Makalah Sistem Informasi Manufaktur 2013 Full
-
Upload
teddy-novanda -
Category
Documents
-
view
344 -
download
42
Transcript of Makalah Sistem Informasi Manufaktur 2013 Full
-
SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR
MAKALAH
Disusun oleh :
Nama : Teddy Novanda
Nim : 2010301016
Prodi : Manajemen Informatika
POLITEKNIK SURABAYA
SURABAYA
2013
-
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melinpahkan
rahmat serta hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Tujuan utama dibuatnya makalah ini adalah untuk memahami seluk beluk
sistem informasi manufaktur. Apa saja yang ada di dalamnya dan bagaimana
mengolah sumber informasi sehingga bisa digunakan sebagai alat pendukung
keputusan.
Makalah ini disusun untuk menyelesaikan tugas yang berkaitan dengan
mata kuliah Sistem Informasi Manufaktur .
Saya sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun yang nantinya dapat digunakan
untuk menyempurnakan makalah ini sangat saya harapkan.
Surabaya, September 2013
Penulis
-
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................................i
Daftar Isi.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................1
1.2 Tujuan...................................................................................................1
BAB II LANDASAN TEORI...............................................................................3
BAB III INTERAKSI MANUSIA DAN KOMPUTER......................................5
3.1 Siklus hidup produk..............................................................................5
3.2 Material Requirement Planning (MRP)..............................................31
3.3 Penjadwalan........................................................................................35
3.4 Definisi komputer...............................................................................50
BAB IV KESIMPULAN......................................................................................66
4.1 Kesimpulan..........................................................................................66
4.2 Saran....................................................................................................67
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................68
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem Informasi Maufaktur merupakan mata kuliah wajib yang
diajarkan kepada mahasiswa pada jurusan Manajemen Informatika Politeknik
Surabaya.
Pada era modern ini seluruh kegiatan produksi di suatu perusahaan
tidak bisa lepas dari yang namanya Material Requirement Planning (MRP). Tidak
bisa dipungkiri bahwa MRP sangat membantu segala jenis kegiatan pengusaha
dalam menjalankan usahanya.
Dengan semakin berjalannya waktu maka perkembangan MRP juga
semakin pesat. Dan perencanaan MRP yang tepat akan mampu membawa
perusahaan kepada kesuksesan. Untuk tujuan itulah makalah ini dibuat, supaya
membantu mahasiswa memahami dan mengerti tentang Sistem Informasi
Manufaktur.
1.2 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dengan dibuatnya makalah ini adalah
sebagai berikut :
-
2
Mahasiswa mengerti dan mampu menjelaskan tentang pengertian dan
ruang lingkup Sistem Informasi Manufaktur
Mahasiswa dapat memahami tentang MRP dan penerapannya.
Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan tentang faktor-faktor
pembuat keputusan berdasarkan MRP.
-
3
BAB II
LANDASAN TEORI
Di dalam hidup sehari-hari kita banyak melihat barang dan jasa yang
diperjualbelikan dan dikonsumsi oleh masyarakat. Barang dan jasa tersebut ada
yang langsung dikonsumsi oleh konsumen akhir atau diolah kembali untuk
menjadi produk lain, sehingga output suatu produsen menjadi input bagi produsen
lain. Jumlah barang dan jasa tersebut sangat bervariasi dalam volume/kuantitas,
kualitas, model, ukuran, dan jenis.
Hal penting bagi kita ialah bahwa barang dan jasa tersebut tidak menjelma
dengan sendirinya, ini berarti memerlukan suatu usaha atau kegiatan untuk
menciptakan barang dan jasa tersebut. Penciptaan barang dan jasa tersebut
dimungkinkan tercipta melalui suatu kegiatan produksi dengan
mentransformasikan faktor-faktor produksi melalui suatu sistem produksi.
Faktor-faktor produksi yang ditransformasi tersebut meliputi manusia, bahan
baku, modal, metode atau dikenal istilah 4M.
Peranan manajemen ialah mengkombinasikan faktor-faktor produksi tersebut
sedemikian rupa, sehingga produk yang tercipta sesuai dengan prinsip efisiensi
dan efektivitas. Manajer produksi dapat dengan mudah mencapai sasaran atau
tujuan perusahaan tersebut dengan menggunakan skill melalui proses manajemen
-
4
dengan memperhatikan fungsi-fungsi manajemen (planning, organizing,
actuating, contolling/ POAC).
Untuk menciptakan produk yang benar-benar sesuai dengan selera dan
kebutuhan atau keinginan konsumen, manajer harus dapat memadukan dukungan
kualitas yang baik dengan perolehan keuntungan yang maksimal, sehingga dapat
menjamin kelangsungan hidup perusahaan untuk selalu berkembang. Hal ini
sangat mungkin dicapai apabila seluruh kegiatan yang akan dilaksanakan dimulai
dengan rencana kerja atau rencana produksi yang matang. Suatu kegiatan yang
dimulai dengan perencanaan yang kurang baik akan sangat berpengaruh pada
hasil akhir yang akan diperoleh.
Beberapa definisi Manajemen Operasional (MO) merupakan suatu ilmu yang dapat
diterapkan pada berbagai jenis bidang usaha seperti rumah sakit, perguruan tinggi, pabrik
garmen, dan lain-lain, mengapa demikian ? Karena jenis usaha seperti yang disebutkan
diatas menghasilkan produk yang bisa berupa barang maupun jasa, yang mana untuk
kegiatan proses produksinya yang efektif dan efisien memerlukan berbagai konsep,
peralatan serta berbagai cara mengelola operasinya yang akan secara singkat dipaparkan
dalam modul ini.
-
5
BAB III
SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR
SIKLUS HIDUP PRODUK
3.1 Product Life Cycle
Siklus hidup produk (Product Life Cycle PLC) adalah konsep penting yang
memberikan pemahaman tentang dinamika kompetitif suatu produk.
Sebagian besar pembahasan PLC menggambarkan sejarah penjualan produk
umum yang mengikuti kurva berbentuk kurva. Kurva ini umumnya dibagi
menjadi 4 tahap :
1. Perkenalan (Introduction) : suatu periode pertumbuhan penjualan yang
lambat saat produk itu diperkenalkan kepasar. Pada tahap ini tidak ada
laba, karena besarnya biaya yang dikeluarkan untuk memperkenalkan
produk.
2. Pertumbuhan (Growth) : suatu periode penerimaan pasar yang cepat dan
peningkatan laba yang besar.
3. Kedewasaan (Maturity) : suatu periode penurunan dalam pertumbuhan
penjualan karena produk itu telah diterima sebagian besar pembeli
potensial. Laba stabil atau menurun karena peningkatan pengeluaran
pemasaran untuk mempertahankan produk dari persaingan.
-
6
4. Penurunan (Decline) : periode saat penjualan menunjukkan arah menurun
atau laba menipis.
Volume penjualan
Introduction pertumbuhan kedewasaan penurunan
Waktu
Strategi pemasaran sepanjang siklus hidup produk:
1. Tahap perkenalan
a) Strategi peluncuran cepat : merupakan peluncuran produk baru
pada harga tinggi dengan tingkat promosi tinggi.
-
7
b) Strategi peluncuran lambat : merupakan peluncuran produk baru
dengan harga tinggi dan sedikit promosi.
c) Strategi penetrasi cepat : merupakan peluncuran produk baru pada
harga rendah dengan biaya promosi yang besar.
d) Strategi penetrasi lambat : merupakan peluncuran produk baru
dengan harga rendah dan tingkat promosi rendah.
2. Tahap pertumbuhan
a) Perusahaan meningkatkan kualitas produk serta menambahkan
keistimewaan produk baru dan gaya yang lebih baik.
b) Perusahaan menambahkan model-model baru dan produk-produk
penyerta.
c) Perusahaan memasuki segmen pasar baru.
d) Perusahaan miningkatkan cakupan distribusinya dan memasuki
saluran distribusi baru.
e) Perusahaan beralih dari iklan yang membuat orang menyadari
produk, ke iklan yang membuat orang memilih produk.
f) Perusahaan menurunkan harga.
Contoh: Starbucks telah berkembang dari hanya 9 toko menjadi
ratusan toko yang tersebar di berbagai negara. Kopi pilihan starbucks
dijual diberbagai tempat seperti bandar udara, mall, dan lain-lain.
Setelah sukse, starbucks mulai menjual kopi botol, kue-kue dan lain-
lain.
3. Tahap kedewasaan
-
8
Modifikasi pasar : perusahaan dapat mencoba memperluas pasar untuk
mereknya yang mapan dengan mengatur dua faktor yang membentuk
volume penjualan.
a. Memperluas jumlah pemakai merek
1. Mengubah orang bukan pemakai
2. Memasuki segmen pasar baru
3. Memenangkan pelanggan pesaing
a. Meningkatkan pemakaian perpemakai
1. Penggunaan lebih sering
2. Lebih banyak pemakai per peristiwa
3. Penggunaan baru yang bervariasi
Modifikasi produk ; memodifikasi produk dapat dengan cara
memodifikasikan karakteristik produk melalui peningkatan kualitas,
peningkatan keistimewaan, dan peningkatan gaya.
a. Peningkatan kualitas
b. Peningkatan keistimewaan
c. Peningkatan gaya.
Modifikasi bauran pemasaran : Manajer juga mendorong penjualan
dengan memodifikasi berbagai elemen bauran pemasaran lain.
Misalnya harga, distribusi, periklanan, promosi penjualan, penjualan,
pelayanan.
4. Tahap penurunan
-
9
Mengidentifikasi produk lemah : setelah diidentifikasi maka
perusahaan harus mengambil keputusan, apakah produk tersebut
diteruskan dengan strategi pemasaran yang baru ataukah harus
dihentikan produksinya.
Menentukan strategi pemasaran.
Keputusan apakah produk akan dihentikan.
Contoh: ketika Yamaha menguasai 40% dari pasar piano , total
permintaan menurun 10% pertahunnya, namun perusahaan tidak melepas
bisnis tersebut melainkan memperhatikan para pelanggan dan produk yanf
telah ada, dan menemukan fakta bahwa, banyak dari mereka yang tidak
menguasai instrumen tersebut. Yamaha mengembangkan suatu kombinasi
dengan merekam pertunjukkan pianis terkenal kedalam piano, sehingga
pelanggan yang tidak dapat memainkan alat musik, dapat ikut
menggunakan dan menikmati piano yang ada. Karena pengembangan
tersebut Yamaha dapat menaikkan pasarnya kembali.
3.1 Analisa Peluang, Ancaman, Kekuatan dan Kelemahan
Untuk mencapai tujuan dari perusahaan, maka tiap manajer unit usaha
harus mengetahui lingkungan-lingkungan yang harus diperhatikan, misalnya
kemampuan pesaing, perkembangan teknologi, dan lain-lain. Unit usaha harus
memiliki sistem intelejen pemasaran untuk mengikuti kecenderungan dan
perkembangan penting yang terjadi, serta menentukan peluang dan ancaman yang
timbul dari kecenderungan dan perkembangan tersebut. Selain mengetahui
-
10
peluang dan ancaman yang terjadi dalam pasar, perlu juga memiliki keahlian yang
dibutuhkan untuk berhasil dalam peluang tersebut. Setiap unit usaha harus
mengevaluasi kekuatan dan kelemahannya secara periodik.
1. Analisa Lingkungan Eksternal (Peluang dan Ancaman)
Peluang Pemasaran adalah suatu bidang kebutuhan pembeli dimana
perusahaan dapat beroperasi secara menguntungkan.
Peluang dapat digolongkan menurut daya tariknya, dan kemungkinan
berhasilnya. Kemungkinan sukses perusahaan tergantung pada kekuatan
usahanya yang tidak hanya harus sesuai dengan persyaratan berhasil dalam pasar
sasaran tersebut, namun juga harus unggul dari pesaingnya. Perusahaan yang
paling berhasil adalah perusahaan yang dapat menciptakan nilai pelanggan
tertinggi dan mempertahankannya dalam jangka panjang.
Ancaman Lingkungan adalah tantangan akibat kecenderungan atau
perkembangan yang kurang menguntungkan yang akan mengurangi penjualan dan
laba jika tidak dilakukan tindakan pemasaran defensif. Ancaman dibagi menurut
tingkat keseriusan dan kemungkinan terjadinya .
Apabila manajemen telah berhasil mengidentifikasi ancaman dan peluang
yang dihadapi unit usahanya ada 4 hasil yang mungkin :
1. Suatu usaha ideal, adalah yang memiliki peluang utama yang besar dan
ancaman utama yang kecil.
2. Suatu usaha spekulatif, adalah yang memiliki peluang utama dan ancaman
utama yang besar.
-
11
3. Suatu usaha matang, adalah yang memiliki peluang utama ancaman utama
yang kecil.
4. Suatu usaha bermasalah, adalah yang memiliki peluang utama yang kecil
dan ancaman utama yang besar.
1. Analisa Lingkungan Internal (Kekuatan dan Kelemahan)
Kekuatan adalah semua kemampuan yang dimiliki oleh suatu perusahaan,
yang tidak dimiliki oleh perusahaan lain.
Kelemahan adalah semua kekurangan yang dimiliki suatu perusahaan
dibandingkan dengan perusahaan lain.
Setiap unit usaha harus mengevaluasi kekuatan dan kelemahannya secara
periodik, untuk berhasil didalam peluang yang ada. Hal ini dapat dilakukan
dengan cara menggunakan formulir untuk mengkaji kemampuan pemasaran,
keuangan, produksi, dan organisasi unit usaha dan setiap faktor dinilai apakah
merupakan kekuatan besar, kekuatan kecil, faktor netral, kelemahan utama, atau
kelemahan kecil.
Keseluruhan evaluasi dari kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
dinamakan analisa SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, and Threat).
Setelah perusahaan melakukan analisa SWOT, ia dapat mengembangkan sasaran
spesifik untuk suatu periode perencanaan. Tahap dari proses perencanaan
strategis ini dinamakan perumusan sasaran.
-
12
3.3 Distribusi
Distribusi Fisik
Produsen fisik dan jasa harus memutuskan cara terbaik untuk menyimpan
dan memindahkan barang dan jasanya ke pasar tujuan. Mereka perlu
menggunakan distribusi fisik untuk membantu tugas ini. Produsen mengetahui
bahwa efektifitas distribusi fisik mereka akan mempunyai pengaruh besar pada
kepuasan pelanggan dan biaya perusahaan. Sistem distribusi yang jelek dapat
menghancurkan produk yang sebenarnya bagus.
A. Sifat Distribusi fisik
Distribusi fisik melibatkan perencanaan, penerapan, dan pengendalian arus
bahan dan produk akhir dari titik asal ketitik penggunaan untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan dengan laba. Tujuan distribusi fisik adalah untuk
mengelola jaringan pasokan, yaitu arus nilai tambah dari pemasok ke pengguna
akhir:
Distribusi fisik melibatkan beberapa aktivitas. Yang pertama adalah peramalan
penjualan, dengan adanya dasar tersebut perusahaan menjadwalkan produksi
Pemasok Pelanggan Saluran
perdaganga
Pengadaan
Manufaktur distribusi
-
13
dan tingkat persediaannya. Perencanaan produksi menunjukkan bahan yang
harus dipesan departemen pembelian.
B. Jalur distribusi :
Bahan tiba dari pengangkutan > memasuki daerah penerimaan > masuk
persediaan bahan mentah > diubah menjadi barang jadi > masuk persediaan
bahan jadi > perakitan dan pengemasan > penyimpan > pengiriman.
Besarnya biaya untuk distribusi adalah 30-40% dari biaya produk. Biaya
ini lebih tinggi daripada biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk iklan
yang kurang dari 3%, sehingga perusahaan semakin senang jika biaya
distribusi semakin berkurang. Biaya distribusi semakin rendah, maka harga
akan menjadi semakin rendah pula.
Distribusi tidak hanya dalam bentuk biaya saja, tetapi juga merupakan
alat potensial dalam pemasaran kompetitif. Perusahaan dapat menarik lebih
banyak pelanggan dengan menawarkan pelayanan yang lebih baik, waktu
siklus lebih cepat, harga yang lebih rendah dll.
C. Tujuan Distribusi fisik
1. Pelayanan pelanggan
Waktu tunggu penyerahan yang tepat.
-
14
Pengamanan terhadap ketidakpastian permintaan.
Memberikan bermacam barang yang diperlukan.
2. Efisiensi
Ongkos transportasi yang minimum.
Tingkat produksi dari pengisian pesanan.
Ukuran dan lokasi penyimpanan.
Akurasi data inventori.
3. Investasi inventori minimum
Stok pengaman yang diperlukan minimum.
Kuantitas pesanan untuk mengendalikan cycle stock menjadi
minimum.
D. Pemrosesan Distribusi fisik
Pemrosesan pesanan disini adalah untuk siklus pemesanan sampai
pembayaran. Pemrosesan disini meliputi pengiriman pesanan, pemasukan
pesanan, penjadwalan persediaan dan produksi, pengiriman pesanan dan faktur,
penerimaan pembayaran. Disini kelihatan fungsi dari komputerisasi, dimana
dengan bantuan komputer ini semua hal dikerjakan oleh komputer dan dapat
diselesaikan dalam beberapa detik saja.
-
15
3.4 Order Processing
Order processing adalah langkah pertama dalam sistem distribusi, order
processing disini berfungsi untuk menerima dan mentransfer informasi tentang
sales order. Meskipun manajemen seringkali mengabaikan langkah ini, efisiensi
dari order processing mendukung jalannya aliran produksi. Ketika order
processing dilakukan dengan cepat dan akurat, order processing dapat
meningkatkan kepuasan pelanggan, order ulang, dan keuntungan. Secara umum,
ada 3 tugas yang penting dalam order processing yaitu: order entry, order
handling, dan order delivery. Order entry dimulai ketika konsumen atau seseorang
melakukan pemesanan baik dengan menggunakan surat, telephone, atau
komputer. Pada beberapa perusahaan, pelayanan penjualan menerima order secara
personal, selain itu juga menangani keluhan, laporan, informasi order. Tugas
kedua adalah order handling. Ketika ada order masuk, maka akan ditransfer ke
warehouse, dimana pada warehouse ini ketersediaan produk dicek. Jika ternyata
barang tersedia maka dilakukan proses penjualan, jika produk tidak tersedia
dilakukan pengiriman permintaan kebagian produksi. Setelah barang melalui
proses pengepakan, barang akan dikirim ke konsumen.
Order Processing dapat dilakukan secara manual ataupun elektronik,
untuk yang manual biasanya lebih efektif bila dilakukan pada perusahaan yang
memproduksi dengan volume yang kecil.
Contoh:
Wal-Mart dan sekitar 300 suppliernya sekarang menggunakan jaringan
pemrosesan pesanan secara elektronik. Daripada mengirim nota pesanan yang
-
16
biasanya memerlukan waktu antara 5 sampai 10 hari untuk sampai ke tiap-tiap
supplier dan kemudian harus masuk kedalam sistem yang dimiliki supplier. Wal-
Mart mengirimkan nota pesanan secara langsung dari pusat pemrosesan datanya
ke dalam sistem komputer supplier. Hal ini mengurangi waktu pengiriman
manjadi 3 sampai 5 hari. Dengan sistem pemesanan secara elektronik juga
mengurangi jumlah total persediaan yang dimiliki oleh Wal-Mart.
3.5 Materials Handling
Material handling (perpindahan material) sangat penting dalam
pengoperasian gudang, dalam hal perpindahan produk dari bagian produksi
sampai dengan konsumen. Karakteristik dari produk itu sendiri sering
membedakan bagaimana produk tersebut dipindahkan dan disimpan. Perpindahan
produk yang berupa cairan dan gas berbeda dengan pengiriman produk yang
berupa benda padat.
Contoh:
Untuk memindahkan BBM, pertamina tidak digunakan truk, atau kereta api,
karena apabila mengalami kebocoran akan dapat menyebabkan bahaya. Untuk
memindahkannya biasanya digunakan mobil yang telah dirancang khusus
sehingga tidak terjadi kebocoran dalam proses pengirimannya.
Prosedur dalam material handling ini harus meningkatkan penggunaan
kapasitas dari gudang, mengurangi waktu perpindahan barang, dan meningkatkan
pelayanan serta kepuasan pelanggan. Sistem pengepakan, pengangkutan dan
-
17
pergerakan harus dikoordinasi untuk meminimalkan biaya, namun meningkatkan
kepuasan pelanggan
3.6 Warehousing (Penggudangan)
Fungsi dari penyimpanan adalah mengatasi perbedaan dalam jumlah
yang diinginkan dan waktunya. Disini perusahaan dapat memutuskan jumlah
lokasi penyimpanan yang diinginkan, semakin banyak lokasi penyimpanan,
berarti barang dapat dikirimkan ke pelanggan lebih cepat, tetapi biaya
penyimpanan akan semakin meningkat.
Penggudangan adalah desain dan operasi dari fasilitas untuk menyimpan
dan memindahkan barang-barang. Penggudangan menyediakan keperluan waktu
dengan memungkinkan perusahaan untuk mengetahui ketidaksamaan antara
tingkat produksi dan konsumsi.
Contoh:
Ketika suatu perusahaan yang berjenis mass production memproduksi dalam
jumlah besar, maka barang harus segera dijual. Perusahaan mungkin
menggudangkan kelebihan barang sampai konsumen siap untuk membeli
3.7 Inventori
Tingkat persediaan merupakan keputusan distribusi fisik utama yang
mempengaruhi kepuasan pelanggan. Biaya persediaan meningkat dengan laju
yang semakin meningkat jika tingkat pelayanan pelanggan mendekati 100%.
Manajemen perlu mengetahui berapa peningkatan penjualan dan laba karena
-
18
menyimpan peersediaan yang lebih besar dan menjanjikan pemenuhan pemesanan
yang lebih cepat.
Biaya inven
Dalam keputusan ini perlu diketahui kapan dipesan dan berapa banyak
yang dipesan. Semakin banyak barang yang dipesan, semakin jarang jarak
pemesanan yang dilakukan. Sistem manajemen distribusi inventori dapat
diklasifikasikan sebagai sistem tarik atau sistem dorong. Dalam sistem tarik akan
dibahas tentang reorder point system, dan periodic review system
1. Sistem Tarik
Setiap pusat distribusi pada tingkat rendah menghitung kebutuhannya
dan kemudian memesan dari pusat distribusi pada tingkat lebih tinggi. Metode
yang sering digunakan adalah:
a. Reorder Point System (ROP)
ROP adalah titik waktu dimana pemesanan dilakukan kembali, setelah
persediaan mencapai jumlah tertentu, sehingga tidak terjadi kekurangan
komponen.
ROP = DLT + SS
DLT = Permintaan selama waktu tunggu
SS = Safety Stock
ROP diterapkan didalam EOQ (Economic Order Ouantity), dimana setelah
jumlah pemesanan tertentu yang optimal ditentukan, kemudian dihitung
-
19
kapan ROP dilaksanakan, beserta frekuensi dan interval dari pemesanan,
serta biaya yang dikeluarkan untuk pembelian dan penyimpanan.
Pada EOQ, permintaan diasumsikan diketahui dan kontinu, serta jumlah
dipesan selalu sama.
Q = jumlah pemesanan
B = titik Reorder Point (titik dimana dilakukan pemesanan ke supplier)
L = a-b = lead time = waktu antara pemesanan sampai barang tiba.
T = c-d = Interval pemesanan
Jika Q terlalu banyak biaya simpan tinggi, namun jika terlalu sedikit
biaya pesan tinggi. Untuk menghitung Q yang optimum dipergunakan
perhitungan dengan metode EOQ, dimana dengan EOQ ini akan
didapatkan biaya inventori yang minimum.
B
Q
a b c d
-
20
EOQ = Q* = H
CR2
TC = biaya pembelian + biaya pemesanan + biaya simpan
TC = PR + Q
CR+
2
HQ
Keterangan :
R = total permintaan pertahun
P = Harga beli per unit
C = biaya pemesanan / pesan
H = P*F = biaya simpan/unit/tahun
Q = ukuran order
F = fraksi biaya penyimpanan / tahun
M= C
HR
Q
R
2*=
T = HR
C
R
Q 2*=
B = 12
RL jika L dalam bulan
Minimum ongkos pertahun = TC(Q*) = PR +HQ*
Keterangan :
-
21
M = frekuensi pemesanan
T = interval pemesanan
B = reorder point
Contoh :
Perusahaan ABC tiap tahunnya memiliki permintaan bahan baku yang konstan
sebanyak 25000 unit. Apabila biaya simpan yang timbul dapat didekati dengan
fraksi biaya simpan sebesar 20% dari harga bahan baku serta biaya pesan sebesar
Rp 5000/ order, lead time 15 hari, dan harga bahan baku adalah Rp 10000/ unit,
maka tentukan:
a. Jumlah pemesanan yang optimal
b. Titik pemesanan kembali
c. Frekuensi order dalam 1 tahun
d. Interval pemesanan
e. Dan total cost yang dikeluarkan perusahaan
Jawab :
a. EOQ = Q* = H
CR2
= 55,3531250001000*2.0
25000*500*2==
b. B = 12
RL jika L dalam bulan
-
22
= 1250300
15*25000=
Jadi pada saat persediaan digudang mencapai 1250 unit maka harus dilakukan
pemesanan kembali.
c. M = C
HR
Q
R
2*=
= kali7162,70354
25000==
d. T = HR
C
R
Q 2*=
= tahunM
0141.071
11==
= 0.0141 * 300 = 4.248 hari
e. Minimum ongkos pertahun = TC(Q*) = PR +HQ*
= 10000*25000 + (0,2 *10000)*353,55
= Rp 250.707.100,00
b. Periodic Review System
Diterapkan apabila ada kondisi-kondisi berikut :
Inventori dalam posisi independent demand
Item-item mudah busuk
Q = M-I
-
23
M = D(R+LT) + SS
Q = kuantitas pesanan
I = Quantity on hand (kuantitas yang ditunjukkan dalam catatan
inventori yang sacara fisik ada dalam stock) + Quantity on order
(total pesanan pengisian kembaliyang belum diselesaikan)
M = Tingkat Inventori maksimum
D = Demand
R = Lama Periodic Review (Waktu antara evaluasi status inventori
yang berurutan untuk menentukan apakah perlu memesan
kembali item inventori atau tidak perlu)
LT = Lead Time
SS = Safety Stock
Contoh:
Perusahaan secara normal menggunakan suatu item sebanyak 3 galon perhari,
yang dibeli dari pemasok. Periode review ditetapkan 10 hari kerja.waktu tunggu
adalah 3 hari, stok pengaman adalah 4 galon maka :
M = 3 ( 10 + 3 ) + 4 = 43 galon
Jika quantity on hand adalah 15 galon dan quantity order adalah 6 galon, maka
kuantitas order adalah
Q = 43 ( 15 + 6 ) = 22 galon
-
24
2. Sistem Dorong
Dalam sistem ini kebutuhan pertama kali diperhitungkan melalui
peramalan dari produk akhir, kemudian permintaan untuk level selanjutnya dapat
diperkirakan.
Contoh:
Suatu perusahaan memproduksi barang A, dan B. Dimana produk A terbuat dari
komponen C dan D masing-masing 2, dan 3, sedangkan untuk produk B terbuat
dari komponen C dan E masing-masing 3, dan 4. Safety stock dari masing-masing
komponen adalah 10% untuk permintaan yang tak terduga.
Dari data tahun lalu dapat diramalkan permintaan untuk tahun ini. Dari hasil
peramalan untuk bulan Januari untuk produk A dan produk B adalah 10 dan 15.
Maka komponen yang harus dibeli (bila beli dari supplier) atau diproduksi (bila
memproduksi sendiri) adalah
C = 2*10 (A) + 3*10 (B) = 20 +30 = 50 D = 3*15 = 45
Safety stock = 50 *10% = 5 Safety stock = 45
*10% = 4,5 5
Total kebutuhan C = 50+5 = 55 Total kebutuhan D =
45+5 = 50
E = 4*15 =60
Safety stock = 60*10% =6
-
25
Total kebutuhan E = 66
3.8 Pengangkutan
Pemilihan pengangkutan akan mempengaruhi penetapan harga produk,
kinerja pengiriman, dan kondisi barang yang akan mempengaruhi kepuasan
pelanggan. Metode pengangkutan yang digunakan ada 5 yaitu:
1. Pipe line (menggunakan pipa)
Aplikasi terbatas : kebanyakan untuk benda cair dan gas
Ongkos awal tinggi
Akses terbatas pada route tertentu
2. Water Carriers ( melalui sungai/laut)
Mampu mengangkat beban yang sangat besar, sehingga ongkos
perton menjadi rendah
Waktu transportasi rendah
Keterbatasan geografis
3. Railroad (menggunakan kereta api)
Mampu mengangkut dalam volume yang besar pada tingkat ongkos
yang memadai
Keterbatasan fasilitas dan akses
Efisien untuk mengangkut benda-benda panjang diatas tanah
4. Motor Carriers (menggunakan truk, container, dll)
Fleksibel untuk akses kesegala arah
Kemampuan baik untuk mengangkut benda-benda pendek
-
26
Kapasitas bervariasi
5. Air Transport (menggunakan pesawat udara)
Waktu penyerahan paling cepat
Ongkos transportasi mahal
Cocok untuk beban yang kecil
Dalam memilih jenis pengangkutan perlu dipertimbangkan antara penggunaan
angkutan pribadi, perjanjian atau milik bersama.
Pemasar melakukan model transportasi berdasarkan pada biaya, kecepatan,
keandalan, kemampuan, jarak, dan keamanan.
1. Biaya
Pemasar membandingkan alternatif dari model-model transportasi yang
ada untuk membedakan keuntungan antara model dengan biaya yang tinggi
dengan biaya yang murah. Biasanya dengan biaya yang lebih mahal mereka
menyediakan keuntungan yang lain seperti kecepatan, keamanan dll.
Contoh:
UPS, jasa pengiriman barang memberikan harga yang lebih tinggi
dibandingkan dengan jasa pengiriman yang lain, namun mereka memberikan
jaminan kecepatan keamanan dan asuransi terhadap barang yang mereka
kirimkan.
2. Kecepatan
Kecepatan disini berhubungan dengan total waktu yang diperlukan untuk
mengirim produk tersebut mulai dari pengambilan hingga pengantaran,
-
27
termasuk penanganan, dan pergerakan dari asal dan tujuan. Kecepatan ini
berhubungan dengan waktu transit adalah frekuensi, atau banyaknya
pengiriman perhari. Kecepatan juga berpengaruh pada pilihan pemasar,
karena ada beberapa kelemahan yang terjadi dengan bertambahnya kecepatan
tersebut, seperti kerusakan barang yang semakin mungkin terjadi.
Contoh:
Untuk mengirimkan buah-buahan pemasar akan lebih memilih penggunaan
truk atau kontainer. Apabila dibandingkan dengan kereta api memang waktu
yang ditempuh relatif lebih lama, namun dengan menggunakan kereta api
kerusakan yang mungkin terjadi lebih besar daripada menggunakan truk
3. Keandalan
Keandalah berhubungan dengan kekonsistenan yang disediakan oleh
model transportasi yang ada. Apabila model tidak ada konsistensi maka dapat
terjadi pengiriman yang tidak tepat waktu, barang tidak tersedia ketika
dibutuhkan, dll
4. Kemampuan
Kemampuan berhubungan dengan kesanggupan dari model transportasi
yang ada untuk menyediakan ketepatan peralatan dan kondisi untuk
mengirimkan produk yang spesifik.
Contoh:
-
28
Suatu perusahaaan es krim tidak akan menggunakan jasa kereta atau yang
lainnya untuk mengirimkan produknya, karena diperlukan suhu yang rendah
dalam ruangan untuk menjaga kebekuan es yang dikirim.
5. Akses
Akses ini berhubungan dengan kemampuan suatu model transportasi untuk
menempuh rute-rute atau tempat tertentu.
Contoh:
untuk mengirimkan barang ke daerah pegunungan, maka akan dipilih mode
transportasi dengan kereta (jika ada jalur kereta api), pesawat (jika ada
landasan untuk pendaratan), atau mobil, dan tidak mungkin dengan melalui
jalan air, karena biasanya didaerah pegunungan tidak dilewati oleh laut.
6. Keamanan
Keamanan dari model transportasi diukur dengan kondisi barang ketika
pengiriman dilakukan. Suatu perusahaan tidak akan menggunaka model
transportasi tertentu jika ternyata model tersebut dapat menyebabkan
kerusakan bahkan kehilangan dari produknya.
Contoh :
Seorang distributor telur tidak akan menggunakan kereta api untuk
mengirimkan telurnya karena dengan gonjangan yang terjadi, sebagai akibat
dari kecepatan kereta api dapat memecahkan telur yang dikirim.
-
29
3.9 Sales analysis
Sales analisis digunakan sebagai alat untuk mengukur performance dari
suatu perusahaan. Hal ini metode yang umum digunakan untuk mengevaluasi,
karena data yang digunakan sudah tersedia. Pemasar menggunakan data penjualan
untuk memonitor dampak dari hasil pemasaran yang sesungguhnya. Tetapi
bagaimanapun juga data saja tidak cukup. Untuk menyediakan analisis yang
berguna, data penjualan yang sesungguhnya harus dibandingkan dengan
peramalan, dan penjualan kompetitor atau biaya total dari volume penjualan.
Contoh:
Diketahui biaya dari total volume penjualan adalah $600.000 tidak
menginformasikan bahwa perencanaan strategy pemasaran telah berjalan dengan
baik. Angka ini akan dibandingkan dengan berapa yang perusahaan targetkan
apabila ternyata lebih rendah dari target dapat dikatakan bahwa strategy
pemasaran perusaan tidak berhasil. Dan harus dilakukan analisa.
3.10 Jenis-jenis Pengukuran Penjualan
Meskipun penjualan digunakan sebagai alat pengukuran yang banyak
digunakan, namun dasar dari pengukuran itu adalah transaksi penjualan. Suatu
transaksi penjualan menghasilkan sebuah order konsumen dengan jumlah tertentu
dari produk organisasi yang dijual. Banyak dari perusahaan membuat laporan
yang berisi informasi tentang transaksi penjualan tersebut dalam suatu laporan,
-
30
dimana dari laporan tersebut perusahaan dapat menganalisa pendapatan dalam
waktu tertentu.
Perusahaan secara rutin menggunakan analisa berdasarkan kenaikan
dollar, karena mata uang dollar adalah pendominasi dari penjualan, biaya dan
keuntungan. Bagaimanapun, kenaikan dan penurunan harga berpengaruh pada
jumlah total penjualan.
-
31
MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)
A. MODEL PERSEDIAAN DEPENDEN
Permintaan dependen berarti permintaan suatu produk berkaitan dengan
permintaan untuk produk lainnya. Permintaan untuk produk bersifat dependen
terjadi bila hubungan antarproduk dapat ditentukan. Misalnya, bagi produsen
mobil permintaan ban mobil dan radiator tergantung produksi mobil itu sendiri.
Oleh karenanya bila manajemen telah membuat peramalan tentang permintaan
barang jad, maka jumlah yang diperlukan akan setiap komponen dapat dihitung,
karena komponen semuanya bersifat dependen.
1. Tehnik Permintaan Dependen
Apabila dalam permintaan independen digunakan model persediaan seperti
konsep EOQ (Economic Order Quantity), POQ (Production Order Quantity) dan
Quantity Discount, maka dalam permintaan dependen menggunakan teknik yang
dikenal dengan MRP (Material Requirement Planning).
2. Persyaratan agar Model Persediaan Dependen efektif
Model Inventory Dependen atau lebih dikenal dengan MRP akan menjadi efektif,
mensyaratkan manajer operasi harus mengetahui:
-
32
a. MPS (Master Production Schedule), pengertiannya adalah pembuatan jadwal
secara terperinci tentang apa material atau komponen apa yang harus tersedia,
berupa
- Planning Bills dan Phanton Bills.
untuk membuat suatu produk jadwal harus mengikuti rencana produksi yang
telah ditentukan untuk semua output dalam suatu satuan waktu tertentu, yang
didalamnya sudah termasuk variasi input, rencana keuangan, permintaan
konsumen, kapabilitas rekayasa, fluktuasi persediaan, kinerja pemasok dan
pertimbangan lainnya.
- Jadwal utama yang dapat diwujudkan dalam (1) Produk akhir yang proses
produksinya, (2) Pesanan konsumen dalam perusahaan yang menggunakan
job shop dan (3) Modul dalam perusahaan yang proses produksinya berulang.
b. BOM (Bill Of Material), adalah sebuah daftar jumlah komponen, campuran
bahan, dan bahan baku yang diperlukan untuk membuat suatu produk. Bill Of
Material tidak hanya menspesifikasikan produksi, tapi juga berguna untuk
pembebanan biaya, dan dapat dipakai sebagai daftar bahan yang harus
dikeluarkan untuk karyawan produksi atau perakitan. Bill Of Material
digunakan dengan cara ini, biasanya dinamakan daftar pilih. Adapun jenis
BOM adalah:
-
33
- Modular Bills yaitu bill o f material yang dapat diatur di seputar modul
produk, modul merupakan komponen yang dapat diproduksi dan dirakit
menjadi satu unit produk.
Bill untuk perencanaan diciptakan agar dapat menugaskan induk buatan
kepada bill of materialnya. Sedangkan Phantom Bill adalah bill of material
untuk komponen, biasanaya sub-sub perakitan yang hanya ada untuk
sementara waktu.
- Low-level coding atas suatu bahan dalam bill of material diperlukan apabila
ada produk yang serupa supaya dapat membedakannya diberikan kode.
c. Ketersediaan Persediaan , berapa stok yang ada ? Berbagai pengetahuan
mengenai apa yang ada dalam persediaan merupakan hasil dari manajemen
persediaan yang baik, Karen ahal ini sangat diperlukan dalam system MRP
sehingga akurasinya sangat menentukan keberhasilan MRP.
d. Order pembelian yang sudah jatuh waktu. Pada saat pesanan pembelian
dibuat, catatan mengenai pesanan-pesanan itu dan tanggal pengiriman
terjadwal harus tersedia di bagian produksi sehingga pelaksanaan MRP dapat
efektif.
e. Lead times, berapa lama waktu untuk mendapatkan komponen. Oleh karena
iru manajemen harus menentukan kapan produk diperlukan, sehingga dapat
menentukan waktu pembelian, produksi dan perakitan.
-
34
B. MANFAAT MRP
Permintaan dependen membuat penjadwalan dan perencanaan persediaan menjadi
kompleks, sekaligus menguntungkan. Beberapa manfaat MRP adalah:
1. Peningkatan pelayanan dan kepuasan konsumen.
2. Peningkatan pemanfaatan fasilitas dan tenaga kerja.
3. Perencanaan dan penjadwalan persediaan yang lebih baik.
4. Tanggapan yang lebih cepatterhadap perubahan dan pergeseran pasar.
5. Tingkat persediaan menururn tanpa menguranipelayana kepada konsumen.
C. STUKTUR MRP
Kebanyakan system MRP terkomputerisasi, analisisnya bersifat langsung dan
serupa antara system terkomputerisasi satu dengan lainnya.
D. MANAJEMEN MRP
Rencana kebutuhan bahan baku bersifat tidak statis. Karena system MRP semakin
terintegrasi dengan konsep JIT maka dibahas dua hal yaitu:
1. MRP Dinamis
-
35
Jika terjadi perubahan bill of material dengan cara merubah rancangan, jadwal dan
proses produksi, maka system MRP berubahyaitu pada saat perubahan terhadap
MPS (Master Production Schedule). Tanpa menghiraukan penyebab perubahan,
model MRP dapat dimanipulasi untuk merefleksikan perubahan yang terjadi
sehingga jadwal dapat diperbaharui.
Perubahan seringkali terjadi secara berkala yang biasa disebut system nervousness
yang dapat menimbulkan bencana di bagian pembelian dan produksi. Oleh karena
itu konsekuensinya karyawan di bagian operasional diharapkan dapat mengurangi
ervousness dengan mengevaluasi kebutuhan dan pengaruh perubahan sebelum
membatalkan permintaan ke bagian lain.
Untuk membatasi system nervousness, tersedia dua alat yaitu: Pagar waktu (Time
fences) dan Pegging.
2. MRP dan JIT
MRP dapat dinyatakan sebagai teknik perencanaan dan penjadwalan, sedangkan
JIT dapat dinyatakan sebagai cara menggerakkan bahan baku secara cepat. Kedua
konsep tersebut dapat diintegrasikan secara efektif dengan melalui:
Tahap pertama, paket MRP dikurangi misalnya yang semula mingguan
menjadi harian atau jam-jaman. Paket dalam hal ini diartikan sebagai unit
waktu dalam system MRP.
-
36
Tahap kedua, rencana penerimaan yang merupakan bagian rencana
pemesanan perusahaan dalam system MRP dikomunikasikan melalui
perakitan untuk tujuan produksi secara berurutan.
Tahap ketiga, pergerakan persediaan di pabrik berdasarkan JIT.
Tahap keempat, setelah produksi selesai, dipindahkan ke persediaan
seperti biasa. Penerimaan produk ini menurunkan jumlah yang
dibutuhakan untuk rencana pemesanan selanjutnya pada system MRP.
Tahap terakhir menggunakan back flush yang berarti menggunakan bill
ogf material untuk mengurangi persediaan, berdasarkan pada penyelesaian
produksi suatu produk.
Penggabungan MRP dan JIT menghasilkan jadwal utama yang baik dan gambaran
kebutuhan yang akurat dari system MRP dan penurunan persediaan barang dalam
proses. Meski demikian, penggunaan system MRP dengan paket kecil saja sudah
bisa sangat efektifdalam mengurangi persediaan.
D. TEHNIK LOT SIZING
Tujuan dari sistem MRP adalah menghasilkan unit unit pada saat dibutuhkan,
tanpa persediaan pengaman tanpa antisipasi pesanan mendatang berikutya.
Prosedur demikian konsisten dengan asas ukuran lot yang kecil, rutin, persediaan
rendah dan permintaan dependen. Akan tetapi apabila biaya pemesanan nya
signifikan atau manajemen tidak dapat menerapkan falsafah JIT maka lot standar
-
37
bisa jadi merupakan teknih yang berbiaya banyak. Berikut kita bahas beberapa
teknik penentuan ukuran lot yaitu:
1. Lot for lot
Penentuan lot ini digunakan untuk memproduksi sejumlah yang
diperlukan,dan dapat pula untuk menentukan biaya.
2. EOQ (Economic Order Quantity)
Seperti model yang digunakan dalam persediaan independent, maka cara ini
lebih disukai apabila permintaannya relative independent dan konstan.
3. Part Period Balancing
Merupakan pendekatan yang lebih dimanis dalam menyeimbangkan biaya
pemasangan dan penahanan. Cara ini menggunakan informasi tambahan
dengan mengubah ukuran lot agar tercermin
4. Wagner-Whitin Algorith
-
38
Merupakan tehnik penghitungan yang mengasumsikan horizon waktu yang
finite yang pada akhirnya ada penambahan net requirement untuk mencapai
strategi pemesanan.
E. PERLUASAN MRP
Akhir-akhir ini telah banyak terjadi pengembangan konsep MRP, pada bagian ini
akan dibahas secara singkat tiga pengembangan tersebet, yaitu:
1. Close loop MRP
Adalah sebuah system yang memeberikan umpan balik pada perencanaan
kapasitas, jadwal produksi induk dan rencana produksi sehingga perencanaan
dapat di jadga validitasnya untuk sepanjang waktu.
2. Capacity Planning
Dengan mengacu pada pengertian Close-loop MRP, umpan balik tentang
beban kerja diperoleh dari tiap pusat kerja. Pelaporannya disebut Load Report
yang menggambarkan persyaratan sumber daya dalam pusat kerja untuk
semua pekerjaan yang berjalan yang dialamatkan pada pusat kerja. Konsep
Capacity Planning merupakan pengembangan close-loop MRP dimana
-
39
perencana produksi menjalankan pekerjaan diantara periode waktu dalam
pesanan secara beban yang halus (smooth) atau pada akhirnya membawanya
dalam kapasitas.
3. MRP II
Adalah suatu system yang mengikuti, dengan MRP pada tempatnya, yang
mana data persediaan dapat ditambahkan oleh variabel sumber daya lainnya,
dalam kasus ini MRP menjadi material resource planning (perencanaan
sumber daya material).
F. MRP DI BIDANG JASA
Dalam sektor jasa banyalk permintaan yang bersifat dependen dimana permintaan
tersebut merupakan diturunkan dari permintaan jasa lainnya. Contoh usaha
restoran, permintaan akan bahan makanan seperti sayuran, bumbu, dan bahan
lainnya, tergantung dari besarnya permintaan akan makanan yang dipesan oleh
konsumen restoran tersebut.
Demikian pula MRP juga dapat diterapkan di sektor jasa yang lain seperti rumah
sakit, yang material seperti obat-obatan, peralatan dan lainnya tergantiung dari
pasien yang dating dan ditangani pihak rumah sakit.
-
40
G. DISTRIBUTION RESOURCE PLANNING
Apabila teknik dependen digunakan dalam suplly chain, maka kita mengenal
Distribution Resource Planning. Pengertian DRP adalah Rencana penambahan
stok secara fase waktu untuk semua tingkat jaringan distribusi.
Prosedur DRP harus dapat dimengerti katrena analog dengan MRP, sehingga
harus mengikuti:
1. Gross requirement, dimana sama dengan permintaan yang diekspektasi
atau peramalan penjualan.
2. Tingkat minimum persediaan menyesuaikan tingkat pelayanan.
3. Lead time nya akurat.
4. Definisi struktur distribusi.
DRP mendorong persediaan melalui system, yang mana dorongan tersebut
dilakukan oleh order tingkat atas atau ritel. Alokasi dibuat tingkat atas dari
ketersediaan persediaan dan produksi setelah disesuaikan dengan pengiriman yang
ekonomis. Tujuan DRP adalah penambahan kecil dan sering dalam batasan
pesanan dan pesanan yang ekonomis.
H. ENTERPRISE RESOURCE PLANNING
-
41
Merupakan system informasi untuk mengidentifikasi dan merencanakan sisi
sumber daya yang dibutuhkan perusahaan untuk digunakan, dibuat, dikirim dan
dihitung bagi keperluan pesanan konsumen.
Tujuan dari system ERP adalah untuk koordinasi bisnis perusahaan secara
kesaluruhan.
ERP merupakan software yang ada dalam perusahaan untuk:
1. Otomatisasi dan integrasi banyak proses bisnis.
2. Membagi data base yang umum dan praktek bisnis melalui enterprise.
3. Menghasilkan informasi yang real time.
Just In Time (JIT) dan Lean Production Systems
A. JUST IN TIME (JIT)
Merupakan falsafah pemecahan masalah yang berkelanjutan dan memang harus
dihadapi yang dapat menyebabkan sesuatu terbuang percuma. Karena banyak
manfaat dari JIT maka konsep ini sangayt penting untuk dipelajari.
Yang dilakukan dalam JIT adalah pengurangan kesia-siaan dan pengurangan
variabilitas.
1. Pengurangan Kesia-siaan
-
42
Kesia-siaan dalam proses produksi barang maupun jasa adalah pemberian
penjelasan mengenai sesuatu yang tidak menambah nilai produk, baik yang
disimpan, diperiksa, terlambah diproduksi, mengantre maupun yang rusak. Lebih
jauh lagi, setiap kegiatan yang menurut konsumen tidak menambah nilai produk
merupakan suatu kesia-siaan. JIT mempercepat proses produksi sehingga
memungkinkan penghantaran produk kepada konsumen lebih cepat dan
persediaan dalam prosespun menurun jumlahnya, sehingga memungkinkan
pemanfaatan yang lebih produktif pada asset yang sebelumnya disimpan dalam
persediaan.
2. Pengurangan Variabilitas
Menurut konsep JIT, untuk menjalankan pergerakan bahan baku maka manajer
mengurangi variabilitas yang disebabkan faktor internal maupun eksternal.
Variabilitas adalah setiap penyimpangan dari proses optimal yang mengantarkan
produk sempurna tepat waktu setiap saat. Semakin kecil variabilitas semakin kecil
pula kesia-siaan yang terjadi. Kebanyakan, terjadinya variabilitas timbul karena
perusahaan mentolerir kesia-siaan, atau karena manajemen yang jelek, yang
diantaranya dapat dirinci sebagai berikut:
a. Karyawan, fasilitas dan pemasok memproduksi unit-unit produk yang tidak
sesuai dengan standar, terlambat atau jumlah tidak sesuai.
b. Engineering drawing atau spesifikasi tidak akurat.
c. Bagian produksi mencoba memproduksi sebelum spesifikasi lengkap.
-
43
d. Permintaan konsumen tidak diketahui.
Walaupun ada beberapa penyebab variabilitas, seringkali variabilitas tidak terlihat
karena persediaan menyembunyikan masalah. Oleh karena itu konsep JIT
diperlukan.
Oleh karena itu konsep yang mendasari JIT adalah system tarik yaitu
memproduksi satu unit lalu ditarik ke tempat yang memerlukannya pada saat
diperlukan.
Banyak perusahaan masih menggerakkan bahan baku melalui fasilitas dengan cara
dorong yaitu pesanan ditumpuk di departemen pemrosesan agar dapat
dikerjakan pada setiap ada kesempatan. Jadi bahan baku didorong ke stasiun kerja
hulu tanpa memandang persediaan sumber daya. Sistem tarik dan dorong
merupakan antitesis dari konsep JIT.
B. KONTRIBUSI JIT PADA KEUNGGULAN KOMPETITIF
Dengan menggunakan konsep JIT, diharapkan akan dapat menunjang tercapainya
keunggulan kompetitif sehingga perusahaan dapat tangguh dalam persaingannya
di pasar dan kelangsungan hidup perusahaan dapat terjamin.
Berikut merupakan ilustrasi dari penjelasan tersebut:
Konsep JIT menunjang Keunggulan Kompetitif dengan hasil :
-
44
1. Penguranagn antrean dan keterlambatan, sehingga proses produksi semakin
cepat, asset bisa digunakan lebih produktif, perusahaan dapat
memenangkan pesanan.
2. Peningkatan mutu sehingga kesia-siaan berkurang dan dapat memenangkan
pesanan.
3. Penurunan biaya sehingga laba meningkat atau harga jual bisa diturunkan.
4. Pengurangan variabilitas di tempat kerja sehingga kesia-siaan berkurang
dan memenangkan pesanan.
5. Pengurangan kegiatan pengerjaan ulang sehingga memenangkan persaingan
Yang diharapkan akan terjadi:
Tanggapan terhadap konsumen lebih cepat, biaya lebih rendah mutu lebih tinggi
dan ini merupakan keunggulan kompetitif.
C. FAKTOR KUNCI SUKSES DALAM JUST IN TIME
Dengan memperhatikan ilustrasi berupa penjelasan konsep JIT menunjang
tercapainya Keunggulan kompetitif maka dapat disimpulkan bahwa ada tujuh
faktor kesuksesan JIT yaitu:
1. Suppliers
Hal-hal yang harus diperhatikan adalah:
-
45
a. Kedatangan material dan produk akhir termasuk kesia-siaan.
b. Pembeli dan pemasok membentuk kemitraan.
c. Kemitraan JIT mengeliminir:
- Kegiatan yang tidak penting.
- Persediaan dalam perjalanan.
- Pemasok yang jelek
2. Layout
Tata letak memungkinkan pengurangan kesia-siaan yang lain, yaitu pergerakan.
Misalnya pergerakan bahan baku maupun manusia menjadi fleksibel.
JIT mempersyaratkan:
a. Sel kerja untuk product family.
b. Pergerakan atau perubahan mesin.
c. Jarak yang pendek.
d. Tempat yang kecil untuk persediaan.
e. Pengiriman langsung ke area kerja.
3. Inventory
-
46
Persediaan dalam system produksi dan distribusi sering dadakan untuk berjaga-
jaga. Tehnik persediaan yang efektif memerlukan Just In Time bukan Just In
Case. Persediaan Just In Time merupakan persediaan minimal yang diperlukan
untuk mempertahankan operasi system yang sempurna yaitu jumlah yang tepat
tiba pada saat yang diperlukan bukan sebelum atau sesudah.
4. Schedulling
Jadwal yang efektif dikomunikasikan di dalam organisasi dan kepada pemasok,
maka akan sangat mendukung penerapan JIT. Penjadwalan yang lebih baik juga
meningkatkan kemampuan untuk memenuhi pesanan konsumen., menurunkan
persediaan dan mengurangi barang dalam proses.
JIT mensyaratkan:
a. Mengkomunikasikan penjadwakan kepada supplier.
b. Jadwal bertingkat.
c. Menekankan bagian dari skedul paling dekat dengan jatuh tempo.
d. lot kecil.
e. Tehnik Kanban.
5. Preventive Maintenance
-
47
Pemeliharaan dilakukan dalam rangka untuk menjaga hal-hal yang diinginkan
supaya tidak terjadi atau tindakan pencegahan. Misalnya dengan cara
pemeliharaan rutin pada fasilitas yang digunaka, maupun pelatihan karyawan
secara terus-menerus agar dapat beradaptasi dengan perubahan yang terjadi.
6. Kualitas
Hubungan JIT dengan Mutu adallah kuat sekali, karena berhubungan dalam tiga
hal yaitu:
a. JIT mengurangi biaya perolehan mutu yang baik karena biaya produk sisa,
pengerjaan ulang, investasi persediaan menurun.
b. JIT meningkatkan mutu dengan mengurangi antrean dan waktu antara. JIT
juga
membatasi jumlah sumber kesalahan potensial.
c. Mutu yang baik berarti lebih sedikit cadangan sehingga JIT labih mudah
diterapkan.
7. Employee Empowerment
Karyawan yang diberdayakan dapat terlibat dalam isu-isu operasi harian yang
merupakan falsafah JIT. Pemberdayaan karyawan mengikuti nasehat manajemen
-
48
bahwa tidak ada orang yang lebih tahu mengenai suatu pekerjaan selain karyawan
pelaksana pekerjaan itu sendiri. Dapat dilakukan dengan pelatihan silang maupun
job enrichment. (lihat konsep pada bab tentang sumber daya manusia yang
berorientasi pada kualitas).
D. JUST IN TIME DI SEKTOR JASA
Dalam bagian ini tenik JIT yang diterapkan pada sektor jasa meliputi berbagai hal
diantaranya:
1. Pemasok
Misalnya usaha restoran sangat berhubungan dengan pemasok bahan makanan
dan minuman yang mereka butuhkan.
2. Tata Letak
Tata letak menciptakan perbedaan pengambilan koper maskapai penerbangan
dimana konsumen mengharapkan koper-kopernya didapat tepat pada waktunya.
3.Persediaan
Setiap pialang saham mengarahkan persediaan mendekati nol karena transaksi jual
atau beli yang tidak dijalankan tidak dapat diterima oleh para klien.
4. Jadwal
-
49
Di konter tiket maskapai penerbangan focus system JIT adalah permintaan
konsumen. Permintaan dipenuhi bukan dengan persediaan produk terwujud tetapi
dengan karyawan maskapai penerbangan itu sendiri. Melalui penjadwalan yang
rumit karyawan di konter tiket tepat waktu manakala konsumen memerlukannya.
Pelayanan jasa diberikan dengan dasar JIT, sehingga jadwal merupakan sesuatu
yang penting sekali.
-
50
PENJADWALAN
Pelaksanakan pekerjaan secara efektif dan efisien agar tujuan tercapai adalah yang
diinginkan oleh semua manajemen perusahaan. Oleh karena itu pemahaman
mengenai konsep penjadwalan sangat penting, sehingga para pelaksana
mengetahui kapan waktu harus memulai suatu pekerjaan dan kapan waktu
mengakhirinya.
Penjadwalan akan berimplikasi pada banyak hal diantaranya:
1. Pada penggunaan asset yang dimiliki peruasahaan menjadi efektif sehingga
investasi yang ditanamkan perusahaan akan memberikan hasil yang
optimal.
2. Kapasitas yang akan digunakan akan lebih terukur sehingga jumlah output
dapat dipastikan dan pelayanan kepada konsumen dapat lebih baik dari
sebelumnya.
3. Pada akhirnya akan lebih cepat pengiriman produk kepada konsumen yang
berarti keunggulan kompetitif bagi perusahaan dalam pelayanan yang
cepat dapat tercapai.
Perencaan Agregat (Aggregat Planning)
A. PROSES PERENCANAAN
-
51
Perencanaan Agregat atau juga dikenal dengan Penjadwalan agregat menyangkut
jumlah ana kapan produksi akan dilangsungkan dalam waktu dekat, seringkali tiga
sampai 18 bulan kedapan. Manajer operasi berupaya menentukan cara terbaik
untuk memenuhi ramalan permintaan dengan menyesuaikan tingkat produksi,
kebutuhan tanaga kerja, persediaan, waktu lembur, sub kontrak dan semua
variabel yang dapat dikendalikan perusahaan.
Tujuan dalam topik ioni adalah menjelaskan keputusan perencanaan agregat agar
cocok dengan seluruh proses perencanaan kesaluruhan dan menjelaskan beberapa
teknik yan digunakan manajer dalam mengembangkan rencana.
Keputusan Penjadwalan menyangkut perumusan rencana bulanan dan kuartalan
yang mengutamakan masalah mencocokkan produktifitas dengan permintaan
yang fluktuatif. Oleh karenanya perencanaan Agregat termasuk dalam rencana
jangka menengah.
B. PERILAKU AGREGAT PLANNING
Seperti yang telah diisyaratkan dengan istilah agregat, maka rencana agregat
berarti menggabungkan sumber daya-sumber daya yang sesuai ke dalam istilah-
istilah yang lebih umum dan menyeluruh. Dengan adanya ramalan permintaan,
serta kapasitas fasilitas, persediaan jumlah tenaga kerja dan input produksi yang
saling berkaitan., maka perencana harus memilih tingkat output untuk fasilitas
selama tiga sampai delapan belas bulan ke depan.Perencanaan ini diantaranya bisa
-
52
diterapkan untuk perusahaan manufaktur, rumah sakit, akademi serta, pernerbit
buku.
C. STRATEGI AGRREGAT PLANNING
Perencanaan agregat merupakan bagian dari system perencanaan produksi yang
lebih besar, sehingga pemahaman mengenai keterkaitan antara rencana dan
beberapa faktor internal dan eksternal merupakan sesuatu yang berguna.
Di lingkungan perusahaan manufaktur, jadwal produksi utama yang dihasilkan
memberikan input untuk system MRP yang mengutamakan mengenai perolehan
atau produksi komponen-komponen yang diperlukan Lihat bab tentang MRP).
Jadwal kerja yang mendetil untuk tenaga kerja dan penjadwalan berprioritas untuk
produk dihasilkan sebagai tahapan terakhir system perencanaan produksi.
Ada beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh manajer opearasi dalam
merumuskan rencana agregat yaitu:
1. Apakah persediaan digunakan untuk menyerap perubahan selama periode
permintaan ?
2. Apakah perubahan akan diakomodasikan dengan cara mengubah jumlah
tenaga kerja?
-
53
3. Apakah perlu penggunaan tenagakerja paruh waktu atau waktu lembur
dan waktu kosong untuk menghadapi fluktuasi ?
4. Apakah perlu menggunakan sub kontraktor untuk antisipasi pesanan yang
fluktuatif sehingga dapat mempertahankan jumlah tenaga kerja yang
stabil ?
5. Apakah perlu mengubah harga atau faktor lain untuk mempengaruhi
permintaan?
Dari pertanyaan tersebut diatas, menggambarkan strategi perencanaan apa yang
sebaiknya dibuat perusahaan. Sebelum membahas tentang strategi maka ada lima
jenis pilihan kapasitas karena pilihan ini tidak mengubah permintaan tetapi
menyerap fluktuasi permintaan, dan tiga pilihan permintaan dimana perusahaan
berupaya mempengaruhi pola permintaan lewat ketiga pilihan permintaan.
1. Pilihan Kapasitas
Pilihan kapasitas (pasokan) mendasar yang dapat dipilih perusahaan adalah
sebagai berikut:
a. Tingkat Persediaan yang berubah-ubah.
b. Mengubah jumlah tanaga kerja dengan cara mempekerjakan pekerja atau
memberhentikan pekerja.
-
54
c. Mengubah tingkat produksi melalui waktu lembur dan waktu kosong.
d. Sub kontrak digunakan.
e. Mempekerjakan tenaga kjerja paruh waktu.
2. Pilihan Permintaan
Pilihan permintaan yang mendasar adalah sebagai berikut:
a. Mempengaruhi permintaan dengan berbagai kebijakan di manajemen
pemasaran.
b. Pesanan cadangan dalam memenuhi permintaan pada periode
permintaan tinggi.
c. Produk mix antar musim.
3. Pilihan campuran.
Merupakan kombinasi ombinasi antara Pilihan Kapasitas dan Pilihan Permintaan
yang disebut sebagai strategi campuran dan seringkali cara ini lebih berhasil.
Dengan mempertimbangkan pilihan-pilihan tersebut maka perusahaan dapat
menetapkan Strategi:
Chase Strategy yaitu menetapkan produksi sama dengan permintaan.
-
55
Level Strategy yaitu memelihara output yang konstan, tingkat produksi
dan jumlah tenaga kerja tatap pada periode horizon perencanaan.
D. METODE PERENCANAAN AGREGAT
Ada beberapa tehnik yang digunakan manajer operasi untuk mengembangkan
rencana agregat yang lebih bermanfaat dan lebih tepat, diantaranya:
1. Metode Pembuatan grafis dan diagram
Metode ini sangat sering dipakai karena mudah dipahami. Pada dasarnya, rencana
rencana dengan grafis dan diagram ini menangani variabel sedikit demi sedikit
agar perencana dapat membandingkan proyeksi permintaan dengan kapasitas yang
ada.
Pendekatan yang digunakan adalah trial and error yang tidak menjamin
terciptanya rencana produksi yang optimal, tatapi penghitungan yang dibutuhkan
hanya sedikit dan dapat dilakukan oleh staf yang paling dasar pekerjaannya.
Tahapan dalam metode ini adalah:
1. Tentukan permintaan pada tiap periode.
2. Tentukan berapa kapasitas pada waktu biasa, waktu lembur, dan tindakan
subkontrak untuk tiap periode.
-
56
3. Tentukan biaya tenaga kerja, biaya rekrutmen dan biaya pemberhentian
karyawan serta biaya penahanan persediaan.
4. Pertimbangkan kebijakan perusahaan yang dapat diterapkan pada para
pekerja dan tingkatan persediaan.
5. Kembangkan rencana alternative dan amati biaya totalnya.
2. Pendekatan Matematis Dalam Perencanaan
Beberapa pendekatan matematis terhadap perencanaan agregat telah banyak
dikembangkan diantaranya:
a. Metode Transportasi Dalam Program Linear
Jika masalah perencanaan agregat dipandang sebagai masalah alokasi kapasitas
operasi untuk memenuhi permintaan yang diperkirakan, maka rencana agregat
dapat dirumuskan dalam format program linear.
b. Linear Decision Rule
Merupakan model perenxcanaan agregat yang berupaya untuk mengoptimalkan
tingkat produksi dan tingkat jumlah tenaga kerja sepanjang periode tertentu.
Model ini meminimisasi biaya total dari biaya gaji, rekrutmen, PHK, lembur, dan
persediaan melalui serangkaian kurva biaya kuadrat.
-
57
c. Management Coefficient Model
Dikembangkan oleh E.H Bowman yang membangun suatu model keputusan
formal di seputar pengalaman dan kinerja manajer. Teori yang mendasari adalah
pengalaman masa lalu manajer cukup baik, sehingga dapat digunakan sebagai
dasar menetapkan keputusan di masa depan. Teknik ini menggunakan analisa
regresi terhadap keputusan produksi yang diambil manajer di masa lalu.
d. Simulasi
Suatu model computer yang dinamakan Penjadwalan lewat simulasi yang
dikembangakan tahun 1966 di R.C Vergin. Pendekatan simulasi ini menggunakan
prosedur pencarian kombinasi nilai yang biayanya minimal untuk ukuran jumlah
tenaga kerja dan tingkat produksi.
E. DISAGREGASI
Output dari proses perencanaan agregat biasanya berupa jadwal produksi untuk
pengelompokkan produk berdasarkan famili. Misalnya untuk produsen mobil,
output memberikan informasi mengenai berapa mobil yang harus diproduksi ,
tetapi bukan pada berapa mobil yang berserk A, berseri B maupun berseri C. Jadi
berupa jumlah keseluruhan output yang dihasilkan tiap periode tertentu bukan
berdasarkan tipe. Sedangkan proses pemisahan rencana agregat menjadi rencana
yang lebih rinci disebut agregasi.
-
58
Disagregasi mengahsilakan jadwal produksi utama/induk (MPS) lihat konsep
MRP).
F. PERENCANAAN AGREGAT DI SEKTOR JASA
Pada kenyataan sektor jas seperti bank, usaha angkutan, restoran cepat saji,
penerapannya lebih mudah daripada di perusahaan manufaktur.
Pengendalian biaya tenaga kerja di perusahaan jasa merupakan sesuatu yang
penting. Pengendalian Biayanya meluputi:
1. Pengendalian yang ketat atas jam kerja di perusahaan jasa dapat
dipastikan menghasilkan tanggapan cepat terhadap respon konsumen.
2. Beberapa bentuk sumber tanag kerj apanggilan yang dapatditambahkan
atau dihilangkan untuk memenuhi permintaan yang tak terduga.
3. Fleksibilitas keahlianpekerja kerorangan yang memungkinkan relokasi
tenaga kerja yang ada.
4. Fleksibilitas keahlian pekerja peerorangan pada tingkat output atau jam
kerja untuk memenuhi permintaan yang sudah diperkirakan.
Penerapan Perencanaan Agregat disektor jasa diantaranya pada:
a. Restoran
-
59
Pada jasa ini volume produknya tinggi maka diarahkan pada:
- pemulusan tingkat produksi
- penentuan ukuran jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan
- usaha mengelola permintaan untuk menjaga agar
peralatan dan pekerja tetap bekerja.
b. Industri Penerbangan
Perencanaan agregat mancakup jadwal atau table atas:
- jumlah penerbangan masuk dan keluar di setiap pusat.
- Jumlah penerbangan di setiap rute.
- Jumlah penumpang yang harus dilayani di setiap
penerbangan.
- Jumlah awak pesawat dan awak di darat yang dibutuhkan
pada setiap pusat dan bandara.
c. Rumah sakit
Masalah yang dihadapi adalah alokasi uang, staf, perlengkapan untuk memenuhi
permintaan pasien atas pelayanan jasa rumah sakit yang bersangkutan.
-
60
d. Rantai Perusahaan Kecil Nasional
Contohnya adalah jasa foto copy, percetakan, pusat computer, yang mana
pertanyaan atas perencanaan agregat vs perencanaan independent di setiap badan
usaha menjadi sebuah perhatian. Output dan pembelian dapat direncanakan secara
terpusat apabila permintaan dapat dipengaruhi melalui promosi khusus.
Pendekatan ini menguntungkan karena mengurangi biaya pembelian dan
periklanan dan membantu arus kas di lokasi yang independent.
e. Jasa lain-lain.
Seperti jasa keuangan, transportasi, komunikasi, rekreasi, memeberikan output
yang volumenya tinggi namun tidak berwujud. Untuk jasa semacam ini lebih
utama pada perencanaan persyaratan sumber daya manusia (lihat bab tentang
sumber daya manusia) dan pengelolaan permintaan.
Penjadwalan Jangka Pendek
(Short-Term Schedulling)
A. PENTINGNYA STRATEGI PENJADWALAN JANGKA PENDEK
Penjadwalan jangka pendek sangat penting sekali bagi perusahaan karena :
-
61
1. Dengan penjadwalan yang efektif, perusahaan dapat menggunakan asetnya
dan menghasilkan kapasitas investasi yang lebih besar dan sebaliknya
mengurangi biaya.
2. Penjadwalan menambah kapasitasdan fleksibilitas yang terkait dan
memberikan waktu pengiriman yang lebih cepat dan dengan demikian
pelayanan kepada pelanggan menjadi lebih baika.
3. Dengan menggunakan konsep penjadwalan jangka pendek maka
keunggulan kompetitif dengan pengiriman dapat diabdalkan.
B. BAHASAN PENJADWALAN
Penjadwalan berkaitan dengan waktu operasi. Penjadwalan dimulai dengan
perencanaan kapasitas yang meliputi fasilitas dan penguasaan terhadap mesin,
kemudian jadwal induk membagi rencana kasar dan membuat jadwal keseluruhan
untuk output.
Penjadwalan jangka pendek menerjemahkan keputusan kapasitas, rencana jangka
menengah ke dalam urutan pekerjaan, penugasan khusus terhadap karyawan,
bahan baku dan fasilitas.
Berbagai isu yang berkitan dengan penjadwalan diantaranya:
1. Penjadwalan Ke depan dan ke belakang
-
62
Penjadwalan ke depan memulai skedul /jadwal segera setelah persyaratan
diketahui. Banyak digunakan pada rumah sakit, klinik, restoran untuk makan
malam, perusahaan permesinan. Pekerjaan dilaksanakan atas pesanan konsumen
dan sesegera mungkin dilakukan pengiriman. Dirancang untuk menghasilkan
jadwal yang bisa diselesaikan meski tidak berarti memenuhi tanggal jatuh
temponya.
Penjadwalan ke belakang dimulai dengan tanggal jatuh tempo, menjadwal operasi
finsal dahulu. Tahap-tahap dalam pekerjaan kemudian dijadwal pada suatu waktu,
dibalik. Dengan mengurangi lead time untuk tiap item akan didapatkan waktu
awal. Banyak digunakan di perusahaan manufaktur dan juga jasa seperti katering.
Hal-hal tehnis seperti kerusakan mesin, masalah mutu seringkalo membuat
penjadwalan semakin kompleks, sehingga perlu pemikiran khusus.
2. Penjadwalan Kriteria Proses
Tehnik penjadwalan yang benar tergantung pada volume pesana, ciri operasi dan
seluruh kompleksitas pekerjaan. Oleh karenanya ada empet criteria yaitu:
a. Meminimalkan waktu penyelesaian dengan cara menetapkan rata-rata waktu
penyelesaian.
b. Memaksimalkan utilitas dengan menetapkan persentase watu fasilitas
digunakan.
-
63
c. Meminimalkan persediaan barang dalam proses dengan menetapkan rata-rata
jumlah pekerjaan dalam system.
d. Meminimalkan waktu tunggu konsumen dengan menetapkan rat-rata
keterlambatan.
Empat kriteria ini digunakan dalam industri untuk mengevaluasi kinerja
penjadwalan. Sehingga pendekatan penjadwalan harus jelas mudah dimengerti
dan dilaksanakan fleksibel dan realistic.
C. PROSES PENJADWALAN BERFOKUS PADA PUSAT KERJA
Fasilitas ini berfokus pada proses atau dikenal juga dengan fasilitas terputus-putus
atau Job Shop yaitu tingginya variasi yang dihasilkan, volume rendah dan
biasanya diterapkan pada manufaktur maupun jasa.
Sistem ini dibuat berdasarkan pesanan dan biasanya berbeda dalam bahan baku,
urutan proses, waktu proses, dan set up. Karemna perbedaan ini maka
penjadwalan menjadi kompleks. Oleh karena itu system ini harus:
1. Menjadwal pesanan yang akan dating tanpa mengganggu kendala
kapasitas pusat kerja individu.
2. Mengecek ketersediaan alat dan bahan baku sebelum memberikan
pesana ke suatu departemen.
-
64
3. Membuat tanggal jatuh tempo untuk tiap pekerjaan dan mengecek
kemajuan nya.
4. Mengecek barang dalam proses pada saat pekerjaan bergerak menuju
perusahaan.
5. Memberikan feedback pada aktifitas produksi.
6. Menyediakan statistic efisiensi pekerjaan dan memonitor waktu
operator untuk analisis distribusi tenaga kerja, gajui dan upah.
Sistem penjadwalan baik yang manual maupun otomatis perlu data yang akurat
dan relevan sehingga membutuhkan data base dengan file perencanaan dan
pengendalian.
Tiga file perencanaan yaitu:
a. File master barang
b. File routing
c. File master induk pusat kerja
D. PEMBEBANAN PEKERJAAN DI PUSAT PEKERJAAN.
-
65
Pembebanan berarti penugasan pekerjaan untuk dilaksanakan atau pusat
pengolahan atau pusat pemrosesan. Manajer operasi menugaskan pekerjaan untuk
dilaksanakan sehingga biaya, waktu menganggur atau waktu penyelesaian harus
dijaga agar tetap minimum.
Pusat pembebanan dibagi menjadi dua bentuk yaitu orientasi pada kapasitas dan
dikaitkan ke penugasan tugas tertentu ke pusat pekerjaan.
Pendekatan yang digunakan dalam pembebanan adalah Diagram Gantt/ Gantt
Chart.
Diagram Gantt merupakan alat Bantu visual yang sangat berguna dalam
pembebanan dan penjadwalan. Diagram ini dikembangkan oleh Henry L Gantt
pada akhir tahun 1800. Diagram ini membantu menggambarkan penggunaan
sumber daya seperti pusat pekerjaan dan lembur.
Contoh
Perusahaan X menggunakan diagram Gantt untuk menunjukkan penjadwalan tiga
macam pesanan yaitu pekerjaan A, B, C yang mana penjadwalan nya saling
terkait waktunya. Pekerjaan A dan B dimulai bersamaan yaitu pada hari ke 1.
Pekerjaan A berakhir pada hari ke 5, pekerjaan B pada hari ke 4 sedangkan
pekerjaan C mulai hari ke tiga sampai hari ke 6.
-
66
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Dari uraian yang telah di bahas pada bab 3 maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Mata kuliah interaksi manusia dan komputer merupakan mata kuliah wajib
yang harus ditempuh mahasiswa.
2. Dalam interaksi manusia dan komputer tidak hanya mempelajari tentang
membuat desain antarmuka saja, tetapi juga mempelajari aspek-aspek
yang berhubungan dengan lingkungan pengguna sistem.
3. Setelah menempuh mata kuliah ini diharapkan mahasiswa dapat
menerapkan konsep-konsep interaksi manusia dan komputer dalam
membangun software.
4. Software yang dibangun nantinya akan menerapkan User Centered
Design.
4.2 Saran
-
67
Saran yang dapat penulis sampaikn dari hasil penyusunan makalah ini antara lain
sebagai berikut :
1. Makalah ini hanya menjelaskan materi kuliah Sistem Informasi
Manufaktur hanya pada bab Material Requirement Planning (MRP) saja.
Sehingga pengembangan terhadap makalah ini dikemudian hari sangat
diperlukan yang meliputi bab-bab yang lain.
-
68
DAFTAR PUSTAKA
Principles of Inventory and Materials Management, Richard J. Tersine
Production Planning and Inventory Control, Vincent Gasperzs
Operations Management, Roger J. Schroeder
MRP Mahasiswa, Drs. Ec. Mulyanto Nugroho, MM.
Materi Manajemen Operasi, Drs. Dandan Irawan, M.Sc.