Makalah Psws
-
Upload
cholifahithuifa -
Category
Documents
-
view
225 -
download
0
description
Transcript of Makalah Psws
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam teori ekonomi bukanlah suatu tempat secara fisik orang berjualan dan
menjajakan barang daganganya. Pasar diartikan secara lebih luas dan abstrak, namun tetap
mencakup pasar dalam pengertian sehari-hari, yaitu pertemuan antara permintaan dan
penawaran. Apabila permintaan bertemu penawaran dipasar, maka akan terjadi transaksi.
Transaksi merupakan kesepakatan antara apa yang diinginkan pembeli dan apa yang
diinginkan penjual. Dalam transaksi kedua itu belah pihak mencapai kesepakatan mengenai
dua hal, yaitu harga dan volume dari apa yang ditransaksikan.
Setelah perang dunia I dan setelah depresi ekonomi dunia pada tahun 1930-an, dunia
menginginkan tercapainya suatu stabilitas ekonomi yang lebih baik. Pada tahun 1944 lahirlah
suatu sistem moneter Internasional yang dikenal dengan nilai tukar tetap (fixed ekchange
rate) hasil persetujuan Bretton woods. Setiap negara memberlakukan kurs yang tetap dari
mata uangnya terhadap US. Sejak saat itu ekonomi negara-negara Eropa serta Amerika mulai
tumbuh pesat. Lebih dari itu lahirnya pasar Euro Dollar dan Asia Currency Unit adalah untuk
mengimbangi peredaran US Dollar yang semakin banyak jumlahnya.
Pentingnya aktivitas dalam foreign exchange timbul sehubungan dengan
berkembangnya perdagangan internasional serta semakin meningkatnya perpindahan uang
dan capital international. Dari sini bisa dilihat bahwa foreign exchange bukan sebatas money
change tetapi lebih luas dari itu. Oleh karena itu,dapat dikatakan bahwa pasar valuta asing
adalah suatu pasar di mana surat-surat berharga jangka pendek diperdagangkan.
Bank pada hakikatnya adalah lembaga intermediasi antara para penabung dan investor.
Tabungan hanya akan bergun apabila diinvestasikan, sedangkan para penabung tidak dapat
diharapkan untuk sanggup melakukannya sendiri dengan terampil dan sukses.
Proses pemilihan investasi itu harus dilakukan dengan seksama karena kesalahan
dalam pemilihan bentuk investasi akan membawa akibat bank tidak bias memenuhi
kewajibannya kepada para nasabahnya. Pada umumnya, bank mengkoordinasikan fungsi
tersebut melaluiapa yang disebut asset/liabilities management committee atau disingkat
ALCO.
Tugas utama manajemen asset/liabilitas adalah memaksimalkan laba, minimalkan
risiko, dan menjamin tersedianya likuiditas yang cukup. Potensi risiko yang dihadapi oleh
bank konvensional juga dihadapi oleh bank syariah, kecuali risiko tingkat bunga, karena
prinsip profit and loss sharing yang menjadi landasan system operasionalnya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu money market ?
2. Apa saja instrumen pasar uang di Indonesia dan kebijakan pasar uang di
indonesia?
3. Apa itu forex ?
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Money Market
Pasar uang/money market adalah suatu tempat pertemuan abstrak dimana para
pemilik dana jangka pendek dapat menawarkan kepada calon pemakai yang
membutuhkannya, baik secara langsung maupun melalui perantara. Sedangkan yang
dimaksud dengan dana jangka pendek adalah dana-dana yang dihimpun dari
perusahaan maupun perorangan dengan batasan waktu dari satu hari sampai satu
tahun, yang dapat diperjual belikan didalam pasar uang.
Perwujudan dari pasar semacam ini berupa institusi dimana individu atau
organisasi yang mempunyai kelebihan dana jangka pendek bertemu dengan individu
yang memerlukan dana.
Pasar Uang menurut Pandji Anoraga dan Piji Pakarti (2001:19) mempunyai
ciri : jangka waktu dana yang pendek, tidak terikat pada tempat tertentu, pada
umumnya supply dan demand bertemu secara langsung dan tidak perlu guarantor
underwriter . Pasar uang dan pasar modal sebetulnya merupakan sarana investasi dan
moblisasi dana.
Pasar uang mempunyai fungsi yaitu sebagai sarana alternatif bagi lembaga-
lembaga keuangan, perusahaan non keuangan dan peserta - peserta lainnya baik dalam
memenuhi kebutuhan dana jangka pendek maupun dalam rangka meminjamkan dana
atas kelebihan likuiditasnya. Pasar uang juga berfungsi sebagai sarana pengendali
moneter dalam melaksanakan operasi pasar terbuka. SBI (Serrifikat Bank Indonesia)
sebagai instrumen dalam melakukan operasi pasar terbuka digunakan untuk kontraksi
moneter. Lembaga-lembaga yang aktif di pasar uang adalah bank komersial, bank
dagang, penyalur uang, dan bank sentral pemerintah.
Fatwa Pasar Uang Antarbank Berdasarkan Prinsip Syari’ah
1. Firman Allah SWT, QS. al-Maidah [5]: 2
�ه� الل �ق�وا و�ات �ع�د�و�ان� و�ال � �م �ث اإل� ع�ل�ى �وا �ع�او�ن ت و�ال� �ق�و�ى و�الت �ر� �ب ال ع�ل�ى �وا �ع�او�ن و�ت
�ع�ق�اب� ال د�يد� ش� �ه� الل �ن� إ
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan
jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Dan bertakwalah
kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya”
2. Firman Allah SWT, QS. an-Nisa [4] : 29
ة" ار� �ج� ت �ون� �ك ت ن�� أ � �ال إ �اط�ل� �ب �ال ب �م� �ك �ن �ي ب �م� �ك م�و�ال
� أ �و�ا �ل ك� �أ ت � ال �و�ا ء�ام�ن �ن� �ذ�ي ال 4ه�ا ي
� �اأ ي
... �م� �ك م�ن اض5 �ر� ت ع�ن�
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian memakan (mengambil) harta
orang lain secara batil, kecuali jika berupa perdagangan yang dilandasi atas
sukarela di antara kalian..”
3. Hadis Nabi riwayat al-Tirmidzi dari ‘Amr bin ‘Auf
) . رواه ام"ا ح�ر� ح�ل�� أ و�� أ " �ال ح�ال م� ح�ر� ط"ا ر� ش� � �ال إ وط�ه�م� ر� ش� ع�ل�ى �م�ون� ل �م�س� و�ال
( عوف بن عمرو عن الترمذي
“Kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat yang mereka buat kecuali syarat
yang mengharamkan yang halal atau menghala-lkan yang haram.”
2.2 Instrumen Pasar Uang di Indonesia
Instrumen atau surat-surat berharga yang diperjual belikan dalam pasar uang
jenisnya cukup bervariasi termasuk surat-surat berharga yang diterbitkan oleh badan-
badan usaha swasta dan negara serta lembaga-lembaga pemerintah.
Instrumen pasar uang yang ada di Indonesia.
1. Sertfikat Bank Indonesia (SBI)
Instrumen utang yang diterbitkan oleh pemerintah atau bank sentral atas unjuk
dengan jumlah tertentu yang akan dibayarkan kepada pemegang pada tanggal yang
telah ditetapkan. Instrumen ini berjangka waktu jaruh tempo satu tahun atau
kurang.
2. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)
Surat - surat berharga berjangka pendek yang dapat diperjual belikan secara
diskonto dengan Bank Indonesia atau lembaga diskonto yang ditunjuk oleh BI.
3. Sertifikat Deposito
Instrumen keuangan yang diterbitkan oleh suatu bank atas unjuk dan dinyatakan
dalam suatu jumlah, jangka waktu dan tingkat bunga tertentu. Sertifikat Deposito
adalah deposito berjangka yang bukti simpanannya dapat diperdagangkan. Ciri
pokok yang membedakanya dengan deposito berjangka terletak pada sifat yang
dapat dipindahtangankan atau diperjual belikan sebelum jangka waktu
jatuh temponya melalui lembaga - lembaga keuangan lainnya.
4. Commerecial Paper
Proses yang tidak disertai dengan jaminan yang diterbitkan oleh perusahaan untuk
memperoleh dana jangka pendek dan dijual kepada investor dalam pasar uang.
5. Call Money
Kegiatan pinjam meminjam dana antara satu bank dengan bank lainnya untuk
jangka waktu pendek.
6. Repurchase Agreement
Transaksi jual di surat-surat berharga disertai dengan perjanjian bahwa penjual
akan membeli kembali surat-surat berharga yang dijual tersebut pada tanggal dan
dengan harga yang telah ditetapkan lebih dahulu
7. Banker's Acceptence
Suatu instrumen pasar uang yang digunakan untuk memberikan kredit pada
eksportir atau importir untuk membayar sejumlah barang atau untuk membeli
valuta asing.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 ASSET-LIABILITY MANAGEMENT
3.1.1 Fungsi Manajemen Asset & Liabilitas
Fokus manjaemen asset & liabilitas adalah mengkoordisikan portofolio asset/liabilitas
bank dalam rangka memaksimalkan profit bagi bank dan hasil yang dibagikan epada para
pemegang saham daalam jangka panjang dengan memperhatikan kebutuhsn likuiditas dan
kehati-hatian.
Secara umum, tanggung jawab ALCO adalah mengelola posisi dan alokasi dana-dana
bank agar tersedia likuiditas yang cukup, memaksimalkan profitabilitas, dan meminimalkan
risiko.
Manajemen tidak bisa semaunya menarik nasabah untuk menyimpan uangnya di bank,
tanpa adanya keyakinan bahwa dana itu dapat diinvestasikan secara menguntungkan dan
dapat dikembalikan ketika dana itu sewaktu-waktu ditarik oleh nasabah atau dana tersebut
telah jatuh tempo.Oleh karena itu, manajemen jiga harus secara simultan mempertimbangkan
berbagai risiko yang akan berpengaruh pada perubahan tingkat laba yang diperoleh. Hal itu
meliputi penilaian terhadap budget dan rencana pendapatan, penilaian kinerja investasi
perusahaan masa lalu, memantau distribusi asset/liabilitas. Ruang lingkup dan teknik
manajemen aset/liabilitas bergantung pada sifat dari sumber-sumber dana dan sifat investasi
atas dana-dana tersebut.
3.1.2 Jenis-Jenis Risiko
a. Risiko Likuiditas
Pemicu utama kebangkrutan yang dialami oleh bank, besar atau kecil, bukan karena
kerugian yang dideritanya, melainkan karena ketidakmampuan bank memenuhi kebutuhan
likuiditasnya.
Likuiditas secara luas dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk memenuhi
kebutuhan dana (cash flow) dengan segera dan dengan biaya yang sesuai. Likuiditas penting
bagi bank untuk menjalankan transaksi bisnis sehari-hari, mengatasi dana yang mendesak,
memuaskan permintaan nasabah terhadap pinjaman, dan memberikan fleksibilitas dalam
meraih kesempatan investasi yang menarik dan menguntungkan.
Likuiditas yang tersedia harus cukup, tidak boleh terlalu kecil sehingga mengganggu
kebutuhan operasional sehari-hari, tetapi juga tidak boleh terlalu besar karena akan
menurunkan efisiensi dan berdampak pada rendahnya tingkst profitabilitas.
b.Risiko Kredit
Risiko kredit muncul jika bank tidak bias memperoleh kembali cicilan pokok dan/atau
bunga dari pinjaman yang diberikannya atau investasi yang sedang dilakukannya.
Penyebab utama terjadinya risiko kredit adalah terlalu mudahnya bank memberikan
pinjaman atau melakukan investasi karena terlalu dituntut untuk memanfaatkan kelebihan
likuiditasnya.Akibatnya, penilaian kredit kurang cermat dalam mengantisipasi berbagai
kemungkinan risiko usaha yang dibiayainya.
c. Risiko Fluktuasi Tingkat Bunga
Potensi risiko fluktuasi tingkat bunga ini dapat timbul manakala terjadi gap antara asset
dan liabilitas, diman komposisi asset, baik berdasarkan tingkat kepekaannya terhadap
tingkat bunga (interest rate sensitivity) maupun berdasarkan jangka waktunya (maturity
prifile), tidak sesuai (mismatch) dengan komposisi liabilitasnya. Untuk meminimalkan
risiko tersebut, digunakanlah alat yang disebut fund gap management untuk yang disebut
pertama dan duration gap management untuk yang disebut terakhir.
Secara umum, asset/liabilitas dikatakan sensitive (rate sensitive asset/liabilities) bila
memiliki sebagian atau seluruh dari tiga karakter berikut ini.
1) Jika pendapatan atau biaya bunga dari komponen-komponen asset/liabilitas mudah
berubah-ubah mengikuti perubahan tingkat bunga pada suatu periode (time horizon)
tertentu.
2) Cash flow dari komponen-komponen asset/liabilitas mudah keluar-masuk jika terjadi
perubahan tingkat bunga.
3) Repriceable, yaitu asset/likuiditas yang dapat diperbaharui tingkat bunganya dalam
jangka waktu tertentumengikuti perubahan tingkat bunga.
Terdapat dua macamaset/liabilitas menurut tingkat kepekaannya, yaitu:
1. Rate Sensitive Asset/Liability
2. Fixed Rate Asset/Liability
Asset yang dapat digolongkan sebagai Rate Sensitive Aset (RSA) adalah semua asset,
termasuk asset dengan bunga tetap (fixed rate), yang mempunyai jatuh tempo kurang dari 1
bulan, 3 bulan, 6 bulan, atau asset dengan bunga mengambang (flooting rate) yang harus
diperbaharui setiap 1 bulan, 3 bulan, atau 6 bulan.
Liabilitas yang digolongkan Rate Sensitive Liability (RSL) adalah semua liabilitas,
termasuk dengan liabilitas bunga tetap, yang mempunyai maturitas kurang dari 1 bulan, 3
bulan, atau 6 bulan, atau pinjaman dengan bunga mengambang yang harus diperbaharui
setiap 1 bulan, 3 bulan, atau 6 bulan.
Adapun Fixed Rate Asset (FRA) dan Fixed Rate Liability (FRL) adalah semua asset dan
liabilitas yang mempunyai jatuh tempo atau dapat diperbaharui tingkat bunganya lebih dari 6
bulan, dan tidak termasuk dalam golongan RSA dan RSL.
Fund Gap adalah selisih antara Rate Sensitive Aset (RSA) dengan Rate Sensitive
Liability (RSL). Hal itu dengan singkat dapat dinyatakan dalam rumus berikut.
Fund Gap dapat bernilai 0 (RSA = RSL)
Positif (RSA > RSL)
Negative (RSA < RSL)
Manajemen yang agresif akan selalu berusaha mengurangi pengaruh negative dari
perubahan tingkat bunga dan bahkan memanfaatkan fluktuasi tingkat bunga untuk
meningkatkan keuntungan. Jika manajemen memperkirakan tingakat bunga akan turun, posisi
negative gap akan menguntungkan. Sebaliknya, pada posisi positif gap, kecenderungan
turunnya tingkat bunga itu tidak menguntungkan. Oleh karenanya, sebelum tingkat bunga
benar-benar turun, manajemen segera memperkecil fund gap positif itu hingga mendekati nol
atau bahkan menjadi negative. Sebaliknya, bila tingkat bunga cenderung naik, manajemen
akan mengusahakan posisinya menjadi positif.
Sementara itu, manajemen yang defensive selalu memperkecil fund gap tersebut sampai
mendekati 0 atau matching guna memperkecil kemungkinan risiko akibat perubahan tingkat
bunga.
Penggunaan teknik fund gap management untuk mencapaimanajemen asset/loabilitas
tersebut ternyata belum mencukupi karena teknik ini mengandung beberapa kelemahan,
antara lain kurang memperhitungkan factor-faktor yang dapat menyulitkan proses manajemen
asset/liabilitas, seperti factor keingina nasabah, factor default risk, dan pengaruh-pengaruh
perubahan tingkat bunga terhadap economic value dari komponen-komponen asset/liabilitas.
Oleh karena itu, teknik fund gap management lalu dilengkapi dengan teknikduration gap
management. Teknik manajemen ini berfokus secara langsung kepada market value of equity
perusahaan. Dengan teknik ini, durasi asset/liabilitas perusahaan dihitung untuk
memperkirakan pengaruh perubahan suku bunga terhadap market value asset/liabilitas
perusahaan.
Untuk dapat menghitung besarnya duration gap, data yang harus terlebih dalu
dikumpulkan adalah data maturity dan return dari masing-masing komponen asset, maturity
dan cost dari masing-masing komponen liabilitas, dan estimasi current market yield dari
masing-masing komponen asset/liabilitas.
Langkah selanjutnya adalah menentukan besarnya masing-masing duration dari
komponen asset/liabilitas. Setelah duration dari masing-masing komponen asset/liabilitas
tersebut diketahui, dapat diketahui rata-rata tertimbang duration asset, yaitu hasil kali antara
duration komponen asset dan persentase besarnya komponen itu terhadap total asset, dan
rata-rata tertimbang duration liabilitas, yaitu dengan mengalikan duration komponen liabilitas
dengan persentase besarnya komponen tersebut terhadap total liabilitas.
Formula untuk mencari duration gap adalah sebagai berikut.
DURGAP = DURA – W x DURL
DURA = rata-rata tertimbang duration aset
DURL = rata-rata tertimbang duration liabilitas
W = persentase liabilitas terhadap total asset
Jika duration gap positif, yaitu duration asset lebih besar daripada duration liabilitas,
kenaikan tingkat bunga akan menyebabkan menurunnya market value of net worth dan
penurunan tingkat bunga akan menyebabkan meningkatnya market value of net worth.
Sebaliknya, jika duration gap adalah negative, yaitu duration asset lebih kecil daripada
duration liabilitas, kenaikan tingkat bunga akan meyebabkan kenaikan market value of net
worth dan penurunan tingkat bunga akan menyebabkan menurunnya market value of net
worth tidak terpengaruh (immune)perubahan tingkat bunga.
3.1.3 Aplikasi Teori Asset/Liability Management pada Perbankan Syariah
Sebagaimana perbankan konvensional, perbankan syariah pun juga merupakan lembaga
intermediasi antara penabung adan investor. Perbedaan pokok perbankan syariah dengan
perbankan konvensional terletak pada dominasi prinsip berbagai risiko (profit and loss
sharing) yang melandasi system operasionalnya. Hal ini antara lain tercermin pada beberapa
karakter berikut ini.
a) Tidak sebagaimana bank konvensional, bank syariah hanya menjamin pembayaran
kembali nilai nominal simpanan giro dan tabungan (seandainya mekanisme yang dipilih
adalah wadiah), tetapi tidak menjamin pembiayaan kembali nilai nominal dari deposito
(investement deposit/mudharabah deposit). Bank syariah juga tidak menjamin
keuntungan atas deposito. Mekanisme pengaturan realisasi pembagian keuntungan final
atas deposito pada bank syariah bergantung pada performance dari bank, tidak
sebagaimana bank konvensional yang menjamin pembayaran keuntungan atas deposito
berdasarkan tingkat bunga tertentu dengan mengabaikan performance-nya.
b) System operasional bank syariah berdasarkan pada system equity dimana setiap modal
mengandung risiko. Oleh karena itu, hubungan kerja sama antara bank syariah dan
nasabahnya adalah berdasarkan prinsip berbagi hasil dan berbagi risiko (profit and loss
sharing/PLS).
c) Dalam melakukan kegiatan pembiayaan (financing), bank syariah menggunakan model
pembiayaan muamalah maaliyah (Islamic modes of financing): PLS dan non-PLS.
sehubungan dengan itu, bank syariah melakukan pooling dana-dana nasabah dan
berkewajiban menyediakan manajemen investasi yang profesional.
Berdasarkan karakteristik tersebut, risiko yang dihadapi oleh bank syariah lebih terfokus
kepada risiko likuiditas serta risiko kredit dan tidak akan pernah mengalami risiko karena
fluktuasi tingkat bunga.
Likuiditas bank syariah banyak bergantung pada:
a) Tingkat kelabilan (volatility) dari simpanan (deposit) nasabah; kepercayaan pada dana-
dana non-PLS.
b) Kompetensi teknis yang berhubungan dengan pengaturan struktur liabilitas.
c) Ketersediaan asset yang siap dikonversikan menjadi kas.
d) Akses kepada pasar antarbank dan sumber dana lainnya, termasuk fasilitas lender of last
resort dari bank sentral. Teknik duration gap management dapat diaplikasikan oleh bank
syariah, bukan dalam rangka menghindari risiko tingkat bunga, melainkan untuk mengatur
cash flow atau mengendalikan likuiditasnya.
Disisi lain, kualitas earning assets bank syariah akan bergantung pada beberapa hal:
a) Level, distribusi, dan tingkat kesulitan dari asset yang diklasifikasikan.
b) Level dan komposisi dari berkurangnya nilai asset.
c) Kecukupan dari cadangan penilaian kembali.
d) Bukti adanya kemampuan untuk mengadministrasikan dan memperoleh kembali kredit
bermasalah.
Hasil akhir dari manajemen asset/liabilitas itu akan bermuara kepada kemampuan untuk
menutup kerugian dan menyediakan kecukupan modal, trnd pendapatan yang semakin baik
dan kompetitif terhadap peer group-nya, serta kualitas da komposisi pendapatan bersih (net
income) yang semakin baik.
3.2 PASAR UANG BERBASIS SYARIAH (ISLAMIC MONEY MARKET)
3.2.1 Praktik Pasar Uang Konvensional
Pasar uang (money market) adalah pasar di mana diperda-gangkan surat-surat berharga
jangka pendek. Pasar valuta asing (foreign exchange market) adalah pasar di mana
diperdagang-kan surat-surat berharga dalam suatu mata uang dengan melibatkan mata
uang lain.
Artikel-artikel yang diperdagangkan di pasar uang adalah uang (money) dan uang kuasi (near
money). Uang atau uang kuasi tidak lain dari surat berharga (financial paper) yang mewakili
uang di mana seseorang (atau perusahaan) mempunyai ke-wajiban kepada orang (atau
perusahaan) lain. Dalam hal mata uang (currency), yaitu uang tunai yang ada di saku kita,
adalah merupakan bukti kewajiban Pemerintah akan sejumlah uang kepada kita sebagai
pembawa mata uang tersebut. Dalam hal treasury bill, juga merupakan kewajiban pemerintah
senilai equivalen sejumlah uang kepada pemilik bill tersebut. Dalam hal ini, bill tersebut baru
dapat dibayar oleh Pemerintah dalam bentuk tunai setelah lewatnya jangka waktu yang
ditetapkan, yaitu pada tanggal jatuh tempo dokumen tersebut.
Dalam kasus pertama, mata uang pemerintah adalah uang yang sebenarnya, sedangkan
dalam kasus kedua, treasury bill hanyalah uang kuasi (near money). Tidaklah sulit menjual
treasury bill walaupun Pemerintah tidak berkewajiban mem-bayarnya sebelum tanggal jatuh
tempo. Contoh seperti treasury bill ini juga berlaku bagi surat berharga lain, walaupun berbeda-
beda tingkat marketabilitasnya. Dalam kenyataannya, tidak ada jaminan bahwa surat
berharga yang berjangka waktu lebih pendek mempunyai marketabilitas yang lebih baik dari
pada yang berjangka lebih panjang. Bagian terbesar dari aktiva keuangan yang
diperdagangkan di pasar uang adalah berjangka waktu kurang dari satu tahun. Namun demikian,
perdagangan yang aktif juga diadakan dari dokumen yang berjangka waktu sampai lima tahun.
Surat berharga yang berjangka waktu lebih panjang biasanya lebih banyak dimiliki para
investor di pasar modal di mana surat berharga jangka panjang diperdagangkan.
Uang atau uang kuasi yang diperdagangkan di dalam negeri (local money market) adalah
mata uang yang berlaku sah di negeri itu. Tetapi, bila uang atau uang kuasi itu diperdagangkan
di luar negara di mana mata uang itu berlaku sah, maka kita sebut dengan foreign money
market. Kita mengenal Eurodollar Market. Dalam hal ini surat berharga dalam mata uang
Amerika Serikat diperdagangkan di Eropa, yang kemudian juga diper-dagangkan di berbagai
tempat seperti Asia.
3.2.2 Harga di Pasar Uang Konvensional
Harga dalam pasar uang biasanya dinyatakan dalam suatu persentase yang mewakili
pendapatan (return) berkaitan dengan penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu.
Pelaku dalam pasar uang umumnya disebut peminjam (borrowers) dan pemberi pinjaman
(lenders). Peminjam adalah individu yang membeli hak penggunaan dana untuk jangka
waktu yang ditentukan sebelumnya. Pemberi pinjaman adalah individu yang menjual hak
penggunaan dana untuk jangka waktu tersebut. Harga yang diterima oleh pemberi
pinjaman untuk melepaskan hak penggunaan dana itu disebut tingkat bunga (interest rate).
Misalnya, di dalam pinjaman sebesar Rp100,- bila pemberi pinjaman menerima Rp120,- pada
akhir tahun, maka kelebihan sebesar Rp20 yang diterima tersebut dinyata-kan dalam
persentase, yaitu 20 % tingkat bunga per tahun.
3.2.3 Pandangan Islam terhadap Uang
Pada dasarnya Islam memandang uang hanyalah sebagai alat tukar, bukan komoditas atau
barang dagangan. Oleh karena itu, motif permintaan akan uang adalah untuk memenuhi
kebutuhan transaksi (money demand for transaction), bukan untuk spekulasi atau trading.
Islam sangat menganjurkan penggunaan uang dalam per-tukaran. Salah satu bentuk
pertukaran di zaman dahulu adalah barter, di mana barang saling dipertukarkan. Rasulullah
r menyadari kesulitan-kesulitan dan kelemahan-kelemahan sistim pertukaran barter ini. Beliau
ingin menggantinya dengan sistim pertukaran melalui uang. Oleh karena itu beliau menekankan
kepada para shahabat untuk menggunakan uang dalam transak-si-transaksi mereka.
Kebijakan Rasulullah dalam hal ini dapat dijumpai dalam hadits-hadits antara lain seperti
diriwayatkan oleh Atha Ibn Yasar, Abu Said dan Abu Hurairah, dan Abu Said Al Khudri.
Ternyata Rasulullah tidak menyetujui transaksi dengan sistim barter untuk barang sejenis tetapi
berbeda kualitasnya. Untuk itu beliau menganjurkan penggunaan uang. Tampaknya beliau
melarang bentuk pertukaran seperti ini karena ada unsur ‘riba’ di dalamnya.
Dalam konsep Islam, tidak dikenal money demand for specu-lation. Hal ini karena spekulasi
tidak diperbolehkan. Uang pada hakikatnya adalah milik Allah I. yang diamanahkan kepada
kita untuk dipergunakan sebesar-besarnya bagi kepentingan kita dan masyarakat. Oleh
karenanya, menimbun uang di bawah bantal (dibiarkan tidak produktif) tidak dikehendaki,
karena hal itu berarti mengurangi jumlah uang beredar. Dalam pandangan Islam, uang adalah
flow concept, karenanya harus selalu ber-putar dalam perekonomian. Semakin cepat uang
berputar dalam perekonomian, maka akan semakin tinggi tingkat pendapatan masyarakat, dan
akan semakin baik perekonomian.
Bagi mereka yang tidak dapat memproduktifkan hartanya, Islam menganjurkan untuk
melakukan musyarakah atau mudharabah, yaitu bisnis dengan bagi hasil. Bila ia tidak
ingin mengambil risiko yang mungkin timbul karena ber-musyarakah atau ber-mudharabah,
maka Islam sangat menganjurkan untuk melakukan qardh, yaitu meminjamkannya tanpa
imbalan apa pun, karena meminjamkan uang untuk memperoleh imbalan adalah riba.
Secara mikro, qardh tidak memberikan manfaat lang-sung bagi orang yang
meminjamkan. Namun secara makro, qardh akan memberikan manfaat tidak langsung
bagi per-ekonomian secara keseluruhan. Hal ini disebabkan karena pemberian qardh
membuat velocity of money bertambah cepat, yang berarti bertambahnya darah baru bagi
perekonomi-an sehingga pendapatan nasional meningkat. Karena pendapatan nasional
meningkat, maka si pemberi pinjaman akan meningkat pula pendapatannya. Hal ini karena
purchasing power agregate masyarakat meningkat. Demikian pula pengeluaran shada-qah,
juga akan memberikan manfaat yang kurang-lebih sama dengan pemberian qardh.
Islam tidak mengenal konsep time value of money. Islam mengenal konsep economic value
of time, artinya yang bernilai adalah waktu itu sendiri. Islam memperbolehkan penetapan
harga tangguh-bayar lebih tinggi dari pada harga tunai. Zaid bin Ali Zainal Abidin bin Husain
bin Ali bin Abi Thalib, cicit Rasulullah r, adalah orang yang pertama kali menjelaskan
diperbolehkannya penetapan harga tangguh-bayar (deferred payment) lebih tinggi dari pada
harga tunai (cash). Hal yang lebih menarik adalah bahwa dibolehkannya penetapan harga
tangguh yang lebih tinggi itu sama sekali bukan disebabkan time value of money, namun
karena semata-mata ditahannya hak si penjual barang. Demikian juga semakin panjang waktu
penagihan akan semakin banyak pula biaya yang diperlukan bank untuk administrasi,
collection, dan SDM yang meng-operasionalkannya.
Dapat dijelaskan, bila barang dijual tunai dengan untung Rp500,- maka si penjual dapat
membeli lagi dan menjual lagi, sehingga dalam satu hari itu keuntungannya adalah Rp1000,-
Sedangkan bila dijual tangguh-bayar, maka hak penjual ter-tahan sehingga dia tidak dapat
membeli lagi dan menjualnya lagi. Dan akibat lebih jauh dari itu, hak keluarga dan anak si
penjual untuk makan malam pada hari itu tertahan oleh pem-beli. Untuk alasan inilah, yaitu
tertahannya hak penjual yang telah memenuhi kewajibannya (menyerahkan barang), maka
Islam membolehkan penetapan harga tangguh lebih tinggi dari harga tunai.
3.2.4 Kebutuhan Bank Syariah terhadap Pasar Uang
Tugas utama manajemen bank, tidak terkecuali bank syariah, adalah memaksimalkan laba,
meminimalkan risiko, dan men-jamin tersedianya likuiditas yang cukup. Manajemen
tidak dapat semaunya menarik nasabah untuk menyimpan dananya di bank tanpa adanya
keyakinan bahwa dana itu dapat di-investasikan secara menguntungkan dan dapat
dikembalikan ketika dana itu sewaktu-waktu ditarik oleh nasabah atau dana tersebut telah
jatuh tempo. Di samping itu, manajemen juga harus secara simultan mempertimbangkan
berbagai risiko yang akan berpengaruh pada perubahan tingkat laba yang diperoleh.
Salah satu kendala operasional yang dihadapi oleh perbankan syariah adalah kesulitan
mereka mengendalikan likuiditasnya secara efisien. Hal itu terlihat pada beberapa
gejala, yaitu antara lain:
a. Tidak tersedianya kesempatan investasi segera atas dana-dana deposito yang
diterimanya. Dana-dana tersebut ter-akumulasi dan menganggur untuk beberapa hari
sehingga mengurangi rata-rata pendapatan mereka.
b. Kesulitan mencairkan dana investasi yang sedang berjalan pada saat ada penarikan
dana dalam situasi kritis. Akibat-nya, bank-bank syariah menahan alat likuidnya
dalam jumlah yang lebih besar dari pada rata-rata perbankan konvensional. Sekali
lagi, kondisi ini pun menyebabkan berkurangnya rata-rata pendapatan bank.
Deposan yang hanya mencari keuntungan cenderung memindahkan dananya ke
bank lain, sementara nasabah yang loyal mendapat kesan kesan bahwa mengikuti
prinsip syariah berarti menambah beban.
Tanpa adanya fasilitas pasar uang, bank konvensional pun akan menghadapi masalah
yang sama, mengingat pada umumnya perbankan sulit menghindari posisi keuangan yang
mismatched. Untuk memanfaatkan dana yang sementara idle itu, bank dapat melakukan
investasi jangka pendek di pasar uang. Sebaliknya, untuk memenuhi kebutuhan dana
untuk likuiditas jangka pendek, karena mismatch, bank juga dapat memperolehnya di
pasar uang.
Karena surat-surat berharga yang ada di pasar keuangan konvensional, kecuali
saham,berbasis pada sistem bunga, perbankan syariah menghadapi kendala –hal ini
mengingat bahwa bank syariah tidak diperbolehkan untuk menjadi bagian dari aktiva
atau pasiva yang berbasis bunga. Masalah ini berdampak negatif bagi pengelolaan
likuiditas maupun pengelolaan investasi jangka panjang. Akibatnya, perbankan syariah
terpaksa hanya memusatkan portofolio mereka pada aktiva jangka pendek, yang terkait
dengan perdagangan, dan berlawanan dengan keperluan investasi dan pembangunan
ekonomi.
Walaupun manajemen telah berhasil menciptakan pasar bagi perbankan syariah, namun
mereka belum mencapai kedalaman pasar yang menjamin keuntungan (profitability) dan
kelang-sungan usaha (viability) jangka panjang. Cepat atau lambatnya mereka keluar dari
masalah ini akan tergantung pada kecepatan, agresivitas, dan efektivitas mereka
membangun instrumen dan teknik yang memungkinkan tercapainya fungsi intermediasi
dua arah bagi perbankan syariah. Mereka harus menemukan jalan dan alat
pengembangan instrumen keuangan berbasis syariah yang marketable, di mana
portofolio yang dihasilkan oleh perbankan syariah dapat dipasarkan di pasar keuangan
yang lebih luas.
3.2.5 Strategi Pengembangan Pasar Uang Berbasis Syariah
a. Penciptaan Instrumen Uang Syariah
Oleh karena itu, untuk menciptakan pasar uang yang bermanfaat bagi perbankan syariah,
harus dikembangkan instrumen pasar uang yang berbasis syariah. Dengan aktifnya
instrumen pasar uang yang berbasis syariah, maka perbankan syariah dapat
melaksanakan fungsinya secara penuh, tidak saja dalam memfasilitasi perdagangan jangka
pendek, tetapi juga berperan dalam investasi jangka panjang. Struktur keuangan dari
proyek-proyek pembangunan berbasis syariah akan memperkaya piranti keuangan syariah
dan membuka partisipasi lebih besar dari seluruh pelaku pasar, tidak terkecuali
nonmuslim, karena pasar tersebut bersifat terbuka.
Perbedaan pokok antara lembaga keuangan syariah de-ngan lembaga keuangan
konvensional adalah dilarangnya riba (bunga) pada lembaga keuangan syariah, baik riba
nasiah, yaitu riba pada pinjam-meminjam uang (qardh), maupun riba fadl, yaitu riba dalam
perdagangan.
Pinjam-meminjam uang untuk memperoleh imbalan (keuntungan) dilarang.
Pendapatan atau keuntungan hanya boleh diperoleh dengan bekerja atau melakukan
kegiatan perniagaan yang tidak dilarang oleh Islam. Untuk menghindari pelanggaran
terhadap batas-batas yang telah ditentukan oleh syariah Islam tersebut, maka piranti
keuangan yang diciptakan harus didukung oleh aktiva, proyek aktiva, atau transaksi
jual-beli yang melatar-belakangi (underlying transaction)secara halal.
Piranti keuangan itu dapat dibentuk melalui sekuritisasi aktiva/proyek aktiva (assets
securitization), yang merupa-kan bukti penyertaan, baik dalam bentuk penyertaan
musyarakah (management share), yang meliputi modal tetap (fixed capital) dengan hak
mengelola, mengawasi, dan hak suara dalam pengambilan keputusan (voting right),
maupun dalam bentuk penyertaan mudharabah (participation share), yang mewakili modal
kerja (variable capital), dengan hak atas modal dan keuntungan dari modal tersebut,
tetapi tanpa voting right.
b.Mekanisme Operasi Pasar Keuangan Syariah
Mekanisme perdagangan surat-surat berharga berbasis syariah harus tetap berkaitan
dan berada dalam batas-batas toleransi dan ketentuan-ketentuan yang digariskan oleh
syariah, seperti antara lain :
1) Fatwa ulama pada simposium yang disponsori oleh Dallah al Baraka Group pada bulan
November 1984 di Tunis menyatakan: “Diperbolehkan menjual bagian modal dari setiap
perusahaan di mana manajemen perusahaan tetap berada di tangan pemilik nama
dagang (owner of trade name) yang telah terdaftar secara legal. Pembeli hanya
mempunyai hak atas bagian modal dan keuntungan tunai atas modal tersebut tanpa
hak pengawasan atas manajemen atau pembagian aset, kecuali untuk menjual bagian
saham yang mewakili kepentingannya”
2) Lokakarya Ulama tentang Reksadana Syariah, Peluang dan Tantangannya di Indonesia, di
Jakarta tanggal 30-31 Juli 1997, telah memperbolehkan diperdagangkan-nya reksadana
yang berisi surat-surat berharga dari perusahaan-perusahaan yang produk maupun
operasi-nya tidak bertentangan dengan syariah.
Seseorang akan tertarik menanamkan dananya pada ins-trumen keuangan apabila dapat
diyakini bahwa instrumen tersebut dapat dicairkan setiap saat tanpa mengurangi
pendapatan efektif dari investasinya. Oleh karena, itu setiap instrumen keuangan harus
memenuhi beberapa syarat, antara lain:
1) Pendapatan yang baik (good return),
2) Risiko yang rendah (low risk),
3) Mudah dicairkan (redeemable),
4) Sederhana (simple), dan
5) Fleksibel.
Dalam rangka memenuhi syarat-syarat tersebut, tanpa mengabaikan batas-batas yang
diperkenankan oleh syariah, maka diperlukan adanya suatu special purpose company
(selanjutnya disebut ‘company’) dengan fungsi sebagai berikut:
1) Memastikan keterkaitan antara sekuritisasi dengan aktivitas produktif atau
pembangunan proyek-proyek aset baru, dalam rangka penciptaan pasar primer
melalui kesempatan investasi baru dan menguji kelayakan (feasibility)-nya. Tahap
ini disebut ‘tran-saction making’ yang didukung oleh initial investor.
2) Menciptakan pasar sekunder yang dibangun melalui berbagai pendekatan yang dapat
mengatur dan mendorong terjadinya konsensus perdagangan antara para dealer,
termasuk fasilitas pembelian kembali (redemption).
3) Menyediakan layanan kepada nasabah dengan men-dirikan lembaga pembayar (paying
agent).
Konsep ini dapat diterapkan secara lebih luas dengan pendayagunaan sumber-sumber
dari lembaga-lembaga lain dan para nasabah dari perbankan syariah sehingga
memungkinkan adanya:
1) Penciptaan proyek-proyek besar dan penting.
2) Para penabung kecil dan para investor berpenghasilan rendah dapat memperoleh
keuntungan dari proyek-proyek yang layak (feasible) dan sukses, di mana mereka
dapat dengan mudah mencairkan kembali dengan pendapatan yang baik.
3) Memperluas basis bagi pasar primer
4) Menjembatani kesulitan menemukan perusahaan yang bersedia ikut berpartisipasi
dalam permodalan (joint stock companies) dan mengutipnya di pasar.
Konferensi Pasar Modal yang diadakan di Beirut, Liba-non,menegaskan kembali perlunya
pengembangan konsep berikut pedoman lebih lanjut. Para pengembang dan para pengambil
inisiatif memerlukan kebijakan dan prosedur pasar uang, terutama dalam hal jaminan
pembelian kembali bagi para investor. Oleh karena itu, lembaga marketing yang berkualitas
juga diperlukan. Apabila semua kebutu-han tersebut dapat dipenuhi, maka akan banyak
instrumen keuangan baru yang menarik, yang terkait dengan proyek-proyek produktif,
yang dapat diikembangkan di pasar sekunder.
c. Peranan Company
Peranan utama dari company adalah sebagai pembuat transaksi (transaction
maker).Salah satu kelemahan dari tingkah-laku ini adalah adanya dana-dana yang
menganggur atau digunakan secara tidak layak dengan semata-mata mengambil
keuntungan dari waktu dan seringkali menanamkan dana-dana tersebut pada transaksi
yang meragukan. Untuk menghindari hal itu, maka di-perlukan adanya inisiatif dari
pembuat transaksi dengan mekanisme kerja sebagai berikut :
Pertama, melakukan verifikasi atas kesempatan inves-tasi, baik secara internal (perusahaan)
maupun secara eksternal (pasar). Apabila transaksi tersebut dapat diterima, maka pembuat
transaksi (yang bekerja berdasarkan komisi) melakukan usaha lebih lanjut. Proyek itu akan
dibeli oleh atau ditawarkan kepada initial investor dari bagian saham yang telah ditanam
untuk memperoleh partisipasi dari pasar. Dengan peranan demikian, maka dimungkinkan
penciptaan surat-surat berharga jangka pendek.
Rekening-rekening dan mekanisme investasi dapat dikembangkan untuk
memungkinkan nasabah menginves-tasikan dananya dalam jangka pendek, dengan pendapatan
yang wajar, tanpa risiko yang berarti, dan tetap sesuai dengan syariah.
Kedua, untuk mengatasi kesulitan dan guna memas-tikan adanya kemungkinan bagi
investor untuk mencairkan kembali investasi mereka sewaktu-waktu dibutuhkan, tanpa
mempengaruhi pendapatan efektif yang mereka harapkan, maka perusahaan dapat
menerapkan program-program sebagai berikut:
1. Mendukung perjanjian perdagangan sekuritas.
Bagian saham dari company ini dapat dipertukar-kan sesuai dengan perjanjian yang saling
menguntungkan (mutual agreement). Company mensponsori dan mengawasi pertukaran.
Surat-surat berharga tersebut ditransfer setelah aspek-aspek legal diselesaikan.
Selanjutnya diikuti dengan penyediaan fasilitas pasar sekunder, mendorong dan
mendukung para dealer untuk mengambil dan memperdagangkan instrumen keuangan
tersebut. Company juga memperkenalkan, untuk pertama kalinya, pelayanan penebusan
surat-surat berharga (security redemption services).
2. Program Penebusan (Redemption Programme)
Penebusan dilakukan dengan harga yang berlaku pada saat transaksi pembelian
kembali. Dalam hal ini diberlakukan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
a) Pengawasan penebusan
Untuk mengorganisasikan transaksi pembelian kembali dan untuk memelihara hak-
hak pengawasan dikembangkan peraturan-peraturan berikut ini.
1) Nasabah memberitahukan kepada manajemen company atau agen-agen pembelian
kembali tentang keinginan mereka untuk menjual semua atau sebagian saham
beberapa hari sebelumnya.
2) Dalam beberapa surat berharga tertentu harga maksimal penebusan dapat
ditentukan.
3) Semua persyaratan pembelian kembali dinyatakan dalam prospectus. Tidak ada
persyaratan lain yang harus ditambahkan selama jangka waktu penerbitan.
b) Penetapan Jumlah dan harga pembelian kembali.
1) Periode pembelian kembali ditetapkan misalnya setiap minggu oleh suatu panitia
ad hoc.
2) Panitia yang menetapkan jumlah dan harga pembelian kembali dapat terdiri atas
company, agen pembelian kembali, dan wakil pemegang saham yang memiliki
bagian sedikitnya misalnya 10% dari nilai penerbitan.
3) Penetapan harga pembelian kembali dapat didasarkan atas pertimbangan-
pertimbangan beberapa factor berikut ini.
Factor permintaan dan penawaran didasarkan atas indikasi-indikasi yang
diperoleh dari perjanjian-perjanjian transaksi jual beli.
Features posisi keuangan riil dari surat berharga yang diterbitkan.
Rate pasar yang berlaku umum sebagai bahan perbandingan.
c) Agen-agen pembayaran ( Paying Agents)
Dalam rangka mempercepat dan memudahkan perputaran transaksi instrument
keuangan, dapat didirikan agen-agen pembayaran. Fungsi ini dapat diberikan
sehubungan dengan kewajiban company pada saat pembelian kembali surat berharga
tersebut atau pada saat pencairan akhir, terutama bila diarea pasar yang
memperdagangkan surat-surat berharga tersebut secara geografis sangat luas. Agen
pembayaran tersebut bekerja atas dasar komisi.
3. Berbertindak Sebagai Custodian
Untuk memudahkan transfer instrument pasar uang yang diperdagangkan, company
bertindak sebagai custodian. Dengan demikian, setiap transaksi yang dilakukan dengan
segera diikuti oleh pemindahan hak dengan menggunakan jasa company.
Dalam perdagangan islam, uang adalah flow concept. Karenanya harus selalu
berputar dalam perekonomian. Semakin cepat uang berputar dalam perekonomian, akan
semakin tinggi tingkat pendapatan masyarakat dan akan semakin baik perekonomian.
Untuk menghibdari riba nasi,ah piranti yang diciptakan harus didukung oleh
transaksi yang melatarbelakangi. Piranti keuangan itu harus dapat dibentuk sekuritisasi
aktiva, yang merupakan bukti penyertaan, baik dalam bentuk penyertaan mudharabah.
Guna untuk menhindari kesulitan atau memastikan adanya kemungkinan bagi
investor untuk mencairkan kembali investasi mereka, diperlukan adanya company yang
memfasilitasi kegiatan pasar uang syariah.
Otoritas moneter, demikian juga Mjelis Ulama Indonesia (Dewan Syariah Nasional),
harus mengembangkan konsep kebijakan dan prosedur kegiatan pasar uang syariah
sehingga pengawas perbankan dapat memastikan kepetuhan bank-bank syariah terhadap
prinsip-prinsip norma syariah yang telah ditetapkan.
3.3 NORMA-NORMA SYARIAH DALAM PASAR VALUTA ASING (FOREIGN
EXCHANGE)
3.3.1 Pengertian Pasar Valuta Asing (FOREX)
Valuta asing atau yang biasa disebut dengan valas, atau yang dalam bahasa asing
dikenal dengan foreign exchange (Forex) merupakan mata uang yang dikeluarkan
sebagai alat pembayaran yang sah di negara lain. Valuta asing akan mempunyai suatu
nilai apabila valuta tersebut dapat ditukarkan dengan valuta lainnya tanpa pembatasan.
Sebagai contoh, suatu perusahaan multinasional AS yang mendirikan pabrik di Inggris,
pada akhir tahun buku selalu ingin mentransfer laba yang diperoleh dari usahanya di
Inggris (dalam bentuk Poundsterling) ke kantor pusatnya di AS (dalam bentuk USD)
maka untuk mengonversikan mata uang Poundsterling Inggris ke dalam US Dolar
diperlukan adanya pasar valas.
Pasar valuta asing (valas) merupakan suatu jenis perdagangan atau transakasi yang
memperdagangkan suatu mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lainnya
yang melibatkan pasar-pasar uang utama di dunia selama 24 jam secara
berkesinambungan. Sependapat dengan Madura yang mengungkapkan bahwa pasar
valuta asing adalah pasar yang memfasilitasi pertukaran valuta untuk mempermudah
transaksi-transaksi perdagangan dan keuangan internasional. Atau jika diartikan secara
sederhana, pasar valas adalah perdagangan mata uang (valuta) suatu negara dengan mata
uang negara lainnya. Sedangkan tarif dari pertukaran mata uang ini disebut juga
dengan Foreign Exchange Rate, di Indonesia dikenal dengan Kurs Valas.
Dalam perkembangannya, uang berkembang menjadi komoditas yang bisa di
perdagangkan. Pasar valuta asing sendiri mengalami pertumbuhan yang pesat pada awal
70’an. Adapun yang menyebabkan pasar valuta asing bertumbuh dengan pesat antara lain
adalah:
1) Pergerakan nilai valuta asing yang mengalami pergerakan cukup signifikan sehingga
menarik bagi beberapa kalangan tertentu untuk berkecimpung di dalam pasar valuta
asing.
2) Bisnis yang semakin mengglobal. Dengan semakin sengitnya persaingan bisnis
membuat perusahaan harus mencari sumber daya baru yang lebih murah, dan
tersebar di seluruh dunia sehingga menimbulkan permintaan akan mata uang suatu
negara tertentu.
3) Perkembangan telekomunikasi yang begitu cepat dengan adanya sarana telepon,
telex,faximile, internet memudahkan para pelaku pasar untuk berkomunikasi
sehingga transaksi lebih mudah di lakukan.
4) Keuntungan yang diperoleh di pasar valuta yang cenderung besar meningkatakan
keinginan berbagai pihak berusaha memperoleh gain dari pergerakan valuta asing.
3.3.2 Mekanisme Kerja Pasar Valuta Asing
Kuncoro (1996:107) mengatakan seandainya ada mata uang tunggal internasional,
barangkali pasar valas tidak diperlukan. Kenyataan menunjukkan, dalam setiap transaksi
internasional selalu digunakan valas. Dengan kata lain ada kebutuhan untuk mengkonversi
mata uang yang satu menjadi mata uang lain. Inilah yang menimbulkan adanya permintaan
akan transaksi valas. Pasar valas dunia menawarkan mekanisme yang dapat menyelesaikan
transaksi kompleks dan beragam secara efisien. Perantara utama dalam pasar valas adalah
bank-bank utama yang beroperasi diseluruh dunia terutama yang berdagang valas. Bank-bank
ini dihubungkan dengan jaringan telekomunikasi yang sangat maju dan canggih, dimana
dapat menghubungkan bank-bank tersebut dengan klien utamanya dan bank-bank lain
diseluruh dunia. Tidak seperti di bursa saham yang memiliki lantai perdagangan (trading
floor), pialang-pialang berbagai bank dalam pasar valas tidak pernah bertemu dan berhadapan
secara langsung. Hanya telepon, modem, mesin faks, terminal computer, atau telex yang
menghubungkan permintaan dan penawaran valas. Ada dua tingkatan dalam pasar valas.
Pertama, pasar konsumen/eceran (consumer/retail market), dimana individu atau institusi
membeli dan menjual valas kepada bank. Sebagai contoh, bila IBM bermaksud merepatriasi
keuntungan dari cabangnya di Jerman ke AS, maka IBM dapat mendatangi sebuah bank di
Frankfurt dengan tawaran menjual DM yang dimilikinya untuk ditukarkan US$. Kedua,
apabila bank tersebut tidak memiliki jumlah US$ yang diinginkan, maka bank tadi akan
mendatangi bank lain untuk memperoleh Dolar sebagai ganti DM atau valas lain. Penjualan
dan pembelian semacam ini disebut pasar antar bank.
Dalam pasar valas, tidak ada keseragaman. Dengan adanya transaksi diluar bursa
perdagangan (over the counter) sebagai pasar tradisional dari perdagangan valuta asing,
banyak sekali pasar valuta asing yang saling berhubungan satu sama lainnya dimana mata
uang yang berbeda diperdagangkan, sehingga secara tidak langsung artinya bahwa “tidak ada
kurs tunggal mata uang dollar melainkan kurs yang berbeda-beda tergantung pada bank mana
atau pelaku pasar mana yang bertransaksi”. Namun dalam praktiknya, perbedaan tersebut
seringkali sangat tipis.
3.3.3 Fungsi Pasar Valuta Asing
Fungsi pasar valuta asning antara lain:
1. Transfer daya beli (transfer of purchasing power)
Sangat diperlukan terutama dalam perdagangan internasioanal dan transaksi modal
yang biasanya melibatkan pihak-pihak yang tinggal di negara yang memiliki mata uang
yang berbeda.
2. Penyediaan kredit
Pengiriman barang antarnegara dalam perdagangan internasional membutuhkan
waktu. Oleh karena itu, harus ada suatu cara untuk membiayai barang-barang dalam
perjalanan pengiriman barang termasuk setelah barang sampai ke tempat tujuan yang
biasanya memerlukan beberapa waktu untuk kemudian dijual kepada pembeli.
3. Mengurangi risiko valuta asing
Importir mengharapkan memperoleh keuntungan dalam usaha perdagangan. Dalam
kondisi normal dari kemungkinan risiko yang tidak diperkirakan misalnya terjadi
perubahan kurs yang tiba-tiba sehingga mempengaruhi besarnya keuntungan yang telah
diperkirakan.
3.3.4 Tujuan Transaksi Valuta Asing
Ada beberapa tujuan dalam melakukan transaksi valas baik yang dilakukan oleh
perusahaan/badan maupun individu adalah sebagai berikut:
1) Komersial: ekspor-impor lalu lintas modal, lalu lintas jasa, dan lain-lain.
2) Funding: pinjaman valuta asing dan kebutuhan cash flow.
3) Hedging: untuk keperluan hedging atas risiko perubahan kurs valuta asing.
4) Investasi: commercial investment, property investment, dan portfolio investment.
5) Individu: turis dan kebutuhan individu lainnya.
6) Marketmaking: berupa perdagangan valuta asing yang dilakukan bank-bank dengan
menawarkan harga dua arah sebagai marketmaker.
7) Position taking: aktivitas ini lazim ditemui untuk tujuan memperoleh keuntungan. Pada
aktivitas ini, pelaku pasar akan memposisikan dirinya sesuai dengan kecendrungan
menguat atau melemahnya mata uang.
3.3.5 Pelaku Pasar Valuta Asing
Pelaku ekonomi yang utama dalam pasar valas dapat digolongkan menjadi:
a) Perusahaan
Untuk meningkatkan daya saing dan menekan biaya produksi, perusahaan selalu
melakukan eksplorasi terhadap berbagai sumber-sumber daya yang baru dan yang lebih
murah. Ada kegiatan impor dan ekspor yang dilakukan perusahaan kadang memerlukan
mata uang negara lain dengan jumlah yang cukup besar.
b) Individu
Masyarakat atau perorangan melakukan transaksi valuta asing di sebabkan oleh
beberapa faktor. Faktor yang pertama adalah kegiatan spekulasi, yaitu dengan
memanfaatkan fluktuasi pergerakan nilai valuta asing untuk memperoleh keuntungan.
Faktor kedua adalah kebutuhan konsumsi pada saat berada di luar negeri.
c) Bank Umum dan Perbankan
Bank umum melakukan transaksi jual beli valas untuk berbagai keperluan antara lain
melayani nasabah yang ingin menukarkan uangnya dalam bentuk mata uang lain.
Perbankan adalah pelaku pasar valas yang terbesar dan paling aktif. Perbankan
beroperasi dalam pasar valas lewat para pedagangnya.
d) Pialang Pasar Valas atau Broker
Mereka membantu untuk mencarikan pembeli ataupun penjual.
e) Pemerintah
Pemerintah melakukan transaksi valuta asing untuk berbagai tujuan antara lain
membayar hutang luar negeri, menerima pendapatan dari luar negeri yang harus di
tukarkan lagi kedalam mata uang lokal.
f) Bank Sentral.
Biasanya bank sentral melakukan jual beli valuta asing dalam rangka menstabilkan
nilai tukar mata uang.
g) Spekulan dan Arbitraser
Arbitraser adalah orang yang mengeksploitasi perbedaan kurs antar valas. Peran serta
spekulan dan arbitraser dalam pasar valas semata-mata didorong oleh motif mengejar
keuntungan.
h) Institusi
Institusi yang dimaksud disini adalah institusi-institusi keuangan yang mempunyai
investasi internasional, meliputi dana pensiun, perusahaan asuransi, mutual fund, dan
bank investasi.
3.3.6 Jenis-jenis Pasar Valuta Asing
1) Pasat SPOT (Pasar Tunai)
Dalam transaksi spot biasanya penyerahan valas ditetapkan dua hari kerja berikutnya.
Misalkan kontrak jual beli valas di tutup tanggal 10 maka penyerahannya dilakukan
tanggal 12, namun apabila tanggal 12 adalah hari minggu atau hari libur Negara asal
(Home Countries), penyerahan dilakukan pada hari berikutnya (Eligible Date) tanggal
penyerahan ini disebut Value Date.
2) Pasar Forward
Kurs forward adalah nilai tukar suatu valuta dengan valuta lain pada suatu waktu di
masa depan yang dikuotasikan oleh bank-bank. Kemudian yang dimaksud pasar forward
adalah pasar yang memfasilitasi perdagangan kontrak forward mata uang. Waktu antara
ditetapkannya kontrak dan pertukaran mata uang yang sebenarnya terjadi dapat
bervariasi dari dua minggu hingga satu tahun.
3) Pasar Currencies Future
Pasar currency futures merupakan pasar yang memfasilitasi perdagangan kontrak
currency futures. Suatu kontrak currency futures menetapkan suatu volume standar dari
suatu valuta tertentu yang akan ditukarkan pada tanggal penyelesaian (settlement date)
tertentu di masa depan. Sebuah MNC (multi national corporation) yang ingin meng-
hedge hutangnya akan membeli kontrak currency futures untuk mengunci harga suatu
valuta di masa depan.
4) Pasar Currency Options
Pasar currency options merupakan pasar yang memfasilitasi perdagangan kontrak
currency options. Kontrak currency options dapat diklasifikasikan sebagai call atau put.
Suatu currency call options menyediakan hak untuk membeli suatu valuta tertentu
dengan harga tertentu dalam suatu periode waktu tertentu. Currency call options
digunakan untuk meng-hedge hutang-hutang valas yang harus dibayarkan di masa
depan. Currency put options memberikan hak untuk menjual suatu valuta asing dengan
harga tertentu dalam suatu periode waktu tertentu. Currency put options digunakan
untuk meng-hedge piutang-piutang valas yang akan diterima di masa depan.
5) Pasar Barter (SWAP)
Kombinasi antara pembeli dan penjual untuk dua mata uang secara tunai yang diikuti
membeli dan menjual kembali mata uang yang sama secara tunai dan tunggak secara
stimultan dengan batas waktu yang berbeda.
3.3.7 Kelebihan dan Kelemahan Pasar Valuta Asing
Kelebihan Pasar Valuta Asing
a) Transaksi 24 jam
Tidak seperti transaksi di pasar modal, pasar valas berjalan 24 jam sehari selama 5
hari dalam seminggu.
b) Likuiditas
Banyaknya broker/dealer dalam pasar valas menjadikan pasar valas menjadi sangat
likuid sekaligus bisa menjadikan harga menjadi lebih stabil. Dengan begitu, trader bisa
membuka atau menutup posisi pada fair market price.
c) Rendahnya biaya transaksi
Biaya transaksi di pasar valas secara online tidak ada, namun hanya dikenakan biaya
yang jumlahnya cukup beragam salah satu contohnya adalah biaya pada saat penarikan
dana dari akun forex.
d) Keuntungan dari kenaikan dan penurunan harga.
Para trader dapat menarik keuntungan dari kenaikan harga yaitu selisih antara harga
beli (ask/offer) dengan harga jual/harga penutupan (bid) pada pesanan beli (buying
order). Sedangkan pada pesanan jual (selling order), keuntungan didapat dari selisih
antara harga jual (bid) dengan harga beli/penutupan (ask/offer).
e) Marjin perdagangan.
Perdagangan dengan marjin dapat membuat daya beli investor melebihi jumlah modal
yang dimiliki.
f) Two way opportunities
Anda dapat menghasilkan keuntungan 2 arah, ketika market naik atau pun ketika
market turun. Hal ini tidak berlaku bagi investasi jenis lain (1 way opportunity), sebagai
contoh: saham.
g) Fungsi laverage (fungsi pengali/daya ungkit)
Dengan modal relatif kecil anda dapat menghasilkan keuntungan yang jauh lebih
besar. Contoh : tanpa leverage anda hanya akan mendapatkan $0.01/point dengan modal
$100. Tapi dengan leverage 1:100 maka anda dapat menghasilkan $1/point dengan
modal yang sama ($100).
Kelemahan Pasar Valuta Asing.
a) Risiko kurs pertukaran (exchange rate risk)
Risiko ini timbul sebagai akibat dari naik-turunnya nilai tukar (kurs) valas.
b) Risiko negara asal
Risiko ini timbul dari akibat campur tangan pemerintah yang mata uangnya di
perdagangkan di pasar valas contohnya seperti intervensi bank sentral di negara tersebut
dengan menaikkan tingkat suku bunga, melepas obligasi pemerintah, pembelian valuta
asing secara besar-besaran oleh pemerintah dan sebagainya.
3.3.8 Harga di Pasar Valuta Asing
Harga dalam pasar valuta asing di suatu Negara dinyatakan dengan cara yang sama
sebagaimana untuk menyatakan harga dari barang dan jasa di Negara tersebut dalam mata
uang local. Misalnya di Indonesia, harga-harga barang dan jasa dinyatakan dalam rupiah
(IDR). Hal ini berlaku untuk barang dan jasa apa saja. Terjadinya harga valuta asing itu dapat
dijlaskan sebagi berikut. Misalnya, harga mobil di Amerika adalah USD10.000,00. Harga
mobil yang sama di Indonesia Rp60.000.000,00. Dari harga mobil dalam kedua mata uang
tersebut kita dapat menghitung harga USD terhadap IDR, yaitu 60.000.000/10.000 =
Rp6.000,00/USD1.
Harga di pasar uang danm harga dipasar valuta asing itu berinteraksi satu sama lain. Bila
mata uang asing itu dipertukarkan melaluyi transaksi berjangka., penetapan nilai tukar
tersebut akan dikaitkan dengan harga yang berlaku dipasar uang. Misalnya, bila A
menukarkan IDR dengan USD kepada B untuk tanggal penyerahan 30 hari kemudian., A
masih mempunyai kesempatan untuk menggunakan dana IDR selama 30 hari dengan tingkat
bunga yang berlaku di pasar uang IDR dan selam itu tidak mempunyai kesempatan untuk
menggukan USD. Seblaiknya, B dalam waktu yang sama tidak mempunyai kesempatan
menggunakan IDR, tetapi mempunyai kesempatan untuk menggunakan USD dengan tingkat
bunga yang berlaku di pasar USD.
Apabila tingkat bunga dipasar IDR adalah 20% per tahun dan dipsar USD adalah 8%
pertahun, B akan memperoleh bunga sebesar 12% lebih rendah daripada yang diterima oleh
A. Perbedaan tingkat bunga itulah yang menjadi dasar penetapan bagi nilai tukar USD/IDR
berjngka 30 hari yang akan datang. Karena B kehilangan kesempatan untuk memperoleh
bunga sebesar 12% , B mengenakan “premi” sebesar itu kepada A. sebaliknya, karena A
memperoleh bunga sebesar 12% daripada B, A memberikan “diskon” kepada B.
Itulah sebabnya, harga yang seringkali dikutip dipasar berjangka adalah besarnya premi
atau diskon yang dikehendaki. Dalam kasus diatas,harga berjangka 30 hari disebutkan
sebesar: 0.12 X 30/360 = 0,01
Artinya, apabila harga USD dipasar spot Rp6.000,00/USD1, 30 hari lagi A harus
membayar seharga spot ditambah premi, yaitu sebesar Rp6.000,00 (1+0,01) =
Rp6.060,00/USD1. Atau dengan harga spot Rp6.000,00/USD1,B hanya berkewajiban
membayar jumlah USD yang ditransaksikan dikurangi diskon, yaitu sebesar USD1 (1-0,01) =
USD0,99.
3.3.9 Keterlibatan Perbankan Syariah dalam Pasar Valuta Asing
Sebagai lembaga keuangan yang memfasilitasi perdagangan internasional, perbankan
syariah pun tidak dapat menghindarkan diri dari keterlibatannya dalam pasar valuta asing.
Perdagangan valuta asing dapat dianalogikan dengan pertukaran antara emas dan perak.
Harga atas pertukaran itu dapat ditentukan berdasarkan kesepakatan antara penjual dan
pembeli.
Diriwayatkan oleh abu Abu ubadah ibnush-shamid bahwa Rasulullah saw. Telah bersabda,
“Emas (hendaklah dibayar) dengan emas, perak dengan perak, bur dengan bur, sya’ir dengan
sya’ir, kurma dengan kurma, dn garam dengan garam, sama dan sejenis haruslah dari tangan
ketangan (cash). Maka apabila berbeda jenisnya juallah sekehendakkalian dengan syarat
kontan.” (HP Muslim, dalam kitab al-Masaqah)
Arahan Rasulullah saw. Dalam hadist ini mengindikasikan:
Emas dan perak sebagai mata uang tidak boleh ditukarkan dengan sejenisnya kecuali sama
jumlahnya.
Bila berbeda jenisnya, rupiah to yen, dapat ditukarkan sesuai dengan market rate dengan
catatan harus naqdan atau spot.
3.3.10 Norma-Norma Syariah dalam Pasar Valuta Asing
Aktivitas perdagangan valuta asing harus terbebas dari unsure riba, maisir dan gharar.
Dalam pelaksanaannya haruslah memperhatikan beberpa batasan sebagai berikut.
a. Perukaran tersebut harus dilakukan secara tunai (spot), artinya masing-masing pihak
harus menerima atau menyerahkan masing-masing mata uang pada saat yang
bersamaan.
b. Motif pertukaran adalah dalam rangka mendukung transaksi komersial, yaitutransaksi
perdagangan barang dan jasa antar bangsa, bukan dalam rangka spekulasi.
c. Harus dihindari jual beli bersyarat.
d. Transaksi berjangka harus dilakukan dengan pihak-pihak yang diyakini mampu
menyediakan valuta asing yang dipertukarkan.
e. Tidak dibenarkan menjual barang yang belum dikuasai atau dengan kata lain tidak
dibenarkan jual beli tanpa hak kepemilikan (ba’I al-fhudhuli).
Dengan memperhatikan beberapa batasan tersebut, terdapat beberapa tingkah laku
perdagangan yang dewasa ini biasa yang dilakukan dipasar valuta asing konvensional harus
dihindari yaitu antara lain.
a) Perdagangan tanpa penyerahan (future non-delivery trading atau margin trading).
b) Jual beli valas bukan transaksi komersial baik spot maupun forward.
c) Melakukan penjualan melebihi jumlah yang dimiliki atau dibeli.
d) Melakukan transaksi swap.
3.4 Aspek Akuntansi pada Perbankan Syariah
Standar akuntansi tersebut menjadi kunci sukses bank Islam dalam melayani masyarakat
di sekitarnya sehingga, seperti lazim-nya,harus dapat menyajikan informasi yang cukup,
dapat dipercaya, dan relevan bagi para penggunanya, namun tetap dalam konteks syariah
Islam.
Penyajian informasi semacam itu penting bagi proses pem-buatan keputusan ekonomi oleh
pihak-pihak yang berhubungan dengan bank Islam. Lebih dari itu, akan memiliki dampak
positif terhadap distribusi sumber-sumber ekonomi untuk kepentingan masyarakat. Hal ini
karena prinsip-prinsip syariah Islam memberi-kan keseimbangan antara kepentingan individu
dan masyarakat.
Investasi merupakan dasar aktivitas ekonomi pada suatu masyarakat.Tetapi tidak setiap
individu mampu menginvestasikan tabungannya secara langsung.Karenanya, bank Islam
memainkan peran penting dengan bertindak sebagai sarana untuk menarik tabungan para
individu dan menginvestasikan tabungan-tabungan ini untuk kepentingan individu dan
masyarakat.
Islam secara jelas mendorong investasi dan perputaran dana. Ketika Islam mewajibkan
zakat, ia mengharuskan bahwa harta harus diinvestasikan. Jika tidak, akan habis oleh zakat
pada periode tertentu.Diriwayatkan bahwa Nabi berkata:
“Perdagangkanlah harta anak yatim itu jika tidak ingin habis termakan zakat.” (H.R.
Thabrani)
Hadits ini menjelaskan ,bahwa sekalipun anak yatim itu masih kecil,tetapi kalau harta
warisannya memenuhi nishab, maka wajib dipenuhi zakatnya.Untuk itu, wali yatim wajib
mengeluarkan atas nama si Yatim (kaya) yang berada dalam perwaliannya. Bila si wali
mendiamkan saja harta tersebut, maka setiap tahun akan terpotong zakat.Oleh karena itu,
Rasulullah menghimbau untuk memutarkan nya dengan baik dan feasible, sehingga
diharapkan ada keuntungan.
Jika terdapat keuntungan, maka zakatnya tidak lagi dari asal pokok tetapi dari penambahan
keuntungan.Dengan demikian, harta anak yatim bertambah dan tidak berkurang.
Tetapi, untuk mendorong individu menginvestasikan dana nya melalui bank Islam, perlu
disadari bahwa individu - individu itu harus terlebih dahulu percaya bahwa bank Islam
mampu merealisasikan tujuan-tujuan investasinya.Ketiadaan kepercayaan pada ke-mampuan
bank Islam untuk berinvestasi secara efisien dan penuh kepatuhan kepada syariah Islam,
menyebabkan banyak individu yang menahan diri untuk berinvestasi melalui bank Islam.
Salah satu prasyarat pengembangan kepercayaan itu adalah ketersediaan informasi yang
meyakinkan nasabah terhadap kemampuan bank Islam dalam mencapai tujuannya.Di antara
sumber-sumber informasi yang penting adalah laporan keuangan dari bank Islam yang
disiapkan sesuai dengan standar yang dapat diterapkan pada bank Islam.Untuk
mengembangkan standar tersebut, penting untuk mendefinisikan tujuan dan konsep akuntansi
keuangan bank Islam terlebih dahulu.Dalam hal, ini tidak ada salahnya untuk mulai
mengembangkannya dari standar akuntansi keuangan bank yang ada, tentu saja dengan
berbagai perubahan dan modifikasi.