Makalah Sistem Keuangan Islam

7/17/2019 Makalah Sistem Keuangan Islam

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sistem-keuangan-islam 1/20

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,

karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini sebatas

pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Shalawat dan salam selalu terurah kepada

baginda Nabi Muhammad S!" yang kita nantikan syafa#atnya di yaumil kiyamah nanti. $an

juga kami berterima kasih pada %apak Sinhan,S.E.,M.M. selaku $&sen mata kuliah

Perbankan Syariah yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

'ami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan

serta pengetahuan kita mengenai (Sistem 'eaungan )slam*, 'ami juga menyadari

sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang

kami harapkan. +ntuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di

masa yang akan datang, mengingat “tiada gading yang tak retak” tidak ada sesuatu yang

sempurna tanpa saran yang membangun.

Sem&ga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membaanya.

Sekiranya lap&ran yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun &rang yang

membaanya. Sebelumnya kami m&h&n maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang

kurang berkenan dan kami mem&h&n kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di

masa depan.

P&ntianak, September /

'el&mp&k )

)



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR….................................................................................................... I

DAFTAR ISI…................................................................................................................... II

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................. 1

1.2 Tujuan Penul!an.......................................................................................................... 2

1.2 Ru"u!an #a!ala$........................................................................................................ 2

BAB 2 PE#BAHASAN

2.1 SU#BER HUKU# ISLA#

2.1.1 Su"%er Huku" Per%ankan S&ara$.............................................................. '

2.1.2 Kateg(r Su"%er Huku" I!la"...................................................................... )

2.2 ISLA# AGA#A RAH#ATAN LIL*ALA#IN

2.2.1 I!la" a+ala$ Aga"a Ka!$ Sa&ang................................................................. ,

2.2.2 I!la" Ber!-at Uner!al.................................................................................... ,

2.2.' I!la" #elarang D!kr"na!........................................................................... ,

2.2.) I!la" Ber!-at K("/re$en!-........................................................................... 0

2.' PANDANGAN ISLA# TENTANG KEKAAAN DAN HARTA.........................

BAB ' 34NT4H STUDI KASUS PERBANKAN SARIAH

'.1 #a!ala$ Ga+a E"a!5 BI akan /anggl BRI S&ara$............................................. 16

'.2 Pen&ele!aan Stu+ Ka!u!.......................................................................................... 11

KESI#PULAN…............................................................................................................. 1'

PENUTUP…..................................................................................................................... 1)

DAFTAR PUSTAKA…................................................................................................... 17

F(t( Kerja Kel("/(k...................................................................................................... 18



BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sistem keuangan )slam dilakukan untuk memenuhi maqashidus syariah bagian

memilihara harta. $alam menjalankan sistem keuangan )slam, fakt&r yang paling

utama adalah adanya akad0k&ntrak0transaksi yang sesuai dengan syariah )slam. !gar

transaksi tersebut sesuai dengan syariah maka akad tersebut harus memenuhi prinsip

keuangan syariah, yang berarti tidak mengandung hal-hal yang di larang &leh syariah.

Prinsip keuangan syariah sendiri seara ringkas harus mengau prinsip rela sama rela

1antaraddim minkum2, tidak ada pihak yang men3alimi dan di 3alimi 1 la tazhlimuna

wa la tuzhlamuna2, hasil usaha munul bersama biaya 1al kharaj bi al dhaman2, dan

untung munul bersama resik& 1al ghunmu bi al ghurmi2. $ari prinsip ini,

berkembanglah berbagai instrument keuangan syariah.

Perbankan syari#ah dalam istilah internasi&nal dikenal sebagai Islamic Banking

atau juga diesebut dengan interest-free banking. Peristilahan dengan menggunakan

kata Islamic tidak dapat dilepaskan dari asal-usul sistem perbankan syari#ah itu

sendiri. %ank syari#ah pada awalnya dikembangkan sebagai suatu resp&n dari

kel&mp&k ek&n&m dan praktisi perbankan Muslim yang berupaya mengak&m&dasi

desakan dari berbagai pihak yang menginginkan agar tersedia jasa transaksi keuangan

yang dilaksanakan sejalan dengan nilai m&ral dan prinsip-prinsip syari#ah )slam.

+tamanya adalah berkaitan dengan pelarangan praktek riba, kegiatan maisir

1spekulasi2, dan gharar 1ketidakjelasan2.%elakangan ini bank syari#ah menjadi inaran bagi para pelaku bisnis

perbankan. 4al ini terjadi, karena dari sisi ek&n&mi keberadaan bank syari#ah ini

memberikan nilai lebih dibandingkan dengan bank k&n5ensi&nal. Sehubungan dengan

hal tersebut, maka dalam makalah ini akan menjelaskan tentang sistem keuangan

)slam.

))



1 Tujuan Penul!an

Tujuan U"u" 9

a Mengetahui Sistem 'euangan )slam

b Mengetahui pelaksaan Sistem 'euangan )slam

Tujuan K$u!u! 9

a. +ntuk menambah wawasan serta pengetahuna tentang Sistem 'euangan Syariah

%. Memahami pentingnya sistem syariah di lembaga keuangan

2 Ru"u!an #a!ala$

a !pa Sumber 4ukum )slam 6

b !pa Sumber 4ukum Perbankan Syariah 6

%agaimana pandangan )slam tentang 'ekayaan dan 4arta 6

d %agaimana Sistem 'euangan )slam6



BAB II

PE#BAHASAN

2.1 SU#BER HUKU# ISLA#

2.1.1 Su"%er Huku" Per%ankan S&ara$

%ank-bank syariah tunduk pada dua jenis hukum, yaitu Syariah dan 4ukum

P&sitif. Yang dimaksud 4ukum P&sitif adalah peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

%ank Syariah tunduk pada +ndang-+ndang N&.7 Tahun 88 tentang

Perbankan sebagaimana telah diubah dengan +ndang-+ndang N&. Tahun 889.

$engan telah diundangkannya +ndang-+ndang N&. Tahun 9 tentang Perbankan

Syariah, yaitu undang-undang yang khusus berlaku bagi bank-bank syariah, maka

bank syariah juga tunduk dan diatur &leh undang-undang tersebut.

Mengingat kegiatan usaha bank-bank syariah adalah memberikan pembiayaan

berdasarkan perjanjian atau akad muamalah, maka bank-bank syariah harus

memahami 4ukum Perikatan sebagaimana yang diatur dalam '+4 Perdata.

Pada umumnya bank-bank syariah berbentuk perser&an terbatas, maka bank-

bank syariah tersebut tunduk pula pada +ndang-+ndang N&. : Tahun 7 tentang

Perser&an Terbatas. !pabila bank syariah tersebut merupakan perser&an terbuka, yaitu

perser&an yang telah terdaftar sahamnya di pasar m&dal, maka bank tersebut tunduk

pula pada +ndang-+ndang N&. 9 Tahun 88/ tentang Pasar M&dal dan %erbagai

Peraturan %!PEP!M.

!pabila bank syariah tersebut menghadapi anaman kepailitan atau

mengajukan perm&h&nan pailit kepada Pengadilan Niaga, maka bank syariah tersebut

dikuasai dan diatur &leh +ndang-+ndang N&. ;7 Tahun : tentang 'epailitan danPenundaan 'ewajiban Pembayaran +tang.

%erdasarkan +ndang-+ndang N&. Tahun 9, bank-bank syariah yang

sepenuhnya kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah dan %ank '&n5ensi&nal

yang kegiatan usaha berdasarkan Prinsip Syariah melalui +nit +saha Syariah 1++S2,

tidak b&leh melakukan kegiatan usaha yang melanggar Prinsip Syariah, yaitu Prinsip

Syariah yang telah difatwakan &leh $ewan Syariah Nasi&nal-Majelis +lama )nd&nesia

dan selanjutnya telah dituangkan dalam Peraturan %ank )nd&nesia.

;



$alam hal untuk masalah-masalah tertentu belum difatwakan &leh $ewan

Syariah Nasi&nal-Majelis +lama )nd&nesia, untuk masalah-masalah tersebut bank-

bank syariah harus mengau pendapat para pakar hukum )slam mengenai masakah-

masalah tersebut, yang disebut d&ktrin hukum. Selain d&ktrin hukum dari pakar

hukum islam, harus diau pula putusan-putusan Pengadilan !gama dan %adan Syariah

Nasi&nal 1%!SY!<N!S2 mengenai masalah-masalah tersebut.

2.1.2 Kateg(r Su"%er Huku" I!la"

Sumber hukum )slam dapat dikateg&rikan atas sumber hukum primer dan

sekunder. Sumber hukum tersebut adalah 1Tari= !shraf, t.th2>

Sumber hukum primer>

o !l-?ur#an yang merupakan sumber hukum )slam yang pertama dan

tertinggi.

o !s-Sunnah0al-4adits yang merupakan sumber hukum )slam yang

kedua setelah !l-?ur#an.

Sumber 4ukum Sekunder>

o )jtihad, yaitu penalaran hukum seara mandiri.

o )jma, yaitu &nsensus para ulama

o ?iyas, yaitu penalaran 1reas&ning2 seara anal&gis.

$alam hukum )slam punak dari hierarki hukum )slam adalah !l-?ur#an.

$ibawah !l-?ur#an ialah as-Sunnah0al-4adits. !pabila suatu as-Sunnah0al-4adits

ternyata bertentangan dengan ketentuan dalam !l-?ur#an, maka as-Sunnah0al-4!dits

tersebut harus dit&lak sebagai hukum )slam.

! !l-?ur#an sebagai Sumber 4ukum )slam

!l-?ur#an adalah kitab sui umat )slam. !l-?ur*an merupakan kata-kata !llah

S"T sendiri yang diturunkan kepada Nabi S!". !l-?ur#an disampaikan &leh !llah

S"T kepada Nabi Muhammad S!" melalui Malaikat @ibril dengan menggunakan

bahasa !rab. $alam surah Yusuf ayat memang ditegaskan bahwa !l-?ur*an

diturunkan dalam bahasa !rab dan bukan dalam bahasa lain. $alam surah tersebut

ditegaskan pula &leh !llah sendiri yang menurunkan !A-?ur#an.

:



%erbeda dengan kitab sui agama lain, !l-?ur#an tidak b&leh ditampilkan

hanya dalam bentuk terjemahan atau tafsirnya, tetapi harus dibarengi pula dengan teks

aslinya. !l-?ur#an b&leh ditampilkan dalam bentuk teks aslinya saja, namun bila akan

ditampilkan terjemahannya, maka teks aslinya harus ditampilkan pula. 4al itu untuk

menghindarkan terjadinya dist&rsi terhadap keaslian !l-?ur#an.

% !s-Sunnah0!l-hadits sebagai Sumber 4ukum )slam

!s-Sunnah0!l-hadits merupakan petunjuk Nabi Muhammad S!" <asul !llah

yang berupa perkataan nabi, baik yang berisi suruhan atau larangan kepada umatnya

untuk melakukan sesuatu, atau berupa perbuatan Nabi dalam melakukan sesuatu, atau

berupa sikap berdiam diri dari Nabi terhadap sesuatu kejadian, atau sikap Nabi untuk

tidak melakukan sesuatu atau meninggalkan sesuatu.

B )jtihad sebagai Sumber 4ukum

)jtihad dapat dilakukan &leh siapa saja. !rtinya, setiap &rang Muslim

dibenarkan melakukan ijtihad untuk memutuskan suatu perkara yang tidak ada

hukumnya atau tidak jelas hukumnya dalam !l-=ur#an maupun as-Sunnah0al-4adits

dengan menggunakan akal sehat dan pertimbangan yang matang. Namun dalam

perkembangannya, para ulama berpendapat bahwa ijtihad sebaiknya dilakukan &leh

se&rang yang ahli.

$ )jma# sebagai Sumber 4ukum

)jma# berasal dari kata !rab ajma#a yang memiliki dua pengertian, yaitu

menentukan dan menyetujui sesuatu. )jma# merupakan sumber hukum )slam yang

ketiga setelah !l-?ur#an dan as-Sunnah0al-4adits. )jma# tidak lain adalah ijtihad atauinterpretasi dari beberapa ahli hukum )slam yang diterima seara uni5ersal. $engan

demikian, ijma# adalah kesepakatan uni5ersal dari para ahli 1!bdul 4annan, t.th.2.

E ?iyas sebagai Sumber 4ukum

Seara harfiah, arti =iyas adalah mengukur atau memastikan panjang, berat,

atau kualitas sesuatu barang. ?iyas juga berarti perbandingan kualitas atau kesamaan

antara dua hal. ?iyas merupakan kepanjangan dari suatu aturan syariah yang diambil

dari kasus asal 1!sl2 untuk diterapkan kepada kasus yang baru 1Car#2.



'arena kasus yang baru memiliki dampak yang sama dengan kasus asal dan

memiliki alas an 1ause2 atau )llah yang sama mengenai perlunya dibuat hukumnya

dengan alas an0)llah untuk kasus asal. ?iyas dilakukan dengan ara mengidentifikasi

alas an0)llah yang sama antara kasus asal dengan kasus yang baru.

B&nt&h penemuan hukum melalui ara =iyas dapat digambarkan dengan

mengambil sebagai &nt&h hukum terhadap larangan mengk&nsumsi anggur 1wine

drinking2. Perasan anggur 1nabid32 atas dasar hadits (setiap yang memabukkan adalah

haram.* %ert&lak dari 4adits tersebut diper&leh k&nklusi bahwa karena nabid3

memabukkan maka nabid3 juga haram. 4ukum terhadap menk&nsumsi anngur

tersebut digunakan untuk menentukan hukum bagi larangan menk&nsumsi nark&tika

1!duk 4annan, t.th.2. demikian aranya melakukan penemuan hukum dengan

menggunakan met&de =iyas.

C Perbedaan antara !l-?ur#an dan as-Sunnah0al-4adits sebagai Sumber

4ukum

Sekalipun !l-?ur#an dan as-Sunnah0al-4adits sama-sama sebagai sumber

hukum )slam, namun di antara keduanya terdapat perbedaan-perbedaan yang ukup

prinsipiel. Perbedaan-perbedaan tersebut antara lain ialah

1www.ge&ities.&m0shani3D&k04adits.pdf2 >

!l-?ur#an nilai kebenarannya adalah =ath#) 1 abs&lut 2, sedangkan al-4adits

adalah 3hanni 1 keuali hadits mutawatir 2.

Seluruh ayat al-?ur#an mesti dijadikan sebagai ped&man hidup. Tetapi tidak

semua hadits mesti kita jadikan sebagai ped&man hidup. Sebab disamping

ada sunnah yang tasyri# ada juga sunnah yang ghairu tasyri . $isamping adahadits yang shahih adapula hadits yang dha,if dan seterusnya.

; !l-?ur#an sudah pasti autentik lafa3h dan maknanya karena datangnya dari

!llah sendiri dan disampaikan &leh malaikat jibril kepada Nabi Muhammd,

sedangkan hadits tidak.

: !pabila !l-?ur#an berbiara tentang masalah-masalah a=idah atau hal-hal

yang ghaib, maka setiap muslim wajib mengimaninya. Tetapi tidak harus

demikian apabila masalah-masalah tersebut diungkapkan &leh hadits.

/F



2.2 ISLA# 9 AGA#A RAH#ATAN LIL*ALA#IN

2.2.1 I!la" A+ala$ Aga"a Ka!$ Sa&ang

$alam !l-?ur#an surah al-!nbiya# ayat 7 dikatakan, ($an kami tidak

mengutus kamu 1Muhammad2 melainkan untuk rahmat bagi semesta alam*. 'etentuan

!l-?ur#an teraebut menegaskan bahwa !llah S"T mengutus Nabi Muhammad S!"

ke muka bumi tidak lain hanya untuk menjadikan Nabi Muhammad S!" rahmat bagi

semesta alam. <ahmat artinya kasih sayang. %erdasarkan ketentuan !l-?ur#an

tersebut, )slam adalah agama yang rahmatan lil#alamin. !rtinya, )slam adalah agama

yang ditujukan bagi segenap alam semesta dan isinya. %erarti pula diperuntukan bagi

segenap umat manusia, bukan bagi g&l&ngan tertentu saja.

2.2.2 I!la" Ber!-at Uner!al

Sebagai k&nsekuensi bahwa )slam ditetapkan sebagai agama yang rahmatan

lil#alamin &leh !llah S"T, maka syariat )slam memiliki sifat uni5ersal. $isebut

memiliki sifat uni5ersal karena ketentuan-ketentuan )slam 1prinsip syariah2 berlaku

tidak terbatas pada waktu tertentu saja dan tidak terbatas pada tempat tertentu saja.

'etentuan-ketentuan )slam 1prinsip syariah2 berlaku kapanpun dan sepanjang 3aman

serta berlaku diseluruh dunia. Seandainya manusia menghuni planet lain digalaksi lain,

hukum )sla 1prinsip syariah2 yang tidak lain adalah hukum !llah berlaku pula disana.

Namun mengingat banyak ketentuan hukum )slam yang k&ntekstual, sehingga bahkan

harus disesuaikan dengan keadaan yang telah berubah dan0atau berlainan

dibandingkan dengan keadaannya ketika ketentuan tersebut diturunkan sebagai

ketentuan !l-?ur#an atau ketika teripta sebagai al-4adits sewaktu <asuullah masih

hidup, maka hukum )slam itu menjadi tidak akan lekang &leh 3aman dan keadaan.

4anya ketentuan !l-?ur#an yang mutlak dan tidak tidak b&leh diubah atau disesuaikanyang tidak lentur.

2.2.' I!la" #elarang D!kr"na!

)slam adalah agama yang tidak diskriminatif atau tidak membeda-bedakan

antara manusia Muslim dan n&n-Muslim. )slam tidak diskriminatif karena menurut

)slam di pandangan !llah manusia hanya dibedakan menurut ta=wanya. !rtinya,

manusia hanya lebih tinggi daripada yang lain karena keta=waannya kepada !llah,

yaitu kemampuannya untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban yang diperintahkan

&leh !llah dan menjauhi larangan-larangan !llah.



2.2.) I!la" Ber!-at K("/re$en!-

)slam memiliki sifat k&mprehensif karena menakup semua dimensi atau aspek

kehidupan manusia baik yang ritual 1mahdhah2 maupun s&sial 1muamalah2, material

dan m&ral, ek&n&mi, p&litik, hukum, s&sial, kebudayaan, keamanan, nasi&nal, dan

internasi&nal. Syariat )slam bersifat k&mprehensif adalah juga karena )slam mengatur

berbagai hubungan manusiasebagaiberikut >

Manusia dan TuhanG hubungan manusia dan Tuhan disebut hablum minallah

Manusia dan manusia lainnyaG hubungan manusia dan manusia lainnya disebut

hablum minannas

; Manusia dan alam

$alam )slam, baik perintah maupun larangan untuk berperilaku tertentu, baik

berupa melakukan sesuatu 1&mmissi&n2 atau berdiam diri tidak melakukan sesuatu

1&missi&n2, bukan tanpa maksud tertentu. )slam memerintahkan atau melarang

untuk berperilaku tertentu adalah untuk menjaga atau melindungi lima hal yang

dikenal sebagai ma=ashid asy-syariah. 'elima hal tersebut adalah sebagai berikut

1Benter C&r M&derat Muslim )nd&nesia, t.th.2>

4ifd3u din, yaitu memelihara kebebasan beragamaG )slam tidak b&leh

mengganggu &rang lain yang memiliki keyakinan lain, sebagaimana )slam

berkewajiban pula untuk membela agama dan dirinya terhadap gangguan pihak

lain yang memiliki keyakinan lain.

4ifd3u a=l, yaitu memelihara kebebasan nalar untuk berpikir dan kebebasan

untuk berpendapat lain dengan &rang lain.

; 4ifd3u mal, yaitu memelihara atau menjaga kebebasan untuk memiliki hartadan melindungi harta bendanya itu.

: 4ifd3u nafs, yaitu memelihara hak untuk hidup.

/ 4ifd3u nasl, yaitu hak untuk mengembangkan keturunan.

'elima prinsip dasar tersebut merupakan pengawal )slam sebagai agama yang

bersifat rahmatan lil’alamin.

7



2.' PANDANGAN ISLA# TENTANG KEKAAAN DAN HARTA

Pandangan ek&n&mi )slam tentang kekayaan 1wealth2 dan harta 1pr&perty2 sangat

berbeda dengan pandangan ek&n&mi barat yang menganut kapitalisme. @uga berbeda

dengan pandangan ek&n&mi s&sialis. 'apitalisme berpendirian bahwa hak manusia

terhadap kekayaan dan harta pribadi bersifat mutlak dan tidak bersyarat. Semetara itu

s&sialisme men&lak hak terhadap kekayaan pribadi. )slam memiliki pendirian diantara

kedua aliran tersebut 1!shraf +smani, t.th.>:2.

Menurut pandangan kapitalisme, kekayaan dan harta yang berada di tangan

manusia adalah milik pribadinya. Hleh karena itu, manusia berhak seara mutlak tanpa

syarat menggunakan kekayaan dan harta tersebut untuk tujuan apapun yang

dikehendakinya. Sementara itu, s&sialisme sama sekali men&lak hak pribadi atas

kekayaan dan harta.

Seperti dikemukakan di atas, )slam memiliki pendirian mengenai kekayaan dan

harta diantara pandangan kapitalisme dan s&sialisme. )slam memandang manusia

bukan saja sebagai makhluk s&sial tetapi juga sebagai makhluk pribadi. Panasila yang

ditetapkan sebagai dasar negara <epublik )nd&nesia &leh para pendiri Negara <)

1f&unding fathers2 mengambil pendirian yang seiring dengan pendirian )slam tersebut.

Menurut )slam dan juga menurut Panasila, manusia sebagai makhluk pribadi diberi

hak untuk memperhatikan kepentingan dirinya sendiri 1hak asasi indi5idu2 tetapi

dalam pelaksanaannya tidak b&leh merugikan kepentingan &rang lain dan kepentingan

masyarakat 1tidak b&leh melanggar hak asasi publik2. Sebaliknya manusia sebagai

makhluk s&sial tidak b&leh hanya memperhatikan kepentingan pribadinya sendiri

1kepentingan hak asasi sendiri2, tetapi juga harus mementingkan kepentinag &rang laindan masyarakat 1harus memperhatikan hak asasi publik2 dimana dia hidup. $engan

kata lain, hak asasi manusia harus sejalan dengan hak asasi publik. Pelaksanaan hak

asasi manusia 1yang pada hakikatnya merupakan kewajiban asasi publik2 tidak b&leh

sampai melanggar hak asasi publik 1yang pada hakikatnya merupakan kewajiban asasi

manusia2. Sebaliknya, pelaksanaan hak asasi publik 1yang pada hakikatnya merupakan

kewajiban asasi manusia2 tidak b&leh sampai melanggar hak asasi manusia 1yang pada

hakikatnya merupakan kewajiban asasi publik2.

9



8



3(nt($ Stu+ Ka!u! Per%ankan S&ara$

Masalah Iadai Emas, %) akan panggil %<) Syariah

%ank )nd&nesia berenana akan memanggil %ank <akyat )nd&nesia Syariah 1%<)S2 dan

seniman %utet 'ertaradjasa terkait masalah skema gadai emas. $irektur $irekt&rat Perbankan

Syariah %ank )nd&nesia Edy Setiadi mengungkapkan, dalam pertemuan tersebut %) akan

mendengarkan penjelasan %<)S terkait kesalahpahaman yang terjadi.

(%ank )nd&nesia, dalam waktu dekat akan memanggil %<)S untuk memberikan

penjelasan mengenai permasalahan kesalahpahaman antara %<)S dan nasabahnya,* kata Edy

kepada J)J! news di @akarta, Sabtu / September . Sementara, untuk melakukan pr&ses

mediasi, Edy menambahkan, %) masih mempelajari permasalahan lebih lanjut. (%) akan

mempelajari permasalahan tersebut terlebih dahulu sebelum melakukan tindak lanjutnya,*

ujarnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Iadai Emas, pr&duk gadai di bank syariah, yang

sempat dipermasalahkan %ank )nd&nesia, akhirnya menuai kasus. Seniman %utet 'artared

jasa mengadukan pr&duk gadai syariah %ank <akyat )nd&nesia Syariah karena dianggap

merugikan nasabah.

%utet menjadi nasabah gadai emas %<) Syariah di Y&gyakarta pada !gustus . )a

menggadaikan emasnya, dengan m&dal persen dari keseluruhan harga emas, %<) Syariah

memberikan pembiayaan sebesar 8 persen. %utet meniil sejumlah uang yangdipersyaratkan.

'etika jatuh temp& pada $esember , nasabah diberikan &psi ketika harga emas

turun nasabah diminta menanggung penurunan harga dari harga emas semula. %utet men&lak

&psi tersebut.

%<) Syariah juga memberikan &psi memperpanjang masa jatuh temp& sebanyak dua

kali, namun kerugian penurunan harga tetap harus ditanggung %utet. %<) juga meminta emas

yang dimiliki %utet dijual.



(Saya minta skema diperpanjang dalam tiga tahun, karena ketika harga emas naik

silahkan dijual, jadi win-win s&luti&n,* ujar %utet.

%<) Syariah akhirnya menjual kepemilikan emas %utet dengan alasan hal itu sudah

terantum dalam perjanjian. 'arena merasa menjadi k&rban, ia akan mengajukan lass ati&n.



Penyelesaian Studi 'asus

Met&de berkebun emas ini memang membutuhkan m&dal untuk membeli l&gam mulia

pertama dan menyiapkan uang tunai untuk menutup selisih kekurangan harga pembelian

l&gam mulia kedua hingga kelima. Sebagai ilustrasi, !nda membeli l&gam mulia seberat

gram yang langsung digadaikan. @ika uang gadai yang diberikan bank syariah sebesar 9/K,

dana yang diper&leh setara dengan 9./ gram. Hleh sebab itu, ketika akan membeli l&gam

mulia gram kedua, perlu dana tambahan setara dengan l&gam mulia seberat ./ gram

ditambah biaya penyimpanan l&gam mulia di bank syariah. $emikian seterusnya, hingga

menapai l&gam mulia yang dikehendaki. Setelah menapai l&gam mulia terakhir, misalnya

kelima, !nda sebaiknya menjual l&gam mulia tersebut. Tentunya ketika harga l&gam mulia

sudah meningkat minimal ;K. Mengapa ;K 6 kenaikan ;K ini diperlukan agar hasil

penjualan dapat menutup biaya biaya gadai empat keeping l&gam mulia yang ada di bank

syariah dan hasil penjulan l&gam mulia terakhir inilah yang dipergunakan untuk menebus

empat keping l&gam mulia di bank syariah, saat inilah biasa disebut masa panen emas.

'enaikan harga emas yang k&nsisten disebabkan &leh dua hal, pertama, k&nsumsi

penduduk )nd&nesia terhadap l&gam mulia ada di peringkat : dunia 1Bhina ada diperingkat

ke satu dan )ndia ada di peringkat ke dua2. 'edua, )nd&nesia adalah penghasil emas ketujuh

terbesar didunia, jika permintaan emas terus bertambah, maka harga emas akan terus

meningkat.

@alur n&n-litigasi atau biasa disebut !lternati5e $ispute Settlement 1!$S2 menjadi &psi

alternatif untuk penyelesaian sengketa yang sedang terjadi dalam masalah Iadai Emas. Hleh

para sarjana, met&de ini dianggap paling efektif untuk menyelesaikan sengketa bisnis karena

biayanya relatif lebih murah daripada menggunakan jalur litigasi. $i )nd&nesia k&nsep

alternatif penyelesaian sengketa sudah semakin familiar dengan ++ N&. ; tahun 888.Spesifik untuk masalah perbankan, met&de-met&de jalan tengah sudah dimulai dengan

terbitnya Peraturan %) N&. 7070P%)0/. 'emudian berubah dengan N&. 90/0P%)0F, dan

kini telah disempurnakan dengan Peraturan N&. 00P%)09. )ntinya, dibuka kesempatan

mediasi antara %ank dengan Nasabah dimana %ank )nd&nesia memfasilitasi mediasi ini.

Penelitian yang dilakukan &leh se&rang d&sen fakultas hukum +IM menunjukkan

bahwa mediasi perbankan &leh %ank )nd&nesia ukup efektif. +ntuk kurun waktu F saja

ada 9/K kasus yang berhasil di mediasi dan meningkat pada 7 menjadi 97K 14erliana,

>:2. )ni menunjukkan bahwa penyelesaian tidak terus-menerus harus menggunakan

litigasi.



Sangat disayangkan apabila p&lemik gadai emas ini merembet ke ranah hukum dan

terpaksa harus diselesaikan di pengadilan. Tidak hanya akan men&reng k&nsep syariah

sebagai alternatif perek&n&mian, juga antipati masyarakat akan bertambah terhadap kegiatan

perbankan. Tentu pengalaman pahit pada tahun 889 L tatkala rush terjadi dan menyebabkan

&llapse industri perbankan tanah air L tidak ingin di ulangi. Baranya hanya satu yakni dengan

tetap menjaga keperayaan nasabah. +ntuk itu, mediasi adalah pilihan terbaik.

Namun satu hal, pelaksanaan mediasi harus dilakukan sepenuh hati. Pengalaman dan

pengamatan penulis menunjukkan bahwa hampir selalu mediasi gagal justru disebabkan

mediat&r. Parsialitas dan kep&ngahan ekspertisme mediat&r menyulitkannya untuk

menemukan dan menangkap keinginan para pihak. Mediat&r sepatutnya mengingat bahwa

mediasi ada untuk mempertemukan kepentingan para pihak, bukan justru membenturkan

kepentingan-kepentingan tersebut.

Sepatutnya p&lemik gadai emas syariah ini dipakai sebagai m&mentum untuk

meletakkan p&ndasi penyelesaian sengketa perek&n&mian yang bermartabat dan dengan ara-

ara kekeluargaan. )ni akan membawa pemahaman baru bahwa ap (syariah* tidak hanya

untuk menari nasabah. Aebih dalam lagi, k&nsep ke-syariah-an dibuktikan dengan adanya

keinginan dan itikad baik menari pemeahan yang win-win s&luti&n. !pabila mediasi

berhasil, p&lemik hari ini akan menjadi preseden di tanah air bahwa mediasi telah menjadi

kultur berbisnis dan menunjukkan bahwa pr&duk-pr&duk perbankan tanah air bukanlah

pr&duk b&d&ng.

Met&de %erkebun Emas merupakan sistem pengembangan in5estasi yang terus

bere5&lusi. Saat ini, banyak masyarakat )nd&nesia yang membeli A&gam Mulia untuk

kemudian disimpan hingga harga jualnya meningkat. Pada saat membutuhkan uang dadakan

masyarakat juga terkadang menggadaikan l&gam mulia yang dimilikinya. 'ini l&gam mulia

yang digadaikan dapat (dikembangbiakan* agar menghasilkan l&gam-l&gam mulia barudengan dua pertiga m&dal ditanggung &leh lembaga keuangan penyedia jasa gadai, seperti

bank syariah.

'ita harus memilih lembaga gadai emas syariah yang menetapkan biaya gadai dan

penitipan yang paling ringan, disamping itu perlu juga diperhatikan lembaga gadai yang

memberikan dana gadai tertinggi agar dana tersebut dapat digunakan kembali untuk membeli

l&gam mulia yang lebih besar dan tambahan dana yang dibutuhkan tidak terlalu memberatkan.

Selain itu, juga perlu ditanyakan tentang skema pengamanannya. !da beberapa lembaga gadai

emas syariah memberlakukan biaya asuransi yang dibebankan langsung kepada k&nsumen,



tetapi sebagian besar lainnya tidak tidak membebankan biaya asuransi khusus karena sudah

termasuk dalam biaya administrasi.

KESI#PULAN

Per%ankan !&ara$ atau /er%ankan I!la" 1!rab> al-Mashrafiyah al-Islamiyah2

adalah suatu sistem perbankan yang pelaksanaannya berdasarkan hukum )slam 1 syariah2.

Pembentukan sistem ini berdasarkan adanya larangan dalam agama )slam untuk

meminjamkan atau memungut pinjaman dengan mengenakan bunga pinjaman 1riba2, sertalarangan untuk ber in5estasi pada usaha-usaha berkateg&ri terlarang 1haram2. Sistem

perbankan k&n5ensi&nal tidak dapat menjamin absennya hal-hal tersebut dalam in5estasinya,

misalnya dalam usaha yang berkaitan dengan pr&duksi makanan atau minuman haram, usaha

media atau hiburan yang tidak )slami, dan lain-lain.

Meskipun prinsip-prinsip tersebut mungkin saja telah diterapkan dalam sejarah

perek&n&mian )slam, namun baru pada akhir abad ke- mulai berdiri bank-bank )slam yang

menerapkannya bagi lembaga-lembaga k&mersial swasta atau semi-swasta dalam k&munitas

muslim di dunia.

https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Arab

https://id.wikipedia.org/wiki/Bank

https://id.wikipedia.org/wiki/Syariah

https://id.wikipedia.org/wiki/Agama_Islam

https://id.wikipedia.org/wiki/Pinjaman

https://id.wikipedia.org/wiki/Suku_bunga


https://id.wikipedia.org/wiki/Riba

https://id.wikipedia.org/wiki/Investasi

https://id.wikipedia.org/wiki/Haram

https://id.wikipedia.org/wiki/Perbankan

https://id.wikipedia.org/wiki/Komersial


https://id.wikipedia.org/wiki/Swasta

https://id.wikipedia.org/wiki/Muslim

https://id.wikipedia.org/wiki/Perbankan_syariah#cite_note-1

https://id.wikipedia.org/wiki/Perbankan_syariah#cite_note-ASaeed96-2

https://id.wikipedia.org/wiki/Bank

https://id.wikipedia.org/wiki/Syariah

https://id.wikipedia.org/wiki/Agama_Islam

https://id.wikipedia.org/wiki/Pinjaman


https://id.wikipedia.org/wiki/Riba

https://id.wikipedia.org/wiki/Investasi

https://id.wikipedia.org/wiki/Haram

https://id.wikipedia.org/wiki/Perbankan


https://id.wikipedia.org/wiki/Swasta

https://id.wikipedia.org/wiki/Muslim

https://id.wikipedia.org/wiki/Perbankan_syariah#cite_note-1

https://id.wikipedia.org/wiki/Perbankan_syariah#cite_note-ASaeed96-2

https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Arab



PENUTUP

Puji syukur kehadirat !llah S"T, yang telah melimpahkan segala nikmat-Nya pada kita

sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat waktu. Tak lupa shalawat serta salam selalu

terurah kepada baginda Nabi Muhammad S!" yang kita nantikan syafa#atnya di yaumil

kiyamah nanti. Terima kasih kepada kel&mp&k ) yang telah bekerja sama dengan baik

sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Sem&ga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kel&mp&k yang membuat pada

khususnya dan pembaa pada umumnya. Mengingat ilmu pengetahuan yang selalu

berkembang dari waktu-kewaktu kami dari kel&mp&k pembuat makalah (Sistem 'euangan

)slam*, mengharapkan saran dan kritik apabila terdapat kesalahan dalam makalah kami.

;:



DAFTAR PUSTAKA

• Perbankan Syariah 1Pr&duk-Pr&duk $an !spek-!spek 4ukumnya2 Pr&f.$r.Sutan <emy

Sjahdeini,Sh

• httswww.academia.edu!"#$%!%Makalah&keuangan&syariah&$

• www.g''le.c'm

• www.wikiedia.c'm

/

http://www.goole.com/

http://www.wikipedia.com/

http://www.goole.com/

http://www.wikipedia.com/



F4T4 KER:A KEL4#P4K

F

Makalah Sistem Keuangan Islam

Documents

Transcript of Makalah Sistem Keuangan Islam