Makalah PLH

21
1 BAB 1 Pendahuluan Bencana sering diidentikan dengan sesuatu yang buruk. Paralel dengan istilah disaster dalam bahasa Inggris. Secara etimologis berasal dari kata DIS yang berarti sesuatu yang tidak enak (unfavorable) dan ASTRO yang berarti bintang (star). Dis-astro berarti an event precipitated by stars (peristiwa jatuhnya bintang- bintang ke bumi). Bencana adalah sesuatu yang tak terpisahkan dalam sejarah manusia. Manusia bergumul dan terus bergumul agar bebas dari bencana (free from disaster). Dalam pergumulan itu, lahirlah praktik mitigasi, seperti mitigasi banjir, mitigasi kekeringan (drought mitigation), dan lain-lain. Di Mesir, praktik mitigasi kekeringan sudah berusia lebih dari 4000 tahun. Konsep tentang sistem peringatan dini untuk kelaparan (famine) dan kesiap-siagaan (preparedness) dengan lumbung raksasa yang disiapkan selama tujuh tahun pertama kelimpahan dan digunakan selama tujuh tahun kekeringan sudah lahir pada tahun 2000 BC, sesuai keterangan QS Yusuf, kitab Kejadian, dan tulisan-tulisan Yahudi Kuno.

Transcript of Makalah PLH

Page 1: Makalah PLH

1

BAB 1 Pendahuluan

Bencana sering diidentikan dengan sesuatu yang buruk. Paralel dengan istilah disaster dalam bahasa Inggris. Secara etimologis berasal dari kata DIS yang berarti sesuatu yang tidak enak (unfavorable) dan ASTRO yang berarti bintang (star). Dis-astro berarti an event precipitated by stars (peristiwa jatuhnya bintang-bintang ke bumi).

Bencana adalah sesuatu yang tak terpisahkan dalam sejarah manusia. Manusia bergumul dan terus bergumul agar bebas dari bencana (free from disaster). Dalam pergumulan itu, lahirlah praktik mitigasi, seperti mitigasi banjir, mitigasi kekeringan (drought mitigation), dan lain-lain. Di Mesir, praktik mitigasi kekeringan sudah berusia lebih dari 4000 tahun. Konsep tentang sistem peringatan dini untuk kelaparan (famine) dan kesiap-siagaan (preparedness) dengan lumbung raksasa yang disiapkan selama tujuh tahun pertama kelimpahan dan digunakan selama tujuh tahun kekeringan sudah lahir pada tahun 2000 BC, sesuai keterangan QS Yusuf, kitab Kejadian, dan tulisan-tulisan Yahudi Kuno.

Page 2: Makalah PLH

2

BAB 2 Pembahasan Masalah

A. TsunamiKata tsunami berasal dari

bahasa jepang, tsu berarti pelabuhan, dan nami berarti gelombang. Tsunami sering terjadi Jepang. Sejarah Jepang mencatat setidaknya 196 tsunami telah terjadi.

Pada beberapa kesempatan, tsunami disamakan dengan gelombang pasang. Dalam tahun-tahun terakhir, persepsi ini telah dinyatakan tidak sesuai lagi, terutama dalam komunitas peneliti, karena gelombang pasang tidak ada hubungannya

dengan tsunami. Persepsi ini dahulu populer karena penampakan tsunami yang menyerupai gelombang pasang yang tinggi.

Tsunami dan gelombang pasang sama-sama menghasilkan gelombang air yang bergerak ke daratan, namun dalam kejadian tsunami, gerakan gelombang jauh lebih besar dan lebih lama, sehingga memberika kesan seperti gelombang pasang yang sangat tinggi. Meskipun pengartian yang menyamakan dengan "pasang-surut" meliputi "kemiripan" atau "memiliki kesamaan karakter" dengan gelombang pasang, pengertian ini tidak lagi tepat. Tsunami tidak hanya terbatas pada pelabuhan. Karenanya para geologis dan oseanografis sangat tidak merekomendasikan untuk menggunakan istilah ini.

Hanya ada beberapa bahasa lokal yang memiliki arti yang sama dengan gelombang merusak ini. Aazhi Peralai dalam Bahasa Tamil, ië beuna atau alôn buluëk (menurut dialek) dalam Bahasa Aceh adalah contohnya. Sebagai catatan, dalam bahasa Tagalog versi Austronesia, bahasa utama di Filipina, alon berarti "gelombang". Di Pulau Simeulue, daerah pesisir barat Sumatra, Indonesia, dalam Bahasa Defayan, smong berarti tsunami. Sementara dalam Bahasa Sigulai, emong berarti tsunami.

Selain tsunami, adapula yang disebut megatsunami, yaitu tsunami yang mencapai ketinggian 100 m. Penyebab Megatsunami antara lain longsor yang sangat besar sepeti runtuhnya sebuah pulau ke lautan, dan letusan gunung berapi seperti letusan Gunung Krakatau

Megatsunami dapat naik hingga rausan meter dengan kecepatan 890 km/jam dan jarak tempuh < 20 km.

1. PENYEBAB TERJADINYA TSUNAMI o Gempa bawah laut

Gerakan vertikal pada kerak bumi, dapat mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara tiba-tiba, yang mengakibatkan gangguan keseimbangan air yang berada di atasnya. Hal ini mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai menjadi gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami.

Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut di mana gelombang terjadi, dimana kecepatannya bisa mencapai ratusan kilometer per jam. Bila tsunami mencapai pantai, kecepatannya akan menjadi kurang lebih 50 km/jam dan energinya sangat merusak daerah pantai yang dilaluinya. Di tengah laut tinggi gelombang tsunami hanya

Page 3: Makalah PLH

3

beberapa cm hingga beberapa meter, namun saat mencapai pantai tinggi gelombangnya bisa mencapai puluhan meter karena terjadi penumpukan masa air. Saat mencapai pantai tsunami akan merayap masuk daratan jauh dari garis pantai dengan jangkauan mencapai beberapa ratus meter bahkan bisa beberapa kilometer.

Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada patahan bumi atau sesar. Gempa bumi juga banyak terjadi di daerah subduksi, dimana lempeng samudera menelusup ke bawah lempeng benua.

Gempa bumi yang berpusat di bawah laut, meskipun demikian, tidak semua gem-pa bumi dibawah laut berpotensi menimbulkan tsunami. Gempa bumi dasar laut dapat menjadi pernyebab terjadinya tsunami adalah gempa bumi dengan kriteria sebagai berikut: •Gempa bumi yang terjadi di dasar laut. •Pusat gempa kurang dari 30km dari permukaan laut. •Magnitudo gempa lebih besar dari 6,0 SR •Jenis pensesaran gempa tergolong sesar

vertikal (sesar naik atau turun)

o Letusan Gunung ApiLetusan gunung berapi dapat menyebabkan terjadinya gempa

vulkanik (gempa akibat letusan gunung berapi). Tsunami besar yang terjadi padatahun 1883 adalah akibat meletusnya Gunung Krakatau yang berada diSelat Sunda. Meletusnya Gunung Tambora di Nusa Tenggara Barat padatanggal 10-11 April 1815 juga memicu terjadinya tsunami yang melandaJawa Timur dan Maluku. Indonesia sebagai negara kepulauan yang beradadi wilayah ring of fire (sabuk berapi) dunia tentu harus mewaspadai ancaman ini.o Longsor Bawah Laut

Longsor bawah laut ini terjadi akibat adanya tabrakan antara lempengsamuderadan lempeng benua. Proses ini mengakibatkan terjadinya palunglaut dan pegunungan. Tsunami ka-rena longsoran bawah laut ini dikenaldengan nama tsunamic submarine landslideo Hantaman Meteor

Jika meteor yang jatuh ke lautan cukup besar, dapat mengakibatkan tsunami, bahkan mengakibatkan megatsunami.

2. TANDA-TANDA DATANGNYA TSUNAMITanda-tanda akan datangnya tsunami di daerah pinggir pantai adalah :

o Air laut yang surut secara tiba-tiba. o Bau asin yang sangat menyengat. o Dari kejauhan tampak gelombang putih dan suara gemuruh yang

sangatkeras

Skema Terjadinya Tsunami

Page 4: Makalah PLH

4

3. KERUSAKAN YANG DIAKIBATKAN TSUNAMIDampak

negatif yang diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja yang dilaluinya. Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa manusia serta menyebabkan genangan, pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan air bersih.

4. SISTEM PERINGATAN DINI TSUNAMIPemerintah Indonesia, dengan bantuan negara-negara donor, telah

mengembangkan Sistem Peringatan Dini Tsunami Indonesia (Indonesian Tsunami Early Warning System - InaTEWS). Sistem ini berpusat pada Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) di Jakarta. Sistem ini memungkinkan BMKG mengirimkan peringatan tsunami jika terjadi gempa yang berpotensi mengakibatkan tsunami. Sistem yang ada sekarang ini sedang disempurnakan. Kedepannya, sistem ini akan dapat mengeluarkan 3 tingkat peringatan, sesuai dengan hasil perhitungan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan (Decision Support System - DSS).

Pengembangan Sistem Peringatan Dini Tsunami ini melibatkan banyak pihak, baik instansi pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga internasional, lembaga non-pemerintah. Koordinator dari pihak Indonesia adalah Kementrian Negara Riset dan Teknologi (RISTEK). Sedangkan instansi yang ditunjuk dan bertanggung jawab untuk mengeluarkan info gempa dan peringatan tsunami adalah BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika). Sistem ini di design untuk dapat mengeluarkan peringatan tsunami paling lama 5 menit setelah terjadi gempa.

Sistem Peringatan Dini memiliki 4 komponen : Pengetahuan mengenai Bahaya dan Resiko, Peramalan, Peringatan, dan Reaksi.Observasi (Monitoring gempa dan permukaan laut), Integrasi dan Diseminasi Informasi, Kesiapsiagaan.

5. TSUNAMI DALAM SEJARAHo 1 November 1755 - Tsunami menghancurkan Lisboa, ibu kota

Portugal, dan menelan 60.000 korban jiwa. o 26 Agustus 1883 - Letusan gunung Krakatau dan tsunami

menewaskan lebih dari 36.000 jiwa. o 26 Desember 2004 - gempa besar yang menimbulkan tsunami

mene-lan korban jiwa lebih dari 250.000 di Aceh

Page 5: Makalah PLH

5

o 17 Juli 2006 - Gempa yang menyebabkan tsunami terjadi di selatan pulau Jawa, Indone-sia, dan setinggi maksimum ditemukan 21 meter di Pulau Nusakambangan. Memakan korban jiwa lebih dari 500 orang. Dan berasal dari selatan kota Ciamis

o 12 September 2007 - Bengkulu, Memakan korban jiwa 3 orang. Ketinggian tsunami 3-4 m.

o 27 Februari 2010 - Santiago, Chili o 26 Oktober 2010 - Kepulauan Mentawai, Indonesia o 11 Maret 2011 - Sendai, Jepang

B. Kebakaran Hutan1.Kebakaran Hutan di Indonesia

Sejak kebakaran hutan yang cukup besar tahun 1982/83 di Kalimantan Timur, intensitas kebakaran hutan makin sering terjadi dan sebarannya makin meluas.

Tercatat beberapa kebakaran cukup besar berikutnya yaitu tahun 1987, 1991, 1994 dan 1997 hingga 2003

Kebakaran yang cukup besar terjadi di Kalimantan Timur yaitu pada tahun 1982/83 dan tahun 1997/98. Pada tahun 1982/83 kebakaran telah menghanguskan hutan sekitar 3,5 juta hektar di Kalimantan Timur dan ini merupakan rekor terbesar kebakaran hutan dunia setelah kebakaran hutan di Brazil yang mencapai 2 juta hektar pada tahun 1963 (Soeriaatmadja, 1997).

Kemudian rekor tersebut dipecahkan lagi oleh kebakaran hutan Indonesia pada tahun 1997/98 yang telah menghanguskan seluas 11,7 juta hektar. Kebakaran terluas terjadi di Kalimantan dengan total lahan terbakar 8,13 juta hektar, disusul Sumatera, Papua Barat, Sulawesi dan Jawa masing-masing 2,07 juta hektar, 1 juta hektar, 400 ribu hektar dan 100 ribu hektar (Tacconi, 2003).

Selanjutnya kebakaran hutan Indonesia terus berlangsung setiap tahun meskipun luas areal yang terbakar dan kerugian yang ditimbulkannya relatif kecil dan umumnya tidak terdokumentasi dengan baik.

Data jumlah luas hutan yg terbakar di Indonesia pada tahun 1982-2005, data berasal dari Departemen Kehutanan Indonesia :

Page 6: Makalah PLH

6

o 1982 dan 1983: 3,6 juta hektare ( 36.000 km², 8,9 juta acres, 13.900 mile²). o 1987: 49.323 hektare ( 492 km², 121.880 acres, 190 mile²). o 1991: 118.881 hektare (1.189 km², 293.761 acres, 459 mile²). o 1994: 161.798 hektare (1.618 km², 399.812 acres, 625 mile²). o 1997 dan 1998: 9,8 juta hektare ( 97.550 km², 24,1 juta acres, 37.664 mile²).o 1999: 44.090 hektare (441 km², 108.989 acres, 170 mile² ). o 2000: 8.255 hektare ( 83 km², 20.399 acres, 32 mile²). o 2001: 14.351 hektare (144 km², 35.462 acres, 55 mile²). o 2002: 36.691 hektare (367 km², 90.665 acres, 142 mile²). o 2003: 3.745 hektare ( 37 km², 9.254 acres, 14 mile²). o 2004: 13.991 hektare (140 km², 34.573 acres, 54 mile²). o 2005: 13.328 hektare (133 km², 32.934 acres, 51 mile²).

2. Kebakaran Hutan di Indonesia dan Upaya Penanggulangannya

Kebakaran hutan merupakan salah satu bentuk gangguan yang makin sering terjadi yg disebabkan oleh hal berikut, antara lain :

o Sambaran petir pada hutan yang kering karena musim kemarau yang panjang.

o Kecerobohan manusia antara lain membuang puntung rokok sembarangan dan lupa mematikan api di perkemahan.

o Aktivitas vulkanis seperti terkena aliran lahar atau awan panas dari letusan gunung berapi.

o Tindakan yang disengaja seperti untuk membersihkan lahan pertanian atau membuka lahan pertanian baru

o Kebakaran di bawah tanah atau pada daerah tanah gambut yang dapat menyulut keba-karan di atas tanah pada saat musim kemarau.

3. Dampak Kebakaran HutanDampak negatif yang ditimbulkan oleh kebakaran hutan

cukup besar mencakup : o kerusakan ekologis o menurunnya keanekaragaman hayati o merosotnya nilai ekonomi hutan dan produktivitas tanah o perubahan iklim mikro maupun global o asapnya mengganggu kesehatan masyarakat o mengganggu kelancaran transportasi baik darat, sungai,

danau, laut dan udara o serta gangguan asap karena kebakaran hutan Indonesia

akhir-akhir ini telah melintasi batas negara

Dampak negatif yang sampai menjadi isu global adalah asap dari hasil pembakaran yang telah melintasi batas negara. Sisa pembakaran selain menimbulkan kabut juga mencemari udara dan meningkatkan gas rumah kaca.

Asap tebal dari kebakaran hutan berdampak negatif karena dapat mengganggu kesehatan masyarakat terutama gangguan saluran pernapasan. Selain itu asap tebal juga mengganggu transportasi khususnya tranportasi udara disamping transportasi darat, sungai, danau, dan laut. Pada saat kebakaran hutan yang cukup besar banyak kasus penerbangan terpaksa ditunda atau dibatalkan. Sementara pada transportasi darat, sungai, danau dan

Page 7: Makalah PLH

7

laut terjadi beberapa kasus tabrakan atau kecelakaan yang menyebabkan hilangnya nyawa dan harta benda.

Kerugian karena terganggunya kesehatan masyarakat, penundaan atau pembatalan penerbangan, dan kecelakaan transportasi di darat, dan di air memang tidak bisa diperhitungkan secara tepat, tetapi dapat dipastikan cukup besar membebani masyarakat dan pelaku bisnis. Dampak kebakaran hutan Indonesia berupa asap tersebut telah melintasi batas negara terutama sampai ke Singapura, Brunai Darussalam, Malaysia dan Thailand.

Dampak lainnya adalah kerusakan hutan setelah terjadi kebakaran dan hilangnya margasatwa. Hutan yang terbakar berat akan sulit dipulihkan, karena struktur tanahnya mengalami kerusakan. Hilangnya tumbuh-tumbuhan menyebabkan lahan terbuka, sehingga mudah tererosi, dan tidak dapat lagi menahan banjir. Karena itu setelah hutan terbakar, sering muncul bencana banjir pada musim hujan di berbagai daerah yang hutannya terbakar. Kerugian akibat banjir tersebut juga sulit diperhitungkan.

Analisis dampak kebakaran hutan masih dalam tahap pengembangan awal, pengetahuan tentang ekosistem yang rumit belum berkembang dengan baik dan informasi berupa ambang kritis perubahan ekologis berkaitan dengan kebakaran sangat terbatas, sehingga dampak kebakaran hutan sulit diperhitungkan secara tepat. Meskipun demikian, berdasarkan perhitungan kasar yang telah diuraikan diatas dapat disimpulkan bahwa kebakaran hutan menimbulkan dampak yang cukup besar bagi masyarakat sekitarnya, bahkan dampak tersebut sampai ke negara tetangga.

4. Upaya PencegahanUpaya yang telah dilakukan untuk mencegah kebakaran hutan dilakukan antara lain :

o Memantapkan kelembagaan dengan membentuk dengan membentuk Sub Direktorat Kebakaran Hutan dan Lembaga non struktural berupa Pusdalkarhutnas, Pusdalkarhutda dan Satlak serta tim pasukan pemadam kebakaran hutan

o Melengkapi petunjuk teknis pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan

o Melakukan pelatihan pengendalian kebakaran hutan bagi aparat pemerintah, tenaga BUMN dan perusahaan kehutanan serta masyarakat sekitar hutan

o Pemberian pembekalan kepada pengusaha Kanwil Departemen kehutanan, dan jajaran Pemda oleh Menteri Kehutanan dan Menteri Negara Lingkungan Hidup

Page 8: Makalah PLH

8

o Dalam setiap persetujuan pelepasan kawasan hutan bagi pembangunan non kehutanan, selalu disyaratkan pembukaan hutan tanpa bakar.

5. Upaya PenanggulanganDisamping melakukan pencegahan, pemerintah juga nelakukan penanggulangan melalui berbagai kegiatan antara lain :

o Memberdayakan posko-posko kebakaran hutan di semua tingkat, serta melakukan pembinaan mengenai hal-hal yang harus dilakukan selama siaga I dan II.

o Mobilitas semua sumberdaya (manusia, peralatan & dana) di semua tingkatan, baik di jajaran Departemen Kehutanan maupun instansi lainnya, maupun perusahaan-perusahaan.

o Meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait di tingkat pusat tentang kebakaran hutan dan lahan.

o Meminta bantuan luar negeri untuk memadamkan kebakaran antara lain: pasukan BOMBA dari Malaysia untuk kebakaran di Riau, Jambi, Sumsel dan Kalbar; Bantuan pesawat AT 130 dari Australia dan Herkulis dari USA untuk kebakaran di Lampung; Bantuan masker, obat-obatan dan sebagainya dari negara-negara Asean, Korea Selatan, Cina dan lain-lain.

C. Amblesan1. Amblesan Tanah (Subsidence)

Amblesan tanah: merupakan proses penurunan muka tanah yg terjadi secara alamiah karena konsolidasi pada lapisan tanah dangkal dan lapisan tanah lunak maupun karena penurunan tekanan air tanah pada sistem aquifer di bawahnya akibat pengaruh kegiatan manu-sia di atas permukaan tanah dan pengambilan air tanah. Penyebab: tanah sediment muda, pengambilan air tanah yg berlebihan, pembebanan, pembangunan yg berlebihan, dll.

2. Konsolidasi dan Penurunan TanahMenurut Das (1998) Konsolidasi adalah suatu proses pengecilan isi

tanah jenuh secara perlahan-lahan dengan permeabilitas rendah akibat

Page 9: Makalah PLH

9

keluarnya air pori. Proses tersebut berlang-sung terus sampai kelebihan tekanan air pori yang disebabkan oleh kenaikan tegangan total te-lah benar-benar hilang. Pada umumnya konsolidasi ini akan berlangsung dalam satu jurusan saja, yaitu jurusan vertikal karena lapisan yang terkena tambahan beban itu tidak dapat berge-rak dalam jurusan mendatar (ditahan oleh tanah sekelilingnya).

Keadaan-keadaan demikian dapat dilihat pada gambar berikut:Dalam keadaan seperti

ini pengaliran juga akan berjalan, terutama dalam arah vertikal saja. Hal yang demikian ini disebut konsolidasi satu matra (one dimensional consolidation) dan perhi-tungan konsolidasi hampir selalu berdasarkan teori konsolidasi satu matra. Pada waktu konsoli-dasi berlangsung. maka

konstruksi di atas lapisan tanah tersebut akan menurun (settle).

3. Penyebab Terjadinya Amblesan TanahAmblesan dapat terjadi di berbagai tempat dan disebabkan oleh banyak faktor, misalnya :

o Tambang batubara, terutama metoda penggalian keseluruhan (total extraction) con-tohnya metoda longwall atau block caving. Tetapi kadang-kadang pada sistem room and pillar pada kedalaman yang dangkal memungkinkan terjadinya amblesan dan geometri dari amblesan mencerminkan pola pola support yang ada. Adanya spontaneous com-bustion pada lapisan batubara juga bisa menyebabkan timbulnya amblesan. Amblesan sebagai akibat penambangan biasanya hanya terjadi pada skala kecil (lokal) yaitu di dae-rah bekas tambang yang bersangkutan saja. Meskipun demikian faktor geologi tetap mempunyai peranan yang penting.

o Penambangan untuk endapan berlapis (stratiform), contohnya garam, bijih besi, gipsum dll.

o Pemompaan air tanah, uap geothermal dan minyak bumi yang berlebihan, akan menaikkan efektifitas tekanan dan mengakibatkan kompaksi dan amblesan tanah.

o Penambangan pada badan bijih yang mempunyai kemiringan yang sangat tajam dan berbentuk pipa.

o Pengeringan pada endapan gambut atau lignite. o Akibat tektonik, biasanya peristiwa ini terjadi akibat turunnya

bagian bawah dari pata-han atau sinklin. Umumnya terjadi sangat lambat walaupun pernah terjadi amblesan sedalam 2 m dalam waktu yang singkat.

o Beban dari luar. o Pelarutan batuan di bawah tanah. Amblesan ini umumnya terjadi

akibat proses pelapukan kimia pada batu gamping, dolomite dan gipsum. Pelarutan ini merupakan proses alamiah, tetapi akibat perubahan hidrologi kemungkinan proses pelarutan akan dipercepat sehingga menyebabkan amblesan.

4. Pengenalan Amblesan Tanaho Pertama ini terjadi pada daerah yang batuan dasarnya (bedrock-

nya” adalah batugamping.

Page 10: Makalah PLH

10

o Gejala-gejala sebelum terjadinya amblesan ini sering didahului oleh gejala-gejala peru-bahan sitem hydrologi. Adanya danau baru segera setelah hujan (air limpasan) terutama pada daerah cekungan.

o Dijumpai retakan-retakan tanah. Misalnya pohon-pohon yang miring menuju kearah titik yang sama (pusat amblesan)

Page 11: Makalah PLH

11

Keterangan Gambar :1. Pada awalnya ada sebuah retakan yang membentuk lubang akibat

masuknya air. Daerah ini biasanya terjadi pada daerah yg tersusun oleh batu gampingKarena adanya aliran bawah tanah, maka akan muncul rongga karena bagian bawah

2. terjadi erosi oleh aliran sungai bawah tanah. 3-4-5-6. Proses ini berlangsung terus menerus dengan kikisan serta jatuhan dari batuan diat-asnya. Hingga akhirnya bolongan ini membentuk ruang cukup lebar dan “jembatan” dibagian atas tidak kuat menahan dan7. Lubang ini tidak seluruhnya memenuhi hingga dasar terbawah,

karena volume yang mengisi batuan atas tidak seluruhnya hilang

3. Masalah-Masalah yang Diakibatkan oleh Amblesano Retakan pada dinding batu

yang disebabkan oleh tekanan dan tarikan.

o Mengubah bentuk bingkai pintu dan jendela, dan badan jalan.

o Bangunan-bangunan tinggi menjadi tidak seimbang atau miring, misalnya chimney, tower transmisi.

o Masuknya air ke area penambangan.

o Banjir pada daerah rendah atau menjadi rawa.

o Kerusakan pada jaringan pipa atau terjadinya aliran balik di dalam pipa.

o Retakan terbuka sampai ke permukaan tanah akan mengakibatkan rusaknya konstruksi di atasnya.

o Perubahan pola aliran permukaan dan air tanah.

4. Pengaruh Geologi pada Terjadinya Amblesana. Bagaimana

Litologi mempengaruhi kuat tarik, regangan hancur, kekakuan dan bulking factor dari per-lapisan atap (roof strata). Karakteristik joint, terutama spasi dan vertical persistence sangat mempengaruhi ukuran blok, kecepatan amblesan dan regangan permukaan. Individual joint sangat mungkin akan terbuka menjadi rekahan permukaan. Struktur planar (patahan, dyke) mengakibatkan pergerakan permukaan sepanjang pada jejak permukaannya.

Kedalaman pelapukan (dan material tanahnya) mempengaruhi besarnya rekahan permukaan, sudut limit dan regangan maksimum. Topografi permukaan dan kemiringan perlapisan subsurface mempengaruhi simetri dari profil amblesan dan distribusi regangan tarik dan tekan. Sebaliknya, amblesan mempengaruhi massa aliran hidrologi yaitu dengan terjadinya rekahan massa batuan pada saat terjadi tegangan tarik tetapi akan tertutup kembali, dan terjadi peru-bahan pola aliran air di permukaan dan bawah tanah.

b. Efek Litologi

Page 12: Makalah PLH

12

Pada umumnya amblesan berhubungan dengan perlapisan yang masif (seperti sandstone, con-glomerate, limestone) dengan kekuatan massa batuan yang besar (50-60 MPa) karena itu mempunyai rigiditas yang tinggi dan tensile bending yang rendah. Faktor amblesan untuk lapisan shale mencapai 0.9 dibandingkan dengan sandstone masif di-mana faktor amblesannya hanya 0.55 - 0.65 (data dari tambang batubara di Illawara dan New Castle). Tetapi beberapa shale sangat masif dan kaku (100 MPa) maka akan ambles seperti lay-aknya sandstone yang masif. Patahan atau rekahan yang tidak menerus (bridging characteristic) pada lapisan yang masif dapat digunakan untuk pilar dan panel dimana terjadinya perubahan regangan akibat amblesan sangat dibatasi, misalnya di daerah perkotaan.

c. Joint/ KekarKekar terbuka karena adanya regangan tarik, 200 mm

mungkin terjadi di lapangan tetapi yang umumnya terjadi adalah 25-50 mm, sedangkan bukaan 600 mm sangat jarang terjadi. Pembukaan joint umumnya mengarah secara subparalel (lebih kurang 300) dari garis muka yai-tu sepanjang garis yang mempunyai regangan tarik maksimum. Joint terbuka pada saat ter-jadinya fase tarikan (tensile phase) dari gelombang amblesan dan umumnya akan menutup kembali pada fase tekanan (compressive phase). Joint yang akan tetap terbuka umumnya ter-jadi di ujung panel. Joint terbuka atau rekahan sangat nampak pada outcrop atau di bawah lapisan tanah yang tipis terutama dekat jurang, dimana sangat mungkin menjadi penyebab rockfalls. Rekahan yang sangat lebar dengan jarak antar rekahan lebih kurang 100 m terdapat di sepan-jang master joints. Pergerakan pada master joint menyebabkan patahnya massa batuan dan mengurangi nilai faktor amblesan.

d. Patahan dan Dykes Pengaruh amblesan pada patahan dan dykes hampir sama

dengan pada master joint tetapi dapat terjadi lebih merusak (pada daerah yang terjal dapat terjadi lemparan sejauh 1-2 m), bila lapisan tanahnya tebal dapat mengakibatkan tonjolan ke atas/bump. Yang juga perlu diperhatikan adalah masuknya aliran air tanah ke daerah kerja karena patahan atau dykes mempunyai arah yang cenderung lebih vertikal daripada joint.

e. Pelapukan Tanah dan Endapan Bagian Atas Pada umumnya tidak mempengaruhi amblesan tetapi

mengurangi regangan permukaan, teru-tama mengurangi konsentrasi regangan karena adanya kekar terbuka. Pelapukan menyebabkan kekuatan batuan menjadi lebih kecil dan mudah terdeformasi da-ripada batuan induknya, misalnya saprolit dan residual soil cenderung berprilaku plastis da-ripada brittle. Pelapukan menyebabkan kesulitan mengidentifikasi pergerakan amblesan dari mengembang atau mengkerut karena perubahan kelembaban alami. Pasir lepas dan jenuh di rawa-rawa utama cenderung mengalir karena amblesan sehingga men-gurangi pergerakan vertikal dan regangan, dan meningkatkan sudut batas (misalnya amblesan pada permukaan yang datar tetapi efeknya lebih luas.

f. Efek TopografiEfek topografi pada amblesan sangat sederhana, untuk daerah

daerah perbukitan regangan tarik meningkat sepanjang ride lines dan regangan tekan meningkat disepanjang lantai gully. Perlu ditambahkan bahwa prediksi amblesan secara empirik didasarkan

Page 13: Makalah PLH

13

pada ketinggian per-mukaan kerja, dimana kondisi ini tidak dapat dipakai untuk lereng yang curam.

g. Hidrologi Sumur-sumur air akan kehilangan airnya pada saat terjadi

tarikan amblesan karena pergerakan massa batuan. Tinggi muka air cenderung mengikuti sampai pada level akhir amblesan maka secara keseluruhan akan terjadi peningkatan permeabilitas. Tetapi aquiclude akan runtuh menyebabkan kebocoran antara aquifer. Hal ini bisa menyebakan terjadinya intrusi air laut jika berada di daerah dataran pantai. Lubang bor yang tidak bercasing kemungkinan akan runtuh akibat adanya shearing sepanjang bedding dan adanya aquifer yang runtuh akan menyebabkan tambang kebanjiran, sebab lubang bor dan patahan akan berfungsi sebagai saluran air.

Sampai saat ini di Indonesia belum ada tambang yang berada di bawah waduk air. Sebagai ilustrasi di daerah Australia, terdapat beberapa tambang batubara yang berada di bawah waduk. Total ekstraksi tidak diperkenankan dilakukan untuk daerah yang berada di bawah reservoir dan penambangan tidak boleh dilakukan di bawah as dam. Minimum kedalaman penggalian adalah 60 m dibawah reservoar untuk first working dan 120 m untuk Panel dan Pillar.

Page 14: Makalah PLH

14

D. BanjirBanjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang

berlebihan merendam daratan. Pengarahan banjir Uni Eropa

mengartikan banjir sebagai perendaman sementara oleh air pada

daratan yang biasanya tidak terendam air.= Dalam arti "air mengalir",

kata ini juga dapat berarti masuknya pasang laut. Banjir diakibatkan

oleh volume air di suatu badan air seperti sungai atau danau yang

meluap atau menjebol bendungan sehingga air keluar dari batasan

alaminya.

Ukuran danau atau badan air terus berubah-ubah sesuai

perubahan curah hujan dan pencairan salju musiman, namun banjir

yang terjadi tidak besar kecuali jika air mencapai daerah yang

dimanfaatkan manusia seperti desa, kota, dan permukiman lain.

Banjir juga dapat terjadi di sungai, ketika alirannya melebihi

kapasitas saluran air, terutama di kelokan sungai. Banjir sering

mengakibatkan kerusakan rumah dan pertokoan yang dibangun di

dataran banjir sungai alami. Meski kerusakan akibat banjir dapat

dihindari dengan pindah menjauh dari sungai dan badan air yang lain,

orang-orang menetap dan bekerja dekat air untuk mencari nafkah dan

memanfaatkan biaya murah serta perjalanan dan perdagangan yang

lancar dekat perairan. Manusia terus menetap di wilayah rawan banjir

adalah bukti bahwa nilai menetap dekat air lebih besar daripada biaya

kerusakan akibat banjir periodik.

Mitos banjir besar adalah kisah mitologi banjir besar yang

dikirimkan oleh Tuhan untuk menghancurkan

suatu peradaban sebagai pembalasan agung dan sering muncul dalam

mitologi berbagai kebudayaan di dunia.

1. Jenis dan Penyebab Utamao Sungai

Lama: Endapan dari hujan atau pencairan salju cepat melebihi kapasitas saluran sungai. Diakibatkan hujan deras monsun, hurikan dan depresi tropis, angin luar dan hujan panas yang mempengaruhi salju. Rintangan drainase tidak terduga seperti tanah longsor, es, atau puing-puing dapat mengakibatkan banjir perlahan di sebelah hulu rintangan.

Cepat: Termasuk banjir bandang akibat curah hujan konvektif (badai petir besar) atau pelepasan mendadak endapan hulu yang terbentuk di belakang bendungan, tanah longsor, atau gletser.

o MuaraBiasanya diakibatkan oleh penggabungan pasang laut yang

diakibatkan angin badai. Banjir badai akibat siklon tropis atau siklon ekstratropismasuk dalam kategori ini.

o PantaiDiakibatkan badai laut besar atau bencana lain

seperti tsunami atau hurikan). Banjir badai akibat siklon tropis atau siklon ekstratropis masuk dalam kategori ini.

Page 15: Makalah PLH

15

o MalapetakaDiakibatkan oleh peristiwa mendadak seperti

jebolnya bendungan atau bencana lain seperti gempa bumi dan letusan gunung berapi).

o ManusiaKerusakan tak disengaja oleh pekerja terowongan atau pipa.

o LumpurBanjir lumpur terjadi melalui penumpukan endapan di tanah

pertanian. Sedimen kemudian terpisah dari endapan dan terangkut sebagai materi tetap atau penumpukan dasar sungai. Endapan lumpur mudah diketahui ketika mulai mencapai daerah berpenghuni. Banjir lumpur adalah proses lembah bukit, dan tidak sama dengan aliran lumpur yang diakibatkan pergerakan massal.

o LainnyaBanjir dapat terjadi ketika air meluap di permukaan kedap air

(misalnya akibat hujan) dan tidak dapat terserap dengan cepat (orientasi lemah atau penguapan rendah). Rangkaian badai yang bergerak ke daerah yang sama. Berang-berang pembangun bendungan dapat membanjiri wilayah perkotaan dan pedesaan rendah, umumnya mengakibatkan kerusakan besar.

2. Dampako Dampak primer

Kerusakan fisik - Mampu merusak berbagai jenis struktur, termasuk jembatan, mobil, bangunan, sistem selokan bawah tanah, jalan raya, dankanal.

o Dampak sekunderPersediaan air – Kontaminasi air. Air minum bersih mulai langka.Penyakit - Kondisi tidak higienis. Penyebaran penyakit bawaan air.Pertanian dan persediaan makanan - Kelangkaan hasil tani disebabkan oleh kegagalan panen. Namun, dataran rendah dekat sungai bergantung kepada endapan sungai akibat banjir demi menambah mineral tanah setempat.Pepohonan' - Spesies yang tidak sanggup akan mati karena tidak bisa bernapas.

Transportasi - Jalur transportasi hancur, sulit mengirimkan bantuan darurat kepada orang-orang yang membutuhkan.

o Dampak tersier/jangka panjangEkonomi - Kesulitan ekonomi karena penurunan jumlah wisatawan, biaya pembangunan kembali, kelangkaan makanan yang mendorong kenaikan harga, dll.

3. PengendalianDi berbagai negara di seluruh dunia, sungai yang rawan banjir

dikendalikan dengan hati-hati. Pertahanan seperti bendungan, bund, waduk, danweir digunakan untuk mencegah sungai meluap, peralatan darurat seperti karung pasir atau tabung apung portabel digunakan. Banjir pantai telah dikendalikan di Eropa dan Amerika melalui pertahanan pantai, seperti tembok laut, pengembalian pantai, dan pulau penghalang.

Di Indonesia sendiri pengindalian banjir telah dilakukan hampir dengan berbagai cara. Meskipun begitu banjir yang sepertinya telah akrab dengan masyarakat Indonesia, khususnya warga Jakarta, tetap saja datang berkunjung hampir tiap tahunnya.

Page 16: Makalah PLH

16

Contoh pengendalian banjir di Indonesia adalah:o Reboisasi hutan yang gundulo Pelebaran dan pengerukan pada sungai yang kotoro Pembuatan waduk/bendungan

BAB 3 PenutupAlam merupakan bagian yang mutlak dari kehidupan manusia. Dengan

kata lain, alam terlepas dari kehidupan manusia, begitu pula sebaliknya. Allah Subhanahuwata’ala telah menciptakan segala kebutuhan manusia di alam yang luas ini. Manusia hanya tinggal mengambil dan mengolahnya kembali. Tetapi terkadang manusia menyepelekan pemberian Allah sehingga Allah menjadi murka dan terjadilah bencana-bencana yang menimpa manusia.

Jika dibandingkan dengan gambaran hari kiamat yang telah Allah jelaskan dalam Al-Qur’an, bencana-bencana yang selama ini kita hadapi tidaklah ada apa-apanya. Oleh sebab itu, hendaklahkita senantiasa bersyukur dan memelihara semua pemberian Allah.

Sekian yang dapat saya paparkan dalam makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca dan dapat menjadi bahan pembelajaran agar kedepannya kita bisa lebih bersyukur dan bertaqwa kepada Allah Subhanahuwata’ala.

Page 17: Makalah PLH

17

Daftar Pustakagoogle.com

wikipedia.com

infolingkungan hidup.com

Sulis Lestari, Banjir @ blogspot

M Ehsan, Bencana Alam @ scribd