makalah pribadi

74
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Sebagai negara berkembang, Indonesia menghadapi beban ganda dalam pelayanan kesehatan, yaitu penyakit menular dan penyakit tidak menular. Penyakit-penyakit menular yang baru dan yang lama (re-emerging dan new emerging diseases) timbul, sementara penyakit tidak menular atau degeneratif mulai meningkat (non communicable disease). Masalah penyakit menular, yaitu belum tertanggulanginya beberapa penyakit menular tertentu, re-emerging disease, serta munculnya penyakit-penyakit baru,seperti HIV/AIDS, flu babi, dan lain-lain. Di sisi lain, penyakit tidak menular menunjukkan adanya kecenderungan yang semakin meningkat dari waktu ke waktu. Hal ini disebabkan oleh perubahan gaya hidup dan pola makan yang meningkatkan kejadian penyakit degeneratif seperti hipertensi, DM, dan penyakit jantung koroner.

Transcript of makalah pribadi

Page 1: makalah pribadi

BAB IPENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Sebagai negara berkembang, Indonesia menghadapi beban ganda dalam

pelayanan kesehatan, yaitu penyakit menular dan penyakit tidak menular. Penyakit-penyakit

menular yang baru dan yang lama (re-emerging dan new emerging diseases) timbul, sementara

penyakit tidak menular atau degeneratif mulai meningkat (non communicable disease). Masalah

penyakit menular, yaitu belum tertanggulanginya beberapa penyakit menular tertentu, re-

emerging disease, serta munculnya penyakit-penyakit baru,seperti HIV/AIDS, flu babi,

dan lain-lain. Di sisi lain, penyakit tidak menular menunjukkan adanya

kecenderungan yang semakin meningkat dari waktu ke waktu. Hal ini disebabkan

oleh perubahan gaya hidup dan pola makan yang meningkatkan kejadian penyakit

degeneratif seperti hipertensi, DM, dan penyakit jantung koroner.

Penyakit menular pada manusia merupakan masalah penting yang dapat terjadi

setiap saat terutama di negara berkembang seperti Indonesia. Lingkungan hidup di

Indonesia menjadi jelek akibat urbanisasi besar-besaran dari desa ke kota, tumpukan

sampah, dan meningkatnya polusi udara. Penyakit menular seperti DBD sudah

merebak hampir di setiap daerah. Penyakit flu burung yang ditularkan melalui unggas

dan dinyatakan sebagai KLB juga sempat merenggut jiwa manusia.

Proporsi angka kematian akibat PTM meningkat dari 41,7% pada tahun 1995

menjadi 49,9% pada tahun 2001 dan 59,5% pada tahun 2007. Penyebab kematian

Page 2: makalah pribadi

tertinggi dari seluruh penyebab kematian adalah stroke (15,4%), disusul hipertensi,

diabetes, kanker, dan penyakit paru obstruktif kronis. Kematian akibat  PTM terjadi

baik di perkotaan maupun pedesaan. Data Riskesdas 2007 menunjukkan di perkotaan,

kematian akibat stroke pada kelompok usia 45-54 tahun sebesar 15,9%, sedangkan di

pedesaan sebesar 11,5%. Hal tersebut menunjukkan PTM (terutama stroke)

menyerang usia produktif. Sementara itu prevalensi PTM lainnya cukup tinggi, yaitu: 

hipertensi (31,7%), arthritis (30.3%), penyakit jantung (7.2%), dan cedera (7,5%).

PTM dipicu berbagai faktor risiko antara lain merokok, diet yang tidak sehat,

kurang aktivitas fisik, dan gaya hidup  tidak sehat. Riskesdas 2007 melaporkan,

34,7% penduduk usia 15 tahun ke atas merokok setiap hari, 93,6% kurang konsumsi

buah dan sayur serta 48,2% kurang aktivitas fisik.

Namun baik penyakit menular maupun penyakit tidak menular, keduanya sama-

sama memberikan dampak negatif yang luas terhadap masyarakat. Pengobatan

penyakit menular dan penyakit tidak menular seringkali memakan waktu lama dan

memerlukan biaya besar. Beberapa jenis PTM adalah penyakit kronik yang dapat

mengganggu ekonomi penderita dan keluarganya. Selain itu, salah satu dampak PTM

adalah terjadinya kecacatan termasuk kecacatan permanen.

Pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat merupakan fungsi pemerintah

dalam memberikan dan mengurus kebutuhan dasar masyarakat untuk meningkatkan

taraf kesehatan. Dalam prakteknya, pencapaian standar kesehatan di Kabupaten/Kota

tersebut direalisasikan melalui suatu unit pelayanan kesehatan lini pertama yaitu

puskesmas. Puskesmas Andalas sebagai salah satu puskesmas yang berada di Kota

Page 3: makalah pribadi

Padang berperan sebagai ujung tombak dalam pelayanan kesehatan lini pertama di

Kecamatan Padang Timur, terutama dalam hal pencegahan dan pengendalian. Salah

satu dari 6 program pokok puskesmas adalah pencegahan dan pengendalian penyakit

menular dan tidak menular. Untuk mengevaluasi sejauh mana penerapan standar

pelayanan minimal (SPM) dan capaian pelayanan di bidang kesehatan di Puskesmas

Andalas, perlu dilakukan analisis dengan judul “Pengelolaan Penyakit Menular dan

Penyakit tidak Menular pada Puskesmas Andalas Tahun 2012”.

1.2 Tujuan Penulisan

1.2.1 Tujuan Umum

Makalah ini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan penyakit menular dan

tidak menular dalam program puskesmas di wilayah kerja Puskesmas Andalas.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Membahas pengelolaan penyakit menular dan tidak menular di

Puskesmas Andalas.

2. Mengetahui masalah-masalah yang ditemukan dalam pengelolaan

penyakit menular dan tidak menular di Puskesmas Andalas

1.3 Batasan Masalah

Makalah ini membahas mengenai pengelolaan penyakit menular dan penyakit tidak menular

dalam program puskesmas di wilayah kerja Puskesmas Andalas.

1.4 Manfaat Penulisan

Page 4: makalah pribadi

Melalui makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis pada khususnya dan

masyarakat pada umumnya, mengenai pengelolaan penyakit menular dan penyakit tidak menular

dalam program puskesmas di wilayah kerja Puskesmas Andalas.

1.5 Metode Penulisan

Metode penulisan makalah ini berupa tinjauan pustaka yang merujuk dari berbagai literatur,

laporan tahunan dan pengelolaannya di wilayah kerja Puskesmas Andalas tahun 2012, dan diskusi.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Page 5: makalah pribadi

Penyakit Menular

BakteriVirusProtozoaCacingLeptospiraJamur

Cara Penularan

Epidemiologi

Etiologi

VektorPermukaan KulitUdaraAir/MakananBinatang

ZoonosisSporadisEndemisEpidemisPandemis

2.1 Penyakit Menular

Penyakit menular adalah jenis penyakit yang disebabkan oleh agen penyakit

spesifik atau racun yang dihasilkannya dan ditularkan melalui reservoir atau kontak

tidak langsung melalui vektor kepada manusia.

2.1.1 Klasifikasi Penyakit Menular

Secara umum penyakit menular dapat dibagi berdasarkan etiologi, cara

penularan dan aspek epidemiologi seperti melihat pada diagram dibawah ini:

Diagram 1 : Klasifikasi penyakit menular

2.1.2 Dinamika Penularan Penyakit

Page 6: makalah pribadi

a. Reservoar pada Manusia

Pada penyakit menular, sumber infeksi berasal dari orang yang sedang

mengalami infeksi dapat berupa kasus atau karier. Kasus dapat berbentuk

subklinis dan klinis. Pada kasus subklinis, tidak diketemukan gejala penyakit

atau bersifat asimtomatis tetapi berpotensi untuk menularkan infeksi kepada

orang lain, seperti pada penyakit poliomyelitis dan demam tifoid.

b. Reservoar hewan

Sumber infeksi dapat berasal dari hewan atau burung dan berupa kasus

atau karier seperti pada manusia.

2.1.3 Cara Penyebaran Penyakit Menular

1. Media Langsung dari Orang ke Orang (Permukaan Kulit)

Jenis Penyakit yang ditularkan antara lain:

Penyakit kelamin

Skabies

HIV (AIDS)

Rabies

Pada penyakit kelamin seperti GO, sifilis, dan HIV, agen penyakit

ditularkan langsung dari seseorang yang infeksius ke orang lain melalui

hubungan intim. Cara memutuskan rantai penularannya adalah dengan

mengobati penderita dan tidak melakukan hubungan intim dengan

pasangan bukan suami atau istri. Khusus untuk HIV, jangan

Page 7: makalah pribadi

mempergunakan alat suntik bekas dan menggunakan darah donor

penderita HIV.

2. Melalui Media Udara

Penyakit yang dapat ditularkan dan menyebar secara langsung

maupun tidak langsung melalui udara pernapasan disebut sebagai air

borne disease.

Jenis Penyakit yang ditularkan antara lain:

TBC Paru

Varicella

Difteri

Influenza

Pertusis

Cara pencegahan penularan penyakit antara lain memakai masker,

menjauhi kontak serta mengobati penderita TBC yang sputum BTA-nya

positif.

3. Melalui Media Air

Penyakit dapat menular dan menyebar secara langsung maupun

tidak langsung melalui air. Penyakit-penyakit yang ditularkan melalui

air disebut sebagai water borne disease atau water related disease.

Agen Penyakit :

1. Virus : Hepatitis virus, poliomyelitis

2. Bakteri : Kolera, disentri, tifoid, diare

Page 8: makalah pribadi

3. Protozoa : Amubiasis, giardiasis

4. Helmintik : Askariasis, Penyakit cacing cambuk

5. Leptospira : Penyakit Weil

Penyakit – penyakit yang berhubungan dengan air, dapat dibagi

dalam empat kelompok menurut cara penularannya:

Water borne mechanism

Kuman pathogen yang berada dalam air dapat menyebabkan

penyakit pada manusia, ditularkan melalui mulut atau system

pencernaan. Contoh : kolera, tifoid, hepatitis virus, disentri basiler dan

poliomyelitis.

Water washed mechanism

Jenis penyakit water washed mechanism yang berkaitan dengan

kebersihan individu dan umum dapat berupa:

a. Infeksi melalui alat pencernaan, seperti diare pada anak-anak

b. infeksi melalui kulit dan mata, seperti scabies dan trakoma

Water based mechanism

- Jenis penyakit dengan agen penyakit yang menjalani sebagian

siklus hidupnya di dalam tubuh vector atau sebagai pejamu

intermediate yang hidup di dalam air. Contoh : skistosomiasis,

Dracunculus medinensis.

Page 9: makalah pribadi

- Jenis penyakit yang ditularkan melalui gigitan serangga yang

berkembang biak di dalam air. Contoh : filariasis, dengue,

malaria, demam kuning.

Cara pencegahan penularan penyakit melalui media air atau

makanan dapat dilakukan antara lain dengan cara :

- Penyakit infeksi melalui saluran pencernaan, dapat dilakukan

dengan cara sanitation barier yaitu memutus rantai penularan,

seperti menyediakan air bersih, menutup makanan agar tidak

terkontaminasi oleh debu dan lalat, buang air besar dan

membuang sampah tidak di sembarang tempat.

- Penyakit infeksi yang ditularkan melalui kulit dan mata, dapat

dicegah dengan hygiene personal yang baik dan tidak memakai

peralatan orang lain seperti sapu tangan, handuk dan lainnya,

secara sembarangan.

- Penyakit infeksi lain yang berhubungan dengan air melalui

vector seperti malaria dan demam berdarah dengue (DBD) dapat

dicegah dengan pengendalian vector.

Melalui media vector penyakit

Arthropod-borne disease atau sering juga disebut sebagai vector-

borne diseases merupakan penyakit penting yang seringkali bersifat

endemis maupun epidemis dan sering menimbulkan bahaya kematian.

Di Indonesia, penyakit-penyakit yang ditularkan melalui serangga

Page 10: makalah pribadi

merupakan penyakit endemis pada daerah tertentu, seperti demam

berdarah dengue (DBD), malaria, kaki gajah dan penyakit virus

Chikungunya yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.

Selain itu, penyakit saluran pencernaan seperti disentri, kolera, demam

tifoid dan paratifoid ditularkan secara mekanis oleh lalat rumah.

2.1.4 Prinsip Umum Pengelolaan Penyakit Menular

Langkah-langkah yang dilakukan dalam pemberantasanpenyakit menular :

Mengumpulkan dan menganalisis data tentang penyakit

Melaporkan penyakit

Menyelidiki di lapangan

Melakukan tindakan permulaan untuk menahan penjalarannya

Vaksinasi untuk meningkatkan daya tahan tubuh

Usaha-usaha pencegahan dan tindakan efektif terhadap penyebaran

penyakit menular dapat dilakukan antara lain:

1. Kontrol terhadap sumber atau reservoir infeksi

Kasus atau karier penyakit yang merupakan sumber utama infeksi

dapat dikontrol dengan cara :

a. Diagnosis dini

Mendeteksi secara dini penyakit yang terjadi di masyarakat agar

cepat diobati dan tidak menjadi kronis dan menular.

b. Notifikasi

Page 11: makalah pribadi

Setiap kasus penyakit menular yang telah dideteksi perlu segera

dilaporkan pada dinas kesehatan setempat agar dapat ditanggulangi dan

melakukan persiapan lain yang diperlukan untuk penanganan medis lebih

lanjut.

c. Isolasi

Isolasi penderita bertujuan membatasi penyebaran penyakit ke

masyarakat seperti avian influenza dan lainnya.

d. Terapi

Merupakan bagian dari tindakan preventif yang bertujuan

mengurangi periode masa penularan dan hari kesakitan.

e. Karantina

Berupa isolasi orang sehat atau binatang yang berasal dari daerah

yang diduga menderita penyakit infeksi, lama waktu isolasi biasanya

sesuai dengan masa inkubasi penyakit yang ada.

f. Surveilans epidemiologi

Berupa penelitian atau survey di lapangan terhadap segala sesuatu

yang diduga penyebab terjadinya penyakit.

g. Desinfeksi

Melakukan suci hama pada tinja, urin, muntahan pasien serta

peralatan yang telah dipakai oleh penderita

2. Memutus rantai penularan

Page 12: makalah pribadi

Penularan penyakit dari orang sakit kepada orang lain dapat melalui

beberapa jalan. Untuk mencegah terjadinya penularan dapat dengan cara

melakukan blockade atau memutus rantai penularan.

a. Vehicle transmission

Penularan terjadi melalui media seperti air, makanan, sayuran,

susu dan lainnya. Usaha pencegahan yang dapat dilakukan berupa barier

sanitasi yaitu mencegah sumber air, makanan, susu dan lainnya

terkontaminasi dengan tinja penderita.

b. Vector transmission

Penularan terjadi melalui vector penyakit atau arthropoda. Usaha

yang dapat dilakukan berupa kontrol vector dan manipulasi lingkungan.

c. Airborne transmission

Penularan terjadi melalui udara pernapasan. Usaha yang dapat

dilakukan adalah dengan memakai masker, menjauhi atau isolasi

penderita.

d. Contact transmission

Penularan terjadi melalui kontak intim. Usaha yang dapat

dilakukan adalah dengan tidak berganti-ganti pasangan dan

menggunakan kondom.

3. Proteksi pada kelompok penduduk yang rentan

a. Imunisasi aktif

Page 13: makalah pribadi

Pemberian imunisasi aktif pada bayi yang sensitif terhadap

penyakit menular seperti TBC, campak, difteri, pertusis dan tetanus.

b. Imunisasi pasif

Pemberian gamma globulin dan antisera yang bertujuan untuk

merangsang pembentukan antibodi.

c. Kemoprofilaksis

Pemberian obat-obat untuk pencegahan agar orang tidak menjadi

sakit, seperti obat anti malaria, TBC dan lainnya.

d. Pendidikan kesehatan

Higiene pribadi, sadar lingkungan dan lainnya.

Pengendalian penyakit menularmenjadi salah satu pencapaian dalam

Millenium Development Goals (MDGs) poin 6 : Memerangi HIV/AIDS,

malaria serta penyakit lainnya.

2.2 Penyakit Tidak Menular

Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyakit yang bukan disebabkan

oleh proses infeksi (tidak infeksius). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pada

umumnya, keberadaan faktor risiko PTM pada seseorang tidak memberikan gejala

sehingga mereka tidak merasa perlu mengatasi faktor risiko dan mengubah gaya

hidupnya. Penelitian juga menunjukkan bahwa pengetahuan masyarakat tentang jenis

PTM cukup baik, dan sebagian besar masyarakat mengetahui bagaimana penderitaan

Page 14: makalah pribadi

pasien PTM seperti jantung koroner, kanker, stroke dan diabetes melitus, gangguan

akibat kecelakaan dan cedera. Namun mereka umumnya belum memahami pengaruh

faktor risiko PTM terhadap kejadian PTM serta komplikasi yang dapat

ditimbulkannya. Pada umumnya mereka menganggap bahwa PTM disebabkan faktor

genetik, penyakit orang tua atau penyakit orang kaya.

Peran promosi kesehatan dalam pencegahan maupun pengendalian penyakit

tidak menular cukup besar terutama dalam upaya memberdayakan masyarakat untuk

berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang terkait dengan faktor risiko

penyebab PTM. Dari 10 indikator PHBS di rumah tangga, tiga di antaranya

merupakan pencegahan faktor risiko bersama PTM yaitu aktivitas fisik, konsumsi

sayur dan buah serta tidak merokok. Dalam Renstra Kementerian Kesehatan 2014

diharapkan rumah tangga di Indonesia melaksanakan PHBS di rumah tangga sebesar

70%.

2.2.3 Faktor Risiko PTM

Faktor risiko PTM adalah suatu kondisi yang secara potensial berbahaya

dan dapat memicu terjadinya PTM pada seseorang atau kelompok tertentu.

Faktor risiko yang dimaksud antara lain kurang aktivitas fisik, diet yang tidak

sehat dan tidak seimbang, merokok, konsumsi alkohol, obesitas, Hyperglikemia,

Hipertensi, Hiperkolesterol, dan perilaku yang berkaitan dengan kecelakaan dan

cedera, misalnya perilaku berlalu lintas yang tidak benar.

2.2 4 Upaya yang Dapat Dilakukan

Page 15: makalah pribadi

Dengan cara menghilangkan atau mengurangi faktor resiko PTM dan

memperhatikan faktor lain yang dapat mempengaruhi kesehatan. Departemen

kesehatan, melalui Pusat promosi kesehatan memfokuskan pada :

Meningkatkan upaya kesehatan melalui promotif dan preventif baik Pusat

maupun Propinsi dan Kabupaten.

Melakukan intervensi secara terpadu pada 3 faktor resiko yang utama yaitu :

rokok, aktifitas fisik dan diet seimbang.

Melakukan jejaring pencegahan dan penanggulangan PTM.

Mencoba mempersiapkan strategi penanganan secara nasional dan daerah

terhadap diet, aktivitas fisik, dan rokok.

Mengembangkan Sistem Surveilans Perilaku Beresiko Terpadu (SSPBT)

PTM.

Kampanye pencegahan dan penanggulangan PTM tingkat nasional maupun

lokal spesifik.

Untuk di masa datang upaya pencegahan PTM akan sangat penting

karena hal ini dipengaruhi oleh 3 faktor utama yaitu dokok, diet seimbang dan

aktivitas fisik. Pencegahan PTM perlu didukung oleh para semua pihak terutama

para penentu kebijakan baik nasional maupun local. Tanpa itu semua akan

menjadi sia-sia saja.

2.2.5 Indikator

Page 16: makalah pribadi

Untuk mengetahui sampai seberapa jauh keberhasilan pelaksanaan

strategi penanggulangan PTM, ada beberapa patokan yang dapat dipergunakan

untuk monitoring dan evaluasi melalui system pencatatan dan pelaporan kegiatan

pencegahan dan penanggulangan PTM.

Indikator keberhasilan strategi promosi dan pencegahan PTM yaitu :

a. Indikator Umum

Menurunnya angka kematian (mortalitas) penderita PTM utama.

Menurunnya angka kesakitan (morbiditas) penderita PTM utama.

Menurunnya angka kecacatan (disabilitas) penderita PTM utama.

Menurunnya angka faktor risiko bersama PTM utama.

b. Indikator Khusus

Penurunan 3 faktor risiko utama PTM (merokok, kurang aktifitas fisik

dan konsumsi rendah serat).

Penurunan proporsi penduduk yang mengalami obesitas,

penyalahgunaan alcohol dan BBLR.

Peningkatan kebijakan dan regulasi lintas sector yang mendukung

penanggulangan PTM.

Peningkatan bina suasana melalui kemitraan dalam pemberdayaan

potensi masyarakat.

Tersedianya model-model intervensi yang efektif dalam promosi dan

pencegahan PTM.

Page 17: makalah pribadi

Peningkatan pelaksanaan promosi dan pencegahan di institusi

pelayanan.

Pemantauan Rencana Operasional Promosi Kesehatan dalam

Pengendalian PTM dilakukan secara berjenjang dan berkesinambungan setiap

tahun dalam kurun waktu 5 tahun (2010-2014). Pemantauan merupakan upaya

untuk mengamati seberapa jauh kegiatan yang direncanakan sudah dilaksanakan.

Evaluasi dilaksanakan untuk melihat kemajuan dan keberhasilan pelaksanaan

kegiatan promosi kesehatan dalam Pengendalian PTM. Pemantauan rencana dan

pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan untuk pengendalian PTM dilaksanakan

oleh pengelola program pengendalian PTM, pengelola program promosi

kesehatan dan mitra terkait pada masing-masing jenjang administrasi mulai dari

pusat, provinsi sampai kabupaten/kota.

BAB IIIANALISIS SITUASI

Page 18: makalah pribadi

3.1 Gambaran Umum

3.1.1. Keadaan Geografis

Puskesmas Andalas terletak di kelurahan Andalas dengan wilayah kerja

meliputi 10 kelurahan dengan luas 8.15 Km2dengan batas-batas sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kecamatan Padang Utara,Kuranji

Sebelah Selatan : Kecamatan Padang Selatan

Sebelah Barat : Kecamatan Padang Barat

Sebelah Timur : Kecamatan Lubuk Begalung, Pauh

3.1.2. Keadaan Demografi

a. Jumlah Penduduk

Tabel 3.1 : Distribusi Penduduk Menurut Kelurahan

NO KELURAHAN JUMLAH1 Kelurahan Sawahan 63872 Kelurahan Jati Baru 67073 Kelurahan Jati 101344 Kelurahan Sawahan Timur 58355 Kelurahan Simpang Haru 89806 Kelurahan Andalas 101347 Kelurahan Kubu Marapalam 75948 Kelurahan Kubu Dalam Parak Karakah 101329 Kelurahan Parak Gadang Timur 759410 Kelurahan Ganting Parak Gadang 10132

Jumlah 775723.1.3. Sarana Dan Prasarana Pelayanan Kesehatan

3.1.3.1 Sarana Kesehatan

Page 19: makalah pribadi

Pembangunan kesehatan diarahkan untuk makin meningkatkan

kualitas dan pemerataan jangkauan pelayanan kesehatan. Dalam upaya

mencapai tujuan tersebut penyediaan sarana dan prasarana kesehatan yang

bermutu merupakan hal yang penting.

Wilayah Kerja Puskesmas Andalas sangat luas, oleh karena itu untuk

melayani masyarakat, Puskesmas Andalas memiliki 1 buah Puskesmas

induk, dan 8 buah Puskesmas pembantu dan 3 buah Poskeskel yang tersebar

di wilayah kerja Puskesmas Andalas, yaitu :

1. Puskesmas Pembantu Andalas Barat

2. Puskesmas Pembantu Parak Karakah

3. Puskesmas Pembantu Tarandam

4. Puskesmas Pembantu Ganting Selatan

5. Puskesmas Pembantu Jati Gaung

6. Puskesmas Pembantu Sarang Gagak

7. Puskesmas Pembantu Kubu Dalam

8. Puskesmas Pembantu Kampung Durian

9. Poskeskel Kubu Marapalam

10. Poskeskel Sawahan Timur

11. Poskeskel Kubu Dalam Parak Karakah

Untuk kelancaran tugas pelayanan terhadap masyarakat, Puskesmas

Andalas mempunyai :

1 buah kendaraan roda empat (Puskel)

Page 20: makalah pribadi

5 buah kendaraan roda dua

Sarana kesehatan lain yang ada di wilayah kerja Puskesmas Andalas

yaitu :

Rumah Sakit Pemerintah : 3

Rumah Sakit Swasta : 6

Klinik Swasta : 6

Dokter Praktek Umum : 51 Orang

Dokter Praktek Spesialis : 15 Orang

Bidan Praktek Swasta : 30 Orang

Dukun Terlatih : 2 Orang

Kader aktif : 352 Orang

Pos KB : 12 Pos

Posyandu Balita : 88

Posyandu Lansia : 11

3.1.3.2. Sarana dan Prasarana Umum

Taman Kanak-kanak : 34

SD Negeri : 35

SD Swasta : 14

SMP : 13

SMU/SMK : 16

Perguruan inggi : 8

Page 21: makalah pribadi

Tempat Ibadah : 112

Salon/Pangkas Rambut : 34

Pasar : 2

Tabel 3.2 Distribusi Sarana Pendidikan Berdasarkan Kelurahan

3.1.3.3 Ketenagaan

NO KELURAHAN TK SD/MIN

SMP/ SMA/

PT MTS MA

1 SAWAHAN 3 8 2 4 1

2 JATI BARU 5 6 1 2

3 JATI 2 2 1 2 3

4 SAWAHAN TIMUR 2 4 1 -

5 SIMPANG HARU 2 8 4 5 3

6 KUBU MARAPALAM 3 2 1 - -

7 ANDALAS 6 3 1 2 -

8 PARAK KERAKAH 3 3 1 1 1

9 PARAK GADANG TIMUR 4 7 1 - -

10 GANTING PARAK GADANG 3 6 - - -

11 PUSKESMAS 33 49 13 16 8

Page 22: makalah pribadi

Tabel 3. 3 Distribusi Tenaga kesehatan di Puskesmas Andalas Tahun 2012 :

3.1.4 Pencapaian Indikator PHBS

Page 23: makalah pribadi

Tabel 3.4 Pencapaian Indikator PHBS Berdasarkan Kelurahan

3.1.5 Struktur Organisasi Puskesmas Andalas

Page 24: makalah pribadi

Gambar 1 : Struktur Organisasi Puskesmas Andalas

Page 25: makalah pribadi

3.1.5.1 Uraian Tugas Pokok Dan Fungsi Koordinator P2P (Program Pemberantasan Penyakit) Puskesmas Andalas

1. Mengkoordinir kegiatan pemberantasan penyalit menular dan tidak

menular, yang meliputi kegiatan P2TB, P2 Malaria, P2DBD, P2 Diare,

P2 ISPA, P2 Kusta, P2TM, serta penyakit potensial wabah lainnya.

2. Mengumpulkan data kegiatan pemberantasan penyakit menular dan

tidak menular.

3. Mengkoordinir kegiatan surveilans pemberantasan penyalit dan

mendeteksi adanya KLB (Kejadian Luar Biasa).

4. Mengkoordinir kegiatan PE (Penyelidikan Epidemologi).

5. Melakukan koordinasi dengan petugas PKM dan petugas Lintas

Program yang lain dalam melaksanakan penyuluhan kesehatan,

terutama dalam hal pencegahan dan penanggulangan penyakit menular

dan tidak menular.

6. Mengkoordinir laporan kegiatan pemberantasan penyakit menular dan

tidak menular, laporan adanya KLB (W1), laporan PE dan laporan W2

(Laporan Penyakit Potensial Wabah).

Page 26: makalah pribadi

BAB IVANALISIS PENGELOLAAN PENYAKIT MENULAR DAN TIDAK

MENULAR DALAM PROGRAM PUSKESMAS

4.1 Analisis Pengelolaan Penyakit Menular dalam program Puskesmas Andalas

4.1.1 Kejadian ISPA di Puskesmas Andalas

Jan-uari

Februari

Maret

April Mei Juni Juli Agustus

Sep-tem-ber

Ok-tober

No-vem-ber

De-sem-ber

ISPA

956 861 1115 794 1401 959 977 744 931 643 1111 1089

100

300

500

700

900

1100

1300

1500

956 8611115

794

1401

959 977744

931643

1111 1089

ISPA

ISPA

Grafik 1. Data Penderita ISPA Bulan Januari – Desember 2012 di Puskesmas Andalas

Penyakit ISPA sampai saat ini masih menempati urutan tertinggi dalam 10

penyakit terbanyak. Penanganan kasus ISPA di Puskesmas juga sesuai dengan

protap dan pengobatan yang rasional.

Kegiatan Promotif yang sudah dilakukan:

Penyuluhan didalam gedung mengenai ISPA sebanyak 8 kali serta

penyuluhan diluar gedung sebanyak 5 kali.

Page 27: makalah pribadi

Bekerja sama dengan Klinik Sanitasi yang terdapat di Puskesmas Andalas

untuk melakukan kegiatan survey lingkungan sehat untuk mendeteksi faktor

resiko ISPA.

Kegiatan kuratif yang sudah dilakukan:

Mengobati ISPA sesuai dengan pengobatan yang rasional di balai pengobatan.

4.1.2 Kejadian Demam Berdarah Dengue di Puskesmas Andalas

jan-uari

februari

maret

april mei juni juli agus-tus

sep-tem-ber

ok-tober

no-vem-ber

de-sem-ber

total

2011

3 5 5 3 8 13 9 11 16 13 31 23 140

2012

18 16 13 16 14 20 3 3 8 7 3 5 126

10

30

50

70

90

110

130

150

Axis Title

Grafik 2 : Jumlah Kasus Baru DBD di Puskesmas Andalas berdasarkan bulan

Dari grafik 2 di atas terlihat bahwa terjadi penurunan kasus DBD dari

tahun 2011 sebanyak 140 kasus menjadi 126 kasus pada tahun 2012. Kejadian

DBD tertinggi di tahun 2012 terjadi pada bulan Juni yaitu sebanyak 20 kasus, dan

terendah pada bulan Juli, Agustus dan November yaitu sebanyak 3 kasus.

Page 28: makalah pribadi

Terjadinya penurunan jumlah kasus DBD pada tahun 2012 dibandingkan

tahun 2011, dikarenakan sudah banyaknya kegiatan promotif dan preventif yang

dilakukan oleh Puskesmas Andalas di wilayah kerjanya, yaitu :

Pemeriksaan jentik berkala oleh kader yang dilaksanankan 2 minggu sekali.

Abatisasi, yaitu memberikan bubuk abate kepada masyarakat secara gratis

untuk ditaburkan ke tempat-tempat penampungan air, hal ini dilakukan

bersamaan dengan penyuluhan mengenai DBD kepada masyarakat.

Penyuluhan kepada masyarakat mengenai DBD, pencegahannya,

penularannya, dan pengobatannya, didalam gedung 4 kali, diluar gedung 97

kali.

Fogging Fokus, dilakukan untuk mencegah dan mengantisipasi penyebaran

DBD lebih lanjut pada,fogging dilakukan disekitar rumah penderita dengan

radius 200 meter,tujuannya adalah untuk memutus rantai penularan dan

membunuh nyamuk dewasa yang telah terinfeksi.pada tahun 2012 ini telah

dilaksanakan 7 kali fogging fokus.

Kegiatan kuratif yang sudah dilakukan :

Melakukan rujukan pasien

Page 29: makalah pribadi

sawahan

jati baru

jati sawahan

timur

sim-pang haru

gant-ing prk gdg

an-dalas

kb marapalam

kb dlm prk

karakah

parak gdg

timur

puskes-mas

jum-lah

9 20 12 6 3 8 22 4 26 11 126

10

30

50

70

90

110

130

Axis Title

Grafik 3 : Jumlah Kasus Baru DBD di Puskesmas Andalas berdasarkan kelurahan

Gambar 2 : Peta persebaran kasus DBD di wilayah kerja Puskesmas Andalas

Page 30: makalah pribadi

Dari grafik 2 dan gambar 2 di atas terlihat bahwa kejadian DBD tertinggi

berada di Kelurahan Kubu Dalam Parak Karakah dan terendah di Kelurahan

Simpang Haru.

4.1.3 Kejadian Diare di Puskesmas Andalas

JANUARI

FEBRUARI

MARET

APRIL

MEI JUNI

JULI AGUS-TUS

SEPTEMBER

OKTOBER

NOPEMBER

DE-SE

MBER

PUSKESMA

S

Umur > 1 Thn

2 1 4 1 2 2 2 2 3 1 5 4 29

Umur 1 - 4 Thn

4 4 3 4 9 5 15 3 11 6 6 7 77

Umur <5 Thn

4 21 16 20 14 7 12 6 9 10 18 9 146

Total

10 26 23 25 25 14 29 11 23 17 29 20 252

50150250350450550

2 1 4 1 2 2 2 2 3 1 5 4 29 4 4 3 4 9 5 15 3 11 6 6 777

4 21 16 20 14 7 12 6 9 10 18 9

146

10 26 23 25 25 14 29 11 23 17 29 20

252

TREND KASUS DIARE 2012

Axis Title

Grafik 4 : Angka kejadian diare di Puskesmas Andalas berdasarkan bulan dan usia pada tahun 2012

Page 31: makalah pribadi

Dari grafik 4 diatas dapat dilihat bahwa kejadian diare tertinggi pada

tahun 2012 terdapat pada bulan Juli dan November yaitu sebanyak 29 kasus

dan terendah pada bulan Januari yaitu sebanyak 10 kasus. Dari data diatas

terlihat bahwa penyakit diare tetap muncul dalam setiap bulannya hal ini

disebabkan oleh masih kurangnya perhatian terhadap bahaya penyakit diare,

serta perilaku hidup bersih dan sehat.

Kegiatan promotif yang sudah dilakukan :

Melakukan penyuluhan mengenai diare di dalam gedung sebanyak 4 kali

dan diluar gedung sebanyak 54 kali selama tahun 2012

Kegiatan Kuratif yang sudah dilakukan :

Melakukan pemberian oralit kepada semua penderita diare yang datang ke

Balai Pengobatan.

Page 32: makalah pribadi

jati

jati baru

sawah

an

sawah

an timur

andala

s

kb dlm

parker

kb m

arapala

m

prk gd

g timur

gtg prk

gadan

g

sp haru

luar wila

yah

puskesm

as

40

10 155

73

44

516 14 19 11

252

DISTRIBUSI DIARE BERDASARKAN KELURAHAN TAHUN 2012

Grafik 5 : Angka kejadian diare di Puskesmas Andalas berdasarkan kelurahan tahun 2012

Dari grafik 5 di atas dapat dilihat bahwa kasus diare terbanyak di wilayah

kerja Puskesmas Andalas terjadi pada Kelurahan Andalas yaitu sebanyak 73

kasus dan terendah pada Kelurahan Sawahan Timur dan Kelurahan Marapalam.

Page 33: makalah pribadi

Gambar 3 : Peta persebaran kasus diare di wilayah kerja Puskesmas Andalas

4.1.4 Kejadian TB di Puskesmas Andalas

Tabel 3.4 Jumlah Peneman Kasus Baru TB di Puskesmas Andalas Berdasarkan Triwulan

NO

TRIWULAN TB PARUBTA (+)

TB PARUBTA (+) KAMBUH

TB PARUBTA (- ) /RO ( + )

TB EKSTRAPARU

TBANAK

1 I 12 1 1 3 0

2 II 17 1 0 0 1

3 III 18 2 1 0 3

4 IV 24 1 19 1 7

5 Total 71 5 21 4 11

Page 34: makalah pribadi

Dari tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa jumlah penemuan kasus baru TB

tertinggi di Puskesmas Andalas adalah pada triwulan ke IV.

Kegiatan promotif dan preventif yang sudah dilakukan :

1. Peningkatan pengetahuan dengan melaksanakan penyuluhan kesehatan

dengan tema TBC kepada masyarakat yang dilakukan di dalam gedung

sebanyak 5 kali dan di luar gedung sebanyak 30 kali.

2. Pembagian leaflet berisi informasi tentang TBC

3. Bekerja sama dengan Klinik Sanitasi yang terdapat di Puskesmas Andalas

untuk melakukan kegiatan survey lingkungan sehat untuk mendeteksi faktor

resiko TBC

Kegiatan kuratif yang sudah dilakukan :

1. Pemberian obat anti tuberkulosis di balai pengobatan

4.1.5 Masalah secara umum pengelolaan penyakit menular dalam program puskesmas

Program penanggulangan Penyakit menular yang telah dijalankan di

Puskesmas Andalas sampai saat ini lebih berorientasi pengobatan dan pemulihan

sementara kegiatan pencegahan dan peningkatan masih relatif belum berjalan dengan

baik. Hal ini disebabkan koordinasi dengan lintas sektor yang masih kurang.

Penegasan dan dukungan lintas program masih terasa lemah, juga masih lemahnya

Page 35: makalah pribadi

masalah pendanaan. Hal ini semestinya cepat ditangani mengingat urutan penyakit

terbanyak di Puskesmas Andalas masih diduduki oleh penyakit menular.

Solusi

Masalah yang ditemui pada bidang pencegahan Penyakit dan upaya yang dilakukan

adalah sebagai berikut:

1. Pada wilayah kerja Puskesmas Andalas ditemukan banyak kasus ISPA yang

sering mengalami peningkatan setiap bulannya.cHasil penelitian menunjukkan

bahwa ada 8 faktor kondisi kesehatan lingkungan rumah yang mempunyai

hubungan dengan kejadian ISPA antara lain: jenis dinding, luas antai,Ventilasi,

Pencahayaan siang hari, kamar tidur dengan jendela, kepadatan hunian rumah,

kepadatan hunian kamar, bahan bakar memasak, kelembaban udara dalam

rumah,pengelolaan sampah di rumah tangga. Maka dari itu program kesehatan

lingkungan yang ada di Puskesmas andalas yang diwujudkan dalam klinik sanitasi

yang bertujuan untuk menurunkan/mencegah penyakit yang berbasis lingkungan

seperti ISPA ini, namun program ini di puskesmas andalas belum dapat

dilaksanakan secara efektif karena kurangnya tenaga kesehatan yang ada dan

kurang aktifnya partisipasi dari masyarakat. Oleh karena itu setiap

penanggulangan dan pencegahan setiap penyakit dan kasus kesehatan yang ada di

wilayah kerja puskesmas Andalas tidak dapat ditangani oleh sektor kesehatan

saja melainkan perlu juga dukungan yang komprehensif dari berbagai sektor

baik sektor pemerintahan, swasta, maupun dunia usaha.

Page 36: makalah pribadi

2. Dengan ditemukannya kasus DBD, maka perlu ditingkatkan penyuluhan untuk

pencegahan penyakit DBD, dan pemberantasan sarang nyamuk serta pemeriksaan

jentik berkala. Perlu juga diberikan informasi dalam setiap penyuluhan kepada

masyarakat mengenai fogging fokus, dimana warga masyarakat yaang terkena

DBD dapat meminta puskesmas untuk melakukan fogging dengan membawa surat

keterangan dari rumah sakit.

3. Dari total kasus diare diatas yang ditemukan di wilayah kerja Puskesmas Andalas

kebanyakan diderita oleh anak-anak, untuk itu kedepannya diperlukan pemberian

penyuluhan kepada masyarakat yang ada di wilayah kerja Puskesmas Andalas

terutama kepada para ibu mengenai pencegahan penyakit diare dan pertolongan

pertama pada kasus diare di rumah.

4. Cakupan penemuan penderita TB Paru BTA Positif masih rendah ,cakupan ini

masih dibawah target/sasaran yang diharapkan pada tahun 2012 sebesar 56,7 %.

Hal ini disebabkan oleh karena kurangnya fasilitas yang terdapat di Puskesmas

Andalas untuk pemeriksaan sputum dan kurangnya penjelasan dari petugas

mengenai cara mengeluarkan sputum, sehingga sering spesimen yang di periksa

tidak menunjukan apa-apa, serta kurangnya kerjasama dengan rumah sakit dan

praktek dokter swasta untuk pencatatan dan pelaporan kasus TB . Oleh karena itu,

diperlukan kerjasama dengan rumah sakit dan dokter praktek swasta yang

dilaporkan. Untuk kedepan penjaringan kasus TBC ini lebih ditingkatkan dengan

menjalin kerjasama dengan dokter praktek swasta, juga menambah fasilitas untuk

pemeriksaan sputum, dan penjelasan oleh tenaga kesehatan terkait mengenai cara

Page 37: makalah pribadi

mengeluarkan sputum,sehingga penemuan kasus TBC dengan BTA Positif akan

lebih banyak,yang pada akhirnya dapat ditatalaksana dengan baik.Dari hasil

pemantauan dilapangan, penyakit TBC Paru banyak menyerang masyarakat

dengan keadaan ekonomi menengah kebawah, yang rata-rata memiliki kasus gizi

yang kurang baik, untuk itu dalam rangka membantu meningkatkan status gizi

penderita TBC Paru serta untuk menunjang kesembuhan penderita, perlu adanya

pemberian makanan tambahan disamping memberikan pengobatan dengan OAT

yang dananya sudah diusulkan dari APBD.

4.2 Analisis Pengelolaan Penyakit Tidak Menular Berdasarkan Jenis Penyakit

HIPERTENSIRHEUMATIK

ARTRITIS DMASMA

PJK

4,078

2,771

797 764 499

Page 38: makalah pribadi

Grafik 6 : Jumlah Kasus Penyakit Tidak Menular di Puskesmas Andalas Tahun 2012

Dari grafik 6 di atas dapat dilihat bahwa penyakit tidak menular yang tertinggi di

wilayah kerja Puskesmas Andalas adalah hipertensi sebanyak 4078 kasus.

4.2.1 Kejadian Hipertensi di Puskesmas Andalas

Januari

Febru

ari

Maret

April MeiJuni

Juli

Agustu

s

Septem

ber

Oktober

November

Desember

02468

101214161820

10

7

17

11

19

1112

1615

13

8

13

Hipertensi

Hipertensi

Grafik 7 : Penemuan Kasus Baru Hipertensi di Puskesmas Andalas Berdasarkan Bulan Tahun 2012

Dari grafik 6 di atas dapat dilihat bahwa jumlah penemuan kasus baru hipertensi

tertinggi di Puskesmas Andalas adalah pada bulan Mei.

Kegiatan promotif dan preventif yang sudah dilakukan :

1. Peningkatan pengetahuan dengan melaksanakan penyuluhan kesehatan

dengan tema hipertensi kepada masyarakat

Page 39: makalah pribadi

2. Promosi kesehatan tentang hipertensi dilakukan sebanyak 2 kali selama tahun

2012.

3. Pembagian leaflet berisi informasi tentang hipertensi.

4. Pengukuran tekanan darah dalam program lansia.

5. Konsultasi pojok gizi.

6. Melakukan kegiatan kesehatan olahraga satu kali seminggu berupa senam

diabetes, senam jantung, jalan sehat dan senam aerobic.

KELURAHAN JUMLAH KELOMPOK KESORGA

PARAK GADANG TIMUR 2

JATI 2

KUBU MARAPALAM 2

JATI BARU 2

KB DLM PARAK KERAKAH 2

GANTING PARAK GADANG 5

SAWAHAN 3

SIMPANG HARU 2

ANDALAS 2

SAWAHAN TIMUR 2

TOTAL 24

Page 40: makalah pribadi

Kegiatan kuratif yang sudah dilakukan :

1. Pemberian obat anti hipertensi di balai pengobatan dan di lapangan

4.2.2 Kejadian Arthritis Reumatoid di Puskesmas Andalas

Januari

Febru

ari

Maret

AprilMei

JuniJuli

Agustu

s

Septem

ber

Oktober

November

Desember

0

50

100

150

200

250208

164

200

145

204182

135

10789 89

147 154

Artritis Rheumatoid

Artritis Rheumatoid

Grafik 8 : Penemuan Kasus Baru Artritis Rheumatoid di Puskesmas Andalas Berdasarkan Bulan Tahun 2012

Dari grafik 8 di atas dapat dilihat bahwa jumlah penemuan kasus baru artritis

rheumatoid tertinggi di Puskesmas Andalas adalah pada bulan Januari.

Kegiatan promotif dan preventif yang sudah dilakukan :

Page 41: makalah pribadi

1. Peningkatan pengetahuan dengan melaksanakan penyuluhan kesehatan

dengan tema penyakit rheumatic kepada masyarakat

2. Penyuluhan tentang rheumatic telah dilaksanakan sebanyak 1x selama tahun

2012

Kegiatan kuratif yang sudah dilakukan :

1. Pemberian obat untuk penyakit rheumatic artritis di balai pengobatan dan di

lapangan

4.2.3 Kejadian Diabetes Mellitus di Puskesmas Andalas

JanuariFebruari

MaretAprilMeiJuniJuli

AgustusSeptember

OktoberNovemberDesember

0 1 2 3 4 5 6

12

44

23

53

42

13

Diabetes Melitus

Diabetes Melitus

Grafik 9 : Penemuan Kasus Baru Diabetes Melitis di Puskesmas Andalas Berdasarkan Bulan Tahun 2012

Dari grafik 9 di atas dapat dilihat bahwa jumlah penemuan kasus baru diabetes

melitus tertinggi di Puskesmas Andalas adalah pada bulan Juli

Kegiatan promotif dan preventif yang sudah dilakukan :

Page 42: makalah pribadi

1. Peningkatan pengetahuan dengan melaksanakan penyuluhan kesehatan

dengan tema diabetes mellitus kepada masyarakat

2. Penyuluhan DM sebanyak 7 kali di dalam gedung dan 7 kali di luar gedung

selama tahun 2012.

3. Konsultasi pojok gizi

4. Melakukan kegiatan kesehatan olahraga satu kali seminggu berupa senam

diabetes, senam jantung, jalan sehat dan senam aerobic.

Kegiatan kuratif yang sudah dilakukan :

1. Pemberian obat diabetes di balai pengobatan dan di lapangan

4.2.3 Kejadian Diabetes Mellitus di Puskesmas Andalas

Januari

Febru

ari

Maret

April MeiJuni

Juli

Agustu

s

Septem

ber

Oktober

November

Desember

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

0

2

7

2

4

8

7

0

7

4

5

4

ASMA

ASMA

Grafik 10 : Penemuan Kasus Baru Asma di Puskesmas Andalas berdasarkan Bulan Tahun 2012

Page 43: makalah pribadi

Dari grafik 10 di atas dapat dilihat bahwa jumlah penemuan kasus baru Asma

tertinggi di Puskesmas Andalas adalah pada bulan Juni dan tidak ditemukan kasus

baru pada bulan Januari dan Agustus 2012.

Kegiatan promotif dan preventif yang sudah dilakukan :

1. Peningkatan pengetahuan dengan melaksanakan penyuluhan kesehatan

dengan tema penyakit asma kepada masyarakat

2. Penyuluhan tentang penyakit asma 2 kali selama tahun 2012

Kegiatan kuratif yang sudah dilakukan :

1. Pemberian obat anti asma di balai pengobatan dan di lapangan

4.2.4 Masalah Secara Umum Pengelolaan Penyakit Tidak Menular Dalam Program Puskesmas

a. Posbindu PTM

Program yang digalakkan Puskesmas Andalas dalam Pengelolaan

Penyakit Tidak Menular adalah Program Posbindu PTM. Posbindu PTM

adalah Pos Pembinaan terpadu faktor risiko PTM Utama (Obesitas,

hiperkolesterol, hipertensi, hiperglikemi, diet tidak sehat, kurang aktifitas ,dan

merokok), berupa bentuk peran serta kelompok masyarakat yang aktif dalam

upaya promotif-preventif untuk mendeteksi secara dini keberadaan faktor

risiko PTM utama sekaligus peningkatan pengetahuan untuk pencegahan dan

pengendalian PTM yang di mulai sejak usia 18 tahun sampai usia lanjut.

Kegiatan Posbindu :

1. Monitoring faktor risiko secara terintegrasi, rutin dan periodik

* Mencakup masalah konsumsi sayur, buah dan lemak, aktifitas fisik

* Pengukuran IMT, tekanan darah

Page 44: makalah pribadi

* Memantau kadar gula darah dan kolesterol darah

2. Tindak lanjut dini

Peningkatan pengetahuan masyarakat tentang tata cara mencegah dan

mengendalikan faktor risiko PTM dilakukan melalui penyuluhan dialog

interaktif secara masal/konseling sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Tujuan Utama dan Manfaat Posbindu :

1. Membudayakan gaya hidup sehat dalam lingkungan yang kondusif

Mengontrol kondisi kesehatan meskipun tidak sedang sakit, tapi untuk tukar

pengalaman dan informasi masalah kesehatan.

2. Mawas diri

Masyarakat dapat selalu waspada dan siaga untuk mencegah dan

mengendalikan faktor risilko PTM.

3. Menetapkan metode metode yang bermakna secara klinis

Monitoring faktor risiko PTM dilakukan dengan menerapkan metode

pemeriksaan,kriteria faktor risiko, kriteria diagnosis sesuai dengan standar

profesi medis.

4. Mudah dijangkau

Kegiatan Posbindu PTM di lakukan dengan cara terpadu dan praktis dan

dilakukan dengan jadwal yang sudah ditetapkan sendiri oleh masyarakat

5. Murah terlaksana

Monitoring dan tindak lanjut PTM dilakukan secara terintegrasi pada satu

kesempatan dengan biaya pemeriksaan yang ditanggung secara kolektif,

Page 45: makalah pribadi

dengan biaya yang sudah disepakati bersama berdasarkan azas gotong royong

dan kekeluargaan serta sesuai dengan batas kemampuan masyarakat.

Sasaran Posbindu :

1. Sasaran Utama

Individu yang perlu dicegah dan dikendalikan paktor risikonya seperti penyakit

kardiovaskuler, stroke, diabetes melitus, kanker, dan penyakit paru kronik.

2. Sasaran Antara

Petugas kesehatan, tenaga paramedis di masyarakat, ketua perkumpulan,

organisasi masyarakat, tokoh panutan masyarakat, anggota perkumpulan yang

aktif, komunikatif, cerdas, dan berperilaku hidup sehat.

3. Sasaran Penunjang

Individu, kelompok/organisasi lembaga masyarakat, dan profesi, lembaga

pendidikan,dan lembaga pemerintah yang diharapkan dapat memberikan

dukungan kebijakan, tekhnologi dan ilmu pengetahuan, material maupun dana

untuk terwujudnya posbindu PTM dan keberlangsungan aktivitasnya.

Jenis Kegiatan yang Dilakukan di Posbindu :

1. Pengukuran IMT dan tekanan darah sebaiknya dilakukan 1 bulan sekali

2. Pemeriksaan glukosa darah dan kolesterol darah bagi individu sehat minimal

enam bulan sekali. Bagi yang sudah mempunyai faktor risiko PTM /penderita

minimal 3 bulan sekali.

3. Kegiatan konseling dan penyuluhan harus dilakukan setiap posbindu di

selenggarakan guna untuk monitoring faktor risiko kurang bermanfaat bila

masyarakat tidak tahu cara pengendaliannya.

Page 46: makalah pribadi

4. Kegiatan fisik olah raga bersama perlu dilakukan setiap minggu.

Peralatan dan Sarana yang Dibutuhkan :

1.Tempat berkumpul

2. Lima set meja kursi

3. Pengukuran tinggi badan

4. Timbangan berat badan

5. Pita pengukur badan

6. Tensi meter digital

8.buku identitas peserta

9. Kartu monitoring faktor risiko PTM

10. Buku monitoring faktor risiko PTM

11. Formulir pencatatan pelaporan kepuskesmas.

Penyelenggaraan :

1. Diselenggarakan oleh masyarakat

2. Dilegitimasi kelurahan setempat

3. Integrasi dengan desa/kelurahan sehat

4. Bermitra dengan LPM, PKK, Koperasi, Klinik swasta, dewan mesjid dan lain-

lain.

5. Difasilitasi oleh puskesmas dan dinas kesehatan, sektor dan unsur terkait

6. Manajemen dan pembiayaan berdasarkan kesepakatan ”Rembug Warga”.

Page 47: makalah pribadi

7. Jadwal diatur berdasarkan kesepakatan dengan memperhatikan anjuran jangka

waktu monitoring yang bermamfaat secara klinis

Masalah yang ditemukan :

Walaupun bangunan untuk posbindu sudah ada dan tenaga kesehatan yang diperlukan

sudah ada, kegiatan posbindu tidak berjalan sesuai yang diharapkan karena kurangnya

koordinasi dengan pemerintah kecamatan / kelurahan mengenai pendanaan. Untuk

kegiatan posbindu dibutuhkan dana yang cukup besar untuk pemeriksaan

laboratorium yang dibutuhkan pasien PTM, tetapi tidak ada dana yang diberikan

pemerintah, pemerintah hanya memberikan 10 sampel untuk setiap pemeriksaan labor

di posbindu.

Solusi :

1. Melakukan advokasi mengenai pendanaan posbindu kepada pemerintah,ataupun

swasta.

2. Bekerja sama dengan tokoh masyarakat setempat.

b. Pengobatan Khusus Lansia

Program pengobatan khusus lansia sudah dilaksanakan oleh Puskesmas

Andalas yang juga bertujuan untuk pengelolaan penyakit tidak menular. Kegiatan

ini dilakukan rutin setiap bulan pada setiap kelurahan di wilayah kerja Puskesmas

Andalas. Sasaran untuk program pengobatan khusus lansia ini adalah seluruh

lansia di wilayah kerja Puskesmas Andalas yang berusia lebih dari 65 tahun.

Kegiatan yang dilakukan pada program ini meliputi pemeriksaan fisik dan

pengobatan gratis dilaksanakan oleh tenaga kesehatan dari Puskesmas Andalas.

Masalah yang terjadi :

Page 48: makalah pribadi

1. Ketidaktahuan masyarakat akan adanya kegiatan ini.

Solusi:

1. Lebih aktif melakukan sosialisasi terutama dengan tokoh-tokoh masyarakat

setempat

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pengelolaan penyakit menular dalam program puskesmas Andalas

Pengelolaan penyakit menular secara promotif di Puskesmas Andalas dilakukan

dengan meningkatkan pengetahuan masyarakat melalui penyuluhan.

Pengelolaan penyakit menular secara preventif di Puskesmas Andalas

dilakukan dengan melakukan pemantauan berkala terhadap hal-hal yang

memicu terjadinya penularan penyakit seperti misalnya pemantauan jentik

berkala.

Pengelolaan penyakit menular secara kuratif di Puskesmas Andalas

dilakukan dengan melakukan pengobatan yang rasional terhadap penyakit

menular tersebut.

Page 49: makalah pribadi

Secara umum, progam pengelolaan penyakit menular ini masih

menghadapi berbagai masalah.

Masalah yang dihadapi pada program penanggulangan penyakit menular

ini mencakup masalah sarana prasarana, pendanaan, dan kurangnya kerja

sama lintas sektoral.

Solusi dari masalah program penanggulangan penyakit menular adalah

puskesmas lebih meningkatkan kerjasama dengan pihak-pihak tokoh

masyarakat agar masyarakat lebih aktif dalam pencegahan penyakit

menular dengan aktif melakukan sosialisi kegiatan kepada tokoh-tokoh

masyarakat.

Pengelolaan penyakit tidak menular dalam program puskesmas

Pengelolaan PTM secara promotif di Puskesmas Andalas dilakukan dengan

meningkatkan pengetahuan masyarakat melalui penyuluhan dan penyebaran

leaflet tentang PTM.

Pengelolaan PTM secara preventif yang telah dilakukan di Puskesmas

Andalas adalah pengukuran tekanan darah untuk pasien lansia dan usia muda.

Pengelolaan PTM secara kuratif di Puskesmas Andalas adalah dengan

pemberian obat yang sesuai dengan penyakit dan tersedia di apotik

puskesmas. Apabila pasien membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut, maka

pasien akan dirujuk ke RSUD dr. Rasidin / RSUP M.Djamil Padang.

Puskesmas Andalas telah menggalakkan program posbindu PTM, tetapi

program tidak berjalan karena masalah dana.

Puskesmas Andalas telah melaksanakan program pengobatan khusus lansia

yang rutin diadakan setiap bulan disetiap kelurahan di wilayah kerja

Puskesmas Andalas.

Masalah yang terjadi dalam pengelolaan program penyakit tidak menular ini

adalah masalah pendanaan dan kurangnya kerjasama lintas sektoral.

Page 50: makalah pribadi

Solusi dari masalah yang terjadi ini adalah dengan melakukan advokasi

kepada pemerintah oleh pihak puskesmas mengenai masalah pendanaan.

5.2 Saran

Dilakukan advokasi mengenai pendanaan posbindu dan pendanaan yang

terkait dengan pengelolaan penaykit menular dan tidak menular kepada

pemerintah oleh pihak puskesmas.

Dilakukan pendekatan kepada tokoh-tokoh masyarakat setempat oleh para pemegang program di puskesmas agar masyarakat lebih berpartisipasi dalam setiap program yang dilakukan puskesmas

Page 51: makalah pribadi

Daftar Pustaka

(Gondodiputro, S. Perencanaan promosi kesehatan pencegahan penyakit tidak

menular di puskesmas. Bandung : FK Unpad. 2007).

Page 52: makalah pribadi