MAKALAH PENELITIAN FISTUM

26
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Fisiologi tumbuhan adalah suatu bidang ilmu yang mengkaji fenomena-fenomena penting di dalam tumbuhan. Dalam kajian ini dipelajari proses dan fungsi yang menyangkut tanggapan tumbuhan terhadap perubahan-perubahan lingkungan, dan pertumbuhan serta perkembangannya sebagai hasil dari respon tersebut. Contoh proses yang terjadi di dalam tubuh tumbuhan misalnya fotosintesis, respirasi, penyerapan ion, angkutan, membuka dan menutupnya stomata, asimilasi, transpirasi, perbungaan dan pembentukan biji. Inti sari dari semua sasaran fisiologi tumbuhan adalah untuk menyusun secara detil dan luas (comprehensive) semua kejadian alam yang terjadi dalam tumbuhan sehingga kita mengerti pertumbuhan, perkembangan dan gerak yang terjadi pada tumbuhan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang terdapat pada benih atau tanaman itu sendiri. Faktor eksternal merupakan faktor yang terdapat di luar benih 1

description

berisi tentang makalah yg berkaitan dengan pertumbuhan bawang putih dengan faktor penentunya berupa berbagai medium jenis tanah.

Transcript of MAKALAH PENELITIAN FISTUM

Page 1: MAKALAH PENELITIAN FISTUM

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Fisiologi tumbuhan adalah suatu bidang ilmu yang mengkaji

fenomena-fenomena penting di dalam tumbuhan. Dalam kajian ini dipelajari

proses dan fungsi yang menyangkut tanggapan tumbuhan terhadap perubahan-

perubahan lingkungan, dan pertumbuhan serta perkembangannya sebagai hasil

dari respon tersebut. Contoh proses yang terjadi di dalam tubuh tumbuhan

misalnya fotosintesis, respirasi, penyerapan ion, angkutan, membuka dan

menutupnya stomata, asimilasi, transpirasi, perbungaan dan pembentukan biji.

Inti sari dari semua sasaran fisiologi tumbuhan adalah untuk menyusun

secara detil dan luas (comprehensive) semua kejadian alam yang terjadi dalam

tumbuhan sehingga kita mengerti pertumbuhan, perkembangan dan gerak

yang terjadi pada tumbuhan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman terdiri dari

faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang

terdapat pada benih atau tanaman itu sendiri. Faktor eksternal merupakan faktor

yang terdapat di luar benih atau tanaman, salah satu yang mempengaruhi

pertumbuhan yaitu media tanam.

Media tanam yang baik adalah media yang mampu menyediakan air dan

unsur hara dalam jumlah cukup bagi pertumbuhan tanaman. Hal ini dapat

ditemukan pada tanah dengan tata udara yang baik, mempunyai agregat mantap,

kemampuan menahan air yang baik dan ruang untuk perakaran yang cukup.

Berbagai jenis media tanam dapat kita gunakan, tetapi pada prinsipnya

kita menggunakan media tanam yang mampu menyediakan nutrisi, air, dan

oksigen bagi tanaman. Penggunaan media yang tepat akan memberikan

pertumbuhan yang optimal bagi tanaman.

Makalah ini bertujuan untuk mengkaji beberapa media tanam terutama

jenis tanah yang dapat digunakan untuk mendukung pertumbuhan tanaman.

Tanaman yang dijadikan bahan penelitian adalah bawang putih (Allium sativum

L.).

1

Page 2: MAKALAH PENELITIAN FISTUM

I.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dari penulisan makalah ini, maka rumusan

masalah yang dapat dikaji yaitu:

1. Bagaimana pengaruh media tanam tanah pasir, tanah merah, dan tanah

pupuk terhadap pertumbuhan tanaman bawang putih (Allium sativum L.)?

2. Jenis tanah manakah yang lebih baik digunakan untuk penanaman bawang

putih (Allium sativum L.)?

3. Apa sajakah syarat tumbuh yang baik untuk pertumbuhan tanaman

bawang putih (Allium sativum L.)?

I.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah yang dikaji, maka tujuan yang dapat

diambil untuk penulisan makalah ini yaitu:

1. Untuk mengetahui pengaruh media tanam tanah pasir, tanah merah, dan

tanah pupuk terhadap pertumbuhan tanaman bawang putih (Allium sativum

L.).

2. Untuk mengetahui jenis tanah yang lebih baik digunakan untuk

penanaman bawang putih (Allium sativum L.)

3. Untuk mengetahui syarat tumbuh yang baik untuk pertumbuhan tanaman

bawang putih (Allium sativum L.)

I.4 Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan makalah.ini adalah:

1. Sebagai bahan informasi bagi mahasiswa pendidikan Biologi, terutama

pengikut mata kuliah Fisiologi Tumbuhan.

2. Sebagai bahan masukan pada penelitian selanjutnya dengan

memperhatikan perkembangan dari materi mata kuliah Fisiologi

Tumbuhan.

3. Sebagai pengaplikasian dari teori tentang pertumbuhan dan perkembangan

tumbuhan pada mata kuliah Fisiologi Tumbuhan pada program studi

Pendidikan Biologi FKIP UNLAM Banjarmasin.

2

Page 3: MAKALAH PENELITIAN FISTUM

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II. 1 Tanah sebagai Media Tanam

Tanah merupakan campuran bahan padat (organik dan anorganik), dan

udara. Bahan organik yang ditambahkan ke dalam tanah tidak hanya

menyediakan unsur hara bagi tanaman, tetapi juga dapat memperbaharui sifat

fisik tanah. Bahan organik berperan sangat penting di dalam menciptakan

struktur tanah yang ideal bagi pertumbuhan tanaman, meningkatkan

kemampuan tanah menahan air, meningkatkan kapasitas infiltrasi, dan

stabilitas agregat tanah dan pada akhirnya akan menurunkan aliran permukaan

dan erosi.

Media tanam dapat didefinisikan sebagai kumpulan bahan atau substrat

tempat tumbuh benih yang disebarkan atau ditanam. Sebagai media tanam,

tanah menyediakan faktor-faktor utama untuk pertumbuhan tanaman, yaitu

unsur hara, air, dan udara dengan fungsinya sebagai media tunjangan mekanik

akar dan suhu tanah. Semua faktor tersebut haruslah seimbang agar

pertumbahan tanaman baik dan berkelanjutan.

Unsur hara tanah yang diperlukan terdiri dari unsur makro (yang

diperlukan dalam jumlah banyak) meliputi N, P, K, Ca, Mg, dan S, dan unsur

mikro (yang diperlukan dalam jumlah sedikit) meliputi Fe, Mn, B, Mo, Cu,

Zn, dan Cl.

Selain kandungan unsur makro dan mikro, tanah juga harus

mengandung air. Daya simpan air pada jenis tanah tertentu akan berbeda, hal

ini tergantung dari struktur tanahnya. Yang diperlukan dari media yang baik

adalah jenis tanah yang dapat menyimpan air tetapi tidak berlebih, sesuai

dengan kebutuhan tanaman dengan kondisi musim apapun.

Selain itu, tanah juga memiliki pH (derajat keasaman). Faktor

ketersediaan air berpengaruh terhadap tingkat keasaman tanah. Kisaran pH

tanah untuk daerah basah adalah 5-7 dan kisaran untuk daerah kering adalah

7-9. Hal ini berpengaruh juga terhadap pemilihan jenis tanaman. Untuk daerah

3

Page 4: MAKALAH PENELITIAN FISTUM

basah (ph 5-7) pilihlah tanaman yang dapat tumbuh subur di kisaran pH

seperti itu. Begitu juga halnya dengan pH yang lainnya.

Hal yang juga penting adalah kandungan udara. Keberadaan udara

pada tanah akan mempengaruhi kerapatan dan kepadatan struktur tanah.

Perkembangan akar yang sehat serta proses pernafasan udara oleh akar

menjadi tolak ukur dari baik atau tidaknya aerasi udara pada struktur tanah

tertentu.

II. 2 Tanah Pasir, Tanah Merah, dan Tanah Pupuk

1. Tanah Pasir

Tanah pasir merupakan tanah yang terbentuk dari batuan beku serta

batuan sedimen yang memiliki butir kasar dan berkerikil. Kapasitas serap air

pada tanah pasir sangat rendah, ini disebabkan karena tanah pasir tersusun atas

70% partikel tanah berukuran besar (0,02-2 mm). 

Tanah pasir bertekstur kasar, dicirikan adanya ruang pori besar

diantara butir-butirnya. Kondisi ini menyebabkan tanah menjadi berstruktur

lepas dan gembur. Melihat dari ciri-ciri tanah pasir tersebut dapat dengan

mudah dijelaskan bahwa tanah pasir memiliki kemampuan mengikat air yang

sangat rendah.

Tanah pasir tidak cocok digunakan sebagai media tanam disebabkan

tanah ini memiliki partikel besar kurang dapat menahan air. Air dalam tanah

akan berinfiltrasi, bergerak ke bawah melalui rongga tanah. Akibatnya

tanaman kekurangan air dan menjadi layu. Kondisi semacam ini apabila

berlangsung terus menerus dapat mematikan tanaman. Namun masih ada

beberapa tanaman yang dapat hidup pada jenis tanah berpasir ini.

2. Tanah Merah (Tanah Laterit)

Tanah laterit adalah tanah tidak subur yang tadinya subur dan kaya

akan unsur hara, namun unsur hara tersebut hilang karena larut dibawa oleh air

hujan yang tinggi. Tanah laterit merupakan tanah yang kaya akan seskuioksida

dan telah mengalami pelapukan yang lanjut. Tanah mineral ini miskin akan

4

Page 5: MAKALAH PENELITIAN FISTUM

mineral-mineral dan mudah lapuk serta kandungan mineral resisten sangat

tinggi dan KPK tanah sangat rendah. Penyebaran tanah ini di Indonesia

diperkirakan 8.085 juta ha yang tersebar di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi,

Irian Jaya, dan Jawa. Karena tanah ini merupakan tanah mineral yang kaya

akan seskuioksida maka, tanah ini mempunyai muatan positif dan didominasi

oleh liat aktivasi rendah.

Tanah laterit dicirikan oleh adanya horison oxic pada kedalaman

kurang dari 1,5 m atau memilki horison candic yang jumlah mineral mudah

lapuk memenuhi syarat horison oxic. Tanah ini memiliki sifat-sifat khusus

seperti cadangan hara yang sangat rendah, kesuburan alami sangat rendah,

kandungan Al didapat tinggi, permeabilitas baik, dan tahan terhadap erosi.

Walaupun demikian beberapa jenis tanah ini (Laterit/Oxisols) misalnya dari

kelompok besar Eutrotrorrox, memilki kejenuhan basa tinggi.

Intensifnya perkembangan tanah di daerah tropika basah menyebabkan

terbentuknya tanah Laterit memiliki rongga yang sangat dalam. Tanah-tanah

ini dapat berkembang dari macam-macam bahan induk, seperti batuan beku

granit, basalt, batu pasir dan andesit. Perbedaan sifat dan jenis batuan induk

dpat dihilangkan oleh kegiatan proses perkembangan tanah, sehingga hasilnya

hampir serupa yaitu pada tanah berwarna merah, merah kuning, atau merah

cokelat yang mengandung sebagian besar lempung silikat kaolinit (1:1) yang

memilki sifat-sifat koloid rendah, dan reaksinya masam karena sebagian besar

basanya telah tercampur.

3. Tanah Pupuk (Tanah Pupuk Organik)

Pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya

terdiri atas bahan organik yang berasal dari tanaman dan atau hewan yang

telah melalui proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan

mensuplai bahan organik untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi

tanah. Definisi tersebut menunjukkan bahwa pupuk organik lebih ditujukan

kepada kandungan C-organik atau bahan organik daripada kadar haranya; nilai

C-organik itulah yang menjadi pembeda dengan pupuk anorganik. Bila C-

5

Page 6: MAKALAH PENELITIAN FISTUM

organik rendah dan tidak masuk dalam ketentuan pupuk organik maka

diklasifikasikan sebagai pembenah tanah organik.

Pupuk organik yang berasal dari kotoran hewan disebut sebagai pupuk

kandang. Kandungan unsur haranya yang lengkap seperti natrium (N), fosfor

(P), dan kalium (K) membuat pupuk kandang cocok untuk dijadikan sebagai

media tanam. Unsur-unsur tersebut penting untuk pertumbuhan dan

perkembangan tanaman. Selain itu, pupuk kandang memiliki kandungan

mikroorganisme yang diyakini mampu merombak bahan organik yang sulit

dicerna tanaman menjadi komponen yang lebih mudah untuk diserap oleh

tanaman.

Komposisi kandungan unsur hara pupuk kandang sangat dipengaruhi

oleh beberapa faktor, antara lain jenis hewan, umur hewan, keadaan hewan,

jenis makanan, bahan hamparan yang dipakai, perlakuan, serta penyimpanan

sebelum diaplikasikan sebagai media tanam.

Pupuk kandang yang akan digunakan sebagai media tanam harus yang

sudah matang dan steril. Hal itu ditandai dengan warna pupuk yang hitam

pekat. Pemilihan pupuk kandang yang sudah matang bertujuan untuk

mencegah munculnya bakteri atau cendawan yang dapat merusak tanaman.

II. 3 Deskripsi Bawang Putih (Allium sativum L.)

Klasifikasi ilmiah dari tanaman bawang putih (Allium sativum L.),

yaitu sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Sub kelas : Lilidae

Ordo : Lilliales

Famili : Liliaceae

Genus : Allium

Spesies : Allium sativum L.

6

Page 7: MAKALAH PENELITIAN FISTUM

Bawang putih (Allium sativum L.) termasuk genus Allium atau di

Indonesia lazim disebut bawang putih. Bawang putih termasuk klasifikasi

tumbuhan terna berumbi lapis atau siung yang bersusun. Bawang putih

tumbuh secara berumpun dan berdiri tegak sampai setinggi 30-75 cm,

mempunyai batang semu yang terbentuk dari pelepah-pelepah daun. Helaian

daunnya mirip pita, berbentuk pipih dan memanjang. Akar bawang putih

terdiri dari serabut-serabut kecil yang bejumlah banyak. Dan setiap umbi

bawang putih terdiri dari sejumlah anak bawang (siung) yang setiap siungnya

terbungkus kulit tipis berwarna putih. Bawang putih yang semula merupakan

tumbuhan daerah dataran tinggi, sekarang di Indonesia, jenis tertentu di

budidayakan di dataran rendah.

Bawang putih berkembang baik pada ketinggian tanah berkisar 200-

250 meter di atas permukaan laut. Curah hujan tahunannya yaitu 800 mm -

2.000 mm/tahun. Bulan basah (di atas 100 mm/bulan) 5 bulan - 7 bulan dan

bulan kering (di bawah 60 mm/bulan) 4 bulan - 6 bulan. Suhu udara yang

sesuai yaitu antara 15º C - 20º C, dengan kelembaban tinggi, dan penyinaran

sedang. Tanah yang baik adalah jenis gromosol (ultisol) dengan tekstur

lempung berpasir (gembur) dan drainasenya baik. Kedalaman air tanah yaitu

50 cm - 150 cm dari permukaan tanah dan kedalaman perakaran di atas 15 cm

dari permukaan tanah. Keasaman (pH) yang dapat ditoleransi antara 6 - 6,8

dan kesuburannya tinggi.

7

Page 8: MAKALAH PENELITIAN FISTUM

BAB III

METODE PENELITIAN

III.1 Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat

Tempat penelitian dilaksanakan di rumah peneliti Jalan Pandu V RT 19

RW 2 No 12 Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

2. Waktu

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 10 Nopember 2013 sampai

dengan tanggal 15 Desember 2013.

III.2 Instrumen Penelitian

1. Alat:

- Pot tanaman ukuran kecil 3 buah

- Sekop

- Kamera (alat dokumentasi)

- Penggaris (Alat ukur)

- Alat tulis

2. Bahan:

- Bawang putih (Allium sativum L.)

- Tanah Pasir

- Tanah Merah (laterit)

- Tanah Pupuk

III.2 Prosedur Penelitian

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2. Menyediakan 3 buah pot.

3. Mengisi pot I dengan tanah pasir

4. Mengisi pot II dengan tanah merah (laterit)

5. Mengisi pot III dengan tanah pupuk.

6. Mengisi media tanam tersebut dengan volume yang sama pada setiap pot.

8

Page 9: MAKALAH PENELITIAN FISTUM

7. Menanam 1 siung bawang putih dengan ukuran sama pada setiap masing-

masing media tanam.

8. Melakukan penyiraman setiap hari dengan volume air yang sama.

9. Meletakkan media tanam pada tempat yang cukup terkena sinar matahari,

dengan perlakuan sama pada setiap media tanam.

10. Mengamati pertumbuhan tanaman bawang putih setiap 2 minggu sekali

selama 1 bulan.

11. Menulis hasil pengamatan dan membuat tabel pengamatan.

9

Page 10: MAKALAH PENELITIAN FISTUM

BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

IV. 1 Hasil Pengamatan Pertumbuhan Bawang Putih (Allium sativum L.)

1. Tabel Pengamatan

No Perlakuan

Perubahan yang Diamati

Tinggi

Tanaman

Jumlah Daun Diameter

Batang

Mg-2 Mg-5 Mg-2 Mg-5 Mg-2 Mg-5

1 Tanah Pasir 24 55 3 8 0,7 1,1

2 Tanah Merah 16 40 3 6 0,7 1,0

3 Tanah Pupuk 3 45 - 7 O,4 1,0

*Keterangan: Satuan tinggi tanaman dan diameter batang dalam centimeter (cm) Satuan jumlah daun dalam helaian

2. Foto Pengamatan

No PerlakuanWaktu Pengamatan

Minggu ke-2 Minggu ke-5

1 Tanah pasir

10

Page 11: MAKALAH PENELITIAN FISTUM

2 Tanah merah

3 Tanah pupuk

*Keterangan: Waktu pengambilan foto dilakukan pada saat yang sama pada setiap minggu pengamatan yaitu pada sore hari sekitar pukul 16.00 WITA

11

Page 12: MAKALAH PENELITIAN FISTUM

BAB V

Foto keseluruhan media tanam ketika berumur 2 minggu*Penanaman bawang merah bukan merupakan variabel dalam pengamatan

IV. 2 Analisis Data Pertumbuhan Bawang Putih (Allium sativum L.)

Berdasarkan pengamatan terhadap pertumbuhan dan perkembangan

tanaman bawang putih (Allium sativum L.) yang merupakan kajian utama

dalam penelitian ini dan pengaruh yang muncul disebabkan adanya perbedaan

jenis tanah sebagai media tanam yaitu tanah pasir, tanah merah, dan tanah

pupuk, didapatkan bahwa tinggi tanaman, jumlah daun, dan diameter batang

bawang putih pada tiap perlakuan memperlihatkan hasil yang berbeda-beda.

Pada hari pertama yaitu pada tanggal 10 Nopember 2013, kegiatan

yang pertama dilakukan adalah pembelian dan pencarian tanah. Tanah pasir

dan tanah merah didapat di sekitar daerah rumah peneliti, sedangkan tanah

pupuk dibeli dari penjual tanaman di pasar Ahad Kertak Hanyar Banjarmasin.

Setlah tanah-tanah didapat maka dimulailah proses pengerjaan.

Proses pengerjaan dimulai setelah melakukan penanaman bawang

putih (Allium sativum L.), yang kemudian diberi air dengan volume yang sama

pada setiap masing-masing perlakuan. Selanjutnya media tanam tadi

diletakkan pada tempat yang cukup terkena sinar matahari, dengan kadar

penyinaran yang sama juga untuk setiap perlakuan. Namun jangan diletakkan

pada daerah yang terkena sinar matahari langsung, karena bawang putih hanya

dapat hidup baik pada suhu 15º-20º C saja. Lalu melakukan penyiraman satu

kali setiap hari. Pengamatan dimulai ketika tanaman bawang putih telah

berumur 2 minggu atau berumur 14 hari.

12

Page 13: MAKALAH PENELITIAN FISTUM

Pada pengamatan pertama yaitu minggu kedua setelah penanaman

dilakukan pada tanggal 24 Nopember 2013, diketahui bahwa pada tanah pasir,

bawang putih pada tanam pasir telah tumbuh cukup tinggi. Tinggi tanaman

setelah diukur yaitu 24 cm, dengan daun tumbuh sebanyak 3 helai daun dan

diameter batang telah mencapai 0,7 cm. Sedangkan pada tanah merah hanya

setinggi 16 cm, dengan jumlah daun sama yaitu 3 helai dan diameter batang

yang juga sama yaitu 0,7 cm. Lain halnya pada perlakuan tanah pupuk yaitu

baru tumbuh sekitar 3 cm, dengan diameter 0,4 cm saja dan tidak ada daun

yang tumbuh.

Berdasarkan pada hasil pengamatan pertama tanggal 24 Nopember

2013, diketahui bahwa tanaman bawang putih (Allium sativum L.) yang

berhasil tumbuh dengan baik adalah pada medium dengan perlakuan jenis

tanah pasir. Kemudian urutan berikutnya adalah tanah merah karena tinggi

tanaman lebih rendah dari perlakuan pertama. Sedangkan untuk tanah pupuk,

terlihat tanaman bawang putih baru mulai berkecambah. Padahal secara

teoritis, tanah pasir sangat tidak cocok digunakan dalam usaha pertanian dan

pembudidayaan suatu tanaman. Dan sebaliknya tanah pupuk merupakan

medium yang paling baik untuk pertumbuhan tanaman karena unsur hara yang

dikandungnya sangat lengkap. Hal demikian hanya terjadi jika dilihat dari satu

titik pandang unsur hara saja. Beberapa jenis tumbuhan tertentu perlu

dimasukkan dalam daftar tersebut dan salah satunya adalah tanaman bawang

putih. Berdasarkan literatur, salah satu syarat tumbuh yang baik bagi tanaman

bawang putih adalah jenis tanah yang tergolong lempung berpasir. Tanah jenis

ini memungkinkan udara masuk lebih banyak, dan kemungkinan terjadinya

kelebihan air sehingga muncul genangan yang mengakibatkan umbi bawang

membusuk dapat dihindari. Hal ini di dasari dari struktur tanah pasir yang

partikelnya berukuran besar (0,02-2 mm).

Pada pengamatan kedua yaitu minggu kelima setelah penanaman

dilakukan pada tanggal 15 Desember 2013, diketahui bahwa pada tanah pasir,

bawang putih tumbuh semakin tinggi. Tinggi tanaman setelah diukur menjadi

55 cm, dengan daun tumbuh menjadi sebanyak 8 helai daun dan diameter

13

Page 14: MAKALAH PENELITIAN FISTUM

batang telah mencapai 1,1 cm. Sedangkan pada tanah merah hanya setinggi 40

cm, dengan jumlah daun sebanyak 6 helai dan diameter batang yaitu 1,0 cm.

Pada pengamatan kedua ini, perlakuan tanah pupuk memperlihatkan data

pertumbuhan yang menakjubkan, karena hampir mampu mengimbangi

pertumbuhan bawang putih pada 2 perlakuan lainnya, tinggi tanaman menjadi

45 cm, daun sebanyak 7 helai dan dengan diameter 1,0 cm.

Berdasarkan pada hasil pengamatan kedua tanggal 15 Desember 2013,

diketahui bahwa tanaman bawang putih (Allium sativum L.) yang berhasil

tumbuh dengan baik juga masih pada medium dengan perlakuan jenis tanah

pasir. Kemudian urutan berikutnya berubah menjadi pada perlakuan tanah

pupuk karena tinggi tanaman hanya sedikit lebih rendah dari perlakuan

pertama. Sedangkan tanah merah turun menjadi urutan ketiga, terlihat tinggi

tanaman bawang putih lebih rendah dari 2 perlakuan lainnya. Menurut

pandangan secara teoritis, pada pengamatan kedua ini telah terbukti, bahwa

tanah pupuk merupakan tanah yang baik digunakan untuk bercocok tanam

karena kandungan unsure haranya lengkap. Walaupun tanah pasir yang lebih

unggul diantara keduanya dan masih bertentangan dengan pernyataan bahwa

tanah pasir sangat tidak cocok digunakan dalam usaha pertanian dan

pembudidayaan suatu tanaman. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa beberapa

jenis tumbuhan tertentu perlu dimasukkan dalam daftar tersebut dan salah

satunya adalah tanaman bawang putih. Berdasarkan literatur, salah satu syarat

tumbuh yang baik bagi tanaman bawang putih adalah jenis tanah yang

tergolong lempung berpasir. Tanah jenis ini memungkinkan udara masuk lebih

banyak, dan kemungkinan terjadinya kelebihan air sehingga muncul genangan

yang mengakibatkan umbi bawang membusuk dapat dihindari. Hal ini di

dasari dari struktur tanah pasir yang partikelnya berukuran besar (0,02-2 mm).

Sedangkan dilihat dari faktor lingkungan (luar), hal ini mungkin

dipengaruhi oleh suhu, intensitas cahaya, kelembaban dan lain-lain. Oleh

karena itu, faktor dalam dan faktor luar (lingkungan) tersebut sangat berperan

dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Apabila faktor-faktor tersebut

tidak diperhatikan dengan baik, maka pertumbuhan dan perkembangan

14

Page 15: MAKALAH PENELITIAN FISTUM

tanaman pasti akan terganggu dan akan menghasilkan tanaman yang kurang

baik.

Faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan

produksi tanaman bawang putih (Allium sativum L.) antara lain: iklim yang

meliputi cahaya, suhu udara, lingkungan atmosfir (CO2, O2 dan kelembaban)

dan lingkungan perakaran (fisik, kimia, dan air) (Salisbury dan Ross, 1992).

Adanya air dan udara di dalam tanah sangat diperlukan oleh tanaman.

Tetapi kedua komponen tersebut dalam tanah bersifat komplemen, artinya

apabila tanah banyak mengandung air maka kandungan udaranya sedikit dan

manakala tanah menjadi kering, hampir semua pori-pori tanah yang ditempati

udara oleh sebab itu adanya air dalam tanah tertentu menjamin pertumbuhan

tanaman yang baik, sebab bila air berlebihan, tanah tidak mengandung udara

lagi.

Jadi menurut penelitian, menunjukkan bahwa semakin tinggi kadar

udara dalam tanah, maka pertumbuhan tanaman bawang putih (Allium sativum

L.) akan semakin membaik dan akan tumbuh semakin tinggi. Keberadaan

udara pada tanah akan mempengaruhi kerapatan dan kepadatan struktur tanah.

Perkembangan akar yang sehat serta proses pernafasan udara oleh akar

menjadi tolak ukur dari baik atau tidaknya aerasi udara pada struktur tanah

tertentu.

Akan tetapi kadar udara tersebut juga tidak boleh berlebihan, artinya

apabla terlalu banyak akan menyebabkan air tidak dapat meresap ke dalam

tanah. Jika air tidak meresap dalam tanah maka unsur-unsur hara yang

terkandung dalamnya juga tidak akan dapat diserap oleh akar tanaman.

Berdasarkan literature unsur hara tanah yang diperlukan terdiri dari unsur

makro (yang diperlukan dalam jumlah banyak) meliputi N, P, K, Ca, Mg, dan

S, dan unsur mikro (yang diperlukan dalam jumlah sedikit) meliputi Fe, Mn,

B, Mo, Cu, Zn, dan Cl. Berdasarkan dari data penelitian diatas, tanah yang

paling baik digunakan dalam penanaman bawang putih (Allium sativum L.)

adalah tanah pasir atau tanah berpasir.

15

Page 16: MAKALAH PENELITIAN FISTUM

BAB V

PENUTUP

V. 1 Kesimpulan

1. Media tanam dapat didefinisikan sebagai kumpulan bahan atau substrat

tempat tumbuh benih yang disebarkan atau ditanam. Sebagai media tanam,

tanah menyediakan faktor-faktor utama untuk pertumbuhan tanaman.

2. Faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan

produksi tanaman bawang putih (Allium sativum L.) selain media tanam

antara lain: iklim meliputi cahaya, suhu udara, lingkungan atmosfir (CO2,

O2 dan kelembaban) dan lingkungan perakaran (fisik, kimia, dan air)

3. Penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi kadar udara dalam tanah,

maka pertumbuhan tanaman bawang putih (Allium sativum L.) akan

semakin membaik dan akan tumbuh semakin tinggi. Keberadaan udara

pada tanah akan mempengaruhi kerapatan dan kepadatan struktur tanah.

Perkembangan akar yang sehat serta proses pernafasan udara oleh akar

menjadi tolak ukur dari baik atau tidaknya aerasi udara pada struktur tanah

tertentu.

4. Tanah yang paling baik digunakan dalam penanaman bawang putih

(Allium sativum L.) adalah jenis tanah pasir atau tanah berpasir.

V. 2 Saran

16

Page 17: MAKALAH PENELITIAN FISTUM

1. Perlunya pengkajian yang lebih mendalam lagi tentang pertumbuhan dan

perkembangan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

2. Penerapan konsep pertumbuhan dan perkembangan dalam kehidupan

sehari-hari.

3. Keberadaan referensi dan acuan sumber pembelajaran yang lebih

sistematis dan rinci.

DAFTAR PUSTAKA

Rukamana, Rahmat. 1995. Budidaya Bawang Putih. Kanisius : Yogyakarta

Salisbury, F. B. and C. W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 1, 2, dan 3 (Terjemahan Diah R. Lukman dan Sumaryono). Penerbit ITB. Jakarta

Sasmitahardja, D, dkk. 1996. Fisiologi Tumbuhan. ITB : Bandung

Soerodikosoemo, Wibisono, dkk..2001. Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan . Universitas Terbuka: Jakarta

Anonym. 2013. http://www.alamtani.com/pupuk-organik.html (diakses tanggal 14 Desember 2013)

Anonym. 2012. http://www.bawangputih.org/bawang-putih-allium-sativum/ (diakses tanggal 14 Desember 2013)

Balitbang. 2011. http://balittanah.litbang.deptan.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=563%3Ahayati&catid=65%3Ainovasi&Itemid=263 (diakses tanggal 14 Desember 2013)

17