recorder). Tetapi, jika TV atau VCR pelanggan tidak dapat menemukan seluruh kanal

yang ada (karena VCR tidak kompatibel dengan sistem kabel), diperlukan converter yang

berfungsi sebagai interface/penerjemah antara TV dan sistem kabel. Biasanya, converter telah

disediakan oleh operator TV kabel. Jika sinyal siaran yang dikirim oleh headend melalui

proses pengacakan (scrambling), pada converter harus dipasang descrambler.

Pita frekuensi dan kanal

Pita frekuensi sinyal operasi TV kabel relatif lebar, berkisar 50 MHz sampai dengan

450 MHz, bahkan hingga 1 GHz. Pita frekuensi selebar itu dibagi menjadi banyak kanal.

Lebar tiap kanal disesuaikan dengan lebar pita video standar yang sebesar 4,2 MHz. Semakin

banyak kanal yang digunakan, semakin lebar pula pita frekuensi yang diperlukan. Kanal-kanal

ini dikirim secara serentak lewat kabel.

Masalahnya, walaupun sistem TV kabel mempunyai pita frekuensi yang lebar,

pesawat TV yang digunakan tidak seperti itu. Karenanya, sistem ini menyediakan beberapa

kanal (umumnya kanal 2,3,4,5) sebagai kanal rujukan bagi pesawat TV atau VCR. Di kanal

itu pesawat TV berfungsi sebagai monitor dan pemilihan siaran dilakukan dengan mengatur

tuner/penala pada converter.

Page 23: MAKALAH SISTEM TELEVISI

5/17/2018 MAKALAH SISTEM TELEVISI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sistem-televisi 23/24

23

Perkembangan sistem

Munculnya teknologi-teknologi terbaru dan meningkatnya kebutuhan

penganekaragaman manfaat sistem TV kabel menyebabkan sistem ini berkembang dari waktu

ke waktu. Perkembangannya terjadi pada perangkat keras maupun lunak. Di antaranya adalah

penggunaan gelombang microwave, jika menara penerima siaran jarak jauh terletak jauh dari

headend. Jika pemasangan kabel trunk atau distribusi sulit dilakukan atau mahal, maka

gelombang microwave dapat digunakan sebagai pengganti.

Munculnya kabel serat optik, yang dapat dipakai pada sistem trunk maupun

distribusi, menghasilkan sinyal siaran yang lebih baik karena tahan terhadap gangguan cuaca

atau interferensi dari gelombang radio lain. Penggunaan kabel serat optik juga mengurangi

 jumlah amplifier yang digunakan karena kabel serat optik mempunyai nilai rugi kabel yang

rendah.

Diterapkannya sistem digital pada perangkat-perangkat siaran maupun pesawat TV

 juga menimbulkan banyak perubahan. Teknik kompresi video digital membuat kapasitas

sistem menjadi lebih tinggi sehingga memperbanyak jumlah kanal. Teknik-teknik Forward

Error Correction (FEC) yang dapat memperbaiki kesalahan data akibat noise juga

dimanfaatkan untuk mendapatkan laju transmisi yang lebih tinggi.

Yang cukup baru adalah pemanfaatan sistem kabel untuk Internet. Aplikasi ini bisa

terjadi jika headend menambah fungsinya sebagai gateway Internet. Headend juga menjadi

server untuk layanan web, e-mail, dan e- news. Untuk itu, sistem kabel harus menyediakan

kanal dua arah bagi pengiriman dan penerimaan data dengan sistem LAN (Local Area

Network).

Pengembangan-pengembangan lain sudah tentu harus terus dilakukan, mengingatbanyak pesaing yang selalu berusaha menjadi "one stop server/operator" yang dapat

memenuhi segala kebutuhan komunikasi sekaligus hiburan bagi pelanggannya. Persaingan

bisa muncul dari sistem ponsel dengan TV selulernya yang lebih mobile atau saluran telepon

tetap yang dapat dikembangkan menjadi pembawa sinyal siaran video. Dengan kelebihan-

kelebihannya, sistem-sistem ini pastilah menjadi pesaing kuat bagi TV kabel.

Page 24: MAKALAH SISTEM TELEVISI

5/17/2018 MAKALAH SISTEM TELEVISI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sistem-televisi 24/24

24

MAKALAH SISTEM TELEKOMUNIKASI

SISTEM TELEVISI

OLEH :

1.  EROS GATRA 091910201013

2. 

DEVITA AYU L. 0919102010153.  RITA MANDARI 091910201022

4.  TYARA RISQI WJ 091910201025

5.  NENY AGUSTIN 091910201093

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS JEMBER

2010