makalah sistem pendengaran.doc

26
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada tubuh orang sakit, kita harus terlebih dahulu mengetahui struktur dan fungsi tiap alat dari susunan tubuh manusia yang sehat dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya struktur indra pendengaran. Indra pendengaran merupakan salah satu alat pancaindra untuk mendengar. Maka dari itu kelompok kami mencoba menjelaskan tentang bagian-bagian telinga, fisiologi pendengaran, proses pendengaran dan gangguan pendengaran. Mengingat indra pendengaran sangat penting bagi manusia, maka besar harapan kelompok kami dengan adanya makalah ini mampu menambah pengetahuan mengenai materi indra pendengaran. 1.2 Masalah 1. Apa sajakah anatomi dari telinga? 2. Apa sajakah fisiologi dari telinga? 1.3 Tujuan penulisan 1. Memenuhi tugas mata ajar ” Anatomi Fisiologi ” 2. Untuk mengetahui dan menambah wawasan mengenai Indra Pendengaran. 4

Transcript of makalah sistem pendengaran.doc

Page 1: makalah sistem pendengaran.doc

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada tubuh orang sakit, kita harus terlebih

dahulu mengetahui struktur dan fungsi tiap alat dari susunan tubuh manusia yang sehat

dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya struktur indra pendengaran.

Indra pendengaran merupakan salah satu alat pancaindra untuk mendengar. Maka dari itu

kelompok kami mencoba menjelaskan tentang bagian-bagian telinga, fisiologi pendengaran,

proses pendengaran dan gangguan pendengaran. Mengingat indra pendengaran sangat

penting bagi manusia, maka besar harapan kelompok kami dengan adanya makalah ini

mampu menambah pengetahuan mengenai materi indra pendengaran.

1.2 Masalah

1. Apa sajakah anatomi dari telinga?

2. Apa sajakah fisiologi dari telinga?

1.3 Tujuan penulisan

1. Memenuhi tugas mata ajar ” Anatomi Fisiologi ”

2. Untuk mengetahui dan menambah wawasan mengenai Indra Pendengaran.

3. Untuk mengetahui bagian-bagian dari telinga

4. Untuk mengetahui fisiologi pendengaran

5. Untuk mengetahui proses pendengaran terjadi

6. Untuk mengetahui gangguan-gangguan dari pendengaran

4

Page 2: makalah sistem pendengaran.doc

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Indera PendengarTelinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi dan untuk

keseimbangan. Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian telinga luar,

telinga tengah, dan telinga dalam.

Telinga luar berfungsi menangkap getaran bunyi, dan telinga tengah meneruskan

getaran dari telinga luar ke telinga dalam. Reseptor yang ada pada telinga dalam akan

menerima rarigsang bunyi dan mengirimkannya berupa impuls ke otak untuk diolah.

2.2 Bagian-bagian telingaTelinga tersusun atas tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.

Gbr. Struktur telinga pada manusia2.2.1 Telinga luar

Telinga luar terdiri atas daun telinga (auricle/pinna), liang telinga luar (meatus

accus-ticus externus) dan gendang telinga (membran timpani). Daun telinga /aurikula

disusun oleh tulang rawan elastin yang ditutupi oleh kulit tipis yang melekat erat pada

tulang rawan. Dalam lapisan subkutis terdapat beberapa lembar otot lurik yang pada 5

Page 3: makalah sistem pendengaran.doc

manusia rudimenter (sisa perkembangan), akan tetapi pada binatang yang lebih rendah

yang mampu menggerakan daun telinganya, otot lurik ini lebih menonjol.

Daun telinga manusia mempunyai bentuk yang khas, tetapi bentuk ini kurang

mendukung fungsinya sebagai penangkap dan pengumpul getaran suara. Bentuk daun

telinga yang sangat sesuai dengan fungsinya adalah daun telinga pada anjing dan

kucing, yaitu tegak dan membentuk saluran menuju gendang telinga. Saluran luar yang

dekat dengan lubang telinga dilengkapi dengan rambut-rambut halus yang menjaga

agar benda asing tidak masuk, dan kelenjar lilin yang menjaga agar permukaan saluran

luar dan gendang telinga tidak kering.

Liang telinga luar (meatus auditori eksterna) merupakan suatu saluran yang

terbentang dari daun telinga melintasi tulang timpani hingga permukaan luar membran

timpani. Bagian permukaannya mengandung tulang rawan elastin dan ditutupi oleh

kulit yang mengandung folikel rambut, kelenjar sebasea dan modifikasi kelenjar

keringat yang dikenal sebagai kelenjar serumen. Sekret kelenjar sebacea bersama

sekret kelenjar serumen merupakan komponen penyusun serumen. Serumen

merupakan materi bewarna coklat seperti lilin dengan rasa pahit dan berfungsi sebagai

pelindung. Membran timpani menutup ujung dalam meatus akustiskus eksterna.

Permukaan luarnya ditutupi oleh lapisan tipis epidermis yang berasal dari ectoderm,

sedangkan lapisan sebelah dalam disusun oleh epitel selapis gepeng atau kuboid

rendah turunan dari endoderm. Di antara keduanya terdapat serat-serat kolagen, elastis

dan fibroblas. Gendang telinga menerima gelombang suara yang di sampaikan lewat

udara lewat liang telinga luar. Gelombang suara ini akan menggetarkan membran

timpani. Gelombang suara lalu diubah menjadi energi mekanik yang diteruskan ke

tulang-tulang pendengaran di telinga tengah.

2.2.2 Telinga tengah

Telinga tengah atau rongga telinga adalah suatu ruang yang terisi udara yang

terletak di bagian petrosum tulang pendengaran. Ruang ini berbatasan di sebelah

posterior dengan ruang-ruang udara mastoid dan disebelah anterior dengan faring

melalui saluran (tuba auditiva) Eustachius. Epitel yang melapisi rongga timpani dan

setiap bangunan di dalamnya merupakan epitel selapis gepeng atau kuboid rendah,

6

Page 4: makalah sistem pendengaran.doc

tetapi di bagian anterior pada pada celah tuba auditiva (tuba Eustachius) epitelnya

selapis silindris bersilia. Lamina propria tipis dan menyatu dengan periosteum.

Di bagian dalam rongga ini terdapat 3 jenis tulang pendengaran yaitu tulang

maleus, inkus dan stapes. Ketiga tulang ini merupakan tulang kompak tanpa rongga

sumsum tulang. Tulang maleus melekat pada membran timpani. Tulang maleus dan

inkus tergantung pada ligamen tipis di atap ruang timpani. Lempeng dasar stapes

melekat pada tingkap celah oval (fenestra ovalis) pada dinding dalam. Ada 2 otot kecil

yang berhubungan dengan ketiga tulang pendengaran. Otot tensor timpani terletak

dalam saluran di atas tuba auditiva, tendonya berjalan mula-mula ke arah posterior

kemudian mengait sekeliling sebuah tonjol tulang kecil untuk melintasi rongga

timpani dari dinding medial ke lateral untuk berinsersi ke dalam gagang maleus.

Tendo otot stapedius berjalan dari tonjolan tulang berbentuk piramid dalam dinding

posterior dan berjalan anterior untuk berinsersi ke dalam leher stapes. Otot-otot ini

berfungsi protektif dengan cara meredam getaran-getaran berfrekuensi tinggi. Dan

Fungsi rangkaian tulang dengar tersebut adalah untuk mengirimkan getaran suara dari

gendang telinga (membran timpani) menyeberangi rongga telinga tengah ke jendela

oval.

Tingkap oval pada dinding medial ditutupi oleh lempeng dasar stapes,

memisahkan rongga timpani dari perilimf dalam skal vestibuli koklea. Oleh karenanya

getaran-getaran membrana timpani diteruskan oleh rangkaian tulang-tulang

pendengaran ke perilimf telinga dalam. Untuk menjaga keseimbangan tekanan di

rongga-rongga perilimf terdapat suatu katup pengaman yang terletak dalam dinding

medial rongga timpani di bawah dan belakang tingkap oval dan diliputi oleh suatu

membran elastis yang dikenal sebagai tingkap bulat (fenestra rotundum). Membran ini

memisahkan rongga timpani dari perilimf dalam skala timpani koklea.

Tuba auditiva (Eustachius) menghubungkan rongga timpani dengan nasofarings

lumennya gepeng, dengan dinding medial dan lateral bagian tulang rawan biasanya

saling berhadapan menutup lumen. Epitelnya bervariasi dari epitel bertingkat, selapis

silindris bersilia dengan sel goblet dekat farings. Dengan menelan dinding tuba saling

7

Page 5: makalah sistem pendengaran.doc

terpisah sehingga lumen terbuka dan udara dapat masuk ke rongga telinga tengah.

Dengan demikian tekanan udara pada kedua sisi membran timpani menjadi seimbang.

2.2.3 Telinga Dalam

Telinga dalam adalah suatu sistem saluran dan rongga di dalam pars petrosum

tulang temporalis. Telinga dalam di bentuk oleh labirin tulang (labirin oseosa) yang

didalamnya terdapat labirin membranasea. Labirin tulang berisi cairan perilimf

sedangkan labirin membranasea berisi cairan endolimf.

1. Labirin Tulang

Labirin tulang terdiri atas 3 komponen yaitu kanalis semisirkularis, vestibulum,

dan koklea tulang. Labirin tulang ini di sebelah luar berbatasan dengan endosteum,

sedangkan di bagian dalam dipisahkan dari labirin membranasea yang terdapat di

dalam labirin tulang oleh ruang perilimf yang berisi cairan endolimf.

Kanalis semisirkularis menonjol dari bagian posterior vestibula.

a. Saluran semisirkular anterior dan posterior mengarah pada bidang vertikal,

disetiap sudut kanannya.

b. Saluran semisirkular lateral terletak horizontal dan pada sudut kanan kedua

saluran diatas.

Vestibulum merupakan bagian tengah labirin tulang, yang berhubungan dengan

rongga timpani melalui suatu membran yang dikenal sebagai tingkap oval

(fenestra ovale). Ke dalam vestibulum bermuara 3 buah kanalis semisirkularis

yaitu kanalis semisirkularis anterior, posterior dan lateral yang masing-masing

saling tegak lurus. Setiap saluran semisirkularis mempunyai pelebaran atau

ampula. Walaupun ada 3 saluran tetapi muaranya hanya lima dan bukan enam,

karena ujung posterior saluran posterior yang tidak berampula menyatu dengan

ujung medial saluran anterior yang tidak bermapula dan bermuara ke dalam bagian

medial vestibulum oleh krus kommune. Ke arah anterior rongga vestibulum

berhubungan dengan koklea tulang dan tingkap bulat (fenestra rotundum).

Koklea merupakan tabung berpilin mirip rumah siput. Bentuk keseluruhannya

mirip kerucut dengan dua tiga-perempat putaran. Sumbu koklea tulang di sebut

8

Page 6: makalah sistem pendengaran.doc

mediolus. Tonjolan tulang yang terjulur dari modiolus membentuk rabung spiral

dengan suatu tumpukan tulang yang disebut lamina spiralis. Lamina spiralis ini

terdapat pembuluh darah dan ganglion spiralis, yang merupakan bagian koklear

nervus akustikus.

2. Labirin Membranasea

Labirin membransea terletak di dalam labirin tulang, merupakan suatu sistem

saluran yang saling berhubungan dilapisi epitel dan mengandung endolimf. Labirin

ini dipisahkan dari labirin tulang oleh ruang perilimf yang berisi cairan perilimf.

Pada beberapa tempat terdapat lembaran-lembaran jaringan ikat yang mengandung

pembuluh darah melintasi ruang perilimf untuk menggantung labirin

membranasea. Labirin membranasea terdiri atas:

1. Kanalis semisirkularis membranasea

2. Ultrikulus

3. Sakulus

4. Duktus endolimfatikus merupakan gabungan duktus ultrikularis dan duktus

sakularis.

5. Sakus endolimfatikus merupakan ujung buntu duktus endolimfatikus

6. Duktus reuniens, saluran kecil penghubung antara sakulus dengan duktus

koklearis

7. Duktus koklearis mengandung organ Corti yang merupakan organ

pendengaran.

Terdapat badan-badan akhir saraf sensorik dalam ampula saluran semisirkularis

(krista ampularis) dan dalam ultrikulus dan sakulus (makula sakuli dan ultrikuli)

yang berfungsi sebagai indera statik dan kinetik.

Sakulus dan Ultrikulus, dinding sakulus dan ultrikulus dibentuk oleh lapisan

jaringan ikat tebal yang mengandung pembuluh darah, sedangkan lapisan

dalamnya dilapisi epitel selapis gepeng sampai selapis kuboid rendah. Pada sakulus

dan ultrikulus terdapat reseptor sensorik yang disebut makula sakuli dan makula

9

Page 7: makalah sistem pendengaran.doc

ultrikuli. Makula sakuli terletak paling banyak pada dinding sehingga berfungsi

untuk mendeteksi percepatan vertikal lurus sementara makula ultrikuli terletak

kebanyakan di lantai /dasar sehingga berfungsi untuk mendeteksi percepatan

horizontal lurus.

Makula disusun oleh 2 jenis sel neuroepitel (disebut sel rambut) yaitu tipe I dan

II serta sel penyokong yang duduk di lamina basal.Serat-serat saraf dari bagian

vestibular nervus vestibulo-akustikus (N.VIII) akan mempersarafi sel-sel

neuroepitel ini. Sel rambut I berbentuk seperti kerucut dengan bagian dasar yang

membulat berisi inti dan leher yang pendek. Sel ini dikelilingi suatu jala terdiri atas

badan akhir saraf dengan beberapa serat saraf eferen, mungkin bersifat

penghambat/ inhibitorik. Sel rambut tipe II berbentuk silindris dengan badan akhir

saraf aferen maupun eferen menempel pada bagian bawahnya. Kedua sel ini

mengandung stereosilia pada apikal, sedangkan pada bagian tepi stereosilia

terdapat kinosilia. Sel penyokong (sustentakular) merupakan sel berbentuk silindris

tinggi, terletak pada lamina basal dan mempunyai mikrovili pada permukaan

apikal dengan beberapa granul sekretoris. Pada permukaan makula terdapat suatu

lapisan gelatin dengan ketebalan 22 mikrometer yang dikenal sebagai membran

otolitik. Membran ini mengandung banyak badan-badan kristal yang kecil yang

disebut otokonia atau otolit yang mengandung kalsium karbonat dan suatu protein.

Mikrovili pada sel penyokong dan stereosilia serta kinosilia sel rambut terbenam

dalam membran otolitik. Perubahan posisi kepala mengakibatkan perubahan dalam

tekanan atau tegangan dalam membran otolitik dengan akibat terjadi rangsangan

pada sel rambut. Rangsangan ini diterima oleh badan akhir saraf yang terletak di

antara sel-sel rambut.

Kanalis Semisirkularis membranasea mempunyai penampang yang oval. Pada

permukaan luarnya terdapat suatu ruang perilimf yang lebar dilalui oleh trabekula.

Pada setiap kanalis semisirkularis ditemukan sebuah krista ampularis, yaitu badan

akhir saraf sensorik yang terdapat di dalam ampula (bagian yang melebar) kanalis.

Tiap krista ampularis di bentuk oleh sel-sel penyokong dan dua tipe sel rambut

10

Page 8: makalah sistem pendengaran.doc

yang serupa dengan sel rambut pada makula. Mikrovili, stereosilia dan

kinosilianya terbenam dalam suatu massa gelatinosa yang disebut kupula serupa

dengan membran otolitik tetapi tanpa otokonia.

Dalam krista ampularis, sel-sel rambutnya di rangsang oleh gerakan endolimf

akibat percepatan sudut kepala. Gerakan endolimf ini mengakibatkan tergeraknya

stereosilia dan kinosilia. Dalam makula sel-sel rambut juga terangsang tetapi

perubahan posisi kepala dalam ruang mengakibatkan suatu peningkatan atau

penurunan tekanan pada sel-sel rambut oleh membran otolitik.

2.3 Koklea dan Fisiologi Pendengaran

2.3.1 Koklea

Koklea tulang berjalan spiral dengan 23/4 putaran sekiitar modiolus yang juga

merupakan tempat keluarnya lamina spiralis. Dari lamina spiralis menjulur ke

dinding luar koklea suatu membran basilaris. Pada tempat perlekatan membran

basilaris ke dinding luar koklea terdapat penebalan periosteum yang dikenal

sebagai ligamentum spiralis. Di samping itu juga terdapat membran vestibularis

(Reissner) yang membentang sepanjang koklea dari lamina spiralis ke dinding

luar. Kedua membran ini akan membagi saluran koklea tulang menjadi tiga bagian

yaitu

1. Ruangan atas (skala vestibuli)

2. Ruangan tengah (duktus koklearis)

3. Ruang bawah (skala timpani).

Antara skala vestibuli dengan duktus koklearis dipisahkan oleh membran

vestibularis (Reissner). Antara duktus koklearis dengan skala timpani dipisahkan

oleh membran basilaris. Skala vesibularis dan skala timpani mengandung perilimf

dan di dindingnya terdiri atas jaringan ikat yang dilapisi oleh selapis sel gepeng

yaitu sel mesenkim, yang menyatu dengan periosteum disebelah luarnya. Skala

vestibularis berhubungan dengan ruang perilimf vestibularis dan akan mencapai

permukaan dalam fenestra ovalis. Skala timpani menjulur ke lateral fenestra

11

Page 9: makalah sistem pendengaran.doc

rotundum yang memisahkannya dengan ruang timpani. Pada apeks koklea skala

vestibuli dan timpani akan bertemu melalui suatu saluran sempit yang disebut

helikotrema.

Duktus koklearis berhubungan dengan sakulus melalui duktus reuniens tetapi

berakhir buntu dekat helikotrema pada sekum kupulare. Pada pertemuan antara

lamina spiralis tulang dengan modiolus terdapat ganglion spiralis yang sebagian

diliputi tulang. Dari ganglion keluar berkas-berkas serat saraf yang menembus

tulang lamina spiralis untuk mencapai organ Corti. Periosteum di atas lamina

spiralis menebal dan menonjol ke dalam duktus koklearis sebagai limbus spiralis.

Pada bagian bawahnya menyatu dengan membran basilaris.

Membran basilaris yang merupakan landasan organ Corti dibentuk oleh serat-

serat kolagen. Permukaan bawah yang menghadap ke skala timpani diliputi oleh

jaringan ikat fibrosa yang mengandung pembuluh darah dan sel mesotel. Membran

vestibularis merupakan suatu lembaran jaringan ikat tipis yang diliputi oleh epitel

selapis gepeng pada bagian yang menghadap skala vestibuli.

Epitel yang melapisi duktus koklearis beragam jenisnya tergantung pada

lokasinya, diatas membran vestibularis epitelnya gepeng dan mungkin

mengandung pigmen, di atas limbus epitelnya lebih tinggi dan tak beraturan. Di

lateral epitelnya selapis silindris rendah dan di bawahnya mengandung jaringan

ikat yang banyak mengandung kapiler. Daerah ini disebut stria vaskularis dan

diduga tempat sekresi endolimf.

Organ Corti, terdiri atas sel-sel penyokong dan sel-sel rambut. Sel-sel yang

terdapat di organ Corti adalah

1. Sel tiang dalam merupakan sel berbentuk kerucut yang ramping dengan bagian

basal yang lebar mengandung inti, berdiri di atas membran basilaris serta

bagian leher yang sempit dan agak melebar di bagian apeks.

2. Sel tiang luar mempunyai bentuk yang serupa dengan sel tiang dalam hanya

lebih panjang. Di antara sel tiang dalam dan luar terdapat terowongan dalam.

12

Page 10: makalah sistem pendengaran.doc

3. Sel falangs luar merupakan sel berbentuk silindris yang melekat pada

membrana basilaris. Bagian puncaknya berbentuk mangkuk untuk menopang

bagaian basal sel rambut luar yang mengandung serat-serat saraf aferen dan

eferen pada bagian basalnya yang melintas di antara sel-sel falangs dalam

untuk menuju ke sel-sel rambut luar. Sel-sel falangs luar dan sel rambut luar

terdapat dalam suatu ruang yaitu terowongan Nuel. Ruang ini akan

berhubungan dengan terowongan dalam.

4. Sel falangs dalam terletak berdampingan dengan sel tiang dalam. Seperti sel

falangs luar sel ini juga menyanggah sel rambut dalam.

5. Sel batas membatasi sisi dalam organ corti

6. Sel Hansen membatasi sisi luar organ Corti. Sel ini berbentuk silindris terletak

antara sel falangs luar dengan sel-sel Claudius yang berbentuk kuboid. Sel-sel

Claudius ter- letak di atas sel-sel Boettcher yang berbentuk kuboid rendah.

Permukaan organ Corti diliputi oleh suatu membran yaitu membrana

tektoria yang merupakan suatu lembaran pita materi gelatinosa. Dalam keadaan

hidup membran ini menyandar di atas stereosilia sel-sel rambut.

Ganglion spiralis merupakan neuron bipolar dengan akson yang bermielin

dan berjalan bersama membentuk nervus akustikus. Dendrit yang bermielin

berjalan dalam saluran-saluran dalam tulang yang mengitari ganglion,

kehilangan mielinnya dan berakhir dengan memasuki organ Corti untuk

selanjutnya berada di antara sel rambut. Bagian vestibular N VIII memberi

persarafan bagian lain labirin. Ganglionnya terletak dalam meatus akustikus

internus tulang temporal dan aksonnya berjalan bersama dengan akson dari yang

berasal dari ganglion spiralis. Dendrit-dendritnya berjalan ke ketiga kanalikulus

semisirkularis dan ke makula sakuli dan ultrikuli.

Telinga luar menangkap gelombang bunyi yang akan diubah menjadi

getaran-getaran oleh membran timpani. Getaran-getaran ini kemudian

diteruskan oleh rangkaian tulang –tulang pendengaran dalam telinga tengah ke 13

Page 11: makalah sistem pendengaran.doc

perilimf dalam vestibulum, menimbulkan gelombang tekanan dalam perilimf

dengan pergerakan cairan dalam skala vestibuli dan skala timpani. Membran

timpani kedua pada tingkap bundar (fenestra rotundum) bergerak bebas sebagai

katup pengaman dalam pergerakan cairan ini, yang juga agak menggerakan

duktus koklearis dengan membran basilarisnya. Pergerakan ini kemudian

menyebabkan tenaga penggunting terjadi antara stereosilia sel-sel rambut

dengan membran tektoria, sehingga terjadi stimulasi sel-sel rambut. Tampaknya

membran basilaris pada basis koklea peka terhadap bunyi berfrekuensi tinggi ,

sedangkan bunyi berfrekuensi rendah lebih diterima pada bagian lain duktus

koklearis.

2.3.2 Fisiologi pendengaran

a. Cara Kerja Organ Pendengaran

Gelombang bunyi yang masuk ke dalam telinga luar menggetarkan

gendang telinga. Getaran ini akan diteruskan oleh ketiga tulang dengar ke

jendela oval. Getaran Struktur koklea pada jendela oval diteruskan ke cairan

limfa yang ada di dalam saluran vestibulum. Getaran cairan tadi akan

menggerakkan membran Reissmer dan menggetarkan cairan limfa dalam

saluran tengah. Perpindahan getaran cairan limfa di dalam saluran tengah

menggerakkan membran basher yang dengan sendirinya akan menggetarkan

cairan dalam saluran timpani. Perpindahan ini menyebabkan melebarnya

membran pada jendela bundar.

Getaran dengan frekuensi tertentu akan menggetarkan selaput-selaput

basiler, yang akan menggerakkan sel-sel rambut ke atas dan ke bawah. Ketika

rambut-rambut sel menyentuh membran tektorial, terjadilah rangsangan

(impuls). Getaran membran tektorial dan membran basiler akan menekan sel

sensori pada organ Korti dan kemudian menghasilkan impuls yang akan

dikirim ke pusat pendengar di dalam otak melalui saraf pendengaran.

14

Page 12: makalah sistem pendengaran.doc

b. Mekanisme Keseimbangan

Bagian dari alat vestibulum atau alat keseimbangan berupa tiga saluran

setengah lingkaran yang dilengkapi dengan organ ampula (kristal) dan organ

keseimbangan yang ada di dalam utrikulus dan sakulus. Ujung dari setup

saluran setengah lingkaran membesar dan disebut ampula yang berisi reseptor,

sedangkan pangkalnya berhubungan dengan utrikulus yang menuju ke sakulus.

Utrikulus maupun sakulus berisi reseptor keseimbangan. Alat keseimbangan

yang ada di dalam ampula terdiri dari kelompok sel saraf sensori yang

mempunyai rambut dalam tudung gelatin yang berbentuk kubah. Alat ini

disebut kupula. Saluran semisirkular (saluran setengah lingkaran) peka

terhadap gerakan kepala. Alat keseimbangan di dalam utrikulus dan sakulus

terdiri dari sekelompok sel saraf yang ujungnya berupa rambut bebas yang

melekat pada otolith, yaitu butiran natrium karbonat. Posisi kepala

mengakibatkan desakan otolith pada rambut yang menimbulkan impuls yang

akan dikirim ke otak.

2.4 Gangguan system pendengaran

2.4.1 Jenis-jenis gangguan pendengaran

Banyak orang menghubungkan gangguan pendengaran dengan usia tua. Meskipun

gangguan pendengaran memang karena usia tua, ada banyak penyebab lain dari

gangguan tersebut. Hal ini meliputi keturunan dan akibat penyakit.

Gangguan pendengaran biasanya dibagi ke dalam dua kategori: gangguan

pendengaran konduktif dan gangguan pendengaran sensorineural, tergantung dari

bagian telinga dimana gangguan pendengaran tersebut berasal. Seorang anak bisa

juga memiliki gangguan pendengaran campuran yang merupakan kombinasi dari

keduanya. Mengetahui jenis gangguan pendengaran adalah penting untuk

memberikan penanganan yang tepat.

15

Page 13: makalah sistem pendengaran.doc

1. Gangguan pendengaran konduktif

Ada sejumlah kondisi yang bisa menyebabkan gangguan pendengaran

konduktif: infeksi di bagian tengah telinga sambungan tulang retak gendang

telinga berlubang kelainan pada bagian telinga luar otosclerosis serumen / kotoran

telinga

2. Gangguan pendengaran sensorineural

Ada sejumlah kondisi yang bisa menyebabkan gangguan pendengaran

sensorineural:

bertambahnya usia keturunan penyakit kondisi congenital trauma akustik

a. Penyebab-penyebab umum gangguan pendengaran konduktif

1. Infeksi bagian tengah telinga (otitis media)

Infeksi telinga bagian tengah merupakan kelainan yang umum terjadi,

terutama pada anak-anak kecil. Infeksi akut telinga tengah sangat menyakitkan

dan harus segera ditangani. Jika tidak segera ditangani, gendang telinga bisa

rusak. Gendang telinga yang sehat akan membaik sendiri dengan menutup

kerusakan tersebut dengan jaringan parut. Namun, akumulasi jaringan parut

sebagai akibat dari sering terjadinya infeksi bisa juga menyebabkan gangguan

pendengaran konduktif yang lebih sulit diatasi.

2.4.2 Penyebab-penyebab umum gangguan pendengaran sensorineural

1. Congenital

Jenis gangguan pendengaran ini menyiratkan bahwa anak anda terlahir

dengan gangguan pendengaran. Gangguan pendengaran congenital bisa karena

keturunan, yang berasal dari sejarah keluarga yang diketahui maupun tidak

diketahui. Gangguan pendengaran congenital bisa karena sindrom genetik (mis.

Sindrom Down). Jenis gangguan pendengaran ini bisa muncul karena faktor-

16

Page 14: makalah sistem pendengaran.doc

faktor yang mempengaruhi kehamilan seperti alkohol, obat-obatan atau

pengobatan yang dilakukan selama kehamilan, penyakit yang diderita oleh ibu

baik sebelum maupun selama kehamilan, atau komplikasi pada saat melahirkan.

2. Trauma Akustik

Paparan ke suara keras secara terus menerus atau terpapar singkat dengan

suara yang mengejutkan bisa menyebabkan gangguan pendengaran sensorineural

(misalnya: petasan dan letusan senjata api).

3. Infeksi

Kasus infeksi tertentu yang parah seperti campak, gondongan,

meningitis atau batuk rejan bisa menyebabkan berbagai tingkat gangguan

pendengaran sensorineural.

Gangguan pada system pendengaran lainnya :

1. Othematoma

Pada beberapa kasus kelainan pada telinga terjadi kelainan yang disebut

othematoma atau popular dengan sebutan ‘telinga bunga kol’, suatu kondisi

dimana terjadi gangguan pada tulang rawan telinga yang dibarengi dengan

pendarahan internal serta pertumbuhan jaringan telinga yang berlebihan

(sehingga telinga tampak berumbai laksana bunga kol). Kelainan ini diakibatkan

oleh hilangnya aurikel dan kanal auditori sejak lahir. (encharta ensiklopedi)

2. Penyumbatan

Kotoran telinga (serumen) bisa menyumbat saluran telinga dan

menyebabkan gatal-gatal, nyeri serta tuli yang bersifat sementara. Dokter akan

membuang serumen dengan cara menyemburnya secara perlahan dengan

menggunakan air hangat (irigasi). Tetapi jika dari telinga keluar nanah, terjadi

perforasi gendang telinga atau terdapat infeksi telinga yang berulang, maka tidak

dilakukan irigasi. Jika terdapat perforasi gendang telinga, air bisa masuk ke

telinga tengah dan kemungkinan akan memperburuk infeksi. Pada keadaan ini,

serumen dibuang dengan menggunakan alat yang tumpul atau dengan alat

penghisap. Biasanya tidak digunakan pelarut serumen karena bisa menimbulkan

17

Page 15: makalah sistem pendengaran.doc

iritasi atau reaksi alergi pada kulit saluran telinga, dan tidak mampu melarutkan

serumen secara adekuat.

3. Perikondritis

Perikondritis adalah suatu infeksi pada tulang rawan (kartilago) telinga luar.

Perikondritis bisa terjadi akibat:

- cedera

- gigitan serangga

- pemecahan bisul dengan sengaja.

Nanah akan terkumpul diantara kartilago dan lapisan jaringan ikat di sekitarnya

(perikondrium). Kadang nanah menyebabkan terputusnya aliran darah ke kartilago,

menyebabkan kerusakan pada kartilago dan pada akhirnya menyebabkan kelainan

bentuk telinga. Meskipun bersifat merusak dan menahun, tetapi perikondritis

cenderung hanya menyebabkan gejala-gejala yang ringan. Untuk membuang

nanahnya, dibuat sayatan sehingga darah bisa kembali mengalir ke kartilago. Untuk

infeksi yang lebih ringan diberikan antibiotik per-oral, sedangkan untuk infeksi yang

lebih berat diberikan dalam bentuk suntikan. Pemilihan antibiotik berdasarkan

beratnya infeksi dan bakteri penyebabnya. (medicastore)

Ada banyak lagi gangguan yang terjadi pada alat pendengaran kita ini, misalnya

tumor, cedera, eksim, otitis dan lain-lain.

18

Page 16: makalah sistem pendengaran.doc

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Organ pendengaran merupakan organ yang komplek pada bagian tubuh manusia.

Hal itu terlihat dari struktur anatomi, bahasan tentang fisiologi, proses mendengar yang

rumit dan berbagai gangguan yang dapat ditimbulkan oleh sistem pendengaran.

Telinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi dan untuk

keseimbangan. Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian telinga luar,

telinga tengah, dan telinga dalam.

B. Saran

19

Page 17: makalah sistem pendengaran.doc

DAFTAR PUSTAKA

1. Wonodirekso, S dan Tambajong J (editor) (1990), Organ-Organ Indera Khusus dalam

Buku Ajar  Histologi Leeson and Leeson (terjemahan), Edisi V, EGC, Jakarta

2. Sloane, Athel. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta. EGC

3. http://iqbalali.com/2010/04/13/penyakit-pada-telinga-manusia/

4. http://id.wikipedia.org/wiki/Telinga

5. Encharta ensiklopedia/ear

medicastore.com/penyakit/360/Kelainan_Pada_Telinga_Luar.html

6. http://karyatulisilmiahkeperawatan.blogspot.com/2008/12/gangguan-sistem-pendengaran-

pada-anak.html

7. http://www.scribd.com/doc/38455457/ANATOMI-FISIOLOGI-TELINGA

20