MAKALAH PENYAKIT MALARI1

22
ABSTRAK Malaria adalah salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh parasit dan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terdapat di seluruh dunia terutama pada negara-negara berkembang. Menurut data Departemen Kesehatan RI, jumlah penderita penyakit malaria di Indonesia 50 orang per 1000 penduduk. Upaya pencegahan penularan penyakit sebenarnya telah banyak dilakukan seperti dicanangkannya Gebrak Malaria sebagai gerakan nasional memberantas malaria di Indonesia. Penularan malaria dapat terjadi melalui penularan secara alamiah (natural infection), penularan yang tidak alamiah. Upaya yang dilakukan dengan dengan cara meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penyakit malaria, meningkatkan perilaku PHBS. Penanggulangan malaria sangat memerlukan kepedulian dan dukungan semua pihak, baik ia pemerintah dan masyarakat. Dari berbagai pengalaman, dalam penanggulangan malaria pada masa lalu telah terbukti tanpa keterlibatan masyarakat, baik ia dukungan dari eksekutif, legislatif, organisasi sosial, keagamaan dan pihak swasta, hasilnya tidak akan optimal. 1

Transcript of MAKALAH PENYAKIT MALARI1

Page 1: MAKALAH PENYAKIT MALARI1

ABSTRAK

Malaria adalah salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh parasit dan masih

menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terdapat di seluruh dunia terutama pada negara-

negara berkembang. Menurut data Departemen Kesehatan RI, jumlah penderita penyakit

malaria di Indonesia 50 orang per 1000 penduduk. Upaya pencegahan penularan penyakit

sebenarnya telah banyak dilakukan seperti dicanangkannya Gebrak Malaria sebagai gerakan

nasional memberantas malaria di Indonesia. Penularan malaria dapat terjadi melalui

penularan secara alamiah (natural infection), penularan yang tidak alamiah. Upaya yang

dilakukan dengan dengan cara meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penyakit

malaria, meningkatkan perilaku PHBS. Penanggulangan malaria sangat memerlukan

kepedulian dan dukungan semua pihak, baik ia pemerintah dan masyarakat. Dari berbagai

pengalaman, dalam penanggulangan malaria pada masa lalu telah terbukti tanpa keterlibatan

masyarakat, baik ia dukungan dari eksekutif, legislatif, organisasi sosial, keagamaan dan pihak

swasta, hasilnya tidak akan optimal.

1

Page 2: MAKALAH PENYAKIT MALARI1

A. PENDAHULUAN

Malaria merupakan penyakit yang penyebarannya di dunia sangat luas yakni antara garis

bujur 600 di Utara dan 400 di Selatan yang meliputi lebih dari 100 negara yang beriklim tropis

dan sub tropis. Penduduk yang berisiko terkena malaria berjumlah sekitar 2,3 miliar atau 41 %

dari penduduk dunia. Penduduk yang berisiko terkena malaria ber jumlah 300-500 juta dan

mengakibatkan 1,5 – 2,7 juta kematian, terutama di Afrika Sub-Sahara. Wilayah di dunia yang

kini sudah bebas dari malaria adalah Eropa, Amerika Utara, sebagian besar Timur Tengah,

sebagian besar Karabia, sebagian besar Amerika Selatan, Australia dan Cina (Harijanto, 2000).

Peningkatan jumlah kasus malaria disebabkan oleh perpindahan penduduk (migrasi) ke daerah

yang baru ditempati, terutama di daerah tropis dan perubahan cuaca. Penyebaran malaria

berbeda-beda antara satu negara dengan negara lain dan dari satu kabupaten atau wilayah dengan

wilayah lain. Menurut WHO (World Health Organization) pada tahun 1990, sebanyak 80%

kasus dijumpai di Afrika dan merupakan kelompok potensial terjadinya penyebaran malaria

indegenous (Harijanto, 2000).

Malaria merupakan masalah kesehatan dunia termasuk Indonesia karena mengakibatkan

dampak yang luas dan berpeluang menjadi penyakit emerging dan re-emerging. Kondisi ini

dapat terjadi karena adanya kasus import, resistensi obat dan beberapa insektisida yang

digunakan dalam pengendalian vektor, serta adanya vektor potensial yang dapat menularkan dan

menyebarkan malaria. Selain itu, malaria umumnya merupakan penyakit di daerah terpencil, sulit

dijangkau dan banyak ditemukan di daerah miskin atau sedang berkembang. Oleh karena itu,

malaria merupakan salah satu penyakit menular yang menjadi sasaran prioritas komitmen global

dalam Millenium Development Goals (MDGs) yang dideklarasikan oleh 189 negara anggota

PBB pada tahun 2000.

World Health Assembly (WHA) pada tahun 2005 menargetkan penurunan angka

kesakitan dan kematian malaria sebanyak lebih dari 50 persen pada tahun 2010 dan lebih dari 75

persen pada tahun 2015 dari angka tahun 2000. Berbagai upaya penanggulangan telah

dilaksanakan dengan menggalang berbagai sumber dana, baik dari pemerintah maupun non

pemerintah antara lain World Health Organisation (WHO) dan Global Fund (GF). Pada

pertemuan WHA ke 60 tahun 2007, telah dihasilkan komitmen global tentang eliminasi malaria

bagi setiap negara. Di Indonesia, eliminasi malaria dimulai sejak tahun 2004 dan untuk

2

Page 3: MAKALAH PENYAKIT MALARI1

percepatan penanggulangan malaria dilakukan berbagai intervensi antara lain: kelambu

berinsektisida untuk penduduk berisiko, pengobatan yang tepat untuk subjek terinfeksi malaria

dengan Artemisinin-based Combination Therapy (ACT), penyemprotan rumah dengan

insektisida, dan pengobatan pencegahan pada ibu hamil. Di Indonesia, ditemukan semua jenis

human plasmodia terutama Plasmodium falciparum dan P. vivax. Kasus malaria yang dilaporkan

umumnya masih merupakan malaria yang didiagnosis hanya berdasarkan gejala klinis karena

keterbatasan akses dan fasilitas pemeriksaan laboratorium. Laporan tahunan menunjukkan kasus

terbanyak dilaporkan dari Provinsi Papua dan Nusa Tenggara Timur. Sejak tahun 2004, eliminasi

malaria di Indonesia secara bertahap menggunakan ACT sesuai dengan rekomendasi WHO.

Kelebihan derivatif artemisinin ini adalah dapat mencegah penularan. ACT yang digunakan oleh

program malaria nasional adalah kombinasi artesunat-amodiakuin dan dihidroartemisinin-

piperakuin.

B. DESKRIPSI MASALAH

Malaria merupakan penyakit global yang paling sering terjadi di daerah tropis, tetapi

penularannya juga dapat terjadi didaerah beriklim sedang. Pada abad ke-19 dan ke-20 awal,

spesies Plasmodium secara luas terdistribusi di Amerika. Distribusi ini termasuk Amerika Serikat

Selatan, Mississippi River Valley, dan Minnesota dan Michigan. Sekarang, parasit Plasmodium

menyebabkan lebih dari 100 juta kasus malaria per tahun terutama didaerah tropis. Hasil yang

diperkirakan dari 1-2.000.000 kematian per tahun, banyak dari mereka adalah anak-anak.

Bahkan, lebih besar dari 90% kejadian malaria mengancam jiwa anak-anak. Distribusi dari

vektor nyamuk dan prevalensi penyakit dalam suatu populasi merupakan factor utama yang

menentukan distribusi parasit Plasmodium. Daerah yang penuh dengan nyamuk, seperti rawa-

rawa, telah lama memiliki hubungan dengan tingginya angka serangan malaria. Lingkungan

yang mendukung seperti genangan air menyebabkan munculnya sarang nyamuk. Saat ini, yang

merupakan daerah endemik antara lain Karibia, Amerika Selatan bagian utara, Amerika Tengah,

Afrika, India, Australia, Asia Tenggara, dan Asia kepulauan Pasifik. Malaria juga terjadi secara

sporadik di daerah non endemik, dalam banyak kasus berupa penyakit laten. Penyakit malaria

3

Page 4: MAKALAH PENYAKIT MALARI1

yang kambuh disebabkan oleh reaktivasi fase laten hipnozoit P vivax dan P ovale (Wilson,

2001). 

Infeksi malaria terbesar pada lebih dari 100 negara di benua Afrika, Asia, Amerika

(bagian Selatan) dan daerah Oceania dan Karibia. Lebih dari 1,6 triliun manusia terpapar oleh

malaria dengan dugaan morbiditas 200-300 juta dan mortalitas lebih dari 1 juta per tahun.

Beberapa daerah yang bebas malaria adalah Amerika Serikat, Canada, Negara di Eropa (kecuali

Rusia), Israel, Singapura, Hongkong, Jepang, Taiwan, Korea, Brunei, dan Australia. Negara

tersebut terhindar dari malaria karena vector kontrolnya yang baik, walaupun di Negara tersebut

makin banyak dijumpai kasus malaria yang import karena pendatang dari Negara malaria atau

penduduknya mengunjungi daerah-daerah malaria. 

Faktor-faktor yang menyebabkan terkenanya suatu daerah :

umumnya lokasi endemis malaria adalah desa-desa yang terpencil dengan kondisi

lingkungan yang tidak baik,

sarana transportasi dan komunikasi yang sulit,

akses pelayanan kesehatan yang kurang,

tingkat pendidikan dan sosial ekonomi masyarakat yang rendah

serta prilaku hidup sehat yang kurang baik.

Kemampuan bertambahnya penyakit malaria disuatu daerah  ditentukan oleh beberapa faktor,

antara lain oleh faktor parasit plasmodium (agent), host (manusia), faktor lingkungan.

Faktor Host

Umur : Anak-anak lebih rentan terhadap infeksi parasit malaria, terutama pada anak dengan gizi

buruk(Rampengan T.H., 2000). Infeksi akan berlangsung lebih hebat pada usia muda atau sangat

muda karena belum matangnya system imun pada usia muda sedangkan pada usia tua

disebabkan oleh penurunan daya tahan tubuh misalnya oleh karena penyakit penyerta seperti

Diabetes Melitus (Weir D.M., 1987). Perbedaan angka kesakitan malaria pada berbagai golongan

4

Page 5: MAKALAH PENYAKIT MALARI1

umur selain dipengaruhi oleh faktor kekebalan juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti

pekerjaan , pendidikan dan migrasi penduduk (Departemen Kesehatan RI,2000).

Jenis kelamin : Perbedaan angka kesakitan malaria pada anak laki-laki dan perempuan

dipengaruhi oleh faktor pekerjaan, migrasi penduduk dan lain-lain (Departemen Kesehatan., RI

1991).

Riwayat malaria sebelumnya : Orang yang pernah terinfeksi malaria sebelumnya biasanya

akan terbentuk imunitas sehingga akan lebih tahan terhadap infeksi malaria. Contohnya

penduduk asli daerah endemik akan lebih tahan dibandingkan dengan transmigran yang dating

dari daerah non endemis (Dachlan Y.P., 1986 : Smith, 1995 : Maitland, 1997)

Ras : Beberapa ras manusia atau kelompok penduduk mempunyai kekebalan alamiah terhadap

malaria, misalnya “siekle cell anemia” merupakan kelainan yang timbul karena penggantian

asam amino glutamat pada posisi 57 rantai hemoglobin. Bentuk heterozigot dapat mencegah

timbulnya malaria berat, tetapi tidak melindungi dari infeksi. Mekanisme perlindungannya belum

jelas, diduga karena eritrosit Hb S (sickle cell train0 yang terinfeksi parasit lebih mudah rusak di

system retikuloendothelial, dan/atau karena penghambatan pertumbuhan parasit akibat tekanan

O2 intraeritrosit rendah serta perubahan kadar kalium intra sel yang akan mengganggu

pertumbuhan parasit atau karena adanya akulasi bentuk heme tertentu yang toksik bagi parasit

(Nugroho A., 2000). Selain itu penderita ovalositosis (kelainan morfologi eritrosit berbentuk

oval) di Indonesia banyak terdapat di Indonesia bagian timur dan sedikit di Indonesia bagian

barat. Prevalensi ovalosis mulai dari 0,25 % (suku Jawa) sampai 23,7 % suku Roti

(Setyaningrum, 1999).

Kebiasaan : Kebiasaan sangat berpengaruh terhadap penyebaran malaria. Misalnya kebiasaan

tidak menggunakan kelambu saaat tidur dan senang berada diluar rumah pada malam hari.

Seperti pada penelitian di Mimiki Timur, Irian Jaya ditemukan bahwa kebiasaan penduduk

menggunakan kelambu masih rendah (Suhardja, 1997)

Status gizi : Status gizi ternyata berinteraksi secara sinergis dengan daya tahan tubuh. Makin

baik status gizi seseorang, makin tidak mudah orang tersebut terkena penyakit . Dan sebaliknya

5

Page 6: MAKALAH PENYAKIT MALARI1

makin rendah status gizi seseorang makin mudah orang tersebut terkena penyakit (Nursanyoto,

1992).

Pada banyak penyakit menular terutama yang dibarengi dengan dengan demam, terjadi banyak

kehilangan nitrogen tubuh. Nitorgen tubuh diperoleh dari perombakan protein tubuh. Agar

seseorang pulih pada keadaan kesehatan yang normal, diperlukan peningkatan dalam protein

makanan. Penting diperhatikan pula bahwa fungsi dari dari semua pertahanan tubuh

membutuhkan kapasitas sel-sel tubuh untuk membentuk protein baru. Inilah sebabnya maka

setiap defesiensi atau ketidak seimbangan zat makanan yang mempengaruhi setiap system

protein dapat pula menyebabkan gangguan fungsi beberapa mekanisme pertahanan tubuih

sehingga pada umumnya melemahkan resistensi host. Malnutrisi selalu menyebabkan

peningkatan insiden penyakit-penyakit infeksi dan terhadap penyakit yang sudah ada dapat

meningkatkan keparahannya (Maria, 1992).

Faktor Parasit malaria (Agent)

Penyakit malaria disebabkan oleh parasit malaria (yaitu suatu protozoa daun yang

termasuk genus plasmodium) yang dibawa oleh nyamuk anopheles. Agar dapat hidup, parasit

plasmodium harus ada di dalam tubuh manusia, untuk menghasilkan gametosit jantan dan betina

untuk penularannya.Parasit plasmodium juga harus menyesuaikan diri dengan sifat-sifat spesies

nyamuk anopheles yang antropofili, agar sporogoni di mungkinkan dan menghasilkan sporozoit

yang infektif, sehingga jika parasit ini masuk ke dalam sel darah merah, maka akan merusak sel

darah merah, sehingga menimbulkan manifestasi klinis.Sifat-sifat spesifik parasitnya berbeda

untuk setiap spesies Plasmodium dan hal ini mempengaruhi terjadinya manifestasi klinis dan

penularan. 

P.falciparum mempunyai masa infeksi yang paling pendek, akan tetapi menghasilkan

parasitemia (parasit dalam darah) yang paling tinggi. Gametosit P.falciparum baru berkembang

setelah 8- 15 hari sesudah masuknya parasit kedalam darah.P.vivax dan P.ovale pada umumnya

menghasilkan parasitemia yang rendah, gejala yang lebih ringan dan mempunyai masa inkubasi

yang lebih lama dari pada P.falciparum. Walaupun begitu, sporozoit P.vivax dan P.ovale di

dalam hati dapat berkembang menjadi skizon jaringan primer dan hipnozoit. Hipnozoit ini

menjadi sumber terjadinya relaps.

6

Page 7: MAKALAH PENYAKIT MALARI1

Faktor lingkungan 

Lingkungan fisik yang berpengaruh terhadap kejadian malaria

Faktor geografik dan meterologi di indonesia sangat menguntungkan trasmisi malaria di

indonesia :

Suhu : Pengaruh suhu dapat berperan pada kejadian malaria, pada suhu 26 derajat celcius,

masa inkubasi ekstrinsik

10-12 hari untuk plasmodium falcipafarum

8-12 hari untuk p.vivax

14-15 hari untuk p.malariae dan p.ovale

Suhu yang optimum untuk perkembangan plasmodium sekitara 20-30 derajat celcius, makin

tinggi suhu maka makin pendek masa inkubasi ekstrinsik (sporogoni), sehingga perkembangan

plasmodium tidak optimum sebaliknya makin rendah suhu, maka makin baik perkembangan

plasmodium.

Kelembapan : Kelembapan yang rendah memperpendek umur nyamuk, meskipun tidak

berpengaruh pada parasitnya. Tingkat kelembapan 60% merupakan batas paling rendah

untuk kehidupan nyamuk. Pada kelembapan lebih tinggi, nyamuk menjadi aktif dan

sering menggigit, sehingga meningkatkan penularan malaria.

Hujan : Pada umumnya hujan akan memudahkan perkembangan nyamuk dan jadi endemi

malaria. Besar kecilnya pengaruh tergantung pada jenis dan deras hujan, jenis vektor dan

jenis tempat perindukan Hujan yang di selingi panas, akan memperbesar kemungkinan

berkembang biaknya nyamuk anopeles.

Ketinggian : Ketinggaian yang maih memungkinkan penyebaran malaria adalah sampai

2500 diatas permukaan laut.

Angin : Kecepatan dan arah angin, dapat mempengaruhi jarak terbang nyamuk dan ikut

menentukan jumlah kontak antara nyamuk dan manusia.

Sinar matahari : Pengaruh sinar matahari terhadap pertumbuhan larva nyamuk berbeda-

beda.

Pada A.sundaikus lebih suka di tempat yang teduh, sedangkan pada A.hyrcanus dan

A.pinculatus, lebih suka di tempat terbuka, sedangkan A.barbirosis dapat hidup baik di tempat

yang teduh maupun terangarus air

7

Page 8: MAKALAH PENYAKIT MALARI1

Pada A.barbirostris menyukai perindukan yang airnya statis atau lambat

A.minimus menyukai aliran air yang deras

A.letifer lebih menyukai air yang tergenang.

Kadar garam

pada anopeles sundaikus tumbuh optimal pada air payau yang kadar garamnya 12-18% dan tidak

berkembang pada kadar garam 40% keatas

Namun di sumatera utara di temukan pula perindukan A.sundaicus di air tawar.

Lingkungan biologi yang berperan pada kejadian malaria

Tumbuhan bakau, lumut, gangang dan lainnya dapat mempengaruhi kehidupan larva nyamuk,

karena dapat menghalangi sinar matahari atau melindungi larva dari serangan makluk hidup yang

lain

Ikan pemakan larva seperti ikan kepala timah (panchax spp), gambusia, nila, mujair dll, dapat

mempengaruhi populasi nyamuk di suatu daerah

Lingkungan sosial Budaya yang berperan pada kejadian malaria

Kebiasaan untuk berada di luar rumah sampai larut malam, di tempat yang vektornya bersifat

eksofili dan eksofagi akan memudahkan seseorang terkena gigitan nyamuk.

8

Page 9: MAKALAH PENYAKIT MALARI1

C. PILIHAN – PILIHAN KEBIJAKAN

Pengendalian Penyakit Malaria

Ada dua model pendekatan dalam upaya penegakan diagnosa penderita malaria, yaitu

untuk wilayah Jawa-Bali dilakukan secara aktif (Active Case Detection) oleh Juru Malaria Desa

dengan mendatangi warga yang mengeluh gejala klinis malaria, sedangkan untuk wilayah diluar

Jawa-Bali, dilakukan secara pasif dengan menunggu pasien datang berobat kepelayanan

kesehatan. Upaya pengobatan tidak hanya diberikan kepada penderita klinis atau penderita

dengan konfirmasi laboratorium namun juga diberikan pada kelompok tertentu untuk tujuan

profilaksis.

Pada tahun 2005 ada peningkatan hampir 2 kali lipat dari tahun 2004 yaitu dari 3,82

menjadi 6,1 per 1000 penduduk, namun angka ini kembali menurun pada tahun 2006 dan 2007.

Pada tahun 2008 terdapat sebesar 91.609 penderita malaria klinis dan 74,66% diantaranya yang

mendapatkan pengobatan. Adapun pola penanganan malaria yang dilakukan oleh Dinas

Kesehatan Provinsi Sumatera Utara antara lain :

Peningkatan kerjasama lintas program dan sektoral, penambahan jumlah peralatan (spray can) ,

penerapan metode pengobatan malaria baru, peningkatan frekwensi penyuluhan kesehatan

masyarakat, menyampaikan informasi kepada sarana-sarana kesehatan tentang perlunya

pencatatan / pengiriman pelaporan kasus ke Dinkes setempat dalam upaya pencegahan &

penanggulangan lebih awal dan peningkatan peran serta masyarakat serta perbaikan sistem

pencatatan dan pelaporan.

Terkait dengan pemberantasan malaria, Pemkab Madina melalui Kantor Pusat

Penanggulangan Malaria Madina telah melakukan berbagai hal, yaitu mulai dari penemuan aktif

penderita, penegakan diagnosa malaria melalui pemeriksaan mikroskopis, penatalaksanaan kasus

dan pengobatan, pengobatan menggunakan Artemisinin Combination Therapy (ACT),

pengobatan malaria pada ibu hamil, penyemprotan rumah, pembentukan Pos Malaria di desa

(Posmaldes), penyediaan sarana (mikroskop, RDT) bahan laboratorium dan obat-obatan,

pembagian kelambu anti nyamuk (LLINs), peningkatan kualitas SDM dan pemberantasan tempat

perindukan nyamuk.

9

Page 10: MAKALAH PENYAKIT MALARI1

Selain itu, dalam sektor pendidikan, pengetahuan tentang upaya pengendalian malaria

sebagai materi pelajaran muatan lokal (Mulok), sektor agama, penyebar luasan materi

penanggulangan malaria melalui khutbah Jum’at, kebaktian  Minggu dan materi pelajaran

muatan lokal. Sektor PKK, pergerakan ibu rumah tangga dalam pencegahan gigitan nyamuk dan

upaya pencarian pengobatan, sektor pertanian, dengan penanaman padi secara serentak.

Kemudian, pemberantasan malaria perlu kepedulian semua sektor, misalnya sektor

Kimpraswil perlu untuk penyediaan air bersih dan MCK, program sungai bersih, mengalirkan

genangan air. Sektor Peternakan, misalnya dengan penyuluhan kandang sebagai cattle barier.

Sektor Pertamanan, dengan pengembangan tanaman/pohon anti gigitan nyamuk (bunga

Lavender).

Sektor Pariwisata untuk menghilangkan tempat perindukan nyamuk. DPRD sebagai

legislasi dan penyusunan anggaran, sektor perikanan dan kelautan dan kehutanan,

membudidayakan ikan (ikan pemakan jentik) di badan air, penanaman kembali pohon bakau.

Kemudian Bapeda sebagai perencana program dan penganggaran serta Bapedalda untuk

pengawasan dan pengendalian lingkungan terhadap daerah endemis malaria secara berkala.

Untuk menjaga diri dari gigitan nyamuk , tidurlah dalam ruangan yang terpasang

kelambu pada jendela dan pintunya sehingga nyamuk tidak bisa masuk. Gunakan atau pasang

juga kelambu pada tempat tidur anda. Jika memungkinkan, semprot kelambu dengan permethrin.

Permethrin adalah obat semprot yang berfungsi mengusir atau menolak nyamuk. Sepanjang

malam, pakailah celana berwarna terang dan kemeja baju lengan panjang. Hindari keluar rumah

malam hari tanpa menggunakan pelindung, dimana pada malam hari nyamuk-nyamuk biasanya

bersifat lebih aktif dan berpotensi tinggi terjadinya gigitan. Sediakanlah obat anti malaria , jika

merencanakan perjalanan ke daerah dimana kasus malaria sering terjadi . Obat malaria ini

disebut dengan obat prophylactic. Yang perlu anda ingat, meskipun ada obat yang dapat

membantu anda mencegah penularan atau terserang malaria, akan tetapi tidak ada obat yang

dapat memberikan perlindungan 100% dan anda sebaiknya tetap melakukan tindakan-tindakan

pencegahan terhadap penyakit ini.

A. Pencegahan primer : 1. Tindakan terhadap manusia yakni

10

Page 11: MAKALAH PENYAKIT MALARI1

a). Penyuluhan adalah faktor terpenting pencegahan malaria. Materi utama penyuluhan adalah

mengajarkan tentang cara penularan malaria, risiko terkena malaria, dan yang terpenting

pengenalan tentang gejala dan tanda malaria, pengobatan malaria, pengetahuan tentang upaya

menghilangkan tempat perindukan.

b). Melakukan kegiatan sistem kewaspadaan dini, dengan memberikan penyuluhan pada

masyarakat tentang cara pencegahan malaria.

c). Perlindungan pribadi, untuk menghindari dari gigitan nyamuk dengan menggunakan pakaian

lengkap, tidur menggunakan kelambu, memakai obat penolak nyamuk, dan menghindari untuk

mengunjungi lokasi yang rawan malaria.

d).Merubah perilaku berupa mengurangi aktivitas di luar rumah mulai senja sampai subuh di saat

nyamuk anopheles umumnya mengigit.

2). Kemoprofilaksis (Tindakan terhadap Plasmodium sp) obat digunakan sebagai

kemoprofilaksis adalah klorokuin, doksisiklin, primakuin dan sebagainya.

Dosis kumulatif maksimal untuk pengobatan pencegahan dengan klorokuin pada orang dewasa

adalah 100 gram basa. Untuk mencegah terjadinya infeksi malaria terhadap pendatang yang

berkunjung ke daerah malaria pemberian obat dilakukan setiap minggu; mulai minum obat 1-2

minggu sebelum mengadakan perjalanan ke endemis malaria dan dilanjutkan setiap minggu

selama dalam perjalanan atau tinggal di daerah endemis malaria dan selama 4 minggu setelah

kembali dari daerah tersebut. Pengobatan pencegahan tidak diberikan dalam waktu lebih dari 12-

20 minggu dengan obat yang sama.

3). Tindakan terhadap vector :

a). Pengendalian secara mekanis. Dengan cara ini, sarang atau tempat berkembang biak serangga

dimusnahkan,misalnya dengan mengeringkan genangan air yang menjadi sarang nyamuk.

b). Pengendalian secara biologis. Pengendalian secara biologis dilakukan dengan menggunakan

makhluk hidup yang bersifat parasitik terhadap nyamuk atau penggunaan hewan predator atau

pemangsa serangga.

c). Pengendalian nyamuk dewasa dapat dilakukan oleh masyarakat yang memiliki ternak lembu,

kerbau, babi. Karena nyamuk An. aconitus adalah nyamuk yang menyukai darah binatang

(ternak), untuk itu ternak dapat digunakan sebagai tameng untuk melindungi orang dari serangan

An. aconitus yaitu dengan menempatkan kandang ternak diluar rumah (bukan dibawah kolong

dekat dengan rumah).

11

Page 12: MAKALAH PENYAKIT MALARI1

d). Pengendalian secara kimiawi adalah pengendalian serangga mengunakan insektisida.

B. Pencegahan sekunder :

1. Pencarian penderita malaria secara aktif melalui skrining yaitu dengan penemuan dini

penderita malaria dengan melakukan pengambilan slide darah dan konfirmasi diagnosis

mikroskopis dan /atau RDT (Rapid Diagnosis Test) dan secara pasif dengan cara melakukan

pencatatan dan pelaporan kunjungan kasus malaria.

2. Diagnosa dini

a). Gejala Klinis Diagnosis malaria sering memerlukan anamnesis yang tepat dari penderita

tentang keluhan utama (demam, menggigil, berkeringat dan dapat disertai sakit kepala, mual,

muntah, diare, dan nyeri otot atau pegal-pegal), riwayat berkunjung dan bermalam 1-4 minggu

yang lalu ke daerah endemis malaria, riwayat tinggal di daerah endemis malaria, riwayat sakit

malaria, riwayat minum obat malaria satu bulan terakhir, riwayat mendapat transfusi darah.

Selain itu juga dapat dilakukan pemeriksaan fisik berupa:- Demam (pengukuran dengan

thermometer ≥37.5°C),-Anemia - Pembesaran limpa (splenomegali) atau hati (hepatomegali) b).

Pemeriksaan Laboratorium- Pemeriksaan mikroskopis - Tes Diagnostik Cepat (RDT, Rapid

Diagnostic Test)c).

Pemeriksaan Penunjang bertujuan untuk mengetahui kondisi umum penderita, meliputi

pemeriksaan kadar hemoglobin, hematokrit, jumlah leukosit, eritrosit dan trombosit. Bisa juga

dilakukan pemeriksaan kimia darah, pemeriksaan foto toraks, EKG (Electrokardiograff), dan

pemeriksaan lainnya.

3. Pengobatan yang tepat Berbeda dengan penyakit-penyakit yang lain, malaria tidak dapat

disembuhkan meskipun dapat diobati untuk menghilangkan gejala-gejala penyakit.

Malaria menjadi penyakit yang sangat berbahaya karena parasit dapat tinggal dalam tubuh

manusia seumur hidup. Saat ini ada tiga jenis obat anti malaria, yaitu Chloroquine, Doxycyline,

dan Melfoquine. Tanpa pengobatan yang tepat akan dapat mengakibatkan kematian penderita.

Pengobatan harus dilakukan 24 jam sesudah terlihat adanya gejala.

Pengobatan spesifik untuk semua tipe malaria:

a). Pengobatan untuk mereka yang terinfeksi malaria adalah dengan menggunakan chloroquine

terhadap P. falciparum, P. vivax, P. malariae dan P. ovale yang masih sensitif terhadap obat

tersebut.

12

Page 13: MAKALAH PENYAKIT MALARI1

b). Untuk pengobatan darurat bagi orang dewasa yang terinfeksi malaria dengan komplikasi

berat atau untuk orang yang tidak memungkinkan diberikan obat peroral dapat diberikan obat

Quinine dihydrochloride.

c). Untuk infeksi malaria P. falciparum yang didapat di daerah dimana ditemukan strain yang

resisten terhadap chloroquine, pengobatan dilakukan dengan memberikan quinine.

d). Untuk mencegah adanya infeksi ulang karena digigit nyamuk yang mengandung malaria P.

vivax dan P. ovale berikan pengobatan dengan primaquine.

Primaquine tidak dianjurkan pemberiannya bagi orang yang terkena infeksi malaria bukan oleh

gigitan nyamuk (sebagai contoh karena transfusi darah) oleh karena dengan cara penularan

infeksi malaria seperti ini tidak ada fase hati.

C.Pencegahan tertier :

1. Penanganan akibat lanjut dari komplikasi malaria . Kematian pada malaria pada umumnya

disebabkan oleh malaria berat karena infeksi P. falciparum.

Manifestasi malaria berat dapat bervariasi dari kelainan kesadaran sampai gangguan fungsi organ

tertentu dan gangguan metabolisme.

Prinsip penanganan malaria berat:

a). Pemberian obat malaria yang efektif sedini mungkin

b). Penanganan kegagalan organ seperti tindakan dialisis terhadap gangguan fungsi ginjal,

pemasangan ventilator bila gagal napas.

c). Tindakan suportif berupa pemberian cairan serta pemantauan tanda vital untuk mencegah

memburuknya fungsi organ vital.

2. Rehabilitasi mental atau psikologis Pemulihan kondisi penderita malaria,memberikan

dukungan moril kepada penderita dan keluarga di dalam pemulihan dari penyakit malaria,

melaksanakan rujukan pada penderita yang memerlukan pelayanan tingkat lanjut.

Malaria berkaitan erat dengan masalah lingkungan dan perilaku , tentu hal ini akan berkaitan

dengan banyak pihak . Pendekatan kemasyarakatan yang memobilisir peran serta aktif sangat

diperlukan , hal ini perlu digaungkan terus menerus juga penting untuk diketahui bahwasanya

mencegah malaria harus dengan gerakan serentak terpadu , berkelanjutan dan segera untuk

dilakukan oleh semua. ( Dr.Candra Syafei, Sp.OG : Kepala Dinas Kesehatan Propinsi

Sumatera Utara )

13

Page 14: MAKALAH PENYAKIT MALARI1

D. KESIMPULAN dan SARAN

Kesimpulan

Penyakit malaria merupakan salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh parasit

dan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terdapat di seluruh dunia terutama pada

negara-negara berkembang seperti Indonesia. Umumnya, kemampuan bertambahnya penyakit

malaria disuatu daerah  ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain oleh faktor parasit

plasmodium (agent), host (manusia), faktor lingkungan. Dari kebijakan-kebijakan yang

dilakukan pemerintah alternatif yang terbaik adalah melakukan pencegahan terhadap diri sendiri,

keluarga dan masyarakat. Dengan meningkatkan pengetahuan terhadap pencegahan penyakit

malaria perseorangan maupun kelompok. Dan dalam melaksanakannya dibutuhkan peran semua

sektor pemerintah maupun sektor swasta.

Disarankan untuk masyarakat sendiri dalam penanggulangan dan pencegahan yang baik

yaitu dengan melakukan perilaku hidup sehat, meningkatkan pengetahuan ( melalui penyuluhan

dan kampanye) melakukan pencegahan terhadap diri sendiri (Gunakan kelambu pada tempat

tidur anda, semprot kelambu dengan permethrin, pakailah celana berwarna terang dan kemeja

baju lengan panjang. Dan dalam melaksanakannya bukan hanya masyarakat tetapi dibutuhkan

peran semua sektor pemerintah maupun sektor swasta.

14

Page 15: MAKALAH PENYAKIT MALARI1

DAFTAR PUSTAKA

Cross, C. 2004. The Life Cycle of Anopheles Mosquitoes.

Penyebaran dan Penyebab Malaria http://sikkahoder.blogspot.com

Syafei, Candra, Dr. Sp.OG. 2008. Profil Kesehatan Provinsi Sumater Utara

Tabloid Rakyat Madani ”Menuju Madian Bebas Malaria”

http://tabloidrakyatmadani.wordpress.com

Wilson, R. 2001. Current Diagnosis and Treatment in Infection Disease The McGraw – Hill

Companies, Incunited states of America

2010, Riset Kesehatan Dasar RISKESDAS

15