Makalah Sel Punca

31
MAKALAH TERAPI SEL PUNCA NEUROLOGI 2 DISUSUN OLEH : DESI LUTFIATUL FITRIA 12.321.015 3A PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN STIKES INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2013 1

Transcript of Makalah Sel Punca

Page 1: Makalah Sel Punca

MAKALAH TERAPI SEL PUNCA

NEUROLOGI 2

DISUSUN OLEH :

DESI LUTFIATUL FITRIA

12.321.015

3A

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

2013

1

Page 2: Makalah Sel Punca

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat ridlo dan izin

dari-NYA, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Selanjutnya, kami mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya

kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya penyusunan makalah ini

sebagai salah satu tugas mata kuliah neurologi 2, terutama kepada dosen pembimbing

yaitu Bu Iva Mlia Hani R.,S.Kep,Ns.

Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan dan

ketidaksempurnaan karena keterbatasan data dan pengetahuan penulis serta waktu yang

ada saat ini, dengan rendah hati penulis mengharap kritik dan saran yang membangun

dari kalangan pembimbing untuk kesempurnaan makalah kami selanjutnya. Kami

berharap semoga penulisan makalah ini bermanfaat khususnya kepada kami selaku

penulis dan umumnya kepada pembaca yang budiman..

Akhirnya, semoga Allah senantiasa meberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada

siapa saja yang mencintai pendidikan. Amin Ya Robbal Alamin.

Jombang, 09 November 2013

Penulis

2

Page 3: Makalah Sel Punca

DAFTAR ISI

Halaman Judul.............................................................................................. ......... i

Kata Pengantar.................................................................................. ................... ii

Daftar Isi ....................................................................................................... ........ iii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang.................................................................................. ........ 1

1.2 Rumusan masalah...................................................................... ........ 2

1.3 Tujuan...................................................................................... ........ 2

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi Sel punca...................................................................... ........ 3

2.2 Fungsi Sel Punca ....................................................................................... 4

2.3 Karakteristik Sel punca....................................................................... 4

2.4 Jenis Sel Punca.......................................................................................... 5

2.5 Peran Sel Punca.............................................................................. ........ 7

2.6 Letak Sel Punca.................................................................................. ........

8

2.7 Penggunaan Terapi Sel Punca.............................................................. 9

2.8 Hasil Penelitian Terkait Sel Punca....................................................... 10

2.9 Sel Punca Menurut Prinsip Keperawatan ............................................. 11

2.10 Sel Punca Menurut Agama .............................................................. ........ 12

2.11 Sel Punca Menurut Undang-undang..................................................... 13

2.12 Keuntungan dan Kerugian Terapi Sel Punca.......................................... 14

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan...................................................................................... ......... 17

3.2 Saran............................................................................................. ......... 17

DAFTAR PUSTAKA

3

Page 4: Makalah Sel Punca

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan ilmu dan teknologi bidang kesehatan yang maju pesat

maka dikembangkanlah Sel Punca, sedangkan yang dimaksud Sel Punca adalah

sel tubuh manusia dengan kemampuan istimewa memperbaharui atau

meregenerasi dirinya sendiri (self regenerate/self renewal) dan mampu

berdiferensiasi menjadi sel lain (differentiate). Kegunaan Sel Punca bagi umat

manusia untuk masa yang akan datang sangat menjanjikan karena dapat

menyembuhan penyakit serta memulihkan kesehatan melalui upaya transpalasi.

Transpalasi yang dimaksud adalah transpalasi jaringan biologi atau

jaringan tubuh manusia. Jaringan biologi - berasal dari jaringan manusia yang

didermakan oleh donor hidup maupun jenazah yang bebas dari berbagai penyakit

dan virus seperti HIV, Hepatitis B atau C, Tuberkolosis, Syphilis dan penyakit

menular lain agar tidak menularkan kepada pasien yang menerimanya (respien),

contoh jaringan biologi ialah jaringan tulang, kulit, tendon, katup jantung, kornea

mata, jantung, lever, otak, jaringan amnion dll.

Pemanfaatan sel punca (stem cell) untuk terapi pengobatan terus

berkembang pesat. Sejak digunakan di dunia kedokteran pada era 1950-an, sel

punca kini dapat digunakan menjadi salah satu jenis terapi modern yang memberi

harapan kesembuhan untuk berbagai jenis penyakit kronis.  

Sel punca ini dapat dikembangkan dari sel embrionik yang diambil dari

embrio bayi atau dari sel dewasa, seperti sumsum tulang, darah tepi, dan tali pusat

bayi baru lahir. Perlakuan dengan sel punca dibagi menjadi dua, yaitu terapi dan

transplantasi.  Pada proses terapi, sel punca hanya disuntikkan ke jaringan atau

organ target dengan tujuan memperbaiki bagian yang rusak.

Penggunaan sel punca untuk terapi telah dilakukan di banyak negara

termasuk di antaranya China. Bahkan, di wilayah berpenduduk satu milyar lebih

itu, terapi sel punca sudah menjadi salah satu layanan medis yang ditawarkan di

rumah sakit.

Fenomena ini agak berbeda dengan negara lain yang belum

menempatkan terapi sel punca sebagai layanan medis. Di beberapa negara

termasuk di Indonesia, pengobatan menggunakan terapi sel punca masih terbatas

dalam skala penelitian. Peraturan mengenai terapi sel punca pun cukup ketat,

mengingat faktor keamanan serta problem etika.

Namun di Negara Tirai Bambu, pengobatan menggunakan sel punca

relatif mudah ditemukan. Walau masih kontroversial karena pertimbangan

4

Page 5: Makalah Sel Punca

efektivitas dan keamanannya, beberapa rumah sakit besar di China menawarkan

harapan kesembuhan kepada pasien dengan menggunakan sel punca.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi sel punca ?

2. Apa peran sel punca dalam pengobatan?

3. Apa karakteristik dari sel punca ?

4. Apa saja jenis-jenis sel punca ?

5. Apa manfaat sel punca ?

6. Bagaimana pengaplikasian terapi sel punca ?

7. Apa dampak pengobatan terapi sel punca ?

1.3 Tujuan

1. Menjelaskan tentang definisi sel punca.

2. Menjelaskan tentang peran sel punca.

3. Menjelaskan tentang karakteristik dari sel punca.

4. Menjelaskan tentang jenis-jenis sel punca.

5. Menjelaskan tentang manfaat dari sel punca.

6. Memaparkan tentang tata cara pengaplikasian terapi mkenggunakan sel punca.

7. Menjelaskan tentang dampak yang timbul selama menjalani terapi

menggunakan sel punca.

5

Page 6: Makalah Sel Punca

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 DEFINISI

Sel punca, sel induk, sel batang (bahasa Inggris: stem cell) merupakan sel

yang belum berdiferensiasi dan mempunyai potensi yang sangat tinggi untuk

berkembang menjadi banyak jenis sel yang berbeda di dalam tubuh

(http://wikipedia.com).

Sesuai dengan kata yang menyusunnya (Stem = Batang) dan (punca =

awal mula). Stem Cell adalah Sel yang menjadi awal-mula dari pertumbuhan sel

lain yang menyusun keseluruhan tubuh organisme, termasuk Manusia. Layaknya

batang pohon yang menjadi tumpuan pertumbuhan ranting dan daunnya. Dalam

Bahasa Indonesia Stem Cell disebut juga Sel Punca (http://stemcell.ucoz.com/).

Sel punca atau stem cell adalah sel yang tidak spesifik yang memiliki

kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi sel-sel lainnya dan kemampuan untuk

memperbarui dirinya sendiri atau regenerasi

(http://medicastore.com/transplantasi_sel_punca).

6

Page 7: Makalah Sel Punca

Menurut PERMEN RI No. 833/MENKES/PER/IX/2009 Sel punca

adalah sel tubuh manusia dengan kemampuan istimewa memperbarui dan

meregenerasi dirinya sendiri (self regenerate/self renewal) dan mampu

berdeferensiasi menjadi sel lain.

Stem sel (sel induk, SC) adalah kelas dengan pembaharuan diri-sendiri

(self-renewing) kemampuan sel induk berpotensi majemuk, bahwa sel induk

mempertahankan bukan status pembedaan diarahkan dan kemampuan proliferasi,

dalam kondisi yang tepat, atau diberi sinyal yang tepat, dapat dibedakan menjadi

beberapa fungsi dari sel, jaringan dan organ, dunia kedokteran disebut sebagai

“sel wildcard, disebut itu juga gambaran populer ” melakukan sel apapun

2.2 FUNGSI SEL PUNCA

Ada dua kegunaan stemcell yaitu berdasarkan fungsinya dan riset. Fungsi setelah

diaktifkannya stemcell dalam tubuh adalah sebagai berikut:

1. Menambah jumlah peredaran darah dan mempercepat mikro sirkulasi darah

sehingga bagi pasien yang stroke, tekanan darah tinggi, leukimia, dan cuci

darah akan sembuh.

2. Menambah oksigen dalam darah dan sel sehingga dapat mematikan virus dan

bakteri.

3. Mempercepat transportasi nutrisi ke seluruh tubuh.

4. Mempercepat pembersihan dalam tubuh manusia sehingga pasien setelah

diterapi stemcell akan lancar buang air besar dan air kecil.

5. Mempercepat metabolisme tubuh.

6. Menambah kinerja sel badan.

7. Mempercepat penyembuhan luka dan patah tulang, Meningkatkan

kemampuan anti kanker.

Sedangkan peran stemcell dalam riset adalah sebagai berikut:

1. Terapi gen, sebagai alat pembawa transgen ke dalam tubuh pasien dan

selanjutnya dapat dilacak jejaknya apakah stemcell ini berhasil

mengekspresikan gen tertentu dalam tubuh pasien.

2. Mengetahui proses biologis yaitu perkembangan organisme dan

perkembangan kanker. Melalui stemcell dapat dipelajari perkembangan sel

baik sel normal maupun sel kanker.

3. Penemuan dan pengembangan obat baru yaitu untuk mengetahui efek obat

terhadap berbagai jaringan.

4. Terapi sel berupa replacement therapy, Oleh karena stemcell dapat hidup di

luar organ tubuh manusia misalnya di cawan petri maka dapat dilakukan

manipulasi terhadap stemcell itu tanpa mengganggu organ tubuh manusia.

7

Page 8: Makalah Sel Punca

2.3 KARAKTERISTIK SEL PUNCA

Belum berdiferensiasi (Undiferentiated)

Stem Cell merupakan Sel yang belum memiliki bentuk dan fungsi

spesifik layaknya sel lainnya pada organ tubuh Sel otot jantung

(Kardiomiosit), Neuron dan Sel β Pankreas adalah jenis-jenis sel tubuh yang

telah memilki bentuk dan fungsi yang spesifik. Sel-sel tsb secara jelas

menjalankan Fungsi dari organ yang dibentuknya. Bentuk sel otot jantung

mendukung fungsinya untuk berdenyut. Neuron otak juga memiliki bentuk

yang memungkinkannya menghantarkan impuls-impuls saraf, sedangkan

Sel β Pankreas terdapat dalam susunan jaringan yang disebut sebagai ”Pulau

Langerhans” pada pankreas, yang memproduksi hormon insulin.

Berbeda dengan ketiganya, Stem Cell adalah sel yang belum

memiliki fungsi khusus, seperti berdenyut, menghantarkan impuls,

menghasilkan hormon, ataupun fungsi lainnya. Bukti ilmiah bahkan

menunjukkan bahwa populasi stem cell dalam suatu jaringan matur, tampak

sebagai suatu populasi sel inaktif. Yang fungsinya baru dilihat dalam waktu

dan kondisi tertentu.

Mampu memperbanyak diri (Self Renewal)

Stem Cell dapat melakukan replikasi dan menghasilkan sel-sel

berkarakteristik sama dengan sel induknya. Kemampuan memperbanyak diri

dan menghasilkan sel-sel yang sama seperti sel induknya ini tidak dimiliki

oleh sel-sel tubuh lainnya, seperti sel jantung, otak, ataupun sel pankreas.

Itulah sebabnya, apabila jaringan dalam jantung, otak maupun pankreas

mengalami kerusakan, maka pada umumnya kerusakan tersebut bersifat

Ireversibel.

Populasi Stem Cell dalam tubuh terjaga dengan kemampuannya

memperbanyak diri sendiri. Kemampuan ini dapat dilakukan berulang kali,

bahkan diduga tidak terbatas, selain itu, kemampuan ini juga dipertahankan

dalam jangka waktu yang relatif lama.

Dapat berdiferensiasi menjadi > 1  jenis Sel (Multipoten/Pluripoten)

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Keberadaan Stem Cell

sebagai sel yang belum berdiferensiasi ternyata dimaksudkan untuk menjaga

kontinuitas regenerasi populasi sel yang menyusun jaringan dan organ

tubuh. Hal ini dapat dilakukan dengan kemampuan stem cell untuk

berdiferensiasi menjadi sel-sel tubuh yang dibutuhkan.

Stem cell bersifat Pluripoten bila mampu berdiferensiasi menjadi

sel tubuh apapun, yaitu yang berasal dari ketiga lapisan embrional

(ektoderm, mesoderm dan endoderm). Dan Stem cell bersifat Multipoten

8

Page 9: Makalah Sel Punca

bila hanya mampu berdiferensiasi menjadi beberapa jenis sel yang biasanya

berada dalam suatu golongan serupa, seperti sel-sel system hematopoietik.

Maupun system syaraf.

2.4 JENIS SEL PUNCA

Berdasarkan Potensi :

Sel induk ber-totipotensi (toti=total) adalah sel induk yang memiliki potensi

untuk berdiferensiasi menjadi semua jenis sel, yaitu sel ekstraembrionik, sel

somatik, dan sel seksual. Jenis sel ini dapat bertumbuh menjadi organisme baru

bila diberikan dukungan maternal yang memadai. Sel induk bertotipotensi

diperoleh dari sel induk embrio, hasil pembuahan sel telur oleh sel sperma.

Sel induk ber-pluripotensi (pluri=jamak) adalah sel-sel yang dapat

berdiferensiasi menjadi semua jenis sel dalam tubuh, namun tidak dapat

membentuk suatu organisme baru.

Sel induk ber-multipotensi adalah sel-sel yang dapat berdiferensiasi menjadi

beberapa jenis sel dewasa.

Sel induk ber-unipotensi (uni=tunggal) adalah sel induk yang hanya dapat

menghasilkan satu jenis sel tertentu, tetapi memiliki kemampuan memperbarui

diri yang tidak dimiliki oleh sel yang bukan sel induk.

Berdasarkan Asalnya :

1. Adult Stem Cell 

Adalah sel induk yang sudah dewasa, artinya sudah memiliki fungsi

spesifik dan hanya mampu membentuk beberapa jenis sel yang segolongan

saja (multipoten), misalnya Stem Cell Jantung  hanya dapat membentuk sel

otot jantung, sel otot polos dan endotel. Therapy menggunakan Adult Stem

Cell sudah digunakan selama puluhan tahun, namun Karena biayanya

yang sangat mahal dan prosedur yang sangat rumit, tidak banyak pasien

yang berkesempatan menjalani therapy ini.

9

Page 10: Makalah Sel Punca

Beberapa contoh alur diferensiasi stem cell dewasa dijelaskan

berikut ini

Stem cell hematopoietik. Mampu berdiferensiasi menjadi seluruh sel

darah, seperti : sel darah merah, trombosit, monosit (makrofag),

neutrofil, basofil, eosinofil. Limfosit B, limfosit T, dan Natural Killer

(NK) cell.

Stem cell jaringan saraf (neural). Mampu berdiferensiasi menjadi tiga

golongan utama Sel saraf, yaitu Astrosit, Oligodendrosit, dan Neuron.

Selain itu, stem cell jaringan saraf juga mampu berdiferensiasi menjadi

kelompok sel saraf yang memiliki aktivitas dopaminergik, sehingga

dapat digunakan untuk terapi Parkinson.

Stem cell jaringan kulit. Stem cell yang banyak ditemukan di Stratum

basalis epidermis kulit dan dasar folikel rambut ini, mampu

berdiferensiasi menjadi keratinosit, dan sel penyusun lapisan epidermis

kulit.

Stem cell masenkimal. Mampu berdiferensiasi menjadi osteosit,

kondrosit, adiposit, dan berbagai jenis sel penyusun jaringan ikat.

Stem cell jantung. Mampu berdiferensiasi menjadi tiga jenis sel utama

penyusun organ jantung, yaitu endotel, kardiomiosit, dan sel otot polos.

2. Embryonic Stem Cell

Adalah sel induk (sel punca) yang merupakan cikal bakal atau sel

mula-mula yang berkembang biak membentuk seluruh organ tubuh makhluk

hidup (pluripoten). Stem Cell inilah yang terus menerus membelah diri

sehingga terbentuk janin yang kemudian lahir sebagai bayi. Embryonic

Stem Cell ini banyak terdapat pada Placenta atau Ari-Ari pada bayi yang

baru lahir. Kini sudah banyak pasangan muda yang menyimpan Placenta

bayi yang baru dilahirkan di bank Placenta di Singapore maupun di Jakarta.

Walaupun biaya penyimpanan dan penggunaannya sangat mahal, banyak

pasangan muda yang memanfaatkan fasilitas ini karena saat bayi beranjak

dewasa dan terkena penyakit yang mematikan, maka Placenta bayi tersebut

dapat digunakan untuk therapy penyembuhan, dan hingga kini tingkat

keberhasilannya masih 100%.

10

Page 11: Makalah Sel Punca

3. Germinal/benih embrionik (embryonic germ cells)

Sel germinal/benih (seperti sprema/ovum) embrionik

induk/primordial (primordial germ cells) dan prekursor sel germinal diploid

ada sesaat pada embrio sebelum mereka terasosiasi dengan sel somatik gond

dan kemudian menjadi sel germinal. Sel germinal embrionik

manusia/human embryonic germ cells (hEGCs) termasuk sel punca yang

berasal dari sel germinal primordial dari janin berumur 5-9 minggu.Sel

punca jenis ini memilki sifat pluripotensi.

4. Sel punca fetal

Sel punca fetal adalah sel primitif yang dapat ditemukan pada

organ-organ fetus (janin) seperti sel punca hematopoietik fetal dan

progenitor kelenjar pankreas. Sel punca neural fetal yang ditemukan pada

otak janin menunjukkan kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi sel

neuron dan sel glial (sel-sel pendukung pada sistem saraf pusat). Darah,

plasenta, dan tali pusat janin kaya akan sel punca hematopoietik fetal.

2.5 PERAN SEL PUNCA

2.5.1 Terapi gen, stem cell (dalam hal ini hematopoietic stem cell) digunakan

sebagai alat pembawa transgen ke dalam tubuh pasien, dan selanjutnya

dapat dilacak jejaknya apakah stem cell ini berhasil mengekspresikan gen

tertentu dalam tubuh pasien. Dan karena stem cell mempunyai sifat self-

renewing, maka pemberian pada terapi gen tidak perlu dilakukan

berulang-ulang, selain itu hematopoietic stem cell juga dapat

berdiferensiasi menjadi bermacam-macam sel, sehingga transgen tersebut

dapat menetap di berbagai macam sel.

2.5.2. Mengetahui proses biologis, yaitu perkembangan organisme dan

perkembangan kanker. Melalui stem cell dapat dipelajari nasib sel, baik

sel normal maupun sel kanker.

2.5.3 Penemuan dan pengembangan obat baru, yaitu untuk mengetahui efek

obat terhadap berbagai jaringan.

2.5.4 Terapi sel berupa replacement therapy. Oleh karena stem cell dapat

hidup di luar organ tubuh manusia misalnya di cawan petri, maka dapat

dilakukan manipulasi terhadap stem cell itu tanpa mengganggu organ

tubuh manusia. Stem cell yang telah dimanipulasi tersebut dapat

ditransplantasi kembali masuk ke dalam organ tubuh untuk menangani

penyakit-penyakit tertentu. 

2.6 LETAK SEL PUNCA

Sel punca dewasa dapat diambil dari berbagai sumber seperti:

11

Page 12: Makalah Sel Punca

2.6.1 Otak mempunyai sel punca yang dapat diubah menjadi berbagai jenis sel

darah seperti sel mieloid, sel limfoid, dan juga sel hematopoietik.

2.6.2 Sumsum tulang belakang merupakan sumber sel punca dewasa paling

umum yang menghasilkan sel punca hematopoietik. Sel punca jenis ini

telah digunakan secara ekstensif untuk transplantasi sumsum tulang

belakang dalam pengobatan kanker darah seperti leukemia. Selain itu

juga dapat digunakan untuk memperbaiki otot jantung yang rusak dengan

cara menginjeksi mereka ke daerah yang rusak untuk membentuk

pembuluh baru dan meningkatkan kapasitas fungsional jantung.

2.6.3 Darah tepi atau darah yang mengalir pada pembuluh darah diketahui

memiliki sel punca yang berperan dalam pembentukan sel

darah(hematopoiesis). Selain itu, sel punca dari darah manusia dapat

berdiferensiasi menjadi sel hati, saluran pencernaan, dan kulit.

2.6.4 Pembuluh darah.

2.6.5 Saluran pencernaan memiliki sel punca tepatnya pada bagian epitel usus

untuk mendukung pergantian terus-menerus dari sel-sel epitel usus. Salah

satu tantangan yang dihadapi adalah mengidentifikasi niche atau relung

dari sel punca tersebut karena jawabannya akan memberi petunjuk

mengapa beberapa pasien yang terinfeksi Helicbacter pylori dapat

terkena tukak lambung sementara sebagian besar orang yang memiliki H.

pylori pada lambungnya tidak terkena tukak lambung, kemungkinan sel

punca berperan dalam hal tersebut.

2.6.6 Kornea

2.6.7 Hati

2.6.8 Pankreas

2.7 PENGGUNAAN SEL PUNCA BERDASARKAN CELL-BASED THEORY

Beberapa penggunaan Stem Cell  pada berbagai penyakit diantaranya:

2.7.1 Stem Cell untuk Diabetes Pada diabetes

Terjadi kekurangan insulin atau kurangnya kepekaan terhadap

insulin. Dalam hal ini transplantasi sel pulau Langerhans diharapkan

dapat memenuhi kebutuhan insulin. Pada awalnya, kira-kira 10 tahun

yang lalu, hanya 8% transplantasi sel pulau Langerhans yang berhasil.

Hal ini terjadi karena reaksi penolakannya besar sehingga diperlukan

sejumlah besar steroid; padahal makin besar steroid yang dibutuhkan,

makin besar pula kebutuhan metabolik pada sel penghasil insulin.

Namun, baru-baru ini penelitian yang dilakukan oleh James Shapiro dkk.

di Kanada, berhasil membuat protokol transplantasi sel pulau Langerhans

dalam jumlah banyak dengan metode imunosupresi yang berbeda dengan

yang sebelumnya. Pada penelitian tersebut, 100% pasien yang diterapi

12

Page 13: Makalah Sel Punca

transplantasi sel pulau Langerhans pankreas tidak memerlukan injeksi

insulin lagi dan gula darahnya tetap normal setahun setelah transplantasi.

Penelitian-penelitian yang sudah dilakukan untuk diabetes ini mengambil

sumber stem cell dari kadaver, fetus, dan dari embryonic stem cell.

Selanjutnya, masih dibutuhkan penelitian untuk menemukan cara

membuat kondisi yang optimal dalam produksi insulin, sehingga dapat

menggantikan injeksi insulin secara permanen.

2.7.2 Stem Cell untuk Skin Replacement

Dengan bertambahnya pengetahuan mengenai stem cell, maka

peneliti telah dapat membuat epidermis dari keratinosit yang diperoleh

dari folikel rambut yang dicabut. Hal ini memungkinkan transplantasi

epidermis autolog, sehingga menghindari masalah penolakan. Pemakaian

skin replacement ini bermanfaat dalam terapi ulkus vena ataupun luka

bakar.

2.7.3 Stem Cell untuk Penyakit Parkinson

Pada penyakit Parkinson, didapatkan kematian neuron-neuron

nigra-striatal, yang merupakan neuron dopaminergik. Dopamin

merupakan neurotransmiter yang berperan dalam gerakan tubuh yang

halus. Dengan berkurangnya dopamin, maka pada penyakit Parkinson

terjadi gejala-gejala gangguan gerakan halus. Dalam hal ini transplantasi

neuron dopamin diharapkan dapat memperbaiki gejala penyakit

Parkinson.Tahun 2001, dilakukan penelitia  n dengan menggunakan

jaringan mesensefalik embrio manusia yang mengandung neuron-neuron

dopamin. Jaringan tersebut ditransplantasikan ke dalam otak penderita

Parkinson berat dan dipantau dengan alat PET (Positron Emission

Tomography). Hasilnya setelah transplantasi terdapat perbaikan dalam

uji-uji standar untuk menilai penyakit Parkinson, peningkatan fungsi

neuron dopamin yang tampak pada pemeriksaan PET; perbaikan

bermakna ini tampak pada penderita yang lebih muda. Namun setelah 1

tahun, 15% dari pasien yang ditransplantasi ini kambuh setelah dosis

levodopa dikurangi atau dihentikan.

2.7.4 Stem Cell untuk Stroke

Dahulu dianggap bahwa sekali terjadi kematian sel pada stroke,

maka akan menimbulkan kecacatan tetap karena sel otak tidak

mempunyai kemampuan regenerasi. Tapi anggapan berubah setelah para

pakar mengetahui adanya plastisitas pada sel-sel otak dan pengetahuan

mengenai stem cell yang berkembang pesat belakangan ini.

2.7.5 Stem Cell untuk Penyakit Jantung

Penelitian terkini memberikan bukti awal bahwa adult stem cells

dan embryonic stem cell dapat menggantikan sel otot jantung yang rusak

13

Page 14: Makalah Sel Punca

dan memberikan pembuluh darah baru. Strauer dkk. mencangkok

mononuclear bone marrow cell autolog ke dalam arteri yang

menimbulkan infark pada saat PTCA 6 hari setelah infark miokard akut.

Sepuluh pasien yang diberi stem cell area infarknya menjadi lebih kecil

dan indeks volume stroke, left ventricular end-systolic volume,

kontraktilitas area infark, dan perfusi miokard menunjukkan perbaikan

dibandingkan dengan kelompok kontrol. Perin dkk. memberikan

transplantasi bone marrowmononuclear cells autolog yang diinjeksikan

pada miokard yang lemah dengan panduan electromechanical mapping

pada 14 pasien gagal jantung iskemik kronik berat.Single-photon

emission computed tomography myocardial perfusionscintigraphy

menunjukkan penurunan defek yang signifikan dan perbaikan fungsi

sistolik ventrikel kiri global pada pasien yang diterapi.

2.8 HASIL PENELITIAN MENGENAI CELL-BASED THERAPY

Ada beberapa alasan penelitian mengapa stem cell merupakan calon yang bagus

dalam cell-based therapy:

2.8.1 Stem cell tersebut dapat diperoleh dari pasien itu sendiri. Artinya

transplantasi dapat bersifat autolog sehingga menghindari potensi rejeksi.

Berbeda dengan transplantasi organ yang membutuhkan organ donor

yang sesuai (match), transplantasi stem cell dapat dilakukan tanpa organ

donor yang sesuai.

2.8.2 Mempunyai kapasitas proliferasi yang besar sehingga dapat diperoleh sel

dalam jumlah besar dari sumber yang terbatas. Misalnya pada luka bakar

luas, jaringan kulit yang tersisa tidak cukup untuk menutupi lesi luka

bakar yang luas. Dalam hal ini terapi stem cell sangat berguna.

2.8.3 Mudah dimanipulasi untuk mengganti gen yang sudah tidak berfungsi

lagi melalui metode transfer gen. Hal ini telah dijelaskan dalam

penjelasan mengenai terapi gen di atas.

2.8.4 Dapat bermigrasi ke jaringan target dan dapat berintegrasi ke dalam

jaringan dan berinteraksi dengan jaringan sekitarnya

2.9 STEM CELL MENURUT PRINSIP KEPERAWATAN

2.9.1        Otonomi

Otonomi berasal dari bahasa latin, yaitu autos, yang berarti sendiri dan

nomos berarti aturan. Sedangkan otonomi sendiri berarti kemampuan

untuk menentukan sendiri atau mengatur diri sendiri. Perawat harus

menanyakan pada pasien apakah ingin mengguanakan pengobatan stem

cell untuk mengobati penyakitnya.

2.9.2        Beneficience

14

Page 15: Makalah Sel Punca

Beneficience merupakan prinsip untuk melakukan yang baik dan tidak

merugikan orang lain. Perawat harus mengikuti keinginan pasien dan

tidak menentang keyakinan pasien untuk menggunakan pengobatan stem

cell.

2.9.3        Justice

Keadilan merupakan prinsip moral berlaku adil untuk semua individu.

Tindakan yang sama namun tidak harus identik tetapi dalam hal ini

persamaan berarti mempunyai kontribusi yang relatif sama untuk

kebaikan kehidupan seseorang. Perawat harus berlaku adil terhadap

pasien maksud dari berlaku adil adalah mengobati dan merawat sesuai

dengan penyakit yang di derita pasien.

2.9.4       Nonmaleficience

Nonmaleficience berarti tidak melukai atau tidak menimbulkan bahaya

atau cedera bagi orang lain. Perawat harus mengobati dan merawat

pasien sesuai prosedur yang ada. Jika stem cell merugikan pasien maka

pengobatan stem cell tidak perlu dilakukan.

2.9.5        Moral Right

Stem cell ini bertentangan dengan paham masyarakat karena berasal dari

embrio dan tali pusat bayi yang di dapat dari korban aborsi.

2.9.6        Nilai dan Norma Masyarakat

Stem cell berguna bagi pengobatan namun sumber dari sel punca tersebut

melanggar norma masyarakat karena dari korban aborsi, sedangkan

aborsi dilarang oleh agama karena membunuh cabang bayi yang tidak

berdosa.

2.10 STEM CELL MENURUT AGAMA

Penggunaan embryonic stem cells lebih dekat dengan hukum

menggugurkan kandungan yang “diharamkan” menurut Fatwa Majelis Ulama

Indonesia (MUI) pada Musyawarah Ulama tahun 1972 dan Musyawarah Nasional

(Munas) MUI tahun 1983. Namun Fatwa MUI tersebut ada pengecualiannya yaitu

memperbolehkan menggugurkan kandungan apabila kandungan tersebut

membahayakan si ibu atau membawa penyakit menular yang berbahaya. Karena

pengguguran kandungan untuk tujuan riset (stemcell research) sangatlah berbeda

dengan pengguguran kandungan dengan alasan kesehatan, maka diperlukan

hukum atau dalil tersendiri untuk memutuskan boleh tidaknya stemcell research

dengan menggunakan embryonic stemcell dari hasil menggugurkan kandungan.

Tidak disangsikan lagi, hukum tersebut akan menimbulkan perdebatan yang

cukup alot antara kubu yang pro dan kontra stemcell research. Apapun

keputusannya, stemcell research dengan menggunakan embryonic stemcell

kemungkinan besar akan terus berlanjut.

15

Page 16: Makalah Sel Punca

Pemanfaatan janin yang mengalami keguguran atau janin “sisa” hasil

pembuahan bayi tabung untuk kepentingan stemcell research mungkin tidak

bertentangan dengan ajaran Islam. Janin tersebut lebih berguna daripada dibuang

secara sia-sia. Pemanfaatan tersebut dapat juga menjadi ibadah bagi pelakunya

karena digunakan untuk kemaslahatan umat manusia. Khusus mengenai bayi

tabung, fatwa MUI memperbolehkan asal sel telur dan sperma untuk membuat

bayi tersebut adalah dari kedua orang tua yang sah menurut hukum Islam,

sehingga janin sisa tersebut dapat digunakan untuk kepentingan stemcell research.

Pembuatan stemcells melalui SCNT (kloning) mempunyai tendensi untuk

menimbulkan perdebatan. Selama ini belum ada fatwa ataupun hukum fiqih yang

mengatur mengenai kloning tersebut. Walaupun demikian, sebagian besar ulama

“mengharamkan” kloning dengan alasan proses tersebut tidak melalui hukum

Islam (misalnya perkawinan) dan ikut campurnya fihak ketiga dalam proses

reproduksi tersebut. Namun, perlu diperhatikan bahwa kloning untuk keperluan

stemcell research mungkin berbeda dengan kloning untuk mendapatkan keturunan

yang dalam hukum Islam harus melalui ikatan perkawinan. Jika dirunut secara

teliti, proses kloning sebenarnya merupakan pembuktian kebenaran AlQur’an

dalam proses pembuahan Nabi Isa A.S., yang tiada berayah.

Islam adalah agama yang sederhana dan mudah dimengerti dan

diamalkan oleh umat manusia. Dalam Islam, niat merupakan sesuatu yang sangat

fundamental. Dengan demikian, niat dalam melaksanakan stemcell research

tersebut sangat menentukan baik buruknya stemcell research. Apabila stemcell

research digunakan untuk membantu umat manusia, misalnya menyembuhkan

manusia dari berbagai penyakit, maka kegiatan tersebut adalah sangat baik.

Sebaliknya, apabila digunakan untuk kejahatan (misalnya menciptakan monster

yang mengganggu umat manusia), maka kegiatan tersebut sangat berlawanan

dengan ajaran Islam dan wajib untuk ditentang. Selanjutnya, cara pengambilan

dan penggunaan embryonic stemcell untuk stemcell research tersebut perlu

diperhitungkan pula dalam pembuatan fatwa tersebut.

2.11 STEM CELL MENURUT UNDANG-UNDANG

  UNDANG-UNDANG KESEHATAN NO. 23/1992

Tentang Kesehatan

  PP NO. 39/1995

Tentang Penelitian & Pengembangan Kesehatan

  KEPMENKES NO. 1333/2002

Tentang Penelitian Kesehatan Pada Manusia

  KEPMENKES NO. 1334/2002

Tentang Pembentukan PNEPK(Pedoman Nasional Etik Penelitian

Kesehatan)

16

Page 17: Makalah Sel Punca

Standar bagi semua lembaga yang melakukan penelitian kesehatan Pasal

69:

LITBANGKES dilaksanakan untuk memilih dan menetapkan ilmu

pengetahuan dan teknologi tepat guna yang diperlukan dalam rangka

meningkatkan derajat kesehatan. LITBANG pada manusia dilaksanakan

dengan memperhatikan etika penelitian dan norma hukum, agama, kesusilaan

dan kesopanan dalam masyarakat serta dengan memperhatikan kesehatan dan

keselamatan pasien.

2.12 KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN MEMAKAI JENIS STEM CELL

TERTENTU DALAM CELL-BASED THERAPY

A.   Embryonic Stem CelL

Keuntungan embryonic stem cell:

1. Mudah didapat dari klinik fertilitas.

2. Bersifat pluripoten sehingga dapat berdiferensiasi menjadi segala jenis

sel dalam tubuh.

3. Immortal. Berumur panjang, dapat berproliferasi beratus-ratus kali lipat

pada kultur.

4. Reaksi penolakan rendah.

Kerugian embryonic stem cell:

1. Dapat bersifat tumorigenik. Artinya setiap kontaminasi dengan sel yang

tak berdiferensiasi dapat menimbulkan kanker.

2. Selalu bersifat allogenik sehingga berpotensi menimbulkan penolakan.

3. Secara etis sangat kontroversial.

B.   Umbilical Cord Blood Stem Cell

Keuntungan umbilical cord blood stem cell (stem cell dari darah tali pusat):

1. Mudah didapat (tersedia banyak bank darah tali pusat).

2. Siap pakai, karena telah melalui tahap prescreening, testing dan

pembekuan.

3. Kontaminasi virus minimal dibandingkan dengan stem cell dari

sumsum tulang.

4. Cara pengambilan mudah, tidak berisiko atau menyakiti donor.

5. Risiko GVHD (graft-versus-host disease) lebih rendah dibandingkan

dengan menggunakan stem cell dari sumsum tulang, dan transplantasi

tetap dapat dilakukan walaupun HLA matching tidak sempurna atau

dengan kata lain toleransi terhadap ketidaksesuaian HLA matching

lebih besar dibandingkan dengan stem cell dari sumsum tulang.

17

Page 18: Makalah Sel Punca

Kerugian umbilical cord blood stem cell:

1. Kemungkinan terkena penyakit genetik. Ada beberapa penyakit genetik

yang tidak terdeteksi saat lahir sehingga diperlukan follow up setelah

donor beranjak dewasa.

2. umlah stem cell relatif terbatas sehingga ada ketidaksesuaian antara

jumlah stem cell yang diperlukan resipien dengan yang tersedia dari

donor, karena jumlah sel yang dibutuhkan berbanding lurus dengan usia,

berat badan dan status penyakit.

C.   Adult Stem Cell

Keuntungan adult stem cell:

1. Dapat diambil dari sel pasien sendiri sehingga menghindari penolakan

imun.

2. Sudah terspesialisasi sehingga induksi menjadi lebih sederhana.

3. Secara etis tidak ada masalah.

Kerugian adult stem cell:

1. Jumlahnya sedikit, sangat jarang ditemukan pada jaringan matur

sehingga sulit mendapatkan adult stem cell dalam jumlah banyak.

2. Masa hidupnya tidak selama embryonic stem cell.

3. Bersifat multipoten, sehingga diferensiasi tidak seluas embryonic stem

cell yang bersifat pluripoten.

18

Page 19: Makalah Sel Punca

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sel punca dapat diinduksi untuk menjadi sel dengan fungsi tertentu

seperti sel jaringan maupun sel organ yang mempunyai tugas tersendiri. Pada

sumsum tulang dan darah tali pusar, sel punca secara teratur membelah dan

memperbaiki jaringan yang rusak, meski demikian pada organ lain seperti

pankreas atau hati, pembelahan hanya terjadi dalam kondisi tertentu.

Sel punca berpontensi untuk mengubah keadaan penyakit pada manusia

dengan cara memperbaiki  jaringan atau organ tertentu. Sel punca ini bisa dipanen

dari sel embrionik yang diambil dari embrio bayi atau dari sel dewasa, seperti

sumsum tulang, darah tepi, dan tali pusat bayi baru lahir.

Pada proses terapi, sel punca hanya disuntikkan ke jaringan yang rusak,

seperti pada penanganan pasien jantung stadium akhir. Terapi menggunakan sel

punca menjadi alternatif lain dalam pengobatan suatu penyakit yang mungkin

tidak ada obatnya. Terapi ini masih dikembangkan lagi untuk mendapatkan hasil

pengobatan yang tidak memiliki efek yang riskan.

3.2 Saran  Terapi menggunakan Sel Punca menjadi salah satu pilihan alternatif

untuk pengobatan penyakit yang tidak ada penyembuhan dengan obat., walaupun

terapi ini masih dikembangkan lagi dan harga yang diapatok relatif lebih mahal

dibandingkan pengobatan lainnya.

19

Page 20: Makalah Sel Punca

DAFTAR PUSTAKA

Stem Cell and Developmental Biology Writing Group's Report. 2004. Natl Inst Diabetes

& Digestive & Kidney Dses, NIH. 1-27

http://wikipedia.com diakses tanggal 08 November 2013

http://stemcell.ucoz.com/ diakses tanggal 09 November 2013

http://medicastore.com/transplantasi_sel_punca diakses tanggal 09 November 2013

http://dianalmira.blogspot.com/2012/12/stem-cell.html diakses tanggal 09 November

2013

http://dani-karnaen.blogspot.com/2012/05/definisi-penggunaan-penelitian.html diakses

tanggal 09 November 2013

20