Makalah Pleno Blok 23 Otitis Media
-
Upload
matsuyamateo -
Category
Documents
-
view
16 -
download
4
description
Transcript of Makalah Pleno Blok 23 Otitis Media
Otitis Media Akut dan Penatalaksanaannya
Kelompok B1
Anastasia Anggraeni 102010151
Maulana Malik Ibrahim 102011158
Agnes Borneo 102011164
Muhammad Hasa Narej 102011450
Roswita Da Marli 102012049
Teo Wijaya 102012121
Tiffany Cindy Claudia A.P 102012197
Egidius Ian Andrian 102012346
Tiffany 102012368
Ninanda Ayu Paramitha Widakdo 102012469
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Alamat Korespondensi Jalan Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510
Tahun Ajaran 2015/2016
1
Pendahuluan
Otitis media adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba
eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid. 1
Banyak ahli membuat pembagian dan klasifikasi otitis media. Secara mudah, otitis media
terbagi atas otitis media supuratif dan otitis media non supuratif (= otitis media serosa, otitis
media sekretoria, otitis media musinosa, otitis media efusi/ OME). 1
Masing-masing golongan mempunyai bentuk akut dan kronis, yaitu otitis media supuratif
akut (otitis media akut=OMA) dan otitis media supuratif kronis (OMSK/OMP). Begitu pula
otitis media serosa terbagi menjadi otitis media serosa akut ( barotrauma=aerotitis) dan otitis
media serosa kronis. Selain itu terdapat juga otitis media spesifik, seperti otitis media
tuberkulosa atau otitis media sifilitika. Otitis media yang lain ialah otitis media adhesive.1
Otitis media akut banyak didapatkan selama 8 tahun pertama. Pada anak yang lebih
besar, gejala utama berupa nyeri telinga mempermudah deteksi penyakit ini; Pada bayi gejala
tidak terlalu jelas. Bayi biasanya mengalami demam tinggi dan gelisah, menggerakkan kepalanya
dari satu sisi ke sisi lain atau menggosok telinga. 2
Otitis media akut di duga akibat bakteri yang menyebar dari nasofaring melalui tuba
eustachii ke dalam rongga telinga tengah. Karena biasanya terkait infeksi saluran pernapasan atas
, mukosa di daerah tersebut menjadi hiperemis dan bengkak, suatu kejadian yang berakibat
penyumbatan dan peluang untuk multiplikasi bakteri dalam telinga tengah. 3
Pembahasan
Otistis Media Akut
Telinga tengah biasanya steril, meskipun terdapat mikroba di nasofaring dan faring.
Secara fisiologik terdapat mekanisme pencegahan masuknya mikroba ke dalam telinga tengah
oleh silia mukosa tuba Eustachius, enzim dan antibodi. 1
2
Otitis media akut (OMA) terjadi karena factor pertahanan tubuh terganggu. Sumbatan
tuba Eustachius merupakan factor penyebab utama dari otitis media. Karena fungsi tuba
Eustachius terganggu, pencegahan invasi kuman ke dalam telinga tengah juga terganggu,
sehingga kuman masuk ke dalam telinga tengah dan terjadi peradangan.1
Dikatakan juga, bahwa pencetus terjadinya OMA ialah infeksi saluran napas atas. Pada
anak, makin sering anak terserang infeksi saluran napas, makin besar kemungkinan terjadinya
OMA. Pada bayi terjadinya OMA dipermudah oleh karena tuba Eustachiusnya pendek, lebar dan
letaknya agak horizontal. 1
Anamnesis
Anamnesis yang terarah diperlukan untuk menggali lebih dalam dan luas keluhan utama
pasien. Keluhan utama telinga dapat berupa 1) gangguan pendengaran/pekak (tuli), 2) suara
berdenging/berdengung (tinitus), 3) rasa pusing yang berputar (vertigo), 4) rasa nyeri di dalam
telinga (otalgia) dan 5) keluar cairan dari telinga (otore). 1
Bila ada keluhan gangguan pendengaran. Perlu ditanyakan apakah keluhan tersebut pada
satu atau kedua telinga, timbul tiba-tiba atau bertambah berat secara bertahap dan sudah berapa
lama diderita. Apakah riwayat trauma kepala, telinga tertampat, trauma akustik, terpajan bising,
pemakaian obat ototoksik sebelumnya atau pernah menderita penyakit infeksi virus seperti
parotitis, influensa berat dan meningitis. Apakah gangguan pendengaran ini diderita sejak bayi
sehingga terdapat juga gangguan bicara dan komunikasi. Pada orang dewasa tua perlu
ditanyakan apakah gangguan ini lebih terasa di tempat yang bising atau ditempat yang lebih
tenang. 1
Keluhan telinga berbunyi (tinitus) dapat berupa suara berengung atau berdenging, yang
dirasakan di kepala atau ditelinga, pada satu sisi atau kedua telinga. Apakah tinitus ini disertai
gangguan pendengaran atau keluhan pusing berputar. 1
Keluhan rasa pusing berputar (vertigo) merupakan gangguan keseimbangan dan rasa
ingin jatuh yang disertai rasa mual, muntah, rasa penuh ditelinga, telinga berdenging yang
mungkin kelainanya terdapat di labirin. Bila vertigo disertai keluhan neurologis seperti disarti,
gangguan pengelihatan kemungkinan letak kelainannya di sentral. Apakah keluhan ini timbul
3
pada posisi kepala tertentu dan berkurang bila pasien berbaring dan akan timbul lagi bila bangun
dengan gerakan yang cepat. Kadang-kadang keluhan vertigo akan timbul bila ada kekakuan otot-
otot di leher. Penyakit diabetes melitus, hipertensi, arteriosklerosis, penyakit jantung, anemia,
kanker, sifilis dapat juga menimbulkan keluhan vertigo dan tinitus. 1
Bila ada keluhan nyeri dalam telinga (otalgia) perlu ditanyakan apakah pada telinga kiri
atau kanan dan sudah berapa lama. Nyeri alih ke telinga (referred pain) dapat berasal dari mulut,
tonsil atau tulang servikal karena telinga dipersarafi oleh saraf sensoris yang berasal dari organ-
organ tersebut. 1
Sekret yang keluar dari liang telinga disebut otore. Apakah sekret ini keluar dari satu atau
dua telinga, disertai rasa nyeri atau tidak dan sudah berapa lama. Sekret yang sedikit biasanya
berasal dari infeksi telinga luar dan sekret yang banyak dan bersifat mukoid umumnya berasal
dari telinga tengah. Bila berbau busuk menandakan adanya kolesteatom. Bila bercampur darah
harus dicurigai adanya infeksi akut yang berat atau tumor. Bila cairan yang keluar seperti air
jernih, harus waspada adanya cairan likuor cerebrospinalis.1
Perangkat diagnostik
Pemeriksaan Telinga
Pemeriksaan otoskopi memberikan informasi tentang gendang telinga yang dapat
digunakan untuk mendiagnosis otitis media. Otitis media akut ditandai dengan
penonjolan gendang telinga merah pada pemeriksaan otoskopi. Penanda tulang dan
refleks cahaya mungkin kabur. Otitis media dengan efusi dapat tampak sebagai gendang
telinga yang berwarna abu-abu, baik menonjol ataupun cekung ke dalam. Otitis eksterna
didiagnosis dnegan teramatinya saluran eksternal yang merah dan mengalami inflamasi.4
Timpanogram, suatu pemeriksaan yang mencakup pemasangan sonde kecil pada telinga
luar dan pengukuran gerakan membran timpani (gendang telinga) setelah adanya tonus
yang terfiksasi, juga dapat digunakan untuk mengevaluasi mobilitas membran timfani.
Pada otitis media akut dan otitits media dengan efusi, mobilitas gendang telinga
berkurang. 4
Pemeriksaan audiologi memperlihatkan defisit pendengaran.
4
Alat yang diperlukan untuk pemeriksaan telinga adalah lampu kepala, corong telinga,
otoskop, pelilit kapas, pengait serumen, pinset telinga dan garputala. Pasien duduk dengan posisi
badan condong ke depan dan kepala lebih tinggi sedikit dari kepala pemeriksa untuk
mempermudahkan melihat telinga dan membran timpani.1
Mula-mula dilihat keadaan dan bentuk daun telinga, daerah belakang daun telinga (retro-
aurikuler) apakah terdapat tanda peradangan atau sikatriks bekas operasi. Dengan menarik daun
telinga ke atas dan ke belakang, liang telinga menjadi lebih lurus dan akan mempermudah untuk
melihat keadaan liang telinga dan membran timpani. Pakailah otoskop untuk melihat lebih jelas
bagian-bagian membran timpani. Otoskop dipegang dengan tangan kanan untuk memeriksa
telinga kanan pasien dan dengan tangan kiri bila memeriksa telinga kiri.1
Bila terdapat serumen dalam liang telinga yang menyumbat maka serumen ini harus
dikeluarkan. Jika konsistensinya cair dapat dengan kapas yang dililitkan, bila konsistennya lunak
atau liat dapat dikeluarkan dengan pengait dan bila berbentuk lempengan dapat dipegang dan
dikeluarkan dengan pinset. Jika serumen ini sangat keras dan menyumbat seluruh liang telinga
makan lebih baik dilunakkan dulu dengan minyak atau karbogliserin. Bila sudah lunak atau
cairan dapat dilakukan irigasi dengan air supaya liang telinga bersih.1
Uji pendengaran dilakukan melalui garputala dan dari hasil pemeriksaan dapat diketahui
jenis ketulian apakah tuli konduktif atau tuli perseptif (sensorineural). Uji penala yang dilakukan
sehari-hari adalah uji pendengaran rinne dan weber. 1
Uji rinne dilakukan dengan menggetarkan garputala 512 Hz dengan jari ayau
mengetukkannya pada siku atau lutut pemeriksa. Kaki garputala tersebut diletakkan pada tulang
mastoid telinga yang diperiksa selama 2-3 detik. Kemudian dipindahkan ke depan liang telinga
selama2-3 detik. Pasien menentukan ditempat mana yang terdengar lebih keras. Jika bunyi
terdengar lebih keras bila garpu tala diletakkan di depan liang telinga berarti telinga yang
diperiksa normal atau menderita tuli sensorineural. Keadaan seperti ini disebut rinne positif. Bila
bunyi yang terdengar lebih keras di tulang mastoid, maka telinga yang diperiksa menderita tuli
konduktif dan biasanya lebih dari 20 dB. Hal ini disebut rinne negatif. 1
Uji weber dilakukan dengan meletakkan kaki penala yang telah digetarkan pada garis
tengah wajah atau kepala. Ditanyakan pada telinga mana yang terdengar lebih keras. Pada
5
keadaan normal pasien mendengar suara di tengah atau atau tidak dapat membedakan telinga
mana yang mendengar lebih keras. Bila pasien mendengar lebih keras pada telinga sehat
(lateralisasi ke telinga yang sehat) berarti telinga yang sakit menderita tulis ensorineural. Bila
pasien mendengar lebih keras pada telinga yang sakit (lateralisasi ke telinga yang sakit) berarti
telinga yang sakit menderita tuli konduktif.1
Pemeriksaan Hidung
Bentuk luar hidung diperhatikan apakah ada deviasi atau depresi tulang hidung. Adakah
pembengkakan di daerah hidung dan sinus paranasal. Dengan jari dapat dipalpasi adanya
krepitasi tulang hidung pada fraktur os nasal atau rasa nyeri tekan pada peradangan hidung dan
sinus paranasal. 1
Sekret di hidung pada satu atau kedua rongga hidung, bagaimana konsistensi secret
tersebut, encer, bening seperti air, kental, nanah atau bercampur darah. Apakah secret ini keluar
hanya pada pagi hari atau pada waktu tertentu misalnya pada musim hujan. Sekret hidung yang
disebabkan karena infeksi hidung biasanya bilateral, jernih sampai purulen. Sekret yang jernih
seperti air dan jumlahnya banyak khas untuk alergi hidung. Bila sekretnya kuning kehijauan
biasanya berasal dari sinusitis hidung dan bila bercampur darah dari satu sisi hati-hati adanya
tumor hidung, Pada anak bila secret yang terdapat hanya pada satu sisi dan berbau kemungkinan
terdapat benda asing di hidung. Sekret dari hidung yang turun ke tenggorokan disebut sebagai
post nasal drip kemungkinan berasal dari sinus paranasal.1
Pemeriksaan Faring dan Rongga Mulut
Dengan lampu kepala/ senter yang diarahkan ke rongga mulut dilihat keadaan bibir,
mukosa rongga mulut, lidah, dan gerakan lidah. Dengan menekan bagian tengah lidah memakai
spatula lidah makan bagian rongga mulut lebih jelas terlihat. Pemeriksaan dimulai dengan
melihat keadaan dinding belakang faring, uvula, arcus faring serta gerakannya, tonsil, mukosa
pipi, gusi dan gigi geligi.1
Etiologi
Kuman penyebab utama pada OMA ialah bakteri piogenik, seperti Streptokokus
hemolitikus, Stafilokokus aureus, Pneumokokus. Selain itu kadang-kadang ditemukan juga
6
Hemofilus influenza, Escherichia colli, Streptokokus anhemolitikus, Proteus vulgaris dan
Pseudomonas aerugenosa. Hemofillus influenza sering ditemukan pada anak yang berusia
dibawah 5 tahun. 1
Patofisiologi
Insiden otitis media akut dan berulang yang tinggi pada anak mungkin merupakan
kombinasi dari beberapa faktor, dengan disfungsi tuba Eustachius dan kerentanan anak terhadap
infeksi saluran pernapasan atas berulang adalah faktor yang paling penting. Tuba Eustachius
membuka kedalam ruang telinga tengah anterior dan menghubungkan struktur tersebut dengan
nasofaring. Ia dilapisi oleh epitel saluran pernapasan dan dikelilingi pada jarak pendek dekat
telinga tengah oleh tulang, tetapi untuk sebagian besar panjangnya ia dikelilingi oleh kartilago.
Tuba Eustachius pada anak berbeda dengan tuba Eustachius pada dewasa yaitu tuba Eustachius
pada anak lebih horizontal, lebih lebar dan pendek.4
Penyakit ini sering kali diawali dengan infeksi saluran napas bagian atas (ISPA).
Perluasan radang atau infeksi dari hidung atau nasofaring ke dalam kavum timpani dikarenakan
adanya hubungan langsung antara hidung dan kavum timpani melalui tuba Eustachius serta
adanya persamaan jenis mukosa antara kedua tempat tersebut. 5
Pada bayi, tuba Eustachius relatif lebih lebar, lurus, pendek dan posisinya lebih
horizontal sehingga mempermuda untuk cairan yang diminum seperti susu masuk ke dalam
kavum timpani. Hal ini dapat terjadi apabila bayi menyusu dalam posisi berbaring atau jika bayi
muntah. Keadaan ini digolongkan sebagai penyebab yang rinogen. 5
Meskipun jarang, namun penyakit ini juga dapat terjadi melalui robekan membran
timpani yang terjadi akibat fraktur basis kranii, trauma akibat ledakan, pukulan ataupun
membran timpani yang tertusuk lidi. Selanjutnya dari meatus akustikus eksternus (MAE) lewat
robekan membran timpani, kuman akan masuk ke dalam kavum timpani. Perjalanan penyakit
yang demikian tergolong sebagai penyakit eksogen. 5
Penyakit ini juga dapat terjadi secara hematogen, yaitu pada penyakit yang berat atau jika
daya tahan tubuh penderita sangat buruk misalnya pada kasus morbili, tuberkulosis paru,
malnutrisi dan lain-lain. 5
7
Peradangan yang mengenai mukosa hidung dan nasofaring akibat adanya infeksi saluran
napas atas berlanjut ke mukosa tuba Eustachius dan mukosa kavum timpani.akibatnya mukosa
tuba Eustachius mengalami udem yang akan menyempitkan atau menyumbat lumen tuba
Eustachius. Keadaan ini akan mengakibatkan fungsi tuba Eustachius terganggu (fungsi ventilasi
dan drainase). Gangguan fungsi ini antara lain akan menyebabkan berkurangnya asupan O2 ke
dalam kavum timpani. Akibatnya tekanan undara di dalam kavum timpani menjadi berkurang
(hipotensi), menjadi kurang dari 1 atmosfermdan disebut vakum. Kondisi vakum kemudian akan
menyebabkan terjadinya perubahan pada mukosa kavum timpani, berupa; (1) peningkatan
permeabilitas pembuluh darah dan limfe, (2) peningatan permeabilitas dinding sel, (3) terjadi
poliferasi sel kelenjar submukosa. Perubahan yang terjadi pada mukosa kavum timpani tersebut
mengakibatkan terjadinya perembesan cairan ke dalam kavum timpani (transudasi). Keadaan ini
disebut sebagai Hydrops ex vacuo. 5
Perubahan yang terjadi pada mukosa kavum timpani akibat adanya vakum pada stadium
kataralis, menyebabkan pertahan mukosa setempat menurun. Kuman yang berasal dari hidung
dan nasofaring (akibat cara membuang ingus yang salah), besar kemungkinannya mampu
mengadakan penetrasi kedalam jaringan mukosa kavum timpani. Nanah akan dengan cepat
terbentuk sehingga tekanan didalam kavum timpani berubah menjadi lebih tinggi (hipertensi). 5
Apabila pada stadium ini parasentesis tidak segera dilakukan, maka dapat terjadi
perforasi spontan pada membran timpani akibat tekanan yang tinggi. Dalam keadaan ini akan
keluar sekret yang bersifat molor (mukopus), karena sekret tersebut dihasilkan oleh mukosa
kavum timpani yang mengandung sel goblet. 5
Stadium OMA 1
Perubahan mukosa telinga tengah sebagai akibat infeksi dapat dibagi menjadi 5 stadium:
(1) stadium oklusi tuba Eustachius, (2) stadium hiperemis, (3) stadium supurasi, (4) stadium
perforasi dan (5) stadium resolusi. Keadaan ini berdasarkan pada gambaran membrane timpani
yang diamati melalui liang telinga luar.
Stadium Oklusi Tuba Eustachius
Tanda adanya oklusi tuba Eustachius ialah gambaran retraksi membrane timpani
akibat terjadinya tekanan negative di dalam telinga tengah, akibat absorpsi udara.
8
Kadang-kadang membran timpani tampak normal atau berwarna keruh pucat. Efusi
mungkin telah terjadi, tetapi tidak dapat di deteksi. Stadium ini sukar dibedakan dengan
otitis media serosa yang disebabkan oleh virus atau alergi.
Stadium Hiperemis (Stadium Pre-Supurasi)
Pada stadium hiperemis, tampak pembuluh darah yang melebar di membrane
timpani atau seluruh membrane timpani tampak hiperemis serta edem. Sekret yang
telah terbentuk mungkin masih bersifat eksudat yang serosa sehingga sukar terlihat.
Stadium Supurasi
Edema yang hebat pada mukosa telinga tengah dan hancurnya sel epitel
superficial, sera terbentuknya eksudat yang purulen di kavum timpani, menyebabkan
membrane timpani menonjol (bulging) kearah liang telinga luar.
Pada keadaan ini pasien tampak sangat sakit, nadi dan suhu meningkat, serta rasa
nyeri di telinga bertambah hebat.
Apabila tekanan nanah di kavum timpani tidak berkurang, maka terjadi iskemia,
akibat tekanan pada kapiker-kapiler, serta timbul trombofleibitis pada vena-vena kecil
dan nekrosis mukosa dan submukosa. Nekrosis ini pada membrane timpani terlihat
sebagai daerah yang lebih lembek dan berwarna kekuningan. Di tempat ini akan terjadi
rupture.
Bila tidak dilakukan insisi membrane timpani ( meringotomi) pada stadium ini,
maka kemungkinan besar membrane timpani akan rupture dan nanah keluar ke liang
telinga luar.
Dengan melakukan miringotomi, luka insisi akan menutup kembali, sedangkan
apabila terjadi rupture, maka lubang tempat rupture ( perforasi) tidak mudah utuk
menutup kembali.
Stadium Perforasi
9
Karena beberapa sebab seperti terlambatnya pemberian antibiotika atau virulensi
kuman yang tinggi, maka dapat terjadi rupture membrane timpani dan nanah keluar
mengalir dari telinga tengah ke liang telinga luar. Anak yang tadinya gelisah menjadi
tenang , suhu badan turun dan anak dapat tertidur nyenyak. Keadaan ini disebut dengan
otitis media akut stadium perforasi.
Stadium Resolusi
Bila membrane timpani tetap utuh, maka keadaan membrane timpani perlahan-
lahan akan normal kembali. Bila sudah terjadi perforasi, maka secret akan berkurang
dan akhirnya kering. Bila daya tahan tubuh baik serta virulensi kuman rendah , maka
resolusi dapat terjadi walaupun tanpa pengobatan. OMA berubah menjadi OMSK bila
perforasi menetap dengan secret yang keluar terus menerus atau hilang timbul. OMA
dapat menimbulkan gejala sisa (sequele) berupa otitis media serosa bila secret menetap
di kavum timpani tanpa terjadinya perforasi.
Gejala klinik OMA
Gejala klinik OMA bergantung pada stadium penyakit serta umur pasien. Pada anak yang
sudah dapat berbicara keluhan utama adalah rasa nyeri di dalam telinga, keluhan disamping suhu
tubuh yang tinggi. Biasanya terdapat riwayat batuk pilek sebelumnya. 1
Pada anak yang lebih besar atau pada orang dewasa, selain rasa nyeri terdapat pula
gangguan pendengaran berupa rasa penuh di telinga atau rasa kurang dengar. Pada bayi dan anak
kecil gejala khas OMA ialah suhu tubuh tinggi dapat sampai 39,5 0C (pada stadium supurasi),
anak gelisah dan sukar tidur, tiba-tiba anak menjerit waktu tidur, diare, kejang-kejang, dan
kadang anak memegang telinganya yang sakit. Bila terjadi rupture membrane timpani, maka
secret mengalir ke liang telinga , suhu tubuh turun dan anak tertidur tenang.1
Terapi
Pengobatan OMA tergantung pada stadium penyakitnya.
Pada stadium oklusi pengobatan terutama bertujuan untuk membuka kembali tuba
Eustachius, sehingga tekanan negative di telinga tengah hilang. Untuk ini diberikan obat tetes
10
hidung. HCL efedrin 0,5% dalam larutan fisiologik ( anak < 12 tahun) atau HCL efedrin 1%
dalam larutan fisiologik untuk yang berumur diatas 20 tahun dan pada orang dewasa. 1
Selain itu sumber infeksinya harus diobati. Antibiotika diberikan apabila penyebab
penyakit adalah kuman, bukan oleh virus atau alergi.1
Terapi pada stadium presupurasi ialah antibiotika, obat tetes hidung dan analgetika.
Antibiotika yang dianjurkan ialah dari golongan penisilin atau ampisilin. Terapi awal diberikan
penisilin intramuscular agar di dapatkan konsentrasi yang adekuat di dalam darah, sehingga tidak
terjadi mastoiditis yang terselubung, gangguan pendengaran sebagai gejala sisa dan kekambuhan.
Pemberian antibiotika dianjurkan minimal 7 hari. Bila pasien alergi terhadap penisilin, maka
diberikan eritromisin. 1
Pada anak, ampisilin diberikan dengan dosis 50-100 mg/kgBB per hari, dibagi dalam 4
dosis atau amoksisilin 40 mg/kg BB/ hari dibagi dalam 3 dosis, atau eritomisin 40 mg/kg
BB/hari. 1
Pada stadium supurasi selain diberikan antibiotika, idealnya harus disertai dengan
miringotomi, bila membrane timpani masih utuh. Dengan miringotomi gejala-gejala klinis lebih
cepat hilang dan rupture dapat dihindari.1
Pada stadium perforasi sering terlihat secret banyak keluar dan kadang sering terlihat
secret keluar secara berdenyut (pulsasi). Pengobatan yang diberikan adalah obat cuci telinga
H2O2 3% selama 3-5 hari serta antibiotika yang adekuat. Biasanya secret akan hilang dan
perforasi dapat menutup kembali dalam waktu 7-10 hari.1
Pada stadium resolusi, maka membrean timpani berangsur normal kembali, secret tidak
ada lagi dan perforasi membrane timpani menutup. 1
Bila tidak terjadi resolusi biasanya akan tampak secret mengalir di liang telinga luar
melalui perforasi di membrane timpani. Keadaan ini dapat disebabkan karena berlanjutnya
edema mukosa telinga tengah. Pada keadaan demikian antibiotika dapat dilanjutkan sampai 3
minggu. Bila 3 minggu setelah pengobatan secret masih tetap banyak, kemungkinan telah terjadi
mastoiditis. 1
11
Bila OMA berlanjut dengan keluarnya secret dari telinga tengah lebih dari 3 minggu
maka keadaan ini disebut otitis media supuratif kronis (OMSK). 1
Komplikasi
Sebelum adsa antibiotika, OMA dapat menimbulkan komplikasi, yaitu abses
subperiosteal sampai komplikasi yang berat ( meningitis dan abses otak). Sekarang setelah ada
antibiotika, semua jenis komplikasi itu biasanya didapatkan sebagai komlikasi dari OMSK. 1
Daftar Pustaka
1. Soepardi EA, Iskandar N, Bashirudding J, Restuti RD. Ilmu kesehatan telinga hidung
tenggorokan kepala & leher. Ed.7. Jakarta: FKUI; 2014.h. 58-61
2. Meadow SR, Newell SJ. Lecture notes on pediatrics. Ed.7. Jakarta: Erlangga; 2005.h.166
3. Behrman, Kliegman, Alvin. Ilmu kesehatan anak Nelson. Ed.15. Vol.3. Jakarta: EGC;
2006.h.944
4. Corwin EJ. Patofisiologi : buku saku. Edisi 3. Jakarta: EGC;2009.h.384-385
5. Herawati S, Rukmini S. Buku ajar ilmu penyakit telinga hidung tenggorok. Jakarta: EGC;
2006. h.25-9
12