Makalah Sampling

35
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Populasi adalah keseluruhan objek yang akan diteliti. Anggota populasi bisa benda hidup atau benda mati, dimana sifat-sifat yang ada padanya dapat diukur atau diamati. Populasi yang tidak pernah diketahui dengan pasti jumlahnya disebut “Populasi Infinitif” atau tidak terbatas dan populasi yang diketahui dengan pasti jumlahnya (Populasi yang dapat diberi nomor identifikasi, misalnya murid sekolah, pasien rumah sakit, disebut “Populasi finit”. Suatu kelompok objek yang berkembang terus (Melakukan proses sebagai akibat kehidupan atau proses kejadian) adalah populasi infinitif. Misalnya penduduk suatu negara adalah populasi infinit karena setiap waktu terus berubah jumlahya. Apabila penduduk tersebut dibatasi dalam waktu dan tempat, maka populasi yang infinit bisa berubah menjadi populasi yang finit. Misalnya penduduk suatu negara adalah populasi yang 1

description

dg

Transcript of Makalah Sampling

Page 1: Makalah Sampling

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Populasi adalah keseluruhan objek yang akan diteliti. Anggota populasi bisa

benda hidup atau benda mati, dimana sifat-sifat yang ada padanya dapat diukur

atau diamati. Populasi yang tidak pernah diketahui dengan pasti jumlahnya

disebut “Populasi Infinitif” atau tidak terbatas dan populasi yang diketahui dengan

pasti jumlahnya (Populasi yang dapat diberi nomor identifikasi, misalnya murid

sekolah, pasien rumah sakit, disebut “Populasi finit”.

Suatu kelompok objek yang berkembang terus (Melakukan proses sebagai

akibat kehidupan atau proses kejadian) adalah populasi infinitif. Misalnya

penduduk suatu negara adalah populasi infinit karena setiap waktu terus berubah

jumlahya. Apabila penduduk tersebut dibatasi dalam waktu dan tempat, maka

populasi yang infinit bisa berubah menjadi populasi yang finit. Misalnya

penduduk suatu negara adalah populasi yang infinit karena setiap waktu terus

berubah jumlahnya. Apabila penduduk tersebut dibatasi oleh waktu dan tempat,

maka populasi yang infinit bisa berubah menjadi populasi yang finit.

Umumnya populasi yang infinit adalah teori saja, sedangkan kenyataan

dalam prakteknya semua benda hidup tergolong populasi yang finit. Bila

dinyatakan bahwa 60% penduduk Indonesia adalah petani, ini berarti bahwa

dalam 100 orang penduduk Indonesia, ada 60 orang petani. Hasil pengukuran atau

karakteristik dari populasi itu disebut “Parameter”. Jadi, populasi yang didapat

1

Page 2: Makalah Sampling

harus didapat harus didefinisikan dengan jelas termasuk didalamnya ciri dimensi

waktu dan tempat.

Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi objek penelitian (menurut

arti kata sampel berarti contoh)

Pengambilan sampel dilakukan dalam rangka

1. Penghematan biaya, tenaga, dan waktu.h mudah

2. Memberi informasi yang lebih banyak dan mendalam

3. Lebih cepat dan lebih mudah

4. Dapat ditangani lebih teliti

Pengambilan sampel merupakan satu-satunya jalan yang harus dipilih,

(tidak mungkin mempelajari seluruh populasi) misalnya :

1. Mencicipi duku yang dibeli

2. Mencicipi garam di dapur,

1.2 Tujuan

Agar sampel yang diambil dari populasinya “representatif” atau mewakili

agar diperoleh informasi yang cukup untuk mengestimasi populasinya.

Tujuan pengambilan sampel

1.2.1 Tujuan umum :

1. Dalam rangka menarik kesimpulan dalam populasi, oleh karena itu,

sampel yang diambil harus dapat mewakili (representatif) populasi.

1.2.2 Tujuan khusus

1. Untuk memudahkan proses penelitian. Karena populasi terlalu banyak

2. Menghindarkan terjadinya bias, kesalahan dalam proses penelitian.

3. Untuk menghemat biaya dan tenaga serta waktu.

2

Page 3: Makalah Sampling

BAB II

PEMBAHASAN

Namun, karena cara pengambilan sampel dilakukan dalam rangka

penghematan biaya, tenaga, dan waktu. Namun, karena cara pengambilan sampel

beranekaragam maka cara pengambilan sampel harus disesuaikan berdasarkan

tujuan penelitian dan kondisi populasi, seperti luas, sebaran, dan sebagainya.

2.1 Metode pengambilan sampel

Sampling adalah teknik cara atau teknik yang dipergunakan untuk

mengambil sampel. Pada dasarnya ada dua cara pengambilan sampel (Random

sampling dan non random sampling) (DJarwanto, 1985 : 114).

Keuntungan utama dari sampling dibandingkan dengan pencatatan

menyeluruh (sensus) adalah :

1. Penyelidikan biaya yang terbatas (reduced cost) : Oleh karena data

yang diteliti itu lebih kecil maka ongkos-ongkos dan biaya

penyelidikannya jauh lebih sedikit.

2. Menghemat waktu dan tenaga (greater spreeder), data dapat

dikumpulkan, diolah dan diselidiki hingga hasilnya dengan cepat dapat

dipergunakan.berapa jenis survai membutuhkan biaya yang lama

3. Penghematan pada hal-hal khusus: Beberapa jenis survai

membutuhkan wawancara yang lama dan padat sehingga tidak

mungkin dilakukan dengan cara lain kecuali dengan sampel. Dengan

memakai sampel, memungkinkan perhatian tertuju pada sejumlah hal-

hal yang ditentukan.

3

Page 4: Makalah Sampling

4. Greater accurancy : Meskipun data yang diselidiki itu hanya

merupakan bagian dari populasi namun kualitasnya atau hasil-hasilnya

dapat lebih baik dan lebih tepat daripada sensus, sebab pengolahan

data tidak memerlukan tenaga yang banyak, sehingga pengolahan

datanya diserahkan kepada tenaga yang betul-betul ahli dan terlatih.

Kelemahan-kelemahan sampling

Dalam keadaan tertentu faedah dari sampling menimbulkan keragua-

raguan. Tiga kaedah pokok dapat disebutkan sebagai berikut :

1. Jika data yang diperlukan dari wilayah-wilayah yang amat kecil maka

diperlukan sampel yang relatif besar populasinya

2. Jika data yang dibutuhkan adalah untuk beberapa periode waktu yang

teratur dan diperlukan untuk mengukur perubahan yang sangat kecil

dari suatu period ke periode berikutnya, sampel yang besar mungkin

dibutuhkan.

3. Jika dalam survai, pengambilan sampel harus dikeluarkan biaya

administrasi yang besarnya luarbiasa disebabkan oleh pekerjaan

pemilihan sampel, pengawasan dan sebagainya, sampling mungkin

tidak praktis.

Jenis random sampling :

1. Pengambilan sampel acak sederhana (Simple random sampling)

2. Pengambilan sampel acak stratifikasi (Stratified random sampling)

3. Pengambilan sampel acak bertahap (Multistage random sampling)

4. Pengambilan sampel secara acak sistematik (Sistimatic random

sampling)

4

Page 5: Makalah Sampling

5. Pengambilan sampel acak kelompok (cluster random sampling)

Pengambilan sampel dilakukan secara acak sedemikian rupa sehingga

probabilitas setiap unit sampel diketahui, sedangkan pengambilan sampel tanpa

acak dilakukan sedemikian rupa sehingga probabilitas setiap unit sampel tidak

diketahui dan faktor subjek memegang peran penting. Oleh karena itu,

pengambilan sampel tanpa acak ini, walaupun dilakukan sedemikian rupa

sehingga mempunyai tingkat kewakilan yang tinggi, tetap dapat diwakili secara

objektif. Pengambilan sampel tanpa secara acak ini digunakan bila kita ingin

mengambil sampel yang sangat kecil pada populasi yang sangat besar karena

dengan cara apapun tidak mungkin mendapatkan sampel

Suatu cara pengambilan sampel disebut random apabila kita tidak

memilih-milih individu yang akan dijadikan anggota sampel. Seluruh individu

dalam populasi m memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan anggota.

Hal yang perlu diperhatikan dalam tabel bilangan random: Misalnya,

1. Besarnya populasi 800 diambil 3 kolom lalu urutkan ke bawah sampai

jumlah sampel yang diinginkan

2. Bila diperoleh angka yang lebih besar dari populasi maka angka

tersebut tidak digunakan

3. Demikian pula bila memperoleh angka yang sama dua kali maka satu

angka tidak digunakan

Tabel bilangn random terlampir di belakang.

5

Page 6: Makalah Sampling

2.1.1 Random Sampling

1. Pengambilan sampel secara acak sederhana (Simple random sampling)

Pengambilan sampel secara acak sederhana adalah pengambilan sampel

sedemikian rupa sehingga sehingga setiap unit dasar (individu) mempunyai

kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel. ----- Syarat

1. Harus mempunyai unit dasar atau sampling

2. Populasi tersebar

-Keuntungan :

Pengambilan sampel acak sederhana mempunyai beberapa keuntungan

antara lain :

1. Ketepatan yang tinggi artinya setiap unit sampel mempunyai

probabilitas yang sama untuk diambil sebanyak untuk diambil sebagai

sampel

2. Kesalahan sampling dapat ditentukan secara kuantitatif.

3. Dapat dilakukan pada populasi yang besar.

-Kelemahan

Pengambilan sampel secara acak sederhana membutuhkan waktu, tenaga,

biaya yang sangat besar.

-Teknik pelaksanaan pengambilan sampel

Cara pengambilan sampel tergantung besar populasi

1. Bila populasi kecil (dilakukan secara lotre) dibuat daftar semua unit

sampel

2. Beri nomor secara berurutan

3. Semua unit sampel di tulis pada gulungan kertas

6

Page 7: Makalah Sampling

Sedangkan pengambilan sampel dengan populasi besar dilakukan

dengan menggunakan tabel bilangan random dengan cara sebagai berikut :

1. Tentukan besarnya populasi studi

2. Buat daftar unit sampling (sampling frame)

3. Semua sampling unit diberi nomor urut agar mudah dalam

mencocokkan

4. Pengambilan sampel pertama, tentukan sembarang angka yang terdapat

pada tabel nomor random kemudian ambil kolom sebelahnya yang

sesuainya dengan banyaknya digit populasi.

Random sampling

Suatu cara pengambilan sampel disebut random apabila kita

tidak memilih-milih individu yang akan dijadikan anggota sampel.

Seluruh individu dalam populasi m memiliki kesempatan yang sama

untuk dijadikan anggota sampel. Sering Hal yang perlu diperhatikan

dalam tabel bilangan random: Misalnya,

1. Besarnya populasi 800 diambil 3 kolom lalu urutkan ke bawah sampai

jumlah sampel yang diinginkan

2. Bila diperoleh angka yang lebih besar dari populasi maka angka

tersebut tidak digunakan

3. Demikian pula bila memperoleh angka yang sama dua kali maka satu

angka tidak digunakan.

Bila tidak mempunyai bil random , pengambilan sampel dapat

dilakukan dengan menggunakan gulungan kertas yang ditulis darii 0

7

Page 8: Makalah Sampling

sampai 9 atau disesuaikan dengan besarnya populasi kemudian diambil

sesuai dengan jumlah digit

Probabilitas teoritis karena besarnya peluang suatu kejadian

dapat ditentukan berdasarkan logika atau teori sebelum peristiwanya

terjadi.

Probabilitas suatu even adalah jumlah hasil yang diharapkan

terjadi pada sejumlah event (n) dibagi dengan jumlah semua

kemungkinan yang dapat terja

Pengambil sampel tanpa acak (Non Random Sampling) yang

akan diuraikan adalah sebagai berikut :

1. Pengambil sampel seadanya (Accidental sampling)

2. Pengambil sampel berjatah (quota sampling)

3. Pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan (purposive

sampling)

2 Pengambilan Sampel Acak Stratifikasi (Stratified Random Sampling)

Populasi dibagi-bagi menjadi beberapa bagian/ subpopulasi/ stratum.

Angota-anggota dari sub-populasi (stratum) dipilih secara random, kemudian

dipilih secara random, kemudian dijumlahkan

1. Pengambilan sampel dilakukan dengan membagi populasi ke dalam

beberapa strata, dimana setiap strata adalah homogen. Antar strata ada sifat

yang

2. Berbeda kemudian dilakukan dengan pengambilan sampel pada setiap

strata yang berbeda

8

Page 9: Makalah Sampling

Ciri-ciri:

1. Deviasi standar lebih kecil dibandingkan dengan pengambilan sampel acak

sederhana. Hal ini dapat terjadi bila pengelompokan dilakukan sedemikian

rupa sehingga dalam satu kelompok mempunyai perbedaan yang sangat kecil

mungkin, sedangkan perbedaan antarkelompok yang sebesar mungkin dan

pengambilan sampel dilakukan secara proposional.

2. Pengambilan sampel acak dengan stratifikasi akan lebih efekti bila dalam

distribusi populasi terdapat nilai ekstrim dianrtara kelompok itu sendiri.

3. Setiap unit mempunyai peluang yang sama untuk diambil sebagai sampel.

Keuntungan

Keuntungan menggunakan pengambilan acak dengan stratifikasi adalah

ketepatan yang lebih tinggi dengan simpangan baku

1. Proportionate stratified random sampling

Suatu cara pengambilan sampel yang digunakan bila anggota populasi tidak

homogen yang terdiri atas kelompok homogen atau berstrata yang kurang secara

proporsional.

2. Dispropotinate stratified random sampling

Suatu cara pengambilan sampel yang digunakan bila anggota populasi

tidak homogeny terdiri atas kelompok homogen atau berstrata kurang secara

proporsional.

Misalkan kita bermaksud memperkirakan penghasilan rata-rata pertahun

dari (N = 30.000) kepala keluarga yang bermukim di suatu wilayah pedesaan atau

pertanian. Perkiraan penghasilan rata-rata ini akan didasarkan pada sebuah sampel

9

Page 10: Makalah Sampling

berukuran (η = 60). Misalnya populasi itu dapat dibagi-bagi menjadi beberapa strata,

yakni : petani, buruh tani, dan lain-lain.

Stratum Macam Pekerjaan Banyaknya

1 Petani 15.000

2 Buruh Tani 10.000

3 Lain-lain 5.000

Jumlah 30.000

Dari stratum pertama kemudian diambil sebuah sampel random, dari

statum kedua juga diambil sebuah sampel random demikian juga pada stratum ke

tiga. Hasilnya kemudian digabungkan menjadi sebuah sampel yang diperlukan

untuk memperkirakan penghasilan rata-rata pertahun.

Apabila pengambilan banyak individu dari setiap stratum ditentukan

sebanding dengan ukuran-ukuran tiap stratum dan pengambilannya dilakukan

secara random, dinamakan (Proportional Random Sampling). Misalnya dari

contoh tersebut populasi sebanyak 30.000 akan diambil sebuah sampel berukuran

60. Anggota sampel sebesar 60 ini adalah 1/5 % dari ukuran populasi. Maka dari

stratum petani perlu diambil secara random sebanyak 1/5% dari 15.000 atau 30

orang, dari stratum buruh tani sebanyak 1/5% dari 10.000 atau 20 orang dan dari

stratum lain-lain sebanyak 1/5% dan dari stratum laim-lain sebanyak 1/5 % dari

sebanyak 1/5 % dari 5000 orang atau 10 orang. Jumlah seluruhnya 60 orang,

sebanyak sampel yang dikehendaki (Djarwanto, 1985 : 86).

Misalnya kita menghendaki sebuah sampel berukuran 85 dari sebuah

populasi yang berukuran 850. Setelah setiap individu dari populasi itu diberi

nomor urut 001 sampai dengan 850. Maka bagilah individu menjadi 85

10

Page 11: Makalah Sampling

kumpulan (sub-populasi) dimana setiap kumpulanSub-populasi pertama berisi

individu bernomor 001 sampai dengan 010 sampai dengan 010, sub populasi

kedua berisi individu dengan nomor 011 sampai dengan 020 dan seterusnya

sampai sub populasi yang ke-85 berisi individu dengan nomor 841 sampai

dengan 850. Dari subpopulasi pertama kita gunakan “tabel bilangan random”

untuk mendapatkan sebuah anggota dari sampel yang dikehendaki. Misalkan

jatuh pada nomor 005, maka dari subpopulasi kedua diambil individu dengan

nomor 005 + 010 = 015, dari kumpulan ketiga individu bernomor =015 + 010 =

025 dan seterusnya.

Jika dari subpopulasi pertama, individu yang diambil secara random jatuh

pada nomor 003, maka individu berikutnya perlu diselidiki untuk sampel itu

adalah yang bernomor 013, 023, 033….dan seterusnya.

3 Teknik sampling sistimatik (Systimatik random sampling)

Prosedur :

1) Diberikan nomor pengenal kepada individu populasi yang homogen secara

merata dan berurutan

2) Ditentukan proporsi sampel yang akan diambil, misalnya untuk populasi

100 dengan sampel sejumlah 10, berarti proporsinya 10/100 =1/10 atau 10%

3) Sampel yang pertama ditentukan satu di antara 10 nomor urut pertama

secara acak sederhana, misalnya nomor 5, maka sampel berikutnya adalah

nomor 15, 25, 35, 45, 55, 65, 75, 85, 95

Metode “systematic sampling” dapat digunakan dalam keadaan (Teken,

1965 : 71)

11

Page 12: Makalah Sampling

1. Apabila nama atau identifikasi dari satuan-satuan individu

dalam populasi itu terdapat dalam suatu daftar, sehingga satuan-

satuan tersebut dapat diberi nomor urut.

2. Apabila populasi itu mempunyai pola beraturan, seperti blok-

blok dalam kota itu dapat diberi nomor urut, sedang rumah-

rumah pada suatu jalan biasanya sudah mempunyai nomor urut

(Djarwanto, dkk, 1985 : 116).

Keuntungannya :

a. Dapat dipilih apabila acak sederhana tidak mungkin untuk

dilaksanakan

b. Unit sampel dapat secara teratur penyebarannya dalam

populasi sehingga dapat lebih dapat mewakili populasi

dibanding dengan acak sederhana.

c. Pada kondisi-kondisi tertentu, rumus-rumus untuk

penghitungan parameter dan varians dari acak sederhana dapat

digunakan untuk acak sistimatik

Kekurangannya :

a. Kesalahan besar dapat terjadi karena kerangka sampling dibuat

berdasarkan siklus yang tertentu dengan sebagai jarak dari

siklus tersebut. Misalnya, melakukan recall 24 jam secara

berulang untuk hari tertentu dalam 1 minggu. Secara acak

sistimatik dari angka 1 (Minggu) sampai 7 (Sabtu) terpilih

angka 4 (Rabu), sehingga recall dilakukan hanya untuk hari

12

Page 13: Makalah Sampling

Rabu saja, sehingga tidak dapat mewakili hari-hari dalam

seminggu.

b. Mempunyai kesulitan di lapangan seperti juga pada acak

sederhana.

Misalnya kita menghendaki sebuah sampel berukuran 85 dari

sebuah populasi yang berukuran 850. Setelah setiap individu

dari populasi itu diberi nomor urut 001 sampai dengan 850.

Maka bagilah individu menjadi 85 kumpulan (sub-populasi)

dimana setiap kumpulanSub-populasi pertama berisi individu

bernomor 001 sampai dengan 010, sub populasi kedua berisi

individu dengan nomor 011 sampai dengan 020 dan seterusnya

sampai sub populasi yang ke-85 berisi individu dengan nomor

841 sampai dengan 850. Dari subpopulasi pertama kita

gunakan “tabel bilangan random” untuk mendapatkan sebuah

anggota dari sampel yang dikehendaki. Misalkan jatuh pada

nomor 005, maka dari subpopulasi kedua diambil individu

dengan nomor 005 + 010 = 015, dari kumpulan ketiga individu

bernomor =015 + 010 = 025 dan seterusnya (Djarwanto, dkk,

1985 : 226).

c. Jika dari subpopulasi pertama, individu yang diambil secara

random jatuh pada nomor 003, maka individu berikutnya perlu

diselidiki untuk sampel itu adalah yang bernomor 013, 023,

033….dan seterusnya.

13

Page 14: Makalah Sampling

Jenis-jenis metode pengambilan sampel berdasarkan

stratifikasi

Misalkan kita bermaksud memperkirakan penghasilan rata-rata pertahun dari

(N = 30.000) kepala keluarga yang bermukim di suatu wilayah pedesaan atau

pertanian. Perkiraan penghasilan rata-rata ini akan didasarkan pada sebuah

sampel berukuran (η = 60). Misalnya populasi itu dapat dibagi-bagi menjadi

beberapa strata, yakni : petani, buruh tani, dan lain-lain.

Stratum Macam Pekerjaan Banyaknya

1 Petani 15.000

2 Buruh Tani 10.000

3 Lain-lain 5.000

Jumlah 30.000

4. Pengambilan sampel acak secara bertahap (Multistage Random

Sampling)

Cara ini merupakan salah satu model pengambilan sampel secara acak yang

pelaksanaannya dilakukan dengan membagi populasi menjadi beberapa fraksi

yang dihasilkan dibagi lagi menjadi fraksi-fraksi yang lebih kecil kemudian

diambil sampelnya. Pembagian menjadi fraksi ini dilakukan terus sampai

pada unit sampel yang diinginkan. Unit sampel pertama disebut Primary

Sampling Unit (PSU).

PSU dapat berupa fraksi besar atau fraksi kecil. Pengambilan sampel

acak setingkat ini biasanya digunakan bila kita ingin mengambil sampel

dengan jumlah yang tidak banyak pada populasi yang besar.

14

Page 15: Makalah Sampling

Pada pengambilan acak dengan PSU besar akan mempunyai keuntungan

sebagai berikut :

1. Varian yang relatif kecil untuk biaya setiap unit

2. Kontrol terhadap kesalahan tak sampling menjadi lebih baik

3. Penelitian ulang membutuhkan biaya yang relatif kecil

4. Kontrol terhadap liputan penelitian lebih mudah dilakukan

Pengambilan dengan PSU kecil mempunyai ketepatan yang lebih tinggi

dibandingan dengan PSU besar, karena populasi dibagi menjadi menjadi

fraksi-fraksi kecioll yang banyak jumlahnya hingga pengambilan sampel

dapat dilakukan secara merata pada seluruh populasi.

Kerugian

Pada PSU besar, penggambaran terhadap kurang baik, sedangkan

dengan PSU kecil hanya dapat dilakukan bila individu dalam populasi

tersebar dan transportasi mudah (Budiarto, eko : 2005 :21).

5. Cluster random sampling

Pengambilan sampel acak dengan kelompok dilakukan apabila kita

akan mengadakan suatu penelitian dngan mengambil kelompok unit dasar

sebagai sampel.

Cluster sampling dapat dilakukan denga membagi populasi menjadi

bebeapa blok sebagai cluster dan dilakukan pangambilan sampel kelompok

tersebut.

Misalnya kita akan mengadakan penelitian tentang status gizi anak

Sekolah Dasar di suatu kotaa maka diambil sampel sekolah sebagai unti

15

Page 16: Makalah Sampling

sampel. Bila seluruh murid SD sampel diteiliti status gizinya maka disebut one

stage Simple Cluster Sampling. Namun, bila diperoleh sampel sekolah

dilakukan pengambilan sampel lagi maka disebut Two Stage Simple Cluster

Sampling.

Sampel yang diperlukan terdiri atas individu-individu (anggota) yang

berada dalam kelompok yang terpilih itu. Jika kelompok-kelompok tersebut

merupakan pembagian daerah-daerah geografis, maka cluster sampling ini

disebut juga area sampling (Djarwanto, 1985 : 87).

Misalkan kita ingin memilih sebuah sampel berukuran 100 kepala

keluarga dengan cara cluster sampling dari populasi dari poopulasi tentang

perumahan

2.1.2 Metode pengambilan sampel non random sampling

1. Pengambilan sampel seadanya (accidental sampling)

Pengambilan sampel berdasarkan kebetulan bertemu. Sebagai contoh, dalam

menentukan sampel apabila dijumpai ada, maka sampel tersebut diambil dan

langsung dijadikan sebagai sampel utama (Hidayat, AA Aziz ‘Alimul, 82)

2. (quota sampling)

Menurut KBBI quota artinya jatah. Pengambilan sampel berdasarkan

pertimbangan)

Cara pengambilan sampel dengan jatah hampir sama dengan pengambilan

sampel seadanya, tetapi dengan kontrol yang lebih baik untuk mengurangi

terjadinya bias. Pelaksanaan pengambilan sampel dengan jatah sangat

16

Page 17: Makalah Sampling

tergantung pada peneliti, tetapi dengan kriteria dengan jumlah yang telah

ditentukan sebelumunya.

Contoh tentang tingkat pendidikan masyarakat. Dalam hal ini telah ditentukan

jumlahnya, yaitu sebanyak 100 orang dengan kriteia 50 orang laki-laki dan 50

orang wanita yang berumur 20 sampai dengan 35 tahun, tetapi 50 orang laki-

laki dan 50 orang wanita mana yang akan diteliti tergantung sepenuhnya pada

peneliti ( (Budiarto, eko, 2002 : 26).

3. Pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan (purposif sampling)

Adalah pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu sehingga

keterwakilannya ditentukan peneliti berdasarkan pertimbangan orang yang telah

berpengalaman berbagai pihak.

Cara ini lebih baik dari 2 cara sebelumnya karena berdasarkan pengalaman

berbagai pihak.

Sampel diambil berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu dari

penyelidik. Dalam kuota sampling, para pencaca diminta untuk wawancara

dengan sejumlah individu yang mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu

(Jarwanto,dkk, 1985 :119). Misalnya untuk mengetahui pendapat umum tentang

sesuatu hal yang sedang diselidiki, sipeneliti dapat berwawancara dengan 18

orang keturunan Cina yang mempunyai penyakit Diabetes Militus, 25 orang

India yang tinggal di Indonesia yang mempunyai penyakit ISPA, 76 orang

Indonesia yang mempunyai penyakit Diare.

17

Page 18: Makalah Sampling

2.2 Besar sampel

Pertimbangan representatif yaitu yang menyangkut jumlah minimum yang

menyangkut minimum sampel yang masih menjamin represantif terhadap

populasi

Pertimbangan analisis yaitu pertimbangan jumlah minimum sampel yang dapat

dianalisis secara kuantitatif

a. Tingkat homogenitas

b. Banyaknya variabel

c. Jenis rancangan

d. Teknik analisis

Rumus Besar sampel 1 populasi adalah sebagai berikut :

1. Untuk estimasi

1) Apabila sampling menggunakan teknik simple random sampling

1) Data kontinu

Untuk data kontinu jika populasinya infinit (tidak diketahui), maka rumus

besar sampelnya adalah (Hidayat, AA Aziz ‘Alimul, 2007 : 72):

n = Z 2 1-α/2ơ 2 d2

Keterangan :

n = Besar sampel minimum

Z21- α/2 = Nilai distribusi normal baku (Tabel Z)

ơ2 = Harga varians di populasi

d = Kesalahan absolut yang dapat ditolerans

18

Page 19: Makalah Sampling

Untuk data kontinu untuk jika populasinya finit atau diketahui, maka rumus

besar sampelnya adalah :

n = NZ 2 1- α/2 α 2

(N-1).d2 + Z21-α/2ơ2

Keterangan :

N = besar populasi

2) Data proporsi

Untuk data proporsi jika populasinya infinit (tidak diketahui), maka rumus

besar sampelnya adalah (Hidayat, AA Aziz ‘Alimul) :

n = Z 2 1-α/2.P(1-P) d2

Keterangan :

n = Besar sampel minimum

Z21-α = Nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada α tertentu

P = Harga proporsi di populasi

d = Kesalahan (absolut) yang dapat ditoleransi

Untuk data proporsi jika populasinya finit (diketahui), maka rumus besar

sampelnya adalah :

n = Z 2 1-α/2.P(1-P) (N-1).d2 + Z2

1-α/2.P (1-P)Keterangan :

N = Besar populasi

2) Stratified Radom sampling

1) Data kontinu

Rumus besar sampelnya adalah

L L

19

Ƹ Ƹ

Page 20: Makalah Sampling

n = Z21-α/2 N 2 h. ơ 2 h / [ N2d2 + Z2

1-α/2 Nh ơ2h]

h-1 wh h-1

Keterangan :

n = besar sampel minimum

N = besar populasi

Z21-α = Nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada α tertentu

ơ2h = Harga varians di strata

d = Kesalahan (absolut) yang dapat ditoleransi

Wh = Fraksi dari observasi yang dialokasi pada strata h = Nh/N, jika

digunakan alokasi strata, W = 1/ L

L = Jumlah seluruh strata yang ada

2) Data proporsi

Rumus besar sampelnya adalah :

L L

n = Z21-α/2 N 2 h. ơ 2 h / [ N2d2 + Z2

1-α/2 Nh ơ2h]

h-1 Wh h - 1

Keterangan :

n = besar sampel minimum

N = besar populasi

Z21-α = Nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada α tertentu

Ph = Harga proporsi di strata h

d = Kesalahan (absolut) yang dapat ditoleransi

20

Ƹ Ƹ

Page 21: Makalah Sampling

Wh = Fraksi dari observasi yang dialokasi pada strata h = Nh/N, jika

digunakan alokasi strata, W = 1/ L

L = Jumlah seluruh strata yang ada

1) Data kontinu

Rumus besar sampelnya adalah

n = NZ 2 1- α/2 α 2

(N-1).d2(N/C)2+ Z21-α/2ơ2

Kesalahan : n = besar sampel (jumlah cluster) minimum

N = besar populasi

Z21-α = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada α tertentu

ơ2 = harga varians di populasi

d = kesalahan (absolut) yang dapat ditoleransi

C = jumlah seluruh cluster di populasi

2) Data proporsi

Rumus besar sampelnya adalah :

Kesalahan : n = besar sampel (jumlah cluster) minimum

N = besar populasi = Ƹmi (banyaknya elemen pada cluster

ke-i)

Z21-α = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada α tertentu

ơ2 = Ƹ (ai – miP)2 / (C-1) dan P = Ƹai/mi

d = kesalahan (absolut) yang dapat ditoleransi

C = jumlah seluruh cluster di populasi

2. Uji Hipotesis

1) Data kontinu

21

Page 22: Makalah Sampling

Rumus besar sampelnya adalah (Hidayat, A Aziz ‘Alimul).

n = ơ2 (Z1- α/2 +Z1-β) 2

(μ0-μơ)2

Keterangan :

n = Besar sampel minimum

Z1- α/2 = Nilai distribusi normal baku (Tabel Z) pada α tertentu

Z1-β = Nilai distribusi normal baku (Tabel Z) pada β tertentu

ơ2 = Harga varians di populasi

μ0-μơ = Perkiraan selisih mean yang diteliti dengan mean di populasi

2.3 Kesalahan sampel

Pada umumnya kesalahan ini sering terjadi pada waktu menelaah sampel

yang akan dipakai sebagai dasar untuk membuat kesimpulan mengenai

populasi darimana sampel itu diambil.

Penelitian yang dilakukan terhadap sampel yang diambil dari suatu

populasi dan penelitian terhadap populasi itu jelas akan berbeda hasilnya.

Perbedaan hasil penelitian inilah yang dinamakan kesalahan sampling

(Djarwanto, 1985 : 89).

22

Page 23: Makalah Sampling

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pada populasi yang diteliti itu adalah sampel (bagian yang diteliti dari

populasi). Hal ini dilakukan untuk memudahkan proses dan penyimpulan data

penelitian dan meringankan biaya penelitian. Sampling adalah cara dalam

pengambilan sampel.

Ada 2 teknik sampling yaitu random samping (Symple Random Sampling,

Stratified Random Sampling, Systimatic Random Sampling, Cluster Random

Sampling, Cluster Random Sampling). Selanjutnya teknik non random sampling

(Accidental Random Sampling, Quota Random Sampling, Purposif Random

Sampling).

Besar sampel didapat ditentukan dengan rumus besar sampel berdasarkan

teknik pengambilan sampel. Selain itu juga tergantung pada jenis data yaitu data

proporsi dan data kontinu.

3.1 Saran

Diharapkan kesalahan dalam penelitian diminimalisir atau penyimpangan-

penyimpangan diperkecil. Oleh karena itu, kesalahan diperkecil dengan

pemakaian metode pengambilan sampel yang tepat, sedangkan kesalahan

nonsampling dapat diperkecil dengan perencanaan dan pelaksanaan penelitian

yang hati-hati dan teliti.

23

Page 24: Makalah Sampling

24