makalah plambing.pdf

8
1 Evaluasi Sistem Plambing dan Perencanaan Pengolahan Air Buangan Serta Perencanaan Sistem Pewadahan dan Pengumpulan Sampah Rumah Susun Urip Sumoharjo Evaluation on Plumbing System and the design of Waste Water Treatment Plant as well as Storage and Collection System of Solid Waste in the Urip Sumoharjo Flat MORITZ THOMSEN MARBUN DAN Ir. DIDIK BAMBANG SUPRIYADI, MT. Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya email : [email protected] Abstrak Rumah Susun Urip Sumoharjo yang terletak di jalan Urip Sumoharjo Surabaya telah beroperasi mulai tahun 1985. Dari hasil pengamatan awal yang telah dilakukan menunjukkan bahwa rumah susun tersebut mengalami permasalahan dengan sistem sanitasinya. Oleh karena itu dalam tugas akhir ini akan dilakukan evaluasi terhadap kinerja sistem sanitasi rumah susun tersebut sehingga dapat diusulkan perbaikan sistem tersebut. Evaluasi diawali dengan pengumpulan data primer dan sekunder baik melalui observasi dan pengukuran langsung di lapangan juga melalui wawancara dengan pihak pengelola dan penghuni. Data ini selanjutnya digunakan sebagai dasar perhitungan dan hasil perhitungannya akan dibandingkan dengan standar yang berlaku. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa ada masalah yang terjadi pada sistem sanitasi seperti pompa air bersih mengeluarkan suara bising pada saat pompa bekerja sehingga mengganggu kenyamanan penghuni, adanya pipa yang bocor pada saluran pipa tegak, belum adanya unit pengolahan air buangan, serta belum adanya sistem pewadahan dan pengumpulan sampah di rumah susun. Dari hasil evaluasi ini maka dilakukan perbaikan pada semua sistem tersebut di atas Urip Sumoharjo.Dari hasil evaluasi ini nantinya akan dijadikan saran bagi pihak pengelola rumah susun untuk mengatasi permasalahan sanitasi yang ada dan dapat dijadikan acauan dalam pembangunan rumah susun baru yang bertipe sama dengan Rumah Susun Urip Sumoharjo. Kata kunci : rumah susun, pipa, sistem sanitasi, air bersih Abstract The Urip Sumoharjo Flat is located on Urip Sumoharjo Road Surabaya. It has been operating since 1985. The initial observation have shown that the flat has experiencing problems with sanitation systems. Therefore, in this final project, the performance of the sanitation system will be evaluated so that improvements to the system can be proposed. The evaluation begins with the collection of both primary and secondary data through observations and direct measurement in the field as well as through interviews with the flat manager and residents. This data is then used for the basis of the calculation in which the calculation results will be compared with applicable standards. The evaluation results show that there are problems that occur in sanitation systems in the building such as water pump create noise when the pump is working that disturbing occupants’ comfort, the existence of leaking pipes, there is no waste water treatment unit, and there is no waste storage and collection system garbage in the flat. The results of this evaluation will be used for data in repairing water piping systems, sewerage systems, wastewater treatment system, and solid waste collection and storage systems in the Flat. The results of this evaluation will be used as an advice for the flat manager to solve sanitation problems and can be used as a guide in the construction of new flats of the same type with the Urip Sumoharjo Flat. Key words: flats, pipes, sanitation systems, clean water

Transcript of makalah plambing.pdf

  • 1

    Evaluasi Sistem Plambing dan Perencanaan Pengolahan Air Buangan

    Serta Perencanaan Sistem Pewadahan dan Pengumpulan Sampah

    Rumah Susun Urip Sumoharjo

    Evaluation on Plumbing System and the design of Waste Water

    Treatment Plant as well as Storage and Collection System of Solid Waste

    in the Urip Sumoharjo Flat

    MORITZ THOMSEN MARBUN DAN Ir. DIDIK BAMBANG SUPRIYADI, MT.

    Jurusan Teknik Lingkungan

    Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

    Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya

    email : [email protected]

    Abstrak

    Rumah Susun Urip Sumoharjo yang terletak di jalan Urip Sumoharjo Surabaya telah beroperasi mulai tahun

    1985. Dari hasil pengamatan awal yang telah dilakukan menunjukkan bahwa rumah susun tersebut mengalami

    permasalahan dengan sistem sanitasinya. Oleh karena itu dalam tugas akhir ini akan dilakukan evaluasi terhadap kinerja

    sistem sanitasi rumah susun tersebut sehingga dapat diusulkan perbaikan sistem tersebut.

    Evaluasi diawali dengan pengumpulan data primer dan sekunder baik melalui observasi dan pengukuran

    langsung di lapangan juga melalui wawancara dengan pihak pengelola dan penghuni. Data ini selanjutnya digunakan

    sebagai dasar perhitungan dan hasil perhitungannya akan dibandingkan dengan standar yang berlaku.

    Hasil evaluasi menunjukkan bahwa ada masalah yang terjadi pada sistem sanitasi seperti pompa air bersih

    mengeluarkan suara bising pada saat pompa bekerja sehingga mengganggu kenyamanan penghuni, adanya pipa yang

    bocor pada saluran pipa tegak, belum adanya unit pengolahan air buangan, serta belum adanya sistem pewadahan dan

    pengumpulan sampah di rumah susun. Dari hasil evaluasi ini maka dilakukan perbaikan pada semua sistem tersebut di

    atas Urip Sumoharjo.Dari hasil evaluasi ini nantinya akan dijadikan saran bagi pihak pengelola rumah susun untuk

    mengatasi permasalahan sanitasi yang ada dan dapat dijadikan acauan dalam pembangunan rumah susun baru yang

    bertipe sama dengan Rumah Susun Urip Sumoharjo.

    Kata kunci : rumah susun, pipa, sistem sanitasi, air bersih

    Abstract

    The Urip Sumoharjo Flat is located on Urip Sumoharjo Road Surabaya. It has been operating since 1985. The initial

    observation have shown that the flat has experiencing problems with sanitation systems. Therefore, in this final project,

    the performance of the sanitation system will be evaluated so that improvements to the system can be proposed. The

    evaluation begins with the collection of both primary and secondary data through observations and direct measurement

    in the field as well as through interviews with the flat manager and residents. This data is then used for the basis of the

    calculation in which the calculation results will be compared with applicable standards.

    The evaluation results show that there are problems that occur in sanitation systems in the building such as

    water pump create noise when the pump is working that disturbing occupants comfort, the existence of leaking pipes,

    there is no waste water treatment unit, and there is no waste storage and collection system garbage in the flat. The

    results of this evaluation will be used for data in repairing water piping systems, sewerage systems, wastewater

    treatment system, and solid waste collection and storage systems in the Flat. The results of this evaluation will be used

    as an advice for the flat manager to solve sanitation problems and can be used as a guide in the construction of new

    flats of the same type with the Urip Sumoharjo Flat.

    Key words: flats, pipes, sanitation systems, clean water

  • 2

    1. PE DAHULUA

    Dari hasil observasi yang dilakukan terhadap sistem plambing rumah susun Urip

    Sumoharjo, diperoleh beberapa masalah yang terjadi yaitu pompa air bersih mengeluarkan sura

    bising pada saat pompa bekerja sehingga mengganggu kenyamanan penghuni. Selain itu adanya

    pipa yang bocor pada saluran pipa tegak, yang kemungkinan bisa terjadi karena ukuran pipa yang

    tidak sesuai ataupun mungkin karena kurang perawatan. Karena itu akan dilakukan evaluasi

    terhadap sistem plambing rumah susun ini.Permasalahan lainnya yang timbul di rumah susun Urip

    Sumoharjo adalah air buangan yang dihasilkan rumah susun memiliki kapasitas yang cukup besar,

    namun belum ada sistem pengolahan yang tersedia. Padahal air buangan ini dapat mencemari

    lingkungan di sekitar rumah susun. Namun apabila air buangan tersebut diolah dengan baik,

    diharapkan air buangan tersebut dapat diresirkulasi lagi menjadi air untuk fire hydrant atau air

    penyiram tanaman yang ada disekitar rumah susun.Selain permasalahan sistem plambing dan

    pengolahan air buangan, permasalahan lain adalah pengumpulan dan pewadahan sampah yang

    belum dikelola dengan baik. Karena itu akan dilakukan juga perencanaan sistem pengumpulan dan

    pewadahan sampah di rumah susun Urip Sumoharjo ini.

    Ruang lingkup pada perencanaan ini adalah:

    1. Rumah susun yang diteliti adalah rumah susun Urip Sumoharjo Surabaya.

    2. Sumber air bersih yang digunakan berasal dari air PDAM.

    3. Hal yang akan dievaluasi dan diperbaiki sistem sanitasinya meliputi sistem penyediaan air bersih,

    sistem penyaluran air buangan, sistem fire hydrant, dan sistem persampahan rumah susun.

    4. BOQ (Bill of Quantity) sistem sanitasi yang akan diperbaiki.

    5. RAB (Rencana Anggaran Biaya) sistem sanitasi yang akan diperbaiki.

    Untuk dapat menyelesaikan masalah yang telah diuraikan maka disusun tujuan penulisan ini

    sebagai berikut:

    1. Mengevaluasi sistem penyediaan air bersih, penyaluran air buangan, dan fire hydrant sehingga

    dapat mengatasi masalah yang terjadi di rumah susun Urip Sumoharjo.

    2. Merencanakan sistem pengolahan air buangan yang tepat di rumah susun Urip Sumoharjo.

    3. Merencanakan sistem pewadahan dan pengumpulan sampah di rumah susun Urip Sumoharjo.

    4. Menentukan Bill of Quantity (BOQ) dan Rencana Anggaran Biaya (RAB).

    Hasil dari perencanaan ulang ini diharapkan dapat menjadi masukan kepada pihak pengelola

    atau pemerintah kota dalam perencanaan sistem penyediaan air bersih, perencanaan sistem

    penyaluran air buangan, sistem pemadam kebakaran (fire hydrant), sistem pengolahan air buangan

    serta pengelolaan sampah pada Rumah Susun Urip Sumoharjo Surabaya. Selain itu diharapakan

    hasil dari perencanaan ini dapat menjadi acuan apabila dilakukan pembangunan rumah susun yang

    baru.

    Rumah susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan, yang

    terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam arah horizontal maupun

    vertikal dan merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara

    terpisah, terutama untuk tempat hunian, yang dilengkapi dengan bagian-bersama, benda-bersama

    dan tanah-bersama (Peraturan Menteri PU No. 5 Tahun 2007).

    Rumah Susun

    Rumah susun diperuntukkan bagi rakyat terutama golongan masyarakat yang

    berpenghasilan menengah kebawah sehingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan

    meningkatkan daya guna lahan di daerah perkotaan. rumah susun ini dibangun oleh pemerintah

    sesuai dengan tingkat keperluan dan kemampuan masyarakat terutama bagi yang berpenghasilan

    rendah. Pembangunan rumah susun harus dapat mewujudkan pemukiman yang lengkap dan

    fungsional. Prasarana dan sarana rumah susun merupakan kelengkapan dasar fisik lingkungan yang

    memungkinkan lingkungan rumah susun berfungsi sebagaimana mestinya, yang antara lain berupa

  • 3

    jaringan jalan,dan utilitas umum, jaringan pemadam kebakaran, tempat sampah, parkir, saluran

    drainase, tangki septik, sumur resapan, rambu penuntun dan lampu penerangan luar.

    Sistem Plambing

    Sistem plambing merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam pembangunan

    gedung. Oleh karena itu, perencanaan dan perancangan sistem plambing haruslah dilakukan

    bersamaan dan sesuai dengan tahapan-tahapan perencanaan dan perancangan gedung itu sendiri,

    dengan memperhatikan secara seksama hubungannya dengan bagian-bagian konstruksi gedung

    serta dengan peralatan lainnya yang ada dalam gedung tersebut (seperti pendingin udara, listrik, dll)

    (Morimura dan Noerbambang, 1984).

    Sistem plambing merupakan sistem jaringan penyediaan air bersih ataupun air minum dan

    sistem penyaluran air buangan termasuk semua sambungan, serta alat-alat dan perlengkapannya

    yang terpasang di dalam persil serta gedung.

    Dimensi Pipa Air Bersih

    Dimensi pipa air bersih ditentukan berdasarkan laju aliran dan pertimbangan berdasarkan

    pengalaman perencana. Terlebih dahulu ditentukan sistem dan jalur pipa serta beban masing-

    masing alat plambing. Setelah diketahui bebannya, ditentukan laju aliran. Penentuan dimensi pipa

    air bersih menggunakan rumus yang umum digunakan karena disesuaikan dengan keadaan di

    lapangan. Dimensi pipa ditentukan berdasarkan rumus Hazen Williams, yaitu:

    Hf =

    Dimana:

    Hf = Kehilangan Tekanan (m)

    Q = Debit (L/det)

    C = Konstanta (130)

    D = Diameter (cm)

    L = Panjang (m)

    Untuk mengetahui head yang tersedia mencukupi atau tidak untuk memenuhi kebutuhan

    air bersih, dapat dihitung dengan persamaan di bawah ini :

    Hf total Hstatis yang tersedia

    Sistem peyaluran Air Buangan

    Sistem pembuangan air umumnya dibagi dalam beberapa klasifikasi menurut jenis air

    buangan, cara membuang air, dan sifat-sifat lain dari lokasi di mana saluran itu akan dipasang.

    Menurut (Morimura dan Noerbambang, 1984) klasifikasinya adalah sebagai berikut :

    a. Sistem pembuangan air kotor

    Sistem pembuangan air kotor dari kloset, peturasan, dan lain-lain dari dalam gedung

    dikumpulkan dan dialirkan keluar.

    b. Sistem pembuangan air bekasSistem pembuangan dimana air bekas dalam gedung dikumpulkan

    dan dialirkan ke luar.

    c. Sistem pembuangan air dari dapurKhusus untuk air buangan yang berasal dari bak cuci di dapur.

    Sistem pembuangan air dapur, terutama bila air buangannya banyak mengandung lemak,

    seharusnya dilengkapi dengan perangkap lemak; tetapi tetap masih ada kemungkinan sedikit

    lemak tersisa yang pada akhirnya akan memperkecil penampang saluran.

  • 4

    Anaerobic Baffled Reactor

    Prinsip reaktor ini sangat sederhana dengan menggunakan metode upflow dan terdiri dari

    beberapa kompartemen. Air buangan masuk melalui inlet dan melewati kompartemen dengan

    aliran upflow (naik turun). Selama proses tersebut terjadilah kontak antara biomassa dengan air

    buangan. ABR dapat digunakan untuk berbagai jenis air limbah termasuk air buangan domestik.

    (Metcalf dan Eddy, 2003) Efisiensi removal COD dalam pengolahan antara 65% - 90%,

    sedangkan BOD antara 70% - 95%. Faktor penting yang harus diperhatikan dalam desain adalah

    waktu kontak yang ditunjukkan dengan kecepatan aliran ke atas.

    Pewadahan Sampah

    yang dihasilkan di sumber sampah baik individual atau komunal. Dengan adanya pewadahan

    yang baik, maka :

    Bau akibat pembusukan sampah yang juga menarik datangnya lalat dapat diatasi.

    Air hujan yang berpotensi menambah kadar air pada sampah dapat diatasi.

    Pencampuran sampah yang tidak sejenis dapat dihindari.

    Memudahkan proses pengumpulan sampah dan tidak membahayakan petugas pengumpul

    sampah.

    Pewadahan sampah merupakan awal dari sistem pengelolaan persampahan yang dapat dilakukan

    dengan beberapa pola, diantaranya:

    - Disediakan oleh masyarakat dengan model bebas

    - Disediakan oleh masyarakat dengan model yang ditetapkan oleh pemerintah.

    - Disediakan oleh pemerintah daerah

    - Disediakan oleh organisasi swadaya masyarakat.

    Dalam merencanakan pewadahan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

    a. Persyaratan bahan pewadahan adalah sebagai berikut (Pandebesie, 2005):

    - Tidak mudah rusak dan kedap air.

    - Mudah untuk diperbaiki.

    - Ekonomis.

    - Mudah dan cepat dikosongkan.

    b. Ukuran volume pewadahan ditentukan berdasarkan:

    - Jumlah penghuni tiap rumah.

    - Tingkat kehidupan masyarakat.

    - Frekuensi pengambilan/pengumpulan sampah.

    - Cara pengambilan sampah (manual/mekanik)

    - Sistem pelayanan (individual/komunal)

    2. GAMBARA UMUM PERE CA AA

    Rumah susun ini terdiri atas 3 blok yaitu blok A, blok B, dan Blok C. Setiap blok terdiri dari

    4 lantai dan masing-masing blok terdiri dari :

    Blok A = 44 unit

    Blok B = 44 unit

    Blok C = 36 unit

    Sistem penyediaan air bersih yang digunakan di rumah susun ini yaitu sistem tangki atap, dimana

    air dari PDAM terlebih dahulu di tampung di dalam ground reservoir, kemudian dipompa ke roof

    tank. Dari roof tank kemudian air didistribusikan kealat-alat saniter dengan memanfaatkan gaya

    gravitasi. Untuk Sistem fire hydrant rumah susun ini menggunakan sistem fire hose reel, pillar

    hydrant. Untuk Sistem pengolahan air buangannya sendiri, rumah susun Urip Sumoharjo belum

    memiliki sistem pengolahan air buangan. Air buangan yang dihasilkan rumah susun ada 2 yaitu

    grey water dan black water, dimana saluran dari 2 jenis air buangan ini dipisahkan. Air buangan

  • 5

    (grey water) langsung dibuang ke badan yang berada dekat rumah susun. Sedangkan untuk black

    waternya langsung disalurkan ke tangki septik..

    3. GAMBARA UMUM PERE CA AA

    Sistem penyediaan air bersih direncanakan menggunakan suplai dari PDAM selama 24 jam

    yang ditampung dalam ground reservoir, dipompa ke roof tank. Dari tangki atas (roof tank), air

    bersih dialirkan melalui pipa yang terhubung langsung dengan ruang saniter tiap lantai. Alat

    plambing yang digunakan meliputi water closet, dan faucet. Sistem penyaluran air buangan akan

    dibagi menjadi dua, yaitu air kotor yang berasal dari water closet (black water) dan air bekas

    berasal dari faucet (grey water). Air bekas akan disalurkan ke dalam pengolahan air buangan.

    Penentuan dan perencanaan unit pengolahan air buangan disesuaikan dengan karakteristik air

    buangan yang didapat dari mall sejenis.

    Kebutuhan Air Bersih

    Dalam menentukan kebutuhan air bersih, digunakan metode perhitungan berdasarkan berdasarkan

    jumlah penghuni atau jumlah pemakai. Kebutuhan air setiap blok rumah susun per jam (pemakaian

    serentak) didapatkan sebesar :

    Blok A = 3,5 m3/jam

    Blok B = 3,5 m3/jam

    Blok C = 3 m3/jam

    Penyediaan Air Bersih

    Ground Reservoir digunakan untuk menampung air bersih dan air pemadam kebakaran.

    Kapasitas ground reservoir didapatkan sebesar :

    Blok A = 17,5 m3

    Blok B = 17,5 m3

    Blok C = 14,6 m3

    Penggabungan kapasitas ground reservoir ini bertujuan apabila terjadi kebakaran dan air yang

    tersedia untuk pemadaman habis dapat menggunakan air bersih untuk alat saniter sebagai gantinya.

    Penentuan volume ground reservoir ini berdasarkan pada besarnya suplai air yang masuk ke dalam

    ground reservoir ini, yaitu dari jaringan pipa dinas PDAM. Pemakaian kapasitas roof tank

    didasarkan pada fluktuasi pemakaian air dari rumah susun. Fluktuasi ini ditentukan pada waktu

    kebiasaan dimana pada atau jam-jam itulah kebutuhan air bervariasi.

    Kapasitas ground reservoir didapatkan sebesar :

    Blok A = 11 m3

    Blok B = 11 m3

    Blok C = 9,1 m3

    Air bersih ground reservoir dari dipompa ke roof tank dengan pompa grundfos yang

    mempunyai kapasitas 1,95 lt/detik dan daya pompa sebesar 2 kW sebanyak 1 unit. Dari hasil

    pemantauan di lapangan dimensi roof tank yang ada di rumah susun :

    Blok A : 5,7 m3

    Blok B : 5,7 m3

    Blok C : 5,7 m3

    Maka ada perbedaan dengan dimensi roof tank perhitungan, dimana dimensi roof tank hasil

    hitungan lebih besar dari pada yang ada di lapangan. Hal ini dapat mengakibatkan suplai air pada

    saat menit puncak tidak tercukupi.

    Pada pereancanaan penentuan dimensi pipa air bersih, dilakukan atau dibagi dalam beberapa

    sistem distribusi air bersih. Pipa yang digunakan adalah pipa PVC kaku. Dari hasil perhitungan

    dimensi pipa air bersih, ada beberapa perbedaan yang diperoleh dengan dimensi pipa yang ada

    dilapangan,yaitu:

  • 6

    Bak

    Penangkap

    lemak

    dan

    minyak

    Pipa tegak yang terlalu besar sehingga membuat biaya semakin besar, dimana pipa

    dilapangan sebesar 4 inchi sedangkan besar pipa berdasarkan hitungan adalah 3 inchi. Hal

    ini dapat mempengaruhi Hf semakin besar dan tekanan yang dibutuhkan semakin besar.

    Adanya pipa yang masih bocor sehingga membuat air terbuang sia-sia. Hal ini membuat

    tumbuhnya jamur ataupun lumut lumut yang menempel di sekitar pipa bocor. Seharusnya

    pipa harus segera diperbaiki.

    Namun dari keseluruhan pipa yang ada dilapangan sudah hampir sama dengan hasil

    perhitungan. Yang harus dilakukan adalah perawatan dari alat alat saniter agar dapat dipergunakan

    terus menerus dan adanya ruang shaff yang terbuka, seharusnya ditutup untuk menjaga keamanan

    pipa dan memperbaiki estetika.

    Penyaluran dan Pengolahan Air Buangan

    Untuk evaluasi penyaluran air buangan, masalah yang terjadi dilapangan, setelah melakukan

    hasil wawancara dengan warga yang ada di rumah susun serta dari observasi lapangan, ternyata

    tidak terjadi permasalahan yang serius sepertinya timbulnya genangan ataupun saluran yang

    tersumbat. Hal yang terjadi hanya yaitu adanya pipa pipa yang bocor pada pipa tegak saluran

    buangan sehingga menimbulkan tumbuhnya lumut di sekitar pipa.

    Penentuan pengolahan air buangan berdasarkan hasil pengujian kualitas air buangan. Sampel air

    buangan diambil dari mall sejenis. Dari hasil penelitian didapat kualitas air buangan yang dapat

    dilihat pada Tabel 1. Pengolahan terdapat pada masing-masing sistem, tipikal pengolahan air

    buangan yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 1. Dimensi yang direncanakan untuk bak

    penangkap lemak dan minyak yaitu, panjang 6,8m, lebar 1,7m dan tinggi 3,3m. ABR yang

    direncanakan terdiri dari 4 kompartemen dengan panjang tiap kompartemen 3,5 m dan lebar 1,7 m.

    Tabel 1 Kualitas Air Buangan Rumah Susun Urip Sumoharjo

    Parameter Kualitas Air Buangan Baku Mutu*

    BOD 29 100 mg/l

    TSS 220 100 mg/l

    O & G 26 100 mg/l

    pH 7.33 6-8

    Gambar 1 Tipikal pengolahan air buangan

  • 7

    Sistem Pewadahan dan Pengumpulan Sampah

    Karena pemukiman rumah susun bukanlah seperti pemukiman yang biasanya dimana setiap

    rumah dibangun secara horizontal namun rumah susun dibangun secara vertikal, maka sistem

    pengumpulan dari sampahnya direncanakan dengan menggunakan saluran dari lantai paling atas ke

    lantai dasar. Dimensi wadah :

    panjang = 1,04 m

    lebar = 1,04 m

    tinggi = 1 m

    Untuk dimensi saluran sendiri disesuaikan dengan ukuran panjang dan lebar wadah.. Hal ini

    bertujuan agar sampah yang dibuang melalu saluran dapat sampai ke wadah dan dapat mengisi

    wadah ke semua bagian, sehingga tidak ada ruang kosong pada saat wadah terisi sampah.

    - Blok A dan B : panjang 1,2 m dan lebar 1,2 m

    - Blok C : panjang 1,04 m dan lebar 1,04 m

    Sedangkan untuk tinggi saluran mengikuti tinggi dari gedung. Wadah sampah dan saluran terbuat

    dari beton, hal ini untuk menjaga keamanan dan ketahanan dari saluran dah wadah.

    Setelah sampah terkumpul di wadah pengumpulan selanjutnya sampah akan diambil oleh

    petugas sampah satu kali sehari dengan menggunakan gerobak sampah. Kemudian sampah akan

    dikirim ke tempat pembuangan sampah sementara. Untuk gerobak sampah yang digunakan

    merupakan gerobak sampah yang telah ada dirumah susun.

    4. RE CA A A GGARA bIAYA (RAB)

    Pada perencanaan ini nilai RAB merupakan nilai dari peralatan maupun bangunan baru yang

    direncanakan, dengan tetap memperhatikan kondisi eksisting. Nilai RAB yang didapat pada

    perencanaan ini sebesar Rp 257.612.533,00

    5. KESIMPULA

    Dari hasil analisa dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapt dimabil beberap

    kesimpulan yang mungkin dapat memberikan manfaat bagi pihak pengelola rumah susun. Berikut

    beberapa kesimpulan yang diperoleh:

    1. Dari hasil evaluasi sistem penyediaan air bersih, terdapat perbedaan dimensi pipa tegak.

    Dimana dimensi pipa tegak di lapangan sebesar 4 inchi sedangkan pipa hasil perhitungan

    sebesar 3 inchi. Hal ini membuat Hf dari pipa semakin besar. Sebaiknya pipa ini diganti.

    Selain itu ada pipa yang telah bocor, sehingga menimbulkan tumbuhnya lumut, akibatnya

    pipa menjadi kotor.

    2. Dari evaluasi sistem penyaluran air buangan, tidak terjadi masalah atau gangguan di

    lapangan, sehingga sistem penyaluran air buangan sudah cukup baik.

    3. Dari hasil evaluasi sistem fire hydrant dengan menggunakan fire hose reel dan pillar

    hydrant, ternyata fire hose reel yang ada di lapangan tidak memenuhi perhitungan, dimana

    tiap lantai seharusnya memiliki 1 fire hose reel sedangkan yang ada di lapangan hanya

    terdapat 1 fire hose reel. Sebaiknya fire hose reel di rumah susun ditambah, untuk menjaga

    keamanan pada saat terjadi kebakaran.

    4. Sistem pengolahan air buangan (grey water) yang tepat dibuat di rumah susun adalah

    dengan pengolahan ABR ( Anaerobic Baffle Reactor).

    5. Sistem pengumpulan sampah yaitu dengan membuat saluran dari lantai paling atas ke lantai

    dasar. Sampah akan ditampung di bawah dengan sebuah wadah. Saluran dan wadah ini

  • 8

    terbuat dari beton. Sampah akan diambil oleh petugas sampah 1 hari sekali dan langsung

    dikunpulkan dalam gerobak kemudian dibawa ke TPS.

    6. Daftar Pustaka

    Anonim. 2002. Tata Cara Perencanaan Sistem PlambingStandar Nasional Indonesia. SNI 03-

    7065-2005. Bandung: Badan Standarisasi Nasional (BSN) ICS 91.140.60.

    Departemen Pekerjaan Umum. 1995. Tata Cara pengelolaan Teknik Sampah di Pemukiman. SNI

    19-3964-1995. Yayasan LPMB. Bandung

    Hadiwiyoto, S. 1983. Penagangan dan Pemanfaatan Sampah. Yayasan Idayu. Jakarta.

    Morimura, Takeo dan Noerbambang, Soufyan M. 1984. Perancangan dan Pemeliharaan Sistem

    Plambing: Cetakan Ketujuh. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.

    Sasse, Ludwig. 1998. Decentralised Wastewater Treatment in Developing Countries. New Delhi :

    BORDA

    Streeter, Victor L. Dan Wylie, E. Benyamin. 1993. Mekanika Fluida. Jakarta: Penerbit Erlangga